PEMBANGUNAN KOMUNITAS ASEAN
|
|
- Sonny Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBANGUNAN KOMUNITAS oleh Edi Yusuf, SE.MA Jakarta, 29 April 2010 : ONE VISION, ONE IDENTITY, ONE COMMUNITY 1
2 FACTS Union of Myanmar Pop : 58,510 mil GDP : US$ 27,182 mil Lao PDR GDP Per Capita: Pop : 5,763 mil US$ 456 GDP : US$ 5,289mil GDP Per Capita: US$ 918 Viet Nam Pop : 86,160 mil GDP : US$ 90,701 mil GDP Per Capita: US$ 1,053 Thailand Pop : 66,482 mil GDP : US$ 273,666 mil GDP Per Capita: US$ 4,116 Philippines Pop : 90,457 mil GDP : US$ 166,773 mil GDP Per Capita: US$ 1,844 Brunei Darussalam Pop : 397,000 GDP : US$ 14,147 mil GDP Per Capita: US$ 35,623 Indonesia Pop : 228,523 mil GDP : US$ 511,174 mil GDP Per Capita: US$ 2,237 Cambodia Pop : 11,082 mil GDP : US$ 8,662 mil GDP Per Capita: US$ 756 Malaysia Pop : 27,863 mil GDP : US$ 222,674 mil GDP Per Capita: US$ 7,992 Source: Statistical Yearbook 2008, AEC Chartbook 2009 Singapore Pop : 4,839 mil GDP : US$ 184, mil GDP Per Capita: US$ 38,046 2
3 Potensi Pasar Penduduk & GDP (2008) Penduduk: 583,651 juta Negara (2008) Total GDP: US$ 1,506 trilyun (2008) Kerjasama ekonomi intra meningkat Permintaan domestik meningkat Private consumption yg sangat tinggi Jumlah penduduk GDP at current prices (ribuan) (US$ M) Brunei Darussalam Cambodia Indonesia Lao PDR Malaysia Myanmar Philippines Singapore Thailand Viet Nam CLMV Source: Statistical Yearbook
4 1. TRANSFORMASI Vientianne Action Programme 2004 The Signing of the Charter & Singapore Declaration on the Charter 2007 Bali Concord II 2003 COMMUNITY 2015 Political-Security Community (APSC) Economic Community (AEC) Socio-Cultural Community (ASCC) Entry into force of Charter 15 December 2008 Cha-am Hua Hin Secretariat Declaration Jakarta on the Road Map for the Community
5 DASAR : KRONOLOGI TRANSFORMASI KTT ke-9, Bali, Oktober 2003 Bali Concord II menyepakati visi untuk mencapai Komunitas yang didasarkan kepada tiga pilar. KTT ke-10, Vientiane, November 2004: Vientiane Action Programme (VAP) merupakan program aksi guna mencapai visi yang dirumuskan dalam Bali Concord II. Perlu menyusun piagam untuk memberikan dasar dan landasan hukum bagi. Penyusunan piagam dilakukan melalui serangkaian pertemuan High Level Task Force (HLTF) on the Drafting of the Charter Sumber penyusunan draft piagam: (i) Arahan para Kepala Negara/ Pemerintahan ; (ii) Rekomendasi Eminent Persons Group (EPG), Indonesia diwakili oleh Bapak Ali Alatas; (iii) Arahan para Menlu ; (iv) masukan pemangku kepentingan di. 5
6 KTT ke-13, Singapura, November 2007: Piagam ditandatangani oleh 10 Kepala Negara / Pemerintahan tanggal 20 November 2007 Crowning Achievement, menandai 40 tahun keberadaan Dokumen historis yang mengubah dari suatu asosiasi menjadi organisasi dengan landasan konstitusional yang menjadikan sebagai subjek hukum (legal personality). Entry-into-Force Piagam Berlaku efektif ditandai dengan pelaksanaan Pertemuan Menlu tanggal 15 Desember 2008 di Sekretariat t. Cha-am Hua Hin Declaration on the Road Map for the Community Deklarasi menuju pembentukan Community dengan 3 pilar melalui: Peningkatan kerjasama politik dan keamanan bagi pemeliharaan perdamaian di kawasan, termasuk untuk memasyarakatkan nilai-nilai bersama seperti HAM dan demokratisasi (APSC) Pembentukan pasar dan basis produksi tunggal serta upaya fasilitasi arus perdagangan, investasi, modal, pergerakan pelaku usaha dan tenaga kerja (AEC) Inspirasi One Vision, One Identity and One Caring and Sharing Community (ASCC)
7 2. PIAGAM Terdiri dari Preamble, 13 Bab dan 55 Pasal. Memuat: Tujuan dan prinsip; Hak dan kewajiban anggota; Struktur dan fungsi kelembagaan ; Badan-badan yang diasosiasikan dengan ; Kekebalan dan hak-hak h k istimewa; Mekanisme dan proses pengambilan keputusan; Penyelesaian sengketa; Masalah anggaran dan keuangan; dan Hubungan eksternal. 7
8 Perubahan Struktur Organisasi DEKLARASI BANGKOK - Konferensi tingkat Tinggi (KTT) - Pertemuan Para Menteri Luar Negeri ( Ministerial Meeting/AMM) - Pertemuan Menteri-Menteri Sektoral (Sectoral Bodies Ministerial i i Meeting) ) - Sidang Panitia Tetap ( Standing Committee/ASC) PIAGAM - Konperensi Tingkat Tinggi i (KTT) - Dewan Koordinasi ( Coordinating Council) - Dewan Komunitas ( Community Councils) terdiri dari 3 Dewan Komunitas (APSCC, AECC, ASCC) - Badan-badan Sektoral tingkat Menteri ( Sectoral Ministerial Bodies). - Penguatan Organisasi dan wewenang Sekjen ; - Komite Perwakilan Tetap - Sekretariat Nasional - Human Rights Body - Yayasan ( Foundation) E titi i t d ith 8
