Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Transkripsi

1 POLA ASUH PANTI ASUHAN SETIA KARYA DI KELURAHAN MANNURUKI KECAMATAN TAMALATE KOTA MAKASSAR Muh. Chaidir Mansyur Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya Kelurahan Mannuruki Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan penentuan informan melalui teknik purposive sampling dengan kriteria yaitu pembina yang terlibat dalam pola asuh anak dan para anak-anak yang ada di panti asuhan Setia Karya. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan tahapan mereduksi data, disiplay data dan penarikan kesimpulan. Teknik pengabsahan data yaitu member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Pola asuh yang diterapkan oleh panti asuhan Setia Karya adalah pola asuh demokratis, memberi kebebasan kepada anak sesuai aturan yang ada. 2) Faktor pendukung pola asuh anak di panti asuhan Setia Karya yaitu adanya bantuan, keterbukaan dalam panti asuhan, dan adanya rasa tanggung jawab sosial dan pendidikan dalam diri pengasuh panti asuhan. Sedangkan faktor penghambat pola asuh itu sendiri adalah keterbatasan dana, keterbatasan waktu anak-anak panti asuhan yang bersekolah, dan kondisi psikologis anak. Kata Kunci: Pola Asuh dan Anak ABSTRACT This study aimed to determine parenting system adopted in orphanages Setia Karya Village Mannuruki Tamalate District Makassar. This research employed descriptive qualitative method which uses purposive sampling technique to choose the informant by selected criteria of advisor includes the upbringing of children and the children in the orphanage Setia Karya. The data were collected by observation, interview and documentation. The data of this research were collected by using qualitative descriptive analysis based on the data reduction stage, display data and drawing conclusions. The data validation technique was member check. The result of the data analysis showed that 1) Parenting adopted by the orphanage Setia Karya were a democratic parenting, give freedom to the child by the rules. 2 ) The supporting factors to upbringing the children in orphanages Setia Karya came from helping, openness in the orphanage, and their sense of social responsibility and education within the orphanage itself. While the inhibiting factorsof the parenting system itself werethe funds limit, the time limit of orphanage children who attending school, and the psychological condition of the children. Keywords: Parenting System and Children PENDAHULUAN Kewajiban orang tua adalah memberikan perlindungan dan bertanggung jawab terhadap perkembangan anak. Permasalahan akan muncul apabila karena sesuatu dan lain alasan, orang tua tidak mampu lagi memelihara anaknya dengan baik (Bismar Siregar, 1986:14). Kelalaian orang tua dapa tmenyebabkan seorang anak terlantar. Seringkali anak terlantar mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari lingkungannya. Anak terlantar pada umumnya merupakan anak-anak yang berasal dari latar belakang keluarga yang berbedabeda. Ada yang berasal dari keluarga yang tidak mampu, sehingga anak tersebut tumbuh dan berkembang dengan latarbelakang kehidupan jalanan yang tidak jauh dengan kemiskinan, Muh. Chaidir Mansyur 1

