METODOLOGI PENELITIAN
|
|
- Verawati Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 29 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Penelitian Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5,21 kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak jiwa, yang terdiri dari laki-laki dan perempuan. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 persen per tahun (BPS, 2011). Berdasarkan kondisi tersebut dapat diketahui bahwa konsumasi cabai dalam negeri pada tahun 2010 mencapai 1,237,669 ton. Produksi cabai nasional tahun 2009 adalah dengan luas panen ha dan produktivitas rata-rata sebesar 5,89 ton/ha (BPS, 2011). Produktivitas rata-rata yang hanya 5,89 ton/ha tersebut belum optimal dan masih dapat ditingkatkan dengan melakukan intensifikasi terhadap kegiatan budidaya. Kegiatan agribisnis syarat dengan pemanfaatan informasi dan pengetahuan yang dalam. Petani sebagai pelaku agribisnis harus memiliki pengetahuan yang baik terkait kegiatan-kegiatan agribisnis. Hal-hal yang harus dimiliki oleh pelaku agribisnis adalah kemampuan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengatasi masalah agribisnis. Tamba (2007) menyatakan bahwa informasi yang dibutuhkan petani adalah peningkatan produksi dan mutu, informasi ketersediaan sarana produksi, informasi ketersediaan permodalan, informasi teknologi pengolahan hasil, informasi dukungan pemasaran dan metode analisis usaha tani. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Tamba (2007) terdapat dua tipologi petani terkait dengan kebutuhan informasi dan pengetahuan dalam kegiatan usaha tani (agribisnis) yaitu petani maju dan petani berkembang. Tabel 1 menunjukkan tingkat kebutuhan petani sayuran terhadap berbagai jenis informasi pertanian. Mayoritas petani maju mengganggap kebutuhan informasi sarana produksi pertanian dan metode analisis usaha tani dengan tingkat kepentingan yang tinggi. Sementara kebutuhan informasi peningkatan produksi dan dukungan pemasaran memiliki tingkat kepentingan sedang dan informasi pengolahan hasil, petani maju belum menganggap informasi ini penting. Petani berkembang memandang informasi analisis usaha tani sangat diperlukan. Petani berkembang belum
2 30 memandang perlu informasi ketersediaan permodalan dan informasi pengolahan hasil. Namun demikian idealnya dalam kegiatan agribisnis semua informasi yang terkait dapat diakses dengan mudah oleh petani. Tabel 1. Tingkat Kebutuhan Informasi Petani Sayuran terhadap berbagai Jenis Informasi Pertanian (Tamba, 2007) Petani Maju Kebutuhan Informasi Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%) Total (%) 1. Peningkatan Produksi 1,7 63,80 34, Ketersediaan Sarana Produksi 0 51,70 48, Ketersediaan Permodalan 81,0 15,5 3, Teknologi Pengolahan Hasil 63,8 32,8 3, Dukungan pemasaran 29,3 55,2 15, Metode Analisis Usaha Tani 0 37,9 62,1 100 Petani Berkembang 1. Peningkatan Produksi 15,9 78,6 5, Ketersediaan Sarana Produksi 4,4 58,2 37, Ketersedaiaan Permodalan 88,5 9,3 2, Teknologi Pengolahan Hasil 87,4 12, Dukungan Pemasaran 31,9 64,3 3, Analisis Usaha Tani 0,5 41,2 58,3 100 Semua Petani 1. Peningkatan Produksi 12, , Ketersediaan Sarana Produksi 3,3 56,7 40, Ketersedaiaan Permodalan 86,7 10,8 2, Teknologi Pengolahan Hasil 81,7 17,5 0, Dukungan Pemasaran 31,2 62,1 6, Analisis Usaha Tani 0,4 40,4 59,2 100 Total Petani 7,5 87,1 5,4 100
