66 Media Bina Ilmiah ISSN No

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "66 Media Bina Ilmiah ISSN No"

Transkripsi

1 66 Media Bina Ilmiah ISSN No PERENCANAAN LABA DENGAN ANALISIS BREAK EVENT POINT (BEP) PADA PERUSAHAAN TEMBAKAU PT.TESCO AMPENAN MATARAM oleh : I Made Murjana Dosen PNS Dpk pada STIE AMM Mataram Abstrak: Umumnya ukuran yang sering dipakai menilai sukses tidaknya suatu perusahaan adalah perolehan labanya, sedangkan laba itu sendiri dipengaruhi faktor- faktor seperti : harga jual produksi, biaya dan volume penjualan. Tiga faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Oleh karena itu di dalam perencanaan laba hubungan antara biaya,volume, dan laba memegang peranan penting. Permasalahan dalam penelitian ini adalah volume produksi dan biaya variable yang berfluktuasi yang mempengaruhi pendapatan, dan perolehan laba yang cenderung turun juga. Tujuan penelitian untuk mengetahui volume penjualan PT.Tesco Santosa selama lima tahun dan juga mengetahui capaian target laba yang direncanakan. Jenis penelitian adalah deskriptif yang berusaha menggambarkan atau melukiskan secara sistematis, faktual dan akurat kondisi yang ada pada perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan wawancara dan dokumentasi, sedangkan alat analisis digunakan break even point (BEP) dalam rupiah dan unit dan untuk menghitung tingkat penjualan masing-masing produk digunakan produk mix dan sales mix. Hasil analisisnya diketahui selama lima tahun volume penjualannya berada diatas BEP yaitu pada tahun 2007 sebesar Rp ,3 dan unit, tahun 2008, Rp ,9, dan 7821 unit, tahun 2009 Rp ,5, dan unit, tahun 2010 sebesar Rp ,4, dan unit, dan tahun 2011 break even point sebesar Rp , dan unit, sedangkan untuk mencapai target laba sebesar 16%perusahaan hams mampu menjual produk sebesar unit,dan tingkat penjualan sebesar Rp ,32. Kata kunci: Perencanaan, Laba, Analisis Break Even Point PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi Indonesia yang semakin pesat mengakibatkan munculnya permasalahaan-permasalahan yang semakin kompleks pada dunia bisnis, seperti persaingan dalam dunia usaha, perubahan harga barang, perubahan teknologi, selera konsumen dan sebagainya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perusahaan membutuhkan seorang manajer yang mampu merencanakan kegiatan perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Tujuan perusahaan umumnya adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang maksimum. Laba merupakan selisih antara penghasilan penjualan dengan semua biaya dalam periode tertentu. Besar kecilnya laba yang akan dicapai oleh perusahaan merupakan ukuran dari kesuksesan manajer dalam mengelola perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mampu menjual produk yang dihasilkan semaksimal mungkin, supaya perusahaan memperoleh laba sesuai dengan target yang diinginkan. Selain itu manajer harus pula memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi laba itu sendiri seperti : harga jual, biaya dan volume penjualan. Ke tiga faktor tersebut saling berkaitan karena biaya menentukan harga jual, harga jual akan mempengaruhi volume penjualan, volume penjualan akan mempengaruhi volume Volume 6, No. 5, September 2012 produksi dan volume produksi akan mempengaruhi biaya. Analisis titik impas merupakan suatu cara yang digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengetahui atau untuk merencanakan pada volume produksi atau volume penjual berapa perusahaan yang bersangkutan tidak memperoleh keuntungan atau tidak menderita kerugian. Perencanaan laba dalam jangka pendek didasarkan pada hubungan biaya volume laba dalam suatu periode dengan mendasarkan pada variabilitas penghasilan penjualan maupun biaya terhadap volume kegiatan sehingga dapat digunakan dengan baik. Jadi perencanaan laba berhubungan dengan perencanaan penghasilan penjualan dengan semua biaya pada periode tertentu. PT. Tesco Santosa merupakan salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang industri pengolahan tembakau iris susur dan perdagangan antar pulau. Daerah pemasarannya meliputi Samarinda, Pontianak, Pangkalan Bun, Sampit dan Banjarmasin. Disamping itu perusahaan juga menerima pesanan tembakau sesuai dengan keinginan pelanggan. Perusahaan tembakau PT. Tesco Santosa dalam kegiatan usahanya menghasilkan 4 (empat) jenis produk meliputi.

