Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya"

Transkripsi

1 Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Rullyta Indrianti Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. The purpose of this research is to find whether there is a correlation between psychological capital and work engagement of stay overnight installation nurse in Menur Mental Health Hospital Surabaya. This research has been done to stay overnight installation nurse in Menur Mental Health Hospital Surabaya, with a total sample of 68 respondents. The tools for data collection used for this research are questionnaires, in the form psychological capital scale (28 valid items) and work engagement scale (20 valid items). The value of psychological capital scale reliability (r) is 0,959 and the value of work engagement scale reliability (r) is 0,945. Based on the result of research data analysis, the value of correlation coefficient between those two variables is 0,235 with significance degree amount is 0,053. These findings demonstrate that there is no correlation between psychological capital and work engagement of stay overnight installation nurse in Menur Mental Health Hospital Surabaya. Keywords: psycological capital, work engagement Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan karyawan pada perawat di instalasi rawat inap Rumah sakit Jiwa Menur Surabaya. Penelitian ini dilakukan pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, dengan jumlah sampel sebanyak 68 responden. Alat pengumpul data yang digunakan adalah kuesioner berupa skala modal psikologis (28 aitem valid) dan skala keterikatan kerja (20 aitem valid). Reliabilitas skala modal psikologis (r) adalah 0,959 sedangkan reliabilitas untuk skala keterikatan kerja (r) adalah 0,945. Berdasarkan hasil analisis data penelitian ini diperoleh koefisien korelasi antara dua variabel tersebut adalah 0,235 dengan taraf signifikansi 0,053. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi antara modal psikologis dengan kterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Kata kunci: modal psikologis, keterikatan kerja Korespondensi: Rullyta Indrianti, Departemen Psikologi Industri dan Organisasi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, Jl. Dharmawangsa Dalam Selatan Surabaya 60286, rullyta-i-08@psikologi.unair.ac.id 120

2 Rullyta Indrianti, Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Pada abad ke 21 ini, koneksi antara kondisi psikologis karyawan dengan pekerjaannya memegang peranan yang sangat penting khususnya pada sektor pekerjaan yang berhubungan dengan informasi dan pelayanan (Bakker, 2011). Perusahaan tidak lagi hanya mencari calon karyawan yang memiliki kemampuan di atas rata-rata, namun mereka juga mencari calon karyawan yang mampu menginvestasikan diri mereka sendiri untuk terlibat secara penuh dalam pekerjaan, proaktif, dan memiliki komitmen tinggi terhadap standar kualitas kinerja (Bakker, 2007). Mereka juga membutuhkan karyawan yang bisa terikat dengan pekerjaannya (Bakker & Leiter,2010). Bakker, Schaufeli, & Taris (2002) menyatakan bahwa keterikatan kerja merupakan aspek yang meliputi emosi positif, keterlibatan penuh dalam melakukan pekerjaan dan dikarakteristikkan oleh tiga dimensi utama, yaitu semangat (vigor), dedikasi (dedication), serta penyerapan terhadap pekerjaan (absorption). Keterikatan kerja merupakan salah satu konstruk yang dimasukkan ke d a l a m ko n t e k s p s i ko l o g i p o s i t i f. Dimasukkannya keterikatan kerja ke dalam dimensi positif karena konstruk tersebut menekankan pada kesejahteraan seorang karyawan (Schaufeli et.al., 2001). Karyawan yang memiliki tingkat keterikatan kerja yang tinggi akan menunjukkan performa terbaik mereka, hal ini karena karyawan tersebut menikmati pekerjaan yang mereka lakukan (Bakker, 2010). Schaufeli & Bakker (2003) menyatakan bahwa keterikatan kerja pada dasarnya dipengaruhi oleh dua hal, yaitu model JD-R (job demand-resources model) dan modal psikologis (psychological capital). Model JD-R meliputi beberapa aspek seperti lingkungan fisik, sosial, dan organisasi, gaji, peluang untuk berkarir, dukungan supervisor dan rekan kerja, serta performance feedback. Sedangkan untuk modal psikologis meliputi kepercayaan diri (self efficacy), rasa optimis (optimism), harapan mengenai masa depan (hope), serta resiliensi (resilience). Schaufeli (2000), menyatakan bahwa terdapat beberapa karakteristik karyawan yang memiliki keterikatan dengan pekerjaannya, seperti memiliki keyakinan terhadap kemampuannya sendiri serta memiliki angapan bahwa work is fun. Keyakinan terhadap diri sendiri (efficacy) dan perasaan bahagia saat bekerja merupakan salah satu aspek dalam modal psikologis. Hal inilah kemudian yang mendasari penulis untuk lebih menyoroti modal psikologis sebagai salah satu anteseden atas konstruk keterikatan kerja. Smulder (2006, dalam Schaufeli 2011) menyatakan bahwa ada beberapa pekerjaan yang menuntut keterikatan kerja yang tinggi, diantaranya guru, entrepreneur, dan perawat. Pekerjaan seperti yang tersebut sebelumnya memiliki satu kesamaan, yaitu pekerjaan yang melibatkan kualitas pelayanan sebagai modal utamanya. Permasalahan yang dihadapi saat ini adalah rasio antara perawat dengan pasien yang dirawatnya. WHO menetapkan standar rasio ideal perawat dengan pasien adalah 1: 200. WHO mencatat di Indonesia sendiri, rasio antara perawat dengan pasien masih jauh dari standar WHO. Indonesia memiliki rasio perawat dan pasien sebesar 1: 375. Hal ini menunjukkan bahwa beban kerja perawat dalam merawat pasien melebihi batas standar yang ada. Kelelahan fisik dan psikis yang berkepanjangan (burnout) akan menjadi tantangan yang akan dihadapi selanjutnya. Di lain sisi, Maslach & Leiter (2008) menyatakan bahwa burnout merupakan antitesis dari aspek keterikatan kerja. Perawat yang mengalami burnout dikarakteristikkan dengan rendahnya modal psikologis yang dimilikinya (Luthans, 2007). Padahal, merujuk pada Smulder (2006, dalam Schaufeli, 2011) seharusnya perawat merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut 121

