ANALISIS TERHADAP ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
|
|
- Indra Santoso
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 1 ANALISIS TERHADAP ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: HADI ASTRA DARMANA SIMANGUNSONG DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
2 2 ANALISIS TERHADAP ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: HADI ASTRA DARMANA SIMANGUNSONG DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL DISETUJUI OLEH KETUA DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL Dr. CHAIRUL BARIAH, SH.,M.Hum. NIP PEMBIMBING I PEMBIMBING II Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum Dr. Sutiarnoto, SH.,M.Hum NIP NIP FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015
3 3 KATA PENGANTAR Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatu Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman, nikmat islam dan nikmat kesehatan serta karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul Analisis Terhadap ASEAN Tourism Agreement (ATA) 2002 Dalam Hubungannya Terhadap ASEAN Economic Community 2015 dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia tepat pada waktunya. Skripsi merupakan karya ilmiah yang disusun sebagai salah satu syarat untuk memeperoleh gelar sarjana sekaligus merupakan pembelajaran bagi mahasiswa. Pemilihan judul diatas didasarkan pada pengamatan dan ketertarikan penulis akan perkembangan yang terjadi di kawasan ASEAN, khususnya perkembangan pariwisata ASEAN dan Komunitas Ekonomi ASEAN. Sejak persetujuan pariwisata ASEAN di ratifikasi oleh Republik Indonesia dan Negaranegara anggota ASEAN, banyak perkembangan yang telah terjadi pada bidang pariwisata dan meningkatnya perekonomian setiap Negara anggota ASEAN. ASEAN Tourism Agreement merupakan salah satu program yang mendukung ASEAN Community khususnya pada ASEAN Economic Community di bidang jasa pariwisata. Di dalam skripsi ini mungkin masih terdapat banyak kekurangan yang selayaknya dapat diperbaiki dan luput dari perhatian penulis. Oleh karena itu, penulis meminta kritikan dan saran dari setiap orang yang membaca skripsi ini
4 4 sehingga dapat menjadi bahan penilaian dan acuan bagi penulis dalam membuat karya tulis selanjutnya. Selama proses perkuliahan sampai penulisan skripsi ini berjalan, penulis banyak mendapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan serta masukan dari beberapa pihak, pada kesempatan ini secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH.,M.Hum, selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 2. Ibu Dr. Chairul Bariah, SH.,M.Hum, selaku Ketua Departemen Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 3. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing I, yang telah bersedia meluangkan waktu dan pikiran untuk membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan memberikan sumbangsih pemikiran dan saran-sarannya; 4. Bapak Dr. Sutiarnoto, SH.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing II, yang telah bersedia membantu saya untuk menyelesaikan skripsi ini dengan meluangkan waktu untuk mengkoreksi dan memberikan sumbangsih pemikiran dan saran-sarannya; 5. Bapak Makhdin Munthe, SH.,M.Hum, selaku Dosen Pembimbing Akademik selama perkuliahan; 6. Dosen-Dosen Departemen Hukum Internasional, yaitu: Bapak Arif, SH.,M.H, Bapak Deni Amsari Purba, SH.,L.L.M, Bapak Dr. Jelly Leviza, SH.,M.Hum,, Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH.,M.Hum, Bapak Prof. Syamsul
5 5 Arifin, SH.,M.H., Ibu Rosmalinda, SH.,L.L.M, Bapak Abdul Rahman, SH.,M.H.; 7. Seluruh Staf dan Dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara atas jasa-jasanya yang telah membantu saya selama saya menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara; 8. Kedua orang tua penulis, ayah saya, Alm. H. Aman Simangunsong, yang telah lama meninggalkan kami, namun semangat dan ilmu-ilmu yang beliau ajarkan kepada saya tetap saya terapkan, kemudian mamak saya, Hj. Mujiyem, beliau merupakan mamak terbaik yang pernah saya jumpai, orang yang saya cintai sepanjang masa, beliau sudah berhasil membimbing saya sampai menuju sarjana dan menjadi manusia yang lebih baik lagi; 9. Kakak dan abang saya, Nurmaini Simangunsong, A.Md, Deliana Simangunsong, Heri Susanto Simangunsong, SE, terima kasih karena kalian telah menginspirasi saya untuk bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi; 10. Mas Pri Ismono, terima kasih atas bimbingan dan arahannya selama saya berada di Medan, dan telah mengarahkan saya untuk bisa berjuang di Kota Medan; 11. Yana anisah, yang sama-sama berjuang menjemput sarjana dan berlari bersama menuju gedung Auditorium. 12. Teman-teman Grup H dan Grup D stb.2011, kalian yang mewarnai kehidupan saya di kampus;