3 31 Secara keseluruhan, baik petani maju maupun petani berkembang samasama membutuhkan informasi tentang peningkatan produksi dan mutu sayuran, ketersediaan permodalan, lokasi pemasaran sayuran, teknologi pengolahan hasil sayuran dan informasi tentang metode analisis usaha tani sayuran. Perbedaannya adalah dalam hal tingkat kebutuhan masing-masing jenis informasi. Hal ini disebabkan karena kesadaran akan pentingnya informasi dan tingkat inovasi petani maju lebih tinggi daripada petani berkembang (Tamba, 2011). Melihat kondisi tersebut, dukungan sistem konsultasi agribisnis cabai (Capsicum anuum. L) menjadi suatu keharusan agar kegiatan agribisnis memiliki daya saing. Kondisi ini mengharuskan adanya stake holder yang menyediakan sistem konsultasi agribisnis cabai. Kendala yang dihadapi petani terkait dengan akses terhadap pengetahuan agribisnis cabai adalah belum adanya sistem konsultasi yang dibangun secara komprehensif untuk budidaya cabai saat ini. Petani masih mengandalkan media-media yang ada seperti bertanya kepada penyuluh pertanian, membaca surat kabar, dan bertanya kepada petani lain yang sudah sukses. Sistem konsultasi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi dan pengetahuan (knowledge) dalam kegiatan agribisnis. Sistem konsultasi yang dibangun pada penelitian ini akan menjadi media diseminasi informasi dan pengetahuan agribisnis. Sistem dibangun spesifik untuk kegiatan agribisnis cabai merah (Capsicum annuum. L). Sistem yang dibangun diimplementasikan secara online dan berbasis web agar dapat diakses oleh petani secara real time. Dalam mengembangkan sistem konsultasi harus melalui beberapa tahapan. Tahapan tersebut meliputi perencanaan sistem (Indentifikasi permasalahan), pencarian sumber pengetahuan, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan, analisis rancangan konseptual sistem konsultasi, pengujian dan pemeliharaan sistem. Keluaran dari tahapan perencanaan adalah spesifikasi perancangan logik dan teknis dari implementasi sistem yang dibangun.
4 Tahapan Penelitian Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini mengacu pada metode pengembangan sistem pakar (Turban, 2007). Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah Identifikasi permasalahan, pencarian sumber pengetahuan, akuisisi pengetahuan, representasi pengetahuan dan rancang bangun sistem konsultasi. Tahapan rancangan bangun sistem konsultasi dilakukan dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) Extreme Programming (XP). SDLC XP dipilih karena informasi dan pengetahuan, pakar agribisnis cabai, dan berbagai infrastruktur yang mendukung sudah tersedia sehingga sistem konsultasi dapat dilakukan dengan cepat. Pada penelitian ini dilakukan penggunaan kembali (reuse) pengetahuanpengetahuan ilmiah dan petunjuk lapangan (best practice) kegiatan agribisnis cabai. Penggunaan kembali pengetahuan memungkinkan pengembangan sistem konsultasi dengan cepat agar segera didapatkan hasil untuk diimplementasikan kepada calon pengguna. Pengalihan pengetahuan dari berbagai sumber dilakukan agar dapat diimplementasikan ke dalam sistem berbasis komputer yang dapat diakses secara online. Hal-hal tersebut yang menjadi alasan dipilihnya metode SDLC XP dalam rancang bangun sistem konsultasi. Tahapan-tahapan penelitian digambarkan secara grafis pada Gambar Identifikasi Masalah Pada tahapan ini akan diidentifikasi permasalahan yang dihadapi oleh petani serta identifikasi kebutuhan informasi dan pengetahuan yang mendukung kegiatan kegiatan agribisnis cabai (Capsicum annuum. L) yang baik. Identifikasi permasalahan ini mengacu pada penelitian yang dilakukan Tamba (2007) tentang kebutuhan informasi pertanian dan aksesnya bagi petani sayuran. Informasi dan pengetahuan tersebut selanjutnya digali pada tahapan pencarian sumber pengetahuan dan akuisisi pengetahuan. Hasil dari tahapan identifikasi masalah adalah : (1) Mendapatkan gambaran informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh petani, (2) Dokumentasi atas visi dan ruang lingkup sistem konsultasi agribisnis yang dikembangkan, dan (3) Dokumentasi teknologi yang digunakan dalam pengembangan sistem konsultasi.