9 Gambaran Umum Kerangka Organisasi, Dewan Koordinasi (ACC) dan Koordinator Dewan Komunitas KTT Garis Pelaporan Garis Koordinasi DEWAN KOORDINASI (para Menteri Luar Negeri) iat l Sekretar riat Nasiona Komite Wakil Tetap ASE EAN PARA MENTERI LUAR NEGERI AICHR YAYASAN DEWAN KOMUNITAS POLITIK-KEAMANAN (Menko Polhukam) BADAN KEMENTERIAN SEKTORAL Pertemuan Pejabat Tinggi sektoral DEWAN KOMUNITAS EKONOMI (Menko Perekonomian) BADAN KEMENTERIAN SEKTORAL Pertemuan Pejabat Tinggi sektoral DEWAN KOMUNITAS SOSIAL-BUDAYA (Menko Kesra) BADAN KEMENTERIAN SEKTORAL Pertemuan Pejabat Tinggi sektoral Sek kretaris Jend deral / Sekretari 9
10 4. BAGAN KOMUNITAS 2015 PIAGAM Berlandaskan Hukum dan Berorientasi Kepada Rakyat SAAT INI KOMUNITAS 2015 KOMUNITAS POLITIK DAN KEAMANAN KOMUNITAS EKONOMI KOMUNITAS SOSIAL BUDAYA 10
11 4.1. Komunitas Politik-Keamanan POLITICAL- SECURITY COMMUNITY (APSC) Dibentuk dengan tujuan untuk mempercepat kerjasama Politik dan Keamanan untuk memelihara perdamaian di kawasan, termasuk untuk memasyarkatkan nilai-nilai bersama seperti HAM dan demokratisasi Dibentuk untuk menjadi sebuah komunitas yang terbuka, berdasarkan pendekatan kemanan yang komprehensif, tidak bertujuan untuk membentuk pakta militer atau kebijakan luar negeri bersama Memiliki elemen-elemen sebagai berikut : a. Pembangunan Politik Pembentukan lingkungan yang adil, demokratis, dan harmonis Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia dan peningkatan people-topeople contact (e.g. Inter-Parliamentary Assembly/ AIPA) Pelaksanaan Good Governance
12 b. Pembentukan Norma Memperkuat rezim TAC, implementasi Charter Penandatanganan Protocol to the SEANWFZ Treaty Pembentukan treatyon Mutual Legal Assistance and Criminal Matters Penerapan Declaration Of the Conduct on the South China Sea (DOC) Convention on Counter Terrorism c. Pencegahan Konflik Memperkuat Confidence Building Measures (CBM), preventive measures, ARF Measures, kerjasama untuk mengatasi ancaman dan tantangan t separatisme Meningkatkan kerjasama dalam penanganan isu-isu keamanan non-tradisional Memperkuat usaha untuk mempertahankankeutuhanwilayah dan kedaulatan d. Resolusi Konflik Memperkuat mekanisme penyelesaian sengketa Kerjasama dalam mempertahankan perdamaian dan stabilitas serta mendukung inisiatif ke arah penciptaannya. e. Perdamaian Pasca-Konflik Memperkuat Humanitarian Assistance Kerjasama dalam rekonstruksi dan rehabilitasi pasca-konflik berikut mekanismenya.
13 Instansi Utama Pelaksana Cetak Biru Komunitas Polkam : AMM ( Foreign Ministers Meeting) Focal point: Kementerian Luar Negeri ADMM ( Defense Ministers Meeting) Focal point: Kementerian Pertahanan ALAWMM ( Law Ministers Meeting) Focal point: Kementerian Hukum dan HAM AMMTC ( Ministerial Meeting on Transnational Crime) Focal point: Kepolisian RI ARF ( Regional Forum) ) Focal point: Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pertahanan dan Mabes TNI SEANWFZ Commission; ; Focal point: Kementerian Luar Negeri 13
14 SEKTOR SEKTOR KERJASAMA PEMBANGUNAN KOMUNITAS POLITIK KEAMANAN POLRI MABES TNI BNPB BAPPENAS KEMPORA KEMNAKERTRANS KEMLH KEMHUKHAM KEMDIKNAS KEMKOMINFO KEMLU KEMHAN LIVE IN PEACE WITH ONE ANOTHER, AND WITH THE WORLD AT LARGE, IN A JUST, DEMOCRATIC AND HARMONIOUS ENVIRONMENT 14
15 4.2. KOMUNITAS EKONOMI (KEA) Tujuan pembentukan Menciptakan kawasan yang stabil, sejahtera, dan sangat kompetitif, di mana terdapat kebebasan lalu lintas barang, jasa, investasi, modal, pembangunan ekonomi yang setara, dan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi pada 2015
16
17 Mekanisme Economic Community (AEC) Blueprint AEC Blueprint dilengkapi dengan Strategic Schedule yang menjabarkan secara rinci kerangka waktu pencapaian setiap langkah-langkah. Strategic Schedule dibagi ke dalam empat tahapan : Blueprint akan dimonitor secara berkala setiap enam bulan dengan mempertimbangkan dinamika regional dan internasional. Menggunakan scorecard untuk menilai kemajuan yang dicapai.
