BAB V KONSEPSI PRODUK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB V KONSEPSI PRODUK"

Transkripsi

1 BAB V KONSEPSI PRODUK 5.1 Tujuan Desain Perancangan sebuah produk yang dapat menjawab permasalahan pemanen di perkebunan teh tanpa melakukan perubahan mendasar pada sistem yang telah ada. Berupa komponen tambahan pada sistem yang telah ada sehingga tidak mengganggu hirarki dan struktural perkebunan. 5.2 Sasaran Desain Peningkatan dalam efektivitas perpindahan teh Peningkatan efisiensi dalam segi waktu dan dana Mencegah adanya penumpukan hasil panen Mencegah kerugian yang dihasilkan akibat pemetik yang harus mengantri untuk menimbang hasil petikannya di satu tempat Mempercepat proses perpindahan teh khususnya untuk teh hijau yang memerlukan waktu lebih sedikit untuk sampai pada awal proses pengolahan Berupa teknologi tepat guna Menguntungkan dan meningkatkan produksi teh 5.3 Konsep Produk Berupa produk mobile mengingat bahwa tiap pohon teh punya masa produksi. Sehingga produk yang statis tidak akan menjawab permasalahan yang ada. Alat transportasi baru berupa tambahan pada komponen pemanenan yang telah ada. 44

2 Berfungsi sebagai feeder hasil panen dari jalur tersier ke tempat penimbangan Frekuensi perpindahan hasil panen yang lebih cepat Menghapuskan tahap operasional pemetik mengangkut hasil panen ke pos penimbangan. Memiliki nilai ekonomis ( meningkatkan produktivitas panen ) Spesifikasi kendaraan disesuaikan untuk medan berat, lebar jalur sekunder, dan daya angkut Memiliki fasilitas penimbangan hasil panen sehingga proses penimbangan tidak macet di tempat penimbangan Pengembangan dilakukan pada masalah transportasi untuk mengangkut hasil panen teh dari ujung gang tersier ke tempat penimbangan. Pengembangan dilakukan berdasarkan studi banding dengan transportasi yang telah ada sebelumnya yaitu sepeda motor dan truk. Produk disesuaikan dengan efek yang ditimbulkannya terhadap lingkungan, sehingga produk haruslah berwawasan lingkungan serta tidak mengganggu aktivitas umum Dengan pertimbangan optimalisasi kerja, dikalkulasikan daya angkut yang optimal yaitu 400 kg. Jumlah tersebut didapat dari jumlah petikan 2 kelompok pemetik ( 200 orang ) dalam waktu 1 jam. Sehingga produk harus dapat menangani 2 kelompok pemetik. Batasan maksimal produk ditentukan dengan lebar 120 cm, dikarenakan lebar jalur gang tersier adalah 150 cm agar produk dapat bermanuver dengan leluasa di lapangan. Material produk dipilih substansi logam besi mengingat pemakaiannya untuk medan berat (off-road) Faktor keamanan menjadi salah satu faktor utama dan menjadi tolak ukur dari produk yang dikembangkan. 45

3 5.4 Batasan Desain Spesifikasi Teknis Untuk menghasilkan stabilitas kendaraan yang lebih baik, pemakaian mesin tengah adalah pertimbangan penting. Berikut adalah bermacam keuntungan yang didapatkan apabila menggunakan konfigurasi mesin tengah : Mesin Tengah / Mid Engine Stabilitas kendaraan lebih baik Distribusi bobot kendaraan terbagi dengan seimbang Traksi lebih baik Momen inersia kendaraan lebih rendah Gambar 5.1 Blocking produk (Sumber : Koleksi Penulis) 46

4 Analisis pemilihan basis kendaraan didasarkan pada berbagai pertimbangan seperti kemampuan angkut, kemampuan manuver, sudut putar, dan biaya operasional dari tiap tipe kendaraan. Sedangkan pemilihan sistem kendali antara setir dan setang didasarkan pada kemampuan angkut dan bermanuver produk. Tabel 5.1 Analisis pemilihan basis kendaraan berdasarkan jumlah roda (Sumber : Koleksi Penulis) 47

5 Tabel 5.2 Analisis pemilihan basis kendaraan berdasarkan sistem kendali (Sumber : Koleksi Penulis) Mesin Untuk pemakaian di wilayah perkebunan yang medannya berat diperlukan mesin yang mumpuni. Untuk itu ditentukan untuk mempergunakan mesin diesel dengan tipe OHV yang perawatannya cenderung mudah dan murah, tak lupa memiliki kemampuan untuk menggunakan biodiesel sesuai dengan semakin tingginya permintaan untuk menggunakan bahan bakar yang tidak berdampak lingkungan dewasa ini. Penentuan horse power dan torsi berperan penting dalam pemilihan mesin. 48

6 Gambar 5.2 Mesin Diesel Yanmar OHV 570cc Multifuel (Sumber : Berikut adalah spesifikasi mesin optimum yang dapat dmanfaatkan pada produk : 49

7 Sasis Sasis harus mempunyai karakteristik yang kuat karena pemakaian produk yang beroperasi di medan berat. Bentuk sasis disesuaikan dengan dimensi produk yang relatif kecil. Untuk mengatasi ini, sasis monokok dianggap tepat karena karakteristiknya yang menjadi satu dengan bodi maupun dengan keseluruhan wujud kendaraan. Dikarenakan penggunaan produk pada medan yang konturnya naik turun, tak dipungkiri ada kemungkinan produk terguling sehingga safety pengendara harus tetap diperhatikan. Oleh karena itu perlu didesain roll bar yang berfungsi mencegah cedera kepala saat berkendara. 50

8 Gambar 5.3 Rollbar sebagai pelindung pengendara apabila kendaraan terguling (Sumber : Transmisi Pemakaian produk adalah di medan berat dan tidak memerlukan kecepatan tinggi, hanya pada kecepata rendah dengan putaran mesin konstan sehingga pemakaian transmisi dipertimbangkan adalah otomatis menggunakan sistem CVT menimbang operasional produk tersebut. Suspensi Pemilihan suspensi didasarkan pada medan yang berat dan berbatu-batu, dipertimbangkan untuk menggunakan sistem suspensi dari basis ATV (all terrain vehicle) yang cukup mumpuni menangani medan sedemikian rupa. 51

