BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Tahun , telah menetapkan visi Kementrian Kesehatan RI yaitu Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan dengan strategi dalam pembangunan kesehatan yang berbasis pada upaya preventif dan promotif tanpa mengesampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Melalui strategi tersebut diharapkan pembangunan kesehatan Indonesia diharapkan dapat mencapai tujuan yang terdapat dalam Millennium Development Goals (MDG s). Dengan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui percepatan pencapaian MDG s antara lain peningkatan umur harapan hidup menjadi 74 tahun, penurunan angka kematian anak menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, penurunan angka kematian ibu melahirkan menjadi 144 per kelahiran hidup, dan penurunan prevalensi gizi buruk dan gizi kurang pada anak balita menjadi kurang dari 15%. Dalam pembangunan kesehatan dengan basis preventif promotif, maka peranan Unit Pelayanan Teknis Laboratorium Kesehatan sangat diperlukan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan untuk mendukung berbagai program kesehatan. Hingga saat ini pelayanan laboratorium kesehatan telah diselenggarakan oleh berbagai jenis laboratorium pada berbagai jenjang pelayanan, baik oleh pemerintah maupun oleh swasta dengan kemampuan yang berbeda-beda sesuai dengan tugas dan fungsinya serta kemampuan dari masing-masing pelayanan laboratorium, dan mutu pelayanan berbagai laboratorium tersebut masih sangat bervariasi. Pada program pencegahan dan pemberantasan penyakit menular juga mengalami peningkatan capaian walaupun penyakit infeksi menular masih tetap menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol terutama TB, Malaria, HIV/AIDS, DBD dan Diare. Penanggulangan penyakit HIV/AIDS, Tuberkulosis paru, dan Malaria (ATM) sudah mengalami peningkatan namun masih perlu mendapat perhatian dalam peningkatan pengendaliannya untuk masa yang akan datang. Penemuan kasus HIV/AIDS meningkat dengan meningkatnya out reach dan keterbukaan masyarakat terhadap penyakit ini. Case Detection Rate (CDR) Tuberkulosis paru menurun dari

2 69,12% pada tahun 2007 menjadi 68,5% pada tahun 2008 demikian juga dengan success rate mengalami penurunan dari 91% pada tahun 2007 menjadi 88,17% pada tahun 2008, untuk itu perlu perhatian lebih pada upaya deteksi Tuberkulosis paru dan juga keberhasilan pengobatannya. Ketersediaan reagen, pemberdayaan masyarakat dan ketersediaan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) di tingkat pelayanan primer harus diperhatikan. Untuk Malaria, daerah endemis semakin meluas dan ada kecenderungan terjadi resistensi di daerah endemis, perlu peningkatan upaya promotif dan preventif serta kerja sama sektoral terkait dengan man made breeding places. Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) masih tinggi; yaitu sebesar 59,94% pada tahun 2008, walaupun demikian angka kematian akibat DBD relatif kecil, menurun dari 1 kasus pada tahun 2007 menjadi 0,86 pada tahun Untuk itu perlu perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan sendiri oleh masyarakat dengan penerapan 3M (menguras, mengubur, membakar) dan juga didorong oleh upaya promotif. Selain itu, perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan sistem surveilans dan kewaspadaan dini yang kurang mendapat perhatian pada penganggarannya. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai tempat pemeriksaan laboratorium perlu meningkatkan peran dan kinerjanya. Selain melaksanakan pemeriksaan laboratorium juga memberikan rujukan pemeriksaan, bimbingan teknis, dan pelatihan teknis untuk tenaga analis, pemeriksaan kesehatan untuk calon tenaga kerja Indonesia serta pemeriksaan medical check-up. Terkait dengan tupoksi, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai instansi PPK-BLU perlu perencanaan strategis untuk memaksimalkan pelayanan pemeriksaan laboratorium kesehatan. Sehingga dapat berdampak pada peningkatan pencapaian pendapatan, peningkatan kinerja SDM, peningkatan fungsi BBLK Jakarta sebagai pelayanan pemeriksaan laboratorium Kesehatan yang terukur dan terencana baik pelaksanaan maupun hasil pencapaian. Dengan latar belakang permasalahan tersebut diatas perlu dimaksimalkan peran dan fungsi BBLK Jakarta pusat unggulan pemeriksaan laboratorium dan rujukan nasional, untuk maksud tersebut, maka perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek yang ada di lingkup eksternal dan internal dalam bentuk penyusunan Renstra. 2 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

3 B. Landasan Yuridis Penyusunan RENSTRA Sebagai Dasar Hukum Penyusunan Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mengacu kepada : 1. Undang undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara, 2. Undang undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 5. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, 6. Peraturan Pemerintah No.20 tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah 7. Peraturan Pemerintah No. 21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementrian Negara / Lembaga. 8. Peraturan Pemerintah No.23/PMK.02/2007 tentang pengelolaan keuangan BLU. 9. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor Undang Undang No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK/.05/2008 tentang pedoman akuntansi PK BLU. 11. Keputusan Menteri Kesehatan R.I Nomor 1044/Menkes/SK/XI/2006 tentang susunan dan uraian jabatan serta Tata Hubungan Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, yang telah dirubah menjadi Peraturan Menteri Kesehatan R.I Nomor 52 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan di Lingkungan Kementerian Kesehatan. 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 374/MENKES/SK/V/2009 tentang Sistem Kesehatan Nasional. 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 375/MENKES/SK/V/2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

4 C. Sistematika Bab. I Pendahuluan Bab ini membahas latar belakang penyusunan renstra, dasar hukum yang digunakan dalam penyusunan Rencana Strategis Bisnis serta sistematika yang menjelaskan struktur penyajian secara ringkas Rencana Strategis Bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. Bab. II Gambaran Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Bab ini menjelaskan mengenai sejarah singkat dan perkembangan organisasi, Peranan serta Tugas Pokok dan Fungsi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta. Bab. III Kinerja BBLK Jakarta Tahun Berjalan Bab ini menjelaskan gambaran umum tentang kinerja tahun berjalan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya menyangkut aspek pelayanan, keuangan, SDM dan sarana dan prasana beserta pengukuran kinerjanya. Bab. IV Analisis Lingkungan Bisnis Bab ini menjelaskan analisis lingkungan bisnis Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dari sisi internal maupun eksternal. Analisis yang digunakan adalah SWOT. Bab. V. Rencana Strategis Bisnis Lima Tahunan Bab ini merupakan rancangan strategi bisnis BBLK Jakarta untuk masa 5 (lima) tahun yang akan datang mencakup Sasaran Strategis, Kebijakan, Program strategis dan Kegiatan pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta selama 5 (lima) tahun ke depan. Bab VI Penutup 4 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

5 BAB II GAMBARAN UMUM BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN JAKARTA A. Sejarah Singkat Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarat yang selanjutnya disebut BBLK Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. BBLK Jakarta dipimpin oleh seorang Kepala dan dalam melaksanakan tugas secara administratif dibina oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. Organisasi Balai Besar laboratorium kesehatan Jakarta berdiri pada tahun 1972 masuk dalam struktur organisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai UPT Labkes Daerah DKI Jakarta. Pada tahun 1978 sesuai SK Menkes RI Nomor : 142/MENKES/SK/IV/1978 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Balai Labkes, maka Labkesda DKI Jakarta berubah status dari milik Pemda menjadi Unit Pelayanan Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dan berubah nama menjadi Balai Labkes DKI Jakarta dengan status kelas B. Sesuai SK Menkes RI No.HK.00.SJ.SK.IV.12 BA, tanggal 29 Juni 1999 Balai Labkes DKI Jakarta yang semula berkedudukan di Jl. Kesehatan Jakarta pindah kelokasi di jalan Percetakan Negara No.23 B Jakarta. Kemudian sesuai Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 1063/MENKES/SK/ IX/ 2004 Balai Laboratorium Kesehatan Jakarta statusnya meningkat menjadi BLK kelas A dengan Eselon III.a, yang dipimpin Kepala Balai dibantu dengan Kasub Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Seksi (Kasie Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kasie Pengendalian Mutu). Setelah dinilai oleh Tim MENPAN dan DEPKES R.I Tanggal 31 Maret 2006 status Balai Laboratorium Kesehatan DKI Jakarta meningkat menjadi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, dengan eselon IIb, sesuai Peraturan Menkes RI Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006. Dengan peningkatan menjadi Balai Besar maka Kepala BBLK Jakarta dibantu Kepala Bagian Tata Usaha dan dua Kepala Bidang (Kabid 5 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

6 Laboratorium Klinik dan Kesmas, Kabid Pengendalian Mutu). Kepala Bagian Tata Usaha di bantu dua kepala sub bagian (Ka subbag perencanaan dan keuangan, Ka subbag umum dan kepegawaian). Kabid laboratorium klinik dan kesmas dibantu dua kepala seksi (Kasie lab.klinik, Kasie kesmas), Kabid Pengendalian Mutu dibantu dua kepala seksi (Kasie pemantapan mutu, Kasie diklat dan litbang). Urutan kepala Balai dari tahun 1978 sampai tahun 2007 masing-masing yaitu : Dr. Frans Darma, Dr.Antonius Widjaya, Dra.Budi Hasribah, Dr. Untung Nuriman,MM, dan Dr. Zamrud Ewita Aldy,Sp.PK,MM. Tahun 2010 sampai dengan sekarang BBLK Jakarta dipimpin oleh dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS. Tugas Pokok Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta selain melaksanakan pemeriksaan laboratorium kesehatan, juga ditunjuk sebagai institusi penyelenggara pelatihan teknis laboratorium kesehatan sesuai SK Direktur Jenderal Pelayanan medik Nomor: KS tanggal 25 Oktober Selain itu BBLK Jakarta sebagai sarana pemeriksaan tenaga kerja Indonesia sesuai SK Direktur Jenderal Bina Pelayanan medik nomor 1586/Menkes /SK/XI/2005 dan SK Depnakes nomor : B.2378/D. P2TKLN/VII/2006 tanggal 26 Juli Disamping itu BBLK Jakarta juga melaksanakan pemeriksaan medical check up untuk karyawan/perusahaan dan pribadi meliputi pemeriksan fisik, EKG, gigi dan mulut, laboratorium dan rontgen thorax. Prestasi tertinggi BBLK Jakarta tercapai pada Tahun 2006, setelah melalui penilaian Tim dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Departemen Kesehatan, BBLK Jakarta memperoleh Penghargaan Citra Pelayanan Prima untuk Unit Kerja Pelayanan Publik Tahun 2006 dengan Status : Unit Pelayanan dalam Kelompok Predikat Terbaik sesuai Surat Keputusan Nomor : 210/KEP/M.PAN/12/2006 Tanggal 14 Desember Sebagai bentuk komitmen terhadap mutu maka sejak tahun 2005 Balai Besar laboratorium Kesehatan Jakarta telah mempersiapkan proses akreditasi ISO Dan pada tanggal 15 Juli 2007 telah dilaksanakan penilaian / assesment oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN). Tahun 2008, Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mendapat Sertifikat Akreditasi dari KAN atas penerapan ISO/IEC pada Tahun Selanjutnya BBLK Jakarta pada Tahun 2010, ditetapkan menjadi Instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK BLU) yang ditetapkan dengan SK Menteri Keuangan No. 34/KMK.05/ R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

