PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA"

Transkripsi

1 vi PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

2 vi PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Peramalan Ketersediaan Ikan Hasil Tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2017 Beni Pramayoga NIM C

3 1 ABSTRAK BENI PRAMAYOGA. Peramalan Ketersediaan Ikan Hasil Tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang. Dibimbing oleh MUSTARUDDIN dan SUGENG HARI WISUDO. Peramalan pada bidang perikanan tangkap sangat berguna bagi pelabuhan perikanan dalam hal perencanaan penyediaan ikan hasil tangkapan. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Blanakan, Kabupaten Subang merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki produksi ikan hasil tangkapan yang cukup besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kondisi perikanan tangkap PPP Blanakan, menentukan model peramalan yang tepat untuk menduga ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, dan mengestimasi kemampuan penyediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang tahun 2017 dengan menggunakan data produksi 15 tahun terakhir. Metode peramalan yang digunakan adalah rata-rata bergerak sederhana dan penghalusan eksponensial tunggal. Kemudian, dari kedua model tersebut dilakukan perhitungan MAPE (Mean Absolute Percent Error) dan RMSE (Root Mean Square Error) untuk melihat nilai kesalahan dari tiap-tiap bentuk peramalan. Model pengahalusan eksponensial tunggal dengan alpha 0,7 memiliki nilai terkecil yaitu, MAPE 6,9 dan RMSE ,4 sehingga model ini tepat untuk meramalkan ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan. Hasil produksi ikan hasil tangkapan tahun 2017 di PPP Blanakan diperkirakan mencapai ton, produksi ini cenderung menurun dari tahun sebelumnya. Kata kunci: ikan hasil tangkapan, penghalusan eksponensial tunggal, peramalan, PPP Blanakan, rata-rata bergerak sederhana ABSTRACT BENI PRAMAYOGA. Forecasting Availability of Catches in PPP Blanakan, Subang Regency. Supervised by MUSTARUDDIN and SUGENG HARI WISUDO. Capture fisheries forecasting are very useful for the fishing port in term of providing catches. Blanakan Coastal Fishing Port (PPP Blanakan), Subang is a fishing port that has a high production of catch. This study aims to identify the fishery conditions in PPP Blanakan, to determine the best forecasting to forecast availability of catches in PPP Blanakan, and to estimate the ability of catches in PPP Blanakan, Subang 2017 using the production data in the last 15 years. The forecasting methods used are a simple moving average and single exponential smoothing. Furthermore, from both models are calculated using MAPE (Mean Absolute Percent Error) dan RMSE (Root Mean Square Error) to determine the error of both methods. The single exponential smoothing model (alpha 0.7) had the value of MAPE 6.9 and RMSE (the lowest value), so it becomes the most appropriate model to forecast the availability of catches in PPP Blanakan, Subang. The catches productions in PPP Blanakan on 2017 were forecast reach 3462 ton, this production was decreased from preveous year. Keywords: Blanakan Coastal Fishing Port, catches, forecasting, simple moving average, single exponential smoothing

4 2 PERAMALAN KETERSEDIAAN IKAN HASIL TANGKAPAN DI PPP BLANAKAN, KABUPATEN SUBANG BENI PRAMAYOGA Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan DEPARTEMEN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017

5

6 5 PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta ala atas segala karunia-nya sehingga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Karya ilmiah ini merupakan salah satu syarat kelulusan pada Program Studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan sebagai pedoman dalam melakukan penelitian. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr Mustaruddin, STP dan Bapak Dr Ir Sugeng Hari Wisudo, MSi selaku pembimbing serta semua pihak yang telah membantu memberi masukan berupa saran dan kritikan sehinga karya ilmiah ini dapat diselesaikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semua pihak yang membutuhkannya. Bogor, Agustus 2017 Beni Pramayoga

7 6 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL viii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN viii PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Penelitian Terdahulu 2 Perumusan Masalah 3 Tujuan Penelitian 3 Ruang Lingkup Penelitian 3 Manfaat Penelitian 3 METODELOGI PENELITIAN 4 Lokasi dan Waktu Penelitian 4 Metode 4 Bahan 5 Alat 6 Analisis Data 6 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perikanan Tangkap PPP Blanakan, Kabupaten Subang 8 8 Model Peramalan Volume Produksi Hasil Tangkapan 11 Kemampuan Penyediaan Volume Produksi Hasil Tangkapan Satu Tahun Kedepan 15 SIMPULAN DAN SARAN 16 Simpulan 16 Saran 16 DAFTAR PUSTAKA 17 LAMPIRAN 18 RIWAYAT HIDUP 22

8 7 DAFTAR TABEL 1 Jenis data yang dikumpulkan dan metode pengumpulannya 5 2 Jumlah kapal di PPP Blanakan tahun Jumlah nelayan di PPP Blanakan tahun Nilai PE dan kuadrat kesalahan rata-rata bergerak sederhana 13 5 Hasil nilai MAPE dan RMSE pada rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) 13 6 Nilai PE dan kuadrat kesalahan penghalusan eksponensial tunggal 14 7 Hasil nilai uji MAPE dan RMSE pada penghalusan eksponensial tunggal 14 8 Hasil uji MAPE dan RMSE kedua bentuk peramalan 15 DAFTAR GAMBAR 1 Jumlah dan persentase alat penangkapan ikan PPP Blanakan tahun Pertumbuhan kapal penangkapan ikan di PPP Blanakan tahun Pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan di PPP Blanakan, tahun Peramalan volume produksi hasil tangkapan PPP Blanakan tahun DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumentasi kegiatan perikanan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang 18 2 Hasil perhitungan peramalan menggunakan metode rata-rata bergerak ordo 3, ordo 5, dan ordo Nilai absolut percentage error PE dan square error (Y-Ŷ) 2 metode rata-rata bergerak ordo 3, ordo 5, dan ordo Hasil perhitungan peramalan menggunakan pemulusan eksponensial α 0,3; α 0,5; α 0, Nilai absolut percentage error PE dan square error (Y-Ŷ) 2 metode penghalusan eksponensial tunggal α 0,3, α 0,5, α 0, Hasil perhitungan peramalan menggunakan metode penghalusan eksponensial tunggal untuk tahun

9 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Ikan hasil tangkapan yang didapatkan nelayan umumnya didaratkan di pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia khususnya pelabuhan perikanan. Keadaan ini, dikarenakan pelabuhan perikanan menjadi penghubung wilayah daratan dengan wilayah lautan, berfungsi sebagai pangkalan penangkapan ikan yang didukung juga oleh fasilitas untuk mendistribusikannya (Lubis 2012). Peranan penting pelabuhan perikanan dalam sistem perikanan tangkap adalah sebagai tempat mendaratkan hasil tangkapan dan menjadi penyediaan stok hasil tangkapan ikan yang dibutuhkan oleh masyarakat konsumen. Salah satu pelabuhan perikanan yang memiliki hasil tangkapan yang besar dengan harga yang cukup konsistensi adalah Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Blanakan. Ginting (2011) mengungkapkan bahwa volume produksi ikan hasil tangkapan yang ada di Kabupaten Subang pada tahun adalah sebanyak ,8 ton/tahun. Pelabuhan yang menyumbang ikan hasil tangkapan yang cukup besar tersebut adalah PPP Blanakan. Oleh karena itu, mengetahui penyediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang sangat penting kegunaannya. Penyediaan ikan hasil tangkapan tersebut dapat diketahui, karena adanya pendataan ikan hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan. Pendataan ikan hasil tangkapan juga memiliki kegunaan untuk menggetahui kemampuan penyediaan hasil tangkapan di pelabuhan perikanan tersebut. Mengetahui penyediaan produksi hasil tangkapan pada pelabuhan perikanan sangatlah penting kegunaannya, karena diharapkan pengetahuan tersebut berguna untuk melihat seberapa besar pelabuhan perikanan tersebut, mampu menyediakan ikan hasil tangkapan secara berkelanjutan, pada tahun sekarang dan tahun-tahun berikutnya, sehingga tidak terjadinya kelangkaan yang menyebabkan produksi rendah sedangkan permintaan akan ikan menjadi tinggi. Oleh karena itu, dengan adanya pendataan ikan hasil tangkapan yang didaratkan di pelabuhan perikanan, diharapkan mampu menjadi bahan masukkan dan strategi dalam pemenuhan penyediaan ikan hasil tangkapan di tahun-tahun berikutnya. Kegiatan peramalan berguna untuk mengetahui keadaan usaha di masa yang akan datang (Umar 2003). Selanjutnya, peramalan juga dapat diartikan sebagai suatu cara dengan menggunakan model-model tertentu untuk memperkirakan keadaan di tahun-tahun selanjutnya (Linda 2014). Menurut Gaspersz (1998), penggunaan model peramalan yang berbeda akan memberikan galat hasil yang berbeda juga. Oleh karena itu, dalam melakukan analisis peramalan harus menggunakan model peramalan yang terbaik, agar memberikan hasil yang didapat sesuai dengan apa yang diinginkan. Peramalan pada bidang perikanan tangkap, sangat berguna untuk perencanaan jangka panjang produksi ikan sesuai kebutuhan pasar dan membantu manajemen dalam melakukan pembenahan fasilitas pelabuhan. Peramalan sangat membantu kegiatan perencanaan terutama untuk meminimalkan ketidakpastiaan pada masa yang akan datang. Hasil dari peramalan tersebut, selain dapat menjadi acuan penyediaan stok ikan hasil tangkapan, juga berguna untuk pengembangan pelabuhan perikanan sebagai basis kegiatan perikanan. Pelabuhan perikanan akan

