Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah"

Transkripsi

1 LAMPIRAN 62

2 63 Lampiran 1. Hasil Analisis Tanah Jenis Analisa Satuan Hasil Kriteria ph H 2 O (1:2,5) - 6,2 Agak masam ph KCl (1:2,5) - 5,1 - C-Organik % 1,25 Rendah N-Total % 0,14 Rendah C/N - 12 Sedang K 2 O Potensial mg/100 g 26 Sedang P 2 O 5 Potensial mg/100 g 19,5 Rendah P 2 O 5 Bray 1 mg/kg 15,3 Rendah Kejenuhan Basa % 31,5 Rendah KTK cmol/kg 21,9 Sedang Susunan Kation Na dd cmol/kg 0,1 Rendah Ca dd cmol/kg 3,7 Tinggi K dd cmol/kg 0,3 Sedang Mg dd cmol/kg 2,8 Rendah Al 3+ cmol/kg 0,3 Rendah H + cmol/kg 1,4 - Tekstur Pasir % 5 Debu % 33 Liat % 62 Sumber: Laboratorium Kimia Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Liat

3 64 Lampiran 2. Data Curah Hujan Wilayah DAS Cirasea, Kecamatan Bulan Ciparay, Kabupaten Bandung Selama 10 Tahun Terakhir Tahun Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember Sumber : Data curah hujan biasa DAS Cirasea, Kec. Ciparay, Kab. Bandung Bulan Rata-rata Curah Hujan (mm) Kriteria menurut oldeman Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober Nopember Desember BB BL BB BB BL BK BK BK BK BL BB BB Keterangan : Bulan Basah (BB) : curah hujan di atas 200 mm per bulan Bulan Lembab (BL) : curah hujan mm/bulan Bulan Kering (BK) : curah hujan di bawah 100 mm per bulan

4 65 Lampiran 2. (Lanjutan) a. Tipe utama klasifikasi Oldeman terdiri dari 5 tipe berdasarkan jumlah BB berturut-turut, yaitu : Tipe Utama Jumlah Bulan Basah Berurutan A >9 B 7-9 C 5-6 D 3-4 E <3 b. Sub divisi klasifikasi Oldeman terdiri dari 4 sub divisi berdasarkan pada jumlah BK berturut-turut, yaitu : Sub Divisi Jumlah Bulan Kering Berurutan 1 < >6

5 66 Lampiran 2. (Lanjutan) Dalam hubungannya dengan pertanian tanaman pangan, Oldeman mengemukakan penjabaran tiap-tiap iklim sebagai berikut : Tipe Penjabaran Iklim A 1 A 2 B 1 B 2 C 1 C 2 C 3 C 4 D 1 D 2 D 3 D 4 E 1 Dapat ditanam padi sawah terus-menerus, tetapi produksinya kurang baik karena radiasi matahari kurang Dapat ditanam padi sawah terus-menerus dengan produksi yang cukup baik karena radiasi matahari cukup Dapat ditanam padi sawah dua kali dan palawija satu kali Dapat ditanam padi sawah satu kali dan palawija dua kali Dapat ditanam padi sawah satu kali dan palawija dua kali tetapi untuk palawija kedua harus berhati-hati Dapat ditanam padi sawah (berumur pendek) satu kali dan palawija satu kali Dapat ditanam padi sawah (berumur pendek) satu kali atau palawija satu kali Hanya mungkin ditanami palawija 1 kali Jumlah Bulan Basah (BB) berturut-turut adalah 3 Jumlah Bulan Kering (BK) berturut-turut adalah 4 Jadi klasifikasi iklim Ciparay menurut Oldeman termasuk tipe D 3

6 67 Lampiran 2. (Lanjutan) Data rata-rata curah hujan harian (mm) dari bulan Juli - Oktober 2011 : Tanggal Bulan Juli Agustus September Oktober Jumlah Rata-rata 0,5 0 0,67 3,55 JHH Sumber: Data curah hujan biasa DAS Cirasea, Kec. Ciparay, Kab. Bandung

7 68 Lampiran 3. Deskripsi Tanaman Padi Sawah Kultivar Ciherang Nama Varietas : Ciherang Nomor seleksi : S3383-1D-PN Asal persilangan : IR / 3 *IR // 4 *IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : cm Anakan produktif : batang Warna kaki : Hijau Warna batang : Hijau Warna telinga daun : Tidak berwarna Warna lidah daun : Tidak berwarna Warna daun : Hijau Muka daun : Kasar pada sebelah bawah Posisi daun : Tegak Daun bendera : Tegak Bentuk gabah : Panjang ramping Warna gabah : Kuning bersih Kerontokan : Sedang Kerebahan : Sedang Tekstur nasi : Pulen Kadar amilosa : 23% Indeks glikemik : 54,9 Bobot 1000 butir : 28 g Rata-rata hasil : 6,0 t/ha Potensi hasil : 8,5 t/ha Ketahanan terhadap Hama : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan agak tahan biotipe 3 Penyakit : Tahan terhadap hawar daun bakteri strain III dan IV

8 69 Lampiran 3. (Lanjutan) Anjuran tanam : Baik ditanam di lahan sawah irigasi dataran rendah sampai 500m dpl. Pemulia : Tarjat T,Z.A. Simanullang,E.Sumadi dan Aan A.Daradjat Alasan utama dilepas : Lebih tahan HDB dibanding IR64, Produktivitas tinggi,mutu dan rasa nasi setara IR64, indeks glikemik rendah Dilepas tahun : 2000 Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 2010

9 70 Lampiran 4. Hasil Uji Mutu Pupuk Hayati Biovita HASIL ANALISIS MIKROBIOLOGI Pengirim Sampel : PT. VITAFARM INDONESIA Tanggal : 10 Maret 2011 Nama Sampel : Pupuk Hayati Biovita Nomor Sampel : S79 1. Kandungan dan jumlah populasi mikroba No. Jenis Analisis Hasil (cfu/ml) Metode 1. Azotobacter sp. 5,4 x 10 7 Plate Count 2. Azospirillum sp. 7,5 x 10 7 Plate Count 3. Bakteri Pelarut Fosfat 6,5 x 10 7 Plate Count 4. Pseudomonas sp. 9,2 x 10 7 Plate Count 2. Uji fungsional Kriteria No. Jenis Mikroba (positif/negatif) 1. Bakteri penambat N 2 Positif 2. Bakteri penambat N 2 Positif 3. Bakteri pelarut fosfat Positif 4. Bakteri pelarut fosfat Positif 3. Uji patogenitas No. Metode Kriteria (positif/negatif) 1. Nekrosis tembakau Negatif 4. Analisis logam berat* No. Jenis Analisis Hasil Satuan Metode 1. As 0,17 Ppm Oksidasi basah, HNO 3 + HClO 4, AAS Hydride 2. Cd 0,01 Ppm Oksidasi basah, HNO 3 + HClO 4, AAS 3. Hg 5,00 Ppm Oksidasi basah, HNO 3 + HClO 4, AAS Hydride Cold Vapour 4. Pb 0,01 Ppm Oksidasi basah, HNO 3 + HClO 4, AAS 5. Bahan ikutan tt % Sortasi dan pengayakan *Dianalisis di Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman, Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran (2011).