18 Economic Community Institutional Structure Summit AEC Council AEM AFMM AMAF AMEM AMMin AMMST TELMIN ATM M-ATM AMBDC AFTA Council AIA Council HLTF-EI AFDM SOM- AMAF SOME ASOMM COST TELSOM STOM NTOs AMBDC SC SEOM Customs DG ASOF ATRC HLFC Committee of Permanent Representatives National Secretariats Note: Coordination Reporting 18
19 SEKTOR SEKTOR KERJASAMA PEMBANGUNAN KOMUNITAS EKONOMI BAPPENAS KEM-ESDM ESDM KEMHUT KOMINFO KEMBUDPAR BPKM KADIN BSN KEMTAN BI KKP KEMLU KEMEN PERIN KEMKEU KEMHUB KUKM KEMENKO PEREKONOMIAN KEMENDAG Menciptakan kawasan yang stabil, sejahtera, dan sangat kompetitif, di mana terdapat kebebasan lalu lintas barang, jasa, investasi, modal, pembangunan ekonomi yang setara, dan pengurangan kemiskinan dan kesenjangan sosial ekonomi dengan membentuk pasar tunggal dan basis produksi pada
20 ISI: Memuat 6 Karakteristik, 32 Elemen & 348 Tindakan (Action Lines) : A. Human Development (7 elemen, 60 tindakan) B. Social Welfare and Protection (7 elemen, 94 tindakan) C. Social Justice and Rights (3 elemen, 28 tindakan) D. Ensuring Environmental Sustainability (11 elemen, 98 tindakan) E. Building Identity (4 elemen, 50 tindakan) F. Narrowing the Development Gap (8 tindakan) PELAKSANA: 16 Sectoral Bodies di 14 sektor kerjasama pembangunan.
21 16 Sectoral Bodies pada Pilar Komunitas Sosial Budaya ACCSM (Civil Service Matters) Focal Point Nasional: Badan Kepegawaian Negara ACDM (Disaster t Management) Focal Point Nasional: Badan Nasional Penanganan Bencana ACW (Women) Focal Point Nasional: Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ASOD (Drugs Matters) Focal Point Nasional: Badan Narkotika Nasional AMME/ASOEN (Environment) Focal Point Nasional: Kemenneg Lingkungan Hidup ASOF (Forestry) Focal Point Nasional: Kementerian Kehutanan COST (Science e ce and Technology) ogy) Focal Point Nasional: Kemenneg Ristek ALMM/SLOM (Labour) Focal Point Nasional: Kementerian Tenaga Kerja dan 21
22 16 Sectoral Bodies pada Pilar Komunitas Sosial Budaya (lanjutan) SOM-AMAF (Agriculture and Forestry) Focal Point Nasional: Kementerian Pertanian AMCA/SOMCA (Culture and Arts) Focal Point Nasional: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata ASED/SOM-ED (Education) Focal Point Nasional: Kementerian Pendidikan Nasional AHMM/SOMHD (Health) Focal Point Nasional: Kementerian Kesehatan AMMSWD/SOMSWD (Social Welfare and Development) Focal Point Nasional: Kemenko Kesejahteraan Rakyat AMRDPE/SOMRDPE (Rural Development and Poverty Eradication) Focal Point Nasional: Kemenko Kesejahteraan Rakyat AMRI/SOMRI (Information) Focal Point Nasional: Kementerian Komunikasi dan Informasi AMMY/SOMY (Youth) Focal Point Nasional: Kementerian Pemuda dan Olahraga 22
23 KEPEMUDAAN PEREMPUAN DAN ANAK KEPEGAWAIAN KESEHATAN IPTEK LINGKUNGAN HIDUP PENDIDIKAN KETENAGAKERJAAN INFORMASI PEMBANGUNAN SOSIAL PENGENTASAN KEMISKINAN PENANGGULANGAN BENCANA ALAM PENERANGAN KEBUDAYAAN A CARING AND SHARING COMMUNITY 23
24 5. MANFAAT KOMUNITAS UNTUK Menjadikan rule-based dan people-centered serta memiliki legal personality Mendorong penciptaan perdamaian di kawasan dan meningkatkan kredibilitas secara internal dan eksternal Menjadikan lebih dinamis dan kompetitif serta mengatasi kesenjangan pembangunan internal Bersama-sama mengatasi berbagai tantangan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat 24
25 MANFAAT KOMUNITAS UNTUK INDONESIA Menciptakan lingkungan eksternal yang lebih terprediksi serta kondusif dan bermanfaat bagi kepentingan nasional Mengembangkan nilai-nilai demokrasi dan HAM di serta meningkatkan stabilitas dan kerja sama keamanan di kawasan, termasuk pemberantasan korupsi Memudahkan ekspansi ekspor ke pasar dan meningkatkan daya tarik Indonesia sebagai tujuan investasi dan pariwisata Memperkuat kolaborasi dalam penanggulangan masalah sosial dan lingkungan, serta memperkuat posisi tawar Indonesia dalam negosiasi internasional 25
26 6. KEPENTINGAN INDONESIA DALAM KOMUNITAS Komunitas Politik Keamanan Pemajuan prinsip-prinsip demokrasi, Pemajuan dan perlindungan HAM, Pemberantasan korupsi, Penanganan illegal fishing, Penanganan trafficking in persons, Pemberantasan people smuggling, Pemberantasan terorisme, Pembentukan Maritime Forum, Penyusunan Security Outlook, Pembentukan Institute for Peace and Reconciliation, Pembentukan Commission on Promotion and Protection on the Rights of Women and Children Penyusunan instrumen hak pekerja migran. 26
27 Komunitas Ekonomi Menurunkan biaya produksi sehingga meningkatkan daya saing dan produktifitas Indonesia di pasar dunia Menurunkan harga barang dan meningkatkan ketersediaan barang dan jasa di pasar Mempercepat proses penyesuaian peraturan & standar domestik sesuai standar regional & internasional serta meningkatkan transparansi publik 27
28 Komunitas Sosial Budaya Membangun solidaritas it dan kerja sama dalam penanggulangan pencemaran asap lintas batas Menggalang g kerja sama dan dukungan dalam rangka penanganan bencana, khususnya pada fase tanggap darurat Melindungi dan memajukan hak-hak wanita, anak, dan pekerja migran Indonesia di Mewujudkan Indonesia yang bebas narkoba melalui visi Drugs Free 2015 Menjamin kerja sama yang lebih baik dan melindungi kepentingan Indonesia di bidang penerangan, kebudayaan, dan pendidikan 28
29 7. Peranan PEMDA dalam Pembangunan Komunitas Pemda perlu memandang proses perwujudan Komunitas sebagai peluang bagi peningkatan kerjasama di berbagai bidang dengan negara-negara anggota ; Menyesuaikan kebijakan Pemda agar sejalan dengan RPJM dan Cetak biru Komunitas ; Mengkaji Implikasi kesepakatan Komunitas terhadap kebijakan dan strategi dan peraturan perundangan di sektor tertentu; Mengembangkan sektor-sektor yang memiliki comparative dan competitive advantages; Pengembangan Sumber Daya Manusia; Pembangunan Infrastruktur 29
BAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciIna Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015
Ina Hagniningtyas Krisnamurthi Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN, Kementerian Luar Negeri Madura, 27 Oktober 2015 TRANSFORMASI ASEAN 1976 Bali Concord 1999 Visi ASEAN 2020 2003 Bali Concord II 2007 Piagam
Lebih terperinciPIAGAM ASEAN, ASEAN SOCIO-CULTURAL COMMUNITY (ASCC) BLUEPRINT DAN INDONESIA 1. Oleh: Yanyan Mochamad Yani 2
PIAGAM ASEAN, ASEAN SOCIO-CULTURAL COMMUNITY (ASCC) BLUEPRINT DAN INDONESIA 1 Oleh: Yanyan Mochamad Yani 2 I. Indonesia dan Perkembangan di Kawasan Regional (ASEAN) Dinamika kawasan Asia Tenggara tidak
Lebih terperinciKata Pengantar. Terima kasih. Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Depdag GUSMARDI BUSTAMI
Kata Pengantar Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan
Lebih terperinciMEMBANGUN TIM EFEKTIF
MATERI PELENGKAP MODUL (MPM) MATA DIKLAT MEMBANGUN TIM EFEKTIF EFEKTIVITAS TIM DAERAH DALAM MEMASUKI ERA ASEAN COMMUNITY 2016 Oleh: Dr. Ir. Sutarwi, MSc. Widyaiswara Ahli Utama BPSDMD PROVINSI JAWA TENGAH
Lebih terperinciChalengging Change : Non-Tradional Security, Democracy and Regionalism
Ma ruf Habibie Siregar TMJ 6 AeU 4811020011 Chalengging Change : Non-Tradional Security, Democracy and Regionalism Rangkuman Pada chapter ini dibahas tentang apa- apa yang akan dilakukan ASEAN menuju ke
Lebih terperinciKEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR
KEYNOTE ADRESS RAFENDI DJAMIN WAKIL INDONESIA UNTUK AICHR Workshop Penguatan Komunitas Sosio-Kultural ASEAN 2015: Perumusan lndikator Capaian dari Strategic Measures dalam Attendant Document ASEAN Socio-Cultural
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kerja sama merupakan upaya yang dilakukan oleh perseorangan, kelompok maupun negara untuk mencapai kepentingan bersama. Lewat bekerjasama, tentu saja seseorang, kelompok
Lebih terperinciBAB III DAMPAK HUMAN TRAFFICKING TERHADAP ASEAN
BAB III DAMPAK HUMAN TRAFFICKING TERHADAP ASEAN 3.1 Dampak Human Trafficking Terhadap Ekonomi ASEAN Lemahnya sektor ekonomi sangat merugikan bagi perekonomian suatu negara, dimana perlu menciptakan lebih
Lebih terperinciPIDATO KETUA DPR-RI Dr. MARZUKI ALI PADA SIDANG PLENO I AIPA GENERAL ASSEMBLY KE-32 PHNOM PENH, THE KINGDOM OF CAMBODIA
KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PIDATO KETUA DPR-RI Dr. MARZUKI ALI PADA SIDANG PLENO I AIPA GENERAL ASSEMBLY KE-32 PHNOM PENH, THE KINGDOM OF CAMBODIA Yang Mulia Presiden ASEAN Inter-Parliamentary
Lebih terperinciPIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA PEMBUKAAN
PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA PEMBUKAAN KAMI, RAKYAT Negara-Negara Anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), yang diwakili oleh para Kepala Negara atau Pemerintahan dari
Lebih terperinciBAB II PEMBAHASAN 2.1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA ASEAN
BAB II PEMBAHASAN 2.1. LATAR BELAKANG BERDIRINYA ASEAN ASEAN merupakan (singkatan dari Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara) adalah organisasi kawasan yang
Lebih terperinciKERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG
KERJASAMA ASEAN DALAM BERBAGAI BIDANG Negara-negara ASEAN juga bekerja sama dalam bidang ekonomi dan sosial budaya. Dalam bidang ekonomi meliputi : 1. Membuka Pusat Promosi ASEAN untuk perdagangan, investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh United Nations Security Council yang menyebabkan berkembangnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan organisasi internasional sebagai subjek hukum internasional, tidak terlepas dari munculnya berbagai organisasi internasional pasca Perang Dunia ke II. Terjadinya
Lebih terperinciBENTUK KERJA SAMA ASEAN
BENTUK KERJA SAMA ASEAN Hubungan kerja sama negara-negara anggota ASEAN dilakukan di berbagai bidang, antara lain dalam bidang politik, ekonomi, sosial, kebudayaan, dan lainlain. Hubungan kerja sama ini
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinciPERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015
PERKEMBANGAN KERJA SAMA ASEAN PASCA IMPLEMENTASI AEC 2015 J.S. George Lantu Direktur Kerjasama Fungsional ASEAN/ Plt. Direktur Kerja Sama Ekonomi ASEAN Jakarta, 20 September 2016 KOMUNITAS ASEAN 2025 Masyarakat
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Indonesia terletak di benua Asia, tepatnya di kawasan Asia Tenggara. Negara-negara yang terletak di kawasan ini memiliki sebuah perhimpunan yang disebut dengan ASEAN (Assosiation
Lebih terperinciS E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA)
S E L A Y A N G P A N D A N G ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY (AIPA) Pendahuluan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) dulunya bernama ASEAN Inter-Parliamentary Organization (AIPO). Proses kelahirannya
Lebih terperinciSKRIPSI POSISI INDONESIA DALAM PENERAPAN ASEAN POLITICAL- SECURITY COMMUNITY (Studi Analisis Realisme dalam Hubungan Internasional)
