BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan"

Transkripsi

1 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah kuasi eksperimental dengan rancangan perlakuan ulang (Pretest dan Posttest Group Design), dimana rancangan ini menggunakan kelompok perbandingan (Kontrol) dan dilakukan observasi pertama (Pretest) yang memungkinkan peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah adanya perlakuan (Notoatmodjo, 2002). Rancangan ini dapat digambarkan sebagai berikut: Pretest Perlakuan Posttest O 1 X 0 4. O 2 O 3 X 1 O 4 O 5 X 2 O 6 Gambar 3.1. Desain Penelitian Dimana : Xo X 1 X 2 O1, O 3, O 5 = Tanpa perlakuan = Diberikan KIE dengan metode ceramah = Diberikan KIE dengan media leaflet = Pengukuran yang pertama (awal) O2, O 4, O 6 = Pengukuran yang kedua (setelah diberikan perlakuan) 52

2 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja puskesmas Langsa Lama Kota Langsa. Alasan memilih lokasi ini karena cakupan peserta KB aktif masih rendah yaitu sebesar 31,8% dimana cakupan kabupaten sebesar 60%, sedangkan cakupan nasional adalah 70%. Penelitian ini membutuhkan waktu 4 bulan terhitung mulai bulan maret sampai dengan bulan Juli tahun 2012 dimulai dengan kegiatan melakukan penelusuran kepustakaan, penyusunan proposal, seminar proposal, penelitian, analisis data dan penyusunan laporan akhir. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PUS di wilayah kerja puskesmas Langsa Lama Kota Langsa sebanyak 4056 orang yang tersebar pada 15 desa Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Azwar, 1999). Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan rumus uji hipotesis (Lemeshow, 1997) sebagai berikut: Dimana: n = Besar sampel

3 Z (1-α/ 2 ) = Deviat baku alpha untuk α= 0,05 Z (1-α/ 2 )= 1,96 Z(1-β) = Deviasi baku betha untuk β=0,10 Z(1-β)= 1,282 P 1 = Proporsi PUS yang ikut KB = 0,318 (Profil Puskesmas Langsa Lama) P1-P 2 = Beda proporsi yang bermakna, ditetapkan sebesar 0,35 P 2 = Perkiraan proporsi PUS yang diteliti sebesar 0,668 Berdasarkan rumus diatas maka besar sampel adalah sebesar 41 orang. Tahapan-tahapan untuk menentukan sampel dari 15 desa yang ada di kecamatan ditetapkan 3 desa dengan jumlah PUS paling banyak yaitu desa Langsa Lama 502 PUS, Pondok Pabrik 495 PUS, dan desa Sidorejo 472 PUS. Dari ketiga desa yang terpilih untuk masing-masing kelompok pengamatan dilakukan perhitungan secara perimbangan (proporsional). Distribusi jumlah sampel berdasarkan desa di wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Sampel Berdasarkan Desa di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama Tahun 2012 No Nama Desa Jumlah Pus Jumlah Kelompok Sampel Intervensi 1. Langsa Lama Metode Ceramah 2. Pondok Pabrik Media Leaflet 3. Sidorejo Kontrol Jumlah

4 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Singarimbun, 1989). Sampel pada penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi yaitu: 1. Bersedia menjadi responden. 2. Berusia maksimum 49 tahun. 3. Paritas 1 atau Bukan akseptor KB. 5. Usia perkawinan 10 tahun. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 41 orang dan dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: 1. Kelompok I terdiri dari 14 orang PUS, diberi intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan metode ceramah. 2. Kelompok II terdiri dari 14 orang PUS, diberi intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan media leaflet. 3. Kelompok III terdiri dari 13 orang PUS, sebagai kontrol dan tidak diberikan perlakuan (intervensi). 3.4 Metode Pengumpulan Data Data Primer Data primer melalui kuesioner yang disusun secara terstruktur yang berisi sejumlah pertanyaan dimana responden diminta untuk memilih jawaban yang paling benar. Kuesioner digunakan untuk mengukur pengambilan keputusan dalam memilih

5 alat kontrasepsi yang ada hubungannya dengan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Data Sekunder Data sekunder diperoleh dari laporan bulanan Puskesmas Langsa Lama, dinas kesehatan Kota Langsa dan BKKBN Kota Langsa serta sumber lainnya Pelaksanaan Pengumpulan Data Prosedur kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan yaitu: 1. Tahap Persiapan a. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan penelitian seperti pengurusan izin penelitian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat yang ditujukan kepada Kepala Puskesmas Langsa Lama, melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan di poli KIA-KB untuk menentukan tempat/ruangan dan waktu pelaksanaan kegiatan, persiapan materi yang akan diberikan pada waktu kegiatan penelitian dan instrument penelitian yang terdiri dari kuesioner serta alat bantu yang digunakan pada saat penelitian. b. Uji coba instrumen penelitian meliputi uji validitas dan reliabilitas terhadap kuesioner pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi yang dilakukan pada 30 orang responden yang memiliki karakteristik yang sama dengan

6 sampel penelitian. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan di puskesmas Langsa Timur dan tidak termasuk dalam lokasi pengambilan sampel dalam penelitian ini. 2. Tahap Pelaksanaan Kegiatan intervensi dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu kelompok I dengan metode ceramah, kelompok II dengan media leaflet dan kelompok III sebagai kontrol. Kegiatan intervensi dilaksanakan pada tanggal 17 s/d 24 juni 2012, bertempat di kantor Geuchik Langsa Lama, Pondok Pabrik dan rumah masing-masing responden. a. Kelompok I dengan metode ceramah Kegiatan pada kelompok ini dilaksanakan pada tanggal 17 juni 2012 dimulai pada pukul 9.00 WIB. Setelah semua peserta hadir, acara dibuka oleh peneliti untuk memberikan pengarahan tentang prosedur kegiatan dan memperkenalkan penceramah. Kemudian melakukan pretest selama 30 menit untuk mengetahui pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan. Setelah pretest, acara dilanjutkan dengan ceramah selama 40 menit. Ceramah disampaikan oleh seorang penceramah yang telah diberi petunjuk tentang prosedur kegiatan dan tujuan ceramah. Penceramah adalah petugas puskesmas Langsa Lama di poli KIA-KB. Topik ceramah berisi tentang pengertian dari masing-masing alat

7 kontrasepsi, jenis-jenis alat/metode kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat/metode kontrasepsi, efek samping, indikasi, kontra indikasi dan cara serta lama penggunaanya. Pada metode ini peserta mendengarkan topik yang disampaikan oleh penceramah. Sebelum ceramah dimulai, dibagikan materi ceramah untuk membantu pemahaman peserta tentang topik ceramah yang disampaikan oleh penceramah dan pada metode ini terlebih dahulu materinya disusun. Ceramah menggunakan alat bantu LCD Projector dan sound system untuk mempermudah penyampaian materi ceramah. Teknik ceramah yang dilakukan dimodifikasi dengan melakukan tanya jawab sesudah penyampaian materi. Pada penelitian ini setelah ceramah selesai para peserta diberikan kesempatan bertanya selama 10 menit dan pertanyaan tersebut akan dijawab oleh penceramah. Kegiatan ceramah selesai dan pada hari rabu tepatnya tanggal 20 juni 2012 peneliti mendatangi rumah responden untuk melakukan post test. b. Kelompok II dengan media leaflet Kegiatan pada kelompok ini dilaksanakan pada tanggal 18 juni 2012 dimulai pada pukul WIB. Setelah semua peserta hadir, acara dibuka oleh peneliti untuk memberikan pengarahan tentang prosedur kegiatan dan dibantu oleh kader. Kemudian melakukan pretest selama 30 menit untuk mengetahui pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi dengan menggunakan kuesioner

