BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Bahan dan Alat Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Ibuprofen yang diperoleh dari PT. Global Chemindo Megathading. Asam oleat, minyak zaitun, tween 80, tween 20, PG, PEG 400 yang diperoleh dari PT. Brataco. Labrafil M1944CS, labrasol, capryol 90, cremophor RH 40 yang diperoleh dari Gattefosse. Mirystol 318 dari Phapros. Methanol 99,9% (p.a.) dari MERCK, Akuades dan akuabides. Semua bahan yang digunakan telah memenuhi syarat analytical grade Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah micropipette (Thermo Scientific dan Finnpipette), Particle Size Analyzer (HORIBA SZ 100), sonikator (Branson 5510), spektrofotometer UV (Shimadzu UV Spechtrophotometer, UV-1800), spin down (Multi-Spin MSC-6000), timbangan analitik (Metler Toledo XS205 Dual Range), vortex, waterbath shaker (Memmert) dan seperangkat alat-alat gelas (Pyrex) Cara Penelitian Uji kelarutan ibuprofen dalam minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan Ibuprofen ditambahkan kedalam 11 tabung eppendorf yang masing-masing mewakili 1 ml minyak (capryol, miristol, minyak zaitun, minyak oleat), 1 ml surfaktan (labrasol, labrafil, chremophor, tween 80, tween 20), serta 1 ml kosurfaktan (PEG 400, PG) dengan jumlah yang dapat dilihat pada tabel 3.1. Campuran dari ibuprofen dan masing-masing basis di vortex selama 5 menit untuk membantu proses pencampuran dan kelarutan ibuprofen dalam basis (minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan), kemudian disimpan pada suhu 27 C selama 72 jam dalam isothermal shaker untuk melihat equilibritasnya (sampel di vortex selama 5 menit setiap 8 jam). Sampel disentrifugasi pada kecepatan rpm selama 10 menit. Aliquot diambil kemudian diencerkan dengan faktor 20

2 21 pengenceran yang dapat dilihat pada tabel 3.1. sehingga didapatkan nilai absorbansi dalam rentang 0,2-0,8 yang dapat dilihat pada lampiran 1. Sampel campuran ibuprofen dan basis dibaca dengan spektrofotometer UV pada λ = 223 nm yang merupakan panjang gelombang maksimal yang didapatkan dari penelitian sebelumnya, menggunakan larutan stok yang telah dibuat dengan menimbang sebanyak 10 mg ibuprofen, kemudian dilarutkan ke dalam metanol sampai 100 ml, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 100 ppm kemudian diencerkan menjadi 10 ppm. Larutan ibuprofen dalam methanol dengan konsentrasi 10 ppm dibaca dengan spektrofotometer UV/Vis, sehingga didapatkan panjang gelombang maksimum ibuprofen pada panjang gelombang nm, yaitu 223 nm (35). Nilai absorbansi digunakan untuk menghitung nilai kadar ibuprofen yang terlarut dalam 1 ml basis. Tabel 3.1. Jumlah ibuprofen yang ditambahkan pada 1 ml basis No. Bahan Jumlah (mg) Faktor Pengenceran 1 Capryol X Myristol X Asam Oleat X Minyak Zaitun X Labrasol X Labrafil M1944CS X Tween X Tween X Cremophor RH X PEG X PG X 10 4

