RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )"

Transkripsi

1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik KD No. : 3.8 dan 4.8 Kelas/Semester : X/2 (dua) Materi Pokok : Rangkaian Arus Bolak-Balik Alokasi Waktu : 4 x 10 JP (@ 45 menit) Pertemuan ke- : 1-4 Tanggal : 9 Januari 6 Februari 2017 =========================================================================== A. Kompetensi Inti 1. Menghayati dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, kepedulian (kerjasama, toleransi, rukun), sopan santun, mau menerima saran dari orang lain, dan menunjukkan sikap percaya diri dalam berinteraksi secara efektif baik kepada keluarga, teman, masyarakat maupun alam sekitar sebagai upaya menempatkan diri dalam pergaulan di lingkungan sosial. 3. Memahami dan menganalisis pengetahuan yang bersifat fakta, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahu tentang IPTEK, seni, budaya, humaniora, makhluk ciptaan Tuhan, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan lingkungan sekitar, serta menerapkan wawasan dan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. 4. Menalar, menyajikan dan mengkaji pengetahuan faktual dalam bahasa jelas dan rasional dalam karya yang konkret dan estetis terkait dengan pengembangan dari materi yang telah dipelajarinya di sekolah secara mandiri, mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan, dan mencerminkan perilaku beriman dan berakhlak mulia. B. Kompetensi Dasar 3.8. Menganalisa arus bolak-balik 4.8. Mendefinisikan arus bolak-balik C. Indikator Pencapaian Kompetensi 1. Menjelaskan tentang analisa sinusoida yang meliputi tegangan dan arus sinusoida, nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif 2. Menghitung nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif pada sinusoida 3. Menjelaskan respon elemen pasif pada listrik bolak-balik yang meliputi resistor, induktor dan kapasitor 4. Menghitung arus listrik yang mengalir pada resistor, induktor dan kapasitor 5. Menjelaskan tentang seri/paralel RL, RC dan RLC 6. Menghitung seri/paralel RL, RC dan RLC 7. Menjelaskan teori resonansi pada bolak-balik 8. Menjelaskan daya dan faktor daya pada bolak-balik 9. Menghitung daya pada resistif, induktif dan kapasitif 10. Menjelaskan konsep fasor dan bilangan kompleks

2 D. Tujuan Pembelajaran 1. Menjelaskan tentang analisa sinusoida yang meliputi tegangan dan arus sinusoida, nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif 2. Menghitung nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif pada sinusoida 3. Menjelaskan respon elemen pasif pada listrik bolak-balik yang meliputi resistor, induktor dan kapasitor 4. Menghitung arus listrik yang mengalir pada resistor, induktor dan kapasitor 5. Menjelaskan tentang seri/paralel RL, RC dan RLC 6. Menghitung seri/paralel RL, RC dan RLC 7. Menjelaskan teori resonansi pada bolak-balik 8. Menjelaskan daya dan faktor daya pada bolak-balik 9. Menghitung sistem tiga fasa yang meliputi hubungan bintang dan hubungan segitiga 10. Menjelaskan konsep fasor dan bilangan kompleks E. Materi Pembelajaran Berikut materi pembelajaran yang dibahas kali ini. 1. Analisa sinusoida Tegangan dan arus sinusoida Arus dan tegangan listrik bolak-balik atau alternating current (AC) yaitu arus dan tegangan listrik yang arahnya selalu berubah-ubah secara kontinu/periodik terhadap waktu dan dapat mengalir dalam dua arah. Arus bolak-balik (AC) digunakan secara luas untuk penerangan maupun peralatan elektronik. Dalam hukum Faraday bahwa adanya perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh kumparan akan menyebabkan timbulnya ggl induksi pada ujung-ujung kumparan dan jika antara ujung-ujung kumparan tersebut dihubungkan dengan sebuah kawat penghantar akan mengalir arus listrik melalui penghantar tersebut. Berdasarkan prinsip hukum Faraday inilah dibuat sebuah generator atau dinamo, yaitu suatu alat yang digunakan untuk mengubah energi mekanik (energi gerak) menjadi energi listrik. Tegangan listrik dan arus listrik yang dihasilkan generator berbentuk tegangan dan arus listrik sinus soidal, yang berarti besarnya nilai tegangan dan kuat arus listriknya sebagai fungsi sinus yang sering dinyatakan dalam diagram fasor (fase vektor). Tegangan sinusoida dapat dituliskan dalam bentuk persamaan tegangan sebagai fungsi waktu, yaitu : Tegangan yang dihasilkan oleh suatu generator listrik berbentuk sinusoida. Dengan demikian, arus yang dihasilkan juga sinusoida yang mengikuti persamaan : Dengan : V = Tegangan Listrik AC

3 I = Arus Listrik AC Vmax = Tegangan maksimum Imax = Arus maksimum ω = Kecepatan sudut (2πf) Nilai sesaat Nilai sesaat dalah nilai yang berubah ubah terhadap waktu di dalam suatu periode tertentu. Misalnya tegangan v(t), arus i(t), dan daya p(t). merupakan tegangan, arus dan daya sesaat. Sehingga arus sesaat dapat diketahui dengan: I = Imax sin φ V = Vmax sin φ Nilai efektif Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik adalah kuat arus dan tegangan bolakbalik yang dianggap setara dengan arus atau tegangan searah yang menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama. Nilai efektif juga biasa disebut dengan Nilai rms (rms = root mean square) atau nilai akar rata-rata kuadrat.untuk menghitung tegangan dan arus efektif pada gelombang sinus dapat dilakukan dengan menggunakan rumus berikut : Nilai maksimum Veff = Vm 2 Ieff = Im 2 Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan oleh osiloskop. Nilai maksimum ada pada tegangan yang di sebut Vm (V maksimum) dan arus yang disebut Im (I maksimum). 2. Respon elemen pasif Resistor (sefasa) Beban resistor tidak menyebabkan adanya geser fasa antara arus dan tegangan pada ac. Apabila pada sebuah resistor diterapkan tegangan bolak-balik maka arus dan tegangan sefasa seperti ditunjukan pada gambar grafis sinusoida dan vector berikut ini :

4 Bila tegangan U = V = Um sin ωt diberikan pada dengan tahanan R maka arus dalam adalah sebagai berikut : I U R Um sin ωt I = R I = Im sin ωt Dengan demikian dapat mengerti bahwa R = (Um/Im) dan gelombang arus, bersamaan fasanya dengan tegangan,atau beda fasa antara arus dan tegangan adalah nol. Bila impedansi kita nyatakan dengan Z maka impedansi untuk R adalah Z R secara vektoritas dapat ditulis sebagai berikut : Z R = R < 0 Induktor (lagging) Apabila arus yang berubah-ubah mengalir melewati induktor maka pada induktor tersebut terbangkit ggl. Arus ac adalah arus yang berubah-ubah. Hubungan antara arus dan tegangan suplai pada induktor dapat juga secara grafis sinusoida ditunjukkan dalam gambar berikut ini. Induktor dalam ac memiliki reaktansi yang dinotasikan dengan simbol X L, dan X L ini mempunyai nilai sebagai berikut : X L = U I Ohm Dimana : U adalah tegangan pada induktor I adalah arus ac yang melewati induktor

5 Jika induktor disuplai dengan tegangan bolak balik sinusoida maka reaktansi induktif X L = 2 fl ohm, dalam satuan Herz (Hz) dan L adalah induktansi induktor dalam satuan Henry (H). Kapasitor (leading) Hubungan antara arus dan tegangan ac pada kapasitor ditunjukkan dalam bentuk grafis dan vektoris seperti gambar berikut ini. Terlihat dari gambar di atas bahwa arus yang melewati kapasitor memiliki fasa 90 mendahului tegangan yang diterapkan padanya. Kapasitor dalam ac memiliki reaktansi kapasitif yang dinotasikan dengan simbol X C. X C = U I Ohm Dimana : U adalah tegangan pada kapasitor I adalah arus ac yang melewati kapasitor Jika kapasitor disuplai dengan tegangan bolak-balik sinusoida maka reaktansi kapasitor 3. Rangkaian seri/paralel Rangkaian seri RL X C = 1 2πfC Ohm Rangkaian R-L seri, sifat seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (i) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (i) tertinggal 90 terhadap tegangan induktor (V L ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor (V R ) dan arus (i).

