Identifikasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Tanaman Padi di Sulawesi Selatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Identifikasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Tanaman Padi di Sulawesi Selatan"

Transkripsi

1 ISSN: Volume 13, Nomor 3, Mei 2017 Halaman DOI: /jfi Identifikasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Tanaman Padi di Sulawesi Selatan Pathotype Identification of Xanthomonas oryzae pv. oryzae Isolates from South Sulawesi Asysyuura 1, Abdjad Asih Nawangsih 1 *, Kikin Hamzah Mutaqin 1, Sudir 2 1 Institut Pertanian Bogor, Bogor Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Sukamandi ABSTRAK Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu faktor penting dalam penurunan produksi padi. Bakteri patogen ini dikenal memiliki banyak patotipe yang dapat menyebabkan kendala dalam upaya pengendalian. Penelitian dilakukan untuk menentukan penyebaran patotipe X. oryzae pv. oryzae di beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. Pengelompokan patotipe mengikuti metode Kozaka yang didasarkan pada respons varietas tanaman padi diferensial. Infeksi X. oryzae pv. oryzae dari sampel tanaman padi bergejala dideteksi dengan teknik PCR menggunakan pasangan primer spesifik XOR-R2/XOR-F. Dari 36 galur bakteri, sebanyak 29 galur bakteri positif X. oryzae pv. oryzae yang terbagi atas 3 patotipe, yaitu patotipe III (6 isolat), patotipe IV (21 isolat), dan patotipe XII (2 isolat). Hasil identifikasi menunjukkan X. oryzae pv. oryzae patotipe IV merupakan patotipe yang tersebar luas di Sulawesi Selatan. Kata kunci: hawar daun bakteri, PCR, varietas diferensial ABSTRACT Xanthomonas oryzae pv. oryzae is the causal agent of bacterial leaf blight (BLB), one of important constraint in rice production. The pathogen is known to have many pathotypes which caused difficulties in disease control. This research was conducted to determine the distribution of X. oryzae pv. oryzae s pathotypes in seven districts in South Sulawesi. Grouping of pathotypes was performed according to Kozaka method, i.e. based on the response of differential rice varieties. Infection of X. oryzae pv. oryzae was confirmed by PCR using specific primers XOR-R2/XOR-F. Out of 36 isolates, 29 isolates were identified as X. oryzae pv. oryzae which belong to pathotype III (6 isolates), pathotype IV (21 isolates), and pathotype XII (2 isolates). This result indicated that X. oryzae pv. oryzae pathotype IV was distributed widely in South Sulawesi. Key words: bacterial leaf blight, differential varieties, PCR *Alamat penulis korespondensi: Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Jalan Kamper, Kampus Dramaga IPB, Bogor Tel : , Faks: ; Surel: asnawangsih@yahoo.com 73

2 PENDAHULUAN Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab penyakit hawar daun (HDB) pada padi diketahui memiliki keragaman patotipe. Keragaman patotipe ini menyebabkan mudah patahnya suatu ketahanan varietas tanaman padi (Sudir et al. 2012). Penggunaan varietas padi yang tahan terhadap infeksi patogen X. oryzae pv. oryzae masih menjadi komponen utama dalam tindakan pengendalian. Selain efektif, penggunaan varietas tahan juga lebih murah dan mudah dilakukan oleh petani. Permasalahan yang muncul dalam penggunaan varietas tahan ialah terbentuknya patotipe baru seiring dengan perkembangan varietas yang digunakan. Suryadi et al. (2006) melaporkan bahwa X. oryzae pv. oryzae memiliki tingkat variabilitas virulensi dan pembentukan galur baru di lapangan yang menyebabkan terjadinya pergeseran patotipe. Penyakit HDB menjadi salah satu penyakit padi yang penting dan tersebar di berbagai ekosistem penghasil padi di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan. Kehilangan hasil karena X. oryzae pv. oryzae dapat mencapai 50 70% (Mew et al. 1982). Pada umumnya petani mengandalkan penggunaan varietas padi yang tahan untuk mengendalikan penyakit tersebut. Pengetahuan tentang jenis patotipe yang ada di wilayah tersebut menjadi penting untuk diketahui sebagai dasar penentuan langkah pengendalian yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menentukan sebaran patotipe bakteri X. oryzae pv. oryzae di pertanaman padi di wilayah Sulawesi Selatan. Teknik identifikasi secara molekuler dilakukan untuk mendapatkan galur yang positif X. oryzae pv. oryzae dengan tingkat akurasi yang lebih baik. BAHAN DAN METODE Pengambilan Sampel Tanaman Padi Sampel tanaman padi diambil dari 7 kabupaten di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Barru, Bone, Pangkep, Maros, Takalar, Jeneponto, dan Bantaeng. Sampel yang diambil berupa daun padi yang bergejala hawar dimulai dari ujung daun hingga bagian tengah. Ciri hawar daun ialah berwarna kuning hingga putih keabu-abuan. Sampel disimpan dalam kantung kertas dan diberi label identitas berupa jenis varietas, daerah/ lokasi, dan tanggal pengambilan. Isolasi dan Identifikasi Bakteri Isolasi bakteri X. oryzae pv. oryzae dilakukan pada medium agar-agar Wakimoto (1000 ml ekstrak dari 300 g kentang, 17 g sukrosa, 7 g pepton, 0.5 g Ca(NO 3 ) 2 4H 2 O, 1 g Na 2 HPO 4 12H 2 O, 17 g agar-agar bakto). Daun bergejala dipotong berukuran 1 cm 1 cm dan direndam dalam etanol 70% selama 2 menit. Potongan daun dibilas air steril dan direndam kembali dalam air steril selama 2 menit; selanjutnya suspensi bakteri diencerkan secara berseri sampai pengenceran Sebanyak 100 µl suspensi disebar pada medium agaragar Wakimoto dan diinkubasi pada suhu ruang selama 3 5 hari. Bentuk koloni tunggal yang tumbuh dan menunjukkan morfologi berwarna kuning, bulat, dan tepian rata diduga sebagai bakteri X. oryzae pv. oryzae. Koloni tersebut dimurnikan pada medium agar-agar Wakimoto dan dibuat biakan stok untuk identifikasi secara molekuler. Identifikasi bakteri dilakukan dengan teknik PCR koloni. Sebanyak 100 µl ddh 2 O dimasukkan ke dalam tabung eppendorf 1.5 ml, ditambahkan 1 loop bakteri, dan diinkubasikan pada suhu 95 C selama 10 menit. Metode ini merupakan modifikasi dari metode Dafa alla et al. (2000) yang ditambah dengan proses inkubasi pada penangas air pada suhu 65 C selama 2 jam (setiap 10 menit dibolak-balik). Supernatan yang diperoleh digunakan sebagai templat DNA. Amplifikasi DNA dilakukan menggunakan 1 pasang primer spesifik, yaitu XOR-F (5 -GCATGACGTCATCGTCCTGT-3 ) dan XOR-R2 (5-CTCGGAGCTATATGCC GTGC-3 ) (Adachi dan Oku 2000; Keshavarz et al. 2011). Reaksi PCR tediri atas 10.5 µl Go Taq green Master Mix (Promega), 9.5 µl ddh 2 O, 2 µl templat DNA, 1.5 µl primer forward XOR-F pada 10 pm, 1.5 µl primer reverse XOR-R2 pada 10 pm. Amplifikasi 74

