PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG"

Transkripsi

1 PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS PENDIDIKAN

2 ROADMAP PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN SAMPANG PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG DINAS PENDIDIKAN

3 KATA PENGANTAR Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM DIKDAS) adalah salah satu tolok ukur kinerja Pemerintah Daerah dalam pelayanan Pendidikan Dasar. Sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 Tahun 2013 bahwa Penyelenggaraan Pendidikan Dasar sesuai SPM merupakan kewenangan Kabupaten/Kota. Pemerintah Kabupaten/Kota wajib melakukan pengembangan kapasitas untuk mencapai SPM, sedangkan pemerintah dalam hal ini Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan memfasilitasi pengembangan kapasitas melalui peningkatan kemampuan sistem, kelembagaan, personil dan keuangan. Pemerintah Kabupaten Sampang dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan telah melaksanakan serangkaian kegiatan dalam upaya pemenuhan SPM DIKDAS, yang diawali dari pendataan berupa sensus sebagai basis data untuk penyusunan dokumen roadmap. Dengan tersusunannya dokumen roadmap pemenuhan SPM bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang diharapkan dapat memberikan dukungan dalam dunia pendidikan melalui kebijakan kebijakan agar kesenjangan pelayanan pendidikan dasar dapat terpenuhi maksimal. Hormat Kami Tim Penyusun i

4 DAFTAR ISI Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Executive Summary... iv BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan Dasar Hukum Ruang Lingkup Manfaat Sistematika Penyajian... 7 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 2.1. Kerangka Pikir Kerangka Konsep Metodologi BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG 3.1. Capaian Indikator SPM Tingkat Kabupaten Capaian Indikator SPM Tingkat Satuan Pendidikan BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 4.1. Pemenuhan Indikator Tingkat Kabupaten Pemenuhan Indikator Tingkat Satuan Pendidikan BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5.1. Analisis Kebutuhan Biaya Analisis Kemampuan Biaya Analisis Sumber Pembiayaan Lain Rekapitulasi Hasil Analisis Pembiayaan BAB 6 RENCANA AKSI 6.1. Matriks Kebijakan Matriks Pembiayaan Proyeksi Capaian ii

5 6.4. Matriks Input Output BAB 7 STRATEGI IMPLEMENTASI 7.1. Inventarisasi Permasalahan Alternatif Solusi Rekomendasi Daftar Pustaka iii

6 EXECUTIVE SUMMARY Kabupaten Sampang menjadi salah satu dari daerah pelaksanaan Program Pengembangan Kapasitas (PKP) SPM. Tujuan Program PKP-SPM adalah memperkuat kapasitas pengelola pendidikan di Kabupaten Sampang dalam proses perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan pendidikan sesuai SPM yang dituangkan dalam sebuah dokumen Roadmap. Roadmap merupakan suatu proses yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan, termasuk bidang pendidikan. Roadmap diperlukan untuk membantu proses identifikasi, seleksi, dan pengembangan pendekatan alternatif agar sasaran dapat dicapai dengan melakukan sinergi dari harapan dan pandangan para pihak yang berkompeten dalam pendidikan dasar. Roadmap digunakan untuk membangun kerangka kerja (framework) bagi pengorganisasian dan pemanfaatan semua faktor sumberdaya untuk tujuan bersama, sehingga menjadi panduan penetapan, kebijakan dan alokasi pembiayaan yang paling efisien di bidang pendidikan dasar. Capaian SPM bidang pendidikan dasr di Kabupaten Sampang sampai saat ini belum memenuhi target yang ditentukan. Dari 27 indikator pencapaian yang ada baru 3 indikator yang telah mencapai capaian 100% yaitu IP 1 tentang keterjangkauan layanan satuan pendidikan dan IP 12 mengenai kualifikasi akademik pengawas sekolah serta IP 13 tentang rencana kerja Kabupaten/Kota untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. Masih terdapat 24 indikator yang belum mencapai capaian maksimal seperti yang telah ditentukan dalam Permendikbu No, 23 Tahun Dari 24 indikator pencapaian yang belum memenuhi ketentuan tersebut, indikator yang memiliki capaian terendah adalah IP 16.2 mengenai rasio jumlah buku 1 : 1 set per siswa di setiap satuan pendidikan SMP/MTs. Capaian IP 17 ini masih sangat rendah yaitu 0%. selain itu masih iv

7 ada banyak sekali Indikator Pencapaian yang memerlukan pemecahan yang cukup berat dikarenakan capaiannya yang masih jauh dari harapan. Dalam upaya memenuhi pencapaian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Sampang telah dilakukan analisa kebijakan untuk menginventarisir bentukbentuk kebijakan yang perlu dilakukan. Dari hasil analisa kebijakan yang dilakukan ada 7 IP yang memerlukan pembiayaan mutlak, 8 IP yang memerlukan pembiayaan gabungan dan 10 IP yang tidak memerlukan pembiayaan langsung. Untuk IP yang tidak memerlukan pembiayaan langsung, dilakukan intervensi dalam bentuk kebijakan berupa penerbitan regulasi, penyusunan sistem, pelatihan dan pengawasan. IP yang memerlukan pembiayaan gabungan pendekatan kebijakannya lebih dominan dari pembiayaannya. Sedangkan IP yang memerlukan biaya mutlak pembiayaannya lebih dominan dari kebijakannya. Pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang diproyeksikan akan dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun anggaran. Untuk memenuhi target tersebut diperlukan pembiayaan sebesar Rp. 210,796,149, dengan rincian Tahun ke 1 sebesar Rp ,00. Tahun ke 2 sebesar Rp ,00 Tahun ke 3 sebesar Rp ,00 Masing-masing program baik berupa kebijakan maupun pembiayaan yang dilakukan memiliki target agar capaian IP SPM dapat mengalami kenaikan dari tahun ke tahun v

8 BAB 1 PENDAHULUAN

9 BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Kemajuan suatu negara dapat dilihat dari majunya tingkat pendidikan penduduknya. Begitu juga kualitas penduduk suatu negara dapat dilihat dari tigginya tingkat pendidikannya. Penduduk dengan tingkat pendidikan tinggi menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas sebagai salah satu faktor penting dalam pembangunan bangsa. Kualitas Sumber Daya Manusia yang baik berbanding lurus dengan kemajuan sebuah negara dalam hal pendidikan, ekonomi, sosial dan budaya baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pendidikan di Indonesia mengalami situasi yang terus berkembang, hal ini dapat kita lihat dari semakin meningkatnya layanan pendidikan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat. Fokus dari 1

10 BAB 1 PENDAHULUAN peningkatan layanan pendidikan antara lain sarana dan prasarana, kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, sistem penilaian yang baik, penerapan kurikulum dan manajemen sekolah yang mantap. Untuk dapat memberikan layanan yang baik dalam penyelenggaraan pendidikan dasar, maka pemerintah telah menetapkan batasan minimal kualitas layanan pendidikan yang harus diberikan oleh (Pemerintah Daerah) dan satuan pendidikan. Batasan minimal ini diwujudkan dengan ketentuan tentang Standar Pelayanan Minimal bidang pendidikan dasar sebagaimana terutang dalam Permendikbud N0. 23 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang pendidikan dasar. Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Dalam SPM terdapat 27 indikator yang harus dipenuhi, diantaranya: ketersediaan buku, alat peraga, ruang kelas, Pendidik dan Tenaga Kependidikan, pengawas sekolah, kurikulum, Sistem Penilaian hingga penerapan prinsip- prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS). Kabupaten Sampang selalu berupaya membenahi dalam memperbaiki kuantitas, kualitas dan relevansinya demi terbentuknya sumber daya manusia yang siap menjadi faktor pembangunan terutama di sektor pendidikan di Kabupaten Sampang. Yang menjadi persoalan substansi di Sampang pada sektor pendidikan adalah adanya kesenjangan mutu pelayanan pendidikan dasar antar sekolah dengan sekolah dan antar sekolah dengan madrasah. Penyebab terjadinya Kesenjangan dalam pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar ini karena berbagai permasalahan antara lain adalah 2

11 BAB 1 PENDAHULUAN akibat perbedaan kapasitas SDM, kesadaran pemangku kepentingan, keterbatasan kemampuan penganggaran, saranaprasarana dan faktor geografis/jarak. Dari beberapa daerah di Jawa Timur, Kabupaten Sampang menjadi salah satu daerah tempat pelaksanaan Program Pengembangan Kapasitas Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (PKP-SPM DIKDAS). Tujuan dari Program PKP-SPM DIKDAS adalah memperkuat kapasitas pengelola pendidikan dasar di wilayah Kabupaten Sampang dalam proses perencanaan, penganggaran serta pengelolaan layanan pendidikan dasar sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dirancang melalui berbagai macam program kemudian dituangkan dalam sebuah dokumen. Dokumen inilah yang selanjutnya di kenal dengan Dokumen Roadmap. Roadmap merupakan dokumen yang berisi tentang proses yang dibutuhkan dalam perencanaan pembangunan, termasuk perencanaan pembangunan bidang pendidikan. Roadmap sangat dibutuhkan untuk membantu proses identifikasi, seleksi, dan pengembangan alternatif kebijakan agar sasaran dapat tercapai. Untuk mencapai sasaran tersebut dengan cara melakukan sinergi dari harapan dan pandangan semua pihak yang berkompeten dalam pendidikan dasar. Roadmap digunakan untuk membangun kerangka kerja (framework) dalam pengorganisasian dan pemanfaatan semua sumber daya untuk tujuan bersama, sehingga dapat menjadi panduan penetapan kebijakan dan penganggaran alokasi biaya yang efisien di bidang pendidikan dasar. 3

12 BAB 1 PENDAHULUAN 1.2. TUJUAN Tujuan dari penyusunan Roadmap Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang, meliputi: 1. Meningkatkan pemahaman semua pemangku kepentingan bidang pendidikan utamanya pengambil kebijakan dan pengelola anggaran daerah dalam u p a y a pencapaian s tandar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. 2. Mengidentifikasi kesenjangan yang harus diatasi untuk pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 3. Meningkatkan peran s e r t a semua pihak dalam pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 4. Mengidentifikasi kemampuan komparatif daerah dalam rangka pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 5. M enetapkan skala prioritas program dan kegiatan dalam rangka pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 6. Menetapkan kebijakan dan instrument penerapan yang dibutuhkan untuk mengatasi kesenjangan capaian SPM bidang pendidikan dasar. 7. Menetapkan rencana waktu pelaksanaan program dan kegiatan untuk memenuhai Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar. 4

13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.3. DASAR HUKUM Landasan hukum yang digunakan dalam penyusunan Roadmap Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang, meliputi: 1. UU. RI. No. 32 Tahun 2004 sebagaimana diubah dengan UU. No. 23 Tahun 2014, tentang Pemerintah Daerah 2. UU. RI. No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 3. UU. RI. No. 25 Tahun 2009, tentang Pelayanan Publik. 4. PP. No. 65 Tahun 2005, tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal. 5. PP. No. 38 Tahun 2007, tentang Pembagian Urusan Pemerintahan. 6. PP. No. 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. 7. PP. No. 66 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. 8. Permendagri No. 6 Tahun 2007, tentang Petunjuk Teknis Penetapan dan Penyusunan Standar Pelayanan Minimal 9. Permendagri No. 79Tahun 2007, tentang Pedoman Penyusunan Rncana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal. 10. Permendiknas No. 63 Tahun 2009, tentang istem Penjaminan Mutu Pendidikan. 11. Permendikbud No. 23 tahun 2013, tentang Perubahan Permendiknas No. 25 Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. 5

14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.4. SASARAN Sasaran dari Penyusunan Roadmap Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang ini adalah: 1. Adanya analisis hasil pendataan capaian SPM di tingkat Kabupaten maupun ditingkat satuan pendidikan dasar. 2. Adanya analisis kesenjangan pada m a s i n g - m a s i n g capaian Indikator Pencapaian SPM di Kabupaten Sampang. 3. Adanya perumusan kebijakan yang perlu dilakukan untuk memenuhi SPM bidang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang. 4. Adanya analisis pembiayaan yang mengukur kebutuhan dan kemampuan keuangan dalam rangka pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar. 5. Adanya strategi implementasi yang dapat menjadi panduan langkah perumusan kebijakan selama kurun waktu berlakunya dokumen roadmap ini RUANG LINGKUP Lingkup wilayah Penyusunan Roadmap Pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang ini adalah di seluruh wilayah Kabupaten Sampang. Lingkup pekerjaan Penyusunan Roadmap Pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang ini antara lain: 1. Analisis Hasil Pendataan. 2. Analisis Kesenjangan 3. Analisis Kebijakan 4. Analisis Pembiayaan 6

15 BAB 1 PENDAHULUAN 5. Penyusunan Rencana Realisasi 1.6. MANFAAT a. Manfaat Teoritis Roadmap Pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang ini nantinya akan menjadi dokumen implementasi dari Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 23 tahun 2013, tentang Perubahan Permendiknas No. 25 Tahun 2010 tentang Standar pelayanan Minimal Pendidikan Dasar. b. Manfaat Praktis Dokumen Roadmap Pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang ini akan bermanfaat untuk memberikan kemudahan bagi Pemerintah Kabupaten Sampang dalam melakukan langkah-langkah intervensi dalam bentuk kebijakan dan pembiayaan kegiatan pembangunan sektor pendidikan SISTEMATIKA PENYAJIAN Dokumen Roadmap Pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang ini disusun dengan sistematika sebagai berikut: BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, maksud dan tujuan pekerjaan, sasaran, lingkup bahasan, dan aspek-aspek yang akan direncanakan dalam dokumen ini. BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 7

16 BAB 1 PENDAHULUAN Bab ini menguraikan tentang pendekatan dan metodologi yang akan digunakan dalam Penyusunan Roadmap Pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar Kabupaten Sampang. BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUAPTEN SAMPANG Bab ini menguraikan tentang kondisi capaian SPM Bidang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang yang dibagi dalam beberapa Sub Indikator Pencapaian (Sub IP). Dalam bab ini diuraikan tentang hasil analisis kesenjangan yang menjadi gambaran riil jumlah kekurangan yang harus dipenuhi dalam rangka pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar. BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN Dalam bab ini diuraikan tentang analisis kebijakan yang perlu diambil dalam rangka pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang untuk pemenuhan indikator-indikator pencapaian yang menjadi kewenangannya maupun langkah yang diambil dalam mendorong satuan pendidikan dalam memenuhi IP SPM yang menjadi kewenangan satuan pendidikan. BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Dalam bab ini diuraikan tentang langkah analisis pembiayaan yang dilakukan untuk mengukur kebutuhan biaya dan kemampuannya. Dalam bab ini juga diuraikan tentang alternatif pembiayaan yang 8

17 BAB 1 PENDAHULUAN ditempuh dalam memenuhi kekurangan (disparitas) antara kebutuhan biaya dan kemampuan pembiayaan. BAB 6 RENCANA AKSI Dalam bab ini diuraikan tentang tahapan langkah-langkah yang akan diambil dalam rangka pemenuhan SPM Bidang Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang. Dalam bab ini diuraikan tentang rencana kerja tahunan dan proyeksi target capaian yang ingin diraih. BAB 7 STRATEGI IMPLEMENTASI Dalam bab ini diuraikan tentang strategi yang akan ditempuh dalam implementasi roadmap akan dibahas pula mengenai masalah-masalah yang mungkin timbul dalam implementasi serta strategi pemecahan yang disiapkan untuk mengatasinya. 9

18 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI

19 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 2 KONSEP DAN METODOLOGI 2.1. KERANGKA PIKIR Kerangka pikir penyusunan roadmap ini menggambarkan dan menganalisa tingkat pencapaian SPM bidang pendidikan dasar dengan pendekatan mulai dari input, proses, output yang memperlihatkan kegiatan pembangunan dalam pencapaian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Sampang baik ditingkat kabupaten maupun ditingkat satuan pendidikan bersadarkan SPM bidang pendidikan dasar yang telah ditentukan oleh Kementrian Pendidikan dan kebudayaan. Pencapaian SPM pendidikan dasar di seluruh satuan pendidikan di wilayah Kabupaten Sampang menjadi target utama perencanaan dalam penyusunan roadmap ini. Tercapainya SPM ditingkat satuan pendidikan akan berdampak otomatis pada pencapian SPM ditingkat Kabupaten. 10

20 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI Untuk komponen input, menurut Azwar (1996) untuk organisasi yang tidak mencari keuntungan, komponen input adalah dana(money), Sumber daya manusia (SDM), petunjuk teknis (juknis/metoda). Menurut Munin Jaya (2004) termasuk dalam dana adalah sumberdana APBD, Oleh karena itu komponen input digambarkan dalam dana, SDM, petunjuk teknis. Dalam penyusunan roadmap ini komponen input terdiri dari komponen pendanaan pemerintah baik yang bersumber dari APBN maupun APBD. Pencapaian SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang Gambar 2.1. Kerangka Pikir Penyusunan Rodmap Pencapian SPM Pendidikan Dasar Untuk komponen proses menurut George tery (2009) terdiri dari perencanaan (planning), Pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), pengendalian (monitoring dan evaluasi). Komponen proses dalam penyusunan roadmap ini adalah perencanaan tingkat sekolah seperti RKS dan RKAS, perencanaan tingkat daerah seperti RPJMD, Renstra dan RKPD, pengawasan ditingkat sekolah oleh Komite Sekolah dan wali murid serta 11

21 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI pengawasan ditingkat daerah oleh instansi pengawasan yang berwenang KERANGKA KONSEP Penyusunan roadmap diawali dengan pengumpulan data pencapaian SPM baik ditingkat satuan pendidikan maupun ditingkat Kabupaten. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan gambaran riil dan obyektif atas kondisi - kondisi pencapaian SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang saat ini. Dalam menyusun target responden penelitian, kegiatannya memanfaatkan sumber data sekunder. Selanjutnya dilakukan penilaian aktual berupa penggalian sumber data yang ditunjang dengan pengamatan di lapangan, dilakukan kegiatan sensus. Hal yang terakhir adalah analisa dan perhitungan kaitannya dengan perhitungan tingkat capaian SPM. Data primer diperoleh dari satuan pendidikan yang mencakup data tingkat sekolah, meliputi data sumber daya manusia, sarana dan prasarana, penerapan kurikulum, standar penilaian, Manajemen sekolah dan data penujang lainnya. Data-data tersebut diperoleh dengan mengacu pada data dapodik untuk indikator-indikator pencapaian tertentu, sedangkan indikator tingkat satuan pendidikan yang tidak ditemukan pada data dapodik dilakukan sensus yang dilakukan dengan metode wawancara untuk memperoleh gambaran pencapaian SPM ditingkat satuan pendidikan. Dalam Penyusunan Roadmap Pencapaian SPM bidang Pendidikan Dasar, bahan baku analisa yang utama adalah data dapodik yang ada di Dinas Pendidikan kabupaten Sampang. Data- data indikator SPM yang tidak ditemukan dalam data dapodik diperoleh melalui sensus lapangan ke satuan pendidikan. Pencapaian SPM bidang Pendidikan Dasar ditingkat satuan pendidikan harus dapat diidentifikasi secara valid untuk 12

22 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI menghasilkan analisa yang tepat. Data pencapaian SPM yang diidentifikasi harus meliputi semua aspek yang ada dalam indikator pencapaian SPM sesuai dengan Permendikbud 23 Tahun Data iput diperhitungkan secara matematik dengan mengacu pada yang ada sehingga profil pencapian SPM dapat digambarkan secara faktual. Tahapan selanjutnya dalam penyusunan roadmap pencapaian SPM bidang pendidikan dasar ini adalah melakukan Analisa Kesenjangan (Gap Analysis). Gap Analysis adalah perbandingan kinerja aktual dengan kinerja potensial atau yang diharapkan. Metode ini merupakan alat evaluasi yang menitikberatkan pada kesenjangan kinerja saat ini dengan kinerja yang sudah ditargetkan sebelumnya misalnya yang sudah tercantum pada rencana bulanan atau rencana tahunan pada masing-masing fungsi instansi. Analisis kesenjangan juga mengidentifikasi tindakan- tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai kinerja yang diharapkan pada masa datang. Selain itu, analisis ini memperkirakan waktu, biaya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai keadaan yang diharapkan. Dalam penyusunan roadmap pencapaian SPM bidang pendidikan dasar ini target yang digunakan dalam melakukan Gap Analysis adalah ketercapaian 100% seluruh indikator pencapaian SPM. Dengan demikian, untuk seluruh indikator pencapaian yang ada, target 100% pencapaian SPM dikurangi pencapaian SPM yang ada saat ini sehingga muncul besaran gap yang harus dipenuhi dalam rangka pencapian SPM bidang pendidikan dasar di kabupaten Sampang. Penghitungan kesenjangan pencapaian SPM yang dilakukan dengan memakai rumus penghitungan sebagai berikut : 13

23 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI Keterangan: Tki = Tingkat kesesuaian Xi = Skor penilaian saat ini Yi = Skor penilian yang diharapan Tahapan selanjutnya dalam penyusunan roadmap pencapaian SPM Pendidikan dasar ini adalah analisa kebijakan. Analisa kebijakan ini diperlukan dalam rangka menentukan bentuk-bentuk intervensi yang tepat untuk dilakukan dalam rangka mengejar kesenjangan yang telah ditemukan dalam analisa sebelumnya. Menurut Dunn (2000) Metodologi Analisis Kebijakan menggabungkan lima prosedur umum, yaitu: 1. Perumusan masalah (definisi) menghasilkan informasi mengenai kondisi-kondisi yang menimbulkan masalah kebijakan. 2. Peramalan (prediksi) menyediakan informasi mengenai nilai atau kegunaan relatif dari konsekuensi di masa mendatang dari penerapan alternative kebijakan, termasuk tidak melakukan susuatu. 3. Rekomendasi (preskripsi) menyediakan informasi mengenai nilai atau masalah. 4. Pemantauan (deskripsi) menghasilkan informasi tentang konsekuensi sekarang dan masa lalu dari diterapkannya alternatif kebijakan. 5. Evaluasi, menyediakan informasi mengenai nilai atau 14

