KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA. ANDALUCIA, ST, M.Sc.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA. ANDALUCIA, ST, M.Sc."

Transkripsi

1 KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA ANDALUCIA, ST, M.Sc. DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

2 KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) Oleh : TRISNA GUSTRIANA Medan, Juli 2016 Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing, Andalucia,ST., M.Sc. NIP Koordinator Skripsi, Ketua Departemen Arsitektur, Dr.Ir. Nelson M.Siahaan, Dipl. TP,M.Arch Ir. Vinky Rahman, MT NIP NIP

3 KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) SKRIPSI Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Juli 2016 Trisna Gustriana

4 SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A) Nama : Trisna Gustriana NIM : Judul Proyek Tugas Akhir Tema : Kuala Namu Convention And Exhibition Centre : Struktur Sebagai Elemen Estetika Rekapitulasi Nilai : A B+ B C+ C Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status Waktu pengumpulan laporan 1. Lulus Langsung 2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan 4. Tidak Lulus Paraf Pembimbing 1 Paraf Koordinator RTA Medan, Juli 2016 Koordinator Skripsi, Ketua Departemen Arsitektur, Dr.Ir. Nelson M.Siahaan, Dipl. TP,M.Arch Ir. Vinky Rahman, MT NIP NIP

5 Kata Pengantar Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahirabbil alamin, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya saya dapat menyelesaikan seluruh proses penyusunan Tugas Akhir ini sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Arsitektur, Departemen Arsitektur Universitas Sumatera Utara. Skripsi ini adalah sebuah deskripsi dari keseluruhan proses perancangan Studio Perancangan Arsitektur 6. Setiap kegiatan didalamnya merupakan essay dari proses yang telah dijalani oleh penulis mulai dari pembahasan kerangka acuan kerja, pengambilan data, desain skematis dan konseptual, hingga bagaimana proses yang ada dibalik layar serta opiniopini subjektif penulis dalam merancang bangunan ini. Selama proses hingga selesainya laporan ini, penulis tidak terlepas dari berbagai pihak yang turut andil dalam menyukseskannya. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada: Ibu Andalucia ST,M.sc selaku dosen pembibing saya yang sangat sabar dalam memberikan bimbingan kepada kami sejak dimulainya proses desain hingga selesai. Bapak Ir. N. Vinky Rahman, MT selaku Ketua Jurusan Arsitektur USU. Bapak Dr.Ir. Nelson M.Siahaan, Dipl. TP,M.Arch selaku ketua koordinator Perancangan Arsitektur VI. Bapak Ir.Rudolf Sitorus,MLA dan Samsul Bahri Ir, MT. selaku dosen penguji yang sangat profesional yang memberikan saya kritik dan masukan yang sangat membangun. Seluruh staff serta bapak ibu Dosen Arsitektur Universitas Sumatera Utara atas semua kritik dan sarannya selama asistensi. Orang tua penulis yang tidak ternilai artinya, Papa dan Mama, Armand Sihombing dan Masdriatnawati. Terimakasih atas seluruh dukungan serta doa yang selalu menguatkan dan memotivasi Penulis selama proses pengerjaan ini. Yang tersayang Andri Yumansa Sihombing, Nina Apriliyana, Wina Khairunisa, Shakila Adawiyah saudara kandung saya, yang selalu memberi semangat serta menemani dalam keadaan apapun. i

6 Para saudara Penulis yang tak akan terlupakan, Annisa Andrivina, Carissa Febrini, Cindy Sarah Meutia, Narosu Siregar, R.A Dyah Ellne Rahmawityana, Raden Kumala Putri Nursufi, Tri Suci Wulandari, Vina Mayasari. Kalian akan selalu ada dihati Penulis. Teman-teman satu kelompok Studio Perancangan Arsitektur 6 dan Skripsi Alur Profesi, terima kasih atas kebersamaannya. Semoga sukses selalu menyertai kita semua. Teman-teman angkatan 2012, dari NIM s/d yang tidak mungkin saya sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaan dan kekompakan yang tidak terlupakan. Abang dan kakak angkatan 2009, Aya Maharani, Angela Christy, Rahardian Pradityo, Biman Anas, Fatahillah. Terimakasih atas semangat dan masukan yang sangat berarti untuk penulis. Abang dan kakak angkatan 2011 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Adik-adik 2013, 2014 dan 2015 yang selalu ceria dan optimis dalam memberikan warna yang berbeda di kampus Arsitektur USU. Akhir kata, Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya di lingkungan Departemen Arsitektur USU. ii

7 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Diagram & Tabel Abstrak i iii v viii ix Bab I : Pendahuluan I.1 Latar Belakang I.2 Maksud dan Tujuan I.3 Masalah Perancangan I.4 Pendekatan I.5 Lingkup / Batasan Masalah I.6 Kerangka Berpikir I.7 Sistematika Penulisan Laporan Bab II : Tinjauan Pustaka II.1 Terminologi Judul II.2 Lokasi II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi II.2.2 Deskripsi Kondisi Lokasi Site II.3 Tinjauan Fungsi II.3.1 Deskripsi Penggunaan dan Kegiatan II.3.2 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang II.3.3 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang II.3.4 Deskripsi Prilaku II.3.5 Studi Banding Arsitektur Fungsi Sejenis II.4 Elaborasi Tema II.4.1 Pengertian II.4.2 Interpretasi Tema iii

8 II.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul II.4.4 Studi Banding Arsitektur Tema Sejenis Bab III Metodologi Bab IV Analisa Perancangan IV.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1 A nalisa Batas Site IV.1.2 Analisa Sirkulasi IV.1.3 Analisa Vegetasi IV.1.4 Analisa Pencapaian IV.1.5 Analisa View IV.1.6 Analisa Kebisingan IV.1.7 Analisa Bangunan Sekitar IV.1.8 Analisa Sarana dan Prasarana IV.1.9 Analisa Utilitas IV.1.10 Analisa Tata Guna Lahan IV.1.11 Analisa Intensitas Lahan IV.1.12 Analisa Matahari IV.2 Analisa Fungsional IV.3 Analisa Teknologi IV.4 Analisa dan Penerapan Tema IV.5 Kesimpulan Bab V V.1 Konsep Dasar V.2 Konsep Tapak V.3 Konsep Perancangan Bangunan V.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan V.5 Konsep Utilitas Bangunan iv

9 DAFTAR GAMBAR Bab I : Pendahuluan Bab II : Tinjauan Pustaka Gambar 2.1 Keadaan Sekitar Site Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Site Proyek Gambar 2.3 Gedung Komunitas Salihara Gambar 2.4 Esplanade Theaters By The Bay Singapore Gambar 2.5 Gardens By the Bay Singapore Gambar 2.6 Flower Dome Gambar 2.7 Cloud Mountain Bab III : Bab IV : Metodologi Analisa Perancangan Gambar 4.1 Lokasi Site Dari Satelit Gambar 4.2 Lokasi Eksisiting Proyek Gambar 4.3 Foto Keadaan Lokasi Site Gambar 4.4 Analisa Batas-Batas Site Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi Gambar 4.6 Foto A Sirkulasi Menuju Bandar Udara Kuala Namu Gambar 4.7 Foto B Sirkulasi Menuju Site Gambar 4.8 Analisa Vegetasi Gambar 4.9 Analisa View Gambar 4.10 Analisa Kebisingan Gambar 4.11 Bandar Udara Kuala Namu Gambar 4.12 The Crew Hotel Gambar 4.13 Foto Tata Letak Lampu Jalan Site Gambar 4.14 Foto Tanda PDAM Gambar 4.15 Foto Jalur Pedestrian v

10 Gambar 4.16 Tata Letak Tiang Listrik Site Gambar 4.17 Analisa Utilitas Gambar 4.18 Analisa Tata Guna Lahan Gambar 4.19 Analisa Intensitas Lahan Gambar 4.20 Analisa Matahari Gambar 4.21 Struktur Gantungan Gambar 4.22 Struktur Berpelengkung Ganda Bab V : Konsep Perancangan Gambar 5.1 Bagan Proses Penerapan Tema Terhadap Bangunan Gambar 5.2 Konsep Perancangan Tapak Gambar 5.3 Konsep Gubahan Massa Gambar 5.4 Konsep Entrance Gambar 5.5 Pohon Tanjung Gambar 5.6 Pohon Bungur Gambar 5.7 Pohon Cemara Gambar 5.8 Pohon Flamboyan Gambar 5.9 Pohon Dadap Merah Gambar 5.10 Konsep Paving Gambar 5.11 Paving Hexagonal Gambar 5.12 Paving Batu Alam Gambar 5.13 Paving Batu Alam Gambar 5.14 Zonasi Basement Lantai 2 Gambar 5.15 Zonasi Ground Plan Gambar 5.16 Zonasi Lantai 2 Gambar 5.17 Zonasi Lantai 3 Gambar 5.18 Zonasi Lantai 4 Gambar 5.19 Zonasi Lantai 5 Gambar 5.20 Konsep Fasad vi

11 Gambar 5.21 Skyline Bangunan Gambar 5.22 Pekerjaan Konstruksi Menggunakan Excavator Gambar 5.23 Pekerjaan Dewatering Gambar 5.24 Cetakan Beton Perancah Bab VI : Hasil Perancangan Gambar 6.1 Visualisasi 3D Gambar 6.2 Visualisasi 3D Gambar 6.3 Visualisasi 3D Gambar 6.4 Visualisasi 3D Gambar 6.5 Foto Maket Gambar 6.6 Foto Maket Gambar 6.7 Foto Maket Gambar 6.8 Foto Maket vii

12 DAFTAR DIAGRAM DAN TABEL Diagram 1.1 Kerangka Berfikir Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Gedung Diagram 2.2 Analisa Sirkulasi Pengunjung Diagram 2.3 Analisa Sirkulasi Pengunjung dan Peserta Pameran Diagram 2.4 Analisa Sirkulasi Pengelola Diagram 3.1 Metodologi Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang Tabel 4.1 Jenis-jenis Pola Bentukan Tabel 4.2 Jenis-jenis Pola Organisasi Ruang Tabel 4.3 Jenis-jenis Pola Pencapaian Tabel 4.4 Jenis-jenis Pola Konfigurasi Alur Tabel 4.5 Kapasitas Gedung Konvensi dan Eksebisi di Medan Tabel 4.6 Program Ruang dan Besaran Ruang Konvensi Tabel 4.7 Program Ruang dan Besaran Ruang Eksebisi Tabel 4.8 Program Ruang dan Besaran Ruang Pengelola viii

13 Abstrak Pengembangan kawasan Aerotropolis yang sangat diharapkan dapat mengakomodir perkembangan bisnis dan komersil, menjadi daya tarik bagi perancang untuk dapat memanfaatkan situasi dan kondisi lahan sebaik-baiknya. Sehingga perubahan revolusioner tetapi mampu merangkul seluruh stakeholder adalah solusi yang dibutuhkan untuk membantu perkembangan Aerotropolis. Kuala Namu Convention and Exhibition Center ini nantinya diharapkan dapat menjadi solusi pengembangan wilayah Kuala Namu sebagai wilayah Aerotropolis. Dengan pendekatan perancangan yang mengusung tema Struktur Sebagai Elemen Estetika berfokus terhadap struktur perancangan bangunan dan landscapenya, dapat menjadi salah satu landmark yang mampu untuk mencapai sebuah desain perancangan bangunan dan kawasan yang manusiawi dan, ramah, serta mampu mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan manusia. Kata Kunci: Aerotropolis, Fungsi Bisnis dan Komersil, Convention, Exhibition Abstract Aerotropolis area development that is expected to accommodate the development of business and commercial appeal and this is the chance for the designer to be able to take advantage of the situation and condition of land as well as possible. So that the revolutionary changes but is able to embrace all stakeholders is the solution needed to development Aerotropolis. Kuala Namu's Convention and Exhibition Center is expected to be a solution for regional development of Kuala Namu as Aerotropolis region. With a design approach that carries the theme Element Structure As Aesthetics focuses on the structural design of buildings and landscaping, can become one of the landmarks that were able to achieve a building design and regional design humanity, friendly, and able to accommodate human needs. ix

14 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis, konsep ini diperluas dengan mengintegrasikan bandara dengan kawasan di sekitar bandara dengan radius hingga 30 kilometer dan dampak ekonomi sampai 70 kilometer. Aerotropolis pertama kali dikemukakan oleh profesor dari The University of North Carolina, John D. Kasarda. Dalam konsep Kasarda, bandara hanya bisa efektif memberikan dampak ekonomi jika dirancang dan dikelola secara terintegrasi dengan kawasan di sekitarnya. (William Perkasa, 2014) Bandara Kuala Namu adalah bandara internasional yang terletak di Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini merupakan bandara terbesar kedua setelah bandara Internasioal Soekarno-Hatta. Pemindahan bandara ke Kualanamu telah direncanakan sejak tahun 1992 (Harian Kompas,2014). Dalam kunjungan kerja ke Medan oleh Menteri Perhubungan saat itu, Azwar Anas, berkata bahwa demi keselamatan penerbangan, bandara akan dipindah ke luar kota. Dikatakan juga bahwa, melihat letak geostrategis Bandara Kualanamu, Pelabuhan Belawan, Dan pelabuhan Kualatanjung yang saling berdekatan, potensi pengembangan kawasan bisnis dan komersil untuk mendukung pengembangan Kualanamu menjadi area New Development dapat dilaksanakan. Dengan mulai berkembangnya sektor industri dan perdagangan seiring arus perkembangan Kuala Namu, para pelaku bisnis sangat memahami akan pentingnya target pemasaran produk dengan eksebisi sebagai tempat pertemuan bisnis. Kuala Namu, sebagai salah satu wilayah Aerocity, yang saat ini sedang berkembang, akan menjadikannya sebagai wilayah dengan segudang kegiatan, mulai dari yang bertaraf 1

15 lokal hingga internasional. Namun secara lokasi, yang tepatnya berada diluar pusat kota, bangunan yang bersifat rekreatif juga sangat dibutuhkan. Dengan situasi seperti ini, tidak didukung oleh penyediaan fasilitas yang dapat mengakomodasi kegiatan eksebisi dan konvensi, sehingga mendorong perancang untuk membangun sebuah sarana yang dapat menampung kegiatan-kegiatan yang bersifat konvensi dan eksebisi, namun juga sebagai sarana hiburan serta pelatihan dan juga sebagai wadah berkreasinya komunitas dan pelaku seni. Kebutuhan ini timbul akibat kurangnya sarana yang mendukung kegiatan-kegiatan tersebut dan pada umumnya sarana yang adapun masih kurang dapat menampung dalam skala yang lebih besar. Dari hal tersebut lah Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini diangkat. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini sendiri bertujuan untuk menciptakan suatu sarana kegiatan eksebisi, konvensi, dan juga sebagai sarana hiburan serta pelatihan bagi pelaku dan komunitas seni yang didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung di Kuala Namu. Konsep dari bangunan ini sendiri pun nantinya, akan di eksplorasi untuk memperoleh alternatif desain yang terbaik sehingga menjadikan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dapat menampung kegiatan pertemuan dan eksebisi bertaraf internasional dan menjadikan Kuala Namu menjadi wilayah yang berkarakter. Diharapkan nantinya Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dapat memfasilitasi kegiatan yang bersifat pertunjukan dan berkumpul diwilayah Kuala Namu. Berkaitan dengan pelaku sektor ekonomi, bangunan ini nantinya menjadi sarana bersosialisasi antar pelaku bisnis untuk bertukar informasi atau mengambil kebijakan melalui konvensi dan merupakan sarana efektif untuk mempromosikan produk-produknya. Dan oleh pelaku seni, bangunan ini nantinya sebagai wadah bagi mereka untuk berkreasi dan mempelajari seni lebih dalam,sehingga nantinya ditampilkan sebagai salah satu apresiasi seni. Sehingga terjadi penyatuan antara kegiatan konvensi yang membutuhkan kenyamanan dan privasi yang tinggi dengan kegiatan eksebisi yang bersifat publik. I.2 Maksud dan Tujuan I.2.1 Menyediakan suatu bangunan yang dapat mewadahi kegiatan eksebisi, konvensi dan hiburan di Kuala Namu. 2

