PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY)"

Transkripsi

1 PEMANFAATAN KETRAMPILAN LITERASI INFORMASI BAGI GURU-GURU SMP (INFORMATION LITERACY) (Studi di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan) Oleh: Sugiyanta Sugianta61@ymail.com ABSTRAK Sumber daya manusia dalam masyarakat informasi dapat diketahui dari tingkat kesadaran, pemahaman, pengetahuan, dan pendayagunaan teknologi informasi dan komunikasi yang disebut literasi informasi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, konsep-konsep literasi informasi mengalami penambahan kompetensi yang ditekankan pada penggunaan teknologi. Perkembangan teknologi dewasa ini, terutama internet, telah mempengaruhi berbagai aspek kehidupan masyarakat, termasuk dalam bidang pendidikan. Sesuai dengan uraian terdahulu, maka tujuan dari kegiatan penulisan ini adalah memberikan pemahaman kepada para guru-guru SMP mengenai pentingnya keterampilan information literacy dalam rangka menggunakan informasi untuk kepentingan pembelajaran. Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan focus observasi terhadap guru masih ada kekurangan dan belum bisa dikatakan berhasil yang dilaksanakan dengan diklat pada hari pertama atau atau tindakan I. guru masih malu-malu untuk mengajukan pertanyaan kepada peneliti. Kriteria penilaian 70% hasil ini mununjukan bahwa aspek yang diamati oleh penulis kepada guru belum di katakana baik karena pengamatan masih jauh dari sempurna. Berdasarkan tabel di atas, secara keseluruhan focus observasi terhadap guru peserta diklat mulai menunjukan hasil yang diharapkan dan sudah menunjukan hasil yang baik. Guru sudah mampu untuk memanfaatkan literasi informasi, meskipun masih ada sedikit kekurangan, dari hasil observasi Tindakan II hasil 95 % dapat disimpulkan diklat pemanfaatan literasi informasi sudah dapat dikatakan mengalami kemajuan dan berhasil, karena hasil penelitian mengalami peningkatan dari Tindakan pertama. Kata kunci: Literasi informasi PENDAHULUAN Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang menjadi penentu utama timbulnya konsep masyarakat informasi. Dengan berbagai kemajuan pada saat ini, sumber informasi yang tersedia pun semakin banyak. Jika sebelumnya para pelajar lebih banyak menggunakan buku teks sebagai sumber informasi utama, maka pada saat ini para pelajar juga dapat menggunakan sumber informasi lainnya seperti media cetak maupun elektronik, serta internet. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, konsepkonsep literasi informasi mengalami penambahan kompetensi yang ditekankan pada penggunaan teknologi. Setelah Kementerian Pendidikan Nasional merancang kurikulum nasional berbasis kompetensi untuk semua tingkat pendidikan, para guru mulai mendorong para siswa untuk meningkatkan rasa ingin tahunya dan mencari jawaban dari berbagai pertanyaan dengan menggunakan berbagai sumber informasi. 458 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

2 Kurikulum baru tersebut memerlukan penerapan keterampilan information literacy. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Nasional telah menyatakan dalam kurikulum tersebut bahwa para siswa harus mempelajari ICT (information and communication technology). Ernest Boyer (1977) menyatakan bahwa memberdayakan peran informasi merupakan tujuan utama dari pendidikan. Dengan demikian pendidikan harus dapat memberdayakan semua orang yang berkecimpung dalam dunia pendidiakan untuk mengubah informasi menjadi pengetahuan baru. Perkembangan teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan dalam dunia pendidikan. Pengetahuan yang berhubungan langsung dengan informasi sangat dibutuhkan peserta didik untuk memenuhi kebutuhan dalam mendukung efektivitas belajar. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan sebuah tindakan literasi informasi. Pemanfaatan teknologi informasi adalah penggunaan computer dan perangkat lunak untuk mengolah informasi. Untuk memenuhi kebutuhan informasi seseorang mencari informasi dengan menggunakan berbagai media informasi, salah satunya melalui media internet. Internet telah semakin luas digunakan dalam berbagai bidang, seperti kepentingan bisnis dan ekonomi, pemerintahan, termasuk bidang pendidikan. Para siswa pun dapat menggunakan internet untuk melakukan studi pustaka untuk mendukung kegiatan akademik seperti rriengerjakan tugas sekolah ataupun sumber belajar. Di Indonesia pun internet telah menjadi sumber informasi akademik yang banyak digunakan oleh para mahasiswa. Keterampilan memilih dan menggunakan sumber informasi ini disebut sebagai kemampuan information literacy, yang berarti pengguna informasi memiliki kemampuan yang baik dalam menilai sumber informasi, dan bersikap kritis terhadap apa yang mereka baca dari berbagai sumber informasi. Pada aldiirnya khalayak dapat mengambil manfaat positif dari sumber-sumber informasi tersebut, dan meminimalkan dampak negatifnya. Melihat kenyataan di atas, kami terpanggil untuk memberikan sumbangan pemikiran berupa penulisan entang pentingnya para guru-guru SMP memiliki keterampilan information literacy sehingga dapat memilih dan menggunakan berbagai sumber informasi dengan baik. Seperti.telah diuraikan di atas, masalah yang dapat diidentifikasi adalah banyaknya informasi yang dapat diperoleh dari berbagai sumber dengan mudah pada saat ini, namun tidak semua informasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran bagi siswa dan guru. Di sisi lain, masih terdapat guru-guru yang memiliki kemampuan information literacy yang kurang memadai. Oleh karena itu para guru perlu diberikan pemahaman mengenai pentingnya keterampilan information literacy ketika mengakses dan menggunakan informasi sehingga mereka dapat memilih dan menggukan informasi secara lebih cerdas untuk pembelajaran. Sesuai dengan uraian terdahulu, maka tujuan dari kegiatan penyuluhan ini adalah memberikan pemahaman kepada para siswa dan guru mengenai pentingnya keterampilan information literacy dalam rangka menggunakan informasi untuk kepentingan pembelajaran. Setelah kegiatan ini dilaksanakan, maka diharapkan terjadi perubahan-perubahan yang lebih baik (positif) dalam hal keterampilan memilih sumber informasi, mengevaluasi dan menggunakan informasi dari berbagai sumber bagi para siswa dan guru. Secara lebih jelasnya, setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini, diharapkan para siswa dan guru akan lebih memahami mengenai pentingnya memilih sumber informasi yang baik untuk kepentingan pembelajaran. Tinjauan Pustaka A. Information Literacy Menurut The Association of College & Research Libraries (ACRL), information literacy didefinisikan sebagai: "the set of skills needed to find, retrieve, analyze, and use PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI

3 information." Menurut defmisi tersebut, information literacy adalah seperangkat keterampilan yang dibutuhkan untuk menemukan, menelusuri, menganalisis, dan menggunakan informasi. Konsep information literacy menurut Perpustakaan Nasional Republik Indonesia ( Literacy), information literacy dapat diterjemahkan sebagai keberaksaraan informasi atau kemelekan informasi. Di dalam bidang perpustakaan dan informasi, keberaksaraan informasi ini segera dikaitkan dengan kemampuan mengakses dan memanfaatkan secara benar sejumlah besar informasi yang tersedia di Internet. Prinsip kegiatan yang hendak dikembangkan melalui program-program information literacy, yaitu mengembangkan kemampuan masyarakat pengguna dalam: Menetapkan hakikat dan rentang informasi yang dibutuhkan Mengakses informasi yang dibutuhkan secara efektif dan efisien Mengevaluasi informasi dan sumbernya secara kritis Menggunakan informasi untuk keperluan tertentu Pada saat ini terdapat berbagai sumber informasi yang dapat digunakan untuk pembelajaran, selain sumber informasi yang konvensional seperti buku atau jurnal. Media juga menjadi salah satu sumber informasi yang penting, termasuk di dalamnya media televisi, radio, surat kabar, dan yang paling mutakhir adalah Internet. Terdapat hubungan yang erat antara information literacy dan media literacy karena media literacy merupakan bagian dari information literacy. B. Media Literacy Media literacy penting bagi semua kalangan khalayak media, dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Akan tetapi, karena pada usia tertentu anak-anak mengalami kesulitan membedakan dunia nyata dan dunia media, dan mereka juga rawan terhadap pengaruh media terhadap perilakunya, maka kemampuan media literacy ini terutama penting bagi anak-anak. Di sinilah pentingnya media literacy karena sebenarnya apa yang kita lihat dari media bukan pesan yang sebenarnya. Media sering kali memberikan pesan yang tersembunyi (layers of meanings). Jika kita sebagai khalayak menyadari hal ini, maka kita akan lebih mudah mengontrol pesan yang kita inginkan. Oleh karena itu, media literacy merupakan keterampilan informasi dan komunikasi yang responsif terhadap perubahan sifat informasi dalam masyarakat. Pada saat ini di media lebih banyak tefsedia acara-acara infotainment dan penurunan nilai berita yang objektif, netral, dan reliabel. Oleh karena kecenderungan itu, warga negara yang bertanggung jawab perlu memiliki kemampuan untuk mempertanyakan akurasi dan otentisitas dari informasi dalam semua bentuknya, tidak hanya tercetak. Mereka perlu memiliki kemampuan untuk membuat tanggapan kritis terhadap informasi yang mereka terima. Namun media literacy tidak sekedar mengkonsumsi informasi. Individu yang media literate mampu untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan informasi dalam berbagai bentuknya termasuk cetak dan non cetak. C. Ketrampilan Teknologi Informasi Ada kesepakatan yang jelas dan luas dikalangan masyarakat dan pendidik bahwa semua peserta didik harus mahir menggunakan computer atau literasi computer. Namun menggunakan teknologi informasi menghabiskan banyak biaya. Situasi tersebut tampaknya merupakan gagasan yang samar-samar agar literasi computer benar-benar terwujud. Teknologi pendidikan menjelaskan apa yang harus ketahui dan yang mampu dilakukan dengan teknologi. Mereka menganjurkan mengintegrasikan ketrampilan computer dan menyatakan bahwa ketrampilan computer tidak harus diajarkan untuk menerapkan ketrampilan computer. 460 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

4 Mengajar ketrampilan teknologi informasi memerlukan sebuah pendekatan terpadu. Pendekatan tersebut merupakan langkah penting yang membutuhkan pemecahan dan usaha agar proses pengajaran dapat berjalan dan tujuannya tercapai. Ketramipