BAB III TINJAUAN UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN. administrare yang berarti membantu, melayani/memenuhi. Penggunaan kata

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TINJAUAN UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN. administrare yang berarti membantu, melayani/memenuhi. Penggunaan kata"

Transkripsi

1 BAB III TINJAUAN UMUM ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN A. Pengertian Administrasi Kata administrasi secara etimologi berasal dari bahasa latin yaitu administrare yang berarti membantu, melayani/memenuhi. Penggunaan kata administrasi di Indonesia diartikan sebagai proses kegiatan penataan usaha kerja sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu. Pada dasarnya administrasi berfungsi untuk menentukan tujuan suatu organisasi dan untuk merumuskan kebijakan umum. 3 Administrasi merupakan suatu hal yang tidak pernah dapat dipisahkan dari setiap aktivitas kehidupan manusia. Administrasi yaitu keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 4 Administrasi sebagai suatu fenomena sosial, suatu perwujudan tertentu didalam masyarakat modern. Eksistensi dari administrasi ini berkaitan dengan organisasi, artinya administrasi itu terdapat di dalam suatu organisasi. Jadi barang siapa hendak mengetahui adanya administrasi dalam masyarakat ia harus mencari terlebih dulu suatu organisasi yang masih hidup, disitu terdapat administrasi. 5 3 Tedi Sudrajat; Hukum Kepegawaian Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, 2008, Hal : 83 4 Sondang P. Siagian; Filsafat Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal : 2 5 Prajudi Admosudirjo; Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003, Hal : 4

2 Administrasi adalah kegiatan sebagai proses pengendalian usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. 6 Administrasi meliputi penjelasan dan penafsiran mengenai otoritas, konsultasi, partisipasi, gaya kepemimpinan dan lainnya. 7 Administrasi sebagai segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. 8 Administrasi merupakan suatu proses yang biasanya terdapat pada semua usaha kelompok baik usaha pemerintah atau swasta, sipil atau militer baik secara besar-besaran ataupun secara kecil-kecilan. 9 Dari kegiatan administrasi diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa administrasi merupakan suatu proses kerjasama yang dilakukan oleh sekelompok orang dalam suatu lingkup organisasi yang sifatnya rasionalitas untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan bersama sebelumnya. B. Unsur-unsur Administrasi Proses administrasi dapat berlangsung dengan baik haruslah mempunyai unsur-unsur yaitu : dua orang atau lebih, tujuan yang hendak dicapai, tugas yang hendak dilaksanakan, peralatan dan perlengkapan. Unsur-unsur administrasi yang satu sama lain harus diatur tata hubungan dan ikatan didalam rangka membangun suatu administrasi yaitu : 10 6 Hadari Nawawi, Administrasi Personel, Gunung Agung, Jakarta, 1990, Hal : 30 7 Thoha Miftah, Administrasi Kepegawaian Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, Hal : 17 8 The Liang Gire, Administrasi Kepegawaian Moder, Liberty, Yogyakarta, 1996, Hal : 78 9 Leonard D. White, Management, Erlangga, Jakarta, 1995, Hal : 8

3 1. Dua orang manusia atau lebih Mengenai unsur manusia, diperlukan lebih dari satu orang karena seseorang tidak dapat bekerja sama dengan dirinya sendiri. Karena itu harus ada orang lain yang secara sukarela atau dengan cara lain diajak turut serta dalam proses kerja sama itu. 2. Tujuan Terlalu sering orang beranggapan bahwa tujuan proses administrasi harus selalu ditentukan oleh orang-orang yang bersangkutan langsung dalam proses itu. Hal ini menurut dia tidak benar. Tujuan yang hendak dicapai ditentukan oleh semua orang yang langsung terlibat dalam proses administrasi itu. 3. Tugas yang hendak dilaksanakan Berbicara mengenai tugas yang hendak dilaksanakan, orang terlalu sering beranggapan bahwa proses administrasi baru timbul apabila ada kerja sama. Tidak demikian halnya jika diterima pendapat bahwa unsur merupakan bagian yang mutlak dari sesuatu, akan segera terlihat bahwa kerjasama bukan merupakan unsur administrasi, melainkan suatu kondisi yang ideal. 4. Sarana dan Prasarana tertentu Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam suatu proses administrasi tergantung dari berbagai faktor seperti, jumlah orang yang terlibat dalam proses itu, sifat tujuan yang hendak dicapai, ruang lingkup serta aneka ragamnya tugas yang hendak dijalankan, sifat kerjasama yang dapat diciptakan dan dikembangkan. 10 Sondag P. Siagian, Filsafat Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal : 3

4 Apabila Administrasi itu diteliti, selain bermacam-macam pekerjaan yang dilakukan oleh masing-masing orang untuk mencapai tujuan, maka terlibat pula unsur-unsur administrasi umum. Adapun unsur-unsur yang terdapat di dalam administrasi yaitu : Pengorganisasian Pengorganisasian merupakan keseluruhan proses pengelompokan orangorang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 2. Management Management dapat didefenisikan dari dua sudut pandang yaitu sebagai proses penyelenggaraan berbagai kegiatan dalam rungka penerapan tujuan dan sebagai kemampuan atau keterampilan orang yang menduduki jabatan manajerial untuk memperoleh sesuatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain. 3. Tata Hubungan Tata hubungan merupakan rangkaian kegiatan yang sistematis dalam suatu lingkup organisasi. Tata hubungan terdiri dari tujuh tata hubungan kerja yaitu, hubungan kerja hirarkis, hubungan kerja direktif, hubungan kerja koordinatif, hubungan kerja fungsional, hubungan kerja ketatausahaan, hubungan kerja pengawasan, hubungan kerja konsultatif. 11 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Bumi Aksara, 2003, Hal : 15

5 4. Kepegawaian Kepegawaian merupakan suatu aturan tentang cara mengorganisasikan dan memperlakukan orang-orang yang bekerja, sedemikian rupa, sehingga mereka masing-masing akan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya; jadi memperoleh efesiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan untuk kelompoknya, dan disamping juga untuk organisasi, dimana mereka merupakan bagian dalam menentukan kemajuan dan hasil-hasil yang optimal. 5. Keuangan Kegiatan pengelolaan keuangan atau disebut juga administrasi keuangan, perincian kegiatannya meliputi mulai menentukan perkiraan sumber biaya, penggunaannya dan pertanggungjawaban secara sah dalam rangka pencapaian tujuan dari organisasi. 6. Perbekalan Kegiatannya meliputi pengurusan barang-barang perbekalan suatu organisasi yang terdiri atas, penentuan perkiraan barang perbekalan yang diperlukan, pengadaan barang perbekalan, pemakaian barang perbekalan, pertanggungjawaban, penghapusan barang yang tidak diperlukan lagi. 7. Tata Usaha Kegiatan ini menyangkut informasi dan pengurusan surat menyurat untuk suatu organisasi yang meliputi korespondensi kearsipan, sistem informasi manajemen, protokoler atau humas, unsur-unsur administrasi terdiri dari: A. W. Widjaja, Administrasi Kepegawaian Sebagai Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta, 1999, Hal : 38

6 1). Organisasi 2). Manajemen 3). Kepegawaian 4). Keuangan 5). Perlengkapan 6). Pekerjaan kantor (tata usaha) 7). Tata hubungan, dan 8). Perwakilan. Sedangkan unsur-unsur administrasi dalam melaksanakan kebijaksanaan administrasi manajemen PNS yaitu : 13 1) Penetapan norma standar 2) Formasi 3) Pengangkatan 4) Pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil 5) Pemindahan 6) Gaji 7) Tunjangan 8) Kesejahteraan 9) Pemberhentian 10) Hak dan kewajiban 11) Kedudukan hukum 13 Undang-undang RI No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

7 Unsur-unsur administrasi yang satu sama lain harus diatur tata hubungan dan ikatan di dalam rangka membangun suatu administrasi, adapun unsur-unsur dari administrasi yaitu : 14 1). Tujuan (unsur operasional) 2). Management (unsur pimpinan) 3). Pekerja (unsur kekuatan kerja) 4). Modal (unsur kekuatan membeli) 5). Gedung dan Tanah (unsur tempat) 6). Equipment (unsur peralatan dan mesin) 7). Kantor (brain and memori power) 8). Lokasi (unsur lingkungan dan wilayah). Semua unsur-unsur tersebut diatas saling bertautan dengan erat sekali sehingga merupakan kesatuan yang menunjang seluruh kegiatan pokok (proses pekerjaan) dari sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan apapun. C. Fungsi Pokok Administrasi Administrasi adalah sebagai suatu proses dari kegiatan-kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditentukan. Untuk tercapainya tujuan tadi maka, dalam proses penyelenggaraan kegiatan bersama itu digolongkan menurut fungsinya, sehingga administrasi benar-benar dapat dikendalikan pada pelaksana ke arah tujuan. 14 Prajudi Admosudirjo, Administrasi dan Management Umum, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, Hal : 78

