PENYELAMATAN SDA INDONESIA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENYELAMATAN SDA INDONESIA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI"

Transkripsi

1 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Sektor Kelautan Sektor Pertambangan Sektor Kehutanan dan Perkebunan Rapat Teknis Prov. Bengkulu, Lampung, DKI Jakarta, Banten Jakarta, 20 April 2015 BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI

2 PENYELAMATAN SDA INDONESIA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI Hak Menguasai Negara Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesarbesar kemakmuran Rakyat.(Ps. 33 (3) UUD Penjelasan UU 30/2002 tentang KOMISI PEBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI Tindak pidana korupsi: 1. Bencana tidak saja terhadap kehidupan perekonomian nasional tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara; 2. Pelanggaran terhadap hak hak sosial dan hak hak ekonomi masyarakat; 3. Tidak lagi kejahatan biasa melainkan telah menjadi suatu kejahatan luar biasa; 4. Pemberantasannya dituntut cara cara yang luar biasa; 5. Pemberantasannya dilakukan secara optimal, intensif, efektif, profesional serta berkesinambungan. KPK: 1. Dapat menyusun jaringan kerja (networking) yang kuat; 2. Memperlakukan institusi yang ada sebagai "counterpartner" yang kondusif agar pemberantasan korupsi dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif; 3. Berfungsi sebagai pemicu dan pemberdayaan institusi yang telah ada dalam pemberantasan korupsi (trigger mechanism); 4. Berfungsi untuk melakukan supervisi dan memantau institusi yang telah ada; 5. Memungkinkan masyarakat luas ikut berpartisipasi dalam aktivitas KPK; 6. Kinerja KPK dapat diawasi oleh masyarakat luas. 2

3 Rencana Strategis KPK dan Tugas KPK Fokus pelaksanaan tugas antara lain perbaikan sektor strategis terkait kepentingan nasional (national interest) meliputi: 1) Ketahanan energi dan lingkungan (energi, migas, pertambangan dan kehutanan) 2) Ketahanan Pangan plus (pertanian, perikanan, peternakan) 3) Pendidikan & kesehatan, 4) Penerimaan negara (pajak, bea dan cukai, serta PNBP) 5) Infrastruktur 3

4 Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi TUGAS KPK (ps.6) Koodinasi (ps.7) Supervisi (ps.8) Penyelidikan, Penyidikan dan Penuntutan (ps.11) Pencegahan (ps.13) Monitor (ps.14) Melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi Memberi saran perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem pengelolaan administrasi tersebut berpotensi korupsi Melaporkan jika saran KPK mengenai usulan perubahan tersebut tidak diindahkan kepada Presiden, DPR, & BPK 4

5 PENCEGAHAN KORUPSI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM KPK Kelautan Minerba Kehutanan & Perkebunan Kajian Sistem Pengelolaan Ruang Laut & Sumberdaya Kelautan (2014) Korsup Kelautan di 34 Provinsi (2105) lokus 9 Kota Kajian Kebijakan Pengusahaan Batubara di Indonesia (2011) Kajian Sistem Pengelolaaan PNBP Minerba (2013) Kajian Perizinan di Sektor Pertambangan (2013) Kajian Sistem Pengelolaan Pajak Sektor Batubara (2014) Koordinasi Supervisi atas Pengelolaan Pertambangan Minerba di 12 Provinsi (2014) Korsup Minerba di 19 Provinsi (2015) lokus 6 Kota Kajian Sistem Perencanaan dan Pengawasan Kawasan Hutan (2010) NKB 12 K/L Percepatan Pengukuhan Kawasan Hutan Indonesia (2013) Kajian Perizinan di Sektor: Kehutanan, Pertanahan (2013) Kajian Sistem Pengelolaan Hutan-Perum Perhutani (2014) Korsup Kehutanan dan Perkebunan di 24 Provinsi (2015) lokus 7 Kota 5

6 PENYELAMATAN SDA INDONESIA Sebesar besar Kemakmuran Rakyat Hadirnya negara untuk menjamin kesejahteraan melalui SDA Perlindungan hak rakyat atas SDA baik secara individu maupun kolektif NKB Percepatan Pengukuhan KH, 11 Mar 2013; 12 K/L Bumi Hak Menguasai Negara Atas Sumber Daya Alam NKB GN-SDA 27 K/L 34 Gub 19 Mar 2015 Laut Kehutanan Perkebunan Pertambangan Pelayaran Perikanan Pesisir dan Pulau Kecil Korsup Kehutanan dan Perkebunan: - 24 Prov: KOM 17 Feb K/L & 24 Provinsi Korsup Minerba: - 12 Prov: KOM 7 Feb Prov: KOM 4-5 Des K/L & 34 Provinsi Korsup Kelautan: - KOM 17 Feb K/L & 34 Provinsi 6

7 PIHAK YANG TERLIBAT DAN PENDEKATAN KERJA Pencegahan korupsi sebagai kerja bersama Pemerintah Pusat Rencana aksi, pengembangan sistem informasi, harmonisasi regulasi, pembenahan sistem perizinan, pengembangan kelembagaan Pemerintah Daerah Rencana aksi, penguatan dan perlindungan hak masyarakat, penataan perizinan, pengawasan pemenuhan kewajiban Aparat penegak hukum Format kegiatan dan komitmen Masyarakat sipil dan pelaku usaha Format kegiatan yang mendampingi atau mengawasi pelaksanaan 7

8 Sifat Kegiatan GN SDA 1. Penyelamatan sektor SDA merupakan tugas bersama semua elemen bangsa. 2. KPK menjalankan fungsi trigger mechanism dengan menggunakan peran koordinasi dan supervisi pemberantasan korupsi. 3. Akselerasi berbagai bentuk upaya yang dapat membantu penyelamatan sektor SDA Indonesia. 4. Menggunakan pendekatan pencegahan yang lebih ofensif dengan mengedepankan perbaikan sistem dan pembangunan budaya anti korupsi. 5. Gabungan dari berbagai pola perbaikan sistem yang telah dilakukan KPK: kegiatan pemantauan terhadap tindak lanjut atas hasil kajian dan kegiatan koordinasi dan supervisi atas pengelolaan berbagai sektor sumberdaya alam. 6. Merupakan satu kesatuan dengan upaya penyelamatan sumberdaya alam yang ada di laut. 8

9 Tujuan Kegiatan GN SDA 1. Mendorong perbaikan tata kelola sektor SDA Indonesia untuk sebesar besar kemakmuran rakyat, dengan memperhatikan aspek keberlanjutan, konsistensi, keterpaduan, kepastian hukum, kemitraan, pemerataan, peran serta masyarakat, keterbukaan, desentralisasi, akuntabilitas, dan keadilan. 2. Perbaikan sistem pengelolaan sumberdaya alam di darat dan laut untuk mencegah korupsi, kerugian keuangan negara dan kehilangan kekayaan negara. 9

10 6 Sasaran Kegiatan GN SDA 1. Perlindungan dan pemulihan kekayaan negara 2. Penguatan hak masyarakat 3. Pembenahan regulasi 4. Penguatan kelembagaan aparatus negara 5. Peningkatan kepatuhan terhadap regulasi 6. Pembangunan sistem pengendalian anti korupsi 10

11 Instrumen Pelaksanaan Kegiatan 1. Rencana Aksi Kegiatan untuk Pemerintah Pusat, Pemda & CSO 2. Format pelaksanaan kegiatan untuk Pelaku Usaha 3. Format pelaksanaan kegiatan untuk APGAKUM 11

12 Peranan Para Pihak Pemerintah Pusat 1. Menyiapkan data dan informasi yang mendukung terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi pemerintah pusat 3. Melakukan pelaporan pelaksanaan rencana aksi 4. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi pemerintah provinsi dan kabupaten/kota 5. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil evaluasi pelaksanaan rencana aksi pemerintah pusat, dan rencana aksi pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang menjadi kewenangan pemerintah pusat. 6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin Pemerintah Provinsi/Kab/Kota 1. Menyiapkan data dan informasi yang mendukung terlaksananya kegiatan 2. Melaksanakan rencana aksi pemerintah provinsi 3. Melakukan pelaporan rencana aksi pemerintah provinsi 4. Melakukan koordinasi pelaporan terhadap rencana aksi pemerintah kabupaten/kota 5. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana aksi kabupaten/kota. 6. Melakukan monitoring, evaluasi, dan tindak lanjut atas hasil kewajiban pelaku usaha sesuai dengan kewenangan pemberian izin 12

13 KPK 1. Melakukan koordinasi dan supervisi terhadap pelaksanaan rencana aksi dan rencana kegiatan oleh para pihak terkait. 2. Melakukan monitoring dan evaluasi atas implementasi rencana aksi. 3. Fasilitasi untuk pengembangan integritas dan sistem pencegahan korupsi pada lembaga terkait. 4. Kampanye, sosialisasi, dan edukasi untuk halhal yang mendukung kegiatan. 5. Deteksi dan profiling terhadap aktor dan faktor yang menghambat proses pelaksanaan kegiatan. 6. Kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mendorong akselerasi pelaksanaan kegiatan. 7. Pengembangan sistem pelaporan progress kegiatan berbasis teknologi informasi Peranan Para Pihak Pelaku Usaha Melakukan pelaporan pelaksanaan kewajiban kepada pemberi izin Civil Society Organization (CSO) Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak Melaporkan kepada aparat penegak hukum jika terjadi pelanggaran hukum dalam pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak Aparat Penegak Hukum Melakukan monitoring terhadap pelaksanaan rencana aksi dan kewajiban para pihak terutama untuk mendeteksi tindakan tindakan yang melanggar hukum. Melakukan upaya hukum terhadap setiap bentuk pelanggaran hukum berkenaan dengan penggunaan ruang dan pengelolaan sumberdaya di dalamnya 13

14 Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Rencana Kegiatan 1. Membangun kesepahaman dengan para pihak terkait rencana aksi 2. Pengembangan/penyempurnaan instrumen dan rencana kegiatan (Jan s.d. Feb 2015) 3. Kick of Meeting : Pertambangan (2014); Hutbun dan Laut (17 Feb 2015) 4. NKB GN SDA: 27 K/L dan 34 Provinsi (19 Maret 2015) di Istana Negara 5. Implementasi rencana aksi dan format pelaksanaan kegiatan (Mar 2015 s.d Nov 2016) 6. Pelaporan implementasi rencana aksi setiap semester a. K/L Pusat (10 Jun dan 10 Des) b. Pemerintah Daerah (10 Mar, 10 Jun dan 10 Des) c. CSO (10 Jun, 10 Des) 7. Monitoring implementasi rencana aksi (Mar 2015 s.d. Nov 2016) 8. Evaluasi implementasi rencana aksi (Agus 2015, Des 2015, Agus2016, Des 2016) 9. Tindak Lanjut atas hasil monitoring dan evaluasi (Mar 2015 s.d Des 2016). 14

15 TINDAK LANJUT PEMDA Koordinasi dengan Instasi Pemerintah terkait: a) Membentuk tim Lintas Instansi (Dinas dan UPT terkait) b) Untuk Provinsi mengundang seluruh Kabupaten/Kota: rekonsiliasi data final c) Koordinasi dengan Kanwil Pajak/KPP terkait data NPWP d) Koordinasi dengan Ditjen Planologi Kemenhut/Ditjen PHKA/BPKH terkait data izin SDA di Kawasan Hutan e) Koordinasi dengan Ditjen Hubla/KSOP terkait data Pelsus/Tersus/TUKS Minerba, data Kapal untuk tidak mengeluarkan SPB bagi pelaku usaha yang belum melunasi kewajiban keuangannya/melanggar ketentuan. f) Koordinasi dengan Bea Cukai untuk tidak mengeluarkan PEB bagi pelaku usaha yang belum melunasi kewajiban keuangannya/melanggar aturan. g) Koordinasi dengan APGAKUM terkait penertiban illegal mining, Illegal Logging, IUU Fishing h) Koordinasi Dinas KKP dengan KSOP/Syahbandar dan PSDKP terkait data kapal termasuk validasi dan akurasi GT Koordinasi dengan Pelaku Usaha a) Mengundang pelaku usaha menyampaikan hasil rekonsiliasi Tindak lanjut antara lain: a) Menagih seluruh kewajiban keuangan pelaku usaha b) Menegakkan sanksi antara lain melakukan penghentian sementara/pencabutan IZIN SDA yang melanggar ketentuan 15

16 Tata Cara Penyampaian Laporan 1. Kabupaten/Kota melaporkan ke Provinsi untuk dikompilasi oleh Provinsi 2. Provinsi untuk mengkompilasi semua laporan Provinsi/Kabupaten/Kota dan dilaporkan satu pintu oleh Provinsi ke KPK dan ESDM/KKP/KLHK/KEMTAN setiap 3 6 Bulan 3. Laporan disampaikan dalam bentuk hardcopy dan softcopy dalam CD (compact disc).

17 REKAP RENAKSI DAERAH PERTAMBANGAN NO FOKUS AREA REKOMENDASI RENCANA AKSI PEMDA 1 Pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba Pelaksanaan pengawasan pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba Pelaksanaan pengawasan penjualan/pengapalan hasil tambang minerba 3 15 T O T A L PELAPORAN RENAKSI PEMDA Laporan Berkala: 10 Mar Jun 2015 (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan KESDM) 17

18 REKAP RENAKSI PUSAT DAERAH CSO HUTBUN NO FOKUS AREA REKOMENDASI 1 Penyelesaian Pengukuhan Kawasan Hutan, Penataan Ruang dan Wilayah Administratif RENCANA AKSI = 74 PUSAT PEMDA CSO Penataan Perizinan Kehutanan dan Perkebunan Perluasan Wilayah Kelola Masyarakat Penyelesaian Konflik Kawasan Hutan Penguatan Instrumen Lingkungan Hidup Dalam Perlindungan Hutan Membangun Sistem Pengendalian Anti Korupsi T O T A L PELAPORAN RENAKSI PEMDA Laporan Berkala: 10 Mar Jun Des 2015 (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan KLHK dan Kemtan) 18

19 PELAPORAN KEWAJIBAN PERIZINAN HUTBUN NO A. KEHUTANAN JENIS IZIN 1 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK HA dan RE) 2 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK HTI) 3 IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH) Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan IPPKH Survey/Eksplorasi * IPPKH Operasi Produksi/Eksploitasi 4 IZIN HUTAN KEMASYARAKATAN, HUTAN DESA, HUTAN TANAMAN RAKYAT B. PERKEBUNAN 1 IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP B, IUP P, DAN IUP) 19

20 REKAP RENAKSI PUSAT KELAUTAN NO. FOKUS AREA REKOMEN DASI RENCANA INDIKATOR AKSI OUTPUT PUSAT 1 Penetapan dan penegasan batas wilayah laut Indonesia Pengintegrasian Sistem Perencanaan Nasional Terkait 2 dengan Penggunaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan 3 Penyempurnaan dan pelengkapan aturan perundangundangan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Pengembangan Sistem Data dan Informasi Perbaikan Sistem Ketatalaksanaan Perizinan, 6 Pengelolaan Penerimaan Negara dan Pemberian Bantuan Sosial/Hibah/Subsidi 7 Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak TOTAL PELAPORAN Laporan I: 10 Juni 2015; Laporan III : 10 Des

21 REKAP RENAKSI PROVINSI KELAUTAN NO. FOKUS AREA REKOMENDASI RENCANA AKSI PEMDA INDIKATOR OUTPUT PELAPORAN 1 Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Laporan Berkala 10 Mar Penataan Izin Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak Pemberian dan Perlindungan Hak-hak Masyarakat TOTAL Jun Des 2015 (Dari Gubernur ditujukan kepada KPK tembusan KKP) 21

22 PELAPORAN KEWAJIBAN PERIZINAN KELAUTAN A. KEWAJIBAN PERIZINAN DI BIDANG PERIKANAN TANGKAP 1SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan) 2SIPI ( Surat Izin Penangkapan Ikan) 3SIKPI (Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan) KEWAJIBAN PERIZINAN REKLAMASI B. DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL 1IzinLokasiReklamasi C. 2 Izin Pelaksanaan Reklamasi KEWAJIBAN PERIZINAN PEMANFAATAN PULAU PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA 1 Izin Lokasi Pemanfaatan 2 Izin Pelaksanaan Pemanfaatan CATATAN: Kewajiban setiap pelaku usaha dirinci berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan dan persyaratan/kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Pelaksanaan kewajiban oleh setiap pelaku usaha disampaikan ke pemberi izin/pemerintah/instansi (self assessment) yang melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha disertai dengan bukti bukti pelaksanaan kewajiban tersebut. Pemberi Izin/Pemerintah melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan kewajiban pelaku usaha dan menetapkan status kepatuhan pelaksanaan kewajiban pelaku usaha serta tindak lanjut atas pelaksanaan kewajiban tersebut. Peranan pelaku usaha : usulan kebijakan, pendidikan/kampanye ke masyarakat, D. KEWAJIBAN PERIZINAN BUDIDAYA PERIKANAN 1 Surat Izin Usaha Perikanan Budidaya 2 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan Budidaya E. KEWAJIBAN PERIZINAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 1Surat Izin Pemasukan Hasil Perikanan 2 Surat Izin Ekspor Hasil Perikanan F. KEWAJIBAN PERIZINAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 1Surat Izin Usaha Pengolahan Hasil Perikanan corporate social responsibility, dll. 22

23 Format Kegiatan CSO Pemantauan Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Pusat: mengacu pada Renaksi Pemerintah Pusat Pemantauan Pelaksanaan Renaksi Pemerintah Provinsi: mengacu pada renaksi Pemprov Kegiatan Kampaye/Pendidikan Kepada Publik a) Diskusi/workshop/semiloka antara lain dalam rangka revieu dan penyusunan kebijakan, peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan sistem data, penyusunan program, dll terkait dengan rencana aksi b) Kampanye di media massa/media sosial/dan lain-lain terkait dengan kegiatan c) Publikasi dampak/permasalahan dan lain-lain terkait kegiatan d) Advokasi antara lain untuk pemberian dan perlindungan hak-hak masyarakat 23