3 Hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya engagement tinggi. Jika hal ini dibiarkan, maka tentu akan mengganggu keberlangsungan pekerjaan perawat dalam memberikan perawatan terhadap pasien. METODE PENELITIAN Tipe penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif yang bersifat eksplanatif. Penelitian eksplanatif memiliki tujuan untuk mengungkap hubungan antara variabelvariabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Kerlinger, 2006). Penelitian ini dibuat untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya (Hasan, 2002). Neuman (2003) menyatakan bahwa prosedur yang digunakan dalam penelitian kuantitaif ada tiga, yaitu eksperimen, survey (korelasional atau komparatif), dan content analysis. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini dapat digolongkan ke dalam penelitian tipe korelasional. Dalam penelitian ini ingin diketahui ada tidaknya hubungan antara modal psikologis (psychological capital) terhadap keterikatan kerja (work engagement) pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur. Subjek penelitian Subjek penelitian ini adalah perawat yang bekerja di instalasi rawat inaprumah Sakit Jiwa Menur Surabaya sejumlah 68 orang. kriteria subjek yang dipilih adalah telah bekerja minimal 2 tahun di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Pengumpulan Data Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan sesuai dengan tujuan penelitian maka dalam penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Metode kuesioner merupakan serangkaian daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis, kemudian dikirim atau diberikan untuk diisi oleh responden. Setelah diisi, kuesioner dikirim kembali kepada peneliti. Adapun tujuan pokok pembuatan kuesioner menurut Singarimbun (1989) adalah untuk memperoleh informasi dengan reliabilitas dan validitas yang tinggi. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner tertutup, artinya telah disediakan alternatif jawaban sehingga subyek hanya tinggal memilih jawabannya (Singarimbun & Effendi, 2006). Pada penelitian ini, alat pengumpul data yang digunakan adalah dua buah skala yang dibuat sendiri oleh penulis, yakni satu skala untuk mengukur modal psikologis (psychological capital) dan skala untuk mengukur keterikatan kerja (work engagement). Untuk skala modal psikologis, penulis menurunkan dimensi, definisi operasional, dan indikator berdasarkan teori modal psikologis milik Luthans (2007). Sedangkan untuk skala keterikatan kerja penulis menurunkan indikator berdasarkan teori keterikatan kerja milik Schaufeli (2003) serta job description perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya. Format respon akan disajikan dalam empat pilihan jawaban terhadap aitem yang berbentuk pernyataan. Empat alternatif pilihan jawaban disajikan dalam kontinum Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Analisis data A n a l i s i s d a t a d i l a k u k a n d e n g a n menggunakan teknik uji korelasi. Pengolahan data yang digunakan adalah uji Spearman's rho untuk pengukuran pada statistik non-parametrik yang dibantu dengan program SPSS 16.0 for windows. Hal ini karena data dalam penelitian ini tidak lolos uji asumsi untuk statistik parametrik. Teknik analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur. HASIL DAN BAHASAN Gambaran Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di RSJ Menur yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian. Dalam menentukan sampel, penulis menggunakan teknik non-probability sampling, yaitu teknik yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap 122 Vol.1 No.03, Desember 2012