7 B. Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta Tugas pokok, fungsi dan struktur organisasi BBLK Jakarta diatur dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, pada Bab I tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi maka dijelaskan bahwa kedudukan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkungan Kementerian Kesehatan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan. Selanjutnya disebutkan bahwa dalam pelaksanaan tugas secara administratif dibina oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan dan secara teknis fungsional dibina oleh Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan. a. Tugas Pokok Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, Bab I tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi dijelaskan bahwa tugas pokok Balai Besar Laboratorium Kesehatan adalah sebagai berikut ; 1) Melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat, dan 2) Memberikan bimbingan teknis di bidang laboratorium kesehatan. Selanjutnya tugas pokok Balai tersebut dijabarkan dalam tugas pokok masing-masing satuan organik sebagai berikut ; 1. Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tertugas mengorganisir Kepala Bagian Keuangan dan Administrasi, Kepala Bidang Pelayanan dan Kepala Bidang Pengendalian Mutu dan Bimtek serta Instalasi. 2. Bagian Tata Usaha, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, keuangan dan administrasi umum. Bagian Tata Usaha 7 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

8 terdiri atas Subbagian Perencanaan dan Keuangan dan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian. Subbagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas melakukan urusan perencanaan, keuangan dan barang milik negara, sedangkan Subbagian Umum & Kepegawaian mempunyai tugas melakukan urusan informasi, hukum, organisasi, hubungan masyarakat, sumber daya manusia, tata usaha dan rumah tangga, serta evaluasi dan pelaporan. 3. Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan, dan laboratorium kesehatan masyarakat serta pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan. Bidang Lab Klinik dan Labkesmas terdiri atas Seksi Laboratorium Klinik dan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Seksi Laboratorium Klinik mempunyai tugas melakukan fasilitasi urusan pemeriksaan, pelayanan sistem rujukan, dan jejaring kerja serta kemitraan di bidang laboratorium klinik, sedangkan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat mempunyai tugas melakukan fasilitasi urusan pemeriksaan, pelayanan sistem rujukan, dan jejaring kerja serta kemitraan di bidang laboratorium kesehatan masyarakat. 4. Bidang Pemantapan Mutu mempunyai tugas melaksanakan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu dan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja. Bidang Pemantapan Mutu terdiri atas Seksi Pemantapan Mutu dan Seksi Pendidikan dan Pelatihan. Seksi Pemantapan Mutu mempunyai tugas melakukan pemantauan, analisis dan penyiapan evaluasi serta pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pemantapan mutu. Sedangkan Seksi Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas melakukan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja. 5. Kepala Instalasi mempunyai tugas mengoordinasikan dan bertanggung jawab pada penyelenggaraan kegiatan dan fasilitas pelayanan pada Instalasi dan berkoordinasi dengan unit struktural terkait. 6. Satuan Pemeriksaan Intern adalah satuan kerja yang mempunyai tugas merancang, mengembangkan mengawasi, mengevaluasi dan menilai sistem pengendalian intern, dan melaksanakan audit dan pengawasan kinerja di lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan. 8 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

9 b. Fungsi Dalam menyelenggarakan tugas pokok sebagaimana tersebut diatas maka Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan fungsi sebagai ; 1) Pelaksanaan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan dan laboratorium kesehatan masyarakat, 2) pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu laboratorium kesehatan; 3) pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja; 4) pelaksanaan sistem rujukan laboratorium kesehatan; 5) pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan, 6) pelaksanaan urusan keuangan dan administrasi umum BBLK Fungsi fungsi masing-masing satuan organik Balai Besar Laboratorium Kesehatan diatur dalam Permenkes 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan sebagai berikut ; 1. Bagian Tata Usaha menyelenggarakan fungsi : pelaksanaan penyusunan rencana, program, anggaran, evaluasi dan pelaporan; pelaksanaan urusan keuangan dan barang milik negara; pelaksanaan urusan informasi, hukum, organisasi, dan hubungan masyarakat; dan pengelolaan sumber daya manusia, tata usaha, dan rumah tangga. 2. Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat menyelenggarakan fungsi: pelaksanaan pemeriksaan laboratorium klinik dan uji kesehatan; pelaksanaan pemeriksaan laboratorium kesehatan masyarakat; pelaksanaan sistem rujukan; dan pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang laboratorium kesehatan. 3. Bidang Pemantapan Mutu menyelenggarakan fungsi ; pelaksanaan pemantauan, analisis dan evaluasi pemantapan mutu eksternal; pelaksanaan bimbingan teknis laboratorium kesehatan di wilayah kerja;dan pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan di bidang pemantapan mutu. 9 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

10 c. Struktur Organisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan, maka Struktur Organisasi BBLK Jakarta terdiri atas ; 1) Kepala Balai 2) Bagian Tata Usaha; 3) Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat; 4) Bidang Pemantapan Mutu; 5) Kelompok Jabatan Fungsional; 6) Instalasi; dan 7) Satuan Pemeriksaan Intern. Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, membawahi dan mengorganisir Kepala Bagian Tata Usaha, Kepala Bidang Lab Klinik dan Labkesmas dan Kepala Bidang Pengendalian Mutu serta Instalasi. Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melaksanakan penyusunan rencana, program, anggaran, keuangan dan administrasi umum. Bagian Tata Usaha terdiri atas Subbagian Perencanaan dan Keuangan dan Subbagian Umum dan Kepegawaian. Bidang Laboratorium Klinik dan Laboratorium Kesehatan Masyarakat terdiri atas Seksi Laboratorium Klinik dan Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat. Bidang Pemantapan Mutu terdiri atas Seksi Pemantapan Mutu dan Seksi Pendidikan dan Pelatihan. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang terbagi atas berbagai kelompok jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahliannya. Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Kepala BBLK. Jumlah tenaga fungsional ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja. Instalasi adalah unit pelayanan non struktural yang menyediakan fasilitas penunjang penyelenggaraan pelayanan laboratorium klinik, uji kesehatan, dan laboratorium kesehatan masyarakat serta penunjang administrasi. Instalasi 10 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

11 dipimpin oleh seorang Kepala dalam jabatan non struktural yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BBLK, yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala BBLK. Dalam melaksanakan tugasnya Kepala Instalasi dibantu oleh Kelompok Jabatan Fungsional. Jenis instalasi disesuaikan dengan kebutuhan dan pengembangan pelayanan, yang sekurang-kurangnya dibentuk Instalasi Mikrobiologi, Imunologi, Kimia Kesehatan, Patologi Klinik, Media dan Reagensia, dan Uji Kesehatan serta Pemeliharaan Sarana dan Prasarana. Jumlah dan jenis Instalasi ditetapkan oleh Kepala BBLK setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Satuan Pemeriksaan Intern dipimpin oleh seorang Ketua yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BBLK. Ketua Satuan Pemeriksaan Intern ditetapkan oleh Kepala BBLK setelah mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan. Berikut disajikan gambar Struktur Organisasi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta, sebagai berikut : 11 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

12 Gambar 1 STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN Sesuai Permenkes Nomor 558/MENKES/PER/VII/2006 tanggal 31 Juli 2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan. KEPALA Satuan Pemeriksaan Intern Bagian Tata Usaha Subbagian Perencanaan & Keuangan Subbagian Umum & Kepegawaian Bidang Laboratorium Klinik dan Labkesmas Bidang Pemantapan Mutu Seksi Laboratorium Klinik Seksi Laboratorium Kesehatan Masyarakat Seksi Pemantapan Mutu Seksi Pendidikan dan Pelatihan INSTALASI Kelompok Jabatan Fungsional 12 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

13 BAB III KINERJA BBLK JAKARTA TAHUN BERJALAN Kinerja adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan pada sebuah organisasi dalam memberikan jasa atau produk kepada pelanggan dalam kurun waktu tertentu. Sedangkan pengukuran kinerja adalah proses di mana organisasi menetapkan parameter hasil untuk dicapai oleh program yang dilakukan. Proses pengukuran kinerja seringkali membutuhkan penggunaan bukti statistik untuk menentukan tingkat kemajuan suatu organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar di balik dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara umum. Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang juga Instansi yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan badan Layanan Umum dituntut untuk melakukan pengkuran atas kinerja organisasinya. Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta dapat dilihat dari empat aspek yaitu ; A. Kinerja Pelayanan B. Kinerja Keuangan C. Kinerja Sumber Daya Manusia, dan D. Kinerja Sarana Prasarana dan Barang Milik Negara A. Kinerja Pelayanan, Pelayanan pemeriksaan laboratorium yang merupakan kegiatan utama Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta meliputi pelayanan pemeriksaan Mikrobiologi, Imunologi, Patologi Klinik, Kimia Kesehatan dan Lingkungan, Media Reagensia dan Virologi. Sedangkan jenis pemeriksaan yang diselenggarakan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta antara lain : a. Hematologi : Mencakup pemeriksaan/pengujian eritrosit, leukosit, trombosit, limposit, retikulosit, hematrokit, masa pembekuan, masa perdarahan, laju endap darah (LED), golongan darah (A,B,O dan rhesus), serta pemeriksaan hemoglobin. 13 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

14 b. Kimia Klinik : Mencakup pemeriksan/pengujian glukosa, choles- terol, asam urat, trigliserid, Ph, keton, kalium, calcium, gobulin, bilirubin,hdl, LDL, cholinesterase, urobilin, sedimen, urin, faces, cairan lambung, sumsum tulang, thyroid stimulatin hormon. c. Mikrobiologi : Mencakup pemeriksan/pengujian makanan dan minuman, air bersih,air kolam, udara, darah, urine, tinja, hapusan tenggorokan, nanah, sputum, rektal swab serta ruang perawatan. d. Imunologi : Mencakup pemeriksan/pengujian tes kehamilan (HCG), anti kehamilan (ASTO),darah, rhematoid faktor, widal, hepatitis, anti HIV, anti HBC, rubella, anti toxoplasma, dengueblot dan Urin. e. Toksikologi : Mencakup pemeriksan/pengujian nitrat, nitrit, etanol, carbon monoksida, sianida (CN), obat, crom (Cr), timbal (Pb), zeng (seng), tembaga (Cu), raksa (Hg), timah, urin, cairan lambung/ muntahan dankerokan kuku. f. Kimia : Mencakup pemeriksan/pengujian air, makanan dan Kesehatan minuman, zat pengawet, zat pemanis, obat narkotika, &Lingkungan bahan kimia, logam berat, minyak dan lemak, debu (udara) dan kebisingan. g. Virologi : Mencakup pemeriksan/pengujian avian influenza. Pemeriksaan Virologi sampai dengan saat ini masih menjalankan fungsi research dan development. Capaian kinerja pelayanan BBLK Jakarta Tahun 2010 per Instalasi dapat disajikan pada Tabel berikut ini ; 14 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

