KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION"

Transkripsi

1 digilib.uns.ac.id KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION (Studi Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Minat Utama Manajemen Sumber Daya Manusia Program Studi Magister Manajemen Oleh BAMBANG MURCITO S PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

2 digilib.uns.ac.id

3 digilib.uns.ac.id

4 digilib.uns.ac.id

5 digilib.uns.ac.id KATA PENGANTAR Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan Rahmat dan Hidayah NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat magister dengan judul penelitian KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION (Studi pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu). Kata terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini, yaitu : 1. Prof. Dr. Hartono, MS, selaku ketua Program Studi Magister Manajemen. 2. Dr. Asri Laksmi Riani, MS, selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam penulisan tesis ini. 3. Seluruh dosen dan staf Program Studi Magister Manajemen UNS yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan dalam penulisan tesis ini. 4. Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu yang telah memberikan izin dan kerjasamanya. 5. Semua rekan-rekan MMUNS khususnya angkatan 36 kelas non reguler dan semua pihak yang terkait. 6. Kedua orang tua ku serta keluarga mertua yang telah banyak mendukung sehingga dapat terselesaikan nya tesis ini. v

6 digilib.uns.ac.id 7. Istri tercinta Nitya Ajeng Narayanty Prasetya, S.Farm.,Apt yang dengan setia dan sabar dalam mendampingi dan menyemangati peneliti dalam menyelesaikan studi Magister Manajemen dari awal sampai akhir peneliti meraih gelar pasca sarjana Magister Manajemen. Penulis menyadari bahwa hasil karya ini masih ada kekurangan. Oleh karena nya saran dan kritik yang positif diharapkan untuk lebih membuat penelitian dikemudian hari lebih baik dan bermanfaat. Surakarta, Bambang Murcito S vi

7 digilib.uns.ac.id DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii HALAMAN PENGESAHAN... iii HALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI..... vi DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii ABSTRAKSI xiii ABSTRACT... xiv BAB I. Pendahuluan... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 BAB II. Tinjauan Pustaka A. Dimensi Pertumbuhan Karir Organisasi B. Komitmen Organisasi C. Turnover Intention D. Penelitian Terdahulu E. Kerangka Penelitian F. Pengembangan Hipotesis BAB III. Metode Penelitian A. Desain Penelitian B. Populasi, Sample dan Teknik Sampling C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel D. Instrumen Penelitian vii

8 digilib.uns.ac.id E. Sumber Data F. Metode Pengumpulan Data G. Metode Analisis Data BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Lahir dan Perkembangan Visi, Misi, dan Tujuan Struktur Organisasi B. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden Tanggapan Responden C. Pengujian Instrumen Penelitian Uji Validitas Uji Reliabilitas D. Uji Asumsi Model Normalitas Data Evaluasi Outliers E. Uji Hipotesis Analisis Kesesuaian Model (goodness-of-fit) Analisis Koefisien Jalur F. Pembahasan Hipotesis BAB V. Penutup A. Kesimpulan B. Keterbatasan C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

9 digilib.uns.ac.id DAFTAR TABEL Tabel III.1 Goodness-of-fit Indice Tabel IV.1 Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Tabel IV.2 Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir Tabel IV.3 Deskripsi Responden Berdasarkan Usia Tabel IV.4 Deskripsi Responden Berdasarkan Masa Kerja Tabel IV.5 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Tujuan Perkembangan Karir Tabel IV.6 Deskripsi Tanggapan RespondenTerhadap Pengembangan Kemampuan Profesional Tabel IV.7 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Kecepatan Promosi Tabel IV.8 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Pertumbuhan Remunerasi Tabel IV.9 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Komitmen Afektif Tabel IV.10 Deskripsi Tanggapan RespondenTerhadap Komitmen Keberlanjutan Tabel IV.11 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Komitmen Normatif Tabel IV.12 Deskripsi Tanggapan Responden Terhadap Turnover Intention ix

10 digilib.uns.ac.id Tabel IV.13 KMO & Bartllet s Test Tabel IV.14 Hasil Uji Validitas Rotated Component Matrix Tabel IV.15 Hasil Uji Validitas Rotated Component Matrix Tabel IV.16 Hasil Uji Reliabilitas Tabel IV.17 Hasil Uji Normalitas Tabel IV.18 Jarak Mahalanobis Data Penelitian Tabel IV.19 Hasil Goodness-of-Fit Model Tabel IV.20 Hasil Goodness-of-Fit Model Tabel IV.21 Regression Weights x

11 digilib.uns.ac.id DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Kerangka Penelitian Gambar IV.1 Struktur Organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu xi

12 digilib.uns.ac.id DAFTAR LAMPIRAN 1. Kuesioner 2. Lampiran data rekapitulasi responden 3. Uji Validitas 4. Uji Reliabilitas 5. Output SEM xii

13 digilib.uns.ac.id KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION (Studi Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu) BAMBANG MURCITO S ABSTRAKSI Penelitian ini menguji keterkaitan antara dimensi pertumbuhan karir dan komitmen organisasi dengan turnover intention. Dimensi pertumbuhan karir yang dikonsep oleh empat faktor: tujuan pengembangan karir, pengembangan kemampuan profesional, kecepatan promosi dan pertumbuhan remunerasi, sedangkan komitmen organisasi yang dikonsep dengan menggunakan tiga model komponen yaitu : komitmen afektif, komitmen keberlanjutan dan komitmen normatif. Survey data, yang dikumpulkan dari 186 karyawan di Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu, menunjukan bahwa tiga dari empat dimensi pertumbuhan karir yaitu tujuan pengembangan karir, kecepatan promosi dan pertumbuhan remunerasi yang berhubungan positif pada komitmen organisasi. Sedangkan satu dari empat dimensi pertumbuhan karir yaitu pengembangan kemampuan profesional yang berhubungan negatif pada komitmen normatif. Dimensi pertumbuhan karir yang negatif terkait dengan turnover intention. Hasil dibahas bagaimana dimensi pertumbuhan karir dan komitmen organisasi dapat digunakan untuk mengelola turnover intention. Kata kunci : Dimensi pertumbuhan karir, komitmen organisasi, dan turnover intention. xiii

14 digilib.uns.ac.id KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR ORGANISASI DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION (Studi Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu) BAMBANG MURCITO S ABSTRACT This research examines the relationship between dimensions of career growth and organizational commitment to turnover intention. The dimensions of career growth are conceptualized by four factors: the career goal progress, professional ability, promotion speed and remuneration growth, while the commitment of organizations that drafted the model using three components: affective commitment, continue commitment, and normative commitment. Survey data collected from 186 employees at PKU Muhammadiyah Hospital Delanggu, showed that three of the four dimensions of career growth that is the career goal progress, promotion speed and remuneration growth are positively related to organizational commitment. While one of the four dimensions of career growth is professional ability related to negative on normative commitment. The dimensions of career growth are negatively related to turnover intention. The results discussed how the dimensions of career growth and organizational commitment can be used to manage the turnover intention. Keywords : dimensions of career growth, organizational commitment, and turnover intention. xiv

15 digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini karir individu tidak lagi terikat pada satu organisasi, sebagai perubahan karir dan mobilitas kerja telah menjadi fenomena umum. Untuk menjadi sukses dalam karir seseorang, saat ini karyawan harus menyeimbangkan hubungan antara keinginan mereka untuk pertumbuhan karir dan sikap mereka terhadap organisasi (Rousseau, 1998). Organisasi yang menyediakan mekanisme untuk pertumbuhan karir karyawan membuat jenis investasi hubungan timbal balik dengan karyawan, hubungan yang mengikat pertumbuhan karir untuk hasil penting seperti komitmen organisasional. Namun, orang akan berharap bahwa hubungan pertumbuhan karir karyawan tergantung pada apakah karyawan berkomitmen untuk mengejar karier (Weng et al., 2010). Career growth (pertumbuhan karir) didefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang kesempatan pengembangan dan kemajuan dalam sebuah organisasi. Pertumbuhan karir karyawan dalam organisasi dapat ditangkap oleh empat faktor : yang pertama adalah tujuan pengembangan karir; atau sejauh mana pekerjaan seseorang relevan dengan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menyadari tujuan karir mereka. Kedua, pengembangan kemampuan profesional; atau sejauh mana pekerjaan seseorang memungkinkan mereka untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru. Ketiga, kecepatan promosi; atau sejauh mana persepsi karyawan dari

16 digilib.uns.ac.id 2 tingkat peluang untuk dipromosikan. Dan keempat, pertumbuhan remunerasi; merupakan persepsi karyawan tentang kemungkinan peningkatan kompensasi (Weng et al., 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Weng et al., (2010) menunjukan bahwa pertumbuhan karir memiliki pengaruh pada komitmen organisasi. Dalam sebuah studi dari 2000 karyawan di pakistan, menemukan bahwa karyawan yang merasa memiliki kesempatan promosi tinggi dalam sebuah organisasi, mereka akan memiliki tingkat komitmen organisasi yang lebih tinggi. Kesempatan pengembangan karir pribadi, keadilan promosi, pelatihan, dan kesempatan untuk belajar telah secara independen mempengaruhi komitmen karyawan pada organisasi mereka. secara umum, kemampuan karyawan untuk secara pribadi tumbuh dan berkembang didalam tempat kerja mereka yang mempengaruhi lampiran psikologis mereka kepada perusahaan. Selain itu, organisasi dapat mempengaruhi komitmen karyawan dengan mengakui dan menghargai pertumbuhan karir tersebut. Meyer & Allen (1991) mengusulkan sebuah model tiga komponen komitmen organisasi. Komponen pertama, komitmen afektif, mengacu pada keterikatan emosional dengan organisasi, komponen kedua adalah komitmen kelanjutan, yang mengacu pada komitmen berdasarkan biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi, komponen ketiga, komitmen normatif, mengacu pada perasaan karyawan pada kewajiban untuk tinggal dengan organisasi. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi

17 digilib.uns.ac.id 3 merupakan prediktor yang kuat dari keinginan untuk meninggalkan organisasi (Mathieu & Zajac, 1990). Individu yang mencari pertumbuhan karir memiliki harapan yang tinggi untuk peluang pertumbuhan karir dalam organisasi mereka. Pada tingkatan bahwa individu yang dapat terpenuhi akan kebutuhan pertumbuhan karirnya dalam sebuah organisasi, mereka lebih mungkin untuk tetap tinggal dengan organisasi tersebut. Lain hal nya dengan individu yang tidak terpenuhi akan kebutuhan pertumbuhan karirnya, hal ini akan menyebabkan individu-individu untuk mencari peluang pekerjaan di tempat lain. (Chang, 1999). Salah satu yang menyebabkan tingginya turnover intention pada perusahaan adalah sistem pertumbuhan karir yang akan mempengaruhi sikap pada komitmen organisasi. Perusahaan yang tidak memperhatikan sistem pertumbuhan karir atau sudah tidak lagi mampu menampung potensi yang dimiliki seseorang, maka persepsi seseorang tersebut akan segera mencari alternatif pekerjaan lain dan pergi meninggalkan organisasi. Dalam beberapa tahun terakhir, subjek komitmen terus menjadi fokus utama penelitian. Komitmen di tempat kerja dapat mengambil berbagai bentuk dan fokus yang berbeda, seperti komitmen organisasi. Komitmen organisasi merupakan tingkat identifikasi individu terhadap organisasi dan keinginan untuk melanjutkan partisipasi aktifnya di dalam organisasi. Adanya keinginan seseorang untuk turut aktif dalam organisasi karena pemahaman atau pengetahuan yang dimiliki tentang organisasinya (Cascio dalam Yulianie,

18 digilib.uns.ac.id 4 dkk 2003: 261). Penelitian dalam bentuk komitmen telah menunjukkan bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasi atau terlibat dalam pekerjaan yang lebih tinggi akan mempengaruhi perilaku organisasi, sehingga menghasilkan kinerja yang lebih baik, keinginan untuk berpindah yang lebih rendah, dan bermanfaat bagi organisasi (Chen et al., 2003). Penelitian yang dilakukan di China menunjukan bahwa pertumbuhan karir akan berpengaruh pada komitmen organisasi (Weng et al., 2010). Namun, penelitian-penelitian tersebut hanya menguji pengaruh pertumbuhan karir yang dapat digunakan untuk mengelola komitmen organisasi, tidak menguji pengaruh pertumbuhan karir terhadap turnover intention. Padahal pertumbuhan karir disini mempengaruhi hasil dari pekerjaan seseorang, apabila karyawan merasa tidak puas dengan pertumbuhan karir, maka komitmen pada pekerjaan juga akan berkurang yang dirasakan seseorang, tidak menutup kemungkinan bahwa keinginan untuk berpindah bisa terjadi karena tidak ada komitmen organisasi yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Weng et al., (2010) menemukan hubungan antara pertumbuhan karir karyawan dan komitmen organisasi. Responden dalam penelitian tersebut adalah 961 karyawan di 10 kota di Republik Rakyat China. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa keempat dimensi pertumbuhan karir yang positif dengan komitmen afektif, dan tiga aspek lain positif berkaitan dengan komitmen keberlanjutan dan komitmen normatif. Hasil pada penelitian ini adalah bagaimana pertumbuhan karir dapat digunakan untuk mengelola komitmen organisasi.

