615.1 Ind p. Panduan Penggunaan SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PEMERINTAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "615.1 Ind p. Panduan Penggunaan SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PEMERINTAH"

Transkripsi

1 615.1 Ind p Panduan Penggunaan SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LOGISTIK DI INSTALASI FARMASI PEMERINTAH Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016 i

2 615.1 Ind p Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Panduan penggunaan Sistem Informasi Manajemen Logistik diinstalasi Farmasi Pemerintah. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI ISBN Judul I. PHARMACY II. INFORMATION SYSTEMS ii

3 PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN LOGISTIKDI INSTALASI FARMASI PEMERINTAH Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2016 iii

4 Tim Penyusun Penasehat Maura Linda Sitanggang Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Pengarah Engko SosialineM Direktur Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan Penyusun - Nadirah Rahim Kepala Sub Direktorat Perencanaan dan Penilaian Ketersediaan - Sri Endah Suhartatik Kepala Sub Direktorat Pemantauan Pasar Obat dan Perbekalan Kesehatan - Syahidah Kepala Seksi Penilaian Ketersediaan - Prihatiwi Setiati Kepala Seksi Perencanaan - Ahadi Wahyu Hidayat Kepala Sub Bagian Tata Usaha - Guardian Yoki Sanjaya SIMKES Fakultas Kedokteran UGM - Aji Wicaksono Staf Seksi Penilaian Ketersediaan - Agung Bagus Trapsilo Staf Seksi Penilaian Ketersediaan - Martinus Wahyu Ristyadi Staf Bagian Tata Usaha Editor - Ni mah Hanifah - Hendri Kurniawan P Hak Cipta Panduan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Sitasi Kementerian Kesehatan RI Panduan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah. Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta iv

5 Kata Pengantar Salah satu sasaran strategis Kementerian Kesehatan Tahun adalah meningkatnya akses, kemandirian dan mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan, dimana salah satu sasaran yang akan dicapai pada tahun 2019 adalah 95% puskesmas yang memiliki ketersediaan obat dan vaksin esensial. Untuk mencapai target indikator dalam sasaran strategis tersebut perlu didukung manajemen logistik obat, vaksin dan bahan medis habis pakai (BMHP) yang optimal di instalasi farmasi pemerintah, yaitu melalui pemanfaatan sistem manajemen logistik secara elektronik, sehingga efisiensi dan efektivitas pemantauan ketersediaan obat dan BMHP dapat ditingkatkan. Sistem manajemen logistik secara elektronik telah dikembangkan dalam bentuk aplikasi E-Logistik obat dan BMHP untuk digunakan di semua tingkat instalasi farmasi pemerintah, yaitu kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Melalui aplikasi E-Logistik ini dapat diakses data pencatatan manajemen logistik obat dan BMHP, antara lain penerimaan dan pendistribusian, serta pelaporan ketersediaan obat dan BMHP. Buku ini berisi konsep manajemen logistik obat dan BMHP serta pedoman penggunaan sistem ELogistik yangdigunakan sebagai acuan dalammanajemen logistik obat dan BMHPdi instalasi farmasi pemerintah. Terima kasih danapresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku Panduan Penggunaan Sistem Informasi Manajemen Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah, semoga buku ini bermanfaat dalam mendukung pencapaian target sasaran ketersediaan obat dan BMHP di puskesmas. Jakarta, Desember2016 Direktur Jenderal ttd Maura Linda Sitanggang v

6 Daftar Isi Tim Penyusun...iv Kata Pengantar...v Daftar Isi...vi Daftar Singkatan...viii Daftar Gambar...ix Daftar Tabel...xii Bab IPendahuluan Sistem Informasi Manajemen LogistikDi Instalasi Farmasi Pemerintah Siklus Manajemen Logistik Obat Dan BMHP Manajemen Logistik Obat Dan BMHP Sistem Informasi Manajemen Logistik Obat Dan BMHP... 4 Strategi Implementasi E-Logistik Di Instalasi Farmasi Pemerintah Integrasi Data Logistik Obat Dan BMHP Regulasi Sistem Informasi Logistik Obat Dan BMHP Kesinambungan Penggunaan Sistem Informasi LogistikObat Dan BMHP... 7 Bab II Pemanfaatan Aplikasi E-LogistikObat Dan BMHP Proses Bisnis Manajemen Logistik Di Instalasi Farmasi Pemerintah Penggunaan Standar Data Dalam Sistem Informasi Manajemen LogistikObat Dan BMHP Pemeliharaan Standar Data Dan Penggunaannya Langkah-Langkah Implementasi Sistem E-Logistik Di Instalasi Farmasi Pemerintah Melakukan Analisis Kebutuhan Implementasi Sistem E-Logistik Monitoring Dan Evaluasi Bridging E-Logistik Dengan Sistem Informasi Lain BAB III Instalasi Aplikasi E-Logistik Persyaratan Menjalankan Aplikasi Spesifikasi Komputer Minimal Software Pendukung Instalasi Aplikasi E-Logistik One Click Installation Update Aplikasi E-Logistik Update Master Data ObatDan BMHP Setting Multi-User vi

7 Langkah-Langkah Setting Local Area Network Menggunakan Wifi Setting IP Address Statis (Jika Diperlukan) Troubleshooting BAB IV Pedoman Penggunaan Aplikasi E-Logistik Login Untuk Setting Profil Modul Profil Modul Master Data Sediaan Farmasi Login Untuk Transaksi Data (Manajemen LogistikObat Dan BMHP) Modul Manajemen LogistikObat Dan BMHP Modul Integrasi Data Modul Laporan Bab V Memanfaatkan Bank Data E-Logistik Obat Dan BMHP Akses Bank Data E-Logistik Registrasi Login Melihat Dashboard Dashboard Presentase Pelaporan Obat Indikator Puskesmas Peta Ketersediaan Obat Indikator Nasional Ketersediaan Obat Indikator Nasional Per Item Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa Dan Ketersediaan Obat Di Tingkat Provinsi Laporan Obat Kadaluarsa, Ketersediaan Obat, Dan Obat Indikator Di Tingkat Kabupaten Melihat Laporan Rutin Obat Dan BMHP Laporan Masuk Laporan Ketersediaan Laporan Kadaluarsa Laporan Obat Indikator Tools Master Data Obat Dan BMHP Download Master Data Obat Import Obat Indikator Menggunakan Template DatabasePuskesmas Entri Ketersediaan Obat vii

8 Daftar Singkatan BHMP : Bahan Medis Habis Pakai FEFO : First Expired First Out FIFO : First In First Out INN : International Non-proprietary Name LIFO : Last in First Out LPLPO : Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat LPO : Lembar Permintaan Obat PBF : Pedagang Besar Farmasi SBBK : Surat Bukti Barang Keluar SIM : Sistem Informasi Manajemen SIML : Sistem Informasi Manejemen Logistik viii

9 Daftar Gambar Gambar 1. Siklus Manajemen Obat Dan BMHPDi Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota... 1 Gambar 2. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Obat Dan BMHP... 5 Gambar 3. Bank Data E-Logistik Nasional Untuk Integrasi Data Dari Sistem Informasi Manajemen Logistik... 7 Gambar 4. Dukungan Implementasi Sistem Informasi Logistik Elektronik... 8 Gambar 5. Proses Bisnis Sistem Informasi Manajemen Logistik Elektronik Gambar 6. Konsep Standar Data Obat Dan BMHP Gambar 7. Gambaran Penggunaan Standar Data Obat Dalam Pengembangan E-Logistik Gambar 8. Konsep Pemeliharaan Dan Penggunaan Standar Data Obat Dan BMHP Nasional Gambar 9. Potensi Bridging Aplikasi E-Logistik Gambar 10. Pilihan Ekstraksi Gambar 11. Folder Hasil Ekstraksi Gambar 12. File Dalam Folder E-Logistics V Gambar 13. Menu Setup E-Logistik V Gambar 14. Langkah Pertama Installasi Web Server Gambar 15. Langkah Kedua Installasi Web Server Gambar 16. Langkah Ketiga Installasi Web Server Gambar 17. Proses Installasi Web Server Gambar 18. Installasi Web Server Selesai Gambar 19. Proses Selesai Gambar 20. Menu Setup E-Logistik Install Git Gambar 21. Langkah Pertama Install Git Gambar 22. Langkah Kedua Install Git Gambar 23. Langkah Ketiga Instalasi Git Gambar 24. Langkah Keempat Install Git Gambar 25. Langkah Kelima Install Git Gambar 26. Langkah Keenam Install Git Gambar 27. Proses Instalasi Git Gambar 28. Langkah Ketujuh Install Git Gambar 29. Menu Setup E-Logistik: Install Google Chrome Gambar 30. Menu Setup E-Logistik: Install E-Logistik Gambar 31. Command Prompt Windows Gambar 32. Instalasi Database Gambar 33. Proses Instalasi Database Gambar 34. Ekstraksi Source Code Gambar 35. Proses Ekstraksi Software Gambar 36. Proses Instalasi Selesai Gambar 37. Halaman Login Aplikasi E-Logistik Gambar 38. Backup All Database Gambar 39. Update Aplikasi E-Logistik V Gambar 40. Update Master Data Obat Gambar 41. Gambaran Desain Jaringan Penggunaan E-Logistik Multi-User Gambar 42. Perintah CMD Gambar 43. Identifikasi IP Address Gambar 44. Open Network And Sharing Center Gambar 45. Network And Sharing Center Gambar 46. Wireless Network Connection Gambar 47. Wi-Fi Properties Gambar 48. Internet Protocol Version 4 Properties Gambar 49. Tampilan Menu Login Saat Pertama Kali Masuk Ke Aplikasi E-Logistik ix

10 Gambar 50. Menu Pada Modul Setting Profil Gambar 51. Setting Institusi Gambar 52. Setting Institusi Gambar 53. Notifikasi Pemilihan Modul LPLPO Grup Generik Atau Grup Detail Sediaan Farmasi Gambar 54. Perbedaan Daftar LPLPO Grup Generik Dan Grup Detail Sediaan Farmasi Gambar 55. Daftar Unit Penerima Internal Sesuai Setting Institusi Gambar 56. Menambah Unit Penerima Internal Gambar 57. Mengelola User E-Logistik Gambar 58. Tampilan Menambah User Baru Gambar 59. Menu Manajemen Database Gambar 60. Menu Master Data Sediaan Farmasi Untuk Melihat Semua Master Data Sediaan Farmasi Gambar 61. Daftar Konten Obat Yang Diurutkan Berdasarkan Abjad Gambar 62. Daftar Bentuk Sediaan Obat Gambar 63. Daftar Master Data Rute Pemberiaan Obat Gambar 64. Master Data Golongan Obat Gambar 65. Master Data Formularium Nasional Gambar 66. Master Data Produsen Obat Gambar 67. Master Daftar Produsen Besar Farmasi Gambar 68. Daftar Nama Obat Generik Gambar 69. Daftar Nama Alat Kesehatan Generik Gambar 70. Master Data Nama Program Gambar 71. Master Data List Obat Indikator Gambar 72. Daftar Sediaan Farmasi Sesuai Dengan Tanggal Penerimaan Obat Gambar 73. Pengisian Faktur Gambar 74. Tampilan Awalpengisian Faktur Gambar 75. Daftar Riwayat Faktur Gambar 76. Tampilan Detail Faktur Gambar 77. PenambahanSediaan Farmasi (Obat Dan Bahan Medis Habis Pakai) Gambar 78. Update Data Penerimaan Sediaan Farmasi Gambar 79. Menyimpan Update Data Penerimaan Sediaan Farmasi Gambar 80. Entri Buffer Stok Optimum Dan Periode Transaksi Gambar 81. Memasukkaan Buffer Optimum Gambar 82. Memasukkan Periode Distribusi Gambar 83. Menu Menambah LPLPO Dari Unit Penerima Gambar 84. Daftar Detail LPLPO Yang Sudah Diinput Gambar 85. Menambahkan Sediaan Farmasi Pada Laporan LPLPO Gambar 86. Download Template LPLPO Gambar 87. Eksport Laporan LPLPO Dalam Bentuk File CSV Gambar 88. Import File CSV Laporan LPLPO Yang Telah Terisi Sesuai Dengan Standar Gambar 89. Daftar Laporan LPLPO Yang Belum Dimasukkan Ke Dalam Sistem Gambar 90. Daftar Permintaan Sediaan Farmasi Dari Puskesmas Berdasarkan Laporan LPLPO Gambar 91. Transaksi Pemberiaan Obat Berdasarkan Permintaan Dari Puskesmas Gambar 92. Cetak SBBK Distribusi INN/FDA Gambar 93. Tampilan Permintaan Sewaktu Gambar 94. Detail Sediaan Sewaktu Gambar 95. Menambah Stok Opname Sesuai Dengan Periode Gambar 96. Pengisian Stok Opname Gambar 97. Pemusnahan Sediaan Expired Gambar 98. Informasi Pemusnahan Sediaan Expired Gambar 99. Pemusnahan Sediaan Rusak Gambar 100. Detail Informasi Pemusnahan Sediaan Rusak Gambar 101. Pemusnahan Stok Opname x

11 Gambar 102. Detail Informasi Pemusnahan Stok Opname Gambar 103. Form Retur Obat Gambar 104. Menambah Pengiriman Laporan Baru Ke Bank Data Pusat Gambar 105. Metode Pengiriman Laporan Gambar 106. Integrasi Ketersediaan Obat Gambar 107. Integrasi Laporan Persediaan Obat Puskesmas Gambar 108. Integrasi Laporan Obat Indikator Gambar 109. Laporan Stok Sediaan Gambar 110. Laporan Sediaan Kadaluarsa Gambar 111. Laporan Penerimaan Barang Gambar 112. Laporan Pengeluaran Gambar 113. Detail Laporan Pengeluaran Gambar 114. Kartu Stok Berdasarkan Nama Generik Gambar 115. Kartu Stok Berdasarkan Nama Dagang Gambar 116. Laporan LPLPO Per Unit Penerima Gambar 117. Laporan Ketersediaan Gambar 118. Laporan Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA Gambar 119. Laporan Ketersediaan Obat Indikator Gambar 120. Laporan Mutasi Obat Per Puskesmas Gambar 121. Menu Utama Bank Data Gambar 122. Registrasi Bank Data E-Logistics Gambar 123. Konfirmasi Registrasi Gambar 124. Validasi Registrasi Gambar 125. Login Bank Data E-Logistics Gambar 126. Statistik Pelaporan Obat Indikator Gambar 127. Peta Ketersediaan Obat Indikator Nasional Gambar 128. Presentase Ketersediaan Per Item Obat Indikator Nasional Gambar 129. Presentase Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa Dan Ketersedian Di Tingkat Propvinsi 106 Gambar130. Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa, Ketersediaan, &Obat Indikator Di Tingkat Kabupaten Gambar 131. Melihat Laporan Masuk Gambar 132. Laporan Ketersediaan Gambar 133. Laporan Kadaluarsa Gambar 134. Laporan Obat Indikator Gambar 135. Download Master Data Gambar 136. Mendapatkan Link Download Master Data Gambar 137. Import Obat Indikator Menggunakan Entri Manual Gambar 138. Entri Manual Obat Indikator Gambar 139. Import Laporan Menggunakan Template Gambar 140. Upload File Pada Import Obat Indikator Gambar 141. Melihat Daftar Nama Puskesmas Gambar 142. Menu Entri Ketersediaan Obat Secara Manual Gambar 143. Entri Ketersediaan Obat Secara Manual xi

12 Daftar Tabel Tabel 1. Cakupan Fungsi Sistem Informasi Manajemen Logistik Elektronik... 9 Tabel 2. Nama Variabel, Keterangan Dan Referensi Dari Nilai Variabel (Data Terstruktur) xii

13 Bab I Pendahuluan 1. Sistem Informasi Manajemen Logistik di Instalasi Pemerintah 1.1. Siklus Manajemen Logistik Obat dan BMHP Manajemen logistik merupakan suatu siklus pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) mulai dari seleksi, pembelian, distribusi dan penggunaan. Instalasi farmasi pemerintah di tingkatpusat, provinsi dan kabupaten/kota mempunyai peran penting dalam mendistribusikan obat dan BMHP sampai ke fasilitas kesehatan dasar, termasuk mendistribusikan obat-obat program. Gambar 1 menunjukkan bagaimana proses pengelolaan obat di tingkatpusat, provinsi, kabupaten/kota dan bagaimana pencatatan dan pelaporan dilakukan di masing-masing tahapan. Pemilihan /Seleksi Monitoring & Evaluasi Perencanaan Dukungan Manajemen Distribusi Pengadaan Penyimpanan Gambar 1. Siklus Manajemen Obat dan BMHP di Instalasi Farmasi PemerintahPusat, Provinsi, Kabupaten/Kota Siklus manajemen logistik digambarkan sebagai suatu siklus dimana setiap tahapan siklus menunjukkan keterkaitan satu sama lainnya. Sebagai contoh bahwa pemilihan obat sangat tergantung dari siapa yang dilayani. Beban penyakit, jumlah pasien dan pelayanan kesehatan masyarakat menjadi kunci penting untuk tahapan selanjutnya. 1