15 Tabel 1 Capaian Kinerja Pelayanan BBLK Jakarta Per Instalasi Tahun 2010 No Instalasi Target Realisasi Capaian 1 Kimia Kesehatan ,06% 2 Mikrobiologi ,88% 3 Patologi Klinik ,64% 4 Imunologi ,48% 5 Virologi ,00% 6 Media Reagensia ,00% Jumlah ,00% Kinerja pelayanan tersebut apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka mengalami kenaikan sebesar 13,85 persen akan tetapi bila dibandingkan tahun sebelumnya maka berarti penurunan. Perbandingan realisasi kinerja pelayanan selama lima tahun ke belakang dapat disajikan pada Tabel berikut ini ; Tabel 2 Capaian Kinerja Pelayanan Per Instalasi Tahun No Instalasi Tahun Kimia Kesehatan 29,412 30,453 32,039 40,112 39,697 2 Mikrobiologi 19,729 6,666 13,625 18,234 19,589 3 Imunologi 9,271 22,774 34,206 21,020 2,891 4 Patologi Klinik 4,091 5,224 8,126 8,432 10,853 Jumlah 62,503 65,117 87,996 87,798 73,030 Selanjutnya capaian kinerja pelayanan tersebut pada tahun apabila digambarkan dalam bentuk grafik maka dapat dilihat dibawah ini ; 15 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

16 Grafik 1 Capaian Kinerja Pelayanan BBLK Jakarta Target kinerja pelayanan pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta terbagi atas pencapaian target volume berupa parameter pemeriksaan dari beberapa Instalasi. Selanjutnya apabila kinerja pelayanan tersebut diuraian ke masing-masing instalasi adalah sebagai berikut ; a. Instalasi Kimia Kesehatan & Lingkungan Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan pemeriksaan air, biomaker, makanan/minuman, wadah, obat/napza, pestisida, kebisingan, kelembaban, alkohol dan kadar air. Data pemeriksaan (sampel) Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 3 Kinerja Instalasi Kimia Kesehatan & Lingkungan Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan (sampel) Target Realisasi Capaian 1 Air ,01% 2 Biomaker ,60% 3 Makanan/Minuman ,09% 4 Makmi/Wadah ,62% 5 Obat/Napza ,31% 6 Pestisida ,67% 7 Kebisingan ,72% 8 Kelembaban ,79% 9 Alkohol ,26% 10 Kadar Air ,90% Jumlah ,06% 16 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

17 Capaian kinerja pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan selama Tahun 2010 apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ; Grafik 2 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan Tahun 2010 Target; ; 45% Realisasi; ; 55% Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan dan Lingkungan tahun 2010 apabila dibandingkan dengan capaian kinerja pelayanan tahun adalah sebagai berikut ; Tahun Instalasi Kimkes dan Lingkungan Grafik 3 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Kimia Kesehatan R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

18 Berdasarkan grafik tersebut diatas capaian kinerja pelayanan instalasi kimia kesehatan dan lingkungan mengalami kenaikan dari tahun ke tahun dikarenakan, hal ini disebabkan ; a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO dan didukung dengan pelayanan prima, b) Terjadi tren peningkatan pemeriksaan c) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil funsional d) Telah tersedianya peralatan laboratorium yang canggih e) Sampel air minum merupakan sample yang paling banyak diperiksa di instalasi kimia kesehatan, terutama sample yang dikirim oleh perusahaan air minum isi ulang, hal ini disebabkan oleh karena mudahnya mendirikan usaha air minum isi ulang. b. Instalasi Mikrobiologi Instalasi Mikrobiologi menyelenggarakan pemeriksaan makanan dan minuman, air bersih, air kolam, udara, darah, urine, tinja, hapusan tenggorokan, nanah, sputum, rektal swab, dan pemeriksaan ruang perawatan. Ukuran satuan pemeriksaan adalah sampel, dan kinerja dilakukan dengan membandingkan angka capaian dengan target yang ditetapkan. Data pemeriksaan sampel per parameter selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut : Tabel 4 Kinerja Pelayanan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan Target Realisasi Capaian 1 Air ,39% 2 Makanan/Minuman ,30% 3 Swab ,18% 4 Udara ,81% 5 Sputum/Kultur & Mikro ,00% 6 Jamu/Obat Trad ,57% Jumlah ,88% 18 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

19 Capaian Kinerja Instalasi Mikrobiologi apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat ssebagai berikut ; Grafik 4 Capaian Kinerja Instalasi Mikrobiologi Udara; 696 ; 3% Sputum/Kul &Mik; ; 39% Swab; ; 12% Ma/Mi; ; 9% Air; ; 35% Target Realisasi Jamu/Obt Trad; 371 ; 2% Sebagai bahan perbandingan, berikut disajikan capaian kinerja pelayanan instalasi mikrobiologi tahun sebagai berikut ; Instalasi Tahun Mikrobiologi Bila capaian kinerja pelayanan instalasi mikrobiologi tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik, maka ; Grafik 5 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Mikrobiologi Tahun R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

20 Berdasarkan data diatas terjadi kenaikan dari tahun ke tahun dikarenakan : a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO dan didukung dengan pelayanan prima, b) Terjadi tren peningkatan pemeriksaan, c) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil fungsional, d) Telah tersedianya peralatan laboratorium yang canggih c. Instalasi Patologi Klinik Instalasi Patologi Klinik Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan pemeriksaan/pengujian bidang hematologi, kimia klinik dan urinalisa. Data pemeriksaan (sampel/parameter) selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut : No Tabel 5 Kinerja Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010 Jenis Pemeriksaan 2010 Target Realisasi Capaian 1 Hematologi ,83% 2 Kimia Klinik ,44% 3 Urinalisa ,07% Jumlah ,14% Capaian Kinerja Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010 apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ; Grafik 6 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Patklin Kimia Klinik; ; 60% Urinalisa; ; 9% Hematolo gi; ; 31% Target Realisasi 20 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

21 Sebagai bahan pebandingan capaian kinerja pelayanan instalasi patologi klinik tahun 2010 maka disajikan informasi capaian kinerja pelayanan tahun sebagai berikut ; Instalasi Tahun Patologi Klinik Berdasarkan data tersebut diatas maka kinerja pelayanan instalasi patologi klinik terlihat meningkat dari tahun ke tahun dikarenakan ; a) Sudah mendapatkan sertifikasi ISO dan didukung dengan pelayanan prima, b) Terdapat peningkatan kinerja yang cukup bermakna karena telah diangkatnya jabatan fungsional sehingga dapat memotivasi personil fungsional, c) Karena perubahan musim sehingga meningkat kasus DHF, maka meningkat pula pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan Chlorinesterase untuk petugas Foging (Pest Controle) Selanjutnya apabila kinerja instalasi patologi klinik tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik, akan terlihat sebagai berikut ; Grafik 7 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Patologi Klinik Tahun R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

22 d. Instalasi Imunologi Instalasi Imunologi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta menyelenggarakan tes pemeriksaan anti bodi, anti gen dan hormon. Data pemeriksaan (sampel/parameter) selama Tahun 2010 dapat disajikan sebagai berikut: Tabel 6 Kinerja Instalasi Imunologi Tahun 2013 No Jenis Pemeriksaan Target Realisasi Capaian 1 Antibodi ,91% 2 Antigen ,93% 3 Horman ,47% Jumlah ,48% Capaian Kinerja Instalasi Imunologi apabila digambarkan ke dalam Grafik akan terlihat sebagai berikut ; Grafik 8 Kinerja Instalasi Imunologi Target; Antibod i; 395; 95% Antigen; 12; 3% Hormon ; 10; 2% Realisasi; 418 Sebagai perbandingan berikut disajikan capaian kinerja pelayanan tahun 2005 sampai dengan 2009 sebagai berikut ; Instalasi Tahun Imunologi R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

23 Berdasarkan data tersebut diatas terlihat bahwa capaian kinerja pelayanan instalasi Imnuologi mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Apabila kinerja pelayanan tahun 2005 sampai dengan tahun 2010 disajikan dalam bentuk grafik maka ; Grafik 9 Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Imunologi Tahun e. Instalasi Virologi Pelayanan Instalasi Virologi pada Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mencakup jenis pemeriksaan Flu Burung (H5N1), Swine Flu (H1N1 Pandemi), DHF, DHF sub type) Hepatitis B, Hepatitis B (subtype), Hepatitis C (HCV), Hepatitis C (subtype), HIV, HIV (subtype), M Tubercolosa, MDR M. Tubercolosa, Salmonella Typhi dan EHEC-0157 (subtype). Selama Tahun 2010 dari target sebanyak 30 parameter yang ditetapkan Instalasi Virologi baru dapat merealisasikan sebanyak 15 atau sebesar 50,00%. Grafik 10 Kinerja Instalasi Virologi Target Realisasi 23 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

24 f. Instalasi Media Reagensia Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta mempunyai fungsi melaksanakan pembuatan, peracikan dan uji kualitas media dan reagensia untuk pemeriksaan Laboratorium Kesehatan, yang terdiri dari ; Pembuatan dan Peracikan Media Reagensia Pembuatan Media (enrichment, media selektif, uji biokiia, media lowenstein Jansen dan lain-lain), dan peracikan reagen ( ziehl nellsen, gram, neisser, test katalase, test nitrat dan lain-lain) Uji kualitas ziehl nellsen, dan Uji kualitas media dan reagensia lainnya. Capaian Kinerja Pelayanan Instalasi Media Reagensia pada selama Tahun 2010 adalah sebesar 27 dari target sebesar 25 parameter yang berarti realisasi sebesar 108%. Grafik 11 Kinerja Instalasi Media Reagensia Target Realisasi 24 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

