BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Konsumen. 1. Pengertian Loyalitas Konsumen

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Konsumen. 1. Pengertian Loyalitas Konsumen"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Konsumen 1. Pengertian Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen bisa dikatakan sebagai individu atau kelompok pemakai dan penikmat suatu produk atau jasa dari pelaku usaha atau penyedia yang berkualitas dan terjadi secara berulang dalam jangka waktu yang lama. Secara harfiah loyal berarti setia, atau loyalitas dapat diartikan sebagai kesetian, kesetiaan ini diambil tanpa adanya paksaan melainkan timbul dari kesadaran diri sendiri yang terjadi seiring waktu dari masa lalu. Usaha yang dilakukan untuk menciptakan loyalitas konsumen lebih cenderung mempengaruhi perilaku konsumen. Artinya konsumen yang loyal adalah konsumen yang menunjukan perilaku membeli poduk atau jasa secara berulang. Menurut Griffin (2005), menyatakan bahw a loyalitas lebih mengacu pada wujud perilaku dari unit-unit pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus-menerus terhadap barang atau jasa dari suatu perusahaan yang dipilih. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Kertajaya (2005), yang mendefinisikan loyalitas sebagai perilaku pelanggan yang melakukan pembelian ulang ( repeat), mereferensikan produk atau jasa yang digunakan kepada orang lain ( revere) dan bersikap kebal terhadap godaan 15

2 16 produk lain ( immune). Sementara itu menurut Hurriyati (2005) menyatakan bahwa loyalitas merupakan manifestasi dari kebutuhan fundamental manusia untuk memiliki, men-support, mendapatkan rasa aman, dan membangun keterikatan serta menciptakan emotional attatchment. Sedangkan loyalitas dalam the oxford english dictionary adalah : a strong feeling of support and allegience a person showing firm and constant support dari definisi tersebut terdapat kata strong feeling yang artinya perasaan yang kuat terhadap suatu hal, baik itu manusia atau benda dalam hal ini jasa yang diterima ataupun merek produk. Perasaan inilah yang menjadi unsur utama untuk menentukan keeratan ikatan emosi serta loyalitas pelanggan. Menurut Supranto (dalam Sinta 2009), menyatakan bahwa loyalitas konsumen dapat didefinisikan sebagai sikap konsumen terhadap suatu produk yang diwujudkan dengan membeli terus menerus produk yang sama sepanjang waktu yang merupakan hasil dari pembelajaran dimana produk tersebut dapat memenuhi harapan konsumen yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun loyalitas konsumen tersebut hadir dari seberapa besar kinerja perusahaan untuk memberikan suatu pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan konsumen tersebut sehingga diperoleh pembelian jangka panjang yang dilakukan konsumen. Hal ini berarti konsumen akan semakin loyal jika kebutuhan konsumen dapat terpenuhi sesuai dengan apa

3 17 yang diharapkannya, untuk itu pelayanan jasa atau produk tentu harus berkualitas karena jika perusahaan mampu memenuhi harapan konsumen pada tingkatan tertentu maka perusahaan akan mampu menciptakan konsumen yang loyal. Berdasarkan pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa loyalitas konsumen akan terjadi jika suatu perusahaan mampu bekerja keras dalam peningkatan pelayanan jasa dan produk untuk memenuhi apa yang dibutuhkan konsumen sesuai dengan apa yang diharapkannya, sehingga konsumen akan menunjukkan perilaku pembelian berulang-ulang dalam menggunakan produk atau jasa dari perusahaan dengan begitu konsumen akan menjadi loyal. 2. Konsep Dan Tahapan Loyalitas Konsumen a). Konsep loyalitas Untuk itu terdapat konsep loyalitas yang ditawarkan mengenai tingkat loyalitas konsumen, menurut Oliver (1999), tingkat loyalitas konsumen terdiri dari empat tahap yakni : (1) Loyalitas Kognitif Tahap dimana pengetahuan langsung maupun tidak langsung konsumen akan merek, dan manfaatnya, dan dilanjutkan ke pembelian berdasarkan pada keyakinan akan superioritas yang ditawarkan. Pada tahap ini dasar kesetiaan adalah informasi tentang produk atau jasa yang tersedia bagi konsumen.

4 18 (2) Loyalitas Afektif Sikap favorable konsumen terhadap merek yang merupakan hasil dari konfirmasi yang berulang dari harapannya selama tahap cognitively loyalty berlangsung. Pada tahap ini dasar kesetiaannya adalah pada sikap dan komitmen konsumen terhadap produk dan jasa sehingga pada tahap ini telah terbentuk suatu hubungan yang lebih mendalam antara konsumen dengan penyedia produk atau jasa dibandingkan pada tahap sebelumnya. (3) Loyalitas Konatif Intensi membeli ulang sangat kuat dan memiliki keterlibatan tinggi yang merupakan dorongan motivasi. (4) Loyalitas Tindakan Menghubungkan penambahan yang baik untuk tindakan serta keinginan untuk mengatasi kesulitan seperti pada tindakan kesetiaan. b). Tahapan Loyalitas Konsumen Setiap konsumen yang loyal memiliki tahapan-tahapan, menurut Griffin (2005), membagi tahapan -tahapan loyalitas konsumen menjadi sebagai berikut : 1) Terduga ( suspects), meliputi semua orang yang mungkin akan membeli barang atau jasa perusahaan, tetapi sama sekali belum mengenal perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan.