3 PCR dilakukan pada suhu denaturasi awal 95 C selama 2 menit sebanyak 1 siklus, selanjutnya berturut-turut denaturasi pada suhu 95 C selama 30 detik, penempelan pada suhu 63 C selama 30 detik, dan pemanjangan DNA pada suhu 72 C selama 1 menit sebanyak 29 siklus; pemanjangan DNA terakhir selama 7 menit pada suhu 72 C. Hasil amplifikasi dianalisis menggunakan elektroforesis pada gel agarosa 1.5% dengan tegangan 100 Volt DC selama 30 menit. Hasil elektroforesis divisualisasi menggunakan gel doc (UVITEC) (Cambridge). Galur bakteri yang teramplifikasi pada 470 pb dinyatakan positif X. oryzae pv. oryzae. Pengelompokan Patotipe Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae Galur bakteri yang positif X. oryzae pv. oryzae dari hasil amplifikasi DNA diperbanyak dan digunakan untuk inokulasi pada 5 varietas padi diferensial yang masing-masing telah memiliki gen ketahanan yang berbeda (Kozaka 1969). Inokulasi bakteri dilakukan dengan cara clip-method, yaitu memotong ujung daun tanaman padi sekitar 2 3 cm menggunakan gunting yang telah dicelupkan dalam suspensi X. oryzae pv. oryzae berumur 48 jam dengan konsentrasi cfu ml -1. Tanaman padi tersebut disungkup plastik dan diinkubasi pada suhu ruang. Pengamatan terhadap kemunculan gejala penyakit dilakukan 14 hari setelah inokulasi (HSI). Peubah yang diamati ialah panjang bercak dan panjang daun. Nisbah panjang bercak dibandingkan dengan panjang daun yang diinokulasi merupakan intensitas penyakit (IP). IP = b a 100%, dengan a, panjang gejala/bercak HDB (cm); dan b, panjang daun yang diinokulasi (cm). Tanaman yang memiliki IP < 11% dikategorikan tahan, sedangkan 11% dikategorikan rentan. Analisis Sikuen DNA DNA bakteri hasil amplifikasi positif X. oryzae pv. oryzae dikirim ke Laboratorium First Base Asia, Malaysia. Runutan nukleotidanya dianalisis dengan bantuan program basic local alignment search tool (BLAST) pada situs national center for biotechnology information (NCBI). Sebanyak 7 produk PCR dari hasil identifikasi galur X. oryzae pv. oryzae, yang masing-masing mewakili kabupaten tempat pengambilan sampel digunakan sebagai bahan input untuk analisis filogenetika guna menentukan kemiripannya dengan galur pada pusat data GenBank. Konstruksi pohon filogenetika dilakukan menggunakan program Mega 6. HASIL Galur Xanthomonas oryzae pv. oryzae Sebanyak 75 galur bakteri diperoleh dari sampel daun padi. Galur bakteri dikelompokkan berdasarkan warna koloni, yaitu: 33 putih, 3 oranye, dan 39 kuning. Galur bakteri yang berwarna kuning diidentifikasi lanjut menggunakan teknik molekuler. Berdasarkan hasil pembandingan dengan program BLAST menunjukkan tingkat homologi yang mencapai % terhadap bakteri X. oryzae pv. oryzae yang berasal dari negara lain seperti Cina, Korea, India, Jepang, dan Amerika. Berdasarkan hasil identifikasi molekuler diketahui tidak semua galur yang berwarna kuning ialah X. oryzae pv. oryzae. Hasil amplifikasi DNA terhadap 39 galur bakteri berwarna kuning menunjukkan hanya 29 galur yang menghasilkan pita DNA berukuran 470 pb (Gambar 1). Galur-galur tersebut tersebar di 7 kabupaten di Sulawesi Selatan. Berdasarkan hasil analisis filogenetika terhadap 7 galur yang masing-masing mewakili satu kabupaten, terlihat bahwa 7 galur bakteri X. oryzae pv. oryzae memiliki kemiripan dengan X. oryzae pv. oryzae dari Amerika Serikat, Cina, Korea, Jepang dan India dengan nilai bootstrap (Gambar 2). Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Pengelompokan patotipe dari 29 galur menghasilkan 3 kelompok patotipe yang berbeda. Patotipe III menginfeksi 5 varietas padi, yaitu: Cisadane, Ketan, Cigeulis, 75

4 M 470 pb M 470 pb M 470 pb Gambar 1 Hasil amplifikasi produk PCR koloni menggunakan primer XOR-R2/XOR-F terhadap galur yang diduga Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Angka di atas pita DNA menunjukkan nomor kode isolat seperti tercantum pada Tabel 1; M, Penanda DNA 100 pb; Nomor berturut-turut ialah Xo113Jpt, Isolat (Iso) 101Mrs, Kontrol +, Iso069Bn, Iso080Btg, Iso066Br, Iso052Tkl dan Iso053Tkl. Gambar 2 Pohon filogenetika bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae asal Sulawesi Selatan dengan negara lain berdasarkan logaritma UPGMA (bootstrap 1000 kali ulangan). 76