10 71 Lampiran 5. Tata Letak Percobaan Rancangan Acak Kelompok (RAK) 3,5 m 50 cm 3 m I II III IV H1 H5 H5 H6 H6 H0 H1 H3 U H2 H2 H6 H4 H0 H3 H3 H5 H4 H4 H4 H2 H3 H1 H0 H1 Ket : H5 H6 H2 H0 30 cm H0 = Kontrol (tanpa pupuk) H1 = Pupuk N, P, K dosis rekomendasi : Air masuk : Air keluar H2 = Pupuk hayati Biovita 400 g/ha H3 = Pupuk hayati Biovita 400 g/ha + Pupuk N, P, K dosis rekomendasi H4 = Pupuk hayati Biovita 400 g/ha + Pupuk N, P, (¼ dosis rekomendasi) dan K H5 = Pupuk hayati Biovita 400 g/ha + Pupuk N, P, (½ dosis rekomendasi) dan K H6 = Pupuk hayati Biovita 400 g/ha + Pupuk N, P, (¾ dosis rekomendasi) dan K

11 72 Lampiran 5. (Lanjutan) Contoh Salah Satu Petak Perlakuan dan Sampel Ket : : Padi : Padi sebagai border : Padi yang diambil sebagai sampel

12 73 Lampiran 6. Perhitungan Rekomendasi Pemupukan N, P, K dan Pupuk Hayati Biovita Luas Petak = 3 x 3,5 m = 10,5 m 2 Populasi tanaman/ha = untuk konversi hasil tanaman per ha Jarak tanam 30 x 35 cm = 1050 cm 2 = 0,105 m 2 Populasi/ha = m 2 /0,105 m 2 = tanaman/ha Dosis pupuk-pupuk dasar Contoh: urea 200 kg/ha (pemberian 100kg/ha, 50 kg/ha, 50 kg/ha) Urea/petak= (10,5 m 2 /10000 m 2 ) x 200 kg = 210 g/petak Peta pupuk dasar dosis rekomendasi Pupuk Pemupukan ke-1 (0 HST) Pemupukan ke-2 (18 Pemupukan ke-3 (36 HST) HST) Urea 100 kg/ha atau 105 g/petak 50 kg/ha atau 52,5 g/petak 50 kg/ha atau 52,5 g/petak Sp kg/ha atau 52,5 g/petak - - KCl 25 kg/ha atau 26,2 g/petak - 25 kg/ha atau 26,2 g/petak Aplikasi Pupuk Hayati Biovita Dosis pemberian Pupuk Hayati Biovita di persemaian 50 g/m 2 (50 g + 5 kg kompos) Dosis pemberian Pupuk Hayati Biovita di lahan 400 g/ha (400 g + 40 kg kompos = g) Dengan luas petak 10,5 m 2 maka dosis pemberiannya adalah (10,5 m 2 /10000 m 2 ) x g = 42,42 g/petak

13 74 Lampiran 7. a. Tabel pengamatan Data dan Analisis Statistik Tinggi Tanaman Pada 3 MST Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 31,02 33,33 31,72 33,47 129,54 32,39 H1 33,63 34,49 34,85 35,17 138,14 34,54 H2 33,37 35,84 35,25 32,19 136,65 34,16 H3 35,06 32,97 36,92 35,12 140,07 35,02 H4 31,68 31,78 30,38 35,07 128,91 32,23 H5 34,82 34,66 35,66 33,33 138,47 34,62 H6 34,73 33,59 35,01 38,11 141,44 35,36 Total 234,31 236,66 239,79 242,46 953,22 238,31 b. Perhitungan dan tabel analisi varians 1. Derajat Bebas (DB) Kelompok = k - 1 = 4-1 = 3 (DB) Perlakuan = p - 1 = 7-1 = 6 (DB Total = k.p - 1 = = 27 (DB) Galat = (k - 1)(p - 1) = (4-1)(7-1) = Faktor Koreksi (FK) = ( Total Pengamatan) 2 k.p = (953.22)² 4.7 = 32451, Jumlah Kuadrat (JK) Total = Xij² - FK = [(31,02)² (38,11)²] ,013 = 85,3 (JK) Kelompok = j² - FK t = [(234,31)² (239,79)²] ,013 7 = 5,45 (JK) Perlakuan = i² - FK r = [(129,54)² (141,44)²] ,013 4 = 37,26 (JK) Galat = JK Total - JK Kelompok - JK Perlakuan = 85,3 5,45 37,26 = 42,59

14 75 4. Kuadrat Tengah (KT) Kelompok = JK Kelompok DB Kelompok = 5,45 = 1,82 3 (KT) Perlakuan = JK Perlakuan DB Perlakuan = 37,26 = 6,21 6 (KT) Galat = JK Galat DB Galat = 42,59 = 2, F Hitung Kelompok = KT Kelompok KT Galat = 1,82 2,37 = 0, F Hitung Perlakuan = KT Perlakuan KT Galat = 6,21 2,37 = 2,62 Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 5,45 1,82 Perlakuan 6 37,26 6,21 2,62 2,66 ts Galat 18 42,59 2,37 Total 27 85,30 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 2,37 / 4 = 0,77 LS Hasil Perlakuan Rataan Selisih Rataan R Uji H4 32,23 a H0 32,39 0,16 2,29 a H2 34,16 1,94 1,78 2,40 a H1 34,54 2,31 2,15 0,37 2,47 a H5 34,62 2,39 2,23 0,45 0,08 2,52 a H3 35,02 2,79 2,63 0,85 0,48 0,40 2,56 a H6 35,36 3,13 2,98 1,2 0,83 0,74 0,34 2,58 a

15 76 Lampiran 8. a. Tabel pengamatan Data dan Analisis Statistik Tinggi Tanaman Pada 5 MST Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 54,14 54,90 53,47 50,21 212,72 53,18 H1 60,80 58,78 59,98 52,68 232,24 58,06 H2 58,92 57,67 55,86 52,29 224,74 56,19 H3 64,19 58,81 66,29 57,17 246,46 61,62 H4 58,99 58,20 55,65 52,61 225,45 56,36 H5 59,18 58,56 52,99 56,29 227,02 56,76 H6 62,51 54,83 62,09 55,76 235,19 58,80 Total 418,73 401,75 406,33 321, ,06 387,02 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 131,27 43,76 Perlakuan 6 163,32 27,22 4,84 2,66 * Galat ,23 5,62 Total ,82 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 5,62 / 4 = 1,19 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 53,18 a H2 56,19 3,01 3,53 ab H4 56,36 3,18 0,18 3,71 ab H5 56,76 3,58 0,57 0,39 3,82 ab H1 58,06 4,88 1,88 1,70 1,31 3,89 bc H6 58,80 5,62 2,61 2,44 2,04 0,74 3,95 bc H3 61,62 8,44 5,43 5,25 4,86 3,56 2,82 3,99 c