14 Pemilihan/Seleksi. Seleksi merupakan tahapan awal dalam perencanaan obat dan BMHP. Prinsip dasar seleksi adalah obat dan BMHP terpilih harus mempunyai manfaat terapi yang jauh lebih besar dibandingkan resikonya serta merupakan yang terbaik dibandingkan kompetitornya.seleksi bertujuan untuk menentukan jenis obat dan BMHP yang dibutuhkan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan serta pelaksanaan intervensi program kesehatan dalam menunjang pencapaian target pembangunan kesehatan. Perencanaan. Perencanaan kebutuhan bertujuan untuk menetapkan jenis dan jumlah obat dan BMHP yang dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan dan pelaksanaan intervensi program kesehatan dengan mempertimbangkan target dan kemampuan dalam pelaksanaan program kesehatan, ketersediaan anggaran dari berbagai sumber anggaran yang sah dan ketersediaan. Pengadaan. Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah adalah kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa oleh Kementerian/Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah/Institusi yang prosesnya dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai diselesaikannya seluruh kegiatan untuk memperoleh Barang/Jasa.Tujuan pengadaan obat dan BMHP adalah: a. Tersedianya obat dan BMHP dengan jenis, jumlah, dan spesifikasi sesuai dengan kebutuhan. b. Terjaminnya mutu obat dan BMHP c. Obat dan BMHP dapat diperoleh pada saat dibutuhkan. Penyimpanan. Penyimpanan merupakan suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara menempatkan obat dan BMHP yang diterima pada tempat penyimpanan sesuai dengan kondisi dipersyaratkan dalam kemasan yang dinilai aman dari pencurian serta gangguan fisik sehingga dapat merusak mutu obat dan BMHP.Penyimpanan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan kondisi yang dipersyaratkan. Tujuan penyimpanan obat dan BMHP adalah untuk: memelihara mutu; menghindari penyalahgunaan dan penggunaan yang salah; menjaga kelangsungan persediaan; serta memudahkan pencarian dan pengawasan. Distribusi. Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka mendistribusikan obat dan BMHP kepada unit layanan/satuan kerja/fasilitas kesehatan dalam jenis dan jumlah yang tepat dengan menggunakan kendaraan operasional distribusi serta peralatan penunjang penyimpanan dan distribusi yang dapat memastikan mutu sepanjang jalur distribusi. Monitoring dan Evaluasi. Monitoring dan evaluasi diselenggarakan secara periodik dan teratur. Monitoring dan evaluasi sebagai bagian dari pengendalian mutu pengelolaanbertujuan 2

15 memastikan setiap instalasi farmasi pemerintah menyelenggarakan fungsi sesuai standar serta memenuhi persyaratan lokasi, bangunan, prasarana, peralatan, dan sumber daya manusia. Dalam Setiap siklus manajemen logistik terdapat dukungan manajemen meliputi sumber daya manusia, organisasi, anggaran, manajemen mutu serta pencatatan pelaporan Manajemen Logistik Obat dan BMHP Logistik obat dan BMHP memiliki peran penting dalam sistem kesehatan nasional. Obat dan BMHP berperan untuk mendukung pelayanan kesehatan di semua tingkat pelayanan kesehatan. Pentingnya pengelolaan logistik diprediksi akan meningkat, khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional. Manajemen logistik obat dan BMHP yang baik akan memberikan kemudahan untuk mengelola pengadaan, penyimpanan, dan distribusi dalam rangka untuk memenuhi permintaan pasien yang semakin lamasemakin meningkat. Pelayanan logistik obat dan BMHP di Indonesia memiliki pola dan struktur yang khas mulai dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota dan fasilitas kesehatan, dimana masing-masing tingkat memiliki wewenang dan tanggung jawab yang berbeda terkait dengan pengelolaan logistik obat dan BMHP.1 Selain kompleksitas organisasi, pengelolaan logistik sendiri merupakan proses yang unik mulai dari proses perencanaan, pembelian obat, distribusi obat, penggunaan obat dan manajemen operasional pengelolaan logistik. Tidak heran jika pengelolaan informasi dalam proses tersebut menjadi sangat vital sehingga perlu adanya instrumen elektronik dalam membantu pengelolaan data untuk membantu pengambilan keputusan di setiap proses siklus pengelolaan logistik. Tujuan dari pengelolaan informasi ini adalah:2 1) Melakukan pemantauan penyimpanan dan pergerakan barang pada setiap tingkatpelayanan kesehatan dalam sebuah sistem supply chain 2) Memastikan ketersediaan logistik farmasi di setiap fasilitas kesehatan 3) Mempermudahrelokasilogistik antar lokasi (daerah)dengan mempertimbangkan ketersediaan obat di masing-masing tingkat dan tanggal kadaluarsa sehingga obat dan BMHP dapat diserap dengan optimal baik untuk tujuan pelayanan rutin maupun keadaan khusus. Beberapa indikator kesehatan nasional sangat juga terkait dengan pengelolaan obat dan BMHP di Indonesia. Ketersediaan obat berdasarkan formularium nasional, ketersediaan obat dan vaksin di puskesmas, obat-obat kadaluarsa dan penggunaan sistem informasi elektronik dalam mengelola obat 1 Jahre M, Dumoulin L, Greenhalgh LB, Hudspeth C, Limlim P, Spindler A. Improving health in developing countries: reducing complexity of drug supply chains [Internet]. Journal of Humanitarian Logistics and Supply Chain Management p Roy C, Jha HK, Das JK, Bhattacharya V, Shivdasani J. A Study on the Logistics and Supply Management System of Drugs at Different Levels in District Darbhanga of Bihar.Darbhanga (Bihar); 2009 p

16 dan BMHP menjadi indikator Nawacita Presiden dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan tahun terkait aksesabilitas serta mutu sediaan farmasi dan alat kesehatan. Beberapa indikator tersebutantara lain: Terselenggaranya manajemen logistik alat kesehatan, obat, dan vaksin dalam rangka pemenuhan tepat waktu baik jumlah dan kualitas. Persentase puskesmas dengan ketersediaan obat dan vaksin esensial sebesar 95% Persentase instalasi farmasi provinsi dan kabupaten/kota yang menerapkan aplikasi logistik obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) sebesar 40% Persentase instalasi farmasi kabupaten/kota yang melakukan manajemen pengelolaan obat dan vaksin sesuai standar sebesar 75% 1.3. Sistem Informasi Manajemen Logistik Obat dan BMHP Informasi merupakan motor penggerak siklus manajemen logistik. Tanpa informasi sistem logistik tidak akan berjalan sempurna. Seorang manajer logistik akan mengumpulkan informasi pada setiap aktivitas dalam siklus logistik dan menganalisisnya untuk tindakan kedepan. Umumnya, pengelolaan logistik akan didukung oleh Sistem Informasi Manejemen Logistik (SIML). SIMLmerupakan sebuah sistem untuk melakukan pencatatan dan pelaporan logistik obat dan BMHP baik yang berbasis kertas atau elektronik.siml digunakan untuk melakukan aggregate data, menganalisis, memvalidasi, dan menampilkan data (dari semua tingkatanmanajemen logistik di suatu wilayah),yang dapat digunakan untuk membuat keputusan logistik dan mengelola rantai persediaan obat dan BMHP. Sebuah SIML yang berfungsi akan memberikan pengambil keputusan di seluruh rantai pasokan dengan akurat, tepat waktu, dan tepat data, seperti ketersediaan obat, pengurangan dan penyesuaian stok obat, penggunaan obat, permintaan, masalah, status pengiriman, dan informasi tentang assetobat dan BMHP yang dikelola.3gambar 2 menunjukkan bagaimana mekanisme pencatatan dan pelaporan yang dilakukan di semua tingkat pengelolan logistik obat dan BMHP. 3 USAID DELIVER PROJECT, Task Order Computerizing Logistics Management Information Systems. A Program Manager s Guide, Arlington, Va. 4

17 Gambar 2. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Obat dan BMHP Teknologi informasi dan komunikasi semakin berperan dalam mendukung sistem informasi manajemen logistik.kementerian Kesehatan melalui Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatantelah mengembangkan sistem informasi manajemen logistik elektronik yang disebut E-Logistik.E-Logistik dirancang untuk memfasilitasi pengelolaan data obat dan BMHP untuk menghasilkan informasi dalam mendukung pengambilan keputusan yang sangat berbeda. Beberapa pertanyaan yang dapat dijawab dengan menggunakan data yang terdapat di E-Logistik adalah: Berapa lama persediaan saat ini dapat bertahan? Kapan harus memesan kembali? Dimana persediaan obat dan BMHP dapat diperoleh? Apakah perlu mengalokasikan ke tempat lain? Di mana penggunaan tertinggi? Apakah fasilitas tersebut membutuhkan lebih banyak obat? Sediaan farmasi apa saja yang diperlukan? Seberapa besar kerugian akibat sediaan farmasi yang tidak terpakai? Kapan produk akan kadaluarsa? Bisakah kita mendistribusikan sediaan farmasi sebelum masa kadaluarsa? Dalam mengelola logistik setidaknya memerlukan 3 informasi penting yaitu (a).informasi stok obat dan BMHP atau ketersediaan di setiap tingkat pelayanan kesehatan. (b). Rata-rata penggunaan obat dan BMHP dalam periode tertentu, (c). Pengeluaran atau pengurangan dan penyesuaian jumlah obat dan BMHP akibat selain penggunaan seperti kadaluarsa, kerusakan atau pencurian.penyesuaian jumlah dilakukan jika terdapat pengeluaran dan/atau penambahan akibat pengembalian barang ke 5

18 instalasi farmasi.melalui sistem informasi elektronik, hal-hal tersebut dapat dilakukan secara otomatis. Salah satu panduan dari USAID terkait dengan sistem informasi logistik berbasis elektronik setidaknya terdapat 4 faktor yang perlu diperhatikan: 1). Proses bisnis manajemen logistik yang detail dan komitmen waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk meningkatkan proses bisnis sebelum atau selama penggunaan sistem elektronik, 2). Adanya tim multidisiplin yang kuat, terdiri dari aspek manajerial, tenaga operasional dan tenaga teknis, 3). Dukungan pimpinan dan kelembagaan yang berkesinambungan serta 4). Sumber daya yang dikelola secara berkesinambungan untuk menjalankan sistem elektronik secara terus menerus Strategi Implementasi E-Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah 2.1. Integrasi Data Logistik Obat dan BMHP Secara umum kebutuhan nasional adalah pemantauan terhadap ketersediaan obat dan BMHP di daerah, baik itu obat esensial, obat indikator maupun rekomendasi dari formularium nasional.untuk mempermudah pelaksanaan monitoring dan evaluasi tersebut, penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dilakukan mulai dari tingkatinstalasi farmasi kabupaten/kota, instalasi farmasi provinsi dan instalasi farmasi pusat.untuk mengakomodasi integrasi data dari berbagai tingkat tersebut, diperlukan sebuah bank data yang menampung laporan-laporan yang dikeluarkan oleh aplikasi manajemen logistik.gambaran umum sistem informasi logistik di daerah dan pusat dapat dilihat pada gambar 3. Dengan adanya bank data E-Logistik, output laporan dari sistem informasi manajemen logistik di Instalasi farmasi pemerintah semua tingkat dapat diintegrasikan sehingga secara nasional dapat mengetahui bagaimana status ketersediaan obat dan BMHP. 4 USAID, 2009.The Logistics Handbook. A Practical Guide for Supply Chain Managers in Family Planning and Health Programs 6

19 Gambar 3.bank datae-logistik Nasional untuk integrasi data dari sistem informasi manajemen logistic 2.2. Regulasi Sistem Informasi Logistik Obat dan BMHP Agar implementasi sistem informasi manajemen logistik dapat berjalan, secara nasional diperlukan regulasi yang dapat dijadikan acuan bagi implementasi sistem informasi manajemen logistik di daerah.hal ini untuk mengakomodasi kebutuhan daerah untuk mengalokasikan sumber daya, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi serta melakukan integrasi (bridging) dengan bank datae-logistik Nasional. Regulasi penggunaan sistem berbasis elektronik sejalan dengan indikator Nawacita Presiden dan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Beberapa instalasi farmasi kabupaten/kota sudah terlebih dahulu mengembangkan sistem informasi manajemen logistik berbasis elektronik, sehingga bridging atau integrasi antar sistem terkait dengan data obat dan perbekalan serta format laporan-laporannya juga perlu dipersiapkan, antara lain: - Penggunaan standar data obat dan BMHP nasional yang menjadi referensi aspek teknis pengembangan sistem informasi berbasis elektronik - Format output laporan yang baku sehingga dapat dijadikan acuan dalam pembuatan sistem informasi elektronik 2.3. Kesinambungan Penggunaan Sistem Informasi Logistik Obat dan BMHP Kesinambungan penggunaan sistem berbasis elektronik akan tergantung pada beberapa aspek baik internal maupun eksternal organisasi. Secara internal berkaitan dengan kualitas sistem dan manfaat nyata yang didapatkan dengan penggunaan sistem berbasis elektronik menjadi kunci penting untuk 7

20 mengurangi resistensi dari pengguna. Dukungan organisasi, pembiayaan dan kepemimpinan di internal Instalasi Farmasiakan sangat membantu percepatan adopsi sistem informasi elektronik. Secara eksternal, diperlukan pengembangan sistem E-Logistik yang berkesinambungan untuk mengakomodasi dinamika perubahan yang terjadi. Sosialisasi dan kegiatan peningkatan kapasitas pengelola logistik dengan memanfaatkan sistem informasi elektronik akan membantu instalasi farmasi pemerintahdi semua tingkat. Fasilitas komunikasi antar pengguna sistem berbasis elektronik seperti forum atau grup sosial media dapat memfasilitasi komunikasi dan transfer pengetahuan kepada semua pengguna sistem informasi logistik. Pendampingan dan pelatihan yang difasilitasi oleh pihak eksternal dapat mempercepat proses adopsi. Berikut ini adalah gambaran dukungan untuk kesinambungan penggunaan sistem informasi logistik. Gambar 4. Dukungan Implementasi Sistem Informasi Logistik Elektronik 8

21 Bab II Pemanfaatan Aplikasi E-Logistik 1. Proses Bisnis Manajemen Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah Proses bisnis merupakan aktivitas yang lebih terinci dari siklus manajemen logistik terutama untuk pengembangan sistem informasi manajemen logistik secara elektronik. Berdasarkan referensi dari Whithouse et al 20075, sistem informasi logistik perlu mengakomodasi beberapa hal seperti yang ditampilkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Cakupan Fungsi Sistem Informasi Manajemen Logistik Elektronik No Modul Contoh Fungsi 1 Informasi Institusi 2 Data logistik laporan Profil Instalasi Farmasi, master data obat dan BMHP, unit penerima rutin dari Data logistik yang dilaporkan dari fasilitas kesehatan (Puskesmas) seperti fasilitas laporan stok obat, penggunaan obat, pengurangan dan penyesuaian jumlah kesehatan 3 barang Penghitungan stok optimum Menggunakan metode tertentu, perhitungan jumlah masing-masing produk setiap fasilitas kesehatan (umpamanya berdasarkan rata-rata konsumsi, buffer dan stok minimal) 4 Jumlah distribusi dan stok di Melacak perbedaan jumlah distribusi dan stok barang di fasiltias kesehatan fasilitas kesehatan 5 6 Distribusi untuk Secara berkala terdapat distribusi ke fasilitas kesehatan lain yang tidak rutin kegiatan khusus seperti kegiatan sosial, relokasi dalam keadaan bencana Persentasi Daftar fasilitas yang sudah mengirimkan laporan rutin fasilitas yang melaporkan rutin 7 Status stok Untuk jangka waktu yang ditetapkan, menampilkan stok obat dan BMHP di Instalasi Farmasi maupun fasilitas kesehatan, termasuk mengidentifikasi adanya ketidakseimbangan stok barang 8 Status Stockout Menampilkan kejadian stockouts di fasilitas pelayanan kesehatan dan Instalasi Farmasi. 9 Laporan Obat Program Selama periode waktu, menampilkan item data obat program di fasilitas pelayanan kesehatan atau Instalasi Farmasi seperti penggunaan obat program dan vaksin, jumlah pasien ART, dan tes HIV yang digunakan sesuai tujuannya. 10 Grafik Selama periode waktu, menampilkan grafik tren dan atau grafik batang seperti obat yang digunakan dan ringkasan status stok dari waktu ke waktu. 5 Whitehouse, Mimi, Anubha Bawa, Yasmin Chandani, Wendy Nicodemus Computerizing Logistics Management Information Systems for HIV Tests, Laboratory Supplies, and ARV Drugs: Lessons Learned from Kenya and Uganda. Arlington, Va.: USAID DELIVER PROJECT, Task Order 1 9

22 No 11 Modul Contoh Fungsi Distribusi Memungkinkan distribusi dengan mempertimbangkan metode FEFO, FIFO atau LIFO berdasarkan ketersediaan obat dan BMHP di instalasi farmasi. 12 Barang kadaluarsa Untuk jangka waktu yang ditetapkan, menampilkan produk dengan masa kadaluarsa yang terdekat, sehingga memungkinkan untuk mengatur redistribusi obat yang dekat dengan kadaluwarsa. Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa sistem manajemen logistik elektronik tidak hanya mencakup fungsi transaksi data (pencatatan opersional siklus manajemen logistik) tetapi juga mencakup fungsi non transaksi seperti manajemen data (master data, user, backup, restore, update master data), profil instalasi farmasi, laporan dan grafik serta integrasi dengan bank data e-logistik nasional. Gambar 5 berikut merupakan proses bisnis sistem E-Logistik Gambar 5. Proses Bisnis Sistem Informasi Manajemen Logistik Elektronik Perencanaan.Berasal dari usulan unit layanan atau fasilitas pelayanan kesehatan.penghitungan kebutuhan berdasarkan metode konsumsi/burden of disease. Contoh penghitungan Analisis Pareto (ABC) dengan output grafik Pareto ABC. Umumnya perencanaan obat dan BMHP menggunakan nama generik. Pembelian.Dasarnya adalah daftar perencanaan yang kemudian dibeli berdasarkan produk dari perusahaan tertentu (sesuai e-katalog). Untuk pembelian umumnya menggunakan nama dagang obat dan BMHP yang terdaftar. Permintaan. Merupakan proses permintaan buffer obat/obat program/vaksin ke Instalasi Farmasi di atasnya. 10