10 2 memiliki perencanaan atau perkiraan penyediaan ikan hasil tangkapan yang akan mampu disiapkan di masa datang. Fasilitas pendukung juga dapat dibangun sesuai dengan perkiraan kebutuhan ikan hasil tangkapan yang didaratkan. Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Blanakan merupakan salah satu pelabuhan yang langsung bermuara ke Laut Jawa dan berada di tepi sungai. Selanjutnya, PPP Blanakan adalah salah satu pelabuhan perikanan yang memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan di Kabupaten Subang. Menurut BPS (2015), produksi perikanan laut yang didaratkan di PPP Blanakan pada tahun 2014 mencapai ,01 ton. Namun demikian, tidak ada keterjaminan dari penyediaan stok ikan hasil tangkapan di pelabuhan tersebut mengingat musim ikan yang tidak menentu, investasi perikanan yang dinamis, pola konsumsi masyarakat yang berubah-ubah, dan perairan Laut Jawa sudah mengalami over fishing (Triarso 2012). Oleh karena berbagai alasan di atas, penelitian ini penting dilakukan untuk melihat kemampuan penyediaan ikan hasil tangkapan pada Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Blanakan, Kabupaten Subang. Penelitian Terdahulu Roziqin (2015) melakukan penelitian mengenai peramalan kemampuan penyediaan produksi hasil tangkapan di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu. Metode peramalan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode rata-rata bergerak, eksponensial, dan dekomposisi. Kemudian, metode peramalan tersebut dihitung nilai MAPE dan RMSE, nilai MAPE dan RMSE terkecil akan digunakan untuk meramalkan ketersediaan produksi ikan di PPI Karangsong. Peramalan dengan menggunakan metode dekomposisi dipilih untuk peramalan ketersediaan produksi hasil tangkapan di PPI Karangsong sampai 10 tahun kedepan karena memiliki nilai MAPE dan RMSE terkecil. Hasil penelitian Yusrini (2016) mengkaji ketersediaan produksi hasil tangkapan dan kebutuhan fasilitas pokok di PPP Blanakan tahun Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus mengenai aspek produksi hasil tangkapan dan fasilitas pelabuhan. Analisis data yang digunakan adalah analisis persamaan panjang dermaga, luas serta kedalaman pelabuhan, prediksi volume produksi dengan analisis regresi dan korelasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah ketersediaan produksi hasil tangkapan di PPP Blanakan diprediksi sampai akhir tahun 2016 adalah 3.112,2 ton, tahun 2020 adalah 3.569,8 ton, dan tahun 2025 sekitar 4.254, 7 ton. Akan tetapi, panjang dermaga dari PPP Blanakan masih kurang dari kebutuhan seharusnya. Oleh karena itu, dari penelitian terdahulu diatas maka penelitian terkait peramalan ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan dengan menggunakan metode peramalan rata-rata bergerak sederhana dan penghalusan eksponensial tunggal belum dilakukan.

11 3 Perumusan Masalah Aktiivitas pendaratan ikan di PPP Blanakan, Subang cukup tinggi dan alat tangkap yang digunakan bervariasi. Keadaan itu membuat ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan sangat cukup untuk memenuhi permintaan pasar lokal maupun pasar luar Kabupaten Subang. Oleh sebab itu, dari penjelasan diatas permasalahan yang belum diketahui pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kondisi perikanan tangkap PPP Blanakan, Kabupaten Subang; 2. Bagaimana pola ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang untuk tahun 2017; dan 3. Apa model peramalan yang tepat untuk meramalkan ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan: 1. Mengidentifikasi kondisi perikanan tangkap di PPP Blanakan; 2. Menentukan model peramalan yang tepat untuk menduga ketersediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan; dan 3. Mengestimasi kemampuan penyediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian tentang peramalan ketersediaan ikan hasil tangkapan dibatasi pada ikan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dengan menggunakan data produksi tahun 2002 sampai tahun Peramalan kemampuan penyediaan hasil tangkapan ikan dikaji untuk kurun waktu satu tahun kedepan. Pendekatan peramalan yang digunakan dalam analisis yaitu model ratarata-bergerak sederhana (simple moving average) dan model penghalusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing method). Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Informasi bagi pelaku perikanan dalam pengusahaan ikan hasil tangkapan yang berasal dari PPP Blanakan, Kabupaten Subang; 2. Bahan masukan dan perencanaan pembangunan PPP Blanakan, Kabupaten Subang; 3. Pemenuhan tugas akhir yang menjadi syarat kelulusan program S1 dari Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor; dan 4. Informasi bagi penelitian selanjutnya terkait penyediaan stok ikan hasil tangkapan.

12 4 METODELOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Provinsi Jawa Barat. Waktu pelaksanaannya dilapangan yaitu pada bulan November 2016 sampai Januari Metode Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui dua tahap, yaitu tahap prapenelitian dan penelitian. Tahap prapenelitian meliputi pencarian informasi atau survei awal mengenai aspek teknis atau non-teknis dari tempat penelitian. Selanjutnya pada tahap penelitian, dilakukan pengambilan data secara lengkap dan menyeluruh terhadap data penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus merupakan kegiatan penelitian yang difokuskan pada penyelidikan secara mendalam mengenai aspek-aspek yang diteliti, sehingga didapatkan informasi yang lengkap dan jelas mengenai aspek tersebut. Aspek yang akan diteliti yaitu jumlah ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang. Oleh karena itu, pengumpulan data dan kroscek dilakukan pada proses pendataan dan pendaratan ikan hasil tangkapan, serta hubungannya dengan jumlah armada penangkan ikan yang melakukan pendaratan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang. Selanjutnya akan dilihat kemampuan PPP Blanakan, Kabupaten Subang sebagai penyedia produksi ikan hasil tangkapan untuk satu tahun kedepan. Metode pengumpulan data pada penelitian adalah dengan cara melakukan pengamatan langsung, wawancara terbatas, dan pengumpulan data sekunder dari instansi terkait. Berikut ini disajikan penjelasan ketiga metode pengumpulan data tersebut: 1. Pengamatan langsung: melihat secara langsung di lapang proses pendataan dan pendaratan ikan hasil tangkapan di lapangan mulai dari pembongkaran sampai pada pemasaran; 2. Wawancara terbatas: wawancara mengenai pendaratan ikan, pendataan ikan, armada penangkapan ikan, daerah penangkapan ikan, sampai ke proses pelelangan ikan kepada nelayan, pihak TPI, nahkoda kapal, dan pedagang ikan. Jumlah responden yang diwawancarai yaitu 50 orang yang meliputi nelayan pemilik dengan melakukan pemilihan secara acak. Pemilihan tersebut diharapkan dapat mewakili dari populasi yang ada yaitu sebanyak 182 orang nelayan pemilik. Alasan pemilihan nelayan pemilik sebagai responden karena nelayan pemilik sebagian besar ikut melakukan operasi penangkapan ikan bersama dengan nelayan pekerja; dan 3. Pengumpulan data sekunder mencakup data jumlah produksi seluruh jenis ikan hasil tangkapan 15 tahun terakhir, data jumlah nelayan, data jumlah armada kapal penangkapan ikan, dan data jumlah alat tangkap di PPP Blanakan, Kabupaten Subang kepada pihak KUD.

13 5 Secara detail, data yang dibutuhkan dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Jenis data yang dikumpulkan dan metode pengumpulannya Kelompok Data Data Utama Data Tambahan Jenis Data Data Sekunder Data Sekunder Data Primer Data yang Dikumpulkan 1. Produksi hasil tangkapan 15 tahun terakhir (Tahun ) 2. Produksi hasil tangkapan perbulan 10 tahun terakhir (Tahun ) 1. Hasil tangkapan yang didaratkan menurut armada penangkapan 2. Hasil tangkapan per jenis ikan menurut alat tangkap yang digunakan 3. Kondisi geografis, sejarah pelabuhan, alat penangkapan ikan, armada penangkapan ikan, nelayan dan komposisi ikan hasil tangakapan 1. Proses pembongkaran ikan hasil tangkapan yang dimulai dari pengeluaran dalam palka keatas dek, kemudian dari dek ke atas dermaga, dan dari dermaga ke tempat pelelangan 2. Proses pendataan ikan hasil tangkapan 3. Kategori kapal yang digunakan Metode Pengumpulan Data Studi literatur Studi literatur Pengamatan langsung dan wawancara terbatas Sumber Data Data statistik Perikanan PPP Blanakan Data statistik Perikanan PPP Blanakan Aktivitas di dermaga dan TPI serta pemilik kapal dan pengelola TPI/PPP Blanakan Bahan Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah data dari hasil pengamatan langsung dan wawancara terbatas, serta data sekunder yang didapat dari instansi terkait. Kemudian, dari hasil data tersebut akan dilakukan pengolahan data.

