DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN"

Transkripsi

1 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2017 DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN 2018

2 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun 2017 merupakan wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas dan fungsi pada Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang disusun berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Tujuan disusunnya laporan ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada Pemerintah atas kinerja yang dicapai oleh Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 2017 melalui perbandingan kinerja yang diperjanjikan pada awal tahun dengan kinerja yang dicapai pada tahun Pelaksanaan kegiatan tahun 2017 merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan arah kebijakan dan strategi pembangunan industri Rencana Strategis (Renstra) Secara umum, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya dengan mewujudkan tujuan dan sasaran tahun Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan pencapaian sasaran strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun tersebut. Diharapkan laporan ini dapat menjadi bahan masukan bagi pemangku kepentingan, sebagai umpan balik, serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan untuk mengingkatkan kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada masa yang akan datang. Jakarta, Januari 2018 Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Enny Ratnaningtyas

3 RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. Dalam mengemban tugas tersebut Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan menetapkan visi sesuai Rencana Strategis Tahun yaitu Terwujudnya industri makanan, hasil laut dan perikanan yang berdaya saing kuat dengan pemanfaatan bahan baku lokal serta mampu meningkatkan ketahanan pangan. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, telah ditetapkan Tujuan dan Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2017 serta kebijakan, program dan kegiatan dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Secara umum Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah berhasil melaksanakan tugas pokok, fungsi dan misi yang diembannya dengan mewujudkan tujuan dan sasaran tahun Hal ini dapat dilihat dari hasil-hasil kegiatan yang telah dilaksanakan dan pencapaian sasaran strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun tersebut. Pelaksanaan kegiatan tahun 2017 ini merupakan tahun ketiga dari pelaksanaan arah kebijakan dan strategi pembangunan industri rencana strategis Realisasi anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun ini mencapai Rp ,- (Dua Puluh Tujuh Miliar Empat Belas Juta Tiga Ratus Tujuh Belas Ribu Sembilan Ratus Delapan Puluh Satu Rupiah) atau 98,14% dari total PAGU anggaran sebesar Rp ,- (Dua Puluh Tujuh Miliar Lima Ratus Dua Puluh Enam Juta Tiga Ratus Empat Puluh Satu Ribu Rupiah). Pada tahun 2017 ini, masing-masing sasaran strategis yang dicapai adalah: 1) Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan, 2) Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan, 3) Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan, 4) Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel. Capaian kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 2017 realisasi fisik kegiatan sebesar 99,12%, capaian target Perjanjian Kinerja sebesar ii

4 122,55% dan capaian target Rencana Strategis (Renstra) sebesar 134,47%. Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah mencapai seluruh target yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja maupun pada dokumen Renstra , sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 telah berjalan dengan baik. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 antara lain: a) Terbitnya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2017 dan adanya realokasi anggaran untuk mendukung program pendidikan vokasi sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, menyebabkan dilakukannya revisi anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan; b) Anggaran untuk kegiatan Fasilitasi Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan sempat mengalami pemblokiran, namun telah dibuka pada bulan April 2017, sehingga pelaksanaan kegiatan baru dimulai pada bulan April 2017; serta c) Masih belum terselesaikannya permasalahan ketersediaan bahan baku untuk industri makanan, hasil laut dan perikanan, permasalahan cukai kemasan plastik serta permasalahan tingginya harga gas bumi untuk industri. Hal-hal yang perlu mendapatkan prioritas dalam perencanaan program dan kegiatan selanjutnya adalah : a) Pada saat pengajuan anggaran, perlu menyiapkan data pendukung yang memadai sehingga tidak terjadi pemblokiran anggaran yang dapat mengganggu proses pencapaian pernyataan kinerja; b) Meningkatkan koordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk mengatasi permasalahan ketersediaan bahan baku untuk industri makanan, hasil laut dan perikanan, permasalahan cukai kemasan plastik serta permasalahan tingginya harga gas bumi untuk industri. Dengan disusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017, diharapkan dapat diketahui sejauh mana kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dalam keberhasilannya mencapai sasaran tahun 2017, sebagai bagian dari pelaksanaan Renstra tahun iii

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i RINGKASAN EKSEKUTIF... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Peran Strategis Isu Strategis Struktur Organisasi... 6 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Rencana Kinerja Tahun Perjanjian Kinerja Tahun Rencana Anggaran Tahun BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1 Capaian Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Realisasi Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Kendala Rekomendasi LAMPIRAN iv

6 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jenis - Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan... 2 Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi Tabel 2.2 Sasaran Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi Tabel 2.4 Tahapan Pembangunan Industri Pangan Berdasarkan RIPIN Tabel 2.5 Rencana Aksi Pembangunan Industri Pangan Tahun Tabel 2.6 Rencana Kinerja Tahun Tabel 2.7 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Revisi Tabel 2.8 Rencana Anggaran Tahun 2017 Berdasarkan Sasaran Strategis Tabel 2.9 Rencana Anggaran Tahun 2017 Berdasarkan Output Tabel 3.1 Capaian Perjanjian Kinerja Tahun Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tabel 3.3 Pertumbuhan Sektor Industri Agro Tabel 3.4 Perkembangan Investasi PMDN Sektor Industri Tabel 3.5 Perkembangan Investasi PMA Sektor Industri Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tabel 3.7 Ekspor Industri Agro Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Tabel 3.9 Capaian Sasaran Strategis Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian Yang Berkualitas dan Akuntabel Tabel 3.10 Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Berdasarkan Perspektif Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Tabel 3.12 Pertumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan v

7 Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Tabel 3.14 Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Pada Tahun Tabel 3.15 Capaian Target Dokumen Rencana Strategis Tabel 3.16 Capaian Target Renstra Jangka Menengah - Renstra Awal Tabel 3.17 Capaian Target Renstra Jangka Menengah - Renstra Revisi Tabel 3.18 Capaian Target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) Tabel 3.19 Capaian Output Program Kegiatan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan TA Tabel 3.20 Penggunaan Sumber Daya Keuangan Untuk Mendukung Pencapaian Sasaran Stategis Tahun Tabel 3.21 Rasio Capaian Kinerja Terhadap Penyerapan Anggaran Tabel 3.22 Realisasi Keuangan dan Realisasi Fisik Tahun vi

8 DAFTAR GAMBAR Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Industri Agro vii

9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri makanan, hasil laut dan perikanan merupakan industri yang penting karena peranannya dalam mendukung ketahanan pangan nasional, penyerapan tenaga kerja, dan peningkatan devisa. Industri ini mendapatkan bahan baku dari hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan yang dapat diperbarui. Bahan baku tersebut dapat diproses lebih lanjut sehingga mendapatkan nilai tambah dan hasilnya dapat dinikmati oleh masyarakat. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, maka Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan melakukan pembinaan terhadap industri makanan, hasil laut dan perikanan agar industri tersebut dapat tumbuh dan berkembang. Pembinaan yang dilakukan ke dalam berupa peningkatan kualitas sumber daya manusia dan upaya peningkatan pelayanan baik untuk intern Kementerian Perindustrian, instansi terkait, dunia usaha serta masyarakat pada umumnya. Di samping itu, pembinaan dilakukan pula terhadap dunia usaha, baik berupa upaya peningkatan iklim usaha, peningkatan daya saing melalui peningkatan teknologi dan mutu produk, peningkatan kerjasama kemitraan antara industri dengan penyediaan bahan baku serta mitra dagang. Selain itu juga dilakukan promosi produk-produk industri makanan, hasil laut dan perikanan baik di dalam dan luar negeri serta berupaya untuk menyediakan informasi yang diperlukan oleh intern kementerian, instansi terkait, dunia usaha maupun masyarakat luas. Laporan Akuntabilitas Kinerja Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan disusun untuk mengetahui sasaran strategis yang telah dicapai oleh Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dalam kurun waktu satu tahun terakhir pada tahun 2017 dan masalah yang dihadapi oleh industri makanan, hasil laut dan perikanan serta program-program yang akan dilakukan pada tahun-tahun selanjutnya. 1.2 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor: 107/M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat lndustri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: 1. penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan pengembangan industri makanan, hasil laut, dan perikanan; 1