6 Rangkaian seri RC Rangkaian R-C seri, sifat seri dari sebuah resistor dan sebuah kapasitor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada hubungan seri adalah sama besar. Arus (I) mendahului 90 terhadap tegangan pada kapasitor (V C ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor (V R ) dan arus (I). Melalui reaktansi kapasitif (X C ) dan resistansi (R) arus yang sama I = Im sin ωt. Tegangan efektif (V) = IR berada sefasa dengan arus. Tegangan reaktansi kapasitif (V C ) = I. X C tertinggal 90 terhadap arus. Tegangan gabungan vektor (V) adalah jumlah nilai sesaat dari (V R ) dan (V C ), dimana tegangan ini juga tertinggal sebesar terhadap arus (I). Rangkaian seri RLC Rangkaian R-L-C seri, sifat seri dari sebuah resistor dan sebuah induktor yang dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik sinusioda adalah terjadinya pembagian tegangan di (V R ), (V L ) dan (V C ) secara vektoris. Arus (I) yang mengalir pada

7 hubungan seri adalah sama besar. Arus (I) tertinggal 90 terhadap tegangan induktor (V L ). Tidak terjadi perbedaan fasa antara tegangan jatuh pada resistor (V R ) dan arus (I). Suatu alat listrik arus bolak-balik dapat juga memiliki berbagai macam reaktansi, seperti misalnya hubungan seri yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif (X L ) dan raktansi kapasitif (X C ). Dengan demikian besarnya tegangan total (V) sama dengan jumlah dari tegangan pada resistor (V R ), kapasitor (V C ) dan tegangan pada induktor (V L ). Dengan banyaknya tegangan dengan bentuk gelombang yang serupa, sehingga terjadi hubungan yang tidak jelas. Oleh karena itu hubungan tegangan lebih baik dijelaskan dengan menggunakan diagram fasor. Rangkaian paralel RL Rangkaian R-L paralel, sifat dari paralel adalah terjadi percabangan arus dari sumber (I) menjadi dua, yaitu arus yang menuju induktor (I L ) dan arusyang menuju resistor (I R ). Sedangkan tegangan jatuh pada induktor (V L ) danresistor (V R ) sama besar dengan sumber tegangan (V). Gambar hubungan arus secara vektoris pada R-L paralel. Hubungan paralel (sejajar) antara resistor (R) dan induktor (L) dalam arus bolak-balik. Pada kenyataannya hubungan demikian dapat pula merupakan hubungan yang mewakili suatu peralatan elektronik, misalnya sebuah oven dengan tusuk daging yang berputar (motor dengan resistor pemanas yang dihubungkan paralel).

8 Rangkaian paralel RC Rangkaian R-C paralel, sifat dari paralel adalah terjadi percabangan arus dari sumber (I) menjadi dua, yaitu arus yang menuju kapasitor (I C ) dan arus yang menuju resistor (I R ). Sedangkan tegangan jatuh pada kapasitor (V C ) dan resistor (V R ) sama besar dengan sumber tegangan (V). Gambar dibawah memperlihatkan hubungan arus secara vektoris pada R-C paralel. Gambar hubungan arus secara vektoris pada R-C paralel. Hubungan paralel dua resistor yang terdiri dari resistor murni (R) dan reaktansi kapasitif (X C ), dimana pada kedua ujung resistor terdapat tegangan yang sama besar, yaitu v = vm sin ω t. Arus efektif yang melalui resistor (R) adalah IR = V R berada sefasa dengan tegangan (V). Arus yang mengalir pada reaktansi kapasitif I C = V X C mendahului tegangan sejauh 90. Sedangkan arus gabungan (I) diperoleh dari jumlah nilai sesaat arus (I R ) dan (I C ). Arus tersebut mendahului tegangan (V) sebesar sudut (φ). Dalam diagram fasor, tegangan (V) sebagai besaran bersama untuk kedua resistansi diletakkan pada garis ωt = 0. Fasor arus efektif (I R ) berada sefasa dengan tegangan (V), sedangkan fasor dari arus reaktansi kapasitif ( I C ) mendahului sejauh 900. Arus gabungan (I) merupakan jumlah geometris dari arus efektif (I R ) dan arus reaktansi kapasitif (I C ), atau diagonal dalam persegi panjang (I R ) dan ( I C ). Sudut antara tegangan (V) dan arus (I) adalah sudut beda fasa φ. Rangkaian paralel RLC Rangkaian R-L-C paralel, sifat dari paralel adalah terjadi percabangan arus dari sumber (I) menjadi tiga, yaitu arus yang menuju arus yang menuju resistor (I R ), induktor (I L ) dan kapasitor (I C ). Sedangkan tegangan jatuh pada resistor (V R ), pada induktor (V L ) dan pada kapasitor (V C ) sama besar dengan sumber tegangan (V). Gambar R-L-C paralel dibawah memperlihatkan hubungan arus secara vektoris pada R-L-C parallel. Suatu arus bolak-balik yang terdiri dari resistor (R), reaktansi induktif (X L ) dan reaktansi kapasitif (X C ), dimana ketiganya dihubungkan secara paralel. Fasor tegangan (V) sebagai sumber tegangan total diletakan pada ωt = 0. Arus efektif (I R ) berada sefasa dengan tegangan (V). Arus yang melalui reaktansi induktif (I L ) tertinggal sejauh 900 terhadap tegangan (V) dan arus yang melalui reaktansi kapasitif ( I C ) mendahului sejauh 90 terhadap tegangan (V). Arus reaktif induktif (I L ) dan arus

9 reaktif kapasitif (I C ) bekerja dengan arah berlawanan, dimana selisih dari kedua arus reaktif tersebut menentukan sifat induktif atau kapasitif suatu. Arus gabungan (I) adalah jumlah geometris antara arus efektif (I R ) dan selisih arus reaktif (I S ) yang membentuk garis diagonal empat persegi panjang yang dibentuk antara arus efektif (I R ) dan selisih arus reaktif (I S ). Gambar hubungan arus secara vektoris pada R-L-C paralel. 4. Resonansi Resonansi pada umumnya terjadi jika gelombang mempunyai frekuensi yang sama dengan atau mendekati frekuensi alamiah, resonansi adalah suatu gejala yang terjadi pada suatu AC yang mengandung elemen induktor dan kapasitor. Resonansi pada AC terjadi jika reaktansi induktif (XL) sama dengan reaktansi kapasitif (XC). Dalam suatu yang mengandung unsur induktif dan kapasitif, terdapat suatu harga frekuensi yang menyebabkan reaktansi induktif dan reaktansi kapasitif 69 saling menghilangkan, sehingga didapat karakteristik sebagai resistor murni maka tegangan dan arus menjadi sefasa. Resonansi pada seri dinamakan resonansi seri dan resonansi pada paralel dinamakan resonansi paralel. 5. Daya dan faktor daya Daya Dalam arus searah besarnya daya yang diserap dalam suatu beban listrik ditentukan oleh nilai tahanan beban serta besar arus yang mengalir pada beban tersebut. Pada DC, daya dalam watt merupakan perkalian antara arus (I) dan tegangan (U). Jadi P = UI. Tetapi dalam AC, persamaan P = UI hanya benar untuk harga sesaat saja atau kondisi tertentu yaitu pada saat arus dan tegangan sefasa (beban resistif). Tetapi dalam banyak hal beban-beban listrik tidak hanya terdiri dari resistansi saja, melainkan kombinasi dari beberapa jenis tahanan. Misalnya resistansi dengan reaktansi induktif, resistansi dengan reaktansi kapasitif atau kombinasi dari ketiganya. Oleh sebab itu dapat di pastikan dalam banyak kondisi pada arus bolak-balik akan terjadi geseran fasa antara arus dan tegangan. Hal ini akan mempengaruhi perhitungan daya, dimana perkalian antara arus dan tegangan belum menghasilkan daya nyata dalam watt, tetapi merupakan daya semu. Hubungan vektoris antara daya nyata (watt) dan daya voltampere diperlihatkan dalam segitiga daya seperti gambar berikut ini:

10 Segitiga daya dalam gambar di atas diperoleh dari segitiga impedansi yaitu dengan mengalikan masing-masing sisinya dengan arus kuadrat. Proyeksi horizontal dari daya voltampere (VA) adalah daya nyata (watt), sedangkan proyeksi vertikalnya adalah daya voltampere reaktif (VAR) Faktor daya Perbandingan antara daya nyata (watt) terhadap perkalian arus dan tegangan (voltampere) disebut faktor daya (pf). Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukkan besar pemanfaatan dari peralatan listrik di jaringan terhadap investasi yang dibayarkan. Secara matematis faktor daya (pf) atau disebut Cos φ adalah sebagai berikut: P(watt) pf = atau cosφ = P UI(voltampere) UI = Daya nyata Daya Semu Pada induktif, arus tertinggal dari tegangan, oleh sebab itu ini memiliki faktor daya tertingggal atau lagging. Sedangkan pada kapasitif, arus mendahului tegangan, oleh sebab itu ini memiliki faktor daya mendahului atau leading. 6. Sistem tiga fasa Hubungan bintang Pada hubungan bintang (Y, wye), ujung-ujung tiap fase dihubungkan menjadi satu dan menjadi titik netral atau titik bintang. Tegangan antara dua terminal dari tiga terminal a b c mempunyai besar magnitude dan beda fasa yang berbeda dengan tegangan tiap terminal terhadapa titik netral. Tegangan Va, Vb dan Vc disebut tegangan fase atau Vf.