25 B. Kinerja Keuangan 1. Kinerja Pendapatan Berikut disampaikan Rekapitulasi Capaian Kinerja pendapatan (rupiah) sebagai berikut ; No Tabel 7 Capaian Kinerja Keuangan Per Instalasi dalam Rupiah Tahun 2010 Nama Instalasi Target dan Realisasi 2010 Target Realisasi Capaian 1 Kimia Kesehatan ,99% 2 Mikrobiologi ,34% 3 Patologi Klinik ,34% 4 Imunologi ,31% 5 Virologi ,30% 6 Media Reagensia ,00% Jumlah ,00% Selanjutnya rincian kinerja pendapatan dari masing-masing Instalasi dapat dijelaskan sebagai berikut ; a. Instalasi Kimia Kesehatan Target kinerja penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan ditetapkan sebesar Rp ,- dan sampai dengan 31 Desember 2010 tercapai sebesar Rp ,- atau sebesar 51,99 persen. Kontribusi penerimaan terbesar pada Instalasi Kimia Kesehatan berasal dari penerimaan pemeriksaan/sampel air sebesar 51,97 persen disusul sampel makanan dan minuman sebesar 51,58 persen dari target yang ditetapkan. Capaian tersebut akan menjadi gambaran bagaimana tentang pola pelayanan produk yang akan dikembangkan lebih lanjut dan menjadi tolak ukur bagi penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan yang akan datang. Rincian penerimaan pada Instalasi Kimia Kesehatan dapat disajikan pada Tabel berikut ini ; 25 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

26 Tabel 8 Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Kimia Kesehatan Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan (sampel) Target Realisasi Capaian 1 Air ,97% 2 Biomaker ,16% 3 Makanan/Minuman ,58% 4 Makmi/Wadah ,23% 5 Obat/Napza ,71% 6 Pestisida ,29% 7 Kebisingan ,29% 8 Kelembaban ,41% 9 Alkohol ,07% 10 Kadar Air ,03% Jumlah ,99% b. Instalasi Mikrobiologi Target kinerja penerimaan pada Instalasi Mikrobiologi ditetapkan sebesar Rp ,- dan pada tanggal 31 Desember 2010 dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp ,- atau sebesar 52,34 persen. Sumbangan penerimaan terbesar berasal dari pemeriksaan swab sebesar 72,48 persen disusul oleh penerimaan dari pemeriksaan air (64,05 persen), pemeriksaan makanan/minuman (54,22 persen), pemeriksaan udara (52,31 persen) dan sputum/kultur mikrobiologi yaitu sebesar 42,16 persen. Rincian capaian penerimaan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010 dapat dirinci sebagai berikut ; Tabel 9 Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Mikrobiologi Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan Target Realisasi Capaian 1 Air ,05% 2 Makanan/Minuman ,22% 3 Swab ,48% 4 Udara ,31% 5 Sputum/Kultur & Mikro ,16% 6 Jamu/Obat Trad ,00% Jumlah ,34% 26 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

27 c. Instalasi Patologi Klinik Penerimaan Instalasi Patologi Klinik berasal dari pemeriksan Hematologi dan Kimia Klinik mencakup pemeriksaan/pengujian eritrosit, leukosit, trombosit, limposit, retikulosit, hematrokit, masa pembekuan, masa perdarahan, laju endap darah (LED), golongan darah (A,B,O dan rhesus), pemeriksaan hemoglobin, pemeriksan/pengujian glukosa, cholesterol, asam urat, trigliserid, Ph, keton, kalium, calcium, gobulin, bilirubin, HDL, LDL, cholinesterase, urobilin, sedimen, urin, faces, cairan lambung, sumsum tulang, serta thyroid stimulatin hormon. Target penerimaan yang ditetapkan Tahun 2010 sebesar Rp ,- dan sampai dengan 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp ,- atau sebesar 93,34 persen yang merupakan realisasi capaian tertinggi apabila dibandingkan dengan instalasi lain sesuai target yang telah ditetapkan. Kontribusi penerimaan terbesar beralah dari pemeriksaan Kimia Klinik yang 100 persen tercapai disusul oleh pemeriksaan hematologi dan kemudian pemeriksaan urinalisa yang hanya terealisir sebesar 56,25 persen. Rincian capaian realisasi penerimaan dari instalasi Patologi Klinik dapat disajikan sebagai berikut ; Tabel 10 Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Patologi Klinik Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan 2010 Target Realisasi Capaian 1 Hematologi ,74% 2 Kimia Klinik ,28% 3 Urinalisa ,25% Jumlah ,34% d. Instalasi Imunologi Penerimaan Instalasi Imunologi berasal dari pemeriksaan pemeriksaan imunologi mencakup pemeriksan/pengujian tes kehamilan (HCG), anti kehamilan (ASTO),darah, rhematoid faktor, widal, hepatitis, anti HIV, anti HBC, rubella, anti toxoplasma, dengueblot dan Urin. Disamping itu 27 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

28 Instalasi Imunologi juga melakukan pengujian sampel rutin, pengujian sampel survai HIV dan Siphilis, penunjang penanganan bahan PME program BPPM, melaksanakan PMI, sebagai peserta PME dan juga melaksanakan uji banding. Target yang ditetapkan untuk Instalasi Imunologi adalah sebesar Rp ,- dan sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 telah tercapai sebesar Rp ,- atau hanya sebesar 5,31 persen. Rendahnya capaian ini disebabkan karena rendahnya biaya operasional terutama untuk belanja pemeliharaan dan bahan reagen. Rincian penerimaan instalasi Imunologi dapat disajikan sebagai berikut ; Tabel 11 Capaian Kinerja Penerimaan Instalasi Imunologi Tahun 2010 No Jenis Pemeriksaan 2010 Target Realisasi Capaian 1 Antibodi ,07% 2 Antigen ,69% 3 Horman ,57% Jumlah ,31% e. Instalasi Virologi Kinerja penerimaan Instalasi Virologi berasal dari pemberian jasa pemeriksan/pengujian H1N1, H5N1, MDR M. Tuberculosis, Anti HIV Subtype, DHF Subtype, Hepatitis dan avian influenza dengan target yang ditetapkan sebesar Rp ,- yang hanya tercapai sebesar Rp ,- atau hanya sebesar 21,30 persen. Hal ini disebabkan karena pemeriksaan Virologi sampai dengan saat ini masih menjalankan fungsi research dan development untuk menunjang pelayanan laboratorium pada BBLK Jakarta juga untuk laboratorium-laboratorium lain yang memerlukan. f. Instalasi Media Reagensia Kinerja penerimaan Instalasi Media Reagensia berasal dari penyediaan sediaan reagen bagi instalasi lain, juga menyediakan peracikan dan pembuatan media reagen siap pakai untuk dijual kepada laboratorium lain, dengan target sebesar Rp ,- dan hanya tercapai sebasar Rp ,- 28 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

29 atau sebesar 46 persen. Hal ini disebabkn karena Instalasi Media Reagensia sejauh ini masih menjadi instalasi penunjang bagi kinerja instalasi lainnya dan belum banyak produk yang dijual ke luar. 2. Kinerja Anggaran Anggaran dalam DIPA Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tahun anggaran 2010 ditetapkan sebesar Rp ,- yang terdiri dari Penerimaan badan Layanan Umum sebesar Rp ,- dan penerimaan Rupiah Murni dari APBN sebesar Rp ,-. Realisasi Penerimaan Badan Layanan Umum yang ditargetkan sebesar Rp ,- sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 terealisasi sebesar Rp ,- atau sebesar 55 persen. Sedangkan realisasi penggunaannya (belanja) terdiri dari belanja pegawai sebesar Rp ,-, belanja barang sebesar Rp ,- dan belanja modal sebesar Rp ,-, seperti terlihat pada Grafik berikut ini. Grafik 12 Komposisi Realisasi Anggaran DIPA Tahun 2010 Belanja Modal; ; 39% Belanja Pegawai; ; 24% Belanja Barang; ; 37% Realisasi belanja sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 adalah sebesar Rp ,- atau sebesar 87,17 persen dari total anggaran dalam DIPA sebesar Rp ,-. Rincian realisasi belanja dapat ditampilkan sebagai berikut ; 29 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

30 Tabel 12 Rincian Alokasi dan Realisasi Belanja Tahun 2010 No Uraian Alokasi Realisasi Capaian A. Pendapatan Pendapatan BLU ,00% B. Belanja 1 Belanja Pegawai ,29% 2 Belanja Barang ,42% 3 Belanja Modal ,42% Jumlah ,17% Sebagai bahan perbandingan maka disajikan anggaran dan realisasi belanja dari penerimaan BLU Tahun 2007 sampai dengan 2009 sebagai berikut ; Grafik 13 Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Belanja Pegawai Belanja Barang Sedangkan perbandingan untuk Alokasi Anggaran dan Realisasi belanja yang berasal dari rupiah murni (APBN) dapat disajikan pada grafik dibawah ini ; 30 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

31 Grafik 14 Rekapitulasi Alokasi Anggaran dan Realisasi Belanja Tahun Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran Realisasi Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal 3. Kinerja Badan Layanan Umum Indikator Penilaian Kinerja Badan Layanan Umum dinilai melalui tiga kategori/bidang, masing-masing yaitu ; I. Indikator Kinerja Keuangan 20% II. Indikator Kinerja Pelayanan 40% III. Indikator Kinerja Mutu Pelayanan & Manfaat Bagi Masyarakat 40% Tingkat kinerja/kesehatan Bidang Layanan Kesehatan digambarkan dari penjumlahan nilai riil masing-masing indikator dari 3 aspek tersebut di atas, yaitu ; 1. Tinggi, yang terdiri atas : Tingkat Kinerja Total Skor AAA TS > 95 AA 80 < TS 95 A 65 < TS Sedang, yang terdiri atas : Tingkat Kinerja Total Skor BBB 50 < TS 65 BB 40 < TS 60 B 30 < TS R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

