BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Kabupaten Dairi dan Desa Bongkaras

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Sejarah Singkat Kabupaten Dairi dan Desa Bongkaras"

Transkripsi

1 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Singkat Kabupaten Dairi dan Desa Bongkaras Sejarah Singkat Kabupaten Dairi. Dairi merupakan sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Propinsi Sumatera Utara. Berdasarkan data resmi Kabupaten Dairi, pemerintahan ini telah terbentuk sebelum kehadiran kolonial Belanda, yaitu sekitar tahun Adapun struktur pemerintahan saat itu adalah: 1. Raja Ekuten atau Takal Aur, sebagai pemimpin satu suak atau yang terdiri dari beberapa marga. 2. Pertaki, sebagai Pemimpin satu kuta atau kampung setingkat dibawah Raja Ekuten. 3. Sulang Silima, sebagai pembantu Pertaki pada setiap kuta (kampung), yang terdiri dari: 1. Perisangisang 2. Perekurekur 3. Pertulantengah 4. Perpunca Ndiadep 5. Perbetekken

2 Sesuai struktur tersebut, maka wilayah Dairi dibagi dalam 5 (lima) Suak, yaitu: 1. Simsim, meliputi wilayah Salak, Kerajaan, Sitellu Tali Urang Julu, Sitellu Tali Urang Jehe. 2. Keppas, meliputi wilayah Sitellu Nempu, Siempat Nempu, Silima Pungga-pungga, Lae Luhung (Lae Mbereng) dan Parbuluan. 3. Pegagan, meliputi wilayah Pegagan Jehe, Silalahi, Paropo, Tongging (Sitolu Huta) dan Tanah Pinem. 4. Boang, meliputi wilayah Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Singkil. 5. Kelasen, meliputi wilayah Sienem Koden, Manduamas dan Barus. Struktur yang dimaksud dilaksanakan berdasarkan hubungan antar suak. Hubungan tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain, hal ini dapat dilihat dari kesamaan kebutuhan aspek sosial budaya dan terjalinnya rantai perekonomian. Kondisi daerah Dairi sebagian besar pengunungan. Mata pencaharian penduduk umumnya memproduksi hasil hutan, seperti rotan, damar, kapur barus, kemenyan dan kayu. Hasil tersebut diperdagangkan melalui pelabuhan Barus, Singkil dan Runding. Kehadiran kolonial Belanda di Indonesia, sangat mempengaruhi perubahan struktur pemerintahan di Dairi. Perubahan tersebut dapat dilihat dimana Dairi menjadi satu Onder Afdeling yang dipimpin oleh seorang Controleur berkebangsaan Belanda dan dibantu oleh seorang Demang yang berasal dari penduduk Bumiputera. Kemudian, daerah Dairi Landen menjadi

3 bagian dari Asisten Residen Batak Landen yang berpusat di Tarutung. Pemerintahan tersebut sudah berlaku ketika adanya perlawanan Sisingamangaraja XII sampai menyerahnya Belanda atas pendudukan Nippon pada tahun Setelah perang Sisingamangaraja XII usai (1907), wilayah Dairi dimasukkan oleh pemerintahan kolonial Belanda ke dalam wilayah Keresidenan Tapanuli Utara/Tanah Batak/Bataklanden. Keresidenan Tapanuli Utara berpusat di Tarutung yang dipimpin seorang Residen. Keresidenan Tapanuli Utara dibagi menjadi 5 (lima) onderafdeeling yaitu: onderafdeeling Samosir, Toba (Balige), Hoogvlakte Van Toba (Siborong-borong), Silindung (Tarutung) dan Dairilanden. Onderafdeeling dipimpin seorang Demang. Wilayah onderafdeeling dibagi atas beberapa onderdistrik yang dipimpin Asisten Demang. Onderdistrik terdiri dari beberapa negeri (bius) yang dipimpin oleh seorang Kepala Negeri (jaihutan). Negeri terdiri dari beberapa desa (horja) yang dipimpin Kepala Kampung (pengulu). Kampung terdiri dari beberapa dusun (huta) yang dipimpin Raja Huta. Pengulu biasanya dipilih dari salah seorang raja huta. Onderafdeeling Dairilanden berpusat di kota Sidikalang (Sangti, 1967). Selama penjajahan Belanda, daerah Dairi mengalami pengurangan wilayah. Hal ini dikarenakan tertutupnya hubungan antar wilayah. Adapun wilayah-wilayah yang berkurang dari Dairi antara lain: 1. Tongging yang menjadi wilayah Tanah Karo 2. Menduamas dan Barus menjadi wilayah Tapanuli Tengah 3. Sienem Koden (kecamatan Parlilitan) menjadi wilayah Tapanuli Utara

4 4. Simpang Kanan, Simpang Kiri, Lipat Kajang, Gelombang dan Runding menjadi wilayah Aceh Selatan. Untuk mempermudah Pemerintahan Belanda, maka Belanda membagi daerah Dairi menjadi 3 (tiga) onderdistik antara lain: 1. Onderdistik Van Pakpak yang meliputi 7 kenegerian yakni; Sitelu Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu, Silima Punggapungga, Pegagan Hulu, Parbuluan dan Silalahi Paropo. 2. Onderdistik Van Simsim yang meliputi 6 kenegerian yakni; Kerajaan, Siempat Rube, Mahala Majanggut, Sitellu Tali Urang Jehe, Salak, Ulu Merah dan Salak Pananggalan. 3. Onderdistrik Van Karo Kampung yang meliputi 5 kenegerian yakni; Lingga (Tigalingga), Tanah Pinem, Pegagan Hilir, Juhar Kidupen Manik dan Lau Juhar. Tahun 1942, kolonial Belanda jatuh atas pendudukan Dai Nippon. Pada saat itu hingga Republik Indonesia merdeka, Jepang tidak merubah pemerintahan. Namun Jepang mengganti istilah jabatan pemimpin dengan: 1. Demang menjadi Guntyo 2. Asisten Demang menjadi Huku Guntyo 3. Kepala Negeri menjadi Bun Dantyo 4. Kepala Kampung menjadi Kuntyo Setelah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional di Dairi. Komite tersebut untuk mengatur pemerintahan Dairi sesuai dengan Undang-undang Nomor 1 tahun Untuk

5 melengkapi dan menampung aspirasi masyarakat, anggota komite dipilih sebanyak 35 orang yang mewakili setiap daerah Dairi dan setiap Urung (kewedanan). Agar mempermudah kerja komite maka dibentu pembantu Komite Nasionbal. Adapun tugas utama dari Komite Nasional adalah: 1. Menyelesaikan pemilihan Dewan Negeri 2. Menyelesaikan Pemilihan Kepala Kampung 3. Membentuk Pemerintahan dan Badan Perjuangan Pada tanggal 6 Juli 1947, Agresi Belanda menduduki Sumatera Timur. Hal ini membuat putera Dairi yang berada di sana kembali mengungsi ke Dairi. Demikian juga halnya dengan putera asal Tapanuli. Untuk melancarkan pemerintahan serta menghadapi perang melawan agresi Belanda, maka Residen Tapanuli yang dipimpin oleh Dr. Ferdinan Lumban Tobing selaku Gubernur Militer Sumatera Timur dan Tapanuli menetapkan Tapanuli menjadi 4 (empat) Kabupaten. Pembagian wilayah meliputi; Silindung, Humbang, Toba Samosir dan Dairi. Keputusan tersebut berlaku mulai 1 Oktober 1947, yang kemudian ditetapkan mejadi hari jadi Kabupaten Dairi. Setelah Dairi ditetapkan menjadi kabupaten, maka diangkat Bupati yang saat itu dipimpin oleh Paulus Manurung. Bupati berkedudukan di Sidikalang dengan memiliki 3 (tiga) wilayah kewedanan antara lain: 1. Kewedanan Sidikalang, terdiri dari Kecamatan Sidikalang dan Sumbul 2. Kewedanan Simsim, terdiri dari Kecamatan Kerajaan dan Salak 3. Kewedanan Karo Kampung, terdiri dari Kecamatn Tiga Lingga dan Tanah Pinem.