4 Rullyta Indrianti, Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Teknik penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni & Endrayanto, 2012). Berdasarkan data pegawai di RSJ Menur, jumlah perawat yang sesuai dengan karakteristik populasi penelitian ini sebanyak 82 orang. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini sejumlah 68 orang. Penentuan jumlah sampel ini didasarkan pada rumus penghitungan Slovin. Hasil perhitungan statistik secara deskriptif menunjukkan rata-rata sebaran data untuk skala modal psikologis adalah 82,19 sedangkan untuk skala keterikatan kerja adalah 59,94. Penulis kemudian mengkategorikan skor subjek penelitian menggunakan norma stanfive. Berdasarkan kategorisasi norma tersebut untuk skala modal psikologis terdapat 5 orang yang berada pada kategori sangat tinggi, 17 orang pada kategori tinggi, 29 orang pada kategori sedang, 15 orang pada kategori rendah, dan 2 orang berada pada kategori sangat rendah. Sedangkan untuk skala keterikatan kerja 5 orang pada kategori sangat tinggi, 22 orang pada kategori tinggi, 28 orang pada kategori sedang, 12 orang pada kategori rendah, dan 1 orang pada kategori sangat rendah. Hasil Analisis Data Berdasarkan hasil uji korelasi dapat diketahui bahwa Spearman's rho Sig. (2-tailed) untuk variabel keterikatan kerja dan modal psikologis adalah sebesar 0,053 yang berarti nilai tersebut > 0,05. Berdasarkan dasar pengambilan keputusan menurut Field (2009), taraf signifikansi yang berada lebih dari 0,05 menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sehingga, dapat dinyatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap RSJ Menur Surabaya. Diskusi Pada penelitian ini hasil analisis data menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap RSJ Menur Surabaya. Penjelasan modal psikologis sebagai salah satu anteseden keterikatan kerja tidak sejalan dengan hasil penelitian ini yang mengatakan bahwa modal psikologis tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan keterikatan kerja yang dimiliki oleh perawat. Dalam penelitian ini, penulis hanya melakukan fokus penelitian terhadap modal psikologis sebagai anteseden atas keterikatan kerja, faktor-faktor eksternal yang telah dijelaskan pada paragraf sebelumnya seperti interaksi sosial dengan rekan kerja dan feedback dari atasan merupakan aspek yang luput dari pengamatan penulis. Sebagai pekerjaan yang berhubungan dengan dunia medis, perawat yang bekerja di RSJ Menur juga memiliki prosedur tetap untuk setiap permasalahan yang ada. Sehingga, hal ini juga mungkin akan mempengaruhi respon perawat saat mengisi skala keterikatan kerja. Karena perawat akan memberikan respon berdasarkan pencapaian tugas atau target yang memang telah ditentukan dalam uraian tugasnya. Berdasarkan pembahasan pada paragrafparagraf sebelumnya, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hasil penelitian ini telah menjawab rumusan masalah dari penelitian, yaitu tidak ada hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja. Sehingga dapat diambil beberapa kesimpulan mengenai kelemahankelemahan dalam penelitian ini yang berdampak pada hasil penelitian yang tidak signifikan, seperti (1) penulis tidak melakukan observasi atau pengamatan terhadap anteseden keterikatan kerja lainnya, yaitu model JDR yang terdiri atas aspek beban kerja (job demands) perawat dan sumber daya pekerjaan (job resources). Model JDR luput dari pengamatan penulis selama proses penelitian. Hal ini juga didukung oleh kerangka teoritis keterikatan kerja milik Bakker (2010) yang menyatakan bahwa hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja akan semakin kuat apabila beban kerja (job demands) juga tinggi; (2) penelitian ini menggunakan skala modal psikologis dan skala keterikatan kerja yang dibuat sendiri oleh penulis berdasarkan uraian tugas (job description) perawat di RSJ Menur. Aitem- aitem yang diturunkan dari job description rawan melemahkan validitas konstruk. Hal ini disebabkan karena konstruk teoritis mengenai modal psikologis dan keterikatan kerja bisa saja 123

