BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengembangan program BK di sekolah. Hal ini dikarenakan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengembangan program BK di sekolah. Hal ini dikarenakan"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan asesmen dilakukan Guru Bimbingan dan Konseling (BK) sebagai dasar pengembangan program BK di sekolah. Hal ini dikarenakan asesmen adalah kunci bagi perencanaan yang sukses pada tujuan, sasaran dan prosedur bagi pencapaian tujuan yang sesuai dengan kebutuhan riil siswa, artinya asesmen merupakan aktivitas fondasi bagi pengembangan program yang akuntabel (Gibson & Mitchell, 2011). Sejalan dengan hal tersebut, Komalasari, dkk. (2011) menjelaskan bahwa hasil asesmen tentunya akan bermakna jika dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Dengan demikian, program yang dirancang atau layanan yang akan diberikan harus benar-benar sesuai dengan kebutuhan. Untuk melakukan asesmen dengan benar Guru BK wajib memiliki kompetensi dalam melakukan kegiatan asesmen. Berdasarkan Permendiknas Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Konselor, dimana kompetensi Guru BK mencakup kompetensi akademik dan professional. Kompetensi akademik merupakan landasan ilmiah dari kiat pelaksanaan profesional BK. Kompetensi akademik merupakan landasan bagi pengembangan kompetensi profesional, yang meliputi: (1) memahami secara mendalam konseli yang dilayani, (2) menguasai landasan dan kerangka teoritik BK, 1

2 2 (3) menyelenggarakan pelayanan BK yang memandirikan dan (4) mengembangkan pribadi dan profesionalitas konselor secara berkelanjutan. Selanjutnya perumusan kompetensi konselor dikembangkan sesuai kompetensi pendidik yang tertuang dalam PP Nomor 19 tahun 2005, maka rumusan kompetensi akademik dan profesional konselor bisa dirumuskan dan dipetakan kedalam kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Mengenai kompetensi asesmen, kompetensi asesmen tercantum dalam kompetensi profesional nomor 1 yaitu menguasai konsep dan praksis asesmen. American Counselor Association (ACA, 2014) menjelaskan bahwa sebagai konselor dalam menyelenggarakan asesmen harus memiliki kompetensi, kompetensi asesmen yang dimaksud dijelaskan dalam buku ACA Code of Ethic tahun 2014 pada bagian E. Evaluation, Assessment and Interpretation yaitu sebagai berikut: (1) kompetensi dalam memperhatikan faktor perbedaan budaya dalam proses asesmen, (2) kompetensi mencermati peran media sosial ketika pelaporan hasil diminta klien tanpa tatap muka, (3) kompetensi konselor dalam memberitahukan klien diawal tentang tujuan klien diases, dan prosedur pelaporannya, (4) kompetensi konselor mengenai pengetahuan konselor yang tidak diizinkan melakukan asesmen tanpa penawas, (5) kompetensi dalam pengetahuan prosedur, standar, dan pengetahuan terkait asesmen, guna menentukan

3 3 teknik yang tepat, dan (6) kompetensi dalam menyediakan suasana atau lingkungn yang tepat saat asesmen. American School Counselor Association (ASCA, 2010) juga menjelaskan mengenai standar kompetensi asesmen dalam Ethical Standards for School Counselors tahun 2010 pada bagian A.9 Evaluation, Assessment and Interpretation,, Bagian ini menjelaskan bahwa konselor harus: (1) Mematuhi semua standar profesional mengenai bagaimana memilih, mengelola dan menafsirkan tindakan asesmen dan hanya memanfaatkan langkah-langkah asesmen yang berada dalam lingkup praktek untuk konselor sekolah dan yang terlatih dan kompeten; (2) Mempertimbangkan isu-isu kerahasiaan ketika menggunakan instrumen asesmen atau evaluasi dan program berbasis elektronik; (3) Konselor perlu mempertimbangkan usia perkembangan, kemampuan bahasa dan tingkat kompetensi siswa ketika akan melakukan asesmen; (4) Memberikan interpretasi dasar, tujuan, hasil dan dampak potensial dari tindakan asesmen atau evaluasi dalam bahasa yang dapat dipahami siswa, (5) Memantau penggunaan hasil asesmen, interpretasi, dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah orang lain menyalahgunakan informasi, (6) Memperhatikan peringatan saat menggunakan teknik asesmen, membuat evaluasi dan menafsirkan kinerja dari populasi yang tidak terwakili, (7) Menilai efektivitas program Guru BK dari dampak yang dimiliki siswa dalam bidang akademik, karir dan atau perkembangan pribadi/sosial

4 4 melalui langkah-langkah akuntabilitas terutama dalam memeriksa upayaupaya yang menghambat prestasi, kesempatan dan pencapaian kesenjangan. Setelah mengetahui bahwa asesem merupakan kegiatan yang penting dilakukan, dapat dikatakan setiap Guru BK wajib memiliki kompetensi dalam melakukan asesmen sehingga Guru BK dapat melaksanakan asesmen dengan baik disetiap tahapan-tahapnya. Tahapan dalam melakukan asesmen yang seharusnya Guru BK lakukan yaitu mulai dari proses mengumpulkan, menganalisis dan menginterpretasikan data atau informasi tentang siswa dan lingkungannya (Komalasari, dkk., 2011). Namun pada kenyataannya kebanyakan Guru BK di sekolah hanya sampai pada proses pengumpulan data saja dan berhenti pada tahap menganalisis hal tersebut diketahui berdasarkan hasil studi pendahuluan berikut: Mengumpulkan Menganalisis Menginterpretasi Jumlah Guru BK Grafik 1.1 Hasil Studi Pendahuluan 6 Juli 2017 Tahapan Asesmen yang dilakukan Guru BK

