Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya"

Transkripsi

1 [Type text] Jurnal Ilmiah Vol.27/No.1/Februari 2018 Lintas Sistem Informasi dan Komputer ISSN PERANCANGAN APLIKASI E-MONEY DAN SMS GATEWAY UNTUK PONDOK PESANTREN DI DAERAH MADURA Abd. Wahab Syahroni, Ubaidi PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA) Hariadi Yutanto, Nurcholis Setiawan PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK Maulana Rizqi RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG GUDANG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : PT. ISS INDONESIA CABANG JAWA TIMUR) Muhammad Saiful Ali, Latipah PEMANFAATAN ALGORITMA TF/IDF PADA SISTEM INFORMASI ECOMPLAINT HANDLING Rudhi Ardi Sasmita, Achmad Zakki Falani SENSOR DETEKSI GAS AMONIA PADA KANDANG AYAM PEDAGING DENGAN ATEMEGA32 MENGGUNAKAN MQ-135 Syahminan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya

2 Jurnal Ilmiah Vol.27/No.1/Februari 2018 Lintas Sistem Informasi dan Komputer ISSN DAFTAR ISI PERANCANGAN APLIKASI E-MONEY DAN SMS GATEWAY UNTUK PONDOK PESANTREN DI DAERAH MADURA Abd. Wahab Syahroni, Ubaidi PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA) Hariadi Yutanto, Nurcholis Setiawan PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK Maulana Rizqi RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG GUDANG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : PT. ISS INDONESIA CABANG JAWA TIMUR) Muhammad Saiful Ali, Latipah PEMANFAATAN ALGORITMA TF/IDF PADA SISTEM INFORMASI ECOMPLAINT HANDLING Rudhi Ardi Sasmita, Achmad Zakki Falani SENSOR DETEKSI GAS AMONIA PADA KANDANG AYAM PEDAGING DENGAN ATEMEGA32 MENGGUNAKAN MQ Syahminan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya

3 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Jurnal Ilmiah LINK Diterbitkan oleh : Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Surabaya Vol.27/No.1 : Februari 2018 Susunan Redaksi : Penanggung Jawab : Dekan Fakultas Ilmu Komputer Ketua Pengarah : Cahyo Darujati, ST., MT. Ketua Penyunting : Achmad Zakki Falani, S.Kom., M.Kom. Dewan Penyunting : Cahyo Darujati, ST., MT. Achmad Zakki Falani, S.Kom., M.Kom. Aryo Nugroho, ST., S.Kom, M.T. Awalludiyah Ambarwati, S.Kom., M.M. Penyunting Pelaksana Hersa Farida, S.Kom. Latifah Rifani, S.Kom., MT. Sirkulasi Ferry Hendrawan, S.Kom. Administrasi Dyah Yuni Wulandari, S.Kom. Sekretariat Fakultas Ilmu Komputer Universitas Narotama Jln. Arief Rahman Hakim 51 Surabaya Telp , link@narotama.ac.id Jurnal Ilmiah Link diterbitkan dua kali setahun, memuat tulisan ilmiah yang berhubungan dengan bidang ilmu sistem informasi dan sistem komputer Tulisan ilmiah dapat berupa hasil penelitian, bahasan tentang metodologi, tulisan populer dan tinjauan buku.

4 PEDOMAN PENULISAN FORMAT 1. Artikel diketik dengan menggunakan program MS Word/WP, spasi ganda, font Times New Roman, size 10, dengan ukuran kertas Kuarto. Kutipan langsung yang panjang (lebih dari tiga setengah baris) diketik dengan spasi tunggal dan bentuk berinden 2. Artikel dibuat sesingkat mungkin sesuai dengan subyek dan metodologi penelitian, biasanya antara halaman 3. Marjin atas, bawah, kiri dan kanan minimal 1 inci 4. Semua halaman, termasuk tabel, lampiran dan referensi harus diberi nomor urut halaman 5. Semua artikel harus disertai disket atau file yang berisi artikel tersebut DOKUMENTASI 1. Kutipan dalam artikel sebaiknya ditulis dalam kurung yang menyebutkan nama akhir penulisan, tahun tanpa koma, dan nomor halaman sumber tulisan yang dikutip (jika dipandang perlu) Contoh : Sumber kutipan dengan satu penulis: (Ikhsan 2001), jika disertai nomor halaman (Ikhsan 2001: 121) Sumber kutipan dengan dua penulis: (Ikhsan dan Fayza 2001) Sumber kutipan dengan lebih dari dua penulis: (Ikhsan dkk atau Ikhsan et al. 2001) Dua sumber kutipan dengan penulis berbeda: (Ikhsan 2001, Fayza 2002) Dua sumber kutipan dengan penulis sama: (Ikhsan 2001, 2002), jika tahun publikasi sama: (Ikhsan 2001a, 2001b) Sumber kutipan yang berasal dari institusi, sebaiknya menyebutkan akronim institusi tersebut (BI 2000) 2. Setiap artikel memuat daftar referensi (yang menjadi sumber kutipan) dengan ketentuan penulisan sebagai berikut: a. Daftar referensi disusun alfabetis sesuai dengan nama penulis dan institusi b. Susunan referensi: nama penulis, tahun publikasi, judul jurnal atau buku, nama jurnal atau penerbit, nomor halaman c. Contoh: Callendar, J. H. 1996, Time Saver Standards for Architectural Design, McGraw-Hill Book Company, New York. Carn, N., Robianski, J., Racster, R., Seldin, M. 1988, Real Estate Market Analysis Techniques and Applications, Prentice Hall, New Jersey. ABSTRAKSI 1. Memuat antara lain masalah, tujuan, metode penelitian dan kesimpulan. Disajikan diawal artikel terdiri dari kata. 2. Setelah abstraksi cantumkan empat kata kunci guna memudahkan pemberian indeks.

5 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PERANCANGAN APLIKASI E-MONEY DAN SMS GATEWAY UNTUK PONDOK PESANTREN DI DAERAH MADURA Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2 1,2 Jurusan Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Madura 1 roney@unira.ac.id, 2 ubaidi@unira.ac.id Abstrak Penelitian dalam paper ini adalah penerapan e-money dan sms gateway pada pondok pesantren di madura dengan menggunakan metode pengembangan aplikasi prototyping. Penerapan aplikasi ini akan memberikan keamanan, kemudahan bertransaksi, kecepatan dan rekap laporan keuangan santri, serta mendekatkan hubungan orang tua dengan anaknya dan pondok pesantren. Adapun tahapan metode Prototype antara lain menetapkan kebutuhan untuk pembangunan perangkat lunak, menterjemahkan data yang telah dianalisis ke dalam bentuk yang mudah di mengerti oleh user, evaluasi terhadap program yang sudah jadi dan bila terdapat kekurangan pada program bisa ditambahkan hingga semua kebutuhan user terpenuhi, dan yang terakhir produk rekayasa. Fitur utama aplikasi ini adalah manajemen data santri, cetak kartu santri, pemasukan dan pengambilan tunai saldo santri, cek saldo santri, transaksi minimarket, kantin, dapur serta semua pembayaran santri kepada pondok dilakukan hanya dengan satu kartu. Adapun orang tua santri melalui sms gateway dapat melakukan cek saldo, cek pengeluaran santri, serta informasi lain yang disampaikan oleh pondok pesantren seperti undangan atau pemberitahuan lainnya. Aplikasi ini telah di ujicobakan kepada salah satu pondok pesantren di pamekasan, madura. Dari hasil ujicoba dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini sangat baik untuk diterapkan di pondok pesantren berdasarkan pada hasil survei menggunakan skala likert dengan indeks kepuasan sebesar 84% dari 100 Responden. Kata kunci: e-money, sms gateway, prototype, pondok pesantren, dan orang tua 1. Pendahuluan Pondok Pesantren merupakan tempat pendidikan yang mengharuskan siswanya tinggal bersama dan belajar dibawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan istilah ustad atau kiai. Siswa di pondok pesantren lebih dikenal dengan nama santri. (Mangun Budiyanto : 2014) Pondok Pesantren lebih banyak mengajarkan ilmu agama islam kepada santrinya berdasarkan pada kitab yang tertulis dalam bahasa arab daripada ilmu umum. Namun seiring perkembangan zaman, Pondok Pesantren saat ini telah berevolusi dan sudah menyediakan level pendidikan umum mulai dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas bahkan ada yang sudah memiliki Perguruan Tinggi. Mengingat santri harus menetap dan tinggal di Pondok Pesantren maka setiap selang waktu tertentu orang tua dari santri berkunjung ke pondok pesantren untuk menjenguk anaknya serta menanyakan segala hal yang dibutuhkan oleh anaknya. Mulai kebutuhan makan, kebutuhan sekolah, dan kebutuhan lainnya. Pada umumnya orang tua hanya memberikan uang yang cukup untuk digunakan selama 1 bulan dan uang itu akan digunakan oleh santri untuk memenuhi segala kebutuhannya. Beberapa permasalahan timbul saat santri memegang uang secara tunai, mulai dari laporan kehilangan, uang yang cepat habis, serta pembayaran kewajiban terhadap pondok pesantren yang tidak dibayarkan. Jarak yang jauh antara pondok pesantren dan tempat tinggal orang tua santri juga menjadi kendala dalam memberikan laporan kondisi dan informasi terbaru tentang santri secara langsung. 2. Tinjauan Pustaka Beberapa teori penunjang dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 2.1 E-Money E-money atau disebut juga uang digital merupakan uang yang digunakan dalam sebuah transaksi dengan cara elektronik. Pada umumnya transaksi e-money menggunakan jaringan 1-1

6 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi komputer. uang digital memiliki nilai yang tersimpan atau prabayar yaitu sejumlah nilai uang yang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki oleh seseorang. Nilai uang dalam uang digital akan berkurang pada saat pengguna menggunakannya untuk pembayaran. Adapun pemanfaatan penggunaan uang digital sebagai alat pembayaran adalah sebagai berikut: 1) Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi pembayaran tanpa perlu membawa uang secara tunai. 2) Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang maupun uang receh akibat pedagang yang tidak memiliki uang kembalian bernilai kecil. 3) Sangat cocok untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun frekuensinya tinggi seperti tol, minimarket dan lain lain. 2.2 SMS Gateway (Efrem Heri Budiarto : 2017) SMS Gateway merupakan sebuah platform yang menyediakan mekanisme untuk mengirim dan menerima SMS dari perangkat mobile sehingga dapat berkomunikasi dengan Provider penyedia layanan SMS. adapun perangkat keras yang diperlukan untuk kebutuhan SMS Gateway antara lain PC atau laptop, ponsel atau modem dan kabel data yang dapat menghubungkan antara ponsel atau modem dengan PC atau laptop. Sedangkan perangkat lunak yang diperlukan antara lain Sistem Operasi, Database Server, Gammu sebagai SMS Gateway, Text Editor dan Browser. Banyak manfaat yang diperoleh ketika menggunakan SMS Gateway seperti lebih praktis karena pengguna dapat mengirim pesan dari komputer baik secara manual maupun secara otomatis sesuai dengan pola yang diinginkan. Namun ada batasan fasilitas dalam SMS Gateway yaitu tidak dapat mengirim pesan berupa gambar atau suara. 2.3 Gammu (Masruri:2015) Gammu merupakan aplikasi yang bisa digunakan untuk mengolah beberapa fungsi yang terdapat pada perangkat mobile dan modem. Beberapa fungsi yang bisa dikelola oleh Gammu antara lain fungsi nomor handphone dan SMS. Gammu adalah sebuah library open source yang dibuat sebagai gateway atau penghubung antara komputer dengan perangkat mobile. Gammu dapat digunakan pada semua sistem operasi seperti di Linux atau Windows, Namun setiap sistem operasi memiliki cara instal yang berbeda. Aplikasi Gammu berbentuk SMSD (SMS Daemon) yang berjalan di service Sistem Operasi secara real time, sehingga setiap saat, Gammu dapat memonitor SMS Devices (mobile atau modem) dan database SMS Gateway. ketika terdapat SMS masuk pada SMS Device maka Gammu akan langsung memindahkannya ke dalam tabel inbox (Tabel yang digunakan untuk menampung pesan masuk) yang terdapat pada database SMS Gateway. Begitu juga sebaliknya, pada saat Aplikasi mengirim SMS, SMS Daemon akan memasukkan SMS ke dalam tabel outbox (Tabel yang digunakan untuk menampung pesan sementara pesan keluar) yang terdapat pada database SMS Gateway, Gammu akan mengirim SMS tersebut pada SMS Devices dan memindahkan SMS tersebut ke tabel sentitems (Tabel yang digunakan untuk menampung pesan yang sudah terkirim) yang terdapat pada database SMS Gateway. 3. Metode Penelitian Adapun proses untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian ini adalah sebagai berikut. 3.1 Studi Literatur dan Lapangan Studi literatur merupakan studi teori yang akan digunakan dalam mengerjakan penelitian ini serta untuk lebih memahami permasalahan yang akan dibahas. Beberapa referensi yang digunakan untuk mengerjakan penelitian ini diperoleh dari jurnal ilmiah, buku serta hasil pencarian dari situs di internet yang kompeten serta dapat dipertanggungjawabkan. Selanjutnya melakukan studi lapangan dengan melihat apakah informasi atau teori yang diperoleh saling berhubungan sehingga kedua metode ini dapat mengarah pada sinkronisasi berupa pemecahan masalah. Adapun teori dasar yang dijadikan fokus pada penelitian ini antara lain. 1) Teori tentang pemahaman e-money dan SMS Gateway secara umum. 2) Mekanisme perancangan aplikasi komputer menggunakan bahasa pemrograman. 3) Implementasi hasil studi ke dalam program komputer. 3.2 Pengumpulan Data Adapun data-data yang dijadikan landasan dalam melakukan proses perancangan aplikasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Data Pondok dan Data Pembiayaan Pondok. Data berupa pembiayaan apa saja yang harus dibayarkan oleh santri terhadap pondok. Dalam 1-2

7 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi hal ini, peneliti mendapatkan data berdasarkan wawancara dengan beberapa ustad. 2) Data santri dan Data Kebutuhan Santri. Data berupa kebutuhan santri sehari-hari yang berhubungan dengan transaksi keuangan. 3) Data Orang Tua atau Wali Santri. data berupa informasi kontak orang tua atau wali santri. 4) Data mekanisme perancangan aplikasi e- money dan SMS Gateway. 5) Data mengenai aplikasi e-money dan SMS Gateway yang dapat memberikan gambaran bahwa proses transaksi keuangan dan kontrol orang tua terhadap kebutuhan santri dapat dilakukan lebih mudah melalui aplikasi yang akan dibuat. 3.3 Pengolahan Data Tahap ini dilakukan setelah data-data dari berbagai studi telah terkumpul. Adapun pengolahan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Pengelompokan kebutuhan pembiayaan pondok sebagai bahan dalam merancang sistem manajemen data pada aplikasi yang akan dibuat. 2) Pengelompokan kebutuhan santri sehari hari yang berhubungan dengan transaksi keuangan. 3) Pembuatan gambaran secara umum aplikasi yang akan dibuat. 3.4 Metode Prototype Pada umumnya, metode pengembangan perangkat lunak bertujuan untuk membantu menghasilkan perangkat lunak yang berkualitas. Dalam penelitian ini, metode pengembangan perangkat lunak yang digunakan adalah metode prototype. Metode ini baik digunakan apabila client tidak bisa memberikan informasi yang maksimal mengenai kebutuhan yang diinginkan oleh pengembang aplikasi, sulit menentukan input yang lebih terinci, proses yang diinginkan dan output yang diharapkan. Hal tersebut menyebabkan pengembang aplikasi tidak yakin dengan efisiensi algoritma yang di buatnya, sehingga sulit dalam menyesuaikan sistem operasi, serta interaksi manusia dan mesin yang harus diambil. Model Prototype ini juga sangat sesuai diterapkan untuk kondisi yang beresiko tinggi di mana masalah-masalah tidak terstruktur dengan baik, terdapat fluktuasi kebutuhan pemakai yang berubah dari waktu ke waktu atau yang tidak terduga, bila interaksi dengan Client menjadi syarat mutlak dan waktu yang tersedia sangat terbatas sehingga butuh penyelesaian yang segera. Model ini juga dapat berjalan dengan maksimal pada situasi di mana sistem yang diharapkan adalah yang inovatif dan mutakhir sementara tahap penggunaan sistemnya relatif singkat. Adapun model prototype dapat dilihat pada gambar 1. Initial Requirement Design Prototyping Maintain Prototype Review and Updating Client Evaluation Test Gambar 1. Model Prototype Client Satisfied Development Tahapan proses pengembangan model prototype adalah sebagai berikut. 1) Initial Requirement Pengembang dan Client bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak yang dibutuhkan, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. 2) Design Prototyping Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada Client seperti membuat input dan format output. 3) Prototype Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai. 4) Client Evaluation Evaluasi ini dilakukan oleh Client, apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginan Client atau belum. Jika sudah sesuai, maka langkah selanjutnya akan diambil. Namun jika belum, prototyping direvisi dengan mengulang langkah-langkah sebelumnya (Review and Updating). 5) Development Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai, hasilnya berupa produk rekayasa. 6) Test Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, kemudian dilakukan proses Pengujian. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, Basis Path, pengujian arsitektur, dan lain lain. Bahkan dalam tahap ini, Client masih bisa melakukan evaluasi terhadap perangkat lunak yang sudah jadi. 7) Maintain 1-3