8 Mengingat bahwa masalah administrasi di dalam suatu perusahaan sangat penting dan merupakan suatu pola kegiatan kerja sama yang dilaksanakan secara rasional, sadar, terencana dengan organisasi yang teratur serta tujuannya yang jelas. Maka menurut beberapa ahli fungsi administrasi itu sama pengertiannya dengan fungsi manajemen yaitu, Fungsi-fungsi administrasi merupakan kerangka dasar dari peran kegiatan manajerial secara universal yang dikategorikan sebagai berikut : 15 1) Perencanaan (planning) 2) Pengorganisasian (organizing) 3) Pemberian motivasi (motivation) a. Pengisian staf (staffing) b. Mengarahkan (directing) 4) Pengawasan (controling) 5) Penilaian (evaluation) Fungsi-fungsi administrasi dan manajemen itu ialah planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), commanding (pemberian komando), coordinating (pengkoordinasian), controling (pengawasan). 16 Fungsi administrasi adalah merencanakan, mengorganisasikan, melengkapi organisasi dengan orang, menjuruskan, mengkoordinasikan dan mengawasi Muchsam, Hukum Kepegawaian, Bumi Aksara, Jakarta, 1992, Hal : Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal : 6 17 Moekijat, Management Kepegawaian, Cetakan Kelima Alumni, Bandung, 1995, Hal : 105

9 Berdasarkan dari kutipan defenisi tersebut diatas maka jelaslah bahwa administrasi yang menjalankan setiap tugas-tugas dan administrasi harus melakukun fungsi-fungsi administrasi. 1. Planning (Perencanaan) Mengandung arti memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenai masa yang akan datang dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 2. Organizing (Pengorganisasian) Pengorganisasian ialah keseluruhan proses pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan. 3. Actuating (Pengarahan) Mengandung arti sebagai suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berkenan berusaha untuk mencapai sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. 4. Controling (Pengawasan) Merupakan proses penentuan yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan-perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan standar (ukuran).

10 D. Pengertian Kepegawaian Pada umumnya administrasi kepegawaian merupakan segala hal yang menyangkut tentang kedudukan, kewajiban, hak dan pembinaan pegawai. Pegawai merupakan tenaga kerja manusia jasmaniah maupun rohaniah, yang senantiasa dibutuhkan dan karena itu menjadi salah satu modal pokok dalam badan usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu lingkup organisasi. Kata pegawai lebih banyak digunakan dilingkungan pemerintahan, dalam instansi-instansi, dinas-dinas ataupun jawaban-jawaban pemerintahan, senantiasa digunakan kata pegawai dan tidak pernah dipergunakan kata buruh ataupun pekerja. Misalnya pegawai kabupaten atau kotamadya, pegawai perusahaan daerah atau pegawai pemerintah daerah dan lain-lain. Pegawai adalah orang yang bekerja pada pemerintah (perusahaan dan sebagainya), sedangkan Pegawai Negeri Sipil orang yang bekerja pada pemerintah atau negara. 18 Istilah buruh dan pekerja lebih banyak dipergunakan dikalangan swasta, seperti pabrik-pabrik tekstil dan sebagainya. Namun dikalangan swasta kadang dipergunakan juga istilah pegawai, misalnya dikalangan Bank, tidak disebutkan buruh/pekerja Bank, tetapi pegawai Bank. 18 Depdikbud RI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, PN, Balai Pustaka, Jakarta, Hal. 185.

11 Istilah pegawai mengandung pengertian sebagai berikut : 19 1). Menjadi anggota suatu usaha kerja sama (organisasi) dengan maksud memperoleh balas jasa/imbalan kompensasi atau jasa yang telah diberikan, 2). Berada dalam sistem kerja yang sifatnya lugas/pamrih, 3). Berkedudukan sebagai penerima kerja dan berhadapan dengan fihak pemberi kerja (majikan), 4). Kedudukan sebagai penerima kerja itu diperoleh setelah melalui proses penerimaan, 5). Dan akan menghadapi saat pemberhentian (pemutusan hubungan kerja antara pemberi kerja dengan penerima kerja ). Sedangkan istilah pegawai yang digunakan dalam pemerintahan disebut Pegawai Negeri Sipil yang artinya setiap warga negara Republik Indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pegawai merupakan tenaga kerja/orang-orang yang bekerja, sedemikian rupa untuk mencapai dan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya, dan juga memperoleh efesiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan untuk kelompoknya serta untuk organisasi yang merupakan bagian dalam menentukan kemajuan dan hasil-hasil yang optimal. 19 A.W. Widjaja; Administrasi Kepegawaian Sebagai Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta, 1995, Hal : Undang-undang RI Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian. 20

12 E. Pengertian Administrasi Kepegawaian Administrasi kepegawaian dalam lingkup instansi pemerintah tidak dapat dilepaskan dari kegiatan administrasi secara keseluruhan. Bahkan administrasi kepegawaian ini merupakan salah satu unsur dari administrasi tersebut. Sebagai salah satu unsur sifat administrasi kepegawaian masih tetap administrasi hanya sasaran dan kegiatannya ialah tenaga kerja manusia. Administrasi kepegawaian adalah segenap aktivitas yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga kerja untuk mencapai tujuan tertentu, masalah pokoknya adalah terutama berkisar pada penerimaan, pengembangan dan pemberian balas jasa dan pemberhentian. 21 Pengertian administrasi kepegawaian secara luas, dimana ia mendefenisikan administrasi kepegawaian sebagai : 22 a). Ilmu yaitu mempelajari segenap proses penggunaan tenaga manusia sejak penerimaan hingga pemberhentiannya, b). Proses yaitu penyelenggaraan politik kepegawaian atau program kerja serta tujuan yang berhubungan dengan tenaga kerja manusia yang digunakan dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, c). Fungsi yaitu mengatur dan mengurus penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu, 21 The Liang Gie; Administrasi Kepegawaian Daerah, Liberty, Yogyakarta, 1996, Hal : A.W. Widjaja; Administrasi Kepegawaian Sebagai Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta, 1995, Hal : 16

13 d). Seni yaitu seni memilih pegawai baru serta menggunakan pegawai lama dengan cara sedemikian rupa, sehingga dari segenap tenaga kerja manusia itu diperoleh hasil jasa yang maksimal baik mengenai jumlah dan mutunya. Administrasi kepegawaian sebagai suatu aturan tentang cara mengorganisasikan dan memperlakukan orang-orang yang bekerja, sedemikian rupa, sehingga mereka masing-masing akan memperoleh hasil yang sebesar-besarnya dari kemampuannya; jadi memperoleh efisiensi yang maksimum untuk dirinya sendiri dan kelompoknya, dan disamping juga untuk organisasi, dimana mereka merupakan bagian dalam menentukan kemajuan dan hasil-hasil yang optimal. 23 Administrasi kepegawaian adalah merupakan suatu hal yang tidak terlepas dari kegiatan administrasi secara keseluruhan bahkan merupakan salah satu unsur dari administrasi tersebut, dimana sasaran kegiatannya adalah tenaga kerja manusia yang meliputi penerimaan, penempatan, pengembangan dan pemberhentian tenaga kerja. 24 Administrasi kepegawaian adalah kegiatan perencanaan, pengorganisaian dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran perorangan organisasi dan masyarakat. 25 Dari beberapa defenisi administrasi kepegawaian yang dikemukakan diatas maka penulis dapat menarik suatu kesimpulan bahwa administrasi 23 Inu Kencana Syafiie, Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal : Thoha Miftah; Administrasi Kepegawaian Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, Hal : Moekijat; Management Kepegawaian, Cetakan Kelima Alumni, Bandung, 1995, Hal : 57