16 77 Lampiran 9. a. Tabel pengamatan Data dan Analisis Statistik Tinggi Tanaman 7 MST Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 63,89 63,23 61,4 59,94 248,46 62,12 H1 70,56 67,02 70,21 64,38 272,17 68,04 H2 66,26 68,63 64,67 62,24 261,80 65,45 H3 71,67 69,71 72,15 70,34 283,87 70,97 H4 67,91 69,14 63,24 62,14 262,43 65,61 H5 67,83 64,22 63,32 66,66 262,03 65,51 H6 71,87 64,23 70,18 66,22 272,50 68,13 Total 479,99 466,18 465,17 451, ,26 465,82 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 56,36 18,79 Perlakuan 6 188,3 31,38 6,25 2,66 * Galat 18 90,39 5,02 Total ,05 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 5,02 / 4 = 1,12 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 62,12 a H2 65,45 3,34 3,33 b H5 65,51 3,39 0,06 3,49 b H4 65,61 3,49 0,16 0,1 3,60 b H1 68,04 5,93 2,59 2,53 2,44 3,66 bc H6 68,13 6,01 2,68 2,62 2,52 0,08 3,72 bc H3 70,96 8,85 5,52 5,46 5,36 2,93 2,84 3,75 c

17 78 Lampiran 10. Data dan Analisis Statistik Jumlah Anakan/rumpun Pada 3 MST a. Tabel pengamatan Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 6,80 6,28 6,60 7,50 27,18 6,79 H1 9,10 8,88 8,50 8,90 35,38 8,84 H2 6,45 9,50 5,20 10,30 31,45 7,86 H3 10,86 12,20 14,30 4,10 41,46 10,36 H4 9,49 10,10 5,20 6,80 31,59 7,90 H5 10,51 9,43 7,30 6,10 33,34 8,33 H6 10,15 8,09 8,10 8,80 35,14 8,78 Total 63,36 64,46 55,20 52,50 235,52 58,88 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 14,72 4,91 Perlakuan 6 29,31 4,89 0,95 2,66 ts Galat 18 92,64 5,15 Total ,67 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 5,15 / 4 = 1,13 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 6,79 a H2 7,86 1,07 3,36 a H4 7,90 1,10 0,03 3,53 a H5 8,33 1,54 0,47 0,44 3,63 a H6 8,78 1,99 0,92 0,89 0,45 3,70 a H1 8,84 2,05 0,98 0,95 0,51 0,06 3,75 a H3 10,36 3,57 2,5 2,47 2,03 1,58 1,52 3,79 a

18 79 Lampiran 11. Data dan Analisis Statistik Jumlah Anakan/rumpun Pada 5 MST a. Tabel pengamatan Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 15,71 17,13 15,00 12,70 60,54 15,13 H1 17,75 17,10 21,60 18,10 74,55 18,64 H2 17,29 17,38 15,90 13,70 64,26 16,07 H3 18,14 17,60 21,10 19,90 76,74 19,19 H4 18,50 18,40 16,90 16,00 69,80 17,45 H5 17,25 20,13 18,50 16,70 72,81 18,14 H6 19,71 16,70 17,20 19,20 72,58 18,20 Total 104,64 107,73 109,00 97,10 418,47 104,62 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok Perlakuan * Galat Total Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 2,68 / 4 = 0,82 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H a H ab H ab H b H b H b H c

19 80 Lampiran 12. Data dan Analisis Statistik Jumlah Anakan/rumpun Pada 7 MST a. Tabel pengamatan Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 26,80 26,40 23,20 24,20 100,60 25,15 H1 30,40 32,00 30,00 28,60 121,00 30,25 H2 30,80 29,80 26,20 22,80 109,60 27,40 H3 30,00 32,80 37,40 27,00 116,40 31,80 H4 30,60 28,20 28,00 27,80 127,20 28,65 H5 32,20 29,80 25,40 29,00 114,60 29,10 H6 27,20 29,60 29,20 31,40 117,40 29,35 Total 208,00 208,60 199,40 190,80 806,80 201,70 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 30,2 10,07 Perlakuan 6 107,19 17,87 2,67 2,66 * Galat ,08 6,73 Total ,47 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 6,73 / 4 = 1,30 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 25,15 a H2 27,40 2,25 3,86 ab H5 28,65 3,50 1,25 4,06 ab H4 29,10 3,95 1,70 0,45 4,17 ab H6 29,35 4,20 1,95 0,70 0,25 4,25 ab H1 30,25 5,10 2,85 1,60 1,15 0,90 4,32 b H3 31,80 6,65 4,40 3,15 2,70 2,45 1,55 4,36 c

20 81 Lampiran 13. Data dan Analisis Statistik Indeks Luas Daun a. Tabel pengamatan Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 2,96 2,60 2,58 2,59 10,73 2,68 H1 3,34 3,27 3,12 3,22 12,96 3,24 H2 3,00 3,10 3,08 2,83 12,01 3,00 H3 3,10 3,42 3,30 3,28 13,10 3,28 H4 3,01 2,80 3,09 2,70 11,60 2,90 H5 3,25 3,18 3,34 3,01 12,78 3,20 H6 3,19 3,23 3,05 3,11 12,58 3,15 Total 21,84 21,61 21,57 20,73 85,76 21,44 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 0,04 0,01 Perlakuan 6 1,10 0,18 9,00 2,66 * Galat 18 0,38 0,02 Total 27 1,52 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 0,02/ 4 = 0,07 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 2,68 a H4 2,90 0,22 0,21 b H2 3,00 0,32 0,10 0,22 bc H6 3,15 0,46 0,24 0,14 0,22 cd H5 3,20 0,51 0,30 0,19 0,05 0,23 cd H1 3,24 0,56 0,34 0,24 0,09 0,04 0,23 d H3 3,28 0,59 0,37 0,27 0,13 0,08 0,04 0,23 d

21 82 Lampiran 14. Data dan Analisis Statistik NiIai Persamaan Regresi Indeks Luas Daun No X 1 X 2 X 1X 2 Y X 1 2 x 2 2 X 1Y X 2Y Y ,00 1,00 24,00 27,81 576,00 1,00 667,44 27,81 773, ,00 0,90 28,80 31, ,00 0, ,44 28, , ,00 1,30 48,10 41, ,00 1, ,66 53, , ,00 1,30 36,40 30,01 784,00 1,69 840,28 39,01 900, ,00 0,90 29,70 24, ,00 0,81 804,54 21,94 594, ,00 1,10 34,10 26,96 961,00 1,21 835,76 29,66 726, ,00 0,90 27,90 27,58 961,00 0,81 854,98 24,82 760, ,00 1,50 39,00 32,42 676,00 2,25 842,92 48, , ,50 1,00 25,50 23,85 650,25 1,00 608,18 23,85 568, ,50 1,50 48,75 41, ,25 2, ,85 62, , ,00 1,10 27,50 43,54 625,00 1, ,50 47, , ,00 1,00 38,00 28, ,00 1, ,90 28,05 786, ,00 1,00 20,00 33,92 400,00 1,00 678,40 33, , ,50 1,50 39,75 50,21 702,25 2, ,57 75, , ,00 1,40 30,80 38,00 484,00 1,96 836,00 53, , ,00 1,10 35,20 33, ,00 1, ,72 36, , ,00 1,50 54,00 38, ,00 2, ,08 57, , ,00 1,30 32,50 39,74 625,00 1,69 993,50 51, , ,00 1,00 29,00 24,77 841,00 1,00 718,33 24,77 613, ,50 1,30 21,45 35,10 272,25 1,69 579,15 45, , ,00 1,20 24,00 27,83 400,00 1,44 556,60 33,40 774, ,00 1,40 44,80 29, ,00 1,96 936,00 40,95 855, ,00 1,20 30,00 32,10 625,00 1,44 802,50 38, , ,00 1,30 31,20 25,51 576,00 1,69 612,24 33,16 650, ,00 1,10 31,90 44,82 841,00 1, ,78 49, , ,00 1,50 49,50 16, ,00 2,25 528,00 24,00 256, ,00 1,50 31,50 23,66 441,00 2,25 496,86 35,49 559, ,00 1,10 45,10 43, ,00 1, ,20 47, , ,00 1,30 29,90 28,48 529,00 1,69 655,04 37,02 811, ,00 1,00 46,00 28, ,00 1, ,20 28,70 823,69 Jumlah 864,00 36, ,35 972, ,00 44, , , ,07 Ratarata Keterangan : X 1 28,80 1, , , ,7333 1, , , ,169 : panjang daun X 2 : lebar daun Y : luas daun