6 6 13. Tim Spektra 2011, winaldi, sandi, ika, dita, yuli, aldri, ulun, virsa, saydesi, aulia, mimi, diba, terima kasih atas pengalaman menarik selama satu periode bersama kalian, kebahagian dan kesedihan bersama yang telah sama-sama kita lewati; 14. Badan Ta mirul Mushalla (BTM) Aladdinsyah, SH, yang menjadi tempat saya untuk mengasah pikiran, belajar berorganisasi, mengenal banyak orang dan memberikan segudang ilmu; 15. Teman-teman serta adik-adik Divisi Kewirausahaan Badan Ta mirul Mushalla (BTM) Aladdinsyah, SH, semangat untuk kita semua, semangat menjadi entrepreneur di masa depan; 16. Teman-teman International Law Student Association (ILSA), Yohana Rosendra (ketua), Aan Febriyanto, Ashari Maulana Reza Siregar, M.Virsa Aka, Nurul Pertiwi, ko William dan semua anggota ILSA periode ; 17. Alumni Beijing 2014, Beijing sudah kita taklukan, kota mana lagi selanjutnya; 18. Bang Dedi HI, terima kasih atas bantuan dan sumber informasi selama di departemen. Medan, April 2015 Hormat Penulis HADI ASTRA DARMANA SIMANGUNSONG
7 7 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... v Daftar Tabel... viii Daftar Gambar... viii Daftar Istilah... ix Abstrak... xii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan... 7 D. Keaslian Penulisan... 8 E. Tinjauan Pustaka... 9 F. Metode Penulisan G. Sistematika Penulisan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN A. Sejarah Terbentuknya ASEAN...21 B. Proses Menuju Kesepakatan ASEAN EconomicCommunity C. Struktur Kelembagaan ASEAN EconomicCommunity D. Karakteristik dan Elemen Kerja... 42
8 8 BAB III ASEAN TOURISM AGREEMENT(ATA) 2002 DALAM PERSPEKTIF HUKUM PERJANJIAN INTERNASIONAL A. Perjanjian Internasional Pengertian Perjanjian Internasional Unsur-unsur Perjanjian Internasional Ruang Lingkup Perjanjian Internasional Jenis-jenis Perjanjian Internasional Tahapan dalam Perjanjian Internasional B. ASEAN Tourism Agreement Latar Belakang ASEAN Tourism Agreement(ATA) Tujuan dan Manfaat ASEAN Tourism Agreement(ATA) Pokok-pokok Ketentuan dalam ASEANTourism Agreement(ATA) C. ASEAN Tourism Agreement 2002 Dalam Perspektif Hukum Perjanjian Internasional ASEAN Tourism Agreement(ATA) 2002 Sebagai Perjanjian Internasional Ketentuan Mengikat ASEAN Tourism Agreement(ATA) Ratifikasi ASEAN Tourism Agreement (ATA) Akibat Hukum ASEAN Tourism Agreement (ATA)
9 9 BAB IV ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAPASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA A. Hak dan Kewajiban Indonesia Pada ASEAN Tourism Agreement B. Hak dan Kewajiban Indonesia Pada ASEANEconomic Community C. Pemberlakuan ASEAN Tourism Agreement 2002 dan ASEAN Economic Community 2015 danpengaruhnya Terhadap Indonesia BAB V PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
10 10 Daftar Tabel: Tabel 1. Sektor Prioritas Integrasi...56 Tabel 2. Jumlah wisatawan asing dan devisa wisatawan mancanegara Tahun Tabel 3. Kedatangan wisatawan Internasional ke negara-negara ASEAN Tabel 4. Posisi kepariwisataan Indonesia (The Travel and Tourism Competitiveness Index) Daftar Gambar: Gambar 1. Skema Menuju MEA Gambar 2. Struktur baru koordinasi kerjasama ekonomi ASEAN sesuai piagam ASEAN...37 Gambar 3. Kontribusi kepariwisataan Indonesia terhadap devisa Gambar 4. Perubahan PDB di bawah skenario relatif AEC untuk baseline, 2015, 2020 dan 2025 (persen) Gambar 5. Perubahan konsumsi, investasi, ekspor dan impor di bawah skenario relatif AEC ke baseline, 2025 (persen) Gambar 6. Perubahan tenaga kerja di bawah skenario relatif AEC dengan baseline, 2025 (ribu dan persen dari total lapangan kerja)...130
11 11 Daftar Istilah: ACCCP ACCCQ ACIA AEC AEC Council AEGC AEM AFAS AFDM AFMM AFTA Council AFTA AHSOM : ASEAN Coordinating Protection; : ASEAN Consultative Committee on Standards and Quality; : ASEAN Comprehensive Investment Agreement : ASEAN Economic Community : ASEAN Economic Community Counci : ASEAN Experts Group on Competition; : ASEAN Economic Ministers : ASEAN Framework Agreement on Service : Finance Ministers and Deputies Meeting; : ASEAN Finance Minister Meeting : ASEAN Free Trade Area Council : ASEAN Free Trade Area : ASEAN Heads of Statistical Office Meeting Committee on Consumer; AIA AIA Council AMAF AMBDC AMEM AMMin AMMST ASEAN : ASEAN Investment Area : ASEAN Investment Area Council : ASEAN Minister Meeting on Agriculture and Forestry : ASEAN Mekong Basin Development Cooperation : ASEAN Minister on Energy Meeting : ASEAN Ministerial Meeting on Mineral : ASEAN Minister Meetingon Science and Technology : Association of Southeast Asian Nations
12 12 ASOF ASOMM ASW ATA ATIGA ATM CCC CCCA : ASEAN Senior Officials on Forestry; : ASEAN Senior Official Meeting on Minerals; : ASEAN Single Window : ASEAN Tourism Agreement : ASEAN Trade in Goods Agreement : ASEAN Transport Minister Meeting : Coordinating Committee on Customs; : Coordinating Committee on the Implementation on the CEPT Scheme for AFTA; CCI CCS CCS CEPT COST DG of Customs EPG HLTF IAI Task Force IGA KTT M-ATM MFN MNEs : Coordinating Committee on Investment; : Coordinating Committee on Services; : Coordinating Committee on Services : Common Effective Preferential Tariff : ASEAN Committee on Science and Technology; : ASEAN Directors General of Customs Meeting; : Eminent Person Group : High Level Task Force : Initiative for ASEAN Integration Task Force; : Investment Guarantee Agreement : Konferensi Tingkat Tinggi : Meeting of ASEAN Tourism Minister : Most Favoured Nation : Multinasional Enterprises