14 6 Alat Alat yang digunakan untuk membantu pengumpulan data pada penelitian ini adalah alat tulis untuk pendataan, kamera untuk mendapatkan rekaman atau foto kegiatan, daftar obyek yang diamati untuk pengamatan langsung, dan daftar pertanyaan untuk memudahkan wawancara. Analisis Data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, metode peramalan, uji MAPE (Mean Absolute Percent Error) dan RMSE (Root Mean Square Error). Pertama, data yang didapat dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, dengan menggunakan metode ini maka kondisi lokasi penelitian, perkembangan alat tangkap, pelabuhan, dan kondisi nelayan dapat digambar dengan jelas. Hasil kemudian disajikan dalam bentuk tabel, gambar, atau grafik yang relevan (Mustaruddin et al. 2017). Selanjutnya, data ikan hasil tangkapan diolah dengan menggunakan dua metode peramalan, yaitu peramalan dengan model rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) dan model penghalusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing method). Kemudian dilakukan uji MAPE (Mean Absolute Percent Error) dan RMSE (Root Mean Square Error) untuk kepentingan peramalan lebih lanjut. Model peramalan yang digunakan pada penelitian ini, bertujuan untuk meramalkan kemampuan penyediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang untuk satu tahun kedepan. Model peramalan yang pertama digunakan adalah model peramalan rata-rata bergerak sederhana (simple moving average. Model rata-rata bergerak sederhana adalah metode dengan melakukan perhitungan rata-rata dari sekelompok nilai yang diamati, kemudian dari rata-rata tersebut digunakan untuk nilai ramalan periode berikutnya. Banyak data yang disebut ordo pada rata-rata bergerak yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordo 3, ordo 5, dan ordo 7. Pemilihan ordo tersebut didasarkan oleh ketersediaan data yang tersedia dalam penelitian ini, yaitu data produksi 15 tahun terakhir dengan maksud pemilihan ordo tersebut dapat mewakili keberagaman dari data. Secara umum model rata-rata bergerak menurut Biri et al. (2013), dirumuskan sebagai berikut: t t n t n dengan : = : Nilai Ramalan (ordo 3:4-15, ordo 5:6-15, ordo 7:8-15); Y t : Nilai Aktual periode t (1-15); dan n : Banyaknya data (ordo 3, ordo 5, ordo 7). Selanjutnya, bentuk peramalan yang dipilih adalah dengan menggunakan model penghalusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing method). Model penghalusan eksponensial tunggal merupakan metode peramalan yang

15 7 sangat cocok digunakan untuk peramalan jangka waktu pendek. Model ini sangat cocok digunakan pada data yang konstan untuk mengatasi fluktuasi data (Sudrimo 2016). Model penghalusan eksponensial tunggal didasarkan oleh perhitungan nilai rata-rata dari data masa lalu secara eksponensial. Setiap data akan diberi bobot, dimana data yang baru akan menerima bobot yang lebih besar. Perhitungan parameter pemulusan pada peramalan eksponensial disebut dengan alpha (α). Penggunaan alpha dalam penelitian adalah 0,3; 0,5; serta 0,7. Pemilihan alpha dalam penggunaan model peramalan ini didasarkan oleh ketersediaan data yang diperoleh dalam penelitian. Mengacu pada Biri et al. (2013), rumus untuk pemulusan eksponensial adalah sebagai berikut : t ( t) (( ) t ) dengan : : Nilai ramalan pada periode t+1 (2-15); : Nilai aktual periode t (1-15); : Nilai ramalan periode t (1-15); dan α : Parameter atau konstanta pemulusan (0 α 1); 0,3, 0,5, dan 0,7. Hasil dari nilai ramalan kedua bentuk peramalan tersebut, kemudian akan dibandingkan dengan cara diuji kesalahan dengan menggunakan uji MAPE (Mean Absolute Percent Error) dan RMSE (Root Mean Square Error). Rumus dari uji statistik MAPE dan RMSE adalah: t t t n ( t t ) n dengan : Yt : Nilai aktual periode ke-t (1-15); t : Nilai ramalan periode ke-t (1-15); dan n : Banyaknya data. Hasil dari uji kesalahan dengan menggunakan MAPE dan RMSE kemudian akan diperbandingkan dan dilihat model mana yang memiliki nilai paling rendah. Model dengan nilai MAPE dan RMSE paling rendah akan digunakan untuk meramalkan kemampuan PPP Blanakan dalam penyediaan ikan hasil tangkapan untuk satu tahun ke depan. Penelitian ini mengasumsikan bahwa data produksi yang didapatkan merupakan data produksi per tahun sehingga tidak memperhatikan faktor seperti musim penangkapan dan trend.

16 8 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Perikanan Tangkap PPP Blanakan, Kabupaten Subang Alat penangkapan ikan Alat tangkap ikan merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan suatu penangkapan ikan, karena menjadi bagian penting dalam operasi penangkapan ikan. Nelayan PPP Blanakan umumnya mengoperasikan bermacammacam alat penangkapan ikan seperti cantrang, pukat cincin, pancing, dan jaring kantong. Akan tetapi, dari Gambar 1 persentase yang paling tinggi untuk alat penangkapan ikan yang dominan adalah jaring udang atau jaring kantong sebanyak 110 unit atau 45%. Sebaliknya, untuk alat penangkapan yang menjadi minoritas pada PPP Blanakan adalah jaring sontong dan jaring tegur dengan jumlah yang sama yaitu 7 unit atau 3%. Berikut data alat penangkapan ikan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1 Jumlah dan persentase alat penangkapan ikan PPP Blanakan tahun 2015 Dominannya alat penangkapan ikan berupa jaring kantong atau jaring udang ini, dikarenakan udang merupakan salah satu ikan hasil tangkapan yang mempunyai harga cukup tinggi, sehingga sebagian besar nelayan di PPP Blanakan lebih memilih alat penangkapan ikan tersebut karena faktor harganya (Rohim 2015). Armada penangkapan ikan Kapal penangkapan ikan di PPP Blanakan digolongkan menjadi tiga kategori yaitu kapal ukuran besar (>30 GT), sedang (10 GT-30 GT), dan kecil (<10 GT). Kapal berukuran besar dominan berasal dari nelayan pendatang dari Jawa Tengah misalnya Rembang, Pekalongan, dan Brebes, sedangkan untuk kapal berukuran sedang dan kecil dominan berasal dari nelayan lokal. Data jumlah kapal penangkapan ikan pada PPP Blanakan disajikan pada Tabel 2:

17 9 Tabel 2 Jumlah kapal penangkapan ikan PPP Blanakan tahun 2015 Ukuran Kapal (GT) Jumlah Unit Rasio (%) <10 GT 32 13,2 10 GT-30 GT ,9 >30 GT 29 11,9 Total Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, (diolah kembali) Berdasarkan Tabel 2 armada penangkapan ikan yang paling dominan digunakan di PPP Blanakan adalah kapal penangkapan ikan ukuran 10 GT-30 GT yaitu sebanyak 182 unit atau 74,9% dari total keseluruhan kapal penangkapan ikan di PPI Blanakan. Gambar 2 Pertumbuhan kapal penangkapan ikan PPP Blanakan tahun Berdasarkan Gambar 2, pertumbuhan kapal penangkapan ikan untuk semua ukuran yang paling tinggi adalah pada tahun 2014 dan 2015 yaitu sebanyak 243 unit, sedangkan jumlah kapal yang paling rendah pada tahun 2010 yaitu sebanyak 171 unit. Jadi, dapat disimpulkan bahwa jumlah kapal penangkapan ikan di PPP Blanakan mengalami peningkatan sebanyak 72 unit. Berdasarkan hasil wawancara langsung yang dilakukan dalam penelitian ini, pertumbuhan tersebut diakibatnya oleh adanya konsistensi harga ikan yang dilelang di PPP Blanakan, sehingga menyebabkan nelayan pendatang lebih banyak mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan. Faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut, karena adanya keterjaminan ikan hasil tangkapan yang didaratkan nelayan di PPP Blanakan akan dilelang sampai habis, sehingga nelayan tidak perlu khawatir ikan hasil tangkapannya tidak dilelang atau tidak laku yang menyebabkan nelayan rugi (Yusrini 2016).