24 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI kegunaan dari konsekuensi pemecahan atau pengentasan masalah. Gambar 2.2. Metode Analisis Kebijakan Dari hasil analisis kebijakan yang dilakukan akan didapatkan bentuk bentuk intervensi yang harus dilakukan dalam rangka pencapaian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Sampang. Tahapan berikutnya dalam penyusunan roadmap ini adalah mekakukan analisis pembiayaan (costing). Analisis pembiayaan dilakukan dalam rangka menghitung besaran kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka memenuhi SPM pendidikan dasar serta mengidentifikasi sumber-sumber pembiayaan yang ada. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan penghitungan jumlah biaya yang harus dikeluarkan berdasarkan analisis kesenjangan (Gap Analysis) dengan mendasar pada Standar Harga Satuan yang ada di Kabupaten Sampang. Adapun analisa sumber pembiayaan dilakukan dengan melakukan telaah atas 15

25 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI alokasi APBD dan APBN yang terkait dengan pencapian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Sampang. Disamping itu, analisa sumber pembiayaan juga memperhitungkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat sepanjang sesuai dengan aturan perundang undangan yang ada. Rencana kegiatan pembangunan berikut rencana pembiayaan yang ada selanjutnya disusun dalam matrik tahapan kegiatan dalam jangka waktu yang disepakati yaitu 3 (tiga) tahun. Matriks kegiatan ini menjadi panduan dalam kegiatan pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang. 16

26 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI Gambar 2.3. Kerangka konsep Penyusunan Roadmap Pencamaian SPM 17

27 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 2.3. METODOLOGI Dalam Penyusunan Roadmap Pencapaian SPM bidang pendidikan Dasar Kabupaten Sampang dilakukan tahapan tahapan penyusunan dengan metodologi pendekatan sebagai berikut : 1. Koleksi Data Tahapan pertama yang dilakukan dalam Penyusunan Roadmap pencapaian SPM bidang pendidikan Dasar Kabupaten Sampang Tahun 2016 adalah koleksi data. Sumber data yang akan digunakan dalam rangka penyusunan perhitungan ini adalah data sekunder yang berasal dari data Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang dan Badan Pusat Statistik. Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk beberapa tujuan lain seperti penyusunan Database. Data sekunder dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber, yaitu data internal dan data eksternal. Data internal adalah data yang berasal dari dalam organisasi/instansi dimana riset sedang dilakukan. Misalnya, data pokok pendidikan (dapodik) yang memuat seluruh data kepegawaian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sampang. Sedangkan, data eksternal adalah data yang berasal dari luar organisasi/instansi dimana riset sedang dilakukan. Sumber eksternal dapat dibagi menjadi sumber-sumber yang secara teratur menerbitkan data-data statistic dan menyediakannya secara gratis kepada para pengguna misalnya pemerintah, sekolah, dan masyarakat. 18

28 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 2. Klarifikasi Data Klarifikasi data dilakukan dalam rangka penyempurnaan data yang telah tersedia untuk dapat memenuhi kelayakan quality control. Dengan langkah klarifikasi ini maka data data yang dirasa belum sempurna dilakukan pelengkapan dan perbaikan berdasarkan hasil klarifikasi data dengan pengelola data. Berdasarkan hasil klarifikasi ini maka data data yang ada dikelompokkan berdasarkan tingkat kelengkapan dan kesempurnaannya. Data data tersebut selanjutnya akan disempurnakan dan dilengkapi melalui survey lapangan. 3. Sensus Lapangan Sensus lapangan dilakukan dalam rangka pelengkapan data dan penyempurnaan data. Sensus lapangan dilakukan oleh tenaga surveyor dengan ruang lingkup survey yaitu mencocokan data yang telah ada dengan kondisi riil. Data data yang masih memiliki kekurangan dilakukan perbaikan dan pelengkapan berdasarkan hasil sensus yang dilakukan oleh tenaga surveyor. Hasil dari sensus yang dilakukan oleh surveyor selanjutnya akan dicollect/dicentang dan menjadi data final yang akan menjadi bahan input data yang akan menjadi bahan analisa. 4. Rekapitulasi Hasil Capaian SPM Data yang sudah terkumpul dan tervalidasi selanjutnya direkapitulasi untuk mendapatkan hasil pencapaian SPM Pendidikan Dasar. Penghitungan dilakukan dengan rumusrumus penghitungan indikator pencapian SPM sesuai dengan Permendikbud 23 Tahun 203. Rekapitulasi hasil capaian SPM ini akan menampilkan hasil pencapaian SPM ditingkat satuan pendidikan. Hasil pencapaian SPM tingkat satuan pendidikan ini selanjutnya diakumulasikan sehingga 19

29 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI didapatkan hasil pencapaian SPM untuk masin-masing indikator dan sub indikator pencapaian ditingkat Kabupaten Sampang. 5. Analisa Kesenjangan Analisa kesenjangan dilakukan dengan membandingkan hasil pencapian SPM yang ada saat ini dengan target capaian SPM. Target capaian SPM untuk masing-masing indikator dan sub indikator adalah 100%. Dengan demikian analisis kesenjangan yang dilakukan adalah dengan mengurangi angka 100% dengan hasil pencapaian masing masing indikator. Hasil pengurangan tersebut menjadi data kesenjangan. 6. Analisa Kebijakan Analisa kebijakan dilakukan untuk merumuskan bentuk intervensi yang harus dilakukan dalam rangka memenuhi kesenjangan pencapaian SPM. Data kesenjangan yang telah didapatkan melalui gap analysis selanjutnya dikaji dengan tekn ik analisa kebijakan yang terdiri dari perumusan masalah (definisi), peramalan (prediksi), rekomendasi (preskripsi), pemantauan (deskripsi) dan evaluasi. Analisis kebijakan selanjutnya akan menghasilkan bentuk-bentuk kegiatan pembangunan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian SPM Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang. 20

30 BAB 2 KONSEP DAN METODOLOGI 7. Analisa Penganggaran Kegiatan pembangunan yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian SPM Pendidikan Dasar di Kabupaten Sampang sesuai dengan hasil analisa kebijakan, selanjutnya dirinci istrumen-instrumen kebutuhannya. Dari analisa tersebut selanjutnya dilakukan penaksiran kebutuhan biaya dengan mendasarkan perhitunganya pada standar harga satuan yang berlaku di kabupaten Sampang. Analisa pembiayaan akan mengahsilkan besaran kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pencapaian SPM pendidikan dasar di Kabupaten Sampang. Disamping itu juga dilakukan identifikasi sumber- sumber pembiayaan yang dapat dipakai untuk pembiayaan kegiatan pencapian SPM. Perbandingan antara kebutuhan dan potensi pembiayaan ini akan memeunculkan kemampuan daerah sehingga rentang waktu pencapian dapat dijadwalkan. 8. Penyusunan Rencana Penyusunan rencana kegiatan pencapaian SPM Pendidikan Dasar dilakukan dengan menyusun matriks kegiatan selama kurun waktu yang ditentukan yaitu 3 (tiga) tahun Matriks kegiatan ini mencakup jenis kegiatan, kebutuhan biaya, sumber dana, jangka waktu pelaksanaan dan pelaksana kegiatan 21

31 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG

32 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG 3.1. CAPAIAN INDIKATOR SPM TINGKAT KABUPATEN IP. 1 Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan MI dan 6 km untuk SMP dan MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 km. Di Kabupaten Sampang, capain sub IP. 1.1 sampai saat ini telah mencapai target maksimal yaitu 100%. Menurut hasil sensus SPM, dapat diketahui bahwa seluruh wilayah di Kabupaten Sampang telah terjangkau oleh layanan 22

33 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG pendidikan di tingkat SD/MI. Dengan kata lain, di Kabupaten Sampang seluruh anak usia sekolah telah mendapatkan layanan pendidikan. Namun capaian IP 1.1 tersebut tetap harus memperhatikan kualitas mutu layanan sehingga keberadaan lembaga sekolah tidak sekedar terpaku pada kuantitas saja Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SMP/MTs dalam jarak kurang dari 6 km. Senada dengan hasil capaian IP sebelumnya, capaian IP 1.2. di Kabupaten Sampang juga telah memenuhi target yang ditelah ditetapkan. Layanan pendidikan di tingkat SMP/MTs di Kabupaten Sampang telah menjangkau setiap sudut wilayah. Sehingga harapan dari ketercapain IP 1.2 ini adalah tidak ada lagi siswa yang tidak melanjutkan jenjang pendidikan setelah lulus dari SD/MI. Hampir sama dengan pendidikan ditingkat Sekolah Dasar, besarnya kuantitas unit satuan pendidikan di Kabupaten Sampang ini memerlukan usaha kendali kualitas yang konsisten dan tepat sasaran. IP. 2 Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD dan MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP dan MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis 2.1. Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajarnya tidak melebihi 32 orang. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 2.1. adalah sebesar 78,02%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten sampang belum memenuhi target yang 23

34 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG ditetapkan. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 lembaga, diketahui bahwa sejumlah 678 lembaga SD/MI yang telah memenuhi IP. 2.1 tersebut, sehingga masih ada 191 lembaga yang belum memenuhi IP dalam hal ini kebijakan dari pemerintah daerah terkait sebaran penerimaan siswa baru dimasa yang akan datang menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut Jumlah SD/MI yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel. Pada capaian Sub IP 2.2. di Kabupaten Sampang sampai saat ini baru tercapai separuhnya saja, yaitu sebesar 54,32% menurut hasil sensus. Dari hasil penghitungan sensus, diketahui sebanyak 472 lembaga yang telah mencapai target SPM untuk Sub IP ini. Hal ini tentu saja menuntut adanya langkah intervensi yang kuat dalam rangka memenuhi standar yang telah diwajibkan dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama Jumlah SMP/ MTs yang semua rombongan belajarnya tidak melebihi 36 orang. Capaian Sub IP 2.3. di Kabupaten Sampang sampai saat ini masih jauh dari target. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 3.1. hanya sebesar 56,52%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 lembaga, lebih dari separuh yaitu sebanyak 156 lembaga telah mencapai SPM, sedangkan sisanya yaitu sebanyak 120 lembaga belum mencapai SPM. U n t u k m e n y i k a p i k ondisi ini, pemerintah daerah memerlukan pemikiran, konsep dan langkah yang strategis 24

35 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG serta praktis agar sebaran siswa dalam rombongan belajar dapat mencapai tingkat ideal Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel. Capaian Sub IP 2.4. di Kabupaten Sampang saat ini masih belum optimal. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 2.4. adalah sebesar 55,07%, berarti terdapat 152 lembaga sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini, sedangkan sebanyak 124 lembaga belum mencapai SPM. Kondisi ini menggambarkan bahwa tingkat kecukupan sarana dan prasarana siswa masih memerlukan banyak intervensi agar terjadi percepatan pemenuhan demi meningkatnya kualitas layanan dan proses belajar di setiap lembaga. IP. 3 Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik 3.1. Jumlah SMP/MTs yang memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik Capaian IP 3.1 di Kabupaten Sampang saat ini masih tergolong rendah. Hal tersebut dapat dilihat dalam prosentase yang diperoleh dari hasil sensus yaitu sebesar 24,28%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan baru 67 lembaga sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini menggambarkan adanya kesenjangan yang sangat serius untuk pencapaian Sub IP ini. Untuk itu 25

36 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG diperlukan adanya langkah-langkah intervensi yang tepat dengan melibatkan banyak pihak untuk mewujudkannya Jumlah SMP/MTs yang memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Tidak berbeda jauh dengan capaian IP sebelumnya, capaian Sub IP 3.2. di Kabupaten Sampang saat ini masih jauh dari harapan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 3.2. hanya mencapai 8,33%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 lembaga, baru 23 lembaga yang memiliki peralatan laboratorium secara lengkap sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Diperlukan adanya langkah khusus dalam pencapaian Sub IP 3.2. ini agar dapat dipenuhi dalam waktu yang tidak terlalu lama. IP. 4 Di setiap SD & MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya; dan di setiap SMP & MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru. 4.1 Jumlah SD/MI yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Untuk capaian Sub IP 4.1. di Kabupaten Sampang sampai saat ini masih belum mencapai target. Hasil penghitungan sensus menyatakan bahwa capaian Sub IP 4.1. hanya mencapai 29,11%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan, baru 253 lembaga yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini dan sebanyak 616 lembaga belum mencapai target. Dalam mengatasi permasalahan ini pemerintah daerah 26

37 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG memerlukan langkah intervensi yang terencana dan terukur agar dapat diproyeksikan pencapaiannya dalam waktu yang secepat-cepatnya Jumlah SMP/MTs yang memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru dan staf kependidikan lainnya Pada capaian IP 4.2. di Kabupaten Sampang sampai saat ini belum memenuhi harapan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 4.2. adalah sebesar 16,67%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 terdapat 230 lembaga yang belum mencapai SPM untuksub IP ini. Kondisi ini masih jauh dari angka ideal, sehingga diperlukan adanya kebijakan dan langkahlangkah strategis agar pencapaian Sub IP ini dapat dipenuhi secara maksimal Jumlah SMP/MTs yang memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja dan kursi Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 4.3. di Kabupaten Sampang mencapai 60,51%. Capaian ini bisa dikatakan kurang optimal. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 lembaga, terhitung sebanyak 167 lembaga yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini dan 109 lembaga belum memenuhi target. Hal ini t e n t u s a j a m e m b u t u h k a n langkah-langkah strategis agar dapat pencapaian Sub IP ini dapat segera dipenuhi dalam waktu yang sesingkat singkatnya. 27

38 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG IP. 5 Di setiap SD & MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik, dan 6 (enam) orang guru utk setiap satuan pendidikan; dan untuk daerah khusus 4 orang guru di setiap satuan pendidikan 5.1. Jumlah SD/MI yang memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik Capaian Sub IP 5.1. di Kabupaten Sampang sampai saat ini sudah mencapai separuh dari prosentase yang ditargetkan oleh pemerintah. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 5.1. adalah sebesar 55,47%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan t e r d a p a t sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Agar Capaian Sub IP 5.1. dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan pemenuhan yang tepat dan berlandasan hukum yang cukup Jumlah SD/MI yang memiliki 6 (enam) orang guru atau 4 (empat) orang guru untuk daerah khusus Capaian Sub IP 5.2. di Kabupaten Sampang sudah hampir memenuhi target yang ditentukan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 5.2. adalah sebesar 97,12%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hanya tersisa 25 lembaga yang belum mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini sudah hampir memenuhi target maksimal pemenuhan. Agar Capaian Sub IP 5.2. dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan pemenuhan yang tepat. 28

39 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG IP. 6 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru untuk setiap mata pelajaran atau untuk daerah khusus 1 (satu) guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Capaian Sub IP 6. di Kabupaten Sampang masih jauh dibawah standar target yang ditentukan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 6 adalah sebesar 14,49%. Bila dilihat dari prosentase capaian, baru sebanyak 85,51% dari jumlah total 276 lembaga sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini masih jauh dari target maksimal pemenuhan. Agar Capaian Sub IP 6 dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan khusus yang dapat memenuhi target secara cepat. IP. 7 Di setiap SD & MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D- I V dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik 7.1. Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Dari hasil pengolahan data sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 7.1. adalah sebesar 92,17%. Itu berarti capaian Sub IP 7.1. di Kabupaten Sampang sudah cukup tinggi. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan terdapat 801 sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini sudah hamper memenuhi target maksimal pemenuhan. Agar Capaian Sub IP 7.1. dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan pemenuhan yang tepat Jumlah SD/MI yang memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Capaian Sub IP 7.2. di Kabupaten Sampang cukup baik namun masih perlu ditingkatkan lagi. Dari hasil 29

40 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 7.2. adalah sebesar 64,56%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan ada 561 sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini masih memerlukan upaya-upaya agar pemenuhan target Sub IP 7.2. dapat tercapai sesuai. IP. 8 Di setiap SMP & MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik; untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20% 8.1. Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV 70% Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan, terdapat 201 sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Capaian Sub IP 8.1 di Kabupaten Sampang cukup tinggi. Hal tersebut diperolah dari hasil penghitungan sensus bahwa capaian Sub IP 8.1 adalah sebesar 72,83%. Kondisi ini sudah cukup baik namun masih perlu ditingkatkan agar sesuai harapan. Supaya capaian Sub IP 8.1. dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan yang relevan bagi pemenuhan standar pelayan minimal (SPM Dikdas) Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 35% Capaian Sub IP 8.2 di Kabupaten Sampang masih jauh dari standar. Dari hasil penghitungan sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 8.2. adalah sebesar 26,09%. Hal itu berarti di wilayah Kabupaten Sampang baru terdapat 72 lembaga dari jumlah total 276 satuan pendidikan yang 30

41 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini belum cukup baik dan masih perlu ditingkatkan agar memenuhi target pemenuhan. Agar Capaian Sub IP 8.2. dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan percepatan pemenuhan yang efektif dan tepat sasaran. IP. 9 Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, masing-masing 1 (satu) orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan PKn Capaian Sub IP 9 di Kabupaten Sampang masih relatif rendah. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 9 adalah sebesar 7,25%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan baru 20 sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini belum cukup baik dan masih perlu ditingkatkan pemenuhannya. IP. 10 Jumlah kepala SD/MI yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan memiliki sertifikat pendidik Capaian Sub IP 10 di Kabupaten Sampang sudah cukup baik. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 10 adalah sebesar 84%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan ada 727 sekolah yang telah memiliki kepala sekolah dengan kualifikasi akademik minimal S1dan telah memiliki sertifikat pendidik. Kondisi ini sudah cukup baik akan tetapi belum optimal. Agar Capaian Sub IP 10 dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya kebijakan pemenuhan yang aplikatif dan praktis. 31

42 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG IP. 11 Jumlah Kepala SMP/MTs yang berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Capaian Sub IP 11 di Kabupaten Sampang masih belum menggembirakan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 11 adalah sebesar 45,65%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan terdapat 125 sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini sudah cukup baik akan tetapi belum memenuhi harapan. Agar Capaian Sub IP 11 dapat segera terpenuhi maka perlu diambil langkah strategis agar kualifikasi Kepala Sekolah dapat memenuhi ketentuan. IP.12 Jumlah Pengawas Sekolah yang berkualifikasi akademik S-1 atau D- IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Capaian Sub IP 12 di Kabupaten Sampang telah mencapai angka maksimal, dan itu berarti bahwa seluruh Pengawas Sekolah yang ada di Kabupaten Sampang telah berkualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan sudah tersertifikasi. Kondisi ini sudah maksimal namun tetap perlu dijaga dan selalu diadakan pendataan berulang agar dapat memenuhi pencapaian yang berkesinambungan. 1P. 13 Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif Capaian Sub IP 13 di Kabupaten Sampang sudah memenuhi target capaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang telah memiliki dan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang 32

43 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG efektif. Kondisi ini sudah maksimal dan perlu dijaga agar dapat memenuhi pencapaian yang berkesinambungan. IP. 14 Kunjungan Pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Jumlah SD/MI yang mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Capaian Sub IP 14.1 di Kabupaten Sampang belum bisa dikatakan baik. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 14.1, hanya sebesar 37,05%. Dari jumlah total SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan masih terdapat lebih dari separuh yaitu 547 sekolah yang belum mencapai SPM untuk Sub IP ini. Dalam kondisi demikian maka diperlukan adanya peningkatan kedisiplinan terutama Pengawas Sekolah Jumlah SMP/MTs yang mendapat kunjungan oleh pengawas satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Capaian Sub IP 14.2 di Kabupaten Sampang masih sangat rendah. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 5,80%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hanya terdapat 16 lembaga sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini masih memerlukan langkah yang cukup kuat agar memenuhi target maksimal. Agar capaian Sub IP 14.2 dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya peningkatan kapasitas Pengawas Sekolah. 33

44 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG 3.2. CAPAIAN INDIKATOR SPM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN IP. 15 Setiap SD dan MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik 15.1 Jumlah set buku teks mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, dan PKn) yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan oleh sekolah Kondisi capaian IP 15.1 di Kabupaten Sampang saat ini masih belum ideal dan masih perlu ditingkatkan lagi, hal tersebut bisa diketahui dari hasil sensus bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 65,88%. Dari jumlah siswa SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak anak, jumlah buku teks lengkap yang dimiliki adalah sebanyak set. Agar Capaian Sub IP Sub dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya dorongan kebijakan agar satuan pendidikan memenuhi tanggungjawab pemenuhan buku teks dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Sekolah Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang masih jauh dari kondisi ideal. Setelah diadakan pengolahan data sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 31,42%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan ada 273 sekolah yang telah mencapai SPM. Kondisi ini menggambarkan masih rendahnya capaian Sub IP 15.2, oleh karena itu untuk 34

45 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG menyikapi kondisi tersebut, pemerintah daerah diharapkan mampu memberikan dorongan dan mengeluarkan kebijakan yang kuat dan efektif. IP. 16 SMP & MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik Jumlah set buku teks mata pelajaran yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah yang disediakan oleh sekolah Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang masih relatif rendah. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 11,97%. Dari jumlah siswa SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak anak, jumlah paket buku teks yang lengkap sebanyak set. Kondisi ini tentunya belum memenuhi harapan. Agar capaian Sub IP dapat segera terpenuhi maka diperlukan adanya dorongan kebijakan dan sosialisasi agar satuan pendidikan memenuhi tanggungjawab pemenuhan buku teks dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP-16.1 Sekolah Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang sangat memprihatinkan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 00,00%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan, belum ada satu pun sekolah yang telah mencapai SPM untuk Sub IP ini. Kondisi ini masih jauh dari target capaian maksimal yang ditentukan. Oleh karena itu memerlukan dorongan kebijakan yang kuat dan efektif. 35

46 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG IP. 17 Setiap SD & MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster IPA 17. Jumlah SD/MI yang memiliki set peraga dan bahan IPA - secara lengkap Capaian Sub IP 17. di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang masih relatif rendah. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 17. Adalah sebesar 7,36%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini baru 64 sekolah yang telah memenuhi Capaian Sub IP. Sub 17. Kondisi menuntut intervensi kebijakan agar satuan pendidikan melaksanakan tanggungjawabnya untuk pemenuhan alat peraga secara lengkap. IP.18 Setiap SD & MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 judul buku referensi, dan setiap SMP & MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi Jumlah SD/MI yang telah memenuhi jumlah buku pengayaan dan referensi Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang rendah, yaitu sebesar 17,84% dari hasil p e n g o l a h a n d a t a sensus. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini baru mencapai 155 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Kesadaran satuan pendidikan untuk mengalokasikan dana operasionalnya bagi pemenuhan Sub IP perlu digalakkan lebih kuat lagi. 36