2 ISSN No Media Bina Ilmiah Tabel 1. Jenis Produksi Perusahaan Tembakau produksi dan volume penjualan pada posisi titik PT.Tesco Santosa di Ampenan Periode impas(break event) TINJAUAN TEORITIS Sumber : PT. Tesco Santosa Dari tabel diatas terlihat produksi yang dihasilkan selama periode mengalami fluktuasi. Berfluktuasinya jumlah produksi disebabkan oleh naik turunnya tingkat permintaan akan produk tembakau. Kenaikan permintaan tembakau khususnya tembakau kepiting dan dua kepiting selama lima tahun disebabkan oleh kualitas tembakau berasal dari tembakau terbaik dan aromanya lebih harum dari tembakau-tembakau produksi lainnya. Untuk membuat produk hingga menjadi barang yang siap dipasarkan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya transportasi, dan biaya-biaya lainnya. Adapun rincian biaya tersebut adalah seperti table 2. Tabel 2. Data Penjualan, Biaya Operasional, Laba Dan Persentase Laba Dari Penjualan Nerusahan Tembakau PT.Tesco Santosa Periode (dalam Rp) Dari table ini terlihat laba yang diperoleh berfluktuasi, dimana tahun 2007 dan tahun 2008 laba perusahaan mengalami peningkatan sebesar Rp dan Rp kemudian pada tahun 2009, 2010 dan 2011 laba mulai menurun masingmasing sebesar Rp , Rp , Rp hal ini disebabkan adanya perubahan jumlah produksi, harga jual per unit dan jumlah biaya yang dikeluarkan meningkat. Melihat prosentase laba yang diperoleh tahun 2007 sampai 2011 berfluktuasi, maka perusahaan pada tahun 2012 hanya menargetkan laba sebesar 16 % dari total penjualan. Tujuan Penelitian ini adalah Untuk memperoleh informasi tentang tingkat effisiensi perusahaan, terutama dalam realisasi anggaran ( budget) yang akan disusun dalam rangka perencanaan laba terutama yang berkaitan dengan berapa volume a. Pengertian Break Even Point Menurut Soehardi Sigit dalam bukunya analisa Break Even Point (2002: 1), mengartikan break even point adalah suatu keadaan yang apabila perhitungan rugi laba dari suatu periode kerja atau dari suatu kegiatan usaha tertentu perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi. Pendapatnya didukung pula oleh R. A Supriyono (1996 : 332), bahwa break even point adalah suatu keadaan perusahaan dimana jumlah total biaya sama dengan total pendapatan,atau suatu keadaan perusahaan dimana rugi labanya sebesar nol. Sedangkan T. Hani Handoko ( 1997 : 394 ), dan Bambang Riyanto ( 1998 : 359 ), lebih menekankan Break even point merupakan hubungan biaya, volume dan laba. b. Manfaat dan KelemahanAnalisa Break Even Poin Soehardi Sigit ( 2002 : 2 ), mengatakan manfaat dari analisa break even point adalah : Sebagai dasar atau landasan merencanakan, mengendalikan kegiatan operasi yang sedang berjalan, disamping sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual, dan sebagai pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manajer. Disamping bermanfaat sebagai alat dalam pengambilan keputusan tetapi tidak dipungkiri pula bahwa analisis ini juga mempunyai beberapa kelemahan, Lukman Syamsudin (2001 : 105 ) : yaitu (1)Asumsi tentang linearity.pada umumnya harga jual per unit maupun variable operating cost per unit tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan kata lain tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dapat dicapai dengan jalan menurunnya harga jual per unit. (2). Klasifikasi biaya adalah kesulitan di dalam mengklasifikasikan biaya karena adanya semi variable cost di mana biaya ini tetap sampai pada tingkat tertentu dan kemudian berubah-ubah.(3). Jangka waktu penggunaan terbatas, kelemahan analisis dari break even point ini adalah jangka waktu penerapannya terbatas, biasanya hanya dipergunakan dalam pembuatan proyeksi operasi perusahaan selama setahun. c. Asumsi-asumsi dalam Analisis Break Even Point Ada beberapa asumsi-asumsi dasar yang mendasari penggunaan analisis break even point sebagai alat pengambil keputusan ( Soehardi Sigit, 2002 : 3 ) adalah sebagai berikut : Volume 6, No. 5, September 2012

3 68 Media Bina Ilmiah ISSN No Bahwa biaya-biaya yang yang terjadi di dalam perusahaan dapat diidentifikasikan (ditetapkan) sebagai biaya variabel, dan sebagai biaya tetap. Biaya-biaya yang meragukan apakah sebagai biaya variabel ataukah sebagai biaya tetap harus tegas di masukan ke dalam salah satu Variabel atau tetap.. 2. Bahwa biaya tetap itu akan tetap konstan, tidak mengalami perubahan meskipun volume produksi atau volume kegiatan berubah. 3. Bahwa biaya variabel itu berubah dimana jika kegiatan produksi berubah, biaya variabel itu berubah proposional dalam jumlah seluruhnya, sehingga biaya per unit akan tetap sama. 4. Bahwa harga jual per unit akan tetap saja, berapapun banyaknya unit produksi.yang di 1. jual. Harga jual per unit tidak akan turun meskipun pembeli membeli banyak. Juga sebaliknya harga jual per unit tidak akan naik meskipun pembeli membeli hanya sedikit. 5. Bahwa perusahaan menjual atau memproduksi hanya satu jenis barang. Jika temyata memproduksi/menjual lebih dari satu jenis produk, maka produk-produk itu harus dianggap sebagai satu jenis produk dengan kombinasi (mix) yang selalu tetap. 6. Bahwa ada sinkronisasi di dalam perusahaan yang bersangkutan antara produksi dan penjualan; barang yang diproduksi itu terjual dalam periode bersangkutan. Jadi tidak ada sisa produk atau persediaan akhir periode (ataupun pada awal periode). Jika biasanya terdapat persediaan akhir, maka persediaan itu dianggap telah dijual. Jadi perhitungan break evennya tidak mengakui adanya barang persediaan. d. Pengertian Biaya dan Penggolongan Biaya (Mulyadi, 1993 : 8-10), memberikan pengertian tentang biaya bahwa dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi ataupun yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Sedang Dalam arti sempit, biaya adalah sebagai pengorbanan kansumber ekonomi untuk memperoleh aktiva yang disebut dengan harga pokok. Dari definisi diatas dapat dikatakan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalan satuan uang untuk memperoleh aktiva. Selanjutnya biaya dapat digolongkan berdasarkan perilakunya, menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut: 1. Biaya tetap adalah suatu biaya yang selama satu periode kerja adalah tetap jumlahnya dan tidak mengalami perubahan dan tidak terpengaruh oleh naiknya volume produksi sampai batas tertentu. Volume 6, No. 5, September Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah secara proporsional dengan tingkat produksi perusahaan, semakin besar produk yang dihasilkan semakin besar pula biaya yang dikeluarkan begitu juga sebaliknya. 3. Biaya semi variabel adalah biaya-biaya yang mempunyai sifat tetap dan variabel, biaya ini bervariasi dengan volume produksi dan proposi yang tidak sebanding (tidak proposional). Dalam hubungannya dengan analisa break even point, maka biaya setengah berubah (semi variabel cost) harus dipastikan seluruhnya menjadi biaya tetap atau biaya variable, sedangkan untuk jenis-jenis biaya yang sudah jelas pemisahannya tidak menjadi persoalan. e. Pengertian dan Manfaaat Perencanaan Laba Matz Usry, mengartikan perencanaan laba merupakan rencana kerja yang telah diperhitungkan dengan cermat dimana implikasi keuangannya dinyatakan dalam bentuk proyeksi perhitungan rugilaba, neraca, kas, dan modal kerja untuk jangka panjang dan jangka pendek. Dalam menetapkan sasaran laba, pihak manajemen harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut (Matz Usry, 1990 :4) : 1. Laba atau rugi yang dialami dari volume penjualan tertentu. 2. Volume penjualan yang harus dicapai untuk menutup seluruh biaya yang terpakai, untuk menghasilkan laba yang memadai agar dapat membayar dividen bagi saham preferen dan saham biasa, dan untuk menahan sisa laba yang cukup guna memenuhi kebutuhan perusahaan perusahaan di masa depan. 3. Titik impas / pulang-pokok ( break even point ). 4. Volume penjualan yang dapat dihasilkan oleh kapasitas operasi pada saat ini. 5. Kapasitas operasi yang diperlukan untuk mencapai sasaran laba 6. Hasil pengembalian (return) atas modal yang digunakan. Selanjutnya kembali menurut Matz Usry (1998:6), mengatakan Perencanaan laba sangat bermanfaat karena : 1. Memberikan pendekatan yang terarah dalam pemecahan permasalahan. 2. Memaksa pihak manajemen untuk secara dini mengadalcan penelaahan terhadap masalah yang dihadapinya dan menanamkan kebiasaan pada organisasi untuk mengadakan telaah yang seksama sebelum mengambil suatu keputusan. 3. Menciptakan suasana organisasi yang mengarah pada pencapaian laba, dan mendorong timbulnya perilaku yang sadar akan penghematan biaya dan pemanfaatan sumber daya secara maksimum.

