Pedoman Sistem Terpadu Pengelolaan Aset yang Strategis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Pedoman Sistem Terpadu Pengelolaan Aset yang Strategis"

Transkripsi

1 Pedoman Sistem Terpadu Pengelolaan Aset yang Strategis

2 AAMCOG Pedoman Sistem Terpadu Pengelolaan Aset yang Strategis Version December 2012 Pendahuluan Pedoman ini berdasarkan pada publikasi oleh Lembaga Pengadaan dan Konstruksi Australasia (the Australasian Procurement and Construction Council APCC) yang bejudul Aset Management 2001 (Pengelolaan Aset 2001). Pedoman ini mencerminkan kemajuan dalam pengelolaan aset sejak penulisan pedoman sebelumnya, yang mana pedoman ini bertujuan untuk menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan aset yang serirama dengan pendekatan kontemporer. Peran APCC dalam mencetuskan pedoman sebelumnya dan pengembangan pedoman terbaru ini sangan berharga. Kontribusi Lembaga Kolaboratif Pengelolaan Aset Terpadu (The Australian Aset Management Collaborative Group s AAMCoG) terhadap perbaruan pedoman ini adalah kunci dari kualitas kerangka dan kinerja kerja yang disuguhkan. Harapan utama AAMCoG adalah untuk berkolaborasi dengan berbagai rupa organisasi baik publik maupun swasta, dalam lingkup nasional dan internasional; dengan tujuan menghasilkan sistim pengelolaan aset yang strategis, sesuai dengan kebutuhan organisasi dan masyarakat yang dilayani oleh organisasi tersebut. > APCC > AAMCoG > CIEAM Pedoman ini dicetuskan sebagai hasil dari kebutuhan-kebutuhan nyata dalam hal pengelolaan aset yang telah diidentifikasi oleh anggota Lembaga Riset untuk Pengelolaan Infrastruktur dan Aset (Cooperative Research Centre for Infrastructure and Engineering Aset Management CIEAM), yang mana pedoman ini telah dikembangkan dengan dukungan dan saran lembaga tersebut. CIEAM adalah suatu lembaga yang mempunyai dedikasi tinggi dalam hal meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan pengelolaan infrastruktur dan aset, dan tingkat profitabilitas para mitra industri di Australia dan negara lain. Project Team Prof. Kerry Brown, Southern Cross University Dr. Martin Laue, Southern Cross University Prof. Robyn Keast, Southern Cross University Dr Nateque Mahmood, Southern Cross University Dr Anna Wiewiora, Southern Cross University Ms Jane Montgomery-Hribar, APCC AAMCoG acknowledges the support of Dr Diaswati Mardiasmo-Povis and the Law and Justice Research Centre, Faculty of Law, Queensland University of Technology (QUT) for assisting with the translation of this Guide. AAMCoG Members Designed by Hannah Murphy ISBN: (e-book) ISBN: (print) Date: CIEAM 7 December , Place: Brisbane, Australia

3 Daftar Isi Pembuka: Pendekatan Terpadu terhadap Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis... 2 Apakah Pengelolaan Aset?... 2 Tantangan... 4 Pendekatan Terpadu terhadap Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis ( Integrated Strategic Aset Management ISAM )... 5 Prinsip-Prinsip... 7 Kerangka Kerja Pengelolaan Aset yang Strategis... 8 Faktor-Faktor Lingkungan... 9 Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Kerangka Kerja Kebijakan Pemerintah Terpadu Pengelolaan Organisasi yang Strategis Organisational Strategic Management Perencanaan pengadaan pelayanan yang strategis Perencanaan Pengadaan Pelayanan secara Taktis dan Operasional Pengadaan Pelayanan Evaluasi Pengelolaan Pengetahuan dan Kapasitas Pengelolaan Organisasi Penutup AAMCoG

4 Pembuka: Pendekatan Terpadu terhadap Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis Nilai aset yang tersebar di seluruh negara Republik Indonesia (termasuk daerah propinsi dan kabupaten) adalah Rp3.023,44 triliun; sesuai dengan laporan Neraca Pemerintahan Pusat yang dicatat Kementerian Keuangan per 31 Desember Nilai tersebut mengalami peningkatan sebesar 24,7% dibandingkan posisi tahun lalu yang nilainya mencapai Rp2.423,69 triliun. > Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis Aset-aset tersebut mempunyai peran yang sangat berharga dan penting bagi pemberlakuan fungsi Negara. Untuk mengganti Aset yang telah dibangun ini adalah suatu usaha yang sangat mahal dan seringkali tidak dipertimbangkan, direncanakan, atau dianggarkan; sehingga terciptanya suatu sistim pengelolaan aset yang strategis adalah suatu hal yang kritis. Pedoman sistem terpadu pengelolaan aset yang strategis ini memberikan kerangka dan kinerja kerja contemporer kepada mereka-mereka yang bertanggung-jawab atas pengadaan dan pengelolaan bangunan aset tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan pengadaan pelayanan publik. Pedoman ini juga menekankan pentingnya meminimalkan risiko yang terkait dengan aset tersebut, mencapai objektif value-for-money, dan mempromosikan kelestarian alam. Pedoman ini mengartikulasikan strategistrategi kunci untul membantu dalam perwujudan pengelolaan aset yang best practice. Pendekatan Terpadu pada Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis (Integrated Strategic Asset Management - ISAM) menggabungkan unsur-unsur ekonomi, engineering, technology, kelestarian alam, dan kemanusiaan untuk membentuk sebuah pendekatan terpadu dan holistic dalam pengadaan dan pemeliharaan bangunan aset. Pendekatan ini mengakui bahwa kombinasi dari unsur-unsur tersebut mempengaruhi penngelolaan aset secara kesatuan, yang mana pedoman ini menelusuri peran, hubungan, dan ketergantungan antara unsurunsur diatas. Pendekatan terpadu ini mempunya fokus jangka panjang untuk membentuk suatu sistim pengelolaan aset dan infrastruktur yang berupa satu kesatuan; namun tidak menelantarkan pertimbangan operasional. Pedoman ini bertujuan untuk menyediakan dasar dari pengambilan keputusan dan implementasi sistim pengelolaan aset. Pedoman ini berfokus pada pendekatan yang terpadu dalam hal mengelola aset. Pedoman ini mempertimbangkan aset dalam bentuk utuh dan juga unsur-unsur kemanusian (kapabilitas, kultur, dsb) dan unsur-unsur ekologis (lingkungan alam). Pedoman ini juga menekankan bagaimana organisasi pemerintah, swasta dan masyarakat dapat bekerja sama untuk menghasilkan sistem pengelola aset yang maksimum dan best practice. > Pedoman > Pendekatan Terpadu pada Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis > Lingkup Pedoman 2 CIEAM 2012