18 10 Nelayan Nelayan merupakan faktor terpenting dalam unit penangkapan ikan, karena berfungsi sebagai subjek yang mengendalikan atau mengoperasikan alat penangkapan ikan atau kapal penangkapan ikan. Nelayan pada PPP Blanakan dikategorikan menjadi nelayan pemilik dan nelayan pekerja. Umumnya nelayan pekerja berasal dari luar Desa Blanakan yaitu berasal dari Cirebon, Brebes, Karawang, Rembang, dan Indramayu. Tabel 3 menyajikan, nelayan pemilik pada PPP Blanakan yaitu sebanyak 182 orang atau 14,2% dan nelayan pekerja sebanyak orang atau 87,5%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nelayan pekerja mendominasi PPP Blanakan, Kabupaten Subang. Salah satu penyebab nelayan pekerja lebih banyak daripada nelayan pemilik, karena dalam setiap armada kapal penangkapan ikan contohnya armada penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap cantrang dan purse seine memiliki nelayan pekerja sebanyak orang (Yusrini 2016). Tabel 3 Jumlah nelayan PPP Blanakan pada tahun 2015 Kategori Nelayan Jumlah Orang Rasio (%) Nelayan Pemilik ,2 Nelayan Pekerja ,5 Total Sumber : KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, (diolah kembali) Komposisi ikan hasil tangkapan Berdasarkan hasil wawancara langsung dengan nelayan dan KUD Mandiri Mina Fajar Sidik, diperoleh informasi hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan antara lain ikan petek (Leiognathus sp), tembang (Sardinella sp), tongkol (Euthynnus sp), cumi-cumi (Loligo sp), layang (Decapterus sp), bawal hitam (Formio niger), kembung (Rastrelliger sp), selar (Selaroides sp) dan lainlain. Ikan hasil tangkapan diatas didapatkan dari berbagai macam alat tangkap yang ada di PPP Blanakan. Selanjutnya, dikarenakan sistem pendataan yang kurang baik, menyebabkan tidak adanya ketersediaan data untuk ikan hasil tangkapan per jenis ikan yang didaratkan, sehingga data tersebut tidak bisa disajikan di dalam penelitian ini, yang ada hanya pendataan untuk keseluruhan ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan. Akan tetapi, hasil wawancara dengan pengelola KUD Mandiri Mina Fajar Sidik didapatkan bahwa ikan yang mendominasi di PPP Blanakan adalah ikan petek dan ikan tembang. Prosedur pendataan ikan hasil tangkapan yang didaratkan Prosedur pendataan ikan hasil tangkapan yang didaratkan oleh armada penangkapan ikan di PPP Blanakan masih sangat sederhana yaitu berupa catatan pada buku besar. Prosedur pendataan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan berawal dari armada penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapan di TPI PPP Blanakan. Ikan yang didaratkan oleh nelayan diletakkan dalam bakul

19 11 besar dan dibedakan per jenis ikan. Umumnya, berat ikan yang ada dalam setiap bakul adalah Kg. Juru catat ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan dilakukan oleh petugas keamanan. Pendataan yang dilakukan oleh juru catat berupa hari kedatangan kapal, nama kapal, juragan, asal kapal, dan alat tangkap. Selanjutnya, setelah dilakukan pencatatan oleh juru catat ikan hasil tangkapan baru bisa diperbolehkan untuk mengikuti kegiatan pelelangan di TPI PPP Blanakan. Data yang dikumpulkan oleh juru catat kemudian ditandatangani oleh sekretaris KUD Mandiri Mina Fajar Sidik sebagai pihak yang mengetahui, kemudian akan diserahkan pada bagian pengelola TPI untuk melakukan input data harian. Selanjutnya data akan diserahkan ke KUD Mandiri Mina Fajar Sidik untuk keperluan pengarsipan data. Format pendataan armada penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan mencangkup: a. Kolom hari kedatangan, berisi daftar kedatangan armada penangkapan ikan; b. Kolom nama, berisi daftar nama armada penangkapan ikan; c. Kolom juragan, berisi daftar nama pemilik armada penangkapan ikan; d. Kolom asal, berisi daftar asal armada penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan; e. Kolom alat tangkap, berisi daftar nama alat penangkapan ikan yang dipakai oleh armada penangkapan ikan; f. Rekapitulasi, berisi tentang ringkasan jumlah total alat penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya per hari di PPP Blanakan; dan g. Pengesahan, berisi tanda tangan petugas KUD Mandiri Mina Fajar Sidik yang mengawasi pendataan armada penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan. Kegunaan dari proses pendataan tersebut adalah sebagai arsip data volume ikan hasil tangkapan setiap harinya yang didaratkan di PPP Blanakan. Prosedur pendataan yang dilakukan di PPP Blanakan memang memiliki kelebihan yaitu memiliki keefektifan waktu dalam melakukan pencatatan, akan tetapi prosedur tersebut memiliki kekurangan berupa ukuran berat setiap ikan yang didarakan masih menggunakan sistem taksir yaitu memperkirakan semua berat ikan yang ada di dalam bakul 18 sampai 23 kg, sehingga jumlah berat sebenarnya ikan hasil tangkapan yang didaratkan tidak bisa diketahui dengan pasti. Model Peramalan Volume Produksi Ikan Hasil Tangkapan Peramalan (forecasting) merupakan suatu alat atau teknik yang digunakan, untuk memprediksi atau memperkirakan suatu nilai, pada masa yang akan datang dengan memperhatikan data atau informasi yang relevan baik data atau informasi masa lalu atau pada saat ini. Pengumpulan data atau informasi yang relevan disertai dengan penggunakan teknik yang sesuai, akan menjadikan hasil ramalan lebih akurat dan informasi data yang digunakan lebih optimal. Data dari masa lampau dikumpulkan, dianalisis, dan dipelajari untuk meramalkan suatu nilai dimasa yanag akan datang. Hasil dari peramalan telah banyak membantu dengan baik suatu manajemen untuk perencanaan, pengawasan, dan pengambilan keputusan dalam berbagai bidang. Aplikasi peramalan dalam bidang perikanan tangkap salah satunya adalah

20 12 peramalan ketersediaan produksi ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan. Data yang diambil dalam penelitian peramalan ini adalah data volume per tahun semua jenis ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan. Berikut data volume produksi PPP Blanakan disajikan dalam Gambar 3. Gambar 3 Pertumbuhan volume produksi hasil tangkapan di PPP Blanakan, tahun Data volume produksi hasil tangkapan di PPP Blanakan ini, didapat dari KUD Mina Fajar Sidik selaku pihak yang bertanggung jawab melakukan pendataan. Berdasarkan Gambar 3, volume produksi di PPI Blanakan dari tahun 2002 sampai 2016 mengalami penurunan. Volume produksi yang terendah yaitu pada tahun 2011 dengan volume produksi sebesar kg, sedangkan untuk volume produksi yang tertinggi adalah volume produksi tahun 2002 dengan jumlah sebesar kg. Volume produksi tahun 2016 terlihat dari Gambar 3, sebenarnya mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2006 sampai 2015, hal ini dapat terjadi karena adanya penambahan armada penangkapan ikan yang mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan, sehingga menyebabkan bertambahnya juga volume produksi dari PPP Blanakan. Rata-rata bergerak sederhana (Simple Moving Average) Rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) merupakan salah satu jenis peramalan kuantitatif dengan menggunakan data time series masa lampau. Metode permalan rata-rata bergerak sederhana digunakan untuk memperkirakan suatu nilai dimasa yang akan datang. Kelebihan dari metode rata-rata bergerak sederhana adalah metode ini sangat cepat, mudah, dan murah digunakan. Mudah digunakan untuk data yang relatif stabil sehingga hasil ramalan akan lebih baik untuk jangka waktu dekat. Banyaknya data pada metode peramalan rata-rata bergerak disebut ordo. Ordo yang digunakan dalam penelitian ini adalah ordo 3, ordo 5, dan ordo 7. Lebih jelasnya hasil perhitungan dengan metode rata-rata bergerak liat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3. Selanjutnya, dengan menggunakan Microsoft excel didapatkan nilai PE dan kuadrat kesalahan rata-rata bergerak sederhana dari masing-masing ordo. Berikut dibawah ini disajikan nilai PE dan kuadrat kesalahan rata-rata bergerak sederhana dapat dilihat pada Tabel 4.

21 13 Tabel 4 Nilai PE dan kuadrat kesalahan rata-rata bergerak sederhana Tahun Ordo 3 Ordo 5 Ordo 7 PE (Y-Ŷ) 2 PE (Y-Ŷ) 2 PE (Y-Ŷ) , , , , , ,11 46, , , ,11 20, , , ,78 17, ,00 31, , , ,45 31, ,00 52, , , ,11 33, ,00 53, , , ,11 0, ,00 4, , , ,44 0, ,00 1, , , ,44 4, ,00 0, , , ,78 8, ,00 2, , , ,00 24, ,00 24, ,45 Total 134, ,22 110, ,40 116, ,88 Selanjutnya, setelah nilai PE dan kuadrat kesalahan rata-rata bergerak sederhana dari masing-masing ordo didapatkan dilakukan uji kesalahan menggunakan uji MAPE dan RMSE. Tabel 5 menyajikan, untuk nilai MAPE dan RMSE yang terkecil adalah ordo 5. Ordo 5 menghasilkan nilai MAPE yaitu 11,04 dan nilai RMSE sebesar , 06. Nilai MAPE dan RMSE yang terbesar adalah Ordo 7, dengan nilai MAPE 14,60 dan nilai RMSE ,19. Tabel 5 Hasil nilai MAPE dan RMSE pada rata-rata bergerak sederhana (simple moving average) Uji Statistik Hasil Uji Ordo 3 Ordo 5 Ordo 7 MAPE 1,19 11,04 14,60 RMSE , , ,19 n Metode penghalusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing method) Metode peramalan penghalusan eksponensial tunggal (single exponential method) adalah salah satu bentuk peramalan dengan menggunakan data yang berbentuk stasioner. Penggunaan metode peramalan penghalusan eksponensial tunggal sangat sederhana perhitungannya, efisien, dan memiliki ketelitian yang cukup tinggi. Prosedur yang dilakukan dalam perhitungan metode peramalan ini adalah dengan cara melakukan terus menerus perhitungan dengan merata-rata data masa lampau dari data runtut waktu dengan cara menurun (eksponensial). Oleh karena itu, lebih jelasnya hasil perhitungan dengan menggunakan metode penghalusan eksponensial tunggal disajikan pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.