5 33 Mulai Identifikasi Masalah Pencarian Sumber Pengetahuan Akuisisi Pengetahuan Representasi Pengetahuan Analisis dan Perancangan Sistem Konsultasi Agribisnis Cabai (Mengadopsi Metode Extreme Programming) Analisis Desain Implemetantasi /Pengujian Rilis Perangkat Lunak Tidak Sesuai Prototipe Sesuai Sesuai Pemeliharaan Selesai Gambar 12. Tahapan-tahapan Penelitian
6 Pencarian Sumber Pengetahuan Tahapan pencarian sumber pengetahuan dilakukan melalui studi literatur dan konsultasi dengan pakar Agribisnis Cabai. Studi literatur dilakukan dengan menggali pengetahuan dari buku, jurnal dan artikel-artikel ilmiah terkait dengan kegiatan agribisnis cabai. Konsultasi dilakukan dengan para pakar dari departemen Agronomi dan Hortikultura, serta Departemen Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. Pakar-pakar yang dilibatkan dalam penelitian ini adalah pakar-pakar yang telah melakukan penelitian bertahun-tahun dan memiliki pengalaman lapangan yang cukup. Pengetahuan yang didapatkan dari penelitian ini diharapkan adalah pengetahuan-pengetahuan yang valid dan dapat digunakan dalam kegiatan agribisnis cabai (Capsicum annuum. L) Akuisisi Pengetahuan Akuisisi merupakan kegiatan penyerapan pengetahuan dari domain expert dilakukan dengan metode diskusi bebas (talk through) maupun membuat kuisioner kepada ahli (pakar) dan studi pustaka terkait. Dari hasil akusisi pengetahuan diperoleh pengetahuan tentang faktor-faktor atau parameterparameter penting dalam kegiatan agribisnis cabai. Setelah didapatkan pengetahuan-pengetahuan yang penting dalam kegiatan agribisnis selanjutnya menggali pengetahuan-pengetahuan tersebut lebih dalam. Pengetahuan yang digali pada tahapan akuisisi pengetahuan melingkupi pengetahuan yang dapat menjadi dasar dalam melakukan konsultasi agribisnis cabai (Capsicum annuum. L). Pengetahuan tersebut diantaranya adalah pengetahuan mengenai pemilihan varietas unggul, penentuan dosis pupuk, pengendalian hama, pengendalian penyakit, teknologi budidaya, analisis usaha tani, iklim, kebijakan pemerintah, dan informasi harga. Pengetahuan-pengetahuan tersebut merupakan pengetahuan yang harus dimiliki oleh petani agar dapat melaksanakan kegaiatan pertanian dengan baik. Terdapat tiga cara dalam akuisisi pengetahuan yaitu manual, semi otomatis dan otomatis. Pada penelitian ini digunakan akuisisi pengetahuan dengan cara manual. Cara ini digunakan untuk mengakomodir pengetahuan-pengetahuan dari
7 35 pakar yang dapat didapatkan dengan melakukan wawancara, analisis kasus dan observasi Representasi Pengetahuan Representasi pengetahuan merupakan kegiatan mengonfigurasi fakta-fakta dan pengetahuan yang didapatkan dari pakar (domain expert) dan sumber-sumber pengetahuan lainnya. Pada tahapan ini dilakukan pemetaan pengetahuan (knowledge mapping) dan penentuan teknik penyimpanannya dalam basis pengetahuan (knowledge based) sehingga pengetahuan dimengerti oleh manusia dan dapat dimasukkan ke dalam program komputer. Teknik-teknik representasi yang digunakan dalam penelitian ini disesuaikan dengan modul-modul konsultasi yang akan dibangun. Berikut adalah penjelasan teknik-teknik representasi pengetahuan yang digunakan dalam penelitian ini : 1. Basis Aturan (Production rule) Basis aturan merupakan teknik representasi pengetahuan yang sangat populer saat ini dan cukup luas digunakan. Pengetahuan direpresentasikan kedalam bentuk kondisi-aksi. Representasi jenis ini tersusun atas kasidah-kaidah yang mengikuti pola : IF premis THEN kesimpulan IF premis THEN premis Pengecualian dengan ELSE 2. Pohon keputusan (Decission Tree) Diagram pohon merupakan teknik yang digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan dalam bentuk pohon dimana kesimpulan didapatkan dari link-link node pada diagram pohon. Keunggulan dari diagram pohon adalah dapa menyederhanakan kegiatan akuisisi pengetahuan. Pakar lebih suka menggunakan teknik ini karena mudah difahmi dan dapat dengan mudah dalam menuangkan pengetahuan yang mereka miliki Analisis dan Perancangan Sistem Tahapan ini terdiri dari beberapa iterasi peluncuran dari perangkat lunak yang akan di kembangkan. Perangkat lunak dikeluarkan mulai dari rilis pertama
8 36 hingga sistem dapat diterima dan dapat diimplementasikan secara penuh. Tahapan-tahapan di dalam iterasi ini terdiri dari : Tahap analisis Tahap ini merupakan tahap penting sebelum program atau sistem ditulis atau dibangun. Tahap analisis meliputi beberapa aspek dalam sistem seperti lingkungan organisasi, analisis sistem untuk memenuhi kebutuhan waktu sekarang, analisis kebutuhan sistem (input, output, proses, storage, dan kontrol) Tahap desain Tahap desain juga melibatkan rancangan interface dan prosedur yang mendukung fungsional sistem. Pada tahap ini dilakukan koreksi pada sistem informasi, sehingga kesalahan pada sistem bisa diperbaiki sedini mungkin. Aktivitas desain sistem meliputi : (1). Desain interface. Desain interface berfokus pada interaksi sistem dengan pengguna, input dan output yang interaktif serta efisien bagi penggunanya. Konversi informasi dan data menjadi bahasa yang bisa dibaca mesin dan