19 digilib.uns.ac.id 5 Penelitian yang dilakukan Chang et al., (2007) mengeksplorasi hubungan dari tiga komponen organisasi, komitmen kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention dengan menggunakan model nonrekursif. penelitian memilih 177 tenaga keperawatan dari 30 rumah sakit di Taiwan sebagai sampel, dan Structural Equation Modelling (SEM) dilakukan untuk menguji hipotesis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi normatif secara negatif berhubungan dengan keinginan berpindah paling kuat, dan komitmen kerja afektif secara negatif berhubungan dengan keinginan berpindah kerja paling kuat. Selain itu, keinginan berpindah organisasi memainkan peran mediasi dalam hubungan antara komitmen organisasi normatif dan keinginan berpindah kerja, sementara keinginan berpindah kerja menengahi hubungan antara komitmen kerja afektif dan keinginan berpindah organisasi. Adapun penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang pernah dilakukan oleh Weng et al., (2010) yang menganalisis tentang dimensi pertumbuhan karir organisasi dan komitmen organisasi, bagaimana pertumbuhan karir disini dapat digunakan untuk mengelola komitmen organisasi dan penelitian ini menambahkan tentang turnover intention yang dilakukan oleh Chang et al., (2007) yang menganalisis tentang hubungan tiga komponen organisasi, komitmen kerja dan komitmen organisasi terhadap turnover intention. Penelitian ini dilakukan pada karyawan tetap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu, karena karyawan tetap rumah sakit

20 digilib.uns.ac.id 6 mewakili calon individu yang memiliki peluang dalam pertumbuhan karir yang akan membuat komitmen pada organisasi masa depan. Jika peluang pertumbuhan karir dirasakan masih kurang dalam instansi, maka hal ini dapat membuat komitmen terhadap organisasi kurang penting untuk karyawan dan efeknya akan menimbulkan keinginan untuk berpindah kerja. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : KETERKAITAN ANTARA DIMENSI PERTUMBUHAN KARIR DAN KOMITMEN ORGANISASI DENGAN TURNOVER INTENTION (Studi Pada Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu).

21 digilib.uns.ac.id 7 B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, hal-hal yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1a. Apakah tujuan pengembangan karir memiliki pengaruh positif pada komitmen afektif? b. Apakah tujuan pengembangan karir memiliki pengaruh positif pada komitmen keberlanjutan? c. Apakah tujuan pengembangan karir memiliki pengaruh positif pada komitmen normatif? 2a. Apakah pengembangan kemampuan profesional memiliki pengaruh positif pada komitmen afektif? b. Apakah pengembangan kemampuan profesional memiliki pengaruh positif pada komitmen keberlanjutan? c. Apakah pengembangan kemampuan profesional memiliki pengaruh positif pada komitmen normatif? 3a. Apakah kecepatan promosi memiliki pengaruh positif pada komitmen afektif? b. Apakah kecepatan promosi memiliki pengaruh positif pada komitmen keberlanjutan? c. Apakah kecepatan promosi memiliki pengaruh positif pada komitmen normatif? 4a. Apakah pertumbuhan remunerasi memiliki pengaruh positif pada komitmen afektif?

22 digilib.uns.ac.id 8 b. Apakah pertumbuhan remunerasi memiliki pengaruh positif pada komitmen keberlanjutan? c. Apakah pertumbuhan remunerasi memiliki pengaruh positif pada komitmen normatif? 5. Apakah komitmen afektif memiliki pengaruh positif pada turnover intention? 6. Apakah komitmen keberlanjutan memiliki pengaruh positif pada turnover intention? 7. Apakah komitmen normatif memiliki pengaruh positif pada turnover intention? C. Tujuan Penelitian Dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1a. Untuk menguji tujuan pengembangan karir pada komitmen afektif. b. Untuk menguji tujuan pengembangan karir pada komitmen keberlanjutan. c. Untuk menguji tujuan pengembangan karir pada komitmen normatif. 2a. Untuk menguji pengembangan kemampuan profesional pada komitmen afektif. b. Untuk menguji pengembangan kemampuan profesional pada komitmen keberlanjutan. c. Untuk menguji pengembangan kemampuan profesional pada komitmen normatif.

23 digilib.uns.ac.id 9 3a. Untuk menguji kecepatan promosi pada komitmen afektif. b. Untuk menguji kecepatan promosi pada komitmen keberlanjutan. c. Untuk menguji kecepatan promosi pada komitmen normatif. 4a. Untuk menguji pertumbuhan remunerasi pada komitmen afektif. b. Untuk menguji pertumbuhan remunerasi pada komitmen keberlanjutan. c. Untuk menguji pertumbuhan remunerasi pada komitmen normatif. 5. Untuk menguji komitmen afektif pada turnover intention. 6. Untuk menguji komitmen keberlajutan pada turnover intention. 7. Untuk menguji komitmen normatif pada turnover intention. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan input bagi perusahaan dalam menentukan langkah yang tepat didalam mengelola sumber daya manusia yang baik, dan dapat dijadikan bahan pertimbangan/informasi dalam menetapkan kebijakan perusahaan di masa yang akan datang. 2. Bagi Akademis Untuk menambah bukti empiris mengenai keterkaitan antara dimensi pertumbuhan karir dan komitmen organisasi yang pengaruhnya terhadap turnover intention. Diharapkan penelitian selanjutnya dapat dilakukan lebih baik lagi.

24 digilib.uns.ac.id Bagi Penulis Untuk menambah ilmu pengetahuan dan harapannya, ketika nanti penulis dihadapkan pada situasi tersebut, penulis dapat menemukan solusinya.

25 digilib.uns.ac.id 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Dimensi Pertumbuhan Karir Organisasi 1. Pengertian pertumbuhan karir organisasi Pertumbuhan karir organisasi menangkap hasil dari upaya seseorang dengan mendefinisikan sebagai persepsi seseorang tentang kemungkinan pengembangan dan kemajuan dalam sebuah organisasi. Pertumbuhan karir berfokus pada tujuan dan ukuran subjektif keberhasilan karir seseorang atas kehidupan kerja seseorang atau pada tingkatan karir di organisasi (Jans, 1989). Pertumbuhan karir karyawan dapat ditangkap oleh empat faktor, yaitu : tujuan pengembangan karir, pengembangan kemampuan profesional, kecepatan promosi, dan pertumbuhan remunerasi. Konsep ini mengatakan bahwa pertumbuhan karir adalah fungsi-fungsi tugas dari upaya karyawan dalam membuat kemajuan menuju tujuan karir pribadi maupun organisasi dan memperoleh keterampilan baru, dalam upayaupaya tersebut dapat bermanfaat melalui promosi dan kenaikan gaji (Weng & Hu, 2009). Rousseau (1998) telah menyarankan dua cara tertentu di mana organisasi dapat memperkuat komitmen organisasi karyawan : (1) organisasi dapat meningkatkan persepsi nilai keanggotaan organisasi dan (2) menunjukkan kepada karyawan bahwa mereka dihargai oleh organisasi. Tampaknya penilaian karyawan mendorong pertumbuhan

26 digilib.uns.ac.id 12 karir dengan membantu karyawan dalam memenuhi tujuan karir, memperoleh keterampilan baru dan kemudian memperkuat kegiatan ini dengan promosi dan kenaikan gaji untuk mencapai tingkat yang lebih tinggi dalam komitmen organisasi. 2. Tujuan Pengembangan Karir Tujuan pengembangan karir merupakan sejauh mana seseorang relevan dengan pekerjaannya dan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menyadari tujuan karir mereka. Tujuan pengembangan karir dikemukakan oleh Andrew J. Durbin (1992) adalah untuk membantu pencapaian tujuan individu dan perusahaan, menunjukan kesejahteraan antar pegawai, dan membantu karyawan menyadari kemampuan potensi mereka. 3. Pengembangan Kemampuan Profesional Pengembangan kemampuan profesional merupakan sejauh mana pekerjaan seseorang memungkinkan mereka untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru (Weng et al., 2010). 4. Kecepatan Promosi Kecepatan promosi merupakan persepsi karyawan dari tingkatan karir dan kemungkinan dipromosikan. Alvi & Ahmed (1987) dalam sebuah studi dari 2000 karyawan Pakistan, menemukan bahwa karyawan yang merasa kesempatan promosi tinggi dalam organisasi mereka memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam komitmen organisasi.

27 digilib.uns.ac.id Pertumbuhan Remunerasi Pertumbuhan remunerasi merupakan persepsi karyawan tentang kecepatan, jumlah, dan kemungkinan peningkatan kompensasi. Hal ini menunjukan kepada karyawan bahwa mereka dihargai oleh organisasi (Weng et al., 2010). B. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen merupakan suatu keadaan individu dimana individu menjadi sangat terikat oleh tindakannya. Melalui tindakan ini akan menimbulkan keyakinan yang menunjang aktivitas dan keterlibatannya (Streers dan Porter, 1983). Cascio dalam Yulianie, dkk (2003: 261) mengartikan komitmen organisasi sebagai tingkat identifikasi individu terhadap organisasi dan keinginan untuk melanjutkan partisipasi aktifnya di dalam organisasi. Adanya keinginan seseorang untuk turut aktif dalam organisasi karena pemahaman atau pengetahuan yang dimilikinya tentang organisasi yang dimilikinya. Seberapa besar tahu hal-hal yang terdapat dalam organisasi yang dimiliki. Jadi artinya yang membedakan kemampuan atau sikap komitmen individu didalam organisasi tersebut tergantung dari tingkat pemahaman individu mengenai organisasi yang dijalaninya. Mowday et al., dalam Cooper dan Robertson (1986) mendefinisikan komitmen organisasi sebagai kekuatan yang bersifat relatif dari individu dalam mengidentifikasi keterlibatan kedalam

28 digilib.uns.ac.id 14 organisasi. Komitmen organisasi ditandai denagn tiga hal, yaitu penerimaan terhadap nilai dan tujuan organisasi, kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi dan keinginan untuk mempertahankan keanggotaan dalam organisasi. Robbins (2001) memandang komitmen sebagai salah satu sikap kerja karena merupakan refleksi dari perasaan seseorang (suka atau tidak suka) terhadap organisasi ditempat individu tersebut bekerja. Lebih lanjut ia mendefinisikan komitmen organisasi sebagai suatu orienttasi individu terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Jadi komitmen organisasi mendefinisikan unsur orientasi hubungan antara individu dengan organisasinya. Orientasi hubungan tersebut mengakibatkan individu bersedia memberikan sesuatu dan sesuatu yang diberikan itu demi merefleksikan hubungan bagi tercapainya tujuan organisasi. 2. Komitmen Afektif Komitmen afektif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi mereka disebabkan oleh identifikasi mereka dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi mereka. Dengan kata lain, karyawan yang setia dan karena mereka ingin memilih untuk tetap dengan organisasi mereka (Meyer et al., 1993). Hackman & Oldham (1976) mengatakan bahwa salah satu alasan karena ingin tetap bersama dalam organisasi ini terkait dengan kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan mereka di tempat