22 14 Tabel 6 Nilai PE dan kuadrat kesalahan penghalusan eksponensial tunggal Tahun 2002 α=0,3 α=0,5 α=0,7 PE (Y-Ŷ)2 PE (Y-Ŷ)2 PE (Y-Ŷ) , ,0 10, ,0 10, , , ,2 0, ,0 1, , , ,3 35, ,0 34, , , ,0 53, ,0 44, , , ,6 21, ,3 8, , , ,5 2, ,6 4, , , ,0 7, ,6 4, , , ,5 30, ,9 27, , , ,5 27, ,7 20, , , ,4 11, ,7 17, , , ,5 3, ,5 3, , , ,1 2, ,2 1, , , ,4 3, ,2 2, , , ,1 21, ,8 21, ,8 Total 264, ,2 147, ,4 97, ,2 Selanjutnya, setelah didapatkan nilai PE dan kuadrat kesalahan penghalusan eksponensial tunggal maka akan dilakukan uji kesalahan dengan menggunakan uji MAPE dan RMSE. Berdasarkan Tabel 7, untuk nilai MAPE dan RMSE terkecil ialah penggunaan alpha 0,7 dengan nilai MAPE sebesar 6,95 dan nilai RMSE ,2. Sedangkan, untuk nilai MAPE dan RMSE yang terbesar adalah penggunaan alpha 0,3, dengan nilai MAPE 18,91 dan RMSE ,9. Tabel 7 Hasil Nilai uji MAPE dan RMSE pada penghalusan eksponensial tunggal Uji Statistik Alpha α= 0,3 α= 0,5 α= 0,7 MAPE 18,91 10,54 6,95 RMSE , , ,4 n Perbandingan nilai uji kesalahan Perbandingan nilai uji kesalahan dilakukan untuk mengevaluasi hasil uji kesalahan. Evaluasi nilai kesalahan dilakukan setelah nilai uji kesalahan didapatkan (Roziqin 2015). Evaluasi ini dilakukan untuk melihat ketelitian dari hasil ramalan dengan membandingkan nilai uji kesalahan yang terkecil. Metode yang dilakukan untuk mengevaluasi nilai kesalahan pada peramalan sangat banyak sekali. Akan tetapi, bentuk uji kesalahan yang dilakukan dalam penelitiaan ini adalah membandingkan nilai uji MAPE (Mean Absolut Percentage Error) dan RMSE (Root Mean Square Error). Metode peramalan yang terbaik adalah metode hasil peramalan yang hasilnya terkecil (Munawar 2003).

23 15 Uji MAPE (Mean Absolut Percentage Error) merupakan suatu prosedur perhitungan dengan mencari persentase selisih penyimpangan antara data aktual dengan data hasil ramalan. Nilai MAPE didapat dengan cara menghitung kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk data periode itu, kemudian merata-rata persentase hasil kesalahan absolut tersebut. Kemampuan peramalan sangat baik jika nilai uji MAPE kurang dari 10% dan kemampuan peramalan baik jika nilai uji MAPE lebih dari 20%. Nilai uji RMSE (Root Mean Square Error) didapatkan dengan cara mengakarkan nilai MSE yang sudah dicari. Galat yang didapat dari hasil MSE digunakan untuk melihat seberapa besar perbedaan antara nilai ramalan dengan nilai yang akan diramalkan. Perbedaan didapat karena adanya keacakan pada data yang akan diramalkan. Nilai hasil uji RMSE yang terkecil menunjukan semakin bagus nilai hasil ramalan yang didapatkan. Hasil nilai uji kesalahan pada penelitian ini disajikan dalam Tabel 8. Tabel 8 Hasil uji MAPE dan RMSE kedua bentuk peramalan Model Peramalan MAPE RMSE Rata-rata bergerak Ordo 3 11, ,1 Ordo 5 11, ,1 Ordo 7 14, ,2 Penghalusan eksponensial tunggal α =0,3 18, ,9 α =0,5 10, ,6 α=0,7 6, ,4 Tabel 8 menyajikan nilai uji kesalahan MAPE dan RMSE dari masingmasing model peramalan, yaitu rata-rata bergerak dan penghalusan eksponensial. Berdasarkan Tabel 8 nilai uji kesalahan MAPE dan RMSE yang terkecil adalah penggunaan model peramalan menggunakan model penghalusan eksponensial tunggal dengan alpha 0,7. Nilai MAPE yang didapatkan yaitu 6,9 dan nilai RMSE didapatkan sebesar ,4. Artinya, nilai MAPE dan RMSE terkecil yang didapatkan oleh model penghalusan eksponensial tunggal dijadikan sebagai model yang cocok untuk meramalkan kemampuan penyediaan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Subang selama satu tahun kedepan. Nilai MAPE dan RMSE yang rendah ini menunjukkan bahwa tingkat ketelitian model, tinggi dalam meramalkan penyediaan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Kemampuan Penyediaan Volume Produksi Hasil Tangkapan Satu Tahun Kedepan Selanjutnya setelah dilakukan perhitungan dengan masing-masing model peramalan serta dibandingkan nilai uji kesalahannya. Didapatkan model peramalan penghalusan eksponensial tunggal sebagai model yang terpilih untuk meramalkan kemampuan penyediaan hasil tangkapaan di PPP Blanakan selama satu tahun kedepan. Oleh karena itu, hasil peramalan menggunakan model eksponensial tunggal dengan alpha 0,7 disajikan dalam Gambar 4.

24 16 Gambar 4 Peramalan volume produksi hasil tangkapan PPP Blanakan tahun 2017 Gambar 4 menunjukan volume produksi hasil tangkapan untuk tahun 2017 akan mengalami penurunan dibandingkan dengan volume produksi hasil tangkapan tahun Volume produksi pada tahun 2017 diperkirakan mencapai ton. Hasil perhitungan ini didapatkan karena model peramalan eksponensial tunggal merupakan model peramalan yang tidak memperhatikan pola trend dan pola musiman dari data. Akan tetapi, penurunan itu bisa diantisipasi dengan cara peningkatan harga dan peningkatan fasilitas pelabuhan sehingga banyak nelayan baik lokal maupun pendatang memiliki minat yang tinggi untuk mendaratkan ikan hasil tangkapannya di PPP Blanakan, Kabupaten Subang. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Kegiatan perikanan tangkap di PPP Blanakan didominasi oleh kapal penangkapan ikan ukuran 10 GT-30 GT dengan jumlah 182 (74,9%) dengan alat penangkapan ikan terbanyak jaring udang/kantong yaitu 110 (45%) dan ikan hasil tangkapan yang mendominasi adalah ikan petek (Leiognathus sp), dan ikan tembang (Sardinella sp), sedangkan pelaku perikanan tangkap didominasi oleh nelayan pekerja sebanyak orang (87,5%); 2. Model peramalan yang cocok untuk meramalkan ketersediaan hasil tangkapan di PPP Blanakan, adalah model penghalusan eksponensial tunggal (single exponential smoothing method) dengan menggunakan alpha 0,7 karena memiliki nilai uji kesalahan terkecil dengan nilai MAPE 6,9 dan nilai RMSE ,4; 3. Kemampuan penyediaan ikan hasil tangkapan PPP Blanakan, Kabupaten Subang tahun 2017 diperkirakan mencapai ton. Kemampuan penyediaan tersebut cenderung menurun dibanding tahun sebelumnya. Saran Perlu adanya penggunaan metode peramalan yang lain untuk mendapatkan hasil estimasi terbaik dan perlu adanya sistem pencatatan data yang lebih efisien dan akurat.