8 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi Perangkat lunak yang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan. Maintain perlu dilakukan untuk keberlangsungan perangkat lunak yang sudah dibuat di masa yang akan datang. 3.5 Perancangan Aplikasi Aplikasi e-money dan SMS Gateway dirancang dengan menggunakan text editor sublime text 3 yang digunakan untuk menulis bahasa pemrograman. Bahasa pemrograman utama yang digunakan adalah PHP beserta bahasa pemrograman dan teknologi web lainnya seperti javascript, jquery, ajax, html, css dan bootstrap. Perancangan basis data menggunakan PHPMyadmin yang sudah menjadi bagian dalam paket aplikasi XAMPP. Sedangkan aplikasi yang digunakan untuk SMS Gateway adalah Gammu. Basis data dapat diakses dengan membuka web browser misal Google Chrome, akses alamat IP Server atau menggunakan domain localhost sedangkan untuk menjalankan SMS Gateway dengan gammu harus menjalankan service gammu terlebih dahulu. Untuk mengakses aplikasi prototype yang sudah dibuat dapat diakses melalui IP Server atau menggunakan pada browser. 4. Hasil dan Pembahasan Adapun hasil dan pembahasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 4.1 Gambaran Umum Aplikasi Aplikasi ini telah di uji coba di pondok pesantren Puncak Darussalam, Pamekasan, Madura. Aplikasi e-money ini lebih dikenal dengan istilah E-NuQood. Aplikasi ini menyajikan satu fungsi login yang memiliki 4 level hak akses utama yaitu level administrator, keuangan, mini market dan paket. Adapun basis data yang sudah dibuat dalam penelitian ini terdiri dari 34 tabel dan 4 view tabel, sedangkan orang tua santri dapat mengakses aplikasi ini dengan cara mendaftarkan nomor handphone terlebih dahulu, kemudian melakukan pengecekan melalui format SMS yang sudah ditentukan. Aplikasi ini dibangun dengan teknologi web yang dibuat secara responsif yaitu tampilan aplikasi otomatis menyesuaikan dengan lebar layar perangkat yang menjalankannya tanpa merusak tampilan aplikasi. 4.2 Hak Akses dan Prototype Adapun hak akses dan prototype tampilan aplikasi yang sudah dibuat adalah sebagai berikut 1) Level Administrator Daftar otoritas level administrator antara lain - Melakukan transaksi pencatatan pembayaran keuangan pondok - Melakukan semua transaksi mini market - Melakukan semua transaksi paket baik di kantin atau di dapur. - Menambah akun baru - SMS Gateway 2) Level Keuangan Daftar otoritas level keuangan yaitu melakukan transaksi pencatatan pembayaran keuangan pondok seperti. - Biaya tahunan dan bulanan - Penambahan saldo santri dari orang tua dan mengirim SMS otomatis pemberitahuan kepada orang tua bahwa saldo telah dimasukkan sesuai dengan nominal yang diberikan beserta informasi total saldo anaknya. - Pengambilan saldo tunai oleh santri. - Pembayaran harga tetap seperti pembuatan kartu dan pembayaran denda. - Pembayaran harga tidak tetap seperti donasi bantuan, sumbangan masjid, dan sumbangan sukarela. - Pengambilan uang tunai dari hasil transaksi mini market, kantin dan dapur berdasarkan selang waktu tertentu. - Pengeluran pondok. - Pemasukan pondok dari luar. 3) Level Mini Market Daftar otoritas level mini market yaitu melakukan semua transaksi yang berhubungan dengan mini market seperti. - Memasukkan data master kategori barang, produk barang, satuan barang, daftar barang dan suplier. - Transaksi penerimaan barang dari suplier - Transaksi retur barang ke suplier - Transaksi penjualan santri dan umum - Laporan transaksi penjualan 4) Level paket Daftar otoritas level paket yaitu melakukan semua transaksi berbentuk paket yang ada di kantin dan dapur seperti paket ikan Rp. 2,000. Paket nasi Rp. 4,000 dan paket-paket lainnya. Adapun orang tua jika ingin mengecek jumlah saldo terakhir anaknya hanya dengan mengirimkan SMS dengan mengetikkan cek, sedangkan untuk mengecek total pengeluaran anaknya dalam satu bulan terakhir hanya dengan mengirimkan SMS dengan mengetikkan pengeluaran kemudian mengirimkan SMS tersebut ke nomor center 1-4

9 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi Pondok Pesantren. Berikut gambar prototype aplikasi yang sudah dibuat. (a) (b) Gambar 2. (a) form login, (b) halaman utama (a) (b) Gambar 3. (a) kartu santri, (b) form input 4.3 Analisa Sistem Berdasarkan penjelasan sebelumnya, dapat dilihat hasil perbandingan sistem sebelum dan setelah dibuat aplikasi pada tabel 4.1 dibawah ini. Tabel 1. Analisa Sistem Analisa Kegiatan Sebelum Setelah Transaksi pencatatan pembayaran keuangan pondok Ditulis di buku kemudian dipindah ke excel, kesulitan ketika melakukan rekap laporan, bahkan santri ada yang tidak membayar karena uang nya habis terlebih dahulu atau hilang. Transaksi mini market Menggunakan aplikasi, hanya saja transaksi lama ketika pembayaran memiliki uang kembalian. Cukup menggunakan kartu santri, mudah dalam melakukan perekapan. Saldo santri bisa langsung dibayarkan oleh bagian keuangan. Cukup menggunakan kartu santri, pasti membayar dengan uang pas tanpa kembalian, waktu transaksi lebih Transaksi di kantin dan dapur Informasi tentang santri dan pondok pesantren Transaksi manual, sulit mengontrol pembayaran santri dan membutuhkan waktu lama Orang tua harus ke pondok pesantren cepat. Mudah dalam mengetahui pengeluaran belanja santri di mini market. Cukup menggunakan kartu santri dan sistem paket, sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan mudah mengetahui pengeluaran belanja santri di kantin dan dapur. Orang tua hanya mengirimkan format SMS sesuai dengan informasi yang diinginkan Dari tabel 4.1 diatas, dapat dilihat hasil perbandingan sistem sebelum dan setelah dibuat aplikasi e-money dan SMS Gateway di pondok pesantren, tabel 4.1 menunjukkan bahwa setiap kegiatan akan lebih efektif, cepat dan aman jika dilakukan dengan bantuan aplikasi. 4.4 Uji Coba Aplikasi Untuk melihat hasil dan kelayakan aplikasi, aplikasi ini telah di uji coba di pondok pesantren puncak darussalam, dengan menjalankan aplikasi di 5 komputer, 1 komputer sebagai server (komputer yang di instalkan aplikasi), 1 komputer di mini market, 1 komputer di kantin, 1 komputer di dapur, dan 1 komputer di bagian keuangan yang terhubung ke server dengan menggunakan jaringan. Setiap komputer harus di pasang barcode untuk membaca barcode yang terletak pada kartu santri, namun pada saat uji coba, hanya terdapat 1 barcode yaitu di mini market sisa dari aplikasi mini market sebelumnya, sedangkan untuk komputer di tempat lainnya, menggunakan fitur autocomplete untuk membaca kartu santri jadi masih tetap berjalan dengan baik. Sedangkan untuk SMS Gateway di uji coba dengan menggunakan 1 smartphone untuk mengirim dan menerima SMS. 1-5

10 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi Untuk melihat tingkat kepuasan penggunaan aplikasi, penulis menggunakan skala likert dengan format yang dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini. Tabel 2. Skala Likert Pertanyaan Apakah anda setuju dengan penggunaan aplikasi e- NuQood dan SMS Gateway di pondok pesantren, mengingat aplikasi ini dapat memberikan keamanan, kemudahan bertransaksi, kecepatan dan rekap laporan keuangan santri, serta mendekatkan hubungan orang tua dengan anaknya dan dengan pondok pesantren.? Pada tabel 4.2, Angka 5 berarti sangat setuju(ss), angka 4 berarti setuju(s), angka 3 berarti ragu-ragu(r), angka 2 berarti tidak setuju(ts), dan angka 1 berarti sangat tidak setuju(sts). Dari 100 responden yang terdiri dari 3 ustad, 7 orang tua dan 90 santri, 55 responden menjawab sangat setuju, 27 responden menjawab setuju, 4 responden menjawab ragu-ragu, 11 responden menjawab tidak setuju dan 3 orang menjawab sangat tidak setuju. Interval skala likert yang digunakan adalah 20 dengan rentang nilai sebagai berikut Indeks 80% 100% : Sangat Setuju Indeks 60% 79,99% : Setuju Indeks 40% 59,99% : Ragu-ragu Indeks 20% 39,99% : Tidak Setuju, Indeks 0% 19,99% : Sangat Tidak Setuju Dengan menggunakan proses perhitungan skala likert, indeks kepuasan (%) yang di peroleh dari seluruh jawaban responden adalah 84, sehingga bisa dikatakan bahwa para responden sangat setuju jika pondok pesantren menggunakan aplikasi e-money dan SMS Gateway. 5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan dan saran. 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1) Dengan dibangunnya aplikasi e-money dan SMS Gateway, sistem sudah tersinkronisasi dalam satu data, semua transaksi hanya dilakukan dengan menggunakan satu kartu yaitu kartu santri. Tidak hanya sebagai penunjuk keanggotaan, namun kartu santri dapat digunakan untuk melakukan pembayaran keuangan pondok pesantren, transaksi di mini market, kantin dan dapur. 2) Semua transaksi yang dilakukan oleh santri tercatat dengan baik di komputer sehingga orang tua dan pondok pesantren dapat melihat dan mengontrol pengeluaran santri. 3) Dengan adanya SMS Gateway, orang tua tidak perlu lagi terlalu sering berkunjung ke pondok pesantren hanya untuk mengetahui sisa uang santri atau informasi lainnya, hanya dengan mengirimkan SMS dengan format yang sudah ditentukan maka informasi akan di peroleh dengan cepat dan real time. Bahkan sistem dapat mengirim pesan pemberitahuan sisa saldo santri secara otomatis kepada orang tua jika saldo santri kurang dari Rp Orang tua juga dapat mengetahui total pengeluaran santri dalam satu bulan melalu SMS Gateway. 4) Sistem sudah di uji coba dengan menginstal di komputer server dan menjalankan di beberapa komputer sebagai client untuk melihat kinerja aplikasi. Sedangkan untuk mengukur tingkat kepuasan, dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 100 responden. Dari hasil kuesioner sebesar 84% dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini sangat baik jika diterapkan di pondok pesantren. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut. 1) Setelah dilakukan uji coba, diketahui bahwa untuk mengaplikasikan penelitian ini di pondok pesantren membutuhkan biaya yang tidak sedikit, karena setiap tempat agar dapat menggunakan fasilitas ini harus disediakan 1 komputer dan 1 barcode agar dapat membaca kartu santri yang terhubung server. 2) Aplikasi yang dibuat saat ini hanya terbatas kepada transaksi keuangan pondok pesantren, mini market, kantin, dapur dan SMS Gateway. Untuk pengembangan selanjutnya dapat ditambahkan fitur yang berhubungan dengan jenjang pendidikan di pondok pesantren seperti penerimaan santri baru, absensi ustad atau guru, penggajian ustad, laporan hafalan alquran santri dan lain lain. 3) Adanya bantuan dari pemerintah atau swasta agar aplikasi ini dapat dikembangkan dan benar-benar dapat direalisasikan di pondok pesantren. 1-6

11 Abd. Wahab Syahroni 1, Ubaidi 2, Perancangan Aplikasi Daftar Pustaka AZ Falani, M Hidayatullah, 2018, Implementasi Library Active Merchant Sebagai Virtual Bank Dalam Aplikasi E-Commerce, Jurnal WAHANA, Universitas PGRI Adi Buana Surabaya. Efrem Heri Budiarto, Rosihan Ari Yuana, Dwi Maryono, 2017, "Pembuatan Aplikasi Web Berbasis Sms Sebagai Media Penyalur Informasi Dan Komunikasi Antara Sekolah Dengan Orang Tua Siswa ", JIPTEK, Vol. X No. 1, Januari. Fajarianto, Otto, Prototype Pelayanan Akademik Terhadap Komplain Mahasiswa Berbasis Mobile, Jurnal Lentera ICT Vol.3 No.1 ISSN akses tanggal 15 Desember Masruri, M. H Membangun SMS Gateway dengan Gammu & Kalkun. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Mangun Budiyanto, Imam Machali, 2014, Pembentukan Karakter Mandiri Melalui Pendidikan Agriculture Di Pondok Pesantren Islamic Studies Center Aswaja Lintang Songo Piyungan Bantul Yogyakarta, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IV, Nomor 2, Juni Suzuki Syofian, Timor Setiyaningsih, Nur Syamsiah, 2015, "Otomatisasi Metode Penelitian Skala Likert Berbasis Web", Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2015 ISSN: e-issn: Wiharto, Yudi. 2011, Sistem Informasi Akademik Berbasis SMS Gateway, Jurnal Teknologi Dan Informatika. Vol.1 No.1 :2-3 di 1-7

12 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA) Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2 STIE Perbanas Surabaya 1 antok@perbanas.ac.id, 2 cholis@perbanas.ac.id Abstrak Program beasiswa yang diperuntukkan bagi siswa SMA/SMK/MA telah ada di STIE Perbanas Surabaya sejak tahun Beberapa tahapan dan kriteria dalam penentuan beasiswa terkadang mengakibatkan sulitnya membuat keputusan dalam menentukan calon penerima beasiswa. Data calon penerima disajikan dalam bentuk table akan tetapi tidak mudah dalam proses membaca table dengan cepat dan tepat ditambah lagi dengan jumlah data yang cukup besar. Tujuan dari penelitian mengumpulkan informasi tentang data calon penerima beasiswa penuh dalam satu table mulai dari hasil kemampuan akademik, non akademik, komitment, penghasilan orang tua dan rekomendasi. Informasi disajikan dengan cara mengklasifikasikan calon penerima beasiswa penuh menggunakan algoritma C4.5 dengan mencari nilai Entropy dan Gain dalam membentuk pohon keputusan. Dengan menggunakan system informasi pembuatan pohon keputusan dari data calon mahasiswa menjadi lebih mudah dan cepat sehingga dapat melihat factor apa saja pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Kata Kunci : data mining, beasiswa penuh, C4.5, model pendukung keputusan 1.1 Latar Belakang STIE Perbanas Surabaya (STIEP) merupakan sebuah Perguruan Tinggi Swasta, yang berdiri sejak Pada tahun 2000 STIEP memulai membuka jalur pendaftaran beasiswa penuh bagi masyarakat umum untuk lulusan SMU/SMK/MA dan sederajat. Proses seleksi penerimaan beasiswa berada dibawah sebuah kepanitian mahasiswa baru SPMB dilakukan dalam beberapa tahapan dengan system gugur, penentuan hasil akhir adalah pada test psikologi. Data hasil penerimaan setiap tahunnya cukup banyak sehingga apabila tidak dimanfaatkan data tersebut akan menjadi tumpukan data pada gudang data. Data mining merupakan metode untuk menggali dan mencari pengetahuan baru dari data tumpukan data tersebut. Data Mining merupakan teknologi baru yang sangat berguna untuk menemukan informasi yang sangat penting dari gudang data. Ketersediaan data yang banyak dan kebutuhan akan informasi atau pengetahuan sebagai pendukung pengambilan keputusan untuk membuat solusi bisnis dan dukungan infrastruktur di bidang teknik informatika merupakan cikal-bakal dari lahirnya teknologi data mining. Sehingga informasi tersebut bisa digunakan sebagai solusi pengambilan keputusan di dunia bisnis, untuk pengembangan bisnis. Konsep teknologi informasi yang berkaitan dengan data dan informasi adalah bagian dari data mining. Konsep data mining adalah sebagai proses atau teknik pemodelan yang mempergunakan analisis dengan variasi data yang banyak untuk mendapatkan pola dan hubungan diantara variasi data tersebut. Kehadiran data mining dilatarbelakangi dengan adanya masalah data explosion atau ledakan data yang dialami oleh banyak organisasi yang telah mengumpulkan data sekian tahun lamanya. Pada STIEP terdapat beberapa tahapan seleksi beasiswa dari rata-rata 300 pendaftar calon beasiswa dari tahun STIEP hanya menerima kuota 15 siswa beasiswa penuh dan 5 orang beasiswa Perbanas Jatim. Berikut adalah tahapan seleksi penerimaan beasiswa yaitu 1. Seleksi Administrasi dilakukan melalui pendafataran online dengan kriteria nilai 2-8

