TAHAPAN LANGKAH PROSES SERTFIKASI PROFESI DILINGKUNGAN POLRI/STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS (SK3)

Transkripsi

1 TAHAPAN LANGKAH PROSES SERTFIKASI PROFESI DILINGKUNGAN POLRI/STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS (SK3) I. Menyusun Standar Kompetensi : 1. Satker pemrakarsa mengusulkan/mengirimkan surat usulan ke Kalemdiklat Polri tentang rencana sertifikasi profesi tertentu (contoh : Pendidik Polri, Pengasuh pada Satuan Pendidikan Polri, Petugas Penguji SIM, Petugas Penerbit BPKB, Petugas Penerbit STNK dan Penyidik dan Penyidik Pembantu) 2. Kalemdiklat Polri/Ka LSP setelah menerima surat permohonan membalas surat/koordinasi tentang langkah-langkah Sertifikasi Profesi. Sertifikasi dapat dilaksanakan setelah adanya Standar Kompetensi Kerja Khusus/SKKNI/Standar Internasional. Adapun penyusunan Standar Kompetensi diawali dengan membentuk Komite Standar Kompetensi di Satker Pemrakarsa (Komite Standar di suatu Satker hanya ada satu). 3. Membentuk Komite Standar Kompetensi. Komite Standar Kompetensi adalah lembaga/organisasi yang dibentuk oleh instansi teknis dalam rangka membantu pengembangan SKKNI disektor atau lapangan usaha yang menjadi tanggungjawabnya. a. Susunan organisasi Komite Standar Kompetensi : 1) Pengarah 2) Ketua 3) Sekretaris 4) Anggota (jumlah anggota sesuai kebutuhan yang mempresentasikan unsur instansi teknis pemrakarsa) b. Tugas Komite Standar : 1) Menyusun Rencana Induk Pengembangan (RIP) Standar Kompetensi Kerja Khusus

2 2) Membentuk tim perumus/penyusun Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3). a) Tim perumus SKKNI bersifat ad hoc, dengan tugas : (1) Menyusun rancangan SK3 (2) Melakukan kaji ulang rancangan SK3 b) Susunan Organisasi tim penyusun terdiri atas : (1) Ketua (2) Wakil Ketua (3) Sekretaris (4) Anggota sesuai kebutuhan c) Tim perumus memiliki kompetensi : (1) Metodologi perumusan standar kompetensi (2) Substansi teknis sesuai dengan bidang kerja yang relevan dengan SK3 yang akan disusun d) Dalam melaksakan tugas tim perumus dapat dibantu oleh narasumber 3) Menilai usulan penyusunan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) 4) Mengembangkan Standar Kompetensi Kerja Khusus 5) Membentuk tim verifikasi Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) a) Verifikasi adalah proses penilaian kesesuaian rancangan dan proses dari suatu perumusan SKKNI terhadap ketentuan dan/atau acuan yang telah ditetapkan b) Tim verifikasi bersifat ad hoc, dengan tugas meverifikasi rancangan SK3 c) Tim verifikasi yang dibentuk berjumlah ganjil terdiri atas: (1) Ketua (2) Minimal 2 (dua) orang anggota d) Tim verifikasi memiliki kompetensi : (1) Metodologi verifikasi standar kompetensi (2) Substansi teknis sesuai dengan bidang kerja yang relevan dengan SK3 yang akan disusun

3 e) Tim verifikasi bertanggung jawab kepada komite Standardisasi kompetensi, dengan tugas : 1) Mengelola program verifikasi 2) Melaksanakan aktifitas verifikasi 3) Menyampaikan laporan hasil verifikasi f) Dalam melaksakan tugas Tim verifikasi dapat dibantu oleh narasumber 6) Pengembangan Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) 7) Kaji ulang Standar Kompetensi Kerja Khusus (SK3) 4. Tim penyusun rancangan standar kompetensi yang dibentuk oleh Tim Komite Standardisasi, menyusun draf pemetaaan fungsi dan draf standar kompetensi dalam suatu kegiatan kelompok kerja dengan langkah uruturutan sebagai berikut : a. Pembukaan b. penyampaian materi yang bersifat teknis oleh narasumber meliputi : 1) Mekanisme atau tata cara penyusunan standar kompetensi kerja khusus 2) Menentukan batasan ruang lingkup profesi yang akan dianalisis dan selanjutnya dipetakan 3) Perumusan gradasi fungsi kerja yang ditranspormasi berupa pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan kompetensi utama yang akan dibahas 4) Referensi-referensi terkait yang diperlukan sebagai bahan pendukung pemetaan fungsi. c. Peserta melakukan penyusunan peta fungsi dengan dipandu oleh narasumber. Pemetaan fungsi dijabaran dalam 4 gradasi fungsi kerja yang relevan dengan ruang lingkup, meliputi : 1) Tujuan utama 2) Fungsi kunci 3) Fungsi utama 4) Fungsi dasar d. Penyusunan rancangan standar kompetensi kerja khusus 1) Peserta penyusunan rancangan standar kompetensi kerja khusus dibagi dalam beberapa kelompok diskusi, dengan tugas