9 Gambar 5.4 Suspensi ATV / all terrain vehicle (Sumber : Velg dan ban Ukuran velg berhubungan langsung dengan sudut manuver dan kelincahan kendaraan. Untuk pemakaian di lapangan perkebunan sempit dan banyak putaran akan lebih tepat untuk menggunakan velg dan ukuran ban yang kecil. Pemilihan ban menjadi pertimbangan penting terkait pemakaian produk untuk medan ekstrim. Penggunaan ban yang tepat tak lupa disesuaikan dengan berat muatan yang kemungkinan dibawa oleh produk. Gambar 5.5 Ban khusus offroad (Sumber : 52

10 Aspek engineering memegang peranan penting dalam penentuan spesifikasi teknis produk. Pertimbangan-pertimbangan yang ada adalah torsi mesin, kemampuan suspensi dan sebagainya. Hal ini terkait dengan pemakaian produk pada kontur yang naik turun hingga 40 derajat. Sehingga torsi mesin harus mumpuni agar kendaraan tidak terguling di medan miring. Gambar 5.6 Kemiringan sampai dengan 40 derajat pada kontur kebun teh (Sumber : Koleksi Penulis) Pertimbangan Desain Perilaku / Psikologi dan kultur masyarakat perkebunan Kondisi geografis perkebunan Kemampuan Industri Regulasi dan kebijakan pemerintah 53

11 5.4.3 Deskripsi Produk Judul Produk Nama Produk Fungsi Sasaran Pengguna Kriteria : Kendaraan Pengumpul Hasil Panen Teh : TEACROV / Tea Crop Gatherer Vehicle : Sebagai alat angkut hasil panen teh dari gang tersier dalam perkebunan ke tempat penimbangan : Efektivitas, efisiensi dan peningkatan produksi panen : Operator khusus perkebunan : Tepat guna, murah, mudah, sederhana, familiar, menguntungkan 5.5 Gagas Desain Kebutuhan sarana angkut yang dapat berfungsi sebagai komponen pengganti medium perpindahan hasil panen dari lapangan perkebunan ke tempat pengumpulan. Selain itu keberadaan produk dapat meningkatkan kinerja aktivitas di perkebunan. 5.6 Usulan Produk Usulan produk yang ditawarkan adalah berupa kendaraan bermotor yang beroda empat untuk keperluan mengumpulkan hasil panen teh secara kolektif. Konsep ini diharapkan dapat menjadi alternatif pemecahan masalah transportasi yang ada dan berupa produk yang bernuansa tepat guna. Penggunaan produk disarankan memiliki fungsi meinmbang hasil panen pemetik sehingga dapat memecahkan cabang kegiatan penimbangan yang macet di satu tahap menjadi lebih banyak lokasi penimbangan dan secara paralel. 54

12 5.7 Kebutuhan Desain Setelah melakukan proses analisis, berhubungan langsung dengan fungsi utama produk dan kebutuhan-kebutuhan lainnya, dapat diambil kesimpulan bahwa kebutuhan desainnya adalah sebagai berikut : - Ruang kemudi dan penumpang - Kursi pengemudi dan penumpang - Sistem kemudi - Kargo atau bagasi - Sistem mesin - Sistem sasis - Suspensi - Transmisi - Roda - Tangki bahan bakar - Knalpot - Handle dan footstep 5.8 Kriteria Desain Syarat-syarat umum yang harus bisa dipenuhi adalah : - Kemudahan penggunaan produk, sehingga pengoperasian dapat lebih ramah, tidak perlu pembelajaran lebih dalam sehingga dapat lebih efektif dan efisien - Sederhana dan praktis - Mampu beroperasi di medan berat - Kekuatan bahan dan material kokoh - Mudah alur pengoperasian dan perawatannya - Kapasitas angkut dan muatan optimal 55

13 5.9 Spesifikasi Desain - Dimensi ; panjang x lebar x tinggi : 280 x 120 x 180 cm - Bahan bakar diesel - Volume tangki bahan bakar +/- 15 liter - Mesin diesel tipe OHV 570 cc, 11 HP - Kapasitas penumpang maksimal 2 orang - Kapasitas muat barang 400 kg - Roda empat : velg D = 10 inchi, roda D = 50 cm 5.10 Citra Desain Pemakaian produk yang bersifat operasional sehari-hari dan bersifat mobile, menyebabkan produk haruslah berimej sederhana dan ramah. Sederhana dan ramah dapat menjadi tolak ukur produk dan menjadi keunggulan produk yakni kemudahan dalam mengoperasikan kendaraan. Dan lagi pemakaian produk yang berorientasi pada aktivitas pengguna dalam hirarki perkebunan, sehingga nantinya tidak akan menimbulkan permasalahan baru dalam hal operasi dan tidak membuat pengguna merasa repot Kedudukan Desain Produk harus dapat merepresentasikan harga yang kompetitif dan memiliki keuntungan dari produk-produk sejenis, baik dari segi harga maupun fungsi yang lebih baik. Harga produk yang kompetitif dapat menawarkan nilai jual yang lebih baik mengingat kebutuhan dan keunggulan produk yang ditawarkan dengan fungsi yang spesifik. Sehingga produk kompetitor misalnya ATV maupun Utility Vehicle akan dianggap kurang tepat oleh pengguna. 56

14 5.12 Analisa Aspek Desain Aspek User / Pengguna dan Hirarki Perkebunan Berikut adalah kriteria pengguna produk yang akan didesain : Jenis kelamin : Bebas Umur : 18 tahun ke atas Profesi : Pekerja perkebunan Kebiasaaan, perilaku, sifat : Bebas Kondisi sosial budaya : Bebas Tempat tinggal dan lingkungan sekitar : Bebas Agama : Bebas Karena penggunaan produk yang bersifat aditif atau tambahan pada sistem yang telah ada, maka diharapkan tidak terjadi perubahan hirarki dalam struktur kerja perkebunan, hal ini dikarenakan : Produk dioperasikan oleh operator khusus Tidak mengubah hirarki dan struktur karyawan, tiap karyawan yang telah ada sebelumnya akan berfungsi sebagaimana mestinya Terjadi penambahan karyawan operator / pengendara pada lahan operasional perkebunan. 57