4 ISSN No Media Bina Ilmiah Merangsang peran serta dan mengkoordinasi harga pokok produksi, harga pokok penjualan, biaya rencana operasi berbagai segmen dari variabel per unit dan biaya tetap. keseluruhan organisasi manajemen sehingga Jenis Data yang digunakan adalah data keputusan akhir dan rencana yang saling terkait kuantitatif ( dikuantum) dan data kualitatif yang (kontinjen) dapat menggambarkan keseluruhan tidak berbentuk angka, melainkan berupa kata-kata organisasi dalam bentuk rencana yang terpadu atau keterangan, diantaranya : profil perusahaan dan dan menyeluruh ( komprehensif ). lokasi perusahaan dan data kuantitatif yang 5. Menawarkan kesempatan untuk menilai secara berbentuk angka-angka. sistematik setiap segi atau aspek organisasi Untuk menganalisis dan menyelesaikan maupun untuk memeriksa serta memperbaharui permasalahan diatas,maka pendekatan yang kebijakan da pedoman dasar secara berkala. digunakan adalah analisis break even Point, dimana 6. Mengkoordinasi serta mempertemukan serta perhitungan break even point berdasarkan atas dasar upaya perusahaan ke dalam suatu prosedur unit dan rupiah sebagai berikut (Munawir, 2002: perencanaan anggaran yang terarah, karena 186): inilah satu-satunya cara yang paling cepat mengungkapkan kelemahan kegiatan manajemen Mengarahkan penggunaan modal dan daya upaya pada kegiatan yang paling menguntungkan. HASIL DAN PEMBAHASAN 8. Mendorong standar prestasi yang tinggi dengan a. Deskripsi Data merangsang kegairahan untuk bersaing, Sebelum menentukan tingkat break even point menanamkan hasrat untuk mencapai tujuan, dan yang terjadi, maka terlebih dahulu akan diuraikan menumbuhkan minat untuk melaksanakan data-data yang menunjang yang diperlukan seperti : kegiatan secara lebih efektif. biaya variabel, biaya tetap dan data penjualan 9. Berperan sebagai tolok ukur atau standar untuk perusahaan dari tahun mengukur hasil kegiatan dan menilai kebijaksanaan manajemen dan tingkat dari Tabel 3. Biaya variabel perusahaan tembakau PT. setiap pelaksana. Tesco Santosa di Ampenan Periode (dalam Rupiah). METODE PENELITIAN Jenis penelitian bersifat deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat suatu perbandingan,atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2008: 11). Penelitian dilakukan pada PT. Tesco Santosa, Ampenan Mataram Propinsi NTB. Dengan beberapa pertimbangan : belum pernah diadakan penelitian yang berkaitan dengan masalah Break Even Point disamping juga adanya kesediaan pihak manajemen perusahaan untuk memberikan data dan informasi yang diperlukan. Metode pengumpulan data adalah metode kasus yang memusatkan pada masalah break even point sebagai perencanaan laba yang diinginkan oleh perusahaan tembakau PT. Tesco Santosa di Ampenan. Teknik Pengumpulan Data yang digunakan (1)wawancara (interveaw) secara langsung untuk memperoleh data berupa jenis produk yang dihasilkan,biaya yang dikeluarkan dan spesifikasi masing-masing produk yang dihasikan.(2) Dokumentasi dengan menyalin atau mencatat data-data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Data tersebut baik berupa laporan Dari Tabel ini menunjukkan biaya variabel yang dikeluarkan fluktuasi seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya bahan penolong, pita cukai, dan biaya angkut. Besar kecilnya jumlah bahan baku yang diproduksi oleh PT. Tesco Santosa tergantung dari seberapa banyak pesanan yang dipesan oleh pelanggan. Tabel 4. Biaya Tetap Perusahaan Tembakau PT. Tesco Santosa di Ampenan Periode (dalam rupiah). Volume 6, No. 5, September 2012