22 83 Lampiran 14. (Lanjutan) Persamaan dari variabel tersebut yaitu : Y = a + b 1 p + b 2 l b 1 = ( X 2 2 ) ( X 1 Y ) - ( X 1 X 2 ) ( X 2 Y ) ( X 1 2 ) ( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2 = (44,92)( 28057,61) (1034,35)( 1182,737) (26182)( 44,92) (1034,35) 2 = 0,35 b 2 = ( X 1 2 ) ( X 2 Y ) - ( X 1 X 2 ) ( X 1 Y ) ( X 1 2 ) ( X 2 2 ) - ( X 1 X 2 ) 2 = (26182)( 1182,737 ) (1030,45)( 28057,61) (26182)( 44,92) (1030,45) = 18,31 a = Ŷ b 1 X 1 b 2 X 2 = 32,40 ( 0,35)( 28,80) (18,31)( 1,21) = 0,28 Jadi Y = 0,28+0,35p+18,31l Korelasi luas daun dengan perkalian panjang dan lebar daun : JKR = b 1 X 1 Y + b 2 X 2 Y = 0,35 (28057,61) + 18,31 (1182,737) = 31427,97 R 2 = JKR Y 2 = 31427, ,07 = 0,97

23 84 Lampiran 14. (Lanjutan) Harga r table untuk taraf 5 % dengan n = 30 adalah 0,361 dan 1 % adalah 0,463. Harga r lebih kecil dari dari r tabel (0,97 < 0,463 < 0,361). Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan positif dan signifikan sebesar 0,97 antara luas daun dengan perkalian panjang dan lebar, sehingga dapat dihitung dengan fungsi linear berganda(pramudita, 2010). Koefisien determinasinasinya r 2 = 0,97 = 97 %. Hal ini menunjukkan nilai rata-rata luas daun satu batang tanaman hanya 97,22 % ditentukan oleh nilai perkalian p x l, melalui persamaan regresi Y = 0,28+0,35p+18,31l

24 85 Lampiran 15. Data dan Analisis Statistik Jumlah Malai per Rumpun Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 15,10 18,60 19,70 18,80 72,20 18,05 H1 26,60 24,90 28,80 24,90 105,20 26,30 H2 27,60 24,60 26,80 26,60 105,60 26,40 H3 30,70 30,10 27,60 29,40 117,80 29,45 H4 27,90 26,80 26,60 27,60 108,90 27,23 H5 27,00 27,40 28,20 28,80 111,40 27,85 H6 26,00 27,90 28,20 32,00 114,10 28,53 Total 180,90 180,30 185,90 188,10 735,20 183,80 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 6,22 2,07 Perlakuan 6 344,76 57,46 21,20 2,66 * Galat 18 48,69 2,71 Total ,67 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 2,71 / 4 = 0,82 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 18,05 a H1 26,30 8,25 2,44 b H2 26,40 8,35 0,10 2,56 b H4 27,23 9,18 0,93 0,83 2,63 bc H5 27,85 9,80 1,55 1,45 0,63 2,68 bc H6 28,53 10,4 2,23 2,13 1,3 0,67 2,72 bc H3 29,45 11,4 3,15 3,05 2,23 1,6 0,93 2,75 c

25 86 Lampiran 16. Data dan Analisis Statistik Jumlah Gabah Isi per Malai Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 67,00 58,00 100,00 63,00 288,00 72,00 H1 133,00 103,00 100,00 102,00 438,00 109,50 H2 95,00 91,00 93,00 84,00 363,00 90,75 H3 130,00 128,00 117,00 120,00 495,00 123,75 H4 118,00 122,00 113,00 113,00 466,00 116,50 H5 104,00 127,00 88,00 106,00 425,00 106,25 H6 127,00 108,00 104,00 129,00 468,00 117,00 Total 707,00 737,00 715,00 654, ,00 703,25 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 320,97 106,99 Perlakuan , ,41 7,74 2,66 * Galat ,28 167,29 Total ,68 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 167,29 / 4 = 6,47 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasi l Uji H0 72,00 a H2 90,75 18,75 17,8 b H5 106,25 34,25 15,50 18,7 bc H1 109,50 37,50 18,75 3,25 19,3 c H4 116,50 44,50 25,75 10,25 7,00 19,6 c H6 117,00 45,00 26,25 10,75 7,50 0,50 19,9 c H3 123,75 51,75 33,00 17,50 14,25 7,25 6,75 20,1 c

26 87 Lampiran 17. Data dan Analisis Statistik Bobot 1000 Butir Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 22,84 23,24 22,93 23,35 92,36 23,09 H1 25,09 24,76 24,48 24,58 98,91 24,73 H2 24,23 24,89 23,56 23,6 96,28 24,07 H3 25,35 25,62 24,74 24,65 100,36 25,09 H4 24,66 23,85 23,26 23,43 95,20 23,80 H5 25,92 24,88 23,76 24,78 99,34 24,84 H6 24,31 25,23 25,15 26,09 100,78 25,20 Total 149,56 172,47 167,88 147,13 683,23 159,26 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 2 0,67 Perlakuan 6 14,36 2,39 7,97 2,66 * Galat 18 5,33 0,30 Total 27 21,69 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 0,3 / 4 = 0,27 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 23,09 a H4 23,80 0,71 0,80 ab H2 24,07 0,98 0,27 0,84 b H1 24,73 1,64 0,93 0,66 0,87 bc H5 24,84 1,75 1,04 0,77 0,11 0,88 bc H3 25,09 2,00 1,29 1,02 0,36 0,25 0,90 c H6 25,20 2,11 1,40 1,13 0,47 0,36 0,11 0,90 c

