BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 1.1 Hasil Penelitian SD Negeri Kroyo 1 terletak di jantung kecamatan Karangmalang, berjarak sekitar tiga kilometer dari alun-alun kabupaten Sragen. Sekolah ini memiliki letak yang sangat strategis, karena berada di samping kantor Kecamatan Karangmalang, serta dikelilingi oleh lapangan, BKK Karangmalang, Koramil, Polsek, serta sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri. SD Negeri Kroyo 1 memiliki jumlah siswa sebanyak 220 anak, dimana jumlah siswa laki-laki sebanyak 120 anak, dan perempuan 100 anak. SD Negeri Kroyo 1 termasuk salah satu sekolah yang tidak dapat dipandang sebelah mata karena SD Negeri Kroyo 1 banyak mencetak prestasi baik dalam bidang akademik maupun non akademik. Prestasi tersebut tidak hanya diraih oleh para siswa saja, akan tetapi tidak sedikit guru yang memiliki prestasi yang patut dibanggakan. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya lomba-lomba yang diikuti baik siswa dan guru yang membawa harum nama sekolah. Lomba-lomba yang diikuti tidak hanya akademik, tetapi juga non akademik seperti olah raga, seni, ekstrakurikukler, maupun keagamaan, yang tidak jarang mendapatkan juara mulai dari juara 1 sampai 43

2 harapan. Tidak hanya mengikuti lomba tingkat kecamatan, akan tetapi dari beberapa lomba sampai pada tingkat karesidenan. Pada tahun ajaran 2016/2017 SD Negeri Kroyo 1 meraih peringkat ke-9 dari total 38 sekolah dasar pada tryout tingkat kecamatan. Sarana pendidikan berupa multimedia yang tersedia untuk mendukung proses belajar mengajar di SD Negeri Kroyo 1 tergolong memadai, diantaranya yaitu 3 buah LCD proyektor, 14 unit komputer, 2 buah laptop, dan jaringan internet. SD Negeri Kroyo 1 Karangmalang memiliki guru sebanyak 12 orang, satu diantaranya diberikan tugas tambahan sebagai seorang Kepala Sekolah, serta dibantu oleh 1 staff administrasi sekolah. SD Negeri Kroyo 1 memiliki Visi yaitu Unggul Dalam Ilmu, Santun Dalam Perilaku. SD Negeri Kroyo 1 merumuskan beberapa misi untuk dijadikan arah dalam pencapaian visi, yaitu sebagai berikut: (a) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga siswa dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki; (b) Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh warga sekolah; (c) Mendorong dan membantu siswa untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat berkembang optimal; (d) Menumbuhkan penghayatan terhadap ajaran agama yang dianut dan juga budi pekerti yang luhur; (e) Menerapkan 44

3 manajemen dan partisipasi dengan melibatkan seluruh warga sekolah. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, kompetensi ICT di kalangan guru SD Negeri Kroyo 1 masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari minimnya penggunaan multimedia sebagai media pembelajaran. Yang terjadi di lapangan adalah, para guru menggunakan metode konvensional sebagai metode pengajaran yang selama ini diterapkan. Metode pengajaran konvensional ini dirasa belum optimal dilakukan, karena kegiatan belajar mengajar hanya sekedar proses memindahkan ilmu pengetahuan yang dimiliki kepada siswa. Penggunaan media lain sebagai media pembelajaran belum dilakukan secara maksimal. Sebagian besar guru hanya terpaku pada buku yang disediakan oleh pemerintah sebagai bahan ajar di kelas. Multimedia yang tersedia di sekolah belum digunakan secara maksimal. Para guru masih merasa enggan untuk memanfaatkan multimedia yang ada sebagai media pembelajaran. Hal itu disebabkan karena sebagian besar guru merasa kesulitan untuk mempelajarinya. Sarana pendidikan yang berupa multimedia di SD Negeri Kroyo 1 tergolong memadai, diantaranya yaitu 3 buah LCD proyektor, 14 unit komputer, 2 buah laptop, dan jaringan internet. Sarana prasarana yang tersedia dikelola oleh administrator, dimana alat-alat 45

4 multimedia disimpan di laboratorium komputer yang tersedia. Menurut guru-guru, multimedia dianggap terlalu sulit untuk dipelajari karena teknologi yang dirasa sudah sangat maju dan mereka tidak mampu untuk mengikuti perkembangan teknologi. Langkahlangkah yang digunakan untuk mengoperasikan multimedia juga dianggap terlalu rumit. Para guru mengaku belum pernah mengikuti pelatihan, sehingga tidak adanya modul untuk berlatih mandiri. Alasanalasan itulah yang menyebabkan mengapa sebagian besar guru belum sepenuhnya memanfaatkan multimedia yang tersedia. Fakta yang terjadi di lapangan senada dengan yang diutarakan oleh Irwantoro & Suryana (2016) mengenai alasan-alasan masih rendahnya pemanfaatan multimedia yang telah diuraikan sebelumnya. Berkaitan dengan penguasaan kompetensi ICT yang masuk dalam ranah pedagogik, pemenuhan akan kebutuhan pelatihan menjadi hal penting dalam permasalahan yang ada di lapangan. Seperti yang diungkapkan oleh Nawawi (1983), strategi yang dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat meningkatkan produktivitasnya yaitu dengan melakukan pelatihan. Dalam hal ini, In-House Training menjadi pilihan sebagai strategi meningkatkan kompetensi ICT bagi guru di SD Negeri Kroyo 1. Pelatihan ini memiliki 46

5 manfaat antara lain membantu guru dalam peningkatan dan pengembangan kompetensi ICT. Selain itu, pemenuhan kebutuhan perencanaan sumber daya manusia di SD Negeri Kroyo 1 dapat dilakukan, sehingga kualitas sumber daya manusia dapat meningkat khususnya kompetensi ICT. Hal ini sesuai dengan pernyataan Simamora (2004). Pelaksanaan pelatihan diselenggarakan di sekolah, karena dirasa lebih efektif dan efisien. Strategi ini dilakukan berdasarkan pemikiran bahwa untuk meningkatkan kompetensi ICT tidak harus dilakukan di luar lingkungan sekolah, sehingga banyak menghemat waktu dan biaya seperti yang diungkapkan oleh Danim (2010). Dalam pelatihan, perlu adanya modul yang dapat digunakan sebagai media pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian, di SD Negeri Kroyo 1 belum pernah ada modul yang dapat digunakan sebagai media pelatihan maupun belajar mandiri. Pengembangan modul yang dapat digunakan sebagai media In-House Training dapat dijadikan salah satu solusi untuk meningkatkan kompetensi ICT. Seperti yang diutarakan oleh Daryanto (2013), modul yang dikembangkan disajikan secara tertulis sehingga peserta dapat memanfaatkan modul sebagai media belajar mandiri. Dalam Dikmenjur (2004), manfaat modul yang dapat mengembangkan kemampuan peserta pelatihan juga 47

