BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bimbingan dan Konseling adalah proses pemberian bantuan yang diberikan konselor kepada individu yang sedang mengalami masalah melalui interaksi, saran, gagasan, wawancara konseling dan asuhan yang didasarkan atas norma yang berlaku. Bimbingan dan konseling komprehensif merupakan sebuah program sebagai kerangka kerja umum, bahasa yang terorganisir dengan perencanaan konfigurasi yang spesifik, berurutan dan aktivitas serta pelayanan bimbingan dan konseling yang terkoordinasi berdasarkan pada siswa, sekolah, dan keinginan serta sumber daya masyarakat, yang dirancang untuk seluruh siswa dan para orang tua atau wali di daerah-daerah sekolah lokal. Bimbingan dan Konseling Komprehensif menurut Gysbers dan Henderson (2012: 62) mempunyai empat elemen yaitu isi program, kerangka kerja organisasi, sumber daya, serta perkembangan, manajemen dan akuntabilitas. Elemen isi mengidentifikaskan kompetensi-kompetensi siswa dan (sebagai standar) dianggap penting oleh daerah sekolah bagi para siswa untuk menguasai sebagai salah satu hasil keikutsertaan siswa pada perkembangan program Bimbingan dan Konseling. Elemen kerangka kerja organisasional berisi tiga komponen terstruktur (definisi, rasionalisasi, asumsi -asumsi) dan empat komponen program (kurikulum bimbingan, perencanaan individual, layanan responsif, dan dukungan sistem), dengan contoh-contoh aktivitas-aktivitas program dan waktu konselor sekolah dapat menyalurkan empat komponen program-program tersebut. Elemen kedua yang berisi program komponen dan aktivitas sampel ini mencakup kurikulum Bimbingan, perncanaan individu, layanan responsif, dan dukungan sistem. Pada program komponen dan aktivitas sampel memfokuskan Bimbingan dan Konseling pada pencapaian akademik, perkembangan karir, dan perkembangan pribadi-sosial. Metode yang digunakan oleh negara kita dan tujuan program bimbingan dan konseling komprehensif sebagai standar keahlian siswa 1

2 2 berdasarkan American School Counselor Association National Model (ASCA, 2005) sebagai salah satu yang dapat diterima atau disesuaikan untuk program di sekolah. Berdasarkan Survei menggunakan instrumen angket kebutuhan dan kepentingan layanan Bimbingan dan Konseling untuk SMK Sekareresidenan Surakarta diambil lima besar peringkat teratas bidang karir yang sangat dibutuhkan bagi siswa SMK se-karesidenan Surakarta yaitu pengembangan keterampilan kesiapan kerja menunjukkan 2032 subjek (63,83%); pengembangan keterampilan memahami perlunya bekerja menunjukkan 1959 subjek (61,54%); pengembangan sikap dan tanggungjawab sebagai pekerja/ karyawan menunjukkan 2046 subjek (64,27%); pengembangan ketrampilan menghubungkan prestasi sekolah dengan kesuksesan masa depan menunjukkan 2010 subjek (63,14%); dan pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah menunjukkan 2000 subjek (62,83%). Kemudian untuk lima besar teratas yang sangat penting bidang karir yaitu pengembangan keterampilan kesiapan kerja menunjukkan 2033 subjek (63,84%); pengembangan ketrampilan memahami perlunya bekerja menunjukkan 1959 subjek (61,55%); pengembangan sikap dan tanggungjawab sebagai pekerja/ karyawan menunjukkan 2046 subjek ( 64,15%); pengembangan ketrampilan menghubungkan prestasi sekolah dengan kesuksesan masa depan menunjukkan 2010 subjek (63,31%); dan pengembangan ketrampilan meningkatkan prestasi di sekolah menunjukkan 2000 subjek (62,83%). Hasil wawancara dengan Bu Ayudiana Sri Wahyuni, S.Pd dan Bu Ana Nurnaningsih, S.Pd yaitu Guru BK di SMK Negeri 1 Wonogiri yaitu masalah yang ada dalam Program Bimbingan dan Konseling yaitu yang pertama mengenai jam pemberian layanan Bimbingan dan Konseling. Ketidakadaan jam masuk kelas ini membuat Guru-guru BK disini susah dalam menjalankan program Bimbingan dan Konseling. Kedua siswa juga kurang mengetahui fungsi dari Bimbingan dan Konseling dan malah menganggap Bimbingan dan Konseling dianggap sebagai polisi sekolah, yang hanya menasehati dan menghukum siswa yang melanggar peraturan sekolah. Ketiga yaitu tidak tersedianya ruang konseling, sehingga siswa yang ingin konseling harus siap didengarkan oleh Guru BK yang lain. Keempat