24 Format Kegiatan APGAKUM No. Aparat Penegak Hukum Kasus Pelanggaran Hukum*) 1. Kepolisian 2. Kejaksaan 3. TNI AL dan BAKAMLA 4. PPNS PSDKP KKP 5. PPNS Ditjen Imigrasi 6. PPNS Ditjen Bea & Cukai 7. PPNS Karantina 8. PPNS Perhubungan Laut Kemhub 9. PPNS Ditjen Migas/Ditjen Minerba Kementerian ESDM/PPNS Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10. PPNS Pemda dan Instansi terkait lainnya 11 Penyidik TNI Tindak Lanjut Terhadap Kasus Pelanggaran Hukum**) Catatan: *) kasus pelanggaran hukum yang dimaksudkan adalah kasus pelanggaran yang terkait dengan ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan yang dilakukan oleh berbagai pihak. Kasus pelanggaran seperti IUU Fishing, pelanggaran tata ruang, pelanggaran kedaulatan dan hak berdaulat Indonesia di laut, tindak pidana korupsi, serta tindak pidana sektoral lainnya (pertambangan minerba, minyak dan gas, kehutanan, pelayaran, dan lain sebagainya). Uraian penjelasan kasus pelanggaran selain memuat kejadian hukum juga mencakup pihak pihak yang terlibat. **) tindak lanjut terhadap kasus pelanggaran hukum memuat langkah langkah hukum yang telah dan akan dilakukan terkait dengan uraian kasus pelanggaran hukum. Tindak lanjut juga mencakup informasi permasalahan yang muncul dalam proses penanganan kasus. 24

25 Rencana Aksi Dokumen Presentasi, KAK, Jadwal dan Matriks Rencana Aksi dapat diunduh pada link berikut: nasional penyelamatan sumber daya alam indonesia 25

26 Waktu Pelaksanaan Kegiatan 26

27 Nota Kesepakatan Rencana Aksi Bersama tentang Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Indonesia 20 Kementerian, 7 Lembaga dan 34 Provinsi Jakarta, 19 Maret 2015

28

29 KORUPSI DI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM, TIDAK HANYA PERSOALAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA, TETAPI MERUPAKAN KEGAGALAN NEGARA DALAM MENGELOLA SDA UNTUK MENSEJAHTERAKAN RAKYATNYA TERIMA KASIH BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI

30 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA DATA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN SEKTOR KEHUTAN & PERKEBUNAN DI 4 PROVINSI Bengkulu, Lampung, DKI, Banten

31 REKAP PELAPORAN GN SDA TAHAP 1 10 MARET 2015 NO. SEKTOR PROVINSI Pelaporan Maret 2015 Soft Copy Hard Copy Keterangan 1 BENGKULU Belum melaporkan 2 LAMPUNG Belum melaporkan PERTAMBANGAN 3 DKI 4 BANTEN 17 April BENGKULU Belum melaporkan 2 LAMPUNG Belum melaporkan KELAUTAN 3 DKI Belum melaporkan 4 BANTEN Belum melaporkan 1 BENGKULU Maret 2 KEHUTANAN DAN LAMPUNG MAret 3 PERKEBUNAN DKI 4 BANTEN Belum melaporkan 31

32 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN

33 PENCEGAHAN KORUPSI Mineral dan Batubara Hak Menguasai Negara Atas Bahan Tambang Menjamin efektivitas pengendalian usaha pertambangan Menjamin pemanfaatan berwawasan lingkungan Menjamin ketersediaan energi untuk kebutuhan dalam negeri Mendukung kemampuan nasional Meningkatkan pendapatan masyarakat local Menjamin kepastian hukum penyelenggaraan pertambangan Pembinaan dan pengawasan pertambangan Daya dukung dan daya tamping lingkungan Pengembangan nilai tambah kegiatan usaha tambang Pendapatan negara dan daerah Penetapan wilayah pertambangan Perlindungan masyarakat Lemahnya pengawasan produksi, penjualan, dan pengangkutan kegiatan usaha pertambangan Jaminan reklamasi Masih banyak pelaku usaha pertambangan yang belum melakukan pemurnian hasil tambang Pemberdayaan masyarakat lokal Penetapan sistem perizinan pertambangan Masih banyaknya usaha pertambangan yang belum clean and clear 33

34 PERMASALAH SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA A. 10 Permasalahan pengelolaan pertambangan Mineral dan Batubara saat ini 1. Renegosiasi kontrak 37 KK dan 74 PKP2B belum terlaksana 2. Peningkatan Nilai Tambah Mineral dan Batubara belum terlaksana dengan baik 3. Pengembangan sistem data dan informasi minerba masih bersifat parsial 4. Belum diterbitkannya semua aturan pelaksana UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Minerba 5. Penataan Kuasa Pertambangan/Izin Usaha Pertambangan belum selesai 6. Tidak ada upaya sistematis untuk meningkatkan DMO (Domestic Market Obligation) 7. Kewajiban pelaporan reguler belum dilakukan oleh pelaku usaha dan pemerintah daerah 8. Kewajiban reklamasi dan pascatambang belum sepenuhnya dilakukan 9. Pelaksanaan pengawasan pertambangan belum optimal 10. Terdapat kerugian keuangan negara karena tidak dibayarkannya kewajiban keuangan tidak optimalnya sanksi atas pelaku usaha yang tidak memenuhi kewajiban keuangannya. B. Problem implementasi kebijakan pertambangan minerba di daerah 1. Perbaikan sistem dan kebijakan melalui pelaksanaan action plan atas hasil kajian lebih banyak dilakukan di tingkat pusat implementasi lebih banyak dilakukan di daerah lemahnya pengawasan oleh pemda 2. Resistensi dan pengabaian pemerintah daerah terhadap sebagian kebijakan pusat 3. Koordinasi pemerintah pusat daerahbelumberjalan baik 34

35 KORSUP MINERBA Deklarasi Penyelamatan SDA Indonesia, 9 Juni 2014 Jan- Feb 2014 FEB JULI 2014 AUG - DES Des 2014 JAN JUNI 2015 Pelaksanaan Monev Korsup 19 Provinsi FEB 2014 Kick-Off Meeting Korsup Minerba di KPK FEB JULI 2014 Rapat Korsup Minerba 12 Provinsi AUG-NOV 2014 Monev Korsup Minerba 12 Prov DES 2014 Rapat Korsup 19 Provinsi di Bali 35

36 Lokus Kegiatan Korsup Minerba 19 Provinsi tahun Aceh 2. Sumatera Utara 3. Riau 4. Sumatera Barat 5. Lampung 6. Bengkulu 7. Banten 8. Jawa Barat 9. Jawa Tengah 10. Jawa Timur 11. Daerah Istimewa Yogyakarta 12. Sulawesi Utara 13. Sulawesi Barat 14. Gorontalo 15. Nusa Tenggara Timur 16. Nusa Tenggara Barat 17. Papua 18. Papua Barat 19. Maluku 36

37 Tujuan dan Sasaran Korsup Minerba TUJUAN: Mendorong terciptanya tata kelola pertambangan minerba yang efektif: 1. Sistem informasi dan data minerba yang memungkinkan pelaporan yang akurat dan tepat waktu. 2. Adanya sistem pelaporan yang memungkinkan pengawasan atas laporan produksi sehingga dapat mencegah atau mendeteksi secara dini terjadinya tindak pidana korupsi. 3. Adanya aturan yang memadai sehingga memungkinkan pelaksanaan tata kelola pertambangan minerba yang baik. SASARAN: 1. Pelaksanaan penataan izin usaha pertambangan 2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba 3. Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba 4. Pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba 5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil tambang minerba 37

38 5 FOKUS KEGIATAN TARGET JUNI Penataan izin usaha pertambangan 2. Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku usaha pertambangan minerba 3. Pelaksanaan pengawasan produksi pertambangan minerba 4. Pelaksanaan kewajiban pengolahan/pemurnian hasil tambang minerba 5. Pelaksanaan pengawasan penjualan dan pengangkutan/pengapalan hasil tambang minerba 5 Fokus Kegiatan Korsup Minerba dan Target 46 Item Renaksi Pemda Tidak ada lagi izin usaha pertambangan minerba yang tidak memenuhi persyaratan CnC, tidak memiliki NPWP/IPPKH, melanggar aturan pertanahan, tata ruang dan lingkungan) Seluruh pelaku usaha pertambangan minerba melunasi pelaksanaan kewajiban keuangan: iuran tetap, iuran produksi, pajak, jaminan reklamasi, jaminan pascatambang, jaminan kesungguhan, jaminan lingkungan dan kewajiban keuangan lainnya Semua pelaku usaha menyampaikan Laporan Produksinya secara reguler Semua Pemda melaporkan secara reguler laporan pengawasan produksi pertambangan di wilayahnya Semua Pemda menindaklanjuti pemberian sanksi atas pelaku usaha pertambangan minerba yang tidak melaksanakan good mining pratice dan atau melanggar peraturan yang berlaku Tidak ada lagi PETI Tidak ada pelaku usaha yang tidak melaksanakan kewajiban pengolahan/pemurnian dan penegakan sanksi bagi yang melanggar Seluruh pelaku usaha menyampaikan laporan kegiatan penjualannya dan penegakan sanksi bagi yang melanggar Seluruh Pemda menyampaikan laporan pengawasan penjualan secara bertingkat Pemberian sanksi bagi semua pelaku usaha dan pihak terkait lainnya yang terkait dengan kegiatan penjualan hasil minerba secara ilegal 38

39 TINDAK LANJUT PEMDA Koordinasi dengan Instasi Pemerintah terkait: a) Membentuk tim Lintas Instansi (Dinas terkait/kpp/bpkh dll) b) Untuk Provinsi mengundang seluruh Kabupaten/Kota: rekonsiliasi data final c) Koordinasi dengan Kanwil Pajak/KPP terkait data NPWP d) Koordinasi dengan Ditjen Planologi Kemenhut/Ditjen PHKA/BPKH terkait data IUP di Kawasan Hutan e) Koordinasi dengan Ditjen Hubla/KSOP terkait data Pelsus/Tersus/TUKS Minerba dan untuk tidak mengeluarkan SPB bagi pelaku usaha yang belum melunasi kewajiban keuangannya/melanggar ketentuan. f) Koordinasi dengan Bea Cukai untuk tidak mengeluarkan PEB bagi pelaku usaha yang belum melunasi kewajiban keuangannya/melanggar aturan. g) Koordinasi dengan APGAKUM terkait penertiban PETI Koordinasi dengan Pelaku Usaha a) Mengundang pelaku usaha menyampaikan hasil rekonsiliasi Tindak lanjut antara lain: a) Menagih seluruh kewajiban keuangan pelaku usaha b) Menegakkan sanksi antara lain melakukan penghentian sementara/pencabutan IUP yang melanggar ketentuan c) Memastikan IUP yang melanggar ketentuan tidak dapat berproduksi, tidak dapat di menjual/mengapalkan hasil produksinya. 39

40 Tindak Lanjut Agar Gubernur mengkoordinasikan pelaporan Korsup Minerba kepada seluruh Kabupaten/Kota sesuai dengan matriks pelaporan. Agar Gubernur, Bupati dan Walikota untuk melakukan teguran administrasi kepada IUP yang tidak melakukan kewajibanya seperti pembayaran Royalti dan Iuran Tetap, Jaminan Reklamasi, Jaminan Pasca Tambang, Pelaporan produksi dan lain-lain. Agar Gubernur, Bupati dan Walikota mensosialisasikan kepada pelaku usaha untuk segera melakukan pembayaran PNBP (Royalti, Iuran Tetap) dengan menggunakan sistem penerimaan negara MPN G-2 secara online ke portal Billing PNBP di (target 2015, semua pembayaran PNBP melalui aplikasi SIMPONI) Target: tidak ada lagi IUP yang Non CNC. Untuk IUP yang sudah berakhir masa berlakunya dan tidak diperpanjang/ditingkatkan agar segera ditagih semua kewajibannya dan dibuatkan SK Pengakhiran/Pencabutan IUP. Jika tidak, IUP tsb dikembalikan ke negara menjadi WPN (Wilayah Pencadangan Negara) Agar Ditjen Minerba mengembangkan sistem MOMI (Minerba One Map Indonesia) lebih jauh lagi agar bisa menjadi data base dan sistem monitoring evaluasi kegiatan pertambangan mineral dan batubara Indonesia, terintegrasi dengan sistem IT di K/L terkait dan Pemda. KPK akan berkoordinasi secara intesif dengan aparat penegak hukum (Kejaksaan dan Kepolisian) dalam rangka penegakan hukum di sektor pertambangan mineral dan batubara. 40

41 Hasil Kegiatan Koordinasi dan Supervisi Minerba di 12 Provinsi, KPK Kementerian ESDM (Status Desember 2014) Kenaikan PNBP Batubara sebesar ± Rp 10 T 874 IUP dicabut/dikembalikan/ berakhir di 12 Provinsi Sumber : Ditjen Minerba, 2015 Januari s.d Desember 2014 Rp 35.5 T *export ban Januari s.d Desember 2013 Rp 26,5 T Dengan rincian: Batubara : 24,1 T Mineral : 2.3 T Dengan situasi harga batubara menurun 30% dari tahun sebelumnya dan tidak ada ekspor mineral mentah 41

42 REKAP PENGAKHIRAN IUP No. Provinsi Tidak diperpanjang Mengembalikan Pencabutan TOTAL 1 Sulawesi Tengah Sulawesi Tenggara Maluku Utara Sulawesi Selatan Kepualauan Riau Sumatera Selatan Jambi Bangka Belitung Kalimantan Timur Kalimantan Selatan Kalimantan Tengah Kalimantan Barat Aceh Papua Gorontalo TOTAL

43 Status Ruang Izin Pertambangan berdasarkan Hasil Overlay dengan Peta Kawasan Hutan Nasional Luas izin pertambangan seluruh Indonesia = Ha (7.584 unit) IUP : Ha (7.468 unit) KK : Ha ( 40 unit) PKP2B : Ha ( 78 unit) Status Izin Pertambangan berdasarkan Fungsi Hutan : Hutan Konservasi : Ha ( 379 unit) Hutan Lindung : Ha (1.457 unit) Hutan Produksi : Ha (4.327 unit) Kawasan Hutan : Ha (5.022 unit) Areal Penggunaan Lain : Ha (6.208 unit) Status perizinan kehutanan : Ha (5.022 unit) Operasi Produksi : Ha (1.735 unit) IPPKH : Ha ( 457 unit) Persetujuan Prinsip : Ha ( 340 unit) Explorasi : Ha (3.287 unit) IPPKH : Ha ( 281 unit) Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) 43

44 Data IUP NasionaL - NPWP Jumlah IUP yang Diterbitkan Pemegang IUP (100%) Ber NPWP (76%) Non NPWP (24%) Periode Pajak = 2010 s.d Lapor SPT (42%) Tidak Lapor SPT (35%) Tidak membayar pajak* 404 (5%) Membayar Pajak (29%) *Penyebab: a. WP belum produksi b. WP rugi c. WP lebih bayar d. PPh dibayar = PPh terutang Sumber : Ditjen Pajak,

45 PENATAAN IUP RINCIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN C&C DAN NON C&C STATUS 01 DESEMBER 2014 NO PROVINSI JUMLAH IUP/KP CNC NON CNC MINERAL BATUBARA TOTAL MINERAL BATUBARA IUP CNC TOTAL IUP NON CNC EKS OP EKS OP EKS OP EKS OP CNC PROSENTASE (%) NON CNC TOTAL 1 LAMPUNG % 39% 100% 2 BENGKULU % 42% 100% 3 BANTEN % 69% 100% TOTAL % 45% 100% Sumber Data : Ditjen Minerba,

46 PENATAAN IUP RINCIAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN C&C DAN NON C&C STATUS 01 DESEMBER 2014 No. Provinsi CNC Non CNC Jumlah 1 Bengkulu Lampung Banten Jumlah Sumber Data : Ditjen Minerba,

47 REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN C&C DAN NON C&C PROVINSI BENGKULU STATUS 01 DESEMBER 2014 CNC NON CNC NO PROVINSI MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA TOTAL EKS OP EKS OP EKS OP EKS OP 1 PROV. BENGKULU KAB. BENGKULU SELATAN KAB. REJANG LEBONG KAB. BENGKULU UTARA KAB. KAUR KAB. SELUMA KAB. MUKO MUKO KAB. LEBONG KAB. KEPAHIANG KAB. BENGKULU TENGAH KOTA BENGKULU TOTAL Sumber Data : Ditjen Minerba,

48 REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN C&C DAN NON C&C PROVINSI LAMPUNG STATUS 01 DESEMBER 2014 CNC NON CNC NO PROVINSI MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA TOTAL EKS OP EKS OP EKS OP EKS OP 1 PROV. LAMPUNG KAB. LAMPUNG SELATAN KAB. LAMPUNG TENGAH KAB. LAMPUNG UTARA KAB. LAMPUNG BARAT KAB. TULANG BAWANG KAB. TANGGAMUS KAB. LAMPUNG TIMUR KAB. WAY KANAN KAB. PESAWARAN KAB. PRINGSEWU KAB. MESUJI KAB. TULANG BAWANG BARAT KOTA BANDAR LAMPUNG KOTA METRO TOTAL Sumber Data : Ditjen Minerba,

49 REKAPITULASI IZIN USAHA PERTAMBANGAN C&C DAN NON C&C PROVINSI BANTEN STATUS 01 DESEMBER 2014 CNC NON CNC NO PROVINSI MINERAL BATUBARA MINERAL BATUBARA TOTAL EKS OP EKS OP EKS OP EKS OP 1 PROV. BANTEN KAB. PANDEGLANG KAB. LEBAK KAB. TANGERANG KAB. SERANG KOTA TANGERANG KOTA CILEGON KOTA SERANG KOTA TANGERANG SELATAN TOTAL Sumber Data : Ditjen Minerba,

50 NO. PROVINSI PENATAAN IUP REKAPITULASI PIUTANG NEGARA DARI PEMEGANG IUP MINERAL DAN BATUBARA TAHUN 2011 S.D 2013 JUMLAH IUP MINERBA JUMLAH IUP MINERBA YANG KURANG BAYAR STATUS 01 DESEMBER 2014 PIUTANG NEGARA JUMLAH SELURUHNYA IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI IURAN TETAP ROYALTI (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) 1 BENGKULU L A M P U N G B A N T E N JUMLAH 1,646,036,488 16,932,957,16 0 6,448,652,578 22,519,452, ,947,673,904 31,481,585, 19,042,362,97 70,933,994, ,741,909 1,177,156,082 1,566,895, ,878,336 3,727,838,262 49,464,347 5,917,475,87 1,387,498, ,772, ,562, ,973,476 1,534,308, ,494,147,243 72,321,493, Total Piutang Negara Rp: 98,815,640,899 Sumber Data : Ditjen Minerba, Desember

51 DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP PROPER PROPER 2014 IUP PERTAMBANGAN Status Proper Merah No. Provinsi Kabupaten Nama Perusahaan Keterangan 1 Banten Pandeglang PT. Cibaliung Sumber Daya Proper Merah 2 Bengkulu Seluma PT. Bara Indah Lestari Proper Merah 3 Bengkulu Bengkulu Tengah PT. Danau Mas Hitam Proper Merah 4 Bengkulu Rejang Lebong PT. Ferto Rejang Proper Merah 5 Bengkulu Bengkulu Utara PT. Firman Ketahun Proper Merah 6 Bengkulu Bengkulu Utara PT. Injatama Proper Merah 7 Bengkulu Bengkulu Tengah PT. Inti Bara Perdana Proper Merah 8 Bengkulu Bengkulu Tengah PT. Ratu Samban Mining Proper Merah Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2014

52 DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP PROPER PROPER 2014 IUP PERTAMBANGAN Status Proper Pembinaan dan Pengawasan No. Provinsi Kabupaten Nama Perusahaan Keterangan 1 Lampung PT. Lampung Sejahtera Bersama Pembinaan dan Pengawasan 2 Bengkulu Bengkulu PT. Laras Sakti Mandiri Pembinaan dan Pengawasan 3 Bengkulu Bengkulu Utara PT. Dinamika Selaras Jaya Pembinaan dan Pengawasan 4 Bengkulu PT. Esa Jaya Abadi Pembinaan dan Pengawasan 5 Bengkulu PT. Jambi Resources Pembinaan dan Pengawasan 6 Bengkulu PT. AsiaHAultun Resources Pembinaan dan Pengawasan 7 Bengkulu PT. Bukit Sunor Pembinaan dan Pengawasan 8 Bengkulu PT. Bumi Hamilton Resources Pembinaan dan Pengawasan 9 Serang Serang PT. Koperasi Pantura Madani Pembinaan dan Pengawasan 10 serang Serang PT. Anugrah Tirta Bumi Pembinaan dan Pengawasan 11 Serang Serang PT. Koperasi Tirta Niaga Pantura Pembinaan dan Pengawasan 12 serang Serang PT. Wira Tunas Mandiri Pembinaan dan Pengawasan 13 Serang Lebak PT. Mitra Genesoret Energi Pembinaan dan Pengawasan 14 serang Lebak PT. Anma Haikal Jazmi Pembinaan dan Pengawasan 15 Serang Lebak PT. Damaisari Resources Pembinaan dan Pengawasan 16 serang Lebak PT. Gama Group Pembinaan dan Pengawasan Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Tahun 2014

53 Status Ruang Izin Pertambangan berdasarkan Hasil Overlay dengan Peta Kawasan Hutan No. Provinsi Hutan Konservasi Jumlah Luas (Ha) perusahaan Hutan Lindung Jumlah Luas (Ha) perusahaan 1 Bengkulu Lampung Banten TOTAL Hutan Konservasi dilarang untuk kegiatan pertambangan) 2. Hutan Lindung: terlarang untuk kegiatan pertambangan secara terbuka) Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) 53

54 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada Pada Kawasan Hutan Konservasi Provinsi Bengkulu Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN KONSERVASI IUP ARANG PENAWAI SEJAHTERA 0,1698 MUKOMUKO 2 HUTAN KONSERVASI IUP ARIYA WIESESA FRANSNATA 0,1193 MUKOMUKO 3 HUTAN KONSERVASI IUP ASA INVESTMENT 15,858 BENGKULU TENGAH 4 HUTAN KONSERVASI IUP ASIA HAMILTON RESOURCES 10,420,422 KAUR 5 HUTAN KONSERVASI IUP BEJANA INTI ALAM 457,988 SELUMA 6 HUTAN KONSERVASI IUP BELINDO INTI ALAM 1,085,786 SELUMA 7 HUTAN KONSERVASI IUP BENGKULU UTARA GOLD 591,754 BENGKULU UTARA 8 HUTAN KONSERVASI IUP BUKIT SUNUR 30,147 BENGKULU TENGAH 9 HUTAN KONSERVASI IUP CAKRA BARA PERSADA 15,003,927 BENGKULU TENGAH 10 HUTAN KONSERVASI IUP DONGIN INDONESIA 618,294 SELUMA 11 HUTAN KONSERVASI IUP FAMIATERDIO NAGARA 945,839 SELUMA 12 HUTAN KONSERVASI IUP FAMINGLEVTO BAKTIABADI 37,364 SELUMA 13 HUTAN KONSERVASI IUP FERTO REJANG 0,7681 BENGKULU TENGAH 14 HUTAN KONSERVASI IUP INTERMITRA SELARAS UNGGUL 101,394 SELUMA 15 HUTAN KONSERVASI IUP JEMBAR AGRO LESTARI 767,821 KAUR 16 HUTAN KONSERVASI IUP KALTIM GLOBAL 0,0599 BENGKULU UTARA 17 HUTAN KONSERVASI IUP KUSUMA RAYA UTAMA 9,503,608 BENGKULU TENGAH 18 HUTAN KONSERVASI IUP LARAS SAKTI MANDIRI 4,047,085 BENGKULU UTARA 19 HUTAN KONSERVASI IUP MAHA BARA KARYA 36,827 KAUR 20 HUTAN KONSERVASI IUP MUKOMUKO MAJU SEJAHTERA 4,789,863 MUKOMUKO 21 HUTAN KONSERVASI IUP PUGUK SAKTI PERMAI 944,591 SELUMA 22 HUTAN KONSERVASI IUP SYAM & SYAH ARYA SINERGY INVESTMENT 509,904 SELUMA 23 HUTAN KONSERVASI IUP TANSRI MADJID ENERGI 10,558 LEBONG 54

55 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada Pada Kawasan Hutan Lindung Provinsi Bengkulu Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN LINDUNG IUP ANEKA TAMBANG (TBK) 6.283,44 BENGKULU UTARA 2 HUTAN LINDUNG IUP BARA MEGA QUANTUM 681,89 BENGKULU TENGAH 3 HUTAN LINDUNG IUP BENGKULU UTARA GOLD ,90 BENGKULU UTARA 4 HUTAN LINDUNG IUP BITAN ABADI MINING 1.808,78 BENGKULU TENGAH 5 HUTAN LINDUNG IUP BUMI LESTARI JAYA 5.873,45 BENGKULU SELATAN HUTAN LINDUNG IUP ,54 KAUR 6 HUTAN LINDUNG IUP BUMI PERMATA HIJAU 1.396,11 BENGKULU TENGAH 7 HUTAN LINDUNG IUP CIPTA BUANA SERAYA 1,67 BENGKULU TENGAH 8 HUTAN LINDUNG IUP CIPTAJAYA SULINDA PERKASA 23,83 BENGKULU UTARA 9 HUTAN LINDUNG IUP DONGIN INDONESIA 60,75 BENGKULU UTARA HUTAN LINDUNG IUP 246,95 SELUMA 10 HUTAN LINDUNG IUP ENERGI SWA DINAMIKA MUDA ,95 SELUMA 11 HUTAN LINDUNG IUP FERTO REJANG 57,24 BENGKULU TENGAH 12 HUTAN LINDUNG IUP GLOBAL MULTI KARYA 937,50 BENGKULU TENGAH 13 HUTAN LINDUNG IUP LION POWER ENERGY 1.860,76 LEBONG 14 HUTAN LINDUNG IUP RATU SAMBAN MINING 883,49 BENGKULU TENGAH HUTAN LINDUNG IUP 249,38 SELUMA 15 HUTAN LINDUNG IUP SYAM & SYAH ARYA SINERGY INVESTMENT 13,23 SELUMA 16 HUTAN LINDUNG IUP UTAMA SELARAS WISESA 8.069,11 BENGKULU SELATAN 55

56 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada PadaKawasan Hutan Konservasi Provinsi Lampung NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN KONSERVASI IUP TOBAS KAULA KENCANA 3,47 LAMPUNG PROV 2 HUTAN KONSERVASI Kontrak Karya NATARANG MINING * 16,80 TANGGAMUS Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) 56

57 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada Pada Kawasan Hutan Lindung Provinsi Lampung Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN LINDUNG IUP BAMBU SERIBU 2,95 PRINGSEWU 2 HUTAN LINDUNG IUP BANGUN JAYA CITRA MANDIRI 378,30 TANGGAMUS 3 HUTAN LINDUNG IUP BERKAH SEMESTA ALAM 8,41 TANGGAMUS 4 HUTAN LINDUNG IUP CAHAYA BATU LIMAU 18,92 TANGGAMUS 5 HUTAN LINDUNG IUP HARI PRAMADELIMA 7,48 PRINGSEWU 6 HUTAN LINDUNG IUP HASIL ALAM TANGGAMUS 25,27 TANGGAMUS 7 HUTAN LINDUNG IUP NAPAL UMBAR PINCUNG 289,70 TANGGAMUS 8 HUTAN LINDUNG IUP NUR ZAMSARI 3,46 TANGGAMUS 9 HUTAN LINDUNG IUP SUMBER JAYA PRIMA KENCANA 3,74 LAMPUNG SELATAN 10 HUTAN LINDUNG IUP TAMBANG RAKYAT 33,67 TANGGAMUS 11 HUTAN LINDUNG IUP TIUH MAS 133,88 LAMPUNG TENGAH 12 HUTAN LINDUNG Kontrak Karya NATARANG MINING * 8.835,89 TANGGAMUS 13 HUTAN LINDUNG Kontrak Karya PARAGON PERDANA MINING 35,55 TANGGAMUS 57

58 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada PadaKawasan Hutan Konservasi Provinsi Banten NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN KONSERVASI IUP FINO BERSAUDARA 105,65 LEBAK 2 HUTAN KONSERVASI IUP INDO MITRA MULYA 53,80 LEBAK 3 HUTAN KONSERVASI IUP LAMINA INTERIA 17,93 LEBAK 4 HUTAN KONSERVASI IUP LEBAK NIAGA 11,20 LEBAK 5 HUTAN KONSERVASI IUP MINERAL CIETUNG 133,17 LEBAK 6 HUTAN KONSERVASI IUP SUMBER ALAM CIPTA 519,79 LEBAK Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) 58

59 Daftar Nama Izin Usaha Pertambangan yang Terindikasi Berada Pada Kawasan Hutan Lindung, Provinsi Banten Sumber: Ditjen Planologi Kemenhut (2014) NO. KAWASAN HUTAN PERUSAHAAN NAMA PERUSAHAAN LUAS (Ha) KABUPATEN 1 HUTAN LINDUNG IUP MINERAL SANYI 304,94 LEBAK 2 HUTAN LINDUNG IUP MULTI UTAMA KREASINDO 10,61 LEBAK 59

60 IUP OP Khusus yang telah berakhir di Kementerian ESDM 60

61 61

62 Tindak Lanjut K.ESDM Witness Survey 62

63 Tindak Lanjut K.ESDM Pembayaran melalui SIMPONI 63

64 Tindak Lanjut Lingkungan Hidup Proper Pertambangan pada 16 Provinsi 64

65 Tindak Lanjut Dirjen Perhubungan Laut 65

66 SE KEMENDAGRI Tindak Lanjut UU 23 Tahun

67 Tindak Lanjut Gubernur Bengkulu 67

68 Tindak Lanjut Gubernur Kalimantan Utara 68

69 Tindak Lanjut Bupati Aceh Barat Daya Surat pencabutan CNC untuk IUP yang sudah berakhir masa berlakunya 69

70 Tindak Lanjut Provinsi Aceh 70

71 Tindak Lanjut Bupati Aceh Jaya Surat pencabutan IUP 71

72 Format Rencana Aksi LAMPIRAN I LAPORAN TAHAP 1 PELAKSANAAN RENCANA AKSI KORSUP ATAS PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERBA TAHUN 2015

73 Format Rencana Aksi LAMPIRAN II STATUS PELAKSANAAN KEWAJIBAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA TAHUN 2015 NO PROVI NSI / NAMA PERUS KABUP AHAA N ATEN/ KOTA NO DAN TAHUN SK LUAS WILAYAH (HA) TAHAPAN KEGIATAN TGL TGL MULAI BERAKHIR STATUS NPWP INDIKASI TUMDIH KAWASAN HUTAN KEWAJIB DOKUMEN AN LINGKUNGAN ROYALTI KEWAJIBAN LANDRENT PELUNASAN KEWAJIBAN PNBP CnC Non CnC ADA TIDAK ADA * TIDAK ADA TIDAK RPH RPH USD LUNAS KURANG BYR BELUM BYR PELUNASAN KEWAJIBAN JAMREK PT. XYZ PROV. PT. 2 ABC 3 dstnya NO JUMLAH KEWAJIBAN JAMINAN REKLAMASI /. KAB./K /./ OTA.../ PELUNASAN KEWAJIBAN PASCA TAMBANG 13, EKSPLORASI 1, JUMLAH KEWAJIBAN PASCA TAMBANG OPERASI PRODUKSI PELUNASAN KEWAJIBAN JAMINAN KESUNGGUHA N 11/May/200 11/May/ /Nov/2009 3/Nov/2011 PELUNASAN KEWAJIBAN PAJAK JUMLAH KEWAJIBA N PAJAK RPH USD ADA TIDAK RPH USD ADA TIDAK ADA TIDAK RPH LAPORAN REALISASI PRODUKSI (sejak awal produksi) VOLUME (MT)**** LAPORAN REALISASI Penjualan (sejak awal produksi) VOLUME (MT)**** ADA REKOMENDASI ET TIDAK FASILITAS PELAKSANAAN KEWAJIBAN PENGOLAHAN/PEMURNIAN SPASIAL TUKS/TERSUS ADA TIDAK STATUS PEMBERIAN SANKSI ADA (SENDIRI/KERJASAM TIDAK ADA ** TIDAK ADA** * A) ** TIDAK 2 3 dstnya 73

74 TATACARA PELAPORAN No. Uraian Tata Cara Pelaporan Keterangan A. Tujuan Pelaporan Memudah pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi kegiatan serta pelaksanaan kewajiban Izin Usaha Pertambangan dalam 5 aspek yang menjadi fokus kegiatan Koordinasi dan Supervisi atas Pengelolaan Pertambangan Minerba dan Batubara di 19 Provinsi B. Jenis Pelaporan 1 Pelaporan pelaksanaan 46 rencana aksi oleh Pemerintah Daerah Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran I 2 Pelaporan pelaksanaan kewajiban IUP oleh Penerbit Izin Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran II C. Waktu Pelaporan 1 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Maret 2015 Pelaporan Tahap I 2 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Juni 2015 Pelaporan Tahap II D. Mekanisme Penyampaian Laporan 1 Penyerahan secara langsung (hard copy dan soft copy) Diserahkan ke : Tim Korsup Minerba, Kedeputian Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan 2 Penyerahan melalui Korupsi, 3 Penyerahan melalui pengiriman pos Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-19 Lt.4; Jakarta Selatan-Jakarta. Telp ext A.n. Abdul Aziz Suhendra abdul.suhendra@kpk.go.id; timsdakpk@gmail.com dengan tembusan softcopy ke M. Dwinugroho (mdwinugroho2@gmail.com) Ditjen Minerba, Kementerian ESDM E. Tahapan Penyusunan Laporan 1 Laporan Pemerintah Kabupaten/Kota Kabupaten/Kota melaporkan ke Provinsi untuk dikompilasi oleh Provinsi a. Mengisikan kolom penjelasan pemda untuk setiap rencana aksi sesuai dengan yang ada pada Lampiran I b. Melengkapi dokumen pendukung untuk setiap penjelasan pada rencana aksi sebagaimana yang telah dicatatkan dalam penjelasan kolom bukti pendukung dari pemda sebagaimana yang ada pada Lampiran I c. Melengkapi isian status pelaksanaan kewajiban IUP sesuai pada matrik dalam Lampiran II; dan merujuk pada pelaksanaan rencana aksi sesuai pada matrik Lampiran I d. Menyertakan surat pengantar penyampain laporan dari Bupati/Walikota e. Laporan disampaikan ke pemerintah provinsi masing-masing untuk dilanjutkan oleh pemerintah provinsi ke KPK dan Softcopy ke Kementerian ESDM 2 Laporan Pemerintah Provinsi Provinsi untuk mengkompilasi semua laporan Provinsi/Kabupaten/Kota dan dilaporkan satu pintu oleh Provinsi ke KPK dan ESDM a. Mengisikan kolom penjelasan pemda untuk setiap rencana aksi sesuai dengan yang ada pada Lampiran I b. Melengkapi dokumen pendukung untuk setiap penjelasan pada rencana aksi sebagaimana yang telah dicatatkan dalam penjelasan kolom bukti pendukung dari pemda sebagaimana yang ada pada Lampiran I c. Melengkapi isian status pelaksanaan kewajiban IUP sesuai pada matrik dalam Lampiran II; dan merujuk pada pelaksanaan rencana aksi sesuai pada matrik Lampiran I d. Menyertakan surat pengantar penyampaian laporan dari Gubernur e. Melakukan kompilasi laporan dari Kabupaten/Kota di lingkungan masing-masing f. Menyampaikan laporan dari Kabupaten/Kota serta Laporan Provinsi kepada KPK 74

75 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

76 PENCEGAHAN KORUPSI Kehutanan Ketidak pastian hukum dalam kawasan hutan, berdampak pada ketidak adilan pengelolaan hutan yang seluas 70% wilayah Indonesia. (Kajian Sistem Perencanaan Kehutanan, KPK, 2010) Perum Perhutani menguasai kawasan hutan Jawa hingga seluas 2,4 juta hektar. Pendapatan dan laba per hektar hanya 146 ribu rupiah per hektar per tahun (Kajian Perhutani, KPK, 2014) Perencanaan Kehutanan Inventarisasi Hutan Pengukuhan Kawasan Hutan Penatagunaan Hutan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pemanfaatan Hutan Pemberian Izin dan Pengelolaan Hutan oleh BUMN Hak Menguasai Negara Atas Hutan Pengelolaan Hutan Penatausahaan dan Peredaran Hasil Hutan Pengawasan dan Pengendalian Sistem Penarikan PNBP Dari 22 regulasiberkaitanizindi sektor kehutanan, 18 diantaranya memberikan celah koruptif baik suap, perlakuan memihak patron klien, maupun state capture. Dengan potensi suap mencapai 22 milyar rupiah per izin per tahun. (Kajian Kerentanan Korupsi di Sistem Perizinan Sektor Kehutanan, KPK, 2014) Penguatan Partisipasi Masyarakat Lemahnya pengendalian administrasi hasil hutan kayu dan sistem penarikan PNBP menyebabkan tidak optimalnya penerimaan negara di sektor kehutanan (Kajian Sistem Penerimaan Negara Bukan Pajak di Sektor Kehutanan) 76

77 5 PERMASALAHAN MENDASAR SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 1) Ketidakpastian hukum kawasan hutan 2) Lemahnya regulasi dalam perizinan di sektor kehutanan dan perkebunan 3) Belum optimalnya perluasan wilayah kelola masyarakat 4) Lemahnya pengawasan dalam pengelolaan kehutanan dan perkebunan menyebabkan hilangnya penerimaan negara dari SDA. 5) Masih banyaknya konflik agraria dan kehutanan yang belum tertangani. 77

78 NOTA KESEPAKATAN BERSAMA 11 Maret 2013 TEMA 2. Penyelarasan Prosedur Pengukuhan TEMA 1. Harmonisasi Regulasi PERCEPATAN PENGUKUHAN KAWASAN HUTAN PERSOALAN KORUPSI, KETIDAKPASTIAN HUKUM, DAN KEADILAN HARUS DILIHAT DAN DISELESAIKAN SECARA UTUH MENYELURUH TEMA 3. Resolusi Konflik

79 PERKEMBANGAN IMPLEMENTASI RENAKSI NKB PER KEMENTERIAN/LEMBAGA UKURAN KEBERHASILAN SAMPAI DENGAN B24 = 52% Tutup (%) Komisi Nasional Hak Azasi Manusia Badan Informasi Geospasial Badan Pertanahan Nasional Kementerian Dalam Negeri Kementerian Hukum dan HAM Kementerian Pekerjaan Umum Kementerian Pertanian Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Kementerian Lingkungan Hidup Kementerian Kehutanan Rencana Aksi NKB perlu direvitalisasi. Untuk lebih inklusif dan partisipatif melibatkan Pemerintah Daerah dan masyarakat (civil society) Perlu disesuaikan dan diselaraskan dengan arah kebijakan Pemerintah dan perubahan strukturnya

80 NKB DAN KORSUP SDA tidak bisa dilakukan oleh hanya satu kementerian membangun komitmen kementerian dan lembaga lintas sektor JAN 2010 KAJIAN PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN DES 2012 SEMILOKA PERCEPATAN PENGUKUHAN 11 MAR 2013 PENANDATANGANAN NOTA KESEPAKATAN BERSAMA (NKB) 31 JUL 2013 PENYEPAKATAN INDIKATOR KINERJA NOV 2014 REFLEKSI SETAHUN NKB KORSUP MINERBA TARGET NKB KORSUP HUTBUN & KELAUTAN 80

81 PERMASALAHAN PENGELOLAAN SEKTOR KEHUTANAN & PERKEBUNAN Ketidakpastian status 105,8 juta ha kawasan hutan (Penetapan baru 16,18% dari 120 juta ha data Kemhut 2013) JUTA HEKTAR Laju Deforestasi Perizinan SDA rentan suap atau pemerasan, terhitung untuk satu izin HPH/HTI besar potensi transaksi koruptif berkisar antara 688 juta hingga rupiah 22,6 milyar setiap tahun (KPK, 2013). PEMBERIAN IZIN PNBP PRODUKSI HASIL HUTAN WASDAL Indikasi state capture Potensi suap, pemerasan, penjualan pengaruh TATA USAHA Ketimpangan pengelolaan hutan oleh kepentingan skala besar. Hanya 3,18% yang dialokasikan untuk skala kecil. Nilai manfaat SDA tidak sampai ke masyarakat. Pemanfaatan Hutan 3% 97% Skala besar Skala kecil Margono et.al Kemenhut Perkebunan, tidak ada Perpres 39 Tahun 2014, memberi ruang usaha kewajiban PNBP perkebunan dikuasai asing sebesar 95%. 81

82 Kinerja Izin USAHA HUTAN ALAM USAHA HUTAN TANAMAN IUPHHK HA TDK AKTIF IUPHHK HA AKTIF TDK BERSERTIFIKAT IUPHHK HT TDK AKTIF IUPHHK HT AKTIF TDK BERSERTIFIKAT IUPHHK HT AKTIF BERSERTIFIKAT TREN HPH AKTIF (Jumlah HPH Ak f) juta ha open access Sumber: APHI,

83 Pengaruh kebijakan terhadap biaya transaksi Analisis ini diperoleh dari: a/. hasil identifikasi peraturan yang terkait dan wawancara, b/. FGD dengan pelaku usaha tgl 26 Oktober 2013 yang difasilitasi UNDP PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEHUTANAN PELAKSANAAN PERIZINAN Pencadangan kawasan hutan (SK 6273/2011) PENGARUH TERHADAP BIAYATRANSAKSI Biaya unofficial sd 25jt untuk mendapat informasi/peta Analisis makro mikro (PerDirjen BUK No 5/11) Pengurusan izin (P 50/10, 26/12) rekomendasi Gub/Bup. Pelayanan informasi perizinan secara online (P 13/2012) Pengalihan Saham ( PP 6/07 jo PP 3/08) Rp. 2 sd 6 milyar 3 1 PERENCANAAN HUTAN Pengesahan rencana kerja usaha (RKU) (P 56/2009, P 24/11) Biaya negosiasi sd 200 jt agar dpt luasan yang dapat ditanam Rp. 50 sd 100 ribu/ha Revisi juta & Unofficial sd 200 jt Keterangan: Angka menunjukkan jumlah informan yang menyatakan pendapatnya Kajian Sistem Perizinan di Sektor Sumberdaya Alam (SDA): Studi Kasus Sektor Kehutanan (KPK. 2013) 83

84 Lanjutan... PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEHUTANAN Pengesahan rencana kerja tahunan (RKT) (P 56/2009, 24/11) menetapkan jatah produksi Penataan batas areal izin (P 19/11, P 43/13) PENGARUH TERHADAP BIAYATRANSAKSI Jasa konsultan Rp. 50 ribu/ha dan IHMB (P 33/2009 jo P 5/2011) 2 1 Unofficial u/ pengesahan sd 1 M PRODUKSI HASIL HUTAN Pemasukan dan penggunaan alat (P 53/2009) Unofficial u/ alat & koord dng aparat lain sd 50 jt Kerjasama operasi dalam hutan tanaman (P 20/05, P 29/12) Biaya unofficial sd 100 jt Pemenuhan tenaga teknis (GANIS) kehutanan (P Biaya pelatihan jt/orang 58/2009) Izin pembuatan dan penggunaan koridor (P 9/2010) Unofficial, kasus 15 juta PENATA USAHAAN HASIL HUTAN Sistem informasi penatausahaan hasil hutan dan penatausahaan DR PSDH (P 8/2009) Biaya monitoring pra penyusunan RKT, bisa 140 hr kerja x 8 orang Tidak ada standar biaya dan waktu kerja. Biaya tambahan sd 300 jt. Double tax dng beragam pungutan Keterangan: Angka menunjukkan jumlah informan yang menyatakan pendapatnya 2 2 Kajian Sistem Perizinan di Sektor Sumberdaya Alam (SDA): Studi Kasus Sektor Kehutanan (KPK. 2013) 84

85 Lanjutan... PELAKSANAAN KEBIJAKAN KEHUTANAN Sertifikasi Pengelolaan Hutan Lestari (HA, HT) (P 38/09, P 68/11, P45/12, P42/13) Verifikasi Legalitas Kayu (P 38/09, P 68/11, P45/12, P42/13) PENGARUH TERHADAP BIAYATRANSAKSI TERKAITKAWASAN HUTAN Biaya tim teknis lapangan nego; Izin Pemanfaatan Kayu (P 14/11, P 20/13) tarif/luas jenis kayu Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan (P 18/2011, Biaya unofficial tergantung luas, sd 15 M P 14/2013) Tukar menukar kawasan hutan (P 32/2010, P Biaya unofficial untuk mendapat izin /2012) KEBIJAKAN LAIN Monitoring dan pengawasan rutin Perlindungan hutan (termasuk apabila terjadi konflik sosial) Konsultan ±500 jt, rb/pos (20 30 pos), Monev x SPT ke pershn Membayar biaya perjalanan dan akomodasi Rp ribu /pasukan; Puluhan juta setoran rutin Keterangan: Angka menunjukkan jumlah informan yang menyatakan pendapatnya Kajian Sistem Perizinan di Sektor Sumberdaya Alam (SDA): Studi Kasus Sektor Kehutanan (KPK. 2013) 85

86 Data Perkebunan Indonesia No. PROVINSI Jumlah Perusahaan LUAS (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton) No. Komoditi Luas % 1 RIAU 310 1,558, ,335, K. Sawit 6,496, % 2 JAWA BARAT , , Karet 278, % 3 JAMBI , ,095, Tebu 250, % 4 ACEH , , Teh 109, % 5 KALIMANTAN BARAT , , Kelapa 102, % 6 JAWA TIMUR , , Kakao 60, % 7 KALIMANTAN TENGAH , ,467, Kopi 54, % 8 KALIMANTAN TIMUR , , Cengkeh 43, % 9 KALIMANTAN SELATAN , , Sagu 23, % 10 SUMATERA UTARA , , Kapuk 3, % 11 SUMATERA SELATAN 54 47, , Kelapa Dalam 2, % 12 BENGKULU , , Kina 1, % 13 SULAWESI UTARA 43 10, , Jarak % 14 JAWA TENGAH 38 88, , Jambu Mete % 15 LAMPUNG , , Kenaf % 16 KEP. BANGKA BELITUNG , , Astiri % 17 SULAWESI SELATAN 24 99, , Serai Wangi % 18 GORONTALO 24 8, , Aneka Tanaman % 19 SUMATERA BARAT Albazia % 20 BANTEN 17 9, , Jahe % 21 SULAWESI TENGAH , , Abaca 0.00% 22 PAPUA 8 99, , Tidak ada Keterangan 130, % 23 SULAWESI BARAT 8 48, , PAPUA BARAT KALIMANTAN UTARA 7 99, MALUKU SULAWESI TENGGARA TOTAL 1, ,557,932 13,057,521 TOTAL 7,557,932 Sumber : Kementerian Pertanian, 2015

87 Data Perkebunan Berdasarkan Komoditas No. KOMODITAS LUAS (Ha) LAMPUNG BANTEN BENGKULU No. PROVINSI Jumlah Perusaha an LUAS (Ha) TOTAL PRODUKSI (Ton) 1 K. Sawit Karet Kopi Kakao Tebu Teh BENGKULU , , LAMPUNG , , BANTEN 17 9, , TOTAL ,745 1,093,997 Total Sumber : Kementerian Pertanian, 2015

88 IUP PERKEBUNAN NPWP TIDAK TERIDENTIFIKASI No. Provinsi Jumlah Perusahaan Perkebunan NPWP NPWP Tidak Teridentifikasi 1 BANTEN BENGKULU LAMPUNG Jumlah Sumber : Ditjen Pajak Kemenkeu, April 2015 NO. PROV KABUPATEN PERUSAHAAN KOMODITI 1 BENGKULU BENGKULU UTARA BENGKULU. BENGKULU UTARA KELAPA SAWIT 2 BENGKULU BENGKULU UTARA BENGKULU. BENGKULU UTARA KAKAO 3 BENGKULU BENGKULU TENGAH BENGKULU. BENGKULU TENGAH KELAPA SAWIT 4 BENGKULU MUKO-MUKO BENGKULU. MUKO-MUKO KELAPA SAWIT 5 BANTEN SAJIRA BANTEN. SAJIRA -

89 DAFTAR PERINGKAT PERUSAHAAN PROPER PERKEBUNAN No. Nama Perusahaan Sektor Sub Sektor Kab./Kota Provinsi Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan PERINGKAT PT. Pamor Ganda AGRO Karet Kab. Bengkulu Utara Bengkulu MERAH 2 PT. Bukit Angkasa Makmur AGRO Karet Kab. Bengkulu Tengah Bengkulu MERAH 3 PT. Alno Agro Utama AGRO Sawit Kota Bengkulu Bengkulu MERAH PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Talo AGRO Sawit Kab. Seluma Bengkulu MERAH 4 Pino PT. Agro Muko Mukomuko POM Unit Sari Bulan AGRO Sawit Kab. Mukomuko Bengkulu MERAH 5 Estate 6 PT. Muko muko Indah Lestari AGRO Sawit Kab. Mukomuko Bengkulu MERAH 7 PT. Cahaya Sawit Lestari AGRO Sawit Kab. Bengkulu Tengah Bengkulu MERAH 8 PT. Agrindo Indah Persada AGRO Sawit Kab. Seluma Bengkulu MERAH 9 PT. Sinar Bengkulu Selatan AGRO Sawit Kab. Bengkulu Selatan Bengkulu MERAH 10 PT. Bengkulu Sawit Lestari AGRO Sawit Kab. Bengkulu Selatan Bengkulu MERAH 11 PT. Karya Sawitindo Mas AGRO Sawit Kab. Mukomuko Bengkulu MERAH 12 PT. Aman Jaya Perdana AGRO Sawit Kota Bandar Lampung Lampung MERAH 13 PT. Palm Lampung Persada AGRO Sawit Kab. Way Kanan Lampung MERAH 14 PT. Kalirejo Lestari AGRO Sawit Kab. Lampung Selatan Lampung MERAH 15 PT. Way Kanan Sawitindo Mas AGRO Sawit Kab. Way Kanan Lampung MERAH

90 Matriks Rencana Aksi Korsup atas Pengelolaan Sektor Kehutanan dan Perkebunan 90 90

91 PELAPORAN KEWAJIBAN PERIZINAN HUTBUN NO A. KEHUTANAN JENIS IZIN 1 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK HA dan RE) 2 IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK HTI) 3 IZIN PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH) Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan IPPKH Survey/Eksplorasi * IPPKH Operasi Produksi/Eksploitasi 4 IZIN HUTAN KEMASYARAKATAN, HUTAN DESA, HUTAN TANAMAN RAKYAT B. PERKEBUNAN 1 IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP B, IUP P, DAN IUP) 91

92 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN ALAM (IUPHHK HA dan RE) SK IUPHHK HA Sesuai Izin Luas Areal Pemen uhan RKU Berbasis IHMB RKT Terakhir Sertifikat PHPL NAMA Kabupa No. Nomo Kewajib IUPHHK HA Tanggal Berakh PHPL VLK Nomor Nomor Areal Nomor Tangga LP Berlaku Sampai Predik ten Tanggal Sertifik r ir an Tata SK Efektif SK l PHPL Mulai dengan at (Ha) (Ha) (Ha) at Batas A.Provinsi Sumatera Barat PT. Salaki 413/M 10/19/2 Kep. PT. 27/A 11/11/ 10/11/ Baik Summa enhut ,420 48,420 Menta Ayamar SERT u Sejahtera II/04 wai PHPL/XI 1 SK. 13/10/2 138/VI BUHA/ ,939 Certifica tion /2013 Pemenuhan Kewajiban Sertifikat VLK Kinerja IUPHHK HA Finansial Nomor Tanggal Berlaku Sampai LP PHPL Sertifika Mulai dengan Kriteria Manajem Jarak Konflik Action Bedah Akses Luasan Potensi Sosial Lainnya en Angkut Lahan Plan PSDH DR PNT *) LAIN LAIN t Kinerja

93 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU PADA HUTAN TANAMAN INDUSTRI (IUPHHK HTI) No. NAMA IUPHHK HTI SK IUPHHK HTI Nom Tang or gal Berak hir Luas Areal Sesuai PH Izin (Ha) PL VLK (H a) (Ha) Kabup aten Peme Peme nuhan nuhan Kewaji Kewaji ban ban Tata Penan Batas aman RENCANA KERJA USAHA No mor SK Tan ggal Areal Nomor Efektif SK RENCANA KERJA TAHUNAN Terakhir Tanggal LP PHPL Sertifikat PHPL Nomor Sertifikat Berlaku Mulai Sampai dengan A. Provinsi Riau PT.... Pred ikat LP PHPL Nomor Sertifikat Sertifikat VLK Berlaku Mulai Sampai dengan Kriteria Tanggal Bedah Kinerja Manajemen Kinerja IUPHHK HTI Luasa Poten Akses n si Jarak Angku t Konfli k Lahan Pemenuhan Kewajiban Finansial Sosial Lainny Action a Plan PSDH DR *) PNT *) LAIN LAIN 93

94 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IPPKH (1) I. Data Pemegang Izin No Uraian Keterangan 1. Susunan pengurus perusahaan (instansi/badan usaha/yayasan) Nama Direktur, Nama Direksi, Nama Komisaris 2. Kantor Pusat, Kantor Cabang Alamat, No. Telpon, No.Fax, 3. No NPWP Perusahaan, Terdaftar (tgl/bln/thn), berlaku hingga (tgl/bln/thn) 4. No. Akte Pendirian Perusahaan & Perubahannya Tanggal 5. Kepemilikan Saham (untuk Badan Usaha) Nama, Persentase, Kewarganegaraan, No. NPWP, No. NIK / No. Paspor (*WNA), berlaku hingga (tgl/bln/thn) 6 Nilai Investasi No Persetujuan Rencana Kerja Anggaran dan Biaya, No Persetujuan Rencana Kerja Tahunan dan Teknik Lingkungan 7. Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Pengujian Kayu Bulat Rimba (GANISPHPL PKB R) : Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Rehabilitasi dan Reklamasi Pertambangan (GANISPHPL REHAREKTAM): Tenaga Teknis Pengelola Hutan Produksi Lestari Kelola Sosial (GANISPHPL KESOS) : Policy Advisor Bidang Kehutanan: Nama &No Telpon No SK/Kontrak Penunjukan 8. Penyerapan Tenaga Kerja Jumlah tenaga kerja tetap, Jumlah tenaga kerja kontrak II. Data Perizinan IPPKH No Uraian Keterangan 1. IUP Eksplorasi / IUP Operasi Produksi / Jenis (PKB2B/KK/Lainnya...)(*coret salah satu): Komoditas, Nomor, Perizinan/Perjanjian Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi Lain 2. Rekomendasi Bupati Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi 3. Rekomendasi Gubernur Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn), Luas, Lokasi 4. AMDAL/UKL/UPL yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang Izin Lingkungan yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang Nomor, Tanggal, berlaku hingga (tgl/bln/thn) 94

95 III. DATA KEWAJIBAN TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN IPPKH (2) No Uraian Keterangan 1. Reklamasi Luas Areal dibuka (ha), Luas Areal direklamasi (ha) 2. Revegetasi 3. Reboisasi Lahan Kompensasi Luas (ha); Nama Jenis Tanaman Lokal, Fast Growing; Jumlah Tanaman (Batang); Jarak Tanam; Kesehatan Tanaman (berdasarkan hasil verifikasi BPDAS PS) Luas penanaman (ha); Nama Jenis Tanaman Lokal, Fast Growing; Jumlah Tanaman (Batang); Jarak Tanam 4. PNBP Penggunaan Kawasan Hutan Objek Pinjam Pakai untuk Pertambangan, Obyek pinjam pakai bukan pertambangan 5. Penanaman di wilayah DAS 6. Pemenuhan Kewajiban Lain a. Tata Batas Pemeliharaan batas IPPKH (km) b. PSDH DR Nilai Tegakan Nilai Investasi; Fasilitas Penggunaan Bersama c. Pemberdayaan Masyarakat d. Perlindungan Hutan e. Pengamanan Kawasan Hutan Konservasi dan atau Hutan Lindung f. Kemudahan bagi Aparat Dalam Kawasan(Ha): Hutan Konservasi, Hutan Lindung, Hutan Produksi; Luar Kawasan(Ha): Luas (Hutan Kota), Luas (Tahura), Luas (APL Lindung); Nama Jenis Tanaman, Jumlah Tanaman (Batang) Tahun sebelumnya...; Tahun sekarang... Pemberdayaan masyarakat: Tujuan, Jenis kegiatan, Stakeholders, Lokasi, Jumlah anggaran, Hasil Perlindungan Hutan: Marka (rambu/papan pengumunan), Menara Pemantau, Patroli Bersama Pengamanan Kws. Htn Konservasi &/ Htn Lindung: Nama Kelompok Hutan, Menara Pemantau, Patroli Bersama, Berkoordinasi dengan Memberikan kemudahan bagi aparat untuk melakukkan monev: Instansi, Kegiatan/Tujuan, Frekuensi 95

96 TABEL MONITORING PENERIMA IZIN USAHA PERKEBUNAN (IUP B, IUP P, DAN IUP) PROVINSI... NO. NAMA NPWP ALAMAT PERUSAHAAN DATA PERUSAHAAN NO. NO. AKTE AKTE TERAKHI PENDIRI R AN NAMA PEMEGA NG SAHAM NAMA PENGUR US GRUP PERUSA HAAN KABUPAT EN PEMBERI IUP IUP-B/IUP- P/IUP NO/TGL KOMODITAS LUAS (Ha) TITK KORDIN AT IZIN NO HGU LUAS (HA) KEBUN INTI KEBUN MASYARA KAT REALISASI KEBUN INTI UNIT PENGOLAHAN PENGENDALIAN KEBAKARAN PENGENDALIAN OPT KEMITRAAN PENER APAN AMDAL, PENYAMPAIA N PETA DIGITAL LOKASI IUP- B/IUP PELAPOR AN KE PEMBERI IZIN 1 TAHUN SEKALI PENYELES AIAN PROSES KELAS PERMASALA PEROLEHA KEBUN HAN N HAK ATAS TANAH SISTEM SARAN PEMBUKAAN SARAN SISTEM MASYA UKL & KEBUN UPL MASYA UNIT KAPAS PROD A & LAHAN TANPA A & PENGEN PEKE KARYA RAKAT DITJEN SDM SDM ITAS UK PRASA BAKAR & PRASA DALIAN BUN WAN SEKITA BUN RAKAT RANA PENGENDALIA RANA OPT R BIG N KEBAKARAN

97 TATACARA PELAPORAN No. Uraian Tata Cara Pelaporan Keterangan A. Tujuan Pelaporan Memudah pemantauan dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana aksi kegiatan serta pelaksanaan kewajiban pelaku usaha dalam berbagai aspek yang menjadi fokus Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Sektor Kehutanan dan Perkebunan pada 24 Provinsi B. Jenis Pelaporan 1 Pelaporan pelaksanaan rencana aksi Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran I Pelaporan pelaksanaan kewajiban pelaku usaha yang sebelumnya diisi 2 oleh pelaku usaha dan diverifikasi oleh pemberi izin Format Pelaporan seperti halnya pada Lampiran II.A (Kehutanan) dan II.B (Perkebunan) C. Waktu Pelaporan 1 Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Maret 2015 (Pemda) Pelaporan Tahap I Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Juni 2015 (Pusat dan 2 Pemda) Pelaporan Tahap II Penyerahan laporan paling lambat tanggal 10 Desember 2015 (Pusat 3 dan Pemda) Pelaporan Tahap III D. Mekanisme Penyampaian Laporan 1 Penyerahan secara langsung (soft copy) 2 Penyerahan melalui 3 Penyerahan melalui pengiriman pos E. Tahapan Penyusunan Laporan a. Mengisikan kolom penjelasan untuk setiap rencana aksi sesuai dengan yang ada pada Lampiran I Melengkapi dokumen pendukung untuk setiap penjelasan pada rencana b. aksi sebagaimana yang telah dicatatkan dalam penjelasan kolom bukti pendukung dari pemda sebagaimana yang ada pada Lampiran I Melengkapi isian data dan status pelaksanaan kewajiban sesuai pada c. matrik dalam Lampiran II. A untuk Kehutanan dan II.B. untuk Perkebunan d. Menyertakan surat pengantar penyampaian laporan Menyampaikan laporan dari Kabupaten/Kota serta Laporan Provinsi E. kepada KPK Diserahkan ke: Tim GN SDA Kehutanan dan Perkebunan, Kedeputian Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi, Jl. H.R. Rasuna Said Kav C-19 Lt.4; Jakarta Selatan-Jakarta. Telp A.n.Mohamad Ibnussoim mohamad.ibnussoim@kpk.go.id; timsdakpk@gmail.com, ext Hp dengan tembusan ke Mohammad Said saidm63@yahoo.com. HP (untuk Kehutanan) dan Midiati, midiatiedward@gmail.com, Hp: (untuk Perkebunan) 97

98 GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

99 PENCEGAHAN KORUPSI Perikanan, Kelautan dan Pelayaran Hak Menguasai Negara Dalam Penyelenggaraan Kelautan, Pesisir, dan Perikanan Pembangunan wilayah laut Pembangunan kelautan Pengelolaan dan pengembangan kelautan dan perikanan Perlindungan lingkungan laut Pertahanan dan penegakan hukum Batas wilayah laut Indonesia tidakpasti karena adanya perbedaan garis pangkal Lemahnya pengendalian dalam tata laksana perizinan: (1) Terdapat indikasi tindak pidana korupsi dan tindak pidana lainnya dalam proses pengurusan SIUP/SIPI/SIKPI (2) Terdapat perusahaan Kapal Ikan Asing yang memperoleh SIUP/SIPI/SIKPI, tercatat bukan sebagai perusahaan penangkapan ikan atau pengangkutan ikan Belum tersedia informasi yang memadai terkait kondisi laut yang diperlukan untuk penyusunan tata ruang laut; 99

100 HASIL KAJIAN KELAUTAN KPK 2014 * No. Permasalahan Jumlah Temuan 1 Permasalahan Terkait Batas Wilayah Laut Indonesia 5 2 Permasalahan Terkait Tata Ruang Wilayah Laut Indonesia 11 3 Permasalahan terkait Ketatalaksanaan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan 25 4 Permasalahan Kelembagaan 7 5 Permasalahan Regulasi 8 TOTAL Rekomendasi/Saran Perbaikan Rencana Aksi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Kelautan Indonesia Pelaporan Rencana Aksi Monitoring dan Evaluasi * Kajian KPK: Sistem Pengelolaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan, Desember

101 8 Permasalahan Utama di Sektor Kelautan 1) Tata batas wilayah laut Indonesia yang belum jelas. 2) Penataan ruang laut yang belum lengkap dan masih bersifat parsial. 3) Peraturan perundang undangan yang belum lengkap dan masih tumpang tindih satu sama lain. 4) Tidak terkendalinya pencemaran dan kerusakan di laut. 5) Lemahnya pengawasan dan penegakan hukum di laut. 6) Sistem data dan informasi terkait wilayah laut, penggunaan ruang laut, dan pemanfaatan sumberdaya yang ada didalamnya, belum lengkap dan tidak terintegrasi 7) Belum optimalnya program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang menggantungkan hidupnya pada laut. 8) Belum optimalnya penerimaan negara dari pemanfaatan ruang laut dan sumberdaya yang ada di dalamnya. 101

102 6 Sasaran Kegiatan 1. Pengembangan sistem data dan informasi yang terintegrasi termasuk database, perizinan, monitoring dan evaluasi. 2. Mendorong perbaikan tatakelola di sektor kelautan 3. Mendorong kepatuhan para pihak dalam melaksanakan kewajibannya. 4. Melakukan harmonisasi terhadap aturan perundang undangan yang terkait. 5. Meningkatkan kapasistas kelembagaan terutama kelembagaan yang berhubungan langsung dengan pengelolaan sumberdaya kelautan. 6. Menjamin perlindungan dan pemberian hak hak masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya kelautan seusai dengan yang ditetapkan oleh UUD 1945 dan aturan perundang undangan lainnya. 102

103 Rendahnya Kontribusi PNBP Sektor Perikanan Laut dibandingkan Nilai Produksi Sektor Perikanan Laut (2008 sampai dengan 2013) Tahun Rincian Nilai Produksi Perikanan Laut 46,598,552,733,000 49,527,135,768,000 59,580,474,171,000 64,452,537,439,000 72,016,210,109,000 77,334,050,000,000 PNBP SDA Perikanan 77,404,162,800 92,039,435,895 91,785,569, ,802,161, ,766,602, ,350,562,720 % PNBP vs Nilai Produksi 0.17% 0.19% 0.15% 0.29% 0.30% 0.30% Sumber : diolah dari data KKP, Sebagai perbandingan, jika menggunakan formula perhitungan royalti batubara minimum sebesar 3% dari nilai penjualan, maka PNBP dari penangkapan ikan akan mencapai sebesar Rp 2,3 Triliun, yang nilainya masih jauh lebih besar dari realisasi PNBP perikanan laut yang sebesar Rp 229,3 Miliar di tahun

104 Penerimaan Negara dari Sektor Perikanan Dalam Milyar Rupiah 80, , , , , , , , , , , , Kontribusi Penerimaan Pajak dari sektor Perikanan selama 5 tahun terakhir dari Total Penerimaan Pajak Nasional 64, Pajak PNBP Hasil Perairan Umum Hasil Perairan Laut < 0,02% ** 72, Sumber: Dirjen Pajak,

105 Daftar Status Perusahaan Kapal Ikan Eks Asing Berdasarkan Hasil Penelusuran Database Perusahaan Pada Kemkumham NO NAMA PEMILIK AKTE PERUSAHAAN JENIS KEGIATAN/USAHA Pertama Terakhir 10 ARAFURA MINA MULYA MARITIM, PT Salinan Akta Nomor : 49, Tanggal 21 Salinan Akta Nomor : 125, Tanggal 23 PERTAMBANGAN BATUBARA September 2006 yang dibuat dan Desember 2013 yang dibuat dan PEMBANGUNAN disampaikan oleh Notaris Bonar disampaikan oleh Notaris RM. Sihombing, SH Soediarto Soenarto, SH BERTINDAK SEBAGAI PENGEMBANG PERTAMBANGAN BIJIH URANIUM DAN THORIUM 16 ASROBEN, PT. tidak ditemukan tidak ditemukan 21 BALI OCEAN ANUGRAH LINGER INDONESIA, PT tidak ditemukan tidak ditemukan 22 BALI PACIFIC NUSANTARA, PT. tidak ditemukan tidak ditemukan 49 EMPAT BINTANG KAWANUA, PT tidak ditemukan tidak ditemukan 54 FISCHO MARINDO UTAMA, PT tidak ditemukan tidak ditemukan 77 INDUSTRI PERIKANAN TERPADU CHIU SHIH. PT tidak ditemukan tidak ditemukan 78 ING ING tidak ditemukan tidak ditemukan 88 JASA MORINDO MANDIRI, PT. Salinan Akta Nomor : 125, Tanggal 29 Desember 1995 yang dibuat oleh Notaris RIA ADJI HENDARTO, SH dan Salinan Akta Nomor : 49, Tanggal 21 Januari 2014 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Justitia Salinan Akta Nomor : 83, Tanggal 6 Mei Ferryanto, SH 2002 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Hatma Wigati Kartono, SH 90 JAYA KOTA, CV. tidak ditemukan tidak ditemukan 124 OCEAN INDO STAR PRATAMA, PT. tidak ditemukan tidak ditemukan 164 SUDITA PRIMA, PT. tidak ditemukan tidak ditemukan 181 WAILAN PRATAMA, CV. 182 WAILAN PRATAMA, PT Salinan Akta Nomor : 201, Tanggal 17 April 2008 dan Salinan Akta Nomor : 323, Tanggal 30 April 2008 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Dr. Irawan Soerodjo, SH., MSi. Sumber : Diolah dari Data KKP dan Database Perusahaan pada KemenkumHAM, 2014 Salinan Akta Nomor : 8, Tanggal 2 Juli 2013 yang dibuat dan disampaikan oleh Notaris Mintje Waani, SH PERDAGANGAN DISTRIBUTOR,AGENT DAN SEBAGAI PERWAKILAN DARI BADAN BADAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DARAT EKSPEDISI DAN PERGUDANGAN. JASA EKSPEDISI, PENGEPAKAN DAN PERGUDANGAN (BUKAN VEEM) JASA KEBERSIHAN JASA PERIKLANAN DAN REKLAME SERTA PROMOSI DAN PEMASARAN JASA TELEKOMUNIKASI UMUM JASABOGA KONSULTAN BIDANG LAPANGAN MINYAK, GAS DAN PANAS BUMI KONSULTASI PERTANIAN Sejumlah perusahaan tercatat bergerak dibidang non-perikanan seperti pertanian, agrobisnis, pengangkutan darat, pertambangan batubara, percetakan, dan sebagainya. Terdapat perusahaan yang tidak tercatat dalam database perusahaan pada Ditjen AHU Kementerian Hukum dan HAM. AGROINDUSTRI PERTAMBANGAN BATUBARA PEMBANGUNAN BERTINDAK SEBAGAI PENGEMBANG PERTAMBANGAN BIJIH URANIUM DAN THORIUM PERCETAKAN DESAIN DAN CETAK GRAFIS PERDAGANGAN DISTRIBUTOR,AGENT DAN SEBAGAI PERWAKILAN DARI BADAN BA 105

106 Daftar status perusahaan yang mengoperasikan Kapal Ikan eks Asing berdasarkan hasil penelusuran database NPWPpadaDJP No. NAMA PEMILIK KETERANGAN No. NAMA PEMILIK KETERANGAN 1 ARIFIN WIJAYA NPWP Tidak Teridentifikasi 28 PHANG CIAT LIE NPWP Tidak Teridentifikasi 2 BUYUNG KUSNADI NPWP Tidak Teridentifikasi 29 PUSAKA BENJINA ARMADA, PT NPWP Tidak Teridentifikasi 3 ERVINA TANGKULUNG NPWP Tidak Teridentifikasi 30 PUSAKA BENJINA RESOURCES, PT NPWP Tidak Teridentifikasi 4 GUNAWAN NPWP Tidak Teridentifikasi 31 PUTU ARTA NPWP Tidak Teridentifikasi 5 HALIM Als TIUA TJEN NPWP Tidak Teridentifikasi 32 RAMLI NPWP Tidak Teridentifikasi 6 I GUSTI ARYA DAMARYANTA NPWP Tidak Teridentifikasi 33 RANI NPWP Tidak Teridentifikasi 7 I GUSTI NGURAH KETUT EKA PUTRA NPWP Tidak Teridentifikasi 34 RICHI RICHADO NPWP Tidak Teridentifikasi 53 perusahaan/pemilik kapal (28,3%) tidak 8 I KOMANG REDANA NPWP Tidak Teridentifikasi 35 RICO DIAN JAYATAMA, PT NPWP Tidak Teridentifikasi 9 IWAN WANAPUTRA NPWP Tidak Teridentifikasi 36 RIYANTO NPWP Tidak Teridentifikasi memiliki/tidak teridentifikasi NPWPnya dari 10 JUMI ERMIYATI NPWP Tidak Teridentifikasi 37 RUSLI NPWP Tidak Teridentifikasi 11 KADIRAN NPWP Tidak Teridentifikasi 38 RUSTAM NPWP Tidak Teridentifikasi 12 KARYA CIPTA BUANA SENTOSA, PT 187 NPWP perusahaan/pemilik Tidak Teridentifikasi 39 SALIKIN,SE kapal eks asing yang NPWP Tidak Teridentifikasi 13 KASAN NPWP Tidak Teridentifikasi 40 SIANTI MALA NPWP Tidak Teridentifikasi 14 KRISTALIN DWILESTARI.PT NPWP Tidak Teridentifikasi di telusuri 41 SINARINDO TIRTA SEJAHTERA, PT. NPWP Tidak Teridentifikasi 15 KUB. MINA TUNA SEGAR NPWP Tidak Teridentifikasi 42 SUCANDRA NPWP Tidak Teridentifikasi 16 KUNCORO HANDAYA NPWP Tidak Teridentifikasi 43 SUDIANTO NPWP Tidak Teridentifikasi 17 LO AI SIEN NPWP Tidak Teridentifikasi 44 SURYANTO NPWP Tidak Teridentifikasi 18 LOE TIONG PENG NPWP Tidak Teridentifikasi 45 TAIB NPWP Tidak Teridentifikasi 19 MASLIM NPWP Tidak Teridentifikasi 46 TANG TUA TIE NPWP Tidak Teridentifikasi 20 MEITTY SULAMANDA NPWP Tidak Teridentifikasi 47 TJIN LEI NPWP Tidak Teridentifikasi 21 MINA NPWP Tidak Teridentifikasi 48 TRI KUSUMA GRAHA, PT. NPWP Tidak Teridentifikasi 22 MINATAMA MUTIARA, PT NPWP Tidak Teridentifikasi 49 WAHID / AL TJINTIK NPWP Tidak Teridentifikasi 23 MUHDI NPWP Tidak Teridentifikasi 50 WARSONO NPWP Tidak Teridentifikasi 24 NOMEN NPWP Tidak Teridentifikasi 51 WENY YUHADI NPWP Tidak Teridentifikasi 25 NURWAHID NPWP Tidak Teridentifikasi 52 WILLIAM SUTIOSO NPWP Tidak Teridentifikasi 26 NYOMAN SARYA, BSC NPWP Tidak Teridentifikasi 53 YUNGIN PRIMA SENTOSA, PT NPWP Tidak Teridentifikasi 27 OCEAN INDO STAR PRATAMA, PT. NPWP Tidak Teridentifikasi Sumber : Ditjen Pajak Kemenkeu diolah dari data KKP,

107 Daftar Status Perusahaan yang Mengoperasikan Kapal Ikan > 30 Gt Berdasarkan Hasil Penelusuran Database NPWP Perusahaan Pada Ditjen Pajak, Kemenkeu No. NAMA PEMILIK ALAMAT PEMILIK KETERANGAN 1 A GUAT J. KAV POLRI BLOK A 8/199 A RT/RW.006/009, KEL JELAMBAR, KEC GROGOL NPWP Tidak Teridentifikasi PETAMBURAN, JAKARTA BARAT 2 A MOI JL. KPT. Patimura Gg.XII RT. 008 RW. 008, Kel. Mangunharjo, Kec. NPWP Tidak Teridentifikasi Mayangan, Probolinggo Jawa Timur 3 A TIO Plt. Mutiara II No. 23 RT/RW. 03/IX, Kel. Kemboja, Kec.Tpi.Barat,Kota NPWP Tidak Teridentifikasi Tanjung Pinang 4 ABDOLI, H. Blok Madrasah RT. 02 RW. 10, Desa Pabean Udik, Kec. Indramayu, Kab. NPWP Tidak Teridentifikasi Indramayu, Jawa Barat. 5 ABDUL SAMIT TAMPUBOLON Jl. M.H. Samosir No. 29, Sibolga selatan, Sibolga NPWP Tidak Teridentifikasi 6 ACHMAD MOKOA GOW Jl. Poncowati / KPR BNI RT.03 RW.VII, Kelurahan Klawuyuk, Distrik Sorong NPWP Tidak Teridentifikasi Utara 7 ADI JL. KH. Mansyur Probolinggo NPWP Tidak Teridentifikasi 8 AGUS Jl. Tegal Wangi, Gg. Melati Indah No. 1, Sesetan, Denpasar Bali NPWP Tidak Teridentifikasi 9 AGUS GUIDIANTO RSB BLOK CEMPAKA LT.IV/5 RT.014/ RW. 006 Kec. Penjaringan Kota Jakarta NPWP Tidak Teridentifikasi Utara 10 AGUS SUSANTO Taman Wahidin, Kav.35, Rt/Rw.005/001, Desa Sukapura, Kec.Kejaksaan, NPWP Tidak Teridentifikasi Kota Cirebon. 11 AI TJU Kampung Baru Karimun RT. 03/RW. 11 Tanjung Balai Karimun NPWP Tidak Teridentifikasi 12 ALADIN Jl. Teluk Gong Jelambar RT. 012 RW.006 Kel. Pejagalan Kec. Penjaringan NPWP Tidak Teridentifikasi Jakarta Utara 13 ALAN JL. A. Yani RT.05 RW 06 Kel. Meral Kota, Kec. Meral, Kab. Karimun, NPWP Tidak Teridentifikasi Kepulauan Riau 14 ALIMIN, SE,H JL. Raya Sapu Garut No.393.A NPWP Tidak Teridentifikasi 1444 perusahaan/pemilik kapal (70,9%) yang tidak memiliki/tidak teridentifikasi NPWPnya dari 2036 perusahaan/pemilik kapal yang di telusuri 15 AMAN INDAYANG Jl. Mesjid No 32, Kel. Pasar Baru, Kec. Sibolga Kota. Kota Sibolga NPWP Tidak Teridentifikasi Provinsi Sumatera Utara 16 AMAN SAHLAN Jl. Teluk Umar No. 170 A, Lingkungan IV NPWP Tidak Teridentifikasi 17 AMIR Jl. Ceningan Sari IV Gg. Mawar 10, Denpasar, Bali NPWP Tidak Teridentifikasi 18 AMIRULLAH Jl Sultan Machmud RT 01/RW XII Tg Pinang Timur NPWP Tidak Teridentifikasi Kepulauan Riau 19 ANDI APT. MTR Bahari Tower B , RT 05/RW 008, Jakarta Utara NPWP Tidak Teridentifikasi 20 ANDI Jelambar Aladin Jl.K No.62 RT.007/RW006 Pejagalan,Kec.Penjaringan Kodya.Jakarta Utara NPWP Tidak Teridentifikasi Sumber : Ditjen Pajak Kemenkeu diolah dari data KKP,

108 Daftar Status Perusahaan yang Mengoperasikan Kapal Ikan > 30 Gt Berdasarkan Hasil Penelusuran Database NPWP Perusahaan Pada Ditjen Pajak, Kemenkeu No. NAMA PEMILIK ALAMAT PEMILIK KETERANGAN 1 A GUAT J. KAV POLRI BLOK A 8/199 A RT/RW.006/009, KEL JELAMBAR, KEC GROGOL NPWP Tidak Teridentifikasi PETAMBURAN, JAKARTA BARAT 2 A MOI JL. KPT. Patimura Gg.XII RT. 008 RW. 008, Kel. Mangunharjo, Kec. NPWP Tidak Teridentifikasi Mayangan, Probolinggo Jawa Timur 3 A TIO Plt. Mutiara II No. 23 RT/RW. 03/IX, Kel. Kemboja, Kec.Tpi.Barat,Kota NPWP Tidak Teridentifikasi Tanjung Pinang 4 ABDOLI, H. Blok Madrasah RT. 02 RW. 10, Desa Pabean Udik, Kec. Indramayu, Kab. NPWP Tidak Teridentifikasi Indramayu, Jawa Barat. 5 ABDUL SAMIT TAMPUBOLON Jl. M.H. Samosir No. 29, Sibolga selatan, Sibolga NPWP Tidak Teridentifikasi 6 ACHMAD MOKOA GOW Jl. Poncowati / KPR BNI RT.03 RW.VII, Kelurahan Klawuyuk, Distrik Sorong NPWP Tidak Teridentifikasi Utara 7 ADI JL. KH. Mansyur Probolinggo NPWP Tidak Teridentifikasi 8 AGUS Jl. Tegal Wangi, Gg. Melati Indah No. 1, Sesetan, Denpasar Bali NPWP Tidak Teridentifikasi 9 AGUS GUIDIANTO RSB BLOK CEMPAKA LT.IV/5 RT.014/ RW. 006 Kec. Penjaringan Kota Jakarta NPWP Tidak Teridentifikasi Utara 10 AGUS SUSANTO Taman Wahidin, Kav.35, Rt/Rw.005/001, Desa Sukapura, Kec.Kejaksaan, NPWP Tidak Teridentifikasi Kota Cirebon. 11 AI TJU Kampung Baru Karimun RT. 03/RW. 11 Tanjung Balai Karimun NPWP Tidak Teridentifikasi 12 ALADIN Jl. Teluk Gong Jelambar RT. 012 RW.006 Kel. Pejagalan Kec. Penjaringan NPWP Tidak Teridentifikasi Jakarta Utara 13 ALAN JL. A. Yani RT.05 RW 06 Kel. Meral Kota, Kec. Meral, Kab. Karimun, NPWP Tidak Teridentifikasi Kepulauan Riau 14 ALIMIN, SE,H JL. Raya Sapu Garut No.393.A NPWP Tidak Teridentifikasi 1444 perusahaan/pemilik kapal (70,9%) yang tidak memiliki/tidak teridentifikasi NPWPnya dari 2036 perusahaan/pemilik kapal yang di telusuri 15 AMAN INDAYANG Jl. Mesjid No 32, Kel. Pasar Baru, Kec. Sibolga Kota. Kota Sibolga NPWP Tidak Teridentifikasi Provinsi Sumatera Utara 16 AMAN SAHLAN Jl. Teluk Umar No. 170 A, Lingkungan IV NPWP Tidak Teridentifikasi 17 AMIR Jl. Ceningan Sari IV Gg. Mawar 10, Denpasar, Bali NPWP Tidak Teridentifikasi 18 AMIRULLAH Jl Sultan Machmud RT 01/RW XII Tg Pinang Timur NPWP Tidak Teridentifikasi Kepulauan Riau 19 ANDI APT. MTR Bahari Tower B , RT 05/RW 008, Jakarta Utara NPWP Tidak Teridentifikasi 20 ANDI Jelambar Aladin Jl.K No.62 RT.007/RW006 Pejagalan,Kec.Penjaringan Kodya.Jakarta Utara NPWP Tidak Teridentifikasi Sumber : Ditjen Pajak Kemenkeu diolah dari data KKP,

109 Data Umum Perpajakan Pemilik Kapal (Per Jan. 2015) Jumlah Izin 2036 Pemilik Kapal (100%) Ber NPWP (66%) NPWP Belum Teridentifikasi 632 (34%) *Berdasarkan data Pemilik Kapal > 30 GT Per Januari 2015 Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan

110 Daftar Kabupaten/kota yang Sudah Memiliki Perda RZWP 3 K No. PROVINSI KABUPATEN / KOTA PESISIR NOMOR PERDA 1 Banten 1 Serang No. 2 Tahun JawaTengah 2 Pekalongan No. 17 Tahun Kota Pekalongan No. 4 Tahun JawaTimur 4 Gresik No. 8 Tahun Sulawesi Selatan 5 Sinjai No. 30 Tahun Sulawesi Tenggara 6 Kota Kendari No. 5 Tahun Sulawesi Utara 7 Bolaang Mongondow No. 5 Tahun Kota Bitung 7 Kalimantan Selatan 9 Banjar No. 3 Tahun Kalimantan Timur 10 Berau No. 8 Tahun Papua 11 Sorong No. 26 Tahun Maluku Utara 12 Kota Ternate No. 36 Tahun 2011 Hingga September 2014: 12 Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah menyelesaikan 122 Pemda sedang dalam proses penyusunan 184 Pemda belum menyusun RZWP3K 110

111 LAPORAN VERIFIKASI KAPAL PERIKANAN DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA BELAWAN, SUMUT ( ) NO Uraian SESUAI TIDAK SESUAI Panjang Lebar Dalam GT Panjang Lebar Dalam GT < 30 GT = 72 Kapal Presentase (%) > 30 GT = 154 Kapal Presentase (%) Jumlah = 226 Kapal Jumlah Presentase (%) Kapal Izin Daerah Yang Seharusnnya Izin Pusat No Uraian Kapal (Unit) Prosentase(%) 1 Izin Daerah 3 4,17 2 Izin Pusat 69 95,83 Jumlah ,00 Sumber : PSDKP Belawan, 2015

112 Matriks Rencana Aksi Atas Pengelolaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (Pemerintah Pusat) 112

113 Matriks Rencana Aksi Atas Pengelolaan Ruang Laut dan Sumberdaya Kelautan (Pemerintah Provinsi) 113

114 PELAPORAN KEWAJIBAN PERIZINAN A. KEWAJIBAN PERIZINAN DI BIDANG PERIKANAN TANGKAP 1SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan) 2SIPI ( Surat Izin Penangkapan Ikan) 3SIKPI (Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan) KEWAJIBAN PERIZINAN REKLAMASI B. DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL 1IzinLokasiReklamasi C. 2 Izin Pelaksanaan Reklamasi KEWAJIBAN PERIZINAN PEMANFAATAN PULAU PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA 1 Izin Lokasi Pemanfaatan 2 Izin Pelaksanaan Pemanfaatan CATATAN: Kewajiban setiap pelaku usaha dirinci berdasarkan jenis kegiatan yang dilakukan dan persyaratan/kewajiban yang harus dimiliki oleh setiap pelaku usaha. Pelaksanaan kewajiban oleh setiap pelaku usaha disampaikan ke pemberi izin/pemerintah/instansi (self assessment) yang melakukan pembinaan terhadap pelaku usaha disertai dengan bukti bukti pelaksanaan kewajiban tersebut. Pemberi Izin/Pemerintah melakukan verifikasi terhadap pelaksanaan kewajiban pelaku usaha dan menetapkan status kepatuhan pelaksanaan kewajiban pelaku usaha serta tindak lanjut atas pelaksanaan kewajiban tersebut. Peranan pelaku usaha : usulan kebijakan, pendidikan/kampanye ke masyarakat, D. KEWAJIBAN PERIZINAN BUDIDAYA PERIKANAN 1 Surat Izin Usaha Perikanan Budidaya 2 Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan Budidaya E. KEWAJIBAN PERIZINAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN 1Surat Izin Pemasukan Hasil Perikanan 2 Surat Izin Ekspor Hasil Perikanan F. KEWAJIBAN PERIZINAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN 1Surat Izin Usaha Pengolahan Hasil Perikanan corporate social responsibility, dll. 114

115 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN DI BIDANG PERIKANAN TANGKAP Identitas Perusahaan/Perorangan Identitas Pemilik Identitas Kapal 1) SIUP (Surat Izin Usaha Perikanan) Nama Jenis NPWP Panja No. Nama No. Kapal Kapal Tempat/ Tempat/ Tanda Panj Alamat Perusa No. Keban ng/lo Perusah Akta Nama Alamat Nama Sebelu (Penan Nomor Nomor Tanda Penge ang Perus haan/p KTP gsaan A aan/per Perus Pemilik Pemilik Kapal mnya gkap/p Buku Grosse Selar nal (Met ahaan eroran Pemilik Kapal (Meter orangan ahaan (Jika engang Kapal Akta Kapal er) gan ) Ada) kut) Leba r/b (Met er) Dala m/d (Met er) Tonna ge Kotor (GT) Tonnag e Bersih (NT) Tempat /Tahun Call Pemba Sign ngunan Jenis Juml Kapas Temp Mesin Alat ah itas eratur dan Merk Penag Palka Palka Kapal Alat Mesin (Unit) (m3) (oc) Bantu Bah an Kap al kapan Ikan Nomor Mesin Kekuata Pelab Pelab n Mesin uhan uhan No. Jenis (HP) Pangk Singg SIUP SIUP RPM alan ah PT A PT C PELAKSANAAN KEWAJIBAN 2) SIPI ( Surat Izin Penangkapan Ikan) 3) SIKPI (Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan) Lapora n Pelaksanaan Kewajiban Keuangan Pelaksanaan Kewajiban Terkait Operasional Renc ana Usah a Surat Ketera ngan Domisi li Usaha Pelaksanaan Kewajiban Pelaporan Surat Pernyat aan Kesang gupan Memba ngun, Memiliki, atau Bermitr a dengan UPI Surat pernyat aan kesedia an mematu hi dan melaks anakan semua ketentu an peratur an Surat pernyataa n kebenaran data dan informasi yang disampaik an Pelaksanaan Kewajiban Lingkungan perunda ngundang an Surat Surat Surat Melak Pernyata Pernyata Penya Melakuk Surat Pernya Mengg ukan Penghe an Surat an mpaia an Pernyata Surat taan Surat Memba unakan tindak ntian Kesangg Pernya Surat Kesangg Meneri Kapal Kepe n tindaka an Pernyat Kesan Surat Pernyat ngun, Nakho Penyam Melaku an Penang Surat upan Surat taan Pernyat upan Surat ma, yang milika inform n Kesangg aan ggupan Pernyat aan Memiliki da dan paian kan konse kapan Pernyat Menggun Pernya Kapal aan Menggu Pernya Memb Mengi Digun n asi konserv upan Kesang Meneri aan Kapal, atau ABK Mengg Berop Pend LKU Tindak rvasi ikan aan akan taan yang Kesang nakan taan antu si Log akan Doku terkait asi Menerim gupan ma, Kesang yang Bermitra Berkew Mema unaka erasi aratan setiap an terhad pada Recan Kesang Nakhoda Kesan Diguna gupan Nakhoda Kesan Lapora Kelanc Book Tidak men perbai terhada Spesifi Gamb a, Mengisi Memba gupan Diguna Pemb Pemba dengan argane sang n Alat dala Pada Pela enam Konser ap waktu a gupan dan ABK ggupa kan Mas Untuk dan ABK ggupa n Pemb aran Sesua Terca Untuk Penya kan/do p jenis kasi ar Memban Log Pelabu ntu mengg kan Pelabu Pemba ayara yaran UPI garaan dan Tangk m Pelab pora bulan vasi non penangk N Masa Target Untuk Berkewar n Tidak Jeni a Menjag Berkewa n Produk ayara Tugas, i ntum Setiap mpaia cking spesies Jeni Teknis Renc Data tu Book han No. Kelanc unakan Tidak han yaran n Kewajib yang Indone Meng ap WPP- uhan n yang Terhad ikan apan o. Berla Spesi Menjaga ganegara Memas Tercan s Berl a rganegar Memas si/pena n dan Keten Dalam Trip n LKP ke luar tertentu s Alat ana Kapa Kelancar Sesuai Singga WPP SIK aran satu Tercant Singga Kewaji Kewaji an telah sia aktifka Sesuai NRI Pangk Hasil dilengka ap ikan yang ikan SI ku es Kelestar an ang tum SIKP aku Kelesta aan ang ngkapa Kewaj Menja tuan Daftar Penan Setiap negeri yang SIPI penan Umu l an Ketentu h/pang PI Tugas, orang um h/pang ban ban Retribu memiliki sesuai n denga yang alan Tang pi hasil tertan ditutup PI SIPI Penan ian Indonesia dan Dalam I SIK rian Indonesi dan n/peng iban ga Perat Kapal gkapa 3 kepad terkait gkapa m Tugas, an kalan dan tenaga Dalam kalan PHP Perpaj si Sertifika Ketent Trans n yang suda Sesua kapa dengan tangka gkap dan gkapa Sumber sesuai Menga Daftar PI Sumber a sesuai Menga angkuta PPP Kesela uran yang n Bulan a secara n Ikan Kapal dan Peratur Menjag kualiti Daftar akan Daerah t uan mitter Tertera h i SIPI n realisasi pan secar atau n Ikan daya Ketentua ktifkan Kapal daya Ketentua ktifkan n matan Perun Melak (SLO; syahb ekologi Menjaga an a kontrol Kapal Kelayak Peratur SPKP dalam diteta dan investas sampin a wilayah Ikan dan n Trans yang Ikan n Trans Petug dangundan IUU SIPI/S di tuna, ukan SPB; andar dengan Keselam Perund Kesela yang yang an an SIPI pkan SIKPI idan gan tidak penangk Lingkun Peratura mitter Melaku dan Peratura mitter as atan angundang Petuga i SKPI kan IUU han ang- alan h) ja ikan matan memilik Melaku Pengola Perund permod (bycatc senga apan gannya n SPKP kan Lingkun n SPKP Pema gan Fishin IKPI; pelabu yang Petugas Perundan IUU gannya Perunda ntau g dll) han ditetapk Pemanta an s Fishing (SKP) undan (incid yang g- Fishing ngundanga nan RFMO perika an oleh u Peman gan ental ditutup undanga tau catch) n n