10 2. pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyajian informasi industri makanan, hasil laut, dan perikanan; 3. penyiapan perumusan dan pelaksanaan rencana induk pembangunan industri nasional, kebijakan industri nasional, penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, penanaman modal dan fasilitas industri serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan; 4. penyiapan penyusunan dan pelaksanaan norma, standar, prosedur, kriteria di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri makanan, hasil laut, dan perikanan; 5. penyiapan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang perencanaan, perizinan, data dan informasi industri makanan, hasil laut, dan perikanan; 6. pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia, standar industri hijau, Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia pada industri makanan, hasil laut, dan perikanan; dan 7. pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 1.3 Peran Strategis Industri makanan, hasil laut dan perikanan merupakan bagian dari industri nasional, sehingga Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan memiliki peran yang penting bagi pengembangan industri nasional secara keseluruhan. Hal ini mengingat bahwa Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan menangani dan membina industri yang mengolah hasil pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan/kelautan dan yang sebagian besar bahan bakunya berasal dari dalam negeri sehingga diharapkan industri makanan, hasil laut dan perikanan mampu meningkatkan nilai tambah yang tinggi di dalam negeri serta mampu memberikan konstribusi sebesar-besarnya bagi peningkatan ekspor nasional, mengurangi impor, meningkatkan penyerapan tenaga kerja serta mendorong investasi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Perindustrian No. 30/M- IND/PER/7/2017 tentang Jenis-Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan Di Lingkungan Kementerian Perindustrian, maka komoditi yang masuk dalam pembinaan Direktorat Industri Makanan, Hasil laut dan Perikanan meliputi : Tabel 1.1 Jenis Jenis Industri Dalam Pembinaan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan No. KBLI JENIS INDUSTRI KETERANGAN Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Bukan Unggas Kegiatan Rumah Potong dan Pengepakan Daging Unggas 2

11 No. KBLI JENIS INDUSTRI KETERANGAN Industri Pengolahan dan Pengawetan Produk Daging dan Daging Unggas Industri Pengasapan/Pemanggangan Ikan Industri Pembekuan Ikan Industri Peragian/Fermentasi Ikan Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi Industri Pendinginan/Pengesan Ikan Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya Untuk Ikan Industri Pengolahan Dan Pengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) Dalam Kaleng Industri Pengolahan dan Pengawetan Udang Dalam Kaleng Industri Penggaraman/Pengeringan Biota Air Lainnya Industri Pengasapan/Pemanggangan Biota Air Lainnya Industri Pembekuan Biota Air Lainnya Industri Peragian/Fermentasi Biota Air Lainnya Industri Berbasis Lumatan Biota Air Lainnya Industri Pendinginan/Pengesan Biota Air Lainnya Industri Pengolahan Rumput Laut Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya Untuk Biota Air Lainnya Industri Minyak Mentah dan Lemak Nabati Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Margarine Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Minyak Mentah dan Lemak Hewani Selain Ikan Industri Minyak Ikan Industri Minyak Goreng Bukan Minyak Kelapa dan Minyak Kelapa Sawit Industri Kopra Industri Minyak Mentah Kelapa Industri Minyak Goreng Kelapa Industri Tepung dan Pelet Kelapa Industri Pemisahan/Fraksinasi Minyak Murni 3

12 No. KBLI JENIS INDUSTRI KETERANGAN Kelapa Sawit Industri Minyak Goreng Kelapa Sawit Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Minyak Mentah dan Lemak Nabati dan Hewani Lainnya Industri Penggilingan Gandum dan Serelia Lainnya Industri Penggilingan Aneka Kacang (Termasuk Leguminous) Industri Penggilingan Aneka Umbi dan Sayuran (Termasuk Rhizoma) Industri Tepung Campuran dan Adonan Tepung Industri Makanan Sereal Industri Tepung Terigu Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Pati Ubi Kayu Industri Berbagai Macam Pati Palma Industri Glukosa dan Sejenisnya Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Pati Lainnya Industri Penggilingan Padi dan Penyosohan Beras Industri Penggilingan dan Pembersihan Jagung Industri Tepung Beras dan Tepung Jagung Industri Pati Beras dan Jagung Industri Produk Roti dan Kue Industri Gula Pasir Pembinaan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro Industri Pengolahan Gula Lainnya Bukan Sirop Industri Kembang Gula Lainnya Industri Makaroni, Mie dan Produk Sejenisnya Industri Makanan dan Masakan Olahan Industri Kecap Industri Bumbu Masak dan Penyedap Masakan Industri Produk Masak Dari Kelapa 4

13 No. KBLI JENIS INDUSTRI KETERANGAN Industri Produk Masak Lainnya Industri Makanan Dari Kedele dan Kacang- Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya Industri Produk Makanan Lainnya Industri Ransum Makanan Hewan Industri Konsentrat Makanan Hewan Analisis dan Uji Teknis Lainnya Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IMHLP Aktivitas Perancangan Khusus Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IMHLP Aktivitas Pengepakan Untuk industri yang merupakan binaan Direktorat IMHLP 1.4 Isu Strategis Adapun kekuatan dan kelemahan yang dimiliki, serta peluang dan acaman yang dihadapi oleh industri makanan, hasil laut dan perikanan di antaranya adalah: 1. Kekuatan - Indonesia merupakan negara agraris penghasil produk primer hasil tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan peternakan - Beberapa produk memiliki keunggulan komparatif seperti Crude Palm Oil (CPO), ikan, rumput laut, kelapa bulat dan lain-lain - Teknologi pengolahan pangan telah dikuasai - Tenaga ahli dan tenaga kerja yang terlibat dalam industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan cukup tersedia - Produk makanan olahan dalam negeri telah mampu bersaing dengan produk impor sejenis 2. Kelemahan - Produk primer hasil pertanian banyak yang diekspor dalam bentuk mentah seperti Crude Palm Oil (CPO) dan kelapa bulat - Industri olahan dalam negeri kekurangan bahan baku sehingga pemanfaatan utilisasinya belum optimal - Pengolahan produk pasca panen masih dilakukan secara tradisional sehingga mempengaruhi mutu produk industri makanan, hasil laut dan perikanan 5

14 - Kurangnya dukungan permodalan dan tingginya suku bunga perbankan untuk pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan - Terbatasnya industri pendukung terutama mesin, peralatan, dan kemasan - Belum berkembangnya kesamaan persepsi mengenai mengenai otonomi daerah sehingga iklim usaha cenderung kurang kondusif dan kebijakan di daerah menjadi beragam 3. Peluang - Meningkatnya permintaan produk makanan, hasil laut dan perikanan dengan mutu tinggi dari berbagai negara - Berkembangnya produk makanan, hasil laut dan perikanan siap saji yang diminati konsumen eksekutif di negara-negara maju dan bekembang - Produk makanan, hasil laut dan perikanan olahan Indonesia makin diminati negara maju dan berkembang 4. Ancaman - Munculnya negara-negara pesaing kuat yang menghasilkan produk makanan, hasil laut dan perikanan seperti China, Taiwan, Thailand, Vietnam dan Malaysia - Tuntutan pasar dunia terhadap produk-produk yang aman dikonsumsi dan akrab lingkungan semakin besar - Meningkatnya penolakan produk makanan, hasil laut dan perikanan yang di ekspor ke beberapa negara karena kontaminasi fisik, biologi/mikrobiologi, kimia dan lingkungan - Banyaknya produk makanan, hasil laut dan perikanan impor yang tidak terdaftar 1.5 Struktur Organisasi Dalam menjalankan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi yang tertuang dalam Peraturan Menteri Perindustrian No. 107/M-IND/PER/11/2015, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan terbagi dalam beberapa subdirektorat sebagai berikut: a. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan; Program, Evaluasi, dan Pelaporan; Subdirektorat Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan menyelenggarakan fungsi: 1. penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan; dan 6

15 2. penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. Subdirektorat Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu : 1. Seksi Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan penyusunan rencana, program, dan anggaran di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. 2. Seksi Evaluasi dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyajian informasi di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan. b. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan; Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman pangan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat lndustri Hasil Tanaman Pangan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil tanaman pangan; dan 2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman pangan. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu : 7

16 1. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil tanaman pangan. 2. Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil tanaman pangan. c. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Perkebunan; Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil perkebunan; dan 2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan 8

