BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan 1. Profil Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Nama Sekolah Alamat : SMP Negeri 2 Bayang : Jl. Bundo kandung No. 77 Pasar Baru, Bayang, Jumlah Siswa : 556 Tahun didirikan : 1979 Kabupaten Pesisir Selatan Status Tanah Luas tanah : Pemerintah : 8307m2 2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Visi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Unggul dalam Prestasi Berlandaskan Iman dan Takwa Adapun misi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang adalah: a. Meningkatkan dan mengembangkan isi kurikulum b. Meningkatkan dan mengembangkan tenaga pendidik dan kependidikan c. Meningkatkan standar kelulusan d. Meningkatkan standar proses pembelajaran e. Meningkatkan dan menegmbangkan fasilitas pendidikan

2 f. Meningkatkan latihan praktek ibadah dan pembiasaan akhlak mulia g. Meningkatkan prestasi akademik h. Meningkatkan pengembangan kegiatan ekstrakurikuler i. Meningkatkan mutu kelembagaandan manajemen afektif j. Mengembangkan dan meningkatkan lingkungan yang asri, nyaman dan kondusif. 3. Administrasi dan Personalia Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Kepala Sekolah Waka Kurikulum Waka Sarpras Waka Kesiswaan Pembina Osis Kepala Labor : Alwis, S.Pd : Asrizal S.Pd : Dra. Yuhelsi Aziz : Irwan Uspia, S.Pd : Yuharni, S.Pd : Hj. Munasniarti, S.Pd 4. Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Ruang Kepala Sekolah : 1 Ruang Guru : 1 Perpustakaan : 1 Laboratarium : Labor IPA: 2 Labor Computer: 1 Ruang Bp/Bk : 1 Ruang Belajar : Kelas VII: 7, Kelas VIII : 8 Dan Kelas IV:7 Kantin :6

3 Musallah :1 Wc : Siswa 2, Guru 2 Pada deskripsi hasil penelitian ini, Peneliti akan memaparkan hasil penelitian tentang Implementasi penilaian autentik pada bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas VII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Adapun pembahasannya sebagai berikut. B. Perencanaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Penilaian dalam proses pendidikan merupakan komponen yang tidak dapat dipisahkan dari komponen lain, khususnya pembelajaran. Penilaian merupakan proses pengumpul an dan pengolahan informasi untuk mengukur penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil belajar dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan. Setelah mengetahui kelemahan dan kekuatanya, guru dan siswa memiliki arah yang jelas mengenai apa yang harus diperbaiki dan dapat melakukan refleksi mengenai apa yang dilakukanya dalam proses pembelajaran. Bagi guru, hasil penilaian dapat digunakan sebagai dasar dan arah pengembangan pembelajaran remedial atau program pengayaan bagi

4 peserta didik yang membutuhkan, serta memperbaiki Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan proses pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Penilaian yang akan dilakukan adalah penilaian autentik, penilaian yang terdapat pada kurikulum Penilaian autentik adalah bentuk penilaian yang menghendaki peserta didik menampilkan sikap, menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari pembelajaran dalam melakukan tugas pada situasi yang sesungguhnya. Dalam melakukan penilaian seorang guru harus memahami proses penilaian mulai dari perencanaan sampai pada pelaporan nilai itu sendiri. Proses perencanaan dan persiapan pembelajaran merupakan persyaratan utama dalam rangka menentukan keberhasilan kegiatan belajar. Keberhasilan suatu pembelajaran diawali dengan perencanaan yang sangat matang. Bila perencanaan dilakukan dengan baik, maka 50% keberhasilan sudah tercapai dan 50% lagi terletak pada pelaksanaan. Sama halnya dengan penilaian yang harus melewati serangkaian perencanaan sebelum melakukan penilaian. Pada SMP Negeri 2 Bayang kegiatan persiapan atau perencanaan penilaian dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Perencanaan penilaian dilakukan dengan mengacu kepada standar yang telah ada agar hasil penilaianya akurat dan dapat dipercaya. Pentingnya membuat rencana penilaian menurut Ibu Desi Susanti adalah Perencanaan merupakan suatu hal yang sangat penting apalagi bagi guru dalam membuat perencanaan penilaian supaya penilaian dapat terlaksana secara efektif, juga rencana penilaian merupakan langkah terencana yang

5 dijadikan pedoman atau acuan bagi guru selama kegiatan penilaian berlangsung. 1 Hal senada juga diungkapkan oleh Asrizal selaku Wakil kepala bidang kurikulum, mengatakan bahwa: Perencanaan penilaian sangat penting sama halnya dengan perencanaan pembelajaran. Perencanaan yang akan menentukan jalanya pelaksanaan penilaian. perencanaan penilaian dibuat pada awal semester bukan hanya untuk penilaian bahkan semua yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran dibuat pada awal semester. 2 Berdasarkan hasil wawancara dapat peneliti simpulkan bahwa perencanaan penilaian sangat penting dan perencanaan penilaian dibuat oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai pedoman dalam pelaksanaan penilaian. Melakukan penilaian hasil belajar perlu mengacu kepada stándar yang telah ditetapkan, sehingga menghasilkan informasi yang akurat. Adapun standar perencanaan penilaian adalah sebagai berikut: 3 a. Guru harus membuat rencana penilaian secara terpadu dengan mengacu kepada silabus dan rencana pembelajaranya. Perencanaan penilaian setidak-tidaknya meliputi komponen yang akan dinilai, teknik yang akan digunakan serta kriteria pencapaian kompetensi. b. Guru harus mengembangkan kriteria pencapaian Kompetensi Dasar (KD) sebagai dasar untuk penilaian. 1 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Mei Asrizal, Wakil Kepala Bidang Kurikulum, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Juli Kunandar, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), Ed, Revisi, h