23 Penerimaan. Penerimaan dari berbagai sumber baik dari APBN, APBD 1, APBD 2, hibah dan pemberian dari pihak lain. Termasuk yang berasal dari relokasi tempat lain. Stok Opname. Merupakan kegiatan pengecekan kesesuaian stok fisik dan stok yang tercatat di sistem informasi manajemen logistik elektronik.stok opname digunakan untuk memonitor ketersediaan obat secara berkala.stok opname umumnya dilakukan di instalasi farmasi dan semua unit pelayanan kesehatan. LPLPO.Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) adalah formulir khusus yang digunakan oleh fasilitas kesehatan untuk melakukan pelaporan ketersediaan obat dan BMHP sekaligus untuk permintaan obat dari fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas).Umumnya LPLPO hanya dilakukan di tingkat Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota.Di beberapa tempat, format LPLPO juga digunakan di Puskesmas dengan permintaan dari Puskesmas Pembantu. Distribusi. Merupakan kegiatan pendistribusian ke fasilitas pelayanan kesehatan (Puskesmas) atau kegiatan lain seperti bakti sosial, permintaan sewaktu (tidak dalam jadwal permintaan rutin), fasilitas kesehatan lain (rumah sakit, klinik). Pemusnahan.Merupakan transaksi pengeluaran obat dan BMHP yang kadaluarsa dan rusak secara permanen sehingga hilang dari aset. Pemusnahan umumnya melalui proses tertentu dengan berita acara yang resmi. Pemusnahan dilakukan secara tidak rutin. Evaluasi dan Pelaporan.Berbagai macam laporan diperlukan untuk menjawab kebutuhan manajerial, Kementerian Kesehatan dan pihak eksternal seperti pemerintah daerah, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), auditor eksternal. Contoh laporan ketersediaan tersebut antara lain: Laporan ketersediaan obat, obat kadaluarsa, laporan obat indikator (puskesmas, program) dan informasi aset obat dan BMHP. Integrasi bank data.merupakan fungsi pelaporan ke bank datae-logistik Nasional.Integrasi bertujuan untuk mendapatkan gambaran ketersediaan obat secara nasional, melakukan komparasi kebutuhan antar wilayah dan pengambilan keputusan dalam melakukan relokasi obat dan BMHP untuk tujukan khusus seperti bencana. Manajemen Data. Digunakan untuk melengkapi profil instalasi farmasi, mengelola pengguna pada pengatur multi-user, melakukan backup dan restore data, update aplikasi serta pemutakhiran master data obat dan BMHP. 11

24 2. Penggunaan Standar Data dalam Sistem Informasi Manajemen Logistik Obat dan BMHP Penggunaan sistem informasi elektronik tidak terlepas dari penggunaan standar data khususnya untuk obat dan BMHP.Hal ini didorong dengan bervariasinya sistem informasi yang digunakan terkait dengan pengelolaan obat dan BMHP, baik di fasilitas pelayanan kesehatan maupun di instalasi farmasi.puskesmas dan rumah sakit memiliki sistem informasi (SIMPUS, SIMRS) yang didalamnya terdapat fungsi manajemen logistik obat dan BMHP.Berbagai aplikasi telah tersedia untuk mengakomodasi pelayanan farmasi di apotek. Selain itu, beberapa Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota sudah memiliki sistem informasi manajemen logistik elektronik dengan berbagai nama dan fungsi. Obat dan BMHP juga memiliki metadata yang kompleks.sebuah item obat memiliki informasi yang berkaitan dengan konten obat, kekuatan obat, satuan obat, rute pemberian, golongan obat, kemasan, satuan kemasan, jenis obat, kategori obat, status obat dan produsen obat. Selain itu setiap item obat dapat dikategorikan dalam beberapa pengelompokan obat seperti pengelompokan obat generik (INN: International Non-proprietary Name), Formularium Nasional, WHO-ATC, Obat Program dan Obat Indikator. Konsep standar data obat dan BMHP dapat dilihat pada Gambar 6 berikut. Gambar 6. Konsep Standar Data Obat dan BMHP 12

25 Konsep standar data obat dan BMHP mengakomodasi penamaan dagang dan penamaan generik.standar data obat dan BMHP dirancang untuk digunakan di sistem informasi kesehatan dan aplikasinya untuk mencapai interoperabilitas semantik. Dengan adanya standar data, maka: - Master data obat dan BMHP dapat digunakan dalam sistem informasi manajemen farmasi seperti peresepan elektronik, dispensing obat, pemberian obat, pelaporan efek samping obat dan pencatatan persediaan obat pada sistem manajemen logistik. - Standar data obat dapat digunakan untuk mendukung pengembangan sistem pendukung keputusan klinis dan keputusan manajemen. - Standar data membantu interoperabilitas berbagai rekam medis elektronik (Electronic Medical Records) internal maupun antar fasilitas penyedia layanan kesehatan. Aplikasi E-Logistik ini merupakan penyempurnaan dari aplikasi E-Logistik sebelumnya dengan konsep sistem yang terdistribusi di masing-masing kabupaten/kota, provinsi dan pusat.namun demikian ELogistik memiliki fungsi pelaporan yang terintegrasi.upaya integrasi data dilakukan dengan menyediakan standar data sediaan farmasi (obat dan bahan medis habis pakai) yang digunakan dalam pengelolaan logistik. Standar data sediaan farmasi berfungsi untuk: 1. Menyediakan kemudahan dalam melakukan transaksi data obat 2. Memudahkan integrasi data pelaporan dari kabupaten/kota, provinsi sampai pusat 3. Memungkinkan untuk digunakan pada sistem informasi lain (sistem informasi puskesmas, sistem informasi rumah sakit) sehingga dapat diintegrasikan dengan E-Logistik. 4. Mengarah pada interoperabilitas sistem untuk mendukung komunikasi data elektronik. Gambar 7 menujukkan bagaimana E-Logistik dibangun diatas standar data obat. Gambar 7. Gambaran Penggunaan Standar Data Obat dalam pengembangan E-Logistik 13

26 Sistem E-Logistik dikembangkan berdasarkan standar data sediaan dengan lebih dari 20 variabel data sediaan farmasi yang digunakan.tabel 2 menunjukkan variabel-variabel yang digunakan untuk membentuk standar data sediaan farmasi. Tabel 2.Nama Variabel, keterangan dan referensi dari nilai variabel (data terstruktur) No Data Element Deskripsi Keterangan 1 ID Kode unik dari masing-masing objek obat 2 BARCODE 3 KODE SEDIAAN 4 NAMA OBJECT 5 NAMA Nama obat obat dan BMHP sesuai dengan nama di kemasan 6 SEDIAAN Bentuk sedian obat 7 KEKUATAN Kekuatan obat 8 TIPE_SEDIAAN Bentuk fisik obat Padat; Semi padat; cair 9 RUTE_PEMBERIAN Rute pemberian sediaan terutama untuk obat Referensi: RxNorm 10 GOL_OBAT Golongan sediaan, terutama untuk obat 11 DETILKEMASAN Deskripsi dari kemasan sediaan 13 KEMASAN UNIT Satuan kemasan sediaan 14 ATC 15 NAMAZAT 16 ORGPEMBUAT 17 KATEGORI 18 Tiap sediaan memiliki 1 kode unik yang berbeda Kode barcode yang dikeluarkan oleh organisasi pembuat. Tiap sediaan memiliki kode barcode yang Yang terdapat di dalam kemasan sediaan sifatnya unik Kode sediaan yang diberikan oleh institusi yang berwenang (Prodis Yanfar dan Prodis Alkes) Nama sediaan yang merupakan kombinasi dari nama, sediaan dan kekuatan Referensi: RxNorm dan Panduan Registrasi Obat BPOM Referensi: Keras; Bebas; Bebas Terbatas; Psikotropika Referensi: RxNorm, WHO-ATC Kode ATC sesuai dengan standar WHO-ATC, khususnya untuk obat Referensi: WHO-ATC tahun 2014 Bahan dasar pembentuk sediaan terutama pada sediaan Dipetakan dengan standar konten obat obat dari UMLS Nama organisasi pembuat sediaan Referensi: Data produsen obat Kategori sediaan khususunya obat didasarkan pada obat Referensi: Generik, Generik Bermerek dan generik, generik bermerek dan paten Paten JENISOBAT Keterangan apakah obat tunggal atau kombinasi Referensi: Obat tunggal; kombinasi 19 KATEGORI OBJECT Pengkategorian sediaan Referensi: Obat, Alkes, BMHP 20 ID KONTEN Nomor ID konten obat Referensi: RxNorm 21 NAMA KONTEN Nama konten berdasarkan standar yang digunakan 14 Referensi: Kefarmasian Direktorat Pelayanan

27 No Data Element 22 ID_FORNAS 23 NAMA FORNAS Deskripsi Pemetaan Keterangan sediaan terhadap kodefikasi formularium nasional Satu data obat fornas memiliki 1 kode unik Nama Formularium Nasional sesuai dengan SK Menkes Referensi: Daftar Formularium Nasional 2014 Penting 24 ID_INN/FDA untuk membuat secara laporan Pemetaan sediaan terhadap kodefikasi INN/FDA untuk ketersediaan kumulatif dari pengelompokan sediaan farmasi berbagai data sediaan dengan konten dan kekuatan yang sama NAMA_INN/FDA ID_OBATPROGRA M Diambil berdasarkan standar INN dan Nama INN/FDA FDA-USA Sebuah obat dapat masuk dalam salah Pemetaan obat terhadap kodefikasi obat program satu obat program seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis Contoh TUberkulosis, HIV/AIDS, Malaria, 27 NAMA_PROGRAM Nama program kesehatan Kesehatan Ibu dan Anak, Imunisasi, Gizi dan lainnya ID_OBATINDIKAT Pemetaan OR Puskesmas NAMA_OBATINDI KATOR obat terhadap kodefikasi obat indikator Sebuah obat dapat masuk dalam salah satu obat indikator puskesmas Terdapat Daftar nama obat indikator puskesmas 20 daftar obat indikator puskesmas yang dilaporkan dalam bentuk persentasi 3. Pemeliharaan Standar Data dan Penggunaannya Data obat dan BMHP merupakan data yang dinamis.master data tersebut memerlukan mekanisme pemeliharaan untuk mengikuti perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.siklus memperbarui standar tergantung pada seberapa cepat perubahan informasi obat dan BMHP.Tujuan utama dari pemeliharaan rutin adalah untuk memastikan semua data obat dan BMHPup-to-date dan dapat diandalkan.dengan demikian, berbagai sistem informasi elektronik dapat memanfaatkan standar data tersebut dan sebagai dampaknya memudahkan integrasi laporan rutin dari berbagai sumber dan sistem informasi yang ada. Sumber data obat dan BMHP yang berasal dari berbagai lembaga menjadi tantangan dalam pemeliharaan master data logistik. Gambar8 merupakan gambaran bagaimana pemeliharaan dan penggunaan standar data logistik. 15

28 Gambar 8. Konsep Pemeliharaan dan Penggunaan Standar Data Obat dan BMHP Nasional Berbagai sistem informasi elektronik di Kementerian Kesehatan mengelola data obat dan BMHP untuk sistem transaksional maupun untuk pengelompokan logistik berdasarkan standar tertentu (WHO-ATC). Pemangku kepentingan lain seperti perusahaan farmasi, Pedagang Besar Farmasi dan fasilitas kesehatan juga merupakan kontributor penting dalam pemeliharaan dan penggunaan standar data logistik. 4. Langkah-Langkah Implementasi Sistem E-Logistik di Instalasi Farmasi Pemerintah Aplikasi E-Logistik disediakan oleh Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan.Aplikasi ini dapat didownload pada link yang sudah disediakan dan secara mandiri dapat diinstall di komputer PC ataupun Laptop.Namun demikian, untuk penggunaan di instalasi farmasi, direkomendasikan untuk diinstall di PC atau Server yang terhubung dengan jaringan lokal (LAN).Dengan demikian aplikasi E-Logistik dapat digunakan oleh banyak pengguna secara bersamaan (multi-user).untuk mengimplementasikan aplikasi E-Logistik berikut ini adalah beberapa rekomendasi untuk dilakukan Melakukan Analisis Kebutuhan Analisis kebutuhan bertujuan untuk mengidentifikasi data obat dan BMHP di Instalasi Farmasi. Beberapa pertimbangan yang diperlukan adalah apa saja item obat dan BMHP yang tersedia di instalasi farmasi (sesuai yang tercantum dalam kemasan), tanggal kadaluarsa, harga satuan, sumber 16

29 anggaran pembelian, nomor batch dan faktur pembelian. Informasi tersebut diperlukan untuk dimasukkan dalam sistem E-Logistik. Identifikasi kebutuhan pelaporan rutin baik untuk internal dan eksternal dan membandingkan apakah ada output informasi lain yang tercakup dalam aplikasi E-Logistik. Output laporan yang belum tercantum dapat diusulkan kepada Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan untuk ditambahkan pada versi-versi yang akan datang. Output pelaporan yang tersedia saat ini mempertimbangkan kebutuhan umum untuk semua Instalasi Farmasi di Indonesia. Sumber daya yang diperlukan untuk menjalankan sistem berupa hardware sistem informasi (komputer, jaringan dan internet), sumber daya manusia dan pembiayaan.hardware sistem informasi berupa komputer untuk menempatkan aplikasi E-Logistik (instalasi), jaringan LAN untuk membuat setting multi-user dan internet untuk mengirimkan laporan langsung ke bank dataelogistik Nasional. Sumber daya manusia berkaitan dengan proses input data sesuai dengan modulmodul yang tersedia. Termasuk bagaimana pengguna dapat melihat laporan, mengekstraksi laporan dalam bentuk file spreadsheet dan memanfaatkannya untuk membuat laporan lain. Terkadang diperlukan pembiayaan untuk input data pertama kali mengingat data obat dan BMHP cukup banyak dan perlu upaya untuk dapat dimasukkan ke dalam sistem Implementasi Sistem E-Logistik Setelah mengidentifikasi kebutuhan tersebut, selanjutnya adalah implementasi sistem. Proses instalasi dapat dilakukan pada komputer yang sudah tersedia. Setting multi-user dapat dilakukan dengan melihat petunjuk user manual yang terdapat dalam buku ini.setelah sistem terinstal dengan sempurna, berikutnya adalah melakukan setting institusiuntuk memastikan profil Instalasi Farmasi dan unit penerima rutin sudah benar. Penguatan kapasitas staf Instalasi Farmasi diperlukan untuk menyamakan persepsi terkait dengan konsep E-Logistik dan memastikan sistem E-Logistik dapat dioperasikan oleh semua staf.penguatan kapasitas staf dapat berupa pelatihan singkat dan pendampingan penggunaan sistem oleh staf yang sudah dilatih sebelumnya. Pemahaman yang sama terhadap aplikasi E-Logistik akan sangat membantu proses penggunaan E-Logistik secara multi-user di Instalasi Farmasi. Entri data dapat dibagi sesuai dengan perannya seperti staf yang melakukan penerimaan obat,memasukkan laporan LPLPO (untuk tingkatkabupaten/kota) serta staf yang melakukan distribusi.dengan demikian dapat menyesuaikan dengan distribusi beban pekerjaan di instalasi farmasi. Salah satu proses implementasi yang cukup berat adalah memasukkan data obat pertama kali ke dalam sistem E-Logistik. Diharapkan semua data obat dan BMHP dimasukkan ke dalam sistem melalui Modul Penerimaan sehingga proses selanjutnya seperti distribusi, retur atau pemusnahan 17

30 obat dapat dilakukan. Memasukkan data tersebut akan mempengaruhi output laporan seperti ketersediaan obat, jumlah aset beserta sumber anggarannya, obat kadaluarsa dan ketersediaan obat yang dapat dikelompokkan berdasarkan nama generik (menggunakan penamaan INN) dan juga Formularium Nasional. Selain itu memasukkan data obat menggunakan daftar nama obat dan BMHP yang standar, sehingga memudahkan untuk kompilasi data pelaporan. Standar data tersebut idealnya sesuai dengan nama yang tercantum dalam kemasan. Untuk itu penting memperhatikan kemasan pada saat entri pertama kali. Jika data obat dan BMHP sudah masuk ke dalam sistem, langkah selanjutnya adalah menerima laporan LPLPO (baik entri secara manual maupun dengan template laporan), melakukan distribusi ke unit layanan yang melakukan permintaan, distribusi sewaktu untuk pendistribusian yang tidak terjadwal, atau melakukan stok opname dan pemusnahan obat. Aktivitas tersebut dapat dilakukan secara efektif tanpa harus melakukan entri data obat satu per satu Monitoring dan Evaluasi Setelah implementasi berjalan, kegiatan monitoring dan evaluasi dilakukan untuk memastikan kesesuaian antara transaksi data dan output pelaporan yang dihasilkan. Monitoring juga dapat dilakukan dengan melihat apakah laporan wajib sudah terkirim ke bank datae-logistik Nasional. Beberapa output laporan penting tersebut antara lain: - Laporan ketersediaan obat yang dihitung berdasarkan penerimaan dan distribusi obat, minimal 150 item obat dan BMHP. - Laporan obat indikator Puskesmas yang terdiri dari 20 item obat yang diambil dari laporan LPLPO yang masuk (khusus untuk Instalasi Farmasi Kabupaten/Kota). Melalui aplikasi Bank Data E-Logistik Nasional, Kementerian Kesehatan dapat melakukan monitoring terhadap jumlah laporan yang masuk dari Instalasi Farmasi semua tingkat. 5. Bridging E-Logistik dengan Sistem Informasi Lain Salah satu upaya untuk memaksimalkan peran teknologi informasi dan komunikasi adalah melakukan pertukaran data elektronik antar sistem informasi atau bridging.dengan adanya bridging, memungkinkan mengurangi beban pencatatan, mengurangi kesalahan entri data serta mempercepat waktu pelaporan. Tidak dapat dipungkiri di beberapa daerah sudah menggunakan sistem informasi manajemen obat dimana output informasinya dapat diintegrasikan dengan Bank Data E-Logistik Nasional. Selain itu, banyak daerah juga sudah mengimplementasikan sistem informasi puskesmas yang sangat potensial untuk dilakukan bridging dengan E-Logistik, terutama untuk penerimaan obat dan laporan-laporan.berikut ini adalah gambaran potensi bridging sistem informasi E-Logistik dengan sistem lainnya. 18