116 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN REKLAMASI DI WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL Identitas Perusahaan/Perorangan 1) Izin Lokasi Reklamasi 2) Izin Pelaksanaan Reklamasi Bukti Kesesuai an Lokasi Surat Reklamas 1:1.000 Skala Nama Keterang Surat i dengan No. Alama NPWP Surat dengan 1: No. Perusa an Izin RZWP-3K Akta t Perusah Keteranga sistem dengan haan/p Penangg Usaha dan atau Perusa Perus aan/pero n Domisili koordina sistem erorang ung Perdag RTRW haan ahaan rangan Usaha t lintang koordina an Jawab angan dari (longitut t lintang Kegiatan instansi e) dan yang bujur berwenan g Peta Lokasi Reklama si dengan Skala (latitute) pada lembar peta Peta Lokasi Sumber Material Reklama si dengan (longitut e) dan bujur (latitute) pada lembar peta Propos al Reklam asi Permo honan Izin Metode Surat Lokasi Dokum Dokum Pelaks Ketera Fotoc Renca Reklam en Nomor en anaan ngan opy Fotoco na asi oleh Hasil Izin Status Luasan Studi Rancan dan Penan Izin py Izin Induk Gubern Pemeri Lokasi Hak Rekla Kelaya gan Jadwal ggung Lokasi Lingku Lokasi ur atau ksaan ReklamTanah masi kan Detail Pelaks Jawab Rekla ngan Reklam Bupati Lapang asi Reklam anaan Kegiat masi asi Walikot an asi Reklam an a asi kepada Menteri Bukti Kepemilik an dan atau Penguas aan Lahan Surat Pernyata an Kesangg upan Untuk Menjaga dan Menjamin Keberlanj utan Kehidupa n dan Penghidu pan Masyarak at Fotoc Fotoc Surat opy opy Perjan Surat Izin Surat jian Izin Lingk Permo Dokum antara Perta Nomor unga honan en Pemo mban Izin Statu nuntu Pelaks Hasil Koordi Lokasi hon gan Pelaks s Hak k anaan Pemeri nat Rekla dan dari anaan Tana Lokas Reklam ksaan Lokasi masi Pihak Daer Reklam h i asi Lapang Pema ah asi Sumb Kepada an sok Pem er Menteri Materi asok al PT A... PELAKSANAAN KEWAJIBAN Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Pelaksanaan Kewajiban Pelaksanaan Kewajiban Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Reklamasi Dalam Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Reklamasi Dalam Reklamasi Terkait Pelaksana Pelaksana Reklamasi Pemberian Akses Kepada Masyarakat Mempertahankan Mata Pencaharian Pemberian Reklamasi Terkait Terkait Pemberdayaan Pelaksanaan Kewajiban Keuangan Kompensasi/Ganti Kerugian Relokasi Pemukiman Masyarakat Pemberian Akses Masyaraka t Untuk Memanfaa tkan Sempadan Pantai Pemberian Akses Masyarakat Menuju Pantai Dalam Menikmati Keindahan Alam Pemberian Akses Kepada Nelayan dan Pembudida ya Ikan Dalam Kegiatan Perikanan Pemberia n Akses Kepada Pelayaran Rakyat Pemberian Akses Masyarakat Untuk Kegiatan Keagamaan dan Adat di Pantai Penyediaan Sarana dan Prasarana Penangkapan Ikan Penyediaan Lokasi dan Prasarana Untuk Budidaya Ikan Penyediaan Sarana dan Prasarana Usaha Kelautan dan Perikanan Lainnya Penyediaa n Mata Pencahari an Alternatif yang Berkelanju tan Pemberian kompensasi sebagai bentuk ganti kerugian (uang tunai) Perbaika n Lingkun gan Penyedia an Pemukim an Penggant i Yang Layak Pelengka pan Sarana dan Prasaran a Pada Lokasi Pemukim an Penggan ti Pemberi an Fasilitas Mate rial Mater ial Pendampi ngan Pelatih an Pembaya ran Kewajiba n PNBP Pembay aran Kewajiba n Perpajak an Pembay aran Kewajiba n Retribusi Daerah Luasa n Rekla masi Renca na Perunt ukan Pembay aran Kewajiba n Pajak Daerah

117 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN PEMANFAATAN PULAU PULAU KECIL DAN PERAIRAN DI SEKITARNYA NPWP Nama No. Alama Perusa No. Perusaha Akta t haan/p an/perora Perus Perus erorang ngan ahaan ahaan an Identitas Perusahaan/Perorangan 1) Izin Lokasi Pemanfaatan 2) Izin Pelaksanaan Pemanfaatan Peta Lokasi Peta Peman Lokasi Surat Keteran gan Penang gung Jawab Kegiata n Surat Izin Usaha Perdag angan Status Perus Surat ahaan Keteran (PMA gan atau Domisili PMD Usaha N) Bukti Kesesua ian Lokasi Pemanf aatan dengan RZWP- 3K dan atau RTRW dari instansi yang berwena ng faatan Sumber denga Material n Pemanf Skala aatande ngan 1:1.00 Skala 0 1:10.00 denga 0 n dengan sistem sistem koordin at lintang (longitu te) dan bujur (latitute ) pada lembar peta koordin at lintang (longitut e) dan bujur (latitute) pada lembar peta Propo sal Pema nfaata n Permo honan Izin Lokasi Pema nfaata noleh Guber nur atau Bupati Waliko ta kepad a Mente ri Surat Doku Nomor Ketera men Luasa Fotoco Izin ngan Hasil Status n py Izin Lokasi Penan Pemer Hak Pema Lokasi Pema ggung iksaan Tanah nfaata Peman nfaata Jawab Lapan n faatan n Kegiat gan an Fotoco py Izin Lingku ngan Renca na Induk Lokasi Peman faatan Metod e Surat Doku Pelaks Permo Nomor Bukti Doku men anaan Menjag honan Izin Kepemil men Luasa Ranca dan a dan Pelaks Pelak Lokasi Renc Studi ikan dan Hasil Koordi Status n ngan Jadwa Menjami anaan sanaa Pema ana Kelaya atau Pemer nat Hak Pema Detail l n Peman n nfaata Perun kan Pengua iksaan Lokasi Tanah nfaata Pema Pelaks Keberla faatan Pema n tukan saan Lapan n nfaata anaan njutan Kepad nfaata Lahan gan n Kehidup a n an dan Menteri PT A... PELAKSANAAN KEWAJIBAN Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Pemanfaatan Dalam Pemberian Akses Kepada Masyarakat Pemberian Akses Masyarakat Untuk Memanfaatk an Sempadan Pantai Pemberian Akses Masyarakat Menuju Pantai Dalam Menikmati Keindahan Alam Pemberian Akses Kepada Nelayan dan Pembudida ya Ikan Dalam Kegiatan Perikanan Pemberian Akses Kepada Pelayaran Rakyat Pemberian Akses Masyarakat Untuk Kegiatan Keagamaan dan Adat di Pantai Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Pemanfaatan Dalam Mempertahankan Mata Pencaharian Penyediaan Sarana dan Prasarana Penangkapan Ikan Penyediaan Lokasi dan Prasarana Untuk Budidaya Ikan Penyediaan Sarana dan Prasarana Usaha Kelautan dan Perikanan Lainnya Penyediaan Mata Pencaharian Alternatif yang Berkelanjutan Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Pemanfaatan Terkait Pemberian Kompensasi/Ganti Kerugian Pemberian kompensasi sebagai bentuk ganti kerugian (uang tunai) Perbaika n Lingkung an Pema nfaata n Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana Pemanfaatan Terkait Relokasi Pemukiman Penyediaa n Pemukima n Pengganti Yang Layak Pelengkap an Sarana dan Prasarana Pada Lokasi Pemukima n Pengganti Surat Pernyat aan Kesang gupan Untuk Penghid upan Masyar akat Pelaksanaan Kewajiban Pelaksana PemanfaatanTerkait Pemberdayaan Masyarakat Pemberi an Fasilitas Pendamping Pelatih an an Pelaksanaan Kewajiban Keuangan Pembayar an Kewajiban PNBP Pembayar an Kewajiban Perpajaka n Pembayar an Kewajiban Retribusi Daerah Pembayar an Kewajiban Pajak Daerah

118 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN BUDIDAYA PERIKANAN No. Nama Perusahaan/Peror angan Identitas Perusahaan/Perorangan No. Akta Perusaha an Alamat Perusahaa n NPWP Perusahaa n/perorang an Surat Keteranga n Penanggu ng Jawab Kegiatan Surat Keteranga n Domisili Usaha Jenis SIUP No. SIUP 1) Surat Izin Usaha Perikanan Budidaya Lokasi Usaha Renca na Usaha Izin Lokasi Surat Pernyataa Izin n Lingkunga Kebenaran n Data dan Informasi PT A Jenis Gross No. SIUP SIKP Akta SIKPI AL I Kapal Buku Kapal PELAKSANAAN KEWAJIBAN 2) Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan Budidaya Pelaksanaan Kewajiban Operasional SIUP Surat Surat Pernyataa Pernyata n Kapal Surat Rencan an tidak a Surat Ukur Internasio nal Surat Tanda Kebang saan Kapal Gamb ar Renca na Umum Kapal Surat Perjanjian Kerjasam a Pengangk utan Dat a Kap al tercantum dalam daftar kapal yang melakuka n IUU Fishing kesanggu pan memasa ng dan mengaktif kan transmitt er SPKP Pernyata an Kebenar an Data yang Disampai kan Paspor, Buku Pelaut, dan Foto Nakhoda Pelabuh an Muat dan Pelabuh an tujuan Kewajib an Keuang an Kewajiba n Operasio nal Kewajiba n Adminsitr atif Kewajib an Lingkun gan Kewajib an Lainnya

119 Nama No. Perusaha an/perora ngan TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN Identitas Perusahaan/Perorangan Surat Keter No. Akta Perus ahaan Alama t Perus ahaan NPWP Perus ahaan /Peror angan angan Pena nggun g Jawa b Kegiat Surat Keter anga n Domi sili Usah a Nam a Sura No. Sura t Izin t Izin Lok asi Usa ha Mak sud dan Tuju an Nam a Ilmia h dan Nam a Dag ang Jenis (Kode HS 10 Digit) 1) Surat Izin Pemasukan Hasil Perikanan Jumlah/ Volume dan Spesifik asi Neg ara Asal Sara na Pen gan gkut an Temp at Pema Jadw al sukan /Tepa Pema t sukan Perun tukan Sumb er Baha n Baku Hasil Perik anan Fotoc opy SKP Fotoco py Sertifik at Pener apan HACC P Surat Rekom endasi dari Provins i an PT A Nama Surat Izin No. Surat Izin Loka si Usa ha Maks ud dan Tujua n Nama Ilmiah dan Nama Dagang Jenis (Kode HS 10 Digit) 2) Surat Izin Ekspor Hasil Perikanan PELAKSANAAN KEWAJIBAN Fotoco py Jumlah/V olume dan Spesifika si Neg Sarana Tempat Jadwal arat Pengang Pengiri Pengiri ujua kutan man man n Sumber Bahan Baku Hasil Perikana n Fotoc opy SKP Sertifik at Pener apan HACC P Surat Rekome ndasi dari Provinsi Dokum en Analisis Eksport Ikan Kewaji ban Keuan gan Kewaji ban Operas ional Kewajib an Adminsi tratif Kewaji ban Lingku ngan Kewajib an Keseha tan/kes elamat an Dokum en Analisi s Importa si Ikan Kewaji ban Lainny a

120 TABEL MONITORING PELAKSANAAN KEWAJIBAN PERIZINAN PENGOLAHAN HASIL PERIKANAN No. Nama Perusahaan/Perorangan No. Akta Perusahaan Identitas Perusahaan/Perorangan Alamat Perusahaan NPWP Perusahaan/Peroranga n Surat Keterangan Penanggung Jawab Kegiatan Surat Keterangan Domisili Usaha PT A 1) Surat Izin Usaha Pengolahan Hasil Perikanan PELAKSANAAN KEWAJIBAN Surat Pernyataan No. Lokasi Rencana Izin Izin Kewajiban Kewajiban Kewajiban Kewajiban Kebenaran SIUP Usaha Usaha Lokasi Lingkungan Keuangan Operasional Adminsitratif Lingkungan Data dan Informasi Jenis SIUP Kewajiban Lainnya

121 Format Kegiatan CSO Pemantauan Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Pusat: mengacu pada Renaksi Pemerintah Pusat No. Rencana Aksi Pemerintah Pusat 1 Penegasan dan Penetapan Batas Wilayah Laut Indonesia Pengintegrasian sistem perencanaan nasional terkait dengan penggunaan 2 ruang laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan 3 Penyempurnaan dan Pelengkapan aturan perundang undangan 4 Pengembangan kapasitas kelembagaan 5 Pengembangan sistem data dan informasi Perbaikan sistem ketatalaksanaan perizinan, pengelolaan penerimaan 6 negara, dan pemberian bantuan sosial/hibah/subsidi 7 Pelaksanaan kewajiban para pihak Progres Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Pusat (Versi Pemerintah Pusat) Pemantauan Pelaksanaan Renaksi Pemerintah Provinsi: mengacu pada renaksi Pemprov No. Rencana Aksi Pemerintah Provinsi 1 Penyusunan tata ruang wilayah laut 2 Penataan Perizinan 3 Pelaksanaan Kewajiban Para Pihak 4 Pemberian dan perlindungan hak hak masyarakat Kegiatan Kampaye/Pendidikan Kepada Publik Progres Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Provinsi (Versi Pemerintah Provinsi) Progres Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Pusat (Versi Hasil Pemantauan CSO) Progres Pelaksanaan Rencana Aksi Pemerintah Provinsi (Versi Hasil Pemantauan CSO) a) Diskusi/workshop/semiloka antara lain dalam rangka revieu dan penyusunan kebijakan, peningkatan kapasitas kelembagaan, pengembangan sistem data, penyusunan program, dll terkait dengan rencana aksi b) Kampanye di media massa/media sosial/dan lain lain terkait dengan kegiatan c) Publikasi dampak/permasalahan dan lain lain terkait kegiatan d) Advokasi antara lain untuk pemberian dan perlindungan hak hak masyarakat 121

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah

Yang Terhormat: Sulawesi Tengah SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN MAKASSAR, 26 AGUSTUS 2015

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pontianak, 9 September 2015 Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pontianak, 9 September 2015 Data dan Informasi Kawasan Hutan 2 KAWASAN HUTAN KALIMANTAN BARAT, KALIMANTAN TENGAH, KALIMANTAN SELATAN,

Lebih terperinci

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI

RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI RAPAT KOORDINASI DAN SUPERVISI ATAS PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PADA 12 PROVINSI DI INDONESIA JAKARTA, 07 FEBRUARI 2014 Direktorat Penelitian dan Pengembangan KEDEPUTIAN PENCEGAHAN AGENDA

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR PERTAMBANGAN MINERBA I. Latar Belakang Sumberdaya mineral dan batubara merupakan salah satu sumber daya alam (natural

Lebih terperinci

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG

EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG EXSPOSE PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN DI PROVINSI LAMPUNG DISAMPAIKAN PADA ACARA MONITORING DAN EVALUASI KORSUPWAS KPK DAN DITJEN MINERBA PEMDA PROVINSI DAN KAB/KOTA GUBERNUR LAMPUNG

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN I. Latar Belakang Hutan sebagai kekayaan Indonesia merupakan kesatuan utuh dalam sistem

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Jakarta, 22

Lebih terperinci

TRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN

TRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN TRANSPARANSI DAN PENCEGAHAN KORUPSI DI SEKTOR INDUSTRI PERTAMBANGAN Jakarta, 6 September 2015 Kedeputian Pencegahan Tugas KPK (UU No.30 Tahun 2002): Komisi Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara yang

Lebih terperinci

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN

MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN SENGKARUT TAMBANG MENDULANG MALANG Disusun oleh Koalisi Anti Mafia Hutan dan Tambang. Untuk wilayah Bengkulu, Lampung, Banten. Jakarta, 22 April 2015 MISKINYA RAKYAT KAYANYA HUTAN No Daerah Hutan Konservasi

Lebih terperinci

JALAN MENUJU PERBAIKAN TATA KELOLA HUTAN. Prof. Hariadi Kartodihardjo 26 April 2016

JALAN MENUJU PERBAIKAN TATA KELOLA HUTAN. Prof. Hariadi Kartodihardjo 26 April 2016 JALAN MENUJU PERBAIKAN TATA KELOLA HUTAN Prof. Hariadi Kartodihardjo 26 April 2016 ISI PEMBAHASAN 1. Keterkaitan dan Ketergantungan 2. Apa yang Kita Hadapi? 3. Pembelajaran dan Implikasinya 4. Catatan

Lebih terperinci

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA

SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA SOSIALISASI DAN SEMINAR EITI PERBAIKAN TATA KELOLA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERBA Oleh : Direktur Pembinaan Program Minerba Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM Denpasar, 25

Lebih terperinci

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara :

Oleh : Ketua Tim GNPSDA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Disampaikan pada acara : Oleh : Ketua Tim GNPSDA Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Gorontalo, 10 Juni 2015 Data dan

Lebih terperinci

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT

Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Oleh : DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT Disampaikan pada Acara : Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Usaha Pertambangan di Provinsi Nusa Tenggara Barat Dalam Rangka Koordinasi - Supervisi

Lebih terperinci

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing

Yang Terhormat: 1. Menteri Kelautan RI / Eselon 1 di KKP. 2. Kepala Staf Kantor Kepresidenan. 3. Ketua Satgas IUU Fishing SAMBUTAN PIMPINAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM KEGIATAN RAPAT MONEV KOORDINASI DAN SUPERVISI GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN 3 PROVINSI (SULAWES SELATAN, SULAWESI TENGAH

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI MINERAL DAN BATUBARA Oleh : GUBERNUR SULAWESI BARAT Disampaikan Dalam Rangka Rapat Monitoring dan Evaluasi GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN

Lebih terperinci

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Oleh : Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Disampaikan pada acara : Rapat Monitoring dan Evaluasi Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Semarang, 20

Lebih terperinci

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR

PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR DINAS ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL PROVINSI JAWA TIMUR PELAKSANAAN UU 23 TAHUN 2014 DI PROVINSI JAWA TIMUR Disampaikan dalam acara : Sosialisasi Standar EITI 2013 dlam kaitan Pelaksanaan UU 23/2014 tentang

Lebih terperinci

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH

MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH MEDAN, 25 MARET 2015 OLEH : GUBERNUR ACEH PEMERINTAH ACEH 2015 RESUME Hasil Koordinasi dan Supervisi Pengelolaan Pertambangan Mineral dan Batubara di Aceh Per 18 Maret 2015 adalah sebagai berikut : 1.