5 5 Dari data di atas diketahui bahwa 25 dari 26 Guru BK melakukan asesmen hanya sampai tahap mengumpulkan data, dan hanya satu orang dari 26 Guru BK melakukannya sampai tahap interpretasi, sehingga dapat diketahui bahwa Guru BK pada umumnya memiliki permasalahan dalam melakukan pengolahan data asesmen. Hambatan yang dialami Guru BK dalam mengolah hasil asesmen yang selama ini masih dilakukan secara manual dan memerlukan waktu yang cukup lama, sebenarnya dapat dipermudah dengan memanfaatkan teknologi komputer. Pada dasarnya pemanfaatan teknologi komputer dalam BK sangat dianjurkan karena merupakan kompetensi konselor. Kompetensi konselor yang dijelaskan dalam American School Counselor Asosiation (ASCA, 2008) mengenai keterampilan secara teknis dalam mengadministrasikan dan menggunakan metode skoring terhadap alat asesmen yang digunakan. Selain itu dalam ASCA (2012) dijelaskan bahwa penggunaan teknologi juga diperlukan dalam meningkatkan efisiensi. Oleh karena itu, memungkinkan sekali untuk menggunakan komputer sebagai alat bantu asesmen. Setidaknya dengan menggunakan komputer kegiatan asesmen yang dilakukan oleh konselor di sekolah menjadi lebih lancar (Agus Triyanto, 2008). Penggunaan bantuan komputer dalam melakukan kegiatan asesmen seharusnya sudah bisa dilakukan di sekolah, dimana fasilitas

6 6 sekolah seperti komputer/laptop dan Wifi sebagai perlengkapan penunjang sudah tersedia selain itu sebagai upaya meningkatkan kompetensi dalam menggunakan komputer Guru BK juga mendapat fasilitas yang diberikan oleh sekolah untuk mengikuti kegiatan pelatihanpelatihan yang diselenggarakan oleh MGBK, Prodi BK FIP UNJ, dan lainlainya. Dewasa ini pemanfaatan teknologi komputer dengan membuat aplikasi off-line dalam membantu kerja guru BK sudah banyak dilakukan, hal ini juga dijelaskan oleh Flower (1985) bahwa pemanfaatan mesin dalam mengolah data asesmen bukanlah suatu inovasi (Cohen, 1998), sehingga dapat kita ketahui bahwa pemanfaatan teknologi sudah sejak lama dilakukan. Di Indonesia sendiri juga telah dikembangkan beberapa aplikasi khusus pengolahan asesmen, sebagai contoh aplikasi yang telah dikembangkan adalah ATP (Analisis Tugas Perkembangan) yaitu sebuah aplikasi analisis Inventori Tugas Perkembangan siswa (ITP) berbasis dekstop, IKMS (Identifikasi Kebutuhan Masalah Siswa) menggunakan Microsoft Excel dan juga salah satunya dengan memanfaatan teknologi komputer untuk untuk perhitungan data dan analisis asesmen DCM (Daftar Cek Masalah) menggunakan aplikasi Microsoft Excel yang telah dibuat dan dikembangkan oleh Mastur dan Rifa i pada tahun 2009, analis (konselor atau calon konselor) tinggal memasukkan data (jawaban DCM) ke dalam tabel input data. Selanjutnya program aplikasi komputer tersebut mengolah

7 7 data siap saji (Rahardjo, 2016). Sementara itu peneliti yang berasal dari BK UNJ juga berhasil mengembangkan berbagai aplikasi asesmen seperti aplikasi Manajemen BK dalam bentuk Virtual yang dikembangkan oleh Ode Nugraha pada tahun Aplikasi Sosiometri yang dikembangkan oleh Caesar Cakra Kusuma pada tahun 2012, dimana aplikasi yang dikembangkannya memiliki menu analisis hasil sosiogram yang tidak dimiliki dari aplikasi sosiometri yang sudah ada sebelumnya, dan yang terbaru yaitu Aplikasi Dw.1 Meldba merupakan sebuah aplikasi yang dapat membantu Guru BK dalam melakukan evaluasi hasil program BK, aplikasi ini dikembangkan oleh Shudarno Dwi Yuwono pada tahun Berbagai penelitian pengembangan aplikasi asesmen yang telah dilakukan tersebut telah membantu efisiensi kinerja Guru BK dalam melakukukan asesmen, hal tersebut diketahui dari hasil studi pendahuluan dan dapat dilihat pada grafik 1.2. Selain mempercepat waktu dalam kegiatan asesmen, penggunaan aplikasi juga memiliki manfaat lain yang yang dijelaskan oleh Scalise & Gittord (2006) yaitu menghematan penggunaan kertas dan pensil yang biasanya banyak digunakan dalam melakukan kegiatan asesmen secara manual (Drummond, 2010). Berbagai instrumen yang digunakan Guru BK untuk melakukan asesmen di sekolah bisa dilihat dari hasil studi pendahuluan pada tabel berikut:

8 8 Tabel 1.1 Hasil Studi Pendahuluan kepada 30 Guru BK tentang Instrumen yang Digunakan Guru BK untuk Melakukan Kegiatan Asesmen No Instrumen Frekuensi 1 Daftar Cek Masalah (DCM) 27 2 Inventori Kebutuhan Masalah Siswa (IKMS) 8 3 Inventori Tugas Perkembangan 10 (ITP) 4 Alat Ungkap Masalah (AUM) 16 5 sosiometri 26 6 Lainnya 2 Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa instrumen yang digunakan Guru BK untuk melakukan asesmen meliputi: (1) Daftar Cek Masalah sebanyak 27 Guru BK yang menggunakan, (2) Inventori Kebutuhan Masalah Siswa (IKMS) sebanyak 8 Guru yang menggunakan, (3) Inventori Tugas Perkembangan (ITP) sebanyak 10 Guru yang menggunakan, (4) Alat Ungkap Masalah (AUM) sebanyak 16 Guru BK yang menggunakan, (5) sosiometri sebanyak 26 Guru BK yang menggunakan dan (6) lainya sebanyak 2 Guru BK yang menggunakan meliputi: inventori yang berkaitan dengan masalah anak dan minat bakat. Dari hasil studi pendahuluan ini dapat kita ketahui bahwa penggunaan instrumen DCM banyak digunakan Guru BK di sekolah untuk melakukan asesmen dimana dari 30 Guru BK 27 diantaranya menggunakan instrumen DCM. Sutoyo dan Supriyono (2008) menjelaskan alasan penggunaan instrumen DCM dilakukan atas dasar pertimbangan efisien, intensif, validitas dan reliabilitas (Rahardjo. S.,

9 9 2016). Efisien yang dimaksud yaitu dengan menggunakan DCM dapat diperoleh banyak data tentang masalah siswa dan kebutuhan siswa dalam waktu singkat. Intensif yang dimaksud karna data yang diperoleh DCM lebih teliti, mendalam dan luas, data semacam ini sulit diperoleh melalui teknik lain seperti autobiografi, observasi, sosiometri, wawancara dan sebagainya. Dan terakhir validitas dan reliabilitas antara lain karena individu yang bersangkutan mengecek sendiri masalah yang telah atau sedang dialami, disamping daftar jumlah item kemungkinan masalah yang tersedia cukup banyak, sehingga individu dapat mencermati dan memilih masalah yang sesuai dengan dirinya. Sebagai Instrumen yang banyak digunakan Guru BK untuk melakukan kegiatan asesmen, DCM kini sudah tersedianya aplikasi yang dapat membantu Guru BK dalam mengolah hasil jawaban siswa seperti yang dijelaskan pada paragraf sebelumnya. Selanjutnya dalam mengolah instrumen DCM menggunakan aplikasi berbasis Microsoft Excel yang dikembangkan oleh Mastur dan rifa I pada tahun 2009 telah mempercepat Guru BK dalam mengolah hasil DCM, hal tersebut dapat dilihat pada grafik 1.2 berikut:

10 MIngu / Kelas Manual Menggunakan Aplikasi DCM Berbasis Excel Grafik 1.2 Hasil Studi Pendahuluan kepada 30 Guru BK tentang Perbandingan Rata-rata Lama Waktu yang digunakan Guru BK dalam Melakukan Kegiatan Asesmen Menggunakan Instrumen DCM Secara Manual dengan Menggunakan Bantuan Aplikasi DCM berbasis Ms. Excel Dari grafik 1.2 di atas dapat kita ketahui bahwa Guru BK dalam melakukan asesmen menggunakan instrumen DCM secara manual ratarata bisa menghabiskan waktu 2,7 minggu tiap satu kelas atau kurang lebih sekitar 19 hari. Sementara itu dengan menggunakan bantuan aplikasi DCM berbasis Ms. Excel Guru BK menghabiskan waktu 2,5 minggu tiap kelas atau kurang lebih sekitar 17 hari. Penggunaan aplikasi DCM berbasis Ms. Excel dapat dikatakan telah mempercepat Guru BK dalam pengolahan instrumen walaupun selisih waktu yang digunakan secara manual dan menggunakan bantuan aplikasi berbasis Ms. Excel hanya berbeda dua hari. Dari hasil studi pendahuluan juga diketahui bahwa berbagai aplikasi offline yang ada termasuk salah satunya aplikasi DCM berbasis Ms. Excel

11 11 masih meninggalkan berberapa persoalan diantaranya yaitu lamanya waktu yang dibutuhkan guru BK dalam mengentri data yang didapatkan dari siswa kedalam aplikasi-aplikasi tersebut, selain itu penggunaan kertas dalam menyebar instrumen masih diperlukan guru BK. Dari hal ini dapat diketahui bahwa dibutuhkannya aplikasi yang tidak memerlukan pengentrian data juga meminimalisir penggunaan kertas. Dalam menjawab kebutuhan tersebut dewasa ini ada sebuah situs di media online bernama Google form. Penggunaan Google form dalam menyebarkan angket dan melakukan survei bisa dilakukan dengan cepat dan mudah dikarnakan media tersebut berbasis online. Dengan Google form tidak lagi diperlukan kertas untuk menyebarkan kuisioner demi mendapatkan jawaban dari responden, hal ini dikarnakan pengisian kuisioner bisa dilakukan secara online. Selain itu dengan Google form tidak perlu lagi dilakukan pengentrian data dikarnakan data yang masuk kedalam Google form sudah dalam bentuk soft copy dan bisa langsung di unduh, tetapi dalam google form juga memiliki kekurangan yaitu analisis data yang diberikan oleh Google form tidak sebaik analisis data yang diberikan oleh aplikasi off-line tadi. Dari hal ini dapat diketahui bahwa diperlukannya aplikasi asesmen online yang memiliki menu analisis instrumen yang digunakan secara khusus dalam bidang BK. Adapun penelitian mengenai kefektifan penggunaan Google form sebagai berikut: Mansor (2011) melakukan penelitian yang berjudul