31 Gambar 9. Potensi Bridging Aplikasi E-Logistik Gambar 9 menunjukkan terdapat beberapa potensi bridging aplikasi E-Logistik dan Bank Data ELogistik Nasional, seperti: 1. Laporan LPLPO yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Manajemen Puskesmas dapat digunakan oleh aplikasi E-Logistik untuk distribusi obat. File SBBK dari E-Logistik yang berupa daftar pemberian obat juga dapat dimanfaatkan oleh SIM Puskesmas sebagai daftar penerimaan obat dan BMHP 2. SIM Manajemen Obat yang sudah digunakan di beberapa Instalasi Farmasi di Indonesia dapat mengeluarkan output laporan wajib yang dikirimkan ke Bank Data E-Logistik Nasional, dengan format baku yang disepakati bersama. Selain itu, SIM Manajemen Obat tersebut dapat memanfaatkan standar data yang tersedia di bank data E-Logistik 3. Bank data E-Logistik dapat berkontribusi dengan mengirimkan laporan indikator pemantauan obat (seperti 20 daftar obat indikator Puskesmas) sebagai bagian dari Sistem Informasi Kesehatan Nasional yang dikoordinasi Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan. Namun demikian, untuk mencapai integrasi dan interoperabilitas antar sistem tersebut diperlukan kesepakatan bersama terhadap standar kodefikasi data obat dan BMHP yang digunakan 19

32 bersama.selain itu diperlukan adanya kesepakatan terhadap standar output laporan (LPLPO, ketersediaan obat, obat indikator puskesmas) yang baku digunakan secara nasional. Pendekatan teknologi yang digunakan dapat berupa export-import text file (CSV, Spreadsheet) atau metode web service dengan format file XML atau JSON yang saat ini sudah umum digunakan. 20

33 BAB III InstalasiAplikasi E-Logistik 1. Persyaratan Menjalankan Aplikasi Untuk menjalankan aplikasi E-Logistik untuk tingkatkabupaten/kota, terdapat beberapa persyaratan khusus antara lain: 1) Spesifikasi komputer memenuhi syarat minimum 2) Menginstal beberapa software pendukung untuk menjalankan sistem 3) Khusus untuk pengguna multi-user, membutuhkan server atau komputer dengan spesifikasi tinggi serta jaringan LAN 4) Untuk melakukan sinkronisasi data dengan bank data E-Logistik memerlukan akses internet yang cukup Spesifikasi Komputer Minimal Aplikasi ini merupakan aplikasi berbasis web yang dapat dijalankan secara lokal (localhost). Umumnya aplikasi berbasis web yang digunakan secara lokal tidak membutuhkan spesifikasi yang tinggi. Untuk menginstal aplikasi E-Logistik, spesifikasi yang diperlukan antara lain: - Komputer PC atau Laptop (tidak disarankan menggunakan Netbook). - Processor minimal pentium IV atau yang setara. - RAM minimal 512 M. - VGA dengan resolusi minimal 600 x 800 pixel (semakin besar resolusi tampilan aplikasi semakin baik) - Space harddisk minimal 40 GB. - LAN Card atau WiFi untuk dapat terhubung dengan LAN maupun Internet. - Internet (jika diperlukan) minimal 128 kbps (internet akan diperlukan untuk melakukan sinkronisasi data ke bank data E-Logistik pusat dan update aplikasi 1.2. Software Pendukung Beberapa software pendukung untuk menjalankan sistem antara lain: - Sistem Operasi: Windows XP minimal Service Pack 3, Windows 7, 8, Aplikasi Web Server (Apache), PHP dan MySQL (Database) yang sudah tersedia dalam paket installer. 21

34 - Browser Google Chrome (proses lebih optimal) untuk mengakses aplikasi yang sudah terinstall. - Spreadsheet (Microsoft Excel, OpenOffice Calc) untuk melihat hasil eksport data. 2. Instalasi Aplikasi E-Logistik Aplikasi E-Logistik disediakan dalam bentuk paket (one click installation) maupun terpisah. Paket installer dibuat untuk memudahkan proses instalasi. Untuk melakukan instalasi beberapa langkah umum berikut perlu diperhatikan: 1. Komputer untuk instalasi sesuai dengan spesifikasi minimal 2. Software antivirus dan firewall yang ada di dalam komputer tersebut di-nonaktifkan selama proses instalasi karena terkadang memblok proses instalasi. 3. Tutup semua program/aplikasi yang tidak diperlukan. 4. Install Google Chrome yang dapat didownloaddi : One Click Installation 1. Paket installer akan diberikan melalui Flash Disk atau dapat didownload di link 2. Cari file e-logistics v3.25.rar yang sudah di-copy atau di-download 3. Klik kanan Extract Here Gambar 10.Pilihan ekstraksi 22

35 Gambar 11.Folder hasil ekstraksi 3. Open folder e-logistics v3.2, sehingga akan tampil file-file seperti gambar 12. Gambar 12.File dalam folder e-logistics v3.2 23

36 4. Double click autorun.exe (yang bersimbol kepingan CD). Kemudian akan muncul menu Setup E-Logistik v3.2 seperti pada gambar 13. Gambar 13. Menu Setup E-Logistik v Install sesuai urutan dari atas. Yang pertama diinstal adalah web server. Klik (sekali saja) pada menu Install Web Server sehingga akan muncul tampilan seperti gambar 14 Gambar 14. Langkah Pertama Installasi Web Server 24

37 6. Lalu klik Next, akan muncul tampilan seperti gambar 15 Gambar 15. Langkah Kedua Installasi Web Server 7. Lalu klik Next, akan muncul tampilan seperti gambar 16 Gambar 16. Langkah Ketiga Installasi Web Server 25

38 8. Lalu klik Install, akan muncul tampilan seperti gambar 17 Gambar 17. Proses Installasi Web Server Gambar 18. Installasi Web Server Selesai 9. Jangan lupa untuk mencentang Launch Elogistik, kemudian klik Finish. Kemudian tunggu hingga muncul perintah Press any key to continue seperti pada gambar berikut. Tekan tombol mana saja pada keyboard. 26

39 Gambar 19. Proses Selesai 10. Bagi user yang telah menginstal web server pada proses installasi web server akan muncul jendela peringatan. Klik Ignore 11. Selanjutnya adalah instalasi Git. Kembali ke menu Setup E-Logistik v3.2. Klik menu kedua yaitu Install Git seperti gambar 20. Gambar 20. Menu Setup E-Logistik Install Git 12. Apabila muncul kotak dialog yang bertuliskan: Do you want to allow the following program to make changes to this computer? Klik Yes sehingga muncul tampilan seperti

40 Gambar 21. Langkah Pertama Install Git 13. Klik Next sehingga muncul tampilan seperti gambar 22 Gambar 22. Langkah Kedua Install Git 14. Klik Next sehingga tampilan seperti gambar 23 Gambar 23. Langkah Ketiga Instalasi Git 28

41 15. Klik Next sehingga muncul tampilan seperti gambar 24 Gambar 24. Langkah Keempat Install Git 16. Klik Next sehingga muncul tampilan seperti gambar 25 Gambar 25. Langkah Kelima Install Git 17. Klik Next sehingga muncul tampilan seperti gambar 26 Gambar 26. Langkah Keenam Install Git 29

42 18. Klik Install sehingga muncul tampilan seperti gambar 27 Gambar 27. Proses Instalasi Git 19. Setelah proses instalasi selesai, akan muncul tampilan seperti gambar 28 Gambar 28. Langkah Ketujuh Install Git 20. Klik Finish, maka instalasi Git telah selesai dilakukan 21. Selanjutnya adalah installasi Google Chrome. Kembali ke menu Setup E-Logistik v3.2. Klik menu ketiga yaitu Install Google Chrome seperti gambar 29. Gambar 29. Menu Setup E-Logistik: Install Google Chrome 30

43 22. Cukup klik sekali saja pada menu Install Google Chrome. Bagi user yang sudah memiliki browser Google Chrome maka tidak perlu melakukan langkah ini. 23. Selanjutnya adalah melakukan instalasi Aplikasi E-logistik dan databasenya.kembali ke menu Setup E-Logistik dan klik sekali saja pada Install E-Logistik Gambar 30. Menu Setup E-Logistik: Install E-Logistik 24. Setelah itu akan muncul command promptseperti gambar 31. Gambar 31.Command Prompt Windows 25. Tunggu prosesnya hingga selesai dan muncul kotak window seperti gambar

44 Gambar 32. Instalasi Database 26. Klik Extract dan jangan mengubah destination folder. Setelah itu akan muncul tampilan proses extracting. Gambar 33. Proses Instalasi Database 27. Tunggu prosesnya sampai selesai. Setelah proses instalasi database selesai akan muncul kembali kotak windows untuk menginstal E-logistik seperti gambar

45 Gambar 34. Ekstraksi Source Code 28. Klik Install dan jangan mengubah destination folder. Tunggu prosesnya hingga selesai. Prosesnya akan terlihat seperti gambar 35. Gambar 35. Proses Ekstraksi Software 29. Setelah selesai prosesnya akan muncul perintah Press any key to continue, seperti pada gambar 36. Tekan salah satu tombol mana saja pada keyboard. 33

46 Gambar 36. Proses Instalasi Selesai 30. Setelah proses selesai akan muncul google chrome dengan tampilan halaman login sistem seperti terlihat pada tampilan berikut Gambar 37. Halaman Login Aplikasi E-Logistik 4. Proses instalasi Aplikasi E-Logistik telah selesai digunakan 5. Selanjutnya addalah melakukan update aplikasi yang akan diberikan secara terpisah atau dapat dilakukan melalui Modul Administrasi, menu Profil > Manajemen Database>Software Update. 34

47 2.2. Update Aplikasi E-Logistik Aplikasi E-Logistik terus dikembangkan sesuai dengan masukan dari user yang telah menggunakan aplikasi E-Logistik. Namun demikian, sebagian besar update aplikasi adalah penambahan master data sediaan farmasi seperti obat dan bahan medis habis pakai. Update aplikasi maupun link untuk mendownload aplikasi diumumkan melalui forum facebook yang telah dibuat. Secara umum langkahlangkah update aplikasi antara lain: 1. Backup data melalui menu profil dengan login menggunakan username/password: binfar/rahasia. Untuk melakukan proses backup data, klik Menu Profil > Manajemen database > Backup All Database. Langkahnya terlihat pada gambar 38 Gambar 38. Backup All Database 2. File hasil backup harus diekstrak terlebih dahulu sehingga didapatkan file mybackup.sql 3. Untuk versi 3.2, update aplikasi dilakukan dengan caraklik tombol update pada aplikasi ELogistik di Menu Profil > Manajemen Database>Software Update, seperti terlihat pada gambar 39. Untuk versi sebelum 3.2 update disesuaikan dengan versi masing-masing. Sebagai contoh, Anda sudah menginstall aplikasi E-Logistik v.3.0, maka lanjutkan install update E-Logistik v.3.1 dst 35

48 Gambar 39. Update Aplikasi E-Logistik V Setelah diupdate, klik tombol Repair Data Transaksi 2.3. Update Master Data Obat dan BMHP Update master data obat dapat dilakukan dengan cara: 1. Registrasi akun di bank data E-Logistik (lihat Gambar 122) 2. Download Master Data Obat terbaru (lihat Gambar 135) 3. Restore master data obat yang sudah didownload dilakukan dengan langkah berikut: Gambar 40. Update Master Data Obat a. KlikMenu Profil b. Klik sub menu Manajemen Database c. Klik tombol Pilih File, kemudian pilih lokasi file master data yang telah didownload d. Klik tombol Restore e. Update master data sudah selesai dilakukan 36

49 3. SettingMulti-user Agar sistem dapat digunakan oleh lebih dari 1 orang secara bersamaan perlu mempersiapkan jaringan LAN yang menghubungkan aplikasi (komputer yang terinstall dengan aplikasi E-Logistik) dengan semua komputer client (komputer semua user yang akanmengakses aplikasi). Secara garis besar beberapa persyaratannya antara lain: - Komputer PC sebagai komputer server (bank data lokal). Catatan: sudah menginstall aplikasi E-Logistik dan mensetting jaringan. - Komputer client (untuk beberapa user) yang sudah terinstall dengan google chrome. - Tersedia jaringan (wireless maupun kabel) yang menghubungkan komputer server dengan komputer clientdengan setting jaringan yang cukup (IP Statis untuk server). Catatan: Komputer server disarankan memiliki spesifikasi yang lebih tinggi dibanding komputer client. Gambar 41. Gambaran desain jaringan penggunaan E-Logistikmulti-user - Agar client dapat mengakses E-Logistik, terlebih dahulu mengidentifikasi IP Address komputer Host dalam jaringan LAN yang sama. Arahkan alamat URL di google chrome dengan IP Address dari komputer host dengan port Contoh: - Untuk memperoleh bantuan teknis dapat menghubungi Seksi Data dan Informasi di Dinas Kesehatan masing-masing atau dapat menghubungi penyedia/jasa penjualan komputer dan periferal lokal (Contoh: toko komputer) di daerah masing-masing. 37

50 3.1. Langkah-Langkah Setting Local Area Network Menggunakan Wifi 1. Hidupkan WiFi (router atau access point) 2. Koneksikan komputer yang terinstall software dengan WiFi sebagai komputer server. Serta koneksikan komputer lain ke WiFi (router atau access point) sebagai komputer client agar dapat mengakses Software 3. Identifikasi IP address dari komputer yang terinstall software dengan cara: a. Klik logo windows b. Ketik 'cmd' lalu couble klik program cmd c. Setelah cmd terbuka ketiklah 'ipconfig' Gambar 42. Perintah CMD d. Kemudian tekan Enter, akan muncul tampilan pada gambar 43 Gambar 43. Identifikasi IP Address e. Alamat IP dapat didentifikasi di IPv4Address. Contoh dalam gambar diatas IP addressnya adalah f. IP Address diatas akan digunakan computer client (komputer lain) untuk mengakses aplikasi melalui Browser Google Chrome atau sejenis. 38

51 4. Membuka Software E-Logistik menggunakan komputer yang terinstall software a. Buka program Google Chrome b. Tuliskan alamat sebagai berikut di Google Chrome atau c. Gunakan username dan password yang sudah diberikan. Untuk admin masukkan username: binfar password: rahasia 5. Membuka software dari komputer clientyang tidak terinstall E-Logistik: a. Syarat: komputer server sudah dinyalakan. Baik komputer server maupun client sudah terhubung dengan WiFi (router/access point) b. Buka program Google Chrome dari komputer client c. Tuliskan alamat IP Address dari komputer server yang sudah diidentifikasi sebelumnya (Langkah 3). Dalam contoh sebagai berikut d. Gunakan username dan password yang sudah diberikan. Untuk komputer client sebaiknya tidak menggunakan username dan password admin, kecuali digunakan oleh admin 3.2. Setting IP Address Statis (Jika diperlukan) IP Static diperlukan jika terdapat masalah akses ke komputer server. Untuk merubah IP Dynamis menjadi IP Statis pada komputer client dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Hubungkan komputer dengan jaringan WiFi 2. Masuk ke Wireless Network Properties dengan mengklik kanan ikon network yang ada di pojok kanan bawah, lalu pilihlah Open Network and Sharing Center seperti gambar dibawah ini Gambar 44. Open Network and Sharing Center 39

52 Atau dapat juga melalui menu Network and Sharing Center dengan cara: Klik ikonwindow pada pojok kiri bawah, kemudian ketiknama Network and Sharing Center pada sistem pencarian program. 3. Kemudian akan muncul tampilan seperti gambar 45 Gambar 45. Network and Sharing Center 4. Klik sekali Wireless Network Connection seperti gambar 45, sehingga muncul tampilan seperti gambar 46 Gambar 46.Wireless Network Connection 40

53 5. Klik Properties pada setting network 46 sehingga muncul tampilan seperti gambar 47 Gambar 47. Wi-Fi Properties 6. Pilihlah Internet Protocol Version 4 (IPV 4), kemudian klik Properties sehingga muncul tampilan seperti gambar 48 Gambar 48. Internet Protocol Version 4 Properties 7. Isikan setting seperti diatas antara lain a. Ubah "Obtain and IP address automatically" menjadi "Use the following IP Address" b. Isikan IP Address menjadi xxx xxx dapat diisi angka antara Setiap komputer harus memiliki nomor yang berbeda (tidak boleh sama) c. Subnet Mask: d. Default Gateway: Kemudian klik OK 41

54 4. Troubleshooting Beberapa troubleshooting yang mungkin muncul dalam proses instalasi maupun penggunaan sistem antara lain: 1) Proses instalasi gagal a. Paket installer tidak lengkap (corrupt), ulangi download aplikasi b. Matikan antivirus sementara selama proses instalasi. Antivirus terkadang memblok aplikasi yang tidak dikenali. Setelah antivirus dimatikan, ulangi proses instalasi. c. Matikan Windows Firewall sementara selama proses instalasi. 2) Aplikasi tidak dapat dijalankan a. Pastikan bahwa web server (Apache) dan MySQL (Database) sudah running. o Jika menggunakan XAMPP, dapat diaktifkan dengan membuka XAMPP Control Panel lalu klik run Apache dan MySQL. b. Jika menggunakan server (multi-user), komputer client belum terhubung dengan router yang semestinya. Hubungkan semua komputer ke dalam satu jaringan LAN. Setting komputer server dengan IP address yang statik. 42

55 BAB IV Pedoman Penggunaan Aplikasi E-Logistik Secara umum, terdapat tiga modul utama yang dikembangkan dalam Sistem E-Logistik ini yaitu 1).Manajemen Profil Instalasi Farmasi, 2). Manajemen Logistik dan 3). Laporan Rutin. Masing-masing modul memiliki sub-modul yang digunakan untuk mengelola informasi sediaan farmasi untuk mendukung pengambilan keputusan di tingkatkabupaten/kota, provinsi dan pusat. Untuk menggunakan aplikasi E-Logistik user terlebih dahulu melakukan login ke sistem. Terdapat 2 kelompok login penting yang perlu diidentifikasi, yaitu 1. Login untuk setting organisasi 2. Login untuk transaksi data dalam manajemen logistik, pelaporan dan integrasi (pengiriman data) ke pusat. Tampilan login secara umum seperti pada Gambar 49 Gambar 49.Tampilan Menu Login Saat Pertama Kali Masuk Ke Aplikasi E-Logistik 1. Login untuk Setting Profil Login bagian ini digunakan untuk mengakses 2 modul yaitu 1).Modul Profil dan 2).Modul Master Data Sediaan Farmasi. Untuk mengakses modul ini menggunakan username dan password yang sama untuk semua pengguna. Username : binfar Password : rahasia 43

