BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR
|
|
- Hartono Kartawijaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN BAGIAN BAGIAN CONVEYOR Dalam pabrik pengolahan CPO dengan kapasitas 60 ton/jam TBS sangat dibutuhkan peran bunch scrapper conveyor yang berfungsi sebagai pengangkut janjangan kosong, tanpa adanya bunch scrapper conveyor maka proses pengolahan CPO tidak bisa berjalan dengan efektif dan efisiean. Oleh sebab itu perlu adanya pembuatan bunch scrapper conveyor untuk mengangkut janjangan kosong. Janjangan kosong yang dihasilkan dari pabrik dengan kapasitas 60 Ton/jam adalah ± 20%, Maka perlu dibuat Conveyor dengan kapasitas 10 Ton/jam. Lokasi conveyor berada diluar bangunan pabrik, panjang conveyor 40 m sesuai dengan tempat yang tersedia, sudut kemiringan 25 menyesuaikan ketinggian hopper/penampungan, kecepatan ditentukan 1,2 m/sec karena kalau terlalu cepat maka janjangan kosong akan terlempar/lompat dari conveyor. Sebelum Analisa & menghitung bagian bagian scraper conveyor saya akan menjelaskan dengan membandingkan kenapa perlu mengganti system pemindahan janjangan kosong yang semula menggunakan alat berat diganti dengan system conveyor 61
2 Tabel 4.1 Perbandingan sebelum dan sesudah pembuatan scraper conveyor ITEM SEBELUM MENGGUNAKAN CONVEYOR SESUDAH MENGGUNAKAN CONVEYOR A Biaya pembelian Alat berat Biaya pembuatan Conveyor 1 unit JCB Telehandler 1,097,100,000 1 Unit Conveyor 379,000,000 1 lot Support 144,000,000 1 lot Hopper 185,000,000 Total 1,097,100,000 Total 708,000,000 Sumber daya B manusia Sumber daya manusia Memerlukan Operator/ tenaga kerja Tidak memerlukan operator/ tenaga dengan upah per bulan Rp. 5,000,000 kerja untuk pemindahan janjangan kosong C Bahan Bakar Power / Bahan Bakar Memerlukan Bahan bakar ( solar ) perbulan liter ( 1500 ltr x = Rp ,000,-) Power / listrik untuk menggerakan conveyor diambil dari sisa pembangkit dari turbin D Pemindahan janjangan kosong ke Truk Memerlukan waktu 15 Menit untuk pengisian ke truk Pemindahan janjangan kosong ke Truk Memerlukan waktu 5 menit untuk pengisian ke truk E Kebersihan Kebersihan Lingkungan pabrik kotor karena janjangan kosong menumpuk di sekitar mesin apabila terlambat memindahkan janjangan kosong ke truk Lingkungan pabrik lebih bersih karena janjangan kosong langsung di tampung ke Hopper Untuk berlangsungnya kelancaran pengoperasian Bunch scrapper conveyor dengan baik atau sesuai dengan yang direncanakan, maka perlu dilakukan perhitungan dan pemilihan bahan yang akan digunakan pada bunch scrapper conveyor, adapun Spesifikasi komponen yang harus diperhitungkan dalam pembuatan conveyor sebagai berikut : Kapasitas conveyor yang diinginkan = 10 Ton/jam 62
3 Kecepatan conveyor = 1,2 m/s Panjang Conveyor (H) = 40 meter Lokasi dan temperatur Lokas = Outdoor Temperatur = Spesifikasi material angkut Nama = Janjangan kosong kelapa sawit Density material (γ) = 270 kg/m 3 Inclinasi = Perhitungan Scraper Conveyor Kapasitas conveyor tergantung pada berat muatan tiap meter panjang mesin q (kg/m), dan kecepatan pemindahan v (m/sec). Jika kapasitas angkut adalah sebesar qv (kg/det), maka berat muatan tiap meter panjang mesin adalah : Berat muatan per meter Berat muatan per meter conveyor dihitung dari rumus kapasitas conveyor yang selanjutnya digunakan untuk menghitung berat per meter rantai dan scraper. 63
4 = 2,31 kg/m Berat per meter rantai dan scrapper Berat per meter rantai dan scraper harus dicari supaya bisa menghitung kekuatan tarikan rantai dan untuk menghitung nilai tersebut diperlukan nilai berat muatan per meter (q) dan faktor penyesuain (K) dengan harga K = 0,5 s/d 0,6 untuk rantai tunggal, dan 0,6 s/d 0,8 untuk rantai ganda ( Ari Joewonoconveying equipment), maka dipilih nilai K=0,6 karena menggunakan rantai tunggal. qo = k.q k = 0.6 qo = 0.6 x 2,31 = 1,38 kg/m Tarikan pada rantai Pada rantai terpasang roda (menggunakan bantalan luncur) yang bergerak pada guide ways. Faktor tahanan gesek gerak antara material, dinding dan dasar talang pada roda W l = 0,6, faktor tahanan gerak untuk rantai yang dipakai pada scraper conveyor W r= 0,25 64
5 Pada rantai terpasang roda dengan menggunakan bantalan luncur yang bergerak pada guide ways maka tarikan pada rantai dapat dihitung sebagai berikut : S2 S1 DRIVE S3 S4 (LOADING) S5 (UNLOADING) S6 Tarikan S1 pada titik 1, dimana rantai meninggalkan sprocket dengan beban 300 kg sesuai dengan berat awal jatuhnya janjangan kosong ke conveyor Tarikan pada titik 2 (S 2 ) S 2 = S 1 + qo. L 1,2.W r = , ,25 = kg Tarikan pada titik 3 (S 3 ) S 3 = 1,07.S 2 = 1, = 337,24 kg Tarikan pada titik 4 (S 4 ) S 4 = S 3 + qo. L 3,4. W r = 337,24 + 1, ,25 = 337,94 kg 65