5 19 2) Prospek ( prospect), merupakan orang-orang yang memiliki kebutuhan akan produk atau jasa tertentu dan mempunyai kemampuan untuk membelinya. Meskipun belum melakukan pembelian, para prospek telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang atau jasa yang ditawarkan karena seseorang telah merekomendasikan barang atau jasa tersebut kepadanya. 3) Prospek terdiskualifikasi ( disqualified prospects), yaitu prospek yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu, tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang atau jasa tersebut, atau tidak mempunyai kemampuan untuk membeli barang atau jasa tersebut. 4) Pelanggan mula-mula ( first time customer), yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih menjadi pelanggan yang baru. 5) Pelanggan berulang ( repeat customer), yaitu pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula. 6) Klien, orang yang membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan ini sudah kuat dan

6 20 berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk pesaing. 7) Pendukung ( advocates), seperti halnya klien, pendukung membeli barang atau jasa yang ditawarkan dan yang dibutuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Selain itu, mereka mendorong teman-teman mereka agar membeli barang atau jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. Dengan begitu, secara tidak langsung mereka telah melakukan pemasaran dan membawa pelanggan untuk perusahaan. 8) Mitra, merupakan bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung terus-menerus karena kedua pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Berdasarkan konsep dan tahapan diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa konsumen memiliki berbagai macam proses yang bertahap dalam mempersepsikan suatu pelayanan secara psikologis, karena jika konsumen telah memiliki motivasi dalam membeli maka akan terjadi tahap-tahap yang menuju pada konsumen yang menjadi loyal.

7 21 3. Aspek-aspek Loyalitas Konsumen Menurut Griffin (2005), menyatakan bahwa konsumen yang loyal memiliki beberapa aspek sebagai berikut : a. Melakukan pembelian berulang secara teratur ( makes reguler repeat purchases). Pembelian berulang secara teratur adalah pelanggan yang telah membeli produk yang sama sebanyak dua kali atau lebih, atau membeli dua macam produk yang berbeda dalam dua kesempatan yang berbeda pula. b. Melakukan pembelian di semua lini produk atau jasa (purchases across product and service lines). Yaitu orang yang membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan dan dibutuhkan. Mereka membeli secara teratur. Hubungan dengan jenis pelanggan seperti ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak terpengaruh oleh produk asing. c. Merekomendasikan produk lain ( refers other). Konsumen yang mendorong teman-temannya agar membeli barang atau jasa perusahaan atau merekomendasikan perusahaan tersebut pada orang lain. d. Menunjukkan kekebalan dari daya tarik produk sejenis dari pesaing ( demonstrates on immunity to the full of the competition). Yaitu merupakan suatu bentuk hubungan yang paling kuat antara pelanggan dan perusahaan, dan berlangsung

8 22 terus menerus karena kedua belah pihak melihatnya sebagai hubungan yang saling menguntungkan. Tidak jauh berbeda dengan aspek menurut Kotler dan Keller (2006), adalah sebagai berikut: a. Repeat Purchase (kesetian terhadap pembelian produk). b. Retention (ketahanan terhadap pengaruh yang negatif mengenai perusahaan). c. Referalls (mereferensikan secara total asistensi perusahaan). Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa aspek-aspek loyalitas konsumen adalah berdasarkan perilaku yang berulang yang ditunjukkan oleh konsumen terhadap suatu jasa atau produk dengan cara kembali memakai jasa atau produk suatu perusahaan secara berulang dan merekomendasikannya ke pengguna yang lain. Loyalitas konsumen dalam penelitian ini menggunakan aspek dari Griffin (2005) yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam penyusunan alat ukur. Aspek ini digunakan karena aspek-aspek tersebut sesuai dengan penelitian yang akan diukur oleh peneliti, dan sehingga harapannya penelitian yang dilakukan dapat menghasilkan data yang akurat.

9 23 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Loyalitas Konsumen Faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen menurut Dharmmesta dkk (1999), sebagai berikut : a. Harga, faktor harga berkaitan dengan loyalitas konsumen. Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya. b. Pelayanan, kualitas pelayanan menjadi salah satu faktor penting yang dapat membuat konsumen puas, pemasar dapat meningkatkan kualitas pelayanan jasa untuk mengembangkan loyalitas konsumennya. c. Selain itu kualitas produk dan promosi. Konsumen yang memperoleh kepuasan atas produk yang dibelinya cenderung melakukan pembelian ulang produk yang sama. Pemasar yang kurang atau tidak memperhatikan kualitas produk yang ditawarkan akan menanggung resiko tidak loyalnya konsumen. Jika pemasar sangat memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan promosi produk yang intensif, loyalitas konsumennya pada merek yang ditawarkan akan lebih mudah diperoleh. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas konsumen tidak hanya dari harga suatu produk namun perusahaan harus mampu mempertimbangkan hal-hal lain seperti kualitas pelayanan yang ditawarkan baik jasa atau produk yang berkualitas. Bagaimana

10 24 kualitas pelayanan jasa atau produk itu dikembangkan untuk mencapai kebutuhan konsumen, namun hal itu sesuai dengan harapan yang diinginkan konsumen selain itu perusahan perlu untuk melakukan promosi yang intensif. B. Persepsi 1. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, persepsi merupakan proses seseorang untuk mengetahui beberapa hal melalui panca indranya. Menurut Kotler (2007) persepsi adalah proses memilih, menata, menafsirkan stimuli yang dilakukan seseorang agar mempunyai arti tertentu. Stimuli adalah rangsangan fisik, visual dan komunikasi verbal dan non verbal yang dapat mempengaruhi respon seseorang. oleh karena itu perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan meliputi respon terhadap fasilitas, cara pelayanan kesehatan, petugas kesehatan dan pemberian obat yang berwujud persepsi akan menjadi bahan pertimbangan pengguna layanan untuk melakukan pemakaian jasa berulang (Sunaryo 2004). Menurut Robbins dan Judge (2008), persepsi adalah proses dimana individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Namun, apa yang diterima seseorang pada dasarnya bisa berbeda dari realitas objektif. Sedangkan menurut Walgito (2002), persepsi