14 kepegawaian merupakan suatu hal yang berhubungan dengan sumber daya manusia dalam organisasi, penggunaan tenaga manusia sejak penerimaannya hingga pemberhentiannya, penggunaan tenaga kerja manusia dalam suatu usaha kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu. F. Tujuan Administrasi Kepegawaian Sampai saat sekarang masih diakui faktor manusia ini merupakan faktor yang pokok dalam setiap organisasi. Walaupun kenyataannya perkembangan teknologi sekarang bertambah pesat yang mampu memproduksi alat-alat teknologi yang serba bisa mengganti kedudukan manusia. Tetapi faktor manusia masih tetap memegang peranan yang penting di dalamnya. Sebagaimana diketahui bentuk kerjasama apa saja, senantiasa harus dikerjakan oleh manusia. Oleh karena itu, jika pengurusan dan penataan manusia atau tepatnya pengurusan kepegawaian tidak diperhatikan sebaik-baiknya, ada kemungkinan tujuan organisasi yang pokok akan terpengaruh. Dari uraian diatas jelaslah bahwa sasaran administrasi kepegawaian ialah masalah penggunaan tenaga kerja. Administrasi kepegawaian dikembangkan dengan tujuan 26 : 1). Penggunaan secara efektif tenaga kerja manusia. 2). Tercipta, terpelihara serta terkembangkan hubungan kerja yang memberikan suasana kerja yang menyenangkan antar individu yang bekerja sama. 26 A.W. Widjaja; Administrasi Kepegawaian Sebagai Suatu Pengantar, CV. Rajawali, Jakarta, 1995, Hal : 16

15 3). Tercapainya perkembangan yang maksimal bagi masing-masing individu yang bekerja sama tersebut. Tujuan yang ingin dicapai dalam pengurusan kepegawaian yaitu : 27 1). Penggunaan sumber tenaga kerja yang ada secara efektif, 2). Terciptanya hubungan pengembangan individu-individu sebagai pegawai dalam organisasi tersebut dapat dijalankan secara maksimal. Maka dapat disimpulkan bahwa tujuan dari administrasi kepegawaian adalah pengefektifan tenaga kerja manusia dalam penggunaannya dan menciptakan hubungan kerja yang menarik diantara anggota organisasi serta mengusahakan agar pengembangan individu-individu sebagai pegawai dalam organisasi tersebut dapat dijalankan secara maksimal. 27 Thoha Miftah; Administrasi Kepegawaian Daerah, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1990, Hal : 20

16 BAB IV FAKTOR-FAKTOR PERSOALAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN SERTA PERAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI D. Pokok-pokok Persoalan Administrasi Kepegawaian Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-pokok Kepegawaian Pokok-pokok persoalan administrasi kepegawaian adalah menyangkut tentang sarana atau peralatan kerja (instrumen) bagi pimpinan kepegawaian untuk mencapai tujuan administrasi kepegawaian. Jika dirinci maka Administrasi Kepegawaian mencakup pokok-pokok persoalan yang umum dilakukan yaitu : 28 1). Suatu dasar hukum kepegawaian negeri dan administrasi kepegawaian. 2). Adanya satu badan yang menyelenggarakan administrasi kepegawaian, dan langsung bertanggung jawab kepada pimpinan pemerintah serta mempunyai hubungan yang jelas dengan kementriankementrian serta unit-unit pengurusan kepegawaiannya. 3). Perumusan yang jelas terhadap klasifikasi serta jabatan kepegawaian. 4). Pengadaan (recruitment) dan penempatan atau penunjukkan (placement and appointment) berdasarkan suatu sistem yang tidak memihak dan standar-standar tertentu sesuai dengan keperluan pekerjaan/jabatan. 28 Thoha Miftah; Administrasi Kepegawaian Daerah, Galia Indonesia, Jakarta, 1990, Hal : 18

17 5). Sistem promosi dan evaluasi terhadap prestasi kerja pegawai, disiplin, pemindahan atau pergantian jabatan serta pemberhentian 6). Sistem gaji berdasarkan standar-standar tertentu yang objektif sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan dan dapat diubah jika diperlukan. Hal ini dikaitkan dengan pension. 7). Adanya program pendidikan dan latihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan kerja pegawai negeri. 8). Hubungan dengan organisasi-organisasi kepegawaian dan serikatserikat sekerja. 9). Tata usaha kepegawaian dalam arti data kepegawaian individual, absensi, cuti, kenaikan gaji dan lain sebagainya. Pokok-pokok persoalan administrasi kepegawaian yang mencakup : 29 1). Sistem kepegawaian. 2). Sistem pengadaan/penerima pegawai (pemilihan-penyajianpengangkatan-penempatan). 3). Analisa tugas jabatan. 4). Sistem penggolongan jabatan dan kepangkatan. 5). Sistem penggajian. 6). Sistem penilaian kecakapan pegawai. 7). Sistem kenaikan pangkat dan pemindahan jabatan. 8). Disiplin dan hukuman jabatan. 9). Sistem pemberhentian pegawai. 10). Sistem jaminan dihari tua (pensiunan). 29 CST Kansil, Op.cit, Hal : 18

18 Maka dapat disimpulkan bahwa apa yang disebut sebagui pokok-pokok persoalan administrasi kepegawaian ini adalah merupakan hal-hal yang menjadi sarana atau peralatan kerja (instrumen) bagi pimpinan kepegawaian untuk mencapai tujuan administrasi kepegawaian. B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Pegawai 1. Pengertian Kinerja Pegawai melakukan kerja sebagai sumbangan terhadap perusahaan tentu memiliki hasil yang dicapai dari pelaksanaan kerja tersebut, yang dinamakan dengan kinerja atau prestasi kerja. Untuk menghilangkan keragu-raguan pengertian dari kinerja dapat dilihat pada pernyataan berikut ini : Istilah kinerja berasal dari job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. 30 Pernyalaan diatas dengan jelas memperlihatkan bahwa istilah kinerja dengan prestasi kerja yakni hasil kerja yang dinyatakan dalam kualitas dan kuantitas oleh seorang pegawai. Untuk selanjutnya penulis akan menggunakan kinerja sama dengn prestasi kerja. Kinerja adalah sejauhmana seseorang telah memainkan bagiannya dalam melaksanakan strategi organisasi baik dalam merencanakan sasaran yang 30 Mangkunegara; Management Sumber Daya Manusia Cetakan I, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Hal : 67

19 berhubungan dengan peranan seseorang dan data memperlihatkan kompetensi yang relevan bagi organisasi, apakah dalam suatu peranan tertentu. 31 Kinerja dengan sejumlah rangkaian aktifitas jasmaniah dan rohaniah yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. 32 Kinerja secara umum dipahami sebagai suatu catatan keluaran hasil pada suatu fungsi jabatan kerja atau seluruh aktifitas kerjanya dalam periode waktu tertentu. 33 Jadi dalam hal ini kinerja dapat diartikan sebagai suatu kegiatan perseorangan dalam peranannya di suatu organisasi sejak dari perencanaan hingga hasil akhir yang dapat menunjukkan kompetensi secara keseluruhan guna mencapai sasaran dan tujuan organisasi tersebut. 2. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja adalah suatu proses evaluasi baik pegawai mengerjakan pekerjaan mereka ketika dibandingkan dengan satu set standar, dan kemudian mengkomunikasikan informasi tersebut. 34 Penilaian kinerja merupakan proses dimana organisasi berupaya memperoleh informasi yang seakurat mungkin tentang kinerja para anggotanya. Penilaian kinerja harus dilakukan dengan baik karena akan sangat bermanfaat bagi 31 Gibson; Management, Erlangga, Jakarta, 1997, Hal : Sarwoto; Dasar-Dasar Organisasi dan Management, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991, Hal : Savitri; Management Kinerja, MMR UGM, Yogyakarta, 1998, Hal : Mathis dan Jackson; Management Sumber Daya Manusia, Salemba Empat, Jakarta, 2002, Hal : 81

20 organisasi secara keseluruhan, bagi para atasan langsung dan bagi para karyawan yang bersangkutan. 35 Penilaian kerja mengacu kepada suatu sistem formal dan struktur yang mengukur, menilai dan mempengaruhi sifat-sifat yang berkaitan dengan pekerjaan, perilaku dan hasil termasuk tingkat kehadiran. Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang pegawai dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih pada masa yang akan datang sehingga pegawai dan masyarakat semuanya memperoleh manfaatnya. 36 Jadi penilaian kerja menurut pendapat diatas adalah, menilai : i. Pekerjaan ii. Prilaku iii. Hasil iv. Tingkat ketidakhadiran Penilaian kinerja adalah proses melalui mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai kinerja/prestasi kerja pegawai. Kegiatan ini dapat memperbaiki keputusan-keputusan personalia dan memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan kerja mereka. 37 Penilaian kinerja adalah merupakan kegiatan manajer untuk mengevaluasi perilaku dan prestasi kerja pegawai serta menerapkan kebijaksanaan selanjutnya Sondang P. Siagian; Filsafat Administrasi, Bumi Aksara, Jakarta, 2003, Hal : Schuler dan Jackson; Ilmu Administrai Publik, Rineka Cipta, Jakarta, 1998, Hal : T. Hani Handoko, Management, Cetakan Kedua, BPFE, Yogyakarta, 1990, Hal : Malayu Hasibuan, Management Sumber Daya Manusia, Cetakan I, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Hal : 86