12 12 Managing students' grades and attendance records using google forms and google spreadsheets. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa Penggunaan Google Forms dan Google Spreadsheets bisa dilihat dari sudut pandang dosen dan mahasiswa. Dari sudut pandang dosen, alat ini sangat membantu dalam hal pengelolaan nilai siswa, mencatatan kehadiran dimana dosen dosen tidak perlu memasukkan data secara manual. Pada akhir semester, dengan menggunakan fungsi Google Spreadsheets, dosen dapat menghitung total skor dan skor untuk setiap siswa. Dari perspektif siswa, kegunaannya cenderung mengarah pada tersedianya sistem self-scoring berbasis web dimana siswa tidak harus secara fisik melihat dosen untuk mendapatkan atau menandai rekaman di lembar skor dosen. Mansor (2011) melakukan penelitian yang berjudul Top five creative ideas using web 2.0. Hasil dari penelitian ini yaitu diketahui bahwa Web 2.0 adalah tentang memungkinkan siswa untuk berkolaborasi dan berbagi informasi secara online (Thompson, 2008). Lima gagasan kreatif merupakan upaya untuk mewujudkan hal ini. Ketersediaan alat seperti Google Docs, Google form Slideshare, SurveyMonkey, Dropbox, Jotform dan Pingbox on Web mewakili fitur penting dari Web 2.0, yaitu aksesibilitas langsung melalui browser Web daripada berada pada desktop pengguna (Goldwin-Jones, 2008). Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa Google form menjadi salah satu alat

13 13 yang dapat digunakan dalam mengumpulkan umpan balik siswa secara online. Grosseck (2011) melakukan penelitian yang berjudul To use or not to use web 2.0 in higher education?. Hasil dari penelitian ini yaitu penggunaan Web dapat digunakan ntuk menyajikan model yang terintegrasi dalam pengajaran, pembelajaran dan asesmen seperti survei dan polling, diagram online dan pengolah kata berbasis web. Berdasarkan penelitian diatas diketahui bahwa penggunaan Google form terbukti efektif sebagai media dalam melakukan survei secara online. Selain itu, penelitian tersebut dapat menjawab kekurangan dari penelitian sebelumnya juga menjawab permasalahan yang dialami Guru BK saat ini. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengembangkan aplikasi asesmen online dalam BK menggunakan instrumen DCM. Peneliti tertarik menggunakan instrumen DCM (Daftar Cek Masalah) dikarenakan DCM merupakan salah satu instrument yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan asesmen kebutuhan sebagai dasar pembuatan program selain itu dari hasil studi pendahuluan diketahui bahwa dalam melaksanakan kegiatan asesmen, 27 dari 30 Guru BK mengguanakan instrumen DCM, sehingga dari data tersebut menunjukan bahwa penggunaan instrumen DCM (Daftar Cek Masalah) banyak digunakan Guru BK, sehingga peneliti tertarik dalam mengembangkan sebuah aplikasi DCM (Daftar Cek Masalah) online sebagai alat bantu Guru BK dalam melakukan kegiatan

14 14 asesmen secara mudah, murah, cepat dan praktis dalam penyimpanan data. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka dapat diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut: 1. Guru BK dihadapkan pada perubahan paradigma Bimbingan Konseling dengan pendekatan yang berorientasi perkembangan dan prevetif. 2. Kinerja guru BK dalam melakukan kegiatan asesmen memerlukan waktu yang cukup lama dalam mengentri data instrumen. 3. Diperlukannya sebuah aplikasi yang membantu dalam pengolahan instrumen asesmen berbasis online. 4. Diperlukannya pengembangan aplikasi DCM online sebagai alat bantu Guru BK dalam melakukan kegiatan asesmen secara mudah, murah, cepat dan praktis. C. Batasan Masalah Dari penjabaran latar belakang dan identifikasi masalah di atas, terdapat beragam permasaahan Guru BK dalam melakukan kegiatan asesmen. Mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi kinerja Guru BK tersebut, maka penelitian ini menetapkan untuk mengembangkan aplikasi DCM (Daftar Cek Masalah) online sebagai alat bantu Guru BK dalam melakukan kegiatan asesmen secara mudah, murah, cepat dan praktis

15 15 D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: bagaimana mengembangkan aplikasi DCM (Daftar Cek Masalag) online berbasis website yang mudah digunakan guru BK? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan aplikasi pengolahan instrumen DCM Online yang efektif dan mudah digunakan guru BK. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoretis manfaat hasil penelitian ini diharapkan dapat: a. Untuk mengetahui sejauh mana manfaat aplikasi yang dikembangkan peneliti. b. Sebagai referensi untuk pengembangan aplikasi dalam penelitian lain. c. Untuk mengetahui model yang tepat dalam menngembangkan aplikasi.