29 digilib.uns.ac.id 15 kerja. Komitmen afektif merupakan keikatan emosional, identifikasi dan keterlibatan dalam suatu organisasi. Anggota menetap dalam suatu organisasi berdasarkan kesesuaian dengan pemikiran, tujuan, serta nilai organisasi. Komitmen ini muncul dan berkembang oleh dorongan adanya kenyamanan, keamanan, dan manfaat lain yang dirasakan dalam suatu organisasi tempat anggota bekerja (Hackman & Oldham, 1976). Komitmen afektif mengacu pada keterikatan emosional karyawan untuk, identifikasi, dan keterlibatan dalam organisasi. Karyawan dengan komitmen afektif yang kuat akan melanjutkan pekerjaan dengan organisasi karena mereka ingin melakukannya (Meyer & Allen, 1991). Hom dkk. (2009) menyatakan bahwa hubungan tersebut mengarah pada karyawan yang merasa kompatibilitas lebih besar dengan organisasi yang mengarah pada komitmen organisasional afektif yang lebih tinggi. Akibatnya, individu yang mengalami pertumbuhan karir dengan bekerja pada tugas-tugas yang berhubungan dengan tujuan karir mereka, akan memungkinkan mereka untuk belajar hal baru dan berkembang secara profesional, dan mereka merasa bahwa organisasi bersedia untuk menghargai mereka atas upaya mereka, maka karyawan akan memiliki tingkat komitmen afektif yang lebih tinggi. 3. Komitmen Keberlanjutan Komitmen keberlanjutan merupakan suatu komitmen yang didasarkan akan kebutuhan rasional, terbentuk atas dasar untung dan rugi, dipertimbangkan atas apa yang harus dikorbankan bila akan

30 digilib.uns.ac.id 16 menetap dalam suatu organisasi, kunci dari kebutuhan ini adalah kebutuhan untuk bertahan. Hal ini dapat juga didefinisikan sebagai kesediaan untuk tetap dalam sebuah organisasi karena investasi pribadi dalam bentuk investasi tidak dapat dialihkan seperti hubungan kerja yang erat dengan rekan kerja, investasi pensiun dan investasi karier, memperoleh keterampilan kerja yang unik untuk suatu organisasi tertentu, masa kerja dalam organisasi tertentu, keterlibatan dalam masyarakat di mana manajemen terletak dan manfaat lain yang membuatnya terlalu mahal bagi seseorang untuk pergi dan mencari pekerjaan di tempat lain (Sumi Jha, 2010). Orang yang merasa bahwa pekerjaan mereka saat ini membantu mereka mencapai tujuan karir mereka cenderung untuk melampirkan biaya yang lebih tinggi untuk meninggalkan organisasi, misalnya, karena mengganggu perkembangan tujuan karir atau, minimal risiko gangguan tersebut karena menemukan pekerjaan lain yang sama dengan saat ini penyelesaian tujuan karir seseorang mungkin sulit. Para karyawan ini harus memiliki tingkat komitmen kelanjutan. Persepsi terhadap pengembangan profesional yang disediakan oleh perusahaan dianggap akan terkait dengan komitmen keberlanjutan. Secara sederhana, kesempatan untuk belajar di tempat kerja telah menjadi penentu penting dari sikap kerja karyawan dan perilaku (Lankau & Scandura, 2002). Jika pekerjaan ini adalah memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keterampilan kerja lebih / lebih baik, maka

31 digilib.uns.ac.id 17 komitmen keberlanjutan harus lebih tinggi. Di sisi lain, orang yang merasa pengembangan profesional yang disediakan perusahaan sedikit dalam pekerjaan mereka, maka karyawan akan cenderung menunjukkan komitmen keberlanjutan yang rendah. Sehubungan dengan aspek dari pertumbuhan karir, organisasi dapat membangun komitmen keberlanjutan dengan memberikan kesempatan promosi yang cukup dan membayar kenaikan gaji (Weng et al., 2010). 4. Komitmen Normatif Komitmen normatif didasarkan pada norma yang ada pada diri karyawan, berisi tentang keyakinan individu akan tanggung jawab terhadap organisasi. Komitmen normatif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi berdasarkan sosialisasi baik pengalaman yang menekankan kesesuaian tetap setia atau kewajiban moral untuk membayar kembali organisasi untuk manfaat yang diterima dari organisasi. Komitmen normatif merupakan keyakinan individu tentang tanggungjawab moral terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal kepada organisasi tersebut. Sesuatu yang mendorong anggota untuk tetap berada dan memberikan sumbangan pada keberadaan suatau organisasi, baik itu materi maupun non-materi, adalah adanya kewajiban moral, yang mana seseorang akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika tidak melakukan sesuatu. (Meyer et al., 1993).

32 digilib.uns.ac.id 18 Gouldner (1960) mengatakan bahwa komitmen normatif didasarkan pada norma-norma timbal balik, orang harus membantu dan tidak mengecewakan mereka yang telah membantu mereka. Akibatnya, karyawan yang percaya bahwa organisasi memberikan kontribusi untuk pertumbuhan karir mereka akan merasa memiliki kewajiban moral untuk memberikan kembali ke organisasi sebagai balasannya. Meyer & Herscovitch (2001) juga berpendapat bahwa komitmen normatif berasal dari norma timbal-balik yang terkait dengan menerima manfaat organisasi. Sementara manfaat ini biasanya dilihat dari segi halhal seperti manfaat pendidikan dan program mentoring, kami mengusulkan bahwa mereka memperpanjang dengan penerimaan promosi dan meningkatkan juga. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketika organisasi memberikan pertumbuhan karir yang baik, dengan membantu mereka memenuhi tujuan karir dan meningkatkan kemampuan profesional mereka, dan memberikan penghargaan kepada mereka dengan kembali melalui promosi dan remunerasi, karyawan lebih cenderung untuk membalas dan mengembangkan rasa kewajiban moral terhadap organisasi. C. Turnover Intention Turnover Intention adalah kekuatan intensi individu untuk meninggalkan organisasi. Griffeth (1991) mengatakan bahwa keinginan untuk berpindah dioperasionalisasikan mengguakan konseptualisasi:

33 digilib.uns.ac.id 19 berpikir untuk berhenti, niat untuk mencari pekerjaan baru dan niat untuk berhenti. Model Turnover Intention yang dikembangkan March & Simon, Mobley, Price dalam Lum et al., (1998) ketiganya memprediksi hal yang sama terhadap keinginan seseorang untuk keluar organisasi, yaitu evaluasi mengenai posisi seseorang saat ini berkenaan dengan ketidakpuasan dapat memicu keinginan seseorang untuk keluar dan mencari pekerjaan lain. Menyatakan bahwa keinginan untuk mengakhiri tugas atau meninggalkan organisasi berhubungan dengan rasa puas atau tidak puas individu terhadap pekerjaannya. Turnover Intention menggambarkan pikiran individu untuk keluar, mencari pekerjaan di tempat lain, serta keinginan meninggalkan organisasi. Penyebab Turnover Intention antara lain pekerja memiliki komitmen organisasi yang rendah atas pekerjaannya yang ada sekarang dan termotivasi untuk mencari pekerjaan lain. D. Penelitian Terdahulu 1. Penelitian yang dilakukan oleh Weng et al., (2010) dengan judul The Relationship between career growth and organizational commitment. Penelitian tersebut bertujuan untuk menguji hubungan antara pertumbuhan karir karyawan dan komitmen organisasi. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 961 karyawan di 10 kota di Republik Rakyat China. Structural Equation Modelling (SEM)

34 digilib.uns.ac.id 20 digunakan untuk menguji model dan hipotesis yang diajukan dalam penelitian tersebut. 2. Penelitian yang dilakukan Chang et al., (2007) dengan judul Testing The Relationship Between Three-Component Organizational / Occupational Commitment and Organizational/Occupational Turnover Intention Using a Non-Recursive Model. Sampel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 177 tenaga keperawatan dari 30 rumah sakit di Taiwan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa organisasi komitmen normatif secara negatif berkorelasi dengan keinginan berpindah organisasi paling kuat, dan komitmen kerja afektif secara negatif berkorelasi dengan keinginan berpindah kerja paling kuat. Selain itu, keinginan berpindah organisasi memainkan peran mediasi dalam hubungan antara komitmen normatif organisasi dan keinginan berpindah kerja, sementara keinginan berpindah kerja menengahi hubungan antara komitmen kerja afektif dan keinginan berpindah organisasi. E. Kerangka Penelitian Untuk mempermudah arah dari penyusunan penelitian ini serta mempermudah dalam penganalisaan masalah yang dihadapi, maka diperlukan suatu kerangka pemikiran yang akan memberikan gambaran tahap-tahap penelitian untuk mencapai suatu kesimpulan. Sekaran (dalam Sugiyono, 2004:47) mengemukakan bahwa kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor

35 digilib.uns.ac.id 21 yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Gambar II.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Weng et al., (2010) dan Chang et al., (2007). F. Pengembangan Hipotesis Hipotesis merupakan jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan (empirical verification), percobaan (experimentation) atau praktek (implementation) (Umar, 2003:56). Berdasarkan model penelitian di atas maka dapat diambil hipotesis sebagai berikut :

36 digilib.uns.ac.id Pertumbuhan Karir dan Komitmen Afektif Komitmen afektif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi mereka disebabkan oleh identifikasi mereka dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi mereka. Dengan kata lain, karyawan yang setia dan karena mereka ingin memilih untuk tetap dengan organisasi mereka. Salah satu alasan karena ingin tetap bersama dengan organisasi ini terkait dengan kemampuan individu untuk memenuhi kebutuhan mereka di tempat kerja (Hackman & Oldham, 1976). Sebagaimana didefinisikan di sini, pertumbuhan karir perlu merangkum kepuasan di sejumlah tingkat, hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan karir akan berhubungan positif dengan komitmen organisasi afektif. Argumen ini didukung oleh Meyer et al., (1993) yang berpendapat bahwa komitmen afektif akan lebih baik bagi karyawan yang mempunyai banyak pengalaman dalam organisasi mereka untuk memenuhi kebutuhan mereka daripada bagi mereka yang memiliki pengalaman sedikit dalam organisasi dinilai kurang memuaskan. Memenuhi tujuan karir dan mencapai pembangunan kemampuan profesional memberikan contoh kepuasan untuk kebutuhan yang lebih tinggi sedangkan promosi dan remunerasi menyediakan langkah-langkah tentang bagaimana seseorang dipandang oleh organisasi mereka. Organisasi yang memungkinkan karyawan untuk mengalami pertumbuhan karir membuat jenis investasi yang saling menguntungkan