6 Menjelang Agresi Kedua tanggal 23 Desember 1948, Belanda menduduki Kota Sidikalang dan Tiga lingga. Hal ini membuat Bupati Dairi Paulus Manurung menyerah. Sebagian besar Pegawai Negeri mengungsi dari kota untuk menghindari serangan Belanda. Untuk menyusun strategi melawan agresi Belanda, maka Mayor Slamat Ginting selaku Komandan sektor III Sub teritorium VII menyusun strategi Pemerintahan Militer. Untuk lebih menyempurnakan Pemerintahan Militer, wilayah Dairi dimekarkan dari 6 Kecamatan menjadi 12 Kecamatan, antara lain; Kecamatan Sidikalang, Sumbul, Parbuluan, Silalahi Paropo, Pegagan Hilir, Tiga lingga, Gunung Sitember, Tanah Pinem, Silima Pungga-pungga, Siempat Nempu, Kerajaan, Salak. Tahun 1949, Belanda menyerahkan kedaulatan Dairi kepada Pemerintahan Indonesia. Sejak saat itu, Pemerintahan Militer Dairi kembali dalam Pemerintahan Sipil. Selanjutnya, wilayah dairi kembali dibagi dari 12 kecamatan menjadi 8 kecamatan yakni; Kecamatan Sidikalang, Sumbul, Salak, Kerajaan, Silima Pungga-Pungga, Siempat Nempu, Tiga Lingga dan Tanah Pinem. Tahun 1950, Kabupaten Dairi kembali masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Utara. Hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1948, yang menyatakan bahwa semua kabupaten yang dibentuk sejak Agresi I dan II harus kembali dilebur. Akibat dari peleburan wilayah, masyarakat Dairi dan tokoh masyarakat meminta kapada pemerintah pusat melalui Propinsi Sumatera Utara untuk menjadikan dairi daerah otonom Tingkat II.

7 Tahun 1958, hubungan daerah Dairi terputus dengan Tapanuli Utara (Tarutung). Hal ini dikarenakan terjadinya pemberontakan PRRI (Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia). Melihat hal tersebut serta menjaga Kefakuman pemerintahan, Gubernur KDH Sumatera Utara mengeluarkan Surat Perintah tanggal 28 Agustus 1958 No.565/UPS/1958 dengan menetapkan daerah Dairi menjadi wilayah Administratif yakni Koordinator Shap yang langsung berurusan dengan Propinsi Sumatera Utara. Selanjutnya, atas dasar pertimbangan efesiensi dan efektivitas pemerintahan, maka pemerintah pusat menyetujui serta menetapkan pembentukan kembali Kabupaten Dairi dengan UU No. 4 Perpu 1964, terhitung mulai 1 Januari 1964, kemudian menjadi UU No.15 Tahun 1964 yang berlaku sekarang. Tahun 2003, Kabupaten Dairi dimekarkan menjadi 2 (dua) kabupaten yaitu Kabupaten Dairi dan Kabupaten Pakpak Bharat. Mulai saat itu hingga sekarang Kabupaten Dairi terbagi dari 15 kecamatan, antara lain; Kecamatan Sidikalang, Sitinjo, Berampu, Parbuluan, Sumbul, Silahisabungan, Silima Pungga-Pungga, Lae Parira, Siempat Nempu, Siempat Nempu Hulu, Siempat Nempu Hilir, Tiga Lingga, Gunung Sitember, Pegagan Hilir dan Tanah Pinem. Kecamatan Silima Pungga-Pungga terbagi atas 16 desa, salah satunya adalah Desa Bongkaras yang menjadi lokasi penelitian.

8 Sejarah Desa Bongkaras. Sejarah Desa Bongkaras tidak bisa terlepas dari sejarah marga Cibro selaku pemilih tanah ulayat saat ini. Menurut penuturan seorang keturunan marga Cibro, sekitar 300-an tahun yang lalu, pernah terjadi graha (perang saudara) di wilayah kekuasaan marga Sambo dengan kelompok pendatang yaitu Kerajaan Ujung. Saat peperangan terjadi pihak Sambo meminta bantuan dari seorang lakilaki tangguh dari luar nagari Sambo. Alhasil pihak Sambo memenangkan peperangan. Raja Sambo sangat senang atas bantuan seorang pemuda tersebut sehingga ia tidak menginginkannya pergi dari luar daerahnya. Untuk mencapai keinginannya maka raja berniat menikahkan pemuda tersebut dengan salah satu dari 7 (tujuh) putrinya. Pemuda itupun mengikuti permintaan raja dan memilih putrinya yang paling bungsu dan cantik (tetapi memiliki cacat pada kakinya) untuk dipersunting. Setelah menikah dengan putri raja, laki-laki tersebut berniat pergi ke luar kampung bersama istrinya. Sebelum pergi, istrinya meminta tanah atau hutan (gading meratah) kepada Raja Sambo untuk dijadikan areal perladangan mereka. Raja Sambo dengan senang hati mengabulkan permintaan putrinya. Saat itu, Raja memberikan daerah Tuntung Batu (kini Tuntung Batu telah dimekarkan menjadi empat desa; Desa Tuntung Batu, Bongkaras, Longkotan dan Bonian) atas permintaan putrinya. Setelah tinggal di daerah pemberian Raja Sambo yaitu Tuntung Batu, putri raja tersebut melahirkan seorang anak dengan kondisi masih terbungkus kulit ari. Melihat kondisi itu suaminya merasa anak itu bukanlah manusia sehingga ia membuangnya ke sungai. Arus sungai yang besar membawa anak tersebut sampai

9 ke tengah hutan. Kemudian, seekor rusa menemukan anak itu. Rusa tersebut menjilati dan mengoyak-ngoyak bungkusan itu sampai anak itu mulai kedengaran menangis. Mulai saat itu, rusa tersebut merawat anak itu hingga berumur 7 (tujuh) tahun. Suatu ketika, penduduk Tuntung Batu berburu rusa. Saat berburu mereka menemukan seekor rusa bersama anak manusia. Oleh karena merasa aneh, mereka membawa rusa dan anak itu ke desa, anak itupun diberi nama Brro (sejenis tanaman seperti tebu). Seiring berjalannya waktu Brro disebut menjadi Cibro. Setelah Cibro tumbuh dewasa, ia menikah dan mempunyai tiga anak. Salah satu anaknya merantau ke daerah Tanah Karo (diyakini menjadi marga Taringan), satu lagi merantau ke daerah Simalungun (diyakini menjadi marga Purba) dan satu lagi tetap tinggal di Tuntung Batu (memakai marga Cibro). Anak Cibro yang tinggal di Tuntung Batu tersebut memiliki 3 (tiga) orang anak yaitu; perisangisang, pertulan tengah, perekur-ekur. Dari mereka inilah keturunan Cibro berkembang dan tersebar hingga saat ini. Keturunan marga Cibro mulai tinggal menyebar ke sekitar Tuntung Batu sebagai tanah ulayat mereka (tanah pemberian Raja Sambo). Salah satu wilayahnya adalah Desa Bongkaras yang merupakan salah satu desa hasil pemekaran dari Desa Tuntung Batu (desa induk). Orang yang pertama bermukim di Bongkaras bernama Kunak Cibro yang berasal dari Sapo Komil (salah satu dusun di desa Longkotan).