11 25 merupakan suatu proses yang didahului penginderaan yaitu proses stimulus oleh individu melalui proses sensoris. Namun proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan diproses selanjutnya merupakan proses persepsi. Kotler (2007), menjelaskan bahwa proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh pengalaman, cakrawala, dan pengetahuan individu. Pengalaman dan proses belajar akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera, sedangkan pengetahuan dan cakrawala akan memberikan arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada oleh karena itu proses terjadinya persepsi meliputi : 1. Proses fisik : dimana objek menimbulkan stimulus dan stimulus mengenai alat indera. 2. Proses fisiologi: stimulus yang diterima alat indera kemudian dilanjutkan oleh saraf ke otak. 3. Proses psikologi: terjadi proses pengolahan diotak, sehingga individu menyadari tentang apa yang ia terima dengan alat indera sebagai suatu akibat dari stimulus yang diterima. Persepsi merupakan proses yang melibatkan fisik, fisiologis, dan psikologis berdasarkan stimulus yang diterima oleh alat indra,

12 26 individu akan mempersepsikan objek dan manusia berdasarkan pengalamannya dalam merespon stimulus. Menurut Jalaludin (2011), persepsi merupakan pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Deddy (2005) menyebutkan secara garis besar persepsi manusia dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Persepsi terhadap obyek (lingkungan fisik) : sifat-sifat luar, sedangkan persepsi terhadap orang menanggapi sifat-sifat luar dan dalam (perasaan, motif, harapan, dan sebagainya). Orang akan mempersepsikan anda pada saat anda mempersepsikan mereka. Dengan kata lain, persepsi terhadap manusia bersifat interaktif. b. Persepsi terhadap manusia : melalui lambing-lambang fisik, sedangkan persepsi terhadap orang melalui lambing-lambang verbal dan nonverbal. Orang lebih aktif dari pada kebanyakan obyek dan lebih sulit diramalkan. Berdasarkan teori dan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses kognitif dalam menafsirkan informasi sensoris guna memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan yang melibatkan alat indra dalam merespon suatu stimulus yang ada dilingkungan. Dalam hal ini konsumen yang menggunakan suatu pelayanan jasa ataupun

13 27 produk akan mempersepsikan pelayanan tersebut berdasarkan pengalaman yang dialaminya, bagaimana konsumen dalam melihat pelayanan menggunakan proses penginderaan untuk memberikan pengertian mengenai apa yang dialaminya kemudian proses persepsi. Karena persepsi dapat dilihat dalam arti sempit yaitu penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Proses persepsi tidak dapat terlepas dari proses penginderaan dan proses tersebut merupakan proses pendahulu dari proses persepsi (Leavitt, 1978). C. Quality Function Deployment 1. Pengertian Quality Function Deployment Quality function deployment adalah suatu metode pendukung keputusan proaktif yang diterapkan dalam konteks hubungan yang bijaksana. Menurut Ariani (1999). Quality Function Deployment adalah suatu metode perencanaan dan pengembangan produk secara terstruktur yang memungkinkan tim pengembangan mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan, dan mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik dalam memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut. Metode ini telah dikembangkan pertama kali oleh Yoji Akao dijepang dan muncul sekitar akhir tahun enampuluhan.

14 28 Menurut Cristiano (2001), ada dua alasan utama untuk mengembangkan metode ini : (1) bagaimana memproyeksikan produk yang dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. (2) kebutuhan untuk menyusun diagram kontrol kualitas ( QC Proses chart) dari proses, sebelum produksi aktual. Yang artinya metode yang diterapkan untuk mengontrol kualitas sebelum dipasarkan. Quality function deployment adalah terjemahan bahasa Inggris dari enam ideogram Jepang yang secara bertahap diperkenalkan selama tahun 70-an oleh Yoji Akao dan Shigeru Mizuno. Penyebutan quality function deployment bagi orang jepang yaitu : a. Hinshitsu (atribut produk, atau kualitas), b. Kino (fungsi, mekanisme, kesempatan), c. Tenkay (penyebaran, pengembangan) Terlepas dari itu, menurut Ginn (2010) menyatakan bahwa metode ini perlu dikaitkan dengan total quality managemen (TQM), dimana kepuasan pelanggan ditempatkan sebagai prinsip nomor satu. Selain itu menurut Govers (2001), menyatakan bahwa quality function deployment adalah metode perbaikan produk yang berkelanjutan, yang menekankan pada dampak organisasi belajar dari pada inovasi dan menjadi alat managemen untuk

15 29 model dinamika dalam proses desain. Hal ini yang dimaksudkan adalah metode perbaikan yang menekankan pada organisasi disuatu perusahaan untuk mempelajari apa yang diharapkan konsumen sebelum memulai proses desain. Sedangkan menurut Akao (1990), menyatakan bahwa quality function deployment memberikan metode khusus untuk memastikan seluruh kualitas setiap tahap pengembangan produk dengan penekanan pada desain yang bertahap. Ini adalah metode yang berorientasi pada pelanggan dan yang menerjemahkan permintaan dari pelanggan ke desain dan kualitas target. Sementara konsep quality function deployment merupakan alat untuk mengidentifikasikan kebutuhan pelanggan. Tujuannya adalah untuk menjamin bahwa produk atau jasa yang dihasilkan dapat memenuhi tingkat kualitas yang memuaskan pelanggan. Produk yang dimaksud adalah bukti fisik, contohnya bentuk gedung, luas gedung, lokasi gedung, kebersihan gedung, fasilitas yang disediakan, kenyamanan dan keamanan yang dijamin serta kualitas obat-obatan yang disediakan dan alat-alat yang membantu dalam pengobatan. Salah satu bentuk penilaian kinerja industri adalah penilaian terhadap quality function deployment (QFD). Menurut Sulistyawati (2005), mengungkapkan bahwa penelitian menggunakan quality function deployment mampu mengungkapkan kesenjangan kualitas produk dan layanan