37 digilib.uns.ac.id 23 dengan hubungan karyawan organisasi. Hom dkk. (2009) menyatakan bahwa hubungan tersebut mengarah pada karyawan yang merasa kompatibilitas lebih besar dengan organisasi yang mengarah lebih tinggi dalam komitmen organisasional afektif. Akibatnya, individu yang mengalami pertumbuhan karir mereka akan bekerja pada tugas-tugas yang berhubungan dengan tujuan karir mereka, dan memungkinkan mereka untuk belajar hal baru dan berkembang secara profesional, dan merasa bahwa organisasi bersedia untuk menghargai mereka atas upaya mereka, hal ini akan mereka memiliki tingkat yang lebih tinggi terhadap komitmen afektif. Jadi, kami mengusulkan hipotesis sebagai berikut: H1a. Tujuan pengembangan karir positif berpengaruh pada komitmen afektif. H2a. Pengembangan kemampuan profesional positif berpengaruh pada komitmen afektif. H3a. Kecepatan promosi secara positif berpengaruh pada komitmen afektif. H4a. Pertumbuhan remunerasi positif berpengaruh pada komitmen afektif. 2. Pertumbuhan Karir dan Komitmen Kelanjutan Orang yang merasa bahwa pekerjaan mereka saat ini membantu mereka mencapai tujuan commit karir, to mereka user cenderung untuk melampirkan

38 digilib.uns.ac.id 24 biaya yang lebih tinggi untuk meninggalkan organisasi, misalnya, karena mengganggu perkembangan tujuan karir atau, minimal risiko gangguan tersebut karena menemukan pekerjaan lain. Para karyawan ini harus memiliki tingkat komitmen kelanjutan, sebaliknya, tujuan perkembangan karir karyawan memiliki persepsi rendah pada pekerjaan yang sekarang. Persepsi terhadap pengembangan profesional yang disediakan oleh perusahaan dianggap akan terkait dengan komitmen keberlanjutan. Secara sederhana, kesempatan untuk belajar di tempat kerja telah menjadi penentu penting dari sikap kerja karyawan dan perilaku (Lankau & Scandura, 2002). Jika pekerjaan ini adalah memungkinkan karyawan untuk mengembangkan keterampilan kerja lebih / lebih baik, maka komitmen keberlanjutan harus lebih tinggi. Di sisi lain, orang yang merasa pengembangan profesional yang disediakan perusahaan sedikit dalam pekerjaan mereka, maka karyawan akan cenderung menunjukkan komitmen keberlanjutan rendah. Sehubungan dengan aspek dari pertumbuhan karir, organisasi dapat membangun komitmen keberlanjutan dengan memberikan kesempatan promosi yang cukup dan membayar kenaikan gaji (Weng et al., 2010). Melakukan hal ini akan membuat rasa untuk meninggalkan organisasi memiliki harga yang lebih mahal kepada karyawan yang harus meningkatkan tingkat mereka dengan komitmen keberlanjutan. Sebaliknya, orang yang merasakan sedikit kesempatan untuk promosi atau pertumbuhan remunerasi memiliki komitmen keberlanjutan yang

39 digilib.uns.ac.id 25 sedikit, dalam hal ini yaitu meninggalkan organisasi. Argumen-argumen ini membawa kita untuk mengusulkan hipotesis sebagai berikut : H1b. Tujuan pengembangan karir yang positif berpengaruh pada komitmen kelanjutan. H2b. Pengembangan kemampuan profesional positif berpengaruh pada komitmen kelanjutan. H3b. Kecepatan promosi positif berpengaruh pada komitmen kelanjutan. H4b. Pertumbuhan remunerasi positif berpengaruh pada komitmen kelanjutan. 3. Pertumbuhan Karir dan komitmen Normatif Komitmen normatif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi berdasarkan sosialisasi baik pengalaman yang menekankan kesesuaian tetap setia atau kewajiban moral untuk membayar kembali organisasi untuk manfaat yang diterima dari organisasi. Komitmen normatif merupakan keyakinan individu tentang tanggungjawab moral terhadap organisasi. Individu tetap tinggal pada suatu organisasi karena merasa wajib untuk loyal kepada organisasi tersebut. Sesuatu yang mendorong anggota untuk tetap berada dan memberikan sumbangan pada keberadaan suatau organisasi, baik itu materi maupun non-materi, commit adalah to user adanya kewajiban moral, yang mana

40 digilib.uns.ac.id 26 seseorang akan merasa tidak nyaman dan bersalah jika tidak melakukan sesuatu. (Meyer et al., 1993). Gouldner (1960) mengatakan bahwa komitmen normatif didasarkan pada norma-norma timbal balik, orang harus membantu dan tidak menyakiti mereka yang telah membantu mereka. Akibatnya, karyawan yang percaya bahwa organisasi memberikan kontribusi untuk pertumbuhan karir mereka akan merasa memiliki kewajiban moral untuk memberikan kembali ke organisasi sebagai balasannya. Meyer & Herscovitch (2001) juga berpendapat bahwa komitmen normatif berasal dari norma timbal-balik yang terkait dengan menerima manfaat organisasi. Sementara manfaat ini biasanya dilihat dari segi halhal seperti manfaat pendidikan dan program mentoring, kami mengusulkan bahwa mereka memperpanjang dengan penerimaan promosi dan meningkatkan juga. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ketika organisasi memberikan pertumbuhan karir yang baik, dengan membantu mereka memenuhi tujuan karir dan meningkatkan kemampuan profesional mereka, dan memberikan penghargaan kepada mereka dengan kembali melalui promosi dan remunerasi, karyawan lebih cenderung untuk membalas dan mengembangkan rasa kewajiban moral terhadap organisasi. Berdasarkan analisis di atas, kami menyimpulkan bahwa ketika organisasi memberikan pertumbuhan karir yang baik, dengan membantu mereka memenuhi tujuan karir dan meningkatkan kemampuan

41 digilib.uns.ac.id 27 profesional mereka, dan memberikan penghargaan kepada mereka dengan kembali melalui promosi dan remunerasi, karyawan lebih cenderung untuk membalas dan mengembangkan rasa kewajiban moral terhadap organisasi. Oleh karena itu, kami mengusulkan hipotesis berikut: H1c. Tujuan pengembangan karir yang positif berpengaruh pada komitmen normatif. H2c. Pengembangan kemampuan profesional positif berpengaruh pada komitmen normatif. H3c. Kecepatan promosi positif berpengaruh pada komitmen normatif. H4c. Pertumbuhan remunerasi positif berpengaruh pada komitmen normatif. 4. Komitmen Organisasi dan Turnover Intention Meyer & Allen (1991) mengusulkan sebuah model tiga komponen komitmen organisasi. Komponen pertama, komitmen organisasi afektif (AOC), yang mengacu pada keterikatan emosional dengan organisasi. Komponen kedua adalah komitmen keberlanjutan organisasi (COC), yang mengacu pada komitmen berdasarkan biaya yang terkait dengan meninggalkan organisasi. Komponen ketiga, komitmen normatif organisasi (NOC), mengacu pada perasaan kewajiban karyawan untuk tinggal dengan organisasi.

42 digilib.uns.ac.id 28 Meyer & Allen (1991) berpendapat bahwa karyawan bisa mengalami semua dari tiga bentuk komitmen organisasi dalam berbagai tingkat, sehingga dengan memahami semua dari tiga komponen komitmen organisasi bersama-sama sifat hubungan karyawan dengan organisasi harus lebih jelas. Kebanyakan penelitian menunjukkan bahwa komitmen organisasi merupakan prediktor yang kuat dari keinginan berpindah organisasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Meyer et al., (2002), ketiga komponen komitmen organisasi secara negatif berhubungan dengan keinginan berpindah organisasi, komitmen afektif organisasi (AOC) yang memiliki hubungan paling kuat, diikuti oleh komitmen normatif organisasi (NOC) dan komitmen keberlanjutan organisasi (COC). Karena lampiran sikap dan emosi bagi organisasi, diyakini bahwa AOC adalah prediktor terkuat dalam tiga komponen keinginan berpindah organisasi (Loi et al., 2006 & Meyer et al., 2002). Namun, saat ini budaya telah menjadi pertimbangan, komitmen organisasi afektif (AOC) berkembang lebih khusus pada kaitannya dengan pengalaman bekerja dalam organisasi tertentu, menekankan identitas pribadi dan keterlibatan emosional dengan organisasi (Chen & Francesco, 2003). Jadi komitmen afektif organisasi (AOC) didirikan untuk memainkan peran penting dalam budaya individualistis. Sebaliknya,

43 digilib.uns.ac.id 29 budaya kolektif cenderung mendorong perilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku umum dan kewajiban dirancang untuk menjaga harmoni sosial di antara anggota dalam kelompok (misalnya, keluarga atau teman). Karena komitmen normatif organisasi (NOC) berkembang dari pengalaman sosialisasi dalam keluarga, budaya atau lingkungan organisasi, arti penting nilai kolektif dapat memperkuat rasa kewajiban moral terhadap hal lain yang signifikan, termasuk organisasi (Vandenberghe, 2003). Ketika kewajiban karyawan terhadap perusahaan mereka merasa diperkuat oleh nilai-nilai budaya loyalitas dan penerimaan manfaat, karyawan lebih bersedia untuk tinggal dengan organisasi dan merasa untuk membayar utang mereka pada perusahaan (Vandenberghe, 2003). Oleh karena itu, kami mengusulkan bahwa hubungan negatif antara NOC dan berkeinginan untuk meninggalkan organisasi akan lebih kuat di negara-negara kolektif. Argumen-argumen ini membawa kita untuk mengusulkan hipotesis sebagai berikut : H5a. Komitmen afektif negatif berpengaruh pada turnover intention. H5b. Komitmen keberlanjutan negatif berpengaruh pada turnover intention. H5c. Komitmen normatif negatif berpengaruh pada turnover intention.

44 digilib.uns.ac.id 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2004:53). 1. Tujuan Studi Tujuan studi penelitian ini adalah hypothesis testing (pengujian hipotesis), yaitu penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dimensi pertumbuhan karir organisasi dan komitmen organisasi terhadap turnover intention. 2. Lingkungan (setting) Penelitian Penelitian terhadap suatu fenomena dapat dilakukan pada lingkungan yang natural dan lingkungan yang artificial (buatan). Lingkungan (setting) penelitian ini adalah lingkungan yang natural, yaitu dengan mengambil subyek penelitian karyawan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sebanyak 185 karyawan yang mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun. 3. Unit Analisis Unit analisis merupakan tingkat agregasi data yang dianalisis dalam penelitian dan merupakan elemen penting dalam desain penelitian karena mempengaruhi proses pemilihan, pengumpulan dan analisis data.

