BAB I PENDAHULUAN. Pembahasan ketimpangan ekonomi di Indonesia umumnya terbatas pada

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Pembahasan ketimpangan ekonomi di Indonesia umumnya terbatas pada ketimpangan statis yang diukur dari persebaran pendapatan di masyarakat pada waktu tertentu. Perbedaan pendapatan merupakan hasil dari perbedaan pilihan, usaha, dan kemampuan antar individu. Pengukuran ketimpangan Yang lebih ideal adalah kesetaraan kesempatan: keadaan yang menjelaskan bahwa Anak orang miskin dan anak orang kaya memiliki kesempatan yang sama untuk sukses (Black dan Devereux, 2011). Salah satu indikator dari kesetaraan kesempatan adalah derajat mobilitas antargenerasi (intergenerational mobility). Masyarakat dengan mobilitas antargenerasi yang tinggi kemungkinan menawarkan kesempatan ekonomi secara lebih merata (Ueda, 2013). Studi mengenai mobilitas antargenerasi di Indonesia masih terbatas. Studi mobilitas antargenerasi di Indonesia terbatas pada kemiskinan di daerah tertentu. Pakpahan, Suryadarma, dan Suryahadi (2009) misalnya melakukan penelitian untuk melihat presistensi kemiskinan antargenerasi untuk masyarakat miskin. Surachman dan Hartoyo (2015) mencari hubungan antara investasi orangtua dan dinamika kemiskinan anak di Jawa Timur. Penelitian mobilitas pendapatan antargenerasi secara nasional di Indonesia belum pernah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi mobilitas antargenerasi di Indonesia menggunakan elastisitas pendapatan antargenerasi (intergenerational 1

2 elasticity) dan matriks transisi pendapatan. Elastisitas antargenerasi merupakan salah satu indikator terbaik untuk mengukur derajat kesetaraan kesempatan pada masyarakat (Ichino, Karabarbounis, dan Moretti, 2011). Banyaknya studi mengenai elastisitas antargenerasi juga mempermudah perbandingan mobilitas antar negara. Matriks transisi memungkinkan perbandingan mobilitas antar grup pendapatan dalam satu populasi (Black dan Devereux, 2011). Mobilitas antargenerasi yang tinggi umumnya merupakan hal yang ideal. Kesetaraan kesempatan merupakan konsep yang didukung tanpa memandang distribusi akhir (Jantti dan Jenkins, 2013). Krueger (2012) yang dikutip oleh Jäntti dan Jenkins (2013) berpendapat jika terdapat derajat yang tinggi akan mobilitas pendapatan, maka kita akan lebih tidak terganggu oleh derajat ketimpangan pendapatan pada tahun tertentu. Mobilitas pendapatan yang tinggi juga dapat menunjang pengurangan ketimpangan pendapatan dalam jangka panjang (Jantti dan Jenkins, 2013). Pengukuran mobilitas antargenerasi dari masyarakat berpendapatan rendah juga memungkinkan kita untuk menguji secara empiris keberadaan rantai kemiskinan yang pertama kali dikenalkan oleh Nurkse (1953). Diskusi diatas menjelaskan bahwa mobilitas antargenerasi merupakan indikator beberapa isu penting seperti kesetaraan kesempatan, ketimpangan pendapatan, dan rantai kemiskinan. Oleh sebab itu pengukuran akan derajat mobilitas pendapatan antargenerasi perlu dilakukan untuk memperoleh indikator ketimpangan secara umum. I.2 Rumusan masalah 2

3 Penelitian ini fokus pada pengukuran mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia. Penelitian ini juga mengukur mobilitas pendapatan antargenerasi untuk kuartil pendapatan yang berbeda. I.3 Pertanyaan Penelitian Penelitian ini memiliki pertanyaan sebagai berikut: 1. Berapakah derajat mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia dan bagaimana mobilitas pendapatan ini dibandingkan dengan negara lain? 2. Bagaimana mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia untuk berbagai kuartil pendapatan? I.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mengukur derajat mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia dan membandingkannya dengan negara lain. 2. Mengukur derajat mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia untuk berbagai kuartil 00pendapatan. I.5 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai manfaat: 3

4 1. Memberikan estimasi elastisitas pendapatan antargenerasi yang berhubungan dengan indikator derajat mobilitas antargenerasi di Indonesia 2. Menguji keberadaan rantai kemiskinan secara nasional melalui data empiris. 3. Memberi referensi untuk penelitian berikutnya yang sejenis 4. Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) I.6 Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian Penelitian ini mengestimasi mobilitas pendapatan antargenerasi di Indonesia menggunakan Indonesian Family Life Survey (IFLS) atau Survey Aspek Kehidupan Rumah Tangga (SAKERTI). IFLS mencakup 13 provinsi di pulau Jawa, Sumatera, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, serta Sulawesi dan merepresentasikan 83% dari populasi di Indonesia. IFLS 1 dimana data ayah mulai diambil memiliki sampel sebesar 7224 rumah tangga. 1 Penelitian ini menggunakan sampel pasangan ayah dan anak laki laki. Ada 2 alasan untuk hal ini. Pertama partisipasi perempuan dalam tenaga kerja di Indonesia masih relatif rendah dan peran umum ayah di Indonesia sebagai pencari nafkah utama dalam keluarga. Kedua adalah jumlah studi sejenis yang menggunakan pasangan ayah dan anak lebih banyak sehingga mempermudah perbandingan antar negara. 1 DRU-1195/1-NICHD/AID, The 1993 Indonesian Family Life Survey: Overview and Field Reportz 4

5 Data pendapatan ayah mengambil dari data IFLS 1 pada tahun 1993, IFLS 2 pada tahun 1997, dan IFLS 3 pada tahun 2000 dengan merata rata pendapatan sampel ayah dari IFLS 1 sampai IFLS 3. Tujuan melakukan rata rata adalah untuk memperoleh gambaran lebih baik mengenai pendapatan permanen dari ayah. Data pendapatan anak menggunakan IFLS 5 pada tahun Data ayah dan anak tidak menggunakan IFLS 4 karena umur ayah pada tahun 2007 sudah terlalu tua sedangkan umur anak masih terlalu muda. Jeda waktu yang terlalu pendek antara pengukuran pendapatan ayah dan anak dapat membiaskan estimasi elastisitas antargenerasi (Grawe, 2006; Nilsen, Vaage, Aakvik, dan Jacobsen, 2012) Variabel yang digunakan untuk mengukur pendapatan adalah pendapatan buku tenaga kerja (TK) yaitu total pendapatan tahunan dari IFLS yang dilaporkan sendiri oleh individu yang bekerja. Pendapatan tiap pekerjaan dijumlahkan untuk individu yang memiliki lebih dari 1 pekerjaan. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol dan istrumen lain yaitu umur ayah, umur anak, provinsi tempat tinggal ayah, provinsi tempat tinggal anak, pendidikan ayah, industri pekerjaan ayah, dan status pekerjaan ayah. I.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini ditulis sebagai berikut: 1. Bab I berisi latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, dan sistematika penelitian 5

6 2. Bab II berisi landasan teori, matematika, model dan tinjauan pustaka yang mendasari penelitian ini dari penelitian penelitian sebelumnya. 3. Bab III menjelaskan data dan metode pengambilan data 4. Bab IV berisi analisis dari hasil yang diperoleh pada penelitian ini dan 5. Bab V berisi simpulan, saran, keterbatasan penelitian, dan peluang penelitian selanjutnya. 6