25 17 DAFTAR PUSTAKA [BPS] Badan Pusat Statistik Kabupaten Subang dalam Angka Subang (ID): BPS Kabupaten Subang. Barus JH dan Ramli Analisis peramalan ekspor Indonesia pasca krisis keuangan Eropa dan global tahun 2008 dengan metode dekomposisi. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. 3(1): Biri R, Langi YAR, Paendong MS Penggunaan metode smoothing eksponensial dalam meramal pergerakan inflasi Kota Palu. Jurnal Ilmiah Sains. 13(1): Gaspersz V Production Planning and Inventory Control Berdasarkan Pendekatan sistem Terintegrasi MRP II dan JIT Menuju Manufakturing 21. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Ginting RFN Kondisi dan potensi pengembangan kepelabuhan perikanan di Kabupaten Subang [Skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Linda P Peramalan penjualan produksi teh botol sosro pada PT. Sinar Sosro Sumatera Bagian Utara tahun 2014 dengan metode ARIMA BOX- JENKINS. Saintia Matemetika. 2(3): Lubis E Pelabuhan Perikanan. Bogor (ID): IPB Pr. Munawar A Penerapan metode peramalan penjualan sebagai dasar penetapan rencana produksi. Jurnal Ilmiah Kesatuan.4:1-2. Mustaruddin, Simbolon D, Khotib M Pola dinamis penurunan hasil tangkapan udang akibat pengendapan dan limbah industri di Kawasan Segara Anakan. Marine Fisheries, 7(2): Rohim A Pengaruh waktu operasi penangkapan terhadap hasil tangkapan jaring arad di Perairan Blanakan [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Roziqin MSK Peramalan kemampuan penyedian hasil tangkapan di PPI Karangsong, Kabupaten Indramayu [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Sarwono J Statistik itu Mudah: Panduan Lengkap untuk Belajar Komputasi Statistik Menggunakan SPSS 16. Yogyakarta (ID): Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Sudrimo SN Peramalan data deret berkala menggunakan metode pemulusan eksponensial triple [skripsi]. Lampung (ID): Universitas Lampung. Triarso I Potensi dan peluang pengembangan usaha perikanan tangkap di Pantura Jawa Tengah. Jurnal Saintek Perikanan. 8(1) Umar H Business An Introduction. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Yusrini C Ketersediaan produksi hasil tangkapan dan kebutuhan fasilitas pokok di Pelabuhan Perikanan Pantai Blanakan tahun [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

26 18 LAMPIRAN Lampiran 1 Dokumentasi kegiatan perikanan di PPP Blanakan Kantor KUD Mandiri Mina Fajar Sidik PPP Blanakan, Kabupaten Subang Kapal penangkapan ikan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Proses pendataan ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Kegiatan pelelangan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Pembongkaran ikan hasil tangkapan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang Ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang

27 19 Lampiran 2 Hasil perhitungan peramalan menggunakan metode rata-rata bergerak ordo 3, ordo 5, dan ordo 7 terhadap volume produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dari tahun Tahun Total Produksi (Kg) , , , , , , ,3 Nilai Ramalan Ordo 3 Ordo 5 Ordo , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,1 Lampiran 3 Nilai absolut percentage error PE dan square error (Y-Ŷ) 2 metode rata-rata bergerak ordo 3, ordo 5, dan ordo 7 terhadap volume produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dari tahun Tahun Ordo 3 Ordo 5 Ordo 7 PE (Y-Ŷ) 2 PE (Y-Ŷ) 2 PE (Y-Ŷ) , , , , , ,11 46, , , ,11 20, , , ,78 17, ,00 31, , , ,45 31, ,00 52, , , ,11 33, ,00 53, , , ,11 0, ,00 4, , , ,44 0, ,00 1, , , ,44 4, ,00 0, , , ,78 8, ,00 2, , , ,00 24, ,00 24, ,45 Total 134, ,22 110, ,40 116, ,88

28 20 Lampiran 4 Hasil perhitungan peramalan menggunakan pemulusan eksponensial α 0,3; α 0,5; α 0,7 terhadap volume produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dari tahun Tahun Total Produksi (Ton) ,0 Nilai Ramalan (Kg) α= 0,3 α =0,5 α= 0, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,2 Lampiran 5 Nilai absolut percentage error PE dan square error (Y-Ŷ) 2 metode penghalusan eksponensial tunggal α 0,3, α 0,5, α 0,7 terhadap volume produksi ikan hasil tangkapan yang didaratkan di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dari tahun Tahun 2002 α=0,3 α=0,5 α=0,7 PE (Y-Ŷ)2 PE (Y-Ŷ)2 PE (Y-Ŷ) , ,0 10, ,0 10, , , ,2 0, ,0 1, , , ,3 35, ,0 34, , , ,0 53, ,0 44, , , ,6 21, ,3 8, , , ,5 2, ,6 4, , , ,0 7, ,6 4, , , ,5 30, ,9 27, , , ,5 27, ,7 20, , , ,4 11, ,7 17, , , ,5 3, ,5 3, , , ,1 2, ,2 1, , , ,4 3, ,2 2, , , ,1 21, ,8 21, ,8 Total 264, ,2 147, ,4 97, ,2

29 21 Lampiran 6 Hasil perhitungan peramalan menggunakan metode penghalusan eksponensial tunggal untuk tahun 2017 terhadap volume produksi di PPP Blanakan, Kabupaten Subang dari tahun Tahun Total Produksi (Ton) Nilai Ramalan α=0,7 (Kg) PE (Y-Ŷ) ,0 10, , ,8 1, , ,4 34, , ,4 44, , ,9 8, , ,3 4, , ,6 4, , ,3 27, , ,1 20, , ,0 17, , ,7 3, , ,8 1, , ,2 2, , ,2 21, , ,8 Total ,5 97, ,2

30 22 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Desa Benua Ratu pada tanggal 20 Maret 1996 dari ayah Ruslan Effendi dan ibu Maryana. Penulis adalah putra kedua dari tiga bersaudara. Tahun 2013 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Kaur dan pada tahun yag sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan diterima di Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan (PSP), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK). Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah Tingkah Laku Ikan (TLI) pada tahun ajaran 2016/2017. Selanjutnya, penulis juga pernah menjabat menjadi ketua pelaksana Musyawarah Nasional (MUNAS) mahasiswa perikanan tangkap Indonesia pada tahun Penulis juga aktif mengikuti lomba Olimpiade Mahasiswa IPB (OMI). Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh penulis antara lain ialah Juara 1 OMI Cabang Sepak Bola tahun 2014, Juara 2 OMI Cabang Futsal Tahun 2015.

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian lapang dilakukan pada bulan Mei 2009. Penelitian bertempat di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar, Kabupaten Banyuwangi, Propinsi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit tanaman pada lahan yang telah disediakan, pemupukan dan perawatan sehingga

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Uji Kecukupan Sampel Dalam melakukan penelitian terhadap populasi yang sangat besar, kita perlu melakukan suatu penarikan sampel. Hal ini dikarenakan tidak selamanya kita dapat

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1. Peramalan 2.1.1. Pengertian dan Kegunaan Peramalan Peramalan (forecasting) menurut Sofjan Assauri (1984) adalah kegiatan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORITIS BAB 2 LANDASAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relative lama.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Sedangkan ramalan adalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Peramalan Peramalan ( forecasting) merupakan alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien khususnya dalam bidang ekonomi. Dalam organisasi modern

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar dan landasan dalam penelitian sehingga membantu mempermudah pembahasan selanjutnya. Teori tersebut meliputi arti dan peranan

Lebih terperinci

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri

Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Perbandingan Metode Autoregressive Integrated Moving Average (ARIMA) dan Exponential Smoothing pada Peramalan Penjualan Klip (Studi Kasus PT. Indoprima Gemilang Engineering) Aditia Rizki Sudrajat 1, Renanda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan hubungan, kecenderungan dan pola data yang sistematis (Makridakis, 1999). Peramalan menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN PENYEDIAAN PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAPAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI BLANAKAN SUBANG CANDRA HALIM

KEMAMPUAN PENYEDIAAN PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAPAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI BLANAKAN SUBANG CANDRA HALIM KEMAMPUAN PENYEDIAAN PRODUKSI IKAN HASIL TANGKAPAN PELABUHAN PERIKANAN PANTAI BLANAKAN SUBANG CANDRA HALIM PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Lebih terperinci

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20

PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 PENENTUAN METODE PERAMALAN SEBAGAI DASAR PENENTUAN TINGKAT KEBUTUHAN PERSEDIAAN PENGAMAN PADA PRODUK KARET REMAH SIR 20 Theresia Oshin Rosmaria Pasaribu 1 Rossi Septy Wahyuni 2 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan sering dipandang sebagai seni dan ilmu dalam memprediksikan kejadian yang mungkin dihadapi pada masa yang akan datang. Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU

PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU PENGGUNAAN METODE SMOOTHING EKSPONENSIAL DALAM MERAMAL PERGERAKAN INFLASI KOTA PALU Romy Biri ), Yohanes A.R. Langi ), Marline S. Paendong ) ) Program Studi Matematika FMIPA Universitas Sam Ratulangi Jl.