16 16 2. Manfaat Praktis a. Bagi Penulis Sebagai sarana untuk menambah wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu mengetahui keefektifan dari aplikasi yang sedang dikembangkan. b. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai motivasi dalam membuat inovasi baru dalam bidang bimbingan konseling. c. Bagi Jurusan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan referensi di perpustakaan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Marliani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konselor merupakan salah satu dari kualifikasi pendidik dalam sistem pendidikan nasional yang setara dengan guru, pamong, tutor, fasilitator dan instruktur. Hal ini

Lebih terperinci

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman Analisis Kebutuhan Permasalahan Siswa dengan Daftar Cek Masalah Pertanyaan yang harus dijawab? Apa sih yang diharapkan Siswa kepada Guru Bimbingan

Lebih terperinci

Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling

Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling Paket Pelatihan untuk Guru BK/Konselor Madrasah Aliyah se-diy Aula AVA MAN Yogyakarta III, Rabu 21 September 2011 Aplikasi Daftar Cek Masalah untuk Layanan Bimbingan dan Konseling 1 2 3 PETA KOGNITIF PROGRAM

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan 1.1.1. Menguraikan

Lebih terperinci

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK)

KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) KISI-KISI UJI KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL PENDIDIKAN DAN LATIHAN PROFESI GURU BIMBINGAN KONSELING (BK) KONSORSIUM SERTIFIKASI GURU (KSG) KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2010 0 KISI-KISI SOAL UJI

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL TAHUN 2012 BIDANG STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI SUB KOMPETENSI INDIKATOR KOMPETENSI PEDAGOGIK 1. Menguasai teori 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan praksis

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 5 (1) (2016) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk STUDI EVALUATIF SOFTWARE DCM UNTUK KEEFEKTIFAN NEED ASESSMENT PENYUSUNAN

Lebih terperinci

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan

Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman. Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se-kabupaten Sleman Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Pertanyaan yang harus dijawab? Apa sih yang diharapkan Siswa kepada

Lebih terperinci

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan)

Keterampilan Konseling. (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Keterampilan Konseling (Attending, Bertanya, Empati, Pemusatan) Pertanyaan : Apa komentar bapak dan ibu terkait dengan tayangan film Babies tadi? Kecenderungan mana yang bapak dan ibu pilih: 1. Bayi

Lebih terperinci

Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan

Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan Paket Pelatihan untuk Guru BK SMA/SMK se Kabupaten Sleman Pengembangan Bahan dan Media Bimbingan dan Konseling berbasis Kebutuhan berbasis Kebutuhan 1 berbasis Kebutuhan 2 Pertanyaan yang harus dijawab?

Lebih terperinci

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1

Program BK Komprehensif. Instrumen Bimbingan dan Konseling. 07/04/2009. Mata Kuliah Instrumen dan Media BK 1 Instrumen dalam Program Bimbingan dan Konseling Komprehensif Agus Triyanto Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2009 Instrumen Bimbingan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling BAB II KERANGKA TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling a. Pengertian Aplikasi instrumentasi bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling

Lebih terperinci

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPETENSI PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Hesty Nurrahmi ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh hasil Uji Kompetensi Guru Bimbingan dan Konseling (BK) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI 179 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan bab terakhir dalam laporan penelitian, membahas simpulan dan rekomendasi penelitian agar hasil penelitian dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bimbingan dan konseling yang lebih dikenal dengan nama BK adalah suatu proses interaksi antara konselor dengan konseli baik secara langsung (tatap muka) atau tidak

Lebih terperinci

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina.

PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU. Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina. PEMETAAN KOMPETENSI GURU BIMBINGAN KONSELING DI PROVINSI BENGKULU Oleh: Rita Sinthia, Anni Suprapti dan Mona Ardina Email:sinthia.rita@yahoo.com Dosen Fakultas keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL (UKA) GURU BIMBINGAN DAN KONSELING TAHUN 2015 Standar Inti Pedagogik 1. Menguasai teori dan praksis pendidikan 1.1 Menguasai ilmu pendidikan dan landasan keilmuannya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang berkemampuan, cerdas, dan handal dalam pelaksanaan pembangunan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING 10 KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING Kompetensi Utama PEDAGOGIK Kompetensi Inti Kompetensi Guru BK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ESENSIAL Menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. kebutuhan, perkembangan dan harapan dari lingkungan siswa disekolah.

BAB II KAJIAN TEORI. kebutuhan, perkembangan dan harapan dari lingkungan siswa disekolah. 17 BAB II KAJIAN TEORI A. Asesmen dalam Bimbingan dan Konseling Dalam menyusun dan mengembangkan program Bimbingan Konseling disekolah, asesmen merupakan kegiatan yang pertama kali dilakukan baik dalam

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan hakikat pekerjaan bimbingan dan konseling yang berbeda dari pekerjaan pengajaran, maka sasaran pelayanan bimbingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL Irvan Budhi Handaka Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Ahmad Dahlan

Lebih terperinci

MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara)

MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara) MEMAHAMI INDIVIDU DENGAN TEKNIK NON TES (Observasi dan Wawancara) PETA KOGNITIF PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF Memahami secara mendalam konseli yang hendak dilayani Menyelenggarakan Bimbingan

Lebih terperinci

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH

AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR SEKOLAH Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 313-318 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 AKUNTABILITAS MODEL BRIDGE UNTUK KONSELOR

Lebih terperinci

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING

KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING KISI PLPG 2013 MATA PELAJARAN BIMBINGAN KONSELING Kompetensi Utama PEDAGOGIK Kompetensi Inti Kompetensi Guru BK STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR INDIKATOR ESENSIAL tujuan pendidikan tujuan pendidikan