5 70 Media Bina Ilmiah ISSN No Komponen-komponen biaya pada Tabel 4 merupakan biaya tetap, Jumlah biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan selama lima tahun terakhir mengalami Peningkatan terutama pengalokasian dana pada gaji karyawan, premi asuransi, sisanya untuk sewa gedung, listrik, telepon dan lain-lain. b. Analisa Break Even Point Untuk menghitung break even point pada perusahaan tembakau PT. Tesco Santosa, maka dibawah ini ditampilkan data penjualan, biaya tetap dan biaya variabel Tabel 5. Penjualan, Biaya Tetap dan Biaya Variabel Pada Perusahaan Tembakau PT. Tesco Santosa di Ampenan Periode (dalam rupiah). Tahun 2008 : Tahun 2009 Tahun , , , Berdasarkan Tabel 5 jumlah penjualan rata-rata per unit yang dilakukan oleh perusahaan dari tahun 2007 dan 2008 sama sebesar Rp untuk tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 masing-masing sebesar Rp , Rp ,dan Rp Untuk biaya variabel per unit dari tahun berfluktuasi yaitu masing-masing sebesar Rp 8.898,84; Rp 7.853,59; Rp ,95; Rp ,74; Rp ,35. Nilai break even point yang dicapai oleh perusahaan PT. Tesco Santosa tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 baik dalam rupiah atau unit bisa dilihat pada perhitungan di bawah ini : Tahun 2007 : , ,84 Volume 6, No. 5, September 2012 Tahun , ,35 13,926 Jadi break even point PT. Tesco Santosa selalu berubah-ubah baik dalam rupiah maupun dalam unit, Perubahan ini disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan yang terjadi baik pada biaya tetap, biaya variabel, harga jual per unit dan jumlah produksi yang semuanya mempengaruhi titik break even point. c. Produk Mix dan Sales Mix Produk mix dan sales mix digunakan untuk membandingkan tingkat penjualan dan unit yang dihasilkan dari ke empat merk produk yang diproduksi. Produk mix digunakan untuk mencari break even point dalam unit sedangkan sales mix digunakan untuk break even point dalam rupiah. Berdasarkan Tabel 6 sales mix menunjukkan bahwa break even point pada masing-masing merk tembakau PT. Tesco Santosa pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 mengalami fluktuasi. Naik turunnya break even point selama lima tahun itu disebabkan oleh besar kecilnya penjualan yang dicapai pada masing-masing merk tembakau. (Perhitungan sales mix bisa dilihat pada lampiran 2).

6 ISSN No Media Bina Ilmiah Jadi agar perusahaan mencapai laba sebesar 16 Tabel 6. Sales mix pada perusahaan tembakau % dalam periode 2009, maka penjualan yang harus PT. Tesco Santosa tahun dicapai sebesar Rp ,32. Setelah 2011(dalam Rp) diketahui besarnya nilai penjualan, maka dapat dihitung tingkat penjualan untuk masing-masing jenis merk tembakau, yaitu : Tembakau cap lombok = penjualan cap lombok total penjualan x laba penjualan = x ,32 = Rp ,57 Tabel 7. Produk Mix Pada Perusahaan Tembakau PT. Tesco Santosa tahun (dalam unit). Tembakau cap kepiting = penjualan cap lombok total penjualan x laba penjualan = x ,32 = ,33 Tembakau cap kepiting = penjualan cap lombok total penjualan x laba penjualan = x ,32 Tembakau cap bawang = x ,32 Total Rp = ,32 Berdasarkan Tabel 7 produk mix menunjukkan break even point tembakau harus dijual dimana terlihat semua unit produk yang dijual berfluktuasi (Perhitungan produk mix bisa dilihat pada lampiran 2). d. Analisa Break Even Point Untuk Mencapai Tingkat Laba Setelah diketahui nilai break even point perusahaan selama lima tahun, maka peneliti dapat menggunakan data tersebut sebagai dasar perhitungan untuk merencanakan tingkat penjualan atau tingkat produksi serta laba yang ingin dicapai pada periode berikutnya. Untuk tahun 2012 manajer menargetkan laba atau keuntungan sebesar 16% dari total penjualan, juga mengasumsikan bahwa harga jualnya tetap dan kontribusi rasio sama dengan tahun sebelumnya yaitu 2011, maka volume penjualannya yang harus dicapai PT.Tesco Santosa untuk mencapai laba sebesar itu adalah sebagai berikut : Perhitungan break even point sebagai perencanaan laba sebesar 16 % dari total penjualan, adapun rumusnya adalah sebagai berikut : % , Dengan diketahui penjualan yang harus dicapai PT. Tesco Santosa untuk memperoleh laba sebesar 16 % maka dapat diketahui pula berapa unit yang harus dijual. Berikut ini perhitungan penjualan dalam unit untuk memperoleh laba sebesar 16 % dengan rumus sebagai berikut: % , Jumlah unit yang harus dijual oleh perusahaan tembakau PT.Tesco Santosa jika ingin memperoleh laba sebesar 16 % adalah unit. Berikut ini jumlah unit yang harus dijual oleh masing-masing produk (produk mix) adalah sebagai berikut : = , unit = 210 unit = , = ,75 = , = 8.817,75 = , = 20.41,95 Total = unit Volume 6, No. 5, September 2012

7 72 Media Bina Ilmiah ISSN No e. Interpretasi : Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa yang dianalisis dalam penelitian ini adalah mengenai break even point PT. Tesco Santosa. Adapun variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah biaya tetap, biaya variabel, penjualan, serta laba yang direncanakan, maka berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh hasil bahwa break even point yang dicapai berubah-ubah, misalnya pada tahun 2007 break even point yang dicapai adalah sebesar Rp ,3 dalam unit adalah sebesar unit, pada tahun 2008 BEP penjualan sebesar Rp ,9 dalam unit sebesar 7821 unit, tahun 2009 sebesar Rp ,5 dalam unit unit, pada tahun 2010 sebesar Rp ,4 dalam unit unit, pada tahun 2011 sebesar Rp dan dalam unit unit. Ini semua menunjukkan bahwa PT.Tesco Santosa bisa memperoleh keuntungan dari jumlah produksi yang dijual maupun tingkat penjualan yang diterima karena masih terdapat selisih lebih yang diperoleh dari jumlah yang dikeluarkan untuk menutup biaya tetap. PT. Tesco Santosa pada tahun 2012 menargetkan laba sebesar 16 % dari total penjualan,maka perusahaan harus mampu menjual produk sebesar unit dengan penjualan dalam rupiah sebesar Rp ,32 PENUTUP a. Simpulan Dari hasil analisa yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Selama lima tahun terakhir ini volume penjualan PT. Tesco Santosa mengalami fluktuasi yang disebabkan oleh adanya penurunan dan kenaikan pembelian biaya bahan baku yang digunakan, walaupun volume penjualan mengalami fluktuasi perusahaan berada diatas break even point dan masih bisa memperoleh keuntungan dari jumlah yang diproduksi. 2. Pada tahun 2012 PT. Tesco Santosa menargetkan laba sebesar 16 % dari total penjualan tahun sebelumnya. Untuk mencapai laba sebesar itu harus mampu memperoleh penjualan sebesar Rp ,32 dan unit yang harus dijual sebesar unit. b. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran-saran untuk perbaikan kedepan sebagai berikut: Khususnya kepada pihak perusahaan, untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan penjualan maka harus tetap Volume 6, No. 5, September 2012 mempertahankan kualitas tembakau, mengadakan promosi yang lebih baik lagi kepada konsumen, memberikan potongan harga, menekan harga yang tidak berhubungan erat dengan proses produksi sehingga hasil penjualan yang diperoleh dapat berada diatas break even point DAFTAR PUSTAKA Adisaputra, Gunawan Anggaran Perusahaan 2. Edisi 1. BPFE : Yogyakarta. Ahmad, Kamaruddin Dasar-dasar Konsep Biaya dan Pengambilan Keputusan. PT.Raja Grafmdo Persada : Jakarta. Alwi, Syafaruddin Alat-alat Analisis Dalam Pembelanjaan. Edisi Revisi. Andi Offset : Yogyakarta. Anonim Buku Pedoman Penyusunan Skripsi. FE: Unram. Djarwanto Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan. Edisi 2. BPFE : Yogyakarta. Handoko, Hani. T Manajemen. BPFE: Yogyakarta. Harapan, Syafri, Sofyan Analisa kritis Atas Laporan Keuangan. PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta. Matz, Usry Akuntansi Biaya, Perencanaan dan Pengendalian. Jilid 2. Erlangga : Jakarta. Mulyadi Akuntansi Biaya. YKPN: Yogyakarta. Munawir, S Analisa Laporan Keuangan. Liberty : Yogyakarta Riyanto, Bambang Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPFE : Yogyakarta. Rizal, Yus, Penerapan Analisa Titik Impas dalam Hubungannya dengan Perencanaan Volume Penjualan pada PT. Nafo Banyuwangi. Universitas Mataram Sigit, Soehardi Analisa Break Even Point. BPFE : Yogyakarta. Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta : Bandung.