45 digilib.uns.ac.id 31 Unit analisis penelitian ini adalah tingkat individual, yaitu data yang dianalisis berasal dari setiap individual karyawan. 4. Horison Waktu Data penelitian dapat dikumpulkan sekaligus pada waktu tertentu (satu titik waktu) atau dikumpulkan secara bertahap dalam beberapa waktu yang relatif lebih lama tergantung pada karakteristik masalah yang akan dijawab. Penelitian ini merupakan studi satu tahap (one shot study), yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu. 5. Pengukuran Construct Construct merupakan abtraksi dari fenomena atau realitas untuk keperluan penelitian yang harus dioperasionalkan dalam bentuk variabel yang diukur dengan berbagai macam nilai. Pengukuran construct dalam penelitian ini terdiri dari langkah-langkah yang dirancang untuk menangkap berbagai sisi dua konsep yang diteliti dalam penelitian ini. Semua item dalam kuesioner menerapkan format lima poin skala likert (1 = sangat tidak setuju, 5 = sangat setuju). B. Populasi, Sampel, Teknik Sampling 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

46 digilib.uns.ac.id 32 kesimpulannya Sugiyono (2007: 61). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi (Moh. Nazir, 2005: 271). Menurut Sugiyono (2007: 62) bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sekaran dalam Ferdinand (2006: 225), Analisis SEM membutuhkan sampel sebanyak paling sedikit 5 kali jumlah variabel indikator yang digunakan, apalagi dalam pengujian chi-square model SEM yang sensitif terhadap jumlah sampel dibutuhkan sampel yang baik berkisar antara sampel untuk teknik maximum likelihood estimation. Berdasarkan pedoman di atas maka jumlah sampel minimum dapat ditentukan dari 5 kali indikator yang digunakan, yaitu 37 indikator sehingga didapat sampel minimum sebesar 185 karyawan. Dengan response rate yang diharapkan 90%, maka sampel yang diambil adalah 200 karyawan. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi yang akan dijadikan sebagai sampel (Sekaran, 2003:266). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah convenience sampling. Kriteria sampel yang diambil yaitu karyawan

47 digilib.uns.ac.id 33 tetap pada RSU PKU Muhammadiyah Delanggu yang mempunyai masa kerja lebih dari 1 tahun. C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel adalah segala sesuatu yang dapat diberi berbagai macam nilai (Indriantoro dan Supomo, 2002:61). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Variabel Tujuan Pengembangan Karir Definisi Operasional : Tujuan pengembangan karir merupakan sejauh mana seseorang relevan dengan pekerjaannya dan memberikan kesempatan bagi seseorang untuk menyadari tujuan karir mereka. Pengukuran variabel tujuan pengembangan karir organisasi dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang digunakan oleh Weng et al., (2010) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

48 digilib.uns.ac.id Variabel Pengembangan Kemampuan Profesional Definisi Operasional : Pengembangan kemampuan profesional merupakan sejauh mana pekerjaan seseorang memungkinkan mereka untuk memperoleh keterampilan dan pengetahuan baru. Pengukuran variabel pengembangan kemampuan profesional dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang digunakan oleh Weng et al., (2010) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 3. Variabel Kecepatan Promosi Definisi Operasional : Kecepatan promosi merupakan persepsi karyawan dari tingkatan karir dan kemungkinan dipromosikan. Pengukuran variabel kecepatan promosi dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang digunakan oleh Weng et al., (2010) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

49 digilib.uns.ac.id Variabel Pertumbuhan Remunerasi Definisi Operasional : Pertumbuhan remunerasi merupakan persepsi karyawan tentang kecepatan, jumlah, dan kemungkinan peningkatan kompensasi. Pengukuran variabel pertumbuhan remunerasi dengan menggunakan 3 item pertanyaan yang digunakan oleh Weng et al., (2010) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 5. Variabel Komitmen Afektif Definisi Operasional : Komitmen afektif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi mereka disebabkan oleh identifikasi mereka dengan tujuan dan nilai-nilai organisasi mereka. Pengukuran variabel komitmen afektif dengan menggunakan 6 item pertanyaan yang digunakan oleh Allen & Meyer (1993) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

50 digilib.uns.ac.id Variabel Komitmen Keberlanjutan Definisi Operasional : Hal ini didefinisikan sebagai kesediaan untuk tetap dalam sebuah organisasi karena investasi pribadi dalam bentuk investasi tidak dapat dialihkan seperti hubungan kerja yang erat dengan rekan kerja, investasi pensiun dan investasi karier, memperoleh keterampilan kerja yang unik untuk suatu organisasi tertentu, masa kerja dalam organisasi tertentu, keterlibatan dalam masyarakat di mana manajemen terletak dan manfaat lain yang membuatnya terlalu mahal bagi seseorang untuk pergi dan mencari pekerjaan di tempat lain. Pengukuran variabel komitmen keberlanjutan dengan menggunakan 6 item pertanyaan yang digunakan oleh Allen & Meyer (1993) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 7. Variabel Komitmen Normatif Definisi Operasional : Komitmen normatif mengacu pada lampiran psikologis karyawan untuk organisasi berdasarkan sosialisasi baik pengalaman yang

51 digilib.uns.ac.id 37 menekankan kesesuaian tetap setia atau kewajiban moral untuk membayar kembali organisasi untuk manfaat yang diterima dari organisasi. Pengukuran variabel komitmen normatif dengan menggunakan 6 item pertanyaan yang digunakan oleh Allen & Meyer (1993) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS). 8. Variabel Turnover Intention Definisi Operasional : Turnover intention yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keinginan berpindah yang menggambarkan kekuatan intensi individu untuk meninggalkan organisasi. Pengukuran variabel turnover intention dengan menggunakan 4 item pertanyaan yang digunakan oleh Kelloway et al., (1999) dengan skala Likert 5 point dengan masing-masing nilai: 1 untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), 2 untuk jawaban tidak setuju (TS), 3 untuk jawaban netral (N), 4 untuk jawaban setuju (S), dan 5 untuk jawaban sangat setuju (SS).

52 digilib.uns.ac.id 38 D. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan alat dalam bentuk angket (kuesioner) yang dibagikan kepada responden. Kuesioner tersebut terdiri dari 37 item pertanyaan. Skala yang digunakan adalah skala Likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban dengan nilai dari satu sampai lima. Kuesioner yang diisi oleh responden dibuat dalam bentuk pertanyaan tertutup, artinya dalam kuesioner sudah ditentukan alternatif jawaban dari tiap item pertanyaan. Dalam pelaksanaan pengisian nanti responden hanya diperintahkan untuk memilih salah satu jawaban yang sekiranya cocok dengan keadaan yang dialami responden. E. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder: 1. Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan mengenakan alat pengukuran atau alat pengambilan data langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari Azwar (1999). Data primer diperoleh dari hasil pengisian kuesioner oleh responden mengenai data yang akan dianalisis. 2. Data Sekunder Data skunder merupakan data yang diperoleh dari studi pustaka dan sumber-sumber lain yang relevan commit to dengan user penelitian ini, baik berupa jurnal

53 digilib.uns.ac.id 39 ataupun catatan-catatan yang berasal dari perusahaan. Data sekunder yang digunakan penelitian ini adalah data karyawan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, serta data yang berhubungan dengan obyek penelitian, meliputi: sejarah lahir dan perkembangan; visi, misi dan tujuan rumah sakit, struktur organisasi dan lain-lain. F. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan metode personally administrated questionnaires, yaitu peneliti menyampaikan sendiri kuesioner kepada responden dan mengambil sendiri kuesioner yang telah diisi oleh responden, tujuan utamanya supaya tingkat pengembalian kuesioner dapat terjaga di dalam periode waktu yang relatif pendek (Sekaran, 2003: 236). G. Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah analisis data dengan cara mengubah data mentah menjadi bentuk yang relatif mudah dipahami dan mudah diinterprestasikan. Analisis deskriptif bertujuan untuk menjelaskan karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. 2. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah instrumen penelitian benar-benar mampu mengukur kosntruk yang digunakan. Untuk mencapai validitas kuesioner, maka dilakukan usaha yang menitik

54 digilib.uns.ac.id 40 beratkan pada pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan sesungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk melakukan uji validitas digunakan alat uji Confirmatory Factor Analysis dengan bantuan program SPSS 11.5 for Window, dimana setiap item pertanyaan harus mempunyai factor loading >0, Uji Reliabilitas Selain validitas, uji reliabilitas merupakan prosedur pengujian statistik yang dianggap relevan untuk mengukur sejauh mana kehandalan atau konsistensi internal dari suatu instrumen penelitian. Reliabilitas suatu pengukuran mencerminkan apakah suatu pengukuran dapat terbebas dari kesalahan (error), sehingga memberikan hasil pengukuran yang konsisten pada kondisi yang berbeda dan pada masing-masing butir dalam instrumen (Sekaran, 2003). Reliabilitas merupakan syarat untuk tercapainya alat ukur dengan teknik Cronbach Alpha dapat dikatakan reliable (andal) apabila nilai > 0,6. 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Structural Equation Modelling (SEM). SEM merupakan teknik multivariate yang mengkombinasikan aspek regresi berganda dan analisis faktor untuk mengestimasi serangkaian hubungan ketergantungan secara simultan Hair et al., (1998). Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan

55 digilib.uns.ac.id 41 program AMOS versi 6.00 untuk menganalisis hubungan kausalitas dalam model structural yang diusulkan. 5. Uji Asumsi Model a. Asumsi Normalitas Asumsi yang paling fundamental dalam analisis multivariate adalah normalitas yang merupakan bentuk distribusi data pada variabel matriks tunggal yang menghasilkan distribusi normal, apabila asumsi normalitas tidak terpenuhi dan penyimpangan data tersebut besar maka akan menghasilkan hasil uji statistik yang bias. Asumsi normalitas adalah bentuk suatu distribusi data pada suatu variable dalam menghasilkan distribusi nomial (Ghazali dan Fuad, 2005). Normalitas dibagi menjadi 2, yaitu : 1) Univariate normality (normalitas univariat). 2) Multivariate normality (normalitas multivariat). Apabila data memiliki multivariate normality, maka data tersebut pasti juga memiliki univariate normality. Sebaliknya, apabila data univariate normality belum tentu data tersebut juga memiliki multivariate normality. Curran et al (Ghazali dan Fuad, 2005) membagi jenis distribusi data menjadi tiga bagian, yaitu : 1) Normal, bila nilai skewness < 2 dan nilai kurtosis < 7.

56 digilib.uns.ac.id 42 2) Moderately non-normal, besarnya data yang tidak normal adalah moderat (sedang). Nilai skewness antara 2 sampai 3 dan nilai kurtosis antara 7 sampai 21. 3) Extremely non-normal, yaitu distribusi data sangat tidak nonnal. Nilai skewness diatas 3 dan nilai kurtosis diatas 21. Dalam SEM terutama bila diestimasi dengan teknik Maximum Likehood (ML) mensyaratkan sebaiknya asumsi normalitas pada data terpenuhi. b. Asumsi Outliers Outliers adalah data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh dari observasi-observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk konstruk tunggal maupun konstruk kombinasi (Hair et al, 2006). Deteksi terhadap multivariate outliers dilakukan dengan memperhatikan nilai mahalanobis distance. Kriteria, yang digunakan adalah berdasarkan nilai chi-squares pada derajat kebebasan (degree of freedom) yaitu jumlah observed variables dengan tingkat signifikansi p < 0, Evaluai Atas Kriteria Goodness of Fit Setelah pengujian model pengukuran (measurement model) dilakukan, pengujian berikutnya adalah menguji goodness of fit yang mengukur derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dengan

57 digilib.uns.ac.id 43 data yang disajikan. Pengujian goodness of fit model didasarkan pada kriteria sebagai berikut : a. Chi Square (X 2 ) Tujuan analisis ini adalah mengembangkan dan menguji sebuah model yang sesuai dengan data. Dalam pengujian ini nilai X² yang rendah dan menghasilkan tingkat signifikansi yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak ada perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan matriks kovarians yang diestimasi. Chi Square sangat bersifat sensitive terhadap sampel yang terlalu kecil maupun yang terialu besar. Oleh karena itu, pengujian ini perlu dilengkapi dengan alat uji lainnya. Nilai Chi-Squares merupakan ukuran mengenai buruknya fit suatu model (Ghozali dan Fuad, 2005). b. Normed Chi Square (CMIN/DF) CMIN/DF adalah ukuran yang diperoleh dari nilai Chi-square dibagi dengan Degree of Freedom (Ghozali, 2005). Indeks ini merupakan indeks kesesuaian parsimonious yang mengukur hubungan Goodness of fit model dan jumlah-jumlah koefisien estimasi yang diharapkan untuk mencapai tingkat kesesuaian. Nilai yang direkomendasikan untuk menerima adalah CMIN/DF < 2,0. c. Goodness Of Fit Index (GFI) Indeks yang menggambarkan tingkat kesesuaian model secara keseluruhan yang dihitung dari residual kuadrat dari model yang diprediksi dibandingkan dengan data yang sebenamya. Nilai GFI >

58 digilib.uns.ac.id 44 0,90 mengisyaratkan model yang diuji memiliki kesesuaian yang baik (Diamantopaulus dan Siguaw dalam Ghozali dan Fuad, 2005). d. Adjusted Goodness Fit of Index (AGFI) Indeks ini merupakan pengembangan dari Goodness Fit of Index (GFI) yang telah disesuaikan dengan ratio dari degree of freedom model (Ghozali dan Fuad, 2005). Nilai yang direkomendasikan adalah AGFI > 0,90. semakin besar nilai AGFI maka semakin baik kesesuaian yang dimiliki model. e. Tucker Lewis Index (TLI) TLI digunakan untuk mengatasi permasalahan yang timbul akibat kompleksitas model (Ghozali dan Fuad, 2005). TLI merupakan indeks kesesuaian incremental yang membandingkan model yang diuji dengan null model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah nilai TLI > 0,90. TLI merupakan indeks yang kurang dipengaruhi oleh ukuran sampel. f. Comparative Fit Index (CFI) CFI juga merupakan indeks kesesuaian incremental. Besaran indeks ini adalah dalam rentang 0 sampai 1 dan nilai yang mendekati 1 mengindikasikan model memiliki tingkat kesesuaian yang baik. Indeks ini sangat dianjurkan untuk dipakai karena indeks ini reltif tidak sensitif terhadap besarnya sampel dan kurang dipengaruhi oleh kerumitan model. Nilai penerimaan yang direkomendasikan adalah CFI > 0,90.