17 penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Perkebunan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu : 1. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil perkebunan. 2. Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan. d. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan; Subdirektorat Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri, pembangunan sumber daya industri, pembangunan sarana dan prasarana industri, pemberdayaan, pengamanan dan penyelamatan industri, perizinan industri, penanaman modal dan fasilitas industri, serta kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil perkebunan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan menyelenggarakan fungsi: 1. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan 9

18 standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan, dan peternakan; dan 2. Penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan dan peternakan. Subdirektorat lndustri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan terdiri dari 2 (dua) seksi yaitu : 1. Seksi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan penyebaran industri ke seluruh wilayah pengembangan industri, penyiapan bahan pembangunan sumber daya manusia industri, pemanfaatan sumber daya alam, pengembangan dan pemanfaatan teknologi industri, kreativitas dan inovasi, serta sumber pembiayaan, penyiapan bahan pelaksanaan standardisasi dan pengolahan serta pemanfaatan sistem informasi, penyiapan bahan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta bimbingan teknis dan supervisi perencanaan, perizinan, dan informasi industri, serta penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan Standar Nasional Indonesia dan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan dan peternakan. 2. Seksi Pemberdayaan Industri mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan industri hijau, industri strategis, peningkatan penggunaan produk dalam negeri, dan penyiapan bahan kerja sama internasional, penyiapan bahan pengamanan dan penyelamatan industri, penyiapan bahan pelaksanaan promosi, penanaman modal, dan pemberian fasilitas industri, penyiapan bahan pelaksanaan pengawasan standar industri hijau, serta penyiapan bahan kebijakan teknis pengembangan industri di bidang industri pengolahan hasil laut, perikanan dan peternakan. e. Subbagian Tata Usaha Subbagian Tata Usaha dan Manajemen Kinerja mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha dan rumah tangga direktorat. 10

19 Direktur Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Kasubag TU Kasubdit Program Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Kasubdit Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Kasubdit Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Kasubdit Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan, dan Peternakan Kasi Program Kasi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Kasi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Kasi Sumber Daya Industri dan Sarana Prasarana Industri Kasi Evalap Kasi Pemberdayaan Industri Kasi Pemberdayaan Industri Kasi Pemberdayaan Industri Gambar 1.1 Struktur Organisasi Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 11

20 BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Perencanaan strategis merupakan langkah awal dalam melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Untuk itu, perencanaan strategis mengandung visi, misi, tujuan, sasaran, serta cara untuk mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi organisasi. Sesuai dengan tupoksi dan kewenangan pembinaannya, maka pembinaan industri makanan, hasil laut dan perikanan berada dibawah kewenangan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, Direktorat Jenderal Industri Agro, Kementerian Perindustrian. Untuk menunjang program pengembangan industri makanan, hasil laut dan perikanan, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah menyusun Rencana Strategis jangka menengah tahun dengan mengacu pada Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia No. 31.1/M-IND/PER/3/2015 Tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun dan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro. Namun pada bulan Desember 2016, Kementerian Perindustrian menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 85.1/M-IND/PER/12/2016 tentang Rencana Strategis Kementerian Perindustrian Tahun Perubahan, sehingga Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan juga perlu disesuaikan dengan mengacu pada Renstra Kemenperin Perubahan tersebut dan juga perubahan Rencana Strategis Direktorat Jenderal Industri Agro. Setelah dilakukan revisi Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, maka Visi, Misi, Tujuan, Sasaran Strategis dan Kebijakan menjadi seperti berikut : 1. Visi Mewujudkan industri makanan, hasil laut dan perikanan yang berdaya saing dengan struktur industri yang kuat berbasiskan Sumber Daya Alam. 2. Misi 1. Peningkatan populasi industri makanan, hasil laut dan perikanan untuk memperkuat dan memperdalam struktur industri nasional; 2. Peningkatan daya saing dan produktivitas industri makanan, hasil laut dan perikanan untuk mewujudkan industri nasional yang mandiri, berdaya saing, maju, dan berwawasan lingkungan. 3. Tujuan Berdasarkan visi dan misi sebagaimana tersebut di atas, maka tujuan yang akan dicapai sampai tahun 2019 setelah dilakukan revisi Rencana 12

21 Strategis adalah Meningkatnya peran industri makanan, hasil laut dan perikanan dalam perekonomian nasional dengan indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 2.1 Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi No. Indikator Kinerja Tujuan Satuan 1 Laju pertumbuhan PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan Target Persen 8,70-9,01 9,07-9,48 9,28-9,80 2 Kontribusi PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan terhadap PDB nasional Persen 5,92 6,01 6,06 6,16 6,14 6,24 3 Penyerapan tenaga kerja di sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan Juta Orang 3,25 3,27 3,27 3,32 3,34 3,40 4. Sasaran Strategis Sasaran strategis, indikator kinerja beserta target Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan untuk tahun adalah sebagai berikut : 13

22 Tabel 2.2 Sasaran Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Satuan PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN Target Target Target 1 Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan 2 Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan 1. Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya 2. Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan PERSPEKTIF PROSES INTERNAL Unit Triliun Rupiah 45,0 46,46 52,8 Persen 18,9 19,0 19,1 Juta Rupiah 501,9 528,9 555,7 1 Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk SKKNI PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 1 Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel 1. Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang diblokir Persen

23 5. Indikator Kinerja Utama Indikator Kinerja Utama pada Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan adalah sebagai berikut : Tabel 2.3 Indikator Kinerja Utama Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun Revisi No. Indikator Satuan 1 Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2 Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 3 Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 4 Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan Unit Usaha Triliun Rupiah Target ,00 46,46 52,8 Persen 18,9 19,0 19,1 Juta Rupiah 501,9 528,9 555,7 6. Kebijakan & Strategi Sesuai dengan kebijakan RPJMN maka arah kebijakan dan strategi pembangunan industri makanan, hasil laut dan perikanan dilakukan dengan melaksanakan pembangunan industri prioritas yang mengacu pada rencana aksi yang telah diamanatkan oleh Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN). Tahapan dan rencana aksi pembangunan untuk industri pangan adalah sebagai berikut: 15

24 Tabel 2.4 Tahapan Pembangunan Industri Pangan Berdasarkan RIPIN 16

25 Tabel 2.5 Rencana Aksi Pembangunan Industri Pangan Tahun NO. INDUSTRI PRIORITAS RENCANA AKSI 1. INDUSTRI PANGAN a. Industri Pengolahan Ikan: Ikan awet (beku, kering, asap) dan fillet, Aneka olahan ikan, rumput laut dan hasil laut lainnya (termasuk carrageenan, minyak ikan, suplemen dan pangan fungsional lainnya). b. Industri Bahan Penyegar *): bubuk cokelat, lemak cokelat, makanan dan minuman dari cokelat, suplemen dan pangan fungsional berbasis kakao. c. Industri Pengolahan Minyak Nabati: Fortified cooking oil (natural dan non-natural), pangan fungsional berbasis minyak nabati. d. Industri Pengolahan Buah-Buahan dan Sayur-sayuran *): Buah/sayuran dalam kaleng, fruit/vegetable layer, suplemen dan pangan fungsional berbasis limbah industri pengolahan buah. e. Industri Tepung: Pati dari biomassa limbah pertanian, Pangan darurat f. Industri Gula Berbasis Tebu: Gula pasir, Gula cair, dan asam organik dari limbah industri gula. *) Dilaksanakan oleh Direktorat Industri Minuman, Hasil Tembakau dan Bahan Penyegar 1. Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir didukung oleh infrastruktur yang memadai. 2. Menyiapkan SDM yang ahli dan berkompeten di bidang industri pangan melalui diklat industri dan pendampingan 3. Meningkatkan kemampuan penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi industri pangan melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi 4. Meningkatkan efisiensi proses pengolahan dan penjaminan mutu produk melalui penerapan GHP, GMP dan HACCP, sertifikasi SNI dan halal, sertifikasi mutu lainnya, serta bantuan mesin/peralatan pengolahan produk pangan dan peningkatan kapasitas laboratorium uji mutu; 5. Mengkoordinasikan pengembangan sistem logistik untuk meningkatkan efisiensi produksi dan distribusi produk pangan. 6. Memfasilitasi pembebasan PPN atas proses pengolahan pangan dengan nilai tambah kecil. 7. Menfasilitasi akses terhadap pembiayaan yang kompetitif bagi industri pangan skala kecil dan menengah. 8. Meningkatkan kerjasama industri internasional untuk alih teknologi, peningkatan investasi dan penguasaan pasar ekspor. 9. Promosi dan perluasan pasar produk industri pangan di dalam dan luar negeri. 17

