Lampiran 1. Deskripsi padi varietas padi INPARI I3 Nomor Persilangan : OM1490 Asal Persilangan : OM606/IR

Transkripsi

1 Lampiran 1. Deskripsi padi varietas padi INPARI I3 Nomor Persilangan : OM1490 Asal Persilangan : OM606/IR Golongan : Cere Umur Tanaman : ±103 hari setelah sebar Betuk Tanaman : Tegak Tinggi Tanaman : ±101 cm Bentuk Tanaman : Tegak Anakan Produktif : ±17 Batang Warna Kaki : Hijau Warna Batang : Hijau Warna Telinga Daun : Putih Warna Lidah Daun : Hijau Permukaan Daun : Kasar Posisi Daun Tegak : Tegak Daun Bendera : Tegak Bentuk Gabah : Panjang ramping Warna Gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Sedang Tekstur Nasi : Pulen Kadar Amilosa : ±25,2% Indeks Glikemiks : 45 Bobot butir : 25,2 g Rata-rata hasil : 6,6 t/ha Potensi hasil : 8,0 t/ha Ketahanan terhadap Hama : Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1,2, dan 3 Penyakit : Agak rentan terhadap hawar daun bakteri ras III, IV dan VIII Tahan terhadap blas ras 033. Agak rentan terhadap ras 133,073 dan 173, rentan terhadap Tungro Anjuran tanam : Cocok ditanam ekosistem sawah tadah hujan dataran rendah sampai ketinggian 6000 m dpl Pemulia : Nafisah, Bambang S, Aan A Daradjat, Cucu Gunarsih, Trias Sitaresmi, dan M. Yamin Samaullah Peneliti : Baehaki SE, Triny SK, Suprihanto, Prihadi Wibowo, Anggiani Nasution, Rina Dirgahayu, Akmal, AA Kamandalu, Ali Imran, dan Zairin Teknisi : Thoyib S Ma ruf, Maman Suherman, Uan D.S, Karmita, Meru, Suwarsa, Dede M., Holil, dan Yahya Suhaya Alasan utama dilepas : Umur panen sangat genjah, potensi hasil tinggi, tekstur nasi pulen, serta tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1, 2 dan 3 Dilepas tahun : 2009 Sumber : Balai Besar Padi Sukamandi, 2011

2 Lampiran 2. Kriteria sifat kimia tanah Sifat Kimia Sangat Sangat Rendah Sedang Tinggi rendah tinggi c-organik(%) < >5 N-total(%) <0,1 0,1-0,2 0,2-0,5 0,50-0,75 >0,75 C/N < >25 P-Bray.I(ppm) < >35 Ca-dd(me/100g) < >20 Mg-dd(me/100g) <0,4 0, >8 Na-dd(me/100g) <0,1 0,1-0,3 0,3-0,7 0,7-1 >1 K-dd(me/100g) <0,1 0,1-0,2 0,2-0,5 0,5-1 >1 KTK(me/100g) < >40 Kj.Basa(%) < >70 Kj.Aluminium(% ) < >60 Sangat Masam Masam Agak Masam Netral Agak Alkalis ph(h2o) <4,5 4,5-5,5 5,6-6,5 6,6-7,5 7,6-8,5 Sumber : Pusat Penelitian Tanah, 1983

3 Lampiran 3. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air. PARAMETER FISIKA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 82 TAHUN 2001 TANGGAL 14 DESEMBER 2001 TENTANG PENGELOLAAN KUALITAS AIR DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SATUAN 0 KELAS I II III IV Temperatur C deviasi3 deviasi3 deviasi deviasi 3 5 Residu Terlarut mg/l Residu Tersuspensi KIMIA ANORGANIK KETERANGAN Deviasi temperatur dari keadaan alamiahnya mg/l Bagi pengolahan air minum secara konvensional, residu tersuspensi 5000 mg/l ph Apabila secara alamiah di luar rentang tersebut, maka ditentukan berdasarkan kondisi alamiah BOD mg/l COD mg/l DO Angka batas minimum Total Fosfat mg/l 0,2 0,2 1 5 sbg P NO 3 sebagai H mg/l NH 3 -N mg/l 0,5 (-) (-) (-) Bagi perikanan, kandungan amonia bebas untuk ikan yang peka 0,02 mg/l sebagai NH3 Arsen mg/l 0, Kobalt mg/l 0,2 0,2 0,2 0,2 Barium mg/l 1 (-) (-) (-) Boron mg/l Selenium mg/l 0,01 0,05 0,05 0,05 Kadmium mg/l 0,01 0,01 0,01 0,01 Khrom (VI) mg/l 0,05 0,05 0,05 0,01