6 Tarikan pada titik 5 (S 5 ) S 5 = S 4 + qo. L 4,5. W r = 337,94 + 1, ,25 = 348,98 kg Tarikan pada titik 6 (S 6 ) S 6 = S 5 + qo. L 5,6. W r = 348,98 + 1, ,25 = 350,67 kg Tarikan Maksimum : 350,67 kg Tarikan maksimum tiap rantai : 0,6. 350,67 = 210,4 kg Rantai yang dipilih harus mempunyai tarikan ijin 210,4 kg Dari perhitungan tersebut ditentukan jenis rantai merk premier dengan kekuatan tarik 3600 kg dan rantai ini sering dipakai untuk conveyor ditempat lain. 4.2 Perhitungan Pipa Scrapper Pipa menggunakan bahan baja konstruksi standar JIS G 4501 S40C dengan kekuatan tarik ( 55 kg/mm 2 dengan diameter luar (D o ) 89 mm, Diameter dalam pipa (D I ) 80 mm dengan berat jenis ( ) = 7, 85 x pemilihan ini berdasarkan jenis pipa yang sudah dipakai diconveyor tempat lain. 66
7 4.2.1 Tegangan geser yang diizinkan untuk bahan Untuk menghindari kegagalan material dalam menghadapi pembebanan, besarnya tegangan yang terjadi tidak boleh melebihi dari kekuatan struktur material, untuk itu tegangan geser ijin bahan harus diperhitungkan sebagai berikut: Maka : = 3,055 kg/mm Berat satu pipa V d (kg) Pipa yang dipakai menggunakan pipa 3 Schedule 40 karena lebih murah harganya, lebih ringan dari pipa 3 schedule 80 sehingga rantai tidak cepat rusak. V d = ( ) Diketahui : - Berat jenis ( γ) = 7,8 x
8 - Diameter luar pipa (D o ) = 89 mm - Diameter dalam pipa (D i ) = 80 mm - Panjang pipa (P) = 500 mm Maka : V d = ( ) = 7,85 x 10-6 ( ) x 500 = 7,85 x 10-6 x 1194 x 500 = 4,68 kg Jika jumlah pipa conveyor Z b adalah 66 pcs, jadi jumlah berat pipa keseluruhan G (kg) adalah: G = V d x Z b Diketahui : - Berat satu pipa (V d ) = 4,68 kg - Jumlah Pipa (Z b ) = 66 Pcs Maka : G = 4,68 x 62 = 308,8 kg 68
9 4.2.3 Kekuatan Lengkung Pipa ( ) Untuk menjaga keamanan pipa diperlukan pemeriksaan kekuatan lengkung karena adanya dorongan dari janjangan kosong / beban yang karena tarikan rantai adapun kekuatan lengkung pipa ( ) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Diketahui : - Berat beban W = 0,575 kg - Diameter luar pipa (D o ) = 89 mm - Diameter dalam pipa (D i ) = 80 mm - Panjang pipa (P) = 500 mm Maka : = 0, kg/mm 2 Apabila ( 0, kg/mm 2 3,055 kg/mm 2 ) maka aman untuk digunakan. 4.3 Daya Rencana, Sproket dan Rantai Dalam pembuatan bunch scrapper conveyor daya yang harus dibutuhkan harus dilakukan koreksi, karena adanya tumbukan sedang, berdasarkan tabel
10 faktor koreksi ( f c ) sebesar 1,2 2,0 diambil 1,35 karena dari hasil perhitungan yang paling mendekati dengan kapasitas motor yang ada dipasaran. Adapun perhitunganya sebagai berikut : Daya yang direncanakan ( P d ) P d = f c x P ( kw ) Dimana : P = daya yang ditransmisikan 5,5 kw f c = Faktor koreksi 1,35 maka : P d = 5,5 x 1,35 = 7,5 kw Maka dipilih Electro motor dengan daya 7,5 kw dan jenis tersebut banyak dijumpai dipasaran Putaran Sprocket Conveyor Diameter sprocket (D) ditentukan 380 mm, supaya didapatkan putaran sprocket rpm sesuai standart dan ukuran sprocket tersebut sama seperti conveyor di tempat lain, dari data tesebut maka putaran sproket konveyor yang didapat adalah : Diketahui : - Kecepatan konveyor (v) = 1,2 m/s - Diameter sproket (D) = 380 mm = 0,38 m ) 70
11 Maka : = 60 rpm Dari hasil perhitungan diatas rpm yanng dihasilkan sudah memenuhi standart yaitu antara rpm, selanjutnya data tersebut digunakan untuk menghitung jumlah gigi sprocket Jumlah Gigi Sprocket Dengan daya pada conveyor (P d ) = 7,5 kw dan putaran sproket konveyor (n) = 60 rpm, maka dipilih rantai dengan rangka tunggal, dengan jarak bagi rantai (p) = mm. Diameter sproket di posisi penggerak dan yang digerakan dengan ukuran yang sama yaitu 380 mm hal ini dilakukan supaya mudah dalam pemasangan dudukan rantai dan janjangan kosong lebih mudah ditarik scraper, sehingga jumlah gigi sprocket pada conveyor adalah : 71
12 Diketahui : - Kecepatan angkat (v) = 1,2 m/detik - Jarak bagi rantai (P) = mm - Putaran conveyor (n) = 60 rpm maka : Pcs Diameter Jarak Bagi Sprocket Diameter jarak sprocket berkaitan dengan rantai, sehingga diameter jarak bagi sprocket ( DP ) dapat dihitung dengan rumus : DP = P/sin (180 0 / Z ) Diketahui : - Jarak bagi rantai (P) = mm - Jumlah gigi sprocket (Z) = 11 Pcs Maka : 72