27 88 Lampiran 18. Data dan Analisis Statistik Bobot Gabah per Petak Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 3,70 4,10 2,70 3,20 13,70 3,43 H1 4,30 6,30 4,00 4,30 18,90 4,73 H2 4,10 4,40 2,90 3,20 14,60 3,65 H3 4,40 4,00 4,70 5,80 18,90 4,73 H4 4,00 4,00 3,30 5,00 16,30 4,08 H5 4,10 5,50 4,40 6,10 20,10 5,03 H6 3,90 5,20 5,00 6,90 21,00 5,25 Total 28,50 33,50 27,00 34,50 123,50 30,88 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 5,82 1,94 Perlakuan 6 11,77 1,96 3,32 2,66 * Galat 18 10,68 0,59 Total 27 28,27 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = 0,59 / 4 = 0,38 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 3,43 a H2 3,65 0,23 1,13 ab H4 4,08 0,65 0,43 1,19 ab H1 4,73 1,30 1,08 0,65 1,22 bc H3 4,73 1,30 1,08 0, ,24 bc H5 5,03 1,60 1,38 0,95 0,30 0,30 1,26 c H6 5,25 1,83 1,60 1,18 0,53 0,52 0,23 1,27 c

28 89 Lampiran 19. Data dan Analisis Statistik Indeks Panen Perlakuan Kelompok Ratarata Total I II III IV H0 0,45 0,41 0,42 0,46 1,74 0,44 H1 0,53 0,48 0,47 0,49 1,97 0,49 H2 0,44 0,47 0,43 0,46 1,80 0,45 H3 0,50 0,48 0,53 0,46 1,97 0,49 H4 0,46 0,45 0,44 0,48 1,83 0,46 H5 0,47 0,45 0,48 0,50 1,90 0,48 H6 0,48 0,48 0,49 0,49 1,95 0,49 Total 3,33 3,23 3,27 3,34 13,17 3,29 b. Tabel analisis varians Sumber Ragam DB JK KT Fh F.05 Ket. Kelompok 3 0,001 0,0004 Perlakuan 6 0,012 0,002 4,26 2,66 * Galat 18 0,009 0,0005 Total 27 0,022 Keterangan : * = Signifikan ts = Tidak signifikan c. Uji lanjut jarak berganda duncan pada taraf 5% Sx = KT Galat / Kelompok = / 4 = 0,01 Perlakuan Rataan Selisih Rataan LSR Hasil Uji H0 0,436 a H2 0,450 0,014 0,03 ab H4 0,457 0,021 0,007 0,03 abc H5 0,475 0,039 0,025 0,018 0,03 bcd H6 0,488 0,052 0,037 0,031 0,013 0,03 cd H1 0,493 0,057 0,042 0,036 0,017 0,005 0,03 d H3 0,493 0,057 0,043 0,036 0,018 0,005 0,001 0,03 d

29

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang

Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi Sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal Persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-3-1//IR19661-131- 3-1///IR64

Lebih terperinci

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2.

Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III S1 S2 S3 V1 V2 V3 V2 V1 V cm V3 V3 V1 S2 S3 S1 V cm. 50 cm V1. 18,5 m S3 S1 S2. Lampiran 1. BaganPenelitian U I U II U III T V1 V2 V3 U S V2 V1 V2 B 150 cm V3 V3 V1 100 cm V3 V3 V1 50 cm V1 V2 V3 18,5 m V2 V1 V2 V3 V1 V1 V2 V2 V2 5,5 m V1 V3 V3 80 cm 300 cm Lampiran 2.Bagan Tanaman

Lebih terperinci

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit

Potensi Hasil : 5-8,5 ton/ha Ketahanan : Tahan terhadap wereng coklat biotipe 2 dan 3 Terhadap Hama. Ketahanan. Terhadap Penyakit LAMPIRAN 30 31 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Nama Varietas : Ciherang Kelompok : Padi sawah Nomor Seleksi : S3383-1d-Pn-41 3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/IR19661-131-31//IR19661131-3-

Lebih terperinci

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara

KK : 2.4% Ket: ** ( sangat nyata) tn (tidak nyata) Universitas Sumatera Utara Lampiran 1. Data pengamatan tinggi tanaman padi (cm) pada umur 3 MST pada P0V1 60.90 60.33 59.33 180.57 60.19 P0V2 53.33 59.00 58.33 170.67 56.89 P0V3 62.97 61.33 60.97 185.27 61.76 P1V1 61.57 60.03 59.33

Lebih terperinci

: Kasar pada sebelah bawah daun

: Kasar pada sebelah bawah daun Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Ciherang Varietas : Ciherang Nomor Pedigree : S 3383-1d-Pn-41-3-1 Asal/Persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR Golongan : Cere Bentuk : Tegak Tinggi : 107 115 cm Anakan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan

Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3. Nomor persilangan : BP3448E-4-2. Anakan produktif : 17 anakan Lampiran 1: Deskripsi padi varietas Inpari 3 Nomor persilangan : BP3448E-4-2 Asal persilangan : Digul/BPT164-C-68-7-2 Golongan : Cere Umur tanaman : 110 hari Bentuk tanaman : Sedang Tinggi tanaman : 95

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag

Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag LAMPIRAN 38 39 Tabel Lampiran 1. Komposisi Kimia Blast Furnace Slag dan Electric Furnace Slag Kadar total Satuan BF Slag Korea EF Slag Indonesia Fe 2 O 3 g kg -1 7.9 431.8 CaO g kg -1 408 260.0 SiO 2 g

Lebih terperinci

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi Deskripsi Padi Varietas Cigeulis Informasi Ringkas Bank Pengetahuan Padi Indonesia Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 2008 Nama Varietas Tahun Tetua Rataan Hasil Pemulia Golongan Umur tanaman

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007)

Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Lampiran 1. Deskripsi padi varietas Ciherang (Supriatno et al., 2007) Asal persilangan : IR 18349-53-1-3-1-3/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3-1///IR 64////IR 64 Umur tanaman : 116-125 hari Bentuk tanaman

Lebih terperinci

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat

Lampiran 2. Analisis ragam tinggi tanaman umur 40 HST setelah aplikasi pupuk organik padat LAMPIRAN 83 84 Lampiran 1. Analisi ragam tinggi tanaman umur 10 HST setelah aplikasi pupuk organik padat Perlakuan 216,603 20 10,830 1,81 0,0529 Jenis Tanah 12,532 2 6,266 1,05tn 0,3604 Penambahan Fe 69,770

Lebih terperinci

Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU

Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU Lampiran 1. Bagan Penelitian di Rumah Kasa FP USU U P7 P3 P5 P4 P0 P2 P8 P5 P3 P5 P8 P4 P1 P6 P8 P3 P7 P6 P6 P1 P7 P0 P2 P1 P2 P4 P0 U1 U2 U3 Lampiran 2. Prosedur Metode Bray II Prinsip : P tersedia tanah

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009)

LAMPIRAN. Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi. 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009) 40 LAMPIRAN Lampiran 1 Deskripsi dan gambar varietas tanaman padi 1. Deskripsi Varietas Padi Ciherang (Suprihatno et al. 2009) Nomor seleksi : S3383-1D-PN-41-3-1 Asal persilangan : IR18349-53-1-3-1-3/3*IR19661-131-3-1-3//4*IR64