11 Gambar Hubungan Bintang (Wye) Dengan adanya saluran / titik netral maka besaran tegangan fase dihitung terhadap saluran / titik netralnya, juga membentuk sistem tegangan 3 fase yang seimbang dengan magnitudenya (akar 3 dikali magnitude dari tegangan fase). V line = 3 V fase = 1,73. V fase Sedangkan untuk arus yang mengalir pada semua fase mempunyai nilai yang sama, I line = Ifase Ia = Ib = Ic Hubungan segitiga Pada hubungan segitiga (delta, Δ) ketiga fase saling dihubungkan sehingga membentuk hubungan segitiga 3 fase. Gambar Hubungan Segitiga (delta, Δ) Dengan tidak adanya titik netral, maka besarnya tegangan saluran dihitung antar fase, karena tegangan saluran dan tegangan fasa mempunyai besar magnitude yang sama, maka: V line = V fase Tetapi arus saluran dan arus fasa tidak sama dan hubungan antara kedua arus tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan hukum kirchoff, sehingga: I line = 3 I fase = 1,73Ifase 7. Fasor dan bilangan kompleks

12 Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus dalam bentuk magnituda dan sudut serta untuk analisis reaktif. Contoh fasor diperlihatkan pada dibawah ini. Panjang panah fasor menyatakan magnituda dan sudut θ menyatakan posisi sudut seperti pada bagian (a) untuk sudut positif. Contoh fasor pada bagian (b) mempunyai magnituda 2 dan sudut fasa 45. Bagian (c) mempunyai magnituda 3 dan sudut fasa 180 dan bagian (d) magnituda 3 dan sudut fasa 45 (+315 ). Perhatikan bahwa sudut positif diukur berlawanan arah jarum jam dari referensi (0 ) dan sudut negatif diukur searah jarum jam dari referensi (0 ). Bilangan kompleks Bilangan kompleks adalah kumpulan titik yang dibentuk oleh bilangan nyata dan bilangan khayal, dalam bilangan kompleks. Bilangan kompleks dalam teknik listrik digunakan untuk menggambarkan sifat arus listrik bolak-balik. Suatu bilangan kompleks dapat ditulis dalam bentuk : W = a + jb Keterangan : W = Bilangan Kompleks a dan b = Bilangan nyata (bilangan real) yaitu bilangan nyata atau bilangan real dalam matematika adalah suatu bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal. Bilangan nyata meliputi bilangan rasional dan bilangan irasional. j = Bilangan khayal (bilangan imaginar) yaitu bilangan khayal atau bilangan imaginar adalah bilangan yang memiliki sifat i 2 = -1. Bilangan i diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik : x = 0 x 2 = 1

13 x = 1 Dalam bilangan kompleks ada lima jenis operasi yang sering digunakan, yaitu kesamaan, penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Misal diketahui dua bilangan kompleks yaitu : P = a + jb Q = c + jd Maka: Persamaan : P = Q, a = b, dan c = d Penjumlahan : P + Q = ( a + c ) + j ( c - d ) Pengurangan : P - Q = ( a - c ) + j ( c + d ) Perkalian : P. Q = ( a + jb ). ( c + jd) = ac + j 2 bd + jbc + jad Pembagian : P = a+jb. c jd Q c+jd c jd = ( ac - bd ) + j ( bc + ad ) = (ac+bd)+j(bc ad) c 2 +d 2 = ac+bd bc+ad + j c 2 +d2 c 2 d 2 F. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran 1. Pendekatan : Saintifik 2. Model Pembelajaran : Discovery Learning 3. Metode : Paparan, Diskusi, Tanya jawab G. Kegiatan Pembelajaran 1. Pertemuan Pertama Sintaks Model Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Deskripsi Kegiatan 1. Pendidik memberi salam. 2. Pendidik mengkondisikan situasi kelas dan mental peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. 3. Pendidik meminta ketua kelas memimpin do a bersama terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. Alokasi Waktu 20 menit

14 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 1. Pendidik mempresensi kehadiran peserta didik yang mengikuti pembelajaran. 2. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan manfaat yang akan diperoleh dari materi yang akan disampaikan 1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing) (Pemberian Peserta didik diminta untuk Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di sekitarnya sehari-hari yang berkaitan dengan analisa sinusoida dan respon elemen pasif 2. Menanya (Questioning) 2. Identifikasi Memberikan kesempatan kepada Masalah peserta didik untuk untuk aktif dalam menyampaikan pertanyaan 410 menit yang berkaitan dengan analisa sinusoida dan respon elemen pasif 3. Pengumpulan 3. Menalar (Associating) Kegiatan Inti Data Peserta didik menganalisis dengan menyimak dan memperhatikan secara kronologis dan sinkronis dalam menalar materi yang dijelaskan ketika pendidik menyajikan materi mengenai 4. Pengolahan analisa sinusoida dan Data respon elemen pasif. 4. Mencoba (Experimenting) Mendorong rasa ingin tahu dan cara berpikir peserta didik yang kritis dalam memecahkan masalah mengenai analisa 5. Pembuktian sinusoida dan respon elemen pasif 5. Mengkomunikasikan (Communicating)

15 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu Membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi analisa sinusoida dan respon elemen pasif dan memaparkan hasil penyelesaian soal yang diberikan dan dikerjakan secara pribadi. 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengomentari materi yang telah disampaikan. 2. Pendidik menyampaikan dan mengkaji ulang dari materi yang Penutup diajarkan secara garis besar. 3. Memberikan tugas kepada peserta 20 menit didik. 4. Melibatkan peserta didik untuk menutup pelajaran dengan meminta ketu kelas menutup dengan do a. 2. Pertemuan Kedua Sintaks Model Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan Deskripsi Kegiatan 1. Pendidik memberi salam. 2. Pendidik mengkondisikan situasi kelas dan mental peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. 3. Pendidik meminta ketua kelas memimpin do a bersama terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. 4. Pendidik mempresensi kehadiran peserta didik yang mengikuti pembelajaran. Alokasi Waktu 20 menit

16 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan manfaat yang akan diperoleh dari materi yang akan disampaikan 1. Stimulasi 1. Mengamati (Observing) (Pemberian Peserta didik diminta untuk Rangsangan) mengamati situasi dan peristiwa di sekitarnya sehari-hari yang berkaitan seri/paralel RL, RC, dan RLC 2. Menanya (Questioning) 2. Identifikasi Memberikan kesempatan kepada Masalah peserta didik untuk untuk aktif dalam menyampaikan pertanyaan 410 menit yang berkaitan dengan seri/paralel RL, RC, dan RLC 3. Menalar (Associating) 3. Pengumpulan Peserta didik menganalisis dengan Data menyimak dan memperhatikan secara kronologis dan sinkronis Kegiatan Inti dalam menalar materi yang dijelaskan ketika pendidik menyajikan materi mengenai seri/paralel RL, RC, dan 4. Pengolahan RLC Data 4. Mencoba (Experimenting) Mendorong rasa ingin tahu dan cara berpikir peserta didik yang kritis dalam memecahkan masalah mengenai seri/paralel RL, RC, dan RLC 5. Pembuktian 5. Mengkomunikasikan (Communicating) Membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi seri/paralel RL, RC, dan RLC dan memaparkan hasil penyelesaian