5 Cisantana, dan Membramo (Tabel 1). Patotipe IV menginfeksi 14 varietas padi, yaitu: Cisantana, Ciliwung, Cisadane, Inpari 31, Inpari 4, Inpari 28, Inpari 3, Inpari 23, Inpari 9, IR64, Camindi, Cigeulis, Ciherang, dan Ketan; dan patotipe XII pada 2 varietas padi, yaitu: Cisadane dan Inpari 9. Padi varietas Cisadane dapat diinfeksi oleh ketiga patotipe tersebut (Tabel 1). Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi 2017) menyatakan bahwa padi varietas Inpari 3 dan 9 agak tahan terhadap patotipe III, tetapi agak rentan terhadap patotipe IV dan VII. Varietas Inpari 4 dinyatakan agak tahan patotipe III dan IV, tetapi agak rentan terhadap patotipe VIII. Varietas Inpari 23 memiliki sifat tahan terhadap patotipe III, agak tahan terhadap patotipe IV, tetapi rentan terhadap patotipe VIII. Varietas Inpari 28 tahan terhadap patotipe III tetapi agak rentan terhadap patotipe IV dan VII. Varietas Inpari 31 dinyatakan tahan terhadap patotipe III dan agak tahan terhadap patotipe IV dan VIII. PEMBAHASAN Galur X. oryzae pv. oryzae pada medium Wakimoto mempunyai koloni bakteri dengan ciri berwarna kuning. Hal tersebut merupakan ciri yang mendasar dari genus Xanthomonas yang mengandung xantomonadin sehingga menghasilkan pigmen berwarna kuning, demikian juga pada X. oryzae pv. oryzicola (Lang et al. 2010; Onasanya et al. 2010). Selain Xanthomonas terdapat bakteri lain yang juga mampu menghasilkan pigmen berwarna kuning sehingga diperlukan teknik lain untuk menunjang keakuratan identifikasi. Oleh karena itu, identifikasi dengan teknik molekuler menggunakan primer spesifik diperlukan untuk mengidentifikasi X. oryzae pv. oryzae. Berdasarkan hasil sikuen DNA yang dianalisis dengan program BLAST, terlihat bahwa galur bakteri asal Sulawesi Selatan menunjukkan tingkat kesamaan yang tinggi terhadap galur X. oryzae pv. oryzae yang terdapat di Cina, Korea, India, Jepang, dan Amerika dengan nilai homologi %. Besarnya persentase kelompok patotipe IV yang ditemukan menunjukkan bahwa patotipe ini dominan menginfeksi tanaman padi di Sulawesi Selatan. Berbeda halnya dengan Kabupaten Pangkep dan Takalar ditemukan patotipe baru yang muncul, yaitu patotipe XII, meskipun patotipe IV tetap mendominasi. Patotipe XII merupakan patotipe yang tingkat virulennya diduga lebih tinggi daripada patotipe yang sudah ada karena gen virulennya dapat mengatasi banyak gen ketahanan yang dimiliki oleh tanaman. Gen tersebut adalah PthXo1, PthXo2, dan PthXoS yang dikode oleh kelompok gen AvrBs3/PthA yang mampu berkontribusi secara spesifik untuk mematahkan banyak gen ketahanan tanaman inang seperti Xa5, Xa7, dan Xa21 (Hifni dan Kardin 1998). Pergeseran patotipe X. oryzae pv. oryzae terjadi disejumlah daerah yang berbeda di daerah Sulawesi Selatan seperti di Kabupaten Bone yang awalnya didominasi oleh patotipe III (Khaeruni dan Wijayanto 2013) sekarang berubah dan didominasi oleh patotipe IV. Beberapa daerah ternyata tidak mengalami perubahan jenis patotipe X. oryzae pv. oryzae, seperti yang terjadi di kabupaten Maros yang masih didominasi oleh patotipe IV (Yuliani et al. 2012). Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan wilayah tidak memengaruhi keberadaan atau infeksi patotipe pada padi. Setiap wilayah pertanaman padi yang terinfeksi X. oryzae pv. oryzae dalam penelitian ini tidak diinfeksi oleh satu jenis patotipe meskipun ada kelompok patotipe yang dominan. Adanya dominasi patotipe yang terjadi membuktikan bahwa perkembangan dan perubahan patotipe dapat terjadi disetiap wilayah pertanaman yang memungkinkan patogen dapat berkembang dan tidak memiliki kisaran wilayah tertentu. Sudir dan Suprihanto (2006) melaporkan perubahan patotipe dapat terjadi dalam jangka waktu dua musim tanam. Namun hasil penelitian mereka tidak melaporkan perubahan patotipe meskipun dihasilkan patotipe XII yang tergolong baru terdapat di wilayah Sulawesi Selatan. Tingkat persentase patotipe tersebut di Kabupaten Pangkep dan 77

6 Tabel 1 Kelompok patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada beberapa varietas padi asal Sulawesi Selatan No. Kode galur Varietas padi Kabupaten Intensitas penyakit pada varietas padi diferensial Jepang (%) Tetep Java 14 Kinmase Kogyoku Wase Aikoku Kelompok patotipe 1 xo 110 Cisadane Barru R 8.84 T R R 7.76 T III 2 xo 111 Cisantana Barru R R R R R IV 3 xo112 Cisantana Barru R R R R R IV 4 xo 113 Ciliwung Barru R R R R R IV 5 xo 114 Cisadane Pangkep R R R R R IV 6 xo 115 Cisadane Pangkep 8.35 T 8.41 T T 8.98 T 18.4 R XII 7 xo 116 Ketan Pangkep R T R R T III 8 xo 117 Cisadane Pangkep R R R R R IV 9 xo 118 Inpari 31 Maros R 17.5 R R R R IV 10 xo 119 Inpari 4 Maros R R R R R IV 11 xo 120 Inpari 28 Maros R R R R R IV 12 xo 121 Cigeulis Maros R T R R T III 13 xo 122 Ciliwung Maros R R R R R IV 14 xo 123 Inpari 3 Maros R R R R R IV 15 xo 124 Inpari 23 Maros R R R R R IV 16 xo 125 Inpari 9 Takalar 6.32 T 8.26 T 7.26 T T R XII 17 xo 126 Ciliwung Takalar R R R R R IV 18 xo 127 Inpari 9 Takalar R R R R R IV 19 xo 128 Cisantana Takalar R T R 13.3 R 9.03 T III 20 xo 129 IR 64 Takalar R R R R R IV 21 xo 130 Camindi Bone R R R R R IV 22 xo 131 Cigeulis Bone R R R R R IV 23 xo 132 Membramo Jeneponto R T R R 9.45 R III 24 xo 133 Ciherang Jeneponto 14.1 R R R R R IV 25 xo 134 Ketan Jeneponto R R R R R IV 26 xo 135 Cigeulis Jeneponto R R 12.0 R R R IV 27 xo 136 Membramo Bantaeng R T R R T III 28 xo 137 Inpari 4 Bantaeng R R R R R IV 29 xo 138 Inpari 4 Bantaeng R 13.9 R R R R IV T, Tahan: Intensitas penyakit < 11%; R, Rentan: Intensitas penyakit 11%. 78