Lebih terperinci

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5

J3V3 J1V3 J3V2 J1V2 J3V4 J1V5 J2V3 J2V5 Lampiran 1. Bagan Percobaan 1 2 3 J2V5 J1V2 J3V1 X X X X X X X X X X J1V4 J2V2 J3V3 X X X X X X X X X X J3V1 J3V4 J1V1 X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X J2V3 J1V5 J2V4 X X X X X X X X X X J1V2 J3V5

Lebih terperinci

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2)

V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V1A2(2) 64 Lampiran 1. Lay Out Penelitian V4A2(3) V3A1(1) V2A1(2) V2A1(3) V4A1(2) V1A1(3) V3A1(3) V2A2(2) V3A1(2) V1A1(1) V5A2(1) V3A2(3) V4A1(3) V4A1(1) V5A1(2) V4A2(1) V2A2(1) V1A2(3) V3A2(2) V4A2(2) V2A1(1)

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE

Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE Lampiran 1. Deksripsi Varietas Padi CISADANE Nomor seleksi : B2484B-PN-28-3-MR-1 Asal persilangan : Pelita I-1/B2388 Golongan : Cere, kadang-kadang berbulu Umur tanaman : 135-140 hari Bentuk tanaman :

Lebih terperinci

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2

LAMPIRAN U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2 LAMPIRAN Lampiran 1. Bagan Penelitian U U1 U2 U3 T2 T3 T1 T3 T1 T2 T1 T2 T3 U4 U5 U6 T1 T3 T2 T1 T3 T2 T2 T3 T1 U7 U8 U9 T3 T1 T2 T2 T1 T3 T3 T1 T2 Keterangan: U T1 T2 T3 : : Padi Sawah : Padi Gogo : Rumput

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo. Asal Persilangan :S487B-75/IR //IR I///IR 64////IR64 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Padi Varietas Cibogo Nomor seleksi : S3382-2D-PN-16-3-KP-I Asal Persilangan :S487B-75/IR 19661-131-3-1//IR 19661-131-3- I///IR 64////IR64 Golongan : Cere Umur tanaman : 115-125

Lebih terperinci

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia. 49 Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza Asal Tanaman Golongan Umur Batang Tinggi Tanaman Tinggi letak tongkol Warna daun Keseragaman tanaman Bentuk malai Warna malai Warna sekam

Lebih terperinci

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut

Ciparay Kabupaten Bandung. Ketinggian tempat ±600 m diatas permukaan laut. dengan jenis tanah Inceptisol (Lampiran 1) dan tipe curah hujan D 3 menurut III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di lahan sawah Sanggar Penelitian Latihan dan Pengembangan Pertanian (SPLPP) Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran Unit

Lebih terperinci

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2

LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Lampiran 1. Layout Penelitian LAMPIRAN B 1 C 4 F 4 A 4 D 1 E 2 G 1 C 1 C 3 G 2 A 1 B 4 G 3 C 2 F 2 G 4 E 4 D 2 D 3 A 2 A 3 B 3 F 3 E 1 F 1 D 4 E 3 B 2 Keterangan : A B C D E F G = Kontrol = Urea = Urea

Lebih terperinci

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit

: tahan terhadap wereng coklat biotipe 1, 2, 3 dan Sumatera Utara Ketahanan terhadap penyakit LAMPIRAN 52 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Aek Sibundong Nomor pedigri : BP1924-1E-5-2rni Asal persilangan : Sitali/Way Apo Buru//2*Widas Golongan : Cere Umur tanaman : 108-125 hari Bentuk tanaman : Tegak

Lebih terperinci

Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl 2.2H 2 O K 2 SO mm. 195 mg/l MgSO 4.7H 2 O. 12 mg/l Ket: 1 mm = 300 mg/l.

Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl 2.2H 2 O K 2 SO mm. 195 mg/l MgSO 4.7H 2 O. 12 mg/l Ket: 1 mm = 300 mg/l. 47 Lampiran 1. Komposisi Media Larutan Hara Minimum Miftahudin (00). Reagen (PA) Konsentrasi mg/l CaCl.H O 0,40 mm 10 mg/l K SO4 0.65 mm 195 mg/l MgSO 4.7H O 0.8 mm 75 mg/l NH 4 Cl 0.01 mm 3 mg/l NH 4

Lebih terperinci

: varietas unggul nasional (released variety) : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15

: varietas unggul nasional (released variety) : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 : B6876B-MR-10/B6128B-TB-15 Lampiran 1. Deskripsi Padi Varietas Batutugi Nama varietas : Batutugi Kategori : varietas unggul nasional (released variety) SK : 636/Kpts/TP.240/12/2001 tanggal 13 Desember tahun 2001 Tahun : 2001 Tetua

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Kondisi Lahan 4. 1. 1. Sifat Kimia Tanah yang digunakan Tanah pada lahan penelitian termasuk jenis tanah Latosol pada sistem PPT sedangkan pada sistem Taksonomi, Tanah tersebut

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian dimulai dari April 2009 sampai Agustus 2009. Penelitian lapang dilakukan di lahan sawah Desa Tanjung Rasa, Kecamatan Tanjung Sari, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

Lampiran 1 Deskripsi varietas Inpari 6 Jete

Lampiran 1 Deskripsi varietas Inpari 6 Jete Lampiran 1 Deskripsi varietas Inpari 6 Jete Nomor seleksi : BP205D-KN-78-1-8 Asal persilangan : Dakava line 85/Membramo Golongan : Cere Umur tanaman : 118 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 100

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, PENDAHULUAN Latar Belakang Penggunaan varietas unggul baru padi ditentukan oleh potensi hasil, umur masak, ketahanan terhadap hama dan penyakit, serta rasa nasi. Umumnya konsumen beras di Indonesia menyukai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1. Pertumbuhan Tanaman 4. 1. 1. Tinggi Tanaman Pengaruh tiap perlakuan terhadap tinggi tanaman menghasilkan perbedaan yang nyata sejak 2 MST. Berdasarkan Tabel 3 dapat dilihat

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik 14 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik Sifat kimia dan fisik Latosol Darmaga dan komposisi kimia pupuk organik yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Karakteristik Tanah di Lahan Percobaan Berdasarkan kriteria Staf Pusat Penelitian Tanah (1983), karakteristik Latosol Dramaga yang digunakan dalam percobaan disajikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 119/Kpts/TP.240/2/2003 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA 93011 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA HIBRINDO R-2 Menimbang : a. bahwa dalam rangka usaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian,Perlakuan dan Analisis Data BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2014 Februari 2015. Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung Kec. Andong, Kab. Boyolali,

Lebih terperinci

Lampiran I. Lay Out Peneltian

Lampiran I. Lay Out Peneltian Lampiran I. Lay Out Peneltian 49 Lampiran II. Deskripsi Varietas Mentik Wangi Asal Persilangan : Mentikwangi Golongan : Cere Umur Tanaman : 112-113 Hst Bentuk Tanaman : TegakTinggi Tanaman : 106-113 cm

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan Metode Penelitian Pembuatan Pupuk Hayati BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Institut Pertanian Bogor, serta di kebun percobaan

Lebih terperinci

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai

II.TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai 9 II.TINJAUAN PUSTAKA A. Biologi Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Taksonomi tanaman padi menurut Tjitrosoepomo (2004) adalah sebagai berikut : Regnum Divisio Sub Divisio Class Ordo Family Genus : Plantae