16 I.2.2 I.2.3 I.2.4 Menjadi daya tarik bagi masyarakat kota Medan, khususnya Kuala Namu sebagai salah satu landmark kawasan ini. Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pelaku bisnis dan aktifitas lainnya dengan skala besar. Mendukung kawasan Kualanamu agar lebih berkarakter dengan merancang bangunan yang bersinergi dengan Terminal Building nya. I.3 Masalah Perancangan I.3.1 I.3.2 I.3.3 Bagaimana memahami dan menerapkan struktur bentang lebar, serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan sehingga dapat diterapkan pada desain. Bagaimana menciptakan pusat seni dan hiburan yang juga berfungsi sebagai MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition). Bagaimana menerapkan struktur baru ke dalam kawasan sekitar eksisting dengan tetap memperhatikan keselarasan bangunan. I.3.4 Bagaimana pembangunan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dapat membantu perkembangan site. I.4 Pendekatan I.4.1 Studi pustaka atau studi literatur yang berkaitan langsung dengan judul dan tema diangkat untuk mendapatkan informasi dan bahan berupa literatur yang sesuai dengan materi laporan dan berguna untuk memperkuat fakta secara ilmiah. I.4.2 Studi lapangan mengenai kondisi sekitar lahan dan lingkungan fisik yang berhubungan dengan kasus proyek. I.4.3 Studi banding terhadap proyek dan tema sejenis dengan melakukan pendekatan perancangan serta melihat keadaan yang sudah ada, yakni sumber berupa buku, majalah, internet, dan sebagainya. 3

17 I.5 Lingkup Kajian dan Batasan Proyek Lingkup batasan yang akan dibahas dalam kasus proyek ini adalah bagaimana mengembangkan konsep perancangan sesuai dengan tema dalam Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini. Lingkup pembahasan yang akan di gunakan yaitu: 1. Merencanakan dan merancang bangunan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini sesuai dengan ilmu-ilmu yang diterapkan dalam bidang arsitektur. 2. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini termasuk dalam kategori bangunan multifungsi dalam satu kawasan site perancangan. 3. Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini dirancang sesuai dengan penekanan Bangunan Bentang Lebar yang berfungsi untuk mewadahi pertemuan bisnis dan sarana bagi komunitas seni untuk berkreasi. Batasan - batasan dalam perancangan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini adalah: 1. Hanya membahas masalah-masalah dalam merancang Kuala Namu Convention & Exhibition Centre. 2. Kajian arsitektur yang membatasi perancangan dalam menyelesaikan masalah ini yaitu Struktur Sebagai Elemen Estetis. 3. Penekanan tema Struktur Sebagai Elemen Estetis dalam bangunan sebagai berikut a) Orientasi bangunan b) Memanfaatkan karakter bangunan disekitar wilayah. c) Menggunakan bahan material yang konteks dengan bangunan sekitarnya, untuk terciptanya karakter pada kawasan tersebut. 4

18 I.6 Kerangka Berfikir Diagram 1.1 Kerangka Berfikir Latar Belakang Kualanamu akan menjadi kawasan New Development Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep Aerocity. Fasilitas yang sangat kurang dalam hal eksebisi, konvensi maupun seni hiburan. Dibuatlah convention serta exhibition untuk pertemuan bisnis dan komunitas seni untuk berkreasi. Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pengembangan wilayah Kuala Namu. Maksud dan Tujuan Sebagai solusi pengembangan kawasan Kuala Namu dengan menambah fasilitas penunjang untuk tempat pertemuan dengan skala besar. Meningkatkan mobilitas dan fleksibilitas pengembangan wilayah Kuala Namu. Menjadi daya tarik bagi masyarakat Medan khususnya Kuala Namu sebagai salah satu landmark wilayah ini Judul Proyek Judul Perancangan : Kuala Namu Convention & Exhibition Centre Judul Tema : Struktur Sebagai Elemen Estetis Permasalahan Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang berkaitan dengan teknologi bangunan, serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan sehingga dapat diterapkan pada desain. Bagaimana menciptakan bangunan yang sesuai dengan kondisi site dan nyaman bagi penghuni. Bagaimana pembangunan ini dapat membantu perkembangan site menjadi wilayah berkembang. Pengumpulan Data Analisa Konsep Desain Desain Skematik Desain Akhir 5

19 I.7 Sistematika Penulisan Laporan BAB 1 PENDAHULUAN Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan perancangan, masalah perancangan, pendekatan, lingkup / batasan, kerangka berfikir dan sistematika penulisan laporan. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Berisi tentang terminologi judul, lokasi site dan peraturan-peraturannya tinjauan fungsi, dan elaborasi tema. BAB 3 METODOLOGI Bab ini merupakan uraian langkah-langkah kegiatan penelitian yang akan di tempuh, penjelasan kerangka pendekatan, metode dan teknik anlisis yang akan digunakan untuk menghasilkan desain/perancangan bangunan. BAB 4 ANALISA PERANCANGAN Bab ini berisikan tentang analisa kondisi tapak perancangan, analisa fungsional, analisa teknologi, analisa dan penerapan tema dan kesimpulan. BAB 5 KONSEP PERANCANGAN Bab ini merupakan hasil analisis kompreshensif yang digunakan sebagai alternatif pemecahan masalah perancangan. BAB 6 PERANCANGAN ARSITEKTUR DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN Bab ini berisikan hasil rancangan, gambar hasil rancangan dan maket. 6

20 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Terminologi Judul Judul dari proyek ini adalah Kuala Namu Convention & Exhibition Centre. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut: Kuala Namu Convention And : Adalah sebuah wilayah dari Kec.Batang Kuis, dengan konsep pengembangan wilayah Aerocity. Dan terdapat sebuah landmark kawasan ini yaitu, Bandar Udara Internasional Kuala Namu, yang melayani kota Medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota Medan. : Bangunan besar yang dirancang untuk mengadakan konvensi, dimana individu dan kelompok berkumpul untuk mempromosikan dan berbagi kepentingan bersama. Pusat konvensi biasanya menawarkan luas lantai yang cukup untuk menampung beberapa ribu peserta. Tempat yang sangat besar, cocok untuk pameran, dan dikenal juga sebagai pusat pameran. Pusat konvensi biasanya memiliki setidaknya satu auditorium dan mungkin juga mengandung ruang konser, ruang kuliah, ruang rapat, dan ruang konferensi. (Wikipedia.Org) : Dan Exhibition : Exhibition secara umum merupakan gedung multifungsi yang memadukan fungsi eksibisi dan konferensi yang di dalamnya menawarkan area yang cukup untuk mengakomodasi ribuan pengunjung. Exhibition Center menyewakan ruang untuk pertemuan seperti konferensi perusahaan, pameran perdagangan industri, hiburan tarian formal, dan konser. 7

21 Exhibition center merupakan gabungan yang harus mewadahi 3 fungsi yaitu pertemuan (meeting), konferensi (conference), dan pameran (exhibition). (Lawson, Congress, convention & Exhibition Facilities, 2000) Centre : 1) Sebuah titik dimana perhatian orang diarahkan (Oxford Advanced Learner s Dictionary) 2) Sebuah tempat dimana aktifitas-aktifitas tertentu dikonsentrasikan (Oxford Advanced Learner s Dictionary) 3) Tempat yang berada ditengah-tengah /mengumpul pada suatu dimana segala sesuatu dipusatkan pada tempat tersebut. II.2 Lokasi II.2.1 Kriteria Pemilihan Lokasi 1). Tinjauan Terhadap Struktur Kota Dalam draft Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan sekitar Bandar Udara Kuala Namu merupakan tindak lanjut dari Rencana Tata Ruang Kawasan Bandar Udara Kuala Namu yang telah disusun pada tahun 2006 serta menyelaraskan ketentuan Pasal 14 dari UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang agar rencana tata ruang dapat menjadi acuan operasional pengembangan kawasan sebagaimana yang dimaksud dalam perundangundangan tersebut, maka diperlukan yang merupakan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Perkotaan. Kriteria pemilihan lokasi agar perancangan bangunan Kuala Namu Convention And Exhibition Centre ini dapat dirancang secara maksimal bila: - Lokasi site merupakan daerah yang mudah di jangkau untuk wisatawan maupun masyarakat lokal sendiri. - Adanya bangunan konvensi,eksebisi sebagai sarana pertemuan bisnis dan hiburan disekitar site yang dapat mengakomodasi wisatawan. 8

22 - Lokasi site merupakan lahan kosong yang sudah memenuhi kriteria dalam perancangan bangunan ini. - Sirkulasi site yang efektif bagi pengguna - Site bukan merupakan lokasi yang dilarang pemerintah untuk pembangunan. Batas site yang umumnya tanah kosong dan ditanami dengan pohon sawit Adanya pembangunan hotel didaerah site, membuat sirkulasi semakin berkembang dan mendukung area site. Sirkulasi jalan Bandara Kuala Namu yang lancar dari arah yang berlawanan. Gambar 2.1 Keadaan Sekitar Site (Sumber: Google Earth) 2). Pencapaian Dalam hal pencapaian, site harus terletak pada daerah yang mudah dicapai oleh wisatawan lokal maupun internasional. Baik dengan kendaraan pribadi, maupun kendaraan umum. 3). Area Pelayanan Area disekitar site dekat dengan bangunan atau sarana prasarana yang membutuhkan jasa/pelayanan yang berhubungan dengan fasilitas penginapan maupun komersil lainnya. 9

23 4). Persyaratan Lain Status kepemilikan lahan : Individu Nilai Tanah : Harga nilai tanah semakin tinggi dari harga biasanya, semenjak adanya pembangunan Kualanamu dan banyaknya para investor membeli tanah dengan kepentingan bisnis dari harga per meternya Rp menjadi 1-1,5 juta (Artikel Situs Medan) II.2.2 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek SITE Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Site Proyek (Sumber: Google Earth) Lokasi site Lokasi lahan Kondisi lahan Orientasi site Arah lalu lintas Eksisting site : Jl. Bandar Udara Kualanamu : Relatif datar : Menghadap ke utara : 2 arah : Lahan kosong 10

24 Luas site : 2 Ha KDB : 40-70% Tinggi bangunan : 4-8 Lantai Dengan batas batas tapak yaitu: Utara : Lahan kosong Timur : Sungai Selatan : Lahan kosong Barat : The Crew Hotel II.3 Tinjauan Fungsi II.3.1 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan Ada 4 karakter pengelompokkan pengguna pada proyek Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini, pengelompokkan antara lain yaitu : 1. Pengunjung, terbagi atas dua bagian yaitu pengunjung yang bersifat khusus dan bersifat umum a) Pengunjung bersifat umum yaitu pengunjung yang datang untuk bersifat rekreasi, tertarik menikmati pameran untuk memuaskan rasa keingin tahuannya, kegiatannya melihat-lihat objek yang dipamerkan dan jika cocok akan membeli objek yang dipilih. Pengunjung yang dapat mengikuti pelatihan atau komunitas seni sebagai peserta. b) Pengunjung bersifat khusus yaitu pengunjung baik domestik maupun manca negara yang mempunyai tujuan bisnis biasanya para pengusaha. Peserta ini, terbebas dari mengatur jalannya acara, dan hanya menjadi penikmat acara. Ada beberapa kelompok orang yang menjadi peserta antara lain: 1) Narasumber 2) Pejabat pemerintah 3) Cendekiawan 4) Profesional 5) Masyarakat umum 11

25 c) Penyelenggara/penyewa yaitu orang yang mengorganisir pelaksanaan kegiatan. Penyelenggara adalah kelompok orang yang tersusun dalam sebuah organisasi yang mempunyai jabatannya masing-masing guna melancarkan jalannya acara konvensi atau eksibisi tersebut. Beberapa kelompok penyelenggara antara lain: 1) Panitia 2) Wartawan 3) Operator 4) Keamanan 3. Pengelola yaitu pihak yang mengawasi, mengelola, dan memberikan pelayanan fasilitas yang di butuhkan penyelenggara. Diagram 2.1 Struktur Organisasi Pengelola Gedung General Manager Sekretaris Kepala Keuangan dan Administrasi Kepala Pemasaran Teknikal Manager Divisi Keamanan Kepala pelayanan dan operasional Divisi ME Divisi pengelola Bangunan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan 4. Komunitas seni yaitu sekumpulan orang yang dapat menyalurkan bakat dan sebagai wadah untuk melatih dan mengapresiasikan kreatifitas mereka di bidang seni theater, seni musik dan seni rupa. II Segmen Pengguna 1. Trade fair/ exhibition/ pameran pameran yang diselenggarakan secara regional, nasional, dan internasional 12

26 2. Rapat asosiasi merupakan kegiatan rapat yang diselenggarakan oleh suatu asosiasi, seperti IDI (Ikatan Dokter Indonesia), IAI (Ikatan Arsitektur Indonesia) 3. Company event merupakan pertemuan yang dilakukan oleh perusahaan besar yang pesertanya merupakan karyawan dari perusahaan tersebut, seperti kegiatan pertemuan perusahaan Honda Motor Indonesia. 4. Program insentif merupakan kegiatan pertemuan yang diselenggarakan perusahaan besar, pesertanya merupakan karyawan khusus atau dealer khusus dari perusahaan tersebut, yang bisa meningkatkan provit perusahaan 5. Organisasi Internasional merupkan kegiatan yang pesertanya merupakan anggota dari organisasi internasional seperti WWF, OPEC, UNESCO 6. Konser merupakan kegiatan pertunjukan yang di selenggarakan oleh suatu event organiser berskala nasional yang ditampilkan oleh peserta komunitas seni. II Kegiatan Adapun kegiatan di Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini adalah : A. Pameran Exhibition center mempunyai kegiatan dalam hal melakukan suatu pergelaran pameran yang mana memamerkan beberapa bentuk objek contohnya : 1) Pameran dagang, seperti furniture expo, pameran komputer, pameran buku, pameran otomotif. 2) Pameran seni, seperti pameran lukisan, patung dll. 3) Pameran jasa, seperti pameran pendidikan, bursa tenaga kerja. Pada umumnya pameran terdiri dari beberapa bagian yaitu : 1) Pameran konvensi yaitu pameran yang digelar bersamaan dengan kegiatan konfrensi dalam waktu dan tempat yang sama 13

27 2) Pameran umum yaitu pameran yang diselenggarakan terbuka untuk umum 3) Pameran khusus yaitu pameran yang memamerkan satu jenis produk 4) Pameran tunggal pameran yang diadakan oleh satu orang ataupun satu perusahaan kepada calon konsumen Berdasarkan skala pelaksanaannya pameran dibagi atas : 1) Pameran skala internasional 2) Pameran skala nasional 3) Pameran skala regional 4) Pameran skala lokal B. Konvensi Merupakan kegiatan pertemuan sekelompok orang, seperti: 1) Kegiatan konfrensi yang dilakukan oleh sekelompok orang seperti kelompok industri, pelaku bisnis, dan staf pemerintahan. 2) Kegiatan seminar lokakarya dan penataran. 3) Resepsi yaitu acara yang bersifat informal seperti acara silaturahmi, ulang tahun, dan pernikahan. 4) Kongres merupakan kegiatan pertemuan berupa diskusi untuk menyelesaikan beberapa masalah, merupakan jenis kegiatan pertemuan besar yang bersifat formal untuk bertukar informasi, mencari pemecahan terhadap suatu permasalahan. 5) Workshop merupakan kegiatan pertemuan dimana kegiatan ini membahas sesuatu dan memberi pelatihan secara bersama-sama antar kelompok. 6) Peserta, sehingga para peserta mendapatkan ilmu, wawasan dan keahlian seperti workshop desain dan fotografi 7) Kuliah umum 8) Panel yang yang berupa tanya jawab oleh dua atau lebih kelompok peserta 9) Forum, merupakan kegiatan diskusi dua arah dimana pesertanya dari bidang yang berlainan 14

28 C. Pergelaran Yaitu kegiatan berupa penampilan yang bersifat menghibur seperti pergelaran seni, drama dan theater serta musik. D. Kegiatan kelompok penunjang Yaitu kelompok kegiatan yang mendukung keberlangsungan kegiatan seperti kegiatan pengelolaan, sistem manejemen/teknis bangunan, dan kegiatan lainnya yang berfungsi menghidupkan mobilitas manusia di dalam bangunan. II.3.2 Deskripsi Perilaku II Karakteristik Pengguna Berdasarkan sifat aktifitas yang dilakukan, prilaku dari pengguna Kuala Namu Convention & Exhibition Centre terbagi atas 2 yaitu: a) Bersifat Stastis Perilaku pengguna bangunan lebih bersifat menetap pada satu tempat. Kebiasaan ini merupakan kegiatan yang bersifat rutinitas maupun sementara dengan intensitas waktu yang lama sebagai contoh pengelola. b) Bersifat Dinamis Pengguna bangunan cenderung bergerak dan berpindah-pindah dari satu tempat- ketempat yang lain seperti pengunjung pameran 15