21 Pada dasarnya terdapat tiga alasan mengapa penentuan tujuan dapat mempengaruhi kinerja pegawai, antara lain : 39 1). Bahwa penentuan tujuan mempunyai dampak mengarahkan, yaitu memfokuskan aktifitas dalam arah tertentu ketimbang pada arah yang lain. 2). Orang-orang cenderung untuk menggunakan upaya secara proporsional terhadap kesulitan tujuan disebabkan oleh tujuan-tujuan yang telah diterima. 3). Tujuan-tujuan yang sulit akan menghasilkan ketekunan dibandingkan tujuan-tujuan yang mudah. Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realiti (knowledge and skill). Faktor motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi (tujuan kerja). Dengan adanya pengertian kinerja, maka tujuannya tidak lain adalah guna meningkatkan usaha-usaha organisasi. Dengan adanya program ini maka akan didapat produksi yang meningkat, biaya menjadi rendah, kualitas menjadi tinggi, Malayu Hasibuan, Management Sumber Daya Manusia, Cetakan I, Bumi Aksara, Jakarta, 2000, Hal : Mangkunegara, Management Sumber Daya Manusia, Cetakan I, Rineka Cipta, Jakarta, 2000, Hal : 67

22 waktu proses menjadi pendek dan pengaruhnya pada tingkat kebutuhan masyarakat luas yang akan mengalami perubahan. C. Peranan Administrasi Kepegawaian dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Administrasi kepegawaian dalam instansi pemerintah tidak dapat dilepaskan dari kegiatan administrasi secara keseluruhan. Bahkan administrasi kepegawaian ini merupakan salah satu unsur sifat administrasi tersebut. Sebagai salah satu unsur sifat administrasi kepegawaian masih tetap administrasi hanya saja sasaran kegiatannya ialah tenaga kerja manusia. Lingkup kegiatan dari administrasi kepegawaian ini antara lain penempatan, pengembangan dan pemberhentian tenaga kerja dalam rangka memenuhi kebutuhan organisasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dengan demikian sasaran dan lingkup kegiatan administrasi kepegawaian adalah pegawai itu sendiri dengan dimulai dari saat penerimaan sampai dengan pemberhentiannya. Sedangkan kinerja adalah merupakan suatu ukuran yang menggambarkan apakah pegawai tersebut telah melaksanakan syarat dan tata tertib (peraturan) yang telah ditetapkan oleh kantor tempat ia bekerja. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Jadi, administrasi kepegawaian sungat besar peranannya dalam meningkatkan kinerja dalam suatu lingkup organisasi. Karena itu dapat dikatakan

23 bahwa administrasi kepegawaian sangat erat sekali kaitannya dalam mendapatkan pegawai yang mempunyai/memiliki kinerja yang baik. Hal tersebut diatas dapat dilihat, dari tujuan administrasi kepegawaian itu sendiri, dimana salah satu tujuan dari administrasi kepegawaian adalah menggunakan sumber tenaga kerja yang ada secara efektif dan mengusahakan agar pengembangan individu-individu sebagai pegawai dalam organisasi dapat dijalankan dengan maksimal. Sehingga dengan adanya penerapan administrasi kepegawaian yang baik maka diharapakan kinerja pegawai dalam suatu organisasi dan dapat dimaksimalkan. D. Analisis Hasil Penelitian a. Penyajian Data Untuk memperoleh gambaran tentang responden yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini, terlebih dahulu penulis akan menyajikan identitas pegawai di Kantor Kecamatan Lotu. Hal ini diperlukan untuk membantu penulis dalam memahami variabel-variabel yang akan diteliti, yang khususnya dalam pembahasan dan penarikan kesimpulan dalam penelitian. Dengan jumlah responden 31 orang dan dari data yang telah diisi oleh responden dan keseluruhannya kembali semua. Data-data yang dikumpulkan dari lapangan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut :

24 1. Menurut Jenis Kelamin Tabel 1.1. DISTRIBUSI DATA RESPONDEN MENURUT JENIS KELAMIN Jenis Kelamin Frekuensi Persentase Laki-laki 21 67,74% Perempuan 10 32,26% Sumber : Data Jawaban Angket Penelitian 2009 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa di kantor Kecamatan Lotu pegawai yang berjenis kelamin laki-laki yang terbanyak (dominan) yaitu berjumlah 21 orang (67,74%), sedangkan jenis kelamin perempuan sebanyak 10 orang (32,26%), diharapkan dengan perbedaan jumlah pegawai, dimana jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari jenis kelamin perempuan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan dapat bekerja dengan baik. 2. Berdasarkan Umur Tabel 1.2. DISTRIBUSI DATA RESPONDEN MENURUT UMUR Umur Frekuensi Persentase < 20 Tahun 0 0% Tahun 7 22,58% Tahun 12 38,71% Tahun 9 29,03% > 50 Tahun 3 9,68% Sumber : Data Jawaban Angket Penelitian 2009 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di kantor Kecamatan Lotu pegawai yang berumur Tahun merupakan yang terbanyak (dominan) yaitu

25 berjumlah 12 orang (38,71%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa dikantor Kecamatan Lotu mempunyai rata-rata masih dalam usia produktif, sehingga baik segi fisik maupun mental dan pikiran dapat meningkatkan pekerjaan. 3. Berdasarkan Golongan Tabel 1.3. DISTRIBUSI DATA RESPONDEN MENURUT PANGKAT/GOLONGAN Pangkat/Golongan Frekuensi Persentase Ia-Id 0 0% IIa-IId 22 70,97% IIIa-IIId 9 29,03% IVa-IVd 0 0% Sumber : Data Jawaban Angket Penelitian 2009 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di kantor Kecamatan Lotu, pegawai yang golongan (IIa-IId) merupakan yang terbanyak (dominan) yaitu berjumlah 22 orang (70,97%). 4. Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tabel 1.4. DISTRIBUSI DATA RESPONDEN MENURUT PENDIDIKAN YANG DITAMATKAN Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentase SLTP/Sederajat 0 0% SLTA/Sederajat 20 64,52% Diploma (D1,D2,D3) 2 6,45% Sarjana (S1,S2,S3) 9 29,03% Sumber : Data Jawaban Angket Penelitian 2009 Berdasarkan tabel, memperlihatkan sebagian besar responden masih berpendidikan SLTA/Sederajat sebanyak 20 orang (6,52%), tingkat pendidikan

26 sangat mendukung dalam melaksanakan tugas mulai dari perencanaan kerja hingga tercapainya hasil kerja yang maksimal bagi pegawai kantor Kecamatan Lotu, khususnya dibidang administrasi kepegawaian. b. Pembahasan Analisis Data Dalam pembahasan analisa data hasil penelitian yang berjudul Peranan Administrasi Kepegawaian Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Kecamatan Lotu Kabupaten Nias Utara, akan disajikan data dalam bentuk tabel tabulasi data kuantitatif serta dalam bentuk persentase dan untuk menguji nilai kebenaran hipotesis yang diajukan peneliti dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Melalui penyebaran angket untuk variabel bebas (X) Administrasi Kepegawaian berjumlah 20 pertanyaan dan untuk variabel terikat (Y) Kinerja Pegawai sebanyak 20 pertanyaan sesuai dengan data yang terkumpul yang akan disajikan dalam bentuk tabel-tabel sebagai berikut : 1. Variabel bebas (X) Administrasi Kepegawaian a. Penerimaan Pegawai TABEL 1.5 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DI LINGKUNGAN TEMPAT BAPAK/IBU BEKERJA, APAKAH PENERIMAAN PEGAWAI SESUAI DENGAN KEBUTUHAN ATAU BERDASARKAN PADA KEMAMPUAN/KEAHLIAN SESEORANG DIBIDANG TERTENTU Sesuai 14 45,16% Kadang-kadang 16 51,61% Tidak ada 1 3,23% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 1

27 Dari tabel jawaban di atas dapat diketahui bahwa dari 31 responden yang menjawab sesuai sebanyak 14 orang (45,16%), yang menjawab kadang-kadang sebanyak 16 orang (51,61%), dan yang menjawab tidak sesuai sebanyak 1 orang (3,23%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai dikantor Kecamatan Lotu belum sepenuhnya melaksanakan penerimaan pegawai sesuai dengan kebutuhan atau berdasarkan kemampuan/keahlian seseorang dibidang tertentu. TABEL 1.6 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PENERIMAAN PEGAWAI SEBAIKNYA DILAKSANAKAN BERDASARKAN PADA KEKURANGAN JUMLAH PEGAWAI Ya 28 90,32% Kadang-kadang 3 9,68% Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 2 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu pegawai lebih dominan menjawab (ya) sebanyak 28 orang (90,32%). Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan pegawai sebaiknya dilaksanakan berdasarkan pada jumlah kekurangan pegawai.