13 Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2, Penerapan Data Mining 2. Seleksi Wawancara data dilaksanakan setelah lolos seleksi administrasi, terdapat 20 pewawancara yang masing-masing memberi rekomendasi 10 orang untuk lolos tahap selanjutnya. 3. Seleksi Psikotest adalah tahapan akhir dari proses penerimaan Permasalah yang sering dihadapi adalah pada proses penentuan lolos seleksi wawancara, dibutuhkan waktu yang lama dalam pengambilan keputusan banyak kriteria pertimbangan dalam menentukan lolos atau tidaknya calon penerima beasiswa, penyajian data disajikan dalam bentuk excel dan dilakukan sorting data. Dari latar belakang permasalahan tersebut peneliti mencoba mengembangkan suatu system informasi untuk penyajian data dari hasil lolos seleksi wawancara yang berisi factor-faktor apa saja dari rekomendasi pewawancara sebagai pendukung keputusan. Penelitian ini menerapkan algoritma C4.5 dalam sebuah sistem informasi yang dapat mengetahui pola pengambilan keputusan penerimaan beasiswa. Dari pola yang dihasilkan akan didapatkan sebuah informasi atau knowledge. penerapan data mining ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang sebelumnya tersembunyi didalam data sehingga menjadi informasi berharga, berupa informasi yang dapat membantu memprediksi dan mengambil keputusan untuk calon penerima beasiswa penuh di STIE Perbanas. 1.5 Metodologi Penelitian 1.2 Rumusan Masalah Dengan mengacu pada latar belakang masalah diatas, maka peneliti akan membahas permasalahan tentang Bagaimana memanfaatkan algoritma C.45 Data Mining untuk model penentuan pengambilan keputusan calon penerima beasiswa penuh di STIEP 1.3 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang meluas, maka penulis hanya membatasi pembahasan permasalahan hanya pada Penerapan data mining untuk memprediksi calon penerimaan beasiswa penuh dari hasil lolos seleksi wawancara untuk rekomendasi masuk pada tahap psikotest bagi calon mahasiswa baru di STIE Perbanas Surabaya dengan menggunakan Algoritma C4.5 mengikuti tahapan Knowledge Discovery in Database (KDD). 1.4 Tujuan Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk menerapkan teknik data mining dalam menampilkan informasi untuk pengambilan keputusan mengenai calon penerima beasiswa penuh di STIE Perbanas Surabaya. Dan dengan Gambar 1 Tahapan Metode Penelitian 1. Studi Pustaka Yaitu mencari informasi dari beberapa bukubuku referensi, serta situs di internet yang dapat membantu memperoleh pengetahuan dan pokok permasalahan yang berhubungan dengan materi penulisan ini. 2. Pengumpulan Data SPMB Mengumpulkan data penerima hasil seleksi wawancara yang diambil dari database Sistem Informasi Penerimaan Mahasiswa Baru, data yang diambil untuk dilakukan proses mining. 3. Metode Analisis Data Metode Analisis Data Adapun untuk menganalisis data dalam penerapan data mining ini menggunakan tahapan Knowledge Discovery in Databases (KDD) yang terdiri dari beberapa 2-9

14 Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2, Penerapan Data Mining tahapan, yaitu data selection, preprocessing, transformation, data mining, dan evaluation. 2.1 Data Selection Dalam data spmb yang lolos administrasi yang digunakan sebagai sebagai data wawancara tersaji dalam bentuk excel dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut tersebut memiliki nilai yang dinamakan sebagai instance. Pengelompokkan data komitmen kepada STIE Perbanas dibagi menjadi 3, yaitu Tidak Yakin, Ragu-ragu dan Yakin Tabel 2 Komitmen Kepada STIEP Tidak Yakin =1 Ragu-Ragu =2 Yakin >=3 Pengelompokkan data Minat masuk STIE Perbanas jika gagal BP dibagi menjadi 2, yaitu Tidak Minat dan Minat. Tabel 3 Minat Tidak Minat =1&2 Minat =3&4 2.2 Data Praposes Gambar 2. Data Selection Data praproses diambil dari data hasil pewawancara yang telah dikelompokkan berdasarkan kesimpulan / rekomendasi untuk lolos psikotest. Pengelompokkan kesedian ditempatkan di Prodi Diploma jika gagal BP (Beasiswa Penuh) dibagi menjadi 2, yaitu Tidak Bersedia dan Bersedia Tabel 5 Kesedian Tidak Bersedia =1 Bersedia =2 Pengelompokkan pendapatan orang tua dibagi menjadi 2, yaitu Ya dan Tidak Tabel 6 Pendapatan Ortu <2,5 Juta Ya <2,5 Juta Tidak 2.4 Perhitungan entropi dan Gain Gambar 2. Data Praproses 2.3 Pengelompokan Data Pengelompokan data prestasi akademik dan non akademik dibagi menjadi 4 kelas yaitu kurang, cukup, baik dan baik sekali Tabel 1 Prestasi dan Non Akademik Kurang =1 Cukup =2 Baik =3 Baik Sekali >3 Entropy Total Entropy Prestasi Akademik (Baik) Entropy Prestasi Akademik (Sangat Baik) 2-10

15 Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2, Penerapan Data Mining Entropy Prestasi Akademik (Cukup ) Entropy Prestasi Akademik (Kurang ) menu proses dengan menggunakan modeling - Predictive Tree Decisition Tree akan menghasilkan sebuah pohon keputusan, algoritma C4.5. Gain (Total, Prestasi Akademik) Gambar 3. Perhitungan Entropi & Gain Dapat dilihat pada gambar 3 perhitungan entropi dan gain, dimana gain tertinggi adalah Prestasi Akademik yaitu sebesar , dengan demikian Prestasi Akademik akan menjadi root akar. Terdapat 4 nilai atribut kurang, cukup, baik dan sangat baik sehingga dilakukan perhitungan kembali. 3.1 Hasil & Pembahasan Pengujian terhadap analisa, sangat penting dilakukan untuk menentukan dan memastikan apakah hasil analisa tersebut telah sesuai dengan keputusan yang diharapkan. Untuk menguji kebenaran dari hasil pengolahan data yang dilakukan secara manual, maka dapat menggunakan salah satu software aplikasi data mining Rapid Miner Pembahasan Seluruh variabel yang terdiri dari atribut kondisi dan atribut keputusan yang digunakan dalam menentukan rekomendasi lolos seleksi psikotest disimpan pada Microsoft excel dengan nama file data-lolos-wawancara.xls (yang berisi kasus atau kriteria dalam menghasilkan rule). Selanjutnya proses klik open pada aplikasi rapid Miner untuk proses transformasi dan kemudian klik 4.1 Kesimpulan Gambar 4. Tree Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka kesimpulan dari penulis untuk model pengambilan keputusan dalam pengambilan keputusan yaitu yang menjadi faktor tertinggi yang mempengaruhi keputusan adalah faktor Prestasi akademik, faktor kedua adalah Kesedian diterima di Prodi Diploma dan Komitmen kepada STIE Perbanas, Faktor ketiga 4.2 Saran Dari kesimpulan yang telah ada, maka diberikan saran sebagai berikut penerapan data mining dalam menentukan model seleksi penerimaan beasiswa penuh lolos wawancara dapat dikembangkan dan diintegrasi kedalam sebuah system informasi PMB Daftar Pustaka Astuti Fajar, 2009, Data Mining,,Andi, Surabaya

16 Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2, Penerapan Data Mining Santosa Budi, 2007, Data Mining Teknik Pemanfaatan Data untuk Keperluan Bisnis,Yogyakarta : Graha Ilmu. Anwar Arifin, Shaufiah, Dwi Dawam, 2012, Analisis dan Implementasi Metode Single Layer Perceptron Pada Data Mining Penerimaan Siswa Baru Jalur JPPAN, pp Ardhi Fauzan, 2009, Analisis dan Implementasi Algoritma Cruise dengan Metode ID pada Penentuan Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru di Perguruan Tinggi melalui JPPAN, pp Fadli,A Aplikasi Data Mining. Ilmu Komputer.Com, (diakses 20 Oktober 2016) Kusrini, & Lutfi, E.T Algoritma data mining. Penerbit ANDI : Yogyakarta Santosa, B., 2007, Data Mining : Teknik Pemanfaatan Data Untuk Keperluan Bisnis, Teori dan Aplikasi, Graha Ilmu, Yogyakarta. Mujib Ridwan, Hadi Suyono & M.Saros, Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive Bayes Classifier jurnaleeccis Larose, & Daniel T Discovering knowledge in data: an introduction to data mining. USA: John Wiley and Sons 2-12

17 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK Maulana Rizqi Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Sistem Komputer, Universitas Narotama Surabaya Abstrak Penerbangan tanpa awak (drone), kamera digital, personal computer yang canggih, dan perangkat lunak telah memungkinkan untuk melakukan proses geospasial secara professional dengan menangkap foto dari udara dan menghasilkan sebuah model digital tanpa harus menggunakan pesawat berawak atau memperkerjakan seorang ahli pemetaan. Dengan tersedianya sensor dan perangkat lunak yang semakin sederhana, serta drone yang telah dilengkapi kamera memungkinkan untuk mengkombinasikan gadget dan drone yang memudahkan proses pengambilan data pemetaan secara autopilot. Pada jurnal ini menjelaskan pembuatan perencanaan jalur terbang pada drone dengan menggunakan gadget sehingga menghasilkan sebuah 2 dimensi peta udara. Kata Kunci : Drone, Mapping, Autopilot, Flight Plan, Perencanaan penerbangan 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini, Unmanned Aerial Vehicles (UAV), drone, atau juga sering dikenal sebagai pesawat taanpa awak, sebagian besar dikembangkan dan digunakan untuk aplikasi militer. Drone dikendalikan dari jarak jauh dengan menggunakan gelombang radio di frekuensi 2.4GHz dan atau 5GHz. Mereka dilengkapi dengan berbagai macam sensor, misalnya inertial motion units (IMU) dan giroskop, untuk mengenali kesejajaran dan posisi dari pesawat,, dan vision system menggunakan infrared. Dengan ditanamkannya Microcomputer pada drone menjadikan navigasi autonomous atau autopilot sehingan penerpangan tanpa banyak melibatkan pilot (remotely controlled) secara manual. Dengan murahnya sensor tersebut, maka penggunaan non-militer dan terutama pada drone yang lebih kecil memungkinkan untuk mengkmersialkan pemetaan dengan harga murah dan terjamin kelayakan mutu dan keamanannya Global Positioning System (GPS) saat ini yang sangat akurat dan murah, memungkinkan untuk mempertahankan posisi terbang drone dengan global reference system hampir di semua lokasi di dunia secara real-time. Dengan bantuan GPS/GLONAS memudahkan pengambilan data pemetaan dengan aman melalui perencanaa jalur terbang dengan perangkat lunak yang compatible dengan drone pada gadget yang dipilih. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan didalam melakukan penelitian ini nantinya adalah sebagai berikut : 1. Bagaiamana membuat perencanaan jalur terbang yang aman 2. Bagaiamana mengidentifikasi data untuk pemetaan setelah perencanaan jalur terbang selesai. 1.3 Batasan Masalah Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menggunakan drone komersial DJI Phantom 4 pro 3-13

18 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. 2. Menggunakan perangkat lunak perencanaan jalur terbang GS Pro versi Area pemetaan tidak ada gangguan sinyal dan halangan apapun 4. Lokasi pemetaan berada di tengah kota yang rapi. 5. Pemetaan di lakukaan pada ketinggian 50 meter. 6. Pada saat pengambilan data kamera vertical 90 o kebawah. 7. Hasil pengolahan data berbentuk peta 2 dimensi. 1.4 Tujuan Tujuan dari penelitian serta implementasi sistem ini nantinya adalah memberikan kemudahan pengguna drone untuk memilih aplikasi perencanaan jalur terbang yang praktis, mudah dan aman pada gadget 1.5 Manfaat Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Memanfaatkan Drone DJI Phantom 4 pro sebagai alat untuk pengambilan data pemetaan 2. Memanfaatkan perangkat lunak GS Pro dalam merencanakan jalur terbang yang aman 3. Sebagai dasar keputusan pilot sebelum melakukan pemetaaan. 4. Memberikan laporan data pemetaan yang akurat berbentuk 2 dimensi 1.6 Metodologi Penelitian Untuk dapat mengimplementasikan sistem ini nantinya, maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Studi Literatur Mempelajari buku manual dan media internet tentang perencanaan jalur terbang, dan 2 dimensi untuk membantu menyelesaikan sistem. 2. Perancangan Melakukan perancangan aplikasi dan konfigurasi serta integrasi antara data dengan sistem. 3. Uji Coba Dilakukan uji coba untuk menguji apakah sistem integrasi ini benar-benar berjalan sesuai yang diharapkan 4. Evaluasi Dari hasil rangkaian uji coba dan penggunaannya maka akan dievaluasi untuk pengembangan selanjutnya. 2.1 Penerbangan Tanpa Awak Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau drone adalah Penerbangan tanpa awak (pesawat terbang) yang dikendalikan dari jarak jauh tanpa adanya. Pilot tidak di dalam pesawat. Drone yang bisa digunakan pemetaan memiliki kriteria sebagai berikut : 1. Kamera. Sebagai mata untuk membantu navigasi pilot saat menerbangkan drone. Dan saat mengambil data yang dibutuhkan 2. Remote Control Berfungsi membantu pilot mengendalikan gerak drone selama terbang selain kamera 3. Ground Station Gadget yang berfungsi untuk melihat secara actual yang ditangkap oleh kamera bisa berbentuk pad/ tablet/ ponsel pintar, dan mampu menjalankan perangkat lunak perencanaan jalur terbang. 4. Autopilot system Sebuah fitur perangkat lunak membantu untuk merencanakan jalur terbang saat pemetaan. 5. Perangkat Lunak Pemetaan Berfungsi untuk mengolah hasil pemetaan yang di dapat dari drone, menjadi hasil karya 2 dimensi 6. GPS Sensor GPS berfungsi untuk mengetahui posisi drone saat terbang baik secara autopilot maupun manual remotely. 2.2 Rotary Wing dan Fixed Wing Ada 2 konfigurasi pesawat terbang, dari fixed wing dan sayap bermotor, yang bisa digunakan untuk keperluan fotografi udara. Faktor yang harus dipertimbangkan saat menentukan konfigurasi terbaik adalah: berat dan volume kecepatan terbang stabilitas penerbangan Jarak penerbangan - jarak yang ditempuh lingkungan operasi - lepas landas dan area pendaratan ukuran fisik daya tahan dan perawatan biaya lain Ukuran kamera dikombinasikan dengan kebutuhan pemetaan untuk menutupi satu, atau lebih, kilometer persegi ini keuntungan fixed wing. Keuntungan dari multi-copter, mampu lepas landas dan mendarat secara vertikal, dan melayang-layang, 3-14

19 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. tetapi jangkauannya yang terbatas. Kerugian dari pesawat fixed wing adalah membutuhkan ruang untuk lepas landas dan mendarat, tapi ini bukan masalah saat memetakan area yang lebih luas, di mana umumnya, ruang terbuka tersedia untuk lepas landas dan mendarat. Selain itu pesawat fixedwing bisa diluncurkan dari ruang kecil, jadi bukan masalah besar. Sedangkan multi-copters lebih kompleks dalam banyak hal. Sistem propulsi membutuhkan setidaknya 4 motor dan peralatan elektronik yang terkait. Mereka sulit terbang secara manual tanpa stabilisasi komputer. Kegagalan motor sering kali menjadi bencana karena tidak seperti fixed wing, drone multi-rotor tidak bisa meluncur ke saat pendaratan. Sehingga Kompleksitas berarti pemeliharaan dan biaya yang lebih tinggi. Gambar 2. DJI Phantom 4 Pro Multirotor 2.4. Perencanaan Jalur Terbang Konfigurasi Jalur Terbang : Membuat baru jalur terbang Gambar 3. Membuat Misi Baru Ketuk tombol new untuk membuat baru perencanaan jalur terbang D Map Area Gambar 1. Fixed wing 2.3 Drone System Overview Berikut spesifikasi drone phantom 4 pro : a. Pesawat Panjang : 350mm Bahan : Plastik Rotor : 4 buah Kecepatan : 31 mph Lama terbang : 30 menit b. Sensor Satelite : GPS Vision : Depan, Belakang, Bawah Camera : 1 CMOS 20 Mega Pixel Infrared : m (obstacle) IMU : 2 buah Gyroscope : 2 buah c. Baterai : 5870mAh d. Gimbal : 3 axis (pitch, yaw, roll) e. Remote Control Frekuensi : 2.4GHz dan 5.8Ghz Gambar 4. Pemilihan New Mission Ketuk 3DMap Area yang memudahkan pengguna untuk membuat jalur perencanaan penerbangan yang efisien setelah menetapkan area pemetaan yang akan dilalui drone dengan parameter kamera yang dibutuhkan Memilih Metode Point Gambar 5. Awal Membuat Waypoint 3-15