6 c. Guru menentukan teknik dan instrumen penilaian sesuai pencapaian (KD). d. Guru harus menginformasikan seawal mungkin kepada peserta didik tentang aspek-aspek yang dinilai dan kriteria pencapaianya. e. Guru menuangkan seluruh komponen penilaian ke dalam kisi-kisi penilaian. f. Guru membuat instrumen berdasarkan kisi-kisi yag telah dibuat dan dilengkapi dengan pedoman penskoran sesuai dengan teknik penilian yang digunakan. g. Guru menganalisis kualitas instrumen penilaian dengan mengacu pada persyaratan instrumen serta menggunakan acuan kriteria. h. Guru menetapkan bobot untuk tiap-tiap teknik/jenis penilaian baik untuk KI 1 dan 2 dan KI 3 dan 4 dan menetapkan rumus penentuan nilai akhir hasil belajar peserta didik. i. Guru menetapkan acuan kriteria yang akan digunakan berupa nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk dijadikan rujukan dalam pengambilan keputusan. Mengingat ada beberapa langkah yang harus diperhatikan oleh guru dalam membuat perencanaan penilaian. Perencanaan yang baik apabila dalam membuat perencanaan mengikuti stándar yang telah ditetapkan, apabila salah satunya terlupakan maka akan berdampak pada pelaksanaan penilaian itu sendiri. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI Desi Susanti mengenai perencanaan penilaian yang dilakukan beliau mengatakan:

7 Membuat perencanaan penilaian hal pertama yang saya lakukan itu tentu mengkaji silabus dan RPP. Silabus dan RPP merupakan acuan pertama dalam membuat perencanaan penilaian. Dari silabus dan RPP baru saya bisa menetapkan komponen apa saja yang akan dinilai dan teknik apa yang pas digunakan dalam penilaian tersebut. 4 Selanjutnya, saya mengembangkan kriteria pencapaian kompetensi dasar (KD) menjadi indikator pencapaian hasil belajar peserta didik. Indikator pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar merupakan acuan yang digunakan untuk melakukan penilaian dengan memperhatikan perkembangan dan kemampuan setiap peserta didik. 5 Kemudian, saya menentukan teknik dan instrumen penilaian sesuai indikator pencapaian kompetensi dasar (KD). Menentukan teknik yang akan digunakan itu tentu melihat ruang lingkup materi, karaktristik materi, agar antara materi yang akan dinilai sesuai dengan teknik yang akan digunakan. Begitu juga dengan instrumen yang saya buat berdasarkan materi yang dipelajari. 6 Selanjutnya, sebelum melakukan penilaian terlebih dahulu saya memberitahu peserta didik tentang bagaimana penilaian yang akan dilakukan. Saya menginformasikan pada peserta didik bahkan pada awal masuk sekolah. saya memberi gambaran langsung kepada peserta didik aspek yang akan dinilai dan bagaimana cara saya melakukan penilaian. Misalnya, pada awal pertemuan saya menginformasikan pada peserta didik bahwa aspek yang akan dinilai ada tiga yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Penilaianyapun dengan teknik yang berbeda-beda. Saya jelaskan secara rinci kepada peserta didik. 7 Mempermudah dalam membuat instrumen penilaian tentu saya membuat kisi-kisi berdasarkan kriteria pencapaian kompetensi dasar. Kisi-kisi berfungsi sebagai panduan dan acuan dalam penulisan soal. Dari kisi -kisi yang telah dibuat saya membuat soal sesuai teknik yang digunakan dan dilengkapi dengan pedoman penskoran. 8 Setelah instrumen penilaian dibuat saya menganalisis instrumen penilian dengan mengacu pada persyaratan instrumen serta menggunakan acuan 4 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Mei Ibid 6 Ibid 7 Ibid 8 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 18 Mei 2017

8 kriteria. Dalam hal ini saya menganalisisnya tidak secara detail hanya berdasarkan perkiraan saja. 9 Selanjutnya, saya menetapkan bobot dan rumus penentuan nilai akhir hasil belajar peserta didik. Dalam menetapkan bobot itu pada tiap-tiap teknik atau jenis penilaian. 10 Sebagai rujukan dalam menentukan tuntas tidaknya hasil belajar siswa maka saya menetapkan nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM). Nilai inilah yang menjadi acuan dalam pengambilan keputusan. Pada SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sendiri nilai KKM nya yaitu Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa guru Desi Susanti dalam membuat perencanaan penilaian kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan terbilang sudah cukup baik, yaitu dengan mengkaji silabus dan dituangkan dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), membuat indikator sesuai dengan tuntutan kompetensi dasar (KD), menyusun kisi-kisi, mengembangkan soal sesuai dengan kisi-kisi yang telah dibuat dengan pedoman penskoran, menetapkan bobot untuk tiap-tiap teknik atau jenis penilaian, menetapkan rumus penentuan nilai akhir hasil belajar peserta didik, menetapkan acuan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), menginformasikan kepada peserta didik aspek-aspek yang akan dinilai dan menganalisis terlebih dahulu kualitas instrumen. 9 Ibid 10 Ibid 11 Ibid