SKRIPSI POSISI INDONESIA DALAM PENERAPAN ASEAN POLITICAL- SECURITY COMMUNITY (Studi Analisis Realisme dalam Hubungan Internasional) Haris Fadhil 120906053 Dosen Pembimbing : Drs. Ahmad Taufan Damanik,
Lebih terperinciInformasi umum mengenai ASEAN dapat dilihat di www.deplu.go.id. Edisi pertama tahun 1982 dan telah diperbaharui sampai edisi ke-19 tahun 2010.
Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Association of Southeast Asian Nations/ASEAN) terbentuk pada tanggal 8 Agustus 1967. Sepuluh Negara anggota ASEAN terdiri dari Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia,
Lebih terperinciTERM OF REFERENCE MATERI: ASEAN COMMUNITY DAN REALITAS BANGSA
Hari, tanggal : TERM OF REFERENCE MATERI: ASEAN COMMUNITY DAN REALITAS BANGSA Tujuan : Mencapai profil poin 1 1. A. Mahasiswa memahami secara umum salah satu aspek; sosial, ekonomi, budaya, teknologi,
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PIAGAM ASEAN (ASEAN CHARTER) BAGI ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASONAL
EFEKTIVITAS PIAGAM ASEAN (ASEAN CHARTER) BAGI ASEAN SEBAGAI ORGANISASI INTERNASONAL Oleh : Elfia Farida 1 Abstrak Berlakunya Piagam ASEAN, akan merubah ASEAN dari suatu asosiasi longgar menjadi rule-based
Lebih terperinciUPAYA ASEAN DALAM MENDORONG PROSES DEMOKRASI DI MYANMAR
UPAYA ASEAN DALAM MENDORONG PROSES DEMOKRASI DI MYANMAR ( Asean Efforts In Promoting Democratic Process In Myanmar ) SKRIPSI Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Tinbergen (1954), integrasi ekonomi merupakan penciptaan struktur perekonomian internasional yang lebih bebas dengan jalan menghapuskan semua hambatanhambatan
Lebih terperinciAssalamu alaikum Wr.Wb.
ASEAN INTER-PARLIAMENTARY ASSEMBLY PRESS RELEASE PENYELENGGARAAN EXCOM dan AIFOCOM MEETING Yogyakarta, 9 10 July 2012 ----------------- Assalamu alaikum Wr.Wb. Terima kasih atas atensi dan kehadiran rekan-rekan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. J. Suatma, Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi ASEAN Economic Community 2015, Jurnal STIE Semarang, vol.4 no.1, 2012.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerjasama ASEAN telah dimulai ketika Deklarasi Bangkok ditandatangani oleh Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina pada tahun 1967. Sejak saat
Lebih terperinciKEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN
PENUGASAN PENUGASAN WAKIL PRESIDEN KEPPRES NO. 1 TAHUN KEPUTUSAN PRESIDEN TENTANG PENUGASAN WAKIL PRESIDEN MELAKSANAKAN TUGAS PRESIDEN ABSTRAK : - bahwa untuk menjaga lancarnya pelaksanaan pemerintahan
Lebih terperinciRENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013)
RENCANA KEGIATAN DESK REGIONAL BADAN KERJASAMA ANTAR PARLEMEN (Januari - Desember 2013) A. Pengiriman Delegasi 1. Pengiriman Delegasi DPR-RI ke the 16th General Assembly of Asia-Pacific Parliamentarians
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis. dengan ini menarik kesimpulan sebagai sebagai berikut :
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan pemaparan-pemaparan pada bab-bab sebelumnya, penulis dengan ini menarik kesimpulan sebagai sebagai berikut : Pertama, terkait Pengaruh Penerapan ASEAN Community
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN. Pembentukan Association of South East Asian Nations (ASEAN)
36 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 BAGI MASYARAKAT ASEAN E. Sejarah Terbentuknya ASEAN Pembentukan Association of South East Asian Nations (ASEAN) dilatarbelakangi oleh kekhawatiran
Lebih terperinciKata Pengantar. Terima kasih. Direktur Jenderal Kerjasama Perdagangan Internasional, Depdag GUSMARDI BUSTAMI
Kata Pengantar Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan
Lebih terperinciPERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA
http://labhi.staff.umm.ac.id/2011/05/12/peran-asean-maritime-forum-amf-dalam-keamanan-peraira n-di-asia-tenggara/ PERAN ASEAN MARITIME FORUM (AMF) DALAM KEAMANAN PERAIRAN DI ASIA TENGGARA Penciptaan keamanan
Lebih terperinciKESEMPATAN KERJA PERDAGANGAN. Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja. Jakarta, 5 Juli 2013
KESEMPATAN KERJA MENGHADAPI LIBERALISASI PERDAGANGAN Rahma Iryanti Direktur Tenaga Kerja dan Pengembangan Kesempatan Kerja Jakarta, 5 Juli 2013 1 MATERI PEMAPARAN Sekilas mengenai Liberalisasi Perdagangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Association of South East Asian Nation (selanjutnya disebut ASEAN) merupakan kekuatan ekonomi ketiga terbesar setelah Jepang dan Tiongkok, di mana terdiri dari 10 Negara
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA
Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LUAR NEGERI RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.1 PERUNDINGAN DAN PENYELESAIAN
Lebih terperinciPERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL
PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI REGIONAL Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) ASEP GINANJAR PPG DALAM JABATAN Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi 2018 1. Peran Indonesia dalam
Lebih terperinciNCB Interpol Indonesia - The 37th ASEANAPOL Conference, Tanggal September 2017, Hotel Hard R Jumat, 06 Oktober :38
Pada tanggal 12 s.d. 14 September 2017, Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Jenderal Polisi Dr. M. TITO KARNAVIAN, M.A., Ph.D. menghadiri Konferensi ASEANAPOL ke-37 di Hotel Hard Rock Singapura. Konferensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran pemuda terhadap ASCC. Pemuda merupakan subyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi ini akan membahas mengenai peran organisasi AYFN dalam meningkatkan kesadaran pemuda terhadap ASCC. Pemuda merupakan subyek sentral dan stakeholder utama dalam