8 ISSN No Media Bina Ilmiah Suhartini, Analisa Break Even Point untuk Perencanaan Laba pada Perusahaan Sabut KelapaKUB "Sumber Rezeki" di Desa Bagik Papan Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur, Universitas Mataram. Supriyono, R, A Akuntansi Biaya. Edisi 2.BPFE : Yogyakarta. Sutrisno Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Ekonisia FE UII : Yogyakarta. Syamsudin, Lukman Manajemen Keuangan Perusahaan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta. Volume 6, No. 5, September 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik dan prosedur pemecahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Analisis Biaya-Volume-Laba Analisis Biaya-Volume-Laba merupakan instrumen perencanaan dan pengendalian. Proses ini memerlukan sejumlah teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Break Even Point (BEP) adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba dan juga tidak menderita kerugian atau dengan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah spesifikasi (perumusan) dari tujuan perusahaan yang ingin dicapai serta BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dimasa yang akan

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR

ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ANALISIS BREAK EVEN PADA PERUSAHAAN PABRIK MINUMAN UD. USAHA BARU MAKASSAR ZAINAL ABIDIN STIE YPUP MAKASSAR ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untukk mengetahui volumen produksi dan penjualan minuman pada

Lebih terperinci

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan

Kata kunci : BEP, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Total Pendapatan. Pendahuluan Metode Break Even Point (BEP) Untuk Menentukan Besarnya SPP Mahasiswa pada Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Suyanto Erni Setyawati Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda erniez_mubarak@yahoo.com

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak

Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar. Oleh: Agus Purnomo. Abstrak Analisis Perencanaan Laba Terhadap Pengambilan Keputusan Pada PT. Parit Padang Global di Makassar Oleh: Agus Purnomo Dosen Universitas 45 Makassar Abstrak Tujuan perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR

ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PT SEMEN INDONESIA (PERSERO) TBK TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Diploma III Jurusan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi. Untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pengertian Akuntansi Manajemen Pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangat memerlukan informasi akuntansi, untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK

ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK ANALISA PERHITUNGAN BREAK EVEN POINT PADA PT. ASAM JAWA MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di negara berkembang ilmu dan teknologi merupakan modal utama dalam memajukan negara tersebut, sebab dengan adanya perkembangan ilmu dan teknologi, dapat

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK

ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK ANALISIS BREAK EVENT POINT TERHADAP HASIL PENJUALAN KAIN PADA PT RICKY PUTRA GLOBALINDO, TBK. ABSTRAK Siti Nurhayati. 022113016. Analisis Break Even Point terhadap Hasil Penjualan Kain pada PT Ricky Putra

Lebih terperinci

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN

PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN PERENCANAAN PENETAPAN LABA MELALUI PENDEKATAN ANALISIS BREAK EVEN POINT (BEP) PERUSAHAAN WINGKO UD. TUJUH TUJUH ELOK BABAT LAMONGAN Mohamad Rizal Nur Irawan Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Lamongan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat di pergunakan untuk kelangsungan hidup. Mendapatkan keuntungan atau laba dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang

BAB II LANDASAN TEORI. datang. Pada umumnya tujuan perusahaan adalah untuk memperoleh laba yang 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perencanaan 2.1.1 Pengertian Perencanaan Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan atas kegiatan perusahaan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan perusahaan pada periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengeritan Manajemen Produksi dan Operasi Menurut Hasibuan (2011:2), manajemen adalah ilmu seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya secara

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA

ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Pongtuluran, Analisis Break Even Point 398 ANALISIS BREAK EVEN POINT PADA INDUSTRI KUE KHAS TORAJA JAYA PUTRA DI KECAMATAN MAKALE KABUPATEN TANA TORAJA Althon K. Pongtuluran Program Studi Manajemen UKI

Lebih terperinci

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah

PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 5 No. 2, Oktober 2005 : 106-112 PENERAPAN BREAK EVEN POINT DALAM MENETAPKAN TARGET PENJUALAN Studi Kasus Pada Hotel Mirah Oleh Hendra Setiawan dan Wahyudi Dosen Tetap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

BAB II LANDASAN TEORI. memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Biaya 2.1.1 Pengertian Biaya Dalam pemenuhan keinginan, manusia selalu disertai oleh pengorbanan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.begitupun pula dengan perusahaan yang dalam

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Perencanaan Laba 2.1.1 Pengertian Perencanaan Laba Perencanaan laba sering digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan investasi dan penilaian kinerja manajemen suatu

Lebih terperinci

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011.

ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. http://karyailmiah.polnes.ac.id ANALISIS TITIK IMPAS PADA HOTEL WISATA GRAND BARUMBAY & RESORT SAMARINDA KHAS KALIMANTAN TIMUR UNTUK TAHUN 2009, 2010 & 2011. Nor Fahman Tjetje (Staf Pengajar Jurusan Akuntansi

Lebih terperinci

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG

ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG ANALISIS HUBUNGAN BREAK EVEN POINT DENGAN PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PADA CV ADI PUTRA UTAMA PALEMBANG Rinda Christina (Rindamdp@yahoo.co.id) Rini Aprilia (rinie_aprilia@yahoo.co.id) Akuntansi S-1

Lebih terperinci

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN

TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN TITIK PULANG POKOK SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA JANGKA PENDEK PERUSAHAAN Periansya Staf Pengajar Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Sriwijaya Jln. Srijaya Negara Bukit Besar Palembang-30139 ABSTRACT

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan

Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Analisis Perencanaan Laba Pada PT Permata Dwitunggal Abadi Di Balikpapan Pramesti Nidiyaningrum (mestiiansyahkuh@ymail.com) Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman Hj. Anis Rachma Utary (anis_utary@ymail.com)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan dibahas tentang analisis data yang telah diperoleh sekaligus pembahasannya. Hasil dari penelitian ini akan menjawab masalah penelitian pada Bab

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anggaran Perusahaan Suatu perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan utama dari suatu perusahaan bersifat profit oriented, yaitu mencapai laba

Lebih terperinci

ANALISA BREAK EVENT POINT

ANALISA BREAK EVENT POINT MANAJEMEN KEUANGAN II ANALISA BREAK EVENT POINT Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 10 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISA BREAK EVENT POINT Pengertian Analisis

Lebih terperinci

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID

ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID ANALISIS PROFITABILITAS DALAM MENINGKATKAN KINERJA KEUANGAN PADA PT BANUL DI KOTA PALOPO HURRIAH, ANDI HASBI MUNARKA, HAPID ABSTRAK Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI

BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI BREAK EVENT POINT SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM PERENCANAAN LABA DAN PENJUALAN PADA PERUSAHAAN ROTI MERAH DELIMA BAKERY KEDIRI JURNAL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK

COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK COST VOLUME PROFIT (CVP) SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT INDO TAMBANGRAYA MEGAH, Tbk DAN ENTITAS ANAK ABSTRAKSI Rossy Marvita Program Studi Akuntansi STIE Widya Dharma Pontianak PT Indo Tambangraya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 29 BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Pemisahan Biaya Semi variabel Dalam menerapkan analisa break even point terlebih dahulu dilakukan pemisahan biaya ke dalam unsur tetap dan unsur variabel, untuk biaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Laba Perencanaan laba yang baik akan mempengaruhi keberhasilan perusahaan dalam mencapai laba optimal. Tujuan utama perusahaan adalah memperoleh laba yang semaksimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dengan semakin berkembangnya perusahaan, maka akan semakin kompleks pula masalah yang akan dihadapi. Untuk dapat menghadapi masalah tersebut diperlukan perencanaan

Lebih terperinci

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI

JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI JURNAL ANALISIS BIAYA VOLUME LABA SEBAGAI ALAT BANTU PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PIA LATIEF KEDIRI COST VOLUME PROFIT ANALYSIS AS A TOOL FOR PROFIT PLANNING IN PIA LATIEF KEDIRI Oleh: ANA NOFITASARI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar.

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan. kegiatannya dan berkembang semakin besar. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkembangan dunia pendidikan dewasa ini sudah sedemikian pesatnya, hal ini terlihat dari lahirnya lembaga-lembaga pendidikan baru dan semakin berkembangnya lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitan Berkembangnya dunia usaha sekarang ini menyebabkan semakin ketatnya persaingan perusahaan khususnya perusahaan sejenis untuk mendapatkan tempat dalam pilihan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi

JURNAL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Ekonomi Akuntansi ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI PERENCANAAN LABA PADA UD. RASI BINTANG COKLAT KEDIRI JURNAL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Jurusan

Lebih terperinci

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri)

ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) ANALISIS MANAJEMEN KAS UNTUK MENJAGA LIKUIDITAS ( Studi Kasus Pada CV. Accu Batu Kediri) Oleh: Miladiah Kusumaningarti Dosen Akuntansi, Universitas Islam Kadiri, Kediri Email: mila@kagamavirtual.net Penelitian

Lebih terperinci

[Type the document title]

[Type the document title] MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena

Lebih terperinci

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran

1. Pengertian Biaya Pemasaran 2. Penggolongan Biaya Pemasaran 1. Pengertian Biaya Pemasaran Biaya pemasaran adalah semua biaya yang sejak saat produk selesai diproduksi dan disimpan dalam gudang sampai dengan produk tersebut berubah kembali dalam bentuk uang tunai

Lebih terperinci

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA

ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA ANALISIS COST-VOLUME-PROFIT (CVP) TERHADAP PERENCANAAN LABA PADA SWISS-BELHOTELPAPUA JAYAPURA Muthmainnah, SE., M.Si.Ak Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Yapis Papua Abstrak Perkembangan pesat dalam bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. kecilnya laba yang dapat dicapai. Sehingga manajemen perusahaan harus 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam menjalankan aktivitasnya, perusahaan harus berpedoman pada rencana dan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sehingga perencanaan merupakan dasar yang menekankan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts 53 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Klasifikasi Biaya dan Perhitungan Harga Jual Produk pada PT. JCO Donuts & Coffee Dalam proses menghasilkan produknya, PT. JCO Donuts & Coffee terlebih dahulu

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK

PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK PENERAPAN METODE ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM DALAM PENENTUAN HARGA POKOK KAMAR HOTEL PADA HOTEL GRAND KARTIKA PONTIANAK ABSTRAK Vivi Parita Sari email: vivi.paritasari@yahoo.com Program Studi Akuntansi

Lebih terperinci

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya

2.2.2 Penggolongan Biaya Menurut sifatnya, biaya dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan usaha di Indonesia semakin tumbuh pesat. Hal ini terlihat dari bermunculannya perusahaan-perusahaan baru, baik perusahaan besar maupun perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Manajemen produksi dan Operasi sering digunakan dalam suatu organisasi yang menghasilkan keluaran atau output, baik yang berupa barang

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA

ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA ANALISIS BREAK EVEN POINT TERHADAP PERENCANAAN LABA CV. ARTHA SARI JAKARTA Dwiyatmoko Pujiwidodo Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina Sarana Informatika Jln. RS. Fatmawati No. 24. Pondok Labu.