7 Takalar hanya 6.8%. Munculnya patotipe XII pada area pertanaman padi di beberapa wilayah di Sulawesi Selatan menunjukkan adanya pergeseran patotipe yang berkembang pada lahan pertanian meskipun tidak besar. Hal tersebut menjadi perhatian baru dalam proses evaluasi perkembangan patotipe bakteri dalam pergeseran patotipe di lapangan. Berdasarkan kondisi yang ditemukan dalam penelitian ini, evaluasi perkembangan patotipe bakteri X. oryzae pv. oryzae senantiasa diperlukan sebagai acuan dalam pengendalian penyakit tanaman padi. Besarnya pengaruh varietas tanaman padi yang menjadi komponen utama dalam teknik pengendalian merupakan acuan dalam tindakan evaluasi terhadap pergeseran patotipe yang sewaktuwaktu dapat berubah sehingga pemantauan tetap perlu dilakukan. DAFTAR PUSTAKA Adachi N, Oku T PCR-mediumted detection of Xanthomonas oryzae pv. oryzae by amplification of the 16S-23S rdna spacer region sequence. J General Plant Pathol. 66(4): DOI: doi.org/ /pl [BB Padi] Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Inbrida Padi Sawah (Inpari). bbpadi.litbang.pertanian.go.id/index.php/ varietas/inbrida-padi-sawah-irigasi-inpari [diakses 22 Maret 2017]. Dafa alla TH, Hobom G, Zahner H Direct colony identification by PCRminiprep. J Mol Biol. 1(3): Hifni HR, Kardin K Pengelompokan isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan menggunakan galur isogenik padi IRRI. J Hayati. 5(3): Keshavarz K, Sijam K, Abidin MHZ, Habibudin H, Nazerian E Rapid identification and differentiation of Xanthomonas oryzae pv. oryzae strain with primer 16S-23S rdna from the rice fields in Peninsular Malaysia. J Plant Pathol. 5: DOI: ajppaj Khaeruni A, Wijayanto T Pathotype grouping of Xanthomonas oryzae pv. oryzae isolates from South Sulawesi and Southeast Sulawesi. J Agr Sci Agrivita. 35(2): DOI: doi.org/ /agrivita p Kozaka T Control of rice disease with resistant varieties. J Agr Hort. 44(1): Lang JM, Hamilton JP, Diaz MGQ, Sluys V, Burgos MRG, MC Cruz V, Buell CR, Tisserat NA, Leach JE Genomicbased diagnostic marker development for Xanthomonas oryzae pv. oryzae and Xanthomonas oryzae pv. oryzicola. J Ame Phytopathol Soc. 94(3): DOI: Mew TW, Vera C, Rayes RC Interaction of Xanthomonas campestris oryzae and resistance of rice cultivar. Phytopathology. 72(7): DOI: Onasanya A, Basso A, Somado E, Gasore ER, Nwilene FE, Ingelbrecht I, Lomo J, Wydr K, Ekperigin MM, Langa M Development of combined molecular diagnostic and DNA fingerprinting technique for rice bacteria pathogens in Africa. J Biotech. 9(2): DOI: doi.org/ /biotech Sudir, Nuryanto B, Triny Epidemiologi, patotipe, dan strategi pengendalian penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. J Tanaman Pangan. 7(2): Sudir, Suprihanto Perubahan virulensi strain Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab penyakit hawar daun bakteri pada tanaman padi. J Penelitian Tanaman Pangan. 25(2): Suryadi Y, Kadir TS, Machmud M Deteksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab hawar daun bakteri pada tanaman padi. J Tanaman Pangan. 25(2): Yuliani D, Faizal A, Sudir Identifikasi patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae penyebab penyakit hawar daun bakteri 79

8 padi di sentra produksi padi di Sulawesi Selatan. Di dalam: Buku I: Prosiding Seminar Ilmiah Hasil Penelitian Padi Nasional Jul Sukamandi (ID): Besar Penelitian Tanaman Padi. hlm

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) merupakan PENELITIAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN VOL. 28 NO. 3 2009 Identifikasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri di Sentra Produksi Padi di Jawa Sudir, Suprihanto, dan Triny

Lebih terperinci

Pengendalian penyakit hawar daun bakteri

Pengendalian penyakit hawar daun bakteri SUDIR DAN SUPRIHANTO: PERUBAHAN VIRULENSI STRAIN XANTHOMONAS ORYZAE PV. ORYZAE PADA PADI Perubahan Virulensi Strain Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Penyebab Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad 15 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok Wilayah Kerja Bogor, mulai bulan Oktober 2011 sampai Februari 2012. Bahan

Lebih terperinci

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) (Xanthomnas

Penyakit hawar daun bakteri (HDB) (Xanthomnas SUPARYONO ET AL.: PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI Komposisi Patotipe Patogen Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi Stadium Tumbuh Berbeda Suparyono, Sudir, dan Suprihanto Balai Penelitian

Lebih terperinci

Komposisi dan Dominasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi dengan Pola Tanam Tidak Serempak

Komposisi dan Dominasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi dengan Pola Tanam Tidak Serempak YULIANI ET AL.: HAWAR DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI Komposisi dan Dominasi Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Penyebab Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi dengan Pola Tanam Tidak Serempak Composition

Lebih terperinci

Ketahanan Galur Isogenik IRBBN dan Galur Harapan Padi terhadap Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Dominan pada Tanaman Padi di Indonesia

Ketahanan Galur Isogenik IRBBN dan Galur Harapan Padi terhadap Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Dominan pada Tanaman Padi di Indonesia Bul. Plasma Nutfah 23(1):23 32 Ketahanan Galur Isogenik IRBBN dan Galur Harapan Padi terhadap Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae Dominan pada Tanaman Padi di Indonesia (The Resistance of IRBBN Isogenic

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Isolasi Aktinomiset BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari bulan Februari sampai dengan

Lebih terperinci

Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI

Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI Hayati, September 1998, him. 66-72 - ISSN 0854-8587 Pengelompokan Isolat Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Menggunakan Galur Isogenik Padi IRRI (Grouping of Xanthomonas oryzae pv. oryzae Isolates Using