56 1.1 Modul Profil Modul profil hanya bisa diakses dengan login binfar. Di dalam modul profil terdapat beberapa fungsi atau sub modul mulai dari setting profil sampai manajemen database. Setelah login dengan username/password : binfar/rahasia akan muncul tampilan profil yang terdiri dari menu profil dan menu master data. Gambar 50. Menu pada Modul Setting Profil Setting Profil 1. Klik Menu Profil, kemudian pilih Setting Institusi 2. Klik tombol Ubah Data yang terdapat dibagian bawah Gambar 51. Setting Institusi 44

57 3. Kemudian lengkapi data profil Instalasi Farmasi dengan form yang telah disediakan Gambar 52. Setting Institusi 4. Terdapat 14 isian yang harus dilengkapi: a. Tingkat Fasilitas : Pilih tingkat fasilitas yang sesuai b. Propinsi : Pilih propinsi yang sesuai c. Kabupaten : Pilih kabupaten yang sesuai d. Nama Fasilitas : Isikan nama fasilitas e. Alamat Lengkap : Isikan alamat lengkap f. Longitude : Isikan longitude fasilitas g. Latitude : Isikan latitude fasilitas h. No Telp : Isikan nomor telepon aktif i. Struktur Organisasi : Pilih struktur organisasi yang sesuai j. Penanggungjawab : Pilih penanggungjawab k. Nama Penanggungjawab l. : Isikan nama lengkap penanggungjawab Jabatan Penanggungjawab : Isikan jabatan penanggungjawab 45

58 m. Kontak Penanggungjawab : Isikan nomor telepon aktif penanggungjawab n. Web Service1 : Tuliskan bankdataelog.kemkes.go.id/e-logistics-dcsebagai alamat untuk mengirimkan data ke bank data E-Logistik 5. Kemudian Klik Simpan dan Lanjutkan. Sehingga muncul pop-up windows yang meminta Anda untuk memilih akan menggunakan LPLPO Generik atau Tidak Setting Grup LPLPO Generik atau Detail Obat Pada menu yang sama, user diminta untuk memilih apakah akan menggunakan LPLPO Generik atau tidak dengan munculnya notifikasi seperti pada Gambar 53. Gambar 53. Notifikasi pemilihan modul LPLPO Grup Generik atau Grup Detail sediaan farmasi Klik OK, untuk menggunakan modul LPLPO Grup Generik Modul LPLPO merupakan modul pelaporan antara Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas dapat melaporkan dalam bentuk daftar sediaan generik atau detail sediaan farmasi. Perlu diperhatikan bahwa sistem E-logistik ini menggunakan daftar detail sediaan farmasi sebagai master data standar yang digunakan untuk mendukung fungsi integrasi dan interoperabilitas antar sistem. Gambar 54 mengindikasikan perbedaan keduanya. DRG PARACETAMOL CAPTABS 500 MG FIRST MEDIFARMA - Indonesia DRG PARACETAMOL CAPTABS 500 MG ITRASAL - Indonesia DRG PARACETAMOL CAPTABS 500 MG NOVAPHARIN - Indonesia DRG PANADOL CAPTABS 500 MG STERLING PRODUCTS INDONESIA - Indonesia DRG PAMOL TABLET 500 MG INTERBAT - Indonesia DRG PARAMOL TABLET 500 MG BERNOFARM - Indonesia 8657 PARACETAMOL TABLET 500 MG Gambar 54. Perbedaan Daftar LPLPO Grup Generik dan Grup Detail Sediaan Farmasi 46

59 Perhatikan perbedaan penggunaan kodefikasi diantara keduanya. Masing-masing grup memiliki sistem kodefikasi yang berbeda dan akan digunakan sebagai unik ID dari masing-masing transaksi data pada modul manajemen logistik. Secara umum Anda dapat menggunakan LPLPO generik dengan mengklik OK pada pop-up windows tersebut Setting Unit Penerima Unit penerima terdiri dari unit penerima internal dan unit penerima eksternal.unit penerima eksternal digunakan pada distribusi obat untuk kepentingan kegiatan sosial atau permintaan dari luar.sebagai contoh untuk khitanan massal, bakti sosial. Secara otomatis unit penerima internal akan menyesuaikan dengan profil organisasi. Untuk kabupaten/kota unit penerima internal terdiri dari puskesmas yang ada di masing-masing kabupaten/kota, untuk provinsi unit penerima internal adalah daftar kabupaten/kota dibawahnya, sedangkan untuk tingkatkementerian, unit penerima adalah semua provinsi, kabupaten/kota, dan satker. Gambar 55. Daftar Unit Penerima Internal Sesuai Setting Institusi 47

60 Unit penerima dapat dikurangi atau ditambah sesuai dengan perkembangan masing-masing tingkatinstalasi Farmasi. Data dapat dilengkapi sesuai dengan kebutuhan Gambar 56. Menambah Unit Penerima Internal Manajemen User Modul ini digunakan untuk menambah atau mengurangi user.setelah melengkapi data profil instalasi/unit farmasi, diwajibkan membuat user baru di modul manajemen user.sistem informasi logistik dapat digunakan oleh banyak user secara bersamaan. Gambar 57. Mengelola User E-Logistik 48

61 Data user yang dibuat akan digunakan untuk login pada kelompok kedua (pengelolaan manajemen logistik). Langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Klik menuprofil 2. Klik sub menu Manajemen User 3. Klik tombol Tambah User, sehingga muncul tampilan seperti gambar 58 Gambar 58. Tampilan Menambah User Baru User baru yang dibuat digunakan untuk login pada kelompok kedua. Sistem E-Logistik ini dibuat berbasis web yang mendukung multi-user (user lebih dari 1), sehingga staff di Instalasi Farmasi dapat menggunakan sistem ini secara bersamaan. Jika ada pembagian tanggung jawab penerimaan dan distribusi barang, setelah selesai melengkapi profil dan menambah user, dapat keluar dengan mengklik tombol log out yang ada di pojok kanan atas. Perubahan profil dan penambahan data profil hanya bisa dilakukan dengan login ini.jika terdapat perubahan organisasi, silahkan login kembali menggunakan username/password: binfar/rahasia. 49

62 1.1.5 Manajemen Database Modul manajemen database digunakan untuk membackup data transaksi, me-restore maupun menghapus data transaksi, serta melakukan update aplikasi E-Logistik.Backupdatabase penting untuk mengantisipasi kehilangan data sebagai salah satu langkah untuk keamanan data.restore data digunakan untuk mengembalikan data. Menghapus data transaksi digunakan jika ingin mengosongkan data transaksi secara keseluruhan. Gambar 59. Menu Manajemen Database Menu Manajemen Databaseakan banyak digunakan untuk membackup data transaksi serta mengupdate aplikasi dan master data obat aplikasi E-Logistik. 1.2 Modul Master Data Sediaan Farmasi Modul master data hanya bisa diakses dengan login binfar. Modul master data sediaan pada tingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi dibatasi pada fungsi untuk melihat master data. Master data sediaan farmasi merupakan kunci penting dalam transaksi data pada modul manajemen logistik. Modul ini merupakan pondasi dari transaksi data yang mengarah pada standardisasi data untuk mendukung integrasi dan interoperabilitas sistem informasi. Karena pentingnya modul master data ini, fungsi menambah master data sediaan farmasi hanya diberikan pada pengelola sistem informasi E-Logistik pusat, yang bersumber dari Direktorat Tata Kelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan. 50

63 1.2.1 Sediaan Farmasi Menu ini merupakan daftar semua sediaan farmasi yang terdapat di sistem E-Logistik yaitu sediaan obat dan sediaan bahan medis habis pakai. Sediaan farmasi dapat dilihat berdasarkan urutan abjad yang disusun secara sistematis.tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 60. Gambar 60.Menu Master Data Sediaan Farmasi Untuk Melihat Semua Master Data Sediaan Farmasi 51

64 1.2.2 Konten Obat Menu ini merupakan daftar semua konten obat yang terdapat di sistem E-Logistik. Daftar Konten Obat dapat dilihat berdasarkan urutan abjad yang disusun secara sistematis. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar61. Gambar 61. Daftar Konten Obat yang diurutkan berdasarkan abjad Bentuk Sediaan Obat Menu ini merupakan daftar semua nama sediaan obat yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 62. Gambar 62. Daftar bentuk sediaan obat 52

65 1.2.4 Rute Pemberiaan Obat Menu ini merupakan daftar semua rute pemberian obat yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar63. Gambar 63. Daftar master data rute pemberiaan obat 53

66 1.2.5 Data Golongan Obat Menu ini merupakan daftar semua nama golonganobat yang terdapat di sistem E-Logistik seperti yang terlihat pada gambar 64. Gambar 64.Master Data Golongan Obat 54

67 1.2.6 Formularium Nasional Menu ini merupakan daftar Formularium Obat Nasional yang terdapat di sistem E-Logistik seperti yang terlihat pada gambar 65. Gambar 65. Master Data Formularium Nasional 55

68 1.2.7 Produsen Obat Menu ini merupakan daftar semua produsenobat yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar66. Gambar 66.Master Data Produsen Obat 56

69 1.2.8 Data Pedagang Besar Farmasi Menu ini merupakan daftar semua Pedagang Besar Farmasi yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 67. Gambar 67.Master Daftar Produsen Besar Farmasi 57

70 1.2.9 Daftar Obat Generik Menu ini merupakan daftar Obat Generik yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 68. Gambar 68. Daftar Nama Obat Generik 58

71 Daftar Alat Kesehatan Generik Menu ini merupakan daftar Alat Kesehatan Generik yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 69. Gambar 69. Daftar Nama Alat Kesehatan Generik 59

72 Nama Program Menu ini merupakan daftar Nama Program yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 70. Gambar 70. Master Data Nama Program List Obat Indikator Menu ini merupakan daftar nama obat indikator yang terdapat di sistem E-Logistik. Tampilan modul ini dapat dilihat di gambar 71 Gambar 71. Master Data List Obat Indikator 60

73 2. Login untuk Transaksi Data (Manajemen Logistik Obat dan BMHP) Setelah user baru dibuat, lakukan login ulang dengan menggunakan user baru tersebut.login ini digunakan untuk transaksi data. Login dengan user ini memiliki hak akses untuk 3 modul utama, yaitu: 1. Modul Manajemen Logistik Obat dan BMHP 2. Modul Integrasi 3. Modul Laporan Untuk mengakses modul ini menggunakan username dan password yang telah dibuat di menu manajemen user. 2.1 Username : <ketikkan nama user yang sudah dibuat sebelumnya> Password : <ketikkan password> Modul Manajemen Logistik Obat dan BMHP Modul manajemen logistik terdiri dari beberapa fungsi tergantung dari tingkat organisasi.modul ini didesain untuk mengakomodasi siklus pengelolaan sediaan farmasi untuk Instalasi Farmasi.Modul terdiri dari penerimaan sediaan farmasi, pelaporan LPLPO dari Puskesmas, distribusi sediaan farmasi, stok opname, pemusnahan obat, dan retur obat. 61

74 2.1.1 Penerimaan Sediaan Farmasi Gambar 72. Daftar sediaan farmasi sesuai dengan tanggal penerimaan obat Memasukkan Daftar Sediaan Farmasi Pertama Kali Langkah pertama dalam menggunakan sistem E-Logistikadalah memasukkan semua daftar sediaan farmasi (obat dan bahan medis habis pakai) yang ada di Instalasi Farmasi.Tujuannya adalah memastikan penggunaan daftar sediaan farmasi yang terstandar. Informasi penting untuk mengidentifikasi dokumen penerimaan sediaan farmasi yang terdiri dari: 1. Nomor faktur 2. Tanggal faktur 3. Tanggal penerimaan 4. Keterangan 5. Nama PBF 6. Nomor kontrak (Jika tidak ada bisa dibiarkan kosong) 62

75 7. Sumber dana Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut 1. Klik menu Manajemen Logistik 2. Klik sub menu Penerimaan Sediaan 3. Klik tombol Tambah, sehingga muncul tampilan seperti gambar 73 Gambar 73.Pengisian Faktur 4. Setelah semua diisi, klik Simpandan kemudian akan muncul daftar riwayat penerimaan sediaan farmasi yang sudah dilakukan sebelumnya. Gambar 74.Tampilan AwalPengisian Faktur 63

76 Gambar 75. Daftar Riwayat Faktur Menginput Data Penerimaan Sediaan Farmasi Untuk menginput sediaan farmasi, langkah-langkah yang dapat dilakukan antara lain: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Penerimaan Sediaan 3. Pilih salah satu daftar penerimaan sediaan farmasi 4. Klik tombol Lihat, sehingga akan muncul tampilan seperti gambar 76 64

77 Gambar 76. Tampilan Detail Faktur 5. Selanjutnya klik Tambah Obat sehingga muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 77.Penambahan sediaan farmasi (obat dan bahan medis habis pakai) 6. Cari nama sediaan farmasi dengan mengetik minimal 3 karakter, kemudian pilihlah sediaan yang paling tepat. Sebaiknya sesuai dengan informasi fisik di kemasan obat. 65

78 7. Nama INN/FDA merupakan mapping nama generik. Nama INN/FDA penting untuk pengelompokan obat atau sediaan farmasi yang memiliki bentuk sediaan dan kekuatan yang sama (Lihat informasi standar data). Kolom ini wajib terisi karena digunakan dalam pelaporan. 8. Kelompok Sediaan merupakan mapping nama sediaan farmasi terhadap 4 variabel. a. Fornas: Jika obat termasuk dalam daftar Formularium Nasional b. ATC: Kodefikasi WHO-ATC c. Obat Indikator: Termasuk dalam daftar 20 obat indikator Puskesmas. d. Obat Program: merupakan mapping obat terhadap obat program (TB, HIV/AIDS, Malaria, dan sebagainya). Silahkan update mapping tersebut jika perlu ditambahkan atau diganti. Mapping kelompok sediaan ini penting untuk mengeluarkan laporan. 9. Total jumlah adalah jumlah sediaan farmasi dalam satuan terkecil (Contoh: Tablet, Botol, Ampul) 10. Harga beli adalah harga per satuan terkecil sediaan farmasi. 11. Tanggal kadaluarsa harus sesuai dengan tanggal kadaluarsa sediaan farmasi yang terdapat dalam kemasan Mengedit Data Penerimaan Sediaan Farmasi Untuk mengedit data penerimaan sediaan farmasi dapat dilakukan dengan: 1. Double klik nama sediaan farmasi yang terdapat dalam daftar 2. Klik tombol Ubah untuk mengubah detail data sediaan farmasi Gambar 78. Update Data Penerimaan Sediaan Farmasi 66

79 3. Setelah selesai mengedit data sediaan farmasi klik tombol Simpan Gambar 79. Menyimpan Update Data Penerimaan Sediaan Farmasi LPLPO Modul LPLPO merupakan mekanisme menginput transaksi laporan LPLPO rutin dari Puskesmas.Modul ini khusus untuk Instalasi Farmasi di Kabupaten/Kota.Mekanisme menginput data LPLPOterdiri dari: 1) entri LPLPO satu per satu, 2)melakukan import LPLPO dari file CSV yang standar (template) Memasukkan Buffer dan Periode Transaksi Pada menu ini kita dapat memasukkan buffer stok optimum (dalam %) dan periode transaksi (dalam bulan). Langkah-langkahnya sebagai berikut 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu LPLPO INN/FDA 3. Klik Tab Entri LPLPO, sehingga muncul tampilan seperti gambar 80 67

80 Gambar 80. Entri Buffer Stok Optimum dan Periode Transaksi 4. Klik Tombol Set Buffer Optimum Value, untuk memasukkan nilai Set Buffer Optimum (dalam persen) Gambar 81. Memasukkaan Buffer Optimum 5. Klik Tombol Set Periode Distribusi Gambar 82. Memasukkan Periode Distribusi Buffer stok dan periode distribusi penting untuk penghitungan stok optimum pada proses distribusi ke unit penerima (Puskesmas). Langkah ini dilakukan untuk instalasi farmasi kabupaten/kota yang proses distribusinya dua bulan sekali atau lebih. 68

81 Tab Entri LPLPO Menginput laporan LPLPO secara manual (satu per satu) dengan asumsi LPLPO yang dikirimkan dari Puskesmas dalam bentuk kertas atau tulisan tangan. Langkah-langkah yangharus dilakukan antara lain: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu LPLPO INN/FDA 3. Klik Tab Entri LPLPO 4. Klik Tambah, untuk menambah laporan LPLPO baru dari unit penerima (Puskesmas). Tampilannyaterlihat pada gambar 83. Gambar 83. Menu Menambah LPLPO dari Unit Penerima 5. Lengkapi data LPLPO unit penerima, kemudian Simpan 6. Klik tombol Lihat untuk memasukkan detail data LPLPO sesuai dengan unit penerimanya. 69

82 Gambar 84. Daftar Detail LPLPO Yang Sudah Diinput 7. Klik tombol Tambah untuk menambahkan detail LPLPO satu per satu, sehingga muncul tampilan seperti gambar 85. Gambar 85. Menambahkan Sediaan Farmasi Pada Laporan LPLPO 8. Klik Simpan, sehingga data penerimaan sediaan farmasi dapat dilihat di daftar. 9. Setiap melakukan perubahan data LPLPO, klik tombol Update untuk menyimpan perubahan, seperti terlihat pada gambar Penambahan atau pengurangan daftar sediaan farmasi pada menu LPLPO dapat dilakukan selama distribusi ke Puskesmas belum diproses. 70