29 II Alur Kegiatan Pengguna a. Analisa sirkulasi Pengunjung Datang Informasi R.Konvensi Parkir Main Entrance Hall Utama Lobby R.Pameran R.Pameran Restoran Musholla Toilet Diagram 2.2 Analisa Sirkulasi Pengunjung b. Analisa sirkulasi Penyelenggara dan Peserta Pameran Datang Parkir Main Entrance Gudang Loading Dock Musholla Toilet Lobby Hall Utama Lobby K.Penyelenggara ra Kantor Restoran Informasi R.Konvensi R.Pameran Diagram 2.3 Analisa Sirkulasi Penyelenggara dan Peserta Pameran 16

30 c. Analisa sirkulasi Pengelola R.Direktur Parkir Main Entrance R.Sekretaris R.Staff Lobby R.Arsip R.Rapat Toilet Gudang Diagram 2.4 Analisa Sirkulasi Pengelola II.3.3 Deskripsi Kebutuhan ruang dan Besaran ruang a. Kebutuhan Ruang 1. Lobby 11. Gallery 2. Healing Park 12. Loading Dock 3. Waiting/Dressing room 13. Kantor Sewa 4. Multifunction Hall 14. Ruang Keamanan 5. Exhibition Hall 15. Musholla 6. Kantor Pengelola 7. Meeting Room 8. Convention Room 9. Gudang 10. Parkir 17

31 Tabel 2.1 Kebutuhan Ruang (Sumber: Hasil data primer) 1. Kelompok pengelola No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang 1. Mengelola keberlangsungan proyek General Manager (GM) Staff GM Sekretaris 2. Mengelola finansial Kabag finansial Sekretaris Staff bag.finansial Privat Privat Ruang kerja GM Ruang tamu Ruang rapat Ruang sekretaris Ruang kerja kabag Ruang tamu Ruang sekretaris 3. Mengelola pemasaran Kabag pemasaran Sekretaris Staff pemasaran Privat Ruang kerja kabag Ruang tamu Ruang sekretaris 4. Mengelola bimbingan Kabag komunitas Privat Ruang kerja kabag edukasi seni Staff sanggar seni Ruang tamu Sekretaris 5. Mengawasi dan Kabag preperasi Privat Ruang kerja kabag merawat fasilitas Staff bagian Ruang tamu Preperasi Ruang sekretaris 6. Mengawasi kinerja Kabag teknisi Privat Ruang kerja kabag teknis sarana dan prasarana Staff bag.teknisi Sekretaris Ruang tamu Ruang sekretaris 2. Kelompok pengunjung No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang 1. Melihat pameran dan menikmati pagelaran kesenian Pengunjung Publik Exhibition Hall Sanggar seni Studio musik 18

32 2. Berbelanja kuliner, makan dan minum, menggunakan fasilitas Wi-Fi sambil makan dan minum 3. Mengadakan pertemuan bisnis lokal maupun internasional Pengunjung/Pembeli Publik Cafe Lounge Coffee Shop Pengunjung Publik Convention Hall Multifunction room 4. Berfoto foto Pengunjung Publik Entrance kawasan 5. Berkumpul komunitas, Mengadakan acara, Menyaksikan acara pagelaran seni. Healing Park Gallery Pengunjung Publik Studio musik Sanggar seni Exhibiton Hall 3. Kegiatan pelayanan No. Aktifitas Pelaku Sifat Ruang 1. Mencari Informasi Pengunjung Publik Pusat informasi Kantor pengelola 2. Berkumpul komunitas, Mengadakan acara, Menyaksikan acara Pengunjung Publik Studio musik Sanggar seni Exhibiton Hall pagelaran seni. 3. Beribadah Pengelola Pengunjung Publik Studio musik Sanggar seni Exhibiton Hall 4. Buang air Pengelola Pengunjung Privat Toilet 5. Maintenance Kepala bagian Privat Ruang kontrol kebutuhan mekanikal elektrikal di kawasan Teknisi Staff bagian Ruang genset & trafo Ruang kontrol Teknisi Ruang tanki BBM Ruang panel Ruang chiller Ruang AHU Ruang GWT Ruang pompa 19

33 Ruang PABX Ruang Septictank 6. Keamanan Satpam Privat Ruang Kemanan 7. Menjaga kebersihan kawasan,membersihkan kawasan Pengelola Pengunjung Privat Loker Cleaning Servis Toilet Cleaning Servis Ruang peralatan II.3.4 Deskripsi Persyaratan dan Kriteria ruang Persyaratan dan kriteria ruang yang harus diperhatikan dalam merencanakan dan merancang sebuah exhibition center adalah fleksibilitas ruang pameran, kenyamanan pengunjung yang dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan terhadap objek yang di pamerkan, serta sirkulasi, baik sirkulasi dari pengunjung maupun sirkulasi dari kegiatan pergudangan. Fleksibilitas ruang dimaksudkan sebagai kemampuan suatu ruang untuk dapat menyesuaikan diri terhadap aktivitas yang berlangsung didalamnya. Kefleksibilitasan ruang ini berpengaruh terhadap potensi ruang dapat menampung item dan stan pameran. Fleksibelnya suatu ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : 1) Pembagian ruang Pembagian ruang yang tepat dapat membantu seberapa banyak ruangan dapat menampung kegiatan pameran. Penggunaan dinding geser pada bangunan eksebisi merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar ruang pameran dapat fleksibel menampung kegiatan pameran sehingga dapat menampung kegiatan pameran yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. 2) Pemilihan stuktur bangunan Pemilihan struktur bangunan yang tepat dapat mempengaruhi seberapa fleksibelnya suatu bangunan. untuk kasus bangunan ekibisi yang penggunaan ruangannya berbentang lebar 20

34 membutuhkan suatu pemilihan struktur bentang lebar yang sesuai untuk sebuah gedung eksibisi. 3) Ketinggian ruang Ketinggian ruang ditentukan oleh jenis produk yang di pamerkan dan bentuk stan pameran. Dengan ruang yang tinggi kita dapat memberikan space pada produk-produk yang memiliki ketinggian yang cukup dan menjadikan ruang lebih fleksibel dengan menerapkan desain stan yang bertingkat. 4) Lighting/pencahayaan Tujuan dari perancangan pencahayaan adalah memberikan suatu lingkungan suasana lingkungan yang menyenangkan dan nyaman terhadap visual, cahaya yang baik dapat membuat atmosfir dan mood suatu ruangan menjadi lebih efektif. Banyak pameran yang menjadi kurang menarik akibat pencahayaan yang tidak didesain sejalan dengan desain dari pameran. Menurut sumbernya cahaya dibagi atas dua bagian yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Cahaya buatan merupakan cahaya yang bersumber dari alam yaitu matahari, sedangkan buatan berasal dari penerangan buatan seperti lampu yang digunakan pada ruangan-ruangan dalam kondisi tertentu. Penggunaan efek pencahayaan akan menjadi penerima yang baik dengan pengunaan peralatan spesial seperti lampu sorot (spot light) atau peralatan optical lainnya. 5) Sirkulasi Exhibition mesti memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk melihat dan memberikan kenikmatan, stimulasi, dan pengetahuan perencanaan dan sistem sirkulasi pameran ditekankan pada pola pengaturan pencapaian, sirkulasi pengunjung dan servis bangunan. 21

35 II.3.5 Studi Banding Arsitektur (Fungsi sejenis) 1. Komunitas Salihara Gambar 2.3 Gedung komunitas Salihara (Sumber: Google) Lokasi : Jalan Salihara 16, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Bangunan Utama : Teater Salihara, Galeri Salihara, Anjung Salihara dan ruang perkantoran. Saat ini, Teater blackbox Salihara adalah satusatunya yang ada di Indonesia. Sementara Sejak 2014 Kompleks Salihara diperluas dengan bangunan baru: Anjung Salihara. Di dalamnya terdapat Studio Tari, Studio Musik, Wisma Seni, Ruang Serbaguna dan Teater Anjung. Arsitek : Andra Matin merancang bangunan perkantoran, Adi purnomo merancang teater, dan Marco Kusumawijawa merancang galeri. Dari luar bangunan ini terlihat kokoh dan masif, layaknya raksasa yang berdiri di antara rumah-rumah berlantai dua. Namun dengan dibingkai oleh pepohonan rimbun, ditambah dengan detail arsitektural dan furnitur lansekap di tiap sudutnya (yang ternyata merupakan hasil karya dari arsitek keempat, Nirwono Yoga, sebagai perancang lansekap), bangunan ini terlihat bersahaja, bersahabat, dan terbuka bagi siapa saja. Kenyamanan beraktivitas seni selalu dapat dirasakan dimanapun kita duduk. Bayangkan berapa banyak inspirasi yang lahir dari pemikiran seseorang yang duduk dan mengamati estetika di 22

36 tiap lirikan mata. Tidak ada drop-off di sini. Ketika memasuki pelataran parkir bermaterial grass block berjalan masuk melalui area Kedai Salihara, yang memang awalnya merupakan selasar penerima. Pengunjung bebas memasuki kompleks bangunan lewat mana saja, karena komposisi tiga massa bangunan ini tidak diberi pintu khusus yang dijaga satpam seperti bangunan-bangunan publik komersial yang membuat risih saat pengecekan keamanan. Namun vocal point tetap ada, yaitu tangga selebar dua meter sebagai pengakhiran dari sequence yang diciptakan koridor diantara Kedai Salihara dan Art Store yang menghubungkan tempat parkir dan bangunan, sedangkan ruang terbuka sebelum tangga ini merupakan simpul sirkulasi menuju lantai dua, Art Store, toilet, dan resepsionis yang bersebelahan dengan Serambi Salihara. Material utama dari bangunan ini adalah beton ekspos, ditambah material bata, kaca, besi, dan sedikit detail kayu pada beberapa elemen fungsional. Alih-alih terlihat monoton, bangunan ini justru menunjukkan keanggunan yang rendah hati. Ditambah material bata, kaca, besi, dan sedikit detail kayu pada beberapa elemen fungsional. Alih-alih terlihat monoton, bangunan ini justru menunjukkan keanggunan yang rendah hati, mempersilahkan alam membingkai sekelilingnya yang justu menambah estetika. Tanaman hijau yang menjuntai dari atas bangunan perkantoran, semakin panjang, semakin membuat bangunannya apik sekaligus unik. Tak hanya alam, manusia di dalamnya pun bebas mempercantik tiap detail yang ada. Terlihat beberapa grafiti, mural dan kata-kata mutiara menempel di tembok-tembok beton, mencirikan kreativitas komunitas seni di dalamnya. Pada bagian interior teater, Adi Purnomo menggunakan batu bata yang disusun dengan bentuk merotasi 5 derajat, datar di bagian bawah dan semakin merongga ke atas, untuk menghasilkan kekedapan yang baik dan responsif terhadap pemantulan dan penyerapan bunyi, sebuah detail yang cerdas dan cantik. Setelah masuk melalui kedai maupun koridor yang biasanya tak terlihat dari luar karena tertutup mobil, pengunjung akan disambut oleh selasar yang cukup lebar di samping tangga. Di sisi kirinya terdapat resepsionis sebagai pusat informasi pengunjung, serambi tempat berdiskusi dan kuliah 23

37 umum, dan di ujung terdapat beberapa anak tangga turun dan ramp menuju Teater Salihara dan Surau Salihara yang berisi musholla dan wisma untuk seniman. Aspek spacio-temporal bisa kita lihat pada ruang sirkulasi selebar lima meter di antara pintu masuk teater dan surau yang di salah satu sudutnya terdapat ruang menuju toilet untuk difable dan lift, ruang terbuka yang terhubung dengan taman dan parkiran ini dapat dipakai sebagai tempat workshop maupun instalasi karya seni. Bagi orang awam, bangunan ini bagus. Desain kontemporernya mewakili citra Komunitas Salihara sebagai wadah seni dan budaya yang selalu kritis mengikuti perkembangan masa. Dua massa bangunan berbentuk kotak disatukan oleh massa galeri berbentuk oval yang membuat ketiga serangkai ini dinamis dan dapat berinteraksi satu sama lain dengan baik, mencerminkan kegiatan berbagai komunitas di dalamnya yang cerdas, terbuka, demokratis dan senantiasa mengembangkan diri di bidang masing-masing seraya tetap saling mendukung untuk memelihara semangat dan prinsip kebebasan berpikir dan berekspresi. Tiap celah ruang sekecil apapun yang tercipta karena pertemuan antar massa menghadirkan ruang positif yang dapat dijadikan ruang publik. Permainan detailnya humble dan tidak macam-macam, pun ternyata fungsional. Tembok masif yang berhias komposisi kerawang di bagian depan bertujuan untuk menyerap suara bising jalan dan panas matahari dari barat. Sedangkan kerawang pada bagian selatan, selain menciptakan permainan cahaya bagi interiornya dan agar Salihara dan permukiman sekitar tidak saling menelanjangi, juga difungsikan sebagai sirkulasi udara sehingga meminimalisir penggunaan AC. Sistem void dan skylight juga digunakan untuk menghemat penerangan di siang hari. 24

38 d) Esplanade Theaters by The Bay Singapore Gambar 2.4 Esplanade theaters by The Bay Singapore (Sumber: Google) Theatres on the Bay adalah salah satu icon negara Singapura. Letaknya persis bersebelahan dengan Patung Merlion yang berada di Merlion Park. Ini adalah salah satu pusat seni tersibuk di dunia, dibuka resmi pada tanggal 12 Oktober Di tahun 1992, terpilih sebuah tim yang terdiri dari perusahaan lokal terkenal DP Architects (Singapura) dan Michael Wilford & Partners (Inggris) untuk memulai pekerjaan pembangunan pusat seni tersebut. Untuk mempertahankan keterkaitan antara masa lalu dan masa kini, pusat seni ini akhirnya dinamakan Esplanade Theatres on the Bay. Esplanade bertujuan untuk menjadi pusat seni pertunjukan bagi semua kalangan, dan programprogramnya menjangkau ke ragam audiens yang luas. Susunan programnya mencakup segala genre, termasuk musik, tari, teater dan seni visual, dengan fokus khusus pada budaya Asia. Saat ini, icon arsitektur dengan rangka kembarnya yang unik ini berlokasi di dalam distrik pemerintahan Singapura, tepat di tepi Marina Bay di mulut Singapore River. Esplanade terdiri dari dua ruangan besar: sebuah teater dengan kursi dan Concert Hall dengan kursi, dan dilengkapi dengan dua studio yang lebih kecil, sebuah teater luar ruang serta sebuah mal. Dua kubah yang menjadi lokasi Teater dan Concert Hall dirancang dengan bahan kaca, untuk memberi kesan terbuka. Agar pusat seni tetap dingin di suhu tropis, lebih dari keping penahan matahari dari aluminium bersama dengan rangka penutup berlapis glazur ganda dipasang pada rangka penopang baja untuk membentuk penutup yang menjadikan pusat seni ini sebuah ikon arsitektur mempesona, di depan cakrawala kota Singapura. Penutup berbentuk 25

39 duri itu akhirnya menjadi nama sebutan yang populer berdasarkan buah favorit masyarakat lokal, Durian. Konsep bangunan ini, ada yg mengatakan menyerupai sepasang mata facet belalang dengan ide kelopak terbuka sebagai bukaan terhadap cahaya, bila diperlukan. Esplanade Theatre terletak di tepi teluk, berdekatan dengan tempat wisata Merion. Fungsi Esplanade Theatre adalah sebagai wadah warga Singapore dalam berkesenian. Oleh sebab itu, semua elemen pendukung dari bangunan ini merupakan karya seni yang luar biasa. II.4 Elaborasi Tema II.4.1 Pengertian Untuk menerjemahkan tema struktur sebagai elemen estetis kedalam suatu karya arsitektur, perancang merujuk pada penjelasan yang dikemukakan Vitruvius di dalam bukunya De Architectura (yang merupakan sumber tertulis paling tua yang masih ada hingga sekarang), bangunan yang baik haruslah memiliki keindahan atau estetika (venustas), kekuatan (firmitas), dan kegunaan (utilitas). Arsitektur dapat dikatakan keseimbangan dan koordinasi antara ketiga unsur tersebut, dan tidak ada satu unsur yang melebihi unsur lainnya. Dalam definisi modern, arsitektur harus mencakup pertimbangan fungsi, estetika, dan psikologis. Namun, dapat dikatakan pula bahwa unsur fungsi itu sendiri di dalamnya sudah mencakup baik unsur estetika maupun psikologis. Arsitektur adalah bidang multi-dispilin, termasuk di dalamnya adalah matematika, sains, seni, teknologi, humaniora, politik, sejarah, filsafat, dan sebagainya. Mengutip Vitruvius, "arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni". Menurut Wilson Forrest dalam bukunya Struktur, Esensi Arsitektur menyebutkan bahwa konstruksi bangunan dan arsitektur tidaklah menyatu dan bukan merupakan hal yang sama. Sisi yang paling berarti dari struktur adalah perannya bagi bentuk arsitektur. Sedangkan sisi yang terpenting dari arsitektur adalah pengaruh positifnya pada pola-pola tingkah laku manusia. Struktur 26