manusia, kualitas proses konversi informasi dan data ditentukan pada desain interface sistem. (2). Desain fisik. Desain fisik sistem adalah desain database dan file berfokus pada struktur dan data yang digunakan sistem secara rincian. Data yang diusulkan oleh pengguna akan disusun berdasarkan atributnya dan relasi yang dibutuhkan. (3). Desain logika. Desain logika adalah desain sistem bagaimana mengembangkan secara umum input, proses pengolahan informasi, output, penyimpanan database, aktivitas kontrol sesuai dengan yang direncanakan pada tahap analisis Tahap Pengujian (testing) Pada tahapan ini sistem yang akan diluncurkan di uji terlebih dahulu. Pengujian dilakukan terhadap fungsional dan non fungsional sistem konsultasi. Pada setiap iterasi pekerjaan diluncurkan sebuah rilis perangkat lunak yang dikerjakan. Perangkat lunak yang telah diuji selanjutnya diluncurkan untuk kemudian dievaluasi kembali untuk kemudian dilakukan perbaikan oleh tim.
9 Peluncuruan Perangkat Lunak Tahapan ini merupakan sesi akhir dalam pengembangan sistem konsulatasi online agribisnis dengan menggunakan XP. Sistem yang telah diuji kemudian diimplemenasikan sesuai dengan kebutuhan client. Perangkat lunak yang diaplikasikan merupakan rilis akhir, hasil dari iterasi dan perbaikan dari versiversi sebelumnya. Perangkat lunak yang dimaksud adalah sistem konsultasi yang sudah diimplementasikan dalam bentuk halaman web (web pages). Keuntungan dari dipilihnya implementasi sistem ke dalam bentu halaman web adalah dapat diakses secara online tanpa terbatas pada lokasi dan waktu pengaksesan Pemeliharaan Sistem Konsultasi Pemeliharaan merupakan hal yang sangat penting agar sistem dapat beroperasi dengan baik. Pemeliharaan sistem dilakukan dalam bentuk updating informasi dan pengetahuan yang terkandung di dalam sistem konsultasi Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Juli Penelitian akan dilaksanakan di : 1. Departemen Ilmu Komputer, Institut Pertanian Bogor. 2. Departeman Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. 3. Departeman Proteksi Tanaman, Institut Pertanian Bogor. 4. Liwa, Lampung Barat (Studi Lapangan).
METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Konsumsi cabai rata-rata penduduk Indonesia adalah 5.21 Kg/kapita/tahun. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang terdiri
Lebih terperinciPENDAHULUAN A. Latar Belakang
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan informasi sangat penting pada era informasi sekarang ini. Informasi sama pentingnya dengan faktor produksi utama seperti tanah, tenaga kerja, dan modal. Informasi
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknik Bioinformatika, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, dan kegiatan wawancara
Lebih terperinciGambar 28. Diagram proses pencocokkan antara persyaratan tumbuh tanaman dengan karakteristik lahan
50 III. METODOLOGI 3.1 Kerangka Pemikiran Krisis lahan produktif yang sering terjadi saat ini merupakan salah satu dampak yang timbul akibat pesatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan dalam berbagai
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
37 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Dukungan terhadap pembangunan Online Lesson Plan (OLP) matematika bagi lingkungan sekolah merupakan suatu kebutuhan penting untuk membantu kinerja guru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa globalisasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa globalisasi ini dirasakan telah semakin pesat dan canggih. Semua ini dikarenakan hasil dari pemikiran-pemikiran
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sumber: Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan penting bagi perekonomian Negara Indonesia. Sebagian besar masyarakat Indonesia menggantungkan kehidupan mereka pada sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari pemikiran-pemikiran manusia yang semakin maju, hal tersebut dapat. mendukung bagi pengembangan penyebaran informasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan pada masa globalisasi ini dirasakan telah semakin pesat dan canggih. Semua ini dikarenakan hasil dari pemikiran-pemikiran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah menjelaskan seluruh kegiatan selama berlangsungnya penelitian untuk menghasilkan informasi yang lebih akurat sesuai dengan permasalahan yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan
Lebih terperinciAPLIKASI SHELL SISTEM PAKAR
APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR Yeni Agus Nurhuda 1, Sri Hartati 2 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Teknokrat Lampung Jl. Z.A. Pagar Alam 9-11 Labuhan Ratu,
Lebih terperinci3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran
65 3. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Permasalahan utama yang dihadapi industri gula nasional yaitu rendahnya kinerja khususnya produktivitas dan efisiensi pabrik gula. Untuk menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan
BAB III METODE PENELITIAN 3. 1. Metode Penelitian Mengacu pada latar belakang penelitian dan rumusan masalah serta tujuan penelitian maka metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini komputer telah berkembang sebagai alat pengolah data, penghasil informasi, bahkan komputer juga ikut berperan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak dilahirkan hingga tumbuh dewasa manusia diciptakan dengan kecerdasan yang luar biasa, kecerdasan juga akan berkembang dengan pesat. Kecerdasan tersebut yang dapat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Sistem Informasi Ialah sebuah set elemen atau komponen terhubung satu sama lain yang mengumpulkan (input), memanipulasi (process), menyimpan, dan menghasilkan (output) data dan
Lebih terperinciGambar 7. Tahapan Proses penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alur Penelitian Secara umum, metode penelitian yang digunakan tersusun dalam suatu diagram alur penelitian yang dapat disajikan Gambar 7. Diagram alur tersebut memperlihatkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Definisi sistem dapat dibagi menjadi dua pendekatan yaitu pendekatan secara prosedur dan pendekatan secara komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Tanaman cabai merah besar yang termasuk dalam jenis buah dan tumbuhan anggota genus Capsicum ini merupakan komoditas sayuran yang banyak diminati dikalangan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai struktur rancangan desain penelitian disertai metode penelitian beserta alat dan bahan yang akan digunakan dalam mengerjakan tugas akhir.
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pakar Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS)
Lebih terperinciPEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA
Yogyakarta, 22 Juli 2009 PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA Ana Kurniawati, Marliza Ganefi, dan Dyah Cita
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rolettha (2002, hal: 1) menyatakan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu tanaman komoditas andalan sumber devisa non-migas bagi Indonesia. Perkembangan perkelapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Prasarana jalan yang terbebani oleh volume lalu lintas kendaraan yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas kondisi jalan.
Lebih terperinciTAKARIR. data atau informasi dan transformasi data yang bergerak dari pemasukan data hingga ke keluaran. Database
TAKARIR artificial intelligence backward chaining Data Flow Diagram (DFD) Database Decision Tree expert system forward chaining Flowchart Hardware Input Interface knowladge base Login Logout Output kecerdasan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, teknologi informasi telah menjadi salah satu bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dari proses bisnis, bahkan tidak jarang teknologi informasi menjadi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID
PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID Imas Siti Munawaroh¹, Dini Destiani Siti Fatimah² Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pakar merupakan suatu program komputer dimana pengetahuan ahli akan disubstitusikan ke dalamnya, sehingga sistem mampu menyelesaikan suatu permasalahan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Informasi Informasi merupakan hasil pengolahan data dari satu atau berbagai sumber, yang kemudian diolah, sehingga memberikan nilai, arti, dan manfaat. (Eka Pratama, 2014). Menurut
Lebih terperinciRepresentasi Pengetahuan dan Penalaran
Representasi Pengetahuan dan Penalaran PENGETAHUAN Pengetahuan (knowledge) adalah pemahaman secara praktis maupun teoritis terhadap suatu obyek atau domain tertentu. Pengetahuan merupakan hal yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan pengelolaan data pada saat ini sangatlah penting, dimana data akan berada pada media-media yang berlainan platform dan perlu dikelola ketika data memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diagnosis penyakit yang diderita oleh seorang penderita harus dapat dilakukan dengan tepat dan akurat, karena kesalahan diagnosis berakibat fatal dan bisa membahayakan
Lebih terperinciIII METODOLOGI PENELITIAN
39 III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Permasalahan Dukungan SIMPEG yang berkualitas bagi Badan Litbang Pertanian merupakan suatu keharusan agar mampu menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan. Di dalam bidang kecerdasan buatan, termasuk
Lebih terperinciPembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi
Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi Rika Sofa 1, Dini Destiani 2, Ate Susanto 3 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STT-Garut) Jl. Mayor Syamsu No 2 Garut
Lebih terperinciBab 1 PENDAHULUAN UKDW
Bab 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit merupakan masalah yang sangat penting bagi manusia yang harus diselesaikan dengan baik dan benar. Dalam hal ini adalah masalah penyakit pada ikan khususnya
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Badan Ketahanan Pangan