15 Jenis Pemetik Mandor Petik Operator / Pengendara Produk Job Description Memetik teh panen Mengumpulkan teh per kg Mengontrol pemetikan Menjaga kualitas pemetikan Mengoperasikan kendaraan feeder Mengangkut hasil panen Pengendara Truk Angkut Mengangkut hasil panen dari tempat penimbangan dari lahan produksi ke pabrik Tabel 5.3 Job description pekerja operasional perkebunan (Sumber : Koleksi Penulis) Aspek Waktu dan Kapasitas Aspek waktu dan kapasitas angkut menjadi aspek yang diperhatikan menimbang bahwa produk harus dapat menjadi lebih unggul daripada cara konvensional saat ini. Berikut adalah estimasi perbandingan produksi dengan ukuran 20 orang pemetik : 58

16 ITEM KONVENSIONAL DENGAN KONSEP PRODUK Waktu perharinya Kerja 7 jam 7 jam Berat karung teh 10 kg 10 kg Kemampuan Panen 10 kg / jam 10 kg / jam Kemampuan Panen perharinya Waktu panen per individu 45 kg 80 kg 90 menit / rit 60 menit / rit Kapasitas perharinya Panen 900 kg 1600 kg Persentase Kapasitas Panen 100 % 177,78 % Tabel 5.4 Perbandingan Produksi dengan dan tanpa produk (Sumber : Koleksi Penulis) Untuk menentukan kapasitas muat kendaran yang optimal dihitung berdasarkan jumlah panen dalam satu jamnya. Dalam 1 kelompok mandor petik terdapat 20 orang pemetik yang berarti menghasilkan 200 kg dalam 1 jam, dimana 1 kelompok menangani 1 sektor. Maka pada 1 tempat penimbangan menangani 2 kelompok pemetik / 2 sektor. Apabila produk dipergunakan untuk 2 kelompok pemetik (2 sektor), muatan yang harus dipenuhi produk adalah minimal 400 kg ditambah toleransi menjadi 480 kg. 59

17 Maka volume bak produk yang maksimal adalah 1,728 m3 atau 48 karung. Berikut adalah alternatif penyusunan karung di dalam bak untuk susunan optimal (hanya 40 karung) : Alternatif 1 Gambar 5.7 Alternatif 1 susunan karung teh dalam bak kendaraan (Sumber : Koleksi Penulis) Susunan karung sedemikian rupa dapat memuat banyak karung dengan cara menumpuk ke atas, akan tetapi akan menyebabkan tinggi bak menjadi cenderung tinggi sehingga dapat berpengaruh pada stabilitas kendaraan. 60

18 Alternatif 2 Gambar 5.8 Alternatif 2 susunan karung teh dalam bak kendaraan (Sumber : Koleksi Penulis) Penyusunan seperti cara di atas cenderung lebih stabil dari pada alternatif 1 dikarenakan bobot yang tidak menyebar ke atas dan menyebabkan kendaraan oleng. Akan tetapi panjang bak akan sedikit bertambah karena penyusunan dengan 5 karung berderet ke belakang Aspek Ekonomi Untuk penentuan aspek ekonomi, didasarkan pada besar profit yang didapatkan saat penggunaan produk (Tabel 5.4). Besar profit yang meningkat sebesar 77,8 % (Profit semula [100%] dikurangi profit tambahan [77,8%] ), dipergunakan untuk melakukan transaksi pembelian produk sehingga pengelola perkebunan akan merasa aman untuk berencana membeli sekian unit produk. 61

19 Gambar 5.9 Proyeksi Ekonomis Produk Pada Tahun Pertama Penggunaan (Sumber : Koleksi Penulis) Biaya awal produk adalah biaya pembelian sekian unit produk sesuai kebutuhan perkebunan. Sehingga pada tahun pertama, profit tambahan sebesar 77,8 % belum sepenuhnya dinikmati pengusaha perkebunan. Akan tetapi pada tahun-tahun berikutnya, dengan biaya pembelian produk sudah tidak ada lagi (hanya biaya operasional dan perawatan produk) maka keuntungan 77,8 % dapat dinikmati secara penuh. Diperkirakan biaya pembelian produk dapat tertutupi setelah 5 tahun. Untuk mendapatkan perkiraan biaya produksi dilakukan proyeksi perkiraan harga tiap sistem yang dipergunakan produk. Berikut adalah tabel perkiraan biaya produksinya berdasarkan besar biaya tiap sistem : 62

20 No Item Biaya 1 Sistem mesin, transmisi, dan perlengkapannya Rp ,- 2 Sistem suspensi Rp ,- 3 Sasis, bodi, bak muat Rp ,- 4 Rem, velg, ban Rp ,- 5 Finishing dan lain-lain Rp ,- Total Rp ,- Tabel 5.5 Perkiraan biaya produksi produk (Sumber : Koleksi Penulis) Dengan target harga jual produk adalah Rp ,- diharapkan tidak terlalu memberatkan pengusaha perkebunan untuk melakukan investasi awal produk. Sehingga apabila produk dipergunakan untuk menangani 600 ha perkebunan teh, akan dibutuhkan 10 unit produk ( 1 unit produk menangani +/- 60 hektar ) yang akan menjadikan biaya investasi awal adalah Rp , Aspek Warna Penerapan warna disesuaikan dengan psikologi pengguna nantinya. Sebagai kenyamanan pengendara maupun individu lain yang berinteraksi dengan produk. Warna kebun teh yang dominan hijau dan kondisi iklim yang umumnya rendah dan kelembaban yang tinggi menjadi faktor penentu dalam pemilihan warna dominan produk. Tak lupa representasi sistem engineering dan kemampuan melewati medan berat harus tercantum pada wujud dan penampakan produk. Berikut adalah sekilas penjelasan mengenai warna dan kesan yang diberikan : Merah, menarik dan memberikan rangsangan, energi, kekuatan, gairah, api, kehidupan Ungu, mulia, tenang dan menyenangkan 63