28 TABEL 1.7 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH SETIAP PEGAWAI YANG DITERIMA BEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU LANGSUNG MENGERJAKAN PEKERJAANNYA TERLEBIH DAHULU TANPA PERLU ADANYA PELATIHAN KERJA Ya 15 48,31% Kadang-kadang 13 41,93% Tidak 3 9,68% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 3 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) sebanyak 15 orang (48,31%). Hal ini menunjukkan bahwa setiap pegawai yang diterima langsung mengerjakan pekerjaannya lebih dahulu tanpa ada pelatihan kerja. TABEL 1.8 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PENERIMAAN PEGAWAI SELAMA INI TELAH MEMENUHI KEKURANGAN JUMLAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU Telah memenuhi 3 9,68% Kurang memenuhi 20 64,51% Tidak memenuhi 8 25,81% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 4 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kurang memenuhi) sebanyak 20 orang (64,51%). Hal ini menunjukkan bahwa penerimaan pegawai yang telah dilaksanakan belum sepenuhnya memenuhi kekurangan jumlah pegawai.

29 TABEL 1.9 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI SETIAP PELAKSANAAN PENERIMAAN PEGAWAI, APAKAH LINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU JUGA IKUT MENERIMA/MEMBUTUHKAN PEGAWAI DIBIDANG TERTENTU Ikut menerima 14 45,16% Kadang-kadang 11 35,48% Tidak 6 19,35% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 5 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ikut menerima) yaitu sebanyak 14 orang (45,16%). Hal ini menunjukkan bahwa setiap pelaksanaan penerimaan pegawai Kantor Kecamatan Lotu ikut menerima/membutuhkan pegawai dibidang tertentu. TABEL 1.10 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI DILINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU DIRASAKAN PERLU DALAM MENINGKATKAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KANTOR Perlu 16 51,61% Kurang perlu 12 38,71% Tidak perlu 3 9,68% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 6 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (perlu) sebanyak 16 orang (51,61%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa perlu adanya

30 pelaksanaan pengembangan pegawai dalam meningkatkan pelaksanaan pekerjaan/tugasnya. TABEL 1.11 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH MENURUT BAPAK/IBU, PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI TELAH DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN KERJA ATAUPUN ATURAN KERJA YANG ADA Telah dilaksanakan 11 35,49% Kadang-kadang 20 64,51% Belum dilaksanakan - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 7 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 20 orang (64,51%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa belum sepenuhnya dilaksanakan upaya pengembangan pegawai sesuai dengan kebutuhan kerja ataupun aturan kerja yang ada. TABEL 1.12 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH DENGAN ADANYA PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI, BAPAK/IBU MENYELESAIKAN PEKERJAAN SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG ADA Ya 17 54,84% Kadang-kadang 12 38,71% Tidak 2 6,45% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 8

31 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (perlu) yaitu sebanyak 17 orang (54,84%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa perlu adanya pelaksanaan pengembangan pegawai untuk menyelesaikan setiap pekerjaan sesuai dengan ketentuan yang ada. TABEL 1.13 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI SEBAIKNYA DILAKSANAKAN KEPADA SETIAP PEGAWAI YANG BARU DITERIMA BEKERJA Ya 16 51,61% Kadang-kadang 9 29,04% Tidak 6 19,35% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 9 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) yaitu sebanyak 16 orang (51,61%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa perlu pelaksanaan pengembangan pegawai dilaksanakan kepada setiap pegawai yang diterima bekerja untuk meningkatkan kinerja pegawai. TABEL 1.14 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PELAKSANAAN PENGEMBANGAN PEGAWAI TELAH DILAKSANAKAN SECARA MERATA TERHADAP SETIAP PEGAWAI DILINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU Telah terlaksana 4 12,90% Masih belum terlaksana 18 58,06% Belum terlaksana 9 29,04% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 10

32 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (masih belum terlaksana) sebanyak 18 orang (58,06%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa belum sepenuhnya dilaksanakan pengembangan pegawai secara merata terhadap setiap pegawai. b. Pemberian Balas Jasa TABEL 1.15 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH BALAS JASA BERDASARKAN PADA JENIS PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN SERTA TANGGUNG JAWAB YANG DIEMBAN Perlu 21 67,74% Kadang-kadang 8 25,81% Tidak 2 6,45% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 11 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (perlu) yaitu sebanyak 21 orang (67,74%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa perlu adanya pemberian balas jasa berdasarkan jenis pekerjaan yang dilaksanakan serta tanggung jawab yang diemban. TABEL 1.16 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PEMBERIAN BALAS JASA DITEMPAT BAPAK/IBU BEKERJA TELAH SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG ADA/BERLAKU Telah sesuai 14 45,16% Kurang sesuai 12 38,71% Tidak sesuai 5 16,13% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 12

33 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (telah sesuai) yaitu sebanyak 14 orang (45,16%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu pemberian balas jasa di lingkungan kerjanya telah sesuai dengan ketentuan yang ada/berlaku. TABEL 1.17 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DENGAN ADANYA PEMBERIAN BALAS JASA YANG MEMADAI, BAPAK/IBU AKAN LEBIH GIAT DALAM MELAKSANAKAN SETIAP TUGAS DAN PEKERJAAN KANTOR Ya % Kadang-kadang - - Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 13 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) yaitu sebanyak 31 orang (100,00%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa bahwa dengan adanya pemberian balas jasa yang memadai akan memberikan semangat kerja yang lebih giat dalam mengerjakan tugas dan pekerjaan kantor. TABEL 1.18 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH SELAMA INI PEMBERIAN BALAS JASA YANG BAPAK/IBU TERIMA TELAH SESUAI DENGAN PEKERJAAN YANG DILAKSANAKAN DAN DAPAT MENCUKUPI KEBUTUHAN Telah sesuai 5 16,13% Kurang sesuai 16 51,61% Tidak sesuai 10 32,26% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 14

34 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kurang sesuai) yaitu sebanyak 16 orang (51,61%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu pemberian balas jasa sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dan kurang dalam memenuhi kebutuhan hidup. TABEL 1.19 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PEMBERIAN BALAS JASA YANG DIBERIKAN PADA BAPAK/IBU SETIAP TAHUNNYA MENGALAMI PENINGKATAN Ya 9 29,04% Kadang-kadang 16 51,61% Tidak meningkat 6 9,35% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 15 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 16 orang (51,61%). Hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu rata-rata tidak sepenuhnya mengalami peningkatan pemberian balas jasa dalam setiap tahunnya.

35 c. Pemberhentian Pegawai TABEL 1.20 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH BAPAK/IBU MERASA DENGAN ADANYA PEMBERIAN PERINGATAN PEMBERHENTIAN KERJA KEPADA SETIAP PEGAWAI YANG MELANGGAR ATURAN KERJA DAPAT MENINGKATKAN KINERJA SETIAP PEGAWAI Perlu 9 29,04% Kadang-kadang 18 58,06% Tidak 4 12,90% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 16 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 18 orang (58,06%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa tidak sepenuhnya yakin dengan adanya pemberian surat peringatan pemberhentian kerja kepada setiap pegawai yang melanggar aturan kerja dapat meningkatkan kinerja setiap pegawai. TABEL 1.21 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH SETIAP PEGAWAI YANG TIDAK MELAKSANAKAN TUGAS DAN PEKERJAANNYA DENGAN BAIK PERLU DIBERIKAN PERINGATAN PEMBERHENTIAN KERJA Perlu 23 74,19% Kurang perlu 6 19,36% Tidak perlu 2 6,45% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 17

36 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (perlu) yaitu sebanyak 23 orang (74,19%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa perlu diberikannya peringatan pemberhentian kerja kepada setiap pegawai yang tidak melaksanakan tugas dan pekerjaannya dengan baik. TABEL 1.22 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PEMBERIAN PERINGATAN PEMBERHENTIAN KERJA SEBAIKNYA DILAKSANAKAN SECARA LANGSUNG TANPA ADANYA PENDEKATAN SECARA LISAN TERLEBIH DAHULU Ya 10 32,26% Kadang-kadang 16 51,61% Tidak 5 16,13% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 18 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 16 orang (51,61%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa kurang setuju apabila pemberian peringatan pemberhentian kerja dilaksanakan secara langsung tanpa adanya pendekatan secara lisan terlebih dahulu.

