MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI

Transkripsi

1 MODEL KOOPERATIF TIPE NHT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BOLA VOLI Putu Adi Adnyana 1, I Putu Panca Adi 2, Adnyana Putra 3. Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia {adicaembrokek@yahoo.co.id drsputupancaadi@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli melalui model pembelajaran kooperatif NHT. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, dengan bentuk guru sebagai peneliti. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura berjumlah 37 siswa, yang terdiri dari 17 laki-laki dan 20 perempuan. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Berdasarkan hasil analisis untuk aktivitas belajar siswa yaitu 5,4 dan pada siklus I meningkat Menjadi 6,3 (cukup aktif) selanjutnya pada siklus II menjadi 9,1 (aktif). Sedangkan persentase hasil belajar passing bola voli dari observasi awal 2,70% (sangat kurang baik) pada siklus I 56,75% (sangat kurang baik) dan pada siklus II 94,59% (sangat baik). Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli dapat meningkat melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Disarankan kepada guru penjasorkes untuk dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses pembelajaran materi passing bola voli karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kata-kata kunci : Kooperatif, NHT, aktivitas, hasil belajar, voli. Abstract This study aims to improve the activity and learning outcomes of passing volleyball through cooperative learning NHT model. The research is a classroom action research, with the shape of the teacher as researcher. Samples of this research is class VIII SMP Ayodhya temple A total of 37 students, consisting of 17 men and 20 women. The Data were analyzed using descriptive statistical analysis. Based on the analysis of student activity 5.4 and the first cycle increased Being 6.3 (active enough) then in the second cycle to 9.1 (active). While the percentage of passing a volleyball learning outcomes from the initial observation 2.70% (very exactly less) in the first cycle of 56.75% (very exactly less ) and the second cycle 94.59% (excellent). Based on the results of data analysis can be concluded that the activities and results to learn the basic techniques of passing volleyball can be increased through NHT cooperative learning model. It is recommended for the physical education teacher to implement NHT cooperative learning model in theprocess of learning volleyball passing because it could improve the activity and learning outcomes.. Keyword : cooperative, NHT, activity, learning result, volley.

2 PENDAHULUAN Proses pembelajaran merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (Penjasorkes). Pembelajaran merupakan suatu proses yang melibatkan interaksi antara siswa, guru, fasilitas dan lingkungan untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru dalam mencapai tujuan yang dirumuskan. Pembelajaran Penjasorkes bertujuan untuk membantu siswa dalam usaha meningkatkan derajat kesehatan dan kebugaran jasmani melalui keterampilan gerak dasar dalam berbagai aktivitas jasmani. Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran berdasarkan kurikulum yang berlaku, dalam tindakan tersebut guru mengunakan asas pendidikan maupun teori pendidikan (Sagala, 2010:61). Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di SMP Ayodhya Pura mengenai proses pembelajaran passing bola voli ( passing atas dan bawah),persentase aktivitas belajar saat observasi awal yaitu siswa yang berada pada kategori sangat aktif tidak ada, aktif 5 orang ( 13,51%), cukup aktif 21 orang (56,7%), siswa dalam kategori kurang aktif 11 orang (29,7 %) dan kategori sangat kurang aktif tidak ada. Jumlah siswa yang sudah aktif 5 orang ( 13,51%) dan jumlah siwa yang belum aktif 32 (86,4%). Berdasarkan data tersebut jumlah siwa bermasalah 32 orang ( 86,4%). Rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal sebesar 5,4. Rata-rata aktivitas belajar yang diharapkan minimal berada pada kategori aktif (minimal 7). Berdasarkan ratarata aktivitas belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah. Sedangkan untuk persentase hasil belajar teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah bola voli), Siswa yang berada pada kategori sangat baik tidak ada, baik 1 orang (2,70%), cukup baik 5 orang ( 13,5%), kurang 21 orang ( 56,8%), dan sangat kurang aktif tidak ada. Jumlah siswa yang tuntas 1 orang ( 2,70%) dan jumlah siswa yang tidak tuntas 36 orang ( 70,3%). Berdasarkan data tersebut, persentase ketuntasan belajar siswa sebesar 1 (2,70%), sedangkan jumlah siswa yang bermasalah 36 orang ( 70,3%). Persentase ketuntasan belajar siswa yang diharapkan minimal sesuai dengan KKM (minimal 76 ) baik secara individu maupun klasikal. Berdasarkan data persentase ketuntasan belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa masih rendah. Adapun permasalahan yang menjadi faktor penyebab rendahnya aktivitas dan hasil belajar penjasorkes di SMP Ayodhya Pura antara lain: (1) pada aspek kognitif banyak siswa yang belum memahami penjelaskan tentang bagaimana pelaksanaan teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah), (2) pada aspek afektif banyak siswa yang masih belum percaya pada dirinya sendiri untuk melakukan gerakan teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah), belum berani mengemukakan pendapatnya karena tidak adanya kepercayaan diri pada dirinya, kurangnya rasa kerjasama dengan kelompok atau teman belajar mereka, kurangnya tanggung jawab pada masingmasing pribadi siswa yang masih belum bisa mentaati peraturan dan tata tertib yang sudah ditetapkan, dan sikap menghargai teman juga belum ditunjukkan oleh siswa yaitu belum bisa menilai teman dengan sikap yang positif; (3) pada aspek psikomotor, banyak siswa yang belum bisa melakukan gerakan teknik dasar passing bola voli (passing atas dan passing bawah) baik dari sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir. Yang menjadi permasalahan pada passing atas yaitu pada sikap awal posisi kedua kaki kurang ditekuk, pada sikap pelaksanaan kurangnya lecutan pergelangan tangan dan pada sikap akhir tidak melangkahkan kaki belakang ke depan untuk kembali ke posisi siap. Sedangkan pada passing bawah permasalahan yang ditemukan yaitu masih kurangnya peserta didik pada sikap awal dan pelaksanaan. Di mana pada sikap awal posisi lutut kurang ditekuk, posisi badan kurang condong, pada sikap pelaksanaan kurangnya kuncian lengan yang diluruskan yang mengakibatkan arah bola kurang parabol dan tidak terarah. Sehingga dari permasalahan tersebut dapat

3 mengakibatkan proses pembelajaran tidak efektif dan akan menghambat perolehan aktivitas dan hasil belajar yang maksimal. Sesuai dengan masalah tersebut di atas peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT). Tipe NHT ini dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas. Dengan metode ini, dalam pembelajaran di kelas siswa dibagi menjadi 8 kelompok yang terdiri dari 5 orang terdiri dari 5 kelompok dan 4 orang terdiri dari 3 kelompok secara heterogen. Setiap tim diberi nomor 1-5, kemudian diberikan materi yang dipelajari secara bersama-sama antar sesama anggota tim. Secara individual atau tim, setiap minggu akan dilakukan tes untuk mengetahui penguasaan siswa. Tiap siswa dan tim yang memperoleh skor sempurna diberi penghargaan untuk memicu semangat belajar. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pembelajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama (Eggen dan Kauchak, dalam Trianto 2007:42). Pembelajaran kooperatif disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersamasama siswa yang berbeda latar belakangnya. Jadi dalam pembelajaran kooperatif siswa berperan ganda yaitu sebagai siswa ataupun sebagai guru. Tipe NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur Kagan (dalam Mulyawati, 2012) menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan alternatif dan struktur kelas tradisional seperti mengacungkan tangan terlebih dahulu untuk kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Menurut Kagan (dalam Mulyawati, 2012) model pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi, mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih produktif dalam pembelajaran. Model ini dapat diperguakan untuk semua mata pelajaran dan semua tingkatan peserta didik. Menurut Anita Lie (dalam Mulyawati, 2012) NHT adalah suatu tipe dari pembelajaran kooperatif pendekatan struktural yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagi ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. NHT menurut Trianto (dalam Mulyawati, 2012) merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional. Menurut Ahmad Zuhdi (dalam Mulyawati, 2012) NHT adalah suatu model pembelajaran kooperatif dimana siswa diberi nomor kemudian dibuat suatu kelompok lalu secara acak guru memanggil nomor dari siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini diharapkan dapat menimbulkan suasana belajar yang menggembirakan dan bermakna. Dimana menurut Anita Lie (dalam Mulyawati, 2012) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini, yaitu dapat meningkatkan prestasi siswa, siswa mampu memperdalam pemahaman, menyenangkan siswa dalam belajar, mengembangkan sikap positif siswa, mengembangkan sikap kepemimpinan siswa dan meningkatkan rasa percaya diri siswa. Sedangkan menurut Ahmad Zuhdi (dalam Mulyawati, 2012) kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini meliputi 1) Setiap siswa menjadi siap semua; 2) dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh; 3) siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola voli pada siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura tahun pelajaran 2015/2016.