26 7. Program Kegiatan Dalam rangka mencapai sasaran strategis dan target kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan maka, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan melaksanakan Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro melalui Kegiatan Penumbuhan dan Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan. 2.2 Rencana Kinerja Tahun 2017 Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan, maka rencana kinerja yang akan dilaksanakan oleh Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada tahun 2017 adalah sebagai berikut : 18

27 Tabel 2.6 Rencana Kinerja Tahun 2017 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan 2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan 39 Unit Usaha 29,5-31,4 Triliun Rupiah Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Rumput Laut (Alkali Treatment Gracilaria) Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Tepung Non Gandum Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Madu 4,1 4,2 Persen Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Perkebunan 401,2 Juta Rupiah / Orang / Tahun Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Verifikasi Kontrak Penjualan dan Penyaluran Gula Kristal Rafinasi Penyusunan dan Perumusan Posisi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Pada Sidang Kerjasama dan Standarisasi Internasional Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Tanaman Pangan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Perkebunan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Industri Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Fasilitasi Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan 19

28 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL 1. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Terwujudnya ASN Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang profesional dan berkepribadian 2. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada Infrastruktur kompetensi yang terbentuk Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Rata-rata produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) 3 SKKNI Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan Penyusunan RSKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi PERSPEKTIF KELEMBAGAAN 80 Nilai Jam Kerja 10 Orang 76 Nilai Identifikasi Isu Aktual Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Penyusunan Dokumen Perencanaan Direktorat Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 20

29 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN layanan prima 3. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang diblokir Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan Dokumen Perencanaan 10 Persen 94 Persen Penyusunan Laporan dan Evaluasi Kinerja Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 21

30 2.3 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Berdasarkan rencana kinerja yang telah disusun, dengan didukung pembiayaan dan mendapatkan persetujuan dalam bentuk DIPA, maka pada bulan Januari tahun 2017 ditetapkan perjanjinan kinerja yang akan dicapai pada tahun Sehubungan dengan adanya revisi Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan pada bulan Oktober tahun 2017, maka dilakukan revisi terhadap Perjanjian Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 menjadi seperti berikut : Tabel 2.7 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Revisi No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja (IK) Target Satuan 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan 2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan 1. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 1. Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya 2. Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan PERSPEKTIF PROSES INTERNAL 1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 198 Unit Usaha 45,0 Triliun Rupiah 18,9 Persen 501,9 Juta Rupiah 3 SKKNI 1. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel 1. Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang diblokir 10 Persen 22

31 2.4 Rencana Anggaran Tahun 2017 Pada Tahun 2017, semula Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp ,-, namun sehubungan dengan terbitnya Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2017 tentang Efisiensi Belanja Barang Kementerian/Lembaga Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2017 serta adanya realokasi anggaran untuk mendukung program pendidikan vokasi sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan Dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia, alokasi anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan berubah menjadi sebesar Rp ,- dengan rincian sebagai berikut : 23

32 Tabel 2.8 Rencana Anggaran Tahun 2017 Berdasarkan Sasaran Strategis NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN ANGGARAN AWAL ANGGARAN SETELAH REALOKASI PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 39 Unit Usaha 29,5-31,4 Triliun Rupiah Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Rumput Laut (Alkali Treatment Gracilaria) Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Tepung Non Gandum Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Madu Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan 4,1 4,2 Persen Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Perkebunan 401,2 Juta Rupiah / Orang / Tahun Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Verifikasi Kontrak Penjualan dan Penyaluran Gula Kristal Rafinasi Penyusunan dan Perumusan Posisi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Pada Sidang Kerjasama dan Standarisasi Internasional Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Tanaman Pangan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Perkebunan

33 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN ANGGARAN AWAL ANGGARAN SETELAH REALOKASI Penyusunan dan Revisi SNI Industri Industri Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Fasilitasi Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan PERSPEKTIF PROSES BISNIS INTERNAL 1. Terselenggarany a urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan Infrastruktur kompetensi terbentuk yang 3 SKKNI Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan Penyusunan RSKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi Terwujudnya ASN Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang profesional dan berkepribadian Rata-rata nilai prestasi kerja pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Rata-rata produktivitas kinerja minimum pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Kualifikasi pendidikan Pegawai Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan PERSPEKTIF KELEMBAGAAN 80 Nilai Jam Kerja 10 Orang 25

34 NO. SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET SATUAN KEGIATAN ANGGARAN AWAL ANGGARAN SETELAH REALOKASI 2. Terwujudnya birokrasi yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 3. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel Penilaian Mandiri Reformasi Birokrasi (PMPRB) Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang diblokir Kesesuaian rencana program dan kegiatan prioritas dengan Dokumen Perencanaan 76 Nilai Identifikasi Isu Aktual Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 10 Persen 94 Persen Penyusunan Dokumen Perencanaan Direktorat Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Penyusunan Laporan dan Evaluasi Kinerja Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan JUMLAH OUTPUT CADANGAN TOTAL PAGU ANGGARAN

35 Jika dilihat berdasarkan output dan target output, maka rencana anggaran tahun 2017 adalah sebagai berikut : Tabel 2.9 Rencana Anggaran Tahun 2017 Berdasarkan Output KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU AWAL Program Penumbuhan dan Pengembangan Industri Berbasis Agro Penumbuhan dan Pengembangan Industri Makanan, Hasil Laut, dan Perikanan Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Mendorong Iklim Investasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Rekomendasi Kebijakan Insentif Non-Fiskal Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Penyusunan Rekomendasi Iklim Usaha Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Bantuan Mesin dan/atau Peralatan Dalam Rangka Penumbuhan Populasi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Pengolahan Rumput Laut (Alkali Treatment Gracilaria) Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Tepung Non Gandum Bantuan Mesin dan Peralatan Industri Madu Rekomendasi Kebijakan Dalam Rangka Peningkatan Daya Saing dan Produktifitas Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Rekomendasi Kebijakan Insentif Non Fiskal Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Tanaman Pangan Verifikasi Kontrak Penjualan dan Penyaluran Gula Kristal Rafinasi Penyusunan dan Perumusan Posisi Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Pada Sidang Kerjasama dan Standarisasi Internasional Partisipasi Dalam Forum Kerjasama Industri Pengolahan Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan PAGU SETELAH REALOKASI SATUAN Rekomendasi Unit Rekomendasi Kebijakan

36 KODE OUTPUT / RINCIAN AKUN PAGU AWAL Rancangan Standar Nasional Indonesia Terkait Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Tanaman Pangan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Hasil Perkebunan Penyusunan dan Revisi SNI Industri Industri Hasil Laut, Perikanan dan Peternakan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Gula Rafinasi Penyusunan Unit Kompetensi Pada RSKKNI Di Bidang Industri Mie Instan Penyusunan RSKKNI Industri Pengolahan Daging Pada Sub Bidang Produksi Perusahaan Yang Difasilitasi Untuk Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Fasilitasi Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan PAGU SETELAH REALOKASI SATUAN RSNI RSKKNI Perusahaan Layanan Internal (overhead) Layanan 51 Identifikasi Isu Aktual Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Penyusunan Dokumen Perencanaan Direktorat Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan 53 Penyusunan Laporan dan Evaluasi Kinerja Industri Makanan Hasil Laut dan Perikanan Output Cadangan Cadangan 51 Output Cadangan T O T A L

37 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Secara umum Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan telah melaksanakan tugas pokok dan fungsinya yaitu melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri makanan, hasil laut, dan perikanan yang diwujudkan melalui keberhasilan dalam pencapaian targettarget sasaran yang telah ditetapkan untuk tahun Keberhasilan pencapaian sasaran ini dapat dilihat dari pemenuhan target atas indikator kinerja yang telah ditetapkan untuk masing-masing sasaran pada awal tahun seperti yang tercantum dalam Perjanjian Kinerja Analisis Capaian Perjanjian Kinerja Penilaian atas pelaksanaan tugas Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan dilakukan melalui pengukuran kinerja. Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan kegiatan/program/ kebijakan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan. Pengukuran capaian kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 sebagaimana yang ditunjukkan dalam Perjanjian Kinerja dapat dijelaskan sebagai berikut : Tabel 3.1 Capaian Perjanjian Kinerja Tahun 2017 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja (IK) Target Satuan Realisasi % 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 1. Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 198 Unit Usaha 45,0 Triliun Rupiah ,7 64,9 144,2 2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya 2. Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan 18,9 Persen 18,9 100,0 501,9 Juta Rupiah 1.514,5 301,7 29