20 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. Ketuk sekali untuk membuat zona penerbangan berbentuk persegi panjang pada peta yang telah disediakan. Bentuk persegi panjang ini yang disebut Waypoint Flight. Pilih salah satu titik untuk memilihnya dan akan berubah dari putih menjadi biru. Tarik dan geser titik untuk mengubah bentuk area atau jalur penerbangan. Seret ke peta untuk menambahkan satu poin. Untuk menghapus titik yang dipilih, ketuk gambar sampah di sudut kiri bawah halaman pengaturan parameter Konfigurasi Dasar Drone mungkin besar, yang juga akan membuat misi lebih lama Flight Course Mode Inside Mode: Berfungsi untuk mengoptimalkan hasil foto dengan akurasi besar disesuaikan jalur penerbangan meskipun ada lubang didalam waypoint Speed Mengatur kecepatan penerbangan drone saat fungsi Hover & Capture at a Point diaktifkan. Kecepatan didefinisikan sebagai 5 m / s secara umum dan bisa diatur antara 1 sampai 15 m / s Altitude Menyesuaikan ketinggian penerbangan agar mendapatkan resolusi foto yang sesuai. Secara umum akan terkonfigurasi di ketinggian 50 meter, dan bisa maksimal sampai sampai 500 meter Konfigurasi Lanjutan Drone Gambar 6. Konfigurasi Dasar Camera Model Mengatur konfigurasi kamera dan lensa yang digunakan pada drone untuk medapatakan hasil gambar secara optimal saat penerbangan autopilot berlangsung Shooting Angle Memilih arah kamera saat terbang secara autopilot di sepanjang jalan yang telah di rencanakan. Parallel to Main Path : Kamera sejajar dengan jalur utama penerbangan Capture Mode Hover & Capture at a Point: Perangkat lunak akan menghitung jalur penerbangan dan jumlah waypoint sesuai pilihan metode point. Saat melakukan misi, pesawat akan melayang dan menangkap di setiap titik arah. Dalam mode ini, pemotretan stabil, namun waktu yang dibutuhkan akan lama. Jumlah titik arah yang dibutuhkan Gambar 7. Konfigurasi Lanjutan Front Overlap Ratio Besaran rasio overlap gambar berurutan yang difoto sepanjang jalur utama drone. Secara umum akan terkonfigurasi sebesar 90% dan dapat diatur dari 10% sampai 99% yang akan mempengaruhi banyaknya foto yang diambil Side Overlap Ratio Mengatur besaran rasio jalur drone dengan merapatkan foto yang diambil secara paralel Secara umum akan terkonfigurasi sebesar 90% dan dapat 3-16

21 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. diatur dari 10% sampai 99% yang akan mempengaruhi banyaknya foto yang diambil Course Angle Mengatur besaran sudut jalur drone. Arah timur bernilai 0, dengan nilai positif adalah berlawanan arah jarum jam dan negatif searah jarum jam. Rentangnya bisa disesuaikan dari 0 hingga Margin Berfungsi mengendalikan luasan area penerbangan dari waypoint yang telah di rencanakan. Nilai positif berarti melebihkan toleransi untuk keluar dari penerbangan sebesar beberapa meter. Dan negatif untuk mengurangi area penerbangan. Besaran secara umum -30m hingga 0m dalam inside mode Gimbal Pitch Angle Sudut Kamera sesuai dari waypoint yang telah dibuat. Sudut pitch dapat berkisar dari -90 sampai 0, dengan vertikal ke bawah ditunjukkan oleh -90 dan ke depan ditunjukkan dengan 0. Gambar 8. Membuat Perencanaan Jalur Terbang Langkah 2. Melakukan kalibrasi konfigurasi dasar. Camera Model - Phantom 4 Pro, Shooting Angle Parallel to main path, capture mode hover&capture at Point, Flight Course Mode Inside mode, Speed 5m/s altitude 50m resolution 1.4cm/px End-Mission Action Return To Home (RTH): Setelah drone menyelesaikan pengambilan data, akan secara otomatis kembali ke tempat lepas landas. Jika ketinggian drone lebih tinggi dan rendah dari nilai yang ditentukan saat sebelum memulai pengambilan data, maka akan menyesuaikan otomatis ketinggian yang telah di tentukan. 3.1 Uji Coba & Pembahasan Implementasi Perencanaan Jalur Terbang Penerapan perencanaan jalur terbang secara autopilot pada area pemukiman di Tasikmalaya, Langkah 1. Membuat jalur terbang pada peta yang telah disediakan oleh GS Pro dengan tidak tersambung ke drone terlebih dahulu. Serta membuat pedoman jalur drone yang sederhana. Gambar 9. Konfigurasi Dasar Langkah 3. Melakukan setting pada advanced mode mencari akurasi terbaik pada drone. Maka merubah front overlap ratio ke 70% dan side overlap ratio ke 90% curse angle 0 o margin 0.0 m gimbal pitch 90 o end mission action RTH alt 90m 3-17

22 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. Gambar 10. Konfigurasi Lanjutan Langkah 4. Menyambungkan ke drone untuk mengirimkan waypoint, dan drone mengirimkan kembali data ke ipad tentang kondisi terkini drone saat akan dimulainya penerbangan pengambilan data termasuk checklist sensor. Gambar 12. Hasil akhir pemetaan udara 4.1 Kesimpulan Gambar 11. Menjalankan Perencanaan Autopilot 3.2. Pengolahan Data Saat drone telah selesai melakukan pengambilan data foto udara, maka langkah berikutnya mengolah hasil data foto udara menjadi peta 2 dimensi Dari implementasi ini dapat diberikan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Dengan mengimplementasikan membuat perencanaan terlebih dahulu akan didapat sebuah rekomendasi keputusan yang tepat dan akurat. 2. Dengan adanya perencanaan ini nantinya tentunya akan sangat membantu pengguna drone sebagai dasar keputusan sebelum melakukan pengambilan data foto udara. 3. Sistem ini hanya mendukung tidak adanya halangan apapun saat pengambilan data dilakukan 4.2 Saran Adapun saran yang diberikan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Dapat dikembangkan menjadi sistem yang terintegrasi untuk di modelkan dalam bentuk 3D 2. Dapat menganalisa faktor faktor lain yang mempengaruhi dasar perencanaan jalur terbang drone 3-18

23 Maulana Rizqi, Perencanaan Jalur Terbang.. Daftar Pustaka Sebastian Siebert, Jochen Teizer Mobile 3D mapping for surveying earthwork projects using an unamanned aerial vehicle (UAV) System. School of Civil and Environmental Engineering, Georgia Institute of Technology S. B Mah, C. S. Cryderman Implementation of an unmanned aerial vehicle system for large scale mapping. The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL- 1/W4. Evsüen Yanmaz, Saeed Yahyanejad, Bernhard Rinner Drone Networks: Communications, Coordination, and Sensing. Alpen-Adria-Universit at Klagenfurt, Institute of Networked and Embedded Systems, Klagenfurt, Austria. DJI Global DJI GS Pro User Manual pro/gs_pro_user_manual_en.pdf 3-19

24 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN BARANG GUDANG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : PT. ISS INDONESIA CABANG JAWA TIMUR) Muhammad Saiful Ali1, Latipah2 1,2 1 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama1 saifulali045@gmail.com, 2latifah.rifani@narotama.ac.id Abstrak Penelitian ini membahas tentang rancang bangun sistem informasi persediaan barang berbasis web di PT. ISS Indonesia cabang jawa timur. Rancang bangun sistem informasi persediaan barang ini dapat meningkatkan standart operasi kerja yang optimal pada PT. ISS Indonesia bagian logistic. Rancang bangun sistem informasi persediaan barang akan memperbaiki sistem yang sedang berjalan dan dapat mempermudah aliran informasi yang cepat dan akurat dalam perusahaan.analisis permasalahan dilakukan dengan cara melakukan opservasi dan wawancara terhadap sistem yang berjalan, analisis terhadap temuan, identifikasi kebutuhan informasi yang dibutuhkan perusahaan dan identifikasi persyaratan sistem dengan menggunakan metode waterfall. Data tersebut diambil dari PT. ISS Indonesia cabang jawa timur pada bagian logistic. Rancang bangun sistem informasi persediaan barang berbasis web dilakukan dengan menggunakan pemrograman PHP dan firebird sebagai databasenya.hasil dari penelitian ini menghasilkan suatu aplikasi sistem persediaan barang gudang berbasis web yang dapat menunjang pengelolahan data barang pada gudang, memberikan laporan dengan akurat, efektif, dan memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Kata kunci : Sistem Informasi, Persediaan Barang, Waterfall, Web, Php, Fierbird. Pergudangan PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur selalu melakukan pengawasan dan pencatatan terhadap barang persediaan. Pengolahan data gudang pada PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur sampai saat ini masih manual seperti pencatatan informasi persediaan barang dengan menggunakan buku pencatatan dan laporan yang masih ditulis tangan. Untuk menunjang kinerja operasi kerja yang optimal maka, PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur membutuhkan suatu sistem aplikasi yang dapat membantu dalam melakukan perancangan sistem informasi persediaan barang. melihat hal tersebut maka PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur berupaya untuk membuat dan merancang aplikasi sistem informasi persediaan barang di gudang berbasis web yang terstruktur, memberikan solusi dalam pencatatan, pengolahan data barang, menjadikan sistem aplikasi kebutuhan yang baik bagi perusahaan dan dapat memberikan keunggulan yang kompetitif. 1. Pendahuluan PT. ISS Indonesia merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa, terbesar di Indonesia. Perusahaan ini dimulai tahun 1901 yang lalu di Denmark, sebagai perusahaan keamanan. Perusahaan ini kemudian memasuki pasar jasa pembersihan dan seiring perkembangannya layanan bisnis yang di berikan pun bertambah, dari yang pada awalnya hanya satu konsep bisnis (single service) menjadi lebih dari satu jasa (facility services). Dengan cakupan layanan (cleaning service, office support service, gardening & landscaping, Integrated Pest Management, building maintenance service, indoor air quality service, wash room service, portable toilet service), Acces Control (security service), Catering Service, Parking Management Service. Dari semua jasa yang dikelola ISS jasa kebersihan merupakan jasa yang paling banyak diminati dari jenis jasa yang lain. 4-20

25 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem 2. Landasan Teori 2.1 Pengertian Persediaan Barang 3. Menurut Tamodia (2013), Persediaan merupakan barang-barang yang dimiliki untuk kemudiaan dijual atau digunakan dalam proses produksi atau dipakai untuk keperluan non produksi dalam siklus kegiatan yang normal. Menurut Rusdah (2011), Persediaan adalah suatu aktivitas yang meliputi barang pemilik organisasi dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu atau persediaan barangbarang yang masih dalam pengerjaan proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunaanya dalam proses produksi. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan pengendalian persediaan (inventory control) merupakan pengumpulan atau penyimpanan komoditas yang akan digunakan untuk memenuhi permintaan dari waktu ke waktu. Persediaan memegang peranan penting agar perusahaan dapat berjalan dengan baik Metode Waterfall Menurut Pressman (2010) model waterfall adalah model klasik yang bersifat sistematis dan berurutan dalam membangun software. Berikut ini ada gambaran 2.1 dari waterfall model. software, termasuk rencana yang akan dilakukan. Modeling proses ini menerjemahkan syarat kebutuhan ke sebuah perancangan software yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Proses ini berfokus pada rancangan struktur data, arsitektur software, representasi interface, detail (algoritma) prosedural. Tahapan ini menghasilkan dokumen yang disebut software requirement. Construction merupakan proses membuat kode. Coding atau pengkodean merupakan penerjemah desian dalam bahasa yang bisa dikenali oleh komputer. Programmer akan menerjemakan transaksi yang diminta oleh user. Tahapan ini ialah yang merupakan tahapan secara nyata dalam mengerjakan sesuatu software, artinya penggunaan komputer akan dimaksimalkan dalam tahapan sistem ini. Setelah pengkodean ini selesai makan akan dilakukan testing terahapan sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan kesalahankesalahan terhadap sistem tersebut untuk kemudian bisa diperbaiki. Deployment tahapan ini dikatakan final dalam pembuatan software atau sistem. Setelah melakukan analisis, desain dan pengkodean maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user. Kemudian software yang telah dibuat harus dilakukan pemeliharan secara berkala. 2.3 Metode Black Box Menurut Soetam Rizky (2011), berpendapat bahwa Black box testing adalah tipe testing yang memperlakukan perangkat lunak yang tidak diketahui kinerja internalnya. Sehingga para tester memandang perangkat lunak seperti layaknya sebuah kotak hitam yang tidak penting dilihat isinya, tapi cukup dikenai proses testing di bagian luar. Menurut Agustiar Budiman (2012), berpendapat bahwa Pengujian black box merupakan metode perancangan data uji yang didasarkan pada spesifikasi perangkat lunak. Data uji dibangkitkan, dieksekusi pada perangkat lunak dan kemudian keluaran dari perangkat lunak diuji apakah telah sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pengujian black box digunakan untuk menguji sistem dari segi user yang dititik beratkan pada pengujian kinerja, spesifikasi dan antarmuka sistem tersebut tanpa menguji kode program yang ada. Gambar 1. Model waterfall (Sumber : Pressman 2010) Tahapan utama model ini dibagi menjadi lima bagian berdasarkan pengembangan kegiatannya, diantaranya : 1. Communication langkah ini merupakan analisis terhadap kebutuhan software, dan tahap untuk mengadakan pengumpulan data dengan melakukan pertemuan dengan pelanggan, maupun mengumpulkan data-data tambahan. 2. Planning proses yang merupakan lanjutan dari Communication. Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement atau bisa dikatakan sebagai data yang berhubungan dengan keinginan user dalam pembuatan 4-21

26 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem Uji coba blackbox berusaha untuk mencemukan kesalahan dalam beberapa kategori, diantaranya : 1. Fungsi-fungsi yang salah atau hilang. 2. Kesalahan interface. 3. Kesalahan dalam struktur data atau akses database eksternal. 4. Kesalahan performa. 5. Kesalahan inisialisasi dan terminasi. a. Perancangan Document Flowchart b. Perancangan System Flowchart Design Setelah tahap analisa sistem dilakukan dan mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan, maka pada tahap ini akan dipikirkan bagaimana merancang dan membuat desain sistem berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan pada tahapan analisa. Alat bantu yang digunakan untuk membuat suatu rancangan desain sistem yang akan dibangun tersebut diantaranya : a. Context Diagram, b. Data Flow Diagram, c. Conceptual Data Model, d. Physical Data Model, e. Interface System. 3.2 Modelling Pada tahap ini dilakukan perancangan model dimana perancang menerjemahkan kebutuhan sistem ke dalam bentuk representasi model dengan menggunakan perancangan sistem secara struktural. Adapun tahapan-tahapan dalam perancangan sistem yang dilakukan adalah pembuatan Document Flowchart, System Flowchart, Context Diagram, Data Flow Diagram, Conceptual Data Model, Physical Data Model, Interface System. 3.4 Construction Setalah melalui tahapan modelling, tahapan selanjutnya dilakukan contruction untuk membangun sistem. Tahapan perancangan sistem ini telah dilakukan dengan coding dan testing. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisa Sistem Manual Pergudangan PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur selalu melakukan pengawasan dan pencatatan terhadap persediaan barang. Pengelolahan data gudang sampai saat ini masih manual seperti pencatatan, pengelolahan, pelaporan data persediaan barang digudang menggunakan buku pencatatan dan laporan yang masih ditulis tangan. Sistem tersebut menjadikan pihak kantor pusat tidak dapat mengontrol dan mengetahui data dari gudang dengan efektif. Untuk menunjang kinerja operasi kerja yang optimal maka, PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur memerlukan adanya aplikasi sistem persediaan barang digudang berbasis web. Aplikasi yang dapat digunakan dalam mengontrol persediaan barang digudang. Dengan adanya aplikasi berbasis web, PT. ISS Indonesia dapat melihat laporan dari gudang dengan tepat sasaran. Berikut ini dokumen flowchart permintaan barang secara manual yang ditunjukkan pada gambar 3 sebagai berikut : 1. Bagian gudang membuat form permintaan persediaan barang. Gambar 2. Metodologi Penelitian Analysis Tahapan analisis dapat dilakukan dengan manganalisa hasil pengumpulan kebutuhan sistem yang sudah dilakukan sebelumnya. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif yang memberikan gambaran umum sistem informasi persediaan barang gudang pada PT. ISS Indonesia cabang Jawa timur. Alat bantu yang akan digunakan untuk menganalisa kebutuhan sistem yang akan dibangun tersebut diantaranya : 4-22

27 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem 2. Pimpinan menerima form permintaan dari bagian gudang, selanjutnya pimpinan membuat daftar permintaan Material Request (MR) dan diberikan kepada manager. 3. Manager menerima daftar permintaan Material Request (MR) dari pimpinan, kemudian pihak manager memeriksa dan menyetujui permintaan Material Request (MR) dari pimpinan. 4. Bagian keuangan menerima daftar permintaan persetujuan Material Request (MR) dari manager, selanjutnya bagian keuangan melakukan pemesanan barang dan melakukan pembayaran untuk pengiriman persediaan barang digudang. 5. Supplier menerima pembayaran dan menyiapkan barang pemesanan sesuai daftar permintaan barang, selanjutnya supplier membuat surat jalan dan melakukan pengiriman barang. Bagian gudang menerima daftar pengiriman kemudian melakukan pengecekan barang yang dikirim dari supplier, pengecekan barang lengkap sesuai daftar barang yang dikirim oleh supplier, bagian gudang membuat tanda terima barang rangkap 3 lembar untuk bukti bahwa barang sudah datang dan diterima. Tanda terima barang lembar 1 disimpan oleh bagian gudang, tanda terima barang lembar 2 diberikan ke bagian keuangan dan tanda terima barang lembar 3 dibawa oleh supplier. Gambar 4. Dokumen Flowchart Stok Barang Pada gambar 4 dapat dlihat bagian gudang membuat daftar pengecekan dan melakukan pengecekan persediaan barang digudang. Selanjutnya bagian gudang membuat laporan stok barang digudang, laporan stok barang rangkap 2 lembar. Laporan stok barang lembar 1 disimpan untuk bagian gudang dan laporan stok barang lembar 2 diberikan kepada pimpinan untuk dibuatkan permintaan persediaan barang di periode selanjutnya. 4.2 System Flowchart System flowchart merupakan gambaran sistem yang akan dibangun, system flowchart pada PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 3. Dokumen Flowchart Permintaan Barang 4-23