6 sesuai dengan yang terjadi selama pelatihan, dimana setelah diadakan pelatihan dapat dilihat bahwa kompetensi ICT guru meningkat. Pelatihan yang diselenggarakan di sekolah dapat mengatasi keterbatasan waktu dan meminimalisir biaya. Modul yang disusun dapat digunakan sebagai media belajar mandiri, sehingga memudahkan peserta untuk terus berlatih meskipun pelatihan sudah usai. 1.2 Hasil Pengembangan Berdasarkan desain penelitian dan pengembangan yang dikembangkan oleh Borg and Gall (2003) seperti dikutip oleh Sugiyono (2016, p: 37) meliputi Penelitian dan pengumpulan informasi, Perencanaan, Desain produk awal, Validasi desain (uji pakar), Revisi Produk, Uji Coba Terbatas, dan yang terakhir yakni Revisi Produk. Tahapan pengembangan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Penelitian dan Pengumpulan informasi Menurut hasil wawancara, observasi di ruang kelas, penyebaran angket, serta studi dokumentasi terhadap semua subyek, diperoleh banyak sekali data yang akan dianalis menggunakan diagram tulang ikan (fish bone). Temuan di lapangan menunjukkan bahwa pada tahun ajaran 2016/2017 di SD Negeri Kroyo 1 sudah menerapkan kurikulum 48

7 2013, sesuai edaran dari Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Sragen. Berdasarkan wawancara dengan guru-guru, diketahui bahwa banyak yang masih menggunakan metode mengajar secara konvensional, sedangkan banyak sekali materi yang tidak terdapat di bahan ajar tetapi harus diajarkan kepada murid. Hal ini menyebabkan terlewatnya materi yang seharusnya diajarkan, akan tetapi mereka memilih mengajarkan hal-hal yang hanya ada di bahan ajar karena merasa kesulitan dalam mencari sumber. Ketidaktahuan mereka dalam menggunakan teknologi membuat mereka merasa mengalami kemunduran dalam hal pengajaran. Hal lain yang menjadi penyebab enggannya guru memanfaatkan multimedia yang ada adalah ketidakmampuan mereka untuk mengoperasikan alat-alat tersebut. Hal dikarenakan banyaknya guru yang belum pernah mendapatkan pelatihan serupa, serta tidak adanya modul yang dapat digunakan untuk belajar secara mandiri. Beberapa guru mengaku pernah mencoba untuk mengoperasikan multimedia tersebut, akan tetapi mereka kesulitan untuk mengingat langkah-langkah yang telah diajarkan oleh sesama guru di SD Negeri Kroyo 1, karena hal itu dilakukan secara lisan dan dalam waktu yang 49

8 terbatas. Hal itu dilakukan untuk mendukung penerapan kurikulum 2013 di SD Negeri Kroyo 1. Ada beberapa multimedia yang sesungguhnya dapat dimanfaatkan oleh guru dalam proses belajar mengajar, akan tetapi banyak dari mereka yang enggan untuk memanfaatkan dengan alasan memakan banyak waktu dalam mempersiapkannya. Banyak dari mereka yang merasa metode konvensional kurang optimal dalam proses belajar mengajar. Respon yang diberikan siswa cenderung pasif, maka dari itu proses belajar mengajar berpusat pada guru. Pada beberapa guru yang pernah menggunakan multimedia dalam proses belajar mengajar, mereka mengamati bahwa siswa cenderung lebih aktif dan meminta untuk lebih sering menggunakan multimedia di dalam kelas. Akan tetapi, dengan alasan banyak kewajiban yang harus dikerjakan, mereka hanya beberapa kali menggunakan multimedia sebagai media pembelajaran. Multimedia di SD Negeri Kroyo 1 justru lebih banyak digunakan untuk mengerjakan administrasi kependidikan, yang lebih banyak dikelola oleh satu orang staff administrasi. Adanya jaringan internet di SD Negeri Kroyo 1 juga belum dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses belajar mengajar. Beberapa 50

9 guru memanfaatkan jaringan internet untuk membuka social media dengan menggunakan telepon seluler mereka, akan tetapi tidak memanfaatkan untuk mencari materi pendukung proses belajar mengajar. Beberapa komputer yang ada terlihat kurang terawat, karena banyak komputer yang terserang virus. Hal ini hanya dibiarkan begitu saja karena minimnya pengelola yang dapat menyelesaikan masalah tersebut. Selain itu, minimnya dana operasional multimedia menjadikan alasan untuk merawat seadanya. Dari observasi yang telah dilakukan penulis di dalam ruang kelas, terlihat beberapa media pembelajaran yang ditempel di dinding seperti: perkalian, pembagian, pertambahan, dan pengurangan; empat sehat lima sempurna; model huruf abjad dan angka; model tulang kerangka; peta Negara Indonesia; serta jenis tarian daerah. Proses belajar mengajar di dalam kelas juga terkesan monoton, karena beberapa siswa di kelas satu dan dua terlihat bermain-main ketika guru mengajar di depan kelas. Pada observasi di kelas tiga, lima, dan enam, penulis mengamati para guru lebih banyak menggunakan metode konvensional. Siswa yang duduk di barisan depan terlihat memperhatikan, tetapi siswa yang duduk di bangku belakang cenderung berbicara dengan temannya, 51