Lebih terperinci

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan

Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan Rapat Monev Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kehutanan dan Perkebunan PROVINSI JAWA TIMUR Semarang, 20 Mei 2015 GERAKAN NASIONAL - PSDA GAMBARAN UMUM JAWA TIMUR KONDISI GEOGRAFIS

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Rapat Teknis Prov. Jabar, Jateng, DIY, Jatim Sektor Kelautan Sektor Pertambangan Sektor Kehutanan dan Perkebunan Semarang, 18 Mei 2015 PENYELAMATAN

Lebih terperinci

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil

Menggali Kehancuran di Sunda Kecil Menggali Kehancuran di Sunda Kecil Pantauan Masyarakat Sipil atas Korsup Minerba di NTT dan NTB Koalisi Anti-Mafia Tambang, Kupang 3 Juni 2015 Kawasan Hutan Lindung dan Hutan Konservasi yang Dibebani Izin

Lebih terperinci

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015

Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO. Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 Monitoring Implementasi Renaksi GN-SDA oleh CSO Korsup Monev GN-SDA Jabar Jateng DIY Jatim Semarang, 20 Mei 2015 #1. Sektor Pertambangan Puluhan ribu hektar kawasan hutan lindung dan konservasi di Jabar,

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN ARAHAN UMUM MKP Jakarta, 21 April 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan

Lebih terperinci

PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Sektor Kehutanan dan Perkebunan Rapat Monev Prov. Bengkulu, Lampung, DKI, Banten Jakarta, 20 April 2015 BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI Ruang Pembenahan

Lebih terperinci

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun

Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun Evaluasi Tata Kelola Sektor Kehutanan melalui GNPSDA (Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam) Tama S. Langkun Pembahasan Kondisi tata kelola hutan di Indonesia. Peran ICW dalam pengawasan Tata Kelola

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

GERAKAN NASIONAL TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN TATA CARA PELAPORAN RENCANA AKSI GNP-SDA KELAUTAN OLEH PEMERINTAH PROVINSI BERSAMA KPK BERANTAS KORUPSI TUJUAN PELAPORAN? Baseline

Lebih terperinci

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan

Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Penataan Ruang dalam Rangka Mengoptimalkan Pemanfaatan Ruang di Kawasan Hutan Disampaikan oleh: Direktur Jenderal Penataan Ruang Komisi Pemberantasan Korupsi - Jakarta, 13 Desember 2012 Outline I. Isu

Lebih terperinci

UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT

UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT UPAYA MEWUJUDKAN 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP MINERBA DI SUMATERA BARAT OLEH: Ir. MARZUKI MAHDI, AK Disampaikan pada Acara Rapat Monitoring dan Evaluasi Kegiatan Korsupwas

Lebih terperinci

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo

PAPARAN PROGRESS. IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo PAPARAN PROGRESS IMPLEMENTASI RENCANA AKSI KORSUP PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM SEKTOR KEHUTANAN DAN PERTAMBANGAN DI PROVINSI GORONTALo SEKTOR KEHUTANAN KONDISI EKSISTING KAWASAN HUTAN PROVINSI GORONTALO

Lebih terperinci

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA

KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA KORUPSI MASIH SUBUR HUTAN SUMATERA SEMAKIN HANCUR OLEH: KOALISI MASYARAKAT SIPIL SUMATERA LBH Pekanbaru Yayasan Mitra Insani HaKI FWI ICW Yayasan Auriga PWYP Indonesia Yayasan HAkA MaTA YCMM Perkumpulan

Lebih terperinci

Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan

Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan Lampiran KESATU Harmonisasi Kebijakan dan Peraturan Perundangan Bab 1. Pendahuluan Konflik perizinan dan hak terjadi atas klaim pada areal yang sama Keluarnya putusan Mahkamah Konstitusi No: 45/PUU-IX/2011

Lebih terperinci

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM

PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA. Biro Keuangan Kementerian ESDM PENGELOLAAN PNBP SDA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA Biro Keuangan Kementerian ESDM Dasar Hukum UU 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak UU 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara UU 33 Tahun

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN Disampaikan pada Acara Monev Gerakan Nasioanal Penyelamatan SDA sektor Kehutanan dan Perkebunan Tanggal 10 Juni 2015 di Gorontalo DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN JENIS

Lebih terperinci

PENYELAMATANSUMBER SEKTORKELAUTAN,PERTAMBANGAN,KEHUTANANDANPERKEBUNAN

PENYELAMATANSUMBER SEKTORKELAUTAN,PERTAMBANGAN,KEHUTANANDANPERKEBUNAN G ERAKAN NASIO NAL PENYELAMATANSUMBER DAYAALAM I NDONESI A SEKTORKELAUTAN,PERTAMBANGAN,KEHUTANANDANPERKEBUNAN DAFTAR ISI Latar Belakang 5 Dasar Kegiatan 13 Sifat Kegiatan 16 Tujuan Kegiatan 17 Lokus dan

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta

PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta PROGRES IMPLEMENTASI 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUPWAS MINERBA di Daerah Istimewa Yogyakarta Overview 5 SASARAN RENCANA AKSI KORSUP KPK Penataan izin usaha pertambangan Pelaksanaan kewajiban keuangan pelaku

Lebih terperinci

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH

PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DITJEN PLANOLOGI KEHUTANAN DAN TATA LINGKUNGAN PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN KPH (Memperkuat KPH dalam Pengelolaan Hutan Lestari untuk Pembangunan Nasional / daerah

Lebih terperinci

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN

PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN PERKEBUNAN JENIS IZIN USAHA PERKEBUNAN Izin usaha perkebunan budidaya (IUP-B) diberikan kepada pelaku usaha dengan luasan 25 hektar atau lebih; Izin usaha perkebunan pengolahan

Lebih terperinci

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain

POTRET KETIMPANGAN v. Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain POTRET KETIMPANGAN Konsentrasi Penguasaan Lahan ada di sektor pertambangan, perkebunan dan badan usaha lain Lebih dari 186.658 hektar area yang ditetapkan kawasan hutan merupakan perkampungan penduduk

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI SULAWESI UTARA, GORONTALO, DAN SULAWESI BARAT GORONTALO, 10 JUNI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL

Lebih terperinci

G E R A K A N N A S I O N A L PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

G E R A K A N N A S I O N A L PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN G E R A K A N N A S I O N A L PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN, PERTAMBANGAN, KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN 2 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam DAFTAR ISI Latar Belakang

Lebih terperinci

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN

CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN CAPAIAN IMPLEMENTASI 4 FOKUS AREA RENCANA AKSI Gerakan Nasional Penyelamatan Sektor Kelautan Indonesia PEMERINTAH PROVINSI BANTEN Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut Penataan Izin Pelaksanaaan Kewajiban

Lebih terperinci

TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM)

TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM) TRANSPARANSI USULAN PENYALURAN PNBP SDA (SISI TUGAS, FUNGSI DAN PERAN BIRO KEUANGAN KESDM) Oleh: Basuki Rahmad Saleh Jogjakarta, 7 Agustus 2017 1 I. Tupoksi Biro Keuangan KESDM II. III. IV. Dasar Hukum

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. 13, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN KEHUTANAN. Dekonsentrasi. Pemerintah. Provinsi. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : P.5/Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN

Lebih terperinci

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN

PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PAPER KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN PEMDA RIAU HARUS MELIBATKAN PUBLIK DALAM GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (GNPSDA) KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI PENGANTAR Hasil kajian Jikalahari menunjukkan

Lebih terperinci

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA 19 PROVINSI DI INDONESIA. Kedeputian Bidang Pencegahan

KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA 19 PROVINSI DI INDONESIA. Kedeputian Bidang Pencegahan KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA 19 PROVINSI DI INDONESIA Kedeputian Bidang Pencegahan Provinsi Bali, 3-4 Desember 2014 Tujuan dan Sasaran TUJUAN: Mendorong terciptanya

Lebih terperinci

Korupsi Sumber Daya Alam Bakoel Coffee, 25 Mei Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan

Korupsi Sumber Daya Alam Bakoel Coffee, 25 Mei Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Korupsi Sumber Daya Alam Bakoel Coffee, 25 Mei 2018 Tama S. Langkun Koordinator Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Pembahasan 1. Penegakan hukum dalam korupsi sumber daya alam. 2. Kerugian negara (kajian

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN MONITORING DAN EVALUASI ATAS GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN [Gorontalo Sulawesi Utara Sulawesi Barat Maluku Utara] GORONTALO, 9 JUNI 2015 1 FOKUS AREA RENCANA

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI BENGKULU, LAMPUNG, DAN BANTEN JAKARTA, 22 APRIL 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015

Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Ringkasan Eksekutif Kajian Sistem Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Sektor Kehutanan 2015 Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki hutan tropis terluas di dunia, dan sebagian

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA ARAHAN UMUM MKP GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN Medan, 24 Maret 2015 I. PENDAHULUAN 1. Hasil kajian KPK (Gerakan Nasional Penyelamatan SD Kelautan) merupakan bahan

Lebih terperinci

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA

KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA KEBIJAKAN MINERAL DAN BATUBARA Jakarta, 25 Januari 2017 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERI DAN SUMBER DAYA MINERAL DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN II. KEBIJAKAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PLANOLOGI KEHUTANAN Jakarta, Juni 2012 KATA PENGANTAR Buku ini merupakan penerbitan lanjutan dari Buku Statistik Bidang Planologi Kehutanan tahun sebelumnya yang

Lebih terperinci

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SEMARANG, 20 MEI 2015 MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI JAWA TENGAH, JAWA BARAT, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (DIY), DAN JAWA TIMUR SEMARANG, 20 MEI 2015 DIREKTORAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG BATUBARA DI KALIMANTAN SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN, Menimbang

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA

PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA PROGRES IMPLEMENTASI 5 (LIMA) SASARAN RENCANA AKSI KOORDINASI DAN SUPERVISI PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DI PROVINSI SUMATERA UTARA Disampaikan oleh : GUBERNUR SUMATERA UTARA Pada Rapat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG Draft 10 November 2008 Draft 19 April 2009 PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.7/Menhut-II/2010P. /Menhut-II/2009 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG

Lebih terperinci

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK

Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Penggunaan Kawasan Hutan untuk Pembangunan Sektor Non Kehutanan Oleh : Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian LHK Disampaikan pada Seminar Nasional yang diselenggarakan Badan Pemeriksa

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR DAN NUSA TENGGARA BARAT KUPANG, 4 JUNI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

Lebih terperinci

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM INDONESIA Rapat Teknis Prov. NTT dan NTB Sektor Pertambangan Kupang, 4 Juni 2015 PENYELAMATAN SDA INDONESIA DAN PEMBERANTASAN KORUPSI Hak Menguasai Negara

Lebih terperinci

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS

RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS REPUBLIK INDONESIA RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2016 TEMA : MEMPERCEPAT PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR UNTUK MEMPERKUAT FONDASI PEMBANGUNAN YANG BERKUALITAS KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PENATAAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN, KEHUTANAN & PERKEBUNAN DI PROVINSI BENGKULU Oleh : H. JUNAIDI HAMSYAH GUBERNUR BENGKULU Rabu, 22 April 2015 Auditorium Gd. Manggala

Lebih terperinci

Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP)

Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP) 147 Gerakan Nasional Penyelamatan Sumber Daya Alam Lampiran 11 Data Perusahaan Perkebunan Penerima Izin Usaha Perkebunan (IUP-B, IUP-P, dan IUP) NO. NAMA PERUSAHAAN DETAIL KETERANGAN (1) (2) 1 PT X DATA

Lebih terperinci

Trend Pemberantasan Korupsi 2013

Trend Pemberantasan Korupsi 2013 Trend Pemberantasan Korupsi 20 Pembahasan. Sumber data dan periode pemantauan 2. Penindakan perkara korupsi 20. Pelaksanaan fungsi koordinasi dan supervisi 4. Kesimpulan 5. Rekomendasi Waktu dan Metode

Lebih terperinci

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 130/Permentan/SR.130/11/2014 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KELAUTAN KERANGKA ACUAN KERJA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBER DAYA ALAM (SDA) INDONESIA SEKTOR KELAUTAN I. Latar Belakang Pembukaan UUD 1945 telah menetapkan kehadiran Pemerintah Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Desa Hijau Untuk Indonesia Hijau dan Sehat Direktorat Pemulihan Kerusakan Lahan Akses Terbuka Direktorat Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. No.522, 2009 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Pelimpahan Kewenangan. Dekonsentrasi. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha) Kawasan Hutan Total No Penutupan Lahan Hutan Tetap APL HPK Jumlah KSA-KPA HL HPT HP Jumlah Jumlah

Lebih terperinci

Minerba One Map Indonesia

Minerba One Map Indonesia Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Minerba One Map Indonesia DASAR HUKUM PP NO. 22/2010 Pasal 36 Ayat (1), (2), (3) dan (4) (1) Pemerintah, Pemerintah Provinsi,

Lebih terperinci

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI)

PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) PENINGKATAN PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN TAHUNAN PEDOMAN TEKNIS KOORDINASI KEGIATAN PENGEMBANGAN TANAMAN TAHUNAN TAHUN 2015 (REVISI) DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN KEMENTERIAN PERTANIAN MARET 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting terhadap tercapainya target APBN yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) merupakan salah satu unsur penerimaan negara yang masuk di dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.6/Menhut-II/2012 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2012 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT

MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT MONITORING DAN EVALUASI ATAS HASIL KOORDINASI DAN SUPERVISI PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PROVINSI MALUKU, PAPUA, DAN PAPUA BARAT AMBON, 13 MEI 2015 DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa mineral dan batubara yang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA MOR : P.25/Menhut-II/2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN (DEKONSENTRASI) BIDANG KEHUTANAN TAHUN 2013 KEPADA 33 GUBERNUR PEMERINTAH PROVINSI

Lebih terperinci

INDIKASI KERUGIAN NEGARA AKIBAT DEFORESTASI HUTAN. Tim Penulis: Egi Primayogha Firdaus Ilyas Siti Juliantari Rachman

INDIKASI KERUGIAN NEGARA AKIBAT DEFORESTASI HUTAN. Tim Penulis: Egi Primayogha Firdaus Ilyas Siti Juliantari Rachman INDIKASI KERUGIAN NEGARA AKIBAT DEFORESTASI HUTAN Tim Penulis: Egi Primayogha Firdaus Ilyas Siti Juliantari Rachman INDIKASI KERUGIAN NEGARA AKIBAT DEFORESTASI HUTAN Hasil Pemantauan di Sektor Kehutanan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. No.1366, 2013 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Izin Khusus. Pertambangan. Mineral Batu Bara. Tata Cara. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK

Lebih terperinci

Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG

Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG Disampaikan Oleh : GUBERNUR LAMPUNG Disampaikan pada Acara Monitoring dan Evaluasi Rencana Aksi yang diinisiasi oleh KKP dan KPK Jakarta, 20 21 April 2015 1. Penyusunan Tata Ruang Wilayah Laut REKOMENDASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang

Lebih terperinci

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN GUBERNUR BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa potensi

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2009 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAMBANGAN. KETENTUAN-KETENTUAN POKOK. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4959) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL LOGAM BESI GUBERNUR JAWA BARAT Menimbang : a. bahwa dalam rangka pengusahaan mineral

Lebih terperinci

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN

PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN PROGRES IMPLEMENTASI RENCANA AKSI PEMERINTAH PROVINSI RIAU DALAM RANGKA GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM SEKTOR KELAUTAN Oleh : H. Arsyadjuliandi Rachman (Plt.Gubernur Riau) NEGARA (Pasal

Lebih terperinci

EVALUASI DAN CAPAIAN ATAS KOORDINASI DAN SUPERVISI SEKTOR KEHUTANAN DAN REFORMASI KEBIJAKAN

EVALUASI DAN CAPAIAN ATAS KOORDINASI DAN SUPERVISI SEKTOR KEHUTANAN DAN REFORMASI KEBIJAKAN EVALUASI DAN CAPAIAN ATAS KOORDINASI DAN SUPERVISI SEKTOR KEHUTANAN DAN REFORMASI KEBIJAKAN Oleh : Ketua TIM GNPSDA Kemen LHK Disampaikan Pada : Indonesia Anti Corruption Forum (IACF) V dan Konferansi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/Permentan/SR.130/11/2013 TENTANG KEBUTUHAN DAN HARGA ECERAN TERTINGGI (HET) PUPUK BERSUBSIDI UNTUK SEKTOR PERTANIAN TAHUN ANGGARAN 2014 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015

Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 Paparan Progres Implementasi 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba di Provinsi Papua PEMERINTAH PROVINSI PAPUA 2015 5 Sasaran Kegiatan Koordinasi dan Supervisi (Korsup) Minerba 1.

Lebih terperinci

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah

Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bangka Tengah Pelaksanaan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dalam Tata Kelola Kegiatan Usaha Pertambangan di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Oleh: ARI YANUAR PRIHATIN, S.T. Kepala Dinas

Lebih terperinci

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku Disampaikan pada : Rapat Monev Gerakan Nasional Penyelamatan Sumberdaya Alam Indonesia Sektor Kelautan Untuk Provinsi Maluku, Papua dan Papua Barat Ambon, 12 Mei

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 217 NOMOR SP DIPA-32.5-/217 DS6-9464-235-812 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No.

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang: a. bahwa mineral dan batubara yang

Lebih terperinci

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 13 TAHUN 2010 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERUYAN, Menimbang : a. bahwa Minyak

Lebih terperinci

MEMBERANTAS KORUPSI DI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM

MEMBERANTAS KORUPSI DI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM MEMBERANTAS KORUPSI DI SEKTOR SUMBER DAYA ALAM KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI 3 Oktober 2016 Laode M Syarif, Ph.D Komisioner KPK KERUGIAN NEGARA, BURUKNYA TATA KELOLA, DAN KORUPSI 16 1,2t 4 Perkara tipikor

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 6 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN USAHA PERTAMBANGAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN, Menimbang : a. bahwa untuk menjamin kepastian hukum

Lebih terperinci

Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc

Ir. DIAH INDRAJATI, M.Sc KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA SINERGITAS KEBIJAKAN PENATAAN DAN KEPEGAWAIAN PERANGKAT DAERAH BERDASARKAN PP NO 18 TAHUN 2016 DENGAN KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN TAHUN 2017 DAN PERCEPATAN

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA RANCANGAN UNDANG-UNDANG PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA PERTAMBANGAN DALAM SISTEM PEMERINTAHAN NKRI (UUD 1945 & UU 32/2004) Kepemilikan (Mineral Right) BANGSA INDONESIA NEGARA Penyelenggaraan Penguasaan

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Pengantar Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara merupakan pelaksana kebijakan Domestic Market Obligation (DMO). Dalam mengimplementasikan kebijakan tersebut

Lebih terperinci

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM

CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN JANUARI DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM CAPAIAN PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN 2016 JANUARI 2017 DIREKTORAT JENDERAL PENEGAKAN HUKUM LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN Pengantar Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Lingkungan Hidup

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT MINERAL LOGAM, MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN DI KABUPATEN BURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN... TENTANG KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 228

Lebih terperinci