21 Hitam, misterius, menggambarkan kekuatan negatif, menyerap energi, kekuatan negatif, dan bersifat melindungi Oranye, menarik, optimis, percaya diri, sosial, riang Emas, warna matahari, kaya dan berkesan hangat Perak, warna dari bulan, dingin dan tenang Hijau, mengurangi kelelahan, menenangkan, dan menyegarkan Biru, tenang, santai, kedamaian hati dan spiritual intellect Aspek Material Material yang digunakan pada produk terutama untuk kebutuhan angkutan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut : - Kuat dan tahan lama - Mempunyai usia penggunaan yang panjang - Mudah dalam proses produksi - Biaya yang efektif dalam proses produksi 1. Sasis Untuk material sasis dipergunakan bahan baja yang karakteristiknya kaku dan rigid, sehingga sesuai dengan kemampuan untuk mengangkut beban muatan dan untuk pemakaian di medan ekstrim / offroad. Karakteristik lainnya adalah tidak mudah melintir / tidak mudah dipuntir dan teknik penyambungan bisa dengan pengelasan sedehana. 2. Rangka bodi Rangka bodi dapat memanfaatkan jenis besi tubular berdiameter 3 cm. Jenis material ini dipilih karena kemudahannya dalam proses manufaktur dan kemudahan mendapatkannya di pasaran. Karakteristiknya ringan dan mudah diolah baik dari segi pengelasan maupun proses bending. 3. Body Material bodi mempergunakan fiberglass karna dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan desain tertentu. Metode produksi adalah dengan sistem 64

22 cetak sehingga mempermudah proses manufaktur. Karakteristik fiberglass adalah tahan lama, teknik cetak, ringan, dan kuat. 4. Bak muat Pemilihan material bak didasarkan pada kekuatan dan kemampuan dibuat profil pada bidang-bidang besar. Material besi plat dianggap cukup kuat untuk menampung beban optimal asal dibuat profil pada bidang yang agak besar agar memperkuat struktur dan kekuatannya Aspek Ergonomi Kajian ergonomi untuk produk lebih diarahkan pada kemudahan operasi. Kemudahan operasi mencakup : o Kemudahan pengendaraan Kajian ergonomi berpatok pada kemudahan operator dalam mengoperasikan produk. Ruang yang cukup bagi operator untuk mengoperasikan berbagai komponen dalam dek menjadi faktor utama. Batas antara kepala dan rollbar yang pas agar tidak mengganggu operasional mengemudi, saat masuk dan keluar dek. Interior dipasang bahan dan komponen yang tidak membahayakan. Tak lupa penggunaan interior yang tahan api. 65

23 Gambar 5.10 Data antropometri berkendara (Sumber : Tempat duduk pengemudi dirancang sesuai kebutuhan penumpang, tidak harus nyaman terkait pemakaiannya yang menuntut konsentrasi penuh dan merupakan aktivitas pekerjaan. Ruang pengemudi dirancang konfigurasinya agar tidak mengganggu jarak pandang optimal. Kelengkapan kontrol dan display untuk mengontrol kendaraan dan tombol-tombol pada jangkauan yang tepat. o Kemudahan memuat dan mengeluarkan muatan Ketinggian berbagai handel atau pegangan dibuat pas sehingga tidak menyulitkan pengguna saat mengeluarkan dan memasukkan muatan. Pertimbangannya adalah kegiatan bongkar muat yang cukup sering saat produk beroperasi. 66

24 Gambar 5.11 Data antropometri jarak jangkauan maksimal (Sumber : Untuk berbagai handel yang terintegrasi pada produk, ditentukan besar pegangan yang optimal agar tidak mengurangi kekuatan pegangan dan tentunya tidak menyulitkan pengguna. Gambar 5.12 Ukuran pegangan silinder yang tepat (Sumber : 67

25 Gambar 5.13 Perbandingan orang dengan konsep desain (Sumber : Koleksi Penulis) Lebar produk ditetapkan sebesar 120 cm. Ukuran lebar produk harus lebih kecil dari 150 cm lebar jalur agar dapat leluasa bergerak di gang tersier. Pertimbangan lain adalah masih ada ruang untuk manusia diantara produk dengan tepi gang tersier sehingga pengguna tidak kesulitan memasukkan muatan. Gambar 5.14 Lebar optimal produk dengan jalur (Sumber : Koleksi Penulis) 68

26 Aspek Perawatan / Maintenance Untuk menunjang kemudahan perawatan produk, penggunaan mesin yang umum di pasaran dan biaya perawatan yang mudah dan murah diaplikasikan. Untuk tipe mesin diesel tipe OHV cukup mudah perawatannya dibandingkan dengan mesin diesel dengan sistem yang berbeda. Kemudahan perawatan juga ditunjang dengan penerapan warna yang berbeda untuk tiap fungsi semisal tangki bensin, tutup oli dan sebagainya. 69

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi serta kemajuan di bidang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi serta kemajuan di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan teknologi serta kemajuan di bidang industri terutama dalam bidang permesinan, berbagai alat diciptakan untuk mempermudah dan menambah

Lebih terperinci

KENDARAAN PENGUMPUL HASIL PANEN TEH

KENDARAAN PENGUMPUL HASIL PANEN TEH KENDARAAN PENGUMPUL HASIL PANEN TEH (Tea Crop Gatherer Vehicle / TEACROV) Disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Akhir Desain Produk Oleh: Pierre Yohanes E Lubis 17503029 Pembimbing: Drs.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 ATV (All Terrain Vehicle) ATV (All Terrain Vehicle) adalah sebuah kendaraan dengan penggerak mesin menggunakan motor bakar, mengunakan pula rangka khusus yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah

BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ. produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Setelah BAB III PEMILIHAN TRANSMISI ATV DENGAN METODE PAHL AND BEITZ 3.1 MetodePahldanBeitz Perancangan merupakan kegiatan awal dari usaha merealisasikan suatu produk yang kebutuhannya sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1. Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transportasi menjadi bagian yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai jenis transportasi yang ada sekarang sering dimanfaatkan untuk mengangkut barang