2 penganiayaan, sehingga memberatkan jiwa dan membuat anak berperilakunegatif. Bahkan yang lebih miris lagi adalah anak terlantar yang lahir tanpa orang tua atau tidak memiliki keluarga (Yudi Harisman, 2012: 9). Masalah yang terjadisecaraterus-menerusakan mengakibatkan anak tersebut terganggu dalam kehidupan sehari-hari. Anak-anak terlantar inilah yang dipelihara oleh pemerintah maupun swasta dalam suatu lembaga yang disebut pantia suhan. Tempat itulah yang selanjutnya dianggap sebagai keluarga oleh anak-anak tersebut. Pantiasuhan berperan sebagai pengganti keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak dalam proses perkembangannya. Pada saat anak melewati masa remaja, pemenuhan kebutuhan fisik, psikis dan social juga sangat dibutuhkan bagi perkembangan kepribadiannya karena pada masa remaja dianggap sebagai masa transisi dari masa kanakkanakkemasadewasa.padamasatransisitersebut, remaja mengalami berbagai masalah karenaa danya perubahan fisik, psikis dan sosial. Terkait dengan pola asuh yang merupakan interaksi antara pengasuh dengan anak meliputi pemeliharaan, menanamkan kepercayaan dan mengajarkan cara bergaul (Harrington, Whiffing, 2004). Penerapan pola asuh untuk anak-anak panti asuhan, biasanya para pembimbing selalu memberikan perhatian dan menciptakan suasana keakraban dengan anak asuhnya, selalu menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan anak asuhnya sehingga anakanak merasa nyaman untuk berbagi cerita terkait permasalahansertapengalamanhidupnya. Pembimbing juga akan mengarahkan anak-anak asuhnya sehingga tercipta pola asuh yang baik dari pembimbing kepada anak asuhnya. Salah satu panti asuhan yang ada di Kelurahan Mannuruki, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar yakni panti asuhan Setia Karya. Panti asuhan tersebut memiliki latar belakang keluarga yang rata rata hampir sama yaitu mereka hanya memiliki satu orang tua bahkan sudah tidak memiliki orang tua sama sekali, sehingga mereka tidak merasakan perhatian dan kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya. Panti asuhan Setia Karya bertujuan untuk ikut serta berpartisipasi melaksanakan program pemerintah untuk pembangunan dalam segala bidang terutama dibidang sosial dalam hal pemeliharaan anakanak terlantar dan fakir miskin. Panti asuhan tersebut berupaya menciptakan sumber daya manusia untuk menjadi manusia yang berkualitas guna kepentingan Bangsa dan Negara Indonesia. Salah satu keunikan dari panti asuhan Setia Karya yaitu selain berinteraksi denganbeberapapembinapanti, anak-anak memiliki keterampilan dan bakat yang diaplikasikan dalam bentuk kegiatan pantiasuhan. Kegiatan-kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan dari panti asuhan Setia Karya. Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi produksi roti dan kue-kue, produksi catering, membuka toko makanan dan juga bengkel. Kegiatan tersebut telah dikembangkan oleh pihak panti asuhan dan anak-anak asuhnya. Mereka mengembangkan keterampilan dan bakatnya melalui kegiatan-kegiatan tersebut. Tujuan untuk mengasuh anak yatim piatu untuk menciptakan sumber daya manusia yang bermutu dan berkualitas. Tujuan merupakan faktor yang penting untuk menentukan jenis pola asuh. Jenis pola asuh yang baik yaitu pola asuh yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Pola asuh yang diterapkan dapat dikatakan baik dan tepat apabila dalam mengasuh anak yatim piatu berhasil sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan teknikpurposive sampling. Dengan menjadikan anak-anak panti asuhan sebagai informan, lima diantaranya anak asuh dengan tingkat pendidikan yang Muh. Chaidir Mansyur 2

3 berbeda dan tiga orang dari pihak pengasuh. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi.teknik analisis data yaitu reduksi data, penyajian datadanpengambilan kesimpulan dengan teknik pengabsahan data member chek. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pola pengasuhan yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya adalah dengan menggunakan pendekatan demokratis, yaitu dengan cara menggantikan peran dan kedudukan orang tua, yang diterapkan menyesuaikan dengan kondisi anak asuh, yaitu menggunakan pola asuh demokratis. Jenis pola asuh yang baik yaitu pola asuh yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan pola asuh yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya adalah untuk memberikan bimbingan, arahan, dan mendidik anak yatim piatu ke arah pengembangan pribadi agar dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, menjadi insan yang berilmu pengetahuan, berakhlak mulia, maju, dinamis, aktif, kreatif, percaya diri, berkepribadian baik, dan bertakwa kepada Allah SWT. Tiga target pokok yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya yang merupakan salah satu alternatif untuk mencapai tujuan yang diinginkan baik oleh pengasuh maupun anak panti asuhan. Tiga target pokok yang diterapkan akan membentuk suatu strategi kegiatan yang harus dipatuhi dan merupakan salah satu bentuk dari kesadaran anak panti asuhan untuk menjadi pribadi yang berkualitas dan unggul baik dari segi agama, ilmu pengetahuan dan keterampilan. Bakat dan keterampilan yang dimiliki oleh anak-anak panti asuhan Setia Karya memang tidak terlepas dari pola asuh yang diberikan oleh pihak panti asuhan. Sebab anakanak yang ada di panti asuhan tersebut berasal dari anak yatim piatu atau terlantar sehingg ketika dimasukkan ke dalam panti asuhan Setia Karya, pihak panti harus membinanya dan mengajarkan mereka tentang kedisiplinan. Pihak panti asuhan juga akan menyekolahkan anak-anak tersebut demi nasib masa depan mereka. Kemudian dengan adanya kegiatan ekonomi produktif seperti pembuatan kue dan roti, sehingga anak-anak panti yang sudah selesai sekolah (tamat) bisa belajar mandiri bekerja di manapun yang mereka inginkan sesuai dengan keterampilannya masing-masing. Maka dari itu, pimpinan panti asuhan Setia Karya berinisiatif bahwa anak-anak yang pendidikannya sudah selesai di Sekolah Menengah Pertama (SMP) akan masuk ke Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan tujuan agar mereka lebih mudah mendapatkan pekerjaan. Adapun faktor-faktor yang mendukung pola asuh anak di panti asuhan Setia Karya yaitu pertama adanya dukungan dari masyarakat sekitar panti asuhan dan Departemen Sosial yang telah menjadi donatur dengan memberikan bantuan atau santunan bagi para anak asuh di panti asuhan Setia Karya, keterbukaan dalam lingkungan panti asuhan, dan adanya rasa tanggung jawab sosial dan pendidikan yang ada pada diri pengasuh panti asuhan Setia Karya. Adapun faktor penghambat pola asuh adalah keterbatasan dana, factor keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anak-anak panti asuhan terutama bagi mereka yang bersekolah, dan kondisi anak di panti asuhan SetiaKarya. Teori struktural fungsional sangat berkaitan erat dengan pola asuh anak. Dimana teori ini mejelaskan tentang interaksi yang saling berhubungan antara yang satu dengan lainnya. Tujuan dari interaksi tersebut adalah untuk mencapai tujuan bersama sehingga dapat terbentuk hubungan yang baik antara individu yang satu dengan yang lainnya. Perlu diketahui bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa berinteraksi dengan manusia lainnya, artinya ada ketergantungan diantara mereka. Ketika dikaitkan dengan pola asuh yang diberikan orang tua kepada anak, dimana orang tua sangat berperan penting demi kelangsungan hidup anaknya. Muh. Chaidir Mansyur 3