10 Tidak ada warga Bongkaras yang tahu persis asal usul nama desa. Namun menurut penuturun dari marga Cibro bahwa nama bongkaras berasal dari sebuah bongkahan pohon besar yang kerasnya seperti besi dan jumlah pohon seperti itu cukup banyak. Pada zaman dahulu daerah ini tidak dikelola oleh keluarga marga Cibro karena dianggap tidak produktif. Ketika kehadiran kelompok pendatang yang berasal dari Simalungun (marga Purba), pihak marga Cibro memberikan izin untuk di jadikan tempat parsopoan (gubuk) dan pargadong-gadongan (perladangan). Seiring berjalannya waktu, kehadiran kelompok pendatang mulai banyak menghuni Desa Bongkaras. Hingga kondisi saat ini, mayoritas penduduk berasal dari kelompok pendatang Keadaan Alam dan Batas Wilayah. Berdasarkan administrasi pemerintahan, Desa Bongkaras merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Luas keseluruhan desa ini 760 Ha dengan batas administrasi sebagai berikut: - sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bonian - sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sapo Komil (Longkotan) - sebelah Timur berbatasan dengan Desa Tuntung Batu - sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Aceh Selatan

11 Desa Bongkaras terdiri dari 3 (tiga) dusun yakni; Dusun I dan II berada di Bongkaras I, dusun III berada di Bongkaras II. Masing-masing dusun dikepalai oleh seorang Kepala Dusun yang diangkat oleh Kepala Desa. Saat ini Kepala Desa Bongkaras adalah Marijon Manik. Keadaan alam Desa Bongkaras terletak diantara BT dan LU, dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Secara umum, Desa Bongkaras berbentuk perbukitan. Sebagain daerah berbentuk dataran dengan permukaan yang bergelombang. Temperatur udara di desa tersebut 56 sampai dengan 65 C dan kelembapan anatara 70-75%. Luas keseluruhan desa ±760 Ha dengan perincian penggunaan sebagai berikut; persawahan 130 Ha, pemukiman serta perkarangannya 50 Ha, perladangan 200 Ha dan hutan 380 Ha. Wilayah Desa Bongkaras dikelilingi oleh 7 (tujuh) daerah perbukitan (harangan/tombak) yaitu; harangan Sikalombun, harangan Batu Kapur, harangan Salapsa, harangan Panapal, harangan Simantas, harangan Parudangudangan, harangan Barisan Manik. Pada kaki bukit (harangan) tersebut masyarakat memanfaatkan lahan dengan menanami tanaman tahunan seperti gambir dan tanaman muda seperti nilam. Daerah dataran rendah desa tersebut dijadikan sebagai tempat pemukiman dan bercocok tanam. Keadaan tanah di desa ini sangat subur dan kualitas air sangat baik. Hal ini dapat terlihat dengan adanya tanaman yang bervariasi seperti padi, nilam, cabe, jagung, kacang-kacangan dan budidaya ikan mas.

12 Wilayah Desa Bongkaras yang berbukit tidak terlepas dari bentuk keseluruhan Kabupaten Dairi. Dairi merupakan deretan panjang pegunungan Bukit Barisan yang terbentang sepanjang pulau Sumatera. Di punggung Bukit Barisan tersebut letak Kabupaten Dairi, sehingga topografi dan permukaan tanah terlihat berbukit-bukit, bergunung, berlembah, dan hanya sedikit yang mendatar. Berikut ini merupkan gambar lokasi Desa Bongkaras: Foto 1 7 Foto Pola Pemukiman dan Tata Lahan. Desa Bongkaras merupakan desa paling akhir yang dapat ditemui di arah Selatan dari Kecamatan Silima Pungga-pungga. Jarak antara kantor camat dengan Desa Bongkaras ± 4 km dengan waktu tempuh sekitar menit menggunakan bus atau sepeda motor. Sebelum menemukan desa ini, jika perjalanan dimulai dari kantor Camat yang terletak di Kelurahan Parongil, maka kelompok pemukiman pertama yang dijumpai setelah simpang tiga adalah pemukiman Desa Longkotan (bagian dusun I Desa Longkotan). Perjalanan selanjutnya akan melewati jembatan Lae Song-sang (sungai) sebagai batas wilayah Desa Longkotan dengan Desa Tungtung Batu. Kemudian akan ditemui pemukiman penduduk Desa Tuntung 7 Peta Desa Bongkaras yang diolah dari Citra Satelit 8 Lokasi jalan menuju Dusun II di pinggir hutan

13 Batu. Selanjutnya akan ditemui Gereja HKBP sebelah kiri jalan dan sekitar 10 meter setelah gereja disisi kanan akan ditemui Masjid, maka daerah itu adalah tanah Bongkaras. Ketika memasuki Desa Bongkaras, beberapa rumah pertama yang dijumpai terlihat permanen, sebahagian lagi semi permanen dengan lantai semen, dinding setengah batu, setengah papan. Umumnya bangunan rumah cenderung semi permanen. Kebanyakan rumah penduduk dicat berwarna terang dan beratap seng yang sudah berwarna kecoklatan. Hampir seluruh rumah penduduk memiliki perkarangan (halaman) yang luas. Perkarangan tersebut dijadikan sebagai tempat menjemur hasil tani seperti padi, nilam serta sebagai tempat saat acara pesta. Lokasi pemukiman di desa ini mengelompok pada dua daerah, yaitu dusun bongkaras I dan bongkaras II. Saat ini dusun Bongkaras I dimekarkan menjadi 3 (dua) dusun yaitu dusun I dan II. Sedangkan Bongkaras II menjadi dusun III. Daerah tersebut tidak mempunyai nama khusus untuk tiap dusun. Begitu memasuki desa ini akan terlihat rumah-rumah penduduk berbaris di kanan dan kiri jalan utama desa. Hanya beberapa rumah yang berlapis dua searah rumah pertama. Beberapa rumah penduduk dibangun di lokasi kebun mereka, sehingga rumah terlihat dikelilingi oleh tanaman kopi, durian, kelapa dan beberapa pisang. Dibeberapa rumah juga memiliki kebun tanaman nilam, kacangkacangan. Selain itu, rumah penduduk yang beragama Kristen umumnya memiliki kandang ternak babi di belakang perkarangannya sedangkan yang beragama Islam memiliki kadang ternak kambing.