5 Hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya terabaikan; (3) konstruk modal psikologis dan keterikatan kerja merupakan konstruk yang didasarkan pada spirit teoritik psikologi positif. Penulis kurang memperhatikan perspektif psikologi positif dalam menurunkan aitem-aitem untuk kedua skala yang digunakan. Beberapa aitem unfavorable dinilai tidak sejalan dengan spirit teoritik psikologi positif karena menanyakan sisi positif dua konstruk tersebut dengan kalimat negatif. Berdasarkan pembahasan pada paragrafparagraf sebelumnya, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa hasil penelitian ini telah menjawab rumusan masalah dari penelitian, yaitu ada atau tidaknya hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja. melakukan observasi terhadap model JDR khususnya beban kerja (job demands). Hal ini karena menurut Bakker (2010) hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja akan semakin kuat apabila beban kerja (job demands) juga tinggi. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisa data, maka diperoleh kesimpulan utama bahwa tidak terdapat hubungan antara modal psikologis dengan keterikatan kerja pada perawat di instalasi rawat inap Rumah sakit Jiwa Menur Surabaya. Saran Apabila ada kelanjutan dari penelitian ini, disarankan pada peneliti yang selanjutnya untuk memperhatikan beberapa hal berikut, diantaranya: pertama, apabila menggunakan alat ukur buatan sendiri, disarankan agar mencari alat ukur yang telah terstandar untuk diadaptasi terlebih dahulu seperti Psychological Capital Questionaire (PCQ) dan Utrecth Work Engagement Scale (UWES). Alasan penulis membuat alat ukur sendiri dalam penelitian ini adalah karena menyesuaikan konteks penelitian. Kedua, keterikatan kerja merupakan salah satu konstruk yang didasari oleh perspektif psikologi positif. Peneliti selanjutnya diharapkan harus memahami perspektif teori psikologi positif terlebih dahulu dalam melakukan penggalian informasi mengenai konstruk keterikatan kerja agar tidak menyebabkan misleading. Ketiga, p eneliti selanjutnya diharapkan untuk m e m p e r t i m b a n gk a n f a k to r l a i n ya n g melatarbelakangi keterikatan kerja, yaitu model JDR. Peneliti selanjutnya diharapkan agar 124 Vol.1 No.03, Desember 2012

6 Rullyta Indrianti, Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. PUSTAKA ACUAN Bakker, A.B., & Bal, P.M. (2010). Weekly Work Engagament and Performance: A study among starting teachers. Journal of Ocupational and Organizational Psychology, 83, Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2008). Towards a model of work engagement. Career Development International, 13, Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The Job Demands-Resources model: State of the art. Journal of Managerial Psychology, 22, Bakker, A. B., & Leiter, M. P. (Eds). (2010). Work Engagement: A Handbook of Essential Theory and Research. New York: Psychology Press. Bakker, A. B., Albrecht, S. L., & Leiter, M. P. (2011). Key Question Regarding work Engagement. European Journal of Work and Organizational Psychology, 20, Hasan, Iqbal M. (2002). Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia. Kerlinger, F.N. (2006). Asas-asas Penelitian Behavioral edisi ke-3. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Luthans, F., Youssef, C.M. & Avolio, B.J. (2007). Psychological Capital: Developing The Human Competitive Edge. UK: Oxford University Press. Luthans, F., Avey, J. B. Avolio, B.J., Norman, S. M. & Combs, G. M. (2007). Positive Psychological Capital: Measurement and relationship with Performance and Satisfaction. Personnel Psychology, 60, Maslach, C., & Leiter, M.P. (2008). Early predictorsof job burnout and engagement. Journal of Applied Psychology, 93, Neuman, W.L. (2000). Social research methods: qualitative and quantitative approach (4th ed.). New York: Allyn & Bacon. Schaufeli, W.B., Bakker, B.A. & Salanova, M. (2004). The measurement of work engagement with a short questionnaire: A cross-national study. Educational and Psychological Measurement, 66,

Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit

Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Hubungan Antara Modal Psikologis Dengan Keterikatan Kerja Pada Perawat di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya Rullyta Indrianti Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. iii Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian mengenai Work Engagement dalam konteks organisasi kesehatan atau rumah sakit, jika ditelusuri berdasarkan catatan publikasi masih sedikit dilakukan di Indonesia. Penelitian ini menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Sumber pendapatan seseorang dapat berasal dari berbagai hal. Menurut Kiyosaki (2002) terdapat empat sumber untuk mendapat penghasilan, yaitu sebagai karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hal yang paling penting bagi seorang manusia. Menurut UU no.36 tahun 2006 tentang Kesehatan, bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO

HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO HUBUNGAN ANTARA SELF DETERMINATION DENGAN KETERIKATAN KERJA (WORK ENGAGEMENT) PADA KARYAWAN PT JAPFA COMFEED INDONESIA CABANG SIDOARJO ARIANI Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang ariani_arin@ymail.com

Lebih terperinci

Hubungan Keterikatan Kerja dengan Kinerja pada Karyawan Hotel Surabaya Plaza

Hubungan Keterikatan Kerja dengan Kinerja pada Karyawan Hotel Surabaya Plaza Hubungan Keterikatan Kerja dengan Kinerja pada Karyawan Hotel Surabaya Plaza Windy Auliah Sumakto Sami'an Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract. The objective of this research is to find whether

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis mengenai

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.

STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. STUDI DESKRIPTIF MENGENAI WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN OUTSOURCING DIVISI KARTU KREDIT PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. NADHIRA DANESSA M. ABSTRAK Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan perusahaan

Lebih terperinci

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan

Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan Hubungan Employee Engagement dengan Perilaku Produktif Karyawan Fransiscus Aprilian Sri Widodo Sami an, M.Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. This research aims to find out

Lebih terperinci

terhadap Produktivitas Karyawan Produksi

terhadap Produktivitas Karyawan Produksi Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) terhadap Produktivitas Karyawan Produksi Mayang Kirana Jannatin Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan merupakan penelitian deskriptif yang merupakan suatu bentuk penelitian

Lebih terperinci

SELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT

SELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT SELF REGULATION, KEPUASAN TERHADAP INFORMASI PEKERJAAN DAN WORK ENGAGEMENT: Studi Kasus pada Dosen FISIP UT Lilik Aslichati, Universitas Terbuka (lilika@ut.ac.id) Abstrak Penelitian penelitan yang dilakukan

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) terhadap Produktivitas Karyawan Produksi

Pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life) terhadap Produktivitas Karyawan Produksi Mayang Kirana Jannatin Dr. Cholichul Hadi, Msi.,psi. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. The purpose of this study was to know whether there is an impact of quality of work life

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan cita-cita Bangsa Indonesia, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa. Jenjang pendidikan

Lebih terperinci

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya

Rosi Kurniawati Tino Leonardi, M. Psi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Hubungan Antara Metakognisi dengan Prestasi Akademik pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga yang Aktif Berorganisasi di Organisasi Mahasiswa Tingkat Fakultas Rosi Kurniawati Tino Leonardi,

Lebih terperinci

Peran Dukungan Sosial di Tempat Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Karyawan

Peran Dukungan Sosial di Tempat Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Karyawan MEDIAPSI 2016, Vol. 2, No. 2, 38-45 Peran Dukungan Sosial di Tempat Kerja Terhadap Keterikatan Kerja Karyawan Ferry Iswanto, Ike Agustina ferry.iswanto44@gmail.com Program Studi Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi dan reformasi pelayanan kesehatan primer serta penguatan sistem kesehatan melalui sistem

Lebih terperinci

Gambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau dari Karakteristik Personal

Gambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau dari Karakteristik Personal Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 1, No. 1, April 2017: hlm 338-345 ISSN 2579-6348 (Versi Cetak) ISSN-L 2579-6356 (Versi Elektronik) Gambaran Keterikatan Kerja pada Dosen-Tetap Ditinjau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN Metode ialah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam memperlajari peraturan-peraturan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS GUNADARMA FAKULTAS PSIKOLOGI Kontribusi Psychological Capital terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Guru Sekolah Negeri Disusun Oleh : Nicholas Jahja - 16513410 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulan-keunggulan kompetitif dimana keunggulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis. B. Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel 1. Variabel Dependen : Kesejahteraan Psikologis 2. Variabel Independen : Tuntutan Pekerjaan B. Definisi Operasional 1. Kesejahteraan Psikologis Kesejahteraan

Lebih terperinci

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY)

GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) GAMBARAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN DI PT EG (MANUFACTURING INDUSTRY) Rian Pri¹, Zamralita² ¹Fakultas Psikologi, Universitas Tarumanagara Email : rianpri13@gmail.com ²Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subyek Subyek dalam penelitian ini sebesar 76 subyek yakni pegawai Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember

Lebih terperinci

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai work engagement berdasarkan ketiga aspek-nya, yaitu vigor, dedication, dan absorption pada guru SLB X di Bandung. Sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang dioleh BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Azwar (2011) pendekatan kuantitatif merupakan penelitian yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi. Sumber Daya Manusia yang berkualitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dunia kerja saat ini, jumlah perusahaan di Indonesia semakin bertambah sehingga mengakibatkan situasi yang kompetitif. Situasi kompetitif ini terjadi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian Variabel adalah sesuatu yang dapat berubah-ubah dan mempunyai nilai yang berbeda-beda (Turmudi dan Sri Harini,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. yaitu sebuah metode yang datanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau angka (Sugiyono, 2009). Desain ini sangat

Lebih terperinci

Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Bank BTPN Madiun

Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Bank BTPN Madiun Hubungan Kepuasan Kerja Dengan Motivasi Kerja Pada Karyawan Bank BTPN Madiun Hendra Indy H. Dr. Seger Handoyo Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Abstract This study aims to determine whether there

Lebih terperinci

Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT

Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT Hubungan employee engagement dan burnout pada karyawan divisi IT Nama : Farid Hikmatullah NPM : 12512773 Jurusan : Psikologi Pembimbing : Dr. Intaglia Harsanti, Msi LATAR BELAKANG MASALAH Karyawan divisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan sangat penting untuk menjamin perkembangan kelangsungan kehidupan bangsa, hal ini tidak lepas dari peran seorang guru. Guru memiliki peran