13 4.3.5 Diameter kepala sprocket ( D k ) Diameter kepala sprocket dihitung untuk mengetahui diameter terluar sprocket, maka D k dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : { } { } Diameter Naf Maximum ( D Bmax ) Diameter Naf maximum dihitung untuk mengetahui Nilai batas maksimum lubang diameter Naf pada sprocket. { } { } Diameter Naf maximum yang diijinkan 243 mm, sehingga sprocket bisa patah apabila diameter naf melebihi batas tersebut, ini dikarenakan semakin besar diameter naf semakin tipis ketebalan sprocket. 73
14 4.3.7 Perhitungan Panjang Rantai Jarak sumbu conveyor ditentukan dari center to center sprocket (h) 40 m dan diameter Sprocket (Ds) 0.38 m, maka panjang rantai yang diperlukan dan jumlah mata rantai dapat dihitung sebagai berikut : Pr = h x 2 + π x Ds Dimana : h = jarak sumbu poros ( 40 m ) Ds = Diameter sprocket ( 0,38 m ) Maka : Pr = 40 x 2 + 3,14 x 0,38 = ,19 =81,19 m Jadi total panjang satu rangakain rantai pada scraper conveyor dibulatkan menjadi 82 m = mm. 4.4 Perhitungan Diameter Poros Poros (As) dengan daya rencana ( P d ) 7,5 kw dengan putaran 60 rpm mendapat beban puntir dan diperkirakan pula akan dikenakan beban lentur. 74
15 4.4.1 Momen puntir Momen puntir yang terjadi pada poros dipengaruhi oleh putaran motor conveyor, momen puntir tersebut dicari untuk menentukan diameter conveyor. ( ) kg.mm Tegangan Geser yang diizinkan Dengan memperhatikan bahan poros untuk tegangan tarikan dari baja paduan S45C, sesuai tabel 2.1, tegangan tarik baja σ B = 58 kg/mm 2, untuk baja paduan Sf 1 = 6. Selanjutnya karena poros tersebut akan diberi alur pasak maka konsentrasi tegangan cukup tinggi dan dimasukan faktor Sf 2 dengan harga 1.3~3, dimana nilai 1,7 diambil sebagai nilai tengahnya. Sehingga tegangan geser yang diizinkan untuk bahan tersebut adalah : Dan dari hasil yang didapat dari perhitungan, maka besar diameter poros (d s ) bisa dihitung. 75
16 4.4.3 Diameter Poros (d s ) Dengan ketentuan diatas, maka dapat dicari diameter poros yang dibutuhkan, karena adanya diameter poros dapat mempengaruhi jarak pemakaian poros yang terpisah jauh serta dihubungkan oleh transmisi rantai. Diameter poros (d s ) yang diizinkan tidak boleh kurang dari 55 mm. Ini diperoleh melalui perhitungan seperti dibawah ini : [ ] [ ] [ ] \ Dimana : τ a = Tegangan geser yang diijinkan ( 5,7 kg/mm 2 ) C b = Faktor koreksi karena adanya beban tumbukan berat (1.2~2,3) diambil 1,2 karena material yang dibawa termasuk beban ringan K t = Faktor koreksi karena adanya tumbukan yang besar ( ) diambil 1.5 karena material yang dibawa termasuk beban ringan T = Momen puntir (121250) 4.5 Perhitungan Pasak Fungsi pasak adalah untuk menghubungkan antara dua elemen mesin antara poros dan naf, sehingga terjadi pengaluran momen antara dua komponen 76
17 tersebut. Pasak memiliki sifat sederhana, dapat diandalkan, mudah digunakan (dipasang dan dibongkar) dan murah pembuatannya. Dengan mengetahui daya rencana yang dihitung pada perhitungan poros serta mengetahui putaran poros dan juga torsi (T) diketahui pada perhitungan poros, maka gaya tangensial pada permukaan poros (F t ), Lebar pasak, tebal dan panjang pasak dapat dihitung sebagai berikut : Diketahui : T = kg/mm2 Ds = 55 mm Gaya Tangensial Gaya tangensial F ( berupa gaya geser ) yang timbul karena putaran poros yang digerakan oleh motor dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : F t = T/(Ds/2) F t = / (55/2) F t = 4409 kg 77
18 4.5.2 Lebar, Tebal dan panjang pasak Untuk menentukan ukuran pasak, pertama kita lakukan penghitungan secara rumus kemudian setelah dapat nilai dari perhitungan kita cocokan dengan pendekatan tabel pasak seperti yang ditunjukan pada tabel 4.1 Tabel 4.1. Pemilihan Pasak ( Ref. Sularso) Diameter Poros Penampang Pasak Poros Lebar (b) Tebal (h) Panjang (L) Lebar (b) = d/4 = 55/4 = 13,75 mm Sesuai tabel diatas yang mendekati dengan diameter poros 55 mm, maka Lebar pasak (b) diperoleh 15 mm Tebal (h) = 2/3 x b = 2/3 x 13,75 = 9,1 mm 78
19 Sesuai tabel 4.1 yang mendekati dengan diameter poros 55 mm, maka Tebal pasak (h) diperoleh 10 mm. Panjang (l) = 0,75 x ds = 0,75 x 55 = 41,25 mm Sesuai tabel 4.1 yang mendekati dengan diameter poros 55 mm, maka panjang pasak diperoleh 40 mm. Setelah menghitung & melihat tabel maka disimpulkan ukuran pasak tersebut adalah Lebar (b) 15 mm x Tebal (h) 10 mm x panjang (L) 40 mm. 4.6 Perencanaan Bantalan Berdasarkan kapasitas angkut Bunch scrapper 10 Ton/jam dan diameter poros (ds) 55 mm serta tabel 2.7, maka bantalan dengan pengecilan diameter poros pada pemasangan bantalan didapat : No. Bantalan = 6009 Diameter dalam (d) Diameter luar (D) = 45 mm = 68 mm Lebar bantalan (B) = 15 mm Kapasitas nominaldinamisspesifik (C) = 1640 kg Kapasitas nominal statis spesifik (C o ) = 1320 kg 79