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Peramalan Peramalan (forecasting) merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa yang akan datang. Pada hakekatnya peramalan hanya merupakan suatu perkiraan (guess),

Lebih terperinci

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN

ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN Akuatik- Jurnal Sumberdaya Perairan Volume 1. Nomor. 1. Tahun 216 1 ISSN 1978-1652 ESTIMASI PRODUKSI PERIKANAN DAN KUNJUNGAN KAPAL DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI WONOKERTO, KABUPATEN PEKALONGAN Fisheries

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Produksi Kedelai Dalam ketersediaan kedelai sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat dimana produksi kedelai merupakan suatu hasil dari bercocok tanam dimana dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB. 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kain adalah bahan mentah yang dapat dikelola menjadi suatu pakaian yang mempunyai nilai financial dan konsumtif dalam kehidupan, seperti pembuatan baju. Contohnya

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS Saintia Matematika ISSN: 2337-9197 Vol. 02, No. 03 (2014), pp. 253 266. PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III TINJAUAN PUSTAKA BAB III TINJAUAN PUSTAKA 3.1 Teori Dunia industri biasanya tak lepas dari suatu peramalan, hal ini disebabkan bahwa peramalan dapat memprediksi kejadian di masa yang akan datang untuk mengambil keputusan

Lebih terperinci

PERAMALAN (FORECASTING)

PERAMALAN (FORECASTING) #3 - Peramalan (Forecasting) #1 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information

Lebih terperinci

Gambar 4. Tahapan kajian

Gambar 4. Tahapan kajian III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan dalam pengembangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 10 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang. Peramalan diperlukan karena adanya kesenjaan waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 1 BAB 2 LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang teori penunjang dan penelitian sebelumnya yang berhubungan dengan metode ARIMA box jenkins untuk meramalkan kebutuhan bahan baku. 2.1. Peramalan Peramalan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Peramalan (forecasting) 2.1.1. Hubungan Forecast dengan Rencana Forecast adalah peramalan apa yang akan terjadi pada waktu yang akan datang, sedang rencana merupakan penentuan apa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Aetra Air Jakarta, Jl. Jend. Sudirman Ged. Sampoerna Strategic Square. 1.2 Obyek Penelitian Objek penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan BAB 2 LADASA TEORI 2.1 Pengertian Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa mendatang. Peramalan penjualan adalah peramalan

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #7

Pembahasan Materi #7 1 EMA402 Manajemen Rantai Pasokan Pembahasan 2 Pengertian Moving Average Alasan Tujuan Jenis Validitas Taksonomi Metode Kualitatif Metode Kuantitatif Time Series Metode Peramalan Permintaan Weighted Woving

Lebih terperinci

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN Peramalan kuantitatif hanya dapat digunakan apabila terdapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Peramalan merupakan upaya memperkirakan apa yang terjadi pada masa mendatang berdasarkan data pada masa lalu, berbasis pada metode ilmiah dan kualitatif yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada

BAB 2 LANDASAN TEORI. sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Curah Hujan Hujan sangat diperlukan diberbagai penjuru masyarakat. Curah hujan tidak selalu sama setiap hrinya. Pada bulan-bulan tertentu curah hujan sangat tinggi dan pada bulan-bulan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peramalan adalah alat bantu yang penting dalam perencanaan yang efektif dan efisien (Makridakis,1991). Peramalan merupakan studi terhadap data historis untuk menemukan

Lebih terperinci

PERAMALAN HARGA DAN PERMINTAAN KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER. Oleh : OKTANITA JAYA ANGGRAENI *) ABSTRAK

PERAMALAN HARGA DAN PERMINTAAN KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER. Oleh : OKTANITA JAYA ANGGRAENI *) ABSTRAK PERAMALAN HARGA DAN PERMINTAAN KOMODITAS TEMBAKAU DI KABUPATEN JEMBER Oleh : OKTANITA JAYA ANGGRAENI *) ABSTRAK Tembakau merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI.

ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI. ANALISIS PERAMALAN PENJUALAN PRODUK KECAP PADA PERUSAHAAN KECAP MANALAGI DENPASAR BALI Ni Putu Lisna Padma Yanti 1, I.A Mahatma Tuningrat 2, A.A.P. Agung Suryawan Wiranatha 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Iklim Iklim ialah suatu keadaan rata-rata dari cuaca di suatu daerah dalam periode tertentu. Curah hujan ialah suatu jumlah hujan yang jatuh di suatu daerah pada kurun waktu

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi jahe

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY-CHEN DAN DI INDONESIA

PERBANDINGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY-CHEN DAN DI INDONESIA PERBANDINGAN METODE RUNTUN WAKTU FUZZY-CHEN DAN FUZZY-MARKOV CHAIN UNTUK MERAMALKAN DATA INFLASI DI INDONESIA SKRIPSI Disusun Oleh : LINTANG AFDIANTI NURKHASANAH NIM. 24010211120004 JURUSAN STATISTIKA

Lebih terperinci

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Keadaan Umum Kota Serang Kota Serang adalah ibukota Provinsi Banten yang berjarak kurang lebih 70 km dari Jakarta. Suhu udara rata-rata di Kota Serang pada tahun 2009

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang. BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama. Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

(FORECASTING ANALYSIS):

(FORECASTING ANALYSIS): ANALISIS KUANTITATIF ANALISIS PERAMALAN Hand-out ke-3 ANALISIS PERAMALAN (FORECASTING ANALYSIS): Contoh-contoh sederhana PRODI AGRIBISNIS UNEJ, 2017 PROF DR IR RUDI WIBOWO, MS Contoh aplikasi tehnik peramalan

Lebih terperinci

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 49 BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Standar Optimasi Dasar evaluasi untuk mengoptimalkan supply chain management pada Honda Tebet (PT. Setianita Megah Motor) dari proses bisnis perusahaan

Lebih terperinci

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN

APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN APLIKASI TRIPLE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK FORECASTING JUMLAH PENDUDUK MISKIN Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta padrul.jana@upy.ac.id Abstract This study aims to predict

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Dari uraian latar belakang masalah, penelitian ini dikategorikan ke dalam penelitian kasus dan penelitian lapangan. Menurut Rianse dan Abdi dalam Surip (2012:33)

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PEMULUSAN (SMOOTHING) EKSPONENSIAL DAN ARIMA (BOX-JENKINS) SEBAGAI METODE PERAMALAN INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) SKRIPSI WARSINI 070803042 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara 13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi saat ini, perkembangan zaman semankin maju dan berkembang pesat, di antaranya banyak pernikahan dini yang menyebabkan salah satu faktor bertambahnya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan meramalkan atau memprediksi apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang dengan waktu tenggang (lead time) yang relative lama,

Lebih terperinci

Peramalan (Forecasting)

Peramalan (Forecasting) Peramalan (Forecasting) Peramalan (forecasting) merupakan suatu proses perkiraan keadaan pada masa yang akan datang dengan menggunakan data di masa lalu (Adam dan Ebert, 1982). Awat (1990) menjelaskan

Lebih terperinci

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 44 6 EFISIENSI DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 6.1 Harga Hasil Tangkapan 6.1.1 Harga pembelian hasil tangkapan Hasil tangkapan yang dijual pada proses pelelangan di PPI Tegal Agung, Karangsong dan Eretan Kulon

Lebih terperinci

PERENCANAAN PRODUKSI

PERENCANAAN PRODUKSI PERENCANAAN PRODUKSI Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi

Lebih terperinci

Universitas Gunadarma PERAMALAN

Universitas Gunadarma PERAMALAN PERAMALAN PERAMALAN Kebutuhan Peramalan dalam Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen Operasi/produksi menggunakan hasil-hasil peramalan dalam pembuatan keputusan-keputusan yang menyangkut pemilihan proses,

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dari dokumen perusahaan. Data yang di perlukan meliputi data penjualan produk Jamur Shiitake,

Lebih terperinci

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian Bab IV Pembahasan dan Hasil Penelitian IV.1 Statistika Deskriptif Pada bab ini akan dibahas mengenai statistik deskriptif dari variabel yang digunakan yaitu IHSG di BEI selama periode 1 April 2011 sampai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi diwilayah domestik, tanpa memperhatikan apakah faktor

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto 18 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Produk Domestik Regional Bruto Dalam menghitung pendapatan regional, dipakai konsep domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor atau lapangan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Peramalan Peramalan adalah suatu kegiatan dalam memperkirakan atau kegiatan yang meliputi pembuatan perencanaan di masa yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

Lebih terperinci

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING

SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING SISTEM PERAMALAN PERSEDIAAN UNIT MOBIL MITSUBISHI PADA PT. SARDANA INDAH BERLIAN MOTOR DENGAN MENGGUNAKAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING Afni Sahara (0911011) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika,

Lebih terperinci

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo

Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus Sp) With The Arrested Purse Seine in Samudera Fishing Port (Pps) Lampulo Studi Hasil Tangkapan Ikan Layang (Decapterus Sp) Dengan Alat Tangkap Pukat Cincin (Purse Seine) Yang Didaratkan di Pelabuhan Perikanan Samudera (Pps) Lampulo Study Catches of Decpterus Fish (Decapterus

Lebih terperinci

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK

PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK PERAMALAN PENJUALAN OBAT MENGGUNAKAN METODE SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PADA TOKO OBAT BINTANG GEURUGOK Sayed Fachrurrazi, S.Si., M.Kom Program Studi Teknik Informatika, Universitas Malikussaleh Reuleut,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan 18 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Ramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

Lebih terperinci

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE

6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 67 6 EFISIENSI PENDARATAN DAN PENDITRIBUSIAN HASIL TANGKAPAN DI PPI MUARA ANGKE 6.1 Efisiensi Teknis Pendaratan Hasil Tangkapan Proses penting yang perlu diperhatikan setelah ikan ditangkap adalah proses