3 Penentuan % Transmittan Komponen utama basis SNEDDS ibuprofen yang sebelumnya telah dipilih berdasarkan kemampuannya dalam melarutkan ibuprofen, yaitu Capryol 90, asam oleat, Mirystol 318, tween 20, dan PEG 400 disiapkan dengan berbagai variasi konsentrasi. Konsentrasi yang disiapkan masing-masing untuk minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan adalah 10% sampai 50% (v/v), 20% sampai 80% (v/v), 10% sampai 30% (v/v) dalam volume total 3 ml, yang dapat dilihat pada tabel 3.2. Tabel 3.2. Formulasi Minyak : Smix komponen SNEDDS ibuprofen No. Minyak : Smix Minyak a Surfaktan b Ko-surfaktan c : : : : : Komponen utama basis SNEDDS ibuprofen sebanyak 1 ml dipipet menggunakan mikropipet dan didispersikan dalam 250 ml akuabides (pengenceran 250X) diaduk perlahan menggunakan magnetic stirrer sehingga membentuk nanoemulsi. Persen transmittan dibaca menggunakan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 650 nm, yang merupakan panjang gelombang area visible, hal ini disesuaikan dengan sediaan larutan yang jernih. Semakin jernih SNEDDS yang terbentuk semakin besar pula transmittan yang didapat.

4 Penentuan Ukuran Partikel, Polidispers Indeks (PI), Zeta Potensial Penentuan ukuran partikel, PI, dan zeta potensial sediaan basis SNEDDS ibuprofen menggunakan PSA (Particle Size Analyzer). Komponen utama basis SNEDDS ibuprofen dengan berbagai perbandingan yang ditunjukkan pada tabel 3.2., masing-masing sebanyak 1 ml didispersikan dalam 250 ml akuabides (pengenceran 250X) diaduk perlahan menggunakan magnetic stirrer sehingga membentuk nanoemulsi. Kemudian sampel basis SNEDDS ibuprofen dibaca nilai ukuran partikel, polidispers indeks, serta zeta potensial Pembuatan Diagram Fase Terner Diagram fase terner dari minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan dibuat dengan menggunakan software Triplot, dimana masing-masing puncak dari segitiga mewakili ketiga basis SNEDDS ibuprofen. Diagram fase terner dibuat dari data sediaan basis SNEDDS ibuprofen yang sebelumnya telah diukur 4 parameternya, yaitu %transmittan, ukuran partikel, polidispers indeks, dan zeta potensial. Data yang digunakan untuk pembuatan diagram fase terner adalah data yang memenuhi keseluruhan 4 parameter tersebut. Diagram fase terner merepresentasikan formula yang mampu membentuk nanoemulsi, ditunjukkan dengan nilai %transmittan, ukuran partikel, PI, dan zeta potensial Analisis Hasil Penentuan Ukuran Partikel, Polidispers Indeks (PI), Zeta Potensial Penentuan ukuran partikel, PI, dan zeta potensial menggunakan particle size analyzer (PSA). Diambil 1 ml sediaan dilarutkan dalam 250 ml aquabides, diaduk perlahan menggunakan magnetic stirrer hingga membentuk nanoemulsi Analisis Keseragaman Nilai Parameter Penentuan keseragaman nilai parameter dari SNEDDS ibuprofen (%transmittan, ukuran partikel, PI, dan zeta potensial) direpresentasikan dengan nilai rata-rata dan standar deviasi.

5 Skema Penelitian Skema penelitian ini berisi urutan penelitian yang dilakukan mulai dari penentuan panjang gelombang maksimum, skrining basis SNEDDS ibuprofen melalui uji kelarutannya terhadap ibuprofen, hingga penentuan %transmitan, ukuran partikel, polidispers indeks, zeta potensial, pembuatan diagram fase terner, hingga analisis hasil dari ukuran partikel, polidispers indeks, dan zeta potensial menggunakan PSA dan analisis keseragaman nilai parameter menggunakan ratarata dan standart deviasi. Skema penelitian dapat dilihat pada gambar 3.1. Preparasi larutan stok standar Penentuan panjang gelombang maksimum Uji kelarutan ibuprofen dalam minyak, surfaktan, dan ko-surfaktan Penentuan % Transmittan Penentuan Ukuran Partikel, Polidispers Indeks (PI), Zeta Potensial Pembuatan Diagram Fase Terner Analisis hasil Penentuan Ukuran Partikel, Polidispers Indeks (PI), Zeta Potensial Analisis Keseragaman Nilai Parameter Gambar 3.1. Skema penelitian pembuatan SNEDDS ibuprofen