20 Hasil Ringkasan Spesifikasi Conveyor kapasitas 10 Ton/Jam dengan panjang 40 m, kecepatan 1,2 m/s dengan sudut kemiringan 25 Sbb: NO DESCRIPTION KET A Pipa pengangkut Janjangan Kosong 1 Panjang pipa (P) 500 mm 2 Diameter Luar (Do) 89 mm 3 Jumlah Pipa (zb) 66 pcs B Sprocket 1 Diameter Sprocket (Ds) 380 mm 2 Diameter jarak bagi sprocket (D p ) 362,8 mm 3 Diameter kepala sprocket (D k ) 406,98 mm 4 Jumlah gigi sprocket (Z) 11 C Rantai 1 Jarak bagi rantai (P) 101,6mm 2 Jumlah mata rantai(lp) 798 mm 3 Jarak sumbu poros dalam jml mata rantai 399 mm D Poros 1 Diameter poros (Ds) 55 mm E Pasak 1 Lebar pasak (b) 13,75 mm 2 Tebal pasak (b) 9,1 mm 3 Panjang pasak (L) 41,25 mm F Bantalan 1 Nomor bantalan Diameter dalam (d) 45 mm 3 Diameter Luar (D) 68 mm 4 Lebar bantalan (B) 15 mm 5 Kapasitas nominal dinamis spesifikasi (C) 1640 kg 6 Kapasitas nominal statis spesifikasi (Co) 1320 kg - 80
Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR
BAB III PERHITUNGAN BAGIAN-BAGIAN UTAMA CONVEYOR 3.1 Data Perancangan Spesifikasi perencanaan belt conveyor. Kapasitas belt conveyor yang diinginkan = 25 ton / jam Lebar Belt = 800 mm Area cross-section
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1. TINJAUAN PUSTAKA Potato peeler atau alat pengupas kulit kentang adalah alat bantu yang digunakan untuk mengupas kulit kentang, alat pengupas kulit kentang yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. Gambaran Umum Mesin pemarut adalah suatu alat yang digunakan untuk membantu atau serta mempermudah pekerjaan manusia dalam hal pemarutan. Sumber tenaga utama mesin pemarut adalah
Lebih terperinciBAB III ANALISA PERHITUNGAN
BAB III ANALISA PERHITUNGAN 3.1 Data Informasi Awal Perancangan Gambar 3.1 Belt Conveyor Barge Loading Capasitas 1000 Ton/Jam Fakultas Teknoligi Industri Page 60 Data-data umum dalam perencanaan sebuah
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN. = 280 mm = 50,8 mm. = 100 mm mm. = 400 gram gram
BAB III PERANCANGAN 3.. Perencanaan Kapasitas Perajangan Kapasitas Perencanaan Putaran motor iameter piringan ( 3 ) iameter puli motor ( ) Tebal permukaan ( t ) Jumlah pisau pada piringan ( I ) iameter
Lebih terperinciPOROS dengan BEBAN PUNTIR
POROS dengan BEBAN PUNTIR jika diperkirakan akan terjadi pembebanan berupa lenturan, tarikan atau tekanan, misalnya jika sebuah sabuk, rantai atau roda gigi dipasangkan pada poros, maka kemungkinan adanya
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Keuntungan: Mampu meneruskan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 14. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar mesin sortasi buah manggis hasil rancangan dapat dilihat dalam Bak penampung mutu super Bak penampung mutu 1 Unit pengolahan citra Mangkuk dan sistem transportasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN Pada rancangan uncoiler mesin fin ini ada beberapa komponen yang perlu dilakukan perhitungan, yaitu organ penggerak yang digunakan rancangan ini terdiri dari, motor penggerak,
Lebih terperinciTRANSMISI RANTAI ROL 12/15/2011
TRANSMISI RANTAI ROL Penggunaan: transmisi sabuk > jarak poros > transmisi roda gigi Rantai mengait pada gigi sproket dan meneruskan daya tanpa slip perbandingan putaran tetap Mampu meneruskan daya besar
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN Perencanaan Kapasitas Penghancuran. Diameter Gerinda (D3) Diameter Puli Motor (D1) Tebal Permukaan (t)
BAB III PERANCANGAN 3.1. Perencanaan Kapasitas Penghancuran Kapasitas Perencanaan : 100 kg/jam PutaranMotor : 1400 Rpm Diameter Gerinda (D3) : 200 mm Diameter Puli Motor (D1) : 50,8 mm Tebal Permukaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Kapasitas Alat pencacah Plastik Q = 30 Kg/jam 30 kg = jam x 1 jam 60 menit = 0,5 kg/menit = 500 gr/menit Dimana : Q = Kapasitas mesin B. Perencanaan Putaran Pisau Jika
Lebih terperinciBAB VI POROS DAN PASAK
BAB VI POROS DAN PASAK Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersamasama dengan putaran. Peranan utama dalam transmisi seperti itu dipegang
Lebih terperinciPERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM
KARYA AKHIR PERANCANGAN CAKE BREAKER SCREW CONVEYOR PADA PENGOLAHAN KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS PABRIK 60 TON TBS PER JAM SURANTA GINTING 025202007 KARYA AKHIR YANG DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU
Lebih terperinciIV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :
A. POROS UTAMA IV. ANALISIS TEKNIK Menurut Sularso dan K. Suga (1997), untuk menghitung besarnya diameter poros yang digunakan adalah dengan menentukan daya rencana Pd (kw) dengan rumus : Pd = fcp (kw)...