14 Sekitar 300 meter dari gereja HKBP akan dijumpai sebuah persimpangan. Jika ke kiri adalah arah perumahan penduduk dan jalan tanah menuju persawahan dan perladangan. Apabila ke arah kanan akan menuju perumahan penduduk bongkaras II. Sekitar 200 meter ke arah kanan, akan menemukan arah jalan berbelok ke kiri menurun. akan ada sebuah jembatan yang menghubungkan dusun bongkaras-2. Setelah melewati jembatan, akan terlihat areal persawahan penduduk bongkaras. Perjalanan berikutnya sedikit mendaki untuk menuju rumah penduduk dusun 3 bongkaras. Pemukiman dusun 3 berlapis-lapis, beberapa bagian rumahrumah penduduk terlihat berlapis tiga dengan rumah yang cenderung tergolong semi permanen dan rata-rata tidak memadai. Pada bagian ujung desa terdapat sebuah SD Negeri dengan halaman yang cukup luas. Dibelakang sekolah tersebut terdapat areal perladangan dan harangan (hutan). Berikut ini gambar pola pemukiman di Desa Bongkaras: Foto 3 9 Foto 4 10 Foto 5 11 Foto Foto pemukiman Dusun II 10 Foto SD Negeri No: yang terletak di ujung desa

15 2.4. Keadaan Penduduk. Penduduk Desa Bongkaras dihuni oleh beberapa etnis yaitu; etnis Pakpak, Batak Toba, Simalungun dan Karo. Etnis Pakpak merupakan penduduk asli Desa Bongkaras. Sementara etnis yang lain merupakan kelompok pendatang. Saat ini penduduk Desa Bongkaras mayoritas berasal dari etnis Batak Toba. Komposisi penduduk Desa Bongkaras menurut jenis kelamin dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN JENIS KELAMIN Dusun Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) Dusun I ,72532 Dusun II ,14592 Dusun III ,12876 Jumlah Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis Berdasarkan tabel I diatas, terlihat perbandingan jumlah jenis kelamin laki-laki dengan perempuan tidak jauh berbeda. Jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 478 jiwa sedangkan jumlah perempuan sebanyak 454 jiwa. Dari setiap dusun juga menunjukkan jumlah yang sebanding. Hal ini terlihat bahwa di Dusun I, jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 162 jiwa, perempuan sebanyak 143 jiwa. Dusun II, jumlah laki-laki sebanyak 129 jiwa, perempuan sebanyak 124 jiwa. Sementara di Dusun III jumlah laki-laki sebanyak 187 jiwa sedangkan jumlam perempuan sebanyak 187 jiwa. 11 Foto rumah warga 12 Foto pemukiman Dusun I

16 TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN KEPALA KELUARGA Dusun KK Persentase (%) Dusun I 68 33,00 Dusun II 55 27,00 Dusun III 81 40,00 Jumlah Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis. Sementara itu, berdasarkan tabel II diatas terlihat komposisi penduduk berdasarkan Kepala Keluarga (KK) di Desa Bongkaras terdapat sebanyak 284 KK. Jika dilihat berdasarkan dusun, lebih banyak penduduk yang bermukim di Dusun III dengan jumlah 81 KK. Sedangkan di Dusun I sebanyak 68 KK dan Dusun II sebanyak 55 KK. TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN PEKERJAAN Status Dusun I Dusun II Dusun III Jumlah Persentase (%) Petani ,00 PNS ,00 Pgw Swasta ,00 Wiraswasta ,00 Pensiunan ,00 Tidak bekerja ,00 Jumlah Total Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis Berdasarkan Tabel III diatas, umumnya penduduk Desa Bongkaras bekerja sebagai petani dengan berbagai jenis tanaman seperti; padi, jagung, kopi, nilam, gambir, cabai dan sayur-sayuran. Produk unggulan petani di desa ini adalah nilam. Saat ini, hampir setiap kepala keluarga memiliki tanaman nilam. Hal ini

17 dikarenakan harga jual nilam sangat tinggi, harga 1Kg (kilogram) nilam saat ini mencapai Rp ,-. Pasaran nilam paling tinggi pernah mencapai Rp ,-/Kg dan harga yang paling rendah mencapai Rp ,-. Umumnya nilam ditanam di pinggir hutan, sehingga warga memperluas pembukaan kawasan hutan lindung. Hal ini dikarenakan nilam sangat subur dan banyak mengandung minyak jika ditanami di areal bukaan baru. Selain itu, warga lebih mudah mencari bahan bakar untuk proses penyulingan. Sebagaian penduduk menjual hasil taninya kepada toke (pengumpul) yang datang membeli ke desa. Selain itu, beberapa warga juga menjual ke pekan (pasar) yang diadakan setiap hari rabu selama satu minggu sekali di Parongil (ibukota kecamatan). Biasanya saat hari pekan, warga bongkaras banyak ke warung kopi atau warung lainnya sampai pertengahan hari. Setelah itu, mereka melanjutkan pekerjaannya di ladang. Selain bertani, masyarakat bongkaras juga bertenak itik, ayam dan ikan mas sebagai penghasilan tambahan. Dahulunya Desa Bongkaras terkenal dengan penghasil ikan mas yang dibudidaya secara tradisional yang disebut mina padi. Setelah program subsidi bibit padi unggul dari pemerintah berjalan, budidaya ikan mas dibuat pada lokasi yang berbeda dari lahan padi. Hal ini dikarenakan bibit padi unggul tersebut dapat dipanen 2 (dua) kali dalam setahun, sementara ikan yang disemai saat menanam padi tersebut belum dapat dipanen. Saat ini hanya beberapa keluarga yang masih membudidayakan ikan mas. Desa Bongkaras juga terkenal penghasil tuak (minuman khas etnik Batak dari hasil permentase air kelapa). Dari hasil lapangan, setiap hari masyarakat

18 dapat menjual kaleng tuak ke luar desa. Harga tuak jika dijual di desa Rp ,-/kaleng sedangkan jika dijual ke luar desa seperti ke sidikalang (ibukota kabupaten) bisa mencapai Rp ,-/kaleng. Sebagian penduduk juga bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil seperti guru sekolah dasar dan pegawai kecamatan. Selain itu, penduduk juga bekerja sebagai pegawai swasta, supir, pedagang dengan membuka warung-warung yang menjual bahan pokok. Berikut ini merupakan gambar beberapa pekerjaan warga: Foto 713 Foto 814 Foto 915 Foto Foto warga sedang memanen padi Foto warga sedang menyuling nilam 15 Foto pedagang keliling 16 Foto warga sedang membongkar kolam ikan mas 14

19 TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN USIA Usia (thn) Dusun I Dusun II Dusun III Jumlah Persentase (%) , , , , , , , , , , , , , , , , ,12 Jumlah Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis Berdasarkan tabel IV diatas terlihat usia produktif di desa Bongkaras yaitu antara usia tahun. Selain itu, data tersebut menunjukkan bahwa terdapat penduduk yang masih usia sekolah dan lanjut usia. Usia produktif tersebut, memungkinkan para petani dapat mengelola lahan pertanian mereka. Disamping itu, usia produktif yang masih sekolah dapat membantu orang tua mereka di ladang atau di sawah setelah mereka pulang dari sekolah.

20 TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN PENDIDIKAN No Tingkat Pendidikan Dusun I Dusun II Dusun III Jumlah Persentase (%) 1 Tidak Sekolah ,25 2 SD ,37 3 SMP ,25 4 SMA ,63 5 Tidak Tamat SD ,25 6 Perguruan Tinggi Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis 18 2,25 Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi setiap manusia. Sehingga setiap orang atau keluarga selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan pendidikannya. Jika dilihat tabel V diatas, komposisi penduduk desa Bongkaras berdasarkan tingkat pendidikan dapat dihitung dari usia produktif masuk sekolah hingga menyelesaikan jejang Sarjana sebagai berikut; tidak sekolah sebanyak 2 jiwa, SD sebanyak 331 jiwa, SLTP sebanyak 202 jiwa, SLTA sebanyak 197 jiwa, ditambah yang telah sampai jenjang Perguruan Tinggi (strata satu S1, D-III, D-II, D-I) sebanyak 18 orang. Keterbatasan ekonomi keluarga merupakan salah satu penyebab tidak melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi. Namun pada saat ini, tingkat pendidikan di Desa Bongkaras sudah lebih maju dari pada tahuntahun sebelumnya.