16 30 dengan fakta yang diterima pelanggan sehingga perlu dilakukan tindakan teknis peningkatan sumber daya manusia dan manajemen. Selain itu menurut Tjiptono (2003), menambahkan bahwa fokus utama dari quality function deployment adalah melibatkan pelanggan pada proses pengembangan produk sedini mungkin quality function deployment memungkinkan organisasi untuk lebih memprioritaskan pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut, dan memperbaiki proses hingga tercapai efektivitas maksimum. Kelebihan dari (QFD), adalah dapat mengurangi waktu desain sebesar 40% dan biaya desain sebesar 60% secara bersamaan dengan dipertahankan dan ditingkatkannya kualitas desain. Selain itu ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari quality function deployment yaitu fokus pada pelanggan, efisiensi waktu, orientasi pada kerjasama tim, dan orientasi pada dokumentasi. Berdasarkan pengertian dan uraian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa quality function deployment adalah suatu proses mekanisme yang terstruktur atau suatu metode perencanaan dan pengembangan secara terstruktur untuk menentukan kebutuhan-kebutuhan konsumen ke dalam kebutuhan teknis yang relevan untuk meningkatkan kualitas produk atau jasa dengan memahami harapan konsumen.

17 31 2. Aspek aspek Quality Function Deployment Aspek-aspek quality function deployment menurut Subagyo (2000), antara lain: a. Mengidentifikasi kemauan pelanggan, dalam hal ini pelanggan ditanya mengenai sifat sifat baik yang utama tentang suatu produk. Sifat sifat yang baik ini dikelompokkan dalam beberapa kategori, untuk memudahkan analisis. b. Mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan barang atau jasa. Hal ini didasarkan data yang ada, beberapa macam aktivitas dan sarana dalam menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka menentukan kualitas pemenuhan kebutuhan pelanggan. c. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan ketentuan teknis. Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau tidak berpengaruh sama sekali. Setiap aspek dari konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya terhadap kualitas produk. d. Perbandingan kinerja pelayanan. Pada tahap ini dibandingkan kinerja perusahaan dengan perusahaan pesaing. Nilai yang digunakan untuk yang terbaik adalah lima dan yang terburuk adalah satu. e. Evaluasi pelanggan. Untuk membandingkan pendapat pelanggan tentang kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dengan produk perusahaan pesaing. Nilai yang digunakan dari satu sampai dengan lima, kemudian dibuat rasio antara target dengan

18 32 kualitas setiap kategori kualitas produk. Jika rasio suatu kategori diatas satu, maka kualitas dalam kategori itu kurang baik dan harus ditingkatkan. f. Trade off. Untuk memberikan penilaian pengaruh antar aktivitas atau sarana yang ada satu dengan yang lainnya, yang memiliki pengaruh positif atau negatif. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti menyimpulkan bahwa aspek aspek quality function deployment adalah suatu komponen yang meliputi persyaratan akan kebutuhan konsumen mengenai produk atau jasa seperti apa yang dibutuhkan konsumen, dan bagaimana suatu perusahaan tersebut mampu menyanggupinya dengan merangkul konsumen untuk turut campur tangan dalam proses pengembangan atau pembentukan produk atau jasa yang diinginkan konsumen. Selain itu suatu perusahaan harus mampu mengidentifikasi kemauan konsumen dengan mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan konsumen, bagaimana hubungan antara keinginan konsumen dengan ketentuan teknis, agar dapat berpengaruh kuat. Suatu perusahaan harus mampu membuat perbandingan kinerja pelayanan dan mengevaluasi nilai yang diberikan konsumen. Menurut Subagyo (2000), menyatakan bahwa quality function deployment merupakan cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen, lalu

19 33 menghubungkannya dengan ketentuan teknis untuk menghasilkan barang atau jasa disetiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.

20 34 D. Hubungan Persepsi Quality Function Deployment Dengan Loyalitas Konsumen Hubungan Persepsi qualitily function deployment dengan loyalitas konsumen tidak terlepas dari bagaimana kreatifitas perusahaan yang menyediakan produk atau jasa sesuai dengan kebutuhan konsumen. Keunggulan pelayanan harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan konsumen oleh karena itu untuk mewujudkan suatu pelayanan yang berkualitas yang bermuara pada loyalitas. dibutuhkan identifikasi harapan konsumen sehingga perusahaan mampu melakukan desain dalam pengembangan yang berujung pada pendapatan konsumen tetap atau konsumen yang menjadi loyal. Konsumen yang loyal merupakan aset penting bagi setiap perusahaan atau pelaku usaha karena akan sangat menguntungkan bagi perusahaan, dan konsumen akan loyal jika semua harapannya dapat terpenuhi setelah konsumen memakai produk atau jasa yang ditawarkan. Namun perusahaan sangat perlu memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikan untuk itu diperlukan pembelajaran konsumen sebelumnya yang mendalam untuk pengembangan produk atau jasa agar lebih tepat ketika diproduksikan. Jika produk atau jasa yang ditawarkan sesuai dengan apa yang konsumen inginkan maka konsumen akan