4 mengidentifikasi peta fungsi yang telah ditetapkan sesuai kebutuhan. 2) Masing-masing kelompok menyusun unit kompetensi dengan format sebagai berikut : a) Kode unit b) Judul unit kompetensi c) Diskripsi unit kompetensi d) Elemen kompetensi e) Kreteria Unjuk Kerja (KUK) f) Batasan variabel : (1) Konteks variabel (2) Peralatan dan perlengkapan (3) Peraturan yang diperlukan (4) Norma dan standar g) Panduan penilaian : (1) Konteks penilaian (2) Persyaatan kompetensi (3) Pengetahuan dan ketrampilan yang diperlukan (4) Sikap kerja yang diperlukan (5) Aspek kritis e. Penyusunan naskah rancangan standar kompetensi kerja khusus Tim penyusun rancangan standar kompetensi kerja khusus, menyusun naskah rancangan standar kompetensi kerja khusus dengan sistematika sebagai berikut : BAB I : PENDAHULAN A. Latar belakang B. Pengertian C. Penggunaan standar kompetensi kerja khusus D. Komite standar kompetensi kerja khusus BAB II : STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS A. Peta fungsi B. Daftar unit kompetensi C. Uraian unit kompetensi

5 BAB III : PENUTUP 5. Naskah rancangan standar kompetensi kerja khusus hasil penyusunan tim perumus dibahas pada rapat verifasi internal. Rapat verifikasi internal dilaksanakan untuk melakukan penyempurnaan naskah rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus, yang dilaksanakan di kantor satuan kerja terkait atau tempat lain yang telah ditentukan, dengan rangkaian kegiatan sebagai berikut : a. Ketua Tim Penyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus memaparkan Rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus di depan seluruh peserta verifikasi internal dan narasumber untuk mendapatkan tanggapan dan masukan; b. Tim verifikasi menghimpun hasil koreksi rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus pada verifikasi internal dan dituangkan pada Lembar Ketidak Sesuaian (LKS); c. Tim Verifikasi Internal menyerahkan hasil verifikasi kepada Tim Penyusun Rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus untuk dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil verifikasi internal dengan kesepakatan waktu penyelesaian yang telah ditentukan. 6. Tim penyusun rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus mengajukan Naskah rancangan Standar Kompetensi Kerja Khusus hasil verifikasi internal untuk disahkan oleh Ka Satker pemrakarsa (bentuk naskah dinas pengesahan Standar Kompetensi Kerja Khusus antara lain, Peratuan Kapolri/Peraturan Kasatker Pemrakarsa/Keputusan. 7. Standar kompetensi kerja khusus yang sudah di sahkan oleh Kapolri/Kasatker pemrakarsa, selanjutnya dikirim ke Kalemdiklat Polri U.p. Ka LSP Lemdiklat Polri untuk dilakukan diregistrasi ke Kemenaker, dengan melampirkan soft copy dan hard copy standar kompetensi kerja khusus. 8. Hasil registrasi standar kompetensi kerja khusus digandakan dan didistribusikan kepada para pejabat LSP Lemdiklat Polri dan Kasatker pemrakarsa.

6 MEKANISME PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI IDENTIFIKASI KEBUTUHAN STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PERENCANAAN ADMINISTRASI PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PENETAPAN DAN REGISTRASI SK3 PELAKSANAAN PENYUSUNAN STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI KERJA PENYUSUNA N STANDAR KOMPETENSI KERJA KHUSUS VERIFIKASI INTERNAL VERIFIKASI EKSTERNAL