9 Membuat perencanaan penilaian seorang guru juga menetapkan teknik dan instrumen yang akan digunakan dalam penilaian dan disesuaikan dengan karaktristik materi pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi dan memuat ketiga ranah yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI Desi Susanti mengenai teknik penilaian yang digunakan beliau mengatakan: Sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang memiliki tiga kompetensi yang harus dinilai mengingat kurikulum sebelumnya masih kurang optimal maka pada penilaian ini harus ditekankan. Pada penilaian sikap teknik penilaian ada observasi, penilaian diri, penilaian antar teman, dan jurnal. Penilaian pengetahuan ada ujian tulisan, ujian lisan, dan penugasan. Sedangkan penilaian keterampilan portofolio dan unjuk kerja/performance. 12 Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa guru Desi Susanti sudah menetapkan teknik penilaian dalam tiga kompetensi yang akan dinilai. Ketiga kompetensi tersebut memuat beberapa teknik dan sudah dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) diantaranya kompetensi sikap ada observasi, penilaian diri, penilaian antar teman dan jurnal. Kompetensi pengetahuan ujian tulisan, ujian lisan dan penugasan dan kompetensi keterampilan portofolio, dan unjuk kerja/performance. Perencanaan penilaian autentik melewati serangkaian proses. Dalam hal ini tentu ada hambatan-hambatan yang ditemui dalam membuat perencanaan penilaian. Seharusnya guru harus jeli dalam mengatasi hambatan yang ia temui. 12 Desi Susanti, Op cit, 10 Mei 2017

10 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Desi Susanti mengenai hambatan dalam membuat perencanaan penilaian beliau mengatakan: Alhamdulillah, Saya membuat perencanaan penilaian tidak menemui hambatan. Saya membuatnya dengan lancar, itu karena saya sudah banyak mendapat pelajaran yang berkaitan dengan kurikulum 2013 termasuk penilaian autentik. Kalaupun ada hambatan hanya sedikit dan itu bisa teratasi dengan bantuan dari guru lain. Ditambah lagi sudah banyak mengikuti pelatihan, workshop, yang berkenaan dengan kurikulum Dan didukung juga dengan buku guru yang menjadi pedukung dalam membuat perencanaan penilaian. 13 Secara keseluruhan perencanaan penilaian autentik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan sudah terencana dengan baik, sudah mengikuti standar yang ada sesuai dengan kurikulum A. Pelaksanaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Kelas VII di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan Penilaian autentik merupakan penilaian yang diberlakukan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 yang menghendaki pelaksanaan penilaianya secara menyeluruh mulai dari input, proses dan output yang terdiri tiga aspek yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan. Sebenarnya penilaian autentik sudah ada pada kurikulum sebelumnya hanya saja implementasi dilapangan belum secara optimal. Melalui kurikulum 2013 ini penilaian autentik menjadi 13 Ibid

11 penekanan yang serius di mana guru dalam penilaian benar-benar memperhatikan penilaian autentik. Perbedaan pelaksanaan penilaian autentik dengan penilaian sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah terletak pada ranah yang harus dinilai pada penilaian autentik memperhatikan keseimbangan penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan dan menilai mulai dari input sampai output. Sedangkan penilaian yang ada di Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lebih menekankan pada pengetahuanya saja dan sikapnya kurang diperhatikan ditambah lagi dalam pembelajaranya lebih berpusat pada guru, siswa hanya menerima apa yang diajarkan oleh guru tersebut. Penilaian autentik sudah diterapkan di SMP Negeri 2 Bayang pada semua mata pelajaran termasuk Bidang Studi Pendidikan Agama Islam. Penilaian autentik diterapkan sejalan dengan diberlakukanya kurikulum 2013 oleh pemerintah lebih kurang empat tahun. Pada awalnya baik guru maupun siswa agak mengeluhkan penilaian yang berlaku mengingat penilaianya yang begitu rumit sehingga menjadi beban tersendiri oleh guru di tambah lagi jadwal mengajar yang padat. Begitu juga dengan siswa yang menerima tugas yang banyak dari guru. Pelaksanaan penilaian autentik harus mengacu pada prosedur yang sesuai dengan rencana penilaian yang telah disusun pada awal kegiatan pembelajaran. Pelaksanaan penilaian meliputi tiga ranah yang dinilai sikap,

12 pengetahuan dan keterampilan dan dilakukan secara menyeluruh mulai dari input, proses, dan output. Bedasarkan observasi dan pengamatan yang penulis lakukan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam melaksanakan pembelajaran terlihat guru melakukan penilaian dari segi sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Namun, dari beberapa teknik yang telah tercantum dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ada yang tidak dilaksanakan oleh Guru Pendidikan Agama Islam (PAI). 14 Pernyataan ini dibenarkan oleh wawancara yang penulis lakukan dengan guru bidang studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Desi Susanti mengenai pelaksanaan penilaian autentik beliau mengatakan: Penilaian kompetensi sikap merupakan penilaian yang melihat dari segi sikap peserta didik dalam proses belajar maupun di luar jam pelajaran berlangsung. Penilaian kompetensi sikap terbagi menjadi dua spiritual dan sosial. teknik yang saya gunakan yaitu observasi dan jurnal. Sebenarnya dalam kompetensi sikap banyak teknik yang bisa digunakan ada penilaian diri, penilaian antar teman, observasi, jurnal dan wawancara. Tapi dalam hal ini saya hanya menggunakan dua teknik saja. Dikarenakan waktu yang tidak memungkinkan untuk melakukan penilaian dengan banyak teknik. Instrumen dari observasi berupa lembar pengamatan dan jurnal juga berupa lembar pengamatan dan bisa dikatakan catatan yang berkesinambungan dari hasil observasi. Mengenai kompetensi sikap penilaian yang saya lakukan bukan hanya pada waktu belajar atau di dalam kelas saja namun juga di luar kelas." Penilaian kompetensi pengetahuan yang saya lakukan adalah dengan tes tertulis ujian ulangan harian, ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Tes lisan dengan pretest dan postest. Dan juga ada penugasan yaitu soal uraian Mei Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Pengamatan Langsung, Tanggal Tanggal 11