37 TABEL 1.23 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH SELAMA INI PEMBERIAN PERINGATAN PEMBERHENTIAN KERJA PERNAH DILAKSANAKAN DI LINGKUNGAN KERJA BAPAK/IBU Pernah 2 6,45% Kadang-kadang 21 67,74% Tidak pernah 8 25,81% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 19 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 21 orang (67,74%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu belum sepenuhnya dilaksanakan pemberian peringatan pemberhentian kerja.

38 TABEL 1.24 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PEMBERIAN PERINGATAN PEMBERHENTIAN KERJA DAPAT MEMBERIKAN DAMPAK ATAUPUN EFEK JERA TERHADAP SETIAP PEGAWAI YANG MELANGGAR ATURAN KERJA Ya 10 32,26% Kadang-kadang 21 67,74% Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 20 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 21 orang (67,71%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu tidak sepenuhnya merasa yakin dengan adanya peringatan pemberhentian kerja dapat memberikan dampak ataupun efek jera terhadap setiap pegawai yang melanggar aturan kerja. 2. Variabel Terikat (Y) Kinerja Pegawai a. Perencanaan Kerja TABEL 1.25 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PERENCANAAN KERJA YANG DILAKSANAKAN SELAMA INI TELAH SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG ADA DAN TEPAT PADA SASARAN YANG DIKEHENDAKI Telah sesuai 11 35,48% Kurang sesuai 19 61,29% Tidak sesuai 1 3,23% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 21

39 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kurang sesuai) yaitu sebanyak 19 orang (61,29%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa belum sepenuhnya perencanaan kerja selama ini dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang ada dan tepat pada sasaran yang dikehendaki. TABEL 1.26 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH DALAM MENCAPAI SASARAN ATAU TUJUAN KERJA MEMERLUKAN ADANYA SUATU PERENCANAAN KERJA Ya 11 35,48% Kadang-kadang 15 48,39% Tidak 5 16,13% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 22 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 15 orang (48,39%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa tidak sepenuhnya perencanaan kerja diperlukan dalam mencapai sasaran ataupun tujuan kerja. TABEL 1.27 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DALAM SETIAP PEKERJAAN YANG BAPAK/IBU LAKSANAKAN, APAKAH MEMERLUKAN ADANYA SUATU PERENCANAAN KERJA YANG JELAS DAN AKURAT Perlu 9 29,03% Kurang perlu 14 45,16% Tidak perlu 8 25,81% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 23

40 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kurang perlu) yaitu sebanyak 14 orang (45,16%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa tidak sepenuhnya setiap pekerjaan yang dilaksanakan memerlukan adanya suatu perencanaan kerja yang jelas dan akurat. TABEL 1.28 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI MENURUT BAPAK/IBU, DALAM PENYUSUNAN PERENCANAAN KERJA SEBAIKNYA MELIBATKAN ATASAN DENGAN BAWAHAN Ya 21 67,74% Kadang-kadang 8 25,81% Tidak 2 6,45% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 24 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) yaitu sebanyak 21 orang (67,74%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa dalam setiap perencanaan kerja perlu melibatkan atasan dengan bawahan. TABEL 1.29 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PERENCANAAN KERJA MEMERLUKAN DATA DAN INFORMASI YANG MEMADAI Ya 26 83,87% Kadang-kadang 5 16,13% Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 25

41 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) yaitu sebanyak 26 orang (83,87%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu lebih dominan menjawab perlu adanya data dan informasi yang memadai dalam penyusunan suatu perencanaan. b. Hasil Kerja TABEL 1.30 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH SETIAP PEKERJAAN YANG DILAKUKAN DAPAT MENCAPAI HASIL KERJA SESUAI DENGAN YANG DIINGINKAN Ya 7 22,58% Kadang-kadang 21 67,74% Tidak 3 9,68% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 26 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 21 orang (67,74%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa tidak sepenuhnya setiap pekerjaan yang dilaksanakan dapat mencapai hasil kerja sesuai dengan yang diinginkan. TABEL 1.31 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH HASIL KERJA MERUPAKAN PATOKAN ATAU SASARAN KERJA YANG HARUS DICAPAI DALAM PELAKSANAAN PEKERJAAN KANTOR Ya 9 29,03% Kadang-kadang 21 67,74% Tidak 1 3,23% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 27

42 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 21 orang (67,74%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa tidak sepenuhnya hasil kerja merupakan patokan atau sasaran kerja yang harus dicapai dalam pelaksanaan pekerjaan kantor. TABEL 1.32 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI APAKAH PEKERJAAN YANG BAPAK/IBU LAKUKAN DENGAN WAKTU YANG DITENTUKAN AKAN MEMPUNYAI HASIL KERJA YANG MAKSIMAL Ya 5 16,13% Kadang-kadang 18 58,06% Tidak 8 25,81% Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 28 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 18 orang (58,06%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu tidak sepenuhnya mempunyai hasil kerja yang maksimal untuk menyelesaikan setiap pekerjaan dengan waktu yang ditentukan.

43 TABEL 1.33 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DENGAN TERSEDIANYA SARANA DAN PRASARANA YANG LEBIH BAIK, APAKAH AKAN MEMPENGARUHI BAPAK/IBU DALAM PENCAPAIAN HASIL KERJA YANG DIINGINKAN Ya ,00% Kadang-kadang - - Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 29 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (kadang-kadang) yaitu sebanyak 31 orang (100,00%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa dengan tersedianya sarana dan prasarana yang lebih baik akan mempengaruhi dalam pencapaian hasil kerja yang diinginkan. TABEL 1.34 DISTRIBUSI JAWABAN RESPONDEN MENGENAI DALAM PENCAPAIAN HASIL KERJA YANG MEMADAI, APAKAH BAPAK/IBU MEMERLUKAN WAKTU YANG LAMA DALAM MENYELESAIKAN SETIAP PEKERJAAN Ya 19 61,29% Kadang-kadang 12 38,71% Tidak - - Sumber : Angket Penelitian 2009 Pertanyaan No. 30 Dari tabel jawaban diatas dapat diketahui bahwa di Kantor Kecamatan Lotu, pegawai lebih dominan menjawab (ya) yaitu sebanyak 19 orang (61,29%), hal ini menunjukkan bahwa pegawai di Kantor Kecamatan Lotu merasa dalam

DAFTAR ANGKET/PERTANYAAN No. Responden :

DAFTAR ANGKET/PERTANYAAN No. Responden : DAFTAR ANGKET/PERTANYAAN No. Responden : Petunjuk : 1) Pilih jawaban pertanyaan dari jawaban a, b dan c dengan memberi tanda silang/cross (X). 2) Tentukan pilihan jawaban atas jawaban responden tidak memberi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang atau lebih yang didasarkan atas tujuan yang ingin dicapai bersama. Suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi sekarang ini dipahami sebagai suatu wadah atau tempat berkumpulnya manusia dalam melaksanakan suatu aktivitas kerjasama antara dua orang atau lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang memiliki hubungan struktural dan fungsional. Dalam hal ini organisasi

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO.

ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO. 1 ANALISIS KINERJA PEGAWAI DALAM MELAKSANAKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSINYA PADA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) MANADO Ridwan 1 ABSTRAK Penelitian ini mengkaji tentang Analisis Kinerja Pegawai dalam

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen

BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen Secara lahiriah, manusia cenderung membentuk kelompok untuk memenuhi segala kebutuhannya karena adanya kesadaran bahwa manusia mempunyai kemampuan terbatas

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN I. PENGANTAR Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Mutasi Terhadap Semangat Kerja Pegawai Negeri Sipil, juga untuk memenuhi tugas dan kewajiban dalam rangka memenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Dalam manajemen terdapat unsur-unsur yang harus diatur

Lebih terperinci

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan

BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA. A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan BAB II PEMBINAAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI INDONESIA A. Pengertian Pembinaan dan Konsep Pembinaan Pembinaan adalah suatu proses atau pengembangan yang mencakup urutan urutan pengertian, diawali dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Administrasi dan Administrasi Publik 2.1.1 Pengertian Administrasi Administrasi adalah usaha dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan kebijaksanaan untuk

Lebih terperinci

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN Nelson: Peranan Promosi Jabatan dalam Usaha Meningkatkan Prestasi Kerja Karyawan pada 138 PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN PADA CV. BINA KARYA LAMPUNG SELATAN Oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hakekat hidup manusia adalah berusaha untuk memehuhi kebutuhannya sampai mencapai tingkat kepuasan tertentu. Keterbatasan benda-benda yang dipakai sebagai alat