17 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu soal yang diberikan dan dikerjakan secara pribadi. 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengomentari materi yang telah disampaikan. 2. Pendidik menyampaikan dan mengkaji ulang dari materi yang Penutup diajarkan secara garis besar. 3. Memberikan tugas kepada peserta 20 menit didik. 4. Melibatkan peserta didik untuk menutup pelajaran dengan meminta ketu kelas menutup dengan do a. 3. Pertemuan Ketiga Sintaks Model Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan 1. Stimulasi (Pemberian Kegiatan Inti Rangsangan) Deskripsi Kegiatan 1. Pendidik memberi salam. 2. Pendidik mengkondisikan situasi kelas dan mental peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. 3. Pendidik meminta ketua kelas memimpin do a bersama terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. 4. Pendidik mempresensi kehadiran peserta didik yang mengikuti pembelajaran. 5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan manfaat yang akan diperoleh dari materi yang akan disampaikan 1. Mengamati (Observing) Peserta didik diminta untuk mengamati situasi dan peristiwa di sekitarnya sehari-hari yang Alokasi Waktu 20 menit

18 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu berkaitan resonansi, daya dan faktor daya 2. Identifikasi 2. Menanya (Questioning) Masalah Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk aktif 410 menit dalam menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan resonansi, daya dan faktor daya 3. Pengumpulan 3. Menalar (Associating) Data Peserta didik menganalisis dengan menyimak dan memperhatikan secara kronologis dan sinkronis dalam menalar materi yang dijelaskan ketika pendidik menyajikan materi mengenai 4. Pengolahan resonansi, daya dan faktor daya Data 4. Mencoba (Experimenting) Mendorong rasa ingin tahu dan cara berpikir peserta didik yang kritis dalam memecahkan masalah mengenai resonansi, daya dan faktor daya 5. Pembuktian 5. Mengkomunikasikan (Communicating) Membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi resonansi, daya dan faktor daya 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengomentari materi yang telah disampaikan. Penutup 2. Pendidik menyampaikan dan mengkaji ulang dari materi yang 20 menit diajarkan secara garis besar. 3. Memberikan tugas kepada peserta didik.

19 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 4. Melibatkan peserta didik untuk menutup pelajaran dengan meminta ketu kelas menutup dengan do a. 4. Pertemuan Keempat Sintaks Model Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan 1. Stimulasi (Pemberian Rangsangan) Kegiatan Inti 2. Identifikasi Masalah 3. Pengumpulan Data Deskripsi Kegiatan 1. Pendidik memberi salam. 2. Pendidik mengkondisikan situasi kelas dan mental peserta didik sebelum pembelajaran dimulai. 3. Pendidik meminta ketua kelas memimpin do a bersama terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. 4. Pendidik mempresensi kehadiran peserta didik yang mengikuti pembelajaran. 5. Pendidik menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan manfaat yang akan diperoleh dari materi yang akan disampaikan 1. Mengamati (Observing) Peserta didik diminta untuk mengamati situasi dan peristiwa di sekitarnya sehari-hari yang berkaitan sistem tiga fasa hubungan bintang & hubungan segitiga, fasor dan dan bilangan kompleks 2. Menanya (Questioning) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk untuk aktif dalam menyampaikan pertanyaan yang berkaitan dengan sistem tiga fasa hubungan bintang & hubungan segitiga, fasor dan dan bilangan kompleks Alokasi Waktu 10 menit 430 menit

20 Kegiatan Sintaks Model Pembelajaran Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu 3. Menalar (Associating) Peserta didik menganalisis dengan menyimak dan memperhatikan secara kronologis dan sinkronis dalam menalar materi yang 4. Pengolahan dijelaskan ketika pendidik Data menyajikan materi mengenai sistem tiga fasa hubungan bintang & hubungan segitiga, fasor dan dan bilangan kompleks 4. Mencoba (Experimenting) Mendorong rasa ingin tahu dan cara 5. Pembuktian berpikir peserta didik yang kritis dalam memecahkan masalah mengenai sistem tiga fasa hubungan bintang & hubungan segitiga, fasor dan dan bilangan kompleks 5. Mengkomunikasikan (Communicating) Membimbing peserta didik dalam mengidentifikasi sistem tiga fasa hubungan bintang & hubungan segitiga, fasor dan dan bilangan kompleks dan memaparkan hasil penyelesaian soal yang diberikan dan dikerjakan secara pribadi. 1. Peserta didik diberi kesempatan untuk mengomentari materi yang telah disampaikan. 2. Pendidik menyampaikan dan mengkaji ulang dari materi yang Penutup diajarkan secara garis besar. 3. Memberikan tugas kepada peserta 10 menit didik. 4. Melibatkan peserta didik untuk menutup pelajaran dengan meminta ketu kelas menutup dengan do a.

21 H. Penilaian Hasil Belajar 1. Penilaian Pengetahuan Pertemuan Kedua a. Kisi-kisi dan Soal Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal 1. Menganalisa 1. Menjelaskan 1. Peserta didik Tes 1. Apa yang dimaksud tentang analisa dapat tertulis dengan nilai sesaat, arus bolak- mengidentifi bentuk nilai maksimum dan balik sinusoida yang kasi analisa Essay nilai efektif? 2. Mendefinisi meliputi Jelaskan! kan tegangan dan sinusoida 2. Sebuah kabel arus sinusoida, yang diisolasi untuk arus bolak- nilai sesaat, meliputi menahan tegangan balik nilai tegangan dan 1000 volt DC. maksimum arus Hitunglah harga dan nilai sinusoida, efektif tegangan AC efektif nilai sesaat, sinusoidal! 2. Menjelaskan nilai 3. Jelaskan respon respon elemen maksimum, elemen pasif resistor, pasif pada dan nilai induktor dan efektif. kapasitor pada listrik bolak- 2. Peserta didik bolak- balik yang dapat balik! meliputi : menjelaskan 4. Rangkaian R-L-C seri resistor, respon dengan R = 90 Ω, XL induktor dan elemen pasif = 100 Ω, dan XC = 40 kapasitor pada Ω. Rangkaian ini 3. Menghitung dihubungkan dengan bolak-balik tegangan bolak-balik seri/paralel 3. Peserta didik dengan tegangan RL, RC dan dapat efektif 220 V. RLC menghitung Hitunglah : (1) 4. Menjelaskan impedansi, teori resonansi seri/paralel (2) arus efektif yang pada RL, RC dan mengalir pada RLC dan (3) bolak-balik tegangan efektif

22 antara ujung-ujung induktor! 5. Resistor 20Ω dihubungkan paralel dengan induktansi mh disuplai oleh sumber tegangan 60V, 1kHz. Hitunglah : (a) arus di masingmasing cabang, (b) arus sumber, (c) impedansi b. Pedoman Penskoran Nomor Opsi Langkah Jawaban Soal Soal 1. Nilai Sesaat : Nilai sesaat dalah nilai yang berubah ubah terhadap waktu di dalam suatu periode tertentu. Misalnya tegangan v(t), arus i(t), dan daya p(t). merupakan tegangan, arus dan daya sesaat Nilai efektif : Nilai efektif arus dan tegangan bolak-balik adalah kuat arus dan tegangan bolak-balik yang dianggap setara dengan arus atau tegangan searah yang menghasilkan jumlah kalor yang sama ketika melalui suatu penghantar dalam waktu yang sama. Nilai efektif juga biasa disebut dengan Nilai rms (rms = root mean square) atau nilai akar rata-rata kuadrat Nilai maksimum : Nilai maksimum adakah nilai yang ditunjukkan oleh osiloskop. Nilai maksimum ada pada tegangan yang di sebut Vm (V maksimum) dan arus yang disebut Im (I maksimum). Jumlah Opsi Jawaban 4 2. Tegangan maksimum yang diizinkan adalah 1000 Volt. Jadi : Um = 1000 volt Uef = Um = x 1000 = 707 Volt 4