13 dan pilihan ganda yang ada dalam buku siswa dan disuruh siswa mengerjakanya bisa di sekolah dan juga dijadikan pekerjaan rumah. Penilaian kompetensi keterampilan yang saya lakukan yaitu portofolio dan unjuk kerja/performance. Penilaian dengan portofolio biasanya saya menugaskan pada peserta didik mencari gambar yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari pada bab berikutnya disertai dengan komentar siswa. Saya member kebebasan dalam mencarinya bisa dicari dari internet, koran, dan majalah sesuai dengan materi yang akan dipelajari. Misalnya minggu besok pelajaranya masuk pada bab sikap terpuji di dalamnya ada jujur, amanah dan istiqomah dan siswa harus mencari gambar dari ketiga topik dan langsung memberi komentar dengan tulisan tangan. Sedangkan penilaian unjuk kerja/perpormance biasanya dilakukan dengan praktek yang dilakukan oleh peserta didik yang di simak langsung oleh saya sendiri. Misalnya pada materi solat berjamaah nah siswa di bagi dalam beberapa kelompok ditentukan siapa imam, makmum dan makmum masbuk setiap kelompok mempraktekkan solat berjamaah yang dilaksanakan di Mushalla sekolah. Dari situ saya menilai kompetensi keterampilan dengan teknik unjuk kerja/perpormance. 15 Penilaian input yang saya lakukan yaitu pada awal sebelum proses belajar mengajar dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal peserta didik terhadap materi yang akan dipelajari. Penilaian input dilakukan melalui pre tes dengan mengadakan tanya jawab terlebih dahulu dengan peserta didik tentang materi yang akan dipelajari. Penilaian proses adalah penilaian yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Penilaian dilakukan secara individu dan kelompok. Tekniknya pengamatan waktu diskusi kelompok, mengerjakan soal latihan dengan tujuan untuk mengukur keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar berlangsung. Sedangkan penilaian output yaitu penilaian yang dilakukan setelah proses belajar mengajar berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat pencapaian kompetensi peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Penilaian output dilaksanakan dengan penilaian ulangan harian, ujian tengah semester, ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas. 16 Berdasarkan hasil observasi dan wawancara tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII sudah menilai peserta didik dengan memuat tiga kompetensi yang harus dinilai 15 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 18 Mei Desi Susanti, Op cit,18 Mei 2017

14 dalam penilaian autentik sesuai dengan kurikulum Teknik yang digunakan dari ketiga kompetensi juga sudah beragam seperti kompetensi sikap ada observasi, dan jurnal namun teknik ada teknik yang sudah tertuang dalam RPP tidak dilaksanakan seperti penilaian diri, penilaian antar teman, dan wawancara. Kompetensi pengetahuan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) menggunakan teknik tes tertulis, tes lisan, dan penugasan, ini sudah sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kompetensi keterampilan menggunakan teknik portofolio dan unjuk kerja ini juga sudah sesuai dengan teknik yang tertuang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) harus memeriksa hasil kerja siswa dan mengembalikanya kepada peserta didik dan guru juga memberikan umpan balik atau komentar yang bersifat mendidik kepada peserta didik. Sehingga peserta didik bisa menilai kelemahan dan kelebihanya. Berdasarkan observasi atau pengamatan yang peneliti lakukan bahwa guru memberikan hasil ujian peserta didik seminggu setelah ujian dan sebelum masuk pada materi baru guru memberi umpan balik kepada peserta didik berupa menjawab pertanyaan hasil ujian secara bersama-sama. Dan memberi komentar yang bersifat mendidik. 17 Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI Desi Susanti mengenai pelaksanaan penilaian autentik beliau mengatakan: Mei Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Pengamatan Langsung, Tanggal Tanggal 10

15 Setelah melaksanakan ujian, seminggu setelahnya hasil ujian peserta didik dibagikan pada pelajaran PAI dan sebelum lanjut ke materi selanjutnya saya memberi umpan balik berupa mengkaji dan menjawab satu persatu soal ulangan tersebut sekaligus meluruskan jawaban bersama peserta didik. 18 Hasil penilaian yang telah dilakukan dibandingkan dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditentukan sebelumnya dan dianalisis beberapa peserta didik yang sudah tuntas dan peserta didik yang belum tuntas. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMP Negeri 2 Bayang yaitu 75. Jika ada siswa yang belum tuntas itu diadakan remedial dan yang sudah tuntas diberi pengayaan. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru PAI Desi Susanti mengenai pelaksanaan penilaian autentik beliau mengatakan: KKM atau kriteria ketuntasan minimal adalah patokan dari tuntas dan tidaknya nilai yang siswa dapat dari penilaian yang dilakukan misalnya nilai UH, nah dari situ dapat dilihat apakah siswa tersebut sudah tuntas atau belum. Jika belum tuntas atau tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka diadakanlah remedial dan yang sudah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) itu diberi pengayaan. 19 Pelaksanaan penilaian autentik yang terbilang sudah lama diterapkan di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Namun tidak bisa dipungkiri guru yang melaksanakanya menemui hambatan dalam pelaksanaanya. Baik itu hambatan datang dari siswa, sarana dan prasarana maupun guru yang bersangkutan itu sendiri. 18 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 19 Mei Desi Susnati, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 10 Juli 2017