5 Pengelolaan Aset Pengelolaan Aset adalah cara-ciri dalam mengatur, merencanakan, mendesain, dan memonitor dalam prosess mengakuisisi, memelihara, memperbarui, dan pembuangan segala bentuk infrastruktur dan aset teknis; untuk mendukung pengadaan servis public. Aset Pengelolaan adalah sesuatu yang sistematik, suate prosess yang terstruktur, mencakupi seluruh umur hidup suatu Aset fisik (e.g physical Asets ). > Definisi Tujuan dari pengelolaan aset adalah untuk mengoptimalkan potensi pengadaan pelayanan dari aset yang bersangkutan, meminimalisasi resiko dan biaya, dan meningkatkan nilai positif modal alami dan sosial dalam siklus kehidupan suatu aset. Good Governance atau kepemerintahan yang baik dan penempatan sistim bisnis yang tepat, prosess yang sesuai, dan penempatan sumber daya manusia yang mempunyai kapabiliats yang sesuai; adalah factorfaktor esensial dalam mencapai tujuan diatas. > Objektif Para pemilik, penyedia, atau operator aset dan infrastruktur harus lebih sadar akan tantangan-tantangan dalam masyarakat zaman sekarang agar aset yang mereka kelola tidak menambah kerugian ataupun dampak negatif lain terhadap lingkungan dan masyarakat. AAMCoG

6 Tantangan Masyarakat terkini semakin sering menghadapi tantangan serius dalam hal pengelolaan sumber daya alam yang semakin langka, kualitas lingkungan yang semakin merendah, dan perubahan iklim. Jumlah populasi yang semakin tinggi dengan tuntutan untuk energi dan kekayaan materi yang semakin meningkat lebih menekankan tantangan-tantangan tersebut; yang mana fenomena ini telah mendorong kemampuan lingkungan alami kita dalam mendukung kegiatan ekonomi ke batas maksimal. Oleh karena itu potensi untuk litigasi terhadap pengelola atau pemilik aset akan semakin meningkat. > Lingkup Tantangan Para pemilik, penyedia, atau operator aset dan infrastruktur harus lebih sadar akan tantangan-tantangan dalam masyarakat zaman sekarang agar aset yang mereka kelola tidak menambah kerugian ataupun dampak negatif lain terhadap lingkungan dan masyarakat. Aset yang telah dirancang/direncanakan, dipertahankan dan dipelihara, dan dioperasikan secara benar akan bisa, dan harus, berkontribusi terhadap perkembangan positif modal sosial dan alami kita; selain menghasilkan manfaat ekonomi. Seorang pengelola aset (asset manajer) perlu memahami pentingnya prinsip keberlanjutan (sustainability), terutama perwujudannya dalam segala aspek dari kerangka kerja sistem pengelolaan aset yang strategis. > Sustainability Prinsip keberlanjutan (sustainability) untuk para pengelola aset (asset manajer) bukan hanya tentang memperpanjang jangka hidup aset dan memastikan bahwa aset tersebut beroperasi secara efisien dan ekonomis. Namun prinsip tersebut lebih tertuju pada pertimbangan bagaimana pengadaan dan operasi dari suatu aset akan berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Dengan pertumbuhan populasi yang semakin meningkat, tekanan terhadap jumlah aset yang diperlukan pun akan meningkat. Hal ini akan menimbulkan peningkatan intensitas pemakaian (dari aset tersebut), menciptakan tekanan yang lebih besar terhadap lingkungan seperti peningkatan konsumsi sumber daya, air, energi, dan tanah; yang berkelanjutan dengan peningkatan limbah dan polusi untuk tanah, air dan atmosfir. Tantangan diatas adalah suatu permasalahan global, yang mana secara universal telah diterima bahwa meskipun upaya untuk menngurangi sumber polusi telah dimaksimalkan, perubahan iklim adalah sesuatu yang tak terelakkan. Situasi tersebut akan membawa berbagai macam tantangan untuk para pengelola aset (aset manajer) seperti: peningkatan temperatur rata-rata, meningkatnya frekuensi dan intensitas dari peristiwa bencana alam, keasaman tingkat laut yang meningkat, dan jumlah air garam yang memasuki dan mempengaruhi aset-aset yang rentan akan korosi. > Pertumbuhan Populasi > Pergantian Iklim/ Cuaca 4 CIEAM 2012

7 Pendekatan Terpadu terhadap Sistem Pengelolaan Aset yang Strategis ( Integrated Strategic Aset Management ISAM ) Telah ada pergeseran persepsi terhadap pengadaan aset, yang mana ketergantungan terhadap organisasi-organisasi atau badan-badan dan lembaga sebagai penyedia aset secara individu telah luntur (tidak berlaku). Kompleksitas dalam pengadaan aset dalam lingkungan masa kini mensinyalkan bahwa pengelola dan instansi-instansi yang terkait tidak lagi dapat bekerja secara terisolasi. Sebaliknya, sistem yang lebih terintegrasi dengan pendekatan yang kolektif terhadap pengelolaan aset telah dicetuskan. Pendekatan yang terpadu (integrated approach) memungkinkan organisasiorganisasi penyedia aset untuk mengakses ilmu pengetahuan, keahlian, dan sumber daya informasi untuk menciptakan keuntungan yang berlebih. Adanya pendekatan tersebut bukanlah sistem bisnis seperti biasa, yang mana pendekatan tersebut memerlukan pergeseran persepsi, perfikiran, and pandangan dalam cara perkembangan, pengadaan, dan pengelolaan proyek infrastruktur. Dalam pedoman ini, sistem pendekatan terpadu yang diajukan menggabungkan dan memperluas kerangka dan kinerja pengelolaan aset sebelumnya, dengan beberapa unsure-unsur baru yang harus dipertimbangkan: > Latar Belakang > Permasalahan Baru dalam Pengelolaan Aset Lingkungan: Apresiasi yang lebih besar pada interaksi antara aset yang diadakan dan lingkungan alam. Keberlanjutan (Sustainability): Memastikan bahwa kebutuhan sosial, ekonomi, dan lingkungan suatu masyarat terpenuhi dan dipelihara secara sehat untuk generasi masa depan (Sustainability Victoria 2010). Ketahanan: Peningkatan penekanan pada aset, lingkungan dan masyarakat untuk merespon dan pulih dari dampak-dampak eksternal. Pengelolaan Aset secara keseluruhan: Keputusan dan tindakan mengenai aset dipertimbangkan secara satu kesatuan proses, dimulai dari awal perencanaan sampai dengan akhir pembuangan. Peningkatan tuntutan masyarakat: Kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi yang selalu berevolusi berujung pada harapan warga negara yang lebih tinggi dalam hal penyediaan jasa lokal yang bersifant instan. Keterkaitan dalam kebijakan-kebijakan, sumber daya alam, dan proyek yang bersangkutan akan menghasilkan pengadaan aset yang lebih berkualitas, efisien, dan tepat waktu. Pengelolaan Informasi: Kebutuhan informasi dan kemampuan yang lebih menuntut dan kompleks. AAMCoG