21 TABEL JUMLAH MURID SD MENURUT KELAS Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Persentase (%) I ,30 II ,06 III ,40 IV ,31 V ,88 VI ,06 Jumlah Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis 100 Kemajuan tingkat pendidikan di Desa Bongkaras dapat dilihat lebih rinci dari semua anak berusia sekolah dasar. Berdasarkan tabel VI diatas, jumlah anak sekolah dasar kelas I sebanyak 17 jiwa, kelas II sebanyak 18 jiwa, kelas III sebanyak 21, kelas IV berjumlah 26 jiwa, kelas V berjumlah 28 jiwa dan kelas VI sebanyak 18 jiwa. Namun untuk data anak yang mengikuti pendidikan SLTP dan SLTA tidak dapat dicantumkan. Hal tersebut dikarenakan gedung SLTP dan SLTA di Desa Bongkaras tidak ada sementara anak yang melanjutkan kejenjang pendidikan tersebut harus ke luar desa seperti di ibukota kecamatan atau kabupaten. TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN AGAMA No Agama Dusun I Dusun II Dusun III Jumlah Persentase (%) 1 K. Protestan ,37 2 K. Katolik ,63 3 Islam ,00 4 Budha ,00 5 Hindu ,00 Jumlah Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis

22 Pada tabel VII dapat dilihat bahwa penduduk di dusun I, dusun II, dan dusun III sudah beragama. Agama yang dianut penduduk desa terrsebut yakni; Kristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam. Bila dilihat dari tabel tersebut jumlah penganut agama terbesar pada tiga dusun adalah Kristen Protestan dengan jumlah 129 KK disusul oleh Kristen Katolik yang berjumlah 50 KK dan Islam sebanyak 42 KK. Banyaknya penganut agama kristen di Desa Bongkaras, umumnya di Kabupaten Dairi, tidak terlepas dari peranserta missionaris asal Jerman yaitu R. Brinkschmit dan N. Fuchs. Mereka datang ke Sidikalang pada tahun 1908 dalam rangka memperluas daerah kerja zending. Pada pertengahan tahun 1920-an kekristenan sudah berkembang di Dairi, bahkan raja-raja di Dairi pada waktu itu hampir semuanya menerima kekristenan. Sebelum masuknya agama di Dairi, orang Pakpak sebagai penduduk asli saat itu masih memeluk agama suku atau animisme (Purba, 1998; 36-37). TABEL KOMPOSISI BERDASARKAN ETNIS No Etnis Dusun I Dusun II Dusun III Jumlah Persentase (%) 1 Toba ,66 2 Pakpak ,00 3 Simalungun ,09 4 Karo ,60 5 Jawa ,64 Total Sumber: Data Statistik Desa Bongkaras Tahun 2007, dikelola penulis

23 Secara historis, penduduk Desa Bongkaras, umumnya Dairi dihuni oleh etnik Pakpak. Pada tahun 1930-an proses migrasi ke desa tersebut mulai berlangsung. Hal tersebut membuat penduduk Desa Bongkaras dihuni oleh berbagai etnik antara lain; Etnik Pakpak, Toba, Simalungun, Karo dan Jawa. Berdasarkan tabel VIII di atas, penduduk Desa Bongkaras saat ini didonimasi oleh pendatang yang berasal dari etnik Toba. Jika dirinci berdasarkan jumlah, maka etnik Toba sebanyak 510 jiwa, umumnya bermukim di dusun III. Selanjutnya etnik Pakpak sebanyak 279 jiwa, setelah itu etnik Simalungun sebanyak 123 jiwa, etnik Karo sebanyak 15 jiwa dan etnik Jawa sebanyak 6 jiwa. Dominasi oleh kelompok pendatang tersebut membuat penguasaan atas tanah juga banyak beralih kepada kelompok pendatang Sistem Organisasi Sosial. Penduduk Desa Bongkaras umumnya dikategorikan etnis Batak dengan sub-etnis yang beragam, antara lain; Toba, Pakpak, Simalungun, Karo. Sistem kekerabatan penduduk Bongkaras mengikuti garis keturunan laki-laki atau patrilineal. Dalam berkomunikasi, biasanya masyarakat bongkaras memakai bahasa Batak Toba. Hal ini dikarenakan penduduk bongkaras mayoritas berasal dari etnik Toba. Untuk meningkatkan komunikasi atau silahturahmi, warga bongkaras membentuk atau mengikuti organisasi. Terdapat tiga jenis organisasi sosial yang berada di bongkaras yaitu; lembaga agama, lembaga adat, dan lembaga umum. Pertama, lembaga agama terdiri dari Islam, Kristen Protestan (terbagi lagi dalam

24 beberapa aliran) dan Katholik. Masing-masing agama tersebut memiliki struktur dan lembaga, serta organisasi pemuda. Adapun rumah ibadah di Bongkaras terdapat 4 (empat) gereja dan 1 (satu) mesjid. Organisasi sosial kedua adalah lembaga adat. Lembaga adat yang dimaksud adalah suatu wadah berinteraksi yang berfungsi sebagai tatanan pelaksanaan mekanisme kebudayaan dan penyelenggaraan adat istiadat seperti acara perkawinan, kematian dan lain-lain. Lembaga adat yang terdapat dibongkaras antara lain; Sulang Silima Marga Cibro, Punguan Marga. Lembaga Adat Sulang Silima Marga Cibro atau disingkat dengan LASMO merupakan lembaga adat pakpak yang dimiliki setiap klen atau marga. LASMO khusus untuk keturunan marga Cibro dan kerabat dari marga Cibro yaitu marga Sambo (kulakula) dan marga Boang Manalu (anak berru). Sementara itu, Punguan Marga merupakan perkumpulan yang dibentuk oleh setiap marga yang berasal dari etnik Batak toba, Simalungun dan kerabat dari marga pembentuk. Misalnya, Punguan Marga Sinaga, Punguan Siraja Oloan, Punguan Silalahi Sabungan. Organiasasi sosial ketiga adalah lembaga umum. Lembaga umum yang dimaksud adalah sebuah wadah atau perkumpulan yang mengurusi kepentingan umum, seperti STM (Serikat Tolong Menolong), Kelompok Tani, Perangkat Desa, Karang Taruna. Lembaga umum pertama yaitu STM sedikit berbeda dengan lembaga umum lainnya. Hal ini dapat terlihat dari adanya pembatas dengan perbedaan satu sama lain misalnya STM yang beragama Islam berbeda dengan STM yang beragama Kristen (Protestan dan Katholik). Lembaga umum diatas memiliki struktur dan kelembagaan yang diakui oleh masyarakat Desa Bongkaras.

BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara

BAB I PENDAHULUAN. besar terdiri dari dataran tinggi dan bukit-bukit yang terletak antara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Kabupaten Dairi mempunyai luas 191.625 hektar yaitu sekitar 2,68% dari luas propinsi Sumatera Utara (7.160.000 H). Dimana Kabupaten Dairi terletak disebelah barat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN 2.1 Letak Geografis Sumbul Pegagan Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Secara geografis Sumbul Pegagan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera merupakan salah satu dari lima pulau terbesar yang terdiri dari sepuluh Provinsi. Salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera adalah Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( )

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR ( ) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN AJIBATA KABUPATEN TOBA SAMOSIR (1998-2005) 2.1 Letak Geografis dan Keadaan Alam Kecamatan Ajibata merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Toba Samosir dengan luas wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Dairi terletak di sebelah barat laut Provinsi Sumatera Utara. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Dairi berada di Dataran Tinggi Bukit Barisan dengan ketinggian sekitar 400-1.700 meter diatas permukaan laut, Luas wilayah Kabupaten Dairi 192.780

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu desa yang terdapat di Kecamatan Siempatnempu, Kabupaten Dairi, Propinsi

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. satu desa yang terdapat di Kecamatan Siempatnempu, Kabupaten Dairi, Propinsi BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1. Letak dan Kondisi Geografis Berdasarkan administrasi pemerintahan, desa Jumantuang merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Siempatnempu, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Sejarah Desa Sugau Nama desa secara administrasi disebut desa Sugau, masyarakat sering menyebut desa ini dengan nama Simpang Durin Pitu. Simpang Durin Pitu dibuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik

BAB I PENDAHULUAN. macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia adalah bangsa yang majemuk, bangsa yang terdiri dari berbagai macam suku, ras, agama dan adat istiadat. Wilayah negara kesatuan Republik Indonesia

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan

BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN. km, sedangkan jarak Desa ke Ibukota kabupaten sekitar 15 km. Jarak dengan BAB II GAMBARAN LOKASI DESA BANGUN 2.1. Letak dan Lokasi Desa Bangun merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi. Jarak Desa Bangun ke Ibukota kecamatan sekitar 7 km,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak Geografis Kabupaten Dairi Kabupaten Dairi merupakan salah satu kabupaten dari 18 kabupaten yang ada di Provinsi Sumatera Utara 9. Wilayah Kabupaten Dairi yang beribukotakan

Lebih terperinci

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389

BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar 389 BAB II. DESKRIPSI DESA NAMO RAMBE PADA TAHUN 1988 2.1. Kondisi Geografis Desa Namo Rambe merupakan salah satu desa yang terdapat di Kecamatan Namo Rambe, Kabupaten Deli Serdang. Luas wilayahnya sekitar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.I Identifikasi Wilayah 2.1.1 Lokasi Desa Sukanalu Desa Sukanalu termasuk dalam wilayah kecamatan Barus Jahe, kabupaten Karo, propinsi Sumatera Utara. Luas wilayah Sukanalu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan suatu lembaga yang sifatnya tetap dan tidak mencari keuntungan dalam melayani masyarakat dan dalam pengembangannya terbuka untuk umum, yang

Lebih terperinci

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi

BAB II. Gambaran Umum Daerah Penelitian. Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi BAB II Gambaran Umum Daerah Penelitian Gambaran Wilayah Kecamatan Pergetteng-getteng Sengkut Wilayah Kecamatan Pergetteng getteng Sengkut terdiri dari 5 wilayah Administrasi Desa,yaitu Aornakan I, Aornakan

Lebih terperinci

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN B A B II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Letak Desa Desa Lau Rakit merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan STM Hilir, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara. Desa Lau

Lebih terperinci

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada IV. LOKASI PENELITIAN A. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada dinaungan Kecamatan Sungkai Utara Kabupaten Lampung Utara Berdasarkan Perda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh

BAB I PENDAHULUAN. Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara kesatuan Republik Indonesia terdiri dari beribu-ribu pulau yang dihuni oleh berbagai suku,golongan, dan lapisan masyarakat. Mengingat hal itu, sudah

Lebih terperinci

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960

BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 BAB II DESA HUTAJULU HINGGA TAHUN 1960 Alur dalam bab ini dimulai dengan deskripsi sejarah, dan terbentuknya Desa Hutajulu, kemudian menjelaskan desa dan seluruh isi desa tersebut hingga tahun 1960 yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badai krisis ekonomi yang mulai menerpa Indonesia pada medio 1997 telah melumpuhkan hampir semua sendi-sendi perekonomian dan bisnis Indonesia. Tidak terkecuali bisnis

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2.1. Letak Geografis Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu kabupaten yang tekstur wilayahnya bergunung-gunung. Tapanuli Utara berada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. kenyataan yang terjadi yakni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan sektor pertanian sebagai sumber mata pencaharian dari mayoritas penduduknya. Dengan demikian, sebagian

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Lingkungan Alam Penelitian ini dilakukan di Desa Janji Hutanapa, Kecamatan Parlilitan, Kabupaten Humbang Hansundutan. Desa ini memiliki batas-batas administratif

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Berdirinya Kelurahan Karangrejo Karangrejo adalah salah satu Kelurahan di Kecamatan Metro Utara Kota Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi,

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Letak Geografis Sidikalang merupakan salah satu kecamatan yang ada di kabupaten Dairi, Propinsi Sumatera Utara. Jarak kecamatan dengan pusat pemerintahan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan bahasa Pakpak yang digunakan oleh masyarakat suku Pakpak. Masyarakat suku Pakpak merupakan

Lebih terperinci

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2

BAB II ONAN RUNGGU. atas permukaan laut. Wilayah Onan Runggu memiliki luas sekitar 60,89 Km 2 BAB II ONAN RUNGGU 2.1 Letak Geografis Onan Runggu adalah satu wilayah di Kabupaten Samosir yang terletak diantara 2 o 26 2 o 33 LU dan 98 o 54 99 o 01 BT dengan ketinggian 904 1.355 meter di atas permukaan

Lebih terperinci

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN

BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN BAB V PROFIL KAWASAN PENELITIAN 5.1. LATAR BELAKANG DESA KESUMA Kawasan penelitian yang ditetapkan ialah Desa Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau. Desa ini berada pada

Lebih terperinci

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 43 IV. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis 1. Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Kudus secara geografis terletak antara 110º 36 dan 110 o 50 BT serta 6 o 51 dan 7 o 16 LS. Kabupaten Kudus

Lebih terperinci

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI

PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI PROFIL WILAYAH KABUPATEN DAIRI 1. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Dairi 1.1 Letak Geografis Wilayah Kanupaten Dairi Kabupaten Dairi terletak di sebelah Barat Daya Provinsi Sumatera Utara dan merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Desa Perawang Barat maju pesat dalam pembangunan maupun perekonomian, hal ini didukung BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Sejarah Desa Perawang Barat adalah salah satu Desa hasil dari pemekaran dari Desa Induk yaitu Desa Tualang berdasarkan peraturan

Lebih terperinci

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS

PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS PROFIL KECAMATAN TOMONI 1. KEADAAN GEOGRAFIS Kecamatan Tomoni memiliki luas wilayah 230,09 km2 atau sekitar 3,31 persen dari total luas wilayah Kabupaten Luwu Timur. Kecamatan yang terletak di sebelah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota Pekanbaru yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN

IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 16 IV KONDISI UMUM KAWASAN PERENCANAAN 4.1 Administrasi dan Geografis Secara administratif Pit Ata terletak di tiga desa yaitu Desa Batuharang, Desa Gunung Raya dan Desa Produksi. Ketiga desa ini terdaftar

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. penduduk, sistem kekerabatan, agama dan kepercayaan, dan sistem kesenian BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Pada bab ini merupakan penjelasan tentang gambaran secara umum wilayah penelitian, yang tidak hanya mengenai lokasi penelitian melainkan juga meliputi penduduk,

Lebih terperinci

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo.

BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR. Tulis yang sekarang menjadi Desa Surayudan Kabupaten Wonosobo. 23 BAB II PROFIL DESA GUMINGSIR A. Sejarah Singkat Desa Gumingsir Berdasarkan catatan yang disusun oleh penilik kebudayaan kecamatan Pagentan kabupaten Banjarnegara (Karno, 1992:39) asal mula desa Gumingsir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara agraris, artinya sektor pertanian dalam tatanan pembangunan nasional memegang peranan penting, karena selain bertujuan menyediakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belanda dulu disebut sebagai Onderdistrik van Karo Kampung. Kawasan ini

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Belanda dulu disebut sebagai Onderdistrik van Karo Kampung. Kawasan ini BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 2. 1. Sejarah Desa Tiga lingga Tigalingga adalah salah satu wilayah perbatasan yang oleh penguasa Belanda dulu disebut sebagai Onderdistrik van Karo Kampung. Kawasan

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan membagi hutan menjadi hutan negara dan hutan hak. Hutan negara adalah hutan yang berada pada tanah yang tidak dibebani

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari 1. Sejarah Desa Rejosari Desa Rejosari pada awalnya merupakan sebuah pedukuhan yang berada di bawah wilayah Desa

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI. pusat pemerintahan Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan daerah pemekaran BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIGAOL MARBUN KECAMATAN PALIPI 2.1. Letak Geografis Desa Sigaol Marbun merupakan salah satu desa di Kecamatan Palipi yang berada di Kabupaten Samosir. Kecamatan Palipi terletak

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur.

V. GAMBARAN UMUM. administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Berdasarkan Data Potensi Desa/ Kelurahan (2007), Desa Tlekung secara administratif terletak di Kecamatan Junrejo, Kota Batu, Provinsi Jawa Timur. Desa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian

BAB II. Deskripsi Lokasi Penelitian. Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian BAB II Deskripsi Lokasi Penelitian Dalam bab ini akan disajikan deskripsi lokasi penelitian dan rincianrincian di setiap bagian yang diperlukan dalam penelitian ini. Kita dapat mulai untuk meneliti apa

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang 38 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Pesawaran 1. Keadaan Geografis Pemerintah Daerah Kabupaten Pesawaran dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 33 Tahun 2007 dan diresmikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan,

BAB I PENDAHULUAN. ditempuh dari setiap daerah maka akan cepat mengalami perkembangan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai Negara berkembang terus mengalami perubahanperubahan yang menuju pada perkembangan baik fisik maupun sosialnya. Aspek fisik seperti letak yang

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN STATISTIK DAERAH KECAMATAN SERASAN ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.060 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan. Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105. IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 4.1.1. Keadaan Geografis Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105.14 sampai dengan 105, 45 Bujur Timur dan 5,15

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Kondisi Geografis dan Demografis Desa Tanjung 1. Keadaan Geografis Desa Tanjung termasuk desa yang tertua di Kecamatan XIII Koto Kampar dan Desa Tanjung sudah

Lebih terperinci

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda 31 BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR A. Sejarah Desa Sempor Pada jaman dahulu kala ada dua orang putra Eyang Kebrok, namanya belum diketahui mendapat perintah untuk membuat sungai. Putra yang tua membuat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita

BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA. A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita BAB II GAMBARAN UMUM DESA SIMPANG PELITA A. Geografis dan demografis desa Simpang Pelita 1. Keadaan geografis Pasar Pelita merupakan salah satu pasar yang ada di kecamatan Kubu Babussalam tepatnya di desa

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 Katalog BPS : 1101002.6271012 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013 STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2013

Lebih terperinci

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 62 BAB III MONOGRAFI KECAMATAN BUNGUS TELUK KABUNG KOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT 3.1.Letak Geografi 3.1.1. Luas Wilayah Kecamatan bungus teluk kabung merupakan salah satu kecamatan di kota padang,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah 10 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Kesuma Nama Kesuma dulunya namanya adalah Kalam Pasir yang dulunya terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah berkunjung

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Kerinci 5.1.1 Kondisi Geografis Kabupaten Kerinci terletak di sepanjang Bukit Barisan, diantaranya terdapat gunung-gunung antara lain Gunung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Sisobambowo merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan. - sebelah Utara : Desa Iraono Geba BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN II.1.Lokasi dan Letak Desa Kabupaten Nias adalah salah satu daerah kabupaten di Propinsi Sumatera Utara. Kabupaten Nias berada satu pulau dengan Kabupaten Nias Selatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah

BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian Sejarah Desa Bale Luas, Batas dan Topografi Wilayah BAB IV ANALISIS DATA 1.1 Gambaran Umum Lokasi Penilitian 4.1.1 Sejarah Desa Bale Desa Bale terletak diwilayah timur Indonesia tepatnya di wilayah Maluku Utara. Pada tahun 1800an kesultanan ternate berkunjung

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis dan demografi Kapur IX adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia. Kapur IX adalah salah satu dari tiga

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Geofrafis dan Demografis Seberang Pulau Busuk merupakan salah satu desa dari sebelas desa di wilayah Kecamatan Inuman Kabupaten Kuantan Singingi Propinsi Riau.

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi

BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan Luas IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili 4.2 Tanah dan Geologi BAB IV KONDISI UMUM 4.1 Letak dan IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili Secara administratif pemerintah, areal kerja IUPHHK-HA CV. Pangkar Begili dibagi menjadi dua blok, yaitu di kelompok Hutan Sungai Serawai

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian 60 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis dan Topografi Daerah Penelitian Daerah penelitian terletak di Desa Fajar Asri Kecamatan Seputih Agung Kabupaten Lampung Tengah. Desa Fajar Asri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Barusjahe adalah sebuah kecamatan yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara yang merupakan ibukota Kecamatan Barusjahe yang menaungi 19 desa yang meliputi

Lebih terperinci

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA

Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA Katalog BPS : 1101002.6271012 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA PALANGKA RAYA STATISTIK DAERAH KECAMATAN JEKAN RAYA 2014 ISSN : 2089-1725 No. Publikasi : 62710.1415 Katalog BPS : 1101002.6271012 Ukuran Buku

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian 123 dari permukaan laut dengan suhu rata-rata o C dengan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ketinggian 123 dari permukaan laut dengan suhu rata-rata o C dengan BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Deskripsi Desa Sei. Siarti Desa Sei. Siarti merupakan salah satu desa dari 18 desa yang ada di Kec. Panai Tengah dengan luas wilayah 7839, 4 Ha. Desa ini berada

Lebih terperinci

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 37 IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Pengelolaan Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang Kawasan Hutan Produksi Terusan Sialang merupakan kawasan hutan produksi yang telah ditetapkan sejak tahun

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera, desa ini terletak diantara dua kota besar di BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN II. 1 Deskripsi Desa Muliorejo Desa Muliorejo merupakan salah satu desa / kelurahan yang berada di Kecamatan Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Berada di jalur lintas Sumatera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat hidup bahagia dan terpenuhi segala kebutuhannya. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pembangunan menjadi poin krusial yang menguras perhatian pemerintah, khususnya di negara-negara berkembang. Masalah ketimpangan masih menjadi isu besar pembangunan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 24 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Keadaan Wilayah dan Potensi Sumber daya Alam Desa Cikarawang adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dengan luas wilayah 2.27