Lebih terperinci

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1

ASESMEN DALAM BK PPT 3 1 ASESMEN DALAM BK PPT 3 1 BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DAN PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2014 1 KOMPETENSI DAN INDIKATOR Memahami pengertian,

Lebih terperinci

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd

MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd MENJADI KONSELOR PROFESIONAL : SUATU PENGHARAPAN Oleh : Eva Imania Eliasa, M.Pd A. PENDAHULUAN Banyak pertanyaan dari mahasiswa tentang, bagaimana menjadi konselor professional? Apa yang harus disiapkan

Lebih terperinci

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA

BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA BERBAGAI PENDEKATAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SETTING SEKOLAH DI INDONESIA Myrick, 1993. (Muro & Kotman, 1995) mengemukakan empat pendekatan dasar dalam Bimbingan dan Konseling, yaitu : 1. Pendekatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI TEKNOLOGI PADA GURU BK

KOMPETENSI TEKNOLOGI PADA GURU BK Kompetensi Teknologi Pada Guru BK 153 KOMPETENSI TEKNOLOGI PADA GURU BK Zarirah 1 Dra. Meithy Intan RL., M.Pd 2 Herdi, M.Pd 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran empirik mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu yang sedang mengalami masalah melalui interaksi, saran, gagasan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Prosiding Seminar Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 1, 2017, hlm. 137-143 Tersedia Online di http://pasca.um.ac.id/conferences/index.php/snbk ISSN 2579-9908 PERAN PENGAWAS BK UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALITAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 44 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di seluruh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) kota Cimahi pada tahun ajaran 2012/2013.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Atas Negeri Kota Tasikmalaya yang terdiri dari SMAN 1 Tasikmalaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bentuk upaya dari pendidikan untuk mewujudkan pengembangan potensi diri peserta didik atau siswa agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Prayitno dan Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan Konseling. 2

BAB I PENDAHULUAN. Prayitno dan Erman Amti Dasar-dasar Bimbingan Konseling.  2 BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Career Development Centre (CDC) Telkom University merupakan bagian layanan pengembangan karir mahasiswa yang berada di bawah naungan Direktorat IV (Bidang Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan proses pendidikan sekolah, tidak lagi menjadi pelengkap, tetapi sudah menjadi satu kesatuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat karena maju mundurnya suatu bangsa dapat ditentukan oleng bagsa itu

Lebih terperinci

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING Tingkat Penguasaan Kompetensi... (Epi Kurniasari) 38 TINGKAT PENGUASAAN KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING THE LEVEL OF PEDAGOGICAL AND PROFESIONAL COMPETENCE MASTERY OF

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING ANALISIS KINERJA GURU PEMBIMBING DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING Aan Purwanto (purwanto.aan29@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Yusmansyah 3 ABSTRACT The purpose of this study is to describe

Lebih terperinci

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR VIII. RUBRIK PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR PETUNJUK 1. Kumpulkan dokumen perangkat pelayanan BK dari guru BK/Konselor sebelum pengamatan pembelajaran, cacatan hasil pengamatan selama dan sesudah pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menjelang diberlakukannya kurikulum 2013 di Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA), guru Bimbingan Konseling (BK) di sekolah memberikan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG STANDAR KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI KONSELOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA

EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA EVALUASI PELAKSANAAN LAYANAN DASAR BIDANG PRIBADI-SOSIAL DI SMP NEGERI 1 YOGYAKARTA Muya Barida Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Universitas Ahmad Dahlan email: moza_barid@yahoo.com Abstract Program

Lebih terperinci

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA

KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA KEDUDUKAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM SITEM PENDIDIKAN NASIONAL BERORIENTASIKAN BUDAYA DI SUSUN OLEH : SURANTO HARIYO H RIAN DWI S YUNITA SETIA U YUYUN DESMITA S FITRA VIDIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

2015 KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA

2015 KINERJA PROFESIONAL GURU BIMBINGAN DAN KONSELING ATAU KONSELOR DILIHAT DARI KUALITAS PRIBADI DAN FAKTOR BIOGRAFISNYA 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Guru bimbingan dan konseling atau konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi

Lebih terperinci

Perspektif Historis Konseling

Perspektif Historis Konseling Perspektif Historis Konseling di Sekolah Oleh : Nandang Rusmana Sejarah School Counseling Periode I : Bimbingan Vokasional, 1900-1925 Periode II : Kesehatan Mental, 1930-1942 Periode III : Penyesuaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam indeks pembangunan manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations Development Programs (UNDP). Unsur

Lebih terperinci

Sosiometri Berbasis Web

Sosiometri Berbasis Web Sosiometri Berbasis Web Pengantar Untuk mempermudah pembuatan sosiometri dan sosiogram, telah tersedia program Sosiometri Berbasis Web. Program ini bisa diakses melalui alamat : sosiometri.shidec.com Bagi

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (1) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk IMPLEMENTASI LAYANAN KONSELING KELOMPOK DI SMPN SE- KABUPATEN PATI Novi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling BAB I PENDAHULUAN A. Alasan Praktik Pengalaman Lapangan Bimbingan dan Konseling Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) Bimbingan dan Konseling di Sekolah merupakan salah satu kegiatan latihan yang bersifat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sri Murni, 2014 Program bimbingan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari Guidance dan Counseling dalam bahasa Inggris. Istilah ini mengandung arti : (1) mengarahkan (to direct),