32 3. Rendah, yang terdiri atas : Tingkat Kinerja Total Skor CCC 20 < TS 30 CC 10 < TS 20 C TS 10 a. Indikator Kinerja Keuangan No Indikator Bobot/ Nilai Haper Nilai 1 Imbalan Investasi (Return On Invesment) Rasio Kas (Cash Ratio) Rasio Lancar (Current Ratio) Collection Period (CP) Perputaran Persediaan (PP) Perputaran Total Asset (TATO) Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva TOTAL b. Indikator Kinerja Pelayanan No Jenis Indikator Kinerja Pelayanan Bobot Haper Nilai A. Pertumbuhan Produktifitas 1 Rata-rata Pemeriksaan laboratorium /hari Pertumbuhan rata pemeriksaan patologi klinik Pertumbuhan rata pemeriksaan Mikrobiologi Pertumbuhan rata pemeriksaan Imunologi Pertumbuhan rata pemeriksaan Kimia kesehatan Rasio jumlah kegiatan labkesmas B. Efisiensi Pelayanan 1 Rasio jumlah pemeriksaan Lab klinik dengan dokter spesialis patklin 2 Rasio jumlah pemeriksaan Patologi klinik dengan analis di instalasi Patklin 3 Rasio jumlah pemeriksaan mikrobiologi dengan analis di instalasi mikrobiologi 4 Rasio jumlah pemeriksaan imunologi dengan analis di instalasi Imunologi 5 Rasio jumlah pemeriksaan kimia kesehatan dengan analis di instalasi kimia kesehatan C. Petumbuhan Daya Saing 32 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a Sales Growth (SALG) D. Pengembangan SDM 1 Program Diklat 2 sebagian Penghargaan dan sanksi 1 sebagian 1.5 E. Penelitian dan pengembangan 1 Pengembangan Produk Baru Bidang pelayanan 1 sebagian Pengembangan Sistem Manajemen 1 sepenuhnya Peningkatan Penguasaan Teknologi 2 sepenuhnya 1 F. Administrasi 1 Ketepatan Penyampaian RBA 2 Tepat wktu 2 2 Laporan Triwulanan ( Ketepatan) 2 Tepat wktu 2 3 Laporan Tahunan 2 Tepat wktu 2 TOTAL

33 c. Indikator Kinerja Mutu Dan Manfaat Bagi Masyarakat No Jenis Indikator Kinerja Pelayanan Bobot/ Nilai Haper Nilai A. Mutu Pelayanan 1 Waktu layanan bidang pemeriksaan Hematologi, Urinalisa 3 1 jam 3 2 Waktu layanan bidang pemeriksaan Kimia Klinik, media reagensia 3 3 jam 3 3 Waktu layanan bidang pemeriksaan Mikrobiologi, Kimia Kesehatan, 3 7 hari 3 4 Waktu layanan bidang pemeriksaan Parasitologi 3 2 jam 3 5 Waktu layanan bidang pemeriksaan Immunologi 3 2 jam 3 6 Waktu layanan bidang pemeriksaan Virologi 3 5 hari 2 7 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik, Urinalisa, Parasitologi, Immunologi 3 100% 2 8 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Bakteriologi, Virologi, Media Reagensia 3 90% 2 9 Akurasi hasil laboratorium bidang pemeriksaan Kimia Kesehatan, Kimia Toksikologi 3 95% 2 10 Ketersediaan media dan reagensia Peralatan laboratorium yang digunakan terkalibrasi B. Kepedulian Kepada Masyarakat 1 Pembinaan kepada Puskesmas dan sarana Kesehatan lain 1 semua 1 2 Penyuluhan Kesehatan (PKMRS0 1 semua 1 C. Kepuasan Pelanggan 1 Prosentase Komplain 2 ditindaklanjuti 1 2 Lama waktu tunggu di Poliklinik 2 kurang 30 mnt 2 3 Kemudahan pelayanan 2 petunjuk lengkap 2 D. Kepedulian Terhadap Lingkungan 1 Kebersihan Lingkungan 2.5 ada SOP 2,5 2 Hasil Uji Amdal 2.5 sebagain 1,5 TOTAL R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

34 Dengan perolehan nilai tersebut diatas maka tingkat kinerja / kesehatan Balai Besar Laboratorium kesehatan Jakarta tahun 2010 dapat diuraikan sebagai berikut ; Indikator Kinerja Keuangan : 11,02 Indikator Kinerja Pelayanan : 26,25 Indikator Kinerja Mutu dan Manfaat bagi masyarakat : 38,00 Jumlah Nilai Kinerja : 75,27 Dengan demikian tingkat kinerja / kesehatan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta masuk dalam golongan : A (SEHAT) d. Neraca Akun 2010 I. ASET A. Aset Lancar a. Kas dan Setara Kas b. Investasi Jangka Pendek c. Piutang Usaha d. Penyisihan Piutang Usaha e. Piutang Lain-Lain f. Persediaan g. Aset Lancar Lainnya Jumlah Aset Lancar B. Investasi Jangka Panjang C. Aset Tetap a. Tanah - b. Gedung dan Bangunan c. Peralatan dan Mesin d. Jalan, Irigasi, dan Jaringan - e. Aset Tetap Lainnya f. Konstruksi Dalam Pengerjaan Jumlah Aset Tetap g. Akumulasi Penyusutan - Nilai Buku Aset Tetap D. Aset Lainnya a. Aset KSO - b. Aset Sewa Guna Usaha - c. Aset Tak Berwujud - d. Aset Lain-Lain Jumlah Aset Lainnya JUMLAH ASET II. KEWAJIBAN A. Kewajiban Jangka Pendek a. Kewajiban Jangka Pendek - B. Kewajiban Jangka Panjang a. Kewajiban Jangka Panjang - JUMLAH KEWAJIBAN - III.EKUITAS A. Ekuitas Awal B. Surplus dan Defisit Tahun Lalu C. Surplus dan Defisit Tahun Berjalan D. Ekuitas Donasi JUMLAH EKUITAS JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

35 e. Laporan Operasional Akun 2010 I. PENDAPATAN A. Pendapatan Operasional a. Pendapatan Pemeriksaan Laboratorium b. Pendapatan Rawat Inap c. Pendapatan Gawat Darurat d. Tindakan Bedah e. Penunjang f. Operasional Lainnya Jumlah Pendapatan Operasional g. Subsidi/Discount 1. Selisih harga askes 2.Pembebasan/Gratis 3. Tidak Mampu/KS/Gaskin Jumlah Subsidi - Pendapatan Operasional Bersih B. Hibah C. Pendapatan APBN a. Operasional b. Modal (Investasi) Jumlah Pendapatan APBN D. Pendapatan Usaha Lainnya a. Hasil Kerja Sama b. Sewa c. Jasa Lembaga Keuangan d. Lain-Lain Jumlah Pendapatan Usaha Lainnya - JUMLAH PENDAPATAN C. Kinerja Sumber Daya Manusia Sumber Daya Manusia merupakan sumber daya terpenting yang menentukan kinerja dan naik turunnya BBLK Jakarta, yang dapat dibagi kedalam klasifikasi sebagai berikut ; 1). Pejabat Pengelola (Dewan Direksi) No Nama Jabatan Nama Lengkap Tugas dan Fungsi 1. Kepala BBLK Jakarta dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Lab Klinik dan Kesmas Kepala Bidang Pengendalian Mutu drg. R. Satriyo Nugroho,MM Wahyu Dian Murwheni, S.Si,MM Ir. Lydia Indriati Rosa Membawahi dan mengorganisir Kabag. Tata Usaha, Kabid. Lab Klinik dan Kesmas dan Kabid Pengendalian Mutu Melaksanakan pengelolaan keuangan dan urusan adminstrasi umum serta kepegawaian Melaksanakan pengelolaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat Melaksanakan pengelolaan pengendalian mutu pengujian pemeriksaan laboratorium kesehatan 35 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

36 2) Pejabat Struktural No Jabatan Struktural Nama Lengkap Tugas dan Fungsi 1. Kepala BBLK Jakarta dr. Ali Muchtar, Sp.PK, MARS Kepala Bagian Tata Usaha Kepala Bidang Lab Klinik dan Kesmas Kepala Bidang Pengendalian Mutu Kasubag Perencanaan & Keuangan Kasubag Umum & Kepegawaian drg. R. Satriyo Nugroho,MM Wahyu Dian Murwheni, S.Si, MM Ir. Lydia Indriati Rosa Agus Purwono, SE Suherman, S.Sos 7. Kasie Lab. Klinik Nofimaldi, S.Si, Apt 8. Kasie Lab. Kesmas dr. Yarne 9. Kasie Pemantapan Mutu Endah Rahayu W, S.Si 10. Kasie Diklat dr. Bernadetta Membawahi dan mengorganisir Kabag. Tata Usaha, Kabid. Lab Klinik dan Kesmas dan Kabid Pengendalian Mutu Melaksanakan pengelolaan keuangan dan urusan adminstrasi umum serta kepegawaian Melaksanakan pengelolaan laboratorium klinik dan kesehatan masyarakat Melaksanakan pengelolaan pengendalian mutu pengujian pemeriksaan laboratorium kesehatan mengkoordinasikan pengelolaan perencanaan anggaran, perbendaharaan, pelaksanaan kegiatan Verifikasi, evaluasi dan pelaporan perbendaharaan dan akuntansi Mengkoordinasikan pelaksanaan kegiatan ketatausahaan, hukum dan kehumasan, evaluasi dan pelaporan dan kerumahtanggaan dan perlengkapan, dan administrasi kepegawaian Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi pelayanan laboratorium kesehatan dan rujukan Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi pelayanan medik dan rujukan Melakukan penyiapan bahan perencanaan, koordinasi dan evaluasi PME di wilayah kerja, Bimbingan Teknis laboratorium di wilayah kerjanya / binaan, Pemantapan mutu internal dan eksternal Melakukan penyiapan bahan diklat dan Bimbingan Teknis laboratorium di wilayah kerjanya / binaannya. 3). Kelompok Jabatan Fungsional No Nama Jabatan Jumlah Tugas dan Fungsi 1. Dokter 4 Orang 2. Pranata Labkes 40 Orang 3. Pranata Humas 1 Orang 4. Radiografer 1 Orang Melaksanakan pelayanan pemeriksaan kesehatan fisik untuk menegakkan diagnose Melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan untuk menegakkan diagnosis penyakit dalam rangka menunjang kegiatan BBLK secara efektif efisien. Melaksanakan penyusunan materi layanan informasi kehumasan, menganalisis informasi memberikan layanan info kehumasan dan memantau pelaksanaan hubungan masyarakat melalui media pertunjukan rakyat, pameran maupun penerbitan Melaksanakan pelayanan radiografi untuk penegakan diagnosa penyakit 36 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