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini dilaksanakan di Unit Lapangan Pasir Sarongge, University Farm IPB yang memiliki ketinggian 1 200 m dpl. Berdasarkan data yang didapatkan dari Badan Meteorologi

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan pada lahan sawah di Bontonompo Gowa-Sulsel yang

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil

Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil Lampiran 1. Sertifikat hasil pengujian jenis contoh tanah top soil No Jenis Analisis Nilai Metode 1. C-Organik (%) 1.53 Spectrophotometry 2. N-Total (%) 0.16 Kjeldahl 3. P-Bray I (ppm) 16.31 Spectrophotometry

Lebih terperinci

Sumber : Deskripsi Varietas Padi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Sumber : Deskripsi Varietas Padi, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi 22 Lampiran 1 Deskripsi Varietas Inpari 13 INPARI 13 Nomor seleksi : OM 1490 Golongan : Cere Umur tanaman : 103 hari Bentuk tanaman : Tegak Tinggi tanaman : 101 cm Anakan produktif : 17 Warna kaki : Hijau

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 533/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA ZY-64 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA ADIRASA-64 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Juli 2017 memiliki suhu harian rata-rata pada pagi hari sekitar 27,3 0 C dan rata rata BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengamatan Penunjang 4.1.1 Kondisi Lingkungan Tempat Penelitian Lokasi percobaan bertempat di desa Jayamukti, Kec. Banyusari, Kab. Karawang mendukung untuk budidaya tanaman

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kandungan Hara Tanah Analisis kandungan hara tanah pada awal percobaan maupun setelah percobaan dilakukan untuk mengetahui ph tanah, kandungan C-Organik, N total, kandungan

Lebih terperinci

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT

KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT KOLEKSI VARIETAS UNGGULAN PROVINSI SUMATERA BARAT Obyek koleksi varietas Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) pada Tahun 2016, selain berupa

Lebih terperinci

PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP HASIL PADI VARIETAS CIHERANG DAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL, BOGOR

PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP HASIL PADI VARIETAS CIHERANG DAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL, BOGOR PENGARUH PUPUK NPK MAJEMUK TERHADAP HASIL PADI VARIETAS CIHERANG DAN SIFAT KIMIA TANAH INCEPTISOL, BOGOR J. Purnomo ABSTRAK Varietas padi dan pengelolaan hara pupuk menentukan hampir 75% dari target produksi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010 sampai dengan bulan Januari 2011 di lahan sawah yang berlokasi di Desa Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor. Elevasi/GPS

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR Khairatun Napisah dan Muhammad Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan Jl. Panglima Batur Barat 4

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 1012/Kpts/SR.120/7/2008

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 1012/Kpts/SR.120/7/2008 KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 1012/Kpts/SR.120/7/2008 TENTANG PELEPASAN GALUR MUTAN PADI SAWAH Obs-1692/PsJ SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA BESTARI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan

Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) Ulangan Lampiran 1. Tabel Tinggi Tanaman 2 MST (cm) P0 21.72 20.50 21.20 20.86 21.90 106.18 21.24 P1 20.10 19.60 20.70 20.00 21.38 101.78 20.36 P2 20.20 21.40 20.22 22.66 20.00 104.48 20.90 P3 20.60 23.24 18.50

Lebih terperinci

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal LAMPIRAN 41 42 Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal Variabel Satuan Nilai Kriteria Tekstur Pasir Debu Liat % % % 25 46 29 Lempung berliat ph (H 2 O) 5.2 Masam Bahan Organik C Walklel&Black N Kjeidahl

Lebih terperinci

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

II. BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 15 II. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian yang dilaksanakan terdiri atas dua percobaan yaitu percobaan inkubasi dan percobaan rumah kaca. Percobaan inkubasi beserta analisis tanah

Lebih terperinci

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Dalam budi daya jagung perlu memperhatikan cara aplikasi pupuk urea yang efisien sehingga pupuk yang diberikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 131/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA P.02 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS MAPAN-P.02 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Semawung, Kec. Andong, Boyolali (lahan milik Bapak Sunardi). Penelitian dilaksanakan selama 5 bulan, dimulai bulan

Lebih terperinci

: Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas. : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata. : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto

: Tumbuh memanjang dan memiliki banyak tunas. : Lebar, panjang dan memiliki pinggiran daun rata. : PT. East West Seed Indonesia, Purwokerto 49 Lampiran 1. Deskripsi sawi varietas Tosakan Nama lain Umur tanaman Bentuk tanaman Batang Tangkai bunga : Caisim (Bangkok) : 30 hari : Besar, semi buka dan tegak : Tumbuh memanjang dan memiliki banyak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 4 bulan mulai Oktober 2012 Januari 2013. Penelitian dilaksanakan di PT. MEGA INTEGRATED FARM Kp. Lemah Nendeut

Lebih terperinci

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH

UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Seminar Nasional : Reformasi Pertanian Terintegrasi Menuju Kedaulatan Pangan UJI ADAPTASI BEBERAPA PADI HIBRIDA DI LAHAN SAWAH IRIGASI BARITO TIMUR, KALIMANTAN TENGAH Asmarhansyah 1) dan N. Yuliani 2)

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 517/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 517/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA PHB71 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS PP-1 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat : a. bahwa dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Panyipatan, Kabupaten Tanah Laut,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 132/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA P.05 SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS MAPAN-P.05 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan di desa Kleseleon, kecamatan Weliman, kabupaten Malaka, proinsi Nusa Tenggara Timur pada lahan sawah bukaan baru yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 377/Kpts/SR.120/5/2006 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI HIBRIDA SL - 11H SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA VARIETAS SL 11 SHS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011 Maret 2012. Persemaian dilakukan di rumah kaca Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Analisis Sifat Fisik dan Kimia Tanah Inceptisol Indramayu Inceptisol Indramayu memiliki tekstur lempung liat berdebu dengan persentase pasir, debu, liat masing-masing 38%,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Kimia Hasil analisis sifat kimia tanah sebelum diberi perlakuan dapat dilihat pada lampiran 2. Penilaian terhadap sifat kimia tanah yang mengacu pada kriteria Penilaian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil 15 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Sifat Kimia Latosol Darmaga Latosol (Inceptisol) merupakan salah satu macam tanah pada lahan kering yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian.