13 13 MRA MRAs NTOs NTP PIS RIA ROO SLOM SMEWG SOM AMAF : Mutual Recognition Agreement : Mutual Recognition Arrangements : National Tourism Organizations; : National Treatment Principle : Priority Integration Sectors : Roadmap for Integration of ASEAN : Rules of Origin : Senior Labour Officials Meeting; : ASEAN SME Working Group; : Senior Official Meeting-ASEAN Ministries on Agriculture and Forestry; SOME STOM TAC TEL TELMIN TELSOM VAP WGIPC WTO WTTC ZOPFAN : Senior Officials Meeting on Energy; : Senior Transport Officials Meeting; : Treaty of Amity and Cooperation : Temporary Exclusion List : ASEAN Telecomunication and IT Minister Meeting : Telecommunications and IT Senior Officials Meeting; : Vientiane Action Program : Working Group on Intellectual Property Cooperation : World Trade Organizations : World Travel and Tourism Council : Zone of Peace, Freedom, and Neutrality
14 14 ABSTRAK Hadi Astra Darmana Simangunsong 1 Dr. Mahmul Siregar, SH.,M.Hum** Dr. Sutiarnoto, SH.,M.Hum*** Perkembangan organisasi internasional lebih merupakan jawaban terhadap kebutuhan yang nyata, yang diakibatkan oleh pergaulan internasional (international intercourse) daripada jawaban terhadap himbauan falsafah atau ideologis dari pengertian pemerintahan dunia (World Government). Pembentukan ASEAN (Association of Southeast Asian Nation) yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan di wilayah Asia Tenggara, berkembang untuk menjadi lebih mandiri dengan terbentuknya ASEAN Vision 2020 tahun 1997 yang di realisasikan pada KTT ke-9 ASEAN tahun 2003dan ASEAN menyetujui pembentukan ASEAN Community 2015 yang terdiri dari tiga pilar, yaitu ASEAN Economic Community, ASEAN Political Security Community, dan ASEAN Socio Cultural Community. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif (legal research). Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan maksud melakukan analisis terhadap ASEAN Tourism Agreement (ATA) 2002 dalam hubungannya terhadap ASEAN Economic Community Data yang digunakan adalah data sekunder karena data diperoleh dengan melakukan penelitian kepustakaan (library research) yang terdiri dari bahan hokum primer, sekunder dan tersier. Prioritas sektor pada ASEAN Economic Community 2015di bidang sektor jasa, yaitu, penerbangan, jasa online, pariwisata, kesehatan dan logistik. ASEAN Tourism Agreement (ATA) 2002 adalah jawaban atas dukungan dibidang pariwisata untuk mewujudkan ASEAN Economic Community 2015 yang merupakan persetujuan yang membahas kepentingan-kepentingan strategis industri pariwisata bagi pertumbuhan sosial ekonomi negara anggota ASEAN yang berkelanjutan dan keragaman budaya, ekonomi, dan keunggulan-keunggulan yang saling mendukung di seluruh kawasan, yang akan memberikan manfaat bagi pembangunan pariwisata ASEAN dalam upaya meningkatkan kualitas hidup, perdamaian, dan kemakmuran kawasan. Kesiapan Indonesia dalam menghadapi itu semua ditunjukan dengan menyepakati dan merealisasikan setiap kesepakatankesepakatan yang ada pada ASEAN Tourism Agreement (ATA) 2002 dan blueprint ASEAN Economic Community 2015 karena keterikatan suatu negara terhadap perjanjian internasional merupakan konsekuensi hukum dari keinginan dan tindakan berdaulat negara untuk membuat perjanjian. Kata kunci : Organisasi Internasional, ASEAN, ASEAN Tourism Agreement (ATA) 2002, ASEAN Economic Community Mahasiswa Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara ** Dosen Pembimbing I *** Dosen Pembimbing II
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN. Pembentukan Association of South East Asian Nations (ASEAN)
36 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN E. Sejarah Terbentuknya ASEAN Pembentukan Association of South East Asian Nations (ASEAN) dilatarbelakangi oleh kekhawatiran
Lebih terperinciKata Pengantar. Terima kasih. Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Depdag GUSMARDI BUSTAMI
Kata Pengantar Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan
Lebih terperinciBAB II. ASEAN Economic Community (AEC) Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC)
BAB II ASEAN Economic Community (AEC) II.1 Sejarah Singkat ASEAN Economic Community (AEC) Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara-negara anggota telah meletakkan kerjasama
Lebih terperinciKata Pengantar. Terima kasih. Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Depdag GUSMARDI BUSTAMI
Kata Pengantar Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015
PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat
Lebih terperinciPENERAPAN STANDAR NASONAL INDONESIA (SNI) TERHADAP PRODUK IMPOR DALAM RANGKA PERJANJIAN ASIANCHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) SKRIPSI
PENERAPAN STANDAR NASONAL INDONESIA (SNI) TERHADAP PRODUK IMPOR DALAM RANGKA PERJANJIAN ASIANCHINA FREE TRADE AREA (ACFTA) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat itu juga membutuhkan hubungan satu sama lainnya, lainnya untuk memenuhi kebutuhan negaranya.