Lebih terperinci

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR. Oleh :

PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR. Oleh : PERANAN PROMOSI JABATAN DALAM USAHA MENINGKATKAN PRESTASI KERJA KARYAWAN CV. PROBOLINGGO MANDIRI LAMPUNG TIMUR Oleh : HUSNA PURNAMA Dosen Tetap Pada Fakultas Ekonomi USBRJ ABSTRAK Perusahaan CV. Probolinggo

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Anggia (2005), dengan judul

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Setelah mengemukakan latar belakang penelitian yang diantaranya memuat rumusan masalah dan ruang lingkup

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA PENGARUH INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR DINAS PERTANIAN PROVINSI SUMATERA UTARA Oleh : Mangasa Panjaitan, SE, M.Si Dosen Universitas Methodist Indonesia, Medan Abstrak

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya

BAB II URAIAN TEORITIS. Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Herfina (2006), Kualitas Sumber Daya Manusia dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan Kinerja di Balai Ternak Embrio Bogor. Hasil penelitian ini menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan di dunia usaha yang semakin ketat dan seiring dengan majunya teknologi, menuntut setiap perusahaan untuk selalu melakukan yang terbaik dalam menjalankan

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU. Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK

PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU. Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK Jurnal KIAT Universitas Alkhairaat 8 (1) Juni 2016 e-issn : 2527-7367 PENGARUH INSENTIF TERHADAP PENINGKATAN KINERJA KARYAWAN PT. PALU BATU MADU Oleh : Firza Umar Salim *) ABSTRAK Penelitian yang dituangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi yang terjadi di penjuru dunia pada saat ini menyebabkan persaingan di bidang ekonomi semakin meningkat. Hal ini mengakibatkan meningkatnya persaingan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Telah kita ketahui bersama bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam kegiatan suatu organisasi, karena manusia sebagai perencana,

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. DAFTAR PUSTAKA Buku : Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : PT. Rineke Cipta. Bambang Wahyudi. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Sulita. Danim,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

BAB II LANDASAN TEORITIS. organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan. BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1 Pemberdayaan Pegawai Setiap instansi memerlukan tenaga kerja dalam menjalankan tugas dan fungsi organisasi untuk mencapai sasaran dan tujuan sebagaimana yang telah direncanakan.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen 1. Pengertian Manajemen Ilmu manajemen sampai saat ini sudah berkembang. Hal ini membuktikan bahwa ilmu ini memang dibutuhkan tidak saja oleh kelompok tertentu tetapi

Lebih terperinci

PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI DALAM MENUNJANG TUGAS POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI DALAM MENUNJANG TUGAS POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA PELAKSANAAN TERTIB ADMINISTRASI DALAM MENUNJANG TUGAS POKOK PEGAWAI NEGERI SIPIL PADA BIRO UMUM SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA Muhaimin C1A1 386 Dr. Suriyani BB, M. Dr. Muh. Yusuf, S.Sos.,

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa:

II. LANDASAN TEORI. oleh Malayu S.P. Hasibuan (2003 : 1), yang mengartikan bahwa: II. LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Menjalankan setiap kegiatan perusahaan diperlukan suatu manajemen yang baik dan tepat sesuai dengan kebutuhan dan kondisi perusahaan. Seperti dijelaskan oleh

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK Yuliana Susi yulianasusi888@yahoo.co.id Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Tujuan penelitian adalah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Hasibuan (2012:10) mengatakan bahwa, manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengembangan Pegawai 2.1.1 Pengertian Pengembangan Pegawai Pengembangan pegawai dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan akibat kemajuan ilmu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia mempunyai arti proses, seni manajemen yang mengatur tentang sumber daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tenaga kerja Menurut Darwis (1991) dalam Wahyuni (2008), tenaga kerja kehutanan dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu tenaga kerja hutan dan tenaga kerja industri kehutanan.

Lebih terperinci

PENGARUH ROTASI JABATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR. Mohamad Jain

PENGARUH ROTASI JABATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR. Mohamad Jain PENGARUH ROTASI JABATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDAPATAN KABUPATEN KUTAI TIMUR Mohamad Jain Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda Email : moh.jain07@gmail.com ABSTRAK

Lebih terperinci

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa

Kata Kunci: Evaluasi Penyelenggaraan, Pemerintahan Desa Oleh: Rahmawati Halim ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas tugas Camat terhadap evaluasi penyelenggaraan pemerintahan desa di Kecamatan Pagimana Kabupaten Banggai. Adapun populasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebelumnya. Apabila secara formal dalam organisasi maka proses BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Administrasi secara umum dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan secara kerjasama untuk mencapai tujuan bersama

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Peran Manajemen Sumber Daya Manusia sangat penting bagi suatu organisasi, sebesar atau sekecil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Organisasi merupakan keseluruhan daripada sumber-sumber yang telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta pengelompokan daripada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah sebagai lembaga pendidikan merupakan lembaga yang berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kualifikasi dan kompetensi

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR ejournal Pemerintahan Integratif, 2017, 5 (4): 626-635 ISSN: 2337-8670 (online), ISSN 2337-8662 (print), ejournal.pin.or.id Copyright 2017 PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan era globalisasi membawa dampak sekaligus tantangan dan peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan pembangunan,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI Disusun Oleh : YULI TRI RETNANINGTYAS NPM. 0641010053 YAYASAN KESEJAHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2. 1 Tenaga Kerja BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tenaga kerja adalah salah satu komponen dari perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting di dalam operasional perusahaan. Menurut Biro Pusat Statistik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen sumber daya manusia membahas dan mengemukakan bagaimana suatu organisasi mengolah sumber daya manusia yang mereka miliki. Manajemen sumber

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia Manajemen pada dasarnya memiliki arti yang sangat luas, pengertian manajemen dapat diartikan sebagai suatu seni dalam menghadapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan yang sangat penting untuk mengelola, mengatur dan memanfaatkan pegawai sehingga dapat berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2000 Tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam Jabatan Struktural menyebutkan : Pola karier adalah pola

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja (prestasi kerja) menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2001 : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Umum Tentang Kinerja Istilah kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang).

Lebih terperinci

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI

PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI PEDOMAN KERJA BERBASIS STRUKTUR ORGANISASI Hanny Siagian STIE Mikroskil Jl. Thamrin No. 112, 124, 140 Medan 20212 hanny@mikroskil.ac.id Abstrak Kehadiran struktur organisasi mutlak ada didalam suatu kegiatan

Lebih terperinci

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA

PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA PENGARUH INSENTIF DAN PROMOSI TERHADAP PRESTASI KERJA (Studi Pada Karyawan PT PLN (Persero) Distribusi Jawa Timur Unit Pelayanan dan Jaringan Kabupaten sampang) Dhanang Bayu Pratama Bambang Swasto Sunuharyo

Lebih terperinci

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK

Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: ABSTRAK 1 PENGARUH KEDISIPLINAN PEGAWAI TERHADAP PRESTASI KERJA PADA KANTOR PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL (BKKBN) PROVINSI GORONTALO Oleh FITRI WIJAYANTI UNDJILA NIM: 931 409 070

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas suatu organisasi tidak dapat dipisahkan dari potensi sumber daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan menentukan berhasil

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN LEMBAGA PERS DAN PENDAPAT UMUM PANTAGON SUARA RAKYAT MEDAN

PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN LEMBAGA PERS DAN PENDAPAT UMUM PANTAGON SUARA RAKYAT MEDAN WAHANA INOVASI VOLUME 4 No.1 JAN-JUNI 2015 ISSN : 2089-8592 PENGARUH PENGEMBANGAN KARIR DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI YAYASAN LEMBAGA PERS DAN PENDAPAT UMUM PANTAGON SUARA RAKYAT MEDAN Ismail

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi diperlukan dengan tujuan salah satunya sebagai bentuk penghargaan

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi diperlukan dengan tujuan salah satunya sebagai bentuk penghargaan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang pada umumnya membutuhkan apresiasi dari orang lain. Terlepas seperti apa bentuk apresiasi tersebut, setiap sebuah organisasi apresiasi diperlukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Disiplin Kerja Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja 2.1.1. Pengertian Kinerja Kinerja pada dasarnya memiliki banyak arti berdasarkan sudut pandang atau pendapat para ahli. Menurut Hardiyanto (2003), kinerja adalah hasil