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR. Reviu Kelembagaan: Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat ASEAN 2015
LAPORAN AKHIR 2015 Reviu Kelembagaan: Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi Masyarakat ASEAN 2015 DAFTAR ISI Daftar Isi...1 Daftar Singkatan...3 Bab. I. Pendahuluan...5 Bab I.1. Latar Belakang...5 Bab I.2.
Lebih terperinciOrganisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN)
A. Organisasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) 1. Lahirnya ASEAN (Association of South East Asian Nations) Kerja sama antarbangsa dalam satu kawasan perlu dijalin. Hal itu sangat membantu kelancaran
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan
BAB V PENUTUP 4.1. Kesimpulan Akhir-akhir ini masalah yang menjadi keprihatinan umat manusia di seluruh dunia dan masyarakat di Asia Tenggara meluas mencangkup persolan-persoalan yang tidak terbatas pada
Lebih terperinciBali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis, 17 November 2011 Pidato Pembukaan KTT ke-19 ASEAN
Pidato Presiden Bali Nusa Dua Convention Center, Bali, Kamis, 17 November 2011 Pidato Pembukaan KTT ke-19 ASEAN PIDATO PEMBUKAAN PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO PADA KOFERENSI TINGKAT TINGGI KE-19 ASEAN
Lebih terperinciPress Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda
Press Release The Asia Pacific Regional Parliamentarian and CSO Forum on MDG Acceleration and the Post 2015 Development Agenda Nusa Dua Bali, 25 26 Maret 2013 --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPertama-tama, perkenanlah saya menyampaikan permohonan maaf dari Menteri Luar Negeri yang berhalangan hadir pada pertemuan ini.
PAPARAN WAKIL MENTERI LUAR NEGERI NILAI STRATEGIS DAN IMPLIKASI UNCAC BAGI INDONESIA DI TINGKAT NASIONAL DAN INTERNASIONAL PADA PERINGATAN HARI ANTI KORUPSI SEDUNIA JAKARTA, 11 DESEMBER 2017 Yang terhormat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8
BAB I PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asosiasi negara- negara Asia Tenggara (ASEAN) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand dengan ditandatanganinya deklarasi Bangkok
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 7 PERDAGANGAN BEBAS
BAB 7 PERDAGANGAN BEBAS Pengaruh Globalisasi Terhadap Perekonomian ASEAN Globalisasi memberikan tantangan tersendiri atas diletakkannya ekonomi (economy community) sebagai salah satu pilar berdirinya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) A. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)
BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (ASEAN) A. Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (PERBARA) atau dikenal dengan Association
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PANITIA NASIONAL PENYELENGGARA KONFERENSI TINGKAT TINGGI ASIA-PACIFIC ECONOMIC COOPERATION XXI TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 Dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN Tahun 2015 maka ada beberapa kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, di antaranya: (1)
Lebih terperinciANALISIS TERHADAP ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
1 ANALISIS TERHADAP ASEAN TOURISM AGREEMENT (ATA) 2002 DALAM HUBUNGANNYA TERHADAP ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas Akhir dan Memenuhi
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. seperti ASEAN Industrial Project (AIP) tahun 1976, the ASEAN Industrial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ASEAN telah menghasilkan banyak kesepakatan-kesepakatan baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial budaya. Pada awal berdirinya, kerjasama ASEAN lebih bersifat politik
Lebih terperinciMEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN
MEMORANDUM ANTARA KEMENTERIAN PERTAHANAN JEPANG DAN KEMENTERIAN PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG KERJA SAMA DAN PERTUKARAN DI BIDANG PERTAHANAN Kementerian Kementerian Pertahanan Jepang dan Pertahanan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. peacebuilding. Tulisan-tulisan terebut antara lain Aid, Conflict, and Peacebuilding
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka yang digunakan dalam penelitian ini lebih mengacu pada tulisan-tulisan yang berkaitan dengan peran organisasi internasional dalam peacebuilding.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN
22 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN DAN PENGATURAN KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA DI ASEAN 2.1. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2.1.1. Sejarah Masyarakat Ekonomi ASEAN Masyarakat Ekonomi ASEAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara seperti halnya individu sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain untuk melangsungkan kehidupannya. Sebuah negara tidak bisa berdiri sendiri dan memenuhi
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGESAHAN ASEAN CONVENTION ON COUNTER TERRORISM (KONVENSI ASEAN MENGENAI PEMBERANTASAN TERORISME) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperincisebagai seratus persen aman, tetapi dalam beberapa dekade ini Asia Tenggara merupakan salah satu kawasan yang cenderung bebas perang.