15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial selalu membutuhkan hubungan dengan manusia lainnya. Di dalam masyarakat bagaimanapun sederhananya, para anggota masyarakat itu juga
Lebih terperinciIna Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015
Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 TRANSFORMASI ASEAN 1976 Bali Concord 1999 Visi ASEAN 2020 2003 Bali Concord II 2007 Piagam
Lebih terperinciPERBANDINGAN MENGENAI PENYELESAIAN SENGKETA DAN PERDAMAIAN ANTARA HUKUM ISLAM DENGAN HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI
PERBANDINGAN MENGENAI PENYELESAIAN SENGKETA DAN PERDAMAIAN ANTARA HUKUM ISLAM DENGAN HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPEMBERLAKUAN BEBAS VISA BAGI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ORGANISASI KONFERENSI ISLAM (OKI) MENURUT TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI
PEMBERLAKUAN BEBAS VISA BAGI NEGARA-NEGARA ANGGOTA ORGANISASI KONFERENSI ISLAM (OKI) MENURUT TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Memenuhi dan Melengkapi Syarat-syarat Untuk Mencapai
Lebih terperinciSTATUS HUKUM ANAK PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG INDUK PERUSAHAAN DI NYATAKAN PAILIT DI NEGARA ASAL SKRIPSI
STATUS HUKUM ANAK PERUSAHAAN MULTINASIONAL YANG INDUK PERUSAHAAN DI NYATAKAN PAILIT DI NEGARA ASAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) A. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) A. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau dikenal dengan Association
Lebih terperinciSkripsi Disusun dan diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
PERAN PBB SEBAGAI ORGANISASI INTERNASIONAL DALAM MENYELESAIKAN SENGKETA YURISDIKSI NEGARA ANGGOTANYA DALAM KASUS STATE IMMUNITY ANTARA JERMAN v. ITALIA TERKAIT KEJAHATAN PERANG NAZI Skripsi Disusun dan
Lebih terperinci: Institute Of Southeast Asian Studies
BOOK REVIEW Judul : ASEAN: Life After the Charter Editor : S. Tiwari Penerbit : Institute Of Southeast Asian Studies Bahasa : Inggris Jumlah halaman : 186 halaman Tahun penerbitan : 2010 Pembuat resensi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. dalam hal lapangan pekerjaan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian. Menurut data BPS (2010), jumlah penduduk yang bekerja di sektor
Lebih terperinciSIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta Phone/Fax:
DEPARTEMEN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA SIARAN PERS Pusat HUMAS Departemen Perdagangan Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Phone/Fax: 021-385-8213 www.depdag.go.id KTT ASEAN Ke-13: Penandatanganan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi institusional regional atau kawasan jika ditelusuri kembali asalnya, mulai berkembang sejak berakhirnya Perang Dingin dimana kondisi dunia yang bipolar
Lebih terperinciBAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM ASEAN SINGLE MARKET. ASEAN (Association of South East Asian Nations) adalah sebuah organisasi
BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM ASEAN SINGLE MARKET 1. ASEAN Economic Community Blueprint Perhimpunan bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang biasa kita sebut ASEAN (Association of South East Asian Nations)
Lebih terperinciMENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
MENUJU ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 Seminar Nasional, Malang 10 Juni 2014 1 (1) ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 (2) PELUANG & TANTANGAN (3) KESIAPAN INDONESIA MENGHADAPI AEC 2015 P E R L U A S A N
Lebih terperinciKeywords: ASEAN Economic Community, Micro, Small and Medium Enterprises, Monopoly
KAJIAN PENGATURAN TERHADAP STANDAR PRODUK PRIORITAS USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DALAM KAITANNYA DENGAN PRAKTIK MONOPOLI Oleh: I Gusti Putu Ngurah Satriawibawa I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional, tidak terlepas dari munculnya berbagai organisasi internasional pasca Perang Dunia ke II. Terjadinya
Lebih terperinciKEGIATAN EKSPOR IMPOR DAN CARA PEMBAYARAN YANG DITERIMA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL
KEGIATAN EKSPOR IMPOR DAN CARA PEMBAYARAN YANG DITERIMA DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum OLEH
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ATAS PEMBATASAN INVESTASI ASING PADA SEKTOR INDUSTRI JASA PERBANKAN DI INDONESIA SKRIPSI
ANALISIS HUKUM ATAS PEMBATASAN INVESTASI ASING PADA SEKTOR INDUSTRI JASA PERBANKAN DI INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciKERJASAMA ASEAN DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN TRANSNASIONAL BERUPA DRUG TRAFFICKING DI WILAYAH GOLDEN TRIANGLE SKRIPSI
KERJASAMA ASEAN DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN TRANSNASIONAL BERUPA DRUG TRAFFICKING DI WILAYAH GOLDEN TRIANGLE SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kerjasama perdagangan Indonesia dengan Thailand. AFTA, dimana Indonesia dengan Thailand telah menerapkan skema
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian secara keseluruhan sesuai dengan berbagai rumusan masalah yang terdapat pada Bab 1 dan memberikan saran bagi berbagai