47 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi jumlah buku pengayaan dan referensi Dari hasil pengolahan data sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 7,97%. Hal tersebut menunjukkan bahwa capaian sub IP 18.2 di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang masih jauh dari tingkat ideal. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini baru 22 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Hal ini merupakan tantangan bagi pihak terkait agar satuan pendidikan dapat memenuhi ketentuan IP IP. 19 Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan Jumlah guru tetap yang rata-rata jam kerja per minggu 37,5 jam Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP 19.1 adalah sebesar 19,03%. Dari jumlah guru tetap yag ada di Kabupaten Sampang sebanyak orang hingga saat ini ada orang yang telah memenuhi ketentuan Sub IP Perlu adanya penegakan disiplin yang lebih kuat agar capaian Sub IP ini dapat segera terpenuhi Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP

48 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup baik. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 29,69%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini baru 258 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Perlu sentuhan kebijakan dari Pemerintah Daerah agar satuan pendidikan dapat lebih terpacu untuk memenuhi ketentuan ini Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang masih kurang ideal. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 1,81%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat baru 5 sekolah yang telah memenuhi capaian. Hal ini merupakan. Penegakan disiplin aparatur dalam hal ini guru tetap perlu ditingkatkan agar ketentuan ini dapat segera terpenuhi. IP. 20 Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran kelas I-II 18 jam per minggu, kelas III 24 jam per minggu, kelas IV-VI 27 jam per minggu dan kelas VII-IX selama 27 jam per minggu Jumlah rombongan belajar yang memenuhi standar waktu pembelajaran Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat baik. Dari hasil sensus 38

49 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG diketahui bahwa capaian SubIP adalah sebesar 71,75%. Dari jumlah rombogan belajar tingkt pendidikan dasar di Kabupaten Sampang sebanyak rombel hingga saat ini sudah rombel yang telah memenuhi capaian Sub IP Hal ini perlu dijaga dan ditingkatkan agar capaiannya segera memenuhi 100% Jumlah SD/MI yang menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran kelas I-II 18 jam per minggu, kelas III 24 jam per minggu, dan kelas IV-VI 27 jam per minggu Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 64,10%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini sudah 557 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Dengan adanya monitoring dan pengawasan yang baik capaian ini dapat memenuhi ketentuan 100% dalam waktu yang tidak terlalu lama Jumlah SMP/MTs yang menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran kelas VII-IX selama 27 jam per minggu Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 61,96%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini sebanyak 171 sekolah yang telah memenuhi capaian 39

50 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Sub IP Hal ini memerlukan langkah lebih lanjut agar segera dapat mencapai pemenuhan maksimal. IP. 21 Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku Jumlah SD/MI yang menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat tinggi. Berdasarkan hasil sensus yang telah dilakukan diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 91,14%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini sudah 792 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP. 21.1, dengan demikian masih ada 77 sekolah/madrasah yang perlu mengadakan penyesuaianpenyesuaian dalam penerapan kurikulum Jumlah SMP/MTs yang menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku Sub IP di Kabupaten Sampang tercapai secara penuh dan cukup memuaskan. Hasil sensus untuk Sub IP adalah sebesar 100%. Dari total jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan telah menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Saat ini seluruh SMP/MTs se Kabupaten Sampang telah memenuhi capaian Sub IP Dalam kondisi ini bukan berarti tugas dari pemerintah daerah sudah selesai namun tetap memantau secara berkala. IP. 22 Setiap guru menerapkan RPP berdasarkan silabus untuk mata pelajaran yang diampunya. 40

51 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Jumlah guru yang menerapkan RPP berdasarkan silabus untuk mata pelajaran yang diampunya Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat baik. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 88,28%. Dari jumlah guru di Kabupaten Sampang sebanyak orang hingga saat ini sudah orang yang telah memenuhi capaian Sub IP Hal ini perlu ditingkatkan agar capaiannya segera memenuhi 100% Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 68,70%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini sudah 597 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih ada 272 sekolah/madrasah yang belum mencapai capaian maksimal dalam sub IP ini Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 71,01%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini sebanyak 196 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Capaian ini tentunya belum seperti yang diharapkan dan masih memerlukan banyak langkah- 41

52 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG langkah yang sistematis dan efektif agar pencapaiannya dapat maksimal. IP. 23 Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik Jumlah guru yang mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat baik. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 62,68%. Dari jumlah guru di Kabupaten Sampang sebanyak orang hingga saat ini sudah orang yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih diperlukan sentuhan kebijakan lagi agar pencapaian sub IP ini dapat memenuhi target maksimal Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 69,85%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini sudah 607 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih ada 262 sekolah/madrasah yang belum mencapai capaian maksimal dalam sub IP ini Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus 42

53 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 72,83%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini sebanyak 201 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Capaian ini tentunya belum seperti yang diharapkan dan masih memerlukan banyak langkahlangkah yang sistematis dan efektif agar pencapaiannya dapat maksimal. IP. 24 Kepala Sekolah/Madrasah melakukan supervise kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Jumlah SD/MI yang kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 90,91%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini sudah 596 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih ada 269 sekolah/madrasah yang belum mencapai capaian maksimal dalm sub IP ini. Sedangkan ada 4 sekolah yang tidak mengisi data sensus Jumlah SMP/MTs yang kepala sekolahnya melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 43

54 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG 66,30%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini sebanyak 183 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Capaian ini tentunya belum seperti yang diharapkan dan masih memerlukan banyak langkah langkah yang sistematis dan efektif agar pencapaiannya dapat maksimal. Dalam hal ini ada 2 lembaga tanpa ada data. IP. 25 Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil evaluasi peserta didik kepada Kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik Jumlah guru yang menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada Kepala Sekolah pada akhir semester. Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang masih perlu ditingkatkan lagi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 90,16%. Dari jumlah guru di Kabupaten Sampang sebanyak orang hingga saat ini baru orang yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih diperlukan sentuhan kebijakan lagi agar pencapaian sub IP ini dapat memenuhi target maksimal Jumlah SD/MI yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian belum menggembirakan. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 72,38%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan hingga saat ini baru

55 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Masih ada 27,6208% sekolah/madrasah yang belum mencapai capaian maksimal dalam sub IP ini yakni sebanyak 240 llembaga Jumlah SMP/MTs yang telah memenuhi IP Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 74,64%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan hingga saat ini sebanyak 206 sekolah yang telah memenuhi capaian Sub IP Capaian ini sudah cukup baik, namun demikian masih diperlukan peningkatan sampai dengan pencapaian maksimal. IP. 26 Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kemenag pada setiap akhir semester Jumlah satuan pendidikan yang menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian maksimal. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 91,09%. Dari jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Sampang sebanyak 1145 satuan pendidikan, ada 1043 lembaga yang telah memenuhi capaian Sub IP

56 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Jumlah SD/MI yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan atau Kantor Kemenag kabupaten/kota pada setiap akhir semester Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian maksimal. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 93,10%. Dari jumlah SD/MI di Kabupaten Sampang sebanyak 869 satuan pendidikan. Sampai saat ini sebanyak 809 lembaga telah memenuhi capaian Sub IP Jumlah SMP/MTs yang menyampaikan rekapitulasi hasil tes tengah tahunan kepada Dinas Pendidikan atau Kantor Kemenag kabupaten/kota pada setiap akhir semester Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian maksimal. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 100%. Dari jumlah SMP/MTs di Kabupaten Sampang sebanyak 276 satuan pendidikan. Hingga saat ini terdata 234 lembaga telah memenuhi capaian Sub IP IP. 27 Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Jumlah satuan pendidikan yang memiliki rencana kerja tahunan Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 98,52%. Dari jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Sampang sebanyak 1145 satuan pendidikan ada 1128 satuan pendidikan yang telah memenuhi capaian Sub IP

57 BAB 3 KONDISI CAPAIAN SPM DI KABUPATEN SAMPANG Jumlah satuan pendidikan yang memiliki laporan tahunan Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 97,73%. Dari jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Sampang sebanyak 1145 satuan pendidikan ada 1119 satuan pendidikan yang telah memenuhi capaian Sub IP Jumlah satuan pendidikan yang memiliki komite sekolah yang berfungsi baik Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 96,51%. Dari jumlah satuan pendidikan di Kabupaten Sampang sebanyak 1145 satuan pendidikan ada 1105 satuan pendidikan yang telah memenuhi capaian Sub IP

58 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN

59 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 4 ANALISIS KEBIJAKAN 4.1. PEMENUHAN INDIKATOR SPM TINGKAT KABUPATEN Dalam bab IV ini, tim penyusun roadmap akan menyajikan tentang kesenjangan capaian dari setiap Indikator Pencapaian dan masing masing sub Indikatornya. IP1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki yaitu maksimal 3 km untuk SD dan MI dan 6 km untuk SMP dan MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil. Kabupaten Sampang tidak memerlukan kebijakan khusus untuk pemenuhan IP ini, dikarenakan capaian IP 1 di Kabupaten Sampang telah memenuhi target yaitu 100%. Namun demikian capaian angka tersebut 48

60 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN tetap harus dijaga keberlanjutannya sehingga tetap diperlukan adanya pemetaan lokasi satuan pendidikan secara berkala setiap tahun. IP 2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD dan MI tidak melebihi 32 orang, dan untuk SMP dan MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis 2.1. Jumlah SD/MI yang semua rombongan belajarnya melebihi 32 orang. Berdasarkan hasil sensus : lembaga (25,90%) dari 556 SD, rombongan belajarnya melebihi 32 orang - 47 lembaga (15,02%) dari 313 MI rombongan belajarnya melebihi 32 orang Jumlah SD/MI yang belum memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel. Hasil dari pengolahan data sensus diketahui: lembaga (44,78%) dari 556 SD, belum memenuhi IP lembaga (47,28%) dari 313 MI, belum memenuhi IP Jumlah SMP/ MTs yang semua rombongan belajarnya melebihi 36 orang. Hasil sensus menampilkan data sebagai berikut : - 67 lembaga (47,86%) dari 140 SMP, belum memenuhi IP

61 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN - 53 lembaga (38,97%) dari 136 MTs, belum memenuhi IP Jumlah SMP/MTs yang belum memenuhi kebutuhan ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombel. Berdasarkan hasil sensus : - 60 lembaga (42,86%) dari 140 SMP, belum memenuhi IP lembaga (47,06%) dari 136 MTs, belum memenuhi IP. 2.4 Perbandingan yang rasional antara pendidik dan peserta didik akan menjadikan suasana belajar mengajar dapat berjalan dengan baik. Dengan rasio jumlah siswa yang tepat, interaksi antar siswa dan guru akan lebih komunikatif. Distibusi peserta didik yang kurang merata menjadi salah satu faktor masih belum tercapainya IP 2 tersebut. Jika melihat jumlah unit sekolah yang ada di Kabupaten Sampang, kelebihan peserta didik dalam rombongan belajar tidak disebabkan oleh kurangnya jumlah sekolah. Untuk dapat memenuhi pancapaian IP 2.1. dan 2.3 ini kebijakan yang akan diambil adalah: 1. Pemerataan distribusi peserta didik. 2. Menetapkan pagu penerimaan peserta didik baru. Selain rasio siswa per rombel, pada IP 2 ini juga membahas tentang standar sarana dan prasarana yaitu pada Sub IP 2.2. dan Sub IP 2.4. Hal ini bertujuan untuk memberikan fasilitas pembelajaran yang standar kepada peserta didik. Keterbatasan kemampuan pendanaan dari satuan pendidikan 50

62 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN menjadi salah satu faktor penghambat dalam pemenuhan standar SPM. Namun demikian tidak menutup kemungkinan bahwa satuan pendidikan belum/tidak mengetahui standar sarana prasarana yang sesuai sehingga pada saat melakukan pemenuhan sarana dan prasarana tidak memperhatikan standar yang ada. K e b i j a k a n y a n g b i s a d i a m b i l u n t u k p e m e n u h a n I P 2. 2 d a n 2. 4 a d a l a h : 1. Pembangunan RKB (Ruang Kelas Baru) 2. Rehab ruang kelas. 3. Pengadaan meja siswa 2. Pengadaan kursi siswa. 3. Pengadaan meja dan kursi guru. 4. Pengadaan papan tulis. 5. Sosisalisasi standar sarana dan prasarana sekolah. 6. Melakukan penggabungan/merger sekolah untuk sekolah-sekolah yang memiliki ruang kelas tidak layak ukuran rombel kecil. IP 3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik 3.1. Jumlah SMP/MTs yang belum memiliki ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik Hasil penghitungan data sensus menunjukkan: 51

63 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN - 99 (70,71%) lembaga dari 140 SMP, belum memiliki lab. IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik (80,88%) lembaga dari 136 MTs, belum memiliki lab. IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk 36 peserta didik Jumlah SMP/MTs yang belum memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik Hasil sensus menunjukkan: (90,00%) lembaga dari 140 SMP, belum memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik (93,38%) lembaga dari 136 SMP, belum memiliki satu set peralatan praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik. Laboratotium IPA menjadi salah satu standar pelayanan pendidikan dasar. Hal itu bertujuan agar proses pengembangan ilmu pengetahuan di tingkat SMP dan MTs dapat berkembang mengikuti tuntutan mutu pendidikan. Dari data tersebut, dalam upaya memenuhi IP 3 perlu diambil kebijakan-kebijakan sebagai berikut : 1. Pembangunan ruang laboratorium 2. Pemenuhan peralatan alat praktek IPA IP 4. Di setiap SD & MI tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap 52

64 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN orang guru, kepala sekolah dan tenaga kependidikan lainnya; dan di setiap SMP & MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari ruang guru 4.1. Jumlah SD/MI yang BELUM memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Berdasarkan data sensus : (74,65%) lembaga dari 556 SD, belum memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya (64,22%) lembaga dari 313 MI, belum memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah/madrasah dan staf kependidikan lainnya Jumlah SMP/MTs yang BELUM memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru dan staf kependidikan lainnya Berdasarkan data sensus : (85,00%) lembaga dari 140 SMP, belum memiliki satu ruang guru dan dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, staf dan tenaga kependidikan lainnya (81,62%) lembaga dari 136 MTs, belum memiliki satu ruang guru dan dilengkapi 53

65 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, staf dan tenaga kependidikan lainnya 4.3. Jumlah SMP/MTs yang BELUM memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja dan kursi. Berdasarkan data sensus : - Sebanyak 68 (48,57%) Lembaga dari 140 SMP, belum memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja dan kursi. - Sebanyak 41 (30,15%) Lembaga dari 136 MTs, belum memiliki ruang kepala sekolah/madrasah yang terpisah dari ruang guru dan dilengkapi meja dan kursi. Ruang guru sangat diperlukan dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas guru dan tenaga kependidikan. Dengan adanya ruang guru yang representative maka diharapkan kinerja tenaga pendidik akan optimal. Terkait dengan ketentuan ruang guru, masih banyak sekolah yang menggunakan ruang kelas yang berlebih untuk digunakan sebagai ruang guru. Ada juga sekolah yang sudah memiliki ruang guru namun belum dilengkapi dengan jumlah meja dan kursi guru yang sesuai dengan ketentuan SPM. Untuk memenuhi IP.4 perlu diambil kebijakan kebijakan sebagai berikut: 1. Pembangunan ruang guru. 2. Alih fungsi ruang kelas menjadi ruang guru 3. Pembangunan ruang Kepala Sekolah 54

66 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 4. Pengadaan meja, kursi guru dan tenaga kependidikan lainnya. IP 5. Di setiap SD & MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik, dan 6 (enam) orang guru utk setiap satuan pendidikan; dan untuk daerah khusus 4 orang guru di setiap satuan pendidikan 5.1. Jumlah SD/MI yang BELUM memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik Berdasarkan data sensus : - Tercatat 190 (34,17%) lembaga dari 556 SD, belum memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik - Tercatat 197 (62,94%) lembaga dari 313 MI, belum memiliki satu orang guru untuk setiap 32 peserta didik 5.2. Jumlah SD/MI yang BELUM memiliki 6 (enam) orang guru atau 4 (empat) orang guru untuk daerah khusus Berdasarkan data sensus : - Tercatat 20 (3,60%) lembaga dari 556 SD, belum memiliki 6 (enam) orang guru. - Tercatat 5 (1,60%) lembaga dari 313 MI, belum memiliki 6 (enam) orang guru. Kecukupan jumlah guru di setiap lembaga bertujuan agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berlangsung dengan efektif dan efisien. Jika dilihat dari perbandingan jumlah guru SD/MI di Kabupaten Sampang dengan jumlah 55

67 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN lembaga, menunjukkan adanya kecukupan tenaga guru di Kabupaten Sampang. Namun masih ada di beberapa lembaga kelebihan tenaga guru dan ada beberapa yang kekurangan jumlah tenaga guru, Oleh karena itu langkah yang diambil dalam memenuhi IP 5 adalah mengadakan DGP (Distribusi Guru secara Proporsional) untuk memenuhi tuntutan pemerataan guru. IP 6. Di setiap SMP & MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata pelajaran Hasil pengolahan data sensus menunjukkan angka sebagai berikut: (75,71%) lembaga dari 140 SMP belum memenuhi IP (95,59%) lembaga dari 136 MTs belum memenuhi IP. 6. Capaian Sub IP 6. di Kabupaten Sampang masih jauh dari target yang ditentukan. Jika dilihat dari perbandingan antara jumlah guru mata pelajaran dan jumlah lembaga, permasalahan terkait IP 6 di Kabupaten Sampang membutuhkan pemikiran yang ekstra dan kebijakan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat memenuhi IP 6 diperlukan langkah-langkah sebagai berikut : 1. DGP (Distribusi Guru secara Proporsional). 2. Pengangkatan guru Mata Pelajaran sesuai kekurangan. 56

68 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN IP. 7. Di setiap SD & MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D- I V dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik 7.1. Jumlah SD/MI yang BELUM memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV Hasil data (berdasar jumlah lembaga SD/MI se Kab. Sampang) menunjukkan : - Ada 5 (0,90%) lembaga dari 556 SD belum memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV. - Ada 63 (20,13%) lembaga dari 313 MI belum memiliki 2 orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik S1 atau D-IV. Data guru SD/MI yang belum memiliki kualifikasi akademik S1 atau DIV guru dari total 5453 guru SD belum memiliki kualifikasi S1 atau D-IV dan 4279 guru sudah S1/D-IV guru dari total 3099 guru MI belum memiliki kualifikasi S1 atau D-IV dan 1517 guru sudah S1/D-IV 7.2. Jumlah SD/MI yang BELUM memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Data sensus menunjukkan : - Terdapat 88 lembaga dari 556 SD belum memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. 57

69 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN - Terdapat 220 lelmbaga dari 313 MI BELUM memiliki 2 orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik Data guru belum bersertifikat pendidik berdasarkan hasil sensus - Terdapat 3267 guru SD belum bersertifikat pendidik dan 2186 guru sudah bersertifikat pendidik dari total 5453 guru SD. - Terdapat 2634 guru MI belum bersertifikat pendidik dan 465 guru sudah bersertifikat pendidik dari total 3099 guru MI. Kualifikasi Akademik pendidik disetiap lembaga menjadi salah satu faktor yang bertujuan untuk menjaga kualitas tenaga pendidik di satuan pendidikan. Sedangkan sertifikat pendidik diharapkan menjadi bukti legalitas sebagai tenaga pendidik profesional. Untuk dapat memenuhi IP 7 ini maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah agar mendapat tambahan kuota untuk melakukan proses sertifikasi pendidik. 2. Mengadakan Pemetaan Tenaga guru/dgp (Distribusi Guru secara Proporsional) IP. 8. Di setiap SMP & MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik; untuk 58

70 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN daerah khusus masing-masing sebanyak 40% dan 20% 8.1. Jumlah SMP/MTs yang BELUM memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV 70% Data sensus menunjukkan : - Terdapat 21 (15,00%) lembaga dari 140 SMP di Sampang belum memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV 70% - Terdapat 54 (39,71%) lembaga dari 136 MTs di Sampang belum memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV 70% Data guru SMP yang berkualifikasi S1 atau D-IV orang dari 2068 guru SMP yang sudah S1 atau D-4 dan 256 orang dari 2068 guru SMP belum memiliki kualifikasi akademik S1- D-IV orang dari 1888 guru MTs yang sudah S1 atau D-IV dan 678 orang dari 1888 guru MTs belum memiliki kualifikasi akademik S1-D-IV 8.2. Jumlah SMP/MTs yang memiliki guru dengan kualifikasi S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik 35% Data sensus menunjukkan : (73,57) lembaga dari 140 SMP di Sampang belum memenuhi IP (74,26%) lembaga dari 136 MTs disampang belum memenuhi IP. 8.2 Data sensus juga menunjukkan : 59

71 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN orang dari 2068 guru SMP sudah memiliki sertifikat pendidik orang dari 2068 guru SMP belum memiliki sertifikat pendidik orang dari 1888 guru MTs sudah memiliki sertifikat pendidik orang dari 1888 guru MTs belum memiliki sertifikat pendidik. IP 8 bertujuan untuk menjaga kualitas tenaga pendidik di satuan pendidikan tingkat SMP/MTs. Dalam pemenuhan kekurangan guru berkualifikasi akademik S1 bukan lagi menjadi permasalahan yang berat untuk Pemerintah Kabupaten Sampang. Namun, yang masih membutuhkan perhatian khusus adalah tentang ketersediaan guru bersertifikat pendidik. Untuk dapat memenuhi IP 8 ini maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. DGP (Distribusi Guru secara Proporsional) sistem cluster 2. Melaksanakan program penyetaraan kualifikasi bagi guru yang belum berkualifikasi akademik S1/DIV IP.9. Di setiap SMP dan MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik, masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn. Hasil penghitungan data sensus pada IP 9 ini menunjukkan angka sebagai berikut: 60