4 Lampiran 4. Perlakuan penelitian model optimum budidaya padi intensif dengan pertimbangan gas metan pada sawah irigasi teknis di Kabupaten Simalungun No Perlakuan Varietas Sistem Tanam Air Pupuk 1 01 Inpari 13 2:1 Tergenang Rekomendasi Pemupukan Permentan No 40 Tahun Inpari 13 2:1 Tergenang Rekomendasi Pemupukan dengan Analisis laboratorium 3 03 Inpari 13 2:1 Tergenang Permentan 40 Tahun 2007 (100% dosis) + pupuk probiotik 4 04 Inpari 13 2:1 Tergenang Permentan No 40 Tahun 2007 (70% dosis) + pupuk probiotik 5 05 Inpari 13 2:1 Tergenang Permentan 40 (40% dosis) + pupuk probiotik 6 06 Inpari 13 2:1 Tergenang Analisis Lab (100% dosis) + pupuk probiotik 7 07 Inpari 13 2:1 Tergenang Analisis Lab (70% dosis) + pupuk probiotik 8 08 Inpari 13 2:1 Tergenang Analisis Lab (40% dosis) + pupuk probiotik 9 09 Inpari 13 2:1 Intermittent Rekomendasi Pemupukan Permentan 40 Tahun 2007

5 No Perlakuan Varietas Sistem Tanam Air Pupuk Inpari 13 2:1 Intermittent Rekomendasi Pemupukan dengan Analisis Laboratorium Inpari 13 2:1 Intermittent Permentan 40 Tahun 2007 (100% dosis) +pupuk probiotik Inpari 13 2:1 Intermittent Permentan 40 (70% dosis) + pupuk probiotik Inpari 13 2:1 Intermittent Permentan 40 (40% dosis) + pupuk probiotik Inpari 13 2:1 Intermittent Analisis Lab (100% dosis) + pupuk probiotik Inpari 13 2:1 Intermittent Analisis Lab (70% dosis) + pupuk probiotik Inpari 13 2:1 Intermittent Analisis Lab (40% dosis) + pupuk probiotik

6 Lampiran 5. Denah plot penelitian.

7 Lampiran 6. Atribut dan skor keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif rendah emisi metan pada lahan sawah irigasi teknis dimensi ekologi Dimensi/Atribut Skor Bai k Buru k Keterangan Sumber data EKOLOGI Alih Fungsi lahan 0; 1; Didasarkan pada konversi lahan sawah di setiap wilayah relatif terhadap Indonesia sejak tahun : (0) lebih kecil (1) sama (2) lebih besar Cuaca (Curah hujan, temperature,kelembaban) 0; 1;2;3 0 3 (0) >1500 mm untuk kelas kesesuaian lahan S1 (1) untuk kelas S2 (2) 800-<1200 untuk kelas S3 (3) <800 untuk kelas N2 Sensus Pertanian,2003b (Hasil pencacahan) Statistik LH Ketersediaaan Sistem irigasi 0; 1; Didasarkan pada jenis pengairan dan frekuensi dua kali penanaman padi tahun 2003: (0)sebagian besar lahan menggunakan sistem Irigasi teknis (1) sebagian besar lahan menggunakan sistem Irigasi semi teknis (2) sebagian besar lahan menggunakan sistem sederhana Indikator Pertanian,2004 Intensitas Serangan OPT 0; 1; Didasarkan pada luas tanaman padi yang puso akibat jasad pengganggu (ha) tahun 1999 dan 2002: (0) menurun (1) tetap (2) meningkat Kesesuaian Lahan 0; 1;2;3 0 3 (0) A1, A2, B1, B2 untuk kelas kesesuaian lahan S1 (1) A1, A2, B1, B2, B3 untuk kelas S2 (2) A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2, C3 untuk kelas S3 (3) A1, A2, B1, B2, B3, C1, C2, C3, D, D2, D3 untuk kelas N1 Produktivitas Padi 0; 1; Didasarkan pada produktivitas padi di setiap wilayah relatif terhadap Indonesia: (0) lebih kecil (1) sama (2) lebih besar Statistik Indonesia,2001&2003 Statistik LH Indikator Pertanian,2004