23 3. Resistor : Beban resistor tidak menyebabkan adanya geser fasa antara arus dan tegangan pada ac. Gelombang arus, bersamaan fasanya dengan tegangan,atau beda fasa antara arus dan tegangan adalah nol. Induktor : Pada elemen pasif induktor, apabila arus yang berubah-ubah mengalir melewati induktor maka pada induktor tersebut terbangkit ggl. Arus yang melewati induktor memiliki fasa 90 tertinggal dari tegangan yang diterapkan padanya.induktor dalam ac memiliki reaktansi kapasitif yang dinotasikan dengan simbol X L. Kapasitor : Pada elemen pasif kapasitor, arus yang melewati kapasitor memiliki fasa 90 mendahului tegangan yang diterapkan padanya. Kapasitor dalam ac memiliki reaktansi kapasitif yang dinotasikan dengan simbol X C ) impedansi Z = R 2 + (X L X C ) 2 Z = (90) 2 + (100 40) 2 Z = Z = 108,17Ω 4 2) arus efektif yang mengalir pada I ef = V ef Z = 220 V 108,17Ω = 2,03A 3) tegangan efektif antara ujung-ujung induktor V L ef = I efx L = (2,03A)(100Ω) = 203V 5. (a) Arus yang mengalir pada resistor I R = V R = = 3 A Arus yang mengalir pada induktansi I L = V X L = V 2πfL = 60 2π. (1000). ( ) = 4 A (b) Dari phasor diagram, arus sumber 4 I = I R 2 + I L 2 = = 5 A (c) Impedansi

24 Z = V I = 60 5 = 12 No c. Instrumen dan Rubrik Penilaian Nama Skor setiap nomor soal Siswa/Kelompok No. 1 No. 2 No. 3 No. 4 No. 5 Nilai Perolehan skor peserta didik untuk setiap nomor soal, sebagai berikut: 1) Menjelaskan pengetahuan mengenai nilai sesaat, nilai maksimum dan nilai efektif! a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75 c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50 d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0 2) Menghitung harga efektif tegangan AC sinusoidal dari sebuah kabel diisolasi untuk menahan tegangan 1000 volt DC! a) Jika menjawab perhitungan dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75 c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50 d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0 3) Menjelaskan respon elemen pasif resistor, induktor dan kapasitor pada bolak-balik! a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75 c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50 d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0 4) Menghitung impedansi, arus efektif yang mengalir pada dan tegangan efektif antara ujung-ujung induktor! a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75 c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50

25 d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0 5) Menghitung arus di masing-masing cabang, arus sumber, sudut phasa, dan impedansi a) Jika menjawab 3 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 75 c) Jika menjawab 1 poin penjelasan dengan benar skor 50 d) Jika menjawab 3 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0 Rumus Konversi Nilai: Nilai = Jumlah skor yang diperoleh 5 =... Pertemuan Kelima a. Kisi-kisi dan Soal Kompetensi Dasar Indikator Indikator Soal Jenis Soal Soal 1. Menganalisa 1. Menjelaskan 1. Peserta didik Tes 1. Jelaskan apa yang teori resonansi dapat tertulis dimaksud dengan arus bolak- pada menjelaskan bentuk faktor daya! balik resonansi Essay (Tuliskan rumus 2. Mendefinisi bolak-balik pada faktor dayanya) kan 2. Menjelaskan 2. Tiga buah kabel daya dan bolak-balik terhubung Y, 3- arus bolak- faktor daya 2. Peserta didik Fasa, 120/208V balik pada dapat Sumber dihubungkan menjelaskan dengan beban. bolak-balik daya dan Impedansi per fasa 3. Menghitung faktor daya adalah sistem tiga 3. Peserta dapat Hitunglah fasa dan fasa yang menghitung arus saluran melalui meliputi sistem tiga beban! hubungan fasa : 3. 3 kabel terhubung bintang dan hubungan bintang (Y), 3 fasa, hubungan bintang dan Sumber 120/208 V segitiga hubungan dihubungkan ke 4. Menjelaskan delta beban setimbang konsep fasor 4. Peserta didik terhubung-. dapat Impedansi per fasa

26 dan kompleks. bilangan menjelaskan konsep fasor dan bilangan kompleks adalah Tentukanlah : (1) tegangan fasa dan saluran pada beban, (2) fasa dan arus saluran melalui beban! 4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan fasor dan bilangan kompleks! b. Pedoman Penskoran Nomor Soal Opsi Langkah Jawaban Soal 1. Faktor daya adalah perbandingan antara daya nyata (watt) terhadap perkalian arus dan tegangan (voltampere) disebut faktor daya (pf). Faktor daya bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Faktor daya dibatasi dari 0 hingga 1, semakin tinggi faktor daya (mendekati 1) artinya semakin banyak daya tampak yang diberikan sumber bisa kita manfaatkan, sebaliknya semakin rendah faktor daya (mendekati 0) maka semakin sedikit daya yang bisa kita manfaatkan dari sejumlah daya tampak yang sama. Di sisi lain, faktor daya juga menunjukkan besar pemanfaatan dari peralatan listrik di jaringan terhadap investasi yang dibayarkan. Secara matematis faktor daya (pf) atau disebut Cos φ adalah sebagai berikut: pf = P(watt) UI(voltampere) atau cos φ = P UI = daya nyata daya semu 2. Fasa tegangan pada beban diberikan sebagai berikut : V V an bn Vcn Tegangan saluran saluran pada beban diberikan sbb : Jumlah Opsi Jawaban 4 3 V V V ab bc ca

27 Jadi, pada beban hubungan Y, fasa dan arus saluran adalah sama Van Ia Za Ia Sama halnya dengan fasa arus dari fasa b dan fasa c diberikan persamaan menjadi : 3. Untuk sebuah beban terhubung-. Tegangan antar dua I I b c A A saluran (atau fasa) adalah V. 1. Vab = VL = 208 V. 2. Arus fasa, I V Z ab ab 30 0 ab A 3 Arus saluran, I I I a a a 3 * I ab A 0 A 3 * A 4. Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus dalam bentuk magnituda dan sudut serta untuk analisis reaktif. Bilangan kompleks adalah kumpulan titik yang dibentuk oleh bilangan nyata dan bilangan khayal, dalam bilangan kompleks. Bilangan kompleks dalam teknik listrik digunakan untuk menggambarkan sifat arus listrik bolak-balik. Suatu bilangan kompleks dapat ditulis dalam bentuk : W = a + jb Keterangan : W = Bilangan Kompleks a dan b = Bilangan nyata (bilangan real) yaitu bilangan nyata atau bilangan real dalam matematika adalah suatu bilangan yang dapat ditulis dalam bentuk desimal. 4

28 j = Bilangan khayal (bilangan imaginar) yaitu bilangan khayal atau bilangan imajiner adalah bilangan yang memiliki sifat i 2 = -1. c. Instrumen dan Rubrik Penilaian Nama Skor setiap nomor soal No Siswa/Kelompok No. 1 No. 2 No. 3 No Nilai Perolehan skor peserta didik untuk setiap nomor soal, sebagai berikut: 1) Menjelaskan apa yang dimaksud dengan faktor daya! a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75 c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50 d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0 2) Menghitunglah fasa dan arus saluran melalui beban! a) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab 1 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 50 c) Jika menjawab 2 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0 3) Menghitung fasa dan arus saluran melalui beban, pada tiga buah kabel terhubung Y, 3-Fasa, 120/208V Sumber dihubungkan dengan beban. Impedansi per fasa = ! a) Jika menjawab 2 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab 1 poin penjelasan masing-masing dengan lengkap dan benar skor 50 c) Jika menjawab 2 poin tapi penjelasan masing-masing tidak benar skor 0 4) Menjelaskan apa itu fasor dan bilangan kompleks! a) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan benar skor 100 b) Jika menjawab penjelasan dengan lengkap dan kurang benar skor 75 c) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dengan benar skor 50 d) Jika menjawab penjelasan dengan tidak lengkap dan tidak benar skor 0

29 Rumus Konversi Nilai: Nilai = Jumlah skor yang diperoleh 4 =... I. Alat/Media/Sumber Belajar 1. Alat Pembelajaran a. Spidol b. Lembar Penilaian c. Papan Tulis d. OHP Whiteboard e. LCD Projector f. Laptop 2. Media Pembelajaran a. Materi dalam bentukmicrosoft Powerpoint.dan flash. 3. Sumber Belajar a. Siswoyo, Teknik Listrik Industri Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. b. Nuraeni, Reni, Dasar dan Pegukuran Listrik 2. Jakarta Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan. c. Gussow, Milton, Schaum s Easy Outlines : Dasar Dasar Teknik Listrik. Jakarta : Erlangga Jakarta, 29 Agustus 2016 Ka.SMK Negeri 34 Jakarta Guru Mata Pelajaran, Drs. H. Ansyori Bunyamin, M.Pd NIP Neny Rochyati NIP

30

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan

Gambar 3. (a) Diagram fasor arus (b) Diagram fasor tegangan RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK Arus bolak-balik atau Alternating Current (AC) yaitu arus listrik yang besar dan arahnya yang selalu berubah-ubah secara periodik. 1. Sumber Arus Bolak-balik Sumber arus bolak-balik

Lebih terperinci

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK

FASOR DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASAR RANGKAIAN LISTRIK FASO DAN impedansi pada ELEMEN-elemen DASA ANGKAIAN LISTIK 1. Fasor Fasor adalah grafik untuk menyatakan magnituda (besar) dan arah (posisi sudut). Fasor utamanya digunakan untuk menyatakan gelombang sinus

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri XXX : Fisika : XII/I : Rangkaian Arus Bolak-Balik (AC) : (3 x 4 JP) 12 Jam

Lebih terperinci

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK.

RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Arus Bolak-balik RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK. Dalam pembahasan yang terdahulu telah diketahui bahwa generator arus bolakbalik sebagai sumber tenaga listrik yang mempunyai GGL : E E sinω t Persamaan di atas

Lebih terperinci

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN

MODUL FISIKA. TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN MODUL ISIKA TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) DISUSUN OLEH : NENIH, S.Pd SMA ISLAM PB. SOEDIRMAN TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. SUMBER TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK Sumber tegangan bolak-balik

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC R-L PARALEL

RANGKAIAN AC R-L PARALEL PENDAHULUAN Arus bolak-balik (AC/alternating current) adalah arus listrik di mana besarnya dan arah arusnya berubah-ubah secara bolak-balik. Berbeda dengan arus searah dimana arah arus yang mengalir tidak

Lebih terperinci

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung

Arus Bolak Balik. Arus Bolak Balik. Agus Suroso Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung (agussuroso@fi.itb.ac.id) Fisika Teoretik Energi Tinggi dan Instrumentasi, Institut Teknologi Bandung Materi 1 Sumber arus bolak-balik (alternating current, AC) 2 Resistor pada rangkaian AC 3 Induktor

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto

Rangkaian Arus Bolak Balik. Rudi Susanto Rangkaian Arus Bolak Balik Rudi Susanto Arus Searah Arahnya selalu sama setiap waktu Besar arus bisa berubah Arus Bolak-Balik Arah arus berubah secara bergantian Arus Bolak-Balik Sinusoidal Arus Bolak-Balik

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMK NEGERI 1 CIMAHI Kelas/Semester : X / 2 Mata Pelajaran : Dasar dan Pengukuran Listrik Topik : Elemen Pasif Rangkaian Listrik Alokasi Waktu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat

Lebih terperinci

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK.

DAYA PADA RANGKAIAN BOLAK-BALIK. DAYA PADA RANGKAAN BOLAK-BALK http://evan.weblog.ung.ac.id KONSEP DASAR DAYA PADA RANGKAAN AC FASA TUNGGAL Daya dalam watt yang diserap oleh suatu beban pada setiap saat sama dengan jatuh tegangan (voltage

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Daya 2.1.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan

Lebih terperinci

Fasor adalah bilangan kompleks yang merepresentasikan besaran atau magnitude dan fasa fungsi sinusoidal dari waktu. Sebuah rangkaian yang dapat dijelaskan dengan menggunakan fasor disebut berada dalam

Lebih terperinci

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o )

ARUS BOLAK BALIK. I m v. Gambar 1. Diagram Fasor (a) arus, (b) tegangan. ωt X(0 o ) ARUS BOLAK BALIK Dalam kehidupan sehari-hari kita jumpai alat-alat seperti dinamo sepeda dan generator. Kedua alat tersebut merupakan sumber arus dan tegangan listrik bolak-balik. Arus bolak-balik atau

Lebih terperinci

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik

Menganalisis rangkaian listrik. Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Menganalisis rangkaian listrik Mendeskripsikan konsep rangkaian listrik Listrik berasal dari kata elektron yang berarti batu ambar. Jika sebuah batu ambar digosok dengan kain sutra, maka batu akan dapat

Lebih terperinci

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

20 kv TRAFO DISTRIBUSI GENERATOR SINKRON Sumber listrik AC dari Pusat listrik PEMBANGKIT 150 k INDUSTRI PLTA PLTP PLTG PLTU PLTGU TRAFO GI 11/150 k TRAFO GI 150/20 k 20 k 20 k 220 BISNIS RUMAH TRAFO DISTRIBUSI SOSIAL PUBLIK

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK

SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK SOAL DAN PEMBAHASAN ARUS BOLAK BALIK Berikut ini ditampilkan beberapa soal dan pembahasan materi Fisika Listrik Arus Bolak- Balik (AC) yang dibahas di kelas 12 SMA. (1) Diberikan sebuah gambar rangkaian

Lebih terperinci

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK

TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK TEGANGAN DAN ARUS BOLAK-BALIK 1.Pengertian Tegangan dan Arus Listrik Bolak-Balik Yang dimaksud dengan arus bolsk-balik ialah arus listrik yang arah serta besarnya berubah berkala,menurut suatu cara tertentu.hal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1]. BAB II DASAR TEORI 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui gandengan

Lebih terperinci

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2 Arus bolak-balik adalah arus yang arahnya berubah secara bergantian. Bentuk arus bolakbalik yang paling sederhana adalah arus sinusoidal. Tegangan yang mengalir

Lebih terperinci

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006

Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 2006 7 AUS DAN TEGANGAN LISTIK BOLAK-BALIK Generator menghasilkan energi listrik. Sumber: Dokumen Penerbit, 006 Sebagian besar energi listrik yang digunakan sekarang dihasilkan oleh generator listrik dalam

Lebih terperinci

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis

Bahan Ajar Ke 1 Mata Kuliah Analisa Sistem Tenaga Listrik. Diagram Satu Garis 24 Diagram Satu Garis Dengan mengasumsikan bahwa sistem tiga fasa dalam keadaan seimbang, penyelesaian rangkaian dapat dikerjakan dengan menggunakan rangkaian 1 fasa dengan sebuah jalur netral sebagai

Lebih terperinci

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

INDUKSI EM DAN HUKUM FARADAY; RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK MATA KULIAH KODE MK Dosen : FISIKA DASAR II : EL-1 : Dr. Budi Mulyanti, MSi Pertemuan ke-13 CAKUPAN MATERI 1. INDUKTANSI. ENERGI TERSIMPAN DALAM MEDAN MAGNET 3. RANGKAIAN AC DAN IMPEDANSI 4. RESONANSI

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika

K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika K13 Revisi Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak-balik - Soal Doc. Name: RK13AR12FIS0401 Version: 2016-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi

Lebih terperinci

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif

Berikut ini rumus untuk menghitung reaktansi kapasitif dan raktansi induktif Resonansi paralel sederhana (rangkaian tank ) Kondisi resonansi akan terjadi pada suatu rangkaian tank (tank circuit) (gambar 1) ketika reaktansi dari kapasitor dan induktor bernilai sama. Karena rekatansi

Lebih terperinci

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA Jaringan listrik yang disalurkan oleh PLN ke konsumen, merupakan bagian dari sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Secara umum, sistem tenaga listrik terdiri dari

Lebih terperinci

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

1.KONSEP SEGITIGA DAYA Daya Aktif, Daya Reaktif dan Dan Pasif 1.KONSEP SEGITIGA DAYA Telah dipahami dan dianalisa tentang teori daya listrik pada arus bolak-balik, bahwa disipasi daya pada beban reaktif (induktor dan kapasitor)

Lebih terperinci

Daya Rangkaian AC [2]

Daya Rangkaian AC [2] Daya Rangkaian AC [2] Slide-11 Ir. Agus Arif, MT Semester Gasal 2016/2017 1 / 16 Materi Kuliah 1 Nilai Efektif Tegangan & Arus Efektif Nilai Efektif Gelombang Berkala Nilai RMS Gelombang Sinusoidal Nilai

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Listrik Arus Bolak Balik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0699 Version: 2011-12 halaman 1 01. Suatu sumber tegangan bolak-balik menghasilkan tegangan sesuai dengan fungsi: v =140

Lebih terperinci

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik

Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan Tegangan Listrik Bolak-balik Arus dan tegangan bolak-balik (AC) yaitu arus dan tegangan yang besar dan arahnya berubah terhadap waktu secara periodik. A. Nilai Efektif, Nilai Maksimum dan Nilai

Lebih terperinci

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart

e. muatan listrik menghasilkan medan listrik dari... a. Faraday d. Lenz b. Maxwell e. Hertz c. Biot-Savart 1. Hipotesis tentang gejala kelistrikan dan ke-magnetan yang disusun Maxwell ialah... a. perubahan medan listrik akan menghasilkan medan magnet b. di sekitar muatan listrik terdapatat medan listrik c.