72 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN - Terdapat 124 (88,57%) lembaga dari 140 SMP belum memenuhi IP Terdapat 132 (97,06%) lembaga dari 136 MTs belum memenuhi IP. 9. Kecilnya capaian IP 9 di Kabupaten Sampang tentu saja membutuhkan pemikiran ekstra untuk pemecahan masalah. Untuk dapat memenuhi IP 9 ini maka diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Melakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah agar dapat dilakukan proses sertifikasi pendidik tambahan. IP.10. Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala SD dan MI berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik Sesuai dengan data sensus : - 49 orang dari 556 Kepala Sekolah Dasar belum memiliki kualifikasi akademik S1-93 orang dari 313 Kepala Madrasah Ibtidaiyah belum memiliki kualifikasi akademik S1 Untuk dapat memenuhi IP 10 ini langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah: 1. Menerbitkan Surat Edaran Kepala Dinas/Kemenag tentang kualifikasi Kepala Sekolah utamanya bagi sekolah swasta. 2. Melakukan promosi jabatan Kepala Sekolah bagi guru yang telah memenuhi 61

73 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN kualifikasi akademik dan sudah tersertifikasi. IP.11. Di setiap Kabupaten/Kota semua Kepala SMP dan MTs berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik: Dalam data sensus tercatat : - Kepala SMP di 70 lembaga dari 140 SMP belum berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. - Kepala MTs di 80 lembaga dari 136 MTs belum berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Untuk dapat memenuhi IP 11 ini langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah: 1. Menerbitkan Surat Edaran Kepala Dinas/Kemenag tentang kualifikasi Kepala Sekolah. 2. Melakukan promosi jabatan Kepala Sekolah bagi guru yang telah memenuhi kualifikasi akademik dan sudah tersertifikasi. IP.12. Di setiap Kabupaten/Kota semua Pengawas sekolah/madrasah memiliki kualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. Capaian Sub IP 12 di Kabupaten Sampang sudah memenuhi target capaian yaitu sudah 100%. 62

74 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN Oleh karena itu tidak diperlukan adanya program khusus untuk pemenuhan IP 12. IP.13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif Capaian IP 13 di Kabupaten Sampang sudah memenuhi target capaian. Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang telah memiliki dan menyelenggarakan beberapa program dalam rangka membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif. Kondisi ini sudah maksimal dan perlu dijaga agar dapat memenuhi pencapaian yang berkesinambungan. IP.14. Kunjungan Pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan pembinaan Dari data sensus diketahui bahwa : (45,32%) SD dari 556 lembaga belum memenuhi IP. 14 secara maksimal (94,25%) MI dari 313 lembaga belum memenuhi IP. 14 secara maksimal (93,57%) SMP dari 140 lembaga belum memenuhi IP. 14 secara maksimal (94,85%) MTs dai 136 lembaga belum memenuhi IP. 14 secara maksimal. 63

75 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN Capaian Sub IP 14.1 di Kabupaten Sampang belum dapat memenuhi harapan. Belum tercapainya IP 14 ini disebabkan belum adanya SOP kunjungan bagi pengawas dan Jumlah sekolah binaan terlalu banyak. Untuk memenuhi capaian IP 14 ini kebijakan yang dapat diambil adalah: 1. Menyusun SOP kunjungan pengawas ke satuan pendidikan. 2. Melakukan rasionalisasi beban sekolah binaan untuk masing-masing pengawas sekolah. 3. Menambah formasi jumlah pengawas sekolah menyesuaikan beban wilayah PEMENUHAN INDIKATOR SPM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN IP.15. Setiap SD dan MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan IPS dan PKn dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik Dari data sensus tercatat : (69,60%) lembaga dari 556 SD belum memenuhi IP (66,77%) lembaga dari 313 MI belum memenuhi IP. 15. Dapat dihitung bahwa : - Di lembaga SD masih kekurangan set buku dari yang seharusnya dipenuhi yaitu set. 64

76 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN - Di lembaga MI masih kekurangan set buku dari yang seharusnya dipenuhi yaitu set. Pemenuhan buku teks bagi siswa adalah upaya untuk menjaga kelancaran proses belajar mengajar di kelas dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Untuk dapat memenuhi IP 15 ini maka langkah yang perlu dtempuh adalah: 1. Pengadaan buku paket oleh satuan pendidikan melalui RKAS/RKAM dengan menggunakan dana BOS 2. Mengoptimalkan partisipsi masyarakat untuk kontribusi buku teks melalui pameran pendidikan di sekolah. IP.16. SMP & MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya (disertifikasi) oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik Dari data sensus tercatat : (100%) lembaga SMP belum dapat memenuhi IP (66,77%) lembaga MTs belum memenuhi IP. 16. Dapat dihitung bahwa : - Di lembaga SMP masih kekurangan set buku dari yang seharusnya dipenuhi yaitu set. - Di lembaga MTs masih kekurangan set buku dari yang seharusnya dipenuhi yaitu set. 65

77 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN Pemenuhan buku teks bagi siswa adalah upaya untuk menjaga kelancaran proses belajar mengajar dikelas dalam mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Untuk dapat memenuhi IP 15 ini maka langkah yang perlu dtempuh adalah: 1. Pengadaan buku paket oleh satuan pendidikan melalui RKAS/RKAM dengan menggunakan dana BOS 2. Mengoptimalkan partisipsi masyarakat untuk kontribusi buku teks melalui pameran pendidikan di sekolah. IP.17. Setiap SD & MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar dan poster IPA Sesuai degan hasil penghitungan data sensus, diketahui bahwa: - Masih terdapat 499 (89,75%) dari 566 lembaga SD belum memiliki alat peraga IPA secara lengkap - Sebanyak 306 (97,76%) dari 313 lembaga MI belum memiliki alat peraga IPA secara lengkap Alat peraga merupakan alat penunjang dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) untuk mencapai tujuan pembelajaran terutama dalam Mata Pelajaran IPA. Untuk pengadaan alat peraga ini sebenarnya sekolah dapat memenuhinya melalui RKAS/RKAM namun lemahnya Standar Pengelolaan menyebabkan pemenuhan kebutuhan ini menjadi kurang 66

78 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN diperhatikan. Selain itu alat peraga yang rusak harus diadakan peremajaan secara berkala. Untuk dapat memenuhi IP 17 ini langkah-langkah yang perlu ditempuh adalah: 1. pemenuhan alat peraga IPA melalui RKAS/RKAM dengan dana BOS. 2. Pengadaan alat peraga/praktek IPA 3. pelatihan penggunaan alat peraga IPA bagi guru kelas. IP.18. Setiap SD & MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 judul buku referensi, dan setiap SMP & MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 judul buku referensi Buku pengayaan dan buku referensi sangat diperlukan sebagai sumber belajar dan pengembangan cakrawala berpikir peserta didik. Dari hasil sensus diketahui bahwa di Kabupaten Sampang terdapat: - 411(73,92%) dari 556 lembaga SD belum memiliki buku pengayaan dan referensi sesuai dengan standar yang ditentukan SPM (96,81%) dari 313 lembaga MI belum memenuhi standar SPM Tidak hanya di lembaga SD/MI saja yang masih menunjukkan kesenjangan dari pemenuhan IP 18. Di lembaga SMP/MTs juga masih belum mencapai target yang ditentukan. Berikut adalah data sensus capaian IP 18 di tingkat SMP/MTs 67

79 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (87,14%) dari 140 lembaga SMP belum memiliki buku pengayaan dan buku referensi sesuai standar (97,06%) dari 136 lembaga MTs belum memenuhi IP 18. Besarnya prosentase Satuan pendidikan belum memenuhi IP. 18 memunculkan 2 asumsi mendasar. Pertama, Sekolah tidak mempunyai koleksi buku perpustakaan. Kedua, sekolah tidak dapat mengelompokkan judul buku yang ada antara buku pengayaan dan buku referensi. Hal ini disebabkan karena sekolah tidak mempunyai tenaga pustakawan. Untuk pemenuhannya, sekolah tidak mengalami kesulitan melalui karena dalam Permendikbud No. 16 Tahun 2016 Tentang Juknis Bos 2016 diperbolehkan untuk pengadaan buku Minimal 5% dari penerimaan dana BOS. Untuk memenuhi IP 18 langkah-langkah yang dapat diambil adalah: 1. Pengadaan buku pengayaan dan referensi melalui dana BOS 2. Pengadaan buku referensi dan pengayaan dari Dinas Pendidikan dan DUDI 3. Pelatihan guru menjadi pustakawan sekolah. IP.19. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing atau 68

80 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan Capaian IP 19. di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat rendah yaitu 19,03%. Dari hasil sensus diketahui bahwa dari jumlah orang guru tetap terdapat orang yang telah bekerja 37,5 jam per minggu. Tiap satuan pendidikan diperoleh data sebagai berikut: l e m b a g a SD dan 301 lembaga MI belum memenuhi IP lembaga SMP dan 136 lembaga MTs juga belum memenuhi IP 19 Belum terpenuhinya IP 19 ini lebih disebabkan oleh belum dipahaminya PP Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru dan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan beban kerja guru dan pengawas satuan pendidikan dan NSPK. Jadi bukan hanya dalam SPM saja kewajiban guru untuk bekerja 37,5 jam/minggu. Disamping itu juga disebabkan faktor pengawasan internal yang belum efektif. Untuk dapat memenuhi IP 19 ini langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya: 1. Memaksimalkan fungsi Pengawas Sekolah untuk monitoring jam kerja guru tetap. 2. Melibatkan Komite Sekolah dalam monitoring jam kerja guru tetap. 69

81 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 3. Koordinasi dalam bentuk MoU dengan inspektorat dan Satuan Polisi Pamong Praja tentang penegakan disiplin aparatur. 4. Pemberian reward and punishment. IP.20. Setiap satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran di sekolah selama 34 minggu per tahun dengan kegiatan pembelajaran kelas I-II 18 jam per minggu, kelas III 24 jam per minggu, kelas IV-VI 27 jam per minggu dan kelas VII-IX selama 27 jam per minggu Capaian IP 20. di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup rendah. Dari hasil sensus diketahui bahwa: lembaga dari 556 SD belum memenuhi IP 20, sementara itu di MI masih terdapat 133 lembaga belum memenuhi standar SPM - Di tingkat Sekolah Menengah masih ada 44 SMP dan 61 MTs belum memnuhi IP 20 Belum terpenuhinya IP 20 ini dimungkinkan terjadi oleh adanya kultur masyarakat lokal yang berkaitan dengan adat/kebiasaan dan acara-acara keagamaan maupun tradisional berbenturan dengan jam efektif belajar siswa. Untuk memenuhi IP 20 langkahlangkah yang dapat diambil adalah: 1. Sosialisasi kalender pendidikan. 2. Monitoring pelaksanaan kalender pendidikan dan waktu belajar mengajar oleh pengawas secara berkala. 70

82 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 3. Koordinasi antara Sekolah, Komite Sekolah dan tokoh masyarakat/agama untuk penyelarasan waktu pelaksanaan acara-acara kemasyarakatan. IP.21. Setiap satuan pendidikan menerapkan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 91,14%. Masih terdapat 20 SD, 57 MI belum memenuhi IP 21, namun di tingkat SMP/MTs seluruh lembaga telah memenuhi IP 21. Sebab yang mungkin timbul dalam pelaksanaan IP 21 adalah adanya muatan tambahan pelajaran (kearifan lokal) khas sekolah/madrasah sehingga ketentuan yang ada dalam kurikulum tidak sepenuhnya dilaksanakan. Untuk memenuhi IP 21 langkah yang dilakukan adalah: 1. Melakukan sinkronisasi kurikulum dengan sekolah bercorak khusus. 2. Melakukan pembinaan berupa pelatihan penerapan kurikulum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. IP.22. Setiap guru menerapkan RPP berdasarkan silabus untuk mata pelajaran yang diampunya. Penerapan RPP yang berdasarkan silabus adalah upaya untuk menjaga kualitas pembelajaran. Dari hasil sensus diketahui bahwa dari orang guru yang ada di Kabupaten Sampang masih 71

83 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN terdapat orang guru yang belum menerapkan RPP, yaitu terdiri dari: orang guru SD, orang guru MI, orang guru SMP dan guru MTs. Dalam upaya memenuhi IP 22 langkah yang dapat diambil adalah: 1. Pelatihan penyusunan RPP bagi guru. 2. Meningkatkan kinerja Pengawas sekolah dan kepala sekolah dalam Melakukan monitiring dan evaluasi terhadap guru. 3. Melakukan uji petik kualitas RPP IP.23. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik Penilaian hasil belajar perlu dilakukan dan dikembangkan sebagai umpan balik bagi siswa sehingga dapat membantu peserta didik sebagai koreksi dalam meningkatkan kemampuannya. Berdasarkan hasil sensus diketahui bahwa di Kabupaten Sampang masih terdapat 184 SD, 78 MI, 46 SMP dan 29 MTs yang belum memenuhi IP 23. Hal ini dimungkinkan terjadi karena belum dipahaminya sistem penilaian secara baik oleh guru. Oleh karena itu dalam upaya memenuhi IP 23 langkah-langkah yang dapat diambil adalah: 1. Mengadakan pelatihan sistem penilaian. 72

84 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 2. Menyusun standar penilaian hasil belajar peserta didik. 3. Uji petik kisi-kisi soal dan rubric penilaian oleh pengawas sekolah dan hasilnya dilaporkan kepada Dinas Pendidikan dan Kantor Kementrian Agama. IP.24. Kepala Sekolah/Madrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester Supervisi kelas dilakukan dalam rangka penjaminan kompetensi guru sebagai tenaga pendidik. Dari hasil sesnsus diketahui bahwa di Kabupaten Sampang terdapat 197 SD, 72 MI, 56 SMP dan 35 MTs yang belum memenuhi IP 24. Hal ini dimungkinkan terjadi karena pemahaman Tupoksi Kepala Sekolah masih rendah. Dalam rangka memenuhi pencapaian IP 24 maka langkah-langkah yang dapat ditempuh adalah: 1. Diklat kepemimpinan. 2. Menyusun SOP Supervisi Kelas. 3. Memaksimalkan fungsi pengawas 4. Pelaporan pelaksanaan supervisi kelas oleh kepala sekolah kepada yang berwenang. IP.25. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil evaluasi peserta didik kepada Kepala sekolah/madrasah pada akhir semester dalam bentuk laporan prestasi belajar peserta didik Capaian Sub IP 25 di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang masih perlu ditingkatkan 73

85 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN lagi. Dari hasil sensus diketahui bahwa masih ada 179 SD, 61 MI, 45 SMP dan 25 MTs yang belum memenuhi IP 25. Hal ini menunjukkan bahwa prosedur dan mekanisme pelaporan hasil evaluasi peserta didik dari guru kepada Kepala Sekolah belum berjalan baik. Dalam upaya memenuhi IP 25 langkahlangkah yang perlu dilakukan adalah: 1. Memaksimalkan fungsi pengawas sekolah 2. Menerbitkan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan tentang prosedur pelaporan hasil evaluasi peserta didik. 3. Memaksimlakan PKG (Penilaian Kinerja Guru) IP.26. Kepala Sekolah atau Madrasah menyampaikan laporan hasil Ulangan Akhir Semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta Ujian Akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kemenag pada setiap akhir semester Capaian IP 26 di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian mendekati maksimal. Dari hasil sensus diketahui bahwa 27 SD, 33 MI dan 19 SMP serta 23 MTs belum memenuhi IP 26 tersebut. Oleh karena itu diperlukan langkah khusus untuk memenuhi IP Menetapkan batas waktu pelaporan hasil UAS, UKK dan US/UN baik ke orang tua peserta didik maupun ke Dinas Pendidikan dan atau Kantor Kemenag. 2. Memaksimalkan fungsi Komite Sekolah. 74

86 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN IP. 27. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsipprinsip Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Jumlah satuan pendidikan yang memiliki rencana kerja tahunan Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang sangat tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 98,52%. Masih terdapat 1 lembaga SD, 3lembaga MI, 8 SMP serta 5 MTs belum memenuhi IP 27.1 Untuk dapat memenuhi Sub IP 27.. ini langkah yang perlu dilakukan adalah: 1. Pelatihan penyusunan RKAS dan RKAM 2. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh pengawas sekolah berkaitan dengan penyusunan RKAS/RKAM 3. Pelatihan Integrasi SPM ke dalam RKAS/RKAM Jumlah satuan pendidikan yang memiliki laporan tahunan Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa 6 lembaga SD dan 5 lembaga MI,11 lembaga SMP serta 4 lembaga MTS belum memiliki dokumen laporan tahunan. Salah satu kendala dari pemenuhan IP ini adalah kerana belum diketahui secara pasti standar bentuk laporan tahunan yang wajib dimiliki oleh satuan pendidikan. Untuk memenuhi Sub IP langkah-langkah yang dapat diambil adalah : 1. Pelatihan penyusunan Laporan Tahunan. 75

87 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN 2. Meningkatkan fungsi pengawasan oleh pengawas sekolah berkaitan dengan penyusunan Laporan Tahunan Sekolah Jumlah satuan pendidikan yang memiliki komite sekolah yang berfungsi baik Capaian Sub IP di Kabupaten Sampang menunjukkan capaian yang cukup tinggi. Dari hasil sensus diketahui bahwa capaian Sub IP adalah sebesar 96,51%. Dalam rangka memenuhi Sub IP 27.3 ini maka langkah yang perlu dilakukan adalah: 1. Mengadakan pelatihan Komite Sekolah tentang Tupoksi Komite Sekolah. 2. Peningkatan Kinerja Komite Sekolah melalui system pelaporan program kerja tahunan komite dan laporan tahunan pelaksanaan program kerja komite secara terpadu. 3. Membentuk Paguyuban Komite Sekolah tingkat Kecamatan dan Kabupaten. 76

88 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN IP MASALAH KEBIJAKAN OUTPUT OUTCOME (1) (2) (3) (4) (5) Penerimaan peserta didik baru melebihi daya tampung ruangan yang tersedia. 1. Kondisi ruang kelas rusak berat (tidak layak untuk KBM). 2. Pendanaan sekolah terbatas. 3. Sekolah belum memahami standar sarpras 1. Pemerataan distribusi peserta didik. 2. Menetapkan pagu penerimaan peserta didik baru. 3. Menerbitkan Peraturan Bupati tentang rasio jumlah penerimaan siswa baru dengan kemampuan satuan pendidikan. 1. Rehab ruang kelas. 2. Pengadaan meja siswa 3. Pengadaan kursi siswa. 4. Pengadan meja dan kursi guru. 5. Pengadaan papan tulis. 6. Sosisalisasi standar sarana dan prasarana sekolah. 7. Melakukan penggabungan/merger sekolah untuk sekolahsekolah yang memiliki ruang kelas tidak layak ukuran rombel kecil. Distribusi peserta didik merata Tersedia ruang kelas yang cukup danmemadai IP 2 Tercapai 77

89 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) 3 1. Pendanaan Sekolah tidak mampu untuk pembangunan ruang laboratorium IPA. 2. Tidak memiliki alat peraga IPA atau rusak karena tidak terawat/terpakai) 1. Pembangunan ruang laboratorium 2. Pemenuhan peralatan alat praktek IPA Tersedia ruang lab dan peralatan yang lengkap IP 3 Tercapai 4 1. Tidak pernah ada pengadaan ruang khusus untuk guru dan Kepala Sekolah. 2. Sekolah belum memahami standar sarpras untuk guru di ruang guru 1. Pembangunan ruang guru. 2. Alih fungsi ruang kelas menjadi ruang guru 3. Pembangunan ruang khusus Kepala Sekolah untuk SMP/MTs 4. Pengadaan meja, kursi guru dan tenaga kependidikan lainnya sesuai standar sarpras. 1. Setiap sekolah memiliki ruang guru dan meubelair ruang guru sesuai standar 2. Setiap SMP/MTs memiliki ruang KS IP 4 Tercapai 5 1. Sebaran guru tidak merata 1. Distribusi Guru Proporsional (DGP) 6 Jumlah guru mapel di SMP/MTs kurang 1. Distribusi Guru Proporsional (DGP) 2. Koordinasi dengan kementrian untuk pengangkatan guru Mapel sesuai formasi. IP 5 Tercapai IP 6 Tercapai 78

90 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) 7, 8 1. Sebaran guru tidak merata. 2. Jumlah guru bersertifikat pendidik masih kurang. 1. Melakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah agar m e n dapat tambahan kuota untuk melakukan proses sertifikasi pendidik. 2. Mengadakan Pemetaan Tenaga guru/dgp (Distribusi Guru secara Proporsional) Guru memenuhi kualifikasi dan persebarannya merata IP 7 dan 8 Tercapai 9 Jumlah guru mapel Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn dengan kualifikasi akademik S-1/D-IV dan bersertifikat pendidik masih kurang. 1. Koordinasi dengan kementrian untuk pengangkatan guru Mapel sesuai formasi. 2. Melakukan koordinasi dengan Kementrian Pendidikan Dasar dan Menengah agar m e n dapat tambahan kuota untuk melakukan proses sertifikasi pendidik. Guru memenuhi kualifikasi dan persebarannya merata IP 9 Tercapai 10, Peningkatan kapasitas Kepala Sekolah masih rendah. 2. Pengangkatan Kepala Sekolah swasta diluar kewenanan Dinas Pendidikan dan tidak memperhatikan kualifikasi akademik calon Kepala Sekolah. 1. Penyetaraan kualifikasi akademik Kepala Sekolah. 2. Memperketat seleksi perekrutan Kepala Sekolah. 3. Melakukan koordinasi dengan Kementrian Agama agar diberlakukan kualifikasi Kepala Madrasah Kepala Sekolah memenuhi kualifikasi dan persebarannya merata IP 10,11 Tercapai 79

91 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) 12, Pengawas belum memahami Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan. 2. Jumlah pengawas tidak proporsional 1. Pendanaan sekolah tidak mencukupi untuk pemenuhan buku teks. 15,16 2. Belum melaksannakan ketentuan Juknis BOS Belum memaksimalkan penggunaan alat peraga IPA. 2. Perawatan dan peremajaan alat peraga IPA belum maksimal. 1. Melakukan pembinaan dan pengembangan pengawas untuk meningkatkan kinerjanya. 2. Memenuhi formasi kebutuhan pengawas 1. Dropping buku teks. 2. Sosialisasi Juknis BOS secara berkala. 1. Workshop penyusunan dan pelaksanaan RPP menggunakan media pembelajaran. 2. Memaksimalkan fungsi pengawasan oleh pengawas sekolah. 3. Sosialisasi standar alat peraga Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan sesuai ketentuan SPM Setiap siswa memliki 1 set buku pelajaran Setiap sekolah memiliki 1 set alat peraga IPA IP 14 Tercapai IP 15,16 Tercapai IP 17 Tercapai Lembaga belum memahami SPM 2. Belum memahami jenis buku referensi dan pengayaan 3. Belum dianggarkan dalam pendanaan sekolah 1. Sosialisasi SPM 2. Pelatihan bagi pustakawan atau guru pengurus perpustakaan Setiap sekolah memiliki buku pengayaan dan buku referensi sesuai ketentuan IP 18 Tercapai 80