Lebih terperinci

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain BAB II LANDASAN TEORITIS A. Uraian Teoritis 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya 1.1. Pengertian Prestasi Kerja Prestasi kerja merupakan aspek yang sangat penting dalam menciptakan suatu iklim

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumber daya Manusia merupakan bagian dari manajemen umum yang memfokuskan diri pada unsur sumberdaya manusia. Perhatian ini mencakup fungsi

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA CV. MITRA DENSO BANDAR LAMPUNG. Oleh Fahrizi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ

ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA CV. MITRA DENSO BANDAR LAMPUNG. Oleh Fahrizi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ 30 ANALISIS PENGARUH PENEMPATAN KARYAWAN TERHADAP KEPUASAN KERJA PADA CV. MITRA DENSO BANDAR LAMPUNG Oleh Fahrizi Dosen Tetap Fakultas Ekonomi USBRJ ABSTRAK CV. Mitra Denso di Bandar Lampung adalah perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan asset dalam suatu organisasi atau perusahaan dan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan

Lebih terperinci

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak

Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Galuh Jln. R.E. Martadinata No.150 Ciamis. Abstrak PENGARUH PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH KEPALA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKANKECAMATAN CIPAKU KABUPATEN CIAMIS Oleh : Nina Martina Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk mencapai tujuan akan sia-sia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN. A. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN. A. Tinjauan Pustaka BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN 1. Pengertian Administrasi A. Tinjauan Pustaka Berdasarkan etimologis administrasi bersumber dari bahasa Latin, ad dan ministrate, yang secara operasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup anggota organisasi dan masyarakat. Suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan faktor yang penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Salah satu tugas organisasi yang penting adalah mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP KETERAMPILAN MANAJERIAL BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN SEMANGAT KERJA KARYAWAN Oleh: HANDINI IKA PRATIWI SUS BUDIHARTO FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karyawan yaitu dengan jalan memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kompensasi 2.1.1 Pengertian Kompensasi Pada dasarnya manusia bekerja ingin memperoleh uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. hidup, sebab organisasi adalah himpunan manusia untuk dapat memenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi pada dasarnya merupakan wadah atau sarana untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan sebelumnya. Setiap organisasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur, mengurus, melaksanakan, dan mengelola. Manajemen dalam bahasa ingris berarti mengatur. Dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Jatim Cabang Syariah

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada Bank Jatim Cabang Syariah 126 BAB V PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti ingin mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan, pelatihan kerja, dan kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank Jatim Cabang Syariah Kediri. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi yang ada di era globalisasi saat ini harus bersaing untuk dapat bertahan di dalam bisnisnya, baik itu organisasi besar atau organisasi kecil. Organisasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Untuk memahami apa itu manajemen sumber daya manusia, kita sebaiknya meninjau terlebih dahulu pengertian manajemen itu sendiri. Manajemen berasal dari bahasa

Lebih terperinci

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi PENGARUH PENDELEGASIAN WEWENANG DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PRESTASI KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MAJALENGKA Oleh : ELI ACHMAD MAHIRI *) email : elimahiri@gmail.com ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sumber daya manusia merupakan aspek yang sangat penting bagi perkembangan dan pertumbuhan organisasi. Oleh sebab itu, organisasi yang baik tidak akan pernah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2010:10), manajemen sumber daya manusia adalah ilmu atau seni yang mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA.

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA PELAYANAN APARAT KANTOR DISTRIK PIYAIYE KABUPATEN DOGIYAI PROPINSI PAPUA Riko Gesmani Abstrak Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masakah Dalam kehidupan yang serba modern ini setiap perusahaan dituntut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia agar dapat mengatasi persaingan yang semakin

Lebih terperinci

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG. Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK 9 PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN PT. BENTOEL PRIMA BANDAR LAMPUNG Oleh Jhon Nasyaroeka ABSTRAK PT. Bentoel Prima adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Manajemen mempunyai arti penting bagi kelangsungan hidup perusahaan dan pencapaian tujuan perusahaan. Karena perusahaan merupakan suatu organisasi besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. manusianya (pegawai) dalam menjalankan tugas-tugas yang diberikan kepadanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi arus globalisasi sumber daya manusia (SDM) memegang peranan yang sangat dominan dalam aktivitas atau kegiatan pemerintahan.berhasil atau tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi merupakan tempat atau alat dilaksanakannya berbagai kegiatan dari orang-orang yang memberikan sumbangan usahanya, saling bekerjasama, terjalin kewenangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Bentuk usaha Pos Indonesia ini berdasarkan Peraturan Pemerintah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pos Indonesia merupakan sebuah badan usaha milik negara (BUMN) Indonesia yang bergerak di bidang layanan pos. Saat ini, bentuk badan usaha Pos Indonesia merupakan perseroan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Organisasi merupakan suatu wadah bagi orang-orang untuk mencapai tujuan ataupun sasaran tertentu. Dengan kata lain organisasi merupakan sistem yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, dapat berarti proses, seni, maupun ilmu. Dikatakan proses karena dalam manajemen terdapat beberapa tahapan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Perangkat Lunak Berikut ini adalah pengertian dari perangkat lunak : 2.1.1 Pengertian Perangkat Lunak Menurut Jogiyanto H.M (1992 : 420), perangkat lunak adalah program yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk mengelola suatu instansi/lembaga/perusahaan peran pegawai yang berkualitas dan profesional dalam pengelolaannya sangat diperlukan, karena berhasil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Manajemen Manajemen adalah suatu proses yang terdiri dari serangkaian kegiatan seperti perencanaan, pengendalian/pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Sumber Daya Manusia 2.1.1 Pengertian Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam suatu perusahaan, karena suatu aktivitas perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam setiap organisasi peran manajemen sangat penting artinya dalam kaitannya dengan kelangsungan hidup organisasi, karena berhasil atau tidaknya organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya. perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntur

BAB I PENDAHULUAN. akselerasi pembangununan sistem kinerja yang handal. Demikian halnya. perubahan paradigma masyarakat terhadap pemerintah, menuntur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dinamika kehidupan masyarakat yang berubah begitu cepat di bidang politik, ekonomi, dan sosial budaya, memerlukan langkah penyesuaian dan akselerasi pembangununan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai

I. PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting. Hal ini ditunjukkan dengan semakin kuatnya permintaan untuk memperhatikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Organisasi menghadapi perubahan seiring dengan perkembangan bisnis, perubahan lingkungan bisnis, serta tuntutan yang semakin tinggi dari pelanggan. Organisasi dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitasnya secara terus menerus dan berkelanjutan (continuous 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam upaya pembangunan suatu organisasi yang berkesinambungan, sumber daya manusia mempunyai peran yang sangat vital dalam proses pencapaian tujuan. Untuk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Instansi 4.1.1 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi (RSUD) Kabupaten Bogor pada awalnya merupakan Puskesmas dengan tempat perawatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai salah satu sumber daya utama dalam sebuah perusahaan perlu dikelola dan didayagunakan secara produktif. Pengelolaan dan pendayagunaan sumber

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Hasibuan (2009:10) manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Tenaga kerja adalah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Kerja 2.1.1 Pengertian Produktivitas Kerja Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta.

DAFTAR KEPUSTAKAAN. Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta. DAFTAR KEPUSTAKAAN Davis, Keith, (2004), Fundamental Organization Behavior, Terjemahan: Agus Dharma, Penerbit Erlangga, Jakarta. Gibson, Ivancevich dan Donnelly, (2001), Organisasi: Perilaku Struktur,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL. kepada masyarakat yang berorientasi kerja, yang memandang kerja adalah sesuatu BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEGAWAI NEGERI SIPIL A. Pengertian Pegawai Negeri Sipil Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai kedudukan yang makin penting, meskipun negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Dalam perubahan zaman yang begitu cepat ini, setiap instansi/perusahaan otomatis harus siap untuk menghadapinya, karena kalau tidak siap perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berurusan dengan catat-mencatat, pembukuan, surat-menyurat, pembuatan agenda,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berurusan dengan catat-mencatat, pembukuan, surat-menyurat, pembuatan agenda, BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Administrasi Negara 1. Pengertian Administrasi Istilah administrasi sering kita dengar terlebih dalam bidang yang berurusan dengan catat-mencatat, pembukuan, surat-menyurat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen perubahan adalah suatu proses yang sistematis dengan menerapkan pengetahuan, sarana dan sumber daya yang diperlukan organisasi untuk bergeser dari

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT FAKTOR-FAKTOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA CREDIT UNION KELING KUMANG TP KANTOR PUSAT Irman herman.file@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAKSI Faktor kedisiplinan merupakan

Lebih terperinci