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi
BAB II DASAR TEORI Dasar teori yang digunakan untuk pembuatan mesin pemotong kerupuk rambak kulit adalah sistem transmisi. Berikut ini adalah pengertian-pengertian dari suatu sistem transmisi dan penjelasannya.
Lebih terperinciKopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti
Kopling tetap adalah suatu elemen mesin yang berfungsi sebagai penerus putaran dan daya dari poros penggerak ke poros yang digerakkan secara pasti (tanpa terjadi slip), dimana sumbu kedua poros tersebut
Lebih terperinciLampiran 1 Analisis aliran massa serasah
LAMPIRAN 84 85 Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah 1. Aliran Massa Serasah Tebu 3 a. Bulk Density serasah tebu di lahan, ρ lahan = 7.71 kg/m b. Kecepatan maju mesin, Vmesin = 0.3 m/s c. Luas penampang
Lebih terperinciPENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya
IV. PENDEKATAN RANCANGAN 4.1. Kriteria Perancangan Perancangan dynamometer tipe rem cakeram pada penelitian ini bertujuan untuk mengukur torsi dari poros out-put suatu penggerak mula dimana besaran ini
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat
BAB II LANDASAN TEORI.. Pengertian Umum Kebutuhan peralatan atau mesin yang menggunakan teknologi tepat guna khususnya permesinan pengolahan makanan ringan seperti mesin pengiris ubi sangat diperlukan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Alat Pencacah plastik Alat pencacah plastik polipropelen ( PP ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk mencacah akan menghasikan serpihan. Alat pencacah ini memiliki
Lebih terperinciSKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM
SKRIPSI PERANCANGAN BELT CONVEYOR PENGANGKUT BUBUK DETERGENT DENGAN KAPASITAS 25 TON/JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dibuat Oleh : Nama : Nuryanto
Lebih terperinciBahan poros S45C, kekuatan tarik B Faktor keamanan Sf 1 diambil 6,0 dan Sf 2 diambil 2,0. Maka tegangan geser adalah:
Contoh soal: POROS:. Tentukan diameter sebuah poros bulat untuk meneruskan daya 0 (kw) pada putaran 450 rpm. Bahan diambil baja dingin S45C. Solusi: Daya P = 0 kw n = 450 rpm f c =,0 Daya rencana = f c
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :
BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN 3. Metode Penelitian Metode penelitian yang dipakai dalam perancangan ini adalah metode penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS
PERENCANAAN MESIN PENGADUK UDANG NAGET OTOMATIS (1) Sobar Ihsan, (2) Muhammad Marsudi (1)(2) Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Islam Kalimantan MAB Jln. Adhyaksa (Kayutangi)
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN
BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN Pada tahap perancangan mesin Fitting valve spindle pada bab sebelumnya telah dihasilkan rancangan yang sesuai dengan daftar kehendak. Yang dijabarkan menjadi beberapa varian
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Perencanaan Tabung Luar Dan Tabung Dalam a. Perencanaan Tabung Dalam Direncanakan tabung bagian dalam memiliki tebal stainles steel 0,6, perencenaan tabung pengupas
Lebih terperinciBAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN. panjang 750x lebar 750x tinggi 800 mm. mempermudah proses perbaikan mesin.