16 Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Desi Susanti mengenai pelaksanaan penilaian autentik beliau mengatakan: Tentu ada beberapa hambatan yang saya temui dalam pelaksanaan penilaian autentik seperti jam mengajar yang padat, keterbatasan waktu, mengingat instrumen yang digunakan dalam penilaian banyak jadi tidak cukup waktunya dan guru juga harus menilai siswa satu persatu. 20 Hal senada juga diungkapkan oleh Asrizal selaku Wakil kepala bidang kurikulum, mengatakan bahwa: Pelaksanaan penilaian autentik masih menemukan hambatan baik itu dari guru maupun dari siswa. Penilaian autentik ini sedikit rumit dan memerlukan waktu yang banyak, dan juga kemampuan guru dalam menilai siswa satu persatu. Meskipun penerapan penilaian autentik sudah terbilang lama diterapkan tapi masih ada saja kendala. Cara mengatasinya itu dengan melakukan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan rajin mengikuti pelatihan yang diadakan pamerintah tentang kurikulum Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa dalam pelaksanaan penilaian autentik ini masih menemukan hambatanhambatan walaupun penerapan penilaian autentik ini sudah tergolong lama diterapkan dan hambatanya tidak hanya dari siswa tapi dari guru itu sendiri. Berdasarkan wawancara dan observasi yang peneliti lakukan bahwa pelaksanaan penilaian autentik yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas VII masih belum maksimal itu dikarenakan dalam memanfaatkan teknik yang digunakan dalam penilaian masih ada yang tidak 20 Desi Susanti, Guru Bidang Studi PAI, Wawancara Pribadi, Tanggal 11 Mei Asrizal, Op cit 10 Juli 2017

17 dilaksanakan padahal sudah ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal itu disebabkan kurangnya waktu dalam pelaksanaanya. B. Hasil Belajar Peserta Didik dengan Menggunakan Penilaian Autentik Kurikulum 2013 pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 2 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Hasil belajar siswa pada Kurikulum 2013 menekankan pada kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan. Hasil belajar pengetahuan adalah hasil belajar yang berkenaan dengan kemampuan peserta didik. Pada kompetensi ini erat hubungannya dengan akal atau otak pikiran manusia. Misalnya seperti memahami, menterjemahkan, menafsirkan, mendefinisikan dan lain sebagainya. Hasil belajar sikap berkenaan dengan perasaan, minat, perhatian, keinginan, penghargaan dan lain-lain. Manakala seseorang dihadapkan kepada objek tertentu, misalnya bagaimana sikap siswa pada waktu belajar di sekolah terutama pada waktu guru mengajar. Hasil Belajar keterampilan adalah hasil belajar yang berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak setelah ia menerima pengalaman belajar tertentu. Penerapan kurikulum 2013 dengan bentuk penilaian autentik diharapkan ada kemajuan pada hasil belajar peserta didik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Desi Susanti mengenai hasil belajar peserta didik beliau mengatakan:

18 Kompetensi penilaian ada tiga sikap, pengetahuan dan keterampilan. Kalau dilihat dari sikap siswa setelah penilaian autentik diterapkan dan siswa tahu bahwa apa-apa saja yang menjadi penilaian oleh guru. Sikap siswa dalam proses belajar maupun diluar jam pelajaran terlihat bahwa ada pengaruh dan hasilnyapun berdampak positif karena siswa takut dengan nilainya. Namun, kebanyakan peserta didik banyak yang mencari perhatian agar nilai sikapnya bagus. Kalau penilaian pengetahuan berdasarkan nilai ulangan harian dan penugasan itu nilainya 90% berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan yang gagal paling cuma tiga atau empat. Sedangkan penilaian keterampilan juga menunjukkan hasil yang baik. Penilaian keterampilan yang menggunakan teknik unjuk kerja dalam pembelajaran sangat berpengaruh pada siswa dan hal itu karena materi yang diajarkan tidak hanya berdasarkan teori saja tetapi praktek langsung. Kalau dilihat hasil belajar siswa secara keseluruhan dengan penilaian autentik mengalami peningkatan baik itu sikap, pengetahuan dan keterampilanya. Hal ini tidak terlepas dari beragamnya teknik yang digunakan dalam penilaian tersebut. 22 Hal ini sesuai dengan dokumentasi berupa nilai siswa yang peneliti dapatkan bahwa nilai siswa rata-rata berada di atas Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM). Berdasarkan hasil wawancara dan dokumentasi dapat peneliti simpulkan bahwa nilai peserta didik dengan menggunakan penilaian autentik rata-rata berada di atas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Menentukan tuntasnya seorang siswa pada penilaian autentik tidak dengan teman sekelasnya tapi dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang menjadi patokan. Setiap sekolah menetapkan kriteria ketuntasan minimal. Jika nilai peserta didik di bawah KKM maka ia dinyatakan belum tuntas dan jika diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka ia bisa dikatakan sudah tuntas. Pada SMP Negeri 2 Bayang Kriteria Ketuntasan 22 Ibid

19 Minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75 dan setiap siswa harus menjadikan nilai 75 atau diatasnya menjadi patokan tuntas dan tidak. Jika ada peserta didik yang tidak tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka dilakukan remedial atau perbaikan nilai. Begitu juga bagi yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) maka diberi pengayaan. Remedial diadakan bagi yang belum tuntas itu bisa dilakukan diluar waktu afektif atau diluar jam mata pelajaran bisa sesudah pulang dan terlebih dahulu guru menginformasikan pada peserta didik kapan remedial dilakukan. Sebelum remedial peserta didik disuruh mempelajari terlebih dahulu materi yang akan diremedialkan sehingga peserta didik bisa memperbaiki nilainya yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) tersebut. Sedangkan bagi peserta didik yang tuntas itu diberi pengayaan berupa mencari bahan pelajaran diluar sekolah atau mencari contoh lain dari yang ada di buku siswa. Hal ini berdasarkan wawancara dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) Desi Susanti Adapun tindak lanjut bagi peserta didik yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) itu di lakukan remedial sehingga nilainya tidak merah di lapor dan yang tuntas atau mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) itu diberi pengayaan berupa mencari bahan pelajaran di luar jam belajar di kelas. Misalnya belajarnya pada hari itu tentang jujur, amanah dan istiqomah. Nah, siswa disuruh mencari contoh ketiga sifat terpuji itu selain dari contoh yang ada di buku siswa seperti di Koran, internet, dan bisa contoh dalam kehidupan sehari-hari. 23 Tindak lanjut yang dilakukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa cukup efektif dilakukan. Mengingat seperti remedial itu berarti memperbaiki 23 Ibid