BAB V KESIMPULAN Asia Tenggara merupakan kawasan yang memiliki potensi konflik di masa kini maupun akan datang. Konflik perbatasan seringkali mewarnai dinamika hubungan antarnegara di kawasan ini. Konflik
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. lebih maju. Organisasi-organisasi internasional dan perjanjian-perjanjian
1 BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Dalam era globalisasi sekarang ini, perekonomian internasional merupakan salah satu pilar utama dalam proses pembangunan dunia yang lebih maju. Organisasi-organisasi
Lebih terperinciTOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL
TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL MENCIPTAKAN PERDAMAIAN DUNIA Salah satu langkah penting dalam diplomasi internasional adalah penyelenggaraan KTT Luar Biasa ke-5 OKI untuk penyelesaian isu Palestina
Lebih terperinciKursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM
Kursus pelatihan untuk pembuat kebijakan tentang produktivitas dan kondisi kerja UKM RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025 RENCANA AKSI STRATEGIS ASEAN UNTUK PENGEMBANGAN UKM 2016-2025
Lebih terperinciARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. *
ARAH PEMBANGUNAN HUKUM DALAM MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY 2015 Oleh: Akhmad Aulawi, S.H., M.H. * Era perdagangan bebas di negaranegara ASEAN tinggal menghitung waktu. Tidak kurang dari 2 tahun pelaksanaan
Lebih terperinciKeynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL Keynote Speech STRATEGI INDONESIA MEWUJUDKAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN, INKLUSIF, DAN BERKEADILAN Oleh: Menteri PPN/Kepala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Sejarah Pembentukan ASEAN
BAB I PENDAHULUAN A. Sejarah Pembentukan ASEAN sebelum ASEAN didirikan, berbagai konflik kepentingan juga pernah terjadi diantara sesama negara-negara Asia Tenggara. Sebelum ASEAN terbentuk pada tahun
Lebih terperinciPERAN SERTA PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN KAWASAN PERBATASAN SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI
PERAN SERTA PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERDAYAAN KAWASAN PERBATASAN SEBAGAI BERANDA DEPAN NKRI Oleh: Prof. Dr. Ir. Sari Bahagiarti K., M.Sc Outline LATAR BELAKANG PENGALAMAN UPN VETERAN PERMASALAHAN PERBATASAN
Lebih terperinciBAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL
BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM
Lebih terperinciTENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA?
TENAGA KERJA ASING (TKA) DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) : PELUANG ATAU ANCAMAN BAGI SDM INDONESIA? Edi Cahyono (Akademi Manajemen Administrasi YPK Yogyakarta) ABSTRAK Terlaksananya tatanan
Lebih terperinciberkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang
E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan
Lebih terperinciKERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB)
KERANGKA PELAKSANAAN TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (TPB) Deputi Kemaritiman dan SDA Kementerian PPN/Bappenas Disampaikan pada Rapat Pedoman Teknis Perumusan RAN TPB Jakarta, 23 Juni 2016 OUTLINE 1.
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG KEGIATAN TANGGAP DARURAT DAN PERENCANAAN SERTA PERSIAPAN REHABILITASI DAN REKONSTRUKSI PASCA BENCANA ALAM GEMPA BUMI DAN GELOMBANG TSUNAMI
Lebih terperinciForum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional
Forum ASEAN tentang Pekerja Migran (AFML) ke-9 Pertemuan Persiapan Tripartit Nasional Kantor Regional ILO untuk Asia & Pasifik (ROAP) Bangkok, Thailand Garis Besar Presentasi 1. Forum ASEAN tentang Pekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya pengaturan mengenai perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja, hukum
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan hukum internasional sebagai bagian dari hukum yang sudah tua, yang mengatur hubungan antar negara tak dapat dipisahkan dari keberadaannya yang saat ini
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Pergerakan globalisasi perekonomian yang dewasa ini bergerak begitu cepat diiringi dengan derasnya arus globalisasi yang semakin berkembang maka hal ini
Lebih terperinciLAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR
7 2012, No.54 LAMPIRAN I : PERATURAN BADAN NASIONAL PENGELOLA PERBATASAN TENTANG RENCANA AKSI PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KAWASAN PERBATASAN TAHUN 2012 NOMOR : 2 TAHUN 2012 TANGGAL : 6 JANUARI 2012 RENCANA
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
UNDANG-UNDANG NOMOR 47 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN ANTARA DAN AUSTRALIA TENTANG KERANGKA KERJA SAMA KEAMANAN (AGREEMENT BETWEEN THE REPUBLIC OF INDONESIA AND AUSTRALIA ON THE FRAMEWORK FOR
Lebih terperinciKERJASAMA ASEAN DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN TRANSNASIONAL BERUPA DRUG TRAFFICKING DI WILAYAH GOLDEN TRIANGLE SKRIPSI
KERJASAMA ASEAN DALAM MENANGGULANGI KEJAHATAN TRANSNASIONAL BERUPA DRUG TRAFFICKING DI WILAYAH GOLDEN TRIANGLE SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk tercapainya masyarakat yang sejahtera dan damai. Namun, kerjasama
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diawal pembentukanya pada 1967, ASEAN lebih ditunjukan pada kerjasama yang berorientasi politik guna pencapaian kedamaian dan keamanan dikawasan Asia Tenggara. Dimulai
Lebih terperinciKesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan
Kesiapan Pemerintah di Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan dalam Menghadapi MEA 2015 SEKILAS TENTANG ASEAN ECONOMIC COMMUNITY (AEC)/ MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Kerjasama ekonomi ASEAN mengarah kepada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak terlepas dari pranata-pranata hukum
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Peranan penerapan suatu sistem hukum dalam pembangunan demi terciptanya pembentukan dan pembaharuan hukum yang responsif atas kebutuhan-kebutuhan masyarakat tidak
Lebih terperinciKata kunci: Masyarakat Ekonomi ASEAN, Persaingan Usaha, Kebijakan, Harmonisasi.