30 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian yang diteliti oleh penulis adalah Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Jawa Barat yang beralamat Jl. Cimbuleuit No. 82 Kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Sejahtera Paguyuban Keluarga Bogem terletak di Kelurahan Kebonjayanti Kecamatan Kiaracondong Kota Bandung yang beralamat di Jl. Kebonjayanti No. 39 Kota
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan teknologi sistem informasi mengalami perkembangan pesat. Perusahaan yang memanfaatkan sistem informasi berjuang untuk mendapatkan perhatian konsumen tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem pakar sangat dibutuhkan untuk membantu pekerjaan manusia dalam mengambil suatu keputusan. Sistem pakar mulai dikembangkan pada tahun 1960-an dan 1970-an. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan
24 BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mendukung penulis dalam melakukan penelitian dan pengumpulan data, penulis memilih bagian penjualan dan pembelian bertempat di Distro
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis pertanian tersebut digambarkan melalui kontribusi yang nyata melalui pembentukan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun
BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun sistem informasi ini, terdapat teori-teori ilmu terkait yang digunakan untuk membantu menyelesaikan permasalahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Eksplorasi Sumber Daya Alam (SDA) memiliki nilai akhir yang cukup menjanjikan bagi para peneliti, pelaku bisnis, pemerintah, dan sebagainya. Contoh hasil eksplorasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat dan untuk memperkuat bisnisnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini persaingan di dunia bisnis semakin ketat dan untuk memperkuat bisnisnya banyak perusahaan mempergunakan media-media periklanan untuk memasarkan barang dagangannya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit THT merupakan salah satu jenis penyakit yang sering ditemukan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi semakin berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan setiap individu di berbagai bidang, seperti di bidang bisnis, pendidikan, psikologi, dan tentu saja
Lebih terperinciUKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Pendahuluan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Komputer merupakan salah satu teknologi yang berkembang cepat seiring dengan kemajuan informasi sekarang ini. Hal inilah yang mendorong manusia untuk mengikuti perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda motor saat ini banyak digunakan oleh masyarakat terutama di daerah Bekasi, perkembangan sepeda motor pada periode 2009 2013 mengalami peningkatan sebesar
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Analisa sistem pada penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan sistem yang sedang berjalan yang terdiri dari input, proses, dan output sistem sehingga
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1 Kecerdasan Buatan Kecerdasan buatan adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Inggris yaitu Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan, sedangkan
Lebih terperinciANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STMIK PRINGSEWU LAMPUNG
ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS WEB PADA STMIK PRINGSEWU LAMPUNG Suyono Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Pringsewu Lampung Jl. Wismarini
Lebih terperinciRANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI TANAMAN OBAT Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam Mata Kuliah Sistem Informasi Manajemen Disusun Oleh : HENNY SARASWATI P056110863.40E Dosen Pengajar : Dr.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK
34 BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK 4.1. Evaluasi Sistem Yang Berjalan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan serta diskusi dengan pembimbing Kerja Praktek, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi bukanlah suatu hal yang asing dan baru di Indonesia, banyak organisasi-organisasi masyarakat yang sudah terbentuk di Indonesia karena suatu visi dan misi
Lebih terperinciExpert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi
Siapakah pakar/ahli Expert System Seorang pakar atau ahli adalah: seorang individu yang memiliki kemampuan pemahaman superior dari suatu masalah By: Uro Abdulrohim, S.Kom, MT Definisi Program komputer
Lebih terperinciAPLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI PADA IKAN PATIN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT INFEKSI PADA IKAN PATIN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Seny Hidabiyah, Prihastuti Harsani, Aries Maesya Email: senychan92@gmail.com Program Studi Ilmu Komputer Fakultas
Lebih terperinciPengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan
Bab II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengapdosi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penulis melakukan penelitian pada toko AP Music Gallery Bandung yang beralamat di Jalan Jl. Surapati No.235. Toko ini belum memiliki media dalam
Lebih terperinciBAB II. 2.1 Model Data High Level Data Model (Conceptual Data Model)