83 Download Template LPLPO Format CSV Setelah menginput data sediaan farmasi pada menu penerimaan, template LPLPO standar dapat didownload dalam format CSV dan dapat dibuka menggunakan aplikasi Spreadsheet (Misal: Microsoft Excel). Mendownload template dapat melalui modul Entri LPLPO 1. Klik menu Manajemen Logistik 2. Klik sub menu LPLPO INN/FDA 3. Klik tombol Download Template LPLPO seperti pada gambar berikut Gambar 86. Download Template LPLPO Template LPLPO dapat digunakan oleh Puskesmas untuk menginput data LPLPO menggunakan aplikasi Excel. Hasil entri Puskesmas melalui template CSV ini dapat diimport kembali ke dalam aplikasi E-Logistik melalui tab import Tab Eksport LPLPO Eksport LPLPO merupakan fasilitas untuk mengunduh laporan LPLPO dalam bentuk CSV (Excel), terutama jika Instalasi Farmasi membutuhkan data untuk analisis lebih lanjut.eksport data ke Excel disediakan per Puskesmas.Eksport LPLPO juga berguna untuk memberikan feedback kepada unit penerima (Puskesmas) terkait laporan bulanan yang dilakukannya. Instalasi Farmasi dapat menggunakan fungsi eksport pada menu LPLPO untuk mengeluarkan LPLPO periode selanjutnya dalam bentuk CSV (Excel) sehingga Puskesmas dapat menginput data LPLPO yang diberikan oleh Instalasi Farmasi. 71

84 Gambar 87. Eksport Laporan LPLPO dalam bentuk File CSV Untuk menggunakan fungsi eksport pada menu LPLPO dapat mengikuti langkah berikut: 1. Klik menu Manajemen Logistik 2. Klik menu LPLPO INN/FDA 3. Klik tab Eksport LPLPO 4. Isikan filter wilayah dan periode 5. Klik tombol Lihat 6. Klik tombol Export ke CSV 72

85 Tab Import LPLPO Import LPLPO digunakan untuk memasukkan laporan LPLPO dari file CSV standar yang telah diisi oleh Puskesmas melalui aplikasi Excel. Template dapat didownload dari aplikasi (Bab Download TemplateLPLPO).Puskesmas dapat mengisikan LPLPO sesuai dengan daftar standar LPLPO yang telah didownload. Kunci penting untuk dapat melakukan import LPLPO adalah menggunakan template yang didownload dari sistem dengan tidak mengubah format. Langkah-langkah melakukan import CSV sebagai berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu LPLPO INN/FDA 3. Klik Tab Import LPLPO, maka akanmuncul tampilan seperti gambar 88. Gambar 88. Import File CSV Laporan LPLPO yang telah terisi sesuai dengan standar 4. Centang Update Data 5. Pilih nama kecamatan, nama puskesmas dan periode laporan yang diinginkan lalu Klik Oke 6. Pilih file yang akan diimport. Harap diperhatikan nama file tidak boleh ada spasi, dan tidak boleh ada karakter simbol (seperti tanda kurung, tanda seru, bintang, pagar dan lain-lain) 7. Klik Import, sampai sistem mengeluarkan status Import Data Berhasil. 73

86 Tab List LPLPO yang belum terkirim Merupakan daftar laporan LPLPO yang belum masuk ke dalam sistem.fungsi ini digunakan untuk monitoring pengiriman laporan LPLPO oleh Puskesmas.Staf Instalasi Farmasi dapat memantau laporan LPLPO rutin dan memberikan pengingat kepada puskesmas yang belum mengirimkan laporan rutinnya. Gambar 89. Daftar laporan LPLPO yang belum dimasukkan ke dalam sistem Distribusi Obat dan Sediaan Farmasi Terdapat 2 mekanisme distribusi obat dan sediaan farmasi, yaitu 1).Melalui LPLPO dan 2). Melalui Permintaan Sewaktu Distribusi Obat dan Sediaan Farmasi Melalui LPLPO Daftar permintaan sediaan farmasi akan muncul secara otomatis jika terdapat permintaan obat yang diperoleh dari laporan LPLPO. Untuk melakukan distribusi lakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Distribusi, akan muncul daftar permintaan obat (dari laporan LPLPO Puskesmas) yang sudah maupun yang belum diproses dengan tampilan seperti pada gambar

87 Gambar 90. Daftar permintaan sediaan farmasi dari Puskesmas berdasarkan laporan LPLPO 3. Untuk mengisi pemberian sediaan farmasi per unit penerima (Puskesmas) klik tombol Lihat. Jika status pemberian Sudah Diproses, data sediaan farmasi tidak dapat diedit kembali tetapi jumlah pemberian masih dapat diedit. 4. Daftar obat yang diminta Unit Penerima (Puskesmas) dapat dilihat dalam tampilan detail distribusi obat Gambar 91. Transaksi pemberiaan obat berdasarkan permintaan dari Puskesmas 5. Klik tombol Suggestionberwarna hijau untuk pengisian secara otomatis yang dihitung oleh sistem. 6. Inputsediaan farmasi yang akan diberikan dengan mengetikkan minimal 3 karakter. 75

88 7. Tombol Tambah Obat Lain digunakan jika Sediaan Farmasi yang diberikan berasal dari 2 atau lebih sumber sediaan farmasi dengan nomor batch yang berbeda. 8. Klik tombol Panah berwarna merah untuk menghapus data. 9. Isikan jumlah yang diberikan, lalu klik Tombol Distribusi dibagian paling bawah. 10. Print SBBK digunakan untuk membuat print out SBBK (hard copy) dalam format Excel. Format Excel memungkinkan pengguna untuk memasukkan informasi tambahan. Gambar 92. Cetak SBBK Distribusi INN/FDA Distribusi Sewaktu Sediaan Farmasi Distribusi ini dilakukan oleh Instalasi Farmasi pada keadaan tertentu, misal kegiatan sosial, bencana, dan pengeluaran lain di luar distribusi rutin. Untuk mengakses menu ini langkah-langkahnya sebagai berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Distribusi INN/FDA 3. Klik Tab Sewaktu, sehingga muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 93. Tampilan Permintaan Sewaktu 76

89 4. Pilihlah apakah unit penerimanya dari internal (Puskesmas) atau eksternal (seperti rumah sakit, kegiatan sosial, institusi lain) 5. Lengkapi data penerima atau organisasi penerima. 6. Klik Simpan. 7. Untuk memasukkan data sediaan farmasi, klik tombol Lihat, sehingga muncul tampilan seperti gambar 94. Gambar 94. Detail Sediaan Sewaktu 3 Cari nama sediaan farmasi (minimal 3 karakter), kemudian isikan jumlah yang diberikan. 4 Klik Simpan, sehingga data obat yang diberikan dapat dilihat di daftar 5 Print SBBK digunakan untuk membuat print out SBBK (hard copy) dalam format Excel. Format Excel memungkinkan pengguna untuk memasukkan informasi tambahan Stok Opname Stok opname digunakan untuk melakukan penyesuaian jumlah obat yang tercatat di dalam sistem dengan jumlah obat fisik yang ada.stok opname penting dilakukan secara berkala untuk memantau ketersediaan obat. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menggunakan fungsi ini: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Stok Opname 3. Klik Tambah, untuk membuat dokumen stok opname baru, sehingga muncul tampilan seperti gambar 95 77

90 Gambar 95. Menambah Stok Opname Sesuai Dengan Periode 4. Isikan informasi yang terkait dengan stok opname yang dilakukan, terutama tanggal. 5. Untuk memproses stok opname, klik tombol Lihat, sehingga muncul tampilan sebagai berikut: Gambar 96. Pengisian stok opname 6. Isilah jumlah stok fisik, jika terdapat selisih dapat diberi keterangan. 7. Setelah selesai klik Tombol Simpan. 78

91 2.1.8 Pemusnahan Sediaan Terdapat 3 macam Pemusnahan Sediaan yaitu: 1. Sediaan Expired 2. Sediaan Rusak 3. Stok Opname Pemusnahan Sediaan Expired Menu ini digunakan untuk menginput informasi pemusnahan Sediaan Expired atau kadaluarsa. Untuk mengaksesnya, lakukan langkah-langkah berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Pemusnahan Sediaan 3. Klik Tab Sediaan Expired Gambar 97. Pemusnahan Sediaan Expired 4. Klik tombol Informasi Pemusnahan untuk memasukkan detail informasinya sehingga muncul tampilan seperti gambar 98 79

92 Gambar 98. Informasi Pemusnahan Sediaan Expired 5. Isikan nomor dokumen, nama lengkap Saksi 1 dan Saksi 2 beserta NIP 6. Klik Simpan Pemusnahan Sediaan Rusak Menu ini digunakan untuk menginput informasi Pemusnahan Sediaan Rusak. Untuk mengaksesnya, lakukan langkah-langkah berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Pemusnahan Sediaan 3. Klik Tab Pemusnahan Sediaan Rusak Gambar 99. Pemusnahan Sediaan Rusak 4. Klik tombol Informasi Pemusnahan untuk memasukkan detail informasinya sehingga muncul tampilan seperti gambar

93 Gambar 100. Detail Informasi Pemusnahan Sediaan Rusak 5. Isikan nomor dokumen, nama lengkap Saksi 1 dan Saksi 2 beserta NIP 6. Klik Simpan Pemusnahan Stok Opname Menu ini digunakan untuk memasukkan informasi pemusnahan Stok Opname. Untuk mengaksesnya, lakukan langkah-langkah berikut: 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Pemusnahan Sediaan 3. Klik Tab Stok Opname Gambar 101. Pemusnahan Stok Opname 4. Klik tombol Informasi Pemusnahan untuk memasukkan detail informasinya sehingga muncul tampilan seperti gambar

94 Gambar 102. Detail Informasi Pemusnahan Stok Opname 5. Isikan nomor dokumen, nama lengkap Saksi 1 dan Saksi 2 beserta NIP 6. Klik Simpan 82

95 2.1.9 Retur Menu ini dapat digunakan untuk menginput dan melihat daftar sediaan yang diretur. Untuk mengaksesnya, silakan lakukan langkah berikut 1. Klik Menu Manajemen Logistik 2. Klik Menu Retur 3. Klik tombol Form Retur Gambar 103. Form Retur Obat 4. Lengkapi data Nama Sediaan, Jumlah Retur, dan Tanggal Retur 5. Klik tombol Simpan 83

96 2.2 Modul Integrasi Data Integrasi data merupakan pengiriman laporan ke bank data E-Logistik.Pengiriman laporan harus dilakukan setiap bulan dengan tepat waktu. Integrasi data dimaksudkan untuk memudahkan pengiriman laporan ke tingkat yang lebih tinggi dari transaksi mutasi sediaan farmasi di Kabupaten/Kota yang sudah tercatat.terdapat 4 laporan yang akan diintegrasikan dengan sistem yang ada di Pusat yaitu: 1. Sediaan kadaluarsa dan informasi log data 2. Ketersediaan obatdan informasi log data 3. Persediaan obat puskesmas INN/FDA dan informasi log data 4. Ketersediaan Obat Indikator dan informasi log data Integrasi ini dapat dilakukan dengan 2 mekanisme, yaitu: a. Mekanisme online dengan memanfaatkan web services, dimana alamat pengiriman sudah diisikan pada saat setting aplikasi. b. Mekanisme offline dengan meng-eksport data dalam bentuk zip file, lalu mengirimkannya via Integrasi Laporan Sediaan Kadaluarsa Laporan ini diambil dari laporan sediaan kadaluarsa. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik Integrasi data 2. Pilih sub menu Sediaan Kadaluarsa, sehingga muncul riwayat pengiriman data sebelumnya, termasuk informasi cara kirim, periode dan pengirimannya Gambar 104. Menambah pengiriman laporan baru ke Bank Data Pusat 84

97 3. Kemudian klik Kirim Laporan untuk mengirimkan laporan baru, sehingga muncul tampilan seperti gambar 105. Gambar 105. Metode pengiriman laporan 4. Pilih dengan Web Services jika terhubung internet, atau pilih CSV untuk mengeksport data dalam bentuk zip file. Jangan merubah nama zip file, maupun nama file yang ada di dalam zip file, karena akan mengganggu proses import. 5. Klik Proses, secara otomatis akan menambah log riwayat integrasi data. Jika mengirimkan dalam bentuk zip file, file tersebut dapat dikirimkan ke pengelola E-Logistik pusat untuk diimport ke dalam sistem bank data Integrasi Laporan Ketersediaan Obat Dengan cara yang sama, dapat melakukannya untuk laporan ketersediaan obat 1. Klik Integrasi Data 2. Pilih sub menu Ketersediaan Obat sehingga muncul daftar riwayat laporan yang pernah dikirim seperti pada gambar 106 Gambar 106. Integrasi Ketersediaan Obat 3. Pilih Kirim Laporan untuk mengirimkan laporan baru 85

98 4. Pilih dengan Web Services jika terhubung internet, atau pilih CSV untuk mengeksport data dalam bentuk zip file. Jangan merubah nama zip file, maupun nama file yang ada di dalam zip file, karena akan mengganggu proses import. 5. Klik Proses untuk menyelesaikan laporan. 6. Secara otomatis akan menambah log riwayat integrasi data Integrasi Laporan Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA Laporan ketersediaan obat puskesmas diambil dari laporan LPLPO yang dikirimkan oleh puskesmas setiap bulan.persediaan obat puskesmas hanya mengambil dari data sisa stok Puskesmas bulan yang bersangkutan. Untuk menggunakan fungsi ini dapat melihat gambar berikut: 1. Klik Integrasi Data 2. Pilih sub menu Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA sehingga muncul daftar riwayat laporan yang pernah dikirim Gambar 107. Integrasi Laporan Persediaan Obat Puskesmas 3. Pilih Kirim Laporan untuk mengirimkan laporan baru 4. Pilih metode pengiriman (web services atau CSV) 5. Klik Proses untuk menyelesaikan laporan. 6. Secara otomatis akan menambah log riwayat integrasi data 86

99 2.2.4 Integrasi Laporan Obat Indikator Dengan cara yang sama, dapat melakukannya untuk laporan ketersediaan obat indikator 1. Klik Integrasi Data 2. Pilih sub menu Obat Indikator sehingga muncul daftar riwayat laporan yang pernah dikirim Gambar 108. Integrasi laporan obat indikator 3. Pilih Kirim Laporan untuk mengirimkan laporan baru 4. Pilih dengan Web Services jika terhubung internet, atau pilih CSV untuk mengeksport data dalam bentuk zip file. Jangan merubah nama zip file, maupun nama file yang ada di dalam zip file, karena akan mengganggu proses import. 5. Klik Proses untuk menyelesaikan laporan. 6. Secara otomatis akan menambah log riwayat integrasi data 87

100 2.3 Modul Laporan Modul laporan merupakan fungsi manajemen data dan early warning system. Laporan dibuat dalam bentuk data tabuler yang dapat dieksport ke dalam format Spreadsheet sehingga dapat dimanfaatkan untuk analisis yang lebih spesifik Laporan Stok Sediaan Menu ini digunakan untuk melihat data stok sediaan serta informasi transaksi dan aset. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Stok Sediaan Gambar 109. Laporan Stok Sediaan 88

101 3. Terdapat beberapa filter seperti gambar diatas. Pilih jenis program, rentang waktu, sumber dana, dan kategori obat sesuai dengan kebutuhan. 4. Klik Show untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih sehingga akan terlihat daftar stok obat serta informasi aset 5. Klik Eksport untuk mendownload file excel Laporan Sediaan Kadaluarsa Menu ini digunakan untuk melihat data sediaan kadaluarsa. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Sediaan Kadaluarsa Gambar 110. Laporan Sediaan Kadaluarsa 89

102 3. Terdapat beberapa filter seperti gambar diatas. Pilih waktu, sumber dana, dan kategori. 4. Klik Show untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih sehingga akan terlihat daftar sediaan yang kadaluarsa. 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 6. Terdapat 3 warna berbeda pada kolom laporan ketersediaan. Warna tersebut didasarkan pada masa sebelum tanggal kadaluarsa. Warna biru menunjukkan masa berlaku sediaan farmasi sebelum kadaluarsa masih dianggap aman atau lebih dari 6 bulan. Warna kuning menunjukkan masa berlaku sediaan farmasi 4 6 bulan sebelum kadaluarsa atau perlu perhatian. Warna merah menunjukkan sediaan farmasi sudah mendekati kadaluarsa atau kurang dari 3 bulan. Sediaan farmasi dengan kolom berwarna merah sebaiknya mendapatkan perhatian lebih dan segera didistribusikan. 90

103 2.3.3 Laporan Penerimaan Sediaan Menu ini digunakan untuk melihat laporan penerimaan sediaan. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Penerimaan Sediaan Gambar 111. Laporan Penerimaan Barang 3. Terdapat beberapa filter seperti gambar diatas. Pilih sumber dana, kategori, dan rentang waktu. 91

104 4. Klik Show untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih sehingga akan terlihat daftar penerimaan sediaan. 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet Laporan Pengeluaran Sediaan Menu ini digunakan untuk melihat laporan pengeluaran sediaan. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Pengeluaran Sediaan Gambar 112. Laporan Pengeluaran 3. Terdapat beberapa filter seperti gambar diatas. Pilih kecamatan, Puskesmas, kategori, periode dan sumber dana. 4. Klik Show untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih sehingga akan terlihat daftar pengeluaran sediaan. 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 6. Klik Lihat untuk melihat distribusi sediaan farmasi ke masing-masing unit penerima 92

105 Gambar 113. Detail Laporan Pengeluaran 93

106 2.3.5 Kartu Stok Modul ini digunakan untuk melihat kartu stok. Terdapat 2 mekanisme untuk melihat kartu stok yaitu 1). Berdasarkan nama INN (Generik) dan 2) Berdasarkan nama paten/brand/dagang Berdasarkan Nama INN (Generik) Menu ini dapat digunakan untuk melihat kartu stok berdasarkan nama INN (Generik). Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Kartu Stok 3. Pilih tab Nama INN (Generik) Gambar 114. Kartu Stok Berdasarkan Nama Generik 4. Pilih sumber dana dan nama sediaan sesuai kebutuhan 5. Klik Go! untuk menampilkan kartu stok 6. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 94

107 Berdasarkan Nama Paten/Brand/Dagang Menu ini dapat digunakan untuk melihat kartu stok berdasarkan nama dagang. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Kartu Stok 3. Pilih tab Nama Dagang Gambar 115. Kartu Stok Berdasarkan Nama Dagang 95

108 4. Pilih sumber dana dan nama sediaan sesuai kebutuhan 5. Klik Go! untuk menampilkan kartu stok 6. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet Laporan LPLPO INN/FDA Menu ini dapat digunakan untuk melihat LPLPO di Puskesmas. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Laporan LPLPO INN/FDA Gambar 116. Laporan LPLPO Per Unit Penerima 3. Pilih Kecamatan, Puskesmas, dan periode laporan sesuai kebutuhan 4. Klik Show untuk menampilkan daftar sediaan berdasarkan format LPLPO 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 96