21 35 memberikan persepsi positif terhadap pelayanan tersebut yang mana akan berujung pada loyalitas. Pelayanan yang berkualitas baik jasa atau produk yang diberikan serta pengembangan dalam pelayanan itu sendiri berdasarkan desain dari hasil kebutuhan konsumen diikuti promosi yang intens. dapat mengacu pada kebutuhan konsumen akan keinginan untuk merasakan dan memiliki produk atau jasa tersebut, hal ini disebut proses pembelajaran konsumen. Menurut Assael (1992), pembelajaran konsumen merupakan perubahan dalam perilaku yang terjadi sebagai hasil dari pengalaman masa lalunya. Perilaku konsumen yang demikian disebut pengaruh perilaku (behavioral influence). Sedangkan menurut Sangadji dkk (dalam Yuniarti, 2015), menyatakan bahwa pengalaman yang memainkan peranan dalam proses belajar, dan terminologi belajar itu sendiri yang memiliki makna yang luas. Adapun syarat proses belajar konsumen yaitu sebagai berikut : Pertama adalah motivasi, yaitu daya dorong dalam diri konsumen yang muncul karena adanya kebutuhan. Kedua adalah isyarat, yaitu stimulus yang mengarahkan motivasi dan memengaruhi cara konsumen bereaksi terhadap suatu motivasi. Ketiga adalah respon, yaitu reaksi konsumen terhadap isyarat. Keempat adalah pendorong atau penguatan, yaitu sesuatu yang meningkatkan kecenderungan seorang konsumen untuk

22 36 berperilaku pada masa yang akan datang karena adanya isyarat atau stimulus. Berdasarkan uraian diatas peneliti menyimpulkan bahwa kreadibilitas perusahan dalam melayani dengan quality function deployment yang sesuai dengan kebutuhan konsumen memberikan motivasi tersendiri bagi konsumen, sehingga memberikan isyarat kepada konsumen untuk bereaksi. Pengembangan yang dilakukan perusahaan dalam menentukan kualitas pelayanan yang sesuai kebutuhan konsumenlah yang menentukan juga persepsi dari konsumen dalam memberikan respon dan jika respon itu menetap pada sikap bahwa pelayanan tersebut sesuai dengan apa yang diharapkannya maka akan terjadi pendorongan atau penguatan yang cenderung membuat seorang konsumen agar dapat berperilaku yang sama dimasa mendatang. Dalam arti jika konsumen merasa benar-benar puas maka akan memberikan persepsi yang positif karena pelayanan yang disediakan mampu atau melebihi apa yang diharapkan konsumen maka konsumen akan cenderung loyal sebaliknya jika konsumen merasa tidak puas karena mendapatkan pelayanan yang tidak prima maka konsumen akan memberikan persepsi yang negatif sehingga loyalitas konsumen akan rendah. Berdasarkan penelitian terdahulu menurut Dewi dkk (2012), menyatakan bahwa kepuasan konsumen mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas

23 37 konsumen. Selain itu menurut Akbar dan Parves (2009), memperoleh hasil bahwa kepuasan konsumen membawa dampak positif bagi loyalitas konsumen. Hal ini juga didukung oleh Silalahi dkk (2007), yang menyatakan bahwa kepuasan berpengaruh positif terhadap loyalitas. Ditambahkan juga hasil penelitian sebelumnya menurut Aryani dan Rosinta (2010) yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara variabel kualitas layanan terhadap kepuasan pelanggan. Kualitas layanan juga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung. E. Hipotesis Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, yang telah dikemukakan diatas maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut : Terdapat hubungan yang positif antara persepsi quality function deployment dengan loyalitas konsumen. Semakin positif persepsi quality function deployment maka akan semakin tinggi loyalitas konsumen. Sebaliknya semakin negatif persepsi quality function deployment maka akan semakin rendah tingkat loyalitas konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Service Quality (Kualitas Pelayanan) 2.1.1.1 Pengertian Quality (Kualitas) Menurut Yamit (2004) kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendek, tetapi disisi lain akan sulit dijangkau pelanggan. Marjin laba yang besar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendek, tetapi disisi lain akan sulit dijangkau pelanggan. Marjin laba yang besar BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Harga Harga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Peneliti bernama Nursyafitri (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tarif

BAB II URAIAN TEORITIS. Peneliti bernama Nursyafitri (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tarif BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Peneliti bernama Nursyafitri (2009) dengan judul skripsi Pengaruh Tarif Rp 0,5/ detik kartu Simpati Pede terhadap loyalitas pelanggan P.T Telkomsel Medan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mereka inginkan, bagaimana kebutuhan pelanggan mereka dipuaskan dan faktorfaktor

BAB I PENDAHULUAN. mereka inginkan, bagaimana kebutuhan pelanggan mereka dipuaskan dan faktorfaktor BAB I PENDAHULUAN 1.1. LatarBelakang Fokus pada pelanggan merupakan kunci untuk mencapai keunggulan kompetitif berkelanjutan dalam persaingan bisnis saat ini. Untuk mencapai keunggulan kompetitif dengan

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Definisi Konsep Atau Istilah 2.1.1 Pengertian Kualitas Layanan Layanan dalam konteks bisnis, menurut Tjiptono (2007) kualitas jasa sebagai suatu ukuran seberapa baik tingkat layanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar pada perguruan tinggi (Abbas, 2009). mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan skill sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar pada perguruan tinggi (Abbas, 2009). mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan skill sesuai dengan 13 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Mahasiswa 1. Pengertian Mahasiswa Defenisi Mahasiswa diambil dari suku kata pembentuknya.maha dan siswa, atau pelajar yang paling tinggi levelnya. Sebagai seorang pelajar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan didefinisikan sebagai penilaian pelanggan atas keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh (Zeithaml, 1988:

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Jasa Keunggulan suatu jasa akan sangat ditentukan oleh kualitas, keunikan dan manfaat yang diberikan oleh jasa tersebut, apakah sesuai dengan yang diharapkan oleh pelanggan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen tidak mendapatkan merek yang memuaskan maka ia tidak akan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesetiaan konsumen tidak terbentuk dalam waktu singkat tetapi melalui proses belajar dan berdasarkan hasil pengalaman dari konsumen itu sendiri dari pembelian

Lebih terperinci

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat

BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. yang sangat berarti pada kualitas pelayanan sehingga mempengaruhi pada tingkat BABA II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Pengertian Kualitas Pelayanan Kualitas pelayanan adalah keunggulan yang di harapkan dan mengendalikan atas tingkat keunggulan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Jasa Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit. Kata jasa itu sendiri mempunyai banyak arti, dari mulai pelayanan personal (personal service)

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian Nasution (2009) berjudul Pengaruh Nilai Pelanggan (Customer Value) terhadap Loyalitas pada PT. Pelita Fajar Utama Medan. Variabel yang diteliti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 30 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Persepsi Harga Harga adalah jumlah uang (kemungkinan ditimbang beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Merek (brand) Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai: Nama, istilah, tanda, lambang, atau desain, atau kombinasinya, yang dimaksudkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN

IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN IMPLEMENTASI RELATIONSHIP MARKETING SEBAGAI STRATEGI MEMPERTAHANKAN LOYALITAS PELANGGAN Indri Hastuti Listyawati Akademi Manajemen Administrasi (AMA) YPK Yogyakarta ABSTRAK Strategi mempertahankan kesetiaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Experiential Marketing Schmitt dalam Kustini (2007:47) experiential marketing merupakan cara untuk membuat pelanggan menciptakan pengalaman melalui panca indera

Lebih terperinci

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN Pendahuluan Dasar dari orientasi pemasaran yang dibentuk dengan baik adalah hubungan pelanggan yang kuat Pemasar harus berhubungan

Lebih terperinci

Dan peningnya untuk meningkatkan irst-ime customer menjadi lifeime buyer adalah :

Dan peningnya untuk meningkatkan irst-ime customer menjadi lifeime buyer adalah : Griin (2003 ; 113), memberikan pengerian loyalitas : When a customer is loyal, he or she exhibits purchase behavior deined as non-random purchase expressed over ime by some decision-making un\it. Dan peningnya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tanggapan yang diinginkan perusahaan dalam pasar sasaran (Kotler,2003). 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan salah satu konsep utama dalam dunia pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinisikan sebagai serangkaian alat pemasaran taktis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Landasan Teori 2.1.1.1 Teori Tahapan Evolusi Pemasaran Teori-teori dalam pemasaran terus berkembang dan menurut Barnes (2003), perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Loyalitas Pelanggan 2.2.1 Definisi Loyalitas Pelanggan Tujuan seseorang membeli produk adalah untuk memenuhi kebutuhan pribadi maupun rumah tangga. Suatu produk akan memuaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Konsep Customer Relationship Marketing Menurup Philip Kotler (2002:22) konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai tujuan organisasional yang ditetapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk. memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk. memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya manusia memiliki keinginan dan kebutuhan untuk memuaskan hidupnya dimana dalam memuaskan kebutuhan manusia sangat beraneka ragam karena untuk

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran

TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pemasaran Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk serta

Lebih terperinci

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol

10 c. Persepsi sikap terhadap penggunaan (attitude) d. Persepsi minat perilaku (behavioral intention to use) Persepsi pengguna terhadap manfaat teknol BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Model Penerimaan Teknologi Technology Acceptance Model (TAM) merupakan salah satu model yang dibangun untuk menganalisis dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membuka pemikiran dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Hal ini seiring dengan keadaan sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin tingginya tingkat pendidikan, ilmu pengetahuan, pesatnya teknologi kedokteran serta kondisi sosial ekonomi masyarakat semakin meningkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2009:5), Pemasaran adalah fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk menciptakan,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 10, Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR LOYALITAS ANGGOTA PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP BELITANG BERSATU

Bisma, Vol 1, No. 10, Februari 2017 FAKTOR-FAKTOR LOYALITAS ANGGOTA PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP BELITANG BERSATU FAKTOR-FAKTOR LOYALITAS ANGGOTA PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP BELITANG BERSATU ABSTRAKSI Karsianus Lapang karsianus.90@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Anggota yang tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan pada usaha untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan melalui proses pertukaran (Kotler,2009:5), dalam bukunya

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Perilaku Konsumen Menurut Engel et al. (1994), perilaku konsumen adalah suatu tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Loyalitas Merek 1. Pengertian Loyalitas Merek Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is difined as non random purchase expressed over by some decision

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepuasan Pelanggan Produk dan layanan yang berkualitas berperan penting dalam membentuk kepuasan konsumen, selain itu juga erat kaitannya dalam menciptakan keuntungan bagi perusahaan.