4 Dalam lingkup panti asuhan, interaksi yang baik tergantung pada pola asuh yang diberikan pengasuh kepada anak-anak asuhnya. Pola pengasuhan yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya adalah dengan menggunakan pendekatan demokratis, yaitu dengan cara menggantikan peran dan kedudukan orang tua, yang diterapkan menyesuaikan dengan kondisi anak asuh, yaitu menggunakan pola asuh demokratis. Jenis pola asuh yang baik yaitu pola asuh yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.pola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk bertindak dan mengeluarkan pendapatnya. Anak lebih banyak memiliki pengalaman hidup yang bermakna dan mudah bergaul sehingga terpancar kebahagiaan pada dirinya. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh kesimpulan bahwa Pola pengasuhan yang diterapkan di panti asuhan Setia Karya adalah dengan menggunakan pendekatan kekeluargaan, yaitu dengan cara menggantikan peran dan kedudukan orang tua, yang diterapkan menyesuaikan dengan kondisi anak asuh, yaitu menggunakan pola asuh demokratis. Jenis pola asuh yang baik yaitu pola asuh yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Serta Faktor pendukung pola asuh yaitu adanya dukungan dari masyarakat sekitar panti asuhan dan Departemen Sosial yang telah menjadi donator dengan memberikan bantuan atau santunan bagi para anak asuh di panti asuhan Setia Karya, keterbukaan dalam lingkungan panti asuhan, dan adanya rasa tanggung jawab sosial dan pendidikan yang ada pada diri pengasuh panti asuhan Setia Karya. Adapun faktor penghambat pola asuh adalah keterbatasan dana, factor keterbatasan waktu yang dimiliki oleh anak-anak panti asuhan terutama bagi mereka yang bersekolah, dan kondisi anak di panti asuhan SetiaKarya. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu PsikologiSosial. Jakarta :RinekaCipta. Ali, H.B Hamdani FilsafatPendidikan. Yogyakarta: Kota Kembang. Arif, Gosita MasalahPerlindunganAnak. Jakarta :AkademikoPersido. Arif, M MendidikAnakSecaraBijak. Bandung: Marja. Arikunto, Suharsimi ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. Jakarta: RinekaCipta. Basrowi, Suwandi MemahamiPenelitianKualitatif. Jakarta: RinekaCipta. Danim, Sudarwan MenjadiPenelitiKualitatif. Bandung :PustakaSetia. Daymon, Christine dan Immy Holloway Metode Riset Kualitatif. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka. Muh. Chaidir Mansyur 4

5 Djamarah, SaifulBahri PolaAsuh Orang Tuadan Komunikasi dalamkeluarga.jakarta :RinekaCipta. Drajat, Zakiah Pendidikan Islam dalamkeluargadansekolah. Jakarta: RemajaRosdakarya. Elizabeth B. Hurlock PerkembanganAnak. Jakarta :Erlangga. Faisal, Sanapiah Format Format PenelitianSosial.Jakarta :Rajawali. Hurlock, Elizabeth B PerkembanganAnak. Jakarta: Erlangga. Idris, Zahari, Dasar-DasarPendidikan I. Jakarta: Angkasa Raya. Kartono, Kartini PsikologiAnak (PsikologiPerkembangan). Bandung: Bandar Maju. Moleong, Lexy MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muallifah Pola Asuh Anak di Panti Asuhan. Jakarta: Balai Pustaka. Nggawa Psikologis Anak-Anak. Jakarta: Tiga Serangkai. Soejono, Soekanto HubunganSosial AnakAsuh. Jakarta: TigaSerangkai. Shochib, M PolaAsuhOrang Tua.Jakarta : PT RinekaCipta. Undang UndangDasar Wardi, Bachtiar SosiologiKlasikdari Comte Hingga Parsons. Bandung:Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu PsikologiAnakdanRemaja.Bandung: RemajaRosdakarya. Muh. Chaidir Mansyur 5