3 3 yaitu kurang memahami siswa, karena tidak adanya jam sehingga guru BK memahami siswa hanya dengan bertanya pada siswa lain mengenai siswa yang mengalami masalah tersebut. Hal ini menyebabkan Guru BK dalam membantu siswa dalam pemberian solusi kurang tepat dan masalah yang dialami siswa belum sepenuhnya tuntas. (Transkrip wawancara pada lampiran 1) Hasil observasi yang ditemui peneliti yang pertama yaitu tidak adanya ruang BK sehingga, ketika peneliti melihat terdapat masalah dengan siswa, Guru BK yang lain mendengar bahkan tamu yang ada di BK juga ikut mendengar dan melihat. Kedua yaitu telah tersusunnya program Bimbingan dan Konseling, guru BK juga membuat sosiometri, akan tetapi program layanan Bimbingan dan Konseling hanya program saja sehingga, tidak adanya evaluasi dan tindak lanjut dari program Bimbingan dan Konseling. (Pedoman observasi pada lampiran 2). Berdasarkan kesimpulan dari wawancara dan observasi bahwa permasalahan yang ada dalam Bimbingan dan Konseling yaitu tidak adanya jam Bimbingan dan konseling sehingga Guru BK dan siswa tidak begitu akrab dan menggap Bimbingan dan Konseling hanyalah polisi sekolah yang bertugas menasehati dan menghukum siswa yang melanggar peraturan. Kemudian tidak adanya ruang konseling menyebabkan siswa tidak berani untuk menceritakan permasalahan siswa dengan alasan takut didengar oleh Guru BK yang lain. Permasalahan dalam program Bimbingan dan Konseling inilah yang menyebabkan program Bimbingan dan Konseling tidak berjalan secara efektif. Oleh karena itu perlu dilakukan survei mengenai kebutuhan dan kepentingan Bimbingan dan Konseling khususnya dalam isi program. Survei ini bertujuan untuk mengetahui program layanan Bimbingan dan Konseling yang dibutuhkan oleh siswa, orang tua, dan Guru BK. Hasil survei, wawancara dan observasi menunjukkan bahwa siswa SMK merasa sangat penting dan sangat membutuhkan pengembangan diri siswa, maka peneliti mengambil satu pengembangan layanan Bimbingan dan Konseling yaitu pengembangan mengenai ketrampilan peningkatan prestasi sekolah. Sekiranya pengembangan peningkatan prestasi sekolah perlu diberikan pada siswa SMK dengan menggunakan teknik Achievement Motivation Training (selanjutnya