28 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem Login Pengguna PERMINTAAN BARANG Gudang Sistem Mulai Pengecekan barang Data barang Permintaan barang Barang ada? Permintaan barang Penyimpanan ke data base Cetak laporan Laporan Laporan Mulai Gambar 6. Permintaan Barang Gambar 5. Login Pengguna 4.3 Implementasi Sistem Pada proses login dimulai dengan pengguna membuka aplikasi, kemudian pengguna mengisi username dan password, lalu sistem melakukan proses login dengan verifikasi username dan password yang telah dimasukkan dengan data yang sudah ada. Jika login tidak berhasil maka sistem akan kembali pada input username dan password, dan jika login berhasil maka sistem akan menampilkan pada form halaman utama. Implementasi dilakukan agar dapat diketahui apakah sistem dapat berjalan sesuai dengan baik. Tahap ini akan menjelaskan bagaimana jalannya sistem mulai dari awal sampai dengan akhir, serta dilengkapi dengangraphical Unit Interface (GUI) Halaman Login Permintaan Barang Halaman login adalah halaman yang pertama kali ditampilkan ketika user membuka aplikasi sistem informasi manajemen inventori. Agar bisa masuk ke dalam aplikasi ini, user harus melakukan login terlebih dahulu, dengan memasukkan username dan password di dalam tampilan login, dapat dilihat pada gambar 7. Pada gambar 6 dijelaskan bagian gudang membuka aplikasi, kemudian melakukan permintaan barang, sistem akan mengecek data barang dari database, jika bagian gudang tidak ingin tambah ke daftar permintaan, maka akan kembali ke permintaan barang. Jika bagian gudang ingin tambah ke daftar permintaan, maka sistem akan membaca permintaan barang. Selanjutnya sistem akan memunculkan data berhasil disimpan. Setelah permintaan barang selesai, jika bagian gudang ingin mencetak laporan, maka laporan tersebut bisa dicetak. Jika tidak, maka laporan selesai. Gambar 7. Halaman Login 4-24

29 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem Halaman Form Transaksi Pemakaian Barang Halaman ini hanya bisa diakses oleh bagian gudang, halaman ini diperuntukkan bagi keperluan transaksi pemakaian data barang. Terdapat menu tanggal untuk melakukan pemakaian barang dan menu simpan untuk menyimpan transaksi pemakaian barang yang telah dibuat oleh bagian gudang. Berikut tampilan halaman tersebut seperti diperlihatkan pada gambar 8 dan gambar 9. Gambar 11. Laporan pemakaian barang 5. PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil evaluasi dan implementasi Metode Waterfall kedalam website Sistem Informasi persediaan barang pada PT. ISS Indonesia cabang jawa timur dapat diambil beberapa kesimpulan diantara lain : 1. Dengan adanya aplikasi sistem informasi persediaan barang berbasis website, pihak perusahan lebih terbantu dengan adanya sistem informasi persediaan barang, data barang, dan data laporan barang. 2. Membantu divisi pengelolahan dalam melakukan melaporkan persediaan dan membantu divisi bagian gudang memberikan kemudahan karyawannya dan meningkatkan kinerja divisi tersebut. 3. Penerapan Metode Waterfall kedalam aplikasi sangat tepat di gunakan dalam studi kasus sistem informasi persediaan barang berbasis web di PT. ISS Indonesia cabang Jawa Timur. Gambar 8. Halaman inputan barang Gambar 9. Halaman view pemasukan barang Halaman laporan print 5.2 Saran Untuk pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi persediaan barang di PT. ISS Indonesia cabang jawa timur ini, dapat diajukan beberapa saran, yaitu : 1. Sistem dapat dimungkinkan untuk penambahan jumlah alur proses lainnya sesuai dengan kebutuhan penelitian lain ataupun pihak divisi pergudangan PT. ISS Indonesia cabang jawa timur selanjutnya. 2. Guna mendapatkan hasil yang lebih baik, penggunaan Metode Waterfall dapat dimungkinkan untuk dikombinasikan dengan metode-metode sejenis yang sesuai. Halaman ini hanya bisa diakses olehbagian gudang, halaman ini diperuntukkan bagi keperluan download laporan yang akan di print atau di cetak di gudang PT. ISS Indonesia cabang jawa timur. Berikut tampilan halaman tersebut seperti diperlihatkan pada gambar 10. Gambar 10. Laporan permintaan barang 4-25

30 Muhammad Saiful Ali1, Latipah2, Rancang Bangun Sistem Daftar Pustaka Achmad Zakki Falani, Eman Setiawan, Implementasi Sistem Informasi Perkuatan Modal Bergulir Bagi Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah (Kumkm) Provinsi Jawa Timur, le/view/362/200 AZZ Falani, EE Setiawan, SSD Hartanto, 2017, Implementasi Sistem Informasi Monitoring Dokumen Justifikasi (Studi Kasus: PT. Telkom Indonesia, Regional 5 Jawa Timur), Insand Comtech: Information Science and Computer Technology Journal, Universitas Madura. Budiman, Agustiar Pengujian Perangkat Lunak dengan Metode Black Box Pada Proses Pra Registrasi UserVia Website. Makalah, halaman: 4. Pressman RS Software Engineering : A Practitioner s Approach, 7th ed.mc Grow Hill, New York. Rizky, Soetam Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Prestasi Pustaka. Jakarta. Rusdah Analisa Dan Rancangan Sistem Informasi Persediaan Obat. Universitas Budi Luhur. Jakarta. Sutabri, Tata Konsep Sistem Informasi. CV. Andi Offset. Yogyakarta. Sutarman Buku Pengantar Informasi. Bumi Aksara. Jakarta. Teknologi Tamodia. Widya Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Untuk Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Laris Manis Utama Cabang Manado. Universitas Sam Ratulangi. Manado. 4-26

31 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PEMANFAATAN ALGORITMA TF/IDF PADA SISTEM INFORMASI ECOMPLAINT HANDLING Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2 Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama Surabaya 1 rudhisasmito@gmail.com, 2 achmad.zakki@narotama.ac.id Abstrak Dalam sebuah perusahaan jasa, kepuasan pelanggan adalah salah satu hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Penanganan komplain saat ini dinilai masih kurang karena bersifat manual. Hal ini menyebabkan pelanggan mengeluh karena komplain mereka tidak diproses secara cepat oleh pihak yang bersangkutan. Dengan memanfaatkan teknologi yang cukup berkembang saat ini, maka proses tersebut dapat dilakukan oleh komputer. Text mining adalah salah satu cara yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan diatas. Dengan text mining dapat dicari kata-kata yang dapat mewakili isi dari komplain. Pada penelitian ini penulis menggunakan algoritma TF-IDF ( Term Frequency Inverse Document Frequency) pada pemakaian ecomplaint handling. Dengan menggunakan text mining diharapkan dapat membantu dalam memilah atau mengetahui kategori dari sebuah komplain dan memberikan jawaban yang akurat. Sedangkan pengukuran tingkat similiritas antar dokumen dilakukan dengan membandingkan suatu keyword dengan dokumen yang sudah dibuat sebelumnya di database. Pengujian dilakukan mengggunakan sample data teks dalam bahasa Indonesia pada PT Berdikari Insurance. Dari hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa algoritma TF-IDF (Term Frequency Inverse Document Frequency) dapat digunakan untuk mengukur tingkat similaritas dokumen dengan kata kunci sehingga bisa memberikan kemudahan bagi para pelanggan dalam mengajukan permasalahannya dan perusahaan dapat segera menangani permasalahan tersebut. Kata Kunci : Algoritma TF-IDF, ecomplaint Handling, Text Mining 1.1 Pendahuluan Dalam sebuah perusahaan jasa, kepuasan pelanggan adalah salah satu hal yang dibutuhkan untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Penanganan komplain saat ini dinilai masih kurang karena bersifat manual. Hal ini menyebabkan pelanggan mengeluh karena komplain mereka tidak diproses secara cepat oleh pihak yang bersangkutan. Sebelumnya komplain disampaikan langsung kepada pihak yang bersangkutan dan bagian tersebut akan menjawab apa yang ditanyakan. Namun, dengan berkembangnya teknologi proses tersebut dapat dilakukan oleh komputer. Bukan hal sulit jika proses tersebut dilakukan oleh manusia, hanya saja memerlukan waktu yang tidak sedikit. Apabila dilakukan oleh komputer tentu saja akan terdapat masalah baru, yaitu dapatkah komputer menentukan kategori komplain serta jawaban yang tepat untuk komplain tersebut. Text mining adalah salah satu cara yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan diatas. Dengan Text mining dapat dicari kata-kata yang dapat mewakili isi dari komplain, lalu dianalisis apakah komplain tersebut masuk dalam kategori asuransi apa. Oleh karena itu, dengan menggunakan text mining dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu dalam memilah atau mengetahui kategori dari sebuah komplain dan memberikan jawaban yang akurat. Sedangkan pengukuran tingkat similiritas antar dokumen dilakukan dengan membandingkan suatu keyword dengan dokumen yang sudah dibuat sebelumnya di database. Agar hasil pengukuran tingkat similiritas dokumen dengan keyword mendapatkan hasil yang optimal maka digunakanlah algoritma TF-IDF Term Frequency Inverse Document Frequency. Algoritma ini digunakan karena paling baik dalam perolehan informasi. Hal ini akan menghemat waktu dan biaya dalam menjalankan bisnis di bidang asuransi. 5-27

32 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka diperoleh suatu rumusan permasalahan yang menjadi dasar pembuatan sistem tersebut, yakni sebagai berikut : 1. Bagaimana membuat sebuah aplikasi komplain yang dapat mengelompokkan komplain berdasarkan kategori? 2. Bagaimana algoritma TF-IDF ( Term Frekuensi Inverse Document Frequency) dapat digunakan dalam proses penentuan tingkat similiritas yang sesuai dengan cara mengukur tingkat similiritas antar dokumen dengan membandingkan suatu keyword dengan template komplain yang sudah dibuat sebelumnya di database? 1.3 Batasan Masalah Untuk memfokuskan pembahasan, penelitian ini memiliki beberapa batasan masalah, diantaranya: 1. Data pengujian dari PT. Berdikari Insurance. 2. Penggunaan algoritma TF-IDF dalam menentukan tingkat similiritas dengan komplain untuk memperoleh kelompok komplain yang serupa. 3. Sistem menggunakan bahasa pemprograman php dan database MySQL. 4. Proses stemming menggunakan algoritma Porter Stemmer dalam bahasa Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari pembuatan sistem yang dibuat meliputi : 1. Merancang dan membangun aplikasi e- Complaint Handling, untuk mempermudah pencatatan komplain dari pelanggan sampai penanganan terhadap komplain. 2. Mengimplementasikan algoritma TF-IDF untuk menentukan jawaban yang sesuai dengan keyword. 1.5 Manfaat Penelitian Handbook, Text mining dapat didefinisikan sebagai suatu proses menggali informasi dimana seorang user berinteraksi dengan sekumpulan dokumen menggunakan tools analisis yang merupakan komponen- komponen dalam data mining yang salah satunya adalah peringkatan dokumen. Tujuan dari Text mining adalah untuk mendapatkan informasi yang berguna dari sekumpulan dokumen. Jadi, sumber data yang digunakan pada Text mining adalah kumpulan teks yang memiliki format yang tidak terstruktur atau minimal semi terstruktur. Adapun tugas khusus dari Text mining antara lain yaitu pengkategorisasian teks (text categorization) dan pengelompokan teks ( text clustering). Permasalahan yang dihadapi pada text mining sama dengan permasalahan yang terdapat pada data mining, yaitu jumlah data yang besar, dimensi yang tinggi, data dan struktur yang terus berubah, dan data noise. Perbedaan di antara keduanya adalah pada data yang digunakan. Pada data mining, data yang digunakan adalah structured data, sedangkan pada text mining, data yang digunakan text mining pada umumnya adalah unstructured data, atau minimal semistructured. Hal ini menyebabkan adanya tantangan tambahan pada text mining yaitu struktur teks yang complex dan tidak lengkap, arti yang tidak jelas dan tidak standard, dan bahasa yang berbeda ditambah translasi yang tidak akurat Ekstraksi Dokumen Teks yang akan dilakukan proses text mining, pada umunya memiliki beberapa karakteristik diantaranya adalah memiliki dimensi huruf yang lebih tinggi, terdapat noise pada data, dan terdapat struktur teks yang kurang baik. Cara yang digunakan dalam memepelajari suatu teks data adalah dengan menentukan fitur fitur yang mewakili setiap kata untuk setiap fitur yang ada pada dokumen. Sebelum menentukan fitur fitur yang mewakili, diperlukan tahap preprocessing. Yang secara umum dilakukan dalam text mining pada dokumen, yaitu case folding, tokenizing, filtering, stemming, tagging dan analyzing. Manfaat yang didapat oleh pihak manajemen PT. Berdikari Insurance dari sistem ini adalah memberikan masukan dan solusi dalam hal ini Bagian Klaim PT. Berdikari Insurance Surabaya untuk penanganan komplain yang akurat Pengertian Text Mining Text mining adalah salah satu bidang khusus dari data mining. Sesuai dengan buku The Text mining Gambar 1. Proses Ekstraksi Dokumen 5-28

33 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma a. Case Folding dan Tokenizing Case folding adalah mengubah semua huruf dalam dokumen menjadi huruf kecil. Hanya huruf a' sampai dengan z' yang diterima. Karakter selain huruf dihilangkan dan dianggap delimiter. Tahap tokenizing adalah tahap pemotongan string input berdasarkan tiap kata yang menyusunnya. Contoh dari tahap ini adalah sebagai berikut dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Proses Case Folding Dan Tokenizing b. Filtering Tahap filtering adalah tahap mengambil kata-kata penting dari hasil token. Bisa menggunakan algoritma stoplist (membuang kata yang kurang penting) atau wordlist (menyimpan kata penting). Stoplist/stopword adalah katakata yang tidak deskriptif yang dapat dibuang dalam pendekatan bag-of-words. Contoh stopwords adalah yang, dan, di, dari dan seterusnya. Contoh dari tahapan ini dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 4. Proses Stemming Dalam penelitian ini, algoritma yang digunakan untuk proses stemming adalah Porter. Porter Stemmer for Bahasa Indonesia dikembangkan oleh Fadillah Z. Tala pada tahun Implementasi Porter Stemmer for Bahasa Indonesia berdasarkan English Porter Stemmer yang dikembangkan oleh W.B. Frakes pada tahun Karena bahasa Inggris datang dari kelas yang berbeda, beberapa modifikasi telah dilakukan untuk membuat Algoritma Porter dapat digunakan sesuai dengan bahasa Indonesia. Tabel 1. Aturan Untuk Inflectional Particles/Partikel Tabel 2. Aturan Untuk Inflectional Possesive Pronouns/ Kata Ganti Kepunyaan Tabel 3. Aturan Untuk First Order of Derivational Prefixes Gambar 3. Proses Filtering c. Stemming Tahap ini adalah tahap pencarian akar dari tiap katahasil filtering. Tahap ini bertujuan untuk mengmbalikan kata ke dalam bentuk aslinya. Tahap ini lebih sering digunakan dalam media bahasa Inggris karena sulit diterapkan pada teks bahasa Indonesia. Mungkin dikarenakan Bahasa Indonesia tidak memiliki rumus bentuk baku yang permanen.. Tabel 4. Aturan Untuk Second Order of Derivational Prefixes 5-29

34 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma Tabel 5. Aturan Untuk Second Derivational Suffixes 2.3. Algoritma TF-IDF Metode TF/IDF merupakan suatu cara untuk memberikan bobot hubungan suatu kata ( term) terhadap dokumen. Metode ini menggabungkan dua konsep untuk perhitungan bobot yaitu, frekuensi kemunculan sebuah kata di dalam sebuah dokumen tertentu yang disebut Term Frequency (TF) dan inverse frekuensi dokumen yang mengandung kata yang disebut Inverse Document Frequency (IDF). Frekuensi kemunculan kata di dalam dokumen yang diberikan menunjukkan seberapa penting kata tersebut di dalam dokumen. Sehingga bobot hubungan antara sebuah kata dan sebuah dokumen akan tinggi apabila frekuensi kata tinggi di dalam dokumen dan frekuensi keseluruhan dokumen yang mengandung kata tersebut akan rendah pada kumpulan dokumen. Rumus umum untuk Tf-Idf : W dt = TF dt * IDF t Dimana: d = dokumen ke-d t = kata ke-t dari kata kunci W = bobot dokumen ke-d terhadap kata ke-t tf = banyaknya kata yang dicari pada sebuah dokumen IDF = Inverse Dokument Frequency D= total dokumen df = banyak dokumen yang mengandung kata yang dicari Term yang sering muncul pada dokumen tapi jarang muncul pada kumpulan dokumen memberikan nilai bobot yang tinggi. W akan meningkat dengan jumlah kemunculan term pada dokumen dan berkurang dengan jumlah term yang muncul pada dokumen. Setelah bobot (W) masing-masing dokumen diketahui, maka dilakukan proses pengurutan dimana semakin besar nilai W, semakin besar tingkat kecocokan dokumen tersebut terhadap kata kunci, demikian sebaliknya. berikut digambarkan ilustrasi algoritma TF-IDF pada Gambar 2.5(Adrifina,dkk:2008). Gambar 5. Ilustrasi Algoritma TF-IDF. a. D1, D2, D3, D4, D5 = dokumen b. D = Total Dokumen c. TF= merupakan frekuensi dari sebuah istilah dalam sebuah dokumen d. IDF= jumlah dokumen yang mengandung istilah 3. Metodologi Penelitian 3.1 Analisa Sistem Metode penelitian ini merupakan usaha mendapatkan penyelesaian permasalahan aplikasi ecomplaint Handling menggunakan Algoritma TF- IDF untuk memberikan jawaban yang akurat terhadap masukan dari pelanggan. Bagi perusahaan aplikasi ini akan mambantu meningkatkan pelayanan yang lebih baik terhadap pelanggan. Mulai Masukkan Komplain Proses Text Mining (case folding, tokenizing, filtering, stemming) Proses Selection TF-IDF Klasfikasi dokumen Keluaran Komplain Jawaban Stop Gambar 6. Flowchart Proses e-complaint Handling Proses pertama dimulai dari pelanggan yang menginputkan dokumen yang berupa teks. Masukan 5-30