109 2.3.7 Laporan Ketersediaan Obat Menu ini dapat digunakan untuk melihat ketersediaan obat. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Ketersediaan Obat Gambar 117. Laporan Ketersediaan 3. Pilih periode, nama program, kategori obat, dan nama sediaan 4. Klik Show untuk menampilkan daftar sediaan berdasarkan format LPLPO 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 97

110 2.3.8 Laporan Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA Modul ini dapat digunakan untuk melihat persediaan obat Puskesmas. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA Gambar 118. Laporan Persediaan Obat Puskesmas INN/FDA 3. Pilih periode dalam bulan 4. Klik Show untuk menampilkan daftar persediaan obat INN/FDA puskesmas. 98

111 2.3.9 Laporan Ketersediaan Obat Indikator Modul ini dapat digunakan untuk melihat ketersediaan obat indikator. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Ketersediaan Obat Indikator Gambar 119. Laporan Ketersediaan Obat Indikator 3. Pilih periode dalam bulan 4. Klik Show untuk menampilkan ketersediaan obat indikator 5. Tanda x menunjukkan tidak tersedianya obat indikator 6. Tanda centang v menunjukkan tersedianya obat indikator 99

112 Laporan Mutasi Obat per Puskesmas Modul ini dapat digunakan untuk melihat mutasi obat per puskesmas. Untuk mengakses fungsi ini dapat melakukan langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Pilih sub menu Mutasi Obat per Puskesmas Gambar 120.Laporan Mutasi Obat per Puskesmas 3. Pilih periode dalam bulan 4. Klik Show untuk menampilkan Mutasi Obat per Puskesmas 100

113 Bab V Memanfaatkan Bank Data E-Logistik 1. Akses Bank Data E-Logistik Bank data merupakan tempat untuk mengintegrasikan data dari semua E- Logistiktingkatkabupaten/kota dan provinsi.selain untuk mengumpulkan data pelaporan, Bank data E-Logistik juga digunakan untuk monitoring laporan dari semua tingkatinstalasi farmasi.bank data berada di Kementerian Kesehatan dan hanya dapat diakses secara online. Untuk mengakses Bank data e-logistik dapat melakukan langkah-langkah sebagai berikut. 1. Dengan menggunakan browser Google Chrome buka URL dengan alamat 2. Terdapat beberapa menu yang dapat dilihat sebagai berikut Gambar 121. Menu Utama Bank Data 3. Klik Menu Laporan, sehingga menampilkan beberapa menu seperti gambar diatas 4. Fungsi bank data adalah untuk menampilkan informasi terkait E-Logistik yang digunakan olehsemua Instalasi Farmasi 101

114 2. Registrasi 1. Setelah masuk ke halaman bank data E-Logistik, silakan pilih Menu Registrasi sehingga muncul tampilan seperti gambar 122 Gambar 122. Registrasi Bank Data E-Logistics 2. Isikan data berikut pada form registrasi: a. Nama Lengkap : isikan nama lengkap b. isikan alamat aktif, karena akan digunakan untuk validasi c. Kontak Person : isikan nomor telepon aktif yang dapat dihubungi 3. Klik tombol Simpan,lakukan konfirmasi akun melalui link yang telah dikirimkan ke yang telahdidaftarakan. Catatan: Anda bisa membuka folder Spam jika konfirmasi tidak adadalam inbox. Gambar 123. Konfirmasi Registrasi 102

115 4. Klik VALIDASI, setelah itu akan langsung diarahkan menuju halaman validasi akun seperti tampilan pada gambar 124 Gambar 124. Validasi Registrasi 5. Terdapat 5 kolom isian pada saat validasi: a. User ID : Otomatis terisi, sesuai data saat melakukan registrasi b. Nama Lengkap : Otomatis terisi, sesuai data saat melakukan registrasi c. Group : Pilih group yang sesuai d. Password : Tuliskan password, maksimal 8 digit e. Konfirmasi Password : Tuliskan ulang password 6. Klik tombol Simpan 103

116 3. Login Untuk login, silakan klik tombol Login di pojok kanan atas sehingga muncul tampilan seperti gambarmuncul tampilan seperti gambar 125 Gambar 125. Login Bank Data E-Logistics 1. masukkan alamt yang sudah didaftarkan 2. Password :masukkan password 3. Klik Sign in 4. Melihat Dashboard Dashboardbank data E-Logistik menampilan lima informasi menggunakan visualisasi peta dan chart yang meliputi: 1. Informasi Bank Data 2. Peta Ketersediaan Obat Indikator Nasional 3. Chart Ketersediaan Obat Indikator Nasional 4. Laporan terkirim Obat Kadaluarsa dan Ketersediaan Obat di Tingkat Provinsi 5. Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa, Ketersediaan Obat, dan Obat Indikator di Tingkat Kabupaten 104

117 4.1. Dashboard Presentase Pelaporan Obat Indikator Puskesmas Gambar 126. Statistik Pelaporan Obat Indikator 1. Jumlah Puskesmas yang sudah mengirimkan laporan 2. Total item ketersediaanobat indikator 3. Persentase ketersediaan obat indikator dihitung berdasarkan kumulatif nasional 4.2. Peta Ketersediaan Obat Indikator Nasional Gambar 127. Peta Ketersediaan Obat Indikator Nasional 105

118 4.3. Ketersediaan Obat Indikator Nasional Per Item Gambar 128. Presentase Ketersediaan Per Item Obat Indikator Nasional 4.4. Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa dan Ketersediaan Obat di Tingkat Provinsi Gambar 129. Presentase Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa dan Ketersedian di Tingkat Propvinsi 106

119 4.5. Laporan Obat Kadaluarsa, Ketersediaan Obat, dan Obat Indikator di Tingkat Kabupaten Gambar 130. Laporan Terkirim Obat Kadaluarsa, Ketersediaan, & Obat Indikator di Tingkat Kabupaten 5. Melihat Laporan Rutin Obat dan BMHP Terdapat 4 sub-menu laporan rutin yaitu: 1. Laporan masuk 2. Laporan ketersediaan 3. Laporan Kadaluarsa 4. Laporan Obat Indikator 5.1. Laporan Masuk Menu Laporan pada bank data E-Logistik digunakan untuk monitoring pengiriman laporan yang dilakukan oleh instalasi Farmasi di semua tingkat, sesuai dengan filter wilayah. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Klik menu Laporan Masuk 107

120 Gambar 131. Melihat Laporan Masuk 3. Terdapat beberapa filter seperti terlihat pada gambar 131. Pilih wilayah, jenis laporan, dan periode laporan 4. Klik Proses untuk menampilkan data sesuai filter yang dipilih 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 108

121 5.2. Laporan Ketersediaan Digunakan untuk melihat data ketersediaan obat dan BMHP sesuai dengan filter wilayah. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Klik menu Ketersediaan Gambar 132. Laporan Ketersediaan 6. Klik button Semua apabila ingin menampilkan laporan dengan filter wilayah 7. Klik button Periode apabila ingin menampilkan laporan dengan filter wilayah dan waktu 8. Pilih filter wilayah, sumber dana, kategori obat, kelompok, dan kategori sediaan farmasi 9. Klik Proses untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih 109

122 10. Terdapat 3 warna berbeda pada kolom laporan ketersediaan. Warna tersebut didasarkan pada tingkat ketersediaan (bulan) sediaan farmasi. Warna biru menunjukkan ketersediaan sediaan farmasi masih dianggap cukup untuk lebih dari 6 bulan ke depan. Warna kuning menunjukkan ketersediaan sediaan farmasi perlu perhatian atau tersedia untuk 3-6 bulan ke depan. Warna merah menunjukkan ketersediaan sediaan farmasi mencukupi untuk kurang dari 3 bulan. 11. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 110

123 5.3. Laporan Kadaluarsa Menu ini digunakan untuk menampilkan data obat kadaluarsa sesuai dengan filter wilayah. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Klik menu Laporan Kadaluarsa Gambar 133. Laporan Kadaluarsa 3. Pilih filter berdasarkan kategori sediaan farmasi, sumber dana, kategori obat, dan wilayah 4. Klik Proses untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih 111

124 5. Terdapat 3 warna berbeda pada kolom laporan kadaluarsa. Warna tersebut didasarkan pada masa sebelum tanggal kadaluarsa. Warna biru menunjukkan masa berlaku sediaan farmasi sebelum kadaluarsa masih dianggap aman atau lebih dari 6 bulan. Warna kuning menunjukkan masa berlaku sediaan farmasi 4 6 bulan sebelum kadaluarsa atau perlu perhatian. Warna merah menunjukkan sediaan farmasi sudah mendekati kadaluarsa atau kurang dari 3 bulan. Sediaan farmasi dengan kolom berwarna merah sebaiknya mendapatkan perhatian lebih dan segera didistribusikan. 6. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 112

125 5.4. Laporan Obat Indikator Menu ini digunakan untuk menampilkan data Obat Indikator sesuai dengan filter wilayah dan periode. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik menu Laporan 2. Klik menu Obat Indikator Gambar 134. Laporan Obat Indikator 3. Pilih filter berdasarkan tingkat (Nasional/Provinsi/Kabupaten), wilayah dan periode. 4. Klik Proses untuk menampilkan laporan sesuai filter yang dipilih 5. Klik Eksport untuk mendapatkan file Spreadsheet 113

126 6. Tools Master Data 6.1. Download Master Data Obat Menu ini digunakan untuk mendownload master data obat. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah-langkah berikut: 1. Klik menu Tools 2. Klik menu Download Master Obat,sehingga muncul tampilan sebagai berikut Gambar 135.Download Master Data 3. Masukkan periode pada kolom Dari tanggal dan Sampai Tanggal 4. Klik Searchuntuk menampilkan daftar obat pada periode yang sudah dipilih 5. Klik Get Link Downloaduntuk mendapatkan link download, kemudian akan muncul tampilan Download Here 6. Klik tombol Download Here untuk mendownload file json, seperti tampilan gambar

127 Gambar 136. Mendapatkan Link Download Master Data 6.2. Import Obat Indikator Menu ini digunakan untuk memasukkan data obat indikator. Ada dua cara untuk memasukkannya, yaitu entri manual dan menggunakan fungsi import laporan sesuai template Entri Manual Menginput data obat indikator dapat dilakukan dengan cara entri data manual. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1) Klik menu Tools 2) Klik sub menu Import Obat Indikator seperti terlihat pada gambar 137 Gambar 137. Import Obat Indikator Menggunakan Entri Manual 115

128 3) Klik tombol Entri Manual, sehingga muncul tampilan seperti berikut Gambar 138. Entri Manual Obat Indikator 4) Pilih Provinsi, Kabupaten, Kecamatan, Puskesmas, dan Periode yang sesuai 5) Masukkan data obat indikator 6) Klik Simpan 116

129 Import Obat Indikator Menggunakan Template Menu ini digunakan untuk memasukkan data obat indikator menggunakan file CSV sesuai template. Untuk menggunakan fungsi ini dapat mengikuti langkah berikut 1) Klik menu Tools 2) Klik menu Import Obat Indikator sehingga muncul tampilan seperti gambar 139 Gambar 139. Import Laporan Menggunakan Template 3) Klik tombol Download Template, kemudian akan terdownload file CSV 4) Gunakan file tersebut untuk mengisikan obat indikator. Save as dengan tipe file *.csv. Nama file tidak boleh menggunakan tanda baca kecuali tanda garis bawah _ 5) Klik tombol Import Laporan, untuk mengupload file ke dalam bank data sehingga muncul tampilan seperti gambar 140 Gambar 140. Upload File pada Import Obat Indikator 117

130 6) Pilih Periode dalam bulan dan tahun 7) Klik tombol Pilih File, kemudian arah ke dalam folder tempat menyimpan file obat indikator dalam bentuk CSV. 8) Klik tombol Upload 6.3. DatabasePuskesmas Menu ini digunakan untuk melihat database Puskesmas beserta kode dan alamatnya. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah berikut. 1) Klik menu Tools 2) Klik sub menu Puskesmas sehingga muncul tampilan seperti gambar 141 Gambar 141. Melihat Daftar Nama Puskesmas 3) Kolom Search dapat digunakan untuk pencarian lebih cepat dengan mengetikkan nama Puskesmas. 118

131 6.4. Entri Ketersediaan Obat Menu ini digunakan untuk memasukkan data ketersediaan obat secara manual. Untuk mengaksesnya dapat mengikuti langkah berikut. 1) Klik menu Tools 2) Klik menu Ketersediaan Obat sehingga muncul tampilan seperti gambar 142 Gambar 142. Menu Entri Ketersediaan Obat Secara Manual 3) Terdapat filter wilayah dan periode yang dapat diisi untuk mempercepat pencarian data 4) Klik Detail untuk melihat ketersediaan obat tiap Kabupaten/Kota 5) Klik tombol Entri Manual untuk memasukkan data ketersediaan obat secara manual, sehingga muncul tampilan seperti gambar

132 Gambar 143.Entri Ketersediaan Obat Secara Manual 6) Pilih Provinsi, Kabupaten, dan Periode 7) Masukkan data sediaan farmasi di kolomobat Tambahan. 8) Masukkan Stok Akhir dan Penggunaan Rata-rata. 9) Klik tombol Tambah 120

PEMANTAUAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI INDONESIA: TANTANGAN DAN PENGEMBANGANNYA

PEMANTAUAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI INDONESIA: TANTANGAN DAN PENGEMBANGANNYA p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi PEMANTAUAN OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI INDONESIA: TANTANGAN DAN PENGEMBANGANNYA MONITORING OF DRUG AND MEDICAL LOGISTIC IN

Lebih terperinci

BAB 3 KERANGKA PIKIR

BAB 3 KERANGKA PIKIR BAB 3 KERANGKA PIKIR 3.1. Kerangka Pikir Aspek dalam pengelolaan obat publik di instalasi farmasi kabupaten meliputi perencanaan kebutuhan obat, pengadaan obat, penerimaan obat, penyimpanan dan pendistribusian

Lebih terperinci

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr

2018, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Tr No.45, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNN. Penyelenggaraan TIK. PERATURAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit

BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Instalasi Farmasi Rumah Sakit Menurut Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna (promotif, preventif, kuratif,

Lebih terperinci

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016

25/3/2016. Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016 Citraningsih Yuniarti RSUD KOTA YOGYAKARTA 2016 Kegiatan logistik sangat penting dalam menunjang kegiatan pengadaan barang / jasa di RS sehingga mampu mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang dimiliki.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Terdapat 5 alasan pentingnya obat dalam suatu sistem pelayanan kesehatan, yaitu obat merupakan komponen kesehatan yang dapat menyelamatkan nyawa dan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SALINAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT

PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT PERESEPAN, PEMESANAN DAN PENGELOLAAN OBAT SOP No. Dokumen No. Revisi : Tanggal Terbit : 51.VIII/SOP/PNG/V/2016 : 3 Mei 2016 Halaman : 1/ 6 UPT PUSKESMAS PANUNGGANGAN 1. Pengertian 2. Tujuan 3. Kebijakan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG

KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG KEBIJAKAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN dan JAMINAN KETERSEDIAAN OBAT melalui E-KATALOG Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan DISAMPAIKAN PADA RAPAT KERJA KESEHATAN NASIONAL TAHUN 2016 Jakarta,

Lebih terperinci

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS

Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS Kementerian Kesehatan RI Ditjen Bina Pelayanan Kesehatan PENGENALAN SIMRS GOS SIMRS UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Permenkes SIMRS No 82 Desember Tahun 2013 Setiap RS diwajibkan menggunakan SIMRS

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

USER MANUAL UNTUK APOTEK VERSI 1.2

USER MANUAL UNTUK APOTEK VERSI 1.2 SIPNAP USER MANUAL UNTUK APOTEK VERSI 1.2 COPYRIGHT @2014 Daftar Isi Daftar Isi... i Pendahuluan... 3 Memulai Aplikasi... 4 Halaman Utama Aplikasi... 4 REGISTRASI... 5 INFORMASI... 7 Berita & Pengumuman...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan RI Pasal 1 1. Rumah Sakit

Lebih terperinci

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS)

ERP Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) Proposal Pembangunan Sistem Warehouse Management System (WMS) www.perdanasistematika.com 1 CV PERDANA SISTEMATIKA www.perdanasistematika.com PROJECT PROPOSAL PENAWARAN SOFTWARE Warehouse Management System

Lebih terperinci

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transa BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.219, 2018 KEMENKUMHAM. Penyelenggaraan Sistem Elektronik. PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P

2017, No Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga P No.202, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKKBN. SIGA. PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 481 /PER/ G4 /2016 TENTANG SISTEM INFORMASI KELUARGA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN -LPPD BUKU PANDUAN PENGGUNAAN E-LPPD PROPINSI RIAU E-LPPD Riau dikembangkan sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan LPPD tahun 2014 dari Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. BUKU PANDUAN E-LPPD PROPINSI

Lebih terperinci

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010 TENTANG E-GOVERNMENT DI KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN

Lebih terperinci

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen Perencanaan Penggunaan Pengadaan Dukungan Manajemen Distribusi Penyimpanan Menjamin tersedianya obat dgn mutu yang baik, tersebar secara merata dan teratur, sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2010 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. E-GOVERNMENT. Pelaksanaan. PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.10/MEN/VII/2010

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato HASIL WAWANCARA 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL PENELITIAN 4.1.1 WAWANCARA Tabel 1. Data hasil wawancara mengenai perencanaan obat di Instalasi Farmasi RSUD Pohuwato URAIAN HASIL WAWANCARA Sistem perencanaan

Lebih terperinci

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA - 1 - SALINAN Ranc. 070116 0948 MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas

Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas Kebijakan Sistem Informasi Kesehatan dan Sistem Informasi Puskesmas Pelatihan Data Prioritas dan SP2TP/SIKDA Prov Jawa Timur Pusat Data dan Informasi 2016 Pokok Bahasan Gambaran Masalah SIK Kebijakan Satu

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Operasional SISTEM PROPOSAL ELEKTRONIK Dana Alokasi Khusus (DAK) Sentra IKM