92 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) Guru belum melaksanakan ketentuan jam bekerja 37,5 jam/minggu 2. Belum ada sangsi dan reward untuk pelaksanaan jam bekerja guru 1. Memaksimalkan fungsi pengawasan oleh pengawas Jam kerja guru sesuai ketentuan IP 19 Tercapai Adanya benturan antara kebijakan pemerintah dengan aturan lokal 1. Sosialisasi kepada masyarakat 2. Komukasi dan koordinasi dengan melibatkan komite sekolah dan tokoh masyarakat Semua rombel memenuhi syarat jam pembelajaran IP 20 Tercapai adanya muatan tambahan pelajaran (kearifan lokal) khas sekolah/madrasah 2. Melakukan sinkronisasi kurikulum dengan sekolah bercorak khusus. 3. Melakukan pembinaan berupa pelatihan penerapan kurikulum yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Semua sekolah menerapkan kurikulum sesuai ketentuan IP 21 Tercapai 81

93 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) Guru belum sepenuhnya faham cara menyusun RPP 2. Lemahnya pengawasan dan dorongan oleh kepala sekolah dan pengawas 1. Pelatihan penyusunan RPP secara berkala. 2. Memaksimalkan fungsi KKG, KKM dan MGMP 3. Supervisi oleh kepala sekolah dan pengawas terkait penyusunan dan pelaksanaan RPP Semua guru melaksanakan RPP yang disusun berdasarkan silabus IP 22 Tercapai 23 Guru belum memahami standar dan fungsi penilaian Pelatihan kepada guru tentang standar dan sistem penilaian Semua guru menerapkan sistem penilaian IP 23 Tercapai Kepala sekolah belum memahami tupoksi serta peran dan fungsi sebagai kepala sekolah 2. Kegiatan kepala sekolah terlalu padat sehingga tidak sempat melakukan supervisi kelas Pelatihan tupoksi kepala sekolah Kepala Sekolah melakukan supervise 2 kali setiap semester IP 24 Tercapai 25 Guru dan kepala sekolah belum memahami peran dan fungsi masing masing Pelatihan tupoksi kepala sekolah dan guru Pelaporan hasil evaluasi dari guru kepada KS berjalan baik IP 25 Tercapai 26 Sekolah terkendala dengan kebiasaan masyarakat local Pendekatan persuasif kepada tokoh masyarakat IP 26 Tercapai 82

94 BAB 4 ANALISIS KEBIJAKAN (1) (2) (3) (4) (5) sekolah belum memahami cara penyusunan RKS/RKTS & RKM/RKTM 2. belum ada format yang baku tentang dokumen laporan tahunan 3. sekolah belum memahami cara penyusunan laporan tahunan 4. belum memahami peran dan fungsi komite sekolah 1. Pelatihan penyusunan RKS/M dan RKTS/M secara berkala 2. Diadakan standarisasi bentuk dan cara penyusunan dokumen laporan tahunan 3. Memaksimalkan fungsi pengawasan 4. Pelatihan tupoksi komite sekolah Sekolah menerapkan prinsipprinsip MBS IP 27 Tercapai 83

95 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN

96 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5.1. ANALISIS KEBUTUHAN BIAYA Analisis pembiayaan IP.1 Untuk IP 1, Kabupaten Sampang tidak lagi memerlukan biaya karena capaian Indikator tersebut telah mencapai target maksimal yaitu 100%. Tidak diperlukan program khusus untuk pemenuhannya, namun capaian tersebut tetap harus dijaga yaitu dengan melakukan pemetaan secara berkala. Anggaran untuk kegiatan tersebut telah melekat pada anggaran rutin Analisis pembiayaan IP.2 Pemerintah Kabupaten Sampang memerlukan biaya sebesar Rp untuk pemenuhan IP 2. Biaya tersebut digunakan untuk mendanai pemenuhan sarana prasarana di sekolah guna 89

97 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Adapun rincian pembiayaan yang diperlukan adalah sebagai berikut : PROGRAM TABEL 5.1 Tabulasi Kebutuhan Biaya Pemenuhan Ip 2 Jenjang SD/Mi VOLUME SD MI JUMLAH HARGA TOTAL Pembangunan RKB Rp Rp Rehab Sedang Rp Rp Rehab Berat Rp Rp Meja Siswa Rp Rp Kursi Siswa Rp Rp Papan Tulis Rp Rp GRAND TOTAL Rp PROGRAM TABEL 5.2 Tabulasi Kebutuhan Biaya Pemenuhan Ip 2 Jenjang SMP/MTs VOLUME SMP MTs JUMLAH HARGA TOTAL Pembangunan RKB Rp - Rp - Rehab Sedang Rp Rp Rehab Berat Rp Rp Meja Siswa Rp Rp Kursi Siswa Rp Rp Papan Tulis Rp Rp GRAND TOTAL Rp Analisis pembiayaan IP 3 Dalam upaya pemenuha IP 3, diperlukan biaya sebesar Rp Pembiayaan tersebut digunakan dalam rangka pemenuhan gedung Laboratorium IPA beserta alat peraga IPA. Adapun rincian pembiayaan yang diperlukan adalah sebagai berikut : 90

98 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM TABEL 5.3 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 3 VOLUME SMP MTs JUMLAH HARGA TOTAL Pembangunan LAB IPA Rp Rp Pengadaan Meja LAB IPA Rp Rp Pengadaan Kursi LAB IPA Rp Rp Pengadaan Alat Peraga IPA Rp Rp Analisis pembiayaan IP 4 GRAND TOTAL Rp Dalam pemenuhan IP 4 ini, Kabupaten Sampang membutuhkan biaya sebesar Rp Biaya tersebut digunakan untuk pembangunan ruang guru, ruang kepala sekolah, meja dan kursi guru serta mebelair di ruang kepala sekolah. Adapun rincian biaya nya adalah sebagai berikut : PROGRAM TABEL 5.4 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 4 Jenjang SD/MI VOLUME SD MI JUM HARGA TOTAL Pembangunan Ruang Guru Rp Rp Pengadaan Meja Guru Rp Rp Pengadaan Kursi Guru Rp Rp PROGRAM SMP GRAND TOTAL Rp VOLUME TABEL 5.5 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 4 Jenjang SMP/MTs MTs JUMLAH HARGA TOTAL Pembangunan Ruang Guru Rp Rp Pengadaan Meja Guru Rp Rp Pengadaan Kursi Guru Rp Rp Pembangunan Ruang KS Rp Rp Pengadaan meja & kursi KS Rp Rp Pengadaan mebelair ruang KS Rp Rp GRAND TOTAL Rp

99 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Analisis pembiayaan IP 5, IP 6, IP 7, IP 8 dan IP 9 Dalam rangka pemenuhan IP 5, IP 6, IP 7, IP 8 dan IP 9, ada 2 kegiatan yang dilakukan yaitu DGP (Distribusi Guru secara Proporsional) dan penambahan guru bersertifikat pendidik. Untuk kegiatan DGP, tidak lagi memerlukan biaya khusus karena pembiayaan telah melekat pada anggaran rutin, sedangkan untuk sertifikasi guru diperlukan biaya sebesar Rp per tahun Analisis pembiayaan IP 10, IP 11 dan IP 12 Pada pemenuhan ketiga IP ini yang dibutuhkan adalah intervensi kebijakan dari Dinas terkait. Maka dari itu untuk pemenuhannya Kabupaten Sampang tidak memerlukan biaya khusus Analisis pembiayaan IP 13 IP 3 ini berbicara tentang rencana kerja Dinas Pendidikan dalam membantu penerapan kurikulum di setiap lembaga, dan untuk pemenuhannya tidak diperlukan biaya, namun demikian pendanaan yang dibutuhkan akan dibahas secara khusus dan rinci pada Indikator Pencapaian terkait Analisis pembiayaan IP 14 Dalam rangka pemenuhan IP 14 terkait penyusunan SOP, form supervisi dan rasionalisasi beban tugas, anggaran pelaksanaan kegiatan melekat pada anggaran rutin seksi atau bidang yang bersangkutan di lingkungan Dinas Pendidikan. Oleh karena itu pemenuhan IP 14 tidak memerlukan biaya khusus. 92

100 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Analisis pembiayaan IP 15 Pemenuhan IP 15 memerlukan biaya sebesar Rp dalam rangka pengadaan buku teks bagi siswa dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik. Dalam. Adapun kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pemenuhan IP 15 adalah sebagai berikut : PROGRAM SD VOLUME TABEL 5.6 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 15 MI JUMLAH HARGA TOTAL Buku teks Bahasa Indonesia Rp Rp Buku teks Matematika Rp Rp Buku teks IPA Rp Rp Buku teks IPS Rp Rp Buku teks PKn Rp Rp GRAND TOTAL Rp Analisis pembiayaan IP 16 IP 16 memerlukan pembiayaan sebesar Rp untuk pengadaan buku teks bagi siswa dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik. Adapun kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pemenuhan IP 16 adalah sebagai berikut : 93

101 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN TABEL 5.7 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP.16 PROGRAM SMP VOLUME MTs JUM HARGA TOTAL Buku teks Bahasa Indonesia Rp 98, Rp 1,056,930, Buku teks Matematika Rp 115, Rp 1,596,890, Buku teks IPA Rp 71, Rp 1,105,612, Buku teks IPS Rp 85, Rp 1,355,580, Buku teks PKn Rp 80, Rp 1,371,520, Buku teks Bahasa Inggris Rp 77, Rp 1,234,387, Buku teks Agama (SMP) Rp 25, Rp 277,100, Buku teks seni dan budaya Rp 80, Rp 1,574,800, Buku teks pendidikan jasmani Rp 25, Rp 509,025, Buku teks TIK Rp 20, Rp 430,740, Buku teks Al-Quran hadist (MTs) , ,866, Buku teks Fiqih (MTs) , ,152, Buku teks bahasa arab (MTs) , ,152, Buku teks SKI (MTs) , ,152, GRAND TOTAL Rp Analisis pembiayaan IP 17 Pemenuhan IP 17 memerlukan pembiayaan untuk pengadaan alat peraga pendidikan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, globe, contoh peralatan optik, KIT IPA dan poster IPA. Adapun kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pemenuhan IP 17 adalah sebagai berikut : 94

102 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN PROGRAM SD VOLUME TABEL 5.8 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 17 MI JUMLAH HARGA TOTAL Kerangka Manusia Rp Rp Model Tubuh Manusia Rp Rp Globe Rp Rp Peralatan optik Rp Rp KIT IPA Rp Rp Peraga IPA/Poster/Carta IPA Rp Rp GRAND TOTAL Rp Analisis pembiayaan IP 18 Pembiayaan untuk pegadaan buku referensi dan buku pengayaan di sekolah diperlukan untuk memenuhi kekurangan pada IP 18. Adapun kebutuhan pembiayaan yang diperlukan dalam rangka pemenuhan IP 18 adalah sebagai berikut : TABEL 5.9 Tabulasi Kebutuhan Biaya IP 18 VOLUME PROGRAM HARGA TOTAL SD MI SMP MTs JUMLAH Pengadaan Buku Rp Rp Pengayaan SD/MI Pengadaan Buku Rp Rp Referensi SD/MI Pengadaan Buku Rp Rp Pengayaan SMP/MTs Pengadaan Buku Rp Rp Referensi SMP/MTs GRAND TOTAL Rp Analisis pembiayaan IP 19 Dalam rangka pemenuhan IP 19 lebih diperlukan adanya pengawasan dan penegakan aturan tentang kewajiban jam kerja. Anggaran untuk kegiatan ini tentunya melekat pada anggaran rutin dalam rangka melaksanakan tupoksi seksi atau bidang yang 95

103 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN bersangkutan di lingkungan Dinas Pendidikan. Oleh karena itu pemenuhan IP 19 tidak memerlukan biaya khusus Analisis pembiayaan IP 20 dan IP 21 Dalam rangka pemenuhan IP 20 dan IP 21 diperlukan pembiayaan untuk sinkronisasi Kalender Pendidikan dan sinkrnisasi kurikulum. Hal ini memerlukan pembiayaan mengingat kegiatannya melibatkan pihak eksternal. Adapun biaya yang diperlukan untuk kegiatan pemenuhan IP 20 dan IP 21 adalah sebesar Rp selama 3 tahun Analisis pembiayaan IP 22 dan IP 23 Pemenuhan IP 22 dan IP 23 memerlukan pembiayaan untuk melakukan pelatihan dan peningkatan kualitas pendidik utamanya terkait rencana pembelajaran dan program penilaian. Anggaran yang dibutuhkan dalam rangka pemenuhan IP 22 dan IP 23 adalah sebesar Rp per tahun Analisis pembiayaan IP 24, IP 25, IP 26 dan IP 27 Pemenuhan IP 24, IP 25, IP 26 dan IP 27 memerlukan pembiayaan untuk melakukan pelatihan dan peningkatan kualitas kinerja Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Komite Sekolah. Anggaran yang dibutuhkan dalam rangka pemenuhan IP ini adalah Rp pertahun. 96

104 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN TABEL 5.10 REKAPITULASI KEBUTUHAN BIAYA PEMENUHAN SPM JENJANG SD/MI KABUPATEN SAMPANG IP PROGRAM SD MI VOL SAT HARGA JUMLAH VOL SAT HARGA JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pembangunan RKB 82 Unit Unit Rehab Berat 262 Unit Unit Rehab Sedang 384 Unit Unit Pengadaan Meja Siswa Buah Buah Pengadaan Kursi Siswa Buah Buah Pengadaan Papan Tulis 110 Buah Buah Pembangunan Ruang Guru 38 Unit Unit Pengadaan Meja Guru Buah Buah Pengadaan Kursi Guru Buah Buah ,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 3 Tahun Tahun Buku teks Bahasa Indonesia Eks Eks Buku teks Matematika Eks Eks Buku teks IPA Eks Eks Buku teks IPS Eks Eks Buku teks PKn Eks Eks Kerangka Manusia 423 Buah Buah Model Tubuh Manusia 386 Buah Buah Globe 105 Buah Buah Peralatan optik 368 Set Set KIT IPA 177 Set Set Peraga IPA/Poster/Carta IPA 195 Buah Buah

105 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 18 Pengadaan Buku Pengayaan Eks Eks Pengadaan Buku Referensi 960 Eks Eks ,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 3 tahun Tahun ,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 3 tahun Tahun ,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komsek 3 tahun Tahun GRAND TOTAL GRAND TOTAL

106 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN TABEL 5.11 REKAPITULASI KEBUTUHAN BIAYA PEMENUHAN SPM JENJANG SMP/MTs KABUPATEN SAMPANG IP PROGRAM SMP MTs VOL SAT HARGA JUMLAH VOL SAT HARGA JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) Pembangunan RKB 0 Unit - 12 Unit 97,500, ,170,000, Rehab Berat 25 Unit 97,500, ,437,500, Unit 67,000, ,345,000, Rehab Sedang 84 Unit 67,000, ,628,000, Unit 450, ,031,850, Pengadaan Meja Siswa 2050 Buah 450, ,500, Buah 200, ,800, Pengadaan Kursi Siswa 3004 Buah 200, ,800, Buah 300, ,200, Pengadaan Papan Tulis 34 Buah 300, ,200, Buah 250,000, ,500,000, Pembangunan Ruang Lab IPA 99 Unit 250,000, ,750,000, Unit 750, ,000, Pengadaan Meja Lab IPA 167 Unit 750, ,250, Unit 200, ,000, Pengadaan Kursi Lab IPA 877 Unit 200, ,400, Unit 25,000, ,950,000, Pengadaan Alat peraga IPA 99 Set 25,000, ,475,000, Set 135,000, ,480,000, Pembangunan Ruang Guru 23 Unit 135,000, ,105,000, Unit 1,450, ,136,800, Pengadaan Meja Guru 1502 Unit 1,450, ,177,900, Buah 300, ,300, Pengadaan Kursi Guru 1523 Buah 300, ,900, Buah 40,000, ,320,000, Pembangunan Ruang KS 68 Buah 40,000, ,720,000, Unit 2,000, ,000, Pengadaan meja & kursi KS 59 Unit 2,000, ,000, Buah 5,000, ,000, Pengadaan mebelair ruang KS 79 Set 5,000, ,000, Set 50,000, ,000, ,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 3 Tahun 50,000, ,000, Tahun 97,500, ,170,000,

107 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) 16 Buku Teks Bahasa Indonesia Eks 98, ,508, Eks 98, ,422, Buku Teks Matematika Eks 115, ,044,315, Eks 115, ,575, Buku Teks Ilmu Pengetahuan Alam Eks 71, ,812, Eks 71, ,800, Buku Teks Ilmu Pengetahuan Sosial Eks 85, ,760, Eks 85, ,820, Buku Teks PKn Eks 80, ,720, Eks 80, ,800, Buku Teks Bahasa Inggris Eks 77, ,384, Eks 77, ,003, Buku Teks Pendidikan Agama Eks 25, ,100, Eks 25, Buku Teks Seni Dan Budaya Eks 80, ,064,400, Eks 80, ,400, Buku Teks Pendidikan Jasmani Eks 25, ,950, Eks 25, ,075, Buku Teks Keterampilan/TIK Eks 20, ,320, Eks 20, ,420, Buku Teks Al-Quran Dan Hadists Eks 78, ,866, Buku Teks Fiqih Eks 78, ,152, Buku Teks Bahasa Arab Eks 78, ,152, Buku Teks Seni Budaya Islam Eks 78, ,152, Pengadaan Buku Pengayaan Eks 50, ,072,700, , ,200, Pengadaan Buku Referensi 989 Eks 50, ,450, Eks 50, ,650, ,21 Integrasi kurikulum dan kalender Pendidikan 3 tahun 100,000, ,000, tahun 100,000, ,000, ,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 3 tahun 100,000, ,000, tahun 100,000, ,000, ,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komsek 3 tahun 100,000, ,000, tahun GRAND TOTAL 55,497,869, GRAND TOTAL 63,715,437,

108 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5.2. ANALISIS KEMAMPUAN PEMBIAYAAN Analisis kemampuan pembiayaan IP 2 Dalam upaya pemenuhan IP 2 diperlukan pembiayaan sebesar Rp Pembiayaan ini akan diproyeksikan selama 3 tahun. Kebutuhan biaya untuk pemenuhan sarana prasarana pada IP 2 ini memerlukan dana yang cukup besar. Bila dilihat dari postur anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang untuk pemenuhan sarana prasarana ditemukan biaya sebesar Rp per tahun, maka selama 3 (tiga) tahun akan didapatkan dana sebesar Rp Dari penghitungan tersebut diketahui bahwa untuk pemenuhan IP 2 yang direncanakan selama 3 tahun didapatkan kekurangan anggaran sebesar Rp Tabel 5.12 Analisis Kemampuan Anggaran IP 2 KODE REKENING KEGIATAN PAGU Penambahan ruang kelas sekolah Rp Pengadaan meubeler sekolah Rp Rehabilitasi sedang/berat bangunan sekolah Rp Rehabilitasi sedang/berat ruang kelas sekolah Rp Analisis Kemampuan pembiayaan IP 3 Dalam upaya pemenuhan IP 3 diperlukan pembiayaan sebesar Rp untuk pemenuhan IP 3 tersebut ditemukan potensi pembiayaan senilai Rp per tahun, sehingga akan ditemukan biaya sebesar Rp selama 3 tahun. Dari rencana pembiayaan tersebut diketahui bahwa kekurangan untuk pemenuhan IP 3 adalah sebesar Rp

109 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Tabel 5.13 Analisis Pembiayaan IP 3 KODE REKENING KEGIATAN PAGU Pembangunan ruang lab siswa Rp Pengadaaan alat praktik dan peraga siswa Rp Analisis kemampuan pembiayaan IP 4 Untuk pemenuhan IP 4 di Kabupaten Sampang diperlukan pembiayaan sebesar Rp tidak ditemukan potensi pembiayaan dalam postur anggaran Dinas Pendidikan Analisis kemampuan pembiayaan IP 5, IP 6, IP 7, IP 8, IP 9 Dalam upaya pemenuhan IP 5,IP 6,IP 7,IP 8 dan IP 9, diperlukan pembiayaan sebesar Rp per tahun. Dalam postur anggaran, ditemukan potensi pembiayaan pada kode unit pada kegiatan Fasilitasi penyelenggaraan program program pendidikan senilai Rp per tahun. Sehingga selama program pemenuhan dalam 3 tahun akan didapatkan kekurangan sebesar Rp Analisis kemampuan pembiayaan IP 15 IP 15 berbicara tentang pengadaan buku teks bagi siswa SD/MI dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik. Dalam pemenuhan IP 15 tersebut, anggaran yang diperlukan untuk pemenuhannya adalah sebesar Rp Bila dilihat dalam postur anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang, didapatkan potensi pembiayaan pada kode unit dalam kegiatan Pengadaan buku buku dan alat tulis siswa senilai Rp per tahun. Sehingga tidak ada kekurangan dalam pemenuhan IP 15 dan pemenuhannya akan bisa dipenuhi dalam waktu 1 tahun. 102