Lebih terperinci

tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan

tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang mobil urban ini di buat secara khusus dengan melihat regulasi yang ada dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mobil urban adalah kendaraan yang di desain irit bahan bakar dengan tampilan menyerupai mobil penumpang pada saat ini hanya saja ukurannya yang jauh lebih kecil karena

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (Direktorat Jendral Perhubungan Darat, 1998). Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat Jendral

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI Suspensi

BAB II DASAR TEORI Suspensi digilib.uns.ac.id BAB II DASAR TEORI 2. 1. Suspensi Suspensi adalah suatu sistem yang berfungsi meredam kejutan, getaran yang terjadi pada kendaraan akibat permukaan jalan yang tidak rata. Suspensi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini kita semua mengetahui bahwa kebutuhan transportasi di perkotaan semakin meningkat, sehingga jumlah kendaraan bermotor jenis kendaraan roda dua maupun roda

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI EFEKTIFITAS PENGGUNAAN CVT (CONTINUES VARIABLE TRANSMISSION) PADA MICROCAR RODA TIGA UNTUK PARA PENYANDANG CACAT KAKI Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Abstrak. Penelitian

Lebih terperinci

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan

CASIS GEOMETRI RODA. Sistem starter, pengapian, sistem penerangan, sistem tanda dan sistem kelengkapan tambahan Rangka CASIS GEOMETRI RODA 1. Komponen kendaraan Motor : Blok motor dan kepala silinder serta perlengkapannya sistem bahan bakar bensin atau diesel Casis : 1. Sistem kemudi 2. Pegas dan peredam getaran

Lebih terperinci

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN 8.1 Kesimpulan 8.1.1 Perancangan Interior yang Ergonomis Perancangan interior yang ergonomis adalah sebagai berikut : Kursi Depan Tinggi alas duduk : 280 mm Lebar alas duduk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara maupun bersifat lama atau biasa

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam BAB II PEMBAHASAN MATERI 2.1 Mesin Pemindah Bahan Mesin pemindah bahan merupakan bagian terpadu perlengkapan mekanis dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam disebabkan oleh

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani, hasil statistik bps (Badan Pusat Statistik) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota

BAB I PENDAHULUAN. Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam wilayah suatu negara akan ada kota yang sangat besar, ada kota yang cukup besar, ada kota sedang dan ada kota kecil. Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia

Lebih terperinci

PRESS RELEASE NO: KTB PR MFTBC/REL-006/III/ March Mitsubishi New Fuso FI1217 Andalan Baru Tanpa Lawan

PRESS RELEASE NO: KTB PR MFTBC/REL-006/III/ March Mitsubishi New Fuso FI1217 Andalan Baru Tanpa Lawan Mitsubishi New Fuso FI1217 Andalan Baru Tanpa Lawan Sebagai TRUK NO. 1 DI INDONESIA, inovasi menjadi salah satu kunci utama dari Mitsubishi FUSO untuk dapat terus mempertahankan posisi pemimpin pasar kendaraan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR

DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR DESAIN KERETA SAMPING sebagai SOLUSI PENINGKATAN KAPASITAS ANGKUT pada SEPEDA MOTOR Cindy Hermawati Jurusan Desain Produk Industri, FTSP ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp./Fax (031) 5931147

Lebih terperinci

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR UNTUK PEMULA JENJANG II BERBASIS Direktorat Pembinaan Kursus Dan Pelatihan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat

Lebih terperinci

teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. kendaraan antara 220 cm dan 350 cm. (Regulasi IEMC 2014)

teknologi yang menggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan. kendaraan antara 220 cm dan 350 cm. (Regulasi IEMC 2014) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini semua pabrikan otomotif di dunia berlomba-lomba untuk membuat produk otomotif yang hemat bahan bakar dan atau menggunakan bahan bakar alternative selain minyak

Lebih terperinci

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada

BAB IV HASIL & PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada BAB IV HASIL & PEMBAHASAN 4.1 Hasil Perancangan Komponen Utama & Komponen Pendukung Pada Rangka Gokart Kendaraan Gokart terdiri atas beberapa komponen pembentuk baik komponen utama maupun komponen tambahan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan

TINJAUAN PUSTAKA. rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan TINJAUAN PUSTAKA Pemanenan Hasil Hutan Pemanenan kayu menurut Conway (1987) adalah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang dimaksudkan untuk mempersiapkan dan memudahkan pengeluaran kayu dari hutan ketempat

Lebih terperinci

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Parkir Berdasarkan Keputusan Dirjen Perhubungan Darat Nomor : 272/HK.105/DJRD/96 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir menyebutkan parkir adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi energi di sektor transportasi dari tahun ke tahun telah meningkat secara signifikan, sehingga diperlukan upaya untuk mendapatkan sistem transportasi yang hemat

Lebih terperinci

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2)

ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2) ASPEK PERANCANGAN BODI KENDARAAN (2) 2. Ergonomi adalah suatu ilmu yang membahas kelebihan dan keterbatasan manusia, dan secara sistematis dan memanfaatkan tersebut untuk tujuan perancangan teknik, sehingga

Lebih terperinci

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i

3.2. Prosedur pengujian Untuk mengetahui pengaruhnya perbanding diameter roller CVT Yamaha mio Soul, maka perlu melakukan suatu percobaan. Dalam hal i BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Tahap Pengujian Sepeda Motor Yamaha Mio Soul Tune Up Roller CVT Diameter 15mm Roller CVT Diameter 16mm Roller CVT Diameter 17mm Variasi Putaran Mesin Pengukuran Daya

Lebih terperinci

Nama: Ernawati NIM : HONDA BRIO SATYA Spe sifikasi. Mesin. Diameter x Langkah (mm): 73x Perbandingan Kompresi : 10.