Lebih terperinci

REAKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI KOMERSIAL TERHADAP PATOTIPE XANTHOMONAS ORYZAE PV. ORYZAE ISOLAT SULAWESI TENGGARA

REAKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI KOMERSIAL TERHADAP PATOTIPE XANTHOMONAS ORYZAE PV. ORYZAE ISOLAT SULAWESI TENGGARA Berkala PENELITIAN AGRONOMI Oktober 2012 Vol. 1 No. 2 Hal. 132-138 ISSN: 2089-9858 PS AGRONOMI PPs UNHALU REAKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI KOMERSIAL TERHADAP PATOTIPE XANTHOMONAS ORYZAE PV. ORYZAE

Lebih terperinci

PEMETAAN PATOTIPE PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) ENDEMIS SUBANG MAPPING PATOTIPE BACTERIAL LEAF BLIGHT (BLB) ENDEMIC SUBANG Gustiani Riva

PEMETAAN PATOTIPE PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) ENDEMIS SUBANG MAPPING PATOTIPE BACTERIAL LEAF BLIGHT (BLB) ENDEMIC SUBANG Gustiani Riva PEMETAAN PATOTIPE PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (HDB) ENDEMIS SUBANG MAPPING PATOTIPE BACTERIAL LEAF BLIGHT (BLB) ENDEMIC SUBANG Gustiani Riva ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan

Lebih terperinci

PADI LOKAL POTENSI HASIL TINGGI TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PATOTIPE III DAN IV

PADI LOKAL POTENSI HASIL TINGGI TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PATOTIPE III DAN IV PADI LOKAL POTENSI HASIL TINGGI TAHAN PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PATOTIPE III DAN IV Wage Ratna Rohaeni dan Dini Yuliani Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya IX Sukamandi Subang 41256 Email: wagebbpadi@gmail.com/wa:

Lebih terperinci

Fitria Yuliani, Giyanto*, Kikin Hamzah Mutaqin Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK

Fitria Yuliani, Giyanto*, Kikin Hamzah Mutaqin Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK ISSN: 0215-7950 Volume 13, Nomor 2, Maret 2017 Halaman 59 66 DOI: 10.14692/jfi.13.2.59 Galur Isogenik Xanthomonas oryzae pv. oryzae Hasil Penyinaran Ultraviolet dan Potensinya Sebagai Penginduksi Resistensi

Lebih terperinci

Wildanya Hafiah, Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata aini. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145

Wildanya Hafiah, Abdul Latief Abadi, Luqman Qurata aini. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan, Universitas Brawijaya Jln. Veteran, Malang 65145 Jurnal HPT Volume 3 Nomor 2 April 2015 ISSN : 2338-4336 KETAHANAN LIMA GALUR PADI (Oryza sativa L.) TERHADAP DUA ISOLAT Xanthomonas oryzae pv. oryzae PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA TANAMAN PADI

Lebih terperinci

Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan

Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan ISSN: 0215-7950 Volume 10, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 119 125 DOI: 10.14692/jfi.10.4.119 Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan

Lebih terperinci

Ketahanan Lapangan Lima Genotipe Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri

Ketahanan Lapangan Lima Genotipe Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri ISSN: 0215-7950 Volume 11, Nomor 5, Oktober 2015 Halaman 159 165 DOI: 10.14692/jfi.11.5.159 Ketahanan Lapangan Lima Genotipe Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri Field Resistance of Five Rice Genotypes

Lebih terperinci

Karakterisasi Sifat Morfologi dan Ketahanan terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Beberapa Varietas Padi

Karakterisasi Sifat Morfologi dan Ketahanan terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Beberapa Varietas Padi YULIANI ET AL.: MORFOLOGI DAN KETAHANAN HAWAR DAUN BAKTERI PADA PADI Karakterisasi Sifat Morfologi dan Ketahanan terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Beberapa Varietas Padi Morphological Characterization

Lebih terperinci

Identifikasi Molekuler Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) dan Uji Patogenisitasnya pada Galur-galur Padi Isogenik

Identifikasi Molekuler Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) dan Uji Patogenisitasnya pada Galur-galur Padi Isogenik Jurnal AgroBiogen 9(2):49-57 Identifikasi Molekuler Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) dan Uji Patogenisitasnya pada Galur-galur Padi Isogenik Tasliah*, Mahrup, dan Joko Prasetiyono Balai

Lebih terperinci

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel 16 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menggambarkan tahapan penelitian yang terdiri dari pengambilan sampel, penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel, amplifikasi D-loop mtdna dengan teknik

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 29 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik isolat bakteri dari ikan tuna dan cakalang 4.1.1 Morfologi isolat bakteri Secara alamiah, mikroba terdapat dalam bentuk campuran dari berbagai jenis. Untuk

Lebih terperinci

Epidemiologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi

Epidemiologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi Epidemiologi, Patotipe, dan Strategi Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tanaman Padi Sudir, B. Nuryanto, dan Triny S. Kadir Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya IX Sukamandi Subang E-mail:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap BAB III METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap penyiapan templat mtdna, amplifikasi fragmen mtdna pada daerah D-loop mtdna manusia dengan teknik PCR, deteksi

Lebih terperinci

DETEKSI ISOLAT PATOGEN HAWAR BAKTERI PADA KEDELAI ASAL JEMBER DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION

DETEKSI ISOLAT PATOGEN HAWAR BAKTERI PADA KEDELAI ASAL JEMBER DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION DETEKSI ISOLAT PATOGEN HAWAR BAKTERI PADA KEDELAI ASAL JEMBER DENGAN TEKNIK POLYMERASE CHAIN REACTION SKRIPSI Oleh Moh. Miftah Farid NIM. 091510501141 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Penyakit pada Padi di Nusa Tenggara Barat

Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Penyakit pada Padi di Nusa Tenggara Barat SUDIR ET AL.: KOMPOSISI DAN SEBARAN PATOTIPE XANTHOMONAS ORYZAE PADA PADI Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae, Penyakit pada Padi di Nusa Tenggara Barat Composition and Distribution

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR; BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar, langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah HVI mtdna

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyediaan Isolat dan Karakterisasi Bakteri Xanthomonas campestris 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan mulai Nopember 2011 sampai dengan Maret 2012 di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga Departemen