BAB II PENGEMBANGAN SISTEM BASIS DATA Bab ini akan membahas lebih lanjut mengenai arsitektur sistem basis data dan pengembangan sistem basis data. Sistem basis data tidak berdiri sendiri, tetapi selalu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KELINCI BERBASIS VISUAL PROLOG
PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT KELINCI BERBASIS VISUAL PROLOG De Ari Firman 1, Dini Destiani Siti Fatimah 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat B. Alat dan Bahan C. Metodologi Penelitian
III. METODOLOGI A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2008 sampai dengan Mei 2009 di Laboratorium Sistem dan Manajemen Mekanisasi Pertanian, Departemen Teknik Pertanian, Fakultas
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. (5) Sub Sistem Faktor Kelembagaan Penunjang. (1) Sub Sistem Faktor Input Pertanian. (2) Sub Sistem Produksi Pertanian
5 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agribisnis Secara umum kegiatan agribisnis dapat digolongkan ke dalam dua kegiatan utama yaitu kegiatan usaha tani (on farm activities), sedangkan pengadaan sarana produksi, agroindustri
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
61 HASIL DAN PEMBAHASAN Sistem manajemen ahli model SPK agroindustri biodiesel berbasis kelapa sawit terdiri dari tiga komponen utama yaitu sistem manajemen basis data, sistem manajemen basis pengetahuan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode Pengumpulan Data 3.1.1 Jenis Data Jenis data yang digunakan penulis dalam Rancang Bangun Sistem Informasi Peminjaman adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Pengertian
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Sistem memiliki beberapa definisi yang berbeda-beda menurut pendapat beberapa ahli, definisi sistem adalah sebagai berikut. 1. Menurut Jogiyanto (1999:1), sistem adalah
Lebih terperinciSISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR
SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR Bambang Yuwono, Wiwid Puji Wahyuningsih, Hafsah Jurusan Teknik Informatika UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai
BAB III LANDASAN TEORI 1. 3.1 Rekrutmen Flippo (1984) mendefinisikan sebagai berikut: Penarikan calon pegawai atau tenaga kerja adalah proses pencarian tenaga kerja yang dilakukan secara seksama, sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini teknologi informasi berperan penting dalam memperbaiki kinerja suatu organisasi. Penggunaannya tidak hanya sebagai proses otomatisasi
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 1.1 Perpustakaan Berikut ini merupakan pengertian perpustakaan menurut ahli perpustakaan dan sumber lain, diantaranya : (BSNI, 2009) Perpustakaan merupakan kumpulan bahan tercetak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Bagian pendahuluan berisi mengenai komponen komponen yang menjadi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, keaslian penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Berikut merupakan desain metode penelitian yang akan digunakan pada proses penelitian Studi komparasi metode PROMETHEE dan TOPSIS untuk memberikan solusi
Lebih terperinci1 BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang
1 BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, kebutuhan manusia terhadap teknologi informasi sangat besar dan hampir setiap individu sering memanfaatkan teknologi informasi untuk mencari tempat berlibur,
Lebih terperinciPEMBAHASAN Identifikasi Masalah
39 PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Masalah 4.1.1. Tuntutan Kebutuhan Informasi dan Pengetahuan Agribisnis Cabai Tuntutan kebutuhan dan memperoleh informasi pertanian dapat berpengaruh positif terhadap keberdayaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. tenaga kerja pada perusahaan, fokus yang dipelajari MSDM ini hanya masalah yang. berhubungan dengan tenaga kerja manusia saja.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Presensi dan Absensi Karyawan Menurut Dessler (2003), Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah suatu manajemen yang khusus mempelajari hubungan dan peranan manusia dalam organisasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Rancangan company profile PT.Nandya Karya Perkasa ini dibutuhkan metode agar dapat menuangkan ide awal sesuai dengan yang diharapkan dalam implementasinya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern sekarang dimana kebutuhan teknologi informasi yang semakin berkembang, membuat teknologi informasi menjadi hal penting dalam menjalankan roda perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era teknologi informasi yang semakin maju saat ini, kebutuhan akan informasi yang sangat cepat, tepat dan akurat sangat penting. Berbagai macam instansi atau organisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian untuk Sistem Optimalisasi Produksi ini menggunakan model sekuensial linier. Desain penelitian untuk sistem optimalisasi produksi ini
Lebih terperinciSISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)
SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL) Armansyah, Dwi Yuli Prasetyo Program Studi Sistem Informasi, Fakultas
Lebih terperinciGambar 2. Tingkat Produktivitas Tanaman Unggulan Kab. Garut Tahun
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Gambaran Umum Agroekonomi Kabupaten Garut Kabupaten Garut memiliki 42 kecamatan dengan luas wilayah administratif sebesar 306.519 ha. Sektor pertanian Kabupaten
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berbagai perusahaan untuk merombak sistem manual yang sudah sejak lama diterapkan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi yang pesat saat ini mengundang perhatian berbagai perusahaan untuk merombak sistem manual yang sudah sejak lama diterapkan menuju
Lebih terperincikomponen sistem informasi akuntansi
komponen sistem informasi akuntansi 1. Orang/manusia. mengoperasikan sistem dan melaksa nakan berbagai fungsi dalam sistem. 2. Prosedur-prosedur. manual maupun terotomatisasi yang dilibatkan dalam mengumpulkan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi
Lebih terperinciDefinisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya
Sistem Pakar Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya Referensi Giarrantano, J. and G.Riley bab
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan komputer dalam pencatatan kegiatan usaha pada saat ini adalah suatu hal yang umum. Begitu juga dengan piranti keras, maupun piranti lunak komputer yang telah
Lebih terperinciPERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN ABSTRAK
PERANCANGA SISTEM PAKAR PENDETEKSI GANGGUAN KEHAMILAN Budiya Surya Putra, S.Kom. ABSTRAK Sistem pakar pendeteksian gangguan kehamilam ini merupakan sistem untuk mengetahui jenis-jenis gangguan kehamilan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan
BAB III LANDASAN TEORI Landasan teori ini merupakan dasar tentang teori-teori dalam melakukan penelitihan atau penemuan yang didukung oleh data dan sumber informasi. Fungsinya yaitu untuk menjelaslan beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan-keputusan bisnis serta Perkembangan teknologi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi dibidang informasi mendorong setiap instansi atau perusahaan untuk tetap mengikuti perkembangannya, terutama berkenaan dengan perkembangan
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM
BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Analisa merupakan tahap awal yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang sedang dihadapi. Tahap ini sangat penting karena dengan proses
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Tahap Analisis Studi Literatur Data Penelitian Tahap Perancangan Desain Sistem Fuzzy Mamdani Tahap Pengembangan Pembangunan Perangkat Lunak Tahap Pengujian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggajian pegawai merupakan sebuah kegiatan rutin di kantor Camat Sambit. Saat ini pencatatan atas penggajian pegawai masih dilakukan secara manual dan bisa dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Ponorogo suatu daerah yang memiliki luas 1.371,78 km² yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Ponorogo suatu daerah yang memiliki luas 1.371,78 km² yang secara astronomis berada diantara 111 17-111 52 Bujur Timur dan 7 49-8 20 Lintang Selatan
Lebih terperinciUSUL PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI
USUL PENELITIAN UNGGULAN PERGURUAN TINGGI Aplikasi Sistem Pakar Penuntun Pengambilan Keputusan Usaha Kecil Berbasis web Interaktif Untuk Meningkatkan Kompetensi Pelaku Usaha Kecil Pemula di Provinsi Jawa
Lebih terperinci1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
1.1 Latar belakang 1. Pendahuluan Agama Islam adalah agama yang di dalamnya mengatur semua aspek kehidupan. Mulai dari tatacara hubungan dengan sesama mahluk sampai hubungan dengan Sang Pencipta. Kesadaran
Lebih terperinciAnalisa Sistem Dan Desain
Modul 13. Analisa Sistem Dan Desain System Life Style Adalah proses terorganisasi dari pengembangan dan pemeliharaan suatu sistem. Siklus ini membantu dalam menetapkan rencana proyek pengembangan sistem,
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Investigasi Sistem. Analisis Sistem. Desain Sistem. Pemeliharaan Sistem. Implementasi Sistem
MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor mulai Maret 2011 sampai Mei 2012. Materi Alat
Lebih terperinciSISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji
1 SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING Agam Krisna Setiaji Program Studi Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro,
Lebih terperinciMeskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama
Meskipun jumlah tahapan dalam SDLC dalam berbagai litertur berbeda-beda, namun pada prinsipnya secara keseluruhan semua proses yang dilakukan sama saja Tahapan analisis sistem dimulai karena adanya permintaan
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. CV. Kayu Laris adalah suatu usaha yang bergerak dibidang perdangangan
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan objek penelititan pada CV. Kayu Laris. 3.1.1 Sejarah Singkat CV.Kayu Laris CV. Kayu Laris adalah
Lebih terperinci