20 nilai bisa dibilang setelah di laksanakanya remedial rata-rata nilainya semakin bagus artinya sudah melalmpaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan jadi itu sangat terbantu untuk siswa yang nilainya dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pengayaan juga dapat menambah pengetahuan siswa yang tidak didapatkanya dalam kelas.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum

BAB 1 PENDAHULUAN. sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penilaian merupakan salah satu hal yang tidak dapat terlepas dari sebuah kurikulum, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung BAB V PEMBAHASAN A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung Dalam melaksanakan suatu kegiatan tentunya harus sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 40 B. TUJUAN 40 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 40 D. UNSUR YANG TERLIBAT 41 E. REFERENSI 41 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 41 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 44 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman wawasan dan landasan kependidikan 196 V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan paparan data dan pembahasan sebelumnya, maka dapat dikemukakan simpulan, implikasi dan saran dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Pemahaman

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah /

BAB V PEMBAHASAN. akhir ini dilakukan di SMP Negeri 2 Ngimbang dengan nomor Statistik Sekolah / BAB V PEMBAHASAN A. Kurikulum di SMPN 2 Ngimbang Lamongan Analisis data pada bab ini didasarkan pada data penelitian lapangan yang telah dibahas pada bab 4 dengan kajian teori pada bab 2. Penelitian untuk

Lebih terperinci

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi.

Lampiran I. Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. Lampiran I Hasil Observasi RPP Berpendekatan Saintifik pada Materi Menulis Teks Prosedur Siswa Kelas VII CI di SMP Negeri 1 Kota Jambi. NO Aspek yang diamati Ada ( ) 1. Nama Institusi / Sekolah Keterangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini masuk pada era globalisasi yang menuntut adanya perubahan di segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Perubahan dalam bidang pendidikan dilakukan sebagai

Lebih terperinci

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado BAB IV IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado Pembahasan ini akan menguraikan tentang Kriteria Ketuntasan Minimal

Lebih terperinci

Document Title KATA PENGANTAR

Document Title KATA PENGANTAR Document Title Page 1 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Evaluasi dalam pendidikan merupakan salah satu komponen yang tak kalah penting dengan proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran dipandang sebagai proses perubahan

Lebih terperinci

BAB VI PENUTUP. berbagai pihak yang berkaitan dengan implementasi Authentic Assessment dalam

BAB VI PENUTUP. berbagai pihak yang berkaitan dengan implementasi Authentic Assessment dalam 178 BAB VI PENUTUP Pada bab ini dipaparkan tentang kesimpulan yang ditarik dari temuan hasil penelitian. Kemudian dari kesimpulan tersebut diajukan implikasi dan saran bagi berbagai pihak yang berkaitan

Lebih terperinci

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009

SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 12 TAHUN 2009 TANGGAL 4 MARET 2009 INSTRUMEN AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/MADRASAH TSANAWIYAH (SMP/MTs) 1. Periksalah kelengkapan Perangkat

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSAKSAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Dalam rangka persiapan pelaksanaan PPL, maka diadakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut: 1. Pengajaran Mikro Pengajaran mikro dilaksanakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 12 B. TUJUAN 12 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 12 D. UNSUR YANG TERLIBAT 13 E. REFERENSI 13 F. URAIAN PROSEDUR KERJA 15 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA RANCANGAN PENILAIAN HASIL

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan salah satu ujung tombak kemajuan suatu bangsa. Bangsa akan menjadi maju jika pendidikan diperhatikan dengan serius oleh para pemegang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP

PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP PEMBELAJARAN IPS DALAM KTSP Nana Supriatna Bahan matrikulasi pendidikan dasar-ips. 21-8-2007 PENYUSUNAN KTSP LANDASAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal III. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan evaluatif melalui model Goal Oriented Evaluation (Arikunto.2007:35) yang berorientasi pada tujuan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Bab I Pendahuluan Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni telah membawa perubahan hampir disemua bidang kehidupan manusia, termasuk bidang pendidikan. Perubahan pada bidang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. A. Kesimpulan. pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian dengan judul implementasi pembelajaran dan penilaian sikap spiritual pada kurikulum 2013 dalam mata pelajaran

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) A. Persiapan Sebelum melaksanakan kegiatan PPL hal yang penting untuk dilakukan adalah rapat koordinasi dengan teman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh seluruh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bab 2 pasal 3 UU Sisdiknas berisi pernyataan sebagaimana tercantum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) merumuskan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang harus

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 51 B. TUJUAN 51 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 52 D. UNSUR YANG TERLIBAT 52 E. REFERENSI 52 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 53 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 54 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas

repository.unisba.ac.id BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan fungsi-fungsi kehidupan tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya 6 BAB II KAJIAN TEORITIS A. Konsep Dasar Pengelolaan Pembelajaran. Pada dasarnya pengelolaan diartikan sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian semua sumber daya untuk

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff Deskripsi dan analisis data penelitian ini menggambarkan data yang diperoleh di lapangan melalui instrumen

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kompetensi menulis merupakan salah satu kompetensi yang digunakan dalam proses pembelajaran, selain kompetensi membaca, kompetensi berbicara, dan kompetensi