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRAK...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN... PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN... ABSTRAK... Abstrak Tinggi rendahnya derajat work engagement pada guru akan sangat berpengaruh terhadap penghayatan atas pekerjaannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai work engagement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan ditunjang perkembangan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan naiknya persaingan bisnis. Masing-masing perusahaan saling beradu strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar terhadap peningkatan pendapatan Indonesia. Kementerian Pertanian menyatakan bahwa pada tahun

Lebih terperinci

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. viii. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Pekerjaan sebagai perawat hemodialisa (HD) terdiri dari beberapa tahap, dengan tuntutan untuk terlibat secara cermat dengan kondisi pasien dan alat HD, sehingga dibutuhkan Work Engagement pada

Lebih terperinci

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung

: deskriptif, work engagement, dosen, Kota Bandung ABSTRAK Penellitian ini berjudul Studi Deskriptif Mengenai Work pada Dosen Pengajar KBK Fakultas Psikologi Universitas X di Kota Bandung. Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai work engagement dari

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI LAMPUNG

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI LAMPUNG NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA KARYAWAN PERUSAHAAN AUTOMOTIF DI LAMPUNG Oleh : Putri Rizky Hazrati Nur Pratiwi Noviati PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya kepemimpinan partisipatif dan Work

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian & Hipotesis 3.1.1 Variabel penelitian & definisi operasional Variabel adalah sebuah karakteristik atau kondisi yang berubah atau memiliki nilai yang berbeda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak PENDAHULUAN Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak dilakukan di bidang human resource development (HRD) (Chalofsky

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT. TSUKASA MANUFACTURING OF INDONESIA SKRIPSI Oleh: Muhammad Ragin Daskaputra 201210515030 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dirinya, masykarakat, bangsa dan negara (Undang-undang Sisdiknas RI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

ADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN

ADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN ADVERSITY QUOTIENT DAN PSYCHOLOGICAL CAPITAL DALAM MENENTUKAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN Fensi Arintia Ekaputri Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, Surabaya Alamat: Green Semanggi Mangrove,

Lebih terperinci

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi)

Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi) Hubungan antara Impusiveness dan Perilaku Prokrastinasi pada Mahasiswa Universitas Airlangga yang sedang Mengerjakan Tugas Akhir (Skripsi) Sakina Dini Kurniawati Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Lebih terperinci

Pada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat

Pada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, teknologi kesehatan berkembang semakin pesat beriringan dengan munculnya penyakit-penyakit yang semakin kompleks.hal itu menuntut

Lebih terperinci

PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN ORGANIZATIONAL-BASED SELF ESTEEM TERHADAP WORK ENGAGEMENT

PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN ORGANIZATIONAL-BASED SELF ESTEEM TERHADAP WORK ENGAGEMENT JURNAL MEDIAPSI VOLUME 1 NOMOR 1, DESEMBER 2015, HAL 40-50 PENGARUH PERCEIVED ORGANIZATIONAL SUPPORT DAN ORGANIZATIONAL-BASED SELF ESTEEM TERHADAP WORK ENGAGEMENT Ade Indah Dwitasari, Ilhamuddin, Selly

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Waruna Nusa Sentana Head Office yang beralamat di Jl. Gajah Mada No. 10, Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini

Lebih terperinci

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah pelatihan self-efficacy belief dapat meningkatkan work engagement pada Crew Outlet Richeese Factory di Bandung. Alat ukur dependent variable yang digunakan

Lebih terperinci

STUDI KORELASIONAL ANTARA HUMAN CAPITAL

STUDI KORELASIONAL ANTARA HUMAN CAPITAL STUDI KORELASIONAL ANTARA HUMAN CAPITAL DAN WORK ENGAGEMENT PADA STAF BIDANG PAJAK PENDAFTARAN DAN PAJAK PENETAPAN DINAS PELAYANAN PAJAK (DISYANJAK) KOTA BANDUNG FADHILA DWI UTAMI Fakultas Psikologi Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 42 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilakukan pada PT. Mahameru Centratama Spinning Mills yang beralamat di jln. Cisirung Km. 2 (Cangkuang Wetan) Moh. Toha Km 6.5

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in BAB II LANDASAN TEORI A. Keterikatan Kerja 1. Definisi Keterikatan kerja marak dibicarakan di tahun-tahun belakangan ini, namun yang pertama menyebutkan mengenai kosep ini adalah Kahn (1990), sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Era globalisasi mengalami pertumbuhan yang cukup pesat, perkembangan tersebut menuntut adanya kemajuan dalam kehidupan manusia. Globalisasi memberikan dampak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Ciri-ciri sebuah penelitian kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka,