Lebih terperinci

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu

Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Estimasi, Pemilihan Model dan Peramalan Hubungan Deret Waktu Author: Junaidi Junaidi Terdapat berbagai jenis model/metode peramalan hubungan deret waktu. Diantaranya adalah: 1) Model Linear; 2) Model Quadratic;

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TIJAUA TEORITIS 2.1 Peramalan (Forecasting) 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan dapat diartikan sebagai berikut: a. Perkiraan atau dugaan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015 BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan merupakan suatu bentuk usaha untuk meramalkan keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Esensi peramalan adalah perkiraan peristiwa-peristiwa

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Kajian tentang konsep kapasitas penangkapan ikan berikut metoda pengukurannya sudah menjadi isu penting pada upaya pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. The Code of

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN

Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): , Desember 2014 ISSN Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): 204-208, Desember 2014 ISSN 2337-4306 Analisis tren hasil tangkapan ikan cakalang (Katsuwonus pelamis) dengan alat tangkap purse seine dan pole and line

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Peramalan Dalam melakukan analisa ekonomi atau analisa kegiatan perusahaan, haruslah diperkirakan apa yang akan terjadi dalam bidang ekonomi atau dunia usaha pada masa yang

Lebih terperinci

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan Menurut Gaspersz (2004), aktivitas peramalan merupakan suatu fungsi bisnis yang berusaha memperkirakan permintaan dan penggunaan produk sehingga produk-produk

Lebih terperinci

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi? a. Ada ketidak-pastian aktivitas produksi di masa yag akan datang b. Kemampuan & sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Emas merupakan logam mulia yang sering dijadikan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun sebagai standar keuangan berbagai negara. Nilai emas yang tidak pernah

Lebih terperinci

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH 3.1 Penetapan Kriteria Optimasi Koperasi Niaga Abadi Ridhotullah (KNAR) adalah badan usaha yang bergerak dalam bidang distributor makanan dan minuman ringan (snack). Koperasi

Lebih terperinci

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Alat dan Bahan Penelitian 3.3 Metode Penelitian 25 3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian lapang dilaksanakan pada bulan Maret 2010 yang bertempat di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Muara Angke, Jakarta Utara. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK 3.1 Metode Pemulusan Eksponensial Holt-Winter Metode rata-rata bergerak dan pemulusan Eksponensial dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang dengan waktu yang relatif lama ( assaury, 1991). Sedangkan ramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem Menurut Amsyah (2005), definisi sistem adalah elemen-elemen yang saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan kerja dari prosedur

Lebih terperinci

Membuat keputusan yang baik

Membuat keputusan yang baik Membuat keputusan yang baik Apakah yang dapat membuat suatu perusahaan sukses? Keputusan yang dibuat baik Bagaimana kita dapat yakin bahwa keputusan yang dibuat baik? Akurasi prediksi masa yang akan datang

Lebih terperinci

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN

SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAB IV SALES FORECASTING UNTUK PENGENDALIAN PERSEDIAAN A. Identifikasi Peramalan Penjualan oleh UD. Jaya Abadi Dari hasil wawancara yang menyebutkan bahwa setiap pengambilan keputusan untuk estimasi penjualan

Lebih terperinci

SKRIPSI PUSPA LINDA

SKRIPSI PUSPA LINDA PERAMALAN PENJUALAN PRODUKSI TEH BOTOL SOSRO PADA PT. SINAR SOSRO SUMATERA BAGIAN UTARA TAHUN 2014 DENGAN METODE ARIMA BOX-JENKINS SKRIPSI PUSPA LINDA 110823023 DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA

Lebih terperinci

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya

Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya. Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Aplikasi Sistem Informasi Forecasting pada PD. Maha Jaya Rudy Adipranata 1, Tanti Octavia 2, Andi Irawan 1 Teknik Informatika 1 Teknik Industri 2 Universitas Kristen Petra Surabaya Pendahuluan Pentingnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Sistem Informasi Sebelum merancang sistem perlu dikaji konsep dan definisi dari sistem.. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING

PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING PERBANDINGAN METODE AUTOREGRESI DAN AUTOKORELASI SERTA SINGLE EXPONENTIAL SMOOTHING Aprilia Ummi Mujahidah 1), Wellie Sulistijanti 2) 1),2) Statistika, Akademi Statistika Muhammadidyah Semarang email:

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat

BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM. 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing. Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat BAB 3 PERANCANGAN PROGRAM 3.1 Alasan digunakan Metode Exponential Smoothing Banyak metode peramalan yang dapat digunakan dalam memprediksi tingkat penjualan untuk beberapa periode ke depan. Biasanya untuk

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian dan Peranan Peramalan Aktivitas manajerial khususnya dalam proses perencanaan, seringkali membutuhkan pengetahuan tentang kondisi yang akan datang. Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau

BAB I PENDAHULUAN. yang ada pada CV. Agung Jaya Cabang Pabean diperoleh dari supplier atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah CV. Agung Jaya Cabang Pabean adalah cabang perusahaan CV. Agung Jaya Kalang Anyar Sedati. CV. Agung Jaya Cabang Pabean merupakan distributor alat tulis kantor

Lebih terperinci

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA

PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA PERAMALAN PASOKAN BAHAN BAKU DAN PENJUALAN SIR 20 DI PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII UNIT PADANG PELAWI KEC. SUKARAJA KAB. SELUMA The Forecasting of Raw Materials Supply and Sales in PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER

VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER VI PERAMALAN PENJUALAN AYAM BROILER DAN PERAMALAN HARGA AYAM BROILER 6.1. Analisis Pola Data Penjualan Ayam Broiler Data penjualan ayam broiler adalah data bulanan yang diperoleh dari bulan Januari 2006

Lebih terperinci

EMA302 Manajemen Operasional

EMA302 Manajemen Operasional 1 PERAMALAN (FORECASTING) EMA302 Manajemen Operasional Pengertian (1) 2 Oxford Dictionary, Forecast is a statement about what will happen in the future, based on information that is available now. (Peramalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi.

BAB II LANDASAN TEORI. buruknya ramalan dapat mempengaruhi seluruh bagian organisasi. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teknik Peramalan Makridakis(1993:4) mendefinisikan peramalan merupakan bagian integral dari kegiatan pengambilan keputusan manajemen. Organisasi selalu menentukan sasaran dan

Lebih terperinci

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU

EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU 1 EFISIENSI WAKTU PENGISIAN PERBEKALAN TERHADAP WAKTU TAMBAT KAPAL PERIKANAN SONDONG DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) DUMAI PROVINSI RIAU Oleh Safrizal 1), Syaifuddin 2), Jonny Zain 2) 1) Student of

Lebih terperinci

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model Ni Kadek Sukerti STMIK STIKOM Bali Jl. Raya Puputan

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA

PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERAPAN METODE EXPONENTIAL SMOOTHING UNTUK PERAMALAN PENGGUNAAN WAKTU TELEPON DI PT TELKOMSEL Divre 3 SURABAYA Alda Raharja - 5206 100 008! Wiwik Anggraeni, S.Si, M.Kom! Retno

Lebih terperinci

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga Saintia Matematika Vol. 1, No. 2 (2013), pp. 161 174. PERAMALAN JUMLAH PENUMPANG KERETA API MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTERS Evelina Padang, Gim Tarigan, Ujian Sinulingga

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Peramalan 2.1.1 Pengertian Peramalan Peramalan adalah kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang (Sofjan Assauri,1984). Setiap kebijakan ekonomi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan baik pada bidang barang atau jasa, selalu melakukan perencanaan kedepannya. Dalam perencanan suatu kegiatan yang akan disusun dan dilakukan

Lebih terperinci

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU

5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5 HASIL TANGKAPAN DIDARATKAN DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PALABUHANRATU 5.1 Jenis dan Volume Produksi serta Ukuran Hasil Tangkapan 1) Jenis dan Volume Produksi Hasil Tangkapan Pada tahun 2006, jenis

Lebih terperinci

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA)

PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Marine Fisheries ISSN 2087-4235 Vol. 3, No. 2, November 2012 Hal: 135-140 PRODUKTIVITAS PERIKANAN TUNA LONGLINE DI BENOA (STUDI KASUS: PT. PERIKANAN NUSANTARA) Tuna Lingline Fisheries Productivity in Benoa

Lebih terperinci

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di:

ISSN: JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di: ISSN: 2339-254 JURNAL GAUSSIAN, Volume 4, Nomor 4, Tahun 205, Halaman 957-966 Online di: http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/gaussian PREDIKSI NILAI KURS DOLLAR AMERIKA MENGGUNAKAN EXPONENTIAL SMOOTHING

Lebih terperinci

PERAMALAN (Forecast) (ii)

PERAMALAN (Forecast) (ii) PERAMALAN (Forecast) (ii) Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono Web : http://pakhartono.wordpress.com E-mail: pakhartono at gmail dot com budihartono at acm dot org Teknik Informatika [Gasal 2009 2010]

Lebih terperinci