37 4) SDM BBLK Jakarta menurut Kelompok Jabatan dan Jumlah Tabel 13 SDM BBLK Jakarta berdasarkan Kelompok Jabatan Tahun 2010 No Kelompok dan Nama Jabatan Jumlah A. Direksi dan Pimpinan 1 Kepala Balai Besar Labkes Jakarta 1 2 Kepala Bagian Tata Usaha 1 3 Kabid lab Klinik dan Kesmas 1 4 Kabid Pengendalian Mutu 1 5 Kasub Bag Perencanaan dan Keuangan 1 6 Kasub Bag Kepegawaian dan Umum 1 7 Kasie Lab Klinik 1 8 Kasie Lab Kesmas 1 9 Kasie Pemantapan Mutu 1 10 Kasie Diklat dan Litbang 1 B. Tenaga Kesehatan 1. Dokter Umum 3 2. Dokter Spesialis 1 C. Tenaga keperawatan 1. Perawat Pelaksana 3 D. Tenaga Kefarmasian 1. Apoteker 1 2. Analis Farmasi 1 3. Asisten Apoteker 1 E. Tenaga Keteknisan Medik 1. Radiografer 1 2. Analis Kesehatan Teknisi Gigi 1 F. Tenaga Kehumasan Kesehatan 1. Hubungan Kesehatan Masyarakat 1 G. Tenaga Non Kesehatan ( Umum, SDM, Keuangan ) 22 I. Tenaga Honorer 13 JUMLAH SELURUHNYA 81 5) Jumlah Pegawai berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia A No Kelompok dan Nama Jabatan Direksi dan Pimpinan Jenis Kelamin L P X <_ 20 Kelompok Umur 20 < x <_ < x <_ < x <_ 50 1 Kepala Balai Besar Labkes Jakarta 1 V 1 2 Kepala Bagian Tata Usaha 1 V 1 3 Kabid lab Klinik dan Kesmas 1 V 1 4 Kabid Pengendalian Mutu 1 V 1 5 Kasub Bag Perencanaan dan Keuangan 1 V 1 6 Kasub Bag Kepegawaian dan Umum 1 V 1 Jml 37 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

38 Jenis Kelamin Kelompok Umur No Kelompok dan Nama Jabatan L P X <_ < x <_ < x <_ < x <_ 50 Jml 7 Kasie Lab Klinik 1 V 1 8 Kasie Lab Kesmas 1 V 1 9 Kasie Pemantapan Mutu 1 V 1 10 Kasie Diklat dan Litbang 1 V 1 B Tenaga Kesehatan 1. Dokter Umum 3 V 3 2. Dokter Spesialis 1 V 1 C Tenaga keperawatam 1. Perawat Pelaksana 3 V 3 D Tenaga Kefarmasian 1. Apoteker 1 V 1 2. Analis Farmasi 2 V 2 3. Asisten Apoteker 1 V 1 E Tenaga Keteknisan Medik 1. Radiografer 1 V 1 2. Analis Kesehatan 3 22 V Teknisi Gigi 1 V 1 F Tenaga Kehumasan Kesehatan 1. Hubungan Kesehatan Masyarakat 1 V 1 G Tenaga Non Kesehatan ( Umum, SDM, Keuangan ) V 32 JUMLAH SELURUHNYA D. Kinerja Sarana dan Prasarana Sarana prasarana merupakan faktor potensi kedua setelah tersedianya sumber daya manusia, mencakup gedung, peralatan laboratorium serta sarana penunjang kerja lainnya. Sarana dan prasarana yng dimiliki dalam mendukung pelaksanaan program Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta tahun anggaran 2010 adalah sebagai berikut ; Tabel 14 Keadaan Sarana & Prasarana BBLK Jakarta Tahun 2010 No Sarana Prasarana Nilai 1. Persediaan Badan Layanan Umum ,- 2. Gedung dan Bangunan ,- 3. Peralatan dan Mesin ,- 4. Aset Tetap Yang Tidak digunakan dalam Operasi Pmthn ,- Jumlah ,- 38 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

39 Persediaan Badan Layanan Umum terdiri dari barang konsumsi terdiri dari barangbarang persediaan habis pakai yang tercatat per 31 Desember Sedangkan Konstrukdi dalam pengerjaan merupakan pembangunan gedung tahun 2010 yang belum terselesaikan atau belum dapat difungsikan sampai dengan 31 Desember Tabel 15 Jenis Bangunan dan Gedung BBLK Jakarta Tahun 2013 No Nama Gedung/Bangunan Jml Lokasi Tahun Perolehan Nilai Rupiah Ketr 1 Bangunan Gedung Laboratorium Lainnya 1 Jl.Percetakan Negara 01/01/ Belum IMB 2 Bangunan Gedung Laboratorium Permanen 1 Jl.Percetakan Negara 20/01/ Belum IMB No Nama Sarpras Kuantitas 1. Tanah (status kepemilikan Balitbangkes) m2 2. Bangunan Kesehatan m2 3. Listrik KVA 4. Air Bersih Sumur Artesis 5. Telepon/Faks 2 unit 6. Kendaraan Roda 4 3 unit 7. Kendaraan Roda 2 4 unit 8. Ambulance 1 unit 9. Mobil Laboratorium Keliling 1 unit Sumber : Subag Umum dan Kepegawaian, R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

40 BAB IV ANALISA LINGKUNGAN STRATEGIS BBLK JAKARTA Untuk mendapatkan suatu potret mengenai keadaan Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta saat ini dilakukan dengan cara analisis terhadap faktor lingkungan internal (kekuatan/strength dan kelemahan/weakness) dan terhadap faktor lingkungan eksternal (peluang/opportunities dan tantangan/threat) yang dihadapi saat ini. Pemetaan dilakukan terhadap bidang empat bidang yaitu pelayanan, sumberdaya manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana. Langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk melakukan analisis SWOT adalah sebagai berikut ; 1. Melakukan identifikasi dan inventori terhadap kekuatan dan kelemahan yang sekarang dimiliki oleh Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta terhadap ke empat bidang yaitu pelayanan, sumberdaya manusia (SDM), keuangan dan sarana prasarana. 2. Melakukan deteksi lingkungan bisnis makro dan mikro antara lain peluang dan tantangan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja BBLK Jakarta sekarang dan dimasa yang akan datang. 3. Merumuskan pilihan strategi yang mungkin dapat diimplementasikan dengan cara melakukan refleksi atas berbagai kemungkinan dari indikator kekuatan (Strength), Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunity) dan ancaman (Threat) yang telah ditemukan pada langkah sebelumnya. Tersedia empat macam strategi yaitu Strength- Opportunity (maksi-maksi), Weakness-Opportunity (mini-maksi), Strength-Threat (maksi-mini) dan Weakness-Threat (mini-mini). Dari keempat strategi tersebut ditentukanlah strategi prioritas/skala prioritas. 4. Menentukan posisi strategis perusahaan kedalam matrik SWOT empat kuadran. 5. Menjabarkan dan menyusun strategi kunci berdasarkan posisi strategis perusahaan sesuai dengan posisi kuadran pada matrik SWOT Empat Kuadran. 40 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

41 A. Analisis Internal BBLK Jakarta 1. Bidang Pelayanan, Kekuatan ; 1) Alat laboratorium canggih 2) Pemeriksaan lab spesialis,sub spesialis 3) Pelayanan KLB 4) Sebagai pusat rujukan pemeriksaan laboratorium Kelemahan ; 1) Pemberdayaan instalasi sebagian belum optimal 2) Pelayanan belum optimal 3) Promosi pelanggan belum optimal 2. Bidang Organisasi dan SDM, Kekuatan ; 1) Jenis tenaga dan jenis ketenagaan cukup 2) Kemampuan SDM baik 3) Motivasi belajar cukup tinggi Kelemahan ; 1) Budaya organisasi belum di sosialisasi secara menyeluruh 2) Motivasi kerja tenaga belum optimal 3) Pelaksanaan reward dan punishment belum optimal 3. Bidang Keuangan, Kekuatan ; 1) Mendapat subsidi dari Pemerintah 2) Peningkatan pendapatan setiap tahun 3) Penambahan dana pengembangan investor Kelemahan ; 1) Tarif lebih kecil dari unit cost 2) Belanja modal alokasi APBN belum memadai 3) Sistem informasi keuangan belum optimal 4. Bidang Sarana dan Prasarana, Kekuatan ; 1) Fasilitas ruangan dan gedung memadai 2) Peralatan laboratorium yang lengkap 41 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

42 3) Lokasi strategis dan mudah di jangkau Kelemahan ; 1) Sistem informasi manajemen masih belum optimal 2) Fasilitas penunjang K3 belum optimal 3) Gedung masih tahap pengembangan B. Analisis Eksternal BBLK Jakarta 1. Bidang Pelayanan 1) Peluang ; Animo masyarakat tinggi tentang Laboratorium, Labkes sebagai Sarana diklat dan penelitian, Sosial ekonomi masyarakat menjadi baik. 2) Ancaman ; Labkes pesaing, Tuntutan pelayanan yang berkualitas, Globalisasi bidang kesehatan. 2. Bidang Organisasi dan SDM 1) Peluang ; Tersedianya SDM professional yang dapat direkrut untuk memenuhi kebutuhan, Adanya kepercayaan instansi lain untuk mendidik dan melatih SDM nya di BBLK Jakarta, Adanya tenaga mutasi dari daerah lain. 2) Ancaman ; Keinginan SDM terlatih untuk pindah meningkat, Tuntutan profesionalisme yang lebih tinggi dari pelanggan, Adanya SDM pesaing dari luar BBLK Jakarta. 3. Bidang Keuangan ; 1) Peluang ; Pengelolaan keuangan lebih mandiri, Penambahan biaya internal dapat ditanggulangi, Perekonomian semakin membaik. 2) Ancaman ; Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium, 42 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

43 Berkurangnya subsidi di pemerintahan, Jumlah dan kegiatan pemeriksaan menurun. 4. Bidang Sarana dan Prasarana 1) Peluang ; Adanya subsidi investasi untuk peningkatan sarana dan prasarana Potensi mendapat bantuan atau hibah dari instansi Kerjasama operasional alat dengan pihak ketiga 2) Ancaman ; Tuntutan fasilitas yang lebih baik dari pelanggan Instansi lain mempunyai sistem informasi dan peralatan yang lebih canggih Harga suku cadang peralatan semakin meningkat dan biaya pemeriksaan semakin meningkat C. Formulasi Posisi Strategis BBLK Jakarta Langkah selanjutnya yang ditempuh setelah proses pembuatan daftar indikator (butir) dari variabel lingkungan internal dan eksternal dan memformulasikan kedalam strategi S-O, S-T, W-O dan W-T adalah memberikan bobot (weight) pada masing-masing indiktor (butir) dengan cara membandingkan peran satu indikator tertentu dengan indikator lainnya. Bobot maksimum yang diberikan pada setiap kategori adalah 1 atau 100%. Bobot maksimum tersebut kemudian didistribusikan kesemua indikator. Perhitungan pembobotan dan rating dilakukan dengan cara masing-masing faktor, sub faktor diberi nilai mulai dari 0,01 serta ditentukan peningkatan (dengan skala 1-5) sesuai dengan besarnya pelayanan terhadap kinerja BBLK. Setelah bobot masing masing indiktor ditentukan, selanjutnya memberikan penilaian terhadap besar kecilnya sumbangan atau hambatan yang diberikan oleh masing-masing indikator terhadap pencapaian tujuan perusahaan khususnya untuk satu periode penyusunan rencana strategis. Penilaian ini dilakukan dengan memberikan skor dari 1 sampai 5 dengan skor positif untuk kekuatan dan peluang dan skor negatif untuk kelemahan dan ancaman. Pengukuran nilai rating masing-masing faktor dalam bidang-bidang tersebut diatas dilakukan dengan skala sebagai berikut ; 43 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