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KONFLIK BERSENJATA. William Wijaya NIM : DEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK SEBAGAI KORBAN KONFLIK BERSENJATA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Penerapan Skema CEPT-AFTA Dalam Kerjasama Perdagangan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Skema CEPT-AFTA Dalam Kerjasama Perdagangan Indonesia-Thailand Agreement On The Common Effective Preferential Tariff Scheme For The ASEAN Free Trade
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yaitu yang mencakup banyak bidang atau multidimensi yang melewati batas-batas
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan Internasional merupakan suatu ilmu yang bersifat interdisipliner yaitu yang mencakup banyak bidang atau multidimensi yang melewati batas-batas suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Pembentukan ASEAN
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Pembentukan ASEAN sebelum ASEAN didirikan, berbagai konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara. Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun
Lebih terperinciASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B.
ASEAN FREE TRADE AREA (AFTA) Lola Liestiandi & Primadona Dutika B. Outline Sejarah dan Latar Belakang Pembentukan AFTA Tujuan Strategis AFTA Anggota & Administrasi AFTA Peranan & Manfaat ASEAN-AFTA The
Lebih terperinciANALISIS HUKUM ATAS KERJASAMA NEGARA-NEGARA ASEAN DALAM MENGHADAPI KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN INDONESIA SKRIPSI
ANALISIS HUKUM ATAS KERJASAMA NEGARA-NEGARA ASEAN DALAM MENGHADAPI KABUT ASAP AKIBAT KEBAKARAN HUTAN INDONESIA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : YARA OLIVIA NIM :
TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEBIJAKAN FREE FLOW OF SERVICES TERHADAP TENAGA KERJA TERAMPIL NEGARA-NEGARA ANGGOTA ASEAN DALAM IMPLEMENTASI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM
Lebih terperinciKERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG
KERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG Negara-negara ASEAN juga bekerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Dalam bidang ekonomi meliputi : 1. Membuka Pusat Promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi
Lebih terperinciANALISIS YURIDIS MENGENAI PENGUNDURAN DIRI DARI ORGANISASI INTERNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI
ANALISIS YURIDIS MENGENAI PENGUNDURAN DIRI DARI ORGANISASI INTERNASIONAL DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Hukum untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM HAK CIPTA TERHADAP WARISAN BUDAYA BANGSA INDONESIA DITINJAU DARI PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Disusun Dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HAK KONSUMEN ATAS PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM HAL KENAIKAN HARGA TIKET YANG TINGGI KETIKA MUSIM LIBUR DAN KESELAMATAN PENERBANGAN
PERLINDUNGAN HAK KONSUMEN ATAS PENGGUNA JASA PENERBANGAN DALAM HAL KENAIKAN HARGA TIKET YANG TINGGI KETIKA MUSIM LIBUR DAN KESELAMATAN PENERBANGAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi
Lebih terperinciPENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI STATUS KEPEMILIKAN ATAS PENEMUAN HARTA KARUN DI WILAYAH PERAIRAN INTERNASIONAL SKRIPSI
PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI STATUS KEPEMILIKAN ATAS PENEMUAN HARTA KARUN DI WILAYAH PERAIRAN INTERNASIONAL SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini
CAPAIAN MEA 2015 Barang Pilar 1, MEA 2015 Situasi Terkini Tariff 0% untuk hampir semua produk kecuali MINOL, Beras dan Gula ROO / NTMs Trade & Customs Law/Rule National Trade Repository (NTR)/ATR Fokus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunitas ASEAN atau ASEAN Community merupakan komunitas negaranegara (Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, Kamboja, Vietnam, Laos
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciANALISIS HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN KANDUNGAN LOKAL DALAM KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI BERDASARKAN KESEPAKATAN WTO SKRIPSI
ANALISIS HUKUM TERHADAP PENGGUNAAN KANDUNGAN LOKAL DALAM KEGIATAN USAHA HULU MINYAK DAN GAS BUMI BERDASARKAN KESEPAKATAN WTO SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk
Lebih terperinciKESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
KESIAPAN INDONESIA DALAM MENARIK INVESTASI ASING MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 (The Readiness of Indonesia in Attracting Foreign Investment Facing ASEAN Economic Community 2015) SKRIPSI Oleh:
Lebih terperinciINOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015
INOVASI GOVERNMENTAL MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015 1 : 1 Potret Kabupaten Malang 2 Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 3 Kesiapan Kabupaten Malang Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat
Lebih terperinciBAB II ASPEK HUKUM PEMBENTUKAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) agenda utama yang perlu dikembangkan. KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003