Lebih terperinci

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron BAB II MTR SINKRN Motor Sinkron adalah mesin sinkron yang digunakan untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Mesin sinkron mempunyai kumparan jangkar pada stator dan kumparan medan pada rotor.

Lebih terperinci

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet

BAB IV ARUS BOLAK BALIK. Vef = 2. Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet BAB IV AUS BOLAK BALIK A. TEGANGAN DAN AUS Vsb Vsb = Vmax. sin. t Vmax = B. A. N. Vef = V max. V max Vrt = Vsb = tegangan sumber B = induksi magnet Vmax = tegangan maksimum A = luas penampang Vef = tegangan

Lebih terperinci

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 39 BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN 3.1 Sistem Distribusi Awalnya tenaga listrik dihasilkan di pusat-pusat pembangkit seperti PLTA, PLTU, PLTG, PLTGU, PLTP, dan PLTP dan yang lainnya, dengan tegangan yang

Lebih terperinci

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet

ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII. Medan Magnet ULANGAN AKHIR SEMESTER GANJIL 2015 KELAS XII gaya F. Jika panjang kawat diperpendek setengah kali semula dan kuat arus diperbesar dua kali semula, maka besar gaya yang dialami kawat adalah. Medan Magnet

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC)

ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) Laporan Praktikum ELEKTRONIKA FISIS DASAR I RANGKAIAN ARUS BOLAK-BALIK (AC) OLEH NAMA : ABDUL MUIN BSNYAL NIM : H21112274 KELOMPOK : X ASISTEN : HERYANTO LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI JURUSAN

Lebih terperinci

ANALISIS RANGKAIAN RLC

ANALISIS RANGKAIAN RLC ab Elektronika ndustri Fisika. AUS A PADA ESSTO ANASS ANGKAAN Jika sebuah resistor dilewati arus A sebesar maka pada resistor akan terdapat tegangan sebesar r. Sehingga jika arus membesar maka tegangan

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik. BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolakbalik dari satu level ke level

Lebih terperinci

KISI-KISI FISIKA KLS XII MIA KUR 2013 Page 1

KISI-KISI FISIKA KLS XII MIA KUR 2013 Page 1 DINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG MKKS SMA KOTA PADANG ==================================================================================================================== ============= KISI- KISI PENULISAN

Lebih terperinci

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC

RESONANSI PADA RANGKAIAN RLC ESONANSI PADA ANGKAIAN LC A. Tujuan 1. Mengamati adanya gejala resonansi dalam rangkaian arus bolaik-balik.. Mengukur resonansi pada rangkaian seri LC 3. Menggambarkan lengkung resonansi pada rangkaian

Lebih terperinci

atau pengaman pada pelanggan.

atau pengaman pada pelanggan. 16 b. Jaringan Distribusi Sekunder Jaringan distribusi sekunder terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2.1). Sistem distribusi

Lebih terperinci

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK

ARUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALIK AUS DAN TEGANGAN BOLAK- BALK FSKA SMK PEGUUAN CKN Formulasi arus dan tegangan bolak-balik e e sin wt or v v sin wt Persamaan e and v di atas sesuai dengan persamaan simpangan pada gerak harmonik sederhanan,

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR 2.1 Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mengubah suatu nilai arus maupun tegangan (energi listrik AC) pada satu rangkaian listrik atau lebih ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI

LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI 1 LAPORAN PRAKTIKUM LISTRIK MAGNET Praktikum Ke 1 KUMPARAN INDUKSI A. TUJUAN 1. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik searah (DC).. Mempelajari watak kumparan jika dialiri arus listrik bolak-balik

Lebih terperinci

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya?

SOAL SOAL TERPILIH 1. maksimum dan arus efektif serta frekuensinya? SOAL SOAL TERPILIH 1 1. Amplitudo arus dalam sebuah elemen pesawat radio adalah 250 A bila amplitudo tegangannya 3,6 V pada frekuensi 1,6 MHz. Berapakah besarnya arus dan tegangan efektifnya? 2. Hair dryer

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA :

[Listrik Dinamis] Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA NAMA ANGGOTA : Lembar Kerja Siswa (LKS) Fisika Kelas X Semester 2 Waktu : 48 x 45 menit [Listrik Dinamis] NAMA ANGGOTA : IRENE TASYA ANGELIA (3215149632) SARAH SALSABILA (3215141709) SABILA RAHMA (3215141713) UNIVERSITAS

Lebih terperinci

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV Oleh Endi Sopyandi Dasar Teori Dalam penyaluran daya listrik banyak digunakan transformator berkapasitas besar dan juga bertegangantinggi. Dengan transformator tegangan

Lebih terperinci

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang BAB 2II DASAR TEORI Motor Sinkron Tiga Fasa Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang putaran rotornya sinkron/serempak dengan kecepatan medan putar statornya. Motor ini beroperasi

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya. BAB II DASAR TEORI 2.1 Sumber Tegangan Tiga Fasa Hampir semua listrik yang digunakan oleh industri, dibangkitkan, ditransmisikan dan didistribusikan dalam sistem tiga fasa. Sistem ini memiliki besar arus

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Induksi Elektromagnet Nama : Kelas/No : / - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS BOLAK-BALIK Induksi

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya

Rangkaian Arus Bolak- Balik dan Penerapannya 1 Tidak semua hal yang penting dapat dihitung, dan tidak semua hal yang dapat dihitung itu penting. -Albert Einsten- i Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat rahmat

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya

Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya Elektrodinamometer dalam Pengukuran Daya A. Wattmeter Wattmeter digunakan untuk mengukur daya listrik searah (DC) maupun bolak-balik (AC). Ada 3 tipe Wattmeter yaitu Elektrodinamometer, Induksi dan Thermokopel.

Lebih terperinci

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK

09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 09. Pengukuran Besaran Listrik JEMBATAN ARUS BOLAK BALIK 9.1 Pendahuluan Jembatan arus bolak balik bentuk dasarnya terdiri dari : - empat lengan jembatan - sumber eksitasi dan - sebuah detektor nol Pada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau

Lebih terperinci

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t)

Sumber AC dan Fasor. V max. time. Sumber tegangan sinusoidal adalah: V( t) V(t) Mengapa AC? Dapat diproduksi secara langsung dari generator Dapat dikontrol oleh komponen elektronika seperti resistor, kapasitor, dan induktor Tegangan maksimumdapat diubah secara mudah dengan trafo Frekuensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini BAB III MEODE PENELIIAN III.. Peralatan yang Digunakan Dalam mengumpulkan data hasil pengukuran, maka dilakukan percobaan pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini dilakukan

Lebih terperinci

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC

Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Penerapan Bilangan Kompleks pada Rangkaian RLC Hishshah Ghassani - 354056 Program Studi Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 0 Bandung 403, Indonesia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA Kelas/Semester : X/Ganjil Mata Pelajaran : Matematika-Wajib Topik : Definisi Matriks, Jenis-jenis matriks, Transpos Matriks, Kesamaan dua

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA II.1. Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (alternator)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rangkaian RLC merupakan suatu rangkaian elektronika yang terdiri dari Resistor, Kapasitor dan Induktor yang dapat disusun seri ataupun paralel. Rangkaian RLC ini merupakan

Lebih terperinci

Arus & Tegangan bolak balik(ac)

Arus & Tegangan bolak balik(ac) Arus & Tegangan bolak balik(ac) Dede Djuhana E-mail:dede@fisika.ui.ac.id Departemen Fisika FMIPA-UI 0-0 Pendahuluan Arus dan Tegangan AC Arus dan tegangan bolak balik adalah arus yang dihasilkan oleh sebuah

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM PENGUKURAN BESARAN LISTRIK LABORATORIUM TEGANGAN TINGGI DAN PENGUKURAN LISTRIK DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS INDONESIA MODUL I [ ] 2012 PENGUKURAN ARUS, TEGANGAN, DAN DAYA LISTRIK

Lebih terperinci

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK

OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK OSILASI ELEKTROMAGNETIK & ARUS BOLAK-BALIK 1 Last Time Induktansi Diri 2 Induktansi Diri Menghitung: 1. Asumsikan arus I mengalir 2. Hitung B akibat adanya I tersebut 3. Hitung fluks akibat adanya B tersebut

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) A. IDENTITAS Satuan Pendidikan Kelas / Semester Mata Pelajaran Program Pokok Bahasan Alokasi Waktu : Sekolah Menengah Atas : XII / 5 (lima) : Matematika : Matematika

Lebih terperinci

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC.