8 Tata Kelola Pemerintahan yang Diperluas: Kepemilikan, pengaturan, dan operasi dari suatu aset sekarang tidak lagi ditentukan oleh suatu individu; namun telah diperluas menjadi jaringan individu yang bersangkutan. Oleh karena itu, selain tata cara pemerintahan (governance) yang konvensional, terdapat berbagai macam bentuk model hibrida seperiti kemitraan sektor publik (pemerintah) dan swasta (public-private partnership), aliansi, dan kontrak kerja ke pihak ketiga. Hal ini memerlukan pendekatan tata cara pemerintahan (governance) yang lebih inovatif dan bervariasi., agar model-model diatas dapat mengelola berbagai macam resiko dan oportunitas yang terkait dengan kinerja aset tersebut. Standar Internasional untuk Pengelolaan Aset ini memberikan suatu gambaran akan prinsip-prinsip, konsep, atribusi dan kapabilitas dari suatu aset, pengelolaan aset, dan sistem pengelolaan aset. > Standar Internasional untuk Pengelolaan Aset Pendekatan yang terpadu memungkinkan organisasi-organisasi pennyedia aset untuk mengakses ilmu pengetahuan, keahlian, dan sumber daya informasi untuk menciptakan keuntungan yang berlebih. Adanya pendekatan tersebut bukanlah sistem bisnis seperti biasa, yang mana pendekatan tersebut memerlukan pergeseran persepsi, perfikiran, and pandangan dalam cara perkembangan, pengadaan, dan pengelolaan proyek infrastruktur. 6 CIEAM 2012

9 Prinsip-Prinsip Prinsip-prinsip berikut memandu bagaimana pendekatan terpadu sistem pengelolaan aset yang strategis (Integrated approach to Strategic Asset Management) berkaitan secara keseluruhan dengan perencanaan pemerintah dan organisasi swasta yang lebih luas. Aset diadakan untuk mendukung pemberian pelayanan terhadap masyarakat. Oleh karena itu solusi-solusi non-aset harus dipertimbangkan secara matang. > Prinsip-prinsip dalam Pendekatan Terpadu terhadap sistem Pengelolaan Aset yang Strategis Lembaga dan badan-badan permerintah diwajibkan untuk mengelola aset sesuai dan konsisten dengan kerangka kerja kebijakan pemerintah, dan memperhitungkan biaya aset dari segi umur hidup aset (secara keseluruhan), tuntutan pengadaan layanan di masa depan, dan perseimbangan antara belanja modal dan persyaratan pemeliharaan aset. Sistem pengelolaan aset seharusnya terintegrasi dalam perencanaan strategis lembaga pemerintah dan/atau perencanaan organisasi swasta yang bersangkutan. Keputusan-keputusan yang bersangkutan dengan pengelolaan aset seharusnya mengambil pertimbangan yang sifatnya keberlanjutan dan keseluruhan, yang meliputi aspek-aspek: lingkungan, sosial, ekonomi, dan tata kepemerintahan (governance). Prinsip-prinsip dalam Pendekatan Terpadu terhadap sistem Pengelolaan Aset yang Strategis Struktur tata cara kepemerintahan (governance) seharusnya menjelaskan secara transparan responsibilitas para pengelola aset untuk memastikan kerja fungsional suatu aset dan akuntabilitas dalam pengadaan layanan. AAMCoG

10 Kerangka Kerja Pengelolaan Aset yang Strategis Kerangka kinerja kerja berikut mencerminkan proses pengelolaan aset dan pengadaan pelayanan publik yang semakin kompleks dan berkaitan, yang mana pemerintah dan badan-badan pemerintahan lain perlu mempertimbangkan disaat mengambil keputusan. Kerangka kerja dibawah menunjukkan bahwa pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis adalah sesuatu yang bersifat kumulatif dan saling terkait. Perkembangan secara logis untuk setiap komponen diperlukan untuk menghasilkan pengadaan pelayanan publik yang maksimal dan best practice. Walaupun kerangan pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis ini ditujukan pada organisasi sektor publik, pedoman ini juga berlaku untuk organisasi di sektor swasta maupun sektor lainnya. Bagian-bagian dari pedoman berikut ini menjelaskan setiap unsur dari kerangka dan kinerja kerja pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis secara lebih rinci. > Kerangka Kerja > Lingkup kerja > Kerangka Kerja secara terinci Faktor Lingkungan dan Alam Kebutuhan dan Harapan Komunitas dan Masyarakat Kerangka Kerja Kebijakan Pemerintah secara Keseluruhan Pengelolaan Organisasi yang strategis Perencanaan Pengadaan Pelayanan Pengelolaan Pengetahuan, Kapasitas dan Kapabilitas Perencanaan Strategis Kebijakan Pengelolaan Aset Objektif dan Tujuan Pengelolaan Aset Strategi Pengelolaan Aset Perencanaan Taktis dan Operasional Rencana Akuisisi Perencanaan Pengelolaan Aset Rencana Operasional Rencana Pemeliharaan Rencana Pembuangan Pengelolaan Organisasi Pengadaan Pelayanan Evaluasi 8 CIEAM 2012

11 Faktor-Faktor Lingkungan Sejak publikasi Pedoman APCC di tahun 2001, kekhawatiran untuk lingkungan alam semakin besar. Sekarang ada kebutuhan yang lebih besar untuk memperhitungkan dampak lingkungan dan urgensi lebih untuk mempertimbangkan pengelolaan yang berkelanjutan. Pendekatan terpadu terhadap sistem pengelolaan aset yang strategis (ISAM) memperhitungkan factor-faktor lingkungan, isu-isu social dan ekonomi, dan juga tata cara pemerintahan yang baik (good governance). Lingkungan mempengaruhi kondisi, fungsi, dan keamanan aset. Perubahan iklim dizaman sekarang perlu dipertimbangkan dalam unsur identifikasi risiko dan perencanaan pengelola aset. Manajemen resiko (risk management) memberikan sebuah cara yang secara sistematis mengidentifikasi dan menganalisa setiap potensi risiko terhadap aset, dan membantu mengciptakan dan mengimplementasikan aksi tanggapan yang memadai. Perubahan lingkungan yang disebabkan oleh manusia telah menciptakan suatu fenomena yang mana organisasi-organisasi (baik sektor publik maupun swasta) perlu menerapkan praktek manajemen yang berkelanjutan (secara lingkungan alam dan ekologis) untuk mengurangi jejak perusakan ekologi; yang berasal dari pemakaian ekosistem alam yang berlebihan oleh manusia. > Faktor-faktor Lingkungan > Risiko Pengelolaan > Pengelolaan Lingkungan Di zaman serba modern ini ada tuntutan yang lebih besar untuk memperhitungkan dampak pengadaan pelayanan pada lingkungan dan urgensi tinggi untuk mempertimbangkan pengelolaan yang berkelanjutan (sustainability management). AAMCoG