BAB IV PROSES, HASIL, DAN PEMBAHASAN A. Desain Mesin Desain konstruksi Mesin pengaduk reaktor biogas untuk mencampurkan material biogas dengan air sehingga dapat bercampur secara maksimal. Dalam proses
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN
PERENCANAAN MESIN BENDING HEAT EXCHANGER VERTICAL PIPA TEMBAGA 3/8 IN Dani Prabowo Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta E-mail: daniprabowo022@gmail.com Abstrak Perencanaan ini
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM
MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik KURNIAWAN
Lebih terperinciJumlah serasah di lapangan
Lampiran 1 Perhitungan jumlah serasah di lapangan. Jumlah serasah di lapangan Dengan ketinggian serasah tebu di lapangan 40 cm, lebar alur 60 cm, bulk density 7.7 kg/m 3 dan kecepatan maju traktor 0.3
Lebih terperinciSISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS
SISTEM MEKANIK MESIN SORTASI MANGGIS Perancangan dan pembuatan mekanik mesin sortasi manggis telah selesai dilakukan. Mesin sortasi manggis ini terdiri dari rangka mesin, unit penggerak, unit pengangkut,
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:
BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT 4.1 Perhitungan Rencana Pemilihan Motor 4.1.1 Data motor Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah: Merek Model Volt Putaran Daya : Multi Pro :
Lebih terperinciMESIN PERUNCING TUSUK SATE
MESIN PERUNCING TUSUK SATE NASKAH PUBLIKASI Disusun : SIGIT SAPUTRA NIM : D.00.06.0048 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 013 MESIN PERUNCING TUSUK SATE Sigit Saputra,
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN
BAB IV PERHITUGA DA HASIL PEMBAHASA Pada proses perancangan terdapat tahap yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan suatu perancangan, yaitu tahap perhitungan. Perhitungan di lakukan untuk menentukan
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA 3.1 Perancangan awal Perencanaan yang paling penting dalam suatu tahap pembuatan hovercraft adalah perancangan awal. Disini dipilih tipe penggerak tunggal untuk
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:
BAB II DASAR TEORI 2.1 Daya Penggerak Secara umum daya diartikan sebagai suatu kemampuan yang dibutuhkan untuk melakukan sebuah kerja, yang dinyatakan dalam satuan Watt ataupun HP. Penentuan besar daya
Lebih terperinciPERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON OLEH : RAMCES SITORUS NIM : 070421006 FAKULTAS
Lebih terperinciPERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS TEKNIK DEPARTEMEN TEKNIK MESIN MEDAN TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara Kerja Alat Cara kerja Mesin pemisah minyak dengan sistem gaya putar yang di control oleh waktu, mula-mula makanan yang sudah digoreng di masukan ke dalam lubang bagian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Konsep perencanaan komponen yang diperhitungkan sebagai berikut: a. Motor b. Reducer c. Daya d. Puli e. Sabuk V 2.2 Motor Motor adalah komponen dalam sebuah kontruksi
Lebih terperinciPERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS
PERANCANGAN DAN ANALISIS KOMPONEN PROTOTIPE ALAT PEMISAH SAMPAH LOGAM DAN NON LOGAM OTOMATIS Nama :Bayu Arista NPM : 21412385 Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : 1. Dr. Rr.
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM
PERENCANAAN MESIN PENGIRIS PISANG DENGAN PISAU (SLICER) VERTIKAL KAPASITAS 120 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S-1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciPERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK
PROS ID I NG 0 1 HASIL PENELITIAN FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN MOTORCYCLE LIFT DENGAN SISTEM MEKANIK Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Tamalanrea
Lebih terperinciBAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :
BAB III TEORI PERHITUNGAN 3.1 Data data umum Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut : 1. Tinggi 4 meter 2. Kapasitas 4500 orang/jam
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR. Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah
BAB IV PERHITUNGAN DIMENSI UTAMA ESKALATOR 4.1 Sketsa rencana anak tangga dan sproket Dari gambar 3.1 terlihat bahwa daerah kerja atau working point dalam arah horizontal adalah sebesar : A H x 1,732 A
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Dari konsep yang telah dikembangkan, kemudian dilakukan perhitungan pada komponen komponen yang dianggap kritis sebagai berikut: Tiang penahan beban maksimum 100Kg, sambungan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Berikut proses perancangan alat pencacah rumput gajah seperti terlihat pada diagram alir: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan Perencanaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjelasan umum mesin Mesin adalah alat mekanik atau elektrik yang mengirim atau mengubah energi untuk melakukan atau membantu pelaksanaan tugas manusia. Dalam hal ini, mesin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Mesin Press Mesin press adalah salah satu alat yang dapat digunakan untuk membentuk dan memotong suatu bahan atau material dengan cara penekanan. Proses kerja daripada
Lebih terperinciBAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN
19 BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN 31 Diagram Alur Proses Perancangan Proses perancangan mesin pengupas serabut kelapa seperti terlihat pada diagram alir berikut ini: Mulai Pengamatan dan Pengumpulan
Lebih terperinciBAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT
BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT Pada pembahasan dalam bab ini akan dibahas tentang faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pembuatan dan perakitan alat, gaya-gaya yang terjadi dan gaya yang dibutuhkan.
Lebih terperinciPERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG
PERENCANAAN SERTA PEMBUATAN PELAMPUNG DAN SISTEM BELT PERUBAH PUTARAN PADA PROTOTIPE TURBIN AIR TERAPUNG SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik SYAMSUL SIMANJUNTAK
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM
SKRIPSI ANALISIS KEMBALI BELT CONVEYOR BARGE LOADING DENGAN KAPASITAS 1000 TON PER JAM Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Noor
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM
PERENCANAAN MESIN PENGUPAS KULIT KEDELAI DENGAN KAPASITAS 100 KG/JAM SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S.T) Pada Program Studi Teknik Mesin Fakultas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian pengelasan secara umum a. Pengelasan Menurut Harsono,1991 Pengelasan adalah ikatan metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilakukan dalam keadaan lumer atau cair.
Lebih terperinciMESIN PEMINDAH BAHAN
TUGAS SARJANA MESIN PEMINDAH BAHAN PERENCANAAN LIFT UNTUK KEPERLUAN GEDUNG PERKANTORAN BERLANTAI SEPULUH Oleh : R O I M A N T A S. NIM : 030421007 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK
Lebih terperinciBAB IV DESIGN DAN ANALISA
BAB IV DESIGN DAN ANALISA Pada bab ini penulis hendak menampilkan desain turbin air secara keseluruhan mulai dari profil sudu, perhitungan dan pengecekan kekuatan bagian-bagian utama dari desain turbin
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 1. Roda Gigi Dengan Poros Sejajar.