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya. 71 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dibahas mengenai implementasi dan evaluasi sistem terhadap aplikasi analisis kepuasan pelanggan pada Speedrocky Gym Surabaya. 4.1 Kebutuhan Sistem

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 2 (4) (2017) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KINERJA KONSELOR DITINJAU DARI KOMPETENSI PROFESIONAL DI SMA NEGERI

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMAKASIH... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional

Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Konselor Volume 3 Number 1 March 2014 ISSN: 1412-9760 Received January 25, 2014; Revised February 22, 2014; Accepted March 30, 2014 Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru Bimbingan Dan Konseling

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA GURU BK/KONSELOR NO TUGAS UTAMA DAN INDIKATOR KINERJA GURU BK/KONSELOR HASIL ANALISIS KAJIAN ATAU KESIMPULAN DARI DATA/BUKTI-BUKTI/DOKUMEN DAN/ATAU CATATAN HASIL PENGAMATAN

Lebih terperinci

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah)

ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) ISIAN PENILAIAN KINERJA GURU (PKG) BP/BK TAHUN 2014 (Diisi Oleh Kepala Sekolah) Petunjuk Pengisian : 1. Setiap Pertanyaan hanya bisa diisi satu pilihan 2. Pilihan ditandai dengan Membubuhkan tanda centang

Lebih terperinci

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING

INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING INSTRUMEN PENYELENGGARAAN BIMBINGAN DAN KONSELING Pengantar : Di bawah ini terdapat pernyataan - pernyataan yang berhubungan dengan penyelengaraan Bimbingan dan Konseling di sekolah. Anda diminta untuk

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (1) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk MODEL PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (STUDI PADA

Lebih terperinci

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok)

UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok) UNJUK KERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM PERSPEKTIF SISWA (Studi Survei Terhadap Siswa di SMK Al-Muhtadin Depok) Muhamad Syauqi 1 Moch. Dimyati, M.Pd. 2 Herdi, M.Pd. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen program bimbingan dan konseling merupakan siklus yang meliputi perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi. Siklus tersebut senantiasa saling berkaitan

Lebih terperinci

PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH

PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH PROFESIONALISME KONSELOR : EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF DI SEKOLAH Agus Supriyanto Email: agus.supriyanto@bk.uad.ac.id Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian kinerja guru merupakan suatu tahap penilaian dimana di setiap akhir semester guru akan dinilai dalam kinerjanya guna meningkatkan kualitas pendidikan dan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA SD NEGERI 06 BATU AMPAR BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL. : Muhamad Fajar Sofyana Eka Putra : 1B114226

SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA SD NEGERI 06 BATU AMPAR BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL. : Muhamad Fajar Sofyana Eka Putra : 1B114226 SISTEM INFORMASI AKADEMIK PADA SD NEGERI 06 BATU AMPAR BERBASIS WEBSITE MENGGUNAKAN PHP DAN MYSQL Nama NPM Pembimbing : Muhamad Fajar Sofyana Eka Putra : 1B114226 : Dr. Dewi Agushinta Rahayu Latar Belakang

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 4 (2) (2015) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk TINGKAT PEMAHAMAN KONSELOR TENTANG KOMPETENSI PROFESSIONAL DALAM PELAYANAN

Lebih terperinci

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2014 Panduan Penggunaan (Sistem Penjaminan Mutu Internal) User Jurusan ITS INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 1.1 HALAMAN LOGIN Halaman awal dari tampilan web adalah halaman login. Halaman login merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah. SMA Ta miriyah Surabaya merupakan salah satu sekolah menengah atas

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah. SMA Ta miriyah Surabaya merupakan salah satu sekolah menengah atas BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting bagi kemajuan negara, karena semakin baik kualitas pendidikan suatu negara maka akan semakin baik pula kemajuan negara tersebut.

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI SOSIOMETRI DI SMAN 8 KOTA KEDIRI BERBASIS WEB SKRIPSI

PERANCANGAN APLIKASI SOSIOMETRI DI SMAN 8 KOTA KEDIRI BERBASIS WEB SKRIPSI PERANCANGAN APLIKASI SOSIOMETRI DI SMAN 8 KOTA KEDIRI BERBASIS WEB SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Teknik Informatika Fakultas

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN ATAS KUALITAS JASA PADA PERGURUAN TINGGI DENGAN PROGRAM STUDI BERAKREDITASI A DAN BERAKREDITASI B (Kasus Pada FKIP Jurusan PKN dan Fakultas Ekonomi Jurusan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... x

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... x DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... viii DAFTAR BAGAN... x BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Identifikasi Masalah... 3 1.3

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberhasilan pembangunan kesehatan di suatu instansi kesehatan dipengaruhi olehbanyak faktor. Salah satunya adalah tersedianya sumber daya manusia yang mempunyai kualifikasi,

Lebih terperinci

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam 39 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Penelitian ini mengkaji kemampuan mahasiswa biologi FKIP Unila dalam mengembangkan perangkat penilaian pada jenjang SMA selama melaksanakan Praktek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Astoni Nurdin, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Astoni Nurdin, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Teknologi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia pada era globalisasi abad 21 ini. Naisbitt (1984, dalam Surya, 2011:54) mengemukakan,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9

DAFTAR ISI. A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 7 C. Tujuan Penelitian... 8 D. Manfaat Penelitian... 9 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMAKASIH... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... ix DAFTAR DIAGRAM... x DAFTAR BAGAN... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN SOFTWARE EVALUASI HASIL LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING TINGKAT SMP