59 digilib.uns.ac.id 45 g. Root Mean Square Error of Approximation (RMSEA) RMSEA adalah ukuran yang mencoba memperbaiki kecenderungan statistic Chi-squares menolak model dengan jumlah sampel yang besar (Ghozali, 2005). Nilai RMSEA < 0,08 mengindikasikan indeks yang baik untuk menerima kesesuaian sebuah model. h. Normed Fit Index(NFI) Indeks ini juga merupakan indeks kesesuaian incremental dan dapat dijadikan alternatif untuk menentukan model fit. Nilai yang direkomendasikan adalah NFI > 0,90. Tabel III.1 Goodness-of-fit Indices Goodness-of-fit Indices Cut-off Value Chi-square ( 2 ) Diharapkan kecil Significance Probability (p) 0,05 CMIN/DF 2,00 GFI 0,90 AGFI 0,90 TLI 0,95 CFI 0,95 RMSEA 0,08 7. Analisis Koefisien Jalur Analisis ini dilihat dari signifikansi besaran regression weight model. Kriteria bahwa jalur yang dianalisis signifikan adalah apabila memiliki nilai C.R. nilai t tabel. Pedoman umum nilai t tabel untuk sampel lebih besar dari 150 dengan level signifikansi 5% adalah 1,96 (Ghozali dan Fuad, 2005:40). Analisis ini juga menunjukkan besaran dari

60 digilib.uns.ac.id 46 efek langsung serta efek tidak langsung dari satu variabel terhadap variabel lainnya. Efek langsung adalah koefisien dari semua garis koefisien dengan anak panah satu ujung. Efek tidak langsung adalah efek yang muncul melalui sebuah variabel antara (mediasi) dan efek total adalah efek dari berbagai hubungan.

61 digilib.uns.ac.id 47 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang hasil-hasil survey yang telah dilakukan dengan gambaran umum obyek penelitian, analisis deskriptif tentang karakteristik responden dan tanggapan responden, pemaparan uji validitas, uji reliabilitas, serta pengujian hipotesis. A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Lahir dan Perkembangan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu lahir diawali dengan PRM Tlobong yang mendirikan Balai Pengobatan (BP) dengan ijin DKR Kabupaten Klaten pada tahun 1966 yang pada saat itu sebagai pengawas adalah dr. H. Muh. Islam Nawawi. Pada tahun 1969 Balai Pengobatan (BP) tersebut pindah ke Jl. Raya Delanggu yang pada saat itu dikelola oleh PCM Delanggu dengan pengawas dr. Faried Herman. PCM & PCA bekerjasama untuk mendirikan Rumah Bersalin (RB) di lokasi lain di Jl. Raya Delanggu dengan pengawas yang sama. Pada tahun 1981 Rumah Bersalin pindah lokasi ke tanah wakaf seluas ± 1600 m² di Jl. Raya Delanggu Utara No. 19 Sampai tahun 1998 dengan Pengawas yang sering berganti-ganti. Pada tahun 1998 setelah Rumah Bersalin (BP) pindah ke Jl. Raya Delanggu Utara No. 19, Rumah Bersalin (RB) ini bergabung menjadi satu dengan RB dibawah pengawasan commit dr to user H. Sugiarso. Karena belum ada ijin

62 digilib.uns.ac.id 48 resmi maka dengan SK. No. 277/SK/IV.B/IC/1999 dari Majlis Pembina Kesehatan PDM Kodya surakarta dinyatakan sebagai bagian dari RS PKU Muhammaiyah Surakarta. Pada tahun 2000 Balai Pengobatan ini mulai menerima pasien rawat inap. Fasilitas Rumah Bresalin (RB) & Balai Pengobatan (BP) mulai dilengkapi dengan kamar operasi dan peralatan lainnya. Pengelolaannya ditunjuk seorang Direktur yaitu dr. Sri Raharjo yang pada saat itu mulai merintis ijin pendirian RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Tahun 2001 ijin uji coba dari Gubernur Jateng turun dengan SK No. 843/2274/2, dan pada tahun 2002 ijin sementara dari Menkes dengan SK No. YM , dengan ijin tersebut Rumah Sakit kembali dikelola oleh dr. H. Faried Herman sebagai Di rektur. Pada tahun 2004 turun ijin operasional Rumah Sakit dari Menkes dengan SK No. Y.M tertanggal 7 Oktober tahun 2004 dan berlaku untuk 5 th. Pada saat itu pembangunan bangsal kebidanan, gedung instalasi gizi & Nifas mulai di lakukan, pada bulan Mei 2006 dr. H. Faried Herman meninggal dan digantikan dengan Wakil Direktur yaitu Drs. Suwoyo yang pada saat itu sedang melewati masa KLB Gempa Mei 2006 s/d Juli 2006, dan pada bulan Juli 2007 dr. Muhamad Ma mun Sukri dilantik menjadi Direktur setelah satahun menjadi Pejabat Direktur.

63 digilib.uns.ac.id Visi, Misi, dan Tujuan a. Visi Visi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu adalah terselenggaranya amal usaha kesehatan yang profesional & Islami, sebagai perwujudan rahmatan lil alamin. b. Misi Misi Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu adalah : 1) Menjadikan amal usaha di bidang kesehatan sebagai sarana ibadah untuk melaksanakan dakwah Islamiyah amar ma ruf nahi munkar 2) Menjadikan amal usaha di bidang kesehatan sebagai sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat khususnya kaum dhuafa dan mendukung pengembangan Dakwah Jamaah. c. Tujuan Tujuan Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Delanggu adalah meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar mampu beribadah secara optimal sehingga tercapai keluarga yang sakinah, sebagai bagian dari masyarakat utama. 3. Struktur Organisasi Organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu terdiri dari : Direktur, Komite Medis, Kepala Bidang Pelayanan Medis, Kepala Bidang Penunjang Medis dan Diklat, Kepala Bagian Umum, Kepala Bagian Keuangan seperti yang digambarkan pada gambar IV.1.

64 digilib.uns.ac.id 50 Sumber : RSU PKU Muhammadiyah Delanggu, Gambar IV.1 Struktur Organisasi RSU PKU Muhammadiyah Delanggu B. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik dan tanggapan responden terhadap item-item pertanyaan dalam kuesioner. Responden dalam penelitian ini adalah karyawan RSU PKU Muhammadiyah Delanggu. Teknik pengambilan sampel dengan convenience sampling. Pengambilan data dilakukan dengan metode survey, yaitu dengan memberikan kuesioner secara langsung.

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN IKLIM PSIKOLOGIS TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KOMITMEN AFEKTIF SEBAGAI PEMEDIASI (STUDI PADA PT. SRI REJEKI ISMAN TBK) TESIS Untuk Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA

PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA PERAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DALAM MEMEDIASI PENGARUH DUKUNGAN ORGANISASIONAL YANG DIPERSEPSIKAN DAN PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS PADA KINERJA (Studi Pada Karyawan AJB Bumiputera 1912) SKRIPSI

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 PERAN MEDIASI KEPUASAN DAN STRES KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA KONFLIK PERAN DAN KOMITMEN ORGANISASI (STUDI PADA RELAWAN BADAN KESWADAYAAN MASYARAKAT KABUPATEN SUKOHARJO) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian sangat penting karena menyangkut cara yang benar dalam pengumpulan data, analisa data dan pengambilan keputusan hasil penelitian. Pembahasan dalam metode penelitian

Lebih terperinci

KOMITMEN AFEKTIF DAN TURNOVER INTENTION DI KALANGAN PROFESIONAL KESEHATAN: PERAN KELELAHAN EMOSIONAL DAN DISENGAGEMENT

KOMITMEN AFEKTIF DAN TURNOVER INTENTION DI KALANGAN PROFESIONAL KESEHATAN: PERAN KELELAHAN EMOSIONAL DAN DISENGAGEMENT KOMITMEN AFEKTIF DAN TURNOVER INTENTION DI KALANGAN PROFESIONAL KESEHATAN: PERAN KELELAHAN EMOSIONAL DAN DISENGAGEMENT (Studi pada RUMAH SAKIT PANTI RAPIH YOGYAKARTA) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. obyektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Indriantoro dan

BAB III METODE PENELITIAN. obyektif, efisien dan efektif (Jogiyanto, 2004). Menurut Indriantoro dan BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian adalah rencana dari struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, obyektif, efisien dan

Lebih terperinci

BAB 2 KAJIAN TEORETIS

BAB 2 KAJIAN TEORETIS BAB 2 KAJIAN TEORETIS 2.1 Definisi Konsep 2.1.1 Turnover Intention Turnover intention (keinginan keluar dari pekerjaan) merupakan tanda awal terjadinya turnover (keluar dari pekerjaan) (Sunarso, 2000).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam perusahaan, para karyawan merupakan salah satu aset inti yang penting untuk melaksanakan kegiatan. Mereka memberi pengaruh besar terhadap kondisi perusahaan.

Lebih terperinci

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P

TESIS. Oleh. Henry Haris NIM P PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP KUALITAS LAYANAN DI PT. ASURANSI JASINDO (PERSERO) KANTOR CABANG KORPORASI DAN RITEL BANDUNG TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen

Lebih terperinci

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama : Manajemen Sumber Daya Manusia

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama : Manajemen Sumber Daya Manusia KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIATOR PADA PENGARUH ANTARA ETIKA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN SIKAP TERHADAP PERUBAHAN ORGANISASI PADA GURU DI YAYASAN PENDIDIKAN BATIK SURAKARTA TESIS Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Disusun Oleh : DEANDRA PRAYNA PARAMITHA S PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET

Disusun Oleh : DEANDRA PRAYNA PARAMITHA S PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI SEBELAS MARET PENGARUH BUDAYA ORGANISASI, GAYA KEPEMIMPINAN DAN KEADILAN ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIPS BEHAVIOR (OCB) DENGAN KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perputaran karyawan (turnover intention) menjadi suatu fenomena yang menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki konsekuensi negatif dan konsekuensi

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama : Manajemen Sumber Daya Manusia

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama : Manajemen Sumber Daya Manusia PENGARUH NARSISME DAN JOB STRESSOR PADA PERILAKU KERJA KONTRA PRODUKTIF DENGAN RESPON EMOSIONAL NEGATIF (ANGER) SEBAGAI MEDIATOR (Studi Pada Karyawan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk Area Solo) TESIS Untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA. (Studi Pada Karyawan RS. Dr.

ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA. (Studi Pada Karyawan RS. Dr. ANALISIS PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEPUASAN KERJA (Studi Pada Karyawan RS. Dr. Oen Solo Baru) Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar)

PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) PENGARUH ENTREPRENEURSHIP EDUCATION PROGRAMME (EEP) PADA NIAT BERWIRAUSAHA (Studi pada Perajin Batik di Surakarta, Sragen, dan Karanganyar) TESIS Ditujukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan selain faktor lain seperti modal. Perusahaan perlu menaruh perhatian lebih agar karyawan dapat merasa

Lebih terperinci

PERAN MEDIASI PERSEPSI KEADILAN GAJI DALAM PENGARUH PERSEPSI PERBEDAAN GAJI DAN PEMAHAMAN GAJI PADA

PERAN MEDIASI PERSEPSI KEADILAN GAJI DALAM PENGARUH PERSEPSI PERBEDAAN GAJI DAN PEMAHAMAN GAJI PADA PERAN MEDIASI PERSEPSI KEADILAN GAJI DALAM PENGARUH PERSEPSI PERBEDAAN GAJI DAN PEMAHAMAN GAJI PADA KEPUASAN KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR TESIS Untuk Mememnuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Intention To Quit 2.1.1. Pengertian Intention To Quit Intention to quit adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti dari pekerjaannya secara sukarela menurut pilihannya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Tindakan Beralasan Teori tindakan beralasan yang dikemukakan oleh Fishbein dan Ajzen (1975) menyatakan bahwa perilaku

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS Keterkaitan Antara Persepsi Wanita Terhadap Budaya Organisasional Dengan Kepuasan Karir, Komitmen Organisasional, OCB dan Role-Modeling Behaviors Di Sekretariat Daerah Kabupaten Karanganyar SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS

PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE. (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS PREDIKTOR-PREDIKTOR INTENSI PENGGUNAAN INTERNET DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN ONLINE (Studi Pada Mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan angka-angka,

Lebih terperinci

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS

PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) YANG DIMEDIASI OLEH KONTRAK PSIKOLOGIS (STUDI PADA KARYAWAN PT.PAMOR SPINNING MILLS, KAB. KARANGANYAR) TESIS Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut berbentuk perusahaan. Perusahaan merupakan badan usaha yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan dunia perbankan dan dunia usaha sekarang ini timbul lembaga keuangan seperti lembaga pembiayaan. Lembaga pembiayaan tersebut berbentuk perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN Bab ini akan berisi penjelasan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, yang meliputi: masalah penelitian, hipotesis penelitian, variabel penelitian, tipe

Lebih terperinci

Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen. Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator

Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen. Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator Pengaruh Arti Penting Pekerjaan (Meaning of Work) pada Komitmen Organisasional dengan Keterikatan Kerja sebagai Mediator (Studi pada Perawat RSUD Dr. Soedirman Kebumen) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi

Lebih terperinci

KETERKAITAN ANTARA KEADILAN, KEPUASAN, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM KONTEKS REMUNERASI

KETERKAITAN ANTARA KEADILAN, KEPUASAN, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM KONTEKS REMUNERASI KETERKAITAN ANTARA KEADILAN, KEPUASAN, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL DALAM KONTEKS REMUNERASI (Studi pada Tenaga Kependidikan di Universitas Sebelas Maret) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan

Lebih terperinci

Tesis. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2 Program Studi Magister Manajemen

Tesis. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2 Program Studi Magister Manajemen ANALISIS PENGARUH PERSEPSI BUDAYA ORGANISASI HASIL, KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN AFEKTIF TERHADAP KINERJA KARYAWAN (Studi Empiris pada Karyawan PT. Mega Andalan Komponen Logam, Yogyakarta) Analysis of Perception

Lebih terperinci

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya

HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA. Oleh: Reza Rizky Aditya HUBUNGAN KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP INTENSI KELUAR KARYAWAN PADA PT. PURNA GRAHA ABADI TASIKMALAYA Oleh: Reza Rizky Aditya Abstrak Sumber daya manusia salah satu sumber daya perusahaan

Lebih terperinci

Disusun oleh : SAFIL RUDIARTO HENDROYOGI S PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Disusun oleh : SAFIL RUDIARTO HENDROYOGI S PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA KETERKAITAN ANTARA PERSEPSI PENTINGNYA AKREDITASI RUMAH SAKIT DENGAN PARTISIPASI, KOMITMEN, KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN DI RS ORTOPEDI PROF. DR. R. SOEHARSO SURAKARTA. TESIS Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TENTANG KESEPAKATAN MANAJERIAL DENGAN KEPUASAN KERJA DAN KEINGINAN UNTUK KELUAR (STUDI PADA KARYAWAN PT. SRI REJEKI ISMAN (Sritex) ) SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas

Lebih terperinci

Oleh: DINA MISBAHUL ARIFAH NIM: S

Oleh: DINA MISBAHUL ARIFAH NIM: S PENGARUH PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP NIAT UNTUK BERPERILAKU TIDAK PATUH DAN KETIDAKPATUHAN WAJIB PAJAK (Studi Survei pada Karyawan Perusahaan Swasta di Surakarta Tahun 2010) TESIS Diajukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagaimana seorang individu terpuaskan atau tidak terpuaskan terhadap suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagaimana seorang individu terpuaskan atau tidak terpuaskan terhadap suatu BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keadilan Teori keadilan yang diformulasikan oleh J.Stacy Adams menerangkan proses bagaimana seorang individu terpuaskan atau

Lebih terperinci

Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja dan Dampaknya pada Kinerja. Karyawan dan Niat untuk Keluar

Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja dan Dampaknya pada Kinerja. Karyawan dan Niat untuk Keluar i Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja dan Dampaknya pada Kinerja Karyawan dan Niat untuk Keluar Studi pada Karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi VII Madiun SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN KOMPETENSI KOMUNIKASI DAN MOTIVASI SEBAGAI PEMEDIASI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN KOMPETENSI KOMUNIKASI DAN MOTIVASI SEBAGAI PEMEDIASI PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) DENGAN KOMPETENSI KOMUNIKASI DAN MOTIVASI SEBAGAI PEMEDIASI (Studi Pada PDAM Surakarta) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA REMUNERASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD dr. SOEROTO NGAWI TESIS

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA REMUNERASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD dr. SOEROTO NGAWI TESIS HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN SERTA REMUNERASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN RSUD dr. SOEROTO NGAWI TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Ekonomi dan

Lebih terperinci

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama Manajemen Sumber Daya Manusia

TESIS. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama Manajemen Sumber Daya Manusia digilib.uns.ac.id PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI, DAN KOMPETENSI KARYAWAN TERHADAP KINERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASIONAL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN)

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN PELANGGAN

PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN PELANGGAN PENGARUH HARGA, KUALITAS PRODUK DAN KUALITAS LAYANAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN YANG DIMEDIASI OLEH KEPUASAN PELANGGAN (Studi Kasus di Larissa Aesthetic Center Cabang Gajahmada Surakarta) TESIS Untuk

Lebih terperinci

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Sumber Daya Manusia

TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Magister Manajemen Minat Utama: Manajemen Sumber Daya Manusia PENGARUH KECERDASAN INTELEKTUAL, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN LOCUS OF CONTROL SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada PT. Bank Syariah Mandiri Solo) TESIS

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI

ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI AFEKTIF DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP TURNOVER INTENTIONS DENGAN PERSON ORGANIZATION FIT SEBAGAI PEMODERASI (Studi Pada Karyawan PT. Djitoe I.T.C Surakarta) Skripsi

Lebih terperinci

Tesis. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2. Program Studi Magister Manajemen.

Tesis. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan. Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata 2. Program Studi Magister Manajemen. PENGARUH KEADILAN DISTRIBUTIF KOMPENSASI, KEADILAN PROSEDURAL KOMPENSASI DAN MOTIVASI INTRINSIK TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KARYAWAN PT KAYU LIMA UTAMA

Lebih terperinci

Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dengan. Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi

Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dengan. Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja Terhadap Prestasi Kerja Dengan Komitmen Organisasi Sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Pegawai Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kabupaten Madiun) TESIS Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

(turnover/ intention to leave) KARYAWAN PADA PERUSAHAAN SWASTA

(turnover/ intention to leave) KARYAWAN PADA PERUSAHAAN SWASTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEINGINAN PINDAH KERJA (turnover/ intention to leave) KARYAWAN PADA PERUSAHAAN SWASTA KABUPATEN SUKOHARJO TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross sectional yang mengukur hubungan atau pengaruh dari BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Rancangan penelitian kuantitatif yang digunakan yaitu penelitian analitik cross

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting,

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia dipandang sebagai salah satu aset perusahaan yang penting, karena manusia merupakan sumber daya manusia yang dinamis dan selalu dibutuhkan

Lebih terperinci

TESIS. LYDIA LUMBAN TOBING No. Mhs:

TESIS. LYDIA LUMBAN TOBING No. Mhs: TESIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA LYDIA LUMBAN TOBING No. Mhs: 145002220 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam suatu organisasi membutuhkan SDM yang bukan saja berkualitas tetapi juga memiliki loyalitas. Salah satu untuk mencapai taraf ini adalah dengan menumbuhkan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI

PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI PENGARUH KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA DAN KINERJA KARYAWAN PT. INTRACO ADHITAMA SURABAYA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur Untuk Menyusun

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi

BAB II LANDASAN TEORI. dan tujuan-tujuannya, serta berniat memelihara keanggotaan dalam organisasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Komitmen Organisasional Menurut Robbins (2008), komitmen karyawan terhadap organisasi yaitu sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan

BAB I PENDAHULUAN. mendukung upaya kesehatan puskesmas (Andini, 2006). Suatu Rumah Sakit akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan suatu bentuk organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan khususnya terkait dengan upaya untuk rujukan yang mendukung

Lebih terperinci

: RYAN ADITYA F FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

: RYAN ADITYA F FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PERSEPSI DUKUNGAN SUPERVISOR DAN SUMBER JARINGAN INTRA-ORGANISASI PADA NIAT KELUAR : PERAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASIONAL DAN KOMITMEN AFEKTIF SEBAGAI MEDIASI (Studi pada Karyawan PT. Kusumahadi

Lebih terperinci

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit

Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan: Studi Empiris Pada Karyawan Non Medis Rumah Sakit Kristanty Nadapdap 1, Winarto 2 1,2 Prodi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Methodist Indonesia

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK, DAN PERSEPSI RESIKO PADA NIAT BELI PRODUK PRIVAT LABEL INDOMARET DI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK, DAN PERSEPSI RESIKO PADA NIAT BELI PRODUK PRIVAT LABEL INDOMARET DI SURAKARTA HUBUNGAN PERSEPSI KUALITAS, PERSEPSI HARGA, CITRA MEREK, DAN PERSEPSI RESIKO PADA NIAT BELI PRODUK PRIVAT LABEL INDOMARET DI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat.