10 bahkan dari mereka ada yang bermain-main. Perbedaan respon siswa terlihat pada proses belajar mengajar di kelas empat, dimana guru menggunakan film pendek yang disajikan dengan menggunakan laptop dan LCD Proyektor. Hampir semua siswa memperhatikan film tersebut dengan antusias yang tinggi. Dari semua data yang ada, penulis akan melakukan analisis masalah untuk mencari apa saja yang dibutuhkan kalangan guru SD Negeri Kroyo 1 dengan menggunakan diagram Fish Bone (Tulang ikan) seperti berikut ini: Perencanaan Dari hasil penelitian yang telah dilakukan melalui wawancara, observasi, penyebaran angket, dan studi dokumentasi, didapati temuan bahwa 52

11 kompetensi ICT guru-guru SD Negeri Kroyo 1 sangat rendah, sehingga dibutuhkan In-House Training dalam pemanfaatan multimedia, serta modul sebagai media IHT untuk meningkatkan kompetensi ICT di kalangan guru SD Negeri Kroyo Desain Produk Awal Hasil pengembangan yang telah dilakukan adalah disusunnya modul IHT dengan judul Mengenal Power Point 2007 yang memuat materi tentang pengenalan aplikasi Microsoft Powerpoint yang sering digunakan sebagai media presentasi, serta memuat langkah-langkah dalam pemanfaatan internet untuk mencari informasi, sehingga modul ini dapat digunakan sebagai media IHT maupun untuk belajar mandiri bagi guru-guru SD Negeri Kroyo 1. Penyusunan modul ini terlebih dahulu diawali dengan pengumpulan informasi sebagai pondasi dalam menganalisa kebutuhan. Analisis kebutuhan dilakukan sebagai pedoman dalam penyusunan modul. Penyusunan modul ini dilakukan secara bertahap, disesuaikan dengan kebutuhan guru. Tahap pertama penyusunan, disusun materi tentang pengenalan aplikasi Microsoft Power Point, dimulai dari membuka aplikasi serta pengenalan dasardasar Power Point. Setelah peserta mampu memulai 53

12 membuka aplikasi, mereka mulai membuat presentasi, serta mengubah dan menyunting teks. Materi selanjutnya adalah bagaimana membuat format presentasi menjadi lebih menarik. Hal ini bertujuan agar tampilan presentasi mampu menarik perhatian siswa. Dengan begitu, materi pembelajaran yang dianggap rumit akan dapat tersampaikan dengan lebih baik. Dalam modul juga disusun materi bagaimana menyisipkan objek dan tabel pada presentasi. Hal ini memiliki tujuan agar presentasi yang disajikan nanti dapat memuat konten-konten yang dibutuhkan oleh guru, misalnya pada mata pelajaran matematika guru dapat memasukkan data dalam bentuk tabel pada presentasi. Bagi guru kelas satu maupun kelas dua dapat membuat proses belajar mengajar lebih menarik dengan memasukkan animasi ke dalam presentasi. Di dalam modul tersebut juga tersedia materi untuk menjalankan presentasi yang sudah dibuat dalam bentuk slide show. Materi terakhir yang dimasukkan adalah pemanfaatan internet. Materi ini bertujuan untuk memberikan pilihan lain kepada guru dalam mencari bahan ajar melalui internet. Didukung dengan sudah tersedianya jaringan internet di SD Negeri Kroyo 1, maka guru-guru ingin memanfaatkan internet dengan lebih optimal. 54

13 Sistematika desain produk awal dapat dilihat dalam lampiran 3.1 seperti yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya Validasi Design (Uji Pakar) Validasi design modul pelatihan dilakukan oleh Dr. Bambang Suteng Sulasmono, M.Si, dosen Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, selaku pakar pelatihan, pakar modul, dan pakar ICT. Validasi design dilakukan untuk mendapatkan penilaian mengenai kualitas modul, sehingga dapat digunakan untuk merevisi materi dan meningkatkan kualitas modul. Hasil validasi design diperoleh melalui penilaian dengan menggunakan lembar validasi. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan oleh ahli pakar, terdapat komentar dan saran secara umum tentang modul, yaitu: 1. Penambahan hal-hal yang bisa menjadi pembeda modul pelatihan dengan buku-buku Power Point yang selama ini sudah beredar. Hal ini bertujuan agar produk yang dihasilkan memiliki nilai tambah yang menjadikan modu ini berbeda dengan yang modul yang banyak beredar. Penggunaan bahasa yang sederhana diharapkan membuat modul ini menjadi lebih dapat diterima di kalangan guru Sekolah 55

14 Dasar. Hal ini didukung oleh banyaknya dari mereka yang berusia menjelang purna tugas, dimana mereka mengalami kesulitan apabila mempelajari modul dan menemukan banyak istilah menggunakan bahasa teknologi. 2. Penambahan kata pengantar pada setiap bab. Kata pengantar ditambahkan agar pembaca mengerti materi apa saja yang dimuat dalam satu pembelajaran. 3. Penambahan kunci jawaban pada setiap latihan yang ada. Hal ini bertujuan agar peserta dapat mengetahui materi apa saja yang harus dikerjakan untuk mengukur kemampuan peserta dalam mempelajari satu materi pembelajaran. 4. Penambahan kriteria penilaian. Hal ini dapat digunakan peserta untuk mengukur seberapa jauh kemampuannya dalam memahami materi pembelajaran, sehingga dalam belajar mandiri, peserta dapat menghitung sendiri nilai yang dihasilkan sesuai kriteria penilaian. 5. Penambahan glosarium. Meskipun modul sudah disusun menggunakan bahasa yang sesederhana mungkin, akan tetapi masih banyak istilah yang tidak dapat diuraikan dengan menggunakan istilah sederhana. Untuk itulah istilah-istilah tersebut disusun 56

15 dalam glosarium agar peserta mampu memahami maksud dari istilah tersebut. Berdasarkan lembar penilaian modul, terdapat komentar bahwa dari segi struktur modul belum sesuai dengan standar modul baku. Dari segi isi, tidak berbeda dengan buku-buku tentang Power Point. Berdasarkan penilaian ahli pakar, dapat ditarik kesimpulan bahwa modul pelatihan dinyatakan layak untuk diuji coba di lapangan dengan revisi sesuai saran. Semua masukan dari ahli pakar akan digunakan untuk merevisi modul sehingga layak diuji cobakan. Hasil uji validitas dari ahli pakar dapat dilihat pada lampiran Revisi Produk Berdasarkan hasil penilaian dari ahli pakar, dilakukan perbaikan sesuai saran ahli pakar. Penulis melakukan perbaikan modul dengan menambahkan kata pengantar pada setiap bab. Hal ini dilakukan agar terdapat kejelasan petunjuk dalam setiap bab tentang materi yang diajarkan. Penulis juga melakukan penambahan kunci jawaban pada setiap latihan yang ada. Hal ini diharapkan dapat membantu peserta memahami setiap latihan dan mengetahui pemecahannya. Selain kunci jawaban, ditambahkan kriteria penilaian dengan maksud agar peserta pelatihan dapat mengukur kemampuan dalam pemahaman 57