Lebih terperinci

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK

ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Hal 32-40 ANALISA INVESTASI AKTIVA TETAP TERHADAP BIAYA VOLUME LABA PADA PT BARATA INDONESIA GRESIK Ketut Ariasna, Rizki Putri Nuri Sari ABSTRAK Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even ( titik impas ) Break even point atau titik impas sampai saat ini belum bisa diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia secara pasti. Hal ini dikarenakan belum

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA KEUANGAN PADA PT. PELAYANAN LISTRIK NASIONAL (PLN) BATAM TAHUN CATUR FATCHU UKHRIYAWATI, SE.,MM.

ANALISA KINERJA KEUANGAN PADA PT. PELAYANAN LISTRIK NASIONAL (PLN) BATAM TAHUN CATUR FATCHU UKHRIYAWATI, SE.,MM. ANALISA KINERJA KEUANGAN PADA PT. PELAYANAN LISTRIK NASIONAL (PLN) BATAM TAHUN 2008 2012 CATUR FATCHU UKHRIYAWATI, SE.,MM. Dosen Tetap Prodi Manajemen Universitas Riau Kepulauan Batam Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT

ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT ANALISIS BIAYA VOLUME - LABA PADA HOME INDUSTRY KONVEKSI JESSLYN TANAH ABANG JAKARTA PUSAT Nama : Hendra NPM : 23210204 Fakultas : Ekonomi Jurusan : Akuntansi PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam era globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. produk yang dijual, maka laba yang ditargetkan akan dapat tercapai. menjamin kelangsungan hidup suatu perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perekonomian di Negara Indonesia masih belum stabil, tentu hal ini mempengaruhi produktivitas perusahaan karena harga harga bahan baku menjadi

Lebih terperinci

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL

Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Analisis Perencanaan Kapasitas Produksi Menggunakan Metode Break Even Point (Studi Kasus pada Usaha Kerajinan Tangan Ardy Craft) JURNAL Ditulis oleh : Nama : Heri Mardani Nomor Mahasiswa : 11311573 Jurusan

Lebih terperinci

Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K

Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K Penerapan analisis biaya volume laba untuk perencanaan laba pada perusahaan batik merak manis Surakarta tahun 2008 Oleh : Zumaroh NIM K7405122 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan pada intinya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN. mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERTANYAAN PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Perencanaan Laba Manajemen perusahaan merumuskan rencana yang tepat untuk mencapai tujuan organisasi. Menentukan tujuan perusahaan termasuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. datang, baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Situasi perekonomian Indonesia dan dunia yang melemah dewasa ini serta minimnya tingkat pendapatan masyarakat yang disebabkan oleh krisis ekonomi, menyebabkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen ( 2009 : 47 ) biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan

Lebih terperinci

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR)

ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) ANALISIS COST VOLUME PROFIT SEBAGAI DASAR PERENCANAAN PENJUALAN UNTUK MENCAPAI LABA YANG DIINGINKAN (STUDI PADA QUICK CHICKEN CABANG KOTA BLITAR) Bregas Adi Luhur R. Rustam Hidayat Devi Farah Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Operasional Didalam melakukan proses produksi diperlukan sekali manajemen yang baik, hal ini bertujuan untuk melakukan ataupun pengawasan proses produksi

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA

ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA ANALISIS BREAK EVEN POINT SEBAGAI SALAH SATU ALAT PERENCANAAN PENJUALAN DAN LABA (Studi Pada PT. Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk) Suci Mulya Wijayanti Darminto Muhammad Saifi Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah untuk mencapai tingkat laba yang diinginkan yaitu berusaha untuk mencapai pendapatan yang sebesar-besarnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Analisis Cost Volume Profit a. Pengertian Analisis Cost Volume Profit Menurut Hansen & Mowen (2005:274) Analisis biaya-volume-laba (costvolume-profit analysis)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang diperuntukkan bagi proses pelacakan, pencatatan, dan analisis terhadap biaya-biaya

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Analisa Pengertian analisa menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut: Penyelidikan terhadap suatu peristiwa (karangan, perbuatan, dsb) untuk mengetahui keadaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas

BAB II LANDASAN TEORI. membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Akuntansi Manajemen Keberadaan akuntansi manajemen sangat penting di dalam suatu organisasi untuk membantu manajer dalam membuat keputusan yang lebih baik. Secara luas akuntansi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba, namun tetap memperhatikan pelayanan yang lebih baik BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi yang mempunyai visi misi dan tujuan tertentu. Tujuan suatu perusahaan pada umumnya adalah untuk memperoleh laba, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis

BAB I PENDAHULUAN. Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dampak perdagangan bebas dan persaingan dari perusahaan sejenis didalam negeri telah memperketat persaingan. Didalam persaingan yang ketat, perusahaan harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Break Even Point (BEP) Keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan manajemen di dalam melihat kemungkinan dan kesempatan dimasa yang akan

Lebih terperinci

Indit et al., Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Penetapan Harga...

Indit et al., Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Penetapan Harga... 1 Analisis Break Even Point Sebagai Dasar Penetapan Harga Jual dalam Mengoptimalkan Profitabilitas pada CV. Sehat Sejahtera Bersama Jember (Break Even Point Analysis As A Basis Determining The Selling

Lebih terperinci

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING

PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING PENENTUAN HARGA JUAL KAMAR HOTEL SAAT LOW SEASON DENGAN METODE COST-PLUS PRICING PENDEKATAN VARIABEL COSTING (Studi kasus pada Hotel Puri Artha Yogyakarta) Nama : Hesti Triyanto Dosen Pembimbing : H. Y.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI. Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian. Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian manajemen, antara lain : Menurut Hasibuan ( 2007 ), dfinisi manajemen yaitu : Manajemen adalah

Lebih terperinci

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract

M. Yusuf Universitas Pamulang Abstract Vol. 4, No. 1, April 2014 E S E N S I Jurnal Bisnis dan Manajemen ANALISA BREAK EVENT POINT (BEP) TERHADAP LABA PERUSAHAAN M. Yusuf Universitas Pamulang yusuf_zidan96@yahoo.com Abstract Break event point