Lebih terperinci

A. Penelitian Terdahulu

A. Penelitian Terdahulu BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Siregar (2008) judul skripsi Analisis Persepsi Kualitas Produk Simpati Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Mahasiswa Manajemen Ekstensi Fakultas Ekonomi. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. customer life value. Nilai seumur hidup pelanggan atau CLV (Customer Life Value)

BAB I PENDAHULUAN. customer life value. Nilai seumur hidup pelanggan atau CLV (Customer Life Value) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelanggan merupakan aset penting bagi perusahaan karena dengan adanya pelanggan, laba dapat diperoleh sehingga tercapainya nilai seumur hidup atau customer life value.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Loyalitas Pelanggan (customer loyalty) Loyalitas atau kesetiaan didefinisikan sebagai komitmen yang dipegang kuat unyuk membeli atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II KERANGKA TEORETIS BAB II KERANGKA TEORETIS 2.1. Teori Tentang Perilaku Konsumen Perilaku konsumen menyangkut masalah keputusan yang diambil seseorang dalam persaingannya dan penentuan untuk mendapatkan dan mempergunakan

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran

II. LANDASAN TEORI. disebabkan karena manusia dapat memenuhi kebutuhannya melalui kegiatan pemasaran II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran 2..1.1 Pengetian Pemasaran Kegiatan pemasaran memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, hal ini disebabkan karena manusia dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Pengertian Hospitality Hospitality merupakan proses hubungan antara guest dan host, yaitu tindakan atau kebiasaan yang hospitable dimana penyambutan atau jamuan terhadap guests,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi. Hal ini juga dialami oleh organisasi atau perusahaan milik negara yang

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi. Hal ini juga dialami oleh organisasi atau perusahaan milik negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era modern sekarang ini perubahan terjadi dengan cepat diberbagai bidang seperti teknologi, industri, dan komunikasi membuat organisasi juga harus berpacu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning)

BAB I PENDAHULUAN. diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsumen belajar dari pengalaman masa lalunya dan perilaku di masa akan datang diprediksi berdasarkan pada perilaku masa lalunya. Pembelajaran (learning) didefinisikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori 2.1.1. Loyalitas Konsumen Loyalitas konsumen merupakan komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer BAB II LANDASAN TEORI 2. Pengertian Manajemen Pemasaran Definisi pemasaran menurut Kotler di dalam buku Subagyo marketing in business (2010:2) Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pelanggan 1. Pengertian Kepuasan Pelanggan Kepuasan pelanggan adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Brand Experience terhadap Customer Satisfaction pada Trans Studio Bandung, maka dapat disimpulkan nilai P value

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Kualitas Layanan Pengertian kualitas pelayanan menurut (Supranto)(2006) adalah sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik. Kemudian

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada objek tertentu, seperti merek, produk, jasa, atau toko(tjahyadi 2006). Pada umumnya merek seringkali dijadikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Pemasaran Manajemen pemasaran menurut Kotler (2010:5) adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan meraih, mempertahankan, serta menumbuhkan pelanggan dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen Menurut Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2004:25) Perilaku konsumen dapat diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Banyak kota di Indonesia khususnya di Kota Bandung yang dikenal akan aneka ragam kuliner yang unik serta memiliki citra rasa yang khas. Di Bandung sebelumnya

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh

II. LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh 11 II. LANDASAN TEORI 2.1 Teori Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada pembahasan mengenai teori umum ini akan menjelaskan teori-teori yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada pembahasan mengenai teori umum ini akan menjelaskan teori-teori yang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum Pada pembahasan mengenai teori umum ini akan menjelaskan teori-teori yang masih berhubungan dengan pembahasan pada penelitian ini. 2.1.1 Definisi Komunikasi Menurut

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kualitas Makanan 2.1.1 Pengetian Kualitas Kualitas merupakan hal yang berperan penting dalam kesuksesan suatu bisnis sama pentingnya dengan kepuasan pelanggan (Gregorie, 2010).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar belakang masalah Persaingan global pada saat ini sudah merupakan fenomena yang tidak dapat dihindari dalam industri. Hal ini ditandai dengan perubahan perubahan yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari ada sebuah proses dimana saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sederhana mengenai analisis kinerja Customer Relationship Management

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. sederhana mengenai analisis kinerja Customer Relationship Management BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 5.1.Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dengan berdasarkan kepada uraian teori-teori dan pengujian analisis korelasi dan regresi linier sederhana

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis Pada bab ini penulis ingin mengemukakan mengenai dasar-dasar yang menjadi pokok pembahasan termasuk yang akan digunakan sebagai pedoman dalam pemecahan permasalahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian pemerintah karena bank merupakan salah satu sumber permodalan yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perubahan dasar dalam sistem perekonomian dan globalisasi telah memunculkan dinamika aktivitas perdagangan dan bisnis di seluruh dunia. Fenomena tersebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Keputusan Pembelian Sebuah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli suatu produk merupakan keputusan pembelian. Setiap produsen pasti menjalankan berbagai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada CV.

BAB II URAIAN TEORITIS. judul Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada CV. BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahu dilakukan oleh David Cristian Marbun (2008) dengan judul Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Loyalitas Pelanggan Pada CV. Anugrah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Customer Relationship Management ( CRM ) Menurut Buttle (2007) bahwa Customer Relationship Management (CRM) adalah strategi bisnis inti yang mengintegrasikan proses dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II KERANGKA TEORI BAB II KERANGKA TEORI 2.1 Landasan Teori Landasan teori merupakan dasar-dasar teori dari berbagai penjelasan para ahli yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan pengkajian terhadap fenomena ataupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Seiring dengan berjalannya waktu kini makanan bukan hanya menjadi kebutuhan pokok tapi juga gaya hidup bagi masyarakat kota.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Keller (2009:6) : Pemasaran adalah fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan menyerahkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan bebas terus bergulir dan sulit untuk dihindari. Terlebih di era kecanggihan informasi dan teknologi seperti sekarang ini, apapun bisa di perjual belikan