Lebih terperinci

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007)

Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Lampiran 1. Nama unsur hara dan konsentrasinya di dalam jaringan tumbuhan (Hamim 2007) Unsur Hara Lambang Bentuk tersedia Diperoleh dari udara dan air Hidrogen H H 2 O 5 Karbon C CO 2 45 Oksigen O O 2

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di lahan sawah Desa Parakan, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Ekofisiologi Tanaman Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/

Sumber : Nurman S.P. (http://marisejahterakanpetani.wordpress.com/ Lampiran 1. Deskripsi benih sertani - Potensi hasil sampai dengan 16 ton/ha - Rata-rata bulir per-malainya 300-400 buah, bahkan ada yang mencapai 700 buah - Umur panen padi adalah 105 hari sejak semai

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Penelitian dilaksanakan di Rumah Kaca Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut. Penelitian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Karakteristik Latosol Cikabayan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Bahan tanah yang digunakan dalam percobaan pupuk organik granul yang dilaksanakan di rumah kaca University Farm IPB di Cikabayan, diambil

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 16 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Analisis Tanah Awal Karakteristik Latosol Cimulang yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 2 dengan kriteria ditentukan menurut acuan Pusat Peneltian Tanah

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 9 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Pelaksanaan Percobaan dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Propinsi Sumatera Selatan, dari bulan April sampai Agustus 2010. Bahan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 163/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 163/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 163/Kpts/LB.240/3/2004 TENTANG PELEPASAN GALUR PADI SAWAH LOKAL PANDANWANGI CIANJUR SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN NAMA PANDANWANGI Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru yang dibawahi oleh Dinas Tanaman Pangan Provinsi Riau. Penelitian ini dimulai pada

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Rumah kaca University Farm, Cikabayan, Dramaga, Bogor. Ketinggian tempat di lahan percobaan adalah 208 m dpl. Pengamatan pascapanen dilakukan

Lebih terperinci

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Pengembangan usahatani jagung yang lebih

Lebih terperinci

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik 42 Lampiran 1. Deskripsi Varietas Jagung Hibrida BISI-18 Nama varietas : BISI-18 Tanggal dilepas : 12 Oktober 2004 Asal : F1 silang tunggal antara galur murni FS46 sebagai induk betina dan galur murni

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian 10 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan ini dilaksanakan di Kebun Percobaan IPB Cikarawang, Dramaga, Bogor. Sejarah lahan sebelumnya digunakan untuk budidaya padi konvensional, dilanjutkan dua musim

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia Abstrak. Teknologi produksi biomas jagung melalui peningkatan populasi tanaman.tujuan pengkajian

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Awal Tanah Gambut 20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik Awal Tanah Gambut Hasil analisis tanah gambut sebelum percobaan disajikan pada Tabel Lampiran 1. Hasil analisis didapatkan bahwa tanah gambut dalam dari Kumpeh

Lebih terperinci

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK

Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah ABSTRAK Pengaruh Vermikompos terhadap Perubahan Kemasaman (ph) dan P-tersedia Tanah Oleh: A. Madjid Rohim 1), A. Napoleon 1), Momon Sodik Imanuddin 1), dan Silvia Rossa 2), 1) Dosen Jurusan Tanah dan Program Studi

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu 14 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Kaca Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan Oktober 2014 hingga Maret

Lebih terperinci

Tabel Lampiran 1. Hasil Analisis Kimia Tanah Inceptisol Berdasarkan Kriteria Pusat Penelitian Tanah 1983

Tabel Lampiran 1. Hasil Analisis Kimia Tanah Inceptisol Berdasarkan Kriteria Pusat Penelitian Tanah 1983 LAMPIRAN 41 Tabel Lampiran 1. Hasil Analisis Kimia Tanah Inceptisol Berdasarkan Kriteria Pusat Penelitian Tanah 1983 Jenis Analisis Metode Analisis Kriteria ph H 2 O ph-metri 5,2 Masam ph KCl 1 M ph-metri

Lebih terperinci

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol

Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol Pengaruh Silikat Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Padi Sawah pada Tanah Ultisol 20 Didi Ardi Suriadikarta dan Husnain Peneliti Badan Litbang Pertanian di Balai Penelitian Tanah, Jl. Tentara Pelajar

Lebih terperinci

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya 17 Hasil Analisis Tanah HASIL PERCOBAAN Hasil analisis tanah menunjukkan bahwa tekstur tanah di Kubu Raya didominasi oleh debu dan liat dengan sedikit kandungan pasir. Tanah di Sui Kakap, Kabupaten Kubu

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Hasil Analisis Tanah yang digunakan dalam Penelitian Hasil analisis karakteristik tanah yang digunakan dalam percobaan disajikan pada Tabel 5. Dari hasil analisis

Lebih terperinci

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007. 76 Lampiran 1. Deskripsi varietas jagung hibrida Bima3 DESKRIPSI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA BIMA3 Tanggal dilepas : 7 Februari 2007 Asal : Silang tunggal antara galur murni Nei 9008 dengan galur murni Mr14.

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilakukan di lahan sawah Desa Situgede, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dengan jenis tanah latosol. Lokasi sawah berada pada ketinggian tempat 230 meter

Lebih terperinci

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan

LAMPIRAN DATA. Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Perlakuan LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Contoh Lengkap Data Pengamatan Jumlah Daun (helai) Umur 1 MST Ulangan Total Rataan I II III U 1 F 0 4,000 4,000 3,000 11,000 3,667 U 1 F 1 4,000 4,000 4,000 12,000 4,000 U 1 F

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Analisis Tanah Awal Data hasil analisis tanah awal disajikan pada Tabel Lampiran 2. Berdasarkan Kriteria Penilaian Sifat Kimia dan Fisika Tanah PPT (1983) yang disajikan

Lebih terperinci

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198)

DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA (NAMA ASAL PA 198) Lampiran 1. Deskripsi Varietas Kidang Kencana Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 334/Kpts/SR.120/3/2008 Tanggal : 28 Maret 2008 Tentang Pelepasan Tebu Varietas PA 198 DESKRIPSI TEBU VARIETAS KIDANG KENCANA

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian 15 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan Margahayu Lembang Balai Penelitian Tanaman Sayuran 1250 m dpl mulai Juni 2011 sampai dengan Agustus 2012. Lembang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan di Desa Luhu Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo. Waktu penelitian dari bulan Maret sampai bulan

Lebih terperinci

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian I. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru, pada bulan

Lebih terperinci

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan

1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Kuningan PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR PADI SAWAH (Oryza sativa L) PADA TIGA JUMLAH BARIS CARA TANAM LEGOWO A. Harijanto Soeparman 1) dan Agus Nurdin 2) 1) Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon 2) Dinas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai Agustus 2010. Penelitian dilakukan di lahan percobaan NOSC (Nagrak Organic S.R.I. Center) Desa Cijujung,

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan di Desa Banyu Urip, Kecamatan Tanjung Lago, Kabupaten Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, dari bulan Juni sampai bulan Oktober 2011. Alat dan Bahan

Lebih terperinci

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan.

Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik. : / 0,25 m. : tanaman. : g / tan. Lampiran 1. Perhitungan Kebutuhan Pupuk anorganik Jarak antar larikan : 25 cm Populasi : Luas Lahan / Jarak tanam : 10.000 / 0,25 m : 40.000 tanaman Kebutuhan Pupuk K1 Urea 100 kg /Ha : Dosis / Populasi

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3.

BAHAN DAN METODE. Faktor kedua adalah jumlah bibit per lubang yang terdiri atas 3 taraf yaitu : 1. 1 bibit (B 1 ) 2. 2 bibit (B 2 ) 3. III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lahan pembenihan padi Balai Benih Induk Hortikultura Pekanbaru. Waktu penelitian dilakukan selama ± 4 bulan dimulai dari bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Kebun Percobaan Cikabayan, Institut Pertanian Bogor, pada bulan April 2009 sampai dengan Agustus 2009. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan

Lebih terperinci