16 materi. Di dalam modul terdapat banyak istilah sukar. Oleh karena itu penulis menambahkan glosarium, sehingga peserta dapat mengetahui makna dari istilah yang terdapat dalam materi pelatihan, sehingga memudahkan peserta untuk memahami materi Uji Coba Terbatas Setelah modul mendapatkan revisi oleh para pakar dan dilakukan perbaikan sesuai saran ahli pakar, maka modul siap diujicobakan dalam IHT di kalangan guru SD Negeri Kroyo 1. Uji coba terbatas dilakukan untuk menguji seberapa layak modul yang dikembangkan sebagai media pelatihan. IHT berlangsung sebanyak 10 kali pertemuan, dimana masing-masing pertemuan membahas materi satu bab. Dari sepuluh pertemuan, lima pertemuan dihadiri oleh semua guru dan kepala sekolah. Akan tetapi pada pertemuan 1, 2, 3, 8, dan 9 ada guru yang tidak mengikuti IHT dikarenakan sedang melaksanakan tugas dinas. Kehadiran guru dalam IHT dicatat dalam daftar hadir IHT. Daftar hadir pelatihan dapat dilihat pada lampiran 4.2. Pada pertemuan kedelapan, penulis mengarahkan peserta untuk menyajikan hasil pembuatan presentasi sesuai dengan perintah pada soal latihan dengan menggunakan LCD Proyektor. Sebelum 58

17 mengoperasikan LCD Proyektor, penulis memberikan informasi tambahan tentang cara pengoperasian LCD proyektor secara lisan. Akan tetapi para peserta menyarankan agar langkahlangkah pengoperasian LCD Proyektor juga dimasukkan ke dalam materi modul, sehingga suatu saat mereka mampu mengoperasikan LCD Proyektor secara mandiri dengan berpedoman pada materi dalam modul. Pada akhir pertemuan, penulis dibantu oleh satu orang guru yang berlatar belakang pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk mengulang materi dari awal sampai akhir modul, dengan tujuan agar suatu saat para guru dapat berlatih secara mandiri, dan apabila menemui kesulitan dapat mencari informasi melalui rekan mereka. Hasil masukan dari tahap uji coba terbatas adalah menambahkan materi tentang langkahlangkah pengoperasian LCD proyektor ke dalam materi pembelajaran dalam modul IHT. Hal ini dimaksudkan agar peserta pelatihan mampu mengoperasikan LCD proyektor secara mandiri dengan berpedoman pada modul IHT. Pada akhir pelatihan, penulis melakukan wawancara dengan peserta pelatihan mengenai hasil uji coba produk. Wawancara pasca IHT menggunakan kisi-kisi seperti yang terdapat dalam 59

18 lampiran 4.3. Dalam wawancara diperoleh hasil bahwa kata pengantar dalam modul sudah menjelaskan fungsi modul. Daftar isi modul sudah berisi tentang outline dan disertai nomor halaman dengan sangat jelas. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sudah mencakup pencapaian kompetensi bagi peserta pelatihan. Petunjuk penggunaan modul dapat dimengerti oleh peserta. Setiap materi dalam pembelajaran dapat dimengerti dan dilaksanakan dengan mudah. Tugas evaluasi mudah dimengerti dan dikerjakan karena disertai dengan kunci jawaban dan kriteria penilaian, sehingga peserta dapat mengukur kemampuan masing-masing secara mandiri. Glosarium sudah memuat kata-kata yang belum dipahami, sehingga peserta tidak mengalami kesulitan dalam memahami kata-kata yang dianggap sukar. Dari hasil wawancara, modul yg diuji cobakan sudah dapat diterima dan digunakan dalam In-House Training untuk meningkatkan kompetensi ICT di kalangan guru Sekolah Dasar. Kelayakan modul ini diukur dari hasil evaluasi yang terdapat dalam modul. Modul dinyatakan layak untuk diterima dan digunakan menjadi media IHT apabila peserta pelatihan dapat menjawab setiap evaluasi yang ada tanpa melihat materi di dalam modul. Dan bilamana pelatihan telah selesai, guru 60

19 dapat menerapkan materi yang telah didapat selama IHT ke dalam proses belajar mengajar Revisi Produk Setelah dilakukan uji coba terbatas terhadap modul IHT, terdapat usulan materi tambahan dari para guru agar langkah-langkah pengoperasian LCD Proyektor dimasukkan ke dalam materi pembelajaran modul IHT. Hal ini memiliki maksud agar para guru dapat berlatih mandiri dalam mengoperasikan LCD Proyektor selepas diadakannya IHT. Setelah dilakukan revisi produk, desain produk mengalami perubahan. Terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditambahkan untuk mengukur kompetensi apa yang harus dicapai setelah mempelajari modul tersebut. Pada setiap materi pembelajaran ditambahkan kata pengantar yang bertujuan agar peserta mengetahui apa saja yang akan dipelajari dalam satu pembelajaran. Di akhir pembelajaran, diberikan evaluasi yang digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan peserta pelatihan, sehingga peserta dapat menilai kemampuannya masing-masing. Setiap tugas yang diberikan, disertai dengan kunci jawaban dan kriteria penilaian agar peserta dapat mengukur sendiri seberapa jauh pemahaman 61