Lebih terperinci

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari

Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari Lampiran 1. Instrumen ini digunakan sebagai penggalian data pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan menurut pedoman penyusunan KTSP dari BSNP, dalam menyusun tesis. Data selanjutnya digunakan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS) berbasis pendekatan saintifik pada materi lingkaran untuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Sekolah 1. Sejarah Singkat SMP Negeri 1 Lasem Berdirinya SMP 1 Lasem tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang dirintis oleh para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan 7 muatan KTSP Melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar

BAB I PENDAHULUAN. sebuah standar yang diberi nama Standar Nasional Pendidikan (SNP). Standar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah mengembangkan berbagai cara untuk dapat meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, salah satunya adalah dengan melakukan standarisasi di berbagai

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H KESIAPAN SMP NEGERI 3 KARANG BARU DALAM MENGHADAPI KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan Oleh : ULFATUL HASANAH Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Zawiyah Cot Kala Langsa Program Strata Satu (S-1) Jurusan/Prodi

Lebih terperinci

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG

MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 52 TAHUN 2008 TENTANG KRITERIA DAN PERANGKAT AKREDITASI SEKOLAH MENENGAH ATAS/MADRASAH ALIYAH DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Instructional Design

Instructional Design TUGAS INDIVIDU Instructional Design Dosen Pembimbing: Drs. SUHANTO KASTAREDJA, M.Pd. Oleh : Dicky Putri Diharja (12-530-0009) E class/ 2012 FACULTY OF TEACHER TRAINING AND EDUCATION ENGLISH DEPARTMENT

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Gambaran Umum Tentang SMP N 2 Dukuhwaru 1. Sejarah singkat SMP N 2 Dukuhwaru SMP N 2 Dukuhwaru tidak terlepas dari dukungan masyarakat yang dirintis oleh para tokoh masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan akademik ini disusun untuk meningkatkan kualitas layanan pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di SMA Negeri 1 Pare. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan; Setiap satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Keadaan Guru Tersertifikasi di SMP Se Kecamatan Paguat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Keadaan Guru Tersertifikasi di SMP Se Kecamatan Paguat BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Keadaan Guru Tersertifikasi di SMP Se Kecamatan Paguat SMP Negeri se Kecamatan Paguat memiliki sejumlah prestasi

Lebih terperinci

VALIDASI. DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013

VALIDASI. DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 VALIDASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 ) Tahun Pelajaran 2014 / 2015 INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KURIKULUM / KTSP 2013 DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA BARAT Nama

Lebih terperinci

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan

Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Pemahaman Guru Fisika SMA Kota Medan dalam Mengimplementasikan Standar Evaluasi Pendidikan Alkhafi Maas Siregar 1 dan Rahmansyah 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Unimed dan 2. Jurusan Fisika FMIPA Unimed Jln.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan dunia pendidikan memberikan pengaruh positif dalam kemajuan suatu negara. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki

PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki PENGEMBANGAN SILABUS MATA PELAJARAN PAI DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Oleh: Marzuki A. Pendahuluan Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) merupakan kelanjutan dari kurikulum tahun 2004

Lebih terperinci

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha untuk mengembangkan kepribadian dan skill yang berlangsung seumur hidup, baik internal maupun eksternal. Salah satu wadah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan sebuah negara yang senantiasa berusaha untuk mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum dengan jelas

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 PEMERINTAK KABUPATEN SLEMAN DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 2 CANGKRINGAN PAGERJURANG, KEPUHARJO, CANGKRINGAN 2016/2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR PENILAIAN PROSES DAN HASIL BELAJAR suyato KOMPETENSI YANG DIHARAPKAN Setelah mempelajari bahan pelatihan ini, peserta diharapkan mampu menyusun model penilaian pada setiap matapelajaran yang diampu dan

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan)

Lebih terperinci

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI

EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI 274 EVALUASI HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN PENILAIAN AUTENTIK PADA MATA PELAJARAN KELISTRIKAN SISTEM REFRIGERASI Herman Rusdiana 1, Kamin Sumardi 2, Enang S. Arifiyanto 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin

Lebih terperinci

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI

PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI TUJUAN PENILAIAN HASIL BELAJAR DAN PENGELOLAAN NILAI BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG PENILAIAN HASIL BELAJAR OLEH PENDIDIK DAN SATUAN PENDIDIKAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA 52 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Kelas Akselerasi di SMA 113 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menyajikan uraian bahasan sesuai dengan temuan penelitian. Seperti yang ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI

BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI A. Analisis Ketercapaian Standar Isi Mata Pelajaran Al-qur an Hadits Semester II kelas V MI 1. Analisis Ketercapaian Standar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting bagi manusia karena pendidikan terkait dengan kehidupan sehari-hari maka dari itu manusia membutuhkan pendidikan agar mampu mempertahankan

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN. menempati sebidang tanah yang luasnya sekitar 864 m 2 yang berbatasan

BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN. menempati sebidang tanah yang luasnya sekitar 864 m 2 yang berbatasan 62 BAB IV LAPORAN DAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Letak Geografis MIS Subulussalam MIS Subulussalam berlokasi di Jalan Anjir Serapat Baru RT 04 km 22,5 Kecamatan Anjir Muara

Lebih terperinci

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University

JURNAL OLEH YENI FARIDA The Learning University PENGARUH PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS SEJARAH KELAS VII SMP NEGERI 1 MALANG SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2011/2012 JURNAL OLEH YENI

Lebih terperinci

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN

INSTRUMEN VALIDASI/VERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROVINSI BANTEN CONTOH INSTRUMEN ALIDASI/ERIFIKASI DOKUMEN KTSP INSTRUMEN ALIDASI/ERIFIKASI DOKUMEN KTSP KOTA TANGERANG SELATAN PROINSI BANTEN PETUNJUK PENGISIAN 1. Perhatikan dokumen KTSP yang akan divalidasi/diverifikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang termasuk ke dalam penelitian kualitatif walaupun