110 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Analisis kemampuan pembiayaan IP 16 Seperti halnya indikator sebelumnya, IP 16 juga memerlukan pembiayaan untuk pengadaan buku teks bagi siswa SMP/MTs dengan perbandingan 1 set untuk setiap peserta didik. Anggaran yang diperlukan untuk pemenuhan IP 15 adalah Rp 11, , namun tidak ditemukan potensi pembiayaan dalam postur anggaran Dinas Pendidikan Kabupaten Sampang Analisis Kemampuan Pembiayaan IP 17 Dalam upaya pemenuhan IP 17 diperlukan pembiayaan untuk pengadaan alat peraga pendidikan yaitu dari model kerangka manusia, model tubuh manusi, globe, contoh peralatan optik, KIT IPA dan poster IPA. Kebutuhan pembiayaan adalah sebesar Rp Dalam hal ini juga tidak ditemukan potensi pembiayaan Analisis Kemampuan Pembiayaan IP 18 Diperlukan dana sebesar Rp dalam upaya pemenuhan IP 18 yaitu untuk pengadan buku referensi dan buku pengayaan di sekolah. Tidak ditemukan potensi pembiayaan untuk pemenuhan IP 18 tersebut Analisis Kemampuan Pembiayaan IP 20 dan IP 21 Dalam rangka pemenuhan IP 20 dan IP 21 diperlukan pembiayaan sebesar Rp selama 3 tahun. Ditemukan potensi pembiayaan dalam postur anggaran yaitu pada kode unit dalam kegiatan Pelatihan dan pengembangan kurikulum senilai Rp per tahun, sehingga tidak lagi ada kekurangan dalam pemenuhan IP ini. 103

111 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN Analisis Kemampuan Pembiayaan IP 22 dan IP 23 Pemenuhan IP 22 dan IP 23 memerlukan pembiayaan sebesar Rp selama 3 tahun. Tidak ditemukan potensi pembiayaan dalam pemenuhan IP tersebut Analisis Kemampuan Pembiayaan IP 24, IP 25, IP 26 dan IP 27 Pemenuhan IP 24, IP 25, IP 26 dan IP 27 memerlukan pembiayaan sebesar Rp per tahun. Ditemukan potensi pembiayaan dalam postur anggaran yaitu pada kode unit dalam kegiatan Pembinaan kelembagaan sekolah dan manajemen sekolah dengan pnerapan manajemen berbasis sekolah (MBS) di satuan pendidikan dasar senilai Rp per tahun. Sehingga didapatkan kekurangan sebesar Rp dalam pemenuhan IP tersebut. Tabel Rekapitulasi Analisis Kemampuan Anggaran IP KEBUTUHAN KEMAMPUAN KEKURANGAN 2 Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp 0 Rp , 6, 7, 8, 9 Rp Rp Rp Rp Rp Rp 0 16 Rp Rp 0 Rp Rp Rp 0 Rp Rp Rp 0 Rp , 21 Rp Rp Rp , 23 Rp Rp 0 Rp , 25, 26, 27 Rp Rp Rp TOTAL Rp Rp Rp 143,811,086,

112 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5.3 ANALISIS SUMBER PEMBIAYAAN LAIN 1. Analisis sumber pembiayaan lain IP 2 Upaya pemenuhan IP 2 di Kabupaten Sampang membutuhkan biaya yang cukup besar yaitu Rp yang direncanakan dipenuhi selama 3 tahun. Kemampuan pembiayaan untuk pemenuhan IP 2 tersebut adalah Rp sehingga kekurangan dalam pemenuhan IP 2 di Kabupaten Sampang adalah Rp Beban biaya kekurangan pemenuhan IP 2 diharapkan bisa diatasi dengan adanya kerjasama dari Kementrian Agama karena dalam pemenuhan IP ini terdapat lembaga sekolah yang berada di bawah naungan Kemenag. 2. Analisis sumber pembiayaan lain IP 3 Dalam upaya pemenuhan IP 3, Pemerintah Kabupaten Sampang memerlukan biaya sebesar Rp , kemampuan pembiayaan untuk pemenuhannya adalah sebesar Rp Dari analisis biaya tersebut diketahui kekurangan senilai Rp Seperti halnya pada pemenuhan IP sebelumnya, dalam pemenuhan kekurangan pembiayaan IP 3 diharapkan bisa dipenuhi dari peningkatan plafon anggaran. 3. Analisis sumber pembiayaan lain IP 4 Pemenuhan IP 4 di Kabupaten Sampang membutuhkan dana sebesar Rp Analisis sumber pembiayaan lain IP 5, 6, 7, 8, 9 Untuk pemenuhan keempat IP tersebut ditemukan kekurangan sebesar Rp dari kemampuan pembiayaan senilai Rp

113 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5. Analisis sumber pembiayaan lain IP 15, 16, 17, 18 Indikator pencapaian tersebut ini merupakan indikator yang menjadi kewenangan sekolah dalam pemenuhannya. Maka dari itu dalam pemenuhannya bisa dipenuhi melalui dana BOS sesuai dengan permendikbud No. 16 tahun 2016 tentang Juknis BOS pada setiap lembaga, sehingga diharapkan selama 3 tahun semua IP tersebut bisa terpenuhi 100%. 106

114 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN 5.4 REKAPITULASI ANALISIS PEMBIAYAAN Dari hasil Focus Group Discussion (FGD) antara tim teknis penyusun Roadmap SPM Kabupaten Sampang bersama dengan Bappeda dan Kemenag, pemenuhan SPM di Kabupaten Sampang akan dilaksanakan selama 3 (tiga) tahun mulai dari tahun Dalam rangka memenuhi SPM Pendidikan Dasar tersebut dilakukan upaya pembiayaan tersinergi antara APBD, APBN dan RKAS. Adapun rekapitulasi pembiayaan pemenuhan SPM selama 3 (tiga) tahun adalah sebagai berikut: 107

115 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN IP PROGRAM VOL Tabel Rekapitulasi Pembiayaan Pemenuhan SPM untuk SD TAHUN KE JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 2 4 Pembangunan RKB APBD Rehab Berat APBD Rehab Sedang APBD Pengadaan Meja Siswa APBD Pengadaan Kursi Siswa APBD Pengadaan Papan Tulis APBD Pembangunan Ruang Guru APBD Pengadaan Meja Guru APBD Pengadaan Kursi Guru APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru APBD Buku teks bahasa Indonesia RKAS Buku teks Matematika RKAS Buku teks IPA RKAS Buku teks IPS RKAS Buku teks PKn RKAS Kerangka Manusia RKAS Model Tubuh Manusia RKAS Globe RKAS Peralatan optik RKAS KIT IPA RKAS Peraga IPA/Poster/Carta IPA RKAS 108

116 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 18 Pengadaan Buku Pengayaan RKAS Pengadaan Buku Referensi RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah APBD GRAND TOTAL

117 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN IP PROGRAM VOL Tabel Rekapitulasi Pembiayaan Pemenuhan SPM untuk MI TAHUN KE JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 2 4 Rehab Berat Kemenag Rehab Sedang Kemenag Pengadaan Meja Siswa Kemenag Pengadaan Kursi Siswa Kemenag Pengadaan Papan Tulis Kemenag Pembangunan Ruang Guru Kemenag Pengadaan Meja Guru Kemenag Pengadaan Kursi Guru Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru Kemenag Buku teks bahasa Indonesia RKAM Buku teks Matematika RKAM Buku teks IPA RKAM Buku teks IPS RKAM Buku teks PKn RKAM Kerangka Manusia RKAM Model Tubuh Manusia RKAM Globe RKAM Peralatan optic RKAM KIT IPA RKAM Peraga IPA/Poster/Carta IPA RKAM 110

118 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 18 Pengadaan Buku Pengayaan RKAM Pengadaan Buku Referensi RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan Kemenag 23,24 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik Kemenag 25,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah Kemenag GRAND TOTAL

119 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN IP PROGRAM VOL Tabel Rekapitulasi Pembiayaan Pemenuhan SPM untuk SMP TAHUN KE JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Pembangunan RKB APBD Rehab Berat APBD Rehab Sedang APBD Pengadaan Meja Siswa APBD Pengadaan Kursi Siswa APBD Pengadaan Papan Tulis APBD Pembangunan Ruang Lab IPA APBD Pengadaan Meja Lab IPA APBD Pengadaan Kursi Lab IPA APBD Pengadaan Alat peraga IPA APBD Pembangunan Ruang Guru APBD Pengadaan Meja Guru APBD Pengadaan Kursi Guru APBD Pembangunan Ruang KS APBD Pengadaan meja & kursi KS APBD Pengadaan mebelair ruang KS APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru APBD SUMBER DANA 112

120 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 16 Buku Teks Bahasa Indonesia RKAS Buku Teks Matematika RKAS Buku Teks Ilmu Pengetahuan Alam RKAS Kebutuhan Buku Teks IPS RKAS Buku Teks Pendidikan Kewarganegaraan RKAS Buku Teks Bahasa Inggris RKAS Buku Teks Pendidikan Agama () RKAS Buku Teks Seni Dan Budaya RKAS Buku Teks Pendidikan Jasmani RKAS Buku Teks Keterampilan /TIK RKAS Buku Teks Muatan Lokal RKAS Pengadaan Buku Pengayaan RKAS 18 Pengadaan Buku Referensi RKAS 20,21 Integrasi Kurikulum Dan Kalender Pendidikan APBD 22,23 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS Dan Komite Sekolah APBD GRAND TOTAL

121 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN IP PROGRAM VOL Tabel Rekapitulasi Pembiayaan Pemenuhan SPM untuk MTs TAHUN KE JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 2 Pembangunan RKB SUMBER DANA Rehab Berat Kemenag Rehab Sedang Kemenag Pengadaan Meja Siswa Kemenag Pengadaan Kursi Siswa Kemenag Pengadaan Papan Tulis Kemenag 3 Pembangunan Ruang Lab Ipa Kemenag Pengadaan Meja Lab Ipa Kemenag Pengadaan Kursi Lab Ipa Kemenag Pengadaan Alat Peraga IPA Kemenag 4 Pembangunan Ruang Guru Kemenag Pengadaan Meja Guru Kemenag Pengadaan Kursi Guru Kemenag Pembangunan Ruang Ks Kemenag Pengadaan Meja & Kursi KS Kemenag Pengadaan Mebelair Ruang KS Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru Kemenag 114

122 BAB 5 ANALISIS PEMBIAYAAN (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 16 Buku Teks Bahasa Indonesia RKAM Buku Teks Matematika RKAM Buku Teks Ilmu Pengetahuan Alam RKAM Kebutuhan Buku Teks IPS RKAM Buku Teks Pendidikan Kewarganegaraan RKAM Buku Teks Bahasa Inggris RKAM Buku Teks Pendidikan Agama RKAM Buku Teks Seni Dan Budaya RKAM Buku Teks Pendidikan Jasmani RKAM Buku Teks Keterampilan/TIK RKAM Buku Teks Al-Quran Dan Hadists RKAM Buku Teks Fiqih RKAM Buku Teks Bahasa Arab RKAM Buku Teks Seni Budaya Islam RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan RKAM Pengadaan Buku Referensi RKAM 20,21 Integrasi Kurikulum Dan Kalender Pendidikan Kemenag 22,23 Pelatihan Kompetensi Tenaga Pendidik Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS Dan Komite Sekolah Kemenag

123 BAB 6 RENCANA AKSI

124 BAB 6 RENCANA AKSI 6 RENCANA AKSI 6.1. Matriks Kebijakan Pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang diproyeksikan untuk bias dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Guna merealisasikan proyeksi tersebut diperlukan kebijakan- kebijakan yang dapat mendorong percepatan pemenuhan SPM. Dari hasil analisa kebijakan yang dilakukan, tidak seluruh Indikator Pencapaian (IP) SPM memerlukan pembiayaan langsung. Intervensi yang dilakukan meliputi pembiayaan, pengembangan sumberdaya, penguatan regulasi dan penguatan hubungan antar lembaga. Berikut adalah matriks kebijakan (policy matriks) pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang : 116

125 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.1. Matriks Kebijakan Pemenuhan SPM Kabupaten Sampang IP KEBIJAKAN TAHUN INDIKATOR (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1 Pemerataan distribusi peserta didik. Adanya perhitungan tentang Pagu PPDB Menetapkan pagu penerimaan peserta didik baru. Adanya SK Kepala Dinas Menerbitkan Perbup tentang PPDB. Terbitnya Perbup Rehab ruang kelas. Adanya anggaran dalam APBD Pengadaan meja siswa Adanya anggaran dalam APBD 2 Pengadaan kursi siswa. Adanya anggaran dalam APBD Pengadan meja dan kursi guru. Adanya anggaran dalam APBD Pengadaan papan tulis. Adanya anggaran dalam APBD Sosisalisasi standar sarana dan prasarana sekolah. Adanya acara sosialisasi Regrouping Sekolah Adanya SK Regrouping 3 Pembangunan ruang laboratorium Adanya anggaran dalam APBD Pemenuhan peralatan alat praktek IPA Adanya anggaran dalam APBD Pembangunan ruang guru. Adanya anggaran dalam APBD 4 Alih fungsi ruang kelas menjadi ruang guru Adanya SK alih fungsi Pembangunan ruang khusus Kepala Sekolah untuk SMP/MTs Adanya anggaran dalam APBD Pengadaan meja, kursi guru sesuai standar sarpras. Adanya anggaran dalam APBD 5 Distribusi Guru Proporsional (DGP) Adanya SK DGP 6 7, 8 9 Distribusi Guru Proporsional (DGP) Adanya SK DGP Koordinasi dengan kementrian untuk pengangkatan guru Mapel sesuai formasi. Adanya Hearing/Dengar Pendapat Melakukan koordinasi dengan Kementrian tentang kuota sertifikasi Adanya Hearing/Dengar Pendapat Mengadakan Pemetaan Tenaga guru/dgp (Distribusi Guru Proporsional) Adanya perhitungan distribusi guru Koordinasi dengan kementrian untuk pengangkatan guru Mapel. Adanya Hearing/Dengar Pendapat Koordinasi dengan Kementrian tentang kuota sertifikasi Adanya Hearing/Dengar Pendapat Penyetaraan kualifikasi akademik Kepala Sekolah. Adanya proses perkuliahan atau sertifikasi 10, ,16 17 Memperketat seleksi perekrutan Kepala Sekolah. Adanya SK persyaratan KS Koordinasi dengan Kementrian Agama tentang kualifikasi Kepala Madrasah Adanya pertemuan dengan Kemenag Pembinaan dan pengembangan pengawas untuk meningkatkan kinerjanya. Adanya evaluasi POS Memenuhi formasi kebutuhan pengawas Adanya pengangkatan Pengawas baru Pengadaan Buku Teks Adanya anggaran dalam RKAS Sosialisasi Juknis BOS secara berkala. Adanya acara sosialisasi Workshop penyusunan dan pelaksanaan RPP Adanya acara Workshop Memaksimalkan fungsi pengawasan oleh pengawas sekolah. Adanya Evaluasi hasil pengawasan Sosialisasi standar alat peraga Adanya acara sosialisasi 117

126 BAB 6 RENCANA AKSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) Sosialisasi Buku Pengayaan dan Buku Referensi Adanya acara sosialisasi Pelatihan bagi pustakawan atau guru pengurus perpustakaan Adanya acara pelathan Memaksimalkan fungsi pengawasan oleh pengawas tentang jam kerja guru Adanya Evaluasi hasil pengawasan Sosialisasi kepada masyarakat Adanya acara sosialisasi Melibatkan komite sekolah dan tokoh masyarakat Adanya mekanisme kerjasama yang dijalankan Melakukan sinkronisasi kurikulum dengan sekolah bercorak khusus. Adanya petunjuk teknis Pelatihan penerapan kurikulum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Adanya acara pelatihan Pelatihan penyusunan RPP secara berkala. Adanya acara pelatihan Adanya pelaporan dan evaluasi hasi Memaksimalkan fungsi KKG, KKM dan MGMP KKG,KKM Supervisi terkait penyusunan dan pelaksanaan RPP Adanya laporan supervisi 23 Pelatihan kepada guru tentang standar dan sistem penilaian Adanya acara pelatihan 24 Pelatihan tupoksi kepala sekolah Adanya acara pelatihan 25 Pelatihan tupoksi kepala sekolah dan guru Adanya acara pelatihan Adanya pertemuan dengan tokoh 26 Pendekatan persuasif kepada tokoh masyarakat masyarakat 27 Pelatihan penyusunan RKS/M dan RKTS/M secara berkala Adanya acara pelatihan Standarisasi bentuk dan cara penyusunan dokumen laporan tahunan Adanya petunjuk teknis Pelatihan tupoksi komite sekolah Adanya acara pelatihan 118

127 BAB 6 RENCANA AKSI 6.2. Matriks Pembiayaan Pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang diproyeksikan akan dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun anggaran. Untuk memenuhi target tersebut diperlukan pembiayaan sebesar Rp dengan rincian : 1. Tahun ke 1 sebesar Rp , Tahun ke 2 sebesar Rp ,00 3. Tahun ke 3 sebesar Rp ,00 Berikut ini adalah matrik pembiayaan (financial matriks) pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar Kabupaten Sampang : 119

128 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.2. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 1 Jenjang SD IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 28 unit 135,000, ,780,000, APBD Rehab Berat 88 unit 85,000, ,480,000, APBD 2 Rehab Sedang 128 unit 60,000, ,680,000, APBD Pengadaan Meja Siswa 1921 unit 450, ,450, APBD Pengadaan Kursi Siswa 2242 unit 140, ,880, APBD Pengadaan Papan Tulis 37 unit 300, ,100, APBD Pembangunan Ruang Guru 13 unit 135,000, ,755,000, APBD 4 Pengadaan Meja Guru 456 unit 1,450, ,200, APBD Pengadaan Kursi Guru 358 unit 300, ,400, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia 3618 eks 12, ,657, RKAS Buku teks mata pelajaran Matematika 3224 eks 15, ,294, RKAS 15 Buku teks mata pelajaran IPA 4278 eks 12, ,544, RKAS Buku teks mata pelajaran IPS 4404 eks 12, ,151, RKAS Buku teks mata pelajaran PKn 3777 eks 9, ,004, RKAS Kerangka Manusia 141 unit 800, ,800, RKAS Model Tubuh Manusia 129 unit 714, ,106, RKAS 17 Globe 35 unit 250, ,750, RKAS Peralatan optik 123 unit 434, ,406, RKAS KIT IPA 59 set 479, ,305, RKAS Peraga IPA/Poster/Carta IPA 65 buah 431, ,015, RKAS 18 Pengadaan Buku Pengayaan eks 50, ,150, RKAS Pengadaan Buku Referensi 320 eks 50, ,000, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, APBD GRAND TOTAL 24,095,214,

129 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.3. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 2 Jenjang SD IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 27 unit 135,000, ,645,000, APBD Rehab Berat 87 unit 85,000, ,395,000, APBD Rehab Sedang 128 unit 60,000, ,680,000, APBD 2 Pengadaan Meja Siswa 1921 unit 450, ,450, APBD Pengadaan Kursi Siswa 2242 unit 140, ,880, APBD Pengadaan Papan Tulis 37 unit 300, ,100, APBD Pembangunan Ruang Guru 13 unit 135,000, ,755,000, APBD 4 Pengadaan Meja Guru 456 unit 1,450, ,200, APBD Pengadaan Kursi Guru 358 unit 300, ,400, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia 3617 eks 12, ,644, RKAS Buku teks mata pelajaran Matematika 3223 eks 15, ,278, RKAS 15 Buku teks mata pelajaran IPA 4278 eks 12, ,544, RKAS Buku teks mata pelajaran IPS 4403 eks 12, ,138, RKAS Buku teks mata pelajaran PKn 3776 eks 9, ,995, RKAS Kerangka Manusia 141 unit 800, ,800, RKAS Model Tubuh Manusia 129 unit 714, ,106, RKAS Globe 35 unit 250, ,750, RKAS 17 Peralatan optik 123 unit 434, ,406, RKAS KIT IPA 59 set 479, ,305, RKAS Peraga IPA/Poster/Carta IPA 65 buah 431, ,015, RKAS Pengadaan Buku Pengayaan eks 50, ,100, RKAS 18 Pengadaan Buku Referensi 320 eks 50, ,000, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, APBD GRAND TOTAL 23,875,114,

130 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.4. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 3 Jenjang SD IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 27 unit 135,000, ,645,000, APBD Rehab Berat SD 87 unit 85,000, ,395,000, APBD Rehab Sedang 128 unit 60,000, ,680,000, APBD 2 Pengadaan Meja Siswa SD 1920 unit 450, ,000, APBD Pengadaan Kursi Siswa SD 2241 unit 140, ,740, APBD Pengadaan Papan Tulis SD 36 unit 300, ,800, APBD Pembangunan Ruang Guru SD 12 unit 135,000, ,620,000, APBD 4 Pengadaan Meja Guru SD 456 unit 1,450, ,200, APBD Pengadaan Kursi Guru SD 358 unit 300, ,400, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia SD 3617 eks 12, ,644, RKAS Buku teks mata pelajaran Matematika SD 3223 eks 15, ,278, RKAS 15 Buku teks mata pelajaran IPA SD 4278 eks 12, ,544, RKAS Buku teks mata pelajaran IPS SD 4403 eks 12, ,138, RKAS Buku teks mata pelajaran PKn SD 3776 eks 9, ,995, RKAS Kerangka Manusia 141 unit 800, ,800, RKAS Model Tubuh Manusia 128 unit 714, ,392, RKAS Globe 35 unit 250, ,750, RKAS 17 Peralatan optik 122 unit 434, ,972, RKAS KIT IPA 59 set 479, ,305, RKAS Peraga IPA/Poster/Carta IPA 65 buah 431, ,015, RKAS Pengadaan Buku Pengayaan SD eks 50, ,100, RKAS 18 Pengadaan Buku Referensi SD 320 eks 50, ,000, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, APBD GRAND TOTAL 23,738,076,

131 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.5. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 1 Jenjang MI IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 1 unit 135,000, ,000, Kemenag Rehab Berat 48 unit 85,000, ,080,000, Kemenag Rehab Sedang 66 unit 60,000, ,960,000, Kemenag 2 Pengadaan Meja Siswa 1748 unit 450, ,600, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 1998 unit 140, ,720, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 11 unit 300, ,300, Kemenag Pembangunan Ruang Guru 1 unit 135,000, ,000, Kemenag 4 Pengadaan Meja Guru 251 unit 1,450, ,950, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 167 unit 300, ,100, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia 2733 eks 12, ,244, RKAM Buku teks mata pelajaran Matematika 2849 eks 15, ,444, RKAM 15 Buku teks mata pelajaran IPA 2900 eks 12, ,975, RKAM Buku teks mata pelajaran IPS 2881 eks 12, ,732, RKAM Buku teks mata pelajaran PKn 3035 eks 9, ,324, RKAM Kerangka Manusia 93 unit 800, ,400, RKAM Model Tubuh Manusia 95 unit 714, ,830, RKAM Globe 61 unit 250, ,250, RKAM 17 Peralatan optik 93 unit 434, ,380, RKAM KIT IPA 87 set 479, ,738, RKAM Peraga IPA/Poster/Carta IPA 77 buah 431, ,187, RKAM Pengadaan Buku Pengayaan 8981 eks 50, ,050, RKAM 18 Pengadaan Buku Referensi 652 eks 50, ,600, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag GRAND TOTAL 11,078,826,