38 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja (IK) Target Satuan Realisasi % 1. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan 1. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel PERSPEKTIF PROSES INTERNAL 1. Infrastruktur kompetensi yang terbentuk PERSPEKTIF PEMBELAJARAN ORGANISASI 1. Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang diblokir 3 SKKNI Persen A. Perspektif Pemangku Kepentingan 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan Tabel 3.2 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Populasi dan Persebaran Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Indikator Kinerja Satuan Realisasi Realisasi Target Realisasi % 1. Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan Unit Usaha Triliun Rupiah ,7 43,5 49,3 45,0 64,9 144,2 Indikator Kinerja : 1) Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh dengan target sebanyak 198 unit usaha. Pada tahun 2017, berdasarkan data yang diperoleh dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian, terdapat 247 unit usaha sektor industri makanan sedang besar yang tumbuh dari semula sebanyak unit usaha pada tahun 2016, meningkat menjadi unit usaha pada tahun Capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 124,7%. Pada tahun 2017, jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh telah mampu mencapai target yang ditetapkan. Hal ini sebagai akibat dari stabilnya pertumbuhan industri makanan dan minuman yang cukup tinggi 30

39 dengan rata-rata di atas pertumbuhan sektor manufaktur sehingga mampu menarik minat investor. Meskipun pertumbuhannya sempat melambat pada triwulan II tahun 2017 yang hanya sebesar 7,01% (melambat dari 8,25% pada triwulan I) namun kembali meningkat pada triwulan III tumbuh sebesar 9,46% dan makin meningkat pada triwulan IV hingga mencapai 13,76%. Pada tahun 2017, tingkat pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman adalah sebesar 9,23%, terus meningkat sejak tahun 2015 sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.3 Pertumbuhan Sektor Industri Agro Industri makanan dan minuman merupakan sektor yang berperan penting dalam memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri nonmigas. Selain itu, industri makanan dan minuman merupakan salah satu sektor yang strategis dan masih mempunyai prospek cukup cerah untuk ditumbuh kembangkan di Indonesia karena turut mendorong produksi sektor pertanian melalui pengolahan dan penyerapan bahan baku serta mampu membuka lapangan kerja yang cukup luas. Karena pada Perjanjian Kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2015 dan 2016 tidak terdapat indikator kinerja jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh, maka realisasi indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. 2) Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan dengan target sebesar 45,0 Triliun Rupiah. Berdasarkan data press release Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pada tahun 2017 nilai investasi pada sektor industri makanan adalah sebesar 64,9 Triliun Rupiah. Dari jumlah tersebut, sebanyak 38,5 Triliun Rupiah berasal dari investasi PMDN dan sebesar 26,4 Triliun 31

40 Rupiah berasal dari investasi PMA. Capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 144,2%. Jika dilihat dari tahun 2015 dan 2016, terjadi kenaikan realisasi investasi di sektor industri makanan. Sedangkan untuk tahun 2017, nilai investasi di sektor industri makanan telah melampaui target yang ditetapkan. Hal ini diantaranya terjadi karena didukung oleh terbitnya Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2017 tentang Percepatan Pelaksanaan Perizinan Berusaha untuk mewujudkan terlaksananya percepatan dan kemudahan berusaha. Selain itu, Pemerintah juga terus berinovasi dengan memanfaatkan teknologi informasi dalam menciptakan kemudahan pelayanan perizinan melalui perizinan dengan single submission dan digital signature serta tetap menjalankan langkah-langkah nyata dalam memfasilitasi penyelesaian hambatan investasi, baik dari sisi regulasi maupun implementasi di lapangan. Tabel 3.4 Perkembangan Investasi PMDN Sektor Industri 32

41 Tabel 3.5 Perkembangan Investasi PMA Sektor Industri 2. Meningkatnya daya saing dan produktivitas sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan Tabel 3.6 Capaian Sasaran Strategis Meningkatnya Daya Saing dan Produktivitas Sektor Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Indikator Kinerja 1. Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya Satuan Realisasi Realisasi Target Realisasi % Persen 17,6 18,1 18,9 18,9 100,0 2. Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan Juta Rupiah 754,0 825,8 501, ,5 301,7 Indikator Kinerja : 1) Kontribusi ekspor produk industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan terhadap ekspor nasional setiap tahunnya dengan target sebesar 18,9%. Berdasarkan data dari Pusat Data dan Informasi Kementerian Perindustrian dan Badan Pusat Statistik, nilai ekspor produk makanan sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2017 adalah sebesar Ribu US$. Sedangkan nilai ekspor nasional sejak bulan Januari sampai dengan Desember 2017 adalah sebesar Ribu US$, sehingga kontribusi ekspor produk industri 33

42 makanan terhadap ekspor nasional adalah sebesar 18,9%. Capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan kontribusi ekspor pada tahun 2015 dan tahun 2016, pada tahun 2017 ini kontribusi ekspor produk makanan mengalami peningkatan. Peningkatan ekspor tersebut antara lain disebabkan oleh membaiknya kondisi perekonomian di negara mitra dagang utama Indonesia seperti Tiongkok dan Amerika Serikat. Berdasarkan data dari Pusdatin, pada periode bulan Januari s/d November 2017 terjadi peningkatan ekspor industri pengolahan ke Tiongkok meningkat sebesar 46,4% dan ke Amerika meningkat sebesar 10,87% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun Selain itu, peningkatan ekspor juga terjadi sebagai akibat dari meningkatnya mutu produk olahan makanan Indonesia yang mampu memenuhi standard negara-negara tujuan ekspor. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat positif dari adanya kerja sama ekonomi dengan negara mitra serta kegiatan promosi untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia melalui event pameran di dalam dan di luar negeri. Secara umum, pada tahun 2017 peningkatan terbesar terjadi pada komoditi CPO yang meningkat sebesar 76,9% dan meningkat sebesar 40,7% pada komoditi makanan lainnya. Tabel 3.7 Ekspor Industri Agro 2) Produktivitas SDM industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan target sebesar 501,9 Juta Rupiah. Pada tahun 2017, berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik, nilai Produk Domestik Bruto sektor industri makanan dan minuman berdasarkan harga berlaku adalah sebesar Juta Rupiah. Pada periode yang sama, berdasarkan data dari Pusdatin Kemenperin, jumlah tenaga kerja sektor industri makanan sedang besar adalah orang. Maka nilai produktivitas SDM industri makanan adalah sebesar 1.514,5 Juta Rupiah. Capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 301,7%. 34

43 Nilai produktivitas pada tahun 2017 terus meningkat jika dibandingkan dengan nilai produktivitas pada tahun 2015 dan tahun Hal ini sebagai akibat dari tingginya nilai pertumbuhan sektor industri makanan pada tahun Meskipun pertumbuhannya sempat melambat pada triwulan II tahun 2017 yang hanya sebesar 7,01% (melambat dari 8,25% pada triwulan I) namun kembali meningkat pada triwulan III, tumbuh sebesar 9,46% dan makin meningkat pada triwulan IV hingga mencapai 13,76%. Pada tahun 2017, tingkat pertumbuhan sektor industri makanan dan minuman adalah sebesar 9,23%. Nilai pertumbuhan ini terus meningkat sejak tahun 2015 karena didukung oleh meningkatnya nilai investasi dan nilai ekspor pada tahun Pertumbuhan yang stabil dengan rata-rata di atas pertumbuhan ekonomi nasional serta jumlah tenaga kerja yang juga meningkat dengan stabil, menyebabkan nilai produktivitas SDM terus meningkat. Gambar 3.1 Grafik Pertumbuhan Industri Agro B. Perspektif Proses Internal 1. Terselenggaranya urusan pemerintahan di bidang perindustrian yang berdaya saing dan berkelanjutan Tabel 3.8 Capaian Sasaran Strategis Terselenggaranya Urusan Pemerintahan Di Bidang Perindustrian Yang Berdaya Saing dan Berkelanjutan Indikator Kinerja 1) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk Satuan Realisasi Realisasi Target Realisasi % SKKNI