Nama: Ernawati NIM : HONDA BRIO SATYA Spe sifikasi. Mesin. Diameter x Langkah (mm): 73x Perbandingan Kompresi : 10. Nama: Ernawati NIM : 201311150 HONDA BRIO SATYA 2015 Spe sifikasi Mesin Diameter x Langkah (mm): 73x 71.6 Perbandingan Kompresi : 10.2:1 Jumlah/Tipe Silinde r :4 Kapasitas Silinder (CC): 1.198 Sistem Bahan

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD

Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software CAD Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi Desain dan Simulasi Frame dan Bodi Kendaraan Konsep Urban Menggunakan Software *Agus Mukhtar, Yuris Setyoadi, Aan Burhanuddin Jurusan

Lebih terperinci

CB14B. Roller Utilitas. Lebar pemadatan 900 mm (35") 1000 mm (39") Berat operasi kg (lb) 1485 (3274) 1520 (3351)

CB14B. Roller Utilitas. Lebar pemadatan 900 mm (35) 1000 mm (39) Berat operasi kg (lb) 1485 (3274) 1520 (3351) CB14B Roller Utilitas R Lebar pemadatan 900 mm (35") 1000 mm (39") Berat operasi kg (lb) 1485 (3274) 1520 (3351) Engine diesel Kohler KDW1003 16,8 kw (22,5 hp) KEUNGGULAN PRODUKTIVITAS DI AREA SEMPIT JARAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Sementara itu fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking)

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK

BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK BAB III PROSES PERANCANGAN ROLLER CONVEYOR DI PT. MUSTIKA AGUNG TEKNIK 3.1 Pengertian Perancangan Perancangan memiliki banyak definisi karena setiap orang mempunyai definisi yang berbeda-beda, tetapi intinya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini menggunakan mist blower merek Yanmar tipe MK 15-B. Sistem yang digunakan pada alat tersebut didasarkan oleh hembusan aliran udara berkecepatan tinggi. Oleh karena

Lebih terperinci

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA

MODUL POWER THRESHER. Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA MODUL POWER THRESHER Diklat Teknis Dalam Rangka Upaya Khusus (UPSUS) Peningkatan Produksi Pertanian dan BABINSA KEMENTERIAN PERTANIAN BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN 2015 Sesi Perontok

Lebih terperinci

New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH

New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH New Mitsubishi Fuso Tractor Head FV51 JH (KTB), Authorized Distributor Kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi Fuso Truck & Bus Corporation (MFTBC) mulai

Lebih terperinci

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN INDRA IRAWAN - 075524046 ALAT PENGANGKAT CRANE Crane adalah alat pengangkat yang pada umumnya dilengkapi dengan drum tali baja, tali baja dan rantai yang dapat digunakan untuk mengangkat dan menurunkan

Lebih terperinci

BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK

BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK BAB II KONSTRUKSI MESIN PENGHANCUR PLASTIK 2.1. Teori Dasar Kontruksi Mesin Penghacur Plastik Ilmu kontruksi mesin adalah ilmu merancang, menyusun, membuat, mencoba, dan memelihara mesin-mesin. Dalam prakteknya,

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA ANALISA PENGARUH BENTUK PROFIL PADA RANGKA KENDARAAN RINGAN DENGAN METODE ELEMEN HINGGA Didi Widya Utama dan Roby Department of Mechanical Engineering, Universitas Tarumanagara e-mail: didi_wu@hotmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang padat penduduk dan dikenal dengan melimpahnya sumber daya alam. Tidak bisa kita pungkiri dengan kenyataan seperti itu rakyat Indonesia

Lebih terperinci

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK

PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK PERANCANGAN RANGKA GOKAR LISTRIK Hafidz Ammar Haryono Putro 1), Stenly Tangkuman 2), Michael Rembet 3) Jurusan Teknik Mesin Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Tujuan Penelitian ini untuk mendapatkan sebuah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya.

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan pulang-pergi dengan menggunakan sepeda motor setiap harinya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepeda motor adalah salah satu alat transportasi yang sedang banyak digemari oleh masyarakat di indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah pengendara sepeda motor mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSATAKA Abstrak Alat transportasi sekarang ini sudah merupakan kebutuhan yang sangat penting sehingga tanpa alat transportasi banyak kegiatan yang tidak dapat berjalan dengan semestinya bahkan berhenti total.

Lebih terperinci

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI

ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI BAB IV ANALISIS DAN KONSEP PENGEMBANGAN KOMPONEN DINDING PREFABRIKASI Penelitian sistem prefabrikasi ini berawal dari terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat akan tempat tinggal, yang terjangkau dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri otomotif saat ini berlangsung pesat seiring kemajuan teknologi dan tingkat persaingan di antara kompetitor perusahaan otomotif dalam menciptakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Parkir Parkir adalah lalu lintas berhenti yang ditinggal pengemudi saat mencapai suatu tempat tujuan dengan jangka waktu tertentu. Perilaku pengendara kendaraan bermotor memiliki

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Urbanisasi merupakan fenomena yang dialami oleh kota-kota besar di Indonesia khususnya. Urbanisasi tersebut terjadi karena belum meratanya pertumbuhan wilayah terutama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ketentuan Umum Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara sedang berhenti dengan pengemudi tidak meninggalkan kendaraannya (Direktorat

Lebih terperinci

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS

RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS PKMT-2-1-1 RANCANG ULANG WHEELBARROW YANG ERGONOMIS DAN EKONOMIS Mirta Widia, Mia Monasari, Vera Methalina Afma, Taufik Azali Jurusan Teknik Industri, Universitas Andalas, Padang ABSTRAK Perancangan wheelbarrow

Lebih terperinci

V.HASIL DAN PEMBAHASAN

V.HASIL DAN PEMBAHASAN V.HASIL DAN PEMBAHASAN A.KONDISI SERASAH TEBU DI LAHAN Sampel lahan pada perkebunan tebu PT Rajawali II Unit PG Subang yang digunakan dalam pengukuran profil guludan disajikan dalam Gambar 38. Profil guludan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL

BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL BAB III METODOLOGI KAJI EKSPERIMENTAL 3.1 DESKRIPSI PERALATAN PENGUJIAN. Peralatan pengujian yang dipergunakan dalam menguji torsi dan daya roda sepeda motor Honda Karisma secara garis besar dapat digambarkan

Lebih terperinci

Kendaraan Niaga yang Terlengkap & Terbaik Hadir di Booth MFTBC The 20 th IIMS 2012