40 dalam istilah arsitektur merupakan sebuah sistem, artinya gabungan atau rangkaian dari berbagai macam elemen-elemen yang dirakit sedemikian rupa hingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Sedangkan estetis merupakan sebuah cabang filsafat yang berhubungan dengan sifat keindahan, seni, rasa, dan dengan penciptaan apresiasi terhadap keindahan. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka tema perancangan struktur sebagai elemen estetis secara garis besar, bahwa elemen struktur itu sendiri dapat hadir sebagai fungsi lain yakni sebagai fungsi estetika, ketika biasanya struktur menjadi aspek penting sebagai kekuatan suatu bangunan dan disembunyikan dibalik elemen-elemen estetika, maka pada bangunan perancangan ini struktur juga dapat bertanggung jawab untuk tercapainya estetika pada bangunan, dimana struktur sekaligus menjadi aksen dan ornamen pada fasad bangunan Interpretasi Tema Secara umum yang kita ketahui bahwa arsitektur merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni. Dengan didukung dengan teori Vitruvius yang menempatkan arsitektur sebagai disiplin ilmu, yang memanfaatkan secara bersama rasio/logika dan emosi/perasaan. Pendekatan arsitektur menjadi multi-disiplin dan beragam, antara lain melalui pendekatan seni yang didasari nilai-nilai estetis. Dengan menilai arsitektur sebagai seni, berarti teoriteori seni atau teori-teori estetika harus pula diterapkan pada arsitektur. Terdapat beberapa pengertian Estetika/keindahan seperti dikutip H.K Ishar (1992:74) yaitu: a) Nilai-nilai menyenangkan pikiran mata dan telinga (Kamus Oxford) b) Sesuatu itu indah kalau sesuai dengan tujuan dan fungsi atau kegunaanya (Socrates) c) Ekspresi luhur (Hegel) d) Sesuatu yang struktural (Schopenheur) 27

41 Teori estetika umumnya terbagi 3 yaitu: 1. Teori Estetik Formil Banyak berhubungan dengan seni klasik dan pemikiran-pemikiran klasik, teori ini menyatakan bahwa keindahan luar bangunan menyangkut warna dan bentuk. Teori beranggapan bahwa keindahan merupakan hasil formil dari ketinggian, lebar, ukuran (dimensi) atau warna. Keindahan terdapat dalam bentuk dan disebabkan oleh bentuk serta perasaan yang diakibatkannya. Rasa indah merupakan emosi langsung, yang diakibatkan oleh bentuk tanpa memandang konsep-konsep lain. Dalam kritik arsitektur, 2. Teori Estetik Ekspresionis Teori menyebutkan bahwa keindahan tidak selalu terjelma dari bentuknya, tetapi dari tujuan dan ekspresinya. Teori ini beranggapan bahwa keindahan karya seni, terutama tergantung pada apa yang diekspresikannya. Bentuk adalah indah selama dapat menunjukan eksperinya. Dalam arsitektur, keindahan dihasilkan oleh ekspresi yang paling sempurna antara kekuatan gaya tarik dan kekuatan bahan (material). Ada pula yang mendasarkan keindahan seni, adalah ekspresi idea etnik atau doktrin agama. 3. Teori Estetik Psikologis Menurut teori ini, keindahan mempunyai 3 aspek: a) Keindahan dalam arsitektur merupakan irama yang sederhana dan mudah. Dalam arsitektur, pengamat merasa dirinya mengerjakan apa yang dilakukan bangunan dengan cara sederhana, mudah dan luwes. Artinya keindahan ada dalam penampilan kekuatan sebuah bangunan. b) Keindahan merupakan akibat dari emosi yang hanya dapat diperlihatkan dengan prosedur psikoanalistik. Setiap pengalaman atau pengamatan yang sadar merupakan kejadian yang rumit. Rasa indah bukan merupakan gabungan dari perasaan, daya ingat, impulse pengamat dsb yang menggema secara serentak menyeluruh. 28

42 c) Keindahan merupakan akibat rasa kepuasan si pengamat sendiri terhadap obyek yang dilihatnya. Ketiga teori ini merupakan manifestasi untuk menenrangkan keindahan dari macam-macam sudut pandang: secara mistik, emosional atau ilmiah intelektual. II.4.4 Keterkaitan Tema dengan Judul Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini merupakan sebuah fasilitas untuk mewadahi kegiatan pertemuan bisnis dan sarana hiburan yang mewadahi komunitas seni sehingga dapat berkreasi dan mengapresiasikan karya mereka disini. Kawasan eksisting yang saat ini masih kurang akan fasilitas hiburan serta convention dan ruang eksebisi. Namun kawasan ini akan mengalami pengembangan yang sangat signifikan nantinya, bila didukung dengan pembanguanan Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini, kegiatan penyajian suatu karya untuk dikomunikasikan dapat diapresiasi oleh masyarakat, seperti karya seni, produk-produk industri, dll. Tipologi kawasan yang sangat mendukung pembangunan dan pengembangan wilayah Kuala Namu, tentu bisa didukung dengan pendekatan bangunan bentang lebar, dan melakukan pendekatan dengan mengkaitkan dan menyelaraskan bangunan baru dengan karakteristik lingkungan sekitar, diharapkan tercipta suatu kawasan yang terintegrasi dengan baik, baik dari segi penampilan fisik dan juga fungsinya. II.4.5 Studi Banding arsitektur (Tema sejenis) Gardens By The Bay Singapore Gambar 2.5 Gardens by The Bay Singapore (Sumber: Google) 29

43 Gardens By The Bay dikenal juga sebagai taman selatan Marina, taman yang satu ini benar-benar akan memukau semua orang yang datang berkunjung ketika proyeknya selesai. Hingga saat tulisan ini dibuat, proyek pembuatannya sedang berlangsung. Lokasinya hanya berjarak 5 menit dari pusat kota Singapura. Arsitekturnya luar biasa rumit, membutuhkan perhitungan tinggi, namun memiliki segi artistik yang mengagumkan. Oleh sebab itu, proyek ini telah beberapa kali memenangkan penghargaan. Misalnya adalah Grant Associates yang diraih 3 tahun yang lalu. Arsiteknya saja mendapatkan penghargaan Wilkinson Eyre dan teknik strukturnya adalah Atelier 10. Taman ini akan dibagi menjadi dua bagian, yaitu Bay South dan Bay East. Disini pengunjung akan menemukan Supertrees dengan ketinggian 16 lantai. Pohon super ini akan menjulang ke angkasa hingga 16 lantai, dan bisa membawa Anda melihat keseluruhan kota. Pohon yang akan disebut sebagai pohon solar ini bisa mengumpulkan air hujan dan mengumpulkan energi solar. Semantara di bagian timur, pengunjung akan disuguhkan pemandangan hutan tropis, taman bunga, lokasi berjalan-jalan, hingga lokasi piknik dengan pemandangan perairan teluk Marina yang sangat indah. Area bagian timur ini bisa digunakan sebagai tempat melepas lelah, bermain bersama keluarga, atau bahkan melakukan aktivitas olahraga seperti jogging dan bersepeda. 3 Atraksi utama di Gardens by the bay adalah Flower Dome, Cloud Forest Dome dan OCBC Sky way. 1. Flower Dome: Sebuah kubah konservasi yang memuat ribuan jenis bunga dari berbagai belahan dunia. Biasanya di dalam dome yang satu ini akan sering dilangsungkan event-event seperti event fotografi, pameran bunga orchid dan lainnya. Dekorasi di dalam kubah ini akan berubahrubah disesuai dengan event besar yang sedang berlangsung seperti Perayaan tahun baru, hari raya imlek, lebaran dan juga hari-hari besar lainnya. Flower dome ini dibangun lebih rendah tetapi lebih besar, di tanah seluas 1,2 hektar. Iklim kering dan fitur tanaman yang ditemukan di Mediterania dan daerah tropis semi kering lainnya (misalnya bagian dari Australia, Amerika Selatan, Afrika Selatan). Flower dome dengan 30

44 ketinggian 38 meter (125 kaki) tinggi dan mempertahankan suhu antara 23 C dan 25 C, sedikit lebih rendah pada malam hari. Flower dome ini memiliki tujuh bagian kebun yang berbeda serta kebun zaitun dengan bistro dan bidang perubahan tampilan sentral juga telah dimasukkan untuk memungkinkan menunjukkan bunga dan menampilkan yang akan diadakan dalam Konservatorium. Gambar 2.6 Flower Dome (Sumber: Google) 2. Cloud Forest Dome: Dome yang satu ini adalah dome yang akan membuat Anda berdecak kagum. Sewaktu Anda baru masuk, Anda akan langsung disambut dengan sebuah air terjun buatan yang indah. Tema dari kubah konservasi yang satu ini adalah Hutan Tropis. Jadi Anda benar-benar sedang merasa masuk ke sebuah hutan tropis yang sangat mendamaikan jiwa. The Cloud Forest mempunyai ketinggian yang lebih tinggi tapi sedikit lebih kecil di 0,8 hektar Kondisi ruangan yang dingin dan lembab yang ditemukan di daerah pegunungan tropis antara meter (3.300 kaki) dan meter (9.800 kaki) di atas permukaan laut, yang sesuai dengan kondisi Asia Tenggara, Dunia Tengah dan Amerika Selatan. Fasilitas ini degan fitur 42 meter (138 kaki) "Cloud Mountain", diakses dengan lift, dan pengunjung akan dapat turun gunung melalui jalan melingkar di mana 35 meter (115 kaki) air terjun menyediakan pengunjung dengan udara dingin menyegarkan. The "Cloud Mountain" itu sendiri merupakan struktur yang rumit sepenuhnya dibalut epifit seperti anggrek, pakis, pakis merak, spike dan lumut, bromeliad dan anthurium. Ini terdiri dari sejumlah tingkatan, masing-masing dengan tema yang berbeda. 31

45 Gambar 2.7 Cloud Mountain (Sumber: Google) 3. OCBC Skyway: Ini adalah sebuah jembatan yang menghubungkan beberapa supertree yang ada. Dari atas sini Anda bisa melihat pemandangan yang luar biasa indah. Dikarenakan jembatan ini berada di atas pohon-pohon supertree membuat Anda seperti benar-benar di atas langit. Itulan mengapa diberikan nama skyway. SuperTree di Gardens by the bay ini sebetulnya adalah sebuah media untuk tanaman merambat yang dibangun dengan tinggi antara 22 meter hingga ada yang 50 meter tingginya. Strukturnya terbuat dari baja besi yang kokoh yang dibuat dengan desain yang sangat anggun sehingga tanaman merambat tersebut membentuk sebuah pohon raksasa yang sungguh indah. 32

46 BAB III METODOLOGI Judul Proyek Kuala Namu Convention And Exhibition Centre Latar Belakang Kurangnya fasilitas hiburan dan pertemuan seperti eksebisi dan convention hall, sebagai sarana pendukung wilayah Kuala Namu untuk menjadi pusat bisnis dan komersil. Tujuan Merancang dan merencanakan sebuah bangunan bentang lebar yang dapat mewadahi kegiatan pertemuan, bisnis dan seni dalam skala besar. Permasalahan Bagaimana memahami dan menerapkan tema yang berkaitan dengan teknologi bangunan, serta mewujudkannya pada bangunan melalui proses perancangan dan pendekatan sehingga dapat diterapkan pada desain. Bagaimana menciptakan bangunan yang sesuai dengan kondisi site dan nyaman bagi penghuni. Bagaimana pembangunan hunian ini dapat membantu perkembangan site menjadi wilayah berkembang. Pengumpulan Data Studi Literatur Studi permasalahan di lapangan Studi banding Referensi Analisa Site Data-data eksisting site Data-data peraturan site Kondisi sekitar site Kondisi site Analisa Analisa site Analisa pengguna Analisa lingkungan sekitar Analisa fungsi bangunan Studi Banding Kajian tema Program ruang Bentukan massa Pengguna Konsep Desain Diagram 3.1 Metodologi 33

47 BAB IV ANALISA PERANCANGAN VI.1 Analisa kondisi tapak dan Lingkungan VI.1.1 Analisa Lokasi Peta Indonesia Peta P.Sumatera Peta Prov.Sumut Lokasi Proyek Gambar 4.1 Foto Lokasi Site Dari Satelit (Sumber: Google Earth) Peta Kec.Batang Kuis Lokasi proyek Kuala Namu Convention And Exhibition Centre ini terletak di Kecamatan Batang Kuis. Kecamatan Batang Kuis, adalah salah satu kecamatan dari 22 kecamatan yang berada di Kabupaten Deli Serdang. Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Ruang Wilayah Nasional, Kabupaten Deli Serdang merupakan andalan dan kawasan strategis nasional bersama dengan Kota Medan, Binjai dan sebahagian wilayah Kabupaten Karo, yang disebut sebagai kawasan perkotaan metropolitan Mebidangro, yang merupakan kawasan yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh yang sangat penting secara nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi, sosial, budaya, dan lingkungan. Batang Kuis adalah salah satu kecamatan 34

48 di Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kecamatan Batang Kuis terdiri atas 11 Desa, dan 72 Dusun. Sejalan dengan rencana pemindahan Bandara Internasional Polonia- Medan ke Bandara Internasional Kuala Namu yang berbatasan dengan Kecamatan Batang Kuis, kecamatan ini terus berbenah diri menjadi Kecamatan GAPURA (Gerbang Dan Pintu Utama Menuju Bandara). Selanjutnya, melalui kebijakan lokal Pemerintah Kabupaten Deli Serdang yang dinamakan Gerakan Deli Serdang Membangun, sampai dengan akhir tahun 2010, kecamatan ini mampu menghimpun partisipasi swadaya masyarakat dan pengusaha senilai Rp Atas prestasi tersebut, pada tahun 2008 itu pula kecamatan ini ditetapkan sebagai juara ketiga Kecamatan Terbaik Tingkat Provinsi Sumatera Utara. Gambar 4.2 Lokasi Eksisting Site (Sumber : Google Earth) Lokasi site Kuala Namu Convention & Exhibition Centre ini berada di Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Luas lahan ± 3 Ha dengan sebagian besar didominasi oleh perkebunan. Gambar 4.3 Foto Keadaan Lokasi Site (Sumber: Hasil Survey) 35

49 Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan: Kasus Proyek : Bangunan bentang lebar Status Proyek : Fiktif Lokasi Lahan : Jalan Bandar Udara Kuala Namu Luas Lahan : ± 3 Ha Kontur : Relatif Datar KDB : % KLB : 4-8 lantai Potensi Lahan : 1. Berada pada kawasan bisnis dan komersil 2. Transportasi sangat lancar dan baik 3. Luas site yang mendukung 4. Berdekatan dengan sarana penginapan IV.1.2 Batas-Batas Site Gambar 4.4 Analisa Batas Site (Sumber: Hasil Survey) Batas Barat Batas Utara Batas Timur Batas Selatan 4. Kuala Namu Commercial Bizpark dan The Crew Hotel 3. Lahan kosong yang ditumbuhi pepohonan liar 2. Lahan kosong yang dilintasi oleh sungai kecil 1. Lahan kosong yang ditumbuhi perkebunan sawit 36

50 IV.1.3 Analisa Sirkulasi A B Sirkulasi 2 arah dengan lebar jalan : 25 m 2 keseluruhannya. Jenis kendaraan yang melintasi sirkulasi: 1. Mobil pribadi 2. Mobil rental 3. Becak 4. Sepeda Motor Adanya beberapa signage disekitar site, untuk menandakan rest area yang tepat berada di depan site. Serta rambu lalu lintas yang terdapat di median jalan. Tidak ada sumber kemacetan yang ada di jalan utama menuju site,kondisi jalan disekitar site cukup bagus dan terawat, tidak terdapat kerusakan jalan. Gambar 4.5 Analisa Sirkulasi Site (Sumber: Hasil Survey) Potensi sirkulasi: 1. Mempunyai 2 arah sirkulasi 2. Mempermudah pengunjung untuk menuju site Gambar 4.6 Foto A sirkulasi menuju Bandara KNO (Sumber: Hasil Survey) Gambar 4.7 Foto B sirkulasi menuju site (Sumber: Hasil Survey) Sirkulasi kendaraan di sekitar kawasan cukup lengang dilewati kendaraan karena jalur ini merupakan jalur lingkar luar Kota Medan, jalur Jalan Bandar Udara Kuala Namu ini cukup lebar sehingga tidak terjadi macet. Tanggapan : 1. Jalan ini dijadikan sebagai akses utama untuk menuju site. 2. Namun, untuk mengantisipasi kemacetan masuk menuju site,ada alternatif jalan di sisi kanan dan kiri site yang dijadikan sebagai pintu masuk utama. 37