Lebih terperinci

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN

PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN SMA MUHAMMADIYAH WONOSOBO PENILAIAN PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN Nomor Dokumen Nomor Revisi : 00 Tanggal Berlaku Halaman : 1 dari 4 : SPN.2-MUH-KUR/IX/2016 : 21 September 2016 DIBUAT Oleh Waka Kurikulum

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi KEMAMPUAN GURU IPA KELAS VII DALAM PENYUSUNAN DAN PELAKSANAAN RPP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 DI SMP NEGERI SE-KABUPATEN BOYOLALI SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

2015 KAJIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII KURIKULUM 2013 TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan mutu pendidikan memang akan selalu menjadi sorotan di dalam dunia pendidikan. Khususnya pada saat perubahan kurikulum dari kurikulum tingkat

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 3 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 5 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Objek Penelitian 1. Identitas Sekolah Penelitian untuk tugas akhir dilaksanakan di SMP Negeri 2 Ngimbang Lamongan dengan Nomor Statistik Sekolah / NPSN

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto...

DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... DAFTAR ISI Halaman Halaman Judul... i Halaman Nota Persetujuan Pembimbing... ii Halaman Pengesahan... iii Halaman Pernyataan... iv Halaman Motto... v Halaman Persembahan... vi Kata Pengantar... vii Daftar

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action Research. 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode, Model dan Alur Penelitian 1. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau Classroom Action

Lebih terperinci

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph

Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : Vol.2 No.3 (2016) : ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph Jurnal Pendidikan Hayati ISSN : 2443-3608 Vol.2 No.3 (2016) : 147-154 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/jph PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 PADANG BATUNG PADA KONSEP EKOSISTEM

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34 HALAMAN 1 / 34 1 2 3 4 5 Pengertian Landasan Prinsip Pengembangan Unit Waktu Pengembangan g Silabus 6 7 8 9 Komponen Silabus Mekanisme Pengembangan Silabus Langkah Pengembangan Silabus Contoh Model HALAMAN

Lebih terperinci

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar

RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH STANDAR SARANA DAN PRASARANA. ruang belajar RENCANA TINDAK LANJUT HASIL EVALUASI DIRI SEKOLAH Sekolah kami belum memiliki semua sarana dan alat-alat yang dibutuhkan untuk memenuhi ketetapan dalam standar STANDAR SARANA DAN PRASARANA TINGKATAN MASALAH

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Profil SMP Negeri 5 Ambarawa 1. Visi SMP Negeri 5 Ambarawa Visi dari SMP Negeri 5 Ambarawa adalah Membentuk manusia yang berbudi luhur, beriman, terampil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas tahun

Lebih terperinci

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN Panduan Penyusunan KTSP jenjang Dikdasmen BSNP KURIKULUM 2013? (Berbasis Scientific Approach)

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG

BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG BAB III PELAKSANAAN EVALUASI RANAH AFEKTIF DAN PROBLEMATIKANYA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NASIMA SEMARANG Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan evaluasi ranah afektif

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 1 B. TUJUAN 1 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 1 D. UNSUR YANG TERLIBAT 2 E. REFERENSI 2 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 2 G. PROSEDUR KERJA 4 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA PENYUSUNAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bersertifikat pendidik pada SMP Negeri 7 Seluma. Guru yang telah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. bersertifikat pendidik pada SMP Negeri 7 Seluma. Guru yang telah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pada bab ini dipaparkan hasil penelitian tentang audit kinerja guru bersertifikat pendidik pada SMP Negeri 7 Seluma. Guru yang telah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Penelitian lapangan yaitu penelitian di lakukan dalam situasi alamiah akan tetapi di dahului oleh semacam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Class Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan seorang pendidik untuk memahami apa yang terjadi di kelas untuk

Lebih terperinci

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dan peraturan pemerintah RI No. 19 tahun 2005 mengamanatkan ; setiap

Lebih terperinci

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013

BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 2013 BAB VII BUKU RAPOR SMP BERDASARKAN KURIKULUM 013 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 013 tentang Standar Penilaian Pendidikan menyebutkan bahwa hasil penilaian

Lebih terperinci

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun 2007 tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA DITJEN MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENILAIAN PENDIDIKAN Penilaian

Lebih terperinci

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). I. STANDAR ISI 1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP Melaksanakan kurikulum berdasarkan

Lebih terperinci

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007

STANDAR PROSES. PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES PERMENDIKNAS Nomor 41 Tahun 2007 berisi kriteria minimal proses pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. adalah

Lebih terperinci

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN BAB I PENDAHULUAN Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 DOKUMEN KURIKULUM NASIONAL a Kerangka Dasar Kurikulum 2004 b Standar Kompetensi Kurikulum 2004 c Kompetensi Dasar Kurikulum 2004 d Standar Kompetensi Kurikulum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menurut Undang-Undang No.20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1 adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

Lebih terperinci

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi MERENCANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DALAM RANGKA IMPLEMENTASI KTSP Pertemuan XI Desain Pembelajaran STAI SMQ Bangko Kompetensi Dasar Mahasiswa memahami perencanaan program pembelajaran dalam rangka implementasi

Lebih terperinci

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP Makalah disampaikan pada Pelatihan dan Pendampingan Implementasi KTSP di SD Wedomartani Oleh Dr. Jumadi A. Pendahuluan Menurut ketentuan dalam Peraturan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP

PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP DIAN BUDIANA,M.PD. Disiapkan sebagai Bahan Diklat Sertifikasi Guru dalam Jabatan Pengertian Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan atau kelompok mata pelajaran

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research),

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan sekolah (School Action Research), karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah proses di sekolah.

Lebih terperinci