RANGKAIAN RLC. I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. Jln. Bioteknologi No.1 Kampus USU, Medan 155 I. TUJUAN 1. Untuk mengetahui sifat rangkaian RLC. RANGKAIAN RLC 2. Untuk mengetahui aplikasi dari rangkaian RLC 3. Untuk mengetahui pengertian dari induktansi,

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis :

PEMBAHASAN. R= ρ l A. Secara matematis : PEMBAHASAN 1. Rangkaian DC a.) Dasar-dasar Rangkaian Listrik Resistor (hambatan) Resistor adalah komponen elektronik dua saluran yang didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi penurunan tegangan

Lebih terperinci

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2

METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 METODE NUMERIK PADA RANGKAIAN RLC SERI MENGGUNAKAN VBA EXCEL Latifah Nurul Qomariyatuzzamzami 1, Neny Kurniasih 2 1,2 Departemen Fisika, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 40132 latifah_zamzami@yahoo.co.id

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON

BAB II GENERATOR SINKRON BAB II GENERATOR SINKRON 2.1 Pendahuluan Generator arus bolak balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga listrik arus bolak balik. Generator arus bolak balik sering disebut juga sebagai alternator,

Lebih terperinci

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA

KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA KOREKTOR FAKTOR DAYA OTOMATIS PADA INSTALASI LISTRIK RUMAH TANGGA Yuniarto, Eko Ariyanto Program Studi Diploma III Teknik Elektro Sekolah Vokasi Universitas Diponegoro ABSTRACT Yuniarto, Eko Ariyanto,

Lebih terperinci

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia

Rangkaian Arus Bolak-Balik. Balik (Rangkaian AC) Pendahuluan. Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas Indonesia Rangkaian Arus Bolak-Balik Balik (Rangkaian A) Surya Darma, M.Sc Departemen Fisika Universitas ndonesia Pendahuluan Akhir abad 9 Nikola esla dan George Westinghouse memenangkan proposal pendistribusian

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran

OPTIMISASI Minimisasi Rugi-rugi Daya pada Saluran OPTIMISASI Minimisasi ugi-rugi Daya pada Saluran Oleh : uriman Anthony, ST. MT ugi-rugi daya pada saluran ugi-rugi pada saluran transmisi dan distribusi dipengaruhi oleh besar arus pada beban yang melewati

Lebih terperinci

Applikasi Bil. Komplek pada Teknik Elektro

Applikasi Bil. Komplek pada Teknik Elektro Modul II Applikasi Bil. Komplek pada Teknik Elektro Tujuan : 1. Mahasiswa dapat melakukan operasi perkalian dan pembagian bilangan kompleks 2. Mahasiswa bisa mengunakan kalkulator untuk mengkonversi bentuk

Lebih terperinci

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan

1. Alat Ukur Arus dan Tegangan 1. lat Ukur rus dan Tegangan lat ukur tegangan, araus dan hambatan listrik baik untuk DC maupun C dibuat menjadi satu alat ukur saja. lat ukur ini dikenal dengan nama VO-meter singkatan dari mpere, olt

Lebih terperinci

PERCOBAAN 6 RESONANSI

PERCOBAAN 6 RESONANSI PERCOBAAN 6 RESONANSI TUJUAN Mempelajari sifat rangkaian RLC Mempelajari resonansi seri, resonansi paralel, resonansi seri paralel PERSIAPAN Pelajari keseluruhan petunjuk praktikum untuk modul rangkaian

Lebih terperinci

drimbajoe.wordpress.com 1

drimbajoe.wordpress.com 1 drimbajoe.wordpress.com STK AUS SEAAH A. KUAT AUS STK Konsep Materi Kuat Arus istrik () Banyaknya muatan (Q) yang mengalir dalam selang (t). Besarnya Kuat arus listrik () sebanding dengan banyak muatan

Lebih terperinci

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR Transformator atau trafo adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik yang

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat BAB II TRANSFORMATOR 2.1 UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkain listrik ke rangkaian listrik lainnya melalui suatu

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen

TINJAUAN PUSTAKA. Dalam menyalurkan daya listrik dari pusat pembangkit kepada konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Distribusi Sistem distribusi merupakan keseluruhan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan secara langsung antara sumber daya yang besar (seperti gardu transmisi)

Lebih terperinci

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA SILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA Satuan Pendidikan Kelas/ Semestar Kompetensi Inti : SMA NEGERI 1 SAMATIGA : XII KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 Menghayati dan mengamalkan

Lebih terperinci

TOPIK 7 RANGKAIAN AC. Perbedaan Arus AC and DC

TOPIK 7 RANGKAIAN AC. Perbedaan Arus AC and DC TOPIK 7 RANGKAIAN AC Perbedaan Arus AC and DC Arus AC (Arus bolak balik) banyak digunakan pada kehidupan rumah maupun bisnis. Dimana kalau DC arah arusnya searah, sedangkan arus AC arusnya merupakan arus

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR BAB II TRANSFORMATOR II.1 Umum Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih BAB II TRASFORMATOR II. UMUM Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMA... Matapelajaran : Prakarya dan Kewirausahaan Kelas/Semester : X Rekayasa/Ganjil Materi Pokok : Alat Pengatur Gerak Sederhana Alokasi Waktu : 2 x 45

Lebih terperinci

GENERATOR SINKRON Gambar 1

GENERATOR SINKRON Gambar 1 GENERATOR SINKRON Generator sinkron merupakan mesin listrik arus bolak balik yang mengubah energi mekanik menjadi energi listrik arus bolak-balik. Energi mekanik diperoleh dari penggerak mula (prime mover)

Lebih terperinci

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK )

MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) MESIN SINKRON ( MESIN SEREMPAK ) BAB I GENERATOR SINKRON (ALTERNATOR) Hampir semua energi listrik dibangkitkan dengan menggunakan mesin sinkron. Generator sinkron (sering disebut alternator) adalah mesin

Lebih terperinci

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi BAB II GENERATOR SINKRON 2.1. UMUM Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator) merupakan

Lebih terperinci

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR LKPD PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2017 LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK (LKPD) Satuan pendidikan : SMA Kelas/Semester : XII/1 Hari/Tanggal :. /... 2017

Lebih terperinci

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke BAB II TRANSFORMATOR II.1. Umum Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang dapat memindahkan dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN

BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN BAB IV ANALISA PERHITUNGAN 4.1 PENGARUH TERHADAP SISI PEMBANGKITAN 4.1.1 PENGARUH TEGANGAN DAN FREKUENSI TERHADAP DESAIN GENERATOR Persamaan EMF yang dibangkitkan oleh generator, dengan menggunkan persamaan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA Satuan pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Materi Alokasi waktu RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PERTEMUAN PERTAMA : SMA : Fisika : XII/1 : Elektrostatika : 1 x 2 JP (2 x 45 menit) A. Kompetensi

Lebih terperinci

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

DA S S AR AR T T E E ORI ORI BAB II 2 DASAR DASAR TEORI TEORI 2.1 Umum Konversi energi elektromagnetik yaitu perubahan energi dari bentuk mekanik ke bentuk listrik dan bentuk listrik ke bentuk mekanik. Generator sinkron (altenator)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC)

DASAR LISTRIK BOLAK-BALIK (AC) KEGATAN BEAJA DASA STK BOAK-BAK (A) embar nformasi. Tegangan dan Arus istrik Bolak-Balik Suatu bentuk gelombang tegangan listrik bolak-balik dapat digambarkan seperti pada Gambar di bawah ini. m Sin t

Lebih terperinci