12 Kebutuhan dan Harapan Masyarakat Tidak ada salahnya apabila masyarakat mengharapkan organisasi-organisasi di sektor baik swasta maupun publik, terutama pemerintah, untuk mengadakan dan memberikan pelayanan yang cepat dan di tingkat lokal.harapan yang lebih tinggi ini secara garis besar difasilitasi oleh kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan kemajuan tersebut masyarakat disuatu daerah sekarang lebih tahu akan pelayanan yang ada dan ditawarkan kepada masyarakat didaerah lain, yang mana mereka menggunakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi sebagai medium untuk menuntut pelayanan yang sama atau lebih baik, dan diberikan secara lokal. > Kebutuhan dan Harapan Masyarakat > Pengelolaan Stakeholder Solusi yang sesuai dengan kebutuhan pengadaan pelayanan bergantung kepada stakeholder yang terkait; contohnya seperti organisasi pemerintahan, pemakai dan/atau pemilik aset, dan masyarakat luas. Stakeholder menunjukkan tingkat minat dan pengaruh, yang mana keinginan dan kebutuhan suatu stakeholder terkadang tidak dapat dipenuhi dengan cara yang sama, dibandingkan dengan stakeholder lain. Situasi tersebut menyarankan bahwa pendekatan yang berbeda mungkin diperlukan untuk setiap stakeholder, sehingga mereka mempertimbangkan secara serius pengaruh dan peran suatu aset dalam suatu komunitas, lingkungan alam, dan masyarakat luas. Masyarakat mengharapkan organisasi-organisasi di sektor baik swasta maupun publik, terutama pemerintah, untuk mengadakan dan memberikan pelayanan yang cepat dan di tingkat lokal. 10 CIEAM 2012

13 Kerangka Kerja Kebijakan Pemerintah Terpadu Sumber daya yang terbatas mensinyalkan bahwa pemerintah harus menerapkan pengelolaan finansial, social, dan lingkungan yang bijaksana; dan membuat keputusan dan kebijakan-kebijakan yang memprioritaskan terciptanya pengadaan pelayanan terhadap masyarakat yang memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat. Pendekatan pengadaan pelayanan untuk masyarakat seperti diatas dapat diraih dengan model pemerintahan secara keseluruhan (whole-of-government), yang terdiri dari: > Kebijakan Pemerintah > Kerangka Pemerintah Terpadu Undang-undang. Kebijakan-kebijakan lain (peraturan pemerintah, keputusan menteri, dll). Strategi dan standar pengadaan pelayanan yang telah disetujui oleh seluruh pihak (pemerintah yang bersangkutan dan masyarakat). Modal dan anggaran berulang. Badan dan lembaga pemerintahan yang bersangkutan. Kemitraan dengan berbagai macam organisasi yang bersangkutan seperti organisasi-organisasi dalam masyarakat, swasta, dan lain sebagainya. Pedoman ini telah dikembangkan untuk membantu pengadaan pelayanan yang efektif dan akuntabel di segala tingkat pemerintah, dan juga dalam sektor swasta dan organisasi masyarakat. Pendekatan pengadaan pelayanan untuk masyarakat seperti diatas dapat diraih dengan model pemerintahan secara keseluruhan (whole-of-government). AAMCoG

14 Pengelolaan Organisasi yang Strategis Organisational Strategic Management Pengelolaan organisasi secara strategis (Organisational Strategic Management) berkontribusi secara positif terhadap kebijakan pemerintah melalui pengadaan pelayanan. Organisasi bertanggung-jawab untuk mengadakan pelayanan tersebut; oleh karena itu mereka harus menentukan bagaimana pengadaan tersebut akan terjadi dan apa yang diperlukan untuk mewujudkan pengadaan tersebut. Hal ini melibatkan mempertimbangkan komponen-komponen berikut: Perencanaan dan strategi dalam pengadaan pelayanan, termasuk identifikasi potensi resiko, jangka hidup operasional, dan pengelolaan aset. Memastikan kebutuhan bangunan aset baru maupun lama. > Pengelolaan Organisasi yang Strategis > Komponenkomponen dari Pengelolaan Organisasi yang Strategis Alokasi dan pemantauan anggaran secara rutin. Kapasitas organisasi termasuk ilmu pengetahuan yang tepat, keterampilan, dan keahlian. Kemampuan organisasi dalam mengakses dan meningkatkan hubungan kemitraan sosial dan organisasi lain. Keadaan masyarakat dan pemerintah local (secara fisik, sosial, dan politik). Pengelolaan organisasi yang strategis (Organisational Strategic Management) adalah suatu konsep yang dapat berlaku sebagai penyambung antara kebijakan pemerintahan secara keseluruhan (whole-of-government policy) dan pengadaan pelayanan. 12 CIEAM 2012

15 Perencanaan pengadaan pelayanan yang strategis Pengadaan pelayanan diindikasikan oleh tingkat layanan atau Level of Service (LOS) yang dihasilkan oleh sebuah aset. Sebuah strategi pengadaan pelayanan menerjemahkan tujuan luas dari suatu organisasi menjadi sebuah hasil layanan yang spesifik. Strategi tersebut secara jelas menggambarkan garis besar rencana pengadaan pelayanan dan strategi keseluruhan yang akan diadopsi, untuk memenuhi kebutuhan masyakarat dan mencapai objektif ekonomi (value for money). Ada beberapa cara untuk mengadakan pelayanan; mulai dari solusi yang tidak melibatkan aset (non-asset solution) yang mana pelayanan diadakan oleh pihak eksternal, ke penggunaan ulang aset yang sudah ada, sampai pengadaan atau pembelian aset baru. Strategi pengadaan pelayanan mengakui keterkaitan yang tinggi antara tahaptahap inti dari suatu pengadaan pelayanan dan berbagai macam komponen lainnya. > Perencanaan Pengadaan Pelayanan yang Strategis > Pengadaan Pelayanan yang Strategis Strategi pengadaan pelayanan jarang sekali terjadi secara baik melalui pendekatan organisasi secara individu atau pendekatan silo. Kebutuhan pengadaan pelayanan yang semakin kompleks dan berliku membutuhkan kerja sama dan sistem perencanaan yang kooperatif dan inovatif baik didalam maupun antara organisasi-organisasi yang terlibat. Perencanaan pengadaan pelayanan adalah suatu hal yang dapat dikatakan sebagai fondasi dari pengadaan pelayanan, karena didalam tahap perencanaan setiap aspek dari pelayanaan yang akan diadakan dijelaskan secara detail; yang mana batas-batas dari pelayanan tersebut dan strategi yang diperlukan agar pelayanan tersebut diadakan secara maksimal, akan dibahas secara teliti. Tahap perencanaan ini seharusnya juga meliputi wahana lain dari pengadaan pelayanaan sesuai dengan kemungkinan keterbatasan sewaktu-waktu, disamping menulusuri solusi baru dan kreatif dalam pengadaan pelayanan. Untuk membantu mencapai hasil pengadaan pelayanan yang maksimal beberapa aspek dan unsur perlu dipertimbangkan, termasuk: Perencanaan serentak antara sektor atau bagian didalam suatu organisasi dan antara organisasi-organisasi yang terlibat, untuk memastikan pengadaan pelayanan pemerintah yang berkesinambungan. > Perencanaan Pengadaan Pelayanan > Mencapai Nilai Tinggi dalam Pemberian Pelayanan Penyesuaian kebijakan, prioritas anggaran, dan alokasi modal (baik secara finansial maupun kapabilitas personel) dengan tujuan strategis pengadaan pelayanan. Menerobos asumsi dan cara kerja yang ada. Mempertimbangkan kapasitas dan kapabilitas organisasi, termasuk keterampilan, keahlian, dan ilmu pengetahuan yang ada. Secara aktif menelusuri cara-cara baru dan kreatif dalam memberi solusi kepada masyarakat, melalui kemajuan sistim teknologi terpadu. AAMCoG