35 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma yang berupa teks dari pelanggan akan di filtering terhadap kata-kata yang tidak penting seperti yang, dan, yaitu dan lain sebagainya. kemudian dilakukan seleksi fitur dengan menggunakan pembobotan algoritma TF-IDF. Klasifikasi dokumen berfungsi memilah atau mengetahui kategori dari sebuah komplain. Jawaban diperoleh dengan membandingkan suatu keyword dengan dokumen yang sudah dibuat. 3.2 Perancangan Sistem Pada perancangan sistem ecomplaint Handling ini akan dijelaskan mengenai rancangan aplikasi yang akan dikerjakan serta fitur-fitur yang akan dipakai. Objek dari penelitian ini yaitu teks abstrak yang dimasukkan oleh user dan data abstrak yang sudah ada. Hal ini digunakan untuk peringkatan jawaban yang sesuai terhadap kata kunci yang dimasukkan oleh user. Contoh implementasi dari algoritma TF-IDF adalah sebagai berikut: Inputan oleh user = Bagaimana prosedur klaim apabila terjadi resiko? Dokumen 1 (D1) = Prosedur klaim apabila terjadi resiko. Dokumen 2 (D2) = Resiko sendiri adalah jumlah kerugian yang menjadi tanggung jawab tertanggung apabila terjadi klaim. Dokumen 3 (D3) = Dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim. Jadi jumlah dokumen (D) = 3 Tabel 6. Tabel ekstraksi dokumen 1 (D1) Tokenisasi Filtering Stemming Prosedur klaim apabila terjadi resiko prosedur klaim resiko prosedur klaim resiko Tabel 7. Tabel ekstraksi dokumen 2 (D2) Tokenisasi Filtering Stemming resiko sendiri adalah jumlah kerugian yang menjadi tanggung tertanggung apabila terjadi klaim resiko sendiri kerugian tanggung klaim jawab tertanggung resiko sendiri rugi tanggung klaim jawab tanggung Tabel 8. Tabel ekstraksi dokumen 3 (D3) Tokenisasi Filtering Stemming dokumen yang diperlukan untuk pengajuan klaim dokumen diperlukan klaim pengajuan dokumen perlu klaim ajuan Tabel 9. Tabel Perhitungan TF/IDF Bobot (W) untuk D1 = Bobot (W) untuk D2 = Bobot (W) untuk D3 = Setelah dilakukan perhitungan dapat diketahui bahwa nilai bobot dari D1 lebih besar dari nilai bobot D2 dan D3. Maka dokumen D1 memiliki tingkat kesamaan lebih lebih besar dengan data yang ada di database. 4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Hasil Penelitian 5-31 Impelementasi merupakan proses pengembangan komponen-komponen pokok sebuah sistem berdasarkan desain yang sudah dibuat. Implementasi aplikasi e-complaint Handling menggunakan algoritma TF-IDF ini dengan tujuan untuk mengetahui hasil pembobotan dan pengkategorian jawaban. Implementasi aplikasi ini dibuat menggunakan pemprograman PHP. Untuk memaksimalkan aplikasi ini dibutuhkan sebuah alat pendukung yaitu perangkat lunak dan perangkat keras, minimal harus dipenuhi sehingga aplikasi ini dapat berjalan dengan baik.

36 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma a. Tampilan Input Komplain a. Pada proses stemming dengan metode porter masih terdapat kesalahan dalam pembakuan kata dalam bahasa indonesia dan diharapkan dapat dibakukan lagi. b. Penggunaan Algoritma Support Vector Machines (SVM) untuk akurasi data jika data hasil perhitungan Algoritma TF-IDF menemui kesamaan bobot nilai. Daftar Pustaka Gambar 8. Halaman Input Komplain b. Tampilan Data Komplain Budhi, Gregorius S. Gunawan, Ibnu. Yuwono, Ferry Algoritma Porter Stemmer For Bahasa Indonesia Untuk Pre-processing Text Mining Berbasis Metode Market Basket Analysis. Surabaya : Paper UK Petra Jurusan Teknik Informatika. 5.1 Kesimpulan Gambar 9. Halaman Data Komplain Setelah membahas mengenai perancangan sistem ecomplaint Handling, maka pada akhirnya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Penggunaan aplikasi ecomplaint Handling akan membantu permasalahan komplain pelanggan. b. Algoritma TF-IDF dapat digunakan untuk menentukan jawaban secara otomatis dari suatu database yang berisi berbagai data rule. Dalam eksplorasi teknis, tingkat akurasi algoritma TF- IDF sangat tergantung pada pendefinisian data rule yang digunakan sebagai acuan. c. Dengan menggunakan sistem ini, komplain yang disampaikan pelanggan akan di proses oleh sistem untuk mendapatkan jabawan yang sesuai. d. Dengan menggunakan sistem ini keluhan yang disampaikan menjadi terdata serta tidak menggangu kegiatan operasional. e. Dengan memanfaatkan sistem ini manajemen akan mendapatkan informasi dalam pengambilan keputusan maupun melakukan review terhadap pelayanan pelanggan. 5.2 Saran Adapun untuk penelitian yang kami lakukan dapat dikembangkan dengan beberapa saran sebagai berikut: 5-32 Darujati, Cahyo dan Gumelar, Agustinus Bimo Pemanfaatan Teknik Supervised Untuk Klasifikasi Teks Bahasa Indonesia. Surabaya : Jurnal Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Narotama. Faishol Muh.Anas Implementasi Text Mining Untuk Mendukung Pencarian Topik Pada E- Library Menggunakan Mobile Device. Malang : Thesis Universitas Islam Negeri (Uin) Maulana Malik Ibrahim Malang. Feldman, Ronen and Sanger, James. 2007, The Text Mining HandBook. Cambridge University Pres. Ifada Noor, Husni, Liyantanto Rahmady Implementasi Search Engine (Mesin Pencari) Menggunakan Metode Vector Space Model. Yogyakarta : Seminar nasional Aplikasi Teknologi Informasi. Indranadita, Amalia., Susanto,Budi. & Rachmat,Antonius Sistem Klasifikasi dan Pencarian Jurnal Dengan Menggunakan Metode Naive Bayes dan Vector Space Model. Jurnal Universitas Kristen Duta Wacana. L.M. Khodra, Y. Wibisono Clustering Berita Berbahasa Indonesiaz. Internal Publication, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, Indonesia. Permadi Ida Implementasi Spam (Stupid Pointless Annoying Messages) Filtering Menggunakan Metode Tf Idf (Term Frequency - Inverse Document Frequency). Bali : lmu

37 Rudhi Ardi Sasmita 1, Achmad Zakki Falani 2, Pemanfaatan Algoritma Komputer, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana. Saputra 5-33

38 ISSN JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 SENSOR DETEKSI GAS AMONIA PADA KANDANG AYAM PEDAGING DENGAN ATEMEGA32 MENGGUNAKAN MQ-135 Syahminan Fakultas Sains & Teknologi Universitas Kanjuruhan Malang Abstrak Jumlah kotoran dalam sebuah kandang ayam sangat mempengaruhi udara linkungan pada kandang menjadi masalah besar yang dapat mengancam kehidupan manusia.dan mempengaruhi kegiatan manusia yang menyebabkan terjadinya Pencemaran udara. Oleh sebab itu, diperlukan suatu monitoring tingkat Pencemaran udara untuk mengetahui indeks Pencemaran udara di kawasan tersebut dalam rangka mempertahankan kadar polusi di bawah nilai ambang batasnya. Untuk mengetahui kadar gas polutan dengan menggunakan sensor gas MQ-135 yang peka terhadap kualitas udara. Dan untuk tampilan indeks menggunakan LCD dan secara software dengan komunikasi serial yang sebelumnya di proses oleh mikrokontroller. Sistem ini diharapkan mampu memberikan solusi terhadap masalah pencemaran udara dengan alat dari mampu memberikan solusi pencemaran udara khusus nya pencemaran gas ammonia dalam kandang ternak. Pada penelitian ini dilakukan perancangan dan pembuatan alat monitoring Pencemaran udara dengan sensor MQ-135 diimplementasikan pada sebuah modul miniature berbasis mikrokontroller. Kata Kunci : Mikrokontroler Atemga16, Sensor gas MQ Pendahuluan Blitar merupakan kabutan selatan malang dimana hampir sebagain besar masyarakat rata rata beternak ungags jenis ayam, dan itu merupakan usaha UKM yang memeberikan banyak keuntungan bagi masyarakat setempat disamping itu pula blitar memiliki area persawaan yang cukup luas sering juga disebut lumbung padi dan ternak, sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian. Dan beternak Selain bertani masyarakat Indonesia banyak yang bekerja di sektor peternakan. dikarenakan jumlah ungags dalam suatu kandang banyaknya kotoran ternal di sekitar lokasi ternak tersebut khususnya ayam, maka kualitas udara disekitar peternakan semakin terkontaminasi. Dampak dari usaha peternakan ayam terhadap lingkungan sekitar terutama berupa bau yang, dikeluarkan selama proses pemeliraan dan banyaknya kotoran ayam yang belum terbuan dan semakin banyak maka akan menimbulkan bauk yang kurang sedap dan pada kotoran ayam tersebut mengadung Gas. Amonia memiliki aroma bau yang kurang sedap bila terhirup dengan kadar (5-20 ppm) dengan nilai ppm yang sudah di anggap sudah cukup tinggi dapat membahayakan terhadap ternak maupun manusia dengan emisi dari amonia tersebut maka dibuat alat agar dapat mengatur dengan baik karena sudah memprihatinkan (Hattori dkk, 2008). Dalam konsentrasi penelitian tentang gas ammonia yang dengan jumlah lebih tinggi bila berada pada udara bebas oleh sebab itu dapat menyebabkan beberapa efek salah satunya adalah terjadi iritasi mata pada manusia dan terkadang terjadi gangguan saluran penapasan pada manusia dan hewan itu sendiri dikarena banyak menghirup campuran gas ammonia yang cukup tinggi (Charles dan Haryono, 1991). Untuk menghindari terjadi Pencemaran udara yang di sebabkan banyak jumlah kotoran hewan ungags oleh karena itu perlu alat yang dapat gunakan untuk menentukan dan 6-34

39 Syahminan, Sensor Deteksi Gas Amonia Pada mengkontrol secara otomatis bila mendeteksi adanya gas amonia yang telah ditentukan kadar bahayanya bila dihirup oleh manusian, dalam peternakan, pada penelitian apetuley mengatakan menggunakan spektrometer untuk mengukur kadar amonianya (Apituley dan Peeter,2000). Pada penelitian Sebelumnya telah dilakukan penelitian tentang deteksi fotoakustik NH 3 menggunakan sel bentuk pisang bersumber laser CO dimana NH 3 dideteksi dengan spektrometer fotoakustik dengan cara mencari panjang gelombang NH 3. Pada penelitian Sutiadi dipaparkan spektrometer fotoakustik (FA) sel bentuk pisang ( banana cell) untuk mendeteksi gas Pencemaran kelumit senyawa NH 3 di udara (Sutiadi dan Muslim, 2003). Selain penelitian Sutiadi ada pula penelitian Mustaqim yang mengukur emisi gas amonia di udara menggunakan tabung detektor gas dengan bantuan kamera, dimana pengukuran gas NH 3 menggunakan tabung detektor gas yang dialiri udara melalui suatu pompa (Mustaqim dkk, 2010). Dari beberapa penelitian sebelumnya membuat suatu alat sederhana berupa teknologi tepatguna membuat alat dapat melakukan pengontrol emisi gas amonia dalam kandang peternakan dengan ketentuan kadar yang telah ditentukan yang di anggap membahayakan bila dihirup. Alat pengontrol ini dilengkapi dengan dua sistem cara kerja sebagai berikut: alat dapat mengukur jumlah kadar amonia di udara yang menentukan kadar aman dan kadar membahayakan dan pada alat pengontrol emisi amoni ini yang melakukan netralisasi yaitu menggunakan kipas angina atau blower. 2. Metode Penelitian 2.1 Sensor Gas MQ135 MQ-135 Air Quality Sensor adalah sensor yang memonitor kualitas udara untuk mendeteksi gas amonia (NH3), natrium-(di)oksida (NOx), alkohol / ethanol (C2H5OH), benzena (C6H6), arbondioksida (CO2), gas belerang / sulfur - hidroksida (H2S) dan asap / gas -gas lainnya di udara. Sensor ini melaporkan hasil deteksi kualitas udara berupa perubahan nilai resistensi analog di pin keluarannya. Pin keluaran ini bisa disambungkan dengan pin 6 ADC (analog-to-digital converter) di mikrokontroler / pin analog input mikrokontroler dengan menambahkan satu buah resistor saja (berfungsi sebagai pembagi tegangan / voltage divider). Gambar 2 Sensor Gas MQ-135 Gambar 1. Sensor Gas amonia Berikut ini adalah Spesifikasi Sensor MQ- 135:1. Sumber catu daya menggunakan tegangan 5 Volt; 2. Menggunakan ADC dengan resolusi 10 bit; 3. Tersedia 1 jalur output kendali;on/off;4. Pin Input/Output kompatibel dengan level tegangan TTL dan CMOS;5. Dilengkapi dengan antarmuka UART TTL dan I2C; 6. Signal instruksi indikator output; 7. Output Ganda sinyal (output analog, dan output tingkat TTL); 8. TTL output sinyal yang valid rendah; (output sinyal cahaya rendah, yang dapat diakses mikrokontroler IO port); 9. Analog Output dengan meningkatnya konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi, semakin tinggi tegangan; 10.Memiliki umur panjang dan stabilitas handal; 11.karakteristik pemulihan respon cepat. Sistem unjuk kerja pada rangkaian pengontrolan gas amoni ini terdiri dari bagian komponen yang dirangkai dalam satu modul rangkaian dengan system kendali menggunakan perintah program Bascom AVR. Bagian bagian komponen elektronika terdiri dari sensor MQ 135 yang dirangkai dengankan pada mikrokontroler Atmega16 dangan komponen output menggerakkan relay sebagai saklar elektrik untuk menggerakan kipas angin dengan rangkaian penguat sinyal pengerak menggunakan IC gerbang Not ULN 2003 dan LCD sebagai indicator melihat tampilasn perintah yang sedang di kerjakan oleh rangkaian. 3. Mikrokontroler Atmega 32 Mikrokontroler, sesuai namanya adalah suatu alat atau komponen pengontrol atau pengendali yang berukuran mikro atau kecil. Sebelum ada mikrokontroler, telah ada terlebih dahulu muncul mikroprosesor. Mikrokontroler dapat dikatakan adalah sebuah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis dan manual pada perangkat elektronika. Mikrokontroler adalah suatu IC dengan kepadatan yang sangat tinggi, 6-35