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional di masa yang akan datang dan mencukupi kebutuhan pangan Indonesia memerlukan peningkatan produksi padi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan PCR, terlebih dahulu dilakukan perancangan primer menggunakan program DNA Star. Pemilihan primer dilakukan dengan mempertimbangkan parameter spesifisitas,

Lebih terperinci

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi

Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Mengukur Serangan Penyakit Terbawah Benih (Hawar Daun) Pada Pertanaman Padi Penyakit hawar daun yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. Oryzae termasuk penyakit utama yang menyerang tanaman

Lebih terperinci

Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan

Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan ISSN: 0215-7950 Volume 10, Nomor 4, Agustus 2014 Halaman 119 125 DOI: 10.14692/jfi.10.4.119 Perkembangan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Tiga Varietas Padi Sawah yang Diinokulasi pada Beberapa Fase Pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu pengumpulan sampel berupa akar rambut, ekstraksi mtdna melalui proses lisis akar rambut, amplifikasi

Lebih terperinci

Ketahanan Genotipe Padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae Patotipe III, IV, dan VIII

Ketahanan Genotipe Padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae Patotipe III, IV, dan VIII Ketahanan Genotipe Padi terhadap Xanthomonas oryzae pv. oryzae Patotipe III, IV, dan VIII Untung Susanto dan Sudir Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi Subang Email: untungsus2004@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 39 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif. Penelitian membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan

Lebih terperinci

Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae di Sentra Produksi Padi di Sumatera Selatan

Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae di Sentra Produksi Padi di Sumatera Selatan Komposisi dan Sebaran Patotipe Xanthomonas oryzae pv. oryzae di Sentra Produksi Padi di Sumatera Selatan Sudir 1, Yoga A. Yogi 2, dan Syahri 2 1 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9 Sukamandi,

Lebih terperinci

Institut Pertanian Bogor 2) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3) Universitas Pattimura ABSTRAK

Institut Pertanian Bogor 2) Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3) Universitas Pattimura ABSTRAK APLIKASI TEKNIK METAGENOM DALAM EKSPLORASI AGENS HAYATI DAN INDUKSI RESISTENSI TERHADAP PENYAKIT KRESEK YANG DISEBABKAN OLEH XANTHOMONAS ORYZAE PV. ORYZAE PADA TANAMAN PADI APPLICATION OF METAGENONOMIC

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth III. MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Pengambilan sampel darah domba dilakukan di Kecamatan Koto Tengah Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober 2012. Amplifikasi gen Growth Hormone menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling 16 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling sel folikel akar rambut. Sampel kemudian dilisis, diamplifikasi dan disekuensing dengan metode dideoksi

Lebih terperinci

Hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu

Hawar daun bakteri (HDB) merupakan salah satu SUDIR DAN SUPRIHANTO: PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADA PADI Hubungan antara Populasi Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dengan Keparahan Penyakit Hawar Daun Bakteri pada Beberapa Varietas Padi Sudir

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Deteksi Fabavirus pada Tanaman Nilam Deteksi Fabavirus Melalui Uji Serologi Tanaman nilam dari sampel yang telah dikoleksi dari daerah Cicurug dan Gunung Bunder telah berhasil diuji

Lebih terperinci

KETAHANAN DUA PULUH SATU VARIETAS PADI TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI

KETAHANAN DUA PULUH SATU VARIETAS PADI TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI J. HPT Tropika. ISSN 1411-7525 168 J. HPT Tropika, 9(2) September 2009 Vol. 9, No. 2: 168 173, September 2009 KETAHANAN DUA PULUH SATU VARIETAS PADI TERHADAP PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI Heru Adi Djatmiko

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode 16 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu metode penelitian untuk membuat deskripsi,

Lebih terperinci

Uji Ketahanan Galur-galur Harapan Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Ras III, IV, dan VIII

Uji Ketahanan Galur-galur Harapan Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Ras III, IV, dan VIII Uji Ketahanan Galur-galur Harapan Padi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae) Ras III, IV, dan VIII Siti Yuriyah*, Dwinita W. Utami, dan Ida Hanarida Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium BIORIN (Biotechnology Research Indonesian - The Netherlands) Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi IPB. Penelitian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyiapan tanaman uji BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2010 Maret 2011. Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan, Fakultas Peternakan,

Lebih terperinci

Analisis Keragaman Genetik Isolat Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Jawa Barat dan Jawa Tengah Berdasarkan Analisis ARDRA Gen 16SrRNA

Analisis Keragaman Genetik Isolat Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Jawa Barat dan Jawa Tengah Berdasarkan Analisis ARDRA Gen 16SrRNA ISSN: 2339-2479 Volume 10, Nomor 2, April 2014 Halaman 53 60 DOI: 10.14692/jfi.10.2.53 Analisis Keragaman Genetik Isolat Bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae dari Jawa Barat dan Jawa Tengah Berdasarkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel; lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh; amplifikasi daerah D-loop

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7 individu udang Jari yang diambil dari Segara Anakan Kabupaten Cilacap Jawa Tengah.

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN. Tempat dan Waktu Penelitian. Bahan dan Alat Penelitian 14 METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Unit Pelayanan Mikrobiologi Terpadu, Bagian Mikrobiologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan

Lebih terperinci

PENGELOMPOKAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae ASAL SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN PADI GALUR ISOGENIK IRRI

PENGELOMPOKAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae ASAL SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN PADI GALUR ISOGENIK IRRI JURNAL AGROTEKNOS Maret 2012 Vol.2. No.1. hal. 41-49 ISSN: 2087-7706 PENGELOMPOKAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae ASAL SULAWESI TENGGARA MENGGUNAKAN PADI GALUR ISOGENIK IRRI Grouping Pathotype

Lebih terperinci

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI ( Xanthomonas oryzae pv. oryzae L.) PADA TANAMAN PADI DI WILAYAH SULAWESI SELATAN

ISOLASI DAN KARAKTERISASI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI ( Xanthomonas oryzae pv. oryzae L.) PADA TANAMAN PADI DI WILAYAH SULAWESI SELATAN ISOLASI DAN KARAKTERISASI PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI ( Xanthomonas oryzae pv. oryzae L.) PADA TANAMAN PADI DI WILAYAH SULAWESI SELATAN ANDI HERWATI Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian YAPIM Maros ABSTRACT