Lebih terperinci

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk memuaskan konsumen dengan mengambil keuntungan dari bisnis yang dijalankan. Cara memuaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka Penelitian Yongju Jeong dan Yongsung Lee (2010) yang berjudul A study on the customer satisfaction and customer loyalty of furniture

Lebih terperinci

Lampiran I Metode Penyusunan Kuesioner 30 Responden Variabel Landasan Teori Indikator Pernyataan

Lampiran I Metode Penyusunan Kuesioner 30 Responden Variabel Landasan Teori Indikator Pernyataan 103 Lampiran I Metode Penyusunan Kuesioner 30 Responden Variabel Landasan Teori Indikator Pernyataan CSR CSR adalah tanggung jawab sosialnya dengan memberikan perhatian pada peningkatan kualitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Pemasaran dalam suatu perusahaan akan menghasilkan kepuasan pelanggan serta kesejahteraan konsumen dalam jangka panjang sebagai kunci untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan industri restoran saat ini memiliki peluang dan tantangan usaha yang sangat besar bagi semua industri restoran cepat saji. Kondisi ini menuntut bagi industri

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga, 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan suatu faktor penting dalam suatu siklus yang bermula dan berakhir dengan kebutuhan. Pemasar harus dapat menafsirkan, mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap

BAB II URAIAN TEORITIS. Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Ratni Prima Lita melakukan penelitian (2003) dengan judul Pengaruh Sistem Penyampaian Jasa Terhadap Citra Rumah Sakit dan Dampaknya Terhadap Kepercayaan Pelanggan

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II URAIAN TEORITIS BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perilaku berpindah merek telah dilakukan oleh Purwanto Waluyo dan Pamungkas dan Agus Pamungkas (2003) dengan judul Analisis Perilaku Brand

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen. BAB II LANDASAN TEORI A. LOYALITAS MEREK 1. Definisi Loyalitas Merek Schiffman dan Kanuk (2004) mengatakan bahwa loyalitas merek merupakan hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini sedang berkembang dengan cepat dalam beberapa tahun terakhir. Dalam publikasi hasil survei yang dilakukan

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat

LANDASAN TEORI. teknologi, dan perubahan gaya hidup manusia modern, maka jenis dan tingkat II. LANDASAN TEORI 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran Kegiatan pemasaran adalah kegiatan penawaran suatu produk sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Seiring dengan perkembangan jaman, teknologi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata bukanlah hal yang baru lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Selain

BAB I PENDAHULUAN. wisata bukanlah hal yang baru lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era yang serba mudah seperti saat ini tentunya biro perjalanan wisata bukanlah hal yang baru lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, tidak sulit untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menjadikan komunikasi sangat penting di zaman modern saat ini. Sarana komunikasi sangat memudahkan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan tingkat konsistensi yang tinggi. Loyalitas pelanggan akan menjadi kunci BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Loyalitas Pelanggan A. Pengertian Loyalitas Pelanggan Loyalitas pelanggan adalah kecenderungan pelanggan untuk membeli sebuah produk atau menggunakan jasa

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Persaingan yang sangat kompetitif di era globalisasi sangat sekali memberikan peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang ada di Indonesia. Di satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manajemen Pemasaran sangat penting bagi perusahaan atau organisasi dalam mengelola, mengatur, dan memanfaatkan konsumen sehingga dapat berfungsi secara produktif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk

BAB I PENDAHULUAN. bergerak di bidang industri, perdagangan maupun jasa. Selain itu banyak produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak pada persaingan dunia usaha yang semakin meningkat, baik perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran pemasaran ( Marketing mix)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membeli produk atau jasa yang ditawarkan. Bauran pemasaran ( Marketing mix) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan bagian dari aktivitas pemasaran yang mempunyai peranan cukup penting dalam mempengaruhi konsumen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan,

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, Bab 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di dalam hidup, manusia tidak lepas dari berbagai macam kebutuhan, mulai dari kebutuhan dasar yang harus dipenuhi secara rutin atau disebut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran adalah kegiatan yang menghubungkan antara perusahaan dengan konsumen. Seperti yang diungkapkan oleh Boyld, dkk. (2000:4)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini orientasi pemasaran untuk setiap bidang usaha mulai terlihat mengalami perubahan, semula hanya terfokus pada product oriented kini berubah menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Customer loyalty atau kesetiaan pelanggan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan oleh setiap perusahaan, terutama perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. para pelanggan baik konsumen maupun perantara. Komunikasi pemasaran atau

BAB II KAJIAN PUSTAKA. para pelanggan baik konsumen maupun perantara. Komunikasi pemasaran atau BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi Pemasaran Komunikasi pemasaran merupakan alat efektif untuk berkomunikasi dengan para pelanggan baik konsumen maupun perantara. Komunikasi pemasaran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Pada perkembangan usaha bisnis dalam era globalisasi saat ini yang semakin pesat ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan yang semakin ketat. Keadaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidup untuk berkembang dan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional 1. Variabel penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi semakin lama semakin meningkat dewasa ini, membuat bermunculan macam-macam teknologi terbaru di kehidupan kita, terlebih lagi kita hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Citra Merek 2.1.1 Pengertian Citra Merek Brand image atau citra merek merupakan serangkaian sifat tangible dan intangible, seperti ide, keyakinan, nilai-nilai, kepentingan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi kebijakan otonomi daerah berdasarkan UU 22/1999 tentang Pemerintahan Daerah telah membawa paradigma baru dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini BAB I PENDAHULUAN - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia telah dan akan semakin kompleks. Kebutuhan manusia yang mendasar atau disebut dengan

Lebih terperinci