4 Asas aktivitas digunakan dalam semua jenis model pembelajaran, baik pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas (lapangan). Hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk yang berlainan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan aktivitas yang akan digunakan dalam pencapaian tujuan pembelajaran. Jenis-jenis aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2001:172) dapat diklasifikasikan menjadi 8 macam aktivitas, yaitu. Kegiatan-kegiatan Visual Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran dan mengamati orang lain bekerja atau bermain. Kegiatan-kegiatan Lisan Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat dan diskusi. Kegiatan-kegiatan Audio/Mendengarkan Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok. Kegiatan-kegiatan Menulis Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. Kegiatan-kegiatan Menggambar Menggambar, membuat grafik, chart dan pola Kegiatan-kegiatan Metrik Melakukan percobaan, memilih alat-alat, membuat model dan menyelenggarakan permainan. Kegiatan-kegiatan Mental Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan. Kegiatan-kegiatan Emosional Minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan dan overlap satu sama lain. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru dan juga merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:251) menyatakan bahwa hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah, dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat digolongkan lulus atau tidak lulus. Sedangkan menurut Sudjana, (2004:22) hasil belajar merupakan kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. PBVSI (2005:1) menyatakan bahwa permainan bola voli merupakam permainan yang masih banyak digemari oleh masyarakat banyak. Permainan ini sudah terkenal sejak dahulu, bahkan seluruh dunia. Permainan ini dimainkan oleh dua tim setiap lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Danu Budhiarta (2008:2) menyatakan permainan bola voli diciptakan oleh William G. Morgan tahun Dia adalah seorang pembina pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (Y.M.C.A) di kota Holkyoke, Massachussetts, Amerika Serikat. Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola di atas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (di luar perkenaan bola). Bola dinyatakan dalam permainan setelah bola dipukul oleh pelaku servis melewati atas net ke daerah lawan. Permainan dilanjutkan hingga bola menyentuh lantai, bola keluar atau satu tim gagal mengembalikan bola secara sempurna. Passing Menurut Danu Budiartha, (2008:31) Passing adalah pukulan bola pertama setelah bola itu berada dalam permainan akibat dari serangan, servis lawan atau permainan net. Arah bola ditunjukkan kepada pengumpan atau penyerang. Passing lebih di tekankan untuk menerima dan mengoperkan bola kepada teman seregunya. Teknik dasar passing bola voli pada umumnya ada dua yaitu passing bawah dan passing atas. Hal ini mutlak untuk dipelajari bagi pemain karena harus dapat menguasai passing dengan baik dan benar. Dalam teknik permainan bola voli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien yang sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam proses pembelajaran karena dalam kamus besar bahasa Indonesia aktivitas berarti kegiatan atau kesibukan atau suatu kegiatan kerja yang dilaksanakan di tiap bagian dalam melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan

5 yang diinginkan di dalam proses pembelajaran dan aktivitas juga merupakan kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru dan juga merupakan hasil suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dimyati dan Mudjiono (2006:251) menyatakan bahwa hasil belajar dinilai dari ukuran-ukuran guru, tingkat sekolah, dan tingkat nasional. Dengan ukuran-ukuran tersebut, seorang siswa yang keluar dapat digolongkan lulus atau tidak lulus. Sedangkan dari siswa sendiri hasil belajar merupakan berakhirnya pengalaman dan puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut dapat dibedakan menjadi dampak pembelajaran dan dampak pengiring. Dimyati dan Mudjiono (2006:295) mengatakan bahwa dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur dengan segera atau secara langsung. Sedangkan dampak pengiring adalah hasil belajar siswa yang tampak secara tidak langsung atau merupakan tranfer hasil belajar. Hasil belajar dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan adalah tercapainya setiap kompetensi dasar baik kognitif, afektif, maupun psikomotor yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang mengakibatkan perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Siswa dikatakan berhasil dalam belajar apabila adanya perubahan tingkah laku pada orang tersebut. Khususnya dalam penelitian ini siswa dikatakan berhasil dalam belajar teknik dasar passing (atas dan bawah) bola voli apabila telah terpenuhinya tiga indikator teknik dasar passing bola voli dari sikap awal, sikap pelaksanaan dan sikap akhir dengan baik. Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura tahun pelajaran 2015/2016. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). PTK merupakan PTK adalah suatu bentuk penelitian yan bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktik-praktik pembelajaran di kelas secara lebih profesional. PTK mempunyai karakteristik penting, yaitu bahwa problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui PTK hari selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran sehari-hari yabg dihadapi oleh guru. Jadi PTK akan dapat dilaksanakan jika guru sejak awal memang menyadari adanya persoalan yang terkait dengan proses dan produk pembelajaran yang ia hadapi di kelas. Kemudian dari persoalan itu guru menyadari pentingnya persoalan tersebut untuk dipecahkan secara profesional. (dalam Kanca, 2010:110). Bentuk penelitian adalah bentuk guru sebagai peneliti. Penelitian ini dilaksanakan di lapangan SMP Ayodhya Pura. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura sebanyak 37 orang siswa (17 siswa putra, 20 siswa putri). Dalam penelitian ini menggunakan dua siklus, masing-masing siklus terdiri atas dua kali pertemuan. Hal tersebut dilakukan karena berdasarkan syarat penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus, dilakukan untuk memecahkan permasalahan di lapangan, dilakukan dengan praktik dalam pembelajaran, dilaksanakan untuk memperbaiki proses pembelajaran dalam hal pencapaian hasil belajar, berpedoman pada kurikulum yang sudah disesuaikan dan ditetapkan di sekolah. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu (1) rencana tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi/evaluasi, (4) refleksi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari pengumpulan data aktivitas dan hasil belajar (aspek kognitif, afektif, dan psikomotor). penilaian aktivitas belajar siswa dilakukan oleh 2 observer yaitu guru penjasorkes SMP Ayodhya Pura. Pengamatan data aktivitas belajar siswa dilakukan setiap pertemuan dengan cara mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung. Di mana penilaiannya dilakukan dengan melihat deskripsi dari lembar observasi aktivitas belajar siswa