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur. Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung Nomor 04 Tahun 2012, tentang 79 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Timur 1. Keadaan Umum Pemerintahan Kecamatan Teluk Betung Timur terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Karakteristik Wilayah Lokasi yang dipilih untuk penelitian ini adalah Desa Gunung Malang, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor. Desa Gunung Malang merupakan salah

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. dengan luas desa 337,64 Ha yang terdiri dari 186 Ha sawah, 44,64 Ha Perumahan, 15 BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Deskripsi Singkat Desa Pagar Jati merupakan bagian dari Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Desa Pagar Jati telah berdiri sejak tahun 1948 dan terdiri

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan

IV. GAMBARAN UMUM. Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan IV. GAMBARAN UMUM A. Sejarah Singkat Kampung Sidoarjo Kampung Sidoarjo Kecamatan Blambangan Umpu Kabupaten Way Kanan dibangun pada tahun 1965 dan dipetakan 1973 oleh Pemerintah Republik Indonesia melalui

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non

IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG. memiliki luas lahan pertanian sebesar 3.958,10 hektar dan luas lahan non IV. KEADAAN UMUM DESA KALIURANG A. Letak Geografis Wilayah Kecamatan Srumbung terletak di di seputaran kaki gunung Merapi tepatnya di bagian timur wilayah Kabupaten Magelang. Kecamatan Srumbung memiliki

Lebih terperinci

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut:

Batas-batas Desa Pasir Jambu adalah sebagai berikut: KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Biofisik 4.1.1 Letak dan Aksesibilitas Berdasarkan buku Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Purwakarta (21) Dinas Kehutanan Purwakarta merupakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA. serta menetap di Tanah Karo. Menurut orang tua dahulu, Togan Raya merupakan BAB II GAMBARAN UMUM PETANI BUNGA DI DESA RAYA 2.1. Sejarah Desa Raya Nama Desa Raya pada mulanya berawal dari sebuah marga karo yang bernama Togan Raya. Togan Raya merupakan manusia pertama suku karo

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km, V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Desa Megamendung Desa Megamendung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Secara geografis, Desa

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN 2.1 Sejarah Kecamatan Siantar Selatan Sebagai tindak lanjut dari pasal 8 UU No. 5 tahun 1974, lahirlah UU No. 5 tahun 1979 yang mengatur Pemerintahan Desa/Kelurahan dimana

Lebih terperinci

BAB II REFLEKSI DAERAH KABUPATEN DAIRI. Daerah Dairi sebelum penjajahan Belanda meliputi:

BAB II REFLEKSI DAERAH KABUPATEN DAIRI. Daerah Dairi sebelum penjajahan Belanda meliputi: BAB II REFLEKSI DAERAH KABUPATEN DAIRI 2.1 Daerah Kabupaten Dairi Daerah Dairi sebelum penjajahan Belanda meliputi: 1) Daerah Pegagan, terdiri dari Pegagan Hilir, yaitu daerah Kecamatan Tinga Lingga, Pegagan

Lebih terperinci

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN

LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN LEKSIKOSTATISTIK BAHASA BATAK TOBA DENGAN BAHASA PAKPAK DAIRI SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H Nama : Ika Indriani H Nim : 040703004 UNIERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA DEPARTEMEN SASTRA DAERAH

Lebih terperinci

BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI PAKPAK BHARAT, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SITELLU TALI URANG JULU, KECAMATAN PERGETTENG-GETTENG SENGKUT, KECAMATAN PAGINDAR, KECAMATAN TINADA DAN KECAMATAN

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PENELITIAN 2.1. Letak Geografis dan Sejarah Singkat Kabupaten Tapanuli Utara Kabupaten Tapanuli Utara merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara

Lebih terperinci

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU

BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU BAB IV PROFIL DESA BANJARWARU 4.1. Lokasi dan Kondisi Geografis Desa Banjarwaru merupakan salah satu desa yang secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa

Lebih terperinci

A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KABUPATEN DAIRI. Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan

A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KABUPATEN DAIRI. Pegunungan Bukit Barisan melintang di sepanjang Pulau Sumatera dengan 35 BAB II FAKTOR-FAKTOR YANG MENJADI DASAR MASYARAKAT ADAT DI KABUPATEN DAIRI MENGKLAIM TANAH YANG SUDAH BERSERTIPIKAT HAK MILIK SEBAGAI MILIK MASYARAKAT ADAT A. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KABUPATEN DAIRI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN KABUPATEN NIAS SELATAN, KABUPATEN PAKPAK BHARAT, DAN KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan 29 BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Sejarah Desa Teluk Mesjid Desa Teluk Mesjid adalah suatu wilayah di kecamatan Sungai Apit kabupaten yang salah satu dari 14 Desa Kelurahan pada awalnya merupakan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. GEOGRAFI 1. Letak Kelurahan Sepang Jaya Kota Bandar Lampung merupakan Ibukota Propinsi Lampung, sekaligus sebagai pusat perdagangan dan jasa terbesar di propinsi

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD)

DRAFT RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) DRAFT RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH (RPJPD) PEMERINTAH KABUPATEN DAIRI 2009 DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.1.1. Latar Belakang Pembentukan Daerah 1 1.1.2. Pengertian

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada BT dan 77 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak Geografis Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak pada 104 552-105 102 BT dan 4 102-4 422 LS. Batas-batas wilayah Kabupaten Tulang Bawang Barat secara geografis

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah : IV. GAMBARAN UMUM A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir 1. Lokasi Kelurahan Tanjung Ratu Ilir Kelurahan Tanjung Ratu Ilir merupakan salah satu kelurahan yang ada di kecamatan Way Pengubuan,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal,

V. GAMBARAN UMUM. Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, V. GAMBARAN UMUM 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Desa Lulut secara administratif terletak di Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Desa ini berbatasan dengan Desa Bantarjati

Lebih terperinci

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN TIMUR 2015 ISSN : - Katalog BPS : 1101002.2103.050 Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm Jumlah Halaman : 10 halaman Naskah :

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 33 BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI 4.1 Lokasi dan Keadaan Wilayah Kelurahan Beji adalah sebuah kelurahan diantara enam kelurahan yang terdapat di Kecamatan Beji Kota Depok. Kelurahan Beji terbentuk

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan 18 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kelurahan Lubuk Gaung adalah salah satu kelurahan yang terletak di Kecamatan Sungai Sembilan Kota Dumai Provinsi Riau. Kelurahan Lubuk

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 1.1 Sejarah dan Keadaan Geografis Desa Rambah Desa Rambah terbentuk pada tahun 2000. Dimekarkan dari Desa induk, yaitu Desa Rambah Hilir. Nama Desa Rambah diambil

Lebih terperinci

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA

BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA BAB 4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BENGKALIS DAN PERKEMBANGAN PERIKANANNYA A. Sejarah Singkat Kabupaten Bengkalis Secara historis wilayah Kabupaten Bengkalis sebelum Indonesia merdeka, sebagian besar berada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM. (dua) dusun, yaitu dusun XIII dan dusun XIV disebut dengan kedua dusun Sinar Gunung.

BAB II GAMBARAN UMUM. (dua) dusun, yaitu dusun XIII dan dusun XIV disebut dengan kedua dusun Sinar Gunung. BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Letak dan Lokasi Lokasi penelitian ini terletak di Desa Pematang Johar, penelitian ini dilakukan di 2 (dua) dusun, yaitu dusun XIII dan dusun XIV disebut dengan kedua dusun Sinar

Lebih terperinci