BAB II ASPEK HUKUM PEMBENTUKAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) A. Sejarah Singkat Pembentukan MEA Sejak dibentuknya ASEAN sebagai organisasi regional pada tahun 1967, negara- negara anggota telah meletakkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan nama Deklarasi Bangkok. Deklarasi ini disahkan dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Organisasi Regional di Asia Tenggara dimulai dari inisiatif pemerintah di lima negara Asia Tenggara yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciBAB II DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN SINGAPURA SEBELUM DITANDATANGANINYA KERJASAMA PARIWISATA PASKA DIBERLAKUKANNYA AEC
BAB II DINAMIKA HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DENGAN SINGAPURA SEBELUM DITANDATANGANINYA KERJASAMA PARIWISATA PASKA DIBERLAKUKANNYA AEC A. Perkembangan Pariwisata Indonesia dalam tahun 1994-2015 Studi Ilmu
Lebih terperinciUPAYA ASEAN DALAM MENDORONG PROSES DEMOKRASI DI MYANMAR
UPAYA ASEAN DALAM MENDORONG PROSES DEMOKRASI DI MYANMAR ( Asean Efforts In Promoting Democratic Process In Myanmar ) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KASUS PENGGUNAAN SENJATA KIMIA OLEH SURIAH S K R I P S I
TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP KASUS PENGGUNAAN SENJATA KIMIA OLEH SURIAH S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat-Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh : STEFFY 100200092
Lebih terperinciSALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/PMK.04/2013 TENTANG
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 178/PMK.04/2013 TENTANG PENGENAAN TARIF BEA MASUK DALAM SKEMA ASEAN TRADE IN GOODS AGREEMENT (ATIGA) DENGAN
Lebih terperinciPERLINDUNGAN TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DALAM KERANGKA PASAR BEBAS AFTA
PERLINDUNGAN TERHADAP INDUSTRI DALAM NEGERI DALAM KERANGKA PASAR BEBAS AFTA S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada Fakultas Hukum Oleh ADI KUASA
Lebih terperinciUNIVERSITAS INDONESIA TESIS STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN AFTA HAKA AVESINA ASYKUR
UNIVERSITAS INDONESIA TESIS STRATEGI KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI INDONESIA DALAM MENGHADAPI KESEPAKATAN AFTA HAKA AVESINA ASYKUR 0806438534 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK PROGRAM PASCA SARJANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property
18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Munculnya Hak Kekayaan Intelektual (HKI) atau Intellectual Property Rights (IPR) sebagai bahan pembicaraan dalam tataran nasional, regional, dan internasional
Lebih terperinciORASI ILMIAH. Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Tantangannya bagi Indonesia: Dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional
ORASI ILMIAH Masyarakat Ekonomi ASEAN dan Tantangannya bagi Indonesia: Dalam Perspektif Hukum Perdagangan Internasional ASEAN Economic Community and Its Challenges for Indonesia: From the Perspective of
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasaran pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya,
96 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasaran pembahasan yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, terdapat beberapa poin yang bisa ditarik sebagai kesimpulan dan sekaligus akan menjawab rumusan masalah,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.529, 2015 KEMENDAG. Sertifikasi Mandiri. Proyek Percontohan. Sistem. Ketentuan. Perubahan.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.529, 2015 KEMENDAG. Sertifikasi Mandiri. Proyek Percontohan. Sistem. Ketentuan. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/M-DAG/PER/3/2015
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam Todaro dan Smith (2003:91-92) pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Kutznets dalam Todaro dan
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN SIPIL TERHADAP KERUGIAN YANG TIMBUL BERDASARKAN KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SKRIPSI
TINJAUAN HUKUM TANGGUNG JAWAB MASKAPAI PENERBANGAN SIPIL TERHADAP KERUGIAN YANG TIMBUL BERDASARKAN KONVENSI CHICAGO TAHUN 1944 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK PADA BIDANG JASA USAHA MENENGAH DALAM RANGKA MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN SKRIPSI
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK MEREK PADA BIDANG JASA USAHA MENENGAH DALAM RANGKA MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPEMBANGUNAN KOMUNITAS ASEAN
PEMBANGUNAN KOMUNITAS oleh Edi Yusuf, SE.MA Jakarta, 29 April 2010 : ONE VISION, ONE IDENTITY, ONE COMMUNITY 1 FACTS Union of Myanmar Pop : 58,510 mil GDP : US$ 27,182 mil Lao PDR GDP Per Capita: Pop :
Lebih terperinciHAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI)
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL DAN HAK KEKAYAAN INDUSTRI (HAKI) 1. Pembahasan HAKI Keberadaan Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dalam hubungan antar manusia dan antar negara merupakan sesuatu yang tidak dapat dipungkiri.