Buku Petunjuk Operasional SISTEM PROPOSAL ELEKTRONIK Dana Alokasi Khusus (DAK) Sentra IKM 2017 Buku Petunjuk Operasional SISTEM PROPOSAL ELEKTRONIK Dana Alokasi Khusus (DAK) Sentra IKM DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA Daftar Isi PENDAHULUAN...2

Lebih terperinci

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I

UPT. PUSKESMAS KLUNGKUNG I PERENCANAAN KEBUTUHAN Proses kegiatan seleksi obat dan bahan medis habis pakai untuk menentukan jenis dan jumlah obat dan bahan medis habis pakai dalam rangka pemenuhan kebutuhan obat dan bahan medis habis

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 17/PRT/M/2016 TENTANG PENYELENGGARAAN TEKNOLOGI INFORMASI

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN

BUKU PANDUAN PENGGUNAAN -LPPD BUKU PANDUAN PENGGUNAAN E-LPPD PROPINSI RIAU E-LPPD Riau dikembangkan sesuai dengan Buku Pedoman Penyusunan LPPD tahun 2014 dari Kementrian Dalam Negeri Republik Indonesia. BUKU PANDUAN E-LPPD PROPINSI

Lebih terperinci

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA

ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA 1 tujuan: ARAH KEBIJAKAN PEMERINTAH dalam menjamin KETERSEDIAAN OBAT DI INDONESIA APRIL 2018 1 DASAR HUKUM UU NO 36 TAHUN 2009 tentang KESEHATAN PP NO 12 TAHUN 2013 tentang JAMINAN KESEHATAN PERPRES NO

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI. komponen sistem yang diimplementasikan dan mengetahui kelemahan dari BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN IMPLEMENTASI 5.1. Pengujian Pengujian merupakan bagian yang terpenting dalam siklus pembangunan perangkat lunak. Pengujian dilakukan untuk untuk memeriksa kekompakan antara komponen

Lebih terperinci

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam

BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA. tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang penting dalam BAB 4 AUDIT SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN PADA PT. MAKARIZO INDONESIA Pengendalian terhadap sistem informasi serta data-data yang tidak tersedia, tidak akurat dan tidak lengkap merupakan kegiatan audit yang

Lebih terperinci

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI

Aspek legal. untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan. Yustina Sri Hartini - PP IAI Aspek legal penggunaan TIK untuk pelayanan kefarmasian di fasilitas kesehatan Yustina Sri Hartini - PP IAI Disampaikan dalam Annual Scientific Meeting Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 23 Maret 2017

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. serta memiliki satu Instalasi gudang farmasi kota (Dinkes Kota Solok, 2014). BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Karakteristik lokasi penelitian Kota Solok merupakan salah satu kota dari 19 kabupaten kota yang ada di Provinsi Sumatera barat. Kota Solok memiliki

Lebih terperinci

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA)

Sistem Informasi Kesehatan Daerah (SIKDA) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam Sistem Kesehatan Nasional, pengelolaan kesehatan diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Rekam Medis pada Rumah Sakit Mata Masyarakat Surabaya.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Rekam Medis pada Rumah Sakit Mata Masyarakat Surabaya. BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Kebutuhan Sistem Kebutuhan sistem adalah hasil dari analisis dan desain sistem yang telah dibuat sebelumnya. Dengan adanya implementasi dapat membantu memahami jalannya

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI DIREKTORAT BINA OBAT PUBLIK DAN PERBEKALAN KESEHATAN DIREKTORAT JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia ditujukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar derajat kesehatan masyarakat setinggi-tingginya,

Lebih terperinci

Daftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2

Daftar Isi. User Manual. Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2 Daftar Isi i User Manual Aplikasi e-inkaber untuk Customer VERSI 2.2 Daftar Isi ii Daftar Isi Definisi dan Singkatan... iv Pendahuluan... 5 Tujuan Penulisan Dokumen... 5 Pengenalan Aplikasi e-inkaber...

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR / PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013

The Analysis of Jamkesmas Drug Planning Using Combination Methods ABC and VEN in Pharmacy Installation of RSUD Dr. M. M. Dunda Gorontalo 2013 Analisis Perencanaan Obat Jamkesmas dengan Metode Kombinasi ABC dan VEN di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Umum Daerah Dr. M. M. Dunda Kabupaten Gorontalo Tahun 2013 The Analysis of Jamkesmas Drug Planning

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PORTAL DAN SITUS WEB BADAN PEMERINTAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN

Lebih terperinci

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 WALI KOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALI KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM ELEKTRONIK DALAM PERIZINAN DAN NON PERIZINAN DI LINGKUNGAN DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Ta No.1401, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Kearsipan. Pencabutan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG TATA KEARSIPAN KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI PELAKU USAHA

MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI PELAKU USAHA 2016 MANUAL PENGGUNAAN APLIKASI PELAKU USAHA APLIKASI OBAT HEWAN DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DIREKTORAT KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur ke

Lebih terperinci

SITT UNTUK PENGGUNA PUSAT PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS TERPADU DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN

SITT UNTUK PENGGUNA PUSAT PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS TERPADU DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PANDUAN PENGGUNAAN SISTEM INFORMASI TUBERKULOSIS TERPADU SITT UNTUK PENGGUNA PUSAT DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN PENYAKIT DAN PENYEHATAN LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2013 Global

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN. Berikut ini adalah spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem Yang Digunakan Berikut ini adalah spesifikasi hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program aplikasi Sistem Informasi Distribusi. 1. Microprocessoer

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan BAB TINJAUAN PUSTAKA Perencanaan adalah pekerjaan yang menyangkut penyusunan konsep serta kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan demi masa depan yang lebih baik (Le

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2017 TENTANG MONITORING DAN EVALUASI TERHADAP PERENCANAAN, PENGADAAN BERDASARKAN KATALOG ELEKTRONIK DAN PEMAKAIAN OBAT DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DEKONSENTRASI & DANA ALOKASI KHUSUS: STRATEGI PENCAPAIAN TUJUAN PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Plt. Sekretaris Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan RAPAT KONSULTASI NASIONAL PROGRAM KEFARMASIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1. Kebijakan Obat dan Pelayanan Kesehatan Menurut Kemenkes RI (2006), Obat adalah bahan atau paduan bahanbahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyedilidki

Lebih terperinci

Penggunaan e-logistik: Manajemen Informasi Obat dan Perbekalan Kesehatan di Era JKN

Penggunaan e-logistik: Manajemen Informasi Obat dan Perbekalan Kesehatan di Era JKN Penggunaan e-logistik: Manajemen Informasi Obat dan Perbekalan Kesehatan di Era JKN Guardian Y. Sanjaya SIMKES Fakultas Kedokteran UGM gysanjaya@gmail.com dr. Guardian Yoki Sanjaya, MHlthInfo (Gugu) Sistem

Lebih terperinci

Updating Aplikasi SIPPDA (Lanjutan) DAFTAR ISI

Updating Aplikasi SIPPDA (Lanjutan) DAFTAR ISI DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Maksud dan Tujuan... 2 BAB II MENU ADMIN DAN CARA PENGGUNAANNYA... 3 A. Persyaratan Penggunaan Aplikasi... 3 1. Kebutuhan Sistem... 3 2. Hak

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE. Abstrak

TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE. Abstrak TULISAN HUKUM PENGADAAN OBAT DENGAN PROSEDUR E-PURCHASING BERDASARKAN E-CATALOGUE google images/medicine Abstrak Tulisan ini membahas pelaksanaan Pengadaan Obat Dengan Prosedur e-purchasing Berdasarkan

Lebih terperinci

Primary HealthcareForSupporting Drug Planning at Primary Healathcare of East Tegal, Tegal District

Primary HealthcareForSupporting Drug Planning at Primary Healathcare of East Tegal, Tegal District Pengembangan Sistem Informasi Manajemen Puskesmas Dalam Mendukung Perencanaan Kebutuhan Obat Di Puskesmas Tegal Timur Kota Tegal Miftachudin, IndangTrihandini 1. FakultasKesehatanMasyarakat, Universitas

Lebih terperinci

TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS

TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS TUGAS DRUGS MANAGEMENT MAKALAH MEMAHAMI KUALITAS OBAT DAN DRUG ASSURANCE PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS R Faris Mukmin Kalijogo C2C016007 PASCA SARJANA PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS JENDRAL

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1. Implementasi Sistem Tahap implementasi dan pengujian sistem, dilakukan setelah tahap analisis dan perancangan selesai dilakukan. Pada bab ini aan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Puskesmas merupakan salah satu institusi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di suatu wilayah tertentu. Lingkup pelayanan yang begitu luas,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengelolaan Obat di Puskesmas Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas merupakan pelaksanaan upaya kesehatan dari pemerintah, yang berperan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG PENGEMBANGAN e-government DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB III ANALISA SISTEM

BAB III ANALISA SISTEM BAB III ANALISA SISTEM 3.1. Tinjauan Organisasi Organisasi adalah wadah tempat orang - orang yang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali,

Lebih terperinci

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah

6. Kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat Daerah Kabupaten/Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. 7. Pengintegrasian adalah 1 BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI KELURAHAN DAN DESA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN manajemen upaya kesehatan manajemen kesehatan

BAB I PENDAHULUAN manajemen upaya kesehatan manajemen kesehatan BAB I PENDAHULUAN Dalam Undang-undang Kesehatan nomor 23 tahun 1992 pasal 63 dijelaskan perlunya pengembangan Sistem Informasi Kesehatan yang mantap agar dapat menunjang sepenuhnya pelaksanaan manajemen

Lebih terperinci

PETUNJUK PEMAKAIAN SOFTWARE

PETUNJUK PEMAKAIAN SOFTWARE PETUNJUK PEMAKAIAN SOFTWARE I. INSTALLASI JARINGAN Proses untuk menginstallasi jaringan pada komputer anda. Sebelum melakukan installasi anda harus mempersiapkan dulu satu komputer yang akan digunakan

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016

Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 Rencana Kerja Tahunan Tahun 2016 DIREKTORAT PELAYANAN KEFARMASIAN Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan KEMENTERIAN KESEHATAN RI KATA PENGANTAR Kami memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5542 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI KESRA. Kesehatan. Sistem Informasi. Data. Pengelolaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 126) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

e-mpa Manual Book PANDUAN PENGELOLAAN Sistem electronic Monitoring Pelaksanaan Anggaran KEMENTERIAN AGAMA

e-mpa Manual Book PANDUAN PENGELOLAAN Sistem electronic Monitoring Pelaksanaan Anggaran KEMENTERIAN AGAMA e-mpa Manual Book PANDUAN PENGELOLAAN Sistem electronic Monitoring Pelaksanaan Anggaran KEMENTERIAN AGAMA 2012 DAFTAR ISI A. Pengenalan Sistem 2 B. Persiapan oleh Satuan Kerja 2 C. Login 3 D. Person In

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN SAMBUTAN DAN PENGARAHAN DIREKTUR JENDERAL BINA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN UNDANG-UNDANG KESEHATAN Pasal 106 NO. 36 TAHUN 2009 Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya dapat diedarkan setelah mendapat

Lebih terperinci

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

2016, No Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara No.189, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKES. Instalasi Farmasi Pemerintah. Uji Mutu Obat. Penyelenggaraan. PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu aspek dalam menunjang pembangunan secara nasional. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG DATA POKOK PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN

BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN BAB V IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN 5.1 Sistem yang Digunakan Berikut ini adalah hardware dan software yang dibutuhkan untuk menggunakan program Sistem Informasi Pembelian dan Penjualan pada UD. ROHMAT JAYA,

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DATA DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR

SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DATA DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAMANAN DATA DENGAN KINERJA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PUSKESMAS (SIMPUS) DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN KARANGANYAR Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012

E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 E-PROCUREMENT DAN PENERAPANNYA DI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA Jumat, 30 Maret 2012 Pada era globalisasi ini, perkembangan teknologi internet sudah mencapai kemajuan yang sangat pesat. Aplikasi Internet

Lebih terperinci

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN

PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN PENGALAMAN DAN TANTANGAN MANAJEMEN OBAT DAN VAKSIN DI RSUD DR ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI DALAM ERA JKN VISI Menjadikan RSUD Dr.Achmad Mochtar Bukittinggi Sebagai Tempat Tujuan Pelayanan Kesehatan Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketidaksetaraan status sosial ekonomi (pendidikan, pekerjaan dan pendapatan) merupakan salah satu tantangan utama bagi kesehatan masyarakat, sehingga dibutuhkan suatu

Lebih terperinci

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg

2018, No Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Neg No.116, 2018 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMEN-KP. Satu Data Kelautan dan Perikanan. PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67/PERMEN-KP/2017 TENTANG SATU DATA KELAUTAN

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N A. LATAR BELAKANG Pengembangan kapasitas aparatur merupakan hak bagi ASN untuk mendapatkan keahlian yang berguna dalam mendukung suatu organisasi sebagaimana yang tertuang

Lebih terperinci

[PROPOSAL PENAWARAN]

[PROPOSAL PENAWARAN] IT Inventory KITE [PROPOSAL PENAWARAN] Perdanasistematika.com [PROPOSAL PENAWARAN] Sistem IT Inventory Perusahaan dengan fasilitas KITE GENERAL INFORMATION Project Title Sistem IT Inventory KITE Contact

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur penunjang dalam sistem pelayanan kesehatan, akan tetapi kedudukannya sangat penting dan tidak bisa tergantikan. Tidak hanya pada intervensi kuratif,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG,

KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG NOMOR : / / / SK / I / TENTANG PELAYANAN OBAT KEPALA PUSKESMAS MUARA DELANG, Menimbang : a. bahwa penyediaan obat merupakan langkah awal pengelolaan di Puskesmas

Lebih terperinci

4. Pilih direktori tempat penyimpanan lalu klik Lanjut. A. INSTALLASI SOFTWARE 1. Masukkan CD Program ke dalam CD ROM

4. Pilih direktori tempat penyimpanan lalu klik Lanjut. A. INSTALLASI SOFTWARE 1. Masukkan CD Program ke dalam CD ROM A. INSTALLASI SOFTWARE 1. Masukkan CD Program ke dalam CD ROM 4. Pilih direktori tempat penyimpanan lalu klik Lanjut 2. Lanjut untuk melanjutkan 5. Centangi 2 opsi seperti pada gambar, klik Lanjut 3. Pilih

Lebih terperinci

Cronos ERP - Warehouse Management System

Cronos ERP - Warehouse Management System Cronos ERP - Warehouse Management System 2013 IndoGlobal Solutions. All rights reserved. DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Tujuan... 3 Scope... 3 Komponen Utama... 4 Obyektifitas Sistem... 5 1. Proses Global

Lebih terperinci

FITUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

FITUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT FITUR SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT Modul Manajemen Rawat Jalan Modul Rawat Jalan terdiri dari 2 sub modul, yaitu Pendaftaran Rawat Jalan dan Kasir Rawat Jalan. Sub modul Kasir Rawat Jalan ini

Lebih terperinci

Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN

Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN Pengalaman dan Tantangan Manajemen Obat dan Vaksin Puskesmas Di Era JKN Oleh : drg. Prasukma Yogawarti Kepala Puskesmas Pucangsewu Dinas Kesehatan Kota Surabaya Disampaikan pada Dialog Kebijakan Farmasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya5. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi

BAB 1 PENDAHULUAN. Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Konsep Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pertama kali dicetuskan di Inggris pada tahun 1911 (ILO, 2007) yang didasarkan pada mekanisme asuransi kesehatan sosial dan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM INFORMASI KESEHATAN I. UMUM Pembangunan Kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN HANDPHONE VELIN PHONE TANGERANG BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI PENJUALAN HANDPHONE VELIN PHONE TANGERANG BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI PENJUALAN HANDPHONE VELIN PHONE TANGERANG BERBASIS WEB Disusun Oleh : AHMAD ROPEI 065610096 SISTEM INFORMASI STRATA 1 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AKAKOM YOGYAKARTA

Lebih terperinci

DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A.

DWI UTAMI NUGRAHANI NAFTANI CHANDRA DINI AISYAH RIZQI MUFIDAH MUTIA FARIDA A. DWI UTAMI NUGRAHANI 25010112130349 NAFTANI CHANDRA DINI 25010112140350 AISYAH 25010112140351 RIZQI MUFIDAH 25010112130352 MUTIA FARIDA A. 25010112140353 KANTHI HIDAYAHSTI 25010112140354 DEFINISI MANAJEMEN

Lebih terperinci

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional

No Upaya untuk menyelenggarakan Standardisasi Industri melalui perencanaan, penerapan, pemberlakuan, pembinaan dan pengawasan Standar Nasional TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I No.6016 EKONOMI. Pembangunan. Perindustrian. Sarana. Prasarana. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 9) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN EVALUASI MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT DI PUSKESMAS RAWAT INAP KABUPATEN PURBALINGGA BERDASARKAN TIGA BESAR ALOKASI DANA PENGADAAN OBAT R. Adi Soeprijanto, Indri Hapsari, Wahyu Utaminingrum Fakultas Farmasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu organisasi atau instansi berdiri atas dasar kesamaan tujuan. Organisasi atau instansi memiliki tujuan apa yang akan mereka capai dalam organisasi tersebut. Suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang

BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) 1. Kegiatan pengadaan bahan baku Bon Permintaan Barang BAB IV ANALISIS 4.1 Metode Pencatatan Persediaan pada PT Bio Farma (Persero) PT Bio Farma (Persero) merupakan satu-satunya perusahaan BUMN yang bergerak di bidang memproduksi vaksin dan antisera. Untuk

Lebih terperinci

APLIKASI KOMUNIKASI DATA

APLIKASI KOMUNIKASI DATA APLIKASI KOMUNIKASI DATA APLIKASI KOMUNIKASI DATA Penyelenggaraan komunikasi data dimaksudkan untuk membangun dan mengoptimalkan aliran data dari kabupaten/kota dan provinsi ke pusat atau sebaliknya Mampu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perencanaan 2.1.1. Pengertian perencanaan Perencanaan adalah suatu proses penyusunan secara sistematis mengenai kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan, untuk mengatasi masalah-masalah

Lebih terperinci