40 E Syahminan, Sensor Deteksi Gas Amonia Pada dimana semua bagian yang diperlukan untuk suatu kontroler sudah dikemas dalam satu keping, biasanya terdiri dari CPU, RAM, EEPROM, I/O, TIMER, dan lain-lain. Mikrokontroler merupakan sistem komputer yang seluruh atau sebagian besar elemennya dikemas dalam satu chip IC (Intergrated Circuit) sehingga sering juga disebut single chip microcomputer, yang masuk dalam katagori embedded komputer. Suatu kontroler digunakan untuk mengontrol suatu proses atau aspek-aspek dari lingkungan. Satu contoh aplikasi dari mikrokontroler adalah untuk memonitor rumah. Ketika suhu naik kontroler membuka jendela dan sebaliknya. Pada masanya, kontroler dibangun dari komponen-komponen logika secara keseluruhan, sehingga menjadikannya besar dan berat. Setelah itu barulah dipergunakan mikroprosesor sehingga keseluruhan kontroler masuk kedalam PCB yang cukup kecil. Hingga saat ini masih sering kita lihat kontroler yangdikendalikan oleh mikroprosesor biasa LCD1 LCD 16x2 VSS VDD VEE RS RW 14 D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D /15 9/13 sensor MQ 135 U3:A K RV U1 RESET XTAL1 XTAL2 PA0/ADC0 PA1/ADC1 PA2/ADC2 PA3/ADC3 PA4/ADC4 PA5/ADC5 PA6/ADC6 PA7/ADC7 PB0/T0/XCK PB1/T1 PB2/AIN0/INT2 PB3/AIN1/OC0 PB4/SS PB5/MOSI PB6/MISO PB7/SCK ATMEGA16 PC0/SCL PC1/SDA PC2/TCK PC3/TMS PC4/TDO PC5/TDI PC6/TOSC1 PC7/TOSC2 PD0/RXD PD1/TXD PD2/INT0 PD3/INT1 PD4/OC1B PD5/OC1A PD6/ICP1 PD7/OC2 AREF AVCC U2 1B 2B 3B 4B 5B 6B 7B 8B RELAY SAKLAR KIPAS OMI-SH-205L COM 1C 2C 3C 4C 5C 6C 7C 8C ULN2803 Driver Penguat sinyal Gambar 2. Rangkaian Sensor Atmega 32 Salah satu mikrokontroler yang saat ini banyak digunakan adalah mikrokontroler AVR. AVR adalah mikrokontroler RISC (Reduce Instruction Set Compute) 8 bit berdasarkan arsitektur Harvard, yang dibuat Atmel pada tahun1996. AVR memiliki keunggulan dibandingkan dengan mikrokontroler lain, keunggulan mikrokontroler AVR yaitu AVR memiliki kecepatan eksekusi program yang lebih cepat dikarenakan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus clock, lebih cepat dibandingkan dengan mikrokontroler MCS51. Mikrokontroler dan catu daya sedangkan rangkaian kendali berupa rangkaian driver dan kipas/blower. Sistem pengontrol ini terdiri dari perangkat keras ( hardware) dan perangkat lunak (software). Mikrokontroler ATMEGA8535 merupakan mikrokontroler yang memiliki empat port yaitu port A, B, C dan D. Pada rangkaian keseluruhan ini rangkaian sensor terletak di Port A, rangkaian LCD terletak di Port D, dan rangkaian untuk kendali kipas/blower terletak di Port B. Perancangan perangkat lunak yang akan dilakukan pada penelitian ini meliputi perancangan perangkat lunak pada mikrokontroler ke LCD 16x2 dan rangkaian kipas. Perangkat lunak mikrokontroler berisi deretan instruksi yang akan dieksekusi oleh mikrokontroler untuk kendali ADC, LCD M1632 dan rangkaian kipas. Perangkat lunak penelitian ini dibuat dengan menggunakan bahasa Bascom dan kompiler Avr 4. Hasil & Pembahasan Penelitian ini bertujuan untuk merealisasikan alat pengontrol emisi gas amonia dalam kandang di peternakan ayam menggunakan sensor gas MQ 137 dengan mikrokontroler ATMEGA 16 sebagai pengendali dan hasil pengukurannya ditampilkan dalam LCD M1632. Perangkat keras sistem akuisisi data serta rangkaian simulasialat pengontrol emisi gas amonia dalam kandang ditunjukan pada Gambar 2. Alat pengontrol gas amonia ini terbagi menjadi dua sistem kerja, yang pertama yaitu alat ukur kadar amonia, yang kedua yaitu alat pengontrol kadar ammonia dalam kandang ayam.. Gambar 3. Rangkaian Keseluruhan Alat Pendeteksi Gas Amoniak Analisis rangkaian secara keseluruhan dilakukan setelah melakukan pengujian semua rangkaian. Langkah awal sebelum melakukan pengujian semua rangkaian adalah menghidupkan sensor kemudian mendiamkan sensor terlebih 6-36

41 Syahminan, Sensor Deteksi Gas Amonia Pada dahulu selama 5 10 menit, hal ini bertujuan untuk membuat sistem pada sensor bekerja pada kepekaan normal. Pada pemanasan heater sensor akan membersihkan ruangan dalam sensor sehingga tidak ada pencemaran udara dalam sensor. Gambar 4. Kadar Amonia Pada penelitian ini digunakan sampel sebanyak 100 ml untuk masing-masing konsentrasi yang merupakan campuran antara cairan amonia dengan akuades. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur penguapan cairan amonia pada masing-masing konsentrasi. Pengukuran penguapan amonia dimulai dari konsentrasi amonia 5 ml, 10 ml, 15 ml, 20 ml, 25 ml, 30 ml, 35 ml, 40 ml, 45 ml, dan 50 ml. Pengukuran dilakukan dalam waktu 300 detik dimana dilakukan pencatatan kadar amonia dalam waktu 30 detik, 60 detik, 90 detik, 120 detik, 150 detik, 180 detik, 210 detik, 240 detik, 270 detik, dan 300 detik. ada pengukuran menggunakan alat ukur yang telah dibuat terjadi selisih dengan spektrometer, selisih terbesar terdapat konsentrasi amonia 5 ml yaitu 12,5% serta selisih terendah terdapat pada konsentrasi 10ml yaitu 0% hal ini dikarenakan pada saat pencampuran volume amonia lebih dari 5 ml atau akuades kurang dari 95 ml sehingga kadar amonia lebih tinggi dari alat spectrometer atau hal ini disebabkan oleh keadaan ruangan yang sudah jenuh oleh gas amonia atau gas lain. Penguapan ammonia di dalam kandang tergantung kelembaban, ph, suhu dan kepadatan kandang. Tetapi hasil pengukuran menggunakan alat yang dibuat memiliki waktu yang berbeda untuk mencapai nilai tertinggi yang mendekati hasil pengukuran menggunakan pektrometer. Hal ini disebabkan karena amonia yang menguap membutuhkan waktu penguapan untuk mencapai nilai tertinggi. Setiap alat ukur memiliki sensitifitas pengukuran. Setelah dilakukan pengukuran sampel cairan amonia dapat dicari nilai sensitifitas alat ukur menggunakan persamaan yang didapat dari pengukuran. Alat ukur yang telah dibuat memiliki sensitifitas pengukuran nilai terendah 0,1 ppm dan nilai tertinggi 58,7 ppm. Sensor membaca kadar amonia lebih dari 5 ppm maka mikrokontroler akan memberikan tindakan berupa sinyal high pada relay sehingga kontak pada relay akan bergerak menempel pada kondisi tertutup sehingga tegangan dapat mengalir menuju kipas/blower sehingga kipas akan berputar dan mengurangi kadar amonia di dalam kandang tersebut. Ketika kadar amonia terkurangi maka sensor akan membaca dan apabila pembacaan sensor di bawah 5 ppm maka mikrokontroler akan memberikan tindakan berupa sinyal low pada relay sehingga kontak pada relay akan bergerak menuju kondisi terbuka sehingga tegangan tidak dapat mengalir sehingga kipas/blower berhenti berputar. Gambar 5. Alat Pengontrol Emisi Gas Amonia 5. KESIMPULAN Pada penelitian ini telah dibuat sebuah alat pengontrol emisi gas amonia (NH 3 ) di peternakan ayam berbasis mikrokontroler ATMEGA 16 menggunakan sensor gas MQ 137. Dari hasil pengujian yang dilakukan, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut Sensitivitas pengukuran alat ukur kadar amonia (NH 3 ) adalah antara 0,1 ppm sampai 58,7 ppm serta Kipas akan berputar 6-37

PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA)

PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA) ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PENERAPAN DATA MINING SEBAGAI MODEL SELEKSI PENERIMA BEASISWA PENUH (STUDI KASUS: STIE PERBANAS SURABAYA) Hariadi Yutanto 1, Nurcholis Setiawan 2

Lebih terperinci

PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK

PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK ISSN 1858-4667 JURNAL LINK VOL. 27/No. 1/Februari 2018 PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK Maulana Rizqi Fakultas Ilmu Komputer

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak

I. PENDAHULUAN. Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wahana udara tanpa awak (WUT) merupakan alternatif dari pesawat berawak untuk banyak keperluan penerbangan baik dibidang militer maupun sipil. Dibandingkan dengan wahana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Spesifikasi Rancangan Pada sub bab spesifikasi rancangan ini akan di bahas mengenai spesifikasi perangkat lunak dan spesifikasi perangkat keras. IV.1.1. Spesifikasi Perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN UAV yang merupakan kepanjangan dari Unmanned Aerial Vehicles, atau dalam kata lain DRONE adalah tipe pesawat terbang yang beroperasi dengan sendirinya tanpa seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan di bumi nusantara ini adalah sekolah baik sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan pendidikan di bumi nusantara ini adalah sekolah baik sekolah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan informasi yang cepat sangatlah penting, terutama dengan perkembangan teknologi informasi pada segala bidang maka penggunaan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat udara tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV) adalah sebuah pesawat terbang yang dapat dikendalikan secara jarak jauh oleh pilot atau dengan mengendalikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara jenis fixed-wing, rotary-wing, ataupun pesawat yang mampu mengudara pada jalur yang ditentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem jual beli pulsa secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara pra bayar dan pasca bayar. sistem pra bayar yaitu sistem pembelian pulsa yang dilakukan

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Unmanned Surface Vehicle (USV) Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV) merupakan sebuah wahana tanpa awak yang dapat dioperasikan pada permukaan air.

Lebih terperinci

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES. DRONE MULTI PURPOSES Multirotor merupakan salah satu jenis wahana terbang tanpa awak yang memiliki rotor lebih dari satu. Wahana ini memiliki kemampuan take-off dan landing secara vertical. Dibandingkan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Setelah tahap analisa dan perancangan, tahap selanjutnya adalah implementasi desain dalam bentuk kode-kode program. Kemudian di tahap ini dijelaskan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI SMS MENGGUNAKAN GAMMU. Budi Maryanto. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132

PENGEMBANGAN APLIKASI SMS MENGGUNAKAN GAMMU. Budi Maryanto. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 Media Informatika Vol. 10 No. 2 (2011) PENGEMBANGAN APLIKASI SMS MENGGUNAKAN GAMMU Budi Maryanto Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132 E-mail: budimaryanto@likmi.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah Unmanned Aerial Vehicle (UAV) merupakan pesawat tanpa awak yang dikendalikan dari jarak jauh atau diterbangkan secara mandiri yang dilakukan pemrograman terlebih

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SMS GATEWAY UNTUK LAYANAN INFORMASI ABSENSI SISWA ( Studi Kasus Siswa Kelas 3 Tahun Ajaran 2015/2016 Pada SDN 7 Pule )

IMPLEMENTASI SMS GATEWAY UNTUK LAYANAN INFORMASI ABSENSI SISWA ( Studi Kasus Siswa Kelas 3 Tahun Ajaran 2015/2016 Pada SDN 7 Pule ) IMPLEMENTASI SMS GATEWAY UNTUK LAYANAN INFORMASI ABSENSI SISWA ( Studi Kasus Siswa Kelas 3 Tahun Ajaran 2015/2016 Pada SDN 7 Pule ) SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 PENDAHULUAN Dunia bisnis baik jasa maupun manufaktur tak henti-hentinya berkompetisi untuk membuat pelanggannya tetap setia pada barangnya dan tidak berpaling ke barang lain.

Lebih terperinci

BAB III IMPLEMENTASI ALAT

BAB III IMPLEMENTASI ALAT BAB III IMPLEMENTASI ALAT Hal-hal yang perlu dipersiapkan yaitu pengetahuan mengenai sistem yang direncanakan dan peralatan pendukung sistem yang akan digunakan. Perancangan sistem meliputi perancangan

Lebih terperinci

PENERAPAN ALGORITMA C4.5 DALAM PENERIMAAN CALON KARYAWAN PT. TELKOM AKSES AREA LAMPUNG BERBASIS WEBSITE

PENERAPAN ALGORITMA C4.5 DALAM PENERIMAAN CALON KARYAWAN PT. TELKOM AKSES AREA LAMPUNG BERBASIS WEBSITE PENERAPAN ALGORITMA C4.5 DALAM PENERIMAAN CALON KARYAWAN PT. TELKOM AKSES AREA LAMPUNG BERBASIS WEBSITE Tosy Caesar Kurniawan 1,2 Jl. Zainal Abidin Pagar Alam No.93, Kedaton, Bandar Lampung 3 Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Sistem yang dibangun merupakan sistem yang berbasis web. Untuk dapat menjalankan sistem tersebut dengan baik dibutuhkan beberapa persyaratan mengenai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 IMPLEMENTASI 4.1.1 Kebutuhan Perangkat Keras Perangkat Lunak Perangkat keras yang digunakan dalam Tugas Akhir ini adalah : a. Untuk server (selama pembuatan aplikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Quadrotor merupakan salah satu jenis Unmanned Aerial Vehicle (UAV) atau pesawat tanpa awak yang memiliki empat buah baling-baling (rotor) yang biasa juga disebut quadcopter.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA)

SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 2 Juni 2014 35 SISTEM INFORMASI PENERIMAAN SISWA BARU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS WEB (STUDI KASUS KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA) Indah Fitri Astuti 1), Dyna

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR - TE

TUGAS AKHIR - TE TUGAS AKHIR - TE 091399 PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI KONTROLER PID UNTUK PENGATURAN ARAH DAN PENGATURAN HEADING PADA FIXED-WING UAV (UNMANNED AERIAL VEHICLE) Hery Setyo Widodo NRP. 2208100176 Laboratorium

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang

KATA PENGANTAR. rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang KATA PENGANTAR Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang merupakan persyaratan untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi telekomunikasi dan dirgantara dapat menghasilkan suatu teknologi yang menggabungkan antara informasi suatu keadaan lokal tertentu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1 1.1 Latar Belakang Pemetaan merupakan suatu kegiatan pengukuran, penghitungan dan penggambaran permukaan bumi di atas bidang datar dengan menggunakan metode pemetaan tertentu sehingga

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Bergerak Layanan Pemesanan Barang (Studi Kasus Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya )

Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Bergerak Layanan Pemesanan Barang (Studi Kasus Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ) A783 Rancang Bangun Aplikasi Perangkat Bergerak Layanan Pemesanan Barang (Studi Kasus Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya ) Shoffi Izza Sabilla, Sarwosri, dan Erma Suryani Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar

BAB 1 PENDAHULUAN Pengantar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Pengantar Dalam era informasi ini, kemajuan teknologi komunikasi berkembang sangat pesat, antara lain dengan adanya media cetak, telepon, radio, televisi, handphone, internet dan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone PENDAHULUAN Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau pesawat tanpa awak atau drone adalah sebuah mesin yang mampu terbang dan dikendalikan oleh pilot dari jarak jauh. Pergerakan UAV sendiri dipengaruhi

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat keras yang di butuhkan. optimal pada server dan client sebagai berikut.

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Perangkat keras yang di butuhkan. optimal pada server dan client sebagai berikut. BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi 4.1.1 Perangkat keras yang di butuhkan Perangkat keras yang dibutuhkan untuk menjalankan sistem ini secara optimal pada server dan client sebagai berikut.

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE

PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE PENENTUAN PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN DECISION TREE 1 Fitroh Rizky Muwardah, 2 Ricardus Anggi Pramunendar, M.Cs Program Studi Teknik Informatika S1 Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Informasi Sekolah Sistem merupakan suatu kesatuan yang terdiri dari suatu kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan informasi adalah

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut adalah spesifikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut adalah spesifikasi 105 BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Dalam implementasi, sistem solusi yang dikembangkan dibangun dengan perangkat keras dan perangkat lunak. Berikut adalah spesifikasi minimum sistem

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING

PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING PERANCANGAN SISTEM PENDETEKSI ALAT PELINDUNG DIRI MENGGUNAKAN TEKNOLOGI IMAGE PROCESSING 1 Rucitra Danny Anindita dan Arief Rahman Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

Lebih terperinci

Integrasi Protokol SMS dan Internet pada Mobile Banking

Integrasi Protokol SMS dan Internet pada Mobile Banking Jurnal Edukasi dan Penelitian Informatika (JEPIN) Vol. 1, No. 2, (2015) 128 Integrasi Protokol SMS dan Internet pada Mobile Banking Yusmanto 1, Albarda 2 1,2 Program Studi Sistem dan Teknologi Informasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Dalam tahap ini merupakan pembuatan sistem yang membutuhkan proses mengubah hasil dari analisis kedalam bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Construction Tahap ini merupakan hasil dan pembahasan sistem informasi penerimaan mahasiswa baru (penmaru) yang disesuaikan dengan desain sistem yang telah dibangun sebelumnya.