16 Menggunakan proses bisnis dan pengambilan keputusan yang berdasarkan fakta dan pengetahuan yang ada dalam mengevaluasi pilihan pengadaan pelayanan. Setiap organisasi seharusnya mempertimbangkan sistim pengelolaan yang berkelanjutan saat membuat dan mencetuskan kebijakan, objektif, strategi, dan rencana pengadaan pelayanaan. Organisasi pemerintahan seharusnya juga membuat komitment terhadap pemakaian dan pengelolaan aset yang berkelanjutan. Kebijakan pengelolaan aset (Asset Management Policy) adalah pembahasan strategi suatu organisasi (baik swasta maupun pemerintah) dalam satu area tertentu yaity Pengelolaan Aset. Oleh karena itu kebijakan tersebut layaknya berdasarkan kebijakan dan tujuan organisasi, yang konsisten dengan kebijakan kinerja kerja dan objektif pemerintah, dan menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat. Kebijakan pengelolaan aset (Asset Management Policy) menyampaikan basis dan fondasi dari pengelolaan aset secara keseluruhan, termasuk aktifitas dan keputusan yang telah diambil mengenai aset. Oleh karena itu, kebijakan tersebut layaknya menjabarkan visi dan pernyatan visi, misi dan pernyataan misi, dan prinsip-prinsip untuk setiap bagian dari pengelolaan aset. > Mempertahankan Kualitas Pengadaan Pelayanan > Kebijakan Pengelolaan Aset > Tujuan dari Pengelolaan Aset Objektif dari pengelolaan aset adalah indikator untuk implementasi kebijakan pengelolaan aset dan hasil dari strategi pengelolaan aset. Objektif-objektif tersebut berasal dari objektif pemerintah dan objektif organisasi, yang mana di tingkat fungsional objektif-objektif tersebut terkait dengan keperluan kinerja atau kondisi suatu aset. Objektif pengelolaan aset seharusnya menjabarkan secara detail bagaimana suatu objektif akan dievaluasi, untuk menentukan tingkat kinerja suatu organisasi. Oleh karena itu objektif-objektif tersebut seharusnya terdiri dari 1 : Kinerja atau atribut yang akan diukur/dievaluasi (contohnya persentase dari pasar, ata jumlah pelanggan yang diberi pelayanan). Skala yang akan digunakan untuk mengukur/mengevaluasi kinerja atau atribut tersebut (contohnya sistem poin atau persentase). Tujuan atau tingkat kinerja yang diinginkan. Jangka waktu tertentu untuk meraih tujuan atau tingkat kinerja tersebut. Strategi dari pengelolaan aset (Asset Management Strategy) mengikuti spesifikasi dari kebijakan pengelolaan aset (Asset Management Policy) dan menjabarkan aktifitas dalam pengelolaan aset, yang membantu mencapai objektif dari sistim pengelolaan aset (Asset Management Objectives). Oleh karena itu secara tidak langsung strategi tersebut mensuport strategi suatu organisasi dan juga terwujudnya objektif dalam suatu organisasi. > Strategi dalam Pengelolaan Aset 1 Viljoen J, Dann S (2000): Strategic Management: planning and implementing successful corporate strategies, 3. Edition, Pearson Education Australia 14 CIEAM 2012

17 Bagaimana pengelolaan aset dalam suatu organisasi menjawab kebutuhan dan harapan masyarakat dibimbing oleh strategi pengelolaan aset (Asset Management Strategy), yang menjabarkan perwujudan portfolio aset, strategy pengelolaan resiko, dan evaluasi kinerja aset. Strategi pengelolaan aset mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan untuk pengadaan pelayanan dan menjabarkan respons suatu organisasi terhadap kebutuhan tersebut; yang mana proses akuisisi atau pembelian (penanaman modal terencana), pemeliharaan, dan pembuangan aset yang tepat akan dijabarkan. Strategi dalam Pengelolaan Aset: Memberi garis besar akan bagaimana portfolio Aset organisasi tersebut akan mendukung pengadaan pelayanan. Mengembangkan portfolio Aset organisasi untuk mendukung pengadaan pelayanaan. Merinci prioritas-prioritas dalam Pengelolaan Aset. Melakukan gap analysis perbandingan analisa, antara kebutuhan dan keperluan Aset. Mengidentifikasi risiko-risiko yang terkait dengan aset-aset yang mempunyai kemungkinan besar dalam mempengaruhi pengadaan pelayanan. Merinci tingkatan kinerja aset yang diperlukan untuk mencapai kinerja pelayanan yang efisien. Menyediakan dasar bagi yang lebih rinci untuk rencana pengelolaan aset (rencana akuisisi, rencana operasional, rencana pemeliharaan, dan rencana pembuangan). Memenuhi standar nasional dan internasional untuk pengelolaan aset. Pengelolaan Aset yang Strategis (Asset Management Strategy) adalah suatu konsep yang melengkapi strategi suatu organisasi dan juga terwujudnya objektif dalam suatu organisasi. AAMCoG

18 Perencanaan Pengadaan Pelayanan secara Taktis dan Operasional Perencanaan taktis dan operasional dalam hal pengadaan pelayanan adalah salah satu bentuk implementasi dari strategi pengelolaan aset dalam suatu organisasi. Perencanaan kegiatan akuisisi dan pembelian, operasional, pemeliharaan, dan pembuangan menggarisbawahi pembahasan strategi dalam pengelolaan aset; dan akan mempengaruhi bagaimana suatu organisasi akan mengelola aset yang dimilikinya secara efisien dan efektif selama jangka hidup aset tersebut,untuk mencapai tingkat pengadaan pelayanan yang memuaskan. > Perencanaan Taktis dan Operasional dalam Pengadaan Pelayanan > Perencanaan Pengelolaan Aset Kegiatan tertentu meliputi: Rencana Akuisisi: keputusan untuk mengakuisisi atau membeli suatu aset berdasarkan beberapa unsur, seperti: alternatif lain yang tidak membutuhkan suatu aset spesifik (non-aset alternatives), resiko, dan biaya selama jangka hidup aset; yang mana unsur-unsur tersebut berkaitan dengan persyaratan pengadaan pelayanan yang memuaskan, penyusunan anggaran, dan jadwal kerja dalam suatu organisasi. Rencana Operasional: Kondisi dan kinerja aset dipantau dan dikelola secara aktif, yang mana biaya operasional tercantum dan terhitung sejalan dengan tanggung jawab dan standard yang jelas. Rencana Pemeliharaan: Pemeliharan yang direncanakan maupun yang harus dilakukan secara spontan akan mengoptimalkan kinerja dari suatu aset. Pengadaan pelayanaan publik dan standard kinerja perlu dicantumkan dalam rencana pemeliharaan aset. Rencana Pembuangan: Rencana pembuangan aset yang strategis perlu dikembangkan dan diimplementasikan untuk aset yang jumlahnya berlebihan, berdasarkan mempertimbangkan alternative lain seperti pilihan yang tidak melibatkan pembuangan suatu aset (non-disposal options). Aktifitas pembuangan suatu aset seharusnya berfokus pada mengoptimalkan pengembalian modal untuk aset-aset yang tidak berfungsi secara maksimal dan/atau aset-aset yang kurang dipergunakan; termasuk menjamin modal untuk investasi berikutnya. > Perencanaan Akuisisi > Perencanaan Operasional > Perencanaan Pemeliharan > Perencanaan Pembuangan Perencanaan kegiatan akuisisi dan pembelian, operasional, pemeliharaan, dan pembuangan menggarisbawahi pembahasan strategi dalam pengelolaan aset; dan akan mempengaruhi bagaimana suatu organisasi akan mengelola aset yang dimilikinya secara efisien dan efektif selama jangka hidup aset tersebut,untuk mencapai tingkat pengadaan pelayanan yang memuaskan. 16 CIEAM 2012