8 Dimensi/Atribut Skor Baik Buru k Keterangan Kelas kemampuan lahan 0; 1;2;3;4;5;6;7 0 7 Didasarkan pada luas lahan menurut kelas kemampuan lahan menurut Soepardi dalam Sitorus (1989):(0) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas I, (1) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas II,(2) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas III, (3) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas IV, (4) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas V,(5) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas VI,(6) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas VII,(7) sebagian besar lahan termasuk dalam kelas VIII Penggunaan Pupuk( t/ha) 0; 1; Didasarkan pada banyaknya penggunaan pupuk kimia per ha tanaman padi per wilayah kepulauan relatif terhadap Indonesia : (0) lebih kecil (1) sama(2) lebih besar Pencetakan Sawah/Pembukaan Lahan 0; 1; 2:3;4;5 5 0 Didasarkan pada pencetakan lahan sawah di setiap wilayah relatif terhadap Indonesia sejak tahun :(5)sangat kecil (4) kecil (3) sedang (2) besar (1) lebih besar (0) besar sekali Indeks Pertanaman 0;1;2 0 2 Didasarkan pada indeks pertanaman padi di Kabupaten Simalungun : (0) lebih besar dari IP 2 (1) sama dengan IP 2 (2) lebih kecil dari IP 2 Status lahan Abadi untuk Padi 0; 1; (0) belum ditentukan; (1) dalam rencana/pembahasan; (2) sudah ditentukan Sumber data Survey tanah,sitorus Indikator Pertanian,2004 Sensus Pertanian, 2010 (Hasil pencacahan) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Sumut, 2011 Menko Perekonomian,2005 (RPKK)

9 Lampiran 7. Atribut dan skor keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif rendah emisi metan pada lahan sawah irigasi teknis dimensi ekonomi Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data EKONOMI Profitabilitas/Tingkat Keuntungan 0; 1; Didasarkan pada persen keuntungan per ha dari usaha penanaman padi di setiap wilayah relatif terhadap persen keuntungan per ha dari usaha penanaman padi di Indonesia: (0) lebih kecil; (1) sama; (2) lebih besar PDRB 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada produksi padi di setiap wilayah relatif terhadap produksi padi Indonesia: (0) jauh di bawah rata-rata, (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Nilai Tukar Petani 0; 1; Didasarkan pada nilai tukar petani di setiap wilayah relatif terhadap nilai tukar petani di Indonesia: (0) lebih kecil, (1) sama; (2) lebih besar Perubahan Upah Riil Buruh Petani Jumlah Tenaga Kerja Pertanian di subsektor tanaman pangan 0; 1; Didasarkan pada perubahan upah riil buruh tani menurut propinsi (rata2 Juni-Agustus 2003 terhadap Juni- Agustus 2002 dan rata2 Agustus-Oktober 2002 terhadap Agustus-Oktober 2001 (BPS 2003): (0) turun tajam (<- 2,5%), (1) tidak ada perubahan (-2,5 - < 2,5%), (2) naik tajam (> 2,5%) 0; 1; Didasarkan pada jumlah rumahtangga pertanian dengan luas lahan yg dikuasi 0,5 ha di setiap wilayah relatif terhadap jumlah rumah tangga pertanian dengan luas lahan > 0,5 ha yang dikuasai di Indonesia: (0) lebih kecil, (1) sama, (2) lebih besar Indikator Pertanian,2004 Statistik Pertanian,2003 Kinerja PKP,2004 Kinerja PKP,2004 Statistik Pertanian,2011

10 Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data Harga GKG 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada trend perkembangan harga Gabah Dinas Pertanian Kering Panen selang waktu 2010 dan 2012: 0) jauh di Sumatera Utara, 2012 bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Harga Benih 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada trend perkembangan harga Benih selang waktu 2010 dan 2012: 0) jauh di bawah ratarata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas ratarata; (4) jauh di atas rata-rata Harga Beras 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada trend perkembangan harga Beras selang waktu 2010 dan 2012: 0) jauh di bawah ratarata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas ratarata; (4) jauh di atas rata-rata Sarana Produksi pemasaran 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada perkembangan sarana produksi pemasaran selang waktu 2010 dan 2012: 0) jauh di bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2012 Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2012 Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2012

11 Lampiran 8. Atribut dan skor keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif rendah emisi metan pada lahan sawah irigasi teknis dimensi teknologi Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data TEKNOLOGI Jumlah mesin Jumlah mesin Pengolah Lahan Jenis Traktor Roda Dua (Two Wheels Tractors) dan Roda Empat (Four Wheels Tractors) 0; 1; 2;3;4 4 0 Didasarkan pada jumlah mesin pengolah lahan di setiap wilayah relatif terhadap jumlah mesin pengolah lahan di Indonesia: (0) jauh di bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Alat-alat Pertanian, 2002 Penerapan Sistem persemaian culik dan dapok Jumlah alat tanam caplak 0; 1; Didasarkan pada trend perkembangan jumlah alat penanaman (Jabber, seeder dan transplanter) selang waktu 2000 dan 2002: (0) menurun; (1) tetap; (2) meningkat Alat Pertanian 2000 & 2002 Ketersediaan dan kecukupan emposan tikus 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada perkembangan jumlah alat fumigator di setiap wilayah relatif terhadap jumlah alat fumigator di Indonesia tahun 2002: (0) jauh di bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama;(3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Alat-alat Pertanian, 2002