1 HARMONISASI KEBIJAKAN PERSAINGAN USAHA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Oleh I Gusti Ayu Agung Ratih Maha Iswari Dwija Putri Ida Bagus Wyasa Putra Ida Bagus Erwin Ranawijaya Program Kekhususan Hukum Internasional,
Lebih terperinciOleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012
Oleh: Dr. Makarim Wibisono Direktur Eksekutif ASEAN Foundation Seminar KOMNAS Perempuan Hotel Kartika Chandra, 12 Maret 2012 Ucapan Selamat Saya atas nama saya pribadi dan ASEAN Foundation mengucapkan:
Lebih terperinciBAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK
BAB III PEMBANGUNAN BIDANG POLITIK A. KONDISI UMUM Setelah melalui lima tahun masa kerja parlemen dan pemerintahan demokratis hasil Pemilu 1999, secara umum dapat dikatakan bahwa proses demokratisasi telah
Lebih terperinciMUHIDIN M. SAID KOMISI V DPR RI
RAPAT KONSULTASI REGIONAL (KONREG) BIDANG PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2015 DUKUNGAN DPR RI TERHADAP PROGRAM PEMBANGUNAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT JAKARTA, 21 APRIL 2015 MENINGKATKAN
Lebih terperinciPeran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Peran Ekonomi Syariah Dalam Kebijakan Ekonomi Nasional Untuk Menghadapi AEC 13 Agustus 2014 Uni Eropa adalah konsep integrasi kawasan yang
Lebih terperinciDaya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan
Daya Saing Industri Indonesia di Tengah Gempuran Liberalisasi Perdagangan www.packindo.org oleh: Ariana Susanti ariana@packindo.org ABAD 21 Dunia mengalami Perubahan Kemacetan terjadi di kota-kota besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemudian terbagi dalam beberapa divisi yang terpecah dan kemudian mendorong terbentuknya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi institusional regional atau kawasan jika ditelusuri kembali asalnya, mulai berkembang sejak berakhirnya Perang Dingin dimana kondisi dunia yang bipolar
Lebih terperinciPERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2010 TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI KEMENTERIAN NEGARA SERTA SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS, DAN FUNGSI ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION (APEC) GAMBARAN UMUM
ASIA PACIFIC ECONOMIC COOPERATION (APEC) GAMBARAN UMUM 1. Forum Kerjasama Ekonomi negara-negara di kawasan Asia Pasifik (Asia Pacific Economic Cooperation-APEC) dibentuk pada tahun 1989 berdasarkan gagasan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Kata Pengantar Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN 1
Laporan Kinerja Ditjen Kerja Sama ASEAN 25 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi i ii BAB I PENDAHULUAN BAB II PERENCANAAN KINERJA 3 A. RENCANA STRATEGIS DITJEN KSA TAHUN 25-29 3 B. PERJANJIAN KINERJA DITJEN
Lebih terperinciPOINTERS ASEAN INTERGOVERNMENTAL COMMISSION ON HUMAN RIGHTS (AICHR) Jakarta, 12 April 2016
POINTERS ASEAN INTERGOVERNMENTAL COMMISSION ON HUMAN RIGHTS (AICHR) Jakarta, 12 April 2016 AICHR merupakan bagian integral dari struktur organisasi ASEAN yang berperan sebagai badan konsultasi dan bersifat
Lebih terperinciPERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi
PERSIAPAN DAERAH dalam menghadapi Outline 1 Gambaran Umum Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 2 MEA dalam RKP 2014 3 Strategi Daerah dalam Menghadapi MEA 2015 MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 Masyarakat
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENGESAHAN PROTOCOL AGAINST THE SMUGGLING OF MIGRANTS BY LAND, SEA AND AIR, SUPPLEMENTING THE UNITED NATIONS CONVENTION AGAINST TRANSNATIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintah Australia begitu gencar dalam merespon Illegal, Unreported, Unregulated Fishing (IUU Fishing), salah satu aktivitas ilegal yang mengancam ketersediaan ikan
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ON THE ASEAN POWER GRID (MEMORANDUM SALING PENGERTIAN MENGENAI JARINGAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
Lebih terperinciStrategi PERSAGI menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI)
Strategi PERSAGI menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (PERSAGI) Makasar, 30 April 2016 1. MEA ASEAN Satu Visi, Satu Identitas, Satu Komunitas (One Vision,
Lebih terperinciRUU KEAMANAN NASIONAL (RUU KAMNAS)
RUU KEAMANAN NASIONAL (RUU KAMNAS) Makassar, 6 November 2012 KONDISI SAAT INI (MENGAPA) ASPEK HISTORIS : - UU No. 6/1946 tentang Keadaan Bahaya - UU No. 74/1957 tentang Pencabutan Regelling of de Staat
Lebih terperinci