Kebijakan Manajemen Risiko

Kebijakan Manajemen Risiko Kebijakan Manajemen Risiko PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. (ITM), berkomitmen untuk membangun sistem dan proses manajemen risiko perusahaan secara menyeluruh untuk memastikan tujuan strategis dan tanggung

Lebih terperinci

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi

LAMPIRAN. A. Hasil kuisioner Proses TI PO2 Menentukan Arsitektur Informasi LAMPIRAN Lampiran A. Hasil kuisioner Proses TI PO Menentukan Arsitektur Informasi Responden Adanya kesadaran bahwa arsitektur informasi penting bagi organisasi Pengetahuan untuk mengembangkan arsitektur

Lebih terperinci

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi

Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi Bab IV Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi IV.1 Usulan Perencanaan Investasi Teknologi Informasi dengan Val IT Perencanaan investasi TI yang dilakukan oleh Politeknik Caltex Riau yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Teknologi informasi menjadi bagian yang signifikan bagi perusahaan maupun instansi pemerintahan. Teknologi informasi berperan dalam mendukung tujuan bisnis perusahaan

Lebih terperinci

Catatan informasi klien

Catatan informasi klien Catatan informasi klien Ikhtisar Untuk semua asesmen yang dilakukan oleh LRQA, tujuan audit ini adalah: penentuan ketaatan sistem manajemen klien, atau bagian darinya, dengan kriteria audit; penentuan

Lebih terperinci

BABII LANDASAN TEORI

BABII LANDASAN TEORI BABII LANDASAN TEORI 1.1 Perkembangan Bisnis Persaingan adalah satu kata penting di dalam menjalankan perusahaan pada saat ini. Hal ini ditunjang dengan perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat

Lebih terperinci

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap)

7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO (versi lengkap) 7 Prinsip Manajemen Mutu - ISO 9001 2015 (versi lengkap) diterjemahkan oleh: Syahu Sugian O Dokumen ini memperkenalkan tujuh Prinsip Manajemen Mutu. ISO 9000, ISO 9001, dan standar manajemen mutu terkait

Lebih terperinci

Internal Audit Charter

Internal Audit Charter SK No. 004/SK-BMD/ tgl. 26 Januari Pendahuluan Revisi --- 1 Internal Audit Charter Latar Belakang IAC (Internal Audit Charter) atau Piagam Internal Audit adalah sebuah kriteria atau landasan pelaksanaan

Lebih terperinci

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30

MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 MANAJEMEN LAYANAN SISTEM INFORMASI SERVIS STRATEGI & DESIGN 2KA30 Disusun oleh: Mukhamad Arif Kurniawan (17114619) Richart Wirianto (19114247) Indra Oktamara (15114300) FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN INFORMASI

Lebih terperinci

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org

MANAJEMEN RISIKO crmsindonesia.org S U R V E Y N A S I O N A L MANAJEMEN RISIKO 2016 crmsindonesia.org Daftar Pustaka 3 Indonesia 6 Potret 7 9 dan Kompetisi Regional dan Tren Manajemen Risiko di Indonesia Adopsi Manajemen Risiko di Indonesia

Lebih terperinci

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5 Rahmi Eka Putri Program Studi Sistem Komputer Fakultas Teknologi Informasi Universitas Andalas e-mail : rahmi230784@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO

PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO PERENCANAAN MANAJEMEN RESIKO 1. Pengertian Manajemen Resiko Menurut Wikipedia bahasa Indonesia menyebutkan bahwa manajemen resiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola ketidakpastian

Lebih terperinci

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto Pengembangan Strategi SI/TI Mengembangkan sebuah strategi SI/TI berarti berpikir secara strategis dan merencanakan manajemen yang efektif untuk jangka waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. TEORI DASAR 2.1.1. Peranan COBIT dalam tata kelola TI COBIT adalah seperangkat pedoman umum (best practice) untuk manajemen teknologi informasi yang dibuat oleh sebuah lembaga

Lebih terperinci

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK BATANG TUBUH RANCANGAN PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN 4.1. Visi Misi SKPD Lingkungan yang baik sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia. Ketersediaan sumber daya alam secara kuantitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen

Lebih terperinci

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799

Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Penyusunan COBIT, ITIL, dan iso 17799 Pengantar : COBIT, ITIL DAN ISO 17799 berkaitan dengan praktek manajemen berbasis IT yang pada dasarnya menuju pada standarisasi, Praktek ini sangat membantu karena

Lebih terperinci

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015 Topik Pengantar Masalah Solusi: Keberlanjutan Peran PT (Perguruan Tinggi) Cara membentuk

Lebih terperinci

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000

MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 MODUL KULIAH MANAJEMEN INDUSTRI SISTEM MANAJEMEN MUTU ISO 9000 Oleh : Muhamad Ali, M.T JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TAHUN 2011 MODUL IX SISTEM MANAJEMEN

Lebih terperinci

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan Control Objectives for Information and related Technology (COBIT) adalah seperangkat praktik terbaik (kerangka) untuk teknologi informasi

Lebih terperinci

Bab II Tinjauan Pustaka

Bab II Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka II.1 Pengertian Nilai (Value) Nilai dalam bahasa yunani axia yang berarti berharga, namun ada perbedaan konsep antara harga dan nilai dalam bahasa Indonesia. Nilai bermakna sesuatu

Lebih terperinci

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK

LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK 95 LAMPIRAN 3 : PERENCANAAN AUDIT PROYEK Start Situation Analysis Planning PM Audit Management & QA Dept Lesson Learn Performance Analysis PM Audit Report- Generation PM Audit Presentation PM Audit Close

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir PT. Tawada Graha yang menjadi obyek dari tulisan kami menjalankan bisnis mereka secara tradisional. Tidak ada perencanaan strategis jangka panjang yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Sistem Informasi Information System (IS) atau yang dikenal dengan Sistem Informasi (SI) oleh Oetomo (2002, p11) didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang

Lebih terperinci

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011. 1. Atas undangan Organisasi Kesehatan Dunia, kami, Kepala Pemerintahan, Menteri dan perwakilan pemerintah datang

Lebih terperinci

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Media Indormatika Vol. 8 No. 3 (2009) PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A ) Hartanto Sekolah Tinggi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG SALINAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN KAJIAN LINGKUNGAN HIDUP STRATEGIS DALAM PENYUSUNAN ATAU

Lebih terperinci

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH RANCANGAN RPJP KABUPATEN BINTAN TAHUN 2005-2025 V-1 BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH Permasalahan dan tantangan yang dihadapi, serta isu strategis serta visi dan misi pembangunan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko

Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Manajemen Risiko Kelelahan: Preskriptif versus Pendekatan Berbasis Risiko Solichul HA. BAKRI, et al Ergonomi untuk Keselamatan, Keselamatan Kerja dan Produktivitas ISBN: 979-98339-0-6 Mengelola Kelelahan

Lebih terperinci

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan Judul Kegiatan: Provinsi/Kota/Kabupaten: Lembaga Pengusul : Jenis Kegiatan : Adaptasi dan Ketangguhan A. Informasi Kegiatan A.1.