44 No 5 = Sangat Baik 2= lemah 4 = Baik 1 = Sangat Kurang 3 = Cukup Untuk kekuatan dan peluang bernilai positive,sedangkan untuk kelemahan dengan ancaman bernilai negative. Langkah keempat setelah menentukan skor atau nilai masing-masing indikator adalah menghitung nilai tertimbang dari masing-masing indikator dengan cara mengalikan bobot dengan skor per indikator. Setelah nilai tertimbang masing-masing indikator ditemukan, nilai tertimbang itu dijumlahkan. dibawah ini ; Perhitungan formulasi strategis BBLK Jakarta dapat disajikan pada Tabel Tabel 16 Perhitungan Nilai Kekuatan ( Strength ) BBLK Jakarta Uraian Bobot Faktor Bobot Sub faktor Rating (1-5) Nilai (A) (B) ( C ) D=AxBxC 1 Pelayanan 0,4 1,0 Alat laboratorium canggih 0,4 0,3 5 0,6 Pemeriksaan lab spesialis,sub spesialis 0,4 0,4 5 0,8 Pelayanan KLB 0,4 0,2 4 0,32 Sebagai pusat rujukan 0,4 0,1 3 0,12 1,84 2 Organisasi dan SDM 0,2 1,0 Jenis tenaga dan jenis ketenagaan cukup 0,2 0,3 4 0,18 0,24 Kemampuan SDM baik 0,2 0,4 4 0,32 0,40 Motivasi belajar cukup tinggi 0,2 0,3 4 0,18 0,24 0,88 3 Keuangan 0,2 1,0 Mendapat subsidi dari Pemerintah 0,2 0,4 5 0,4 Peningkatan pendapatan setiap tahun 0,2 0,3 4 0,24 Penambahan dana pengembangan investor 0,2 0,3 4 0,24 0,80 4 Sarana dan Prasarana 0,2 1,0 Fasilitas ruangan dan gedung memadai 0,2 0,4 4 0,32 Kerjasama operasional alat dengan pihak 0,2 0,4 5 0,4 ketiga Potensi mendapat bantuan atau hibah dari instansi 0,2 0,2 5 0,2 Jumlah/Bobot Nilai Kekuatan 0,92 Ket 44 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

45 Tabel 17 Perhitungan Nilai Kelemahan ( Weakness ) Bobot Bobot Rating No Uraian Faktor Sub faktor (1-5) Nilai (A) (B) ( C ) D=AxBxC 1 Pelayanan 0,4 1,0 Pemberdayaan instalasi sebagian belum optimal 0,4 0,3 2 0,24 Pelayanan belum optimal 0,4 0,4 3 0,48 Promosi pelanggan belum optimal 0,4 0,3 2 0,24 2 Organisasi dan SDM 0,2 1,0 Budaya organisasi belum di sosialisasi secara 0,2 0,3 2 0,12 menyeluruh Motivasi kerja tenaga belum optimal 0,2 0,4 3 0,24 Pelaksanaan reward dan punishment belum optimal 0,2 0,3 2 0,12 3 Keuangan 0,2 1,0 Tarif lebih kecil dari unit cost 0,2 0,4 3 0,24 Belanja modal alokasi APBN belum memadai 0,2 0,3 2 0,12 Sistem informasi keuangan belum optimal 0,2 0,3 2 0,12 4 Sarana da Prasarana 0,2 1,0 Sistem informasi manajemen masih belum optimal 0,2 0,4 4 0,32 Fasilitas penunjang K3 belum optimal 0,2 0,3 3 0,18 Gedung masih tahap pengembangan 0,2 0,3 3 0,18 Ket 0,96 0,48 0,48 Jumlah/bobot Nilai Kelemahan 0,68 Tabel 18 Nilai Peluang ( Opportunity ) Bobot Bobot Rating Nilai No Uraian Faktor Sub faktor (1-5) (A) (B) ( C ) D=AxBxC 1 Pelayanan 0,4 1,0 Animo masyarakat tinggi tentang Lab 0,4 0,3 4 0,48 Pelayanan KLB 0,4 0,3 4 0,48 Labkes sebagai Sarana diklat dan penelitian 0,4 0,4 5 0,81 2 Organisasi dan SDM 0,2 1,0 Tersedianya SDM professional yang dapat direkrut untuk 0,2 0,4 5 0,4 memenuhi kebutuhan Adanya tenaga mutasi dari daerah lain 0,2 0,3 4 0,24 Adanya kepercayaan instansi lain untuk mendidik dan melatih SDM nya di BBLK JKT 0,2 0,3 4 0,24 3 Keuangan 0,2 1,0 Pengolahan keuangan lebih mandiri 0,2 0,4 5 0,4 Perekonomian semakin membaik 0,2 0,3 4 0,24 Penambahan biaya internal dapat ditanggulangi 0,2 0,3 4 0,24 4 Sarana dan Prasarana Adanya subsidi investasi untuk peningkatan sarpras 0,2 0,4 5 0,4 Kerjasama operasional alat dengan pihak ketiga 0,2 0,3 4 0,24 Potensi mendapat bantuan atau hibah dari instansi 0,2 0,3 5 0,3 Jumlah Nilai/bobot Peluang 0,94 45 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a Ket 1,76 0,88 0,88

46 Tabel 19 Perhitungan Ancaman ( Threats ) No Uraian Bobot Faktor Bobot Sub faktor Rating (1-5) (A) (B) ( C ) D=AxBxC 1 Pelayanan 0,4 1 Tuntutan fasilitas yang lebih baik dari pelanggan 0,4 0,3 3 0,36 Instansi lain mempunyai sistem informasi dan peralatan yang lebih canggih Harga suku cadang peralatan semakin meningkat dan biaya pemeriksaan semakin meningkat Nilai 0,4 0,3 3 0,36 0,4 0,4 4 0,64 2 Organisasi dan SDM 0,2 1 Keinginan SDM terlatih untuk pindah meningkat 0,2 0,4 3 0,24 Adanya SDM pesaing dari luar BBLK JKT 0,2 0,4 4 0,32 Tuntutan profesionalisme yang lebih tinggi dari pelanggan 0,2 0,2 3 0,12 3 Keuangan 0,2 1 Kenaikan harga-harga kebutuhan laboratorium 0,2 0,3 4 0,18 Berkurangnya subsidi di pemerintahan 0,2 0,4 4 0,32 Jumlah dan kegiatan pemeriksaan menurun 0,2 0,3 4 0,18 4 Sarana dan Prasarana 0,2 1 Tuntutan fasilitas yang lebih baik dari pelanggan 0,2 0,35 3 0,21 Instansi lain mempunyai sistem informasi dan 0,2 0,40 4 0,32 peralatan yang lebih canggih Harga suku cadang peralatan semakin meningkat dan biaya pemeriksaan semakin meningkat 0,2 0,25 3 0,15 Ket 1,36 0,68 0,68 Jumlah Nilai/Bobot Ancaman 0,68 Tabel 20 Rekapitulasi Perhitungan SWOT dari Beberapa Faktor No Faktor Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman 1 Pelayanan 1,84 0,96 1,76 1,36 2 Organisasi dan SDM 0,88 0,48 0,88 0,68 3 Keuangan 0,88 0,48 0,88 0,68 4 Sarana dan Prasarana 0,92 0,68 0,94 0,68 Jumlah 4,520 2,600 4,460 3,400 Nilai ( S-W ) dan ( O-T) 1,920 1,060 D. Posisi BBLK Jakarta Sesuai Analisis SWOT Setelah dilakukan formulasi posisi strategis dengan analisis SWOT maka dapat diketahui bahwa posisi Balai Besar Laboratorium Kesehatan Jakarta sesuai dengan analisa 46 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

47 SWOT pada tabel perhitungan SWOT faktor dan sub faktor dan perhitungan pembobotan dan rating di atas di peroleh mulai koordinat sebagai berikut Sumbu X = Kekuatan Kelemahan = 1,920 Sumbu Y = Peluang Ancaman = 1,060 Dengan koordinat tersebut maka posisi BBLK Jakarta berada di koordinat I (Strategi Bertumbuh) yang di gambarkan dalam analisis kuadran sebagai berikut : Gambar 3 Gambar Kuadran Analisis SWOT PELUANG Kwadran II Stabil 1,060 Kwadran I Growth KELEMAHAN 1,920 KEKUATAN Kwadran III Defensif Kwadran IV Diversifikasi ANCAMAN Penjelasan Anatomi Kuadran ; 1. Kuadaran I (Pengembangan dan Pertumbuhan), Posisi strategis pada keadaan ini mencerminkan pengembangan dan pertumbuhan secara agresif sangat dimungkinkan karena organisasi memiliki kekuatan kekuatan untuk memanfaatkan peluang peluang yang ada. Pengembangan dan Pertumbuhan tersebut dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi dan alternatif alternatif berikut ini : Penetrasi pasar, yaitu meningkatkan volume usaha dengan usaha pemasaran yang lebih agresif pada pasar yang ada. 47 R e n c a n a S t r a t e g i s B B L K J a k a r t a

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM a. Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 57/KMK.05/2010 tanggal 05 Februari 2010 tentang Penetapan pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai

PENETAPAN KINERJA. No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target. (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2013 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4) 1 Meningkatnya kualitas dan kuantitas berbagai Jumlah capaian pemeriksaan

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012

PENETAPAN KINERJA. Unit Eselon II : Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya Tahun Anggaran : 2012 Lampiran 1 PENETAPAN KINERJA Unit Eselon II : Tahun Anggaran : 2012 No Sasaran strategis Indikator Kinerja Target 2012 Satuan (1) (2) (3) (4) 1 Terlaksananya berbagai jenis pelayanan laboratorium yang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1018, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Balai Besar Lanoratorium Kesehatan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas

Lebih terperinci

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA

BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA BAB III TUJUAN DAN SASARAN KERJA 3.1 DASAR HUKUM Dalam menetapkan tujuan, sasaran dan indikator kinerja Balai Besar Laboratorium menggunakan acuan berupa regulasi atau peraturan sebagai berikut : 1) Peraturan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii EXECUTIVE SUMMARY... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI

BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 6 BAB II GAMBARAN KINERJA SAAT INI 2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan 2.1.1 Kinerja Pelayanan Laboratorium Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2016 KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya

KATA PENGANTAR. Surabaya, Desember 2013 Kepala Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya telah berhasil menyusun Rencana Strategis tahun 2014. Rencana Strategis ini akan dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis atas pelaksanaan tugas-tugas Kesehatan Surabaya yang telah dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA LAKIP Tahun 203 BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator kinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah ditetapkan

Lebih terperinci

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN

BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN BAB II ANALISIS SITUASI AWAL TAHUN 2.1 HAMBATAN TAHUN LALU Pada tahun 2012 ada beberapa hambatan dalam pelaksanaan program kegiatan di. Hambatan-hambatan yang dihadapi di antaranya : 1. Adanya perencanaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... vii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Maksud dan Tujuan Laporan... 2 1.3 Ruang Lingkup Laporan... 2

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.401, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. RS. Kusta Dr. Tadjuddin Chalid. Makasar. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 009 TAHUN 2012

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA

KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA Jl. Karangmenjangan No. 18 Surabaya Telp. 031-5021451, Fax. 031-5020388 e-mail : bblksub@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. No.585, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1144/MENKES/PER/VIII/2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL. Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714 BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. PROFIL Nama Rumah Sakit : RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Alamat : Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo Bantul, Yogyakarta, 55714 Telepon : +62 0274367386 Pemilik Tipe Status

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1226, 2012 KEMENTERIAN KESEHATAN. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 045 TAHUN 2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta berdiri sejak tanggal 25 Januari 1950. Pada awalnya, laboratorum ini merupakan Laboratorium Assaineering DIY yang berada di bawah

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT, BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 NOMOR 26 TAHUN 2008 BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 26 PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG Menimbang : a. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.886, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. Perubahan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT BUPATI SUMBAWA BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.878, 2011 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN. Organisasi. Tata Kerja. UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2349/MENKES/PER/XI/2011

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG BUPATI BANGKA PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI, SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN TIPE A KABUPATEN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 83 TAHUN 2013 TENTANG KINERJA BAGI PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN PROFIL ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 A Kedudukan D alam struktur Pemerintah Kota Salatiga, kedudukan Dinas Kesehatan adalah

Lebih terperinci

1. Latar Belakang PENDAHULUAN

1. Latar Belakang PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme harus berpedoman pada azas umum penyelenggaraan negara yang meliputi kepastian hukum, tertib

Lebih terperinci

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang

Nomor 9 Tahun 2015; 5. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Kesehatan; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2005 Tentang BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 58 TAHUN 2017 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LABORATORIUM KESEHATAN DAERAH PADA

Lebih terperinci

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 56 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

B A B P E N D A H U L U A N

B A B P E N D A H U L U A N 1 B A B P E N D A H U L U A N I A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab telah diterbitkan Instruksi Presiden No.

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN

PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN PERATURAN WALIKOTA BALIKPAPAN NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KOTA BALIKPAPAN WALIKOTA BALIKPAPAN Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (6),

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI ALAT KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta BAB IX DINAS KESEHATAN Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 158 Susunan Organisasi Dinas Kesehatan, terdiri dari: a. Kepala Dinas; b. Sekretaris, membawahkan: 1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2. Sub

Lebih terperinci

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

BAGIAN ANGGARAN LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM BAGIAN ANGGARAN 018.06.411956 LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM PERIODE 01 JANUARI SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER TAHUN ANGGARAN 2014 (TAHUNAN) BALAI BESAR INSEMINASI BUATAN SINGOSARI DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH SALINAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 17 TAHUN 2015 T E N T A N G TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS RUMAH SAKIT JIWA KALAWA ATEI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan.

Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Revisi PP.38/2007 serta implikasinya terhadap urusan direktorat jenderal bina upaya kesehatan. Dr. Kuntjoro Adi Purjanto, M.Kes Sekretaris Ditjen Bina Upaya Kesehatan kementerian kesehatan republik indonesia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA LEMBARAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (Berita Resmi Kota Yogyakarta) Nomor : 30 Tahun 2001 Seri D ---------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA

Lebih terperinci

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR

SATUAN PEMERIKSA INTERNAL UIN ALAUDDIN MAKASSAR KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-36 /PB/2012 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN SATUAN KERJA BADAN

Lebih terperinci

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto 1 Nomor : 050/SK/DIR/VI/2016 Tanggal : 10 Juni 2016 Perihal : Kebijakan Pelayanan Laboratorium di Rumah Sakit Mutiara Hati Mojokerto. KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PURBALINGGA

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 25 SERI C PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR : 796 TAHUN 2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 5 TAHUN 2007

Lebih terperinci

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori

2 Umum Balai Besar Laboratorium Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan; d. bahwa usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Balai Besar Laboratori No.1478, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. BLU. Balai Besar Laboratorium. Kesehatan. Tarif Layanan PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 200/PMK.05/2014. TENTANG TARIF LAYANAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI LINGKUNGAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 31 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN 1. Staf Ahli Bid. Teknologi Kesehatan dan Globalisasi; 2. Staf Ahli Bid. Pembiayaan & Pemberdayaan Masyarakat; 3. Staf Ahli Bid. Perlindungan Faktor Resiko Kesehatan; 4. Staf Ahli Bid Peningkatan Kapasitas

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA

PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMBAWA BUPATI SUMBAWA Menimbang : Mengingat : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan dalam

Lebih terperinci

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 B A B I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya tata Instansi Pemerintah yang baik, bersih dan berwibawa (Good Governance dan Clean Governance) merupakan syarat bagi setiap pemerintahan dalam

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 1 BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.25, 2008 DEPARTEMEN PERTAHANAN. RUMAH SAKIT dr Suyoto. Organisasi. Tata Kerja. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR: 12 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK, Menimbang

Lebih terperinci

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 SALINAN BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 10 TAHUN 2009 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 079 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT

PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT PEDOMAN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN RUMAH SAKIT PENDAHULUAN Sistem penilaian melalui indicator merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk menilai suatu proses kegiatan rumah sakit secara terus

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 1575/Menkes/SK/XI/2005 TANGGAL : 16 November 2005 MENTERI KESEHATAN STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN MENTERI KESEHATAN INSPEKTORAT JENDERAL SEKRETARIAT

Lebih terperinci

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN KINERJA KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR

BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR BAB II GAMBARAN PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLITAR A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 31 Tahun 2000 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas-Dinas

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 822 Tahun 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH KABUPATEN SERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD 39 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI LEMBAGA TEKNIS DAERAH DAN INSPEKTORAT KABUPATEN GARUT DENGAN

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAHUN 2013 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU TAHUN 2013 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992;

3. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992; PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA YOGYAKARTA Menimbang : a.

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan

4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan 4.3 Perjanjian Kinerja Eselon IV Sub Bagian Keuangan Perjanjian Kinerja (PK) 2016 Dinas Provinsi Lampung Page 35 Perjanjian Kinerja (PK) 2016 Dinas Provinsi Lampung Page 36 Perjanjian Kinerja (PK) 2016

Lebih terperinci

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012

PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 PERNYATAAN PENETAPAN KINERJA BALAI BESAR LABORATORIUM KESEHATAN SURABAYA KEMENTERIAN KESEHATAN PENETAPAN KINERJA TAHUN 2012 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR 1 SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 74 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 72 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. SOEDOMO KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG 1 S A L I N A N BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG URAIAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT) LABORATORIUM LINGKUNGAN PADA BADAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN SALINAN PROVINSI BANTEN PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 27 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG POLA TARIF BADAN LAYANAN UMUM BALAI KESEHATAN DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL BINA UPAYA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam upaya mendorong penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, Majelis Permusyawaratan Rakyat telah menetapkan Tap MPR RI Nomor : XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUMEDANG SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN

Lebih terperinci

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PASURUAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan

Lebih terperinci

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN,

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN BUPATI MADIUN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan ketentuan Pasal 71 Peraturan

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 26 TAHUN 2014 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. H. MARSIDI JUDONO KABUPATEN BELITUNG

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN

RENCANA KINERJA TAHUNAN RENCANA KINERJA TAHUNAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN SERTIFIKASI OBAT HEWAN TAHUN ANGGARAN 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN BALAI BESAR PENGUJIAN MUTU DAN

Lebih terperinci

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG

-1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG -1- BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 67 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RSUD DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. No.1583, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA JAKSA AGUNG. Rumah Sakit Umum. Tata Kerja. Organisasi. Pencabutan. PERATURAN JAKSA AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-30 /A/JA/ 10 /2014 TENTANG ORGANISASI

Lebih terperinci

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 13 TAHUN 2015

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 13 TAHUN 2015 PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 13 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN, RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS LABORATORIUM KESEHATAN PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.717, 2010 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI dan UKM. Organisasi dan Tata Kerja. Lembaga Layanan Pemasaran.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.717, 2010 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI dan UKM. Organisasi dan Tata Kerja. Lembaga Layanan Pemasaran. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.717, 2010 KEMENTERIAN NEGARA KOPERASI dan UKM. Organisasi dan Tata Kerja. Lembaga Layanan Pemasaran. PERATURAN MENTERI NEGARA KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan

Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP) BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT(BBKPM) SURAKARTA Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan i NILAI-NILAI BBKPM

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 86 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN

BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN BAB V RENCANA STRATEGIS BISNIS 5 TAHUN A. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan Dalam upaya untuk mencapai Visi dan Misi Baristand Industri Bandar Lampung maka perlu disusun

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBAGIAN RETRIBUSI JASA PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DAN LABORATORIUM KESEHATAN

Lebih terperinci

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN URAIAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DAN KELUARGA BERENCANA KOTA MADIUN No 1 Kepala Dinas membantu Walikota melaksanakan Urusan Pemerintahan di bidang kesehatan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas

Lebih terperinci

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 54 TAHUN 2016 Menimbang TENTANG TUGAS POKOK DAN RINCIAN TUGAS UNIT DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 22 TAHUN 2008 T E N T A N G TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR : 2349/MENKES/PER/XI/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI BIDANG TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN Billions RPJMD Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2016-2021 BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH SERTA KERANGKA PENDANAAN 3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu Kinerja pelaksanaan APBD Provinsi Kepulauan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Identifikasi Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Umum RSUD Pasaman Barat merupakan Rumah sakit Kelas C yang berdiri berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2005 pada tanggal 1 April 2005 dalam bentuk Lembaga Teknis Daerah

Lebih terperinci

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 90 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2.

Pasal 3 (1) Susunan Organisasi Dinas Pangan dan Perkebunan terdiri dari : a. Kepala; b. Sekretariat, terdiri dari : 1. Sub Bagian Perencanaan; 2. BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 105 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PANGAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN CILACAP

Lebih terperinci

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG FUNGSI, RINCIAN TUGAS DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH,

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA ACEH, PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH NOMOR: 15 TAHUN 2001 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH

Lebih terperinci