12 Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data Pagar plastik 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada banyaknya petani yang menggunakan pagar plastik di lahan sawah (0) Tidak Menggunakan pagar plastik (2) Sangat sedikit BPTP Sumatera menggunakan pagar plastik (3) Menggunakan pagar plastik pada Utara, 2011 sebagian lahan (4) Menggunakan pagar plastik pada semua lahan usaha tani Benih Varietas unggul umur genjah 0;1;2 2 0 Didasarkan pada trend perkembangan jumlah varietas di BPTP Kab. Simalungun : (0) menurun; (1) tetap; (2) Sumatera Utara, 2012 meningkat 0;1;2;3;4;5 5 0 Didasarkan pada banyaknya komponen Teknologi PTT dan pilihan BPTP yang diterapkan dalan usaha tani (5) Menerapkan Komponen Sumatera PTT dasar dan pilihan (4) Menerapkan 8-10 Komponen PTT dasar dan Utara, 2011 pilihan(3) Menerapkan 6-8 Komponen PTT dasar dan pilihan (2) Menerapkan 4-6 Komponen PTT dasar dan pilihan (1) Menerapkan 2-4 Komponen PTT dasar dan pilihan (0) Tidak menerapkan komponen PTT baik dasar dan pilihan 0; 1; 2;3;4 4 0 Didasarkan pada jumlah mesin perontok padi di setiap wilayah relatif Alat-alat terhadap jumlah mesin perontok padi di Indonesia tahun 2002: (0) jauh Pertanian, di bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; 2002 (4) jauh di atas rata-rata Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data Penerapan Pendekatan PTT Mesin Panen/ perontok gabah Jumlah RMU (Rice milling unit) 0;1;2;3;4 4 0 Didasarkan pada jumlah mesin penggiling padi di setiap wilayah relatif terhadap jumlah mesin penggiling padi di Indonesia tahun 2002: (0) jauh di bawah rata-rata; (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas rata-rata; (4) jauh di atas rata-rata Ketersediaan saprodi 0; 1; ;3;4 4 0 Didasarkan pada desa yang memiliki pasar dengan bangunan permanen di setiap wilayah 2003 relatif terhadap rata-rata desa yang memiliki pasar dengan bangunan permanen di indonesia 2003: (0) jauh di bawah rata-rata, (1) di bawah rata-rata; (2) sama; (3) di atas ratarata; (4) jauh di atas rata-rata Alat-alat Pertanian, 2002 Alat-alat Pertanian, 2002

13 Lampiran 10. Atribut dan skor keberlanjutan model optimum budidaya padi intensif rendah emisi metan pada lahan sawah irigasi teknis dimensi kelembagaan Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data KELEMBAGAAN Ketersediaan dan Perkembangan KUD Lembaga Keuangan mikro 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada jumlah LKM disetiap wilayah relatif terhadap rata-rata jumlah LKM Indonesia: (0) lebih kecil (1) sama (2) lebih besar Statistik Potensi Desa Indonesia, 2005 BPTP. BPP/BP3 K Penyuluh 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada peran BPTP, BPP/BP3K, Penyuluh terhadap kegiatan usahatani padi dan peningkatan produksi di Kabupaten Simalungun (0) Tidak berperan (1) Sedang (2) Sangat Berperan BPTP Sumut, 2012, Hasil survei P3A 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada peran P3A terhadap kegiatan usahatani padi dan perbaikan irigasi serta peningkatan produksi di Kabupaten simalungun (0) Tidak berperan (1 ) Sedang (2) Sangat Berperan BPTP Sumut, 2012, Hasil survei Pengamat OPT 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada peran pengamat OPT terhadap kegiatan usahatani padi dan penanganan HPT, serta peningkatan produksi di Kabupaten Simalungun (0) Tidak berperan (1) Sedang (2) Sangat Berperan BPTP Sumut, 2012, Hasil survei

14 Dimensi/Atribut Skor Baik Buruk Keterangan Sumber data Penangkar/perbenihan 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada perkembangan penangkar benih padi di Kabupaten Simalungun (0) Tidak meningkat (1) Meningkat (2) Sangat Meningkat BPTP Sumut, 2012, Hasil survey Jlh Kelompok tani/gapoktan/koptan 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada jumlah kelompok tani/gapoktan/koptan di Simalungun dibandingkan dengan wilayah lain di Sumatera Utara (0) lebih kecil (1) sama (2) lebih besar BPTP Sumut, 2012, Hasil Survei Jasa Alsintan 0; 1;2 2 0 Didasarkan pada perkembangan selang waktu 2010 dan 2012: (0) menurun; (1) tetap; (2) meningkat BPTP Sumut, 2012, Hasil survey

15 Lampiran 11. Skenario pendapatan petani

16 Lampiran 12. Emisi metan pada kondisi eksisting dari luasan sawah di Kabupaten Simalungun sangat jauh diatas nilai metan dengan penerapan intermitent dan pola empat musim tanam