6 yang tertuang di dalam instrumen penelitian. Lembar observasi aktivitas belajar terdiri dari 6 aspek dimana setiap aspek terdapat 2 deskripsi. Pedoman pengkategorian aktivitas belajar dapat dilihat pada tabel berikut. Pada data aktivitas penelitian ini tindakan dianggap berhasil apabila aktivitas belajar secara klasikal minimal berada dalam penggolongan kategori aktif yaitu nilai aktivitas belajar secara klasikal minimal 7 ( 7). Sedangkan pada penelitian ini tindakan dianggap berhasil apabila persentase ketuntasan hasil belajar minimal 75% (KB 75%). Berhasil tidaknya tindakan, penelitian ini tetap dihentikan setelah dua siklus serta data yang telah diperoleh digunakan dalam pembahasan dan kesimpulan hasil PTK. Apabila pada siklus I tindakan telah berhasil, maka tetap dilanjutkan ke siklus II dengan tujuan untuk meningkatkan kembali aktivitas dan hasil belajar dari siklus I Tabel.1. Pedoman pengkategorian aktivitas belajar Rentang skor Kategori X 9 Sangat Aktif 7 X < 9 Aktif 5 X < 7 Cukup Aktif 3 X < 5 Kurang Aktif X < 3 Sangat Kurang Aktif Data hasil belajar aspek kognitif dikumpulkan pada pertemuan kedua yang dinilai oleh peneliti menggunakan lembar pertanyaan. Data hasil belajar aspek afektif dikumpulkan pada setiap pertemuan pada setiap siklus yang dinilai oleh peneliti menggunakan lembar observasi. Data hasil belajar aspek psikomotor dikumpulkan pada pertemuan kedua setiap siklus yang dinilai 2 orang dari guru penjasorkes dari SMP Ayodhya Pura menggunakan lembar asesmen. Rentang nilai hasil belajar antara Proporsi nilai kognitif : afektif : psikomotor terhadap nilai hasil belajar = 20 : 30 : 50. Tabel.2. Pedoman Pengkategorian Hasil Belajar Rentang Kategori Ketuntasan Sangat Baik Baik Tuntas Cukup Kurang Tidak tuntas 0-44 Sangat Kurang Pada penelitian ini tindakan dianggap berhasil apabila persentase ketuntasan hasil belajar minimal 75% ( 75%). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian siklus I, tindakan yang diberikan sesuai dengan tahapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan mengelompokkan siswa menjadi 8 kelompok dimana 5 kelompok beranggotakan 5 orang dan 3 kelompok beranggotakan 4 orang. Setelah dilakukan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Namun masih terdapat siswa yang masih kesulitan dalam pembelajaran. Penyebab kesulitan yang dialami oleh siswa diekarenakan siswa yang

7 kurang bisa berinteraksi dengan teman temannya. Hasil penelitian siklus I pada aktivitas belajar yaitu: tidak ada siswa yang yang berada pada kategori sangat aktif (0%), aktif sebanyak 15 orang ( 40,54%), cukup aktif sebanyak 18 orang ( 48,64%), kurang aktif sebanyak 4 orang (10,8%), dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar passing bola voli secara klasikal pada siklus I sebesar 6,3 (cukup aktif). Tabel 3. Kategori Aktivitas Belajar Teknik Dasar Passing Bola Voli pada Siklus I Kriteria Kategori Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) X 9 Sangat Aktif X < 9 Aktif 15 40,54 5 X < 7 Cukup Aktif 18 48,64 3 X < 5 Kurang Aktif 4 10,8 X < 3 Sangat Kurang Aktif 0 0 Jumlah Hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siklus I dengan kategori siswa yang tuntas sebanyak 21 orang ( 56,75%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 16 orang (43,23%). Adapun kategori yang diperoleh sebagai berikut: kategori sangat baik 2 orang ( 5,40%), kategori baik 19 orang (51,35%), kategori cukup 14 orang ( 37,83%), kategori kurang tidak ada (0%) dan kategori sangat kurang 2 orang (5,40%). Tabel 4. Persentase Hasil Belajar Passing Bola Voli pada Siklus I Tingkat Jumlah Persentase Kategori Penguasaan Siswa (orang) (%) Ketuntasan Siswa Sangat Baik 2 5,40 21 orang (56,75%) Baik 19 51,35 Siswa Tuntas Cukup 14 37, Kurang orang (43,23%) Siswa Tidak Tuntas 0-44 Sangat Kurang 2 5,40 Jumlah siswa (100%) Pada siklus II dilakukan tindakan yang sesuai hasil refleksi dari tindakan siklus I. Dari tindakan tersebut terjadi peningkatan pada aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini terbukti pada data aktivitas dan hasil belajar pada siklus II. Pada data aktivitas belajar siswa yang berada pada kategori sangat aktif sebanyak 26 orang (70,27%), aktif sebanyak 10 orang (27,02%), cukup aktif 1 orang (2,70%), kurang aktif tidak ada (0%),dan sangat kurang aktif tidak ada (0%). Adapun nilai rata-rata aktivitas belajar siswa secara klasikal yaitu 9,1 (aktif).