44 Indikator Kinerja : 1) Infrastruktur kompetensi yang terbentuk dengan target sebanyak 3 SKKNI. Pada tahun 2017, Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan menyusun tiga Rancangan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (RSKKNI) yaitu : a. RSKKNI di bidang industri gula rafinasi b. RSKKNI di bidang industri mie instan c. RSKKNI industri pengolahan daging pada sub bidang produksi Sampai dengan triwulan IV, ketiga RSKKNI tersebut telah selesai disusun, sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah 100%. Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan dan/atau keahlian (skills) serta sikap kerja (attitude) yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku. Penyusunan dokumen SKKNI harus mengacu pada format yang ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia. Tahapan Penyusunan SKKNI: 1) Penyusunan draft (oleh tim perumus), meliputi: a. Peta Fungsi Kompetensi b. Uraian unit-unit kompetensi 2) Verifikasi internal (oleh tim verifikasi) 3) Pra Konvensi 4) Verifikasi eksternal (oleh Kemenaker) 5) Konvensi Nasional 6) Penetapan (oleh Kemenaker) Kegunaan SKKNI: Sebagai acuan pendidikan/pelatihan berbasis kompetensi. Sebagai acuan pelaksanaan uji kompetensi (sertifikasi kompetensi) Sebagai acuan untuk menstrukturkan perusahaan Sebagai acuan penyusunan SOP perusahaan Pada tahun 2015, target untuk indikator ini adalah sebanyak 1 SKKNI dengan realisasi sebanyak 2 SKKNI atau sebesar 200%. Sedangkan pada tahun 2016, penyusunan SKKNI tidak menjadi indikator kinerja sehingga capaiannya tidak dapat dibandingkan. Jika dibandingkan dengan realisasi pada tahun 2015, maka terdapat peningkatan jumlah SKKNI yang disusun dari sebanyak 2 SKKNI menjadi 3 SKKNI. 36

45 C. Perspektif Pembelajaran Organisasi 1. Tersusunnya perencanaan program, pengelolaan keuangan serta pengendalian yang berkualitas dan akuntabel Tabel 3.9 Capaian Sasaran Strategis Tersusunnya Perencanaan Program, Pengelolaan Keuangan Serta Pengendalian Yang Berkualitas dan Akuntabel Indikator Kinerja Satuan Realisasi Realisasi Target Realisasi % 1. Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan yang diblokir Persen Indikator Kinerja : 1) Anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang diblokir dengan target sebesar 10%. Pada awal tahun 2017, semula terdapat dua kegiatan yang anggarannya diblokir yaitu : a. Bantuan Mesin Dan Peralatan Industri Madu dengan anggaran sebesar Rp ,- b. Fasilitasi Peningkatan Citra Produk Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan dengan anggaran sebesar Rp ,- Anggaran yang diblokir tersebut senilai 15,75% dari total keseluruhan alokasi anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan. Namun pada tanggal 6 Maret 2017, Ditjen Anggaran Kementerian Keuangan telah membuka blokir anggaran untuk kegiatan-kegiatan tersebut sehingga sampai dengan akhir triwulan IV, sudah tidak ada anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan yang diblokir. Namun terdapat anggaran sebesar Rupiah yang teralokasi pada Output Cadangan yang tidak dapat direalisasikan. Jumlah tersebut senilai dengan 0,88% dari total keseluruhan alokasi anggaran Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan. Output Cadangan merupakan alokasi anggaran yang telah dialokasikan dalam RKA-K/L namun belum jelas peruntukannya. Usul penggunaan dana keluaran (output) cadangan dapat dilakukan sepanjang memenuhi ketentuan pada Pasal 33 ayat (2) PMK Nomor 257/PMK.02/2014 bahwa penggunaan dana output cadangan dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut : Mendanai prioritas nasional yang dananya belum dialokasikan sebelumnya Menambah volume keluaran (output) prioritas nasional Melakukan percepatan pencapaian keluaran (output) prioritas nasional dan/atau prioritas Kementerian/Lembaga Mendanai kegiatan yang bersifat mendesak, kedaruratan atau yang tidak dapat ditunda Mendanai kebutuhan prioritas Kementerian/Lembaga. 37

46 Pergeseran anggaran dalam rangka penggunaan keluaran (output) cadangan dapat dilakukan dalam Kegiatan yang sama dan/atau antar Kegiatan dalam satu Program. Karena sampai dengan akhir tahun anggaran 2017 jumlah anggaran yang diblokir nilainya kurang dari 10%, maka capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 100%. Pada tahun 2015 dan 2016 anggaran yang diblokir bukan merupakan indikator kinerja, maka realisasi indikator kinerja ini tidak dapat dibandingkan dengan realisasi pada tahun-tahun sebelumnya. Secara umum pencapaian sasaran strategis berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2017 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2015 dan menurun jika dibandingkan dengan capaian pada tahun Hal ini terjadi karena pada saat dilakukan revisi Rencana Strategis, juga dilakukan penyesuaian target-target indikator kinerja dengan mempertimbangkan capaian pada tahun-tahun sebelumnya sehingga target indikator kinerja menjadi lebih realistis sebagaimana dapat dilihat dalam tabel berikut : No. Tabel 3.10 Capaian Indikator Perjanjian Kinerja Berdasarkan Perspektif Perspektif Capaian (%) Perspektif Pemangku Kepentingan 96,62 265,12 167,65 2 Perspektif Proses Internal 78,52 66,45 100,00 3 Perspektif Pembelajaran Organisasi ,00 Rata-rata 87,57 165,78 122,55 Sehingga dapat disimpulkan bahwa capaian Perjanjian Kinerja tahun 2017 telah dapat dipenuhi seluruhnya dengan rata-rata capaian sebesar 122,55% Analisis Capaian Kinerja Rencana Strategis Capaian kinerja Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 terhadap target Indikator Kinerja Tujuan, Indikator Kinerja Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama pada dokumen Rencana Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan adalah sebagai berikut : A. Capaian Indikator Kinerja Tujuan (IKT) Capaian IKT Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut : 38

47 Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja Tujuan Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun 2017 No. Indikator Kinerja Tujuan Satuan Target Realisasi 1 Laju pertumbuhan PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan Capaian (%) Persen 8,70 9,01 9,23 106,1 2 Kontribusi PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan terhadap PDB nasional Persen 5,92 6,01 6,14 103,7 3 Penyerapan tenaga kerja di sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan Juta Orang 3,25 3,27 4,22 129,8 Untuk indikator kinerja Laju pertumbuhan PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan target sebesar 8,70-9,01%, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, pertumbuhan industri makanan dan minuman adalah sebesar 9,23% sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 106,1%. Pertumbuhan yang tinggi ini didukung oleh meningkatnya investasi dan ekspor di sektor industri makanan jika dibandingkan dengan tahun 2015 dan tahun Meskipun melemahnya daya beli masyarakat sempat dicurigai sebagai penyebab turunnya pertumbuhan industri makanan dan minuman pada triwulan II tahun 2017, namun tingkat pertumbuhan industri makanan dan minuman kembali membaik pada triwulan III bahkan meningkat tajam pada triwulan IV tahun Peningkatan peringkat kemudahan berusaha Indonesia, yang dirilis oleh Bank Dunia terkait Ease of Doing Business (EoDB) 2018 juga turut mendorong pertumbuhan investasi yang pada akhirnya berkontribusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara umum. Bertambahnya jumlah kerja sama ekonomi yang dilakukan Indonesia dengan negara-negara mitra dagang di Eropa dan wilayah Amerika turut menyumbang peningkatan ekspor produk industri yang juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk indikator kinerja Kontribusi PDB industri makanan, hasil laut dan perikanan terhadap PDB nasional dengan target sebesar 5,92-6,01%, berdasarkan data yang dirilis oleh BPS, kontribusi PDB industri makanan dan minuman terhadap PDB nasional adalah sebesar 6,14% sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 103,7%. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan industri makanan dan minuman yang berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional, turut memberikan peningkatan kontribusi PDB sektor industri makanan dan minuman terhadap PDB nasional. Berdasarkan data yang dirilis United Nations Statistics Division pada tahun 2016, Indonesia menempati peringkat keempat dunia dari 15 negara yang industri manufakturnya memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) lebih dari 10%. Sektor industri Indonesia, mampu menyumbang PDB 39