20 terhadap materi dan dapat menilai diri sendiri menggunakan indicator yang telah tersedia. Pada akhir modul ditambahkan materi tentang Pengoperasian LCD Proyektor yang bertujuan agar para peserta dapat mempresentasikan slide yang telah dibuat dengan menggunakan LCD Proyektor. Untuk mengukur kemampuan peserta dalam memahami materi secara keseluruhan, ditambahkan evaluasi yang memuat materi pembelajaran 1 sampai 8. Hal ini bertujuan agar standar kompetensi dapat tercapai. Penambahan glosarium bertujuan untuk membantu peserta memahami beberapa istilah yang tidak dapat dijelaskan dalam materi pembelajaran. 1.3 Pembahasan Produk Akhir Selama pelatihan, guru-guru terlihat sangat bersemangat dan antusias untuk dapat mengoperasikan multimedia yang tersedia di SD Negeri Kroyo 1. Beberapa dari guru sudah mulai mencoba menyajikan materi di kelas, meskipun hanya sederhana tetapi sudah mampu menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Selain itu, para guru juga sudah mulai memanfaatkan multimedia yang ada untuk menyajikan selayang pandang SD Negeri Kroyo 1 dalam rangka penilaian lomba sekolah sehat pada bulan April tahun 2017 lalu. Hal ini menjadi batu 62

21 loncatan bagi para guru untuk menjadi pengajar yang kreatif dalam memanfaatkan teknologi yang ada, sehingga kompetensi ICT dapat meningkat serta mampu menghadapi kemajuan teknologi. Dengan tersusunnya modul IHT tersebut, maka guru-guru SD Negeri Kroyo 1 memiliki bekal mandiri untuk menghadapi proses belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 yang dianggap kompleks tersebut. Modul IHT yang telah tersusun dan divalidasi tersebut menjadi produk akhir dalam penelitian ini. Produk akhir ini memuat kata pengantar modul, Daftar isi, Standar kompetensi dan kompetensi dasar, petunjuk penggunaan modul, 8 materi pembelajaran yang meliputi Dasar-Dasar Power Point; Mengubah dan Menyunting Teks; Format Presentasi, Menyisipkan Objek Pada Presentasi; Mengelola Objek Tabel Pada Presentasi; Mengelola Animasi dan Menjalankan Presentasi; Pemanfaatan Internet; serta Pengoperasian LCD Proyektor. Pada masing-masing materi pembelajaran diberikan soal evaluasi, kunci jawaban, dan criteria penilaian, dan di akhir pembelajaran terdapat evaluasi secara menyeluruh dan ditutup dengan susunan kata-kata sukar yang termuat dalam glosarium. Sistematika produk akhir dalam penelitian ini tersusun dalam lampiran 4.4. Modul IHT tersebut disusun untuk digunakan sebagai media In-House Training, yang apabila 63

22 digunakan dengan tepat dapat meningkatkan kompetensi ICT di kalangan guru Sekolah Dasar. Di samping itu, modul tersebut juga dapat digunakan sebagai media belajar mandiri dalam penggunaan aplikasi presentasi Power Point beserta pemanfaatan internet dan pengoperasian LCD Proyektor. Modul IHT ini dinyatakan layak digunakan sebagai modul In- House Training dalam memanfaatkan media presentasi Microsoft Power Point. Hal ini sesuai dengan pendapat Daryanto (2004) yang mengatakan bahwa modul yang baik memiliki karakteristik antara lain Self instruction dimana peserta dapat belajar secara mandiri dengan menggunakan modul. Hal ini memiliki tujuan, agar selepas diselenggarakan IHT, modul tetap dapat digunakan sebagai media belajar mandiri. Dengan demikian, penggunaan modul dapat digunakan setiap waktu untuk meningkatkan kompetensi ICT pengguna. Modul juga memiliki karakter Self contained dimana seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan peserta tertuang dalam modul tersebut. Materi pembelajaran yang dibutuhkan oleh peserta disusun setelah melewati proses analisis kebutuhan. Sehingga materi yang benar-benar dibutuhkan dapat diakses dengan mudah melalui modul tersebut. Modul ini juga tidak memuat materi pembelajaran yang saat ini belum dibutuhkan oleh peserta, dikarenakan apabila memuat materi lain 64

23 akan dipastikan peserta pelatihan menjadi bingung dan malah untuk berlatih. Stand alone yaitu karakter dimana modul tidak tergantung dengan media lain, atau tidak digunakan bersama-sama dengan media lain. Modul ini dapat digunakan untuk mendukung semua materi yang hendak dipelajari oleh peserta sehingga tidak diperlukan media lain yang digunakan secara bersamasama. Selain itu, karakter modul harus Adaptif yaitu modul memiliki penyesuaian yang tinggi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini memiliki maksud apabila terdapat pembaharuan seri dalam aplikasi Microsoft Office Power Point, maka modul dapat dilakukan penyesuaian sesuai dengan kebutuhan. Karakter terakhir dalam modul, yaitu modul harus User friendly, dimana modul yang disusun dapat membantu peserta, sehingga peserta dapat menggunakan modul sesuai dengan keinginan dalam kemudahan. Meskipun dinyatakan layak digunakan dalam pelatihan dan belajar mandiri, modul ini juga memiliki kelemahan yaitu modul hanya terdiri dari materi dasar pengenalan Power Point. Hal ini hanya dapat memberikan fasilitas kepada guru-guru yang berusia menjelang purna tugas, sedangkan bagi para guru yang berusia muda, materi dalam modul dianggap terlalu mudah. 65

24 Apabila melihat pada sistematika modul menurut Daryanto (2013), ada beberapa perbedaan isi modul jika dibandingkan dengan modul dalam penelitian ini. Menurut Daryanto (2013) sistematika modul tidak memuat kunci jawaban dan kriteria penilaian, sehingga dalam pelatihan, penilaian evaluasi hanya dapat dilakukan oleh fasilitator. Sebaliknya, modul Mengenal Power Point 2007 dalam penelitian ini Modul ini memuat kunci jawaban dan kriteria penilaian dengan maksud agar peserta dapat mengukur seberapa jauh kemampuan mereka dalam memahami materi pembelajaran baik oleh fasilitator maupun diukur secara mandiri. Kedua hal tersebut tidak ditemukan di dalam sistematika modul yang dikembangkan oleh Daryanto (2013). Penelitian ini lebih baik jika dibandingkan dengan beberapa penelitian terdahulu. Beberapa penelitian terdahulu yang meneliti tentang manfaat pelatihan dalam peningkatan kompetensi ICT dan juga peningkatan kemampuan guru mata pelajaran melalui IHT, para peneliti tersebut menggunakan modul yang sudah ada sebelumnya. Sebaliknya, penelitian ini melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi ICT dengan menggunakan modul yang disusun sendiri oleh peneliti. Dengan demikian, penelitian ini memiliki daya tarik yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. 66

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Model Pengembangan Penelitian ini berjenis penelitian dan pengembangan atau R & D dengan pendekatan diskriptif kualitatif. Dalam penelitian ini, model pengembangan menggunakan

Lebih terperinci

Lampiran 3.1 Design awal produk

Lampiran 3.1 Design awal produk Lampiran 3.1 Design awal produk Kata Pengantar Daftar Isi Petunjuk Penggunaan Modul BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang 1. Memulai PowerPoint 2. Mengenal Elemen Dasar PowerPoint 3. Membuat Presentasi Sederhana

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IN-HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI ICT DI KALANGAN GURU SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MODUL IN-HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI ICT DI KALANGAN GURU SEKOLAH DASAR PENGEMBANGAN MODUL IN-HOUSE TRAINING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI ICT DI KALANGAN GURU SEKOLAH DASAR Tesis Diajukan kepada Program Pascasarjana Magister Manajemen Pendidikan Untuk Memperoleh Gelar Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan memiliki tugas dan tanggung jawab penuh dalam menjalankan tujuan pendidikan, sebagaimana yang telah dirumuskan dalam pembukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran bukan hanya kegiatan guru dalam menyampaikan materi dan tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru, siswa dan sumber

Lebih terperinci

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang

PROFIL SEKOLAH Sunday, 27 June :50. A. Latar Belakang A. Latar Belakang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Modul 1. Pengertian Modul merupakan alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia teknologi sudah berkembang sangat pesat, dan sudah merambah ke segala aspek kehidupan, baik itu di dalam pendidikan dan masyarakat luas pada umumnya.

Lebih terperinci

commit to user 44 BAB IV HASIL PENELITIAN

commit to user 44 BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN A. Pengembangan CD Interaktif Berbasis Power Point Penelitian ini menghasilkan produk CD Interaktif berbasis Power Point yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Setelah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang berkembang begitu pesatnya telah memberikan berbagai perubahan dalam bidang kehidupan termasuk dalam dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Model Pengembangan BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian dan pengembangan (research and development) yang bertujuan untuk mengembangkan modul biologi berbasis model

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN KKPI MATERI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA KELAS XI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF MATA PELAJARAN KKPI MATERI MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH ANGKA KELAS XI Wirawan, Yussi Puspitasati; Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Multimedia Interaktif Mata Pelajaran KKPI Materi Menggunakan Perangkat Lunak Pengolah Angka Kelas XI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Profil SMP Negeri 1 Bandungan SMP Negeri 1 Bandungan adalah Sekolah Menengah Pertama yang terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Bandungan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan karena pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang berkembang akan dapat menghasilkan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and 37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa sebuah CD

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa sebuah CD BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Hasil Uji Coba Hasil pengembangan dari penelitian ini adalah berupa sebuah CD pembelajaran pada materi teori kinetik gas yang dibuat dengan menggunakan software

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk menanamkan berbagai karakter

Lebih terperinci

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri.

14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. KOMPETENSI INTI 14. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN Saat ini komputer

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Pengembangan Hasil dari penelitian ini berupa (1) sebuah LKS berbasis creative problem solving pada materi barisan dan deret tak hingga, (2)

Lebih terperinci

Pencarian Bilangan Pecahan

Pencarian Bilangan Pecahan Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 4 SD dengan rincian 1 SD inti dan 3 SD sebagai anggota gugus.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. terdiri dari 4 SD dengan rincian 1 SD inti dan 3 SD sebagai anggota gugus. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di gugus VI UPTD kecamatan Ponjong, kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Gugus VI terdiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap orang dimanapun dan kapan pun orang itu berada. Pendidikan sangat penting, karena tanpa adanya pendidikan manusia akan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI CERITA PENDEK SISWA KELAS IX SMP NEGERI 2 TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Pengkajian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer menjadi suatu teknologi yang menjadi kebutuhan diberbagai bidang. Salah satunya dalam konteks pendidikan, komputer bukan hanya mampu membantu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi baru terutama multimedia mempunyai peranan semakin penting dalam proses pembelajaran. Banyak orang percaya bahwa multimedia akan dapat membawa kita kepada

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN

BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN BAB 3 ANALISA SISTEM YANG BERJALAN 3.1 Latar Belakang Berdirinya SMP Islam Al Azhar 3 Bintaro SMP Islam Al Azhar 3 didirikan tahun 1992 dengan menempati gedung SD Islam Al Azhar 4 Kebayoran Lama sebagai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan. SMPN 1 Rejotangan, dan SMK Rejotangan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum SMAN 1 Rejotangan a. Letak geografis SMAN 1 Rejotangan terletak di Desa Buntaran Kecamatan Rejotangan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu

BAB I PENDAHULUAN. membedakan jenisnya dari jenis-jenis makhluk yang lain. Kemampuan belajar itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan, dan sikap. Kemampuan orang untuk belajar ialah ciri penting yang membedakan jenisnya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Lokasi penelitian yang diambil adalah sekolah yang berdiri sejak tahun 2007 yang berada di tanah milik seluas 1625 m 2 dengan luas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran

BAB IV HASIL PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian. pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Peneltian Jenis penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian pengembangan. Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran matematika berbasis multimedia flash

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMK NEGERI 1 LURAGUNG Jalan Raya Luragung Cidahu Kuningan Kuningan 45581

PEMERINTAH KABUPATEN KUNINGAN DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAH RAGA SMK NEGERI 1 LURAGUNG Jalan Raya Luragung Cidahu Kuningan Kuningan 45581 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Luragung Kompetensi Keahlian : Semua Bidang Keahlian Mata Pelajaran : K K P I Kelas / Semester : XII / Ganjil ( V ) Alokasi Waktu :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prestasi belajar yang dicapai siswa tidak dapat lepas dari peran guru. Tantangan pendidikan dewasa ini untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan tangguh semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional.