51 IV.1.4 Analisa Vegetasi dan Pedestrian. Vegetasi yang ada di sekitar site seperti: 1. Pohon sawit 2. Rumput berdaun lebar 3. Lidah mertua 4. Pohon pisang 5. Cemara Pedestrian pada kondisi eksisting site masih sangat kurang di perhatikan. Tidak ada pembatas antara jalan raya dan site. Gambar 4.8 Analisa Vegetasi Site (Sumber: Hasil Survey) Tanggapan : 1. Vegetasi yang sudah ada dapat dikembangkan dan ditata ulang. 2. Pepohonan dan vegetasi yg sudah ada dapat dirawat hingga tumbuh dengan baik. 3. Jalur pedestrian pada jalan ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan pejalan kaki, namun dibeberapa bagian sudah ada pedestrian yang dapat dipertahankan. IV.1.5 Analisa Pencapaian 6) Pencapaian dari jalan Bandar Udara Kuala Namu menuju lokasi site dapat dilalui berbagai jenis moda transportasi, seperti kendaraan pribadi roda dua/empat, kendaraan umum (becak, taksi, ojek, bus, mobil pribadi maupun mobil pengangkutan barang. Namun transportasi umum seperti angkot tidak masuk melalui jalan ini. 7) Kendaraan yang mendominasi jalan ini yaitu mobil dan bus. Tanggapan: 1. Pencapaian menuju lokasi site dapat dicapai dengan berbagai macam jenis transportasi, selain angkot. 38

52 2. Entrance utama akan dibuat terhadap Jalan alternatif di bagian sisi sebelah kanan site, demi memudahkan pengunjung untuk mengakses site serta mengurangi beban kepadatan kendaraan pada jalan utama. IV.1.6 Analisa View Gambar 4.9 Analisa View Site (Sumber: Hasil Survey) A B C D View dari dalam keluar site Pada titik ini, view yang dapat View yang dapat dilihat cukup Pada view ini, yang dapat di dari posisi ini cukup baik, dilihat sangat baik, yaitu baik, karena aliran anak lihat hanya perkebunan sawit karena lahan masih asri dan menghadap ke area publik. sungai yang tenang namun pada eksisiting site. ditumbuhi pepohonan tidak tercemar. Tanggapan: 1. Pada titik B perlu bukaan yang baik, namun karena menghadap barat, fasad bangunan dapat didesain sedemikian rupa dengan shading atau secondary skin dan desain fasad yang menarik, karena bagian view ini langsung menghadap jalan utama. Dan juga dapat dibuat jalur pedestrian sehingga view ke luar site dapat dinikmati dari dalam bangunan maupun dari luar site. 2. Pada titik A dan D dapat memaksimalkan bukaan, dan dapat dijadikan area side entrance atau area servis. 3. Pada titik C view nya cukup baik, karena sungai yang terlihat masih belum tercemar, sehingga dapat diletakkan zona pendukung. 39

53 IV.1.7 Analisa Kebisingan Gambar 4.10 Analisa Kebisingan Site (Sumber: Hasil Survey) A : Sumber kebisingan sedang terdapat pada bagian timur site,karena terdapat beberapa perumahan warga. B : Sumber kebisingan terdapat pada area taman dan hotel yang terdapat pada area komersil ini. Sumber ini berada di depan jalan utama,namun jalan ini tidak terlalu ramai. C : Sumber kebisingan yang terdapat pada area ini sangat rendah, karena masih belum ada bangunan yang dibangun. D : Sumber kebisingan sangat rendah pada area ini, karena masih berupa lahan kosong. IV.1.8 Analisa Bangunan Sekitar Bangunan disekitar site didominasi oleh lahan kosong yang ditanami oleh pohon sawit, namun ada juga beberapa rumah warga dan ruko dengan ketinggian 1-3 lantai. Pada bagian sebelah Barat site terdapat The Crew Hotel dengan ketinggian 8-10 lantai yang menjadi area komersil dan rest area. Selain itu pada area Terminal Building, terdapat Bandar Udara Kuala Namu yang menjadi landmark Kuala Namu saat ini. 40

54 Gambar 4.11 Bandar Udara Internasional Kuala Namu (Sumber: Hasil Survey) Gambar 4.12 The Crew Hotel (Sumber: Hasil Survey) IV.1.9 Sarana dan Prasarana Prasarana yang mendukung pada lokasi site di antaranya: Jalan menuju site cukup lebar dan dengan laju lalu lintas yang lancar, memungkinkan untuk sirkulasi yang lancar. Fasilitas saluran air dan pedestrian Fasilitas air bersih Gambar 4.13 Foto lampu jalan Gambar 4.14 Foto tanda PDAM Gambar 4.15 Jalur pedestrian Gambar 4.16 Tiang listrik site (Sumber: Hasil Survey) (Sumber: Hasil Survey) (Sumber: Hasil Survey) (Sumber: Hasil Survey) Sarana yang mendukung pada lokasi site meliputi bidang komersil,ekonomi dan sosial di antaranya: Hotel Tempat peribadatan Perdagangan 41

55 IV.1.10 Analisa Utilitas Gambar 4.17 Analisa Utilitas Site (Sumber: Hasil Survey) Jalur Drainage Tiang Listrik Tiang Telepon Jarak tiap tiang listrik 14 meter, dan dengan ketinggian 12 meter. Letak beberapa utilitas site seperti yang terlihat mempunyai letak atau posisi yang teratur, namun masih banyak kabel tiang listrik yang masih tidak teratur. Kondisi drainage yang ada disamping site, memiliki lebar 20 meter dengan kedalaman sekitar meter. Jalur drainage berasal dari sungai Hitam ke Pantai Timur. Tanggapan : 1. Posisi lampu jalan yang sudah teratur dapat di tata ulang kembali. 2. Agar dapat menjaga kebersihan sungai yang melintasi site, dan dapat menjadi area pendukung. 42

56 IV.1.11 Analisa Tata Guna Lahan 43

57 IV.1.12 Analisa Intensitas Lahan 44

58 IV.1.13 Analisa Matahari Gambar 4.20 Analisa Matahari (Sumber: Hasil Survey) Keadaan site menghadap utara selatan, maka pengolahan penempatan area yang tepat disesuaikan dengan kebutuhan sinar matahari dan penerangannya. Pada area timur bangunan dimanfaatkan memiliki bukaan yang cukup lebar/ luas untuk masuknya sinar matahari pagi. Pada area barat bangunan diberi buffering untuk mengurangi radiasi matahari yang masuk secara berlebihan ke dalam bangunan. Tanggapan: 1.Penambahan vegetasi di bagian barat bangunan dapat mengurangi radiasi matahari yang masuk di sekitar site. 2. Sisi pendek site menghadap ke timur-barat. Pencahayaan alami dapat masuk pada siang hari, sedangkan pada pagi dan sore hari cahaya masuk melalui celah-celah bangunan. IV.2 Analisa Fungsional IV.2.1 Ruang Kapasitas Ruang Ada 2 cara untuk menghitung kapasitas ruangan. Pertama yaitu dengan studi banding, kedua dengan studi literatur. 1. Studi Banding Beberapa tempat dengan fungsi yang sama di kota Medan memiliki rata rata tempat konvensi dengan kapasitas 3000 orang. 45

59 2. Studi literatur Menurut Fred Lawson Jenis ruang dan fasilitas yang tersedia dalam ruangan Convention and Exhibition Centre menurut Fred Lawson (1981; hal. 91) adalah sebagai berikut : a) Ruang Konvensi Utama, berjumlah satu atau dua dengan kapasitas antara tempat duduk. b) Ruang Konvensi sedang atau ballroom berjumlah dua atau tiga buah dengan kapasitas tempat duduk. c) Ruang pertemuan berjumlah empat sampai sepuluh buah dengan kapasitas antara tempat duduk. d) Exhibition Hall. e) Servis food untuk peserta konvensi. f) Monitor televisi dan broadcasting. g) Pelayanan pers, cenference organizer untuk delegasi. h) Pelayanan penggandaan, printing, dan penerjemah bahasa. j) Pelayanan parkir untuk delegasi (VIP) dan parkir umum. IV.2.2 Suasana Ruang dan Bentuk Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan (Ching 2000;33) Pemilihan bentuk dasar bangunan dipertimbangkan terhadap faktor-faktor: a) Kesesuaian bentuk site b) Orientasi bangunan c) Konstruksi bangunan d) Efisiensi ruangan e) Ekonomi bangunan f) Kesan atau tampilan yang ingin dicapai 46

60 Bentuk arsitektural adalah titik temu antara massa dan ruang. Bentuk-bentuk arsitektural, tekstur, material, pemisah antara cahaya dan bayangan, warna merupakan perpaduan dalam menentukan mutu atau jiwa dalam penggambaran ruang (Ching 2000;33) Terdapat beberapa komposisi bentuk untuk mempermudah identitas dari bangunan itu sendiri Tabel 4.1 Jenis-jenis Pola Bentukan No. Bentuk Gambar Keterangan 1. Bentuk Terpusat Terdiri dari sejumlah bentuk sekunder yang mengelilingi satu bentuk dominan yang berada tepat di pusatnya 2. Bentuk Linier Terdiri atas bentukbentuk yang diatur berangkaian pada sebuah baris. 3. Bentuk Radial Merupakan suatu komposisi dari bentukbentuk linier yang berkembang ke arah luar dari bentuk terpusat dari arah radial. 4. Bentuk Cluster Sekumpulan bentukbentuk yang tergabung bersama-sama karena saling berdekatan atau saling memberikan kesamaan sifat visual. 5. Bentuk Grid Merupakan bentukbentuk modular yang dihubungkan dan diatur oleh grid-grid tiga dimensi. 47

61 Dari pola-pola bentukan diatas diharapkan perancangan konvensi dan eksibisi ini, dapat menghasilkan bentukan dan suasana ruang yang bisa difungsikan. Hubungan simbiosis antara bentuk dan ruang pada tiap tingkat tidak hanya diperhatikan bentukannya saja, namun juga suasana ruang disekitarnya. Pada skala tapak pada suatu bangunan, ada beberapa strategi untuk menggabungkan bentuk suatu bangunan terhadap ruang sekitar. Menurut Ching 2000;96 suatu bangunan dapat: 1. Membentuk dinding sepanjang sisi tapak dan membentuk ruang-ruang lebar yang positif 2. Mengelilingi dan melingkupi suatu halaman atau ruang atrium didalam volumenya. 3. Menyatukan ruang interior dengan ruang luar pribadi pada suatu tapak yang dipagari oleh dinding tembok. 4. Melingkupi tapaknya sebagai ruang luar. 5. Berdiri sebagai bentuk yang jelas didalam ruang dan mendominasi tapak tersebut. 6. Merentang keluar dan meciptakan suatu muka yang luas menghadap pada suatu arah tapak tersebut. 7. Berdiri sebagai bentuk positif didalam ruang negatif. Selain itu, organisasi ruang sangat lah penting disetiap bangunan yang ada. Karena merupakan sebuah karakter bentuk yang ada agar dapat berfungsi sesuai dengan kebutuhan, dapat menciptakan alur gerak, dan jarak yang ditempuh lebih pendek. Berikut ini merupakan pola-pola dari organisasi sebuah ruang: Tabel 4.2 Jenis-jenis Pola Organisasi Ruang No Pola Gambar Keterangan 1. Organisasi Terpusat Sebuah ruang dominan terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder. 48

62 2. Organisasi Linier Suatu urutan dalam satu garis dari ruang-ruang yang berulang. 3. Organisasi Radial Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi-organisasi ruang linier berkembang menurut arah jarijari. 4. Organisasi Cluster Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersamasama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. 5. Organisasi Grid Kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersamasama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual. Sirkulasi pada perancangan Convention dan Exhibition ini sangatlah diperlukan sebagai penentuan arah, hubungan antar ruang, pencapaian, agar kita dapat dapat merasakan ruang-ruang yang ada dan dapat mempengaruhi persepsi kita terhadap bentuk dan ruang yang terdapat di Convention dan Exhibition ini. 1. Sirkulasi Pencapaian Pendekatan kesebuah bangunan dan jalan masuknya mungkin berbedabeda dalam waktu tempuh, dari beberapa langkah menuju ruang-ruang singkat hingga suatu jalur panjang yang berbelok-belok. Pada perancangan Exhibition dan Convention ini, pengaplikasiannya jarak antara jalan masuk menuju ruang yang dituju singkat, agar tidak membuat jenuh pengunjung yang ada. Sirkulasi pencapain terdapat 3 jenis yaitu: 49

63 Tabel 4.3 Jenis-jenis Pola Pencapaian No Pola Gambar Keterangan 1. Langsung Suatu pendekatan yang engarah langsung ke suatu tempat masuk, melalui sebuah jalan lurus, yang segaris dengan alur sumbu bangunan. Tujuan visual yang mengakhiri pencapaian ini jelas, dapat merupakan fasad muka seluruhnya dari sebuah bangunan atau suatu perluasan tempat masuk dalam sebuah bidang. 2. Tersamar Pendekatan yang samar-samar meningkatkan efek perspektif pada fasad depan dan bentuk suatu bangunan. 3. Berputar Sebuah jalan berputar memperpanjang urutan pencapaian, dan mempertegas bentuk tiga dimensi suatu bangunan dan bergerak mengelilingi bangunan. 2. Sirkulasi Konfigurasi Alur Sifat konfigurasi jalan mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pola organisasi ruang-ruang yang dihubungkannya. Konfigurasi jalan dapat memperkuat organisasi ruang dan mensejajarkannya. Pola sirkulasi konfigurasi ada 5 jenis, diantaranya: Tabel 4.4 Jenis-jenis Pola Konfigurasi Alur No Pola Gambar Keterangan 1. Linier Jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk sederet ruang-ruang. 50

64 2. Radial Konfigurasi radial memiliki jalanjalan lurusyang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama. 3. Spiral (berputar) Konfigurasi spiral adalah suatu jalan tunggal menerus yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak yang berubah. 4. Grid Konfigurasi grid terdiri dari jalanjalan yang menghubungkan jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat. 5. Jaringan Konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-jalan yang menghubungkan titik tertentu didalam ruang. IV.2.3 Program Ruang dan Besaran Ruang Pendekatan perhitungan kapasitas : Penentuan kapasitas Kuala Namu Convention & Exhibition Center berdasarkan kapasitas gedung konvensi yang ada di Medan : Tabel 4.5 Kapasitas Gedung Konvensi dan Eksebisi di Medan Gedung Santika Hotel and Convention Medan International Convention Center Tiara Convention Hermes Hotel Grand Angkasa International Kapasitas 3000 org 2400 org 2000 org 2000 org 1700 org 51

65 Pardede Hall Griya Dome Convention Center JW Marriott Hotel Selecta Building Uniland Danau Toba Hotel and Convention 1500 org 1200 org 1200 org 1000 org 1000 org 1000 org Kapasitas gedung konvensi di Medan tersebut belum mencukupi untuk kapasitas kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan konvensi yang berskala internasional, jumlah rata rata kapasitas gedung yaitu ±2000 orang. Di Medan hanya memiliki satu buah convention yang berkapasitas 3000 org, yaitu Santika Hotel & Convention. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah wisatawan mancanegara yang datang di Sumatera Utara per tahun mencapai orang, dengan rata-rata per bulan. Dengan mengasumsikan 10% dari wisatawan mancanegara tersebut datang untuk kegiatan konvensi, maka kapasitas untuk Kuala Namu Convention and Exhibition Centre adalah 3000 orang. IV.2.2 Tabel Program dan Besaran Ruang Tabel 4.6 Program Ruang dan Besaran Ruang Konvensi Ruang Sub Ruang Standar/org Sumber Kapasitas Unit Luas (m 2 ) Convention Lobby 0,6 m 2 FL 600 org Ball Room 0,8 m 2 FL 3000 org Confrence 2 m 2 FL 250 org Room Ruang Fungsi 1 m 2 FL 1400 org Ganda Meeting Room A 1 m 2 Asm 300 org Meeting Room B 1 m 2 Asm 80 org R.Tunggu 5 m 2 FL 10 org 1 50 Panggung 300 m 2 /stage FL