48 hingga 22%. Angka tersebut menempati peringkat terbesar ke-4 setelah Korea Selatan (29%), China (27%), dan Jerman (23%). Untuk indikator kinerja Penyerapan tenaga kerja di sektor industri makanan, hasil laut dan perikanan dengan target sebesar 3,25-3,27 juta orang. berdasarkan data jumlah tenaga kerja yang dirilis oleh BPS dan data dari Pusdatin Kemenperin, penyerapan tenaga kerja di sektor industri makanan pada tahun 2017 adalah sebesar 4,22 juta orang, sehingga capaian untuk indikator kinerja ini adalah sebesar 129,8%. Meningkatnya jumlah investasi pada sektor industri makanan, berkontribusi terhadap peningkatan jumlah tenaga kerja. Hal-hal yang mendorong kemudahan investasi yang dilakukan oleh pemerintah, memberikan multiplier efect salah satunya adalah peningkatan jumlah tenaga kerja sektor industri. Sehingga rata-rata capaian IKT adalah sebesar 113,2%. Tabel 3.12 Pertumbuhan Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan B. Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis (IKSS) Capaian IKSS Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan tahun 2017 dapat dilihat dalam tabel berikut : Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja Sasaran Strategis Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut dan Perikanan Tahun 2017 No. Sasaran Strategis (SS) Indikator Kinerja (IK) Target Satuan Realisasi % 1. Meningkatnya populasi dan persebaran industri makanan, hasil laut dan perikanan PERSPEKTIF PEMANGKU KEPENTINGAN 1. Jumlah unit industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan besar sedang yang tumbuh 2. Nilai investasi di sektor industri pengolahan makanan, hasil laut dan perikanan 198 Unit Usaha 45,0 Triliun Rupiah ,7 64,9 144,2 40

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN TAHUN 2016 DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.:

Lebih terperinci

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015 Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional Kementerian Perindustrian 2015 I. LATAR BELAKANG 2 INDUSTRI AGRO Industri Agro dikelompokkan dalam 4 kelompok, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi sebagai tempat usaha yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peran industri dalam sebuah negara atau kota dapat kita lihat dalam bagaimana peran industri sebagai salah satu penggerak roda perekonomian di tempat dia berdiri.

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM PANGAN BARANG DARI KAYU DAN FURNITUR TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KATA PENGANTAR Sebagai salah satu unit Eselon

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 18 Januari 2016 Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. Edy Sutopo

KATA PENGANTAR. Jakarta, 18 Januari 2016 Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan. Edy Sutopo KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun berdasarkan Peraturan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Nomor 53 Tahun 2014 Tentang Petunjuk Teknis

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2016 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.: 021-5255509

Lebih terperinci

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan

B. VISI : Indonesia Menjadi Negara Industri yang Berdaya Saing dengan Struktur Industri yang Kuat Berbasiskan Sumber Daya Alam dan Berkeadilan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR 1 : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : 216 A. KEMENTRIAN : (19) KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI I. KINERJA AGRO TAHUN 2012 II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN AGRO III. ISU-ISU STRATEGIS

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) DIREKTORAT IKM LMEA DIREKTORAT INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH LMEA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

Lebih terperinci

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2017 SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal

Lebih terperinci

Renstra Ditjen IA

Renstra Ditjen IA Renstra Ditjen IA 20209 3 PROGRAM PENUMBUHAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI BERBASIS AGRO 34.789,8 646.848,3 660.630, 692.396, 72.96,9 Ditjen Industri Agro Tingginya laju pertumbuhan industri agro (persen)

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement

-2- Mesin dan/atau Peralatan Industri kecil dan/atau Industri menengah; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kement No.440, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPERIN. Restrukturisasi Mesin. Peralatan Industri Kecil Indis PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20/M-IND/PER/3/2016 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN 2015-2019 Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara Jakarta, 16 Februari 2016 I. TUJUAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL 2 I. TUJUAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KELOMPOK I KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TOPIK : PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA MELALUI PENDEKATAN KLASTER KELOMPOK INDUSTRI HASIL HUTAN DAN PERKEBUNAN, KIMIA HULU DAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Bambang Santosa, M.Sc NIP KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2013

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 Jakarta, 5 Februari 2015 Rapat Kerja Menteri Perindustrian Tahun 2015 dengan tema Terbangunnya Industri yang Tangguh dan Berdaya Saing Menuju

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016 BIRO PERENCANAAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal

Lebih terperinci

Keterangan Tw.III. Distribusi/share terhadap PDB (%) 5,25 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61 5,99

Keterangan Tw.III. Distribusi/share terhadap PDB (%) 5,25 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61 5,99 1 2 Keterangan 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 - Tw.III Distribusi/share terhadap PDB (%) 5,25 5,24 5,31 5,14 5,32 5,61 5,99 Distribusi/share terhadap Kategori Industri Pengolahan (%) 23,83 24,08 24,77

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2015 Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran strategis dalam menunjang perekonomian Indonesia. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia bahan pangan, pakan ternak, sumber bahan baku

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2015 Direktur Alat dan Mesin Pertanian, Ir. Suprapti NIP Laporan Kinerja Tahun 2014 KATA PENGANTAR Direktorat Alat dan Mesin Pertanian merupakan salah satu unit kerja Eselon II di Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya, pada tahun 2014

Lebih terperinci

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO BOGOR, 7 9 FEBRUARI 2013 PENDAHULUAN Pengembangan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEM ERINTAH (LAKIP) SM K SM TI BANDA ACEH TAHUN ANGGARAN 2017 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN - SMTI BANDA ACEH JLN. TWK. HASYIM BANTA MUDA NO. 6 BANDA ACEH EMAIL : SMKSMTI.BANDAACEH@GMAIL.COM

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014 Kementerian Perindustrian

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta) Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Februari 2017 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi

PENDAHULUAN. Dinas Perkebunan Provinsi Riau Laporan Kinerja A. Tugas Pokok dan Fungsi PENDAHULUAN A. Tugas Pokok dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 28 Tahun 2015 tentang rincian tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Perkebunan Provinsi Riau, pada pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 Kementerian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017 BIRO PERENCANAAN 2017 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006

Lebih terperinci

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN 2012-2014 Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Jakarta, 1 Februari 2012 Daftar Isi I. LATAR BELAKANG II. ISU STRATEGIS DI SEKTOR INDUSTRI III.

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini

sebagian besar masih dipasarkan sebagai bahan mentah atau nilailharga pada kondisi tersebut masih sangat rendah. Selain ini AGROINDUSTRI Sasaran utama pembangunan jangka panjang negara ini adalah pencapaian struktur ekonomis yang seimbang yaitu terdapatnya kemampuan dan kekuatan industri yang maju yang didukung oleh kemampuan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

LAPORAN KINERJA 2014 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi

Lebih terperinci

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH, SALINAN GAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 54 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PERDAGANGAN DAN PERINDUSTRIAN PROVINSI

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2016 Formulir C Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2006 Tanggal 29 Nopember 2006 DIISI OLEH KEPALA SKPD/KEPALA BAPPEDA/MENTERI/KEPALA LEMBAGA LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN KINERJA BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1 Rencana Strategis Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (Ditjen P2HP), melalui Keputusan Direktur Jenderal P2HP Nomor KEP.70/DJ-P2HP/2010 tanggal 17

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN

DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN TRIWULAN I 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN 2015 Evaluasi Capaian Kinerja Pembangunan Tanaman

Lebih terperinci

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN

DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN DUKUNGAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN TERHADAP PELAKSANAAN KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL Direktur Jenderal Perkebunan disampaikan pada Rapat Kerja Revitalisasi Industri yang Didukung oleh Reformasi Birokrasi 18

Lebih terperinci

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini V. ANALISA SISTEM 5. Agroindustri Nasional Saat Ini Kebijakan pembangunan industri nasional yang disusun oleh Departemen Perindustrian (5) dalam rangka mewujudkan visi: Indonesia menjadi Negara Industri