Lebih terperinci

ANALISA BIAYA PRODUKSI

ANALISA BIAYA PRODUKSI ANALISA BIAYA PRODUKSI Pengertian Biaya Biaya adalah pengeluaran ekonomis yang diperlukan untuk perhitungan proses produksi. Biaya ini didasarkan pada harga pasar yang berlaku dan pada saat proses ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, antara lain sebagai berikut: Menurut Hasibuan (2007), definisi manajemen, yaitu:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen Menurut Halim dan Supomo (2000:3) menyatakan bahwa akuntansi manajemen adalah Suatu kegiatan (proses) yang menghasilkan informasi keuangan bagi

Lebih terperinci

TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG

TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG TINGKAT LABA PADA UD. AZKA JATI JEPARA KUPANG Oleh : Mesri Nubatonis *, Jennie S.Sir ** Abstrak : Modal kerja merupakan masalah pokok yang seringkali dihadapi oleh perusahaan, karena hampir semua perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan sebuah perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan atau laba yang dapat dipergunakan bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kemampuan perusahaan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian dan Karakteristik Anggaran Anggaran atau yang lebih sering disebut budget didefinisikan oleh para ahli dengan definisi yang beraneka ragam. Hal ini dikarenakan adanya

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ ANALISIS KINERJA KEUANGAN PADA CV. MITRA SARANA ABADI SAMARINDA TASIANA BUAQ FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 Email : tasianaa93@gmail.com ABSTRACT Latar belakang penelitian adalah menganalisis

Lebih terperinci

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis

BAB II. Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Dan Hipotesis 2.1.Kajian Pustaka 2.1.1.Anggaran 2.1.1.1.Pengertian anggaran Menurut Wiliam K.Carter (2009;4) pengertian anggaran adalah : Suatu anggaran adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biaya Informasi biaya sangat bermanfaat bagi manajemen perusahaan. Diantaranya adalah untuk menghitung harga pokok produksi, membantu manajemen dalam fungsi perencanaan dan

Lebih terperinci

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan

Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Perencanaan Penetapan Laba melalui Pendekatan Analisis Break Even Point (BEP) Perusahaan Wingko UD. TUJUH TUJUH ELOK Babat - Lamongan Noer Rafikah Zulyanti Universitas Islam Lamongan Email: rafikahalie@gmail.com

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Setiap perusahaan berorientasi untuk mencapai tujuan secara ideal, perusahaan akan mengoptimalkan penggunaan seluruh sumber dayanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Lebih terperinci

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN

ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN ANALISIS BREAK EVENT POINT SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PERUSAHAAN PT. INTAN PARIWARA DI KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd

METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK. Nurul Badriyah,SE,MPd METODE DIRECT COSTING SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK Nurul Badriyah,SE,MPd ABSTRAK Direct costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN BREAK EVEN POINT PADA PT. KHARISMA SENTOSA MANADO

ANALISIS PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN BREAK EVEN POINT PADA PT. KHARISMA SENTOSA MANADO ANALISIS PERENCANAAN LABA PERUSAHAAN DENGAN PENERAPAN BREAK EVEN POINT PADA PT. KHARISMA SENTOSA MANADO ANALYSIS OF PLANNING PROFIT COMPANY APPLICATION TO BREAK EVEN POINT IN PT. KHARISMA SENTOSA MANADO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak

BAB I PENDAHULUAN. kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui pihak Bab I:Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Munculnya era globalisasi yang membuat adanya tantangan dengan banyaknya kompetitor bisnis baru dalam bidang usaha membuat perusahaan melalui

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya. penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu dari transaksi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian dan tujuan Akuntansi Biaya Akuntansi secara umum adalah merupakan proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan melakukan serangkaian proses pengambilan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perusahaan melakukan serangkaian proses pengambilan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan melakukan serangkaian proses pengambilan keputusan dalam kegiatannya memproduksi barang atau jasa, pengambilan keputusan yang baik selalu diawali

Lebih terperinci

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No

8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No 8 Jurnal Sangkareang Mataram ISSN No. 2355-929 ANALISIS PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINGKAT RENTABILITAS MODAL SENDIRI PADA KOPERASI PEGAWAI TELKOM (KOPGTEL) PALAPA DI MATARAM Oleh: Ira Dianti

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Biaya, Biaya Penjualan, Harga dan Laba 2.1.1 Definisi Biaya Menurut Mulyadi (Buku Sistem Akutansi. 2001:8), Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis yang diukur dalam

Lebih terperinci

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN

ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN ANALISIS PENGELOLAAN DANA DALAM KAITAN PENCAPAIAN LABA PADA PERUM PEGADAIAN CABANG AMPENAN TAHUN 2004-2006 ABSTRAK I MADE MURJANA STIE AMM. Mataram Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan nasional membutuhkan

Lebih terperinci

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery

Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Penggunaan Analisis Break Event Point Multi Produk Dalam Perencanaan Laba Pada Pabrik Roti Calista Bakery Nama : Ade Hamdani NPM : 24209890 Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Hantoro Arief Gisijanto SE.

Lebih terperinci

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar

Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar Analisis Cost Of Capital dan Pengaruhnya Terhadap Laba Pada PT Bumi Jasa Utama-Kalla Rent Makassar JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

ANALISIS COST OF CAPITAL

ANALISIS COST OF CAPITAL ANALISIS COST OF CAPITAL DAN PENGARUHNYA TERHADAP LABA PADA PT. BUMI JASA UTAMA KALLA RENT MAKASSAR JORDAN TIBLOLA ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah biaya modal yang dikeluarkan oleh

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Biaya dan Klasifikasi Biaya Menurut Perilaku Biaya Biaya merupakan unsur yang digunakan dalam melakukan analisis Break Even Point. Untuk dapat menentukan tingkat Break

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kewirausahaan 2.1.1 Pengertian Kewirausahaan Kewirausahaan menurut Ropke (Suryana et al., 2011:25) adalah proses penciptaan kreasi baru dan membuat sesuatu inovasi, dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Akuntansi Biaya 2.1.1 Pengertian Akuntansi Biaya Ada beberapa penafsiran mengenai pengertian Akuntansi Biaya seperti yang dikemukakan oleh : Menurut Mulyadi (2005:7) dalam bukunya

Lebih terperinci