8 Tabel 5. Kategori Aktivitas Belajar Teknik Passing Bola Voli pada Siklus II No Kriteria Kategori Jumlah Siswa (orang) Persentase (%) 1 X 9 Sangat Akif 26 70, X < 9 Aktif 10 27, X < 7 Cukup Aktif 1 2, X < 5 Kurang Aktif X < 3 Sangat Kurang Aktif 0 0 Jumlah Pada data hasil belajar siswa data hasil belajar dengan siswa yang tuntas sebanyak 35 orang ( 94,5%) dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 2 orang (5,40%). Adapun analisis data sebagai berikut: adalah siswa dengan kategori sangat baik 10 orang ( 27,02%), kategori baik 25 orang ( 67,5%), kategori cukup 2 orang ( 5,40%), tidak ada siswa dalam kategori kurang dan sangat kurang. Tabel 6. Persentase Hasil Belajar Teknik Passing Bola Voli pada Siklus II Jumlah Tingkat Persentase Kategori Siswa Penguasaan (%) (orang) Ketuntasan Siswa Sangat Baik 10 27,02 35 orang (94,5%) Baik 25 67,5 Siswa Tuntas Cukup 2 5, Kurang Sangat Kurang - 0 Jumlah orang (5,40%) Siswa Tidak Tuntas 37 siswa (100%) Dari hasil penelitian pada siklus I dan siklus II dilakukan refleksi melalui diskusi dengan siswa dan guru dengan memperhatikan data aktivitas teknik dasar passing bola voli pada siklus I yang belum memuaskan dan masih berada pada kategori aktif dengan predikat tuntas, dan penelitian dilanjutkan pada siklus II untuk memantapkan model pembelajaran yang diberikan dengan memperhatikan masalh-masalah yang terjadi pada siklus I. Pada penelitian ini ditemukan adanya peningkatan aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing bola voli pada siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura Tahun Pelajaran 2015/2016 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut terjadi secara bertahap dan akhirnya sesuai dengan tujuan pembelajaran dan mampu memenuhi KKM di sekolah. Peningkatan tersebut dapat terlihat pada tabel 5 dan tabel 6

9 Tabel 7. Data Peningkatan Aktivitas Belajar Siswa Tahapan Observasi Awal Aktivitas Belajar Klasikal Keaktifan Siswa 5,4 Cukup Aktif Siklus I 6,3 Cukup Aktif Siklus II 9,1 Aktif Peningkatan Aktivitas Belajar Observasi Awal Siklus I ke ke Siklus I Siklus II 0,8 2,6 Dari data tabel 05 dapat disampaikan bahwa terjadi peningkatan sebesar 23% dari observasi awal ke siklus I, terjadi peningkatan sebesar 59% dari siklus I ke siklus II. Tabel 8. Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Persentase Tahapan Ketuntasan Belajar Kategori Siswa Observasi Awal Siklus I Siklus II 2,70% 56,75% 94,59% 1 siswa tuntas, 36 siswa belum tuntas 21 siswa tuntas, 16 siswa belum tuntas. 35 siswa tuntas, 1 siswa belum tuntas Peningkatan Hasil Belajar Observasi Awal Siklus I ke ke Siklus I Siklus II 54% 40,54% Berdasarkan data penelitian di atas maka penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT terjadi peninggakatan aktivitas teknik dasar passing bola voli yaitu pada kategori sangat aktif pada predikat tuntas. Sehingga tingkat ketuntasan hasil belajar sudah memenuhi standar ketuntasan sesuai dengan KKM di SMP Ayodhya Pura meningkatkan hasil belajar passing. Hasil penelitian ini juga didukung dari penelitian sebelumnya yaitu (1) Benu, (2013) menemukan bahwa pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing bola basket pada kelas VIII F SMP Negeri 1 Rendang, (2) Setiawan, (2014) menemukan bahwa aktivitas dan hasil belajar teknik dasar passing sepak bola pada siswa kelas VIII I SMP Negeri 3 Singaraja tahun pelajaran 2013/2014 meningkat melalui penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT, (3) Wira Utama, (201 5) menemukan bahwa aktivitas belajar teknik dasar passing bola voli meningkat melalui implementasi model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada Siswa Kelas XI JB 2 SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja tahun pelajaran 2014/2015. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat ditarik simpulan sebagai berikut. Aktivitas belajar teknik dasar passing (passing atas dan passing bawah) bola voli meningkat melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari data aktivitas belajar mengalami peningkatan dari observasi awal ke siklus I yaitu dari 5,4 menjadi 6,3. Kemudian meningkat sebesar dari siklus I ke siklus II dari 6,3 menjadi 9,1. Dan meningkat dari observasi awal ke siklus II yaitu dari 5,4 pada observasi awal menjadi 9,1 pada siklus II. Hasil belajar teknik dasar bola voli meningkat melalui penerapan model