BAB I PENDAHULUAN. peralatan praktik, penyempurnaan kurikulum maupun peningkatan. profesionalisme guru yang dilakukan secara nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan sebagai tuntutan akan kebutuhan sumber daya manusia (SDM) yang dapat berkompetisi di era globalisasi akan terus berlangsung diupayakan. Perhatian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum pendidikan di Indonesia selalu berubah dan berkembang sesuai zaman. Indonesia telah beberapa kali merubah atau menyempurnakan kurikulum. Hingga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peradaban kehidupan di era globalisasi semakin berkembang dan mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal tersebut telah dirasakan oleh seluruh umat manusia,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN DALAM PRESTASI, TERAMPIL DALAM KARYA DAN BUDAYA, BERWAWASAN IPTEK, BERLANDASKAN IMTAQ. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian SMP Negeri 2 Suruh Kabupaten Semarang, terletak di Jalan Salatiga- Dadapayam Km. 11 Desa Cukilan, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. SMA mencakup beberapa prosedur pengembangan. Langkah-langkah. pengembangan bahan ajar adalah sebagai berikut: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Cara Pengembangan Penelitian pengembangan modul Hidrosfer sebagai Sumber Kehidupan dengan pendekatan saintifik untuk pembelajaran geografi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh E en

SKRIPSI. Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh E en PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN IPA KELAS V DI SDN DUKUH 01 SALATIGA SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di

A. Analisis Situasi Sekolah 1. Sejarah SMK Kristen 1 Klaten berdiri pada tanggal 1 Agustus 1965 menempati gedung SD Krsiten III yang dahulu berada di BAB I PENDAHULUAN Universitas Negeri Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi yang menghasilkan tenaga kependidikan terbanyak yang ada di Yogyakarta. Universitas Negeri Yogyakarta sudah banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan peradaban umat manusia. Melalui pendidikanlah pembentukan watak dan peneguhan kepribadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan 1 I PENDHULUN 1.1 Nama dan Sejarah Perusahaan SD Indriasana Palembang yang beralamat di jalan angau No 1271 Palembang didirikan pada tanggal 19 gustus 1973 dengan jumlah murid pertama kali sebanyak 24

Lebih terperinci

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSTAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

PROGRAM SI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSTAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS JOYFULL LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN SALATIGA 01 KOTA SALATIGA SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA

PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA PENGEMBANGAN MODUL ELEKTRONIK BERBASIS DISCOVERY LEARNING MENGGUNAKAN 3D PAGEFLIP PROFESSIONAL PADA MATERI GERAK LURUS UNTUK KELAS X SMA Annisa Rahim 1), Jufrida 2), dan Nova Susanti 3) 1) Mahasiswa Program

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian 4.1.1 Lokasi Sekolah SMP N 9 Salatiga Jawa Tengah merupakan tempat yang dipilih oleh penulis untuk melakukan penelitian.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pratindakan Peneliti terlebih dahulu melakukan tahap pratindakan sebelum melaksanakan proses penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 53 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tempat Penelitian a. Sejarah Singkat SMP Negeri 15 Yogyakarta SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah sekolah menengah pertama yang terletak

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. pengelolaan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berbasis multi. mengambil simpulan sebagai berikut:

BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP. pengelolaan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berbasis multi. mengambil simpulan sebagai berikut: BAB V SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP A. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengelolaan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti berbasis multi media di kelas X MIA-1 SMAN 1 Bale Endah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan 35 III. METODE PENELITIAN A. Setting Pengembangan Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan pengembangan. Pengembangan yang dimaksud adalah pembuatan media pembelajaran

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penelitian dan Pengumpulan Data (Research & Information Collecting) Langkah pertama yang dilakukan adalah analisis kebutuhan, studi literatur dan riset kecil. Adapun hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Media Pembelajaran CD Interaktif Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Saat ini perkembangan zaman, teknologi dan khususunya dunia pendidikan sudah semakin pesat. Hal ini dibuktikan dengan adanya pergantian, perubahan, dan revisi-revisi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan 42 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengembangan Penelitian dan pengembangan yang dilakukan peneliti menggunakan prosedur pengembangan Borg dan Gall. Adapun langkah-langkah yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah proses atau metode yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu aspek yang merasakan manfaat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 PENILAIAN RESPONDEN TERHADAP PEMANFAATAN ICT Untuk melihat pemanfaatan ICT digunakan data angket siswa yang sudah diberikan kepada responden, yaitu siswa kelas XI Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dan bermanfaat untuk kemajuan bangsa. Di Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu negara adalah pendidikan

Lebih terperinci

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2. Santia dan Jatmiko, Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika... 11 Pengembangan Modul Pembelajaran Matematika Berdasarkan Proses Berpikir Relasional Dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari,

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam (Setyosari, BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Model yang dikembangkan pada penelitian ini adalah menggunakan model pengembangan yang disampaikan oleh Borg and Gall dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi

BAB I PENDAHULUAN. dan peserta didik melalui bahasa verbal sebagai media utama penyampaian materi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk mendukung kemajuan bangsa dan Negara seperti yang tertuang dalam Undang-undang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan ilmu pengetahuan yang universal mempunyai arti penting dalam mendasari perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data yang digunakan dalam uji coba Multimedia Interaktif terdiri dari hasil uji pakar materi dan uji pakar media (exspert judgement), hasil uji coba terbatas (preliminary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sesungguhnya memiliki modal besar untuk menjadi sebuah bangsa yang maju, adil, makmur, berdaulat, dan bermartabat. Hal itu didukung oleh sejumlah fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam pembangunan nasional. Perkembangan pendidikan nasional mengalami dinamika seiring dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI

PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI PENGEMBANGAN MEDIA GAME ULAR TANGGA EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR EKONOMI Titi Wijayanti & Tejo Nurseto Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: titiestukara@gmail.com Abstrak: Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pengembangan potensi, kemampuan dan kapasitas manusia yang mudah dipengaruhi oleh kebiasaan, kemudian disempurnakan dengan kebiasaan-kebiasaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena 24 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pengertian PTK Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan pertimbangan karena

Lebih terperinci

Lampiran 1 KUISIONER APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PROMOSI SEKOLAH SMP CENDERAWASIH I JAKARTA SELATAN