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUSEN FARMASI PADA ERA PASAR TUNGGAL ASEAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PRODUSEN FARMASI PADA ERA PASAR TUNGGAL ASEAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 33 TAHUN 2014 TENTANG JAMINAN PRODUK HALAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinci2016, No c. bahwa Menteri Perdagangan melalui surat Nomor: 330/M- DAG/SD/4/2016 tanggal 14 April 2016 hal Permohonan Perubahan Peraturan Menter
No.773, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Bea Masuk. Tarif. Perubahan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 85/PMK.010/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI KEUANGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekarang tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional sekarang tidak diragukan lagi, walaupun pada mulanya belum ada kepastian mengenai hal ini.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diawal pembentukanya pada 1967, ASEAN lebih ditunjukan pada kerjasama yang berorientasi politik guna pencapaian kedamaian dan keamanan dikawasan Asia Tenggara. Dimulai
Lebih terperinciKERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL. Bab 3
KERJASAMA EKONOMI INTERNASIONAL Bab 3 1. Pengertian Kerjasama Ekonomi Internasional Hubungan antara suatu negara dengan negara lainnya dalam bidang ekonomi melalui kesepakatan-kesepakatan tertentu, dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum OLEH:
EKSISTENSI SERTA PENGARUH DISPUTE SETTLEMENT BODY TERHADAP STATUS PEREKONOMIAN NEGARA ANGGOTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM INTERNASIONAL (Studi Tentang Sengketa Rokok Kretek Antara Indonesia Melawan Amerika
Lebih terperinciPELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA OLEH ISRAEL TERHADAP WARGA SIPIL PALESTINA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI
PELANGGARAN HAK ASASI MANUSIA OLEH ISRAEL TERHADAP WARGA SIPIL PALESTINA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas Dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar
Lebih terperinciTANGGUNGJAWAB NEGARA TERHADAP WARGA NEGARA INDONESIA YANG MENJADI KORBAN PEMBAJAKAN KAPAL DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL SKRIPSI
1 TANGGUNGJAWAB NEGARA TERHADAP WARGA NEGARA INDONESIA YANG MENJADI KORBAN PEMBAJAKAN KAPAL DITINJAU DARI HUKUM LAUT INTERNASIONAL (Studi Kasus Pembajakan Kapal Mv. Tunda Brahma 12 dan Tongkang Anand 12
Lebih terperinciAKIBAT HUKUM KETIADAAN REGULASI GURU ASING TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL TERKAIT DENGAN KEBERADAAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN S K R I P S I
AKIBAT HUKUM KETIADAAN REGULASI GURU ASING TERHADAP SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL TERKAIT DENGAN KEBERADAAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN S K R I P S I Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciKetentuan Pengaturan Jasa Dalam Percepatan Penerapan Asean Economic Community
Ketentuan Pengaturan Jasa Dalam Percepatan Penerapan Asean Economic Community Clara Ignatia Tobing Universitas Bhayangkara Jakarta Raya, clara.ignatia@ubharajaya.ac.id ABSTRAK - Percepatan penerapan Masyarakat
Lebih terperinciHAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING MELAKUKAN LINTAS DI ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA SKRIPSI
HAK DAN KEWAJIBAN KAPAL DAN PESAWAT UDARA ASING MELAKUKAN LINTAS DI ALUR LAUT KEPULAUAN INDONESIA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN Ecomonic Community (AEC) atau yang lebih dikenal dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN akan segera diberlakukan pada tahun 2015. AEC merupakan realisasi dari tujuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional merupakan kegiatan pertukaran barang dan jasa melintasi batas-batas suatu negara atau territorial suatu negara ke territorial negara
Lebih terperinciBAB II PERDAGANGAN BEBAS SEKTOR JASA DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN
BAB II PERDAGANGAN BEBAS SEKTOR JASA DALAM MASYARAKAT EKONOMI ASEAN A. Pengertian dan Latar Belakang Pembentukan Masyarakat Ekonomi ASEAN 1. Pengertian Masyarakat Ekonomi ASEAN MEA adalah bentuk integrasi
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN telah menghasilkan banyak kesepakatan-kesepakatan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Pada awal berdirinya, kerjasama ASEAN lebih bersifat politik
Lebih terperinciASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015
ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 (Studi : Persiapan Pemerintah Indonesia Dalam Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 Pilar Fasilitas Perdagangan Khususnya Dalam Pembentukan Indonesia National
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prinsip umum perdagangan bebas adalah menyingkirkan hambatan-hambatan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Prinsip umum perdagangan bebas adalah menyingkirkan hambatan-hambatan teknis perdagangan (technical barriers to trade) dengan mengurangi atau menghilangkan tindakan