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB 4. IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Setelah tahap analisa dan perancangan selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya adalah implementasi dan pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Pada tahap ini akan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau sering disebut drone merupakan teknologi baru yang saat ini sedang berkembang pesat di dunia. Pesawat tanpa awak ini banyak dikembangkan dalam

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. telah dibuat pada tahap tiga. Adapun kebutuhan software (perangkat lunak) dan BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Pada tahapan ini sistem yang telah dirancang pada tahap ke tiga akan dikembangkan, sehingga sistem yang dibuat harus mengacu pada rancangan yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini teknologi di bidang penerbangan sudah sangat maju. Pesawat terbang sudah dapat dikendalikan secara jarak jauh sehingga memungkinkan adanya suatu pesawat

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android

Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android Rancang Bangun Aplikasi Location-Based Service Pencarian Lokasi Wisata Di Kota Semarang Berbasis Android M. Abdurrozzaq Almuzakki Program Studi Teknik Informatika - S1, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun pengembang adalah berbasis web. Untuk dapat

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Sistem yang dibangun pengembang adalah berbasis web. Untuk dapat BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Implementasi Sistem yang dibangun pengembang adalah berbasis web. Untuk dapat menjalankan sistem tersebut dengan baik dibutuhkan beberapa persyaratan mengenai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-RESEARCH STIKOM BALI MULTI PLATFORM SMARTPHONE BERBASIS PHONEGAP

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-RESEARCH STIKOM BALI MULTI PLATFORM SMARTPHONE BERBASIS PHONEGAP RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI E-RESEARCH STIKOM BALI MULTI PLATFORM SMARTPHONE BERBASIS PHONEGAP I Gede Suardika STMIK STIKOM Bali Jl Raya Puputan Renon No. 86 Denpasar, (0361) 244445 e-mail: suardika@stikom-bali.ac.id

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian mengenai sistem pelacakan pernah dilakukan sebelumnya oleh Taufiq Hasan yang berjudul Pembangunan Sistem Pencarian Lokasi Kuliner Di Yogyakarta Dengan

Lebih terperinci

APLIKASI INVENTARIS BUKU UNTUK PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB. Sir Kalifatullah Ermaya. Abstrak

APLIKASI INVENTARIS BUKU UNTUK PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB. Sir Kalifatullah Ermaya. Abstrak APLIKASI INVENTARIS BUKU UNTUK PERPUSTAKAAN BERBASIS WEB Sir Kalifatullah Ermaya Abstrak Perkembangan teknologi yang pesat membawa banyak perubahan dalam bertukar informasi. Pertukaran informasi yang dulunya

Lebih terperinci

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI

SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI SKRIPSI PERANCANGAN SISTEM INFORMASI PENCARIAN DAN PEMESANAN RUMAH KOS BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY STUDI KASUS KECAMATAN BEKASI SELATAN KOTA BEKASI Disusun Oleh : Nama : RAHMAT HIDAYAT NPM : 201210227022

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN. meliputi pembahasan mengenai proses perekaman gambar berdasarkan interval BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Sistem Pada sub bab ini akan dibahas mengenai implementasi sistem yang perancangannya telah dibahas pada bab sebelumnya. Implementasi sistem ini

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 91 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM Tahap implementasi sistem adalah tahap yang mengkonversi hasil analisis dan perancangan sebelumnya kedalam sebuah bahasa pemrograman yang dimengerti oleh komputer.

Lebih terperinci

SNIPTEK 2014 ISBN: SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SPP BULANAN BERBASIS WEB PADA SMK FADILAH TANGERANG SELATAN

SNIPTEK 2014 ISBN: SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SPP BULANAN BERBASIS WEB PADA SMK FADILAH TANGERANG SELATAN SISTEM INFORMASI PEMBAYARAN SPP BULANAN BERBASIS WEB PADA SMK FADILAH TANGERANG SELATAN Janu Ariyanto Wibowo STMIK Nusa Mandiri Jakarta Janu_aw@gmail.com Muhammad Reza STMIK Nusa Mandiri Jakarta mm.reza@gmail.com

Lebih terperinci

MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH

MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH MANUAL BOOK SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SEKOLAH Keterangan Software Sistem Informasi Manajemen Sekolah Versi Kla 2.15.1 Web Demo : http://simsekolah.cmsloka.com User Level : 1. Administrator Username dan

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES

BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES BAB III PEMODELAN BISNIS, DATA, DAN PROSES 3.1 Pemodelan Bisnis Kehadiran ponsel pintar menjadi berperan penting dalam hubungan komunikasi dan akses terhadap informasi terkini menjadi lebih mudah dan praktis,

Lebih terperinci

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML

Perancangan Website Ujian. Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML TUGAS TEKNOLOGI INFORMASI Perancangan Website Ujian Teknik Elektro UNDIP Berbasis HTML OLEH: AULIA RAHMAN 21060113120007 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2014 Abstrak

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sehingga didapatkan hasil implementasi sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. sehingga didapatkan hasil implementasi sistem BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Sistem Berdasarkan hasil analisis dan perancangan sistem pada bab sebelumnya, maka dibuat aplikasi penilaian kinerja tenaga kontrak. Untuk mendukung jalannya

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4. 1 Implementasi Sistem Atau Aplikasi 4. 1. 1 Spesifikasi Sistem Aplikasi pengolahan jurnal online berbasis web dibuat dengan menggunakan bahasa PHP 5.0 sebagai

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 62 BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada sub bab ini akan dijelaskan implementasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH (SISWA) BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY DENGAN PHP DAN GAMMU (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakis)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH (SISWA) BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY DENGAN PHP DAN GAMMU (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakis) RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI AKADEMIK SEKOLAH (SISWA) BERBASIS WEB DAN SMS GATEWAY DENGAN PHP DAN GAMMU (Studi Kasus di SMP Negeri 1 Pakis) Dini Kristianti 1), Fitri Marisa 2), Dwi Purnomo 3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era modern ini, perkembangan teknologi berpengaruh besar terhadap perkembangan di berbagai sektor dalam kehidupan manusia. Seiring dengan kemajuan teknologi, mobile

Lebih terperinci

PERANGKAT LUNAK BANTU TRY OUT UJIAN NASIONAL BERBASIS MULTI USER MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DAN MYSQL

PERANGKAT LUNAK BANTU TRY OUT UJIAN NASIONAL BERBASIS MULTI USER MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DAN MYSQL PERANGKAT LUNAK BANTU TRY OUT UJIAN NASIONAL BERBASIS MULTI USER MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 DAN MYSQL Oleh : Dwi Apri Setyorini STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Seiring dengan kemajuan teknologi informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang robotika pada saat ini berkembang dengan sangat cepat. Teknologi robotika pada dasarnya dikembangkan dengan tujuan untuk

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini.

KATA PENGANTAR. bermanfaat bagi penulis sejak awal hingga terselesainya laporan ini. KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik meskipun penulis

Lebih terperinci

BAB IV IIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis dan

BAB IV IIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis dan BAB IV IIMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Implementasi merupakan tahap pengembangan dimana hasil analisis dan perancangan dijadikan acuan dalam pembuatan kode program. Pada awal bagian ini akan dijelaskan spesifikasi

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN ONLINE DAN SMS GATEWAY PADA PDAM TIRTA DAROY BANDA ACEH. Oleh: Edi Kurniawan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN ONLINE DAN SMS GATEWAY PADA PDAM TIRTA DAROY BANDA ACEH. Oleh: Edi Kurniawan RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN ONLINE DAN SMS GATEWAY PADA PDAM TIRTA DAROY BANDA ACEH Oleh: Edi Kurniawan Abstrak: Sistem informasi merupakan gabungan antara teknologi informasi dan ending

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN SISTEM. Analisis sistem dari aplikasi ini terdiri dari : 3. Kebutuhan Pengembangan Aplikasi

BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN SISTEM. Analisis sistem dari aplikasi ini terdiri dari : 3. Kebutuhan Pengembangan Aplikasi BAB IV ANALISA DAN HASIL PENGUJIAN SISTEM 4.1 Analisa Sistem Analisis sistem dari aplikasi ini terdiri dari : 1. Analisis Proses Bisnis 2. Kebutuhan Aplikasi 3. Kebutuhan Pengembangan Aplikasi 4.1.1 Analisa

Lebih terperinci

Aplikasi Monitoring Hasil Studi Mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Tanah Laut Berbasis Web Mobile dan SMS Gateway

Aplikasi Monitoring Hasil Studi Mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Tanah Laut Berbasis Web Mobile dan SMS Gateway Aplikasi Monitoring Hasil Studi Mahasiswa Teknik Informatika Politeknik Negeri Tanah Laut Berbasis Web Mobile dan SMS Gateway Herpendi, Wan Yuliyanti Jurusan Teknik Informatika Politeknik Negeri Tanah

Lebih terperinci

APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko

APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT Disusun Oleh: Agus Widanarko FEBRUARI 2015 APLIKASI DRONE DI PERKEBUNAN 1. Survei Lapangan Untuk mengetahui kondisi areal dari udara terutama

Lebih terperinci

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada

Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada Abidah Elcholiqi, Beta Noranita, Indra Waspada PENENTUAN BESAR PINJAMAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM DENGAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR (Studi Kasus di Koperasi Simpan Pinjam BMT Bina Insani Pringapus) Abidah

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID

APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID APLIKASI SISTEM PELACAKAN KINERJA PENGIRIMAN PADA TRUK PENGANGKUT BARANG BERBASIS ANDROID Makalah Program Studi Informatika Fakultas Komunikasi dan Informatika Diajukan oleh : Nama Pembimbing 1 : Moch.

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Sistem Pada implementasi sistem ini akan dijelaskan implementasi dari aplikasi sistem yang dari ruang implementasi, pengkodean dan interface dari aplikasi

Lebih terperinci

terhadap gravitasi, sehingga vektor gravitasi dapat diestimasi dan didapatkan dari pengukuran. Hasil akselerasi lalu diintregasikan untuk mendapatkan

terhadap gravitasi, sehingga vektor gravitasi dapat diestimasi dan didapatkan dari pengukuran. Hasil akselerasi lalu diintregasikan untuk mendapatkan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pada kurun waktu yang singkat, Unmanned Aerial Vehicle (UAV) telah menarik banyak perhatian warga sipil, karena keunggulan mesin ini yang dapat berfungsi

Lebih terperinci

PROPOSAL TUGAS AKHIR MEMBANGUN APLIKASI E-VOTING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB MULTIMEDIA

PROPOSAL TUGAS AKHIR MEMBANGUN APLIKASI E-VOTING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB MULTIMEDIA PROPOSAL TUGAS AKHIR MEMBANGUN APLIKASI E-VOTING MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BERBASIS WEB MULTIMEDIA Disusun oleh: Indra Hadiyanto 208 700 855 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UIN SUNAN

Lebih terperinci

Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman to SMS dan. SMS to berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM.

Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman  to SMS dan. SMS to  berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM. Membangun Aplikasi Layanan Pengiriman E-mail to SMS dan SMS to E-mail berbasis SMS Gateway TUGAS AKHIR Disusun Oleh : SYAIFUL ALAM NPM. 0534010137 JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

PEMANFAATAN MOBILE VOUCHER PADA APLIKASI M-COMMERCE UNTUK PEMESANAN FOOD DELIVERY BERBASIS TEKNOLOGI WAP

PEMANFAATAN MOBILE VOUCHER PADA APLIKASI M-COMMERCE UNTUK PEMESANAN FOOD DELIVERY BERBASIS TEKNOLOGI WAP PEMANFAATAN MOBILE VOUCHER PADA APLIKASI M-COMMERCE UNTUK PEMESANAN FOOD DELIVERY BERBASIS TEKNOLOGI WAP Mudafiq Riyan P. (07560242) 1, Aris Budi P. (07560342) 2, Nashruddin A. (07560426) 3 Teknik Informatika

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dan perancangan tugas akhir dilaksanakan mulai Agustus 2015 sampai Desember 2015 (jadwal dan aktifitas penelitian terlampir), bertempat di Laboratorium

Lebih terperinci

Penerapan Data Mining dalam Memprediksi Pembelian cat

Penerapan Data Mining dalam Memprediksi Pembelian cat Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Penerapan Data Mining dalam Memprediksi Pembelian cat Fitriana Harahap STMIK POTENSI UTAMA Jl. KL. Yos Sudarso KM 6,5

Lebih terperinci

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM

BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM BAB IV TESTING DAN IMPLEMENTASI PROGRAM 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN BAB 1. 1.1 Latar Belakang Gerak terbang pada pesawat tanpa awak atau yang sering disebut Unmanned Aerial Vehicle (UAV) ada berbagais macam, seperti melayang (hovering), gerak terbang

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1 Implementasi Setelah tahap analisa dan tahap perancangan sistem aplikasi yang sudah dijelaskan pada Bab III, maka tahap selanjutnya merupakan tahap implementasi. Pada

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFOMASI RESELLER PADA TOKO GUDANG BUKU ACEH MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL

PERANCANGAN SISTEM INFOMASI RESELLER PADA TOKO GUDANG BUKU ACEH MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL PERANCANGAN SISTEM INFOMASI RESELLER PADA TOKO GUDANG BUKU ACEH MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Veri Rahman Toko Gudang Buku Aceh Jurusan Teknik Informatika STMIK U Budiyah Indonesia ABSTRAK Adapun tujuan penulis

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian tentang sistem informasi dan administrasi seperti ini sudah pernah dilakukan dengan judul Sistem Informasi Pendaftaran Online dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini kebutuhan akan informasi yang cepat sangatlah penting, terutama dengan perkembangan teknologi informasi pada segala bidang maka penggunaan teknologi dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Unmanned aerial vehicles (UAVs) atau wahana tanpa awak merupakan wahana terbang tanpa ada yang mengendalikan penerbangan wahana tersebut. Sebuah UAV dapat berupa pesawat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang UAV (Unmanned Aerial Vehicle) atau biasa disebut pesawat tanpa awak saat ini sedang mengalami perkembangan yang sangat pesat di dunia. Penggunaan UAV dikategorikan

Lebih terperinci

Pembuatan Sistem Dompet Elektronik. Untuk Sekolah Multi Jenjang X Berbasis Barcode. Risard Thendean Teknik Informatika

Pembuatan Sistem Dompet Elektronik. Untuk Sekolah Multi Jenjang X Berbasis Barcode. Risard Thendean Teknik Informatika Pembuatan Sistem Dompet Elektronik Untuk Sekolah Multi Jenjang X Berbasis Barcode Risard Thendean Teknik Informatika s6094032@student.ubaya.ac.id Abstrak - Sistem transaksi pembayaran yang dilakukan siswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Seiring dengan berkembangnya permintaan akan pemetaan suatu wilayah dalam berbagai bidang, maka semakin berkembang pula berbagai macam metode pemetaan. Dengan memanfaatkan

Lebih terperinci

WEBSITE PORTAL COMPANY PADA PT. BAHARI EKA NUSANTARA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL. Novita Wulandari Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH

WEBSITE PORTAL COMPANY PADA PT. BAHARI EKA NUSANTARA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL. Novita Wulandari Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH WEBSITE PORTAL COMPANY PADA PT. BAHARI EKA NUSANTARA PALEMBANG MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Novita Wulandari Jurusan Sistem Informasi STMIK PALCOMTECH Abstrack Dalam perkembangan zaman sekarang ini, website

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI PENDETEKSI KEBERADAAN TELEPON SELULAR BERBASIS GPS (GLOBAL POSITIONING SYSTEM) Gutama Indra 1, Dewi Agustini Santoso 2, M. Ary Heryanto 3 1,2,3) Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL. lunak. Dengan demikian pengujian black box memungkinkan perekayasa

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL. lunak. Dengan demikian pengujian black box memungkinkan perekayasa BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL 5.1 Pengujian Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian adalah black box testing. Pengujian black box berfokus pada persyaratan fungsional perangkat lunak. Dengan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN FITNESS CENTER (STUDI KASUS: VERTICAL GYM)

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN FITNESS CENTER (STUDI KASUS: VERTICAL GYM) SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN FITNESS CENTER (STUDI KASUS: VERTICAL GYM) Denis Eka Ria Anggraeni, Eman Setiawan S.Kom., M.M, Achmad Muchayan S.Kom Jurusan Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas

Lebih terperinci

Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web

Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web Sistem Informasi Praktik Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta Berbasis Web Muhamad Ali muhal.uny@gmail.com Jurusan Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat baling-baling penggerak. 1.2. Latar Belakang Pesawat terbang tanpa awak atau UAV (Unmanned Aerial

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Implementasi Berikut ini merupakan rincian spesifikasi untuk proses implementasi yang meliputi rincian spesifikasi perangkat keras dan perangkat lunak. 4.1.1 Spesifikasi

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Dalam melakukan implementasi sistem penjadwalan pembayaran premi asuransi berbasis Sms Gateway ini, program akan di install di komputer server yang terhubung

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam komunikasi tersebut baik yang berisi informasi maupun pemberitahuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kampus dan Mahasiswa adalah dua element yang saling terikat dimana ada kampus disana pun harus ada mahasiswa sebagai pelengkap elementnya. Antara mahasiswa dan kampus

Lebih terperinci

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0

Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 Aplikasi Surat Keluar Masuk Versi 1.0 1 Implementasi Bagian ini menjelaskan kebutuhan pengguna untuk membuat Aplikasi Surat Keluar Masuk Studi Kasus Biro Kerjasama Dan Kemahasiswaan Bagian ini juga menjelaskan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget

I. PENDAHULUAN. misalnya teknologi elektronik dengan keluarnya smartphone ataupun gadget I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi, merupakan sebuah era dimana perkembangan taraf hidup manusia mengalami perkembangan yang semakin hari semakin pesat. Hal ini ditandai dengan semakin

Lebih terperinci

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelelangan Ikan Berbasis Web Pada Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Situbondo Jawa Timur

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelelangan Ikan Berbasis Web Pada Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Situbondo Jawa Timur Jurnal Transistor Elektro dan Informatika (TRANSISTOR EI) Vol. 1, No. 2, Oktober 2016, pp. 22~36 22 Rancang Bangun Sistem Informasi Pelelangan Ikan Berbasis Web Pada Tempat Pelelangan Ikan Kabupaten Situbondo

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING

BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING BAB IV IMPLEMENTASI DAN TESTING 4.1. Implementasi Setelah melakukan analisa dan pengembangan sistem, pada tahap selanjutnya akan dilakukan proses implementasi sistem. Pada proses ini pengembang sistem

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN 4.1. Implementasi Implementasi adalah sebuah tahap dimana analisa dan rancangan yang sudah dibuat sebelumnya dijalankan. Pada tahap ini perangkat keras dan perangkat lunak

Lebih terperinci