PENGEMBANGAN SOFTWARE EVALUASI HASIL LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING TINGKAT SMP 128 Pengembangan Software Evaluasi Hasil Layanan Dasar Bimbingan dan Konseling Tingkat SMP PENGEMBANGAN SOFTWARE EVALUASI HASIL LAYANAN DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING TINGKAT SMP Sudharno Dwi Yuwono 1 Dra.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian dan pengembangan (research and development) yang dikemukakan oleh Borg dan Gall (Syaodih, 2005:164)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian korelasional. Menurut Arikunto (1998) penelitian korelasional merupakan penelitian untuk mengetahui ada atau tidak

Lebih terperinci

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini memaparkan latar belakang masalah yang menjadi dasar pijakan peneliti melakukan penelitian, kemudian tujuan penelitian yang menjadi arah pada penelitian ini, selanjutnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan dua pendekatan yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan

Lebih terperinci

SELF-EFFICACY TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BK/KONSELOR SMAN JAKARTA PUSAT

SELF-EFFICACY TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PADA GURU BK/KONSELOR SMAN JAKARTA PUSAT 106 Self-efficacy Terhadap Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi Dalam Layanan Bimbingan dan... SELF-EFFICACY TERHADAP PENGGUNAAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DALAM LAYANAN BIMBINGAN DAN

Lebih terperinci

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013

KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 KINERJA KONSELOR SEKOLAH DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA KONSELOR SEKOLAH SE- KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN AKADEMIK 2012/2013 Oleh: Muswardi Rosra, Shinta Mayasari, Ranni Rahmayanthi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan penelitian di SMP 1 Gebog Kudus, peneliti berkesimpulan dari hasil pembahasan dan penelitian yang berjudul manajemen bimbingan dan konseling berbasis bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perpustakaan adalah sebuah ruangan yang berisi beberapa susunan sistematis terkait koleksi buku yang ada agar memudahkan pengguna dalam mencari koleksi dan membacanya

Lebih terperinci

Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY

Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY Sugiyatno, M.Pd Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UNY sugiyatno@uny.ac.id Penilaian Kegiatan BK adl segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat kualitas kemajuan kegiatan yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Teknologi Informasi dan Komunikasi saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam proses pendidikan. Keterbatasan ruang dan waktu tidak menjadi halangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR

LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR LAMPIRAN INSTRUMEN PK GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR 90 Lampiran B LAPORAN DAN EVALUASI PENILAIAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR Nama Guru NIP/Nomor Seri Karpeg Pangkat /Golongan

Lebih terperinci

ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI

ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI ETHICS, MULTICULTURAL COMPETENCE, AND WELLNESS LIA AULIA FACHRIAL, M.SI Observe and follow professional standards, and practice ethically. 1. Client trust and understanding of the interviewing process

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab tiga ini, dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab tiga ini, dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode 55 BAB III METODE PENELITIAN Pada Bab tiga ini, dibahas hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pokok bahasan yang diungkap adalah metode penelitian, definisi operasional variabel, populasi dan

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI BAHAN BELAJAR AUDIO VISUAL KINERJA TES

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI BAHAN BELAJAR AUDIO VISUAL KINERJA TES PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI BAHAN BELAJAR AUDIO VISUAL KINERJA TES Dra. Nurarjani, M.Pd Jurusan Bimbingan dan Konseling FIP Universitas Negeri Medan Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi fenomena

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam

BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam BAB I P E N D A H U L U A N (AKHIR) A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan konseling memiliki peran yang sangat strategis dalam memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan konseli di sekolah, serta membantu

Lebih terperinci

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN

PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN Pelaksanaan bimbingan... (Sayu Made Roswita Palupi) 69 PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING PRIBADI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI SE-KABUPATEN SLEMAN THE SERVICE IMPLEMENTATION OF PERSONAL GUIDANCE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 6). Profesi guru Bimbingan dan Konseling sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,

Lebih terperinci

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF

DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF DARI BIMBINGAN DAN KONSELING PERKEMBANGAN KE KOMPREHENSIF (Refleksi 21 Tahun Mengawal Perjalanan Bimbingan dan Konseling di Indonesia, 1996-2017) Disarikan oleh Sunaryo Kartadinata Profesor Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era teknologi ini, tentunya peran sistem informasi dan internet banyak digunakan untuk menunjang kebutuhan-kebutuhan perusahaan agar dapat bersaing. Tetapi sistem

Lebih terperinci

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG

2016 STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI E-TRAINING DI PUSAT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI NONFORMAL DAN INFORMAL REGIONAL I BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan tonggak kekuatan suatu bangsa, bangsa yang kuat adalah bangsa yang memiliki kualitas pendidikan yang bagus. Seiring berkembangnya zaman,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta Laboratorium Percontohan UPI Bandung tahun ajaran 2013/ 2014. Subjek yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Web-base Learning 2.1.1 Pengertian Learning (Belajar) Menurut Gagne, Briggs, dan Wagner (dalam Winataputra,2008), instruction atau pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan

Lebih terperinci

Oleh: Dwi Atmini NIP

Oleh: Dwi Atmini NIP PEMBINAAN TERSTRUKTUR GUNA MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU MENYUSUN RUBRIK PENILAIAN BAGI GURU KELAS DI GUGUS PANTAI POPOH UPTD PENDIDIKAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO Oleh: Dwi Atmini NIP. 19600517

Lebih terperinci