BAB III METODE PENELITIAN. pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui angka, 64 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan korelasi kuantitatif, dimana pada penelitian kuantitatif, lebih menekankan pada pengujian teori melalui

Lebih terperinci

KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPRIBADIAN PROAKTIF DAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAWA TENGAH DAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Bonyta Ermintika Rizkiani, Dian Ratna Sawitri Fakultas Psikologi, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah 35 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan faktor penting yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur kerja sehingga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menekankan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini akan memaparkan metode penelitian dan bagaimana teori yang dibahas dalam kajian pustaka diaplikasikan dalam penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa bagian, diantaranya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang

BAB III METODE PENELITIAN. penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif yaitu berdasar penghitungan dengan alat AMOS melalui penyebaran kuisioner yang disebar karyawan berbagai hotel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik

BAB III METODE PENELITIAN. berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari hasil analitik statistik BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini termasuk dalam pendekatan kuantitatif yang mempunyai tata cara dengan pengambilan keputusan interpretasi data dan kesimpulan berdasarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. X DI BOGOR

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. X DI BOGOR HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN ORGANISASI DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. X DI BOGOR Gita Fedora Ramdhani, Dian RatnaSawitri Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus

Lebih terperinci

KECERDASAN ADVERSITAS DAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. GANDUM MAS KENCANA KOTA TANGERANG

KECERDASAN ADVERSITAS DAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. GANDUM MAS KENCANA KOTA TANGERANG KECERDASAN ADVERSITAS DAN KETERLIBATAN KERJA PADA KARYAWAN PT. GANDUM MAS KENCANA KOTA TANGERANG Nurul Kusuma Dewi 1, Dian Ratna Sawitri 2 1,2 Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. tidaknya hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tipe Penelitian Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang antara lain dari pendekatan analisis, kedalaman analisis serta sifat permasalahannya. Dilihat

Lebih terperinci

PENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

PENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA Suharianto, Nurlaila Effendy : Pengaruh Psychological Capital Terhadap Work Engagement... Hal. 23-34 PENGARUH PSYCHOLOGICAL CAPITAL TERHADAP WORK ENGAGEMENT PADA DOSEN DI UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Work Engagement BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Pengertian Work Engagement Menurut Macey & Scheneider (2008), engagement yakni rasa seseorang terhadap tujuan dan energi yang terfokus, memperlihatkan

Lebih terperinci

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat. Perubahan zaman yang semakin berkembang menuntut perusahaanperusahaan untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara memecahkan persoalan dalam penelitian. ilmiah tidaknya suatu penelitian sangat tergantung pada metodologi yang digunakan. 1 Kesalahan dalam

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA STAF ADMINISTRASI PERGURUAN TINGGI

HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA STAF ADMINISTRASI PERGURUAN TINGGI HUBUNGAN ANTARA KESESUAIAN INDIVIDU-ORGANISASI DAN MODAL PSIKOLOGIS DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA STAF ADMINISTRASI PERGURUAN TINGGI Johanes Gregorious Gozalie Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 83 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode yang menekankan analisisnya pada data-data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Variabel tergantung : intensi berwirausaha 2. Variabel bebas : modal psikologis

Lebih terperinci

Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di Surabaya

Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di Surabaya Hubungan antara Perceived Organizational Support dengan Work Engagement Pada Guru SMA Swasta di Surabaya Grace Susilowati Man Cholichul Hadi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan Kuantitatif. Metode yang digunakan adalah multikorelasional yakni menghubungkan dua variabel konsep diri dan kinerja,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Employee Engagement 2.1.1 Pengertian Employee Engagement Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel mereka, tetapi belum ada definisi jelas mengenai

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG HUBUNGAN ANTARA PSYCHOLOGICAL CAPITAL DENGAN DISIPLIN KERJA KARYAWANBAGIAN PRODUKSI PT. ARGAMAS LESTARI SEMARANG Kencana Anggar Kusuma, Unika Prihatsanti Fakultas Psikologi, Universitas Diponegoro, Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Undang-Undang Pokok Kepegawaian No.43 Tahun 1999 Tentang Perubahan UU No.8 Tahun1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian, Pegawai Negeri Sipil adalah unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa untuk mencapai Indonesia Sehat pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menteri Kesehatan RI mengatakan bahwa untuk mencapai Indonesia Sehat pada tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi berbagai ancaman kesehatan global, kini beberapa negara termasuk Indonesia semakin meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakatnya. Menteri

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...