66 R Ganti 10 m 2 FL 2 20 Gudang 100 Asm m 2 /ruang Confrence Coor 10 m 2 Asm 1 20 Sales Office 5 m 2 Asm 1 10 KM/WC pria 2 m 2 Asm 2 12 Wanita 2 m 2 FL 12 Sirkulasi Subtotal 6214 m 2 20% m 2 Total 7456,8 m 2 Ruang informasi R.informasi 4,46 m 2 NAD 10 org 1 4,5 R.Penitipan 16 m 2 /org Asm 2 org 1 3,2 Sirkulasi 20% Subtotal 77 m 2 15,4 m 2 Total 92,4 m 2 Pelayanan Umum Musholla 1,3 m 2 Asm 150 org Tempat wudhu Pria 2 m 2 Asm 20 Wanita 2 m 2 Asm 20 Kitchen& 100 preparation Sirkulasi Subtotal 330 m 2 20% 66 m 2 Total 396 m 2 53

67 Tabel 4.7 Program Ruang dan Besaran Ruang Eksebisi Nama Ruang Standar/org Sumber Kapasitas Unit Luas Exhibition Lobby 0,8 m 2 FL 300 org Exhibition Hall 1,5 m 2 FL 1500 org Gudang 10% luas FL exhibition Loading Dock Asm 40 KM/WC pria Urinoir(6unit) 1 m 2 /unit Wastafel (5unit) 0.6 m 2 /unit Toilet (5unit) 2m 2 /unit FL Pria 60% Wanita Wastafel (5unit) 0.6 m 2 /unit Toilet (6 unit) 2m 2 /unit FL Wanita 40% 3 12 Sirkulasi 20% Subtotal Total 2925 m m m 2 Coffee Shop R.Makan 1,3 m 2 NDA Dapur 20 % R. makan NDA 7,8 Pantry 1/3 Dapur NDA 2,7 Gudang 50 % Dapur NDA 3,9 Sirkulasi 20% Subtotal Total 53,4 m 2 53,4 m 2 320,4 m 2 Restaurant Seating Area 1,6/org m 2 Asm Dapur 1,4/ org m 2 Asm

68 Gudang 16 m 2 Asm 1 32 Sirkulasi 20% Subtotal Total m 2 30 m m 2 Art Gallery Resepsionis 2 m 2 NDA Ruang Pamer 1.2 m 2 NDA Ruang Kerja 2 m 2 Asm Seating Area 2 m 2 Asm Sirkulasi 20% Subtotal Total 280 m 2 56 m m 2 55

69 Fasilitas Bersama 1. Amphitheatre 3,0m 2 /org org Sirkulasi 20% Subtotal Total 1200 m m m 2 R.Mekanikal Elektrikal 1. Gudang Asm Workshop Pos Keamanan 4 m 2 / unit Asm Ruang Genset Asm Ruang Pompa air Asm Ruang Panel listrik Asm R.AHU Asm Water Tank (Bisa dilantai 30m 2 / unit Asm 1 30 bawah) 9. IPAL 20m 2 / unit Asm Loading dock 40 m 2 Asm R.Reparasi Asm 1 16 Sirkulasi 20% Subtotal Total 294 m 2 58,8 m 2 352,8 m 2 Tabel 4.Program Ruang dan Besaran Ruang Pengelola No. Nama Ruang Standar Sumber Kapasitas Unit Luas m 2 1. Ruang General Manager 9,0 m 2 /org NDA 3 org Ruang Sekretaris 6 m 2 NDA 3 org R.Rapat 11,5-14 m 2 NAD 20 org R.Arsip 1,50 m 2 NDA 1 3 /unit 5. R.Personalia 14-18,5 m 2 NDA 1 org

70 6. R.Administrasi 14-18,5 m 2 NDA 8 org R.Sekuriti 14-18,5 m 2 NDA 2 org 1 28 Sirkulasi 20% Subtotal Total 482 m 2 96,4 m 2 578,4 m 2 Sumber FL NDA Asm :Conference, convention, and exhibition hall, Fred Lawson :Neufert Data Architect : Asumsi Kebutuhan Parkir Ukuran standart parkir kendaraan : Standart parkir 1 mobil = 2.5 x 5 m (1 mobil diasumsikan memuat 4 orang) Standart parkir 1 motor = 2 x 1 m (1 kereta diasumsikan memuat 2 orang) Jumlah maksimal total pemakai bangunan = pengunjung + pengelola + bag, servis = 5000 orang + 40 orang + 20 orang = 5060 orang Daya tampung parkir untuk pengunjung dan pengelola dan bagian servis adalah : 30 % naik mobil = 30 % x 5060 orang = 1518 orang = 380 mobil. 30 % naik kereta = 30 % x 5060 orang = 1518 orang = 759 kereta. 40 % berjalan kaki = 40 % x 5060 orang = 2012 orang Maka luas total parkiran pengunjung dan pengelola dan servis adalah : ( 25 m² x 380 ) m 2 + ( 2 m² x 759 ) m 2 = 9500 m² m 2 = m 2 Total Luas Bangunan : 7456,8 m ,4 m m m ,4 m m m m ,8 m ,4 m 2 = m 2 IV.3 Analisa Teknologi IV.3.1 Struktur Struktur bangunan terdiri dari: 57

71 1. Struktur Bawah (Sub Structure), berfungsi sebagai pemikul dan penerus beban ke tanah secara merata. Objek Keterangan 1) Pondasi Tiang Pancang a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun horizontal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (8-20 meter) c. Pengerjaan cepat dan mudah d. Bahan dari beton, baja, dan kayu e. Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar 2) Pondasi Sumuran a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (4-8 meter) c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah 3) Pondasi Bore Pile a. Cukup aman untuk menahan gaya vertikal b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras (>10 meter) c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi d. Digunakan pada tanah yang tidak keras e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar 2. Struktur Bawah (Upper Structure), berfungsi menyalurkan beban atau gaya dari atas ke bawah. a. Struktur badan Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan: 1) Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan. 2) Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria diatas maka pada bangunan ini menggunakan sistem struktur truss / space frame dengan konstruksi baja. Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas suatu bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan 58

72 penanggulangan kebakaran, sanitasi, elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan sistem akustik yang baik. Bahan Bangunan 1) Kayu Ciri-ciri bahan kayu biasa digunakan untuk bangunan rendah, sebagai struktur rangka, dan balok, tidak tahan terhadap rayap, perawatannya pun tergolong intensif. 2) Aluminium Ciri-cirinya merupakan bahan yang ringan, jenis bahan pabrikan, perlu keahlian khusus untuk merakitnya, sebagai struktur pendukung, dan tahan cuaca tropis. 3) Gipsum Merupakan bahan yang kedap suara, anti serangga, dapat digunakan pada plafon dan partisi dinding, daya tahan tinggi. 4) Kaca Merupakan struktur pelingkup, tahan terhadap kelembaban, ringan dan transparan, kuat pada fungsi tertentu kriteria dalam pemilihan bahan dan sistem struktur tergantung dari ketinggian bangunan, faktor teknis/teknologi, faktor fisik dan ekonomis. IV.3.2 Utilitas Aspek Mekanikal A. Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Bersih Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PAM atau sumur artetis (deep well boaring) dengan kedalaman 100 meter lebih. Convention Center merupakan bangunan yang cukup tinggi ada dua macam sistem pendistribusian air bersih, yakni : 1) Down Feed System Air bersih dari saluran PAM/ deep well masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih dinaikkan ke reservoir pada atap bangunan untuk selanjutnya secara gravitasi air dialirkan ke tiap-tiap ruang yang membutuhkan. 59

73 2) Up Feed System Air bersih dari saluran PAM atau deep well masuk ke dalam distribusi bangunan dan ditampung dalam ground reservoir, dengan menggunakan pompa air bersih didistribusikan ke tiap-tiap lavatory. Reservoir Atas Toilet Toilet Sprinkler Sprinkler Fire Pompa Fire Chiler PDA Meteran Reservoir Pompa Fire Bawah Hidrant Pompa Sumur Bor B. Sistem Pengolahan Air Buangan Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu : A. Sistem pembuangan air bekas Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian pakaian, cucian peralatan makan, atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya.pipa pembuangan digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. Mengingat panjang PVC 4 m, maka tiap 4 m dibuat sambungan atau dihubungkan dengan pipa-pipa lain. Untuk pipa vertikal, hubungannya menggunakan sambungan dengan sudut lebih kecil 60

74 dari 90 derajat sehingga tidak terjadi air memgalir balik. Pembuangan air bekas ini dapat dialirkan ke saluran lingkungan atau saluran kota. Dapur Toilet Washtafel Dapur Toilet Washtafel Penampungan Water Treatment Pompa RIOL kota B. Sistem pembuangan air limbah Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran atau air yang berasal dari lavatory. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5 1 % ke dalam septictank. Kloset Urinoir Kloset Urinoir Septic Tank R.Chlorinasi Pompa RIOL C. Sistem Pengelolaan Sampah Pembuangan sampah pada Convention Center pada umumnya adalah dengan menggunakan tempat sampah, yaitu sampah dari masing-masing ruangan maupun bangunan, dikumpulkan pada kantong-kantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah. Untuk banguan Convention Center, biasanya karyawan kebersihan mengambil sampah dari tiap unit ruangan 61

75 konvensi dan titik-titik peletakan kantung sampah untuk dimasukkan ke tempat penampungan sampah sementara, setelah itu sampah-sampah tersebut akan dialihkan ke luar tapak oleh Dinas Kebersihan Kota yang selanjutnya dibuang ke TPA. IV Aspek Elektrikal A. Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik Distribusi listrik berasal dari PLN yang disalurkan ke gardu utama. Setelah melalui transformator (trafo), aliran tersebut didistribusikan ke tiaptiap unit kantor dan fasilitas, melalui meteran yang letaknya jadi satu ruang dengan ruang panel (hal ini dimaksudkan untuk memudahkan monitoring). Untuk keadaan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system yang secara otomatis (dalam waktu kurang dari 5 detik) akan langsung menggantikan daya listrik dari sumber utama PLN yang terputus. Generator set mempunyai kekuatan 70% dari keadaan normal. Perlu diperhatikan bahwa generator set ini membutuhkan persyaratan ruang tersendiri, untuk meredam suara dan getaran yang ditimbulkan. Biasanya untuk mereduksi getaran dan suara ini digunakan double slab, pada ruang ini juga bisa dilapisi dengan rockwall. B. Sistem Komunikasi Berdasarkan penggunaannya, system telekomunikasi dapat dibedakan dalam dua jenis yaitu : 1) Komunikasi Internal Komunikasi yang terjadi dalam satu bangunan. Alat komunikasi ini antara lain intercom, handy talky (untuk penggunaan individual dua arah).biasanya digunakan untuk komunikasi antar pengelola atau bagian keamanan. Untuk sistem ini menggunakan PABX (Private Automatic Branch Exchange) 2) Komunikasi Eksternal Komunikasi dari dan keluar bangunan.alat komunikasi ini dapat berupa telepon maupun faximile.biasanya digunakan untuk komunikasi keluar oleh pengelola. 62

76 C. Sistem Pencahayaan (Ligthting) Terdapat dua macam system pencahayaan yang dapat digunakan pada Convention Center yaitu: 1) Pencahayaan alami Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan pada siang hari terutama pada ruangan Eksibisi. Sedangkan ruangan lain yang dapat memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu ruang servis, ruang pengelola, dan ruang penunjang. Selain itu, lobby juga dapat terkena cahaya alami, sehingga menghemat penggunaan listrik apabila tidak digunakan. 2) Pencahayaan Buatan Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang utama yaitu ruangn konvensi agar dapat menciptakan suasana yang dibutuhkan pada acara. Pada umumnya, system pencahayaan ini digunakan pada seluruh ruangan. Pada ruangan Eksibisi, untuk menghemat energi maka digunakan sistem-sistem yang dapat menangkap cahaya matahari di siang hari. terlebih lagi acara eksibisi seringnya dilaksanakan di siang hari. D. Sistem Audio Visual Perlengkapan sound system dan audio visual yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Public Address sebagai sarana untuk mengumumkan informasi ke seluruh penjuru bangunan 2) Microphone dan speaker, yaitu alat pengeras suara yang digunakan pada ruang utama 3) Film Projector, yaitu alat yang digunakan untuk menampilkan visualisasi pada suatu layar, biasanya digunakan pada auditorium 4) OHP, sebagai alat perlengkapan untuk menampilkan presentasi pada suatu layar pada ruang konvensi 63

77 5) Simultaneous Interpreting System (SIS) merupakan alat untuk menerjemahkan bahasa yang dibutuhkan pada ruang konvensi, terutama pada ruang konvensi skala besar 6) Audio High fidelity, yaitu alat untuk memberikan suara dan music pada ruang konvensi 7) CCTV, digunakan untuk memantau keamanan pada bangunan IV.4 Analisa dan Penerapan Tema IV.4.1 Pendekatan Teknis Struktur bangunan Pusat Konvensi dan Eksibisi pada umumnya dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti kekuatan, bentang, keamanan, dan ketahanan. Penjelasan aspek tersebut dijelaskan dibawah ini: a. Strenghten / Kekuatan Struktur bangunan harus kuat karena untuk keamanan juga untuk menjadikan bangunan ini tahan lama sehingga mengurangi biaya renovasi kerusakan. b. Bentang Struktur bangunan harus menggunakan bentang lebar karena fungsi dari gedung konvensi eksibisi adalah hall yang digunakan untuk kegiatan berkumpulnya suatu kelompok dalam sebuah acara. Sehingga kehadiran kolom di tengah tengah ruangan akan menjadi pengganggu. c. Safety dan Keamanan Keamanan pada struktur tidak hanya berhubungan dengan kekuatan bangunan saja, namun juga desain struktur yang tidak membahayakan keselamatan pengunjung seperti perletakan balok dan kolom. d. Durability / Tahan Lama Bangunan konvensi eksibisi ini diharuskan ekonomis, karena penggunaannya yang tidak setiap hari. sehingga apabila bangunan itu kuat dan berumur panjang, akan mengurangi biaya renovasi yang tidak terasa akan merugikan pemilik dan pengelola. Beberapa kemungkinan struktur atap modern yang memenuhi kriteria di atas dan dapat diterapkan pada Convention Center adalah : 64

78 a. Struktur rangka ruang / space frame Struktur rangka atau space frame menyalurkan gaya-gaya 3 dimensional dalam satu ruang secara bersama-sama dengan menggunakan batangbatang baja yang dihubungkan satu dengan lain sehingga membentuk rangka 3 dimensi (Schodek, 1991; hal. 393) b. Struktur kabel Struktur atap yang menggunakan kabel baja sebagai penyalur gaya yang tahan terhadap gaya tarik. Bentuk struktur bangunan yang ada hanya mampu menahan gaya tarik atau sering disebut dengan form active structure. Daya tarik yang tinggi dari baja dengan efesiensi tarik murni memungkinkan kabel baja sebagai elemen struktur yang dapat menutup ruang secara efisien (Schodek, 1991; hal. 194) c. Struktur membran / tenda Struktur membran murni merupakan struktur atap yang menggunakan membran tipis sebagai penutup atap yang digantung pada satu atau beberapa buah tiang dan tepi membran ditarik dengan kuat dan dipancangkan ke tanah sehingga membran dapat mengembang dan menutup ruangan. (Schodek, 1991; hal. 431) Namun sekarang ini banyak dipergunakan struktur membran tidak murni dengan menggabungkannya dengan rangka baja atupun dengan struktur kabel. d. Struktur Rangka Kaku Struktur rangka kaku merupakan struktur yang terdiri dari atas elemenelemen linear, umumnya balok dan kolom yang saling dihubungkan pada ujung-ujungnya oleh titik hubung yang dapat mencegah rotasi relatif diantara elemen struktur yang dihubungkannya (Schodek, 1991; hal. 362) IV.4.2 Pendekatan Arsitektural 1. Beberapa kemungkinan struktur atap modern yang memenuhi kriteria dan dapat diterapkan pada Convention Center adalah : 2. a) Space Truss System (rangka batang ruang) Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan membentuk volume 3 dimensi 65

79 (ruang).sering disebut juga sebagai space frame. Space frame atau sistem rangka ruang adalah sistem struktur rangka tiga dimensi yang membentang dua arah, di mana batang-batangnya hanya mengalami gaya tekan atau tarik saja. Sistem tersebut merupakan salah satu perkembangan sistem struktur batang. Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yaang diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan modul lainnya sehingga gayagaya yang terjadi menjalar mengikuti modul-modul yang tersusun. Modul ini satu sama lain saling menguatkan, sehingga sistem struktur ini tidak mudah goyah. Rangka Space Frame Bangunan Eksebisi Kolom beton +Pipa Besi GIP Gambar 4.21 Struktur Space Frame (Sumber: Google) Bangunan Konvensi Material Beton Bertulang Gambar 4.22 Struktur Beton Bertulang (Sumber: Google) b) Flat Truss System (rangka batang bidang) Susunan elemen-elemen linear yang membentuk segitiga atau kombinasi segitiga yang secara keseluruhan berada di dalam satu bidang tunggal. 66