BAB II DASAR TEORI 2.1 Roda Gigi Roda gigi digunakan untuk mentransmisikan daya besar dan putaran yang tepat. Roda gigi memiliki gigi di sekelilingnya, sehingga penerusan daya dilakukan oleh gigi-gigi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Mesin Pan Granulator Mesin Pan Granulator adalah alat yang digunakan untuk membantu petani membuat pupuk berbentuk butiran butiran. Pupuk organik curah yang akan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TIORI
BAB II LANDASAN TIORI 2.1. Prinsip Kerja Mesin Pemecah Kedelai Mula-mula biji kedelai yang kering dimasukkan kedalam corong pengumpan dan dilewatkan pada celah diantara kedua cakram yang salah satunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Poros Poros merupakan bagian yang terpenting dari suatu mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga dan putarannya melalui poros. Setiap elemen mesin yang berputar, seperti roda
Lebih terperinciRANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam
RANCANG BANGUN MESIN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG UNTUK CAMPURAN PAKAN TERNAK SAPI KAPASITAS PRODUKSI 30 kg/jam LAPORAN AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Jurusan Teknik
Lebih terperinciTujuan Pembelajaran:
P.O.R.O.S Tujuan Pembelajaran: 1. Mahasiswa dapat memahami pengertian poros dan fungsinya 2. Mahasiswa dapat memahami macam-macam poros 3. Mahasiswa dapat memahami hal-hal penting dalam merancang poros
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Transmisi bertujuan untuk meneruskan daya dari sumber daya ke sumber daya lain, sehingga mesin pemakai daya tersebut bekerja menurut kebutuhan yang diinginkan.
Lebih terperinciV. HASIL DAN PEMBAHASAN
V. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil rancangan transporter tandan buah segar tipe trek kayu dapat dilihat pada Gambar 39. Transporter ini dioperasikan oleh satu orang operator dengan posisi duduk. Besar gaya
Lebih terperinciTUJUAN PEMBELAJARAN. 3. Setelah melalui penjelasan dan diskusi. mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar
Materi PASAK TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat mendefinisikan pasak dengan benar 2. Setelah melalui penjelasan dan diskusi mahasiswa dapat menyebutkan 3 jenis
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik
BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi Sistem transmisi dalam otomotif, adalah sistem yang berfungsi untuk konversi torsi dan kecepatan (putaran) dari mesin menjadi torsi dan kecepatan yang berbeda-beda
Lebih terperinciLampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m)
LAMPIRAN 74 75 Lampiran 1. Analisis Kebutuhan Daya Diketahui: Massa silinder pencacah (m) : 15,4 kg Diameter silinder pencacah (D) : 37,5cm = 0,375 m Percepatan gravitasi (g) : 9,81 m/s 2 Kecepatan putar
Lebih terperinciMAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI. Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin
MAKALAH ELEMEN MESIN RANTAI Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Elemen Mesin Oleh: Rahardian Faizal Zuhdi 0220120068 Mekatronika Politeknik Manufaktur Astra Jl. Gaya Motor Raya No 8, Sunter II, Jakarta Utara
Lebih terperinciPerhitungan Transmisi I Untuk transmisi II (2) sampai transmisi 5(V) dapat dilihat pada table 4.1. Diameter jarak bagi lingkaran sementara, d
Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 103 kw (138 HP) pada putaran 5600 rpm. Pada mobil Opel Blazer DOHC dan direncanakan menggunakan roda
Lebih terperinciIV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN B. DESAIN FUNGSIONAL
IV. PENDEKATAN DESAIN A. KRITERIA DESAIN Perancangan atau desain mesin pencacah serasah tebu ini dimaksudkan untuk mencacah serasah yang ada di lahan tebu yang dapat ditarik oleh traktor dengan daya 110-200
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM. Oleh ARIEF HIDAYAT
PERANCANGAN MESIN PRESS BAGLOG JAMUR KAPASITAS 30 BAGLOG PER JAM Oleh ARIEF HIDAYAT 21410048 Latar Belakang Jamur Tiram dan Jamur Kuping adalah salah satu jenis jamur kayu, Media yang digunakan oleh para
Lebih terperinciPERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM
1 PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM SKRIPSI Skripsi Yang Diajukan untuk Melengkapi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG
PERANCANGAN MESIN PENGADUK BAHAN DASAR ROTI KAPASITAS 43 KG Fadwah Maghfurah,ST,MM,MT 1,.David Desria Chandra 2 Lecture 1,College student 2,Departement of machine, Faculty of Engineering, University Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Prinsip Kerja Sistem Hidroulik Pada Forklift Sebagai motor penggerak utama Forklift ini digunakan mesin diesel 115 PS, dengan putaran mesin 1500 rpm dan putaran dari mesin
Lebih terperinciIV. ANALISA PERANCANGAN
IV. ANALISA PERANCANGAN Mesin penanam dan pemupuk jagung menggunakan traktor tangan sebagai sumber tenaga tarik dan diintegrasikan bersama dengan alat pembuat guludan dan alat pengolah tanah (rotary tiller).