Lebih terperinci

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 51 /POJK.03/2017 TENTANG PENERAPAN KEUANGAN BERKELANJUTAN BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN, EMITEN, DAN PERUSAHAAN PUBLIK I. UMUM Untuk mewujudkan perekonomian

Lebih terperinci

PIAGAM AUDIT INTERNAL

PIAGAM AUDIT INTERNAL PIAGAM AUDIT INTERNAL MUKADIMAH Dalam melaksanakan fungsi audit internal yang efektif, Audit Internal berpedoman pada persyaratan dan tata cara sebagaimana diatur dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR : PER-37PJ/2010 TENTANG : KEBIJAKAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.996, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN. Manajemen Risiko. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang Penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam suatu perusahaan memerlukan biaya yang besar dan memungkinkan terjadinya resiko kegagalan yang cukup tinggi. Di sisi lain

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Otonomi daerah telah membawa perubahan pada sistem pemerintahan di Indonesia dari sentralistik menjadi desentralistik. Perubahan ini berdampak pada pembangunan. Kini pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perkembangan Teknologi Informasi (TI) saat ini telah mencakup berbagai bidang. Hal tersebut dapat dilihat bahwa Teknologi Informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada.

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Rencana Strategis Bisnis Rencana strategis bisnis berisi sekumpulan arahan strategi yang akan dijalankan oleh PT. Adi Sarana Armada. Adapun arahan strategi yang diperoleh

Lebih terperinci

1. Mengelola penyampaian bantuan

1. Mengelola penyampaian bantuan KODE UNIT : O.842340.004.01 JUDUL UNIT : Pengaturan Bidang Kerja dalam Sektor Penanggulangan Bencana DESKRIPSIUNIT : Unit kompetensi ini mendeskripsikan keterampilan, pengetahuan, dan sikap kerja yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Di sejumlah negara yang sedang berkembang pendidikan telah mengambil

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II Bab II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Dengan berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah, setiap satuan kerja perangkat Daerah, SKPD harus menyusun Rencana

Lebih terperinci

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention)

Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan. Arahan Strategi ( Strategic Intention) L1 Wawancara Hubungan Lights- On dan Proyek dengan Arahan Strategi ( Strategic Intention) Untuk menjawab pertanyaan dibawah ini menggunakan format skor dengan skala ( 0-5 ) dan lingkari skor yang akan

Lebih terperinci

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Kinerja Manajemen kinerja adalah sebuah proses komunikasi yang berkesinambungan dan dilakukan dalam kemitraan antara seorang karyawan dan perusahaan (Bacal,1999). Sebuah

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Sumber Daya Manusia Industri Rumah Sakit pada dasarnya adalah kumpulan dari berbagai unit pelayanan. Berbagai unit tersebut terdiri dari sekumpulan individu yang berusaha

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB. I PENDAHULUAN. perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB. I PENDAHULUAN Penelitian ini akan menjelaskan implementasi penganggaran berbasis kinerja pada organisasi sektor publik melalui latar belakang dan berusaha mempelajarinya melalui perumusan masalah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan secara maksimal sehingga laba diharapakan diperoleh juga secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan secara umum didirikan tentunya memiliki tujuan untuk memperoleh laba. Laba yang diperoleh berasal dari pemanfaatan sumber daya yang ada

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA INSPEKTUR, PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH INSPEKTORAT Jalan Sultan Hasanudin No. 4 Leneng Praya Telp. 653510 Fax. 653216 KEPUTUSAN INSPEKTUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI APARATUR PENGAWASAN

Lebih terperinci

TENTANG KAMI. e I I

TENTANG KAMI. e I I TENTANG KAMI Yayasan Inovasi Pembangunan Hijau (IPEHIJAU) adalah organisasi masyarakat yang didirikan oleh pemeduli lingkungan yang kritis dan aktif terlibat dalam proses pembangunan berkelanjutan di Indonesia

Lebih terperinci

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik

Makalah Akuntasi Sektor Publik. Akuntansi Manajemen Sektor Publik Makalah Akuntasi Sektor Publik Akuntansi Manajemen Sektor Publik Disusun oleh: Sinta Okta Irma (14043022) Suci Ardiryanti (14043024) UNIVERSITAS NEGERI PADANG FAKULTAS EKONOMI 2015 BAB I PENDAHULUAN A.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Faktor Sukses, Kontraktor dan Perumahan Faktor sukses adalah suatu bagian penting, dimana prestasi yang memuaskan diperlukan untuk suatu organisasi agar dapat mencapai

Lebih terperinci

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise) COBIT Control Objective for Information and related Technology Dikeluarkan dan disusun oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA (Information Systems Audit and Control Association)

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN I MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 2 /PMK.09/2016 TENT ANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI

II. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB DIREKSI Yth. 1. Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi; dan 2. Pengguna Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi, di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

BAB II LANDASAN TEORI. terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Layanan Sistem dan Teknologi Informasi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) adalah layanan yang terdiri atas penggunaan software, hardware, dan fasilitas komunikasi untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 05 /PRT/M/2015 TENTANG PEDOMAN UMUM IMPLEMENTASI KONSTRUKSI BERKELANJUTAN PADA PENYELENGGARAAN INFRASTRUKTUR BIDANG PEKERJAAN

Lebih terperinci

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer.

Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed) International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Disarikan dari Forest, J. J.F & Altbach, P.G (ed). 2007. International Handbook of Higher Education. Dordrecht: Springer. Rahmania Utari Keuangan, penggunaan teknologi komunikasi dan informasi, kompetisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

KRITERIA SNI AWARD 2015

KRITERIA SNI AWARD 2015 Halaman : 1 dari 10 KRITERIA SNI AWARD 2015 KUESIONER SNI AWARD 2015 DAN BESAR BARANG DAN JASA 1 Halaman : 2 dari 10 A. KEPEMIMPINAN A.1 Visi, Misi dan Tata Nilai Klausul ini dimaksudkan untuk menilai

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional menjelaskan bahwa visi adalah rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH TAHUN 2005-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB 2 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Pemasaran (Marketing) Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk memberikan informasimengenai barang atau jasa dalam kaitannya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proyek Konstruksi 2.1.1 Pengertian Proyek Konstruksi Proyek konstruksi adalah usaha yang kompleks dan tidak memiliki kesamaan persis dengan proyek manapun sebelumnya sehingga