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP

KATA PENGANTAR. Jakarta, Februari 2013 Direktur Tanaman Rempah dan Penyegar. IR. H. AZWAR AB, MSi. NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan atau strategis instansi.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR DIPA-018.01-0/2013 DS 5903-0340-5288-0144 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004

Lebih terperinci

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b

2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Industri adalah seluruh bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah b LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.146, 2015 Sumber Daya Industri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5708). PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 Tahun 2015

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1.tE,"P...F.3...1!..7. INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG PENGHIMPUNAN DANA PERKEBUNAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO TAHUN 2015 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN Jl. Jenderal Gatot Subroto Kav. 52-53 Jakarta 12950 Telp.: 021-5255509

Lebih terperinci

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016 Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Desember 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap

Lebih terperinci

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN

PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN PERAN SEKTOR INDUSTRI DALAM MENDUKUNG KEANEKARAGAMAN PANGAN JAKARTA, 7 FEBRUARI 2012 OUTLINE I. Pendahuluan II. Peluang Pengembangan Industri Agro III. Hal-hal yang Perlu Dilakukan IV.Contoh Pengembangan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015

RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 RENCANA KINERJA BALAI BESAR PULP DAN KERTAS TAHUN ANGGARAN 2015 KATA PENGANTAR R encana Kinerja merupakan dokumen yang berisi target kinerja yang diharapkan oleh suatu unit kerja pada satu tahun tertentu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia mempunyai peranan yang cukup penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari sumbangannya terhadap Produk Domestik Bruto

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016 Yth. : 1. Menteri Perdagangan; 2. Menteri Pertanian; 3. Kepala BKPM;

Lebih terperinci

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011

LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 LOG O LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA KEMENTERIAN PERTANIAN TAHUN 2011 KEMENTERIAN PERTANIAN 2012 LOG O Biro Perencanaan, Kementerian Pertanian Gedung A, Lantai 4, Ruang 442-447 Jalan Harsono RM No. 3 Ragunan,

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 68 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

Lebih terperinci

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT

RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN GARUT RANCANGAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KABUPATEN GARUT TAHUN 2019-2019 PEMERINTAH KABUPATEN GARUT DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA Jl. PEMBANGUNAN NO. 183 GARUT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIDANG SISTEM KOMUNIKASI DATA DAN JARINGAN INFORMASI STANDARDISASI TAHUN ANGGARAN 2016 BADAN STANDARDISASI NASIONAL JAKARTA 2017 KATA PENGANTAR Puji dan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional Berdasarkan Renstra Kementerian Pertanian Tahun 2010 2014 (Edisi Revisi Tahun 2011), Kementerian Pertanian mencanangkan

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT PERLUASAN DAN PENGELOLAAN LAHAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DIREKTORAT ALAT DAN MESIN PERTANIAN TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki potensi alamiah yang berperan positif dalam pengembangan sektor pertanian sehingga sektor pertanian memiliki fungsi strategis dalam penyediaan pangan

Lebih terperinci

Kementerian Perindustrian

Kementerian Perindustrian Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2015 BIRO PERENCANAAN 2016 Ringkasan Eksekutif Sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29

Lebih terperinci

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial

Jakarta, Desember Direktur Rumah Umum dan Komersial Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah dan hidayahnya sehingga Laporan Kinerja Direktorat Rumah Umum dan Komersial Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 215 NOMOR SP DIPA-18.1-/215 DS791-3632-6284-16 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN INDUK SURAT PENGESAHAN NOMOR SP DIPA-018.01-0/AG/2014 DS 6100-9979-1830-7597 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. UU No. 23

Lebih terperinci

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016

Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 2016 Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (PP 39) Triwulan IV Tahun Anggaran 2016 Pusat Penelitian dan Pengembangan Kebijakan Iklim Usaha BPPI Kementerian Peran KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO JAKARTA, 7 FEBRUARI 2013 DAFTAR

Lebih terperinci

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13

Written by Danang Prihastomo Thursday, 05 February :00 - Last Updated Monday, 09 February :13 RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2014 Jakarta, 5-7 Februari 2014 Rapat Kerja dengan tema Undang-Undang Perindustrian Sebagai Landasan Pembangunan Industri Untuk Menjadi Negara

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERTANIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR

Direktorat Jenderal Perkebunan KATA PENGANTAR DIREKTORAT PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERKEBUNAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN JAKARTA, JANUARI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIN) Direktorat Pengolahan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... ii. I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran... 2 D. Dasar Hukum... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii Halaman I. Pendahuluan. 1 A. Latar Belakang. 1 B. Maksud dan Tujuan. 2 C. Sasaran...... 2 D. Dasar Hukum... 2 II. Arah Kebijakan Pembangunan 3 A. Visi dan

Lebih terperinci

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI AGRIBISNIS SEBAGAI SUATU SISTEM Sistem agribisnis : Rangkaian kegiatan dari beberapa subsistem yg saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain Sub-sistem agribisnis

Lebih terperinci

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG

KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG LAPORAN KINERJA DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAS DAN HUTAN LINDUNG TAHUN 2016 KATA PENGANTAR Laporan

Lebih terperinci

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

Menteri Perindustrian Republik Indonesia Menteri Perindustrian Republik Indonesia PENJELASAN MENTERI PERINDUSTRIAN TENTANG RKA-KL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2016 DALAM RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI DPR-RI Yth.: TANGGAL, 1 SEPTEMBER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dengan telah ditetapkannya pembentukan

Lebih terperinci

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA

PENYUSUNAN LAPORAN KINERJA LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi dan Misi Penetapan visi sebagai bagian dari perencanaan strategi, merupakan satu langkah penting dalam perjalanan suatu organisasi karena

Lebih terperinci

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan

dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dimana pimpinan RINGKASAN EKSEKUTIF Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Industri merupakan salah satu prioritas pembangunan dalam Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, dimana yang menjadi fokusnya

Lebih terperinci

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 31/M-DAG/PER/7/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan 1 KATA PENGANTAR Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan Karunia-Nya, kami telah dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi pemerintah

Lebih terperinci

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan.

b. Kepala Sub Bagian Keuangan; c. Kepala Sub Bagian Program, Evaluasi dan Pelaporan. BAB XX DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 400 Susunan organisasi Dinas Perindustrian dan Perdagangan terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1.

Lebih terperinci

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014 RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN JAKARTA, APRIL DAFTAR ISI I. Laporan Rekapitulasi Rencana Kerja Kementerian Perindustrian Tahun Anggaran II. Rekapitulasi Per Program Rincian kegiatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 45 TAHUN 2007 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2008 DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA INDUSTRI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN

BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN BAB II PERKEMBANGAN DAN PERMASALAHAN 2.1. Kondisi Umum SKPD 2.1.1 Dasar Hukum Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah yang baik perlu memperhatikan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik, dan dalam

Lebih terperinci

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN

AH UN H f ls I. sm? Iftwsfiiist#' .-» ( */ ji»«*i «HJ inni«r7! V'' EKRETARIAT JENDERAL. KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN AH UN 2 0 1 7 H f ls I sm? Iftwsfiiist#' ".-» ( */ ji»«*i «"HJ" inni«r7! V"''. EKRETARIAT JENDERAL KEMENTERfAN PERINDUSTRIAN DAFTAR ISI BAB I - PENDAHULUAN... 1 A. TUGAS DAN FUNGSI BIRO PERENCANAAN...

Lebih terperinci

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO Bogor, 7 s.

PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO Bogor, 7 s. PROGRAM DAN KEGIATAN DIREKTORAT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2013 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO Bogor, 7 s.d 9 Februari 20013 I.PENDAHULUAN 1. Industri minuman dan tembakau merupakan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016

Revisi ke 01 Tanggal : 30 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN : Satu set DIPA Petikan A. Dasar Hukum: 1.UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. 2.UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan Negara. 3.UU No. 14 Tahun

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN PENGEMBANGAN PERAMALAN SERANGAN ORGANISME PENGGANGGUN TUMBUHAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN BALAI BESAR

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKALAN NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN BANGKALAN TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2014 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Perencanaan. Penyelenggaraan. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5492) UNDANG-UNDANG

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERINDUSTRIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan masyarakat adil dan

Lebih terperinci