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Penelitian Metode Penelitian Isolasi dan Identifikasi Cendawan Patogen 14 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Percobaan dilaksanakan dari bulan Maret sampai bulan Juli 2012 di Laboratorium Mikologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan mikroorganisme antagonis sebagai agen pengendali hayati memberikan harapan baru untuk pengendalian hama pertanian terutama fungi yang bersifat patogen. Secara

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan dan Rumah Kaca University Farm, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

Reaksi Padi Hibrida Introduksi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hubungannya dengan Hasil Gabah

Reaksi Padi Hibrida Introduksi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hubungannya dengan Hasil Gabah Reaksi Padi Hibrida Introduksi terhadap Penyakit Hawar Daun Bakteri dan Hubungannya dengan Hasil Gabah Sudir 1 dan Bambang Sutaryo 2 1 Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 9, Sukamandi, Subang,

Lebih terperinci

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006 ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI BAGIAN GEN parc DENGAN METODE PCR PADA ISOLAT Salmonella typhi DARI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 2006 Hadi Sumitro Jioe, 2008. Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian. Penelitian ini dapat menerangkan

Lebih terperinci

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI GEN flic DENGAN METODE PCR UNTUK DETEKSI Salmonella typhi GALUR INDONESIA T. Robertus, 2007. Pembimbing I : Johan Lucianus, dr., M.Si. Pembimbing II : Ernawati Arifin Giri

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penyiapan Tanaman Uji Pemeliharaan dan Penyiapan Suspensi Bakteri Endofit dan PGPR 17 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor dan di Rumah Kaca, University Farm,

Lebih terperinci

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih

Gambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Isolasi dan perbanyakan sumber inokulum E. carotovora dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Lebih terperinci

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum Pendahuluan Polymerase Chain Reaction (PCR) adalah suatu teknik

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4 MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Genetika Molekuler Ternak, Bagian Pemuliaan dan Genetika Ternak, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian deskriptif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode B. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah sampel DNA koleksi hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Bahan

BAHAN DAN METODE. Bahan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Patologi Serangga, dan Laboratorium Fisiologi dan Toksikologi Serangga, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali I. PENDAHULUAN 1. Latar belakang Bawang merah (Allium cepa L. Aggregatum group) merupakan salah satu komoditas sayuran penting di Asia Tenggara karena seringkali digunakan sebagai bahan penyedap masakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut: BAB III METODE PENELITIAN Tahapan-tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: pengumpulan sampel, lisis terhadap sampel mtdna yang telah diperoleh, amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 19 3. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2010 di Laboratorium Mikrobiologi, Biokimia dan Bioteknologi Hasil Perairan Departemen Teknologi Hasil

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat 12 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Survei penyakit klorosis dan koleksi sampel tanaman tomat sakit dilakukan di sentra produksi tomat di daerah Cianjur, Cipanas, Lembang, dan Garut. Deteksi

Lebih terperinci

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI 1 ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI PENDAHULUAN Polimerase Chain Reaction (PCR) PCR adalah suatu reaksi invitro untuk menggandakan jumlah molekul DNA pada target tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mengangkat fenomena alam sebagai salah satu masalah dalam penelitian, sehingga dapat menerangkan arti

Lebih terperinci

Varietas Unggul Padi Tahan Hawar Daun Bakteri: Perakitan dan Penyebaran di Sentra Produksi

Varietas Unggul Padi Tahan Hawar Daun Bakteri: Perakitan dan Penyebaran di Sentra Produksi Wening et al.: Varietas Unggul Padi Tahan Hawar Daun Bakteri Varietas Unggul Padi Tahan Hawar Daun Bakteri: Perakitan dan Penyebaran di Sentra Produksi Developed Bacterial Leaf Blight Resistant Rice Variety:

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 18 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Pengujian Inokulasi Virus Tungro pada Varietas Hibrida dan Beberapa Galur Padi di Rumah Kaca Pengaruh Infeksi Virus Tungro terhadap Tipe Gejala Gambar 2 menunjukkan variasi

Lebih terperinci

KARAKTERISASI BEBERAPA ISOLAT Xanthomonas oryzae L. (PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI) PADA PADI

KARAKTERISASI BEBERAPA ISOLAT Xanthomonas oryzae L. (PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI) PADA PADI KARAKTERISASI BEBERAPA ISOLAT Xanthomonas oryzae L. (PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI) PADA PADI CHARACTERIZATION OF SOME ISOLATE Xanthomonas oryzae L. (CAUSE OF BACTERIAL LEAF BLIGHT) IN RICE Andi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN 14 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Konfirmasi bakteri C. violaceum dan B. cereus dilakukan dengan pewarnaan Gram, identifikasi morfologi sel bakteri, sekuensing PCR 16s rdna dan uji kualitatif aktivitas

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great

BAHAN DAN METODE. Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel tanaman nanas dilakukan di lahan perkebunan PT. Great Giant Pineapple (GGP) di Lampung Timur dan PT. Nusantara Tropical Farm, Lampung

Lebih terperinci

KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae, PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADI DI JAWA TIMUR

KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae, PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADI DI JAWA TIMUR KOMPOSISI DAN PENYEBARAN PATOTIPE Xanthomonas oryzae pv. oryzae, PENYEBAB PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI PADI DI JAWA TIMUR Sudir 1) dan Handoko 2) 1) Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Jl. Raya 12 Sukamandi

Lebih terperinci

DESAIN PRIMER SPESIFIK UNTUK MENGAMPLIFIKASI SEKUENSI GEN cfl (coronafacate ligase) PADA PATOGEN HAWAR BAKTERI YANG MENGINFEKSI KEDELAI SKRIPSI

DESAIN PRIMER SPESIFIK UNTUK MENGAMPLIFIKASI SEKUENSI GEN cfl (coronafacate ligase) PADA PATOGEN HAWAR BAKTERI YANG MENGINFEKSI KEDELAI SKRIPSI DESAIN PRIMER SPESIFIK UNTUK MENGAMPLIFIKASI SEKUENSI GEN cfl (coronafacate ligase) PADA PATOGEN HAWAR BAKTERI YANG MENGINFEKSI KEDELAI SKRIPSI Oleh : Riska Susilawati NIM. 081510501173 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Desember 2014. Isolasi dan karakterisasi penyebab penyakit dilakukan di Laboratorium Penyakit

Lebih terperinci

Karakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri

Karakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri Karakter Agronomi dan Ketahanan Beberapa Galur Pelestari Dihaploid terhadap Hawar Daun Bakteri Iswari S. Dewi 1*, Indrastuti A. Rumanti 2, Bambang S. Purwoko 3, dan Triny S. Kadir 2 1 Balai Besar Penelitian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Hawar Daun Bakteri (HDB)