4 4 menggunakan istilah pelatihan motivasi berprestasi). Meningkatkan prestasi belajar di sekolah dapat dengan menggunakan pelatihan. Pelatihan yang sesuai untuk meningkatkan prestasi sekolah adalah menggunakan pelatihan motivasi berprestasi. Kelebihan dari pemberian pelatihan ini yaitu siswa dapat mengikuti pelatihan secara efektif dan pelatihan ini khusus untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, akan tetapi memiliki kekurangan yaitu membutuhkan jam untuk memberikan pelatihan dan jika melihat keadaan di lapangan bahwa Bimbingan dan Konseling tidak ada jam masuk kelas. Pelatihan motivasi berprestasi adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya memberikan kesadaran pada individu untuk mengetahui potensi yang dimilikinya serta menyuntikkan semangat yang bersangkutan untuk berprestasi semaksimal mungkin. C. Gilbert Wrenn (1968) mengatakan yang menjadi inti dari banyaknya masalah pada setiap siswa adalah masalah mengenai motivasi. Jika konselor mampu membantu siswa secara efektif maka siswa akan termotivasi dan kurikulum dapat berjalan dengan baik. Pernyataan C. Gilbert Wrenn (1968) membuktikan bahwa permasalahan dari setiap siswa adalah motivasi dan apabila siswa bermotivasi baik maka kurikulum bimbingan berjalan dengan baik. Prestasi belajar masuk dalam program elemen isi khususnya dalam kurikulum bimbingan. Peneliti yang telah mengkaji mengenai motivasi berprestasi dan prestasi belajar antara lain: penelitian Yulianti Kusuma Dewi tahun 2012 mengenai hubungan antara harga diri dan motivasi berprestasi terhadap kematangan karir pada remaja menunjukkan sebesar 21,405% siswa SMK 3 SKA kelas XI. Kemudian penelitian A. Yuli Setiawan mengenai pengaruh motivasi berprestasi dan cara belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas X Program Otomotif SMK Satya Karya Karanganyar Tahun Ajaran 2007/2008 menunjukkan adanya hubungan positif antara motivasi berprestasi dan cara belajar terhadap prestasi belajar. Sedangkan untuk kajian mengenai prestasi belajar yaitu kajian dari Yanuar Mipalas Valid dan Abdullah Taman mengenai pengaruh pengalaman praktik industri dan prestasi belajar terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XI Program Keahlian Akuntansi SMK YPKK 2 Sleman tahun ajaran 2011/2012 menunjukkan 26,5% Kesiapan Kerja dipengaruhi oleh Pengalaman Praktik Industri dan Prestasi Belajar.

5 5 Berdasarkan uraian maka perlu kiranya dikembangkan PANDUAN LAYANAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DI SEKOLAH MELALUI ACHIEVEMENT MOTIVATION TRAINING PADA SISWA SMK maka penelitian dan pengembangan dilakukan. B. Tujuan Penelitian dan Pengembangan Tujuan dari penelitian ini adalah : Menghasilkan prototipe-1 panduan layanan peningkatan prestasi belajar di sekolah melalui Achievement Motivation Training berbasis kajian teoritik dan empirik yang siap diuji validitas, kepraktisan dan keefektifannya : bagi Siswa SMK. C. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan maka penelitian ini termasuk penelitian dan pengembangan (Research & Development). Penelitian pengembangan berorientasi pada pengembangan produk dimana proses pengembangannya dideskripsikan seteliti mungkin dan produk akhirnya dievaluasi. Produk yang dihasilkan ini adalah Panduan Layanan Achievement Motivation Training untuk meningkatkan prestasi belajar yang diciptakan khusus untuk siswa SMK sekaresidenan Surakarta. Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian pembangan dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Penjelasan Produk Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah Prototipe-1 mengenai Panduan Peningkatan Prestasi Belajar melalui Teknik Achievement Motivation Training. 2. Bentuk Produk Benduk dari produk layanan Achievement Motivation Training yaitu berupa buku panduan. Dalam buku ini berukuran A4 dan tampilan cover yang menarik. 3. Sistematika Produk a. Cover