10 pembelajaran kooperatif tipe NHT pada siswa kelas VIII A SMP Ayodhya Pura tahun pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat dilihat dari data hasil belajar mengalami peningkatan sebesar 54,% dari observasi awal ke siklus I. Kemudian mengalami peningkatan sebesar 40,54% dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan simpulan di atas, dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut. Kepada guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran teknik dasar passing bola voli karena dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar bola voli. Bagi peneliti lain yang akan mengadakan penelitian dapat mengimplementasikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT sesuai dengan materi yang akan diberikan. Bagi sekolah agar dijadikan pedoman dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan khususnya pada materi pembelajaran passing bola voli. Diharapkan kepada siswa-siswi yang dijadikan subjek penelitian selanjutnya lebih memperhatikan dan memahami pembelajaran yang diberikan, agar dapat menambah paradigma maupun wawasan pengetahuan khususunya dalam pembelajaran passing bola voli (passing atas dan passing bawah) bola voli maupun pada pembelajaran yang lain. DAFTAR PUSTAKA Arma Abdullah Dasar-dasar Pendidikan Jasmani. Jakarta: Proyek Pembinaan dan Peningkatan Mutu Tenaga Kependidikan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Benu, Daniel Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Bola Basket Pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 1 Rendang Tahun Pelajaran 2012/2013. Skirpsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Badan Standar Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun Jakarta. Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Danu Budhiarta, I Made Teori Praktek Permainan Bola Voli dan Voli Pantai. Singaraja : Penjaskesrek, Undiksha. Dimyati dan Mudjiono Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hamalik Proses Belajar Mengajar. Jakarta. PT Bumi Aksara Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta. PT Bumi Aksara. Kanca, I Nyoman Metodologi Penelitian Pengajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga. Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Mulyawati Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT). Tersedia pada ndle/ /906.pdf. Nurkancana dan Sunartana Evaluasi Hasil Belajar. Surabaya: Usaha Nasional PBVSI Peraturan Permainan Bola Voli. Jakarta: Erlangga: PBVSI. Santiasa Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together ( NHT) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Passing Bola Voli Pada Siswa Kelas XI IPA 1 SMA Negeri 2 Busungbiu Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Setiawan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

11 Numbered Head Together (NHT) untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Teknik Dasar Passing Sepak Bola Pada Siswa Kelas VIII I SMK Negeri 3 Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi (tidak diterbitkan). Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Undiksha Singaraja. Sudjana, Nana Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Syarifuddin Pendidikan Jasmani dan Kesehatan I. Jakarta: Grasindo. Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstrutivisik. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.