Lebih terperinciASEAN Community in a Global Community of Nations
ASEAN Community in a Global Community of Nations ASEAN Community in a Global Community of Nations KEMENTERIAN PERDAGANGAN 2010 Diterbitkan Oleh: Direktorat Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. The Association of South East Asian Nations atau yang sering
14 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG The Association of South East Asian Nations atau yang sering disingkat ASEAN adalah sebuah Perhimpunan Bangsa-Bangsa di kawasan Asia Tenggara. Pembentukkan ASEAN
Lebih terperinciKETENTUAN HARMONISASI TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DITINJAU DARI SUDUT KEPABEANAN
KETENTUAN HARMONISASI TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DITINJAU DARI SUDUT KEPABEANAN TESIS Oleh JOI ARIANTO SIMORANGKIR 077005125/HK PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas karunia Nya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Analisis Kinerja Ekspor Teh Indonesia ke Pasar ASEAN
Lebih terperinciS K R I P S I PENAHANAN NELAYAN YANG MELANGGAR WILAYAH PERAIRAN DAN WILAYAH YURISDIKSI ANTARA INDONESIA MALAYSIA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL
S K R I P S I PENAHANAN NELAYAN YANG MELANGGAR WILAYAH PERAIRAN DAN WILAYAH YURISDIKSI ANTARA INDONESIA MALAYSIA DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT ON TRADE IN GOODS OF THE FRAMEWORK AGREEMENT ON COMPREHENSIVE ECONOMIC CO-OPERATION BETWEEN THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. menampung dan mewujudkan aspirasi tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka melakukan upaya pencegahan terhadap ancaman internal maupun eksternal terhadap kawasan Asia Tenggara di masa mendatang, menciptakan integrasi regional,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. semakin penting sejak tahun 1990-an. Hal tersebut ditandai dengan. meningkatnya jumlah kesepakatan integrasi ekonomi, bersamaan dengan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Integrasi suatu negara ke dalam kawasan integrasi ekonomi telah menarik perhatian banyak negara, terutama setelah Perang Dunia II dan menjadi semakin penting sejak tahun
Lebih terperinciDEPARTEMEN HUKUM INTERNASIONAL
STATUS PERJANJIAN NUKLIR ANTARA IRAN DENGAN E3/EU+3(JERMAN, PERANCIS, INGGRIS, CHINA, RUSIA, AMERIKA SERIKAT, DAN UNI EROPA) YANG DISAHKAN DK PBB DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Disusun dan Diajukan
Lebih terperinciFAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N
ASPEK HUKUM PENOLAKAN REPUBLIK RAKYAT CINA TERHADAP KEPUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DALAM KASUS LAUT CINA SELATAN SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas - tugas dan memenuhi syarat syarat untuk mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok
Lebih terperinciSAMBUTAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI CEO FORUM 2017 SHARING OF SUCCESS STORIES: EXPERIENCES & BEST PRACTISES JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2017
SAMBUTAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI CEO FORUM 2017 SHARING OF SUCCESS STORIES: EXPERIENCES & BEST PRACTISES JAKARTA, 28 SEPTEMBER 2017 Yth. Dirjen Kerja Sama ASEAN selaku Koordinator Sekretariat Nasional
Lebih terperinciASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS. DR. Mhd. Saeri, M.Hum. (PSA Universitas Riau) Abstrak
ASEAN YANG BERDAYA SAING, INOVATIF, DAN DINAMIS DR. Mhd. Saeri, M.Hum (PSA Universitas Riau) Abstrak ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah wadah bagi negara-negara Asia Tenggara untuk memperjuangkan
Lebih terperinciKAJIAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI BIDANG JASA PARIWISATA DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) SKRIPSI
KAJIAN YURIDIS TERHADAP PENGGUNAAN TENAGA KERJA ASING DI BIDANG JASA PARIWISATA DI INDONESIA DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Lebih terperinciAdapun penulis menyadari beberapa kekurangan dari penelitian ini yang diharapkan dapat disempurnakan pada penelitian mendatang :
BAB 5 PENUTUP Berkembangnya regionalisme yang dipicu dari terbentuknya pasar Uni Eropa (UE) yang merupakan salah satu contoh integrasi ekonomi regional yang paling sukses, telah menarik negara-negara lain
Lebih terperinciPENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS TENANT INKUBATOR MENYONGSONG MEA: STUDI KASUS INKUBATOR TEKNOLOGI LIPI
PENGUATAN KAPASITAS DAN KAPABILITAS TENANT INKUBATOR MENYONGSONG MEA: STUDI KASUS INKUBATOR TEKNOLOGI LIPI Adi Setiya Dwi Grahito dan Syahrizal Maulana Pusat Inovasi LIPI, Jl. Raya Jakarta Bogor Km 47
Lebih terperinciMateri Minggu 12. Kerjasama Ekonomi Internasional
E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 101 Materi Minggu 12 Kerjasama Ekonomi Internasional Semua negara di dunia ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu kerjasama dengan negara lain karena adanya saling
Lebih terperinci