6 6 b. Kata Pengantar c. Daftar Isi d. Pendahuluan e. Tujuan Pelatihan f. Satuan Layanan g. Isi layanan Achievement Motivation Training 1) Pemberian Layanan Achievement Motivation Training dan Lembar Kerja Siswa Pertemuan 1 2) Pemberian Layanan Achievement Motivation Training dan Lembar Kerja Siswa Pertemuan 2 3) Pemberian Layanan Achievement Motivation Training dan Lembar Kerja Siswa Pertemuan 3 4) Pemberian Layanan Achievement Motivation Training dan Lembar Kerja Siswa Pertemuan 4 5) Pemberian Layanan Achievement Motivation Training dan Lembar Kerja Siswa Pertemuan 5 h. Penutup i. Daftar Pustaka j. Lampiran D. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan Penelitian dan pengembangan ini sangat penting bagi peneliti. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan mengenai Analisis tingkat kebutuhan dan kepentingan Siswa SMK Se-Karesidenan Surakarta menunjukkan bahwa pengembangan ketrampilan peningkatan prestasi belajar di sekolah sangat dibutuhkan dan sangat penting bagi Siswa SMK Se- Karesidenan Surakarta. Berdasarkan hasil data yang diperoleh ini maka perlu kiranya dibuat panduan mengenai peningkatan prestasi belajar yang dapat membantu Guru BK untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK. Penelitian dan pengembangan ini diharapkan dapat menghasilkan panduan untuk meningkatkan prestasi belajar Siswa SMK di sekolah. Sejalan dengan itu, melalui panduan peningkatan prestasi

7 7 belajar ini dapat memberikan masukkan kepada Guru BK untuk memberikan layanan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa SMK serta dapat menambah khazanah ilmu Bimbingan dan Konseling mengenai peningkatan prestasi belajar siswa SMK. Sedangkan bagi orang tua siswa, melalui panduan peningkatan prestasi belajar ini mampu memberikan masukkan mengenai pentingnya prestasi belajar siswa di sekolah agar orang tua lebih memantau anak-anaknya dalam belajar. sejalan dengan itu orang tua memberikan pemahaman bahwa prestasi belajar sangat penting untuk masa depan anaknya untuk meraih kesuksesan. E. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Asumsi yang mendasar dari pengembangan panduan layanan Achievement Motivation Training untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah : 1. layanan Achievement Motivation Training dapat meningkatkan prestasi belajar siswa karena siswa yang memiliki prestasi rendah merupakan siswa yang memiliki motivasi rendah. 2. Bimbingan dan Konseling merupakan komponen program di sekolah. Dalam komponen sekolah terdapat bagian yaitu kepala sekolah, manajemen dan supervisi, dan Bimbingan dan Konseling. 3. Tujuan Bimbingan dan Konseling bersifat kompatibel dengan tujuan pendidikan. 4. Bimbingan dan Konseling adalah salah satu layanan di sekolah yang terintegral dengan kegiatan pembelajaran. Dalam rangka pengembangan panduan layanan Achievement Motivation Training ini memiliki beberapa keterbatasan, di antaranya dikemukakan sebagai berikut: 1. penelitian ini hanya Prototipe-1 mengembangkan panduan layanan Achievement Motivation Training berdasarkan analisis kebutuhan dan tingkat kepentingan menurut siswa, guru, dan orang tua yang masih perlu diuji coba. 2. Panduan Layanan Achievement Motivation Training ini hanya diterapkan pada siswa SMK se karesidenan Surakarta. Sehingga ketika hasil pengembangan

8 8 panduan ini diterapkan pada siswa selain SMK perlu diadakan penyesuaian menurut karakteristik siswa yang dituju. F. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional 1. Definisi Konseptual a. Panduan Panduan merupakan bentuk spesifik dari petunjuk. Petunjuk adalah ketentuan yang memberi arah atau bimbingan bagaimana sesuatu harus dilakukan. b. Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah keberhasilan usaha yang dicapai seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu. c. Achievement Motivation Training Achievement Motivation Training adalah serangkaian kegiatan yang pada intinya memberikan kesadaran atau motivasi pada individu untuk mengetahui potensi yang dimilikinya serta menyuntikkan semangat yang bersangkutan untuk berprestasi semaksimal mungkin. 2. Definisi Operasional a. Panduan Panduan adalah suatu ketentuan untuk melakukan sesuatu harus dilakukan. b. Prestasi Belajar Hasil yang diperoleh siswa setelah mendapatkan pelajaran atau mempelajari sesuatu. c. Achievement Mtivation Training Achievement Motivation Training adalah sebuah program pelatihan untuk pengembangan potensi yang dimiliki dan memberikan dorongan untuk berprestasi semaksimal mungkin.