Lampiran 1 KUISIONER APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PROMOSI SEKOLAH SMP CENDERAWASIH I JAKARTA SELATAN Lampiran 1 KUISIONER APLIKASI SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB UNTUK PROMOSI SEKOLAH SMP CENDERAWASIH I JAKARTA SELATAN 1. Sebagai apakah anda bekerja pada SMP Cenderawasih I? 2. Bagaimana pendapat anda mengenai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 10 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian 3.1.1 Setting Penelitian Penelitian dilaksanakan di SDN Simbangdesa 01 Kecamatan Tulis Kabupaten Batang sebanyak 2 siklus,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah 49 BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Hasil Pengembangan Berdasarkan pengembangan lembar kerja siswa berbasis proyek yang telah melalui serangkaian validasi dan uji coba kelompok kecil,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan menurut Undang-undang Sisdiknas adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian yang dilaksanakan mulai dari bulan November 2016 sampai dengan bulan April 2017 bertempat di SDN Serang 11 Kota Serang yang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan.

III. METODE PENELITIAN. mengembangkan produk pendidikan yang bisa dipertanggungjawabkan. 51 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan. Penelitian pengembangan (Research and Development) adalah sebuah proses yang digunakan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan pokok dalam menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan dapat diandalkan dalam kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan investasi

Lebih terperinci

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak

BAB I. penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa memiliki peranan yang penting dalam melanjutkan kehidupan manusia. Kita tentunya berharap, anakanak yang akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Profil Sekolah SD Negeri Serangan 1 terletak di Jalan Melayu No.03 Desa Serangan Kecamatan Bonang Kabupaten Demak Propinsi Jawa Tengah. Wilayah SD Negeri

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash dengan materi BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Hasil Pengembangan Produk Penelitian dan pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media pembelajaran interaktif berbasis macromedia flash

Lebih terperinci

SKRIPSI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

SKRIPSI UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA PENDIDIKAN PADA UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA H ALAMAN JUDUL MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERBICARA SISWA PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN TEKNIK PERMAINAN TERKA GAMBAR BERKELOMPOK PADA SISWA KELAS IV SEMESTER I SD NEGERI 3 TEGOWANU WETAN TAHUN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF IPA KELAS V SD POKOK BAHASAN ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN Octario Sakti Susilo 1, I Nyoman Sudana Degeng 2, Susilaningsih 3 Jurusan Teknologi Pendidikan FIP Universitas

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD

PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD PENGEMBANGAN VIDEO MULTIMEDIA UNTUK MENDUKUNG REMIDIAL MAHASISWA MATA KULIAH CAD Heri Wibowo dan Yatin Ngadiyono (Dosen Jurusan Pendidikan Teknik Mesin FT UNY) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan : 1) mengembangkan

Lebih terperinci

MENGOPERASIKAN SOFTWARE PRESENTASI (LEVEL 2) SWR.OPR.407.(2).A

MENGOPERASIKAN SOFTWARE PRESENTASI (LEVEL 2) SWR.OPR.407.(2).A Modul MENGOPERASIKAN SOFTWARE PRESENTASI (LEVEL 2) SWR.OPR.407.(2).A Berdasarkan Kurikulum SMK Edisi 2004 Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi Program Keahlian Multimedia Waktu 160 Jam Diklat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan di bidang pendidikan dewasa ini dapat dilihat dari peningkatan sistem pelaksanaan pendidikan dan pengembangan pembelajaran yang selalu diusahakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Bab I berisikan pendahuluan penelitian, adapun yang disampaikan pada Bab ini diantaranya, (A) Latar Belakang, (B) Perumusan Masalah, (C) Tujuan Penelitian, (D) Manfaat Penelitian, dan

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1 ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MODUL MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBELAJARAN PDEODE (PREDICT-DISCUSS-EXPLAIN-OBSERVE-DISCUSS- EXPLAIN) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI PELUANG KELAS IX SMP N 12 TANJABTIM

Lebih terperinci

Microsoft Power Point 2010

Microsoft Power Point 2010 Modul ke: Microsoft Power Point 2010 Teori dan fungsi yang digunakan dalam MS. Power Point 2010 Fakultas Ilmu Komputer Rahma Farah Ningrum, M.Kom Program Studi Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id Power

Lebih terperinci

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh UTAMININGRUM

Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh UTAMININGRUM i SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR IPA BERDASARKAN GENDER SISWA KELAS V SEMESTER II DI GUGUS BENDERA KECAMATAN KALORAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2011/2012 Disusun

Lebih terperinci

Abstrak PENDAHULUAN.

Abstrak PENDAHULUAN. Jurnal Pendidikan Ekonomi: Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, Ilmu Ekonomi, dan Ilmu Sosial 51 PENGEMBANGAN MODUL MATA PELAARAN AKUNTANSI KEUANGAN KOMPETENSI DASAR PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN PADA SISWA KELAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Objek Penelitian Sekolah Dasar Negeri Blaru 02 terletak di desa Blaru Kecamatan Pati Kabupaten Pati yang dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN DAN ANALISIS HASIL A. Persiapan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Pengalaman Lapangan dikasanakan hanya satu bulan, berbeda dengan tahun tahun sebelumnya yang pelaksanaannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS V SDN GEDANGAN 02 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. mungkin dan berlangsung seumur hidup menjadi tanggung jawab keluarga, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pembangunan nasional, pendidikan diartikan sebagai upaya meningkatkan harkat dan martabat manusia serta dituntut untuk menghasilkan kualitas manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatanpendekatan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatanpendekatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau R & D menurut Borg & Gall, 1983 yang diadaptasi oleh Sugiyono, 2012. Langkah langkah pengembangan

Lebih terperinci

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation.

BAB IV. pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation, dan (5) Evaluation. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembahasan Dalam mendesain LKS ini, peneliti menggunakan model pengembangan ADDIE dengan langkah-langkah, (1) Analysis, (2) Design, (3) Development, (4) Implementation,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode BAB III METODE PENELITIAN A. MODEL PENGEMBANGAN Penelitian ini termasuk penelitian pengembangan inovasi pembelajaran yang menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development / R&D).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses belajar mengajar salah satunya tergantung dari apa yang di lakukan guru di kelas. Guru diharapkan dapat mengembangkan profesionalisme dalam

Lebih terperinci