BAB III METODE PENELITIAN. berada di Jl. M.I Ridwan Rais No. 1 Gambir Jakarta Pusat. BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Lokasi penelitian Dalam penulisan skripsi ini, penulis melakukan penelitian hanya pada PT. PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Potensi sumber daya manusia pada hakekatnya merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional. Dengan kata lain manusia adalah unsur kerja yang terpenting

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup faktor stres kerja terhadap turnover intention

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup faktor stres kerja terhadap turnover intention BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini mencakup faktor stres kerja terhadap turnover intention karyawan divisi marketing pada perusahaan PT. Solid Gold Berjangka yang beralamat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan terhadap karyawan khususnya PT. Utama Jaya Perkasa Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, penelitian dilaksanakan melalui pengumpulan

Lebih terperinci

PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT DAN FAMILY WORK CONFLICT PADA TURNOVER INTENTIONS DENGAN JOB STRES SEBAGAI PEMEDIASI DAN PADA JOB STRES DENGAN SELF

PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT DAN FAMILY WORK CONFLICT PADA TURNOVER INTENTIONS DENGAN JOB STRES SEBAGAI PEMEDIASI DAN PADA JOB STRES DENGAN SELF PENGARUH WORK FAMILY CONFLICT DAN FAMILY WORK CONFLICT PADA TURNOVER INTENTIONS DENGAN JOB STRES SEBAGAI PEMEDIASI DAN PADA JOB STRES DENGAN SELF EFFICACY SEBAGAI PEMODERASI (Studi pada Karyawan Wanita

Lebih terperinci

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT

Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment. Novita Maya Sari ABSTRACT Stres Affects Job Performance Moderated By Affective Organizational Commitment Novita Maya Sari ABSTRACT This research is a replication of part of the study Hunter and Thatcher (2007) which aims to test

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK KELUAR KARYAWAN PT. MAPAN WIJAYA SEMARANG, maka saya memohon

Lebih terperinci

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI PEMEDIASI

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI PEMEDIASI PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL DAN TRANSAKSIONAL PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI PEMEDIASI (STUDI PADA KARYAWAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Organisasi 2.1.1 Pengertian Budaya Organisasi Pada dasarnya Budaya organisasi dalam perusahaan merupakan alat untuk mempersatukan setiap invidu yang melakukan aktivitas

Lebih terperinci

vii Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Komitmen organisasional merupakan faktor penting bagi setiap karyawan agar dapat loyal pada suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki karyawan yang berkomitmen terhadap perusahaannya akan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut werther (2002:5). Yang menyatakan bahwa Kunci memenangkan. senantiasa melakukan investasi untuk merekrut, menyeleksi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah sumber daya saat ini masi menjadi pusat perhatian dan tumpuhan bagis setiap organisasi atau perusahaan untuk dapat bertahan di era globalisasi yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. organisasi tersebut (Mathis & Jackson, 2006). Menurut Velnampy (2013) 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Komitmen Organisasional 2.1.1. Pengertian Komitmen Organisasional Komitmen organisasional adalah tingkat sampai dimana karyawan yakin dan menerima tujuan organisasional, serta

Lebih terperinci

KUESIONER. Lama Bekerja :. *) coret yang tidak perlu

KUESIONER. Lama Bekerja :. *) coret yang tidak perlu KUESIONER Dalam rangka memenuhi syarat kelulusan dari UNIKA Soegijapranata Semarang melalui program skripsi, penulis memohon kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuesioner ini dengan jujur dan benar. Kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma penelitian menjelaskan bagaimana peneliti memahami suatu masalah, serta kriteria penulisan sebagai landasan untuk menjawab permaslahan peneitian

Lebih terperinci

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRESS KERJA PADA KEPUASAN HIDUP. Studi Pada Karyawan Industri Hotel kelas melati di Kecamatan

PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRESS KERJA PADA KEPUASAN HIDUP. Studi Pada Karyawan Industri Hotel kelas melati di Kecamatan i PENGARUH KARAKTERISTIK PEKERJAAN, KEPUASAN KERJA, DAN STRESS KERJA PADA KEPUASAN HIDUP Studi Pada Karyawan Industri Hotel kelas melati di Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar SKRIPSI Disusun untuk

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY JAYA SAKTI SURABAYA SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY JAYA SAKTI SURABAYA SKRIPSI ANALISIS PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA PT. RICKY JAYA SAKTI SURABAYA SKRIPSI Diajukan Oleh : Agung Febrianto 0412010179/FE/EM FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR ANTESEDEN PADA MOTIVASI PELAYANAN PUBLIK. (Studi pada Karyawan Puskesmas di Kecamatan Gatak Sukoharjo)

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR ANTESEDEN PADA MOTIVASI PELAYANAN PUBLIK. (Studi pada Karyawan Puskesmas di Kecamatan Gatak Sukoharjo) PENGARUH FAKTOR-FAKTOR ANTESEDEN PADA MOTIVASI PELAYANAN PUBLIK (Studi pada Karyawan Puskesmas di Kecamatan Gatak Sukoharjo) SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Lebih terperinci

Perpustakaan Unika LAMPIRAN

Perpustakaan Unika LAMPIRAN LAMPIRAN IDENTITAS 1. Nomor :... 2. Jenis Kelamin :... 3. Usia :... tahun 4. Status marital : Single / Menikah 5. Pendidikan : (... ) SMA / Sederajat (... ) Diplomat (... ) S1 (... ) S2 (... ) S3 6. Posisi

Lebih terperinci

Diajukan oleh : Henny Puspitasari NIM : S PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

Diajukan oleh : Henny Puspitasari NIM : S PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER MANAJEMEN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH KEPEMIMPINAN KARISMATIK DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI PADA ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DENGAN WORK ENGAGEMENT SEBAGAI PEMEDIASI ( STUDI PADA PT. PRODIA WIDYAHUSADA REGION V) Usulan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : RULLY ARISTIYANI NIM

TESIS. Oleh : RULLY ARISTIYANI NIM PENGEMBANGAN KINERJA PEGAWAI DITINJAU DARI KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KOMUNIKASI ORGANISASI, PENGEMBANGAN KARIR DAN KEPUASAN KERJA PEGAWAI PADA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN JEPARA TESIS Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB III. Metode Penelitian

BAB III. Metode Penelitian BAB III Metode Penelitian A. Objek / Subjek Peneletian Objek dalam penelitian ini adalah situs Traveloka, subjek adalah satu anggota dari sampel, sebagaimana elemen adalah satu anggota dari populasi (Sekaran,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana struktur penelitian yang mengarahkan proses dan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian adalah rencana struktur penelitian yang mengarahkan proses dan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian adalah rencana struktur penelitian yang mengarahkan proses dan hasil penelitian sedapat mungkin menjadi valid, objektif, efisien, dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan bentuk penelitian Kuantitatif dengan pendekatan korelasional yang menggunakan teknik analisa Multiple Regresi (Regresi Ganda). Penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH NILAI PELANGGAN DAN IDENTIFIKASI MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI

ANALISIS PENGARUH NILAI PELANGGAN DAN IDENTIFIKASI MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI ANALISIS PENGARUH NILAI PELANGGAN DAN IDENTIFIKASI MEREK TERHADAP LOYALITAS MEREK DENGAN KEPUASAN PELANGGAN SEBAGAI VARIABEL MEDIASI (Studi pada Pengguna Ponsel Smartfren) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan oleh

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen. Diajukan oleh PENGARUH MOTIVASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PT KERETA API INDONESIA DAOP VIII SURABAYA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Komitmen Organisasi. Salim (dalam Martini dan Rostiana, 2003) bahwa komitmen organisasi di 16 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen Organisasi 1. Pengertian Komitmen Organisasi Komitmen bukanlah sesuatu yang bisa hadir begitu saja, karena itu untuk menghasilkan karyawan yang memiliki komitmen yang

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAWA TIMUR 2011 PENGARUH JOB INSECURITY DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KEINGINAN UNTUK PINDAH KERJA PADA PT KARET NGAGEL SURABAYA WIRA JATIM GROUP SKRIPSI Diajukan oleh : Angga Khrisna Putra 0512010185/FE/EM FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pusat Koperasi Syariah (Puskopsyah) Alkamil Jawa Timur sebagai salah satu lembaga keuangan syariah nonbank yang berbadan hukum koperasi, memiliki kegiatan menyimpan

Lebih terperinci

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk

Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag. Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk 23 3.2.2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Bidang, Kepala Seksi dan Kasubbag Keuangan atau Anggaran yang dianggap mampu serta mewakili untuk menggambarkan kinerja aparat pemerintah daerah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk BAB III METODE PENELITIAN Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk menghasilkan data yang dapat diyakini kebenarannya, sehingga informasi yang diperoleh dari penelitian

Lebih terperinci

TESIS. Disusun Oleh : NAMA : RAKHMAT BASUKI : P

TESIS. Disusun Oleh : NAMA : RAKHMAT BASUKI : P PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA DENGAN MOTIVASI SEBAGAI PEMEDIASI TESIS Diajukan Kepada Program

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Objek dan Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah situs layanan pemesanan hotel dan tiket Traveloka dan subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karyawan dan perusahaan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan memegang peran utama dalam menjalankan roda kehidupan perusahaan dan pelaku aktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan/organisasi dalam berbisnis harus mempunyai tujuan atau sasaran yang harus dicapai yaitu pencapaian laba dan prinsip kegiatan ekonomis yang

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Cirebon Eye Center (CEC) adalah klinik khusus mata yang berupaya memberikan pelayanan kesehatan mata dengan dengan sub spesialis yang terpadu dengan standar terkini. Fasilitas-fasilitas penunjang

Lebih terperinci

KEPUASAN KARYAWAN ATAS FLEKSIBILITAS JADWAL KERJA: ANTECEDENT DAN KONSEKUENSI DI TEMPAT KERJA

KEPUASAN KARYAWAN ATAS FLEKSIBILITAS JADWAL KERJA: ANTECEDENT DAN KONSEKUENSI DI TEMPAT KERJA KEPUASAN KARYAWAN ATAS FLEKSIBILITAS JADWAL KERJA: ANTECEDENT DAN KONSEKUENSI DI TEMPAT KERJA (Studi Pada Karyawan Kusuma Sahid Prince Hotel, Hotel Loji dan Hotel Pose in Di Surakarta) SKRIPSI Disusun

Lebih terperinci

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KONVEKSI 1 PT

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KONVEKSI 1 PT PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI PADA KONVEKSI 1 PT. DAN LIRIS SUKOHARJO Laporan Penelitian Tesis Minat Utama Manajaemen

Lebih terperinci

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI BADAN KOORDINASI WILAYAH II (BAKORWIL II) SURAKARTA

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI BADAN KOORDINASI WILAYAH II (BAKORWIL II) SURAKARTA PENGARUH FAKTOR-FAKTOR YANG BERKAITAN DENGAN KARIR TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI PADA PEGAWAI BADAN KOORDINASI WILAYAH II (BAKORWIL II) SURAKARTA TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Universitas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN LOYALITAS KARYAWAN PADA CV. ASATEX SURAKARTA S K R I P S I Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X

HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X HUBUNGAN KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA KARYAWAN HOTEL X SKRIPSI Oleh: Dwi Septiyaningsih 201210515068 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA 2016

Lebih terperinci

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK

PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK PENGARUH ANGGARAN PARTISIPATIF PADA BUDGETARY SLACK DENGAN ASIMETRI INFORMASI, KOMITMEN ORGANISASI DAN KAPASITAS INDIVIDU SEBAGAI VARIABEL MODERASI (Studi Kasus Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten

Lebih terperinci

Skripsi. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang

Skripsi. Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang PENGARUH KEPUASAN KERJA, KOMITMEN ORGANISASI DAN KEPUASAN GAJI TERHADAP TURNOVER INTENTION AUDITOR (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Semarang) Skripsi Diajukan sebagai salah satu syarat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen organisasi 1. Pengertian Komitmen merupakan perilaku seseorang terhadap organisasi atau perusahaan dimana individu tersebut bisa bersikap tegas dan berpegang teguh pada

Lebih terperinci

PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN NIAT BELI ULANG. (Studi pada Konsumen Produk Sepatu Merek Converse tipe Chuck Taylor

PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN NIAT BELI ULANG. (Studi pada Konsumen Produk Sepatu Merek Converse tipe Chuck Taylor PENGARUH KESADARAN MEREK TERHADAP PROSES PEMBENTUKAN NIAT BELI ULANG (Studi pada Konsumen Produk Sepatu Merek Converse tipe Chuck Taylor di Kecamatan Jebres Solo) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI

HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI HUBUNGAN ANTARA KEPUASAN KERJA DENGAN KOMITMEN ORGANISASI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Oleh: GALUH TRI DAMAYANTI F. 100 030 007 FAKULTAS

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA)

PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA) PENGARUH KUALITAS LAYANAN DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DAN LOYALITAS (Studi di PT VKOOL INDO LESTARI CABANG SURAKARTA) Skripsi Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penyusunan skripsi yang dilakukan oleh penulis membutuhkan data-data yang relevan guna menunjang proses penelitian. Usaha untuk mengumpulkan data-data

Lebih terperinci