Lebih terperinci

Fakta tentang Air. Air tawar itu terbatas dan langka

Fakta tentang Air. Air tawar itu terbatas dan langka Fakta tentang Air Air tawar itu terbatas dan langka Air tidak tergantikan Fakta tentang Air Air memiliki nilai ekonomis total yang melebihi nilai jualnya saat ini Air dibutuhkan oleh makhluk hidup dan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto BEST PRACTICES ITG di Perusahaan Titien S. Sukamto Beberapa Best Practices Guideline untuk Tata Kelola TI 1. ITIL (The Infrastructure Library) ITIL dikembangkan oleh The Office of Government Commerce (OGC),

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah:

BAB II BAHAN RUJUKAN Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit. Mulyadi, (2002:9) menyatakan bahwa auditing adalah: BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Auditing 2.1.1 Pengertian Auditing dan jenis-jenis Audit Perkembangan jasa audit sejalan dengan berkembangnya kebutuhan, baik bagi pihak manajemen maupun pihak luar manajemen yang

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN V.1. Visi Menuju Surabaya Lebih Baik merupakan kata yang memiliki makna strategis dan cerminan aspirasi masyarakat yang ingin perubahan sesuai dengan kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kota Jambi RPJMD KOTA JAMBI TAHUN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan proses perubahan kearah yang lebih baik, mencakup seluruh dimensi kehidupan masyarakat suatu daerah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan

Lebih terperinci

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN Strategi pembangunan daerah dirumuskan untuk menjalankan misi guna mendukung terwujudnya visi yang harapkan yaitu Menuju Surabaya Lebih Baik maka strategi dasar pembangunan

Lebih terperinci

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific

MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK. USAID Adapt Asia-Pacific MODUL 11: PRAKTIK TERBAIK UNTUK DESAIN PROYEK University of Hawaii at Manoa Institut Teknologi Bandung Siklus Proyek Policy & Strategy Pre-project discussion & activities Project Identification Pre-feasibility

Lebih terperinci

E-Government Capacity Check

E-Government Capacity Check EKOJI999 Nomor 146, 1 Februari 2013 E-Government Capacity Check oleh Prof. Richardus Eko Indrajit - indrajit@post.harvard.edu Artikel ini merupakan satu dari 999 bunga rampai pemikiran Prof. Richardus

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta meluasnya perkembangan infrastruktur informasi global telah mengubah pola dan cara beraktivitas pada organisasi,

Lebih terperinci

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF Ibrahim 1, Lela Nurpulaela 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Singaperbangsa Karawang

Lebih terperinci

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor

Diklat Penjenjangann. Auditor Utama. Auditor Madya. Auditor Muda. Diklat Pembentukann. Auditor Ahli. Auditor Diklat Penjenjangann Auditor Utama Auditor Madya Auditor Muda Diklat Pembentukann Auditor Ahli Auditor Terampil KEPUTUSAN BERSAMA KEPALA PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan

2 Pokok-pokok pengaturan dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi pembangunan Tenaga Kerja Industri dan penggunaan konsultan Industri, pemanfaatan dan TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI Sumber Daya Industri. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 146) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI TANGGAL : 12 SEPTEMBER 2011 NOMOR : 16 TAHUN 2011 TENTANG : PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH (SPIP) DI LINGKUNGAN

Lebih terperinci

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK

KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK KRITERIA KEBERHASILAN SUATU PROYEK MAKALAH MANAJEMEN PROYEK Diajukan untuk memenuhi persyaratan kelulusan Matakuliah TI-4806 Manajemen Proyek Disusun oleh: Nama: Andrian Irawan NIM: 1410003 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang

PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management. Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang PROJECT MANAGEMENT BODY OF KNOWLEDGE (PMBOK) PMBOK dikembangkan oleh Project Management Institute (PMI) sebuah organisasi di Amerika yang mengkhususkan diri pada pengembangan manajemen proyek. PMBOK merupakan

Lebih terperinci

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH

PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Form. 04 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISPH Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam sebuah organisasi baik swasta maupun pemerintah dapat didukung dengan sistem kontrol yang baik, untuk menetukan apakah kinerja dari perusahaan tersebut berjalan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang BAB II LANDASAN TEORI 1.1 Layanan Sistem dan Teknologi Layanan Sistem dan Teknologi Informasi (STI) merupakan layanan yang berasal dari penggunaan hardware, software, dan fasilitas komunikasi lainnya yang

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) BIRO PERENCANAAN 2014 BIRO PERENCANAAN SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2013 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja

Lebih terperinci

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Modul ke: Fakultas 09Pasca Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis Pembuatan Template Powerpoint untuk digunakan sebagai template standar modul-modul yang digunakan dalam perkuliahan Cecep Winata

Lebih terperinci

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada

BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK. hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung pada 11 BAB II KINERJA SEKTOR PUBLIK 2.1. SEKTOR PUBLIK 2.1.1. Organisasi Sektor Publik Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi

Lebih terperinci

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Information System Strategic Design 11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi Dahlia Widhyaestoeti, S.Kom dahlia.widhyaestoeti@gmail.com dahlia74march.wordpress.com Sumber :

Lebih terperinci

Manajemen Kesehatan. Ada beberapa langkah perencanaan aktivitas kesehatan, yaitu: 1. Melihat situasi

Manajemen Kesehatan. Ada beberapa langkah perencanaan aktivitas kesehatan, yaitu: 1. Melihat situasi Manajemen Kesehatan Manajamen Pelayanan Kesehatan Pelayanan kesehatan (Heath care) adalah sebuah kumpulan langkah-langkah, barang dan layanan yang dirancang untuk mempromosikan kesehatan, termasuk intervensi

Lebih terperinci

Sistem manajemen mutu Persyaratan

Sistem manajemen mutu Persyaratan SNI ISO 9001-2008 Standar Nasional Indonesia Sistem manajemen mutu Persyaratan ICS 03.120.10 Badan Standardisasi Nasional SNI ISO 9001-2008 Daftar isi Daftar isi... i Prakata... iv Pendahuluan... vi 0.1

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Risiko dalam proyek konstruksi merupakan probabilitas kejadian yang muncul 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Risiko Pada manajemen proyek, yang sangat berpengaruh dari risiko ialah kegagalan mempertahankan biaya, waktu dan mencapai kualitas serta keselamatan kerja. Risiko

Lebih terperinci

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan

Bank Danamon Laporan Tahunan Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 54 Manajemen Risiko & Tata Kelola Perusahaan 55 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Manajemen Risiko Risk architecture Bank Danamon telah terbukti efektif dalam masa-masa yang penuh tantangan. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut Enterprise Governance dan yang kedua merupakan lingkungan yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Terdapat dua lingkungan di dalam setiap organisasi bisnis. Yang pertama merupakan lingkungan yang melakukan aktivitas bisnis organisasi atau biasa disebut Enterprise

Lebih terperinci

Tantangan Ke Depan. 154 Tantangan Ke Depan

Tantangan Ke Depan. 154 Tantangan Ke Depan 5 Tantangan Ke Depan Pemahaman ilmiah kita terhadap ekosistem secara umum, khususnya pada ekosistem laut, mengalami kemajuan pesat dalam beberapa dekade terakhir. Informasi tentang pengelolaan ekosistem

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2013-2017 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS

Lebih terperinci