132 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.6. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 2 Jenjang MI IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 0 unit - Kemenag Rehab Berat 48 unit 85,000, ,080,000, Kemenag 2 Rehab Sedang 66 unit 60,000, ,960,000, Kemenag Pengadaan Meja Siswa 1748 unit 450, ,600, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 1998 unit 140, ,720, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 10 unit 300, ,000, Kemenag Pembangunan Ruang Guru 0 unit - Kemenag 4 Pengadaan Meja Guru 250 unit 1,450, ,500, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 166 unit 300, ,800, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia 2733 eks 12, ,244, RKAM Buku teks mata pelajaran Matematika 2848 eks 15, ,428, RKAM 15 Buku teks mata pelajaran IPA 2899 eks 12, ,962, RKAM Buku teks mata pelajaran IPS 2880 eks 12, ,720, RKAM Buku teks mata pelajaran PKn 3035 eks 9, ,324, RKAM Kerangka Manusia 93 unit 800, ,400, RKAM Model Tubuh Manusia 95 unit 714, ,830, RKAM 17 Globe 61 unit 250, ,250, RKAM Peralatan optik 93 unit 434, ,380, RKAM KIT IPA 87 set 479, ,738, RKAM Peraga IPA/Poster/Carta IPA 76 buah 431, ,756, RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan 8980 eks 50, ,000, RKAM Pengadaan Buku Referensi 651 eks 50, ,550, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag GRAND TOTAL 10,806,204,

133 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.7 Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 3 Jenjang MI IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Pembangunan RKB 0 unit - Kemenag Rehab Berat 48 unit 85,000, ,080,000, Kemenag 2 Rehab Sedang 65 unit 60,000, ,900,000, Kemenag Pengadaan Meja Siswa 1747 unit 450, ,150, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 1998 unit 140, ,720, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 10 unit 300, ,000, Kemenag Pembangunan Ruang Guru 0 unit - Kemenag 4 Pengadaan Meja Guru 250 unit 1,450, ,500, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 166 unit 300, ,800, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag Buku teks mata pelajaran bahasa Indonesia 2733 eks 12, ,244, RKAM Buku teks mata pelajaran Matematika 2848 eks 15, ,428, RKAM 15 Buku teks mata pelajaran IPA 2899 eks 12, ,962, RKAM Buku teks mata pelajaran IPS 2880 eks 12, ,720, RKAM Buku teks mata pelajaran PKn 3035 eks 9, ,324, RKAM Kerangka Manusia 92 unit 800, ,600, RKAM Model Tubuh Manusia 95 unit 714, ,830, RKAM 17 Globe 61 unit 250, ,250, RKAM Peralatan optik 93 unit 434, ,380, RKAM KIT IPA 86 set 479, ,258, RKAM Peraga IPA/Poster/Carta IPA 76 buah 431, ,756, RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan 8980 eks 50, ,000, RKAM Pengadaan Buku Referensi 651 eks 50, ,550, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag GRAND TOTAL 10,744,475,

134 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.8. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 1 Jenjang SMP IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 Pembangunan RKB 0 Unit - APBD Rehab Berat 9 Unit 97,500, ,500, APBD Rehab Sedang 28 Unit 67,000, ,876,000, APBD Pengadaan Meja Siswa 684 Buah 450, ,800, APBD Pengadaan Kursi Siswa 1002 Buah 200, ,400, APBD Pengadaan Papan Tulis 12 Buah 300, ,600, APBD 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 33 Unit 250,000, ,250,000, APBD Pengadaan Meja Lab IPA 56 Unit 750, ,000, APBD Pengadaan Kursi Lab IPA 293 Unit 200, ,600, APBD Pengadaan Alat peraga IPA 33 Set 25,000, ,000, APBD 4 Pembangunan Ruang Guru 8 Unit 135,000, ,080,000, APBD Pengadaan Meja Guru 501 Unit 1,450, ,450, APBD Pengadaan Kursi Guru 508 Buah 300, ,400, APBD Pembangunan Ruang KS 23 Buah 40,000, ,000, APBD Pengadaan meja & kursi KS 20 Unit 2,000, ,000, APBD Pengadaan mebelair ruang KS 27 Set 5,000, ,000, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD 16 Buku teks bahasa indonesia 2516 Eks 98, ,568, RKAS Buku teks matematika 3027 Eks 115, ,105, RKAS Buku teks IPA 3591 Eks 71, ,961, RKAS Buku teks IPS 3686 Eks 85, ,310, RKAS Buku teks PKn 3912 Eks 80, ,960, RKAS Buku teks bahasa inggris 3664 Eks 77, ,128, RKAS Buku teks pendidikan agama 3695 Eks 25, ,375, RKAS Buku teks seni dan budaya 4435 Eks 80, ,800, RKAS Buku teks pendidikan jasmani 4373 Eks 25, ,325, RKAS Buku teks keterampilan/tik 4756 Eks 20, ,120, RKAS 18 Pengadaan Buku Pengayaan 7152 Eks 50, ,600, RKAS Pengadaan Buku Referensi 330 Eks 50, ,500, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 tahun 100,000, ,000, APBD 18,628,502,

135 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel 6.9. Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 2 Jenjang SMP IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 Pembangunan RKB 0 Unit - APBD Rehab Berat 8 Unit 97,500, ,000, APBD Rehab Sedang 28 Unit 67,000, ,876,000, APBD Pengadaan Meja Siswa 683 Buah 450, ,350, APBD Pengadaan Kursi Siswa 1001 Buah 200, ,200, APBD Pengadaan Papan Tulis 11 Buah 300, ,300, APBD 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 33 Unit 250,000, ,250,000, APBD Pengadaan Meja Lab IPA 56 Unit 750, ,000, APBD Pengadaan Kursi Lab IPA 292 Unit 200, ,400, APBD Pengadaan Alat peraga IPA 33 Set 25,000, ,000, APBD 4 Pembangunan Ruang Guru 8 Unit 135,000, ,080,000, APBD Pengadaan Meja Guru 501 Unit 1,450, ,450, APBD Pengadaan Kursi Guru 508 Buah 300, ,400, APBD Pembangunan Ruang KS 23 Buah 40,000, ,000, APBD Pengadaan meja & kursi KS 20 Unit 2,000, ,000, APBD Pengadaan mebelair ruang KS 26 Set 5,000, ,000, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD 16 Buku teks bahasa indonesia 2515 Eks 98, ,470, RKAS Buku teks matematika 3027 Eks 115, ,105, RKAS Buku teks IPA 3591 Eks 71, ,961, RKAS Buku teks IPS 3685 Eks 85, ,225, RKAS Buku teks PKn 3911 Eks 80, ,880, RKAS Buku teks bahasa inggris 3664 Eks 77, ,128, RKAS Buku teks pendidikan agama 3695 Eks 25, ,375, RKAS Buku teks seni dan budaya 4435 Eks 80, ,800, RKAS Buku teks pendidikan jasmani 4373 Eks 25, ,325, RKAS Buku teks keterampilan/tik 4755 Eks 20, ,100, RKAS 18 Pengadaan Buku Pengayaan 7151 Eks 50, ,550, RKAS Pengadaan Buku Referensi 330 Eks 50, ,500, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 tahun 100,000, ,000, APBD 18,524,519,

136 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 3 Jenjang SMP IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 Pembangunan RKB 0 Unit - APBD Rehab Berat 8 Unit 97,500, ,000, APBD Rehab Sedang 28 Unit 67,000, ,876,000, APBD Pengadaan Meja Siswa 683 Buah 450, ,350, APBD Pengadaan Kursi Siswa 1001 Buah 200, ,200, APBD Pengadaan Papan Tulis 11 Buah 300, ,300, APBD 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 33 Unit 250,000, ,250,000, APBD Pengadaan Meja Lab IPA 55 Unit 750, ,250, APBD Pengadaan Kursi Lab IPA 292 Unit 200, ,400, APBD Pengadaan Alat peraga IPA 33 Set 25,000, ,000, APBD 4 Pembangunan Ruang Guru 7 Unit 135,000, ,000, APBD Pengadaan Meja Guru 500 Unit 1,450, ,000, APBD Pengadaan Kursi Guru 507 Buah 300, ,100, APBD Pembangunan Ruang KS 22 Buah 40,000, ,000, APBD Pengadaan meja & kursi KS 19 Unit 2,000, ,000, APBD Pengadaan mebelair ruang KS 26 Set 5,000, ,000, APBD 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, APBD 16 Buku teks bahasa indonesia 2515 Eks 98, ,470, RKAS Buku teks matematika 3027 Eks 115, ,105, RKAS Buku teks IPA 3590 Eks 71, ,890, RKAS Buku teks IPS 3685 Eks 85, ,225, RKAS Buku teks PKn 3911 Eks 80, ,880, RKAS Buku teks bahasa inggris 3664 Eks 77, ,128, RKAS Buku teks pendidikan agama 3694 Eks 25, ,350, RKAS Buku teks seni dan budaya 4435 Eks 80, ,800, RKAS Buku teks pendidikan jasmani 4372 Eks 25, ,300, RKAS Buku teks keterampilan/tik 4755 Eks 20, ,100, RKAS 18 Pengadaan Buku Pengayaan 7151 Eks 50, ,550, RKAS Pengadaan Buku Referensi 329 Eks 50, ,450, RKAS 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 tahun 100,000, ,000, APBD 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 tahun 100,000, ,000, APBD 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 tahun 100,000, ,000, APBD 18,344,848,

137 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 1 Jenjang MTs IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) SUMBER DANA Rehab Berat 6 Unit 97,500, ,000, Kemenag Rehab Sedang 15 Unit 67,000, ,005,000, Kemenag Pengadaan Meja Siswa 1139 Buah 450, ,550, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 881 Buah 200, ,200, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 12 Buah 300, ,600, Kemenag 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 37 Unit 250,000, ,250,000, Kemenag Pengadaan Meja Lab IPA 220 Unit 750, ,000, Kemenag Pengadaan Kursi Lab IPA 205 Unit 200, ,000, Kemenag Pengadaan Alat peraga IPA 37 Set 25,000, ,000, Kemenag 4 Pembangunan Ruang Guru 6 Unit 135,000, ,000, Kemenag Pengadaan Meja Guru 389 Unit 1,450, ,050, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 331 Buah 300, ,300, Kemenag Pembangunan Ruang KS 14 Buah 40,000, ,000, Kemenag Pengadaan meja & kursi KS 11 Unit 2,000, ,000, Kemenag Pengadaan mebelair ruang KS 18 Set 5,000, ,000, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag 16 Buku teks bahasa indonesia 1619 Eks 98, ,662, RKAM Buku teks matematika 1593 Eks 115, ,195, RKAM Buku teks IPA 1604 Eks 71, ,884, RKAM Buku teks IPS 1645 Eks 85, ,825, RKAM Buku teks PKn 1883 Eks 80, ,640, RKAM Buku teks bahasa inggris 1579 Eks 77, ,583, RKAM Buku teks seni dan budaya 2401 Eks 80, ,080, RKAM Buku teks pendidikan jasmani 2421 Eks 25, ,525, RKAM Buku teks keterampilan/tik 2425 Eks 20, ,500, RKAM Buku teks muatan lokal 1262 Eks 78, ,436, RKAM Buku teks Al-Quran dan hadist 1262 Eks 78, ,436, RKAM Buku teks Fiqih 1262 Eks 78, ,436, RKAM Buku teks bahasa arab 1262 Eks 78, ,436, RKAM Buku teks seni budaya islam 1262 Eks 78, ,436, RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan 8153 Eks 50, ,650, RKAM Pengadaan Buku Referensi 353 Eks 50, ,650, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 tahun 100,000, ,000, Kemenag 17,245,074,

138 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 2 Jenjang MTs IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Rehab Berat 6 Unit 97,500, ,000, Kemenag Rehab Sedang 15 Unit 67,000, ,005,000, Kemenag Pengadaan Meja Siswa 1139 Buah 450, ,550, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 880 Buah 200, ,000, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 12 Buah 300, ,600, Kemenag 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 37 Unit 250,000, ,250,000, Kemenag Pengadaan Meja Lab IPA 36 Unit 750, ,000, Kemenag Pengadaan Kursi Lab IPA 204 Unit 200, ,800, Kemenag Pengadaan Alat peraga IPA 37 Set 25,000, ,000, Kemenag 4 Pembangunan Ruang Guru 6 Unit 135,000, ,000, Kemenag Pengadaan Meja Guru 389 Unit 1,450, ,050, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 331 Buah 300, ,300, Kemenag Pembangunan Ruang KS 14 Buah 40,000, ,000, Kemenag Pengadaan meja & kursi KS 11 Unit 2,000, ,000, Kemenag Pengadaan mebelair ruang KS 18 Set 5,000, ,000, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag 16 Buku teks bahasa indonesia 1619 Eks 98, ,662, RKAM Buku teks matematika 1593 Eks 115, ,195, RKAM Buku teks IPA 1603 Eks 71, ,813, RKAM Buku teks IPS 1644 Eks 85, ,740, RKAM Buku teks PKn 1883 Eks 80, ,640, RKAM Buku teks bahasa inggris 1578 Eks 77, ,506, RKAM Buku teks seni dan budaya 2401 Eks 80, ,080, RKAM Buku teks pendidikan jasmani 2421 Eks 25, ,525, RKAM Buku teks keterampilan/tik 2425 Eks 20, ,500, RKAM Buku teks muatan lokal 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks Al-Quran dan hadist 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks Fiqih 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks bahasa arab 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks seni budaya islam 1261 Eks 78, ,358, RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan 8153 Eks 50, ,650, RKAM Pengadaan Buku Referensi 352 Eks 50, ,600, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 17,106,001,

139 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel Rekapitulasi Rencana Pembiayaan Pemenuhan SPM Tahun ke 3 Jenjang MTs IP PROGRAM VOL SAT HARGA JUMLAH SUMBER DANA (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 2 Pembangunan RKB 0 Unit - Kemenag Rehab Berat 5 Unit 97,500, ,500, Kemenag Rehab Sedang 15 Unit 67,000, ,005,000, Kemenag Pengadaan Meja Siswa 1138 Buah 450, ,100, Kemenag Pengadaan Kursi Siswa 880 Buah 200, ,000, Kemenag Pengadaan Papan Tulis 12 Buah 300, ,600, Kemenag 3 Pembangunan Ruang Lab IPA 36 Unit 250,000, ,000,000, Kemenag Pengadaan Meja Lab IPA 36 Unit 750, ,000, Kemenag Pengadaan Kursi Lab IPA 204 Unit 200, ,800, Kemenag Pengadaan Alat peraga IPA 36 Set 25,000, ,000, Kemenag 4 Pembangunan Ruang Guru 6 Unit 135,000, ,000, Kemenag Pengadaan Meja Guru 389 Unit 1,450, ,050, Kemenag Pengadaan Kursi Guru 330 Buah 300, ,000, Kemenag Pembangunan Ruang KS 13 Buah 40,000, ,000, Kemenag Pengadaan meja & kursi KS 11 Unit 2,000, ,000, Kemenag Pengadaan mebelair ruang KS 17 Set 5,000, ,000, Kemenag 5,6,7,8,9 Sertifikasi Guru 1 Tahun 50,000, ,000, Kemenag 16 Buku teks bahasa indonesia 1619 Eks 98, ,662, RKAM Buku teks matematika 1593 Eks 115, ,195, RKAM Buku teks IPA 1603 Eks 71, ,813, RKAM Buku teks IPS 1644 Eks 85, ,740, RKAM Buku teks PKn 1882 Eks 80, ,560, RKAM Buku teks bahasa inggris 1578 Eks 77, ,506, RKAM Buku teks seni dan budaya 2401 Eks 80, ,080, RKAM Buku teks pendidikan jasmani 2421 Eks 25, ,525, RKAM Buku teks keterampilan/tik 2424 Eks 20, ,480, RKAM Buku teks Al-Quran dan hadist 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks Fiqih 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks bahasa arab 1261 Eks 78, ,358, RKAM Buku teks seni budaya islam 1261 Eks 78, ,358, RKAM 18 Pengadaan Buku Pengayaan 8153 Eks 50, ,650, RKAM Pengadaan Buku Referensi 352 Eks 50, ,600, RKAM 20,21 Integrasi kurikulum dan kalender pendidikan 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 22,23 Pelatihan kompetensi tenaga pendidik 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 24,27 Pelatihan Pengawas, KS dan Komite sekolah 1 Tahun 100,000, ,000, Kemenag 16,589,293,

140 BAB 6 RENCANA AKSI 6.3. PROYEKSI CAPAIAN Capaian SPM bidang pendidikan dasar di Kabupaten Sampang diproyeksikan untuk dapat dipenuhi dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun anggaran. Masing-masing program baik berupa kebijakan maupun pembiayaan yang dilakukan memiliki target agar capaian IP SPM dapat mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Matrik proyeksi ini sebagai alat bantu pengukuran efektifitas program yang dilakukan dalam rangka pemenuhan IP SPM. Program pemenuhan dianggap efektif jika dalam evaluasi tahunan pencapian IP SPM konsisten terhadap proyeksi yang ada. 132

141 BAB 6 RENCANA AKSI Tabel Proyeksi Capaian SPM Kabupaten Sampanag IP URAIAN TARGET KONDISI TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 CAPAIAN % CAPAIAN % CAPAIAN % CAPAIAN % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Rasio siswa SD/MI per rombel ,02% % % % Rasio siswa SMP/MTs per rombel ,52% % % % Ruang kelas baru % 29 35% 56 67% % 2 Rehab sedang % % % % Rehab berat % % % % Meja siswa % % % % Kursi siswa % % % % Papan tulis % % % % Ruang LAB IPA % % % % 3 Meja Lab IPA % % % % Kursi Lab IPA % % % % Peralatan IPA lengkap % % % % Ruang guru % % % % Meja guru % % % % 4 Kursi guru % % % % Ruang Kepala Sekolah % % % % Meja & kursi kepala SMP/MTs % % % % Mebelair ruang kepala sekolah % % % % 5 Rasio guru 1 : 32 siswa % % % % 6 Satu orang guru per mata pelajaran % % % % 7 2 orang guru S1 atau D-IV % % % % 2 orang guru ber sertifikat pendidik % % % % 133

142 BAB 6 RENCANA AKSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 8 70% guru S1 atau D-IV % % % % 35% guru ber sertifikat pendidik % % % % 9 Kualifikasi akademik guru maple % % % % 10 Kualifikasi akademik kepala SD/MI % % % % 11 Kualifikasi akademik kepala SMP/MTs % % % % 12 Kualifikasi akademik pengawas 100% 100% 100% 100% 100% 13 Peogram Dinas Pendidikan/Kemenag 100% 100% 100% 100% 100% 14 Kunjungan supervisi pengawas % % % % 15 Buku teks siswa SD/MI, 1 : 1 set % % % % 16 Buku teks siswa SMP/MTs 1 : 1 set % 92 33% % % Kerangka manusia % % % % Model tubuh manusia % % % % 17 Globe % % % % Alat optic % % % % Kit IPA dasar % % % % Poster/carta IPA % % % % Buku referensi SD/MI % % % % 18 Buku pengayaan SD/MI % % % % Buku referensi SMP/MTs % % % % Buku pengayaan SMP/MTs % % % % 19 Jam bekerja guru 37,5 jam per minggu % % % % 20 Rombel memenuhi jam pembelajaran % % % % 21 SD/MI menerapkan kurikulum % % % % SMP/MTs menerapkan kurikulum % % % % 22 Guru menerapkan RPP berdasarkan silabus % % % % 23 Guru menerapkan program penilaian % % % % 134

143 BAB 6 RENCANA AKSI (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 24 Kepala SD/MI melakukan supervisi kelas % % % % Kepala SMP/MTs melakukan supervisi kelas % % % % 25 Guru melaporkan hasil evaluasi belajar siswa % % % % SD/MI melaporkan hasil ujian kepada wali murid % % % % SD/MI melaporkan hasil ujian kepada Dinas Pendidikan/Kemenag % % % % 26 SMP/MTs melaporkan hasil ujian kepada wali murid % % % % SMP/MTs melaporkan hasil ujian kepada Dinas Pendidikan/Kemenag % % % % SD/MI memiliki RKTS % % % % SD/MI memiliki Laporan tahunan % % % % 27 SD/MI memiliki komite berfungsi baik % % % % SMP/MTs memiliki RKTS % % % % SMP/MTs memiliki laporan tahunan % % % % SMP/MTs memiliki komite berfungsi baik % % % % 135

144 BAB 6 RENCANA AKSI 6.4. MATRIKS INPUT OUTPUT Tabel Matriks Input Output Capaian SPM Kabupaten Sampanag IP URAIAN KONDISI TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 % BIAYA % BIAYA % BIAYA % (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) Rasio siswa SD/MI per rombel 78,02% - 100% - 100% 0 100% Rasio siswa SMP/MTs per rombel 56,52% - 100% - 100% 0 100% Ruang kelas baru 0% 3,915,000, % 3,645,000, % 3,645,000, % 2 Rehab sedang 0% 13,022,500, % 12,840,000, % 12,742,500, % Rehab berat 0% 14,521,000, % 14,521,000, % 14,461,000, % Meja siswa 87% 2,471,400, % 2,470,950, % 2,469,600, % Kursi siswa 86% 970,200, % 969,800, % 969,660, % Papan tulis 97% 21,600, % 21,000, % 20,700, % Ruang LAB IPA 24% 17,500,000, % 17,500,000, % 17,250,000, % 3 Meja Lab IPA 24% 207,000, % 69,000, % 68,250, % Kursi Lab IPA 95% 99,600, % 99,200, % 99,200, % Peralatan IPA lengkap 24% 1,750,000, % 1,750,000, % 1,725,000, % Ruang guru 93% 3,780,000, % 3,645,000, % 3,375,000, % Meja guru 62% 2,315,650, % 2,314,200, % 2,312,750, % 4 Kursi guru 67% 409,200, % 408,900, % 408,300, % Ruang Kepala Sekolah 61% 1,480,000, % 1,480,000, % 1,400,000, % Meja & kursi kepala SMP/MTs 67% 62,000, % 62,000, % 60,000, % Mebelair ruang kepala sekolah 52% 225,000, % 220,000, % 215,000, % 5 Rasio guru 1 : 32 siswa 55% - 70% - 85% - 100% 6 Satu orang guru per mata pelajaran 14% - 43% - 72% - 100% 136