DAFTAR ISI. SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI iii KATA PENGANTAR... PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN i ii iv v ABSTRAK vi ABSTRACT vii RINGKASAN viii SUMMARY x DAFTAR ISI... DAFTAR

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian kuantitatif dengan menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan global yang semakin ketat dewasa ini mengakibatkan perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital (sumber daya manusia)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisikan pertanyaan penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, responden penelitian, alat ukur penelitian, prosedur penelitian, dan metode analisis data.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel tergantung : Kepuasan Kerja (Job Satisfaction) 2. Variabel bebas : Kebermaknaan

Lebih terperinci

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet

Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet Hubungan Kesejahteraan Psikologis Dengan Self Esteem Pada Wanita Rawan Sosial Ekonomi (WRSE) di Wilayah Kecamatan Tebet SKRIPSI Oleh : Bayhaqqi 201210515003 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam UU NO.36/2009 pengertian kesehatan adalah keadaan sehat,

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang tercantum dalam UU NO.36/2009 pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesehatan secara umum adalah sebagai suatu keadaan fisik, mental, dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau kelemahan (WHO, 1984). Begitu

Lebih terperinci

Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma

Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Hubungan Dukungan Sosial dan Learning Burnout Pada Mahasiswa Kelas Karyawan di Universitas Gunadarma Usulan Penelitian Disusun Oleh : Nama : Evania Olgasari NPM : 13513000 Dosen Pembimbing : Desi Susianti,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Variabel Penelitian dan Definisi Operasional BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan sekarang, ada kebijakan dari pemerintah dan ketua yayasan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai dengan sekarang, ada kebijakan dari pemerintah dan ketua yayasan untuk 75 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Pada tanggal 02 Mei 1973, Berdirilah SLB / C dengan nama Putra Jaya dengan akte notaris Raden Soediono no.37 tertanggal 23 April

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian diartikan sebuah cara untuk menyelesaikan penelitian sesuai dengan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan yang hendak dicapai.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA DI PT. PERTIWI AGUNG SKRIPSI Oleh: DHEVY NOVERIA ADESTA 201210515024 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

GAMBARAN TUNTUTAN PEKERJAAN (JOB DEMANDS) DAN DUKUNGAN PEKERJAAN (JOB RESOURCES) PADA PEGAWAI INSTITUSI X DKI JAKARTA

GAMBARAN TUNTUTAN PEKERJAAN (JOB DEMANDS) DAN DUKUNGAN PEKERJAAN (JOB RESOURCES) PADA PEGAWAI INSTITUSI X DKI JAKARTA GAMBARAN TUNTUTAN PEKERJAAN DAN DUKUNGAN PADA PEGAWAI INSTITUSI X DKI JAKARTA Wistrianti Lestari, et al GAMBARAN TUNTUTAN PEKERJAAN (JOB DEMANDS) DAN DUKUNGAN PEKERJAAN (JOB RESOURCES) PADA PEGAWAI INSTITUSI

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, tipe

Lebih terperinci

PENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP WORK ENGAGEMENT DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 WAHYUDI HARDI

PENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP WORK ENGAGEMENT DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 WAHYUDI HARDI PENGARUH MODAL PSIKOLOGIS TERHADAP WORK ENGAGEMENT DAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI RAWAT INAP RUMAH SAKIT IBNU SINA MAKASSAR TAHUN 2017 The Effect of Psychological Capital on the Work Engagement and Nurse

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL. Erick Wibowo HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN REGULASI EMOSI KARYAWAN PT INAX INTERNATIONAL Erick Wibowo Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. A.Latar Belakang Masalah. hal-hal yang dapat menimbulkan stres yang pada akhirnya menimbulkan burnout.

BAB I PENGANTAR. A.Latar Belakang Masalah. hal-hal yang dapat menimbulkan stres yang pada akhirnya menimbulkan burnout. BAB I PENGANTAR A.Latar Belakang Masalah Menjalani kehidupan yang serba modern ini, yang mana apapun dituntut untuk cepat menjadikan seorang karyawan dapat menampilkan kinerja yang optimal serta tidak

Lebih terperinci

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK

Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK Hubungan Antara Self Efficacy dengan Kreativitas Pada Siswa SMK Hepy Hapsari Kisti Nur Ainy Fardana N. Fakultas Psikologi Universitas Airlangga Surabaya Abstract. The purpose of this research was to know

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang cukup penting,

BAB I PENDAHULUAN. rakyatnya, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang cukup penting, 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Dalam membangun negara yang sejahtera dan mampu menyejahterakan rakyatnya, kualitas sumber daya manusia memegang peran yang cukup penting, termasuk di negara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Dalam melakukan penelitian mengenai hubungan self-efficacy terhadap kinerja manajer, penulis melakukan observasi untuk memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis

BAB 3 METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Variabel Penelitian, Definisi Operasional dan Hipotesis 3.1.1 Variabel Penelitian Di dalam penelitian ini terdapat dua variabel, namun dikarenakan penelitian ini bukan bertujuan

Lebih terperinci