Kendaraan Niaga yang Terlengkap & Terbaik Hadir di Booth MFTBC The 20 th IIMS 2012 Kendaraan Niaga yang Terlengkap & Terbaik Hadir di Booth MFTBC The 20 th IIMS 2012 (KTB), Authorized Distributor Kendaraan Mitsubishi di Indonesia dari Mitsubishi Motors Corporation (MMC) dan Mitsubishi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sepeda adalah kendaraan beroda yang memiliki setang, tempat duduk dan pengayuh yang digerakkan dengan kaki untuk menjalankannya (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Sepeda

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. WAKTU DAN TEMPAT Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Desember 2011 dan dilaksanakan di laboratorium lapang Siswadhi Soepardjo (Leuwikopo), Departemen

Lebih terperinci

Bar Cutter STRONG. Overview. Specification

Bar Cutter STRONG. Overview. Specification STRONG CATALOG 2015 Our Products Bar Cutter STRONG Untuk memotong besi beton polos dan ulir Meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan konstruksi Long lasting dan high durability Pisau memiliki 8 mata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat

BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN. Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat BAB IV PERALATAN YANG DIGUNAKAN Pada setiap pelaksanaan proyek konstruksi, alat-alat menjadi faktor yang sangat signifikan dalam menentukan proses pelaksanaan pekerjaan tersebut dengan baik, benar, dan

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR. Gottlieb Daimler dan Wihelm Maybach Reitwagen Sepeda Pertama di Dunia Sepeda Motor Pertama di Indonesia...

DAFTAR GAMBAR. Gottlieb Daimler dan Wihelm Maybach Reitwagen Sepeda Pertama di Dunia Sepeda Motor Pertama di Indonesia... DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gottlieb Daimler dan Wihelm Maybach...10 Reitwagen Sepeda Pertama di Dunia...10 Sepeda Motor Pertama di Indonesia...11 Sepeda Motor Moped dan Bebek..12

Lebih terperinci

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR

ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR ANALISA ERGONOMI KANOPI SEPEDA MOTOR Akmal Asari 1), Hari Purnomo 2), M. Ridlwan 3) 1, 3) Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN

IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN IV. PERANCANGANDAN PEMBUATAN INSTRUMENTASI PENGUKURAN SLIP RODA DAN KECEPATAN 4.1. Kriteria Perancangan Pada prinsipnya suatu proses perancangan terdiri dari beberapa tahap atau proses sehingga menghasilkan

Lebih terperinci

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34

Gambar 15. Gambar teknik perontok padi hasil rancangan (O-Belt Thresher) 34 V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prototipe Perontok Padi Tipe Pedal Hasil Rancangan (O-Belt Thresher) Prototipe perontok padi ini merupakan modifikasi dari alat perontok padi (threadle thresher) yang sudah ada.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Transmisi Transmisi yaitu salah satu bagian dari sistem pemindah tenaga yang berfungsi untuk mendapatkan variasi momen dan kecepatan sesuai dengan kondisi jalan dan kondisi pembebanan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB III METODE PEMBUATAN BAB III METODE PEMBUATAN 3.1. Metode Pembuatan Metodologi yang digunakan dalam pembuatan paratrike ini, yaitu : a. Studi Literatur Sebagai landasan dalam pembuatan paratrike diperlukan teori yang mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk hidup yang diciptakan dengan tubuh yang memiliki bagian dengan fungsinya masing-masing untuk menunjang kehidupan. Tubuh manusia juga

Lebih terperinci

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material

Definisi ilmu seni memindahkan menyimpan melindungi mengontrol/ mengawasi material Definisi 1. Material handling adalah ilmu dan seni memindahkan, menyimpan, melindungi, dan mengontrol/ mengawasi material. 2. Material handling merupakan penyediaan material dalam jumlah yang tepat, pada

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan transporter tandan buah segar tipe trek kayu dapat dilihat pada Gambar 39. Transporter ini dioperasikan oleh satu orang operator dengan posisi duduk. Besar gaya

Lebih terperinci

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian:

Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Lampiran 1. Spesifikasi traktor pengujian Spesifikasi Traktor Pengujian Adapun spesifikasi traktor yang digunakan dalam penelitian: Merk/Type Kubota B6100 Tahun pembuatan 1981 Bahan bakar Diesel Jumlah

Lebih terperinci

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Membawa anak menggunakan motor merupakan hal yang lazim di Indonesia mengingat populasi penggunaan motor di Indonesia mencapai angka penjualan tertinggi ke-3

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2014 TENTANG ANGKUTAN JALAN I. UMUM Dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan telah diatur ketentuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL RANCANGAN DAN KONSTRUKSI 1. Deskripsi Alat Gambar 16. Mesin Pemangkas Tanaman Jarak Pagar a. Sumber Tenaga Penggerak Sumber tenaga pada mesin pemangkas diklasifikasikan

Lebih terperinci

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc

LOGO. Mohamad Fikki Rizki NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Ir Nyoman Sutantra,Msc,PhD Yohanes.ST,MSc LOGO Analisa Kinerja Sistem Transmisi pada Kendaraan Multiguna Pedesaan untuk Mode Pengaturan Kecepatan Maksimal Pada Putaran Maksimal Engine dan Daya Maksimal Engine Mohamad Fikki Rizki NRP. 2110105011

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK

PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Jurnal Elemen Volume 4 Nomor 1, Juni 2017 ISSN : 2442-4471 PERANCANGAN SISTEM KEMUDI MANUAL PADA MOBIL LISTRIK Kurnia Dwi Artika 1, Rusuminto Syahyuniar 2, Nanda Priono 3 1),2) Staf Pengajar Jurusan Mesin

Lebih terperinci

EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI

EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI EVALUASI DAN PERANCANGAN ULANG RUANG KEMUDI DAN PENUMPANG MOBIL KANCIL BERDASARKAN PRINSIP ERGONOMI Dr. Bagus A., ir. M.Eng, Thedy Yogasara, ST., M.EngSc, dan Shirley Wulansatya Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk BAB II PENEKATAN PEMECAHAN MASALAH A. Kajian Tentang Alat/Mesin Pengerol Pipa Alat/mesin pengerol pipa merupakan salah satu alat/mesin tepat guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan

Lebih terperinci

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat,

Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat, BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Ketentuan Umum Dalam pedoman teknis penyelenggaraan fasilitas parkir (Ditjen Hubdat, 1996), terdapat beberapa pengertian tentang parkir sebagai berikut ini. 1. Parkir adaiah

Lebih terperinci

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL

IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 458/MPP/Kep/7/2003 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 458/MPP/Kep/7/2003 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 458/MPP/Kep/7/2003 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA IMPOR BUS KOTA DAN PERKOTAAN DALAM KEADAAN BUKAN BARU MENTERI PERINDUSTRIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan nasional Indonesia sangat tergantung pada kualitas sumber daya manusia. Salah satu unsur kualitas sumber daya manusia adalah tingkat kesehatan, baik kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Berbagai proses pemesinan dilakukan guna mengubah bahan baku BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi seperti saat ini, persaingan-persaingan dalam pembuatan suatu produk menjadi semakin meningkat. Berbagai proses

Lebih terperinci

BAB II TINJUAN PUSTAKA

BAB II TINJUAN PUSTAKA BAB II TINJUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Parkir Menurut Direktur Jendral Darat (1998), keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang bersifat sementara, sedang berhenti adalah keadaan tidak bergerak suatu

Lebih terperinci

Sistem Suspensi pada Truck

Sistem Suspensi pada Truck Sistem Suspensi pada Truck Halaman 1 dari 4 Fungsi utama sistem suspensi pada kendaraan adalah mendukung berat kendaraan untuk diteruskan ke tanah (ground). Fungsi lain adalah melindungi badan kendaraan

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEKANISME DAN PENGATUR POSISI DUDUKAN KURSI RODA PADA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0

PERANCANGAN MEKANISME DAN PENGATUR POSISI DUDUKAN KURSI RODA PADA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0 TUGAS AKHIR PERANCANGAN MEKANISME AN PENGATUR POSISI UUKAN KURSI ROA PAA KEMIRINGAN LINTASAN 30 0 RONNY HARVEY M NRP 2103 100 068 osen Pembimbing: Prof.r.-ing I Made Londen Batan M.Eng JURUSAN TEKNIK MESIN

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab IV - Pengumpulan dan Pengolahan Data BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Data Umum PT STI PT STI adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pembuatan spare part, machinery, engineering,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Surabaya, Juli 2017

KATA PENGANTAR. Surabaya, Juli 2017 KATA PENGANTAR Kontes Mobil Hemat Energi (KMHE) merupakan kegiatan yang diadakan untuk menguji kemampuan merancang dan membangun kendaraan yang aman, irit dan ramah lingkungan. KMHE ini merupakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, semua aspek mengalami perkembangan dan perubahan. Perkembangan dan perubahan terjadi dari bagian yang paling kecil sampai yang paling

Lebih terperinci

VII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang

VII. TATA LETAK PABRIK. Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang VII. TATA LETAK PABRIK A. Tata Letak Alat dan Pabrik Tata letak pabrik adalah tempat kedudukan dari bagian-bagian pabrik yang meliputi tempat bekerja karyawan, tempat penyimpanan bahan baku, dan produk

Lebih terperinci

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR

BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR BAB I KOMPONEN UTAMA SEPEDA MOTOR Sepeda motor terdiri dari beberapa komponen dasar. Bagaikan kita manusia, kita terdiri atas beberapa bagian, antara lain bagian rangka, pencernaan, pengatur siskulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai salah satu negara yang berbasis pertanian umumnya memiliki usaha tani keluarga skala kecil dengan petakan lahan yang sempit. Usaha pertanian ini terutama

Lebih terperinci

ALAT DAN MESIN PANEN PADI

ALAT DAN MESIN PANEN PADI ALAT DAN MESIN PANEN PADI Sejalan dengan perkembangan teknologi dan pemikiran-pemikiran manusia dari jaman ke jaman, cara pemungutan hasil (panen) pertanian pun tahap demi tahap berkembang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI III - 1

BAB III METODOLOGI III - 1 BAB III METODOLOGI Perencanaan underpass di persimpangan Jl.Kapt.Sudibyo-Jl.K.S.Tubun dan Jalan Rel ini memerlukan banyak kajian yang harus ditinjau. Maka untuk mempermudah langkah-langkah penyusunan Tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi saat ini menuntut masyarakat untuk mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Sektor transportasi merupakan hal mutlak untuk mempermudah mobilisasi penduduk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat

3.1. Waktu dan Tempat Bahan dan Alat III. METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga bulan September 2011 bertempat di Bengkel Teknik Mesin Budidaya Pertanian, Leuwikopo dan lahan percobaan Departemen Teknik

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang

BAB III LANDASAN TEORI. Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Satuan Ruang Parkir Menurut Departemen Jendral Perhubungan Darat (1998), Satuan ruang parkir adalah ukuran luas efektif untuk meletakkan suatu kendaraan (mobil penumpang, bus/truk,

Lebih terperinci

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA

ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA SIDANG TUGAS AKHIR ANALISA DESAIN STRUKTUR DAN KESTABILAN SUSPENSI PASSIVE PADA SMART PERSONAL VEHICLE 2 RODA Disusun oleh Yonathan A. Kapugu (2106100019) Dosen pembimbing Prof. Ir. IN Sutantra, M.Sc.,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 129/MPP/Kep/4/2000

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 129/MPP/Kep/4/2000 KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 129/MPP/Kep/4/2000 TENTANG IMPOR MESIN, PERALATAN MESIN DAN BARANG MODAL DALAM KEADAAN BUKAN BARU MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebuah kendaraan yang baik tentunya adalah sebuah kendaraan yang dapat difungsikan sesuai dengan apa yang menjadi konsep dari awal mula kendaraan tersebut dibuat.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Parkir Kata parkir berasal dari kata park yang berarti taman. Menurut kamus bahasa Indonesia, parkir diartikan sebagai tempat menyimpan. Menurut Hobbs (1995), parkir

Lebih terperinci