80 3. Ruang pameran atau Eksebisi Ruang Eksibisi direncanakan menggunakan ruang bebas kolom sehingga penutup atapnya menggunakan rangka berbentang lebar. Untuk layout ruang menggunakan pola grid modular. Gambar 4.23 Pola Grid Modular (Sumber: Google) IV.5 Kesimpulan 1) Perancangan dan perencanaan Kuala Namu Convention and Exhibition Centre berada pada daerah yang sedang berkembang di kota Medan yaitu di Kecamatan Batang Kuis. 2) Perancangan dan perencanaan bangunan ini,dilatar belakangi karena kurangnya fasilitas berkumpul dan pertunjukkan seni bagi masyarakat lokal maupun internasional di daerah Kecamatan Batang Kuis. 3) Kuala Namu Convention and Exhibition Centre ini, merupakan bangunan multi-fungsi yang satu sisi digunakan sebagai tempat konfrensi dan disatu sisi lainnya digunakan sebagai area eksebisi yang dapat mewadahi pelaku bisnis serta komunitas seni untuk menampilkan kreatifitas mereka sebagai sarana hiburan di Kecamatan Batang Kuis ini. 4) Site perancangan ini berorientasi ke arah sebelah selatan yang langsung menghadap jalan Bandar Udara Kuala Namu. 5) Luas lahan perancangan yaitu 3 Ha dengan kondisi lahan merupakan lahan kosong yang digunakan warga setempat sebagai kebun sawit. Dan kondisi tanah berkontur relatif datar. 67

81 6) KDB yang diperbolehkan sebesar 60% didaerah ini menurut RDTR kabupaten Deli Serdang, medan dengan KDH 10%, GSB 10 meter dan ketinggian maksimal yaitu 40%. 7) Daerah lokasi site didominasi oleh lahan kosong atau lahan perkebunan karet dan sawit, yang sebagian membuka toko usaha seperti toko oleh-oleh dan rumah makan. dan fasilitas umum yang terdapat didekat site proyek yaitu sebuah bangunan mesjid. 8) Perancangan dan perencanaan bangunan ini menggunakan pendekatan terhadap tema struktur sebagai elemen estetis, yang menjadi fokus utama bangunan terletak pada penambahan struktur yang menjadi elemen estetis pada bangunan ini nantinya, dan perancangan fasad bangunan. 9) Luas bangunan total yaitu m 2 dimana sudah mencakup untuk amphitheatre dan healing park. Dan kapasitas bangunan yang mencapai 5000 orang. 68

82 BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar A. Perancangan Bangunan Melalui Pendekatan Teori Vitruvius Konsep bentukan massa dipengaruhi oleh kondisi site yang telah dilihat dari analisa dan zoning maka terbentuklah bentukkan site. Kuala Namu Convention and Exhibition Center yang terbentuk dari tema Struktur Sebagai Elemen Estetika. Hal ini juga disebabkan oleh prinsip penilaian masyarakat pada saat itu hanya rnelakukan Struktur seringkali dianggap dan diperlakukan seperti pipa plambing, kabel listrik dan elemen-elemen servis lainnya yang keberadaannya harus disembunyikan karena struktur tidak indah untuk diperlihatkan penerapan praktis saja, Yang dimaksud penerapan praktis adalah apabila seseorang menilai benda dari segi fungsi atau kegunaannya saja. Namun seiring perkembangan teknologi dalam Arsitektur telah banyak terlihat bangunan bangunan strukturnya. Masyarakat mulai melihat adanya kemungkinan nilai estetika terkandung dalam elemen struktur. Penilaian estetika merupakan penilaian yang cenderung subyektif dimana patokan sesuatu yang dikatakan indah itu tergantung pada pengalaman dan persepsi orang terhadap sesuatu tersebut. Namun terdapat beberapa teori yang menyatakan bahwa penilaian estetika merupakan penilaian yang bisa dijadikan obyektif. Firmitas Function Utilitas Architecture Venustas Diagram 5.1 Diagram Pencapaian Arsitektur Menurut Vitruvius 69

83 B. Bentukan Bangunan Berdasarkan teori-teori yang dipaparkan sebelumnya, perancang merumuskannya kedalam sebuah bagan yang merupakan proses penerapan suatu tema kedalam rancangan Kuala Namu Convention and Exhibition Center ini seperti berikut: Tema : Struktur Sebagai Elemen Estetika Memiliki 3 aspek penting: Keindahan (Venustas) Kekuatan (Firmitas) Kegunaan (Utilitas) Penerapan tema struktur dan konstruksi yang tepat Pemilihan material yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar bangunan. Dapat menjadi suatu icon yang dapat diingat oleh pengunjung. Diterjemahkan Kedalam Arsitektur Bentuk persegi dan lengkungan sebagai bentuk dasar Penerapan tema terhadap bangunan Gambar 5.1 Bagan proses penerapan tema terhadap bangunan Kuala Namu Convention and Exhibiton Center. 70

84 Adanya struktur tangga yang terekspose pada bagian fasad bangunan yang menjadikan sebuah estetika dan dirancang sedemikian rupa untuk menjadi sebuah keindahan dan daya tarik bangunan. V.2 Konsep Perancangan Tapak A. Konsep Tata Ruang Luar Pada kondisi tapak yang dianalisa perancang, dengan acuan pada analisa sirkulasi, view dan pencapaian, maka posisi massa bangunan akan diletakkan tepat di bagian depan tapak dan menghadap jalan utama. Pembagian fungsi tersebut secara garis besar yaitu : Area Parkir Massa Bangunan Gambar 5.2 Konsep Perancangan Tapak 71

85 B. Konsep Gubahan Massa Gubahan massa pada proyek pembangunan Kuala Namu Convention And Exhibition Center seperti yang terlihat di Gambar 5.3 Gambar 5.3 Konsep Gubahan Massa Keterangan A : B : C : Exhibition Building Ruang Transisi Convention Area C. Konsep Sirkulasi Kendaraan dan Tata ruang luar Berdasarkan dari analisa penempatan entrance yang telah dibahas, maka ada 1 entrance utama terletak pada jalan alternatif yg terletak pada sisi kanan site, demi menghindari kepadatan kendaraan yang terjadi pada jalan utama. Area parkir pada ground difungsikan untuk kendaraan roda 4 dan 2, serta basement yang hanya dikhususkan bagi pengguna kendaraan roda 4. Tata ruang luar di kelilingi oleh pedestrian agar kenyamanan pejalan kaki tidak terganggu. 72

86 Gambar 5.4 Konsep Entrance Entrance Utama Exit Point View Sirkulasi kendaraan Entrance Service D. Konsep Vegetasi Sesuai dengan perancangan dan perencanaan dengan kondisi tapak site, vegetasi terletak menyebar disekitar site. Vegetasi yang ada disekitar lahan parkir sebagai peneduh, dan penanda arah jalan. Vegetasi pada site direncanakan berupa area yang ditumbuhi oleh rumput hijau yang terdapat kolam dan juga beberapa jenis pohon dengan tingkat kerimbunan yang tidak terlalu tinggi. Pohon Pohon tanjung : batang besar tegak lurus, dan akar tidak muncul di permukaan, cabang dan dahan tidak rapuh sehingga tidak mudah patah, dan Akar trembesi juga tidak merusak perkerasan / paving dan Pohon bisa berumur panjang sehingga tidak mudah mati. Gambar

87 Pohon Bungur : Dikenal mampu menyerap polutan udara seperti timbal. Maka kedua pohon ini sebaiknya ditanam untuk penghijauan di kota-kota besar, dekat jalan protokol yang padat lalu lintasnya. Gambar 5.6 Pohon cemara: Pohon cemara sebagai perindang jalan, perindnag taman-taman, perindang perkantoran, dan Pohon cemara dapat sebagai penahan angin, penahan erosi atau banjir. Gambar 5.7 Pohon Flamboyan : Pohon flamboyan adalah pohon tropis yang berasal dari Madagaskar.Nama lain untuk pohon ini adalah Royal Flamboyan dan merupakan spesies tanaman berbunga. Daunnya elegan, renda-seperti dan seperti pakis dan bunga-bunga memiliki lima kelopak. Ini tinggal di mekar selama beberapa minggu di musim semi dan musim panas. Gambar

88 Pohon Dadap Merah : Pohon ini baik ditanam di halaman terbuka, karena bisa mengundang datangnya para burung. Dan selain itu warna merah juga melambangkan Kehidupan dan kekuatan Gambar 5.9 Dalam rancangan area hijau dan vegetasi yang dilakukan pada site memilki tujuan diantaranya sebagai berikut: 1) Sebagai pembentuk ruang luar dan pengarah bagi pengguna. 2) Membentuk suasana tapak yang lebih alami. 3) Sebagai sarana penyaring kebisingan dan peneduh (buffer). 4) Sebagai sarana penyerapan air hujan. D. Konsep Paving Gambar 5.10 Kelandaian sebesar 1% guna menghindari erosi dan memperbesar penangkapan air.pada permukaan fasilitas taman berupa plaza dengan material keras licin kelandaiannya adalah sebesar 1%, sedangkan plaza dengan material keras kasar kelandaiannya adalah sebesar 2% 75

89 Tipe Infiltration yaitu permukaan merembes secara langsung ke dalam tanah melalui jarak atau celah antara unit paving yang satu dengan lainnya Gambar 5.11 Perkerasan pada pedestrian sekitar bangunan Gambar 5.12 Perkerasan pada sekitar pedestrian jalan utama Gambar 5.13 V.3 Konsep Perancangan Bangunan A. Konsep Ruang Dalam Ruang dalam bangunan yang terdiri dari beberapa fungsi ruangan meliputi zonasi vertikal ataupun horizontal. Bangunan terdiri dari 2 lantai basement,1 lantai untuk fungsi ruang convention dan exhibition hall dengan area khusus serta 2 lantai untuk fungsi kantor pengelola serta kantor sewa. Pembagian area utilitas, servis (parkir), publik, semi publik, dan privat sebagian besar secara jelas terlihat pada zonasi vertikal. 2 Lantai basement merupakan area utilitas dan servis, lantai 1,2, dan 5 merupakan area publik dan semi publik, dan lantai 3,4 merupakan area privat. 76

90 Gambar 5.14 Zonasi Basement Lantai 1 Utilitas Tangga Darurat Core Gambar 5.15 Zonasi Ground Plan Core Tangga Darurat Area Service Area Publik Area Semi Publik 77

91 Gambar 5.16 Zonasi Lantai 2 Core Tangga Darurat Area Service Area Publik Area Semi Publik Gambar 5.17 Zonasi Lantai 3 Core Tangga Darurat Area Service Area Publik Area Semi Publik 78

92 Gambar 5.18 Zonasi Lantai 4 Core Tangga Darurat Area Service Area Private Area Publik Gambar 5.19 Zonasi Lantai 5 Core Tangga Darurat Area Service Area Private Area Publik B. Konsep Bentuk dan Estetika Bentuk Sesuai dengan kondisi eksisting, dimana pada umumnya bangunan yang berada di kawasan dengan lahan kosong berbentuk persegi. Bentuk persegi menjadi konsep dari bentuk dasar pada bangunan covention yang akan di rancang dan 79

93 Exhibition Hall dirancang berbentuk persegi untuk menampung jumlah pengunjung dan wisatawan dalam skala yang lebi besar ketika ada pameran,expo dll. Dalam proses pengolahan kebutuhan ruang convention hingga bentuk fasad bangunan bentuk persegi lebih mempermudah pada penempatan furniture hingga alur sirkulasi dan penggunaan material yang sesuai dengan pasaran. Konsep perancangan yang diambil pada massa bangunan sesuai dengan tema yaitu, Struktur Sebagai Elemen Estetika. Dari bentuk massa bangunannya menyesuaikan dengan orientasi site yaitu persegi, akan tetapi diberikan tambahan dimana struktur tidak hanya sebagai penahan beban, tetapi dapat dirasakan dan lebih dominan pada bagian fasad bangunannya sendiri, sedangkan proporsi besaran gedung disesuaikan dengan kondisi tapak sekitar, agar menjaga kenyaman sirkulasi dan tidak mengganggu lingkungan. C. Konsep Fasad dan Skyline Bangunan Gambar 5.20 Konsep Fasad Bentukkan fasad bangunan untuk fungsi Convention dan Exhibition banyak menggunakan kaca pada fasadnya, selain itu adanya kaca pada bagian tampak depan yang mengekspose tangga sebagai penunjang struktur yang menjadi sebuah nilai estetika. Selain itu kolom-kolom eskpose yang terlihat pada tampak depan bangunan menambah kesan kokoh dan megah. 80

94 Gambar 5.21 Skyline Bangunan V.4 Konsep Perancangan Struktur Bangunan Konsep dasar struktur bangunan ini, menggunakan fondasi dalam berupa tiang pancang atau tiang bor. Di samping itu, kerap menggunakan fondasi rakit (basement) yang kadang diperkuat dengan fondasi tiang. Pemisahan bangunan (dilatasi) juga terdapat dibangunan ini, untuk memisahkan bangunan convention dengan bangunan sayap,atau bangunan lain yang memiliki kelemahan geometris, agar tidak akumulasi gaya yang sangat besar pada dimensi yang panjang dan menimbulkan retakan atau keruntuhan struktural. Perancangan dan tata letak sirkulasi vertikal seperti lif yang terdapat di posisi tengah dan depan bangunan, dengan jumlah 6 lif untuk kapasitas kurang lebih 3000 orang, serta lif servis lainnya. Selain itu tangga yang terdapat dientrance bangunan yang menjadi estetika struktur juga dapat difungsikan untuk pengunjung, dengan kaca ekspose yang dapat memanjakan mata pengunjung untuk melihat view ke arah jalan utama. Pada bagian penutup bangunan yaitu atap, terdapat jenis struktur rangka space frame yang dilapisi oleh zincalumunium pada kedua fungsi bangunan. Struktur baja ekpose yang terdapat pada pehanan atap serta kolomkolom ekspose pada bangunan ini diharapkan dapat menciptakan kesan megah dan kokoh. Keseluruhan penutup bangunan menggunakan tempered glass, yang ditopang oleh struktur baja ringan. Pelaksanaan metode konstruksi bangunan tinggi sebagaimana halnya diawali dengan pekerjaan persiapan lhan dan fondasi. Fondasi yang digunakan yaitu fondasi tiang pancang, dan pelaksaannya dilakukan menggunakan alat pancang (drop 81

95 hammer) yang dipasang pada mobil derek. Pekerjaan galian dimulai dengan menggunakan berbagai peralatan menggunakan excavator atau shovel. Gambar 5.22 Pada daerah yang muka airnya tinggi, maka perlu disiapkan sumuran untuk menampung air yang kemudian dipompa keluar Gambar 5.23 Sebelum itu,pemasangan pada galian yang menggunakan basement, agar mencegah terjadinya longsor disekelilin daerah yang akan digali, berupa struktur dinding penahan tanah atau turap. Struktur ini dapat berupa sheet pile, profil baja yang ditanam disekliling area. Selanjutnya setelah proses pekerjaan fondasi dan basement, barulah struktur bagian atas, dengan pekerjaan di lantai dasar yang dilakukan secara bertahap pada lantai-lantai atasnya. Pada bangunan yang menggunakan struktur baja atau komposit, diperlukan cetakan beton perancah dan cetakan beton pendukung seperti streiger atau scafolding. 82

96 Gambar 5.24 Pengecoran beton pada bangunan tinggi, dilakukan dengan mengangkut adukan beton dari bawah ke elevasi lantai yang dicor dengan ember semen ukuran besar (bucket). Bucket diangkat dengan bantuan alat pengerek tower crane. Adukan beton dari lokasi pembuatan adukan beton dengan truk atau dicampur dilokasi proyek. V.5 Konsep Utilitas Bangunan 83

97 84

98 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Visualisasi 3 Dimensi Gambar 6.1 Gambar 6.2 Gambar 6.3 Gambar

99 6.2 Foto Maket Gambar 6.5 Gambar 6.6 Gambar 6.7 Gambar

KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA. ANDALUCIA, ST, M.Sc.

KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA. ANDALUCIA, ST, M.Sc. KUALA NAMU CONVENTION & EXHIBITION CENTRE (STRUKTUR SEBAGAI ELEMEN ESTETIS) OLEH TRISNA GUSTRIANA 120406130 ANDALUCIA, ST, M.Sc. DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity, yang merupakan konsep paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Pada konsep aerotropolis,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Terminologi Judul Judul dari proyek ini adalah Kuala Namu Convention & Exhibition Centre. Berikut merupakan penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut: Kuala Namu Convention

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 TERMINOLOGI JUDUL Judul proyek yang akan di rancang adalah Medan international exhibition center. Adapun pengertian dari medan international exhibition center dapat di uraikan

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

MALL DI CENTRAL PARK KUALA NAMU

MALL DI CENTRAL PARK KUALA NAMU MALL DI CENTRAL PARK KUALA NAMU SKRIPSI Oleh: ENY MAULIZA 120406131 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 MALL DI CENTRAL PARK KUALA NAMU SKRIPSI Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan kesenjangan dalam pembangunan, penyediaan infrastruktur, pola persebaran penduduk, dan investasi antar kota sebagai kota industry, wisata, jasa/perdagangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bandar Udara Internasional Kuala Namu merupakan sebuah bandar udara Internasional yang terletak di kawasan Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara. Bandara ini menggantikan

Lebih terperinci

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 PUSAT SENI PERTUNJUKAN MEDAN ARSITEKTUR METAFORA LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh : WYDIA

Lebih terperinci

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Medan Convention and Exhibition Center 1 BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada masa sekarang ini penyebaran dan pertukaran informasi maupun hal-hal baru beserta masalah-masalah yang sifatnya universal terhadap kepentingan manusia selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya

Lebih terperinci

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung

5. HASIL RANCANGAN. Gambar 47 Perspektif Mata Burung 5. HASIL RANCANGAN 5.1 Hasil Rancangan pada Tapak Perletakan massa bangunan pada tapak dipengaruhi oleh massa eksisting yang sudah ada pada lahan tersebut. Di lahan tersebut telah terdapat 3 (tiga) gedung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandar udara baru untuk kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Bandara Kuala Namu ini dimaksudkan untuk mengganti

Lebih terperinci

BAB V HASIL RANCANGAN

BAB V HASIL RANCANGAN BAB V HASIL RANCANGAN 5.1 Perancangan Tapak 5.1.1 Pemintakatan Secara umum bangunan dibagi menjadi beberapa area, yaitu : Area Pertunjukkan, merupakan area dapat diakses oleh penonton, artis, maupun pegawai.

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PUSAT PERAGAAN IPTEK BIOLOGI MEDAN (ARSITEKTUR METAFORA) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490-STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009 BB I PENDHULUN 1.1. LTR BELKNG, sebagai suatu bentuk ekspresi seniman memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi dan universal. Sesuai dengan salah satu sifat seni yakni kreativ, maka seni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara

Lebih terperinci

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 MEDAN CONCERT HALL ( AKUSTIK ARSITEKTURAL ) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Medan, ibukota Sumatera Utara adalah kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya, serta kota terbesar di luar Pulau Jawa. Medan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. BAB I PENDAHULUAN Pada BAB I ini menyajikan beberapa topik yaitu latar belakang, perumusan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika laporan. 1.1 Latar Belakang Bandar udara merupakan prasarana penting

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN

XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) ANTON HERMAN XIANG SHAN MEDITATION CENTER (HEALING ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2013 / 2014 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

MEDAN SCIENCE AND TECHNOLOGY CENTRE ( ARSITEKTUR FUTURISTIK )

MEDAN SCIENCE AND TECHNOLOGY CENTRE ( ARSITEKTUR FUTURISTIK ) MEDAN SCIENCE AND TECHNOLOGY CENTRE ( ARSITEKTUR FUTURISTIK ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI

TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) DITA ANDIANI TERMINAL FERI DOMESTIK SEKUPANG - BATAM (ARSITEKTUR SIMBOLIS) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V PENERAPAN KONSEP

BAB V PENERAPAN KONSEP BAB V PENERAPAN KONSEP 5.1 Konsep Kawasan Integrated Convention & Exhibition Center Konsep bangunan sesuai dengan tujuan utamanya yaitu fleksibiltas. Hal-hal yang diperhatikan: - Akses dan sirkulasi -

Lebih terperinci

SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU )

SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) SEKOLAH ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS MEDAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2011/2012 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH DESY

PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH DESY PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH DESY 12 0406 079 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PUSAT PERBELANJAAN DI SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis

Gambar 1.1 Skema Aerotropolis BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aerotropolis adalah pengembangan dari konsep aerocity yang tergolong paling modern dalam pembangunan dan pengelolaan bandara dewasa ini. Dalam konsep aerocity, bandara

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA. oleh: FAHRY ADHITYA PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER I TAHUN 2007/2008 JAKARTA MUSIC ARENA oleh: FAHRY ADHITYA 15203021 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKO LAH ARSITEKTUR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN KEBIJAKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Di Indonesia seni dan budaya merupakan salah satu media bagi masyarakat maupun perseorangan untuk saling berinteraksi satu sama lain. Dengan adanya arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Pusat Pengembangan Seni Karawitan ini merupakan sebuah sarana edukasi yang mewadahi fungsi utama pengembangan berupa pendidikan dan pelatihan seni karawitan

Lebih terperinci

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA

PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT FOTOGRAFI YANG BERSIFAT FLEKSIBEL DI BANTUL, YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA 1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI SARJANA

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR SEI SIKAMBING (GREEN ARCHITECTURE) HARI HAJARUDDIN SIREGAR

PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR SEI SIKAMBING (GREEN ARCHITECTURE) HARI HAJARUDDIN SIREGAR PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR SEI SIKAMBING (GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115 LAPORAN PERANCANGAN PASAR MODERN DI BEKASI DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperolah Gelar Sarjana Teknik DISUSUN OLEH : ANNELINE PUSPASARI

Lebih terperinci

PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANANDA HALOMOAN

PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANANDA HALOMOAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH KERAJINAN TANGAN KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANANDA HALOMOAN 110406098 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 PERANCANGAN PUSAT PAMERAN DAN OLEH-OLEH

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. KONSEP DASAR PERANCANGAN Dalam konsep dasar pada perancangan Fashion Design & Modeling Center di Jakarta ini, yang digunakan sebagai konsep dasar adalah EKSPRESI BENTUK dengan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

KANTOR SEWA DI CENTRAL PARK KUALANAMU SKRIPSI AGUS TRIANDONO

KANTOR SEWA DI CENTRAL PARK KUALANAMU SKRIPSI AGUS TRIANDONO KANTOR SEWA DI CENTRAL PARK KUALANAMU SKRIPSI OLEH AGUS TRIANDONO 110406001 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 KANTOR SEWA DI CENTRAL PARK KUALANAMU SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM)

INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) INDIAN FESTIVAL WALK (INTEGRASI RUANG LUAR DAN RUANG DALAM) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG

AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG LAPORAN PERANCANGAN AUDITORIUM MUSIK KLASIK DI BANDUNG AR 40Z0 - TUGAS AKHIR PERANCANGAN ARSITEKTUR SEMESTER I 2007/2008 Oleh : TRI MURDONO 152 03 043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR SEKOLAH ARSITEKTUR, PERENCANAAN,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. RESPON KONTEKS DAN KONSEP UMUM Konsep umum dari bangunan terdiri dari beberapa teori yang mencakup Building Shape, Building Context, dan Building Function. Dalam fungsinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi saat ini terus melakukan inovasi baru yaitu dengan menggunakan konsep ekonomi kreatif di mana yang menjadi penopang utama dalam konsep ini adalah

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

-BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG -BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berlibur merupakan salah satu kebutuhan yang harus terpenuhi bagi masyarakat urban pada saat ini guna melepas kejenuhan dari padatnya aktivitas perkotaan. Banyaknya

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan. Bandara ini adalah bandara

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA RUMAH SAKIT PENDIDIKAN NAULI HUSADA SIBOLGA (ARSITEKTUR BIOKLIMATIK) LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2015 / 2016 Sebagai Persyaratan untuk Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN

BELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari

Lebih terperinci

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN BAB IV DISKRIPSI HASIL RANCANGAN 4.1 Property size, KDB, KLB Berdasarkan peraturan (lihat Bab 2), sempadan bangunan terhadap tepi jalan menyesuaikan lebar jalan yang menjadi tepian tapak yaitu kurang lebih

Lebih terperinci

PEACE INTERNATIONAL SCHOOL. Sekolah Bertaraf Internasional LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

PEACE INTERNATIONAL SCHOOL. Sekolah Bertaraf Internasional LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010. PEACE INTERNATIONAL SCHOOL Sekolah Bertaraf Internasional (GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN

1.1 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN BAB I LATAR BELAKANG Indonesia terletak pada koordinat 6 0 LU 11 0 08LS dan 95 0 BB 141 0 45 BT serta terletak diantara benua Asia dan benua Australia, yang mana di lalui garis khatulistiwa yang kaya akan

Lebih terperinci

HOTEL WISATA SUMATERA UTARA

HOTEL WISATA SUMATERA UTARA HOTEL WISATA SUMATERA UTARA SKRIPSI Oleh: R.A. DYAH ELLNE RAHMAWITYANA 1204060069 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 HOTEL WISATA SUMATERA UTARA SKRIPSI Sebagai

Lebih terperinci

SENTRA KERAJINAN DAN CENDERAMATA KHAS SUMATERA UTARA DI KAWASAN SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANNISA ANDRIVINA

SENTRA KERAJINAN DAN CENDERAMATA KHAS SUMATERA UTARA DI KAWASAN SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANNISA ANDRIVINA SENTRA KERAJINAN DAN CENDERAMATA KHAS SUMATERA UTARA DI KAWASAN SIMPANG KAYU BESAR, KUALANAMU SKRIPSI OLEH ANNISA ANDRIVINA 12 0406 086 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG V. KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam merancang sebuah sekolah mengengah luar biasa tunanetra ialah dengan cara membuat skenario perancangan pada desain yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah BAB I PENDAHULUAN I. 1 LATAR BELAKANG Ditinjau dari kegiatan komersil, kota Medan memperlihatkan peningkatan di bidang hiburan musik khususnya. Hal ini terlihat pada statistic social budaya, presentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Bentukan Dasar Bangunan Bentuk massa bangunan terdiri terdiri dari susunan kubus yang diletakan secara acak, bentukan ruang yang kotak menghemat dalam segi

Lebih terperinci

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN I.PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kota pada masa sekarang ini semakin tidak memperhatikan sisi-sisi kemanusiaan dan hubungan sosial dengan masyarakat sekitar,dengan semakin terbukanya lahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa

BAB I PENDAHULUAN. perkebunan kelapa sawit milik PT. Perkebunan Nusantara II Tanjung Morawa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, Bandar Udara Kualanamu merupakan bandara bertaraf internasional yang terletak di Kuala Namu, Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia.Kualanamu International

Lebih terperinci

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro

Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Art Centre Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik disusun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN

GALERI SENI RUPA DI MEDAN BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seni pada mulanya adalah proses dari manusia yang merupakan bentuk eksperimen seniman yang memiliki sifat-sifat kreatif, emosional, individual, abadi, dan universal.

Lebih terperinci

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI

PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI PERANCANGAN MIXED-USE SHOPPING MALL DAN OFFICE DI KAWASAN TRANSIT ORIENTED DEVELOPMENT (TOD) BINJAI LAPORAN AKHIR SKRIPSI RTA 4231 - STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 6 SEMESTER B TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu negara tidak akan lepas dalam kerjasama dengan negara lain dalam memperat hubungan antar negara, kerjasama tersebut terutama dalam hal politik dan kebudayaan.

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011

PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 PEMBANGUNAN KEMBALI PASAR PADANG BULAN ( ARSITEKTUR PERILAKU ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur

Lebih terperinci

HOTEL RESORT PUTRI NAGA TAPAKTUAN LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011

HOTEL RESORT PUTRI NAGA TAPAKTUAN LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011 HOTEL RESORT PUTRI NAGA TAPAKTUAN ( ARSITEKTUR MODERN TROPIS ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER A TAHUN AJARAN 2010/2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara kepulauan yang terbesar dengan kedudukan geopolitis yang strategis dikarunia Tuhan keanekaragaman kekayaan alam dan budaya yang istimewa, yang menjadi sumber

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Auditorium Universitas Diponegoro 2016 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Universitas Diponegoro merupakan salah satu Universitas terkemuka di Indonesia serta termasuk ke dalam lima besar Universitas terbaik seindonesia, terletak di provinsi

Lebih terperinci

MEDAN ART GALLERY DEDI KHANDRA

MEDAN ART GALLERY DEDI KHANDRA MEDAN ART GALLERY PAINTING AND SCULP TURE ( EXPRESIONISME ) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 - TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Arsitektur Oleh

Lebih terperinci

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE

BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE BAB II STEP BY STEP, UNDERSTANDING THE WHOLE PICTURE Pemograman merupakan bagian awal dari perencanaan yang terdiri dari kegiatan analisis dalam kaitan upaya pemecahan masalah desain. Pemograman dimulai

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009

ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 ACEH TAMIANG SHOPPING CENTER (ICONIC DALAM ARSITEKTUR) LAPORAN PERANCANGAN TKA - 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2008/2009 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

TONGGING LAKESIDE LEISURE RESORT

TONGGING LAKESIDE LEISURE RESORT TONGGING LAKESIDE LEISURE RESORT SKRIPSI Oleh: Carissa Febrini 120406031 DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016 TONGGING LAKESIDE LEISURE RESORT SKRIPSI Sebagai Persyaratan

Lebih terperinci

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG

KAWASAN WISATA BUNGA KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN 1.1. JUDUL Judul Studio Tugas Akhir yang di ambil adalah Kawasan Wisata Bunga Kota Bandung 1.2. LATAR BELAKANG Tanaman dapat memberikan keindahan, kenyamanan, dan berbagai fungsi lainnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 konsep Dasar 5.1.1 Tata Letak Bangunan Gate entrance menuju Fasilitas Wisata Agro terletak di jalan akses masuk wisata Kawah Putih, dengan pertimbangan aksesibilitas jalan

Lebih terperinci

SANGGAR SENI LUKIS MEDAN (ARSITEKTUR KUBISME)

SANGGAR SENI LUKIS MEDAN (ARSITEKTUR KUBISME) SANGGAR SENI LUKIS MEDAN (ARSITEKTUR KUBISME) LAPORAN PERANCANGAN TKA 490 TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2010 / 2011 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh : SYAHRIL

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep BAB VI HASIL PERANCANGAN Perancangan Gumul Techno Park di Kediri ini menggunakan konsep Representasi Citra High Tech Architecture yang berkaitan erat dengan aspek teknologi kekinian atau modernisasi. konsep

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Penjelasan konsep dibagi menjadi dua bagian yaitu: A. Konsep Tapak yang meliputi: a. Aksesibilitas d. View g. Vegetasi b. Sirkulasi e. Orientasi c. Lingkungan f. Skyline

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138

BAB I PENDAHULUAN GEDUNG SENI PERTUNJUKAN DI SEMARANG LP3A TUGAS AKHIR 138 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kota Semarang yang sudah berusia hampir mendekati 5 abad (469 tahun), di telinga masyarakat hanyalah berstempel Kota Dagang dan Jasa namun, potensi-potensi minoritas

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A SEMARANG CONVENTION AND EXHIBITION CENTER

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A SEMARANG CONVENTION AND EXHIBITION CENTER LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR LP3A SEMARANG CONVENTION AND EXHIBITION CENTER Diajukan Oleh : Nur Humairah Lubis 21020111120007 Dosen Pembimbing I : Prof. Ir. Totok Roesmanto,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BINTANG EMPAT BINNG EMPAT HOTEL BISNIS DI KO MEDAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan yang terletak dibagian utara pulau Sumatera, tepatnya terletak di provinsi Sumatera Utara merupakan kota terbesar ketiga

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront

BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ( GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010.

PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ( GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010. PERPUSTAKAAN UMUM KOTA MEDAN ( GREEN ARCHITECTURE) LAPORAN PERANCANGAN TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010 Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA

BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA BAB II TINJAUAN OBJEK GEDUNG KESENIAN GDE MANIK SINGARAJA Pada bab ini akan dilakukan evaluasi mengenai Gedung Kesenian Gde Manik (GKGM) dari aspek kondisi fisik, non-fisik, dan spesifikasi khusus GKGM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)

BAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli) BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG Kota Medan merupakan kota metropolitan. Kota Medan merupakan sebuah kota yang letaknya strategis dari segi business. Kota Medan sebagai kota metropolitan terus mengalami

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR

TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR TUGAS AKHIR GALERI & SANGGAR KREATIFITAS SENI ANAK RUANG EKSPLORATIF DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN GUNA MEMPEROLEH GELAR SARJANA TEKNIK ARSITEKTUR Disusun oleh : PAHALA BUDIMAN 41207010028

Lebih terperinci