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mesin Gerinda Batu Akik Sebagian pengrajin batu akik menggunakan mesin gerinda untuk membentuk batu akik dengan sistem manual. Batu gerinda diputar dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB III. Metode Rancang Bangun
BAB III Metode Rancang Bangun 3.1 Diagram Alir Metode Rancang Bangun MULAI PENGUMPULAN DATA : DESAIN PEMILIHAN BAHAN PERHITUNGAN RANCANG BANGUN PROSES PERMESINAN (FABRIKASI) PERAKITAN PENGUJIAN ALAT HASIL
Lebih terperinciPERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM
PERENCANAAN MESIN PERAJANG APEL KAPASITAS 60 KG/JAM SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana (S1) Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universtas Nusantara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah, sintetis, analisis,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.1 Perancangan Mesin Pemisah Biji Buah Sirsak Proses pembuatan mesin pemisah biji buah sirsak melalui beberapa tahapan perancangan yaitu tahap identifikasi kebutuhan, perumusan masalah,
Lebih terperinciKOPLING. Kopling ditinjau dari cara kerjanya dapat dibedakan atas dua jenis: 1. Kopling Tetap 2. Kopling Tak Tetap
KOPLING Defenisi Kopling dan Jenis-jenisnya Kopling adalah suatu elemen mesin yang berfungsi untuk mentransmisikan daya dari poros penggerak (driving shaft) ke poros yang digerakkan (driven shaft), dimana
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Serabut Kelapa Sebagai Negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan Negara penghasil kelapa terbesar di dunia. Menurut
Lebih terperinciTUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN
TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN Dosen : Subiyono, MP MESIN PENGUPAS SERABUT KELAPA SEMI OTOMATIS DISUSUN OLEH : NAMA : FICKY FRISTIAR NIM : 10503241009 KELAS : P1 JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciANALISIS RANCANGAN. penggetar. kopling. blade. motor listrik. beam
IV. ANALISIS RANCANGAN A. RANCANGAN FUNGSIONAL Ide rancangan penggetaran mole plow adalah mengaplikasikan forced vibrations pada kantilever beam dari mole plow. Beam mole plow terbuat dari baja S45C yang
Lebih terperinciSABUK ELEMEN MESIN FLEKSIBEL 10/20/2011. Keuntungan Trasmisi sabuk
0/0/0 ELEMEN MESIN FLEKSIBEL RINI YULIANINGSIH Elemen mesin ini termasuk Belts, Rantai dan ali Perangkat ini hemat dan sering digunakan untuk mengganti gear, poros dan perangkat transmisi daya kaku. Elemen
Lebih terperinci1. Kopling Cakar : meneruskan momen dengan kontak positif (tidak slip). Ada dua bentuk kopling cakar : Kopling cakar persegi Kopling cakar spiral
Kopling tak tetap adalah suatu elemen mesin yang menghubungkan poros penggerak ke poros yang digerakkan degan putaran yang sama dalam meneruskan daya, serta dapat melepaskan hubungan kedua poros tersebut
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perancangan Proses perancangan mesin peniris minyak pada kacang seperti terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa
Lebih terperinciBab 3 METODOLOGI PERANCANGAN
Bab 3 METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Spesifikasi New Mazda 2 Dari data yang diperoleh di lapangan (pada brosur), mobil New Mazda 2 memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1. Daya Maksimum (N) : 103 PS 2. Putaran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Singkat Alat Alat pembuat mie merupakan alat yang berfungsi menekan campuran tepung, telur dan bahan-bahan pembuatan mie yang telah dicampur menjadi adonan basah kemudian
Lebih terperinciPerhitungan Roda Gigi Transmisi
Perhitungan Roda Gigi Transmisi 3. Menentukan Ukuran Roda Gigi Untuk merancang roda gigi yang mampu mentransmisikan daya maksimum sebesar 03 kw pada putaran 6300 rpm. Pada mobil Honda New Civic.8L MT dan
Lebih terperinciSKRIPSI. Skripsi Yang Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik STEVANUS SITUMORANG NIM
PERANCANGAN TROLLEY DAN SPREADER GANTRY CRANE KAPASITAS ANGKAT 40 TON TINGGI ANGKAT 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN INDONESIA I CABANG BELAWAN INTERNATIONAL CONTAINER TERMINAL (BICT) SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
BAB III PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN 3.1. Diagram Alur Perencanaan Proses perencanaan pembuatan mesin pengupas serabut kelapa dapat dilihat pada diagram alur di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram alur perencanaan
Lebih terperinciPERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH
PERANCANGAN PISAU MESIN PEMIPIL DAN PENGHANCUR BONGGOL JAGUNG HADIYATULLAH 23411140 Latar Belakang Pemisahan biji jagung yang masih tradisional Kurangnya pemanfaatan bonggol jagung sebagai pakan ternak
Lebih terperinciANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto
ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR Heri Susanto ABSTRAK Keinginan untuk membuat sesuatu hal yang baru serta memperbaiki atau mengoptimalkan yang sudah ada adalah latar belakang
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor
BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Pada perancangan suatu kontruksi hendaknya mempunyai suatu konsep perencanaan. Untuk itu konsep perencanaan ini akan membahas dasar-dasar teori
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Flowchart Perencanaan Pembuatan Mesin Pemotong Umbi Proses Perancangan mesin pemotong umbi seperti yang terlihat pada gambar 3.1 berikut ini: Mulai mm Studi Literatur
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR. BAB II. Teori Dasar
BAB II TEORI DASAR Perencanaan elemen mesin yang digunakan dalam peralatan pembuat minyak jarak pagar dihitung berdasarkan teori-teori yang diperoleh dibangku perkuliahan dan buku-buku literatur yang ada.
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL
LAPORAN TUGAS AKHIR ANALISA CONVEYOR BELT SYSTEM PADA PROJECT PENGEMBANGAN PRASARANA PERTAMBANGAN BATUBARA TAHAP 1 PT. SUPRABARI MAPANINDO MINERAL Diajukan Guna Memenuhi Kelulusan Mata Kuliah Tugas Akhir
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR
BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR 3.1 Diagram Alir Proses Perencanaan Proses perencanaan mesin pembuat es krim dari awal sampai akhir ditunjukan seperti Gambar 3.1. Mulai Studi Literatur Gambar Sketsa Perhitungan
Lebih terperinci