TINJAUAN PUSTAKA. Hawar Daun Bakteri (HDB) 2 TINJAUAN PUSTAKA Hawar Daun Bakteri (HDB) Penyakit HDB merupakan penyakit utama padi sawah di Indonesia yang disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo). Menurut Ou (1985) penyakit HDB

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor

BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Bahan dan Alat Isolasi dan Uji Reaksi Hipersensitif Bakteri Penghasil Siderofor BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dari Oktober 2010

Lebih terperinci

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri 3 selama 1 menit, dan elongasi pada suhu 72 0 C selama 1 menit. Tahap terakhir dilakukan pada suhu 72 0 C selama 10 menit. Produk PCR dielektroforesis pada gel agarosa 1 % (b/v) menggunakan tegangan 70

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE. Pembiakan P. fluorescens dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor mulai bulan Februari

Lebih terperinci

KAJIAN MIKROBA RIZOSFER DI KAWASAN PERTANIAN ORGANIK KEBUN PERCOBAAN CANGAR PENDAHULUAN

KAJIAN MIKROBA RIZOSFER DI KAWASAN PERTANIAN ORGANIK KEBUN PERCOBAAN CANGAR PENDAHULUAN P R O S I D I N G 51 KAJIAN MIKROBA RIZOSFER DI KAWASAN PERTANIAN ORGANIK KEBUN PERCOBAAN CANGAR Restu Rizkyta Kusuma, Luqman Qurata Aini, dan Luthfiyyah Khoirunnisaa 1) Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan,

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK BIOMOLEKULER DAN KARAKTER PATOGENITAS TERHADAP PADI GALUR ISOGENIK INDRA KURNIAWAN SAPUTRA

IDENTIFIKASI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK BIOMOLEKULER DAN KARAKTER PATOGENITAS TERHADAP PADI GALUR ISOGENIK INDRA KURNIAWAN SAPUTRA IDENTIFIKASI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK BIOMOLEKULER DAN KARAKTER PATOGENITAS TERHADAP PADI GALUR ISOGENIK INDRA KURNIAWAN SAPUTRA DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri

Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung. Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur. Pemurnian isolat bakteri Lampiran 1. Skema Kerja Penelitian Pengambilan sampel tanah dari lahan tambang timah di Belitung Isolasi bakteri pengoksidasi besi dan sulfur Pemurnian isolat bakteri Karakteriasi isolat bakteri pengoksidasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan

BAHAN DAN METODE. Tabel 1 Kombinasi perlakuan yang dilakukan di lapangan 13 BAHAN DAN METODE Tempat dan waktu Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor serta di Laboratorium Bakteriologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat.

Varietas Padi Unggulan. Badan Litbang Pertanian. Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. AgroinovasI Varietas Padi Unggulan Gambar 1. Varietas Inpari 19 di areal persawahan KP. Sukamandi, Jawa Barat. Padi..semua sudah tak asing lagi dengan jenis tanaman pangan yang satu ini. Bila sudah diubah

Lebih terperinci

Koloni bakteri endofit

Koloni bakteri endofit Lampiran : 1 Isolasi Bakteri Endofit pada tanaman V. varingaefolium Tanaman Vaccinium varingaefolium Diambil bagian akar tanaman Dicuci (menghilangkan kotoran) Dimasukkan ke dalam plastik Dimasukkan ke

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

DAFTAR ISI. BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... i LEMBAR PERSETUJUAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv ABSTRAK... v ABSTRACT... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... x BAB

Lebih terperinci

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BAKTERI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK AMPLIFIED rdna RESTRICTION ANALYSIS (ARDRA) GEN 16S-rRNA

ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BAKTERI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK AMPLIFIED rdna RESTRICTION ANALYSIS (ARDRA) GEN 16S-rRNA ANALISIS KERAGAMAN GENETIK BAKTERI Xanthomonas oryzae pv. oryzae DENGAN TEKNIK AMPLIFIED rdna RESTRICTION ANALYSIS (ARDRA) GEN 16S-rRNA SHERRYN SUNNY ALBANNY DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di laboratorium dan rumah kaca Hama dan Penyakit dan rumah kaca Balai penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO), Bogor; pada bulan Oktober

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and 23 BAB III BAHAN DAN CARA KERJA A. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and Cancer Biology of the University of Indonesia (IHVCB-UI), Jl. Salemba

Lebih terperinci

SELEKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (ORYZA SATIVA) TERHADAP PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT HAWAR PELEPAH DAUN (RHIZOCTONIA SOLANI KHÜN)

SELEKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (ORYZA SATIVA) TERHADAP PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT HAWAR PELEPAH DAUN (RHIZOCTONIA SOLANI KHÜN) SELEKSI KETAHANAN BEBERAPA VARIETAS PADI (ORYZA SATIVA) TERHADAP PATOGEN PENYEBAB PENYAKIT HAWAR PELEPAH DAUN (RHIZOCTONIA SOLANI KHÜN) Ana F.C. Irawati 1 dan Sri Hartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian Penyediaan Isolat Fusarium sp. dan Bakteri Aktivator BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikologi, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, dan Laboratorium Mikrobiologi dan Kesehatan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas 13 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Bidang Proteksi Tanaman, serta Laboratorium Lapang Terpadu, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

Respons ketahanan berbagai galur padi rawa terhadap wereng cokelat, penyakit blas, dan hawar daun bakteri

Respons ketahanan berbagai galur padi rawa terhadap wereng cokelat, penyakit blas, dan hawar daun bakteri PROS SEM NAS MASY BIODIV INDON Volume 2, Nomor 1, Agustus 2016 ISSN: 2407-8050 Halaman: 85-92 DOI: 10.13057/psnmbi/m020117 Respons ketahanan berbagai galur padi rawa terhadap wereng cokelat, penyakit blas,

Lebih terperinci

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis ABSTRAK OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis Nia Oktriviany, 2009 Pembimbing I : Ernawati Arifin Giri Rachman, Ph.D Pembimbing serta I : Debbie Sofie Retnoningrum,

Lebih terperinci

II. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN II. METODE PENELITIAN 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1.1. Materi Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah botol sampel, cawan petri, tabung reaksi, labu Erlenmeyer, beaker glass, object

Lebih terperinci