145 BAB 6 RENCANA AKSI (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 7 2 orang guru S1 atau D-IV 92% - 95% - 97% - 100% 2 orang guru ber sertifikat pendidik 54% 100,000, % 100,000, % 100,000, % 8 70% guru S1 atau D-IV 73% - 82% 91% 100% 35% guru ber sertifikat pendidik 26% 100,000, % 100,000, % 100,000, % 9 Kualifikasi akademik guru mapel 7% - 38% - 69% - 100% 10 Kualifikasi akademik kepala SD/MI 84% - 89% - 95% - 100% 11 Kualifikasi akademik kepala SMP/MTs 45% - 64% - 82% - 100% 12 Kualifikasi akademik pengawas 100% - 100% - 100% - 100% 13 Peogram Dinas Pendidikan/Kemenag 100% - 100% - 100% - 100% 14 Kunjungan supervisi pengawas 30% - 53% - 77% - 100% 15 Buku teks siswa SD/MI, 1 : 1 set 31% 422,372, % 622,281, % 422,281, % 16 Buku teks siswa SMP/MTs 1 : 1 set 0% 3,972,290, % 4,069,820, % 3,971,241, % Kerangka manusia 19% 187,200, % 187,200, % 186,400, % Model tubuh manusia 23% 159,936, % 159,936, % 159,222, % 17 Globe 67% 24,000, % 24,000, % 24,000, % Alat optik 26% 93,787, % 93,787, % 93,353, % Kit IPA dasar 50% 70,043, % 70,043, % 69,563, % Poster/carta IPA 51% 61,202, % 61,202, % 60,771, % Buku referensi SD/MI 76% 48,600, % 34,100, % 34,050, % 18 Buku pengayaan SD/MI 34% 960,200, % 765,200, % 765,200, % Buku referensi SMP/MTs 63% 34,150, % 48,550, % 48,550, % Buku pengayaan SMP/MTs 17% 765,250, % 960,100, % 960,100, % 19 Jam bekerja guru 37,5 jam per minggu 19% - 46% - 73% 100% 20 Rombel memenuhi jam pembelajaran 72% 200,000, % 200,000, % 200,000, % 21 SD/MI menerapkan kurikulum 91% 200,000, % 200,000, % 200,000, % SMP/MTs menerapkan kurikulum 100% - 100% - 100% - 100% 137

146 BAB 6 RENCANA AKSI (1) (2) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) 22 Guru menerapkan RPP berdasarkan silabus 88% 200,000, % 200,000, % 200,000, % 23 Guru menerapkan program penilaian 63% 200,000, % 200,000, % 200,000, % 24 Kepala SD/MI melakukan supervisi kelas 69% - 79% - 90% - 100% Kepala SMP/MTs melakukan supervisi kelas 66% - 78% - 89% - 100% 25 Guru melaporkan hasil evaluasi belajar siswa 90% 200,000, % 200,000, % 200,000, % SD/MI melaporkan hasil ujian kepada wali murid 93% - 95% - 98% - 100% SD/MI melaporkan hasil ujian kepada Dinas Pendidikan/Kemenag 77% - 84% - 92% - 100% 26 SMP/MTs melaporkan hasil ujian kepada wali murid 85% - 90% - 95% - 100% SMP/MTs melaporkan hasil ujian kepada Dinas Pendidikan/Kemenag 56% - 71% - 85% - 100% SD/MI memiliki RKTS 100% 200,000, % 200,000, % 200,000, % SD/MI memiliki Laporan tahunan 99% - 99% - 100% - 100% 27 SD/MI memiliki komite berfungsi baik 98% - 99% - 99% - 100% SMP/MTs memiliki RKTS 95% - 97% - 98% - 100% SMP/MTs memiliki laporan tahunan 95% - 96% - 98% - 100% SMP/MTs memiliki komite berfungsi baik 91% - 94% - 97% - 100% 138

147 BAB 7 STRATEGI IMPLEMENTASI

148 BAB 7 STRATEGI IMPLEMENTASI 7 STRATEGI IMPLEMENTASI 7.1. PERMASALAHAN Dokumen Roadmap Pemenuhan SPM bidang pendidikan dasar Kabupaten Sampang ini disusun sebagai alat bantu bagi para pemangku kepentingan di Kabupaten Sampang dalam rangka merumuskan program dan kebijakan untuk memenuhi SPM bidang pendidikan dasar. Dengan tersusunya dokumen roadmap ini diharapkan tahapan-tahapan pemenuhan SPM akan dapat dirumuskan dan diukur tingkat keberhasilannya dengan mudah. Namun demikian dalam proses implementasi dokumen ini dimungkinkan akan mengalami hambatan-hambatan sehingga pelaksanaan program-program yang ada menjadi terganggu. Potensipotensi masalah yang dimungkinkan timbul dalam implementasi dokumen ini diantaranya : 139

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013 Laporan Tahun 2013 Bidang Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Tahun 2013 I PENDIDIKAN DASAR OLEH KABUPATEN / KOTA 1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 14 TAHUN : PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 14 TAHUN TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KULON

Lebih terperinci

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA, Menimbang

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Jumlah Desa dan Dusun di Kabupaten Lombok Barat... 4 Menurut Kecamatan 1.2 Luas Kabupaten Lombok Barat Menurut Kecamatan... 4 1.3 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis...

Lebih terperinci

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt - 1 - jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR 74 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PENCAPAIAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR NO JENIS PELAYANAN INDIKATOR SUB INDIKATOR KEGIATAN VOL SATUAN NILAI JUMLAH TARGET JUMLAH DANA TARGET JUMLAH DANA 2013 Rp 2014 Rp 1 2 3 1

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANJARNEGARA BUPATI BANJARNEGARA,

Lebih terperinci

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) No. Indikator Kinerja Program A. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Satuan Tabel 2.7. Pencapaian Kinerja pelayanan Dinas Pendidikan Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011-2016 Target Target Kinerja Program Realisai

Lebih terperinci

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG SALINAN BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG, Menimbang

Lebih terperinci

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota Analisis Capaian Standar Pelayanan Minimal IP-1.1 = (a) Permukiman Permanen=penduduk yang berjumlah 1000 org, khusus di daerah terpencil; (b) Kewajiban kab/kota=1 Sekolah/Madrasah bisa saja berada dalam

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH KOTA TANGERANG RINGKASAN RENSTRA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG PERIODE TAHUN 2014-2018 Penyusunan Rencana Strategis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan periode 2014-2019 merupakan amanat perundang-undangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Otonomi daerah yang dilaksanakan per 1 Januari 2001 telah memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk mengurus sendiri urusan pemerintahannya, berdasarkan

Lebih terperinci

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Pendidikan Dasar Dengan Menggunakan TRIMS KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 212 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA 2 Laporan Standar Pelayanan Minimal

Lebih terperinci

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

Hasil Perhitungan SPM

Hasil Perhitungan SPM THE WORLD BANK Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Utara Juli 2012 Buku Laporan Hasil Perhitungan SPM Menggunakan Aplikasi TRIMS (Tool for Reporting and Information Management by Schools)

Lebih terperinci

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN/KOTA : BANYUWANGI PROVINSI : JAWA TIMUR NO TARGET (%) PROGRAM/ KEGIATAN masukkan bahan RENCANA PEMBIAYAAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Lebih terperinci

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP) SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB) SLINN LMPIRN III PERTURN MENTERI PENDIDIKN DN KEBUDYN NOMOR 23 THUN 2013 TENTNG PERUBHN TS PERTURN MENTERI PENDIDIKN NSIONL NOMOR 15 THUN 2010 TENTNG STNDR MINIML PENDIDIKN DSR DI KBUPTEN/KOT. NLISIS STNDR

Lebih terperinci

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via  pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB. Lampiran 1 Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Anies Baswedan. Wawancara dilakukan via E-mail pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2015-2019 V I S I M I S I 1 : TERWUJUDNYA MASYARAKAT LUMAJANG YANG SEJAHTERA DAN BERMARTABAT : Meningkatkan Kualitas

Lebih terperinci

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar;

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar; SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKANASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2O1O TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA DENGAN RAHMA TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008) KABUPATEN / KOTA OPD : CILEGON : DINAS PENDIDIKAN TUGAS DAN FUNGSI

Lebih terperinci

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012 EUROPEAN UNION LEMBAR PENGESAHAN STATISTIK PENDIDIKAN DASAR TP. 2011/2012 KABUPATEN BANJARNEGARA Mengetahui/Mengesahkan: KEPALA

Lebih terperinci

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO

PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO PEMENUHAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENERIMA DANA BOS 2014 DI KABUPATEN PONOROGO Subangun FKIP Universitas Muhammadiyah Ponorogo pak.b.jozz@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses

Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses Penghitungan Biaya Pencapaian Standar dan Akses PBPSA Decentralized Basic Education 1 Management and Governance Edisi Juli 2011 KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan PANDUAN APLIKASI Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) KATA PENGANTAR merupakan aplikasi yang didesain untuk menghasilkan output Standar Pelayanan Minimal (SPM) berdasarkan data yang

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka

BAB V PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka BAB V PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Kabupaten Bangka Tengah Sebagaimana yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, pada bab pembahasan ini peneliti akan menjelaskan evaluasi

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.

Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal. Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL

LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN TERBIMBING (PLT) DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANTUL PENGOLAHAN DATA STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) GUNA KESEDIAAN INFORMASI CAPAIAN LAYANAN PENDIDIKAN PADA

Lebih terperinci

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun) URUSAN WAJIB: PENDIDIKAN PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya Budi Pekerti, 1 Persentase pendidik yang disiplin Tata Krama

Lebih terperinci

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 1 SALINAN GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR MALUKU, Menimbang : a. bahwa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian menurut Sugiyono (2009, hlm.3) diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

Lebih terperinci

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL

STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL STUDI EVALUATIF IMPLEMENTASI STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANTUL Esti Setiawati Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Pascasarjana Universitas PGRI Yogyakarta

Lebih terperinci

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA

PENGINTEGRASIAN SPM DALAM PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN KABUPATEN/KOTA SALINAN LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasayarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas SDM tersebut

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 23 TAHUN 2006 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DI KOTA TASIKMALAYA WALIKOTA TASIKMALAYA Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017 1 PERENCANAAN KINERJA A. PERENCANAAN STRATEJIK VISI DAN MISI 1. Pernyataan

Lebih terperinci

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 16 TARGET SASARAN MISI 212 213 214 215 216 217 218 218 Siswa Miskin Penerima Beasiswa untuk Menempuh Pendidikan Dasar % 65,62 68,13 7,65 71,9 73,16 74,42 74,42 74,42 Dinas Pendidikan Jumlah siswa miskin SD/MI/SMP/MTs

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd.

KATA PENGANTAR. Pembina Tk.I NIP Bandung, 28 Februari 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG, Dr. H. ELIH SUDIAPERMANA, M.Pd. KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasilguna, bertanggung jawab dan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL,

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 56 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA DINAS PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL BUPATI BANTUL, Menimbang : Mengingat : bahwa sebagai tindak lanjut

Lebih terperinci

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, SALINAN NOMOR 35, 2014 PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN 2013-2018 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG, Menimbang : bahwa dalam rangka perluasan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENJA 2016 RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENJA 2016 RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2016 PEMERINTAH KABUPATEN KLUNGKUNG RENJA 2016 RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KLUNGKUNG TAHUN 2016 Rencana Kerja Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahrga ini disusun pada tahun 2015

Lebih terperinci

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

kualifikasi S1/D IV,S2 atau lebih. guru dan murid. a) Angka Partisipasi Sekolah (APS) serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Adapun yang dibahas yaitu : Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Fasilitas Pendidikan, Angka Putus Sekolah

Lebih terperinci

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan harus berdayaguna, berhasil

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

MODUL K_1 KATA PENGANTAR

MODUL K_1 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar (SPM Dikdas) adalah salah satu tolak ukur kinerja pelayanan pendidikan dasar. Sebagaimana telah diatur di dalam Peraturan Peraturan Menteri Pendidikan

Lebih terperinci

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini membahas hasil penelitian Peran dan Fungsi Komite Sekolah Dalam Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan di Sekolah (Studi Kasus di SMK Negeri 1 Terbanggi Besar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

MANAJEMEN ASET SARANA-PRASARANA SEKOLAH untuk Mencapai Standar Nasional Pendidikan

MANAJEMEN ASET SARANA-PRASARANA SEKOLAH untuk Mencapai Standar Nasional Pendidikan PANDUAN RINGKAS: MANAJEMEN ASET SARANA-PRASARANA SEKOLAH untuk Mencapai Standar Nasional Pendidikan (Buku I) Juli 2010 DECENTRALIZED BASIC EDUCATION (DBE-1) USAID MANAJEMEN SARANA-PRASARANA SEKOLAH untuk

Lebih terperinci

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal

Misi 4. Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang Berkualitas tanpa Meninggalkan Kearifan Lokal Misi 4. Mewujud Peningkatan yang Berkualitas tanpa Meninggal Kearifan Lokal No PROGRAM SI AWAL PENG GUNG WAB 1 Program anak usia dini, Wajib belajar pendidi dasar, menengah, dan nonformal 2 Program pendidi

Lebih terperinci

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2015

EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2015 EVALUASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA TENGAH TAHUN 2015 Abstrak Masalah pendidikan merupakan salah satu agenda besar pemerintah baik pusat maupun daerah.

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan; meliputi input, proses, output, dan outcome; yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan

Lebih terperinci

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan

Banyuwangi Tahun telah ditetapkan melalui surat. : 421/ 159/ /2014 tanggal 23 September Berdasarkan KATA PENGANTAR Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Tahun 2010-2015 telah ditetapkan melalui surat Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi Nomor : 421/ 159/429.101/2014

Lebih terperinci

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA. Abstrak

EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA. Abstrak EVALUASI PENCAPAIAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL BERDASARKAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE DI SD NEGERI 4 KALIAMAN JEPARA Novita Wijanarti dan Slameto Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Kristen

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH Nurlatifah, dkk. Implementasi Pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan di SD 22 IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL

LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL 1.1 2.1 2.3 3.1 4.1 4.3 5.2 7.1 8.1 9 11 13 14.2 15.2 16.2 18.1 19.1 19.3 20.2 21.1 22.1 22.3 23.2 24.1 25.1 25.3 26.2 27.1 27.3 LAPORAN FINAL SQA PKP SPM PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BANTUL 120,00% Capaian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 JUKNIS ANALISIS STANDAR PENGELOLAAN SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 50 B. TUJUAN 50 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 50 D. UNSUR YANG TERLIBAT 51 E. REFERENSI 51 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 51 G. URAIAN PROSEDUR

Lebih terperinci

MANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar

MANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar PRAKTIK CERDAS Seri Lembaran Informasi BASICS No.9 - Februari 203 MANAJEMEN DATA : Peningkatan Pengelolaan Data untuk Mencapai Target SPM Bid. Kesehatan dan Pendidikan Dasar 27 Indikator Standar Pelayanan

Lebih terperinci

RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015

RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015 RINGKASAN RENJA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA TANGERANG TAHUN 2015 Rencana Kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Tahun 2015 disusun dengan berpedoman pada RKPD Tahun 2015 Kota Tangerang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan dengan berbagai masalah, terutama untuk membantu guru-guru mencapai hasil belajar siswa

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Departemen Pendidikan Nasional Materi 2 PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Sosialisasi KTSP LINGKUP SNP 1. Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan yang bermutu merupakan syarat utama untuk mewujudkan kehidupan bangsa yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. menengah.

KATA PENGANTAR. menengah. KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30 G. URAIAN PROSEDUR KERJA 34 LAMPIRAN 1 : ALUR PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 JUKNIS PENYUSUNAN RENCANA KERJA SMA DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 11 B. TUJUAN 11 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 11 D. UNSUR YANG TERLIBAT 12 E. REFERENSI 12 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 12 G. URAIAN PROSEDUR KERJA

Lebih terperinci

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG WALIKOTA PADANG PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG PERCEPATAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang harus dicapai meliputi standar isi, proses, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan yang harus dicapai meliputi standar isi, proses, kompetensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), setiap sekolah pada semua satuan, jenis dan jenjang pendidikan, harus

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014 BAB IV PENUTUP BAB IV PENUTUP Sebagai bagian penutup dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kota Pekalongan Tahun 2014, dapat disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kota Pekalongan telah memperlihatkan pencapaian

Lebih terperinci

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM. SMP / MTs TIM PKP SPM DIKDAS

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM. SMP / MTs TIM PKP SPM DIKDAS Tutorial Pengisian Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SMP / MTs 2017 TIM PKP SPM DIKDAS Instrumen SPM DIKDAS terdiri dari 6 Lembar Kerja (6 Sheet) Cara Pengisian Sheet Profil Lembaga Cara Pengisian Sheet

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji hipotesis menunjukan bahwa faktor-faktor kinerja pengawas sekolah, kinerja kepemimpinan kepala sekolah, kinerja professional

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Ratahan, Maret 2018 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA,

KATA PENGANTAR. Ratahan, Maret 2018 KEPALA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, KATA PENGANTAR Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penduduk Indonesia semakin bertambah setiap tahunnya. Data Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa penduduk Indonesia hingga tahun 2016 yaitu sebanyak 255.461.700 jiwa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai Undang-Undang (UU) Republik Indonesia (RI) Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Juni 2016 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT,

KATA PENGANTAR. Bandung, Juni 2016 KEPALA DINAS PERKEBUNAN PROVINSI JAWA BARAT, KATA PENGANTAR Rencana Kerja (Renja) Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 ini adalah dokumen rencana operasional tahunan pembangunan sub sektor perkebunan Provinsi Jawa Barat, yang merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut pasal 373 ayat (4) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, Pembinaan yang bersifat umum dan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) dilakukan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka secara umum berikut ini disajikan kesimpulan-kesimpulan yang

Lebih terperinci

Kondisi baik 425 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0

Kondisi baik 425 Kondisi rusak ringan 0 Kondisi rusak berat 0 e-pemantauan dan Evaluasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN Nama

Lebih terperinci

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN

PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN PENERAPAN MUTU PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDIKAN Suplemen MK Pengelolaan Oleh: Suryadi, M.Pd Mutu pendidikan didasarkan atas mutu input, mutu proses, dan mutu output/ outcome, sebagaimana termuat pada

Lebih terperinci

Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar

Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar Studi Analisis Kebijakan Implementasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar Dr. Esti Setiawati, M.Pd. Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI I Sonosewu No. 117 Yogyakarta 08122761252/setiawatiesti@yahoo.co.id

Lebih terperinci

Pengembangan. peningkatan sumberdaya lainnya secara nasional serta intervensi terutama pada sekolah dan kabupaten/ kota tertinggal

Pengembangan. peningkatan sumberdaya lainnya secara nasional serta intervensi terutama pada sekolah dan kabupaten/ kota tertinggal MATRIK BAHASAN SIDANG KOMISI I PADA REMBUK NASIONAL PENDIDIKAN TAHUN 2009 TOPIK BAHASAN : PENDIDIKAN GRATIS DAN STANDAR PELAYANAN MINIMUM (SPM) No Keadaan Saat Ini Permasalahan 1 Standar Kompetensi Lulusan

Lebih terperinci

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii

Jakarta, Januari 2016 Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Hamid Muhammad, Ph.D. NIP iii KATA PENGANTAR Sesuai dengan amanat Undang Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan, Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 129a/U/2004 TENTANG BIDANG PENDIDIKAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL, Menimbang : a. bahwa dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Implementasi tiga prioritas pembangunan pendidikan nasional, meliputi 1. pemerataan dan perluasan akses pendidikan, 2. peningkatan mutu, relevansi dan daya saing,

Lebih terperinci

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG,

Bandar Lampung, Desember 2015 KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROVINSI LAMPUNG, Rencana Strategis (Renstra) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Lampung 2015-2019 ini disusun melalui beberapa tahapan dengan mengacu kepada visi RPJMD Provinsi Lampung tahun 2015-2019, yaitu Lampung

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dapat dikategorikan sebagai audit program sektor publik. Audit program sektor

BAB V PENUTUP. dapat dikategorikan sebagai audit program sektor publik. Audit program sektor BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Audit Kinerja Pelayanan Pemerintah Daerah (AKPPD) Bidang Pendidikan dapat dikategorikan sebagai audit program sektor publik. Audit program sektor publik merupakan audit kinerja

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM)

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENETAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) DEPARTEMEN DALAM NEGERI REPUBLIK

Lebih terperinci

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS

LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS LPF 2 LANGKAH 2 MEMAHAMI KONSEP RENCANA STRATEGIS 1 REVIU Kewajiban pemerintah terhadap hak-hak anak? Memperluas layanan pendidikan Menyediakan pendidikan dasar yang bebas biaya Mempromosikan pembelajaran

Lebih terperinci

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA Jakarta, 28 Maret 2012 Kepada Nomor : 070 / 1082 / SJ Yth. 1. Gubernur Sifat : Penting 2. Bupati/Walikota Lampiran : Satu berkas di Hal : Pedoman Penyusunan Program

Lebih terperinci

MONITORING DAN EVALUASI

MONITORING DAN EVALUASI MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN NSPK Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria PETUNJUK TEKNIS MONITORING DAN EVALUASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI,

Lebih terperinci

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI TIM PKP SPM DIKDAS

Tutorial Pengisian. Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI TIM PKP SPM DIKDAS Tutorial Pengisian Instrumen SPM DIKDAS Program PKP SPM SD/MI 2017 TIM PKP SPM DIKDAS Instrumen SPM DIKDAS terdiri dari 6 Lembar Kerja (6 Sheet) Cara Pengisian Sheet Profil Lembaga Cara Pengisian Sheet

Lebih terperinci

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis ISU-ISU STRATEGIS 3.1 Analisis Situasi Strategis S etiap organisasi menghadapi lingkungan strategis yang mencakup lingkungan internal dan eksternal. Analisis terhadap lingkungan internal dan eksternal

Lebih terperinci