8 yang telah disiapkan. Setelah pretest, acara dilanjutkan dengan pembagian leaflet kepada responden. Isi dari leaflet yaitu pengertian dari masing-masing alat kontrasepsi, jenis-jenis alat/metode kontrasepsi, keuntungan dan kerugian alat/metode kontrasepsi, efek samping, indikasi, kontra indikasi dan cara serta lama penggunaanya. Setelah 3 hari pembagian leaflet tepatnya tanggal 21 juni 2012 peneliti mendatangi rumah masing-masing responden untuk melakukan postest. c. Kelompok III sebagai kontrol Kegiatan pengumpulan data pada kelompok kontrol dilakukan di rumah masing- masing responden. Pretest dilakukan dari tanggal 17 s/d 18 juni 2012 dan postest dilaksanakan pada tanggal 20 s/d 21 juni Sebelum membagikan kuesioner peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur kegiatan serta tujuan dari kegiatan pengisian kuesioner. Jika responden bersedia mengisi kuesioner, maka dijadikan responden, tetapi jika tidak bersedia maka peneliti mengganti responden dan mencari responden baru yang sesuai dengan kriteria inklusi sampai didapat jumlah responden sebesar 13 orang Validitas dan Reliabilitas Untuk mendapatkan kualitas hasil penelitian yang baik perlu dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas diperlukan untuk mengetahui apakah instrument penelitian (kuisioner) yang dipakai cukup layak digunakan sehingga

9 mampu menghasilkan data yang akurat. Sugiono (2006) menyatakan bahwa instrument dikatakan valid, apabila instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan terhadap 30 orang PUS di wilayah kerja puskesmas Langsa Timur Kota Langsa. Adapun pemilihan lokasi dengan pertimbangan tempat tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan lokasi penelitian. Uji validitas suatu instrument (dalam kuesioner) dilakukan dengan mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total variabel pada analisis korelasi dengan melihat nilai correlation corrected item, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel maka dinyatakan valid dan sebaliknya. Pada taraf signifikan 95 % untuk besar sampel 30 orang nilai r tabel adalah sebesar 0,361. Reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat menunjukkan ketepatan dan dapat dipercaya dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha, yaitu menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran. Jika r Alpha positif, dan r Alpha > r tabel, maka variabel yang diuji tersebut Reliabel. Alat ukur pengetahuan berjumlah 30 pertanyaan dan setelah dilakukan uji validitas masing-masing item dinyatakan valid, lalu dilakukan uji reliabel dan diperoleh nilai Cronbach s Alpha 0,742 yang berarti alat ukur tersebut reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.2 dibawah ini: Tabel 3.2 Hasil Perhitungan Validitas dan Reliabilitas

10 Variabel r tabel r hasil Keterangan Pengambilan Keputusan 1 0,361 0,601 Valid Pengambilan Keputusan 2 0,361 0,561 Valid Pengambilan Keputusan 3 0,361 0,725 Valid Pengambilan Keputusan 4 0,361 0,725 Valid Pengambilan Keputusan 5 0,361 0,489 Valid Pengambilan Keputusan 6 0,361 0,471 Valid Pengambilan Keputusan 7 0,361 0,435 Valid Pengambilan Keputusan 8 0,361 0,660 Valid Pengambilan Keputusan 9 0,361 0,595 Valid Pengambilan Keputusan 10 0,361 0,560 Valid Pengambilan Keputusan 11 0,361 0,555 Valid Pengambilan Keputusan 12 0,361 0,460 Valid Pengambilan Keputusan 13 0,361 0,548 Valid Tabel 3.2 (Lanjutan) Variabel r tabel r hasil Keterangan Pengambilan Keputusan 14 0,361 0,546 Valid Pengambilan Keputusan 15 0,361 0,483 Valid Pengambilan Keputusan 16 0,361 0,457 Valid Pengambilan Keputusan 17 0,361 0,692 Valid Pengambilan Keputusan 18 0,361 0,689 Valid Pengambilan Keputusan 19 0,361 0,736 Valid Pengambilan Keputusan 20 0,361 0,511 Valid Pengambilan Keputusan 21 0,361 0,612 Valid Pengambilan Keputusan 22 0,361 0,507 Valid Pengambilan Keputusan 23 0,361 0,498 Valid Pengambilan Keputusan 24 0,361 0,464 Valid Pengambilan Keputusan 25 0,361 0,665 Valid Pengambilan Keputusan 26 0,361 0,564 Valid Pengambilan Keputusan 27 0,361 0,597 Valid Pengambilan Keputusan 28 0,361 0,486 Valid Pengambilan Keputusan 29 0,361 0,590 Valid Pengambilan Keputusan 30 0,361 0,585 Valid Cronbach s Alpha = 0,742

11 3.5 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel bebas (independent variable), yaitu kelompok kontrol, metode ceramah dan media leaflet dalam memberikan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE). 2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi Definisi Operasional 1. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan metode ceramah adalah suatu metode promosi kesehatan untuk membantu Pasangan Usia subur (PUS) dalam mengambil keputusan memilih alat kontrasepsi melalui komunikasi secara langsung yang sifatnya searah, yakni dari penceramah kepada responden dalam menyampaikan isi pesan tentang alat kontrasepsi tentang pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga, cara kerja alat/metode kontrasepsi, jenis alat/metode kontrasepsi yang ada, cara pemakaian dan lama pemakaiannya. 2. Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) dengan media leaflet adalah sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesan tentang KB berupa lembaran kertas yang berisi kata-kata dan gambar atau simbol yang menyampaikan pesan-pesan tentang pengertian dan manfaat KB bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga, cara kerja alat/metode kontrasepsi, jenis alat/metode kontrasepsi yang ada, cara pemakaian dan lama pemakaiannya.

12 3. Pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi adalah pemilihan alternatif dari salah satu metode kontrasepsi atau tidak memilih salah satu dari jenis kontrasepsi setelah dilaksanakan intervensi. 3.6 Metode Pengukuran Skala pengukuran pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi pada metode ceramah, media leaflet dan kelompok kontrol yaitu skala pengukuran tentang pengambilan keputusan PUS dilakukan dengan cara mengajukan 30 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan dua alternatif jawaban (Ya dan Tidak). Hasil pengukuran berupa skor a) Pemberian skor pada pernyataan Ya yang benar: Ya = 1 Tidak = 0 Pertanyaan pengambilan keputusan yang masuk dalam kelompok ini adalah pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,10,11,12,13,14,17,21,22,23,24,25,26,27,28,29 dan 30. b) Pemberian skor pada pernyataan Tidak yang benar : Ya = 0 Tidak = 1 Pertanyaan pengetahuan yang masuk dalam kelompok ini adalah pertanyaan nomor 6, 7,8,9,15,16,18,19 dan 20.

13 c) Variabel pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebanyak 30 pertanyaan dengan nilai terendah 0 dan tertinggi 30, dengan demikian dapat dikategorikan menjadi : (Riduan, 2010) - Baik : > 61 % dari total skor (18-30) - Cukup : % dari total skor (12-17) - Ragu-ragu : < 40 % dari total skor (0-11) 40 % 60 % Ragu-ragu Cukup Baik Metode Analisis Data Data primer dan sekunder yang telah diperoleh dianalisis melalui proses pengolahan data yang mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1. Editing, penyuntingan data yang dilakukan untuk menghindari kesalahan atau kemungkinan adanya kuesioner yang belum terisi. 2. Coding, pemberian kode dan skorsing pada tiap jawaban untuk memudahkan proses entri data. 3. Entri data, setelah proses coding dilakukan pemasukan data ke komputer. 4. Cleaning, sebelum analisis data dilakukan pengecekan dan perbaikan terhadap data yang sudah masuk.

14 5. Analisis data diperoleh dengan menggunakan perhitungan uji statistik memakai bantuan program komputer. 6. Analisis data univariat bertujuan untuk memperoleh distribusi frekuensi metode ceramah, media leaflet dan kelompok kontrol terhadap pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi. 7. Analisis data bivariat bertujuan untuk menganalisis hubungan yang bermakna antara variabel metode ceramah, media leaflet dan kelompok kontrol terhadap pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi dengan menggunakan uji Wilcoxon.

15 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Puskesmas Langsa Lama diresmikan pada 11 November 2009 dan terletak di Desa Seulalah Kecamatan Langsa Lama. Pada awal berdirinya wilayah kerja puskesmas Langsa Lama terdiri dari 9 desa yaitu desa Pondok Kemuning, Seulalah, Pondok Pabrik, Sidorejo, Sidodadi, Meurandeh, Asam Peutik, Langsa Lama, dan Gampong Baro. Kini puskesmas Langsa Lama memiliki gedung baru dan diresmikan pada 18 Februari 2011 dan terletak di Gampong Meurandeh Dayah Kecamatan Langsa Lama. Wilayah kerja Puskesmas Langsa Lama bertambah dari 9 desa menjadi 15 desa. Desa pemekaran tersebut adalah desa Meurandeh menjadi 4 desa yaitu desa Meurandeh Induk, Meurandeh Dayah, Meurandeh Tengah dan Meurandeh Aceh. Desa Seulalah menjadi 2 desa yaitu desa Seulalah dan Seulalah Baru. Desa Pondok Pabrik menjadi 2 desa yaitu desa Pondok Pabrik dan Sukajadi Kebun Ireng. Desa Langsa Lama menjadi 2 desa yaitu desa Baroh Langsa Lama dan Batee Puteh. Batasan Wilayah Kecamatan Langsa Lama sebagai berikut : - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Langsa Kota - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Langsa Timur - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Timur. 65

16 Luas Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama yaitu km 2. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut: Tabel 4.1 Nama Desa, Jumlah KK, Jumlah Penduduk dan Luas Wilayah di Kecamatan Langsa Lama Tahun 2012 No Nama Desa Juml ah KK Persen tase (%) Penduduk L P Jumlah Perse ntase (%) Luas Wila yah (Km) 1. Seulalah , , Seulalah Baru 578 6, , Pondok Kemuning 760 9, , Pondok Pabrik 528 6, , Sukajadi Kebun Ireng 168 2, , Sidodadi , , Sidorejo , , Gampong Baro 592 7, , Baroh Langsa Lama 675 8, , Batee Puteh 414 4, , Meurandeh Induk 360 4, , Meurandeh Dayah 276 3, , Meurandeh Tengah 415 4, , Meurandeh Aceh 185 2, , Asam Peutik 447 5, , Jumlah Sumber : Kantor Camat Langsa Lama, 2012 Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor camat Langsa Lama Tahun 2012 diketahui bahwa dari 15 desa yang memiliki jumlah KK (12,67%) dan jumlah penduduk (14,06%) terbanyak adalah desa Sidorejo. Tabel 4.2 Nama Desa, Jumlah PUS di Kecamatan Langsa Lama Tahun 2012 No Nama Desa Jumlah Pus Persentase (%) 1. Langsa Lama ,37 2. Bate Puteh 194 4,78 3. Gampong Baro 278 6,85 4. Seulalah Baru 113 2,78 5. Seulalah 244 6,01 6. Sukajadi 130 3,20 7. Pondok Pabrik ,20 8. Sidodadi 380 9,36

17 Tabel 4.2 Lanjutan Nama Desa, Jumlah PUS di Kecamatan Langsa Lama Tahun 2012 No Nama Desa Jumlah PUS Persentase (%) 9. Sidorejo , Asam Peutik 261 6, Pondok Kemuning 367 9, Meurandeh Aceh 75 1, Meurandeh Dayah 193 4, Meurandeh Induk 198 4, Meurandeh Tengah 154 3,79 Jumlah ,0 Sumber :Laporan Bulanan Bidan Desa Puskesmas Langsa Lama,2012 Berdasarkan data dari BKKBN (2012) untuk fasilitas kesehatan dan ketersediaan alat/obat yang ada di wilayah kerja puskesmas Langsa Lama kecamatan Langsa Lama dapat dilihat dari Tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Fasilitas Kesehatan dan Ketersediaan Alat/Obat KB di Wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama Kecamatan Langsa Lama Tahun 2012 No Fasilitas Kesehatan/KB Jumlah 1. PKB/PLKB 3 2. PPLKB 1 3. Jumlah Klinik KB Pemerintah 6 4. Jumlah Klinik KB Swasta 4 5. Jumlah Praktek Dokter Swasta 4 6. Jumlah Bidan Praktek Swasta 5 7. Ketersediaan Alat/Obat dalam 1 bulan - AKDR 29 - Implant 27 - Suntik Pil Kondom 350 Sumber : BKKBN, Kota Langsa Tahun 2012

18 Adapun Visi Puskesmas Langsa Lama dirumuskan berdasarkan potensi sumber daya yang ada, tantangan yang dihadapi serta hasil yang diharapkan pada masa yang akan datang yaitu Terwujudnya pelayanan kesehatan berkualitas dan terjangkau menuju Langsa Lama sehat dan Mandiri. Untuk mencapai rumusan visi di atas, maka misi Puskesmas Langsa Lama adalah sebagai berikut : 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Langsa Lama dalam bidang kesehatan. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat masyarakat Langsa Lama. 3. Mengupayakan peningkatan kualitas hidup masyarakat langsa Lama. 4. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau seluruh lapisan masyarakat Langsa Lama. 5. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat dengan 5 S ( Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun). 6. Meningkatkan kemitraan internal dan eksternal untuk mencapai tujuan bersama. 7. Meningkatkan mutu pelayanan seluruh program Puskesmas Langsa Lama. 8. Menyelenggarakan sistem informasi Puskesmas Langsa Lama yang bermutu. Kegiatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang dilaksanakan di puskesmas Langsa Lama dalam bentuk penyuluhan dengan pemberian leaflet yang dilaksanakan setiap 6 bulan sekali pada 15 desa. Kegiatan di Poli KIA-KB KIE dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu pengambilan keputusan dalam ber-kb sesuai dengan kondisi klien yang datang, apakah klien perlu untuk kunjungan ulang untuk

19 mendapatkan alat kontrasepsi yang baru, penanganan efek samping atau klien ingin mengganti cara/metode kontrasepsi. 4.2 Karakteristik Responden Gambaran Karakteristik Responden Menurut Umur, Paritas dan Lama Menikah Berdasarkan Metode Ceramah, Media Leaflet dan Kontrol Gambaran karakteristik responden menurut umur, paritas dan lama menikah berdasarkan metode ceramah, media leaflet dan kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut: Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Paritas, dan Lama Menikah Berdasarkan Metode Ceramah, Media Leaflet dan Kontrol di wilayah Kerja Puskesmas Langsa Lama Tahun 2012 N o Karakteristik Metode Ceramah Jumlah Perse ntase (%) Media Leaflet Jumlah Persentase (%) Jumlah Kontrol Perse ntase (%) 1 Umur ,3 8 57,1 6 46, ,6 5 35,7 7 53, ,1 1 7,1 0 0 T o t a l , , ,0 2 Paritas - Primipara 7 50,0 4 28,6 3 23,1 - Scundipara 7 50, , ,9 Total , , ,0 3 Lama Menikah ,3 5 35,7 7 53, ,7 9 64,3 6 46,2 T o , , ,0

20 t a l Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa distribusi karakteristik responden menurut umur menunjukkan bahwa pada penelitian ini lebih banyak responden berumur tahun yaitu sebanyak 9 orang (64,3%) pada kelompok responden dengan metode ceramah, sebanyak 8 orang (57,1%) pada kelompok responden dengan media leaflet dan berusia tahun yaitu sebanyak 7 orang (53,8%) pada kelompok kontrol. Berdasarkan karakteristik paritas, pada penelitian ini responden berparitas primipara dan scundipara yaitu sebanyak 7 orang (50,0%) pada kelompok responden dengan metode ceramah, paritas scundipara sebanyak 10 orang (71,4%) pada media leaflet dan sebanyak 10 orang (76,9%) pada kelompok kontrol. Dan berdasarkan karakteristik menurut lama menikah, pada penelitian ini lebih banyak responden lama menikah 2-6 tahun yaitu sebanyak 9 orang (64,3%) pada kelompok responden dengan metode ceramah, sebanyak 9 orang (64,3%) pada kelompok kontrol dengan lama menikah 7-10 tahun. Pada kelompok responden dengan media leaflet mayoritas responden lama menikah 2-6 tahun yaitu sebanyak 7 orang (53,8%) Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sebelum Intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Dengan Metode Ceramah

21 Gambaran pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum pemberian intervensi dengan metode ceramah dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5. Distribusi Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sebelum Diberikan KIE dengan Metode Ceramah Jawaban Item Pertanyaan tentang Pengetahuan Tepat Tidak Tepat Skor 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P 1 ) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan jika anak pertama lahir seksio (P 2 ) Tabel 4.5 (Lanjutan) 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P1) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir seksio (P2) 3. Apakah ibu/bapak akan menggunakan alat kontrasepsi jika anak pertama lahir prematur (P3) 4. Apakah ibu jika ada mengidap penyakit seperti jantung, diabetes militus bapak menganjurkan ibu untuk KB karena akan beresiko jika hamil (P 4 ) 5. Apakah karena ibu/bapak sudah memiliki dua anak sehingga ibu tidak ingin hamil saat ini dan ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB (P 5 ) 6. Pada waktu ibu menggunakan kontrasepsi ibu mengalami ketidak puasan pada kontrasepsi tersebut sehingga membuat ibu tidak memilih menjadi akseptor KB lagi (P 6 ) 7. Apakah ibu merasa tidak puas dengan petugas kesehatan sehingga ibu tidak menjadi akseptor KB(P 7 ) 8. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ibu/bapak beranggapan anak ibu masih terlalu kecil dan ibu takut akan terganggu pertumbuhannya (P 8 ). 9. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena saat ini belum memiliki uang untuk datang ke palayanan kesehatan (P 9 ) 10. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran pembatasan anggungan oleh karena pekerjaan (P 10 ) 11. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor 9 5 9

22 KB karena anjuran petugas kesehatan(dokter, Bidan atau Perawat) karena jika hamil akan beresiko bagi ibu (P 11 ) 12. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 5 karena anjuran dari mertua atau orang tua karena sudah cukup memiliki anak (P12) 13. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 8 karena ada perasaan takut tidak dapat memberikan yang terbaik pada anak ibu/bapak jika memiliki anak banyak(p 13 ) 14. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat 7 kontrasepsi karena merasa ada keuntungannya bagi ibu/bapak (P 14 ) 15. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi 8 akseptor KB jika ada diberikan insentif(p 15 ) Tabel 4.5 (Lanjutan) Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika pelayanan diberikan secara gratis (P 16 ) 17. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi 10 4 akseptor KB jika usia ibu beresiko untuk hamil (P 17 ) Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu/bapak ragu-ragu dari metode yang ada (P 18 ) 19. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan memilih alat kontrasepsi karena ibu/bapak merasa tidak ada untungnya 7 7 bagi ibu (P 19 ) 20. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang 7 7 ada (P 20 ) 21. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena belum memiliki anak laki-laki (P 21 ) 22. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada tekanan dari mertua dan orang tua (P22) 23. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ada larangan dari agama yang tidak membolehkan jika ber-kb (P23) 24. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ibu/bapak tidak memiliki pekerjaan tetap (P24) Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena anak ibu masih kecil (P25) 26. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena repot mengurus anak jika dekat jaraknya (P26) Apakah ibu/bapak belum akseptor KB karena belum paham tentang metode yang ada (P ) Apakah bapak/ibu belum akseptor KB karena tidak ada

23 informasi tentang KB (P 28 ) 29. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu khawatir dan takut pada pengalaman melahirkan anak yang lalu (P29) 30. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran dari petugas kesehatan melihat usia ibu yang beresiko untuk hami(p 30 ) Jumlah Skor Jawaban yang Sesuai 175 Skor Jawaban yang Ideal: (Skor tertinggi x banyak pertanyaan x banyak sampel) = 1x30x Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum diberikan 41,66 KIE dengan metode ceramah adalah cukup yaitu (175/420x100) % Dari Tabel 4.5. dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum KIE dengan metode ceramah dilakukan, ada 7 pertanyaan dengan jawaban yang tepat/sesuai diatas 60% (skor 8) adalah pertanyaan P 11, P 13, P 15, P 16, P 21, P 27, P 28. Sebaliknya ada 23 pertanyaan yang mendapat nilai rendah (skor 8) yaitu pertanyaan P 1, P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 12, P 14, P 17, P 18, P 19, P 20, P 22, P 23, P 24, P 52, P 26, P 29 dan P 30. Dengan demikian total skor dari 14 responden yang diukur sebelum dilakukan KIE dengan metode ceramah adalah 175. Total skor maksimal jika semua responden menjawab dengan tepat adalah 420. Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum dilakukan KIE dengan metode ceramah tergolong cukup, yaitu (175/420x100) = 41,66% Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sebelum Intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan Media Leaflet

24 Gambaran pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum pemberian intervensi dengan media leaflet dapat dilihat pada Tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6. Distribusi Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sebelum diberikan KIE dengan Media Leaflet Jawaban Item Pertanyaan Tentang Pengetahuan Tepat Tidak Tepat Skor 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P 1 ) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan jika anak pertama lahir seksio (P 2 ) 3. Apakah ibu/bapak akan menggunakan alat kontrasepsi jika anak pertama lahir prematur (P 3 ) 4. Apakah ibu jika ada mengidap penyakit seperti jantung, diabetes militus bapak menganjurkan ibu untuk KB karena akan beresiko jika hamil (P 4 ) 5. Apakah karena ibu/bapak sudah memiliki dua anak sehingga ibu tidak ingin hamil saat ini dan ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB (P 5 ) 6. Pada waktu ibu menggunakan kontrasepsi ibu mengalami ketidak puasan pada kontrasepsi tersebut sehingga membuat ibu tidak memilih menjadi akseptor KB lagi (P 6 ) 7. Apakah ibu merasa tidak puas dengan petugas kesehatan sehingga ibu tidak menjadi akseptor KB(P 7 ) 8. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ibu/bapak beranggapan anak ibu masih terlalu kecil dan ibu takut akan terganggu pertumbuhannya (P 8 ). 9. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena saat

25 ini belum memiliki uang untuk datang ke palayanan kesehatan (P 9 ) 10. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran pembatasan anggungan oleh karena pekerjaan (P10) 11. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena anjuran petugas kesehatan(dokter, Bidan atau Perawat) karena jika hamil akan beresiko bagi ibu (P 11 ) 12. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena anjuran dari mertua atau orang tua karena sudah cukup memiliki anak (P 12 ) 13. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada perasaan takut tidak dapat memberikan yang terbaik pada anak ibu/bapak jika memiliki anak banyak(p 13 ) 14. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat kontrasepsi karena merasa ada keuntungannya bagi ibu/bapak (P 14 ) Tabel 4.6 (Lanjutan) Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 6 jika ada diberikan insentif(p 15 ) 16. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 6 jika pelayanan diberikan secara gratis (P 16 ) 17. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 2 jika usia ibu beresiko untuk hamil (P 17 ) 18. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 3 karena ibu/bapak ragu-ragu dari metode yang ada (P 18 ) 19. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan memilih alat 6 kontrasepsi karena ibu/bapak merasa tidak ada untungnya bagi ibu (P 19 ) 20. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 5 karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada (P 20 ) 21. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 6 karena belum memiliki anak laki-laki (P 21 ) 22. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat 7 kontrasepsi karena ada tekanan dari mertua dan orang tua (P 22 ) 23. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ada larangan 9 dari agama ibu/bapak yang tidak membolehkan jika berkb (P 23 ) 24. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 7 jika ibu/bapak tidak memiliki pekerjaan tetap(p 24 ) 25. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena 2 anak masih kecil (P 25 ) 26. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena 8 repot mengurus anak jika dekat jaraknya (P 26 ) 27. Apakah ibu/bapak belum akseptor KB karena belum paham 9 tentang metode yang ada (P 27 )

26 9 28. Apakah bapak/ibu belum akseptor KB karena tidak ada 5 9 informasi tentang KB (P 28 ) 29. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu khawatir dan takut pada pengalaman melahirkan anak yang lalu (P 29 ) 30. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran dari petugas kesehatan melihat usia ibu yang beresiko untuk hami(p 30 ) Jumlah Skor Jawaban yang Sesuai 149 Skor Jawaban yang Ideal: (Skor tertinggi x banyak pertanyaan x 420 banyak sampel) = 1x30x14 Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum diberikan KIE dengan media leaflet adalah ragu-ragu yaitu (149/420x100) 35,47% Dari Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum KIE dengan media leaflet dilakukan, ada 5 pertanyaan dengan jawaban yang tepat/sesuai diatas 60% (skor 8) adalah pertanyaan P 12, P 23, P 26, P 27, dan P 28. Sebaliknya ada 25 pertanyaan yang mendapat nilai rendah (skor 8) yaitu pertanyaan P 1, P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11, P 13, P 14, P 15, P 16, P 17, P 18, P 19, P 20, P 21, P 22, P 24, P 25, P 29 dan P 30. Dengan demikian total skor dari 14 responden yang diukur sebelum dilakukan KIE dengan media leaflet adalah 149. Total skor maksimal jika semua responden menjawab dengan tepat adalah 420. Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum dilakukan KIE dengan media leaflet tergolong ragu-ragu, yaitu (149/420x100) = 35,47% Pretest Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi pada Kelompok Kontrol Gambaran pretest pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi pretest pada kelompok kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.7 berikut:

27 Tabel 4.7. Distribusi Hasil Pretest Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi pada Kelompok Kontrol Jawaban Item Pertanyaan tentang Pengetahuan Tepat Tidak Tepat Skor 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P 1 ) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan jika anak pertama lahir seksio (P 2 ) 3. Apakah ibu/bapak akan menggunakan alat kontrasepsi jika anak pertama lahir prematur (P 3 ) Tabel 4.7 (Lanjutan) 4. Apakah ibu jika ada mengidap penyakit seperti jantung, diabetes militus bapak menganjurkan ibu untuk KB karena akan beresiko jika hamil (P 4 ) 5. Apakah karena ibu/bapak sudah memiliki dua anak sehingga ibu tidak ingin hamil saat ini dan ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB(P 5 ) 6. Pada waktu ibu menggunakan kontrasepsi ibu mengalami ketidak puasan pada kontrasepsi tersebut sehingga membuat ibu tidak memilih menjadi akseptor KB lagi (P 6 ) 7. Apakah ibu merasa tidak puas dengan petugas kesehatan sehingga ibu tidak menjadi akseptor KB(P 7 ) 8. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ibu/bapak beranggapan anak ibu masih terlalu kecil dan ibu takut akan terganggu pertumbuhannya (P8). 9. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena saat ini belum memiliki uang untuk datang ke palayanan kesehatan (P 9 ) 10. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran pembatasan

28 anggungan oleh karena pekerjaan (P 10 ) 11. Apakah ibu/bapak akan memutuskan 9 menjadi akseptor KB karena anjuran petugas kesehatan(dokter, Bidan atau Perawat) karena jika hamil akan beresiko bagi ibu (P11) 12. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi 9 akseptor KB karena anjuran dari mertua atau orang tua karena sudah cukup memiliki anak (P 12 ) 13. Apakah ibu/bapak akan memutuskan 8 menjadi akseptor KB karena ada perasaan takut tidak dapat memberikan yang terbaik pada anak ibu/bapak jika memiliki anak banyak(p 13 ) 14. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat 9 kontrasepsi karena merasa ada keuntungannya bagi ibu/bapak (P 14 ) 15. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ada diberikan insentif(p 15 ) Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika pelayanan diberikan secara gratis (P 16 ) Tabel 4.7 (Lanjutan) 17. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika usia ibu beresiko untuk hamil (P 17 ) 18. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu/bapak ragu-ragu dari metode kontrasepsi yang ada (P18) 19. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan memilih alat kontrasepsi karena ibu /bapak merasa tidak ada untungnya bagi ibu (P19) 20. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada (P 20 ) 21. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena belum memiliki anak laki-laki (P 21 ) 22. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat kontrasepsi karena ada tekanan dari mertua dan orang tua (P 22 ) 23. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ada larangan dari agama ibu/bapak yang tidak membolehkan jika berkb (P 23 ) 24. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ibu/bapak tidak memiliki pekerjaan tetap(p 24 ) 25. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB 7 6 7

29 karena anak masih kecil (P 25 ) 26. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena repot mengurus anak jika dekat jaraknya (P26) 27. Apakah ibu/bapak belum akseptor KB karena belum paham tentang metode yang ada (P 27 ) 28. Apakah bapak/ibu belum akseptor KB karena tidak ada informasi tentang KB (P 28 ) 29. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu khawatir dan takut pada pengalaman melahirkan anak yang lalu (P 29 ) 30. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran dari petugas kesehatan melihat usia ibu yang beresiko untuk hami(p 30 ) Jumlah Skor Jawaban yang Sesuai 228 Skor Jawaban yang Ideal: (Skor tertinggi x banyak pertanyaan x banyak sampel) = 1x30x Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi saat pretest pada kelompok kontrol adalah cukup yaitu (228/390x100) 58,46% Dari Tabel 4.7. dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi pada saat pretest, ada 16 pertanyaan dengan jawaban yang tepat/sesuai diatas 60% (skor 8) adalah pertanyaan P 1, P 2, P 10, P 11, P 12, P 13, P 14, P 15, P 16, P 17, P 21, P 22, P 24, P 26, P 28 dan P 30. Sebaliknya ada 14 pertanyaan yang mendapat nilai rendah (skor 8) yaitu pertanyaan P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 18, P 19, P 20, P 23, P 25, P 27 dan P Dengan demikian total skor dari 13 responden yang diukur pada kelompok kontrol saat pretest adalah 228. Total skor maksimal jika semua responden menjawab dengan tepat adalah 390. Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi saat pretest adalah cukup, yaitu (228/390x100) = 58,46% Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sesudah Intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan Metode Ceramah 29.

30 Gambaran pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah pemberian intervensi dengan metode ceramah dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8. Distribusi Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sesudah diberikan KIE dengan Metode Ceramah Jawaban Item Pertanyaan tentang Pengetahuan Tepat Tidak Tepat Skor 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P 1 ) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan jika anak pertama lahir seksio (P 2 ) 3. Apakah ibu/bapak akan menggunakan alat kontrasepsi jika anak pertama lahir prematur (P 3 ) Tabel 4.8. (Lanjutan) 4. Apakah ibu jika ada mengidap penyakit seperti jantung, diabetes militus bapak menganjurkan ibu untuk KB karena akan beresiko jika hamil (P 4 ) 5. Apakah karena ibu/bapak sudah memiliki dua anak sehingga ibu tidak ingin hamil saat ini dan ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB (P 5 ) 6. Pada waktu ibu menggunakan kontrasepsi ibu mengalami ketidak puasan pada kontrasepsi tersebut sehingga membuat ibu tidak memilih menjadi akseptor KB lagi (P 6 ) 7. Apakah ibu merasa tidak puas dengan petugas kesehatan sehingga ibu tidak menjadi akseptor KB (P 7 ) 8. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ibu/bapak beranggapan anak ibu masih terlalu kecil dan ibu takut akan terganggu pertumbuhannya (P8) 9. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena saat ini belum memiliki uang untuk datang ke palayanan kesehatan (P )

31 Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 4 karena ada anjuran pembatasan anggungan oleh karena pekerjaan (P 10 ) 11. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 7 karena anjuran petugas kesehatan(dokter, Bidan atau Perawat) karena jika hamil akan beresiko bagi ibu (P 11 ) 12. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 8 karena anjuran dari mertua atau orang tua karena sudah cukup memiliki anak (P 12 ) 13. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 10 karena ada perasaan takut tidak dapat memberikan yang terbaik pada anak ibu/bapak jika memiliki anak banyak (P 13 ) 14. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat 9 kontrasepsi karena merasa ada keuntungannya bagi ibu/bapak (P 14 ) 15. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ada diberikan insentif (P 15 ) 16. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika pelayanan diberikan secara gratis (P 16 ) 17. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika usia ibu beresiko untuk hamil (P 17 ) 18. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 7 karena ibu/bapak ragu-ragu dari metode yang ada (P 18 ) 19. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 5 karena ibu/bapak merasa tidak ada untungnya (P ) Tabel 4.8. (Lanjutan) 20. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada (P 20 ) 21. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada (P 21 ) 22. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat kontrasepsi karena ada tekanan dari mertua dan orang tua (P 22 ) 23. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ada larangan dari agama ibu/bapak yang tidak membolehkan jika ber KB (P 23 ) 24. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ibu/bapak tidak memiliki pekerjaan tetap(p24) 25. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena anak masih kecil (P25) Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena repot mengurus anak jika dekat jaraknya (P 26 )

32 Apakah ibu/bapak belum akseptor KB karena belum 6 7 paham tentang metode yang ada (P 27 ) 28. Apakah bapak/ibu belum akseptor KB karena tidak ada 5 8 informasi tentang KB (P 28 ) 29. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu khawatir dan takut pada pengalaman melahirkan anak yang lalu (P 29 ) 30. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran dari petugas kesehatan melihat usia ibu yang beresiko untuk hami(p 30 ) Jumlah Skor Jawaban yang Sesuai 236 Skor Jawaban yang Ideal: (Skor tertinggi x banyak pertanyaan 420 x banyak sampel) = 1x30x14 Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum diberikan KIE dengan metode ceramah adalah cukup yaitu (236/420x100) 56,18% Dari Tabel 4.8. dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah KIE dengan metode ceramah dilakukan, ada 15 pertanyaan dengan jawaban yang tepat/sesuai diatas 60% (skor 8) adalah pertanyaan P 1, P 2, P 3, P 4, P 12, P 13, P 14, P 15, P 17, P 20, P 21, P 23, P 26 P 28, dan P 30. Sebaliknya ada 15 pertanyaan yang mendapat nilai rendah (skor 8) yaitu pertanyaan P 5, P 6, P 7, P 8, P 9, P 10, P 11, P 16, P 18, P 19, P 22, P 24, P 25, P 27 dan P 29. Dengan demikian total skor dari 14 responden yang diukur sesudah dilakukan KIE dengan metode ceramah adalah 236. Total skor maksimal jika semua responden menjawab dengan tepat adalah 420. Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah dilakukan KIE dengan metode ceramah tergolong cukup, yaitu (236/420x100) = 56,19%.

33 4.2.6 Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sesudah Intervensi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) dengan Media Leaflet Gambaran pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah pemberian intervensi dengan media leaflet dapat dilihat pada Tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9. Distribusi Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi sesudah diberikan KIE dengan Media Leaflet Jawaban Item Pertanyaan tentang Pengetahuan Tepat Tidak Tepat Skor 1. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir normal (P 1 ) 2. Apakah ibu/bapak akan menunda kehamilan dengan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir seksio (P 2 ) 3. Apakah ibu/bapak akan menggunakan kontrasepsi jika anak pertama lahir prematur (P 3 ) 4. Apakah ibu jika ada mengidap penyakit seperti jantung, diabetes militus bapak menganjurkan ibu untuk KB karena beresiko untuk hamil (P 4 ) Tabel 4.9. (Lanjutan) 5. Apakah karena ibu/bapak sudah memiliki dua anak sehingga ibu tidak ingin hamil saat ini dan ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB (P 5 ) 6. Pada waktu ibu menggunakan kontrasepsi ibu mengalami ketidak puasan pada kontrasepsi tersebut sehingga membuat ibu tidak memilih menjadi akseptor KB lagi (P 6 ) 7. Apakah ibu merasa tidak puas dengan petugas kesehatan sehingga ibu tidak menjadi akseptor KB (P 7 ) 8. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ibu/bapak beranggapan anak ibu masih terlalu kecil dan ibu takut akan terganggu pertumbuhannya (P 8 ) 9. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena saat ini belum memiliki uang untuk datang ke palayanan kesehatan (P 9 ) 10. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran pembatasan anggungan oleh karena 7 7 7

34 pekerjaan (P 10 ) 11. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 14 karena anjuran petugas kesehatan(dokter, Bidan atau Perawat) karena jika hamil akan beresiko bagi ibu (P11) 12. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 11 karena anjuran dari mertua atau orang tua karena sudah cukup memiliki anak (P 12 ) 13. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB 10 karena ada perasaan takut tidak dapat memberikan yang terbaik pada anak ibu/bapak jika memiliki anak banyak (P 13 ) 14. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat 13 kontrasepsi karena merasa ada keuntungannya bagi ibu/bapak (P 14 ) 15. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ada diberikan insentif (P 15 ) 16. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika pelayanan diberikan secara gratis (P 16 ) 17. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika usia ibu beresiko untuk hamil (P 17 ) 18. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu/bapak ragu-ragu dari metode yang ada (P 18 ) 19. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu/bapak merasa tidak ada untungnya (P 19 ) 20. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 6 karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada (P 20 ) 21. Apakah ibu/bapak tidak memutuskan menjadi akseptor KB 7 karena tidak ada kecocokan dari semua metode yang ada ) (P Tabel 4.9. (Lanjutan) 22. Apakah ibu/bapak akan memutuskan memilih alat kontrasepsi karena ada tekanan dari mertua dan orang tua (P 22 ) 23. Apakah ibu/bapak tidak akseptor KB karena ada larangan dari agama ibu/bapak yang tidak membolehkan jika ber KB (P 23 ) 24. Apakah ibu/bapak akan memutuskan menjadi akseptor KB jika ibu/bapak tidak memiliki pekerjaan tetap(p 24 ) 25. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena anak masih kecil (P 25 ) 26. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena repot mengurus anak jika dekat jaraknya (P 26 ) 27. Apakah ibu/bapak belum akseptor KB karena belum paham tentang metode yang ada (P 27 ) 28. Apakah bapak/ibu belum akseptor KB karena tidak ada

35 informasi tentang KB (P 28 ) 29. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ibu khawatir dan takut pada pengalaman melahirkan anak yang lalu (P29) 30. Apakah ibu/bapak memutuskan menjadi akseptor KB karena ada anjuran dari petugas kesehatan melihat usia ibu yang beresiko untuk hami(p 30 ) Jumlah Skor Jawaban yang Sesuai 283 Skor Jawaban yang Ideal: (Skor tertinggi x banyak pertanyaan x 420 banyak sampel) = 1x30x14 Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sebelum diberikan KIE dengan metode ceramah adalah baik yaitu (283/420x100) 67,38% Dari Tabel 4.9. dapat diketahui bahwa dari 30 pertanyaan yang disiapkan untuk mengukur pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah KIE dengan media laeflet dilakukan, ada 21 pertanyaan dengan jawaban yang tepat/sesuai diatas 60% (skor 8) adalah pertanyaan P 1, P 2, P 3, P 4, P 5, P 6, P 7, P 11, P 12, P 13, P 14, P 15, P 16, P 17, P 22, P 23, P 24, P 26, P 27, P 28, dan P 30. Sebaliknya ada 9 pertanyaan yang mendapat nilai rendah (skor 8) yaitu pertanyaan P 1, P 9, P 10, P 18, P 19, P 20, P 21, P 25, dan P 29. Dengan demikian total skor dari 14 responden yang diukur sesudah dilakukan KIE dengan media leaflet adalah 283. Total skor maksimal jika semua responden menjawab dengan tepat adalah 420. Maka pengambilan keputusan PUS dalam memilih alat kontrasepsi sesudah dilakukan KIE dengan media leaflet tergolong baik, yaitu (283/420x100) = 67,38% Postest Pengambilan Keputusan PUS dalam Memilih Alat Kontrasepsi pada Kelompok Kontrol

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. digilib.uns.ac.id 63 BAB 3 METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Gondang Kabupaten Mojokerto. Waktu penelitian adalah sejak bulan April sampai dengan Desember

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Quasi Eksperimen dengan rancangan penelitian One Group Pretest Posttest yaitu sampel pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL. Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep Dari uraian terdahulu telah dijelaskan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi rendahnya minat ibu akseptor KB menggunakan kontrasepsi AKDR. Untuk

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo,

III. METODE PENELITIAN. experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experimental) dengan rancangan pretest-posttest group design (Pratomo, 1986). Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik (menggambarkan pemakaian alat kontrasepsi pada wanita usia subur ( WUS) di Puskesmas Satelit Bandar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu, yaitu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (experiment), yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment). Rancangan yang digunakan adalah one group pretest-postest.

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan rancangan penelitian discriptive corelation yaitu penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment BAB METODE PENELITIAN.. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu atau quasi experiment yang bertujuan untuk mengetahui efektifitas penyuluhan metode ceramah plus tanya jawab

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan one group pretest-postest. Kota Semarang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli 2014. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah ekperimen semu (eksperimen quasi) dan menggunakan pendekatan one group pretest-postest. B. Tempat dan Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan desain studicross sectionalbertujuan untuk mengetahui hubunganumur, jumlah anak, pengetahuan dan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized 43 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized control group pretest-postest design (Notoadmojo, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah besar. AKI menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 yaitu 228 per 100.000

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005). 43 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) dengan rancangan pretest-posttest group design (Dahlan, 2010). Rancangan ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control

BAB III METODE PENELITIAN. Desain atau metode penelitian yang digunakan ialah non equivalent control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praeksperimen atau pre-experiment. Rancangan yang digunakan adalah One Group Design Pretest-Postest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Survey Reasearch Metodh yaitu metode penelitian tidak dilakukan 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: BAB lll METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design: one group pre and post test design atau disebut juga rancangan sebelum dan sesudah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah One Group PreTest PostTest.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara variabel independent dan dependent melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan.

BAB III METODE PENELITIAN. (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test. Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (eksperimen quasi). Rancangan yang digunakan adalah Pre Test Post Test Design.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan metode diskriptif korelasional dan dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat

BAB III METODE PENELITIAN. group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian dilakukan dalam bentuk eksperimen semu dengan desain control group design with pretest posttest. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan PENGARUH MEDIA LEAFLET TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN WUS (WANITA USIA SUBUR) DALAM PEMILIHAN KONTRASEPSI IUD (INTRA UTERINE DEVICE) DI DESA TEGALREJO KECAMATAN SAWIT KABUPATEN BOYOLALI PUBLIKASI ILMIAH

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki 23 III. METODE PENELITIAN A. Populasi Penelitian Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian 26 BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

Lebih terperinci

.BAB III METODE PENELITIAN. intervensi, kemuadian diobservasi lagi setelah intervensi.

.BAB III METODE PENELITIAN. intervensi, kemuadian diobservasi lagi setelah intervensi. .BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan design quasy experimental dengan pre post test control group design. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena menjelaskan hubungan antara dua variabel yaitu BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TIPE PENELITIAN Desain dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian kuantitatif. 3.2. DESAIN PENELITIAN Desain yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu korelasi, karena

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL

GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL ARSIAH NURHIDAYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI 2012

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian Korelasi yaitu menganalisis faktor pengetahuan tentang ANC dan Paritas dengan frekuensi kunjungan antenatal pada ibu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi korelatif antara

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment)

BAB 3 METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) 38 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi experiment) dengan rancangan pretest - posttest design. Kelompok-kelompok yang diteliti pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif, yaitu suatu metode penelitian yang mengarahkan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan tentang suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah dekriptif korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang mengkaji hubungan antara variabel dengan melibatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26).

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian. (sampel) (Notoatmodjo,2010, pp.25-26). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian ini menggunakan metode penelitian survei (Survey Research Method), yaitu suatu penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian Deskriptif Analitik dengan metode pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian. pendekatan yang digunakan adalah pendekatan cross sectional yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan dengan rancangan deskriptif analitik, yaitu untuk memberi gambaran fenomenayang terjadi dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini kuantitatif dengan metode diskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (karakteristik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional yang merujuk 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran atau deskripsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas (pengetahuan dan sikap) dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode penelitian Quasy Experiment dengan menggunakan rancangan penelitian pretest-posttest with

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu. Di Puskesmas Tlogosari Kulon Semarang. BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Metode penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NK KBS) menjadi visi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NK KBS) menjadi visi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era reformasi saat ini, terdapat kecenderungan penurunan perhatian masyarakat terhadap permasalahan keluarga berencana. Masyarakat menganggap bahwa program keluarga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis dan Rancangan Penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi experiment. Quasi experiment (eksperimen semu) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini termasuk rancangan Quasy Experiment untuk menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien diabetes melitus.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini digunakan 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik korelatif dengan pendekatan crosssectional, yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamik korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif.jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design. Pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan dan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Metode yang digunakan adalah melalui pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena

BAB III METODE PENELITIAN. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena 59 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Experiment. Quasi Experiment (eksperimen pura-pura) disebut demikian karena eksperimen jenis

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Kerangka konsep pada penelitian ini menggambarkan perbedaan pengaruh musik klasik Mozart dan instrumental modern Kitaro terhadap tingkat kecemasan ibu hamil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini non eksperimental yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Variabel Terikat Paritas Riwayat Keluarga Penggunaan KB Hormonal Kanker Payudara Riwayat Kanker Sebelumnya Status Perkawinan Gambar 3.1 Kerangka

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan rancangan penelitian pra-eksperiment dengan desain penelitian one group pre-post test design (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif Jenis penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control group design.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperaatan. Disusun oleh : SUNARSIH J. HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK, PENGETAHUAN, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TARIF LAYANAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non eksperimental dengan pendekatan cohort prospektif. Setelah itu data yang sudah ada akan dilakukan uji chisquare. B. Populasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Quasi Eksperiment dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design, dimana pada

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013

METODE PENELITIAN. wawancara terstruktur dengan panduan kuisioner. Waktu penelitian : Bulan Desember 2013 41 III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian merupakan penelitian analitik deskriptif dengan pendekatan cross sectional dimana objek penelitian hanya diobservasi sekali dan pengukuran dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group

BAB III METODE PENELITIAN. experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini bersifat quasy experimental dengan pendekatan pretest and posttest with control group design. Penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian, 3.8) Alat Pengumpulan Data, 3.9) Metode Pengumpulan Data, 3.10) BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini peneliti akan membahas tentang 3.1) Desain Penelitian, 3.2) Kerangka Operasional, 3.3) Populasi, Sampel, dan Sampling, 3.4) Kriteria Sampel, 3.5) Variabel Penelitian,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang

BAB III METODE PENELITIAN. dikumpulkan secara simultan (dalam waktu yang bersamaan). Metode yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan descriptive correlational, yang bertujuan untuk mengungkapkan korelasi antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mencari pengaruh dukungan suami dalam melakukan skrining dini kanker

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Penelitian ini merupakan penelitian pra ekspirimen dengan rancangan one group pra test post test. Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan

BAB III METODE PENELITIAN. berupaya mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan melibatkan BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitafif dengan jenis penelitian quasy-experiment (eksperimen semu). Rancangan penelitian ini berupaya mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan tujuan yang hendak dicapai, maka jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan disainnya yaitu penelitian preeksperimental

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian experimen semu (Quasi Experiment). Meneliti pengaruh penyuluhan kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian menggunakan metode penelitian Pra Eksperimental yaitu penelitian yang menggunakan seluruh subjek dalam kelompok untuk diberi perlakuan. Dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ginekologi. Ruang lingkup dari penelitian ini meliputi bidang ilmu Obstetri dan 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah non-eksperimen berupa deskriptif korelasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian studi deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independent dan dependent, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan belah lintang (cross sectional) yaitu pengukuran variabel bebas dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Pada rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode pengambilan data dalam penelitian ini dengan cara survei, wawancara menggunakan kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasi experimental design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa kali pretest sebelum dilakukan

Lebih terperinci

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1

Kesesuaian Sikap Pasangan Usia 1 KESESUAIAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP METODE KONTRASEPSI VASEKTOMI (STUDI KASUS DI KABUPATEN PACITAN) Asasih Villasari, S.SiT 1), Yeni Utami 2) (Prodi Kebidanan) Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian true eksperimen, dengan rancangan pretest dan posttest control group design. Menurut Sugiyono (2009)

Lebih terperinci

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket

Sikap Sikap adalah perilaku wanita terhadap pemeriksaan mammografi a. Cara Ukur : metode angket BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan Tentang Mammografi Sikap Terhadap Mammografi Wanita 3.2. Definisi Operasional 3.2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

Lebih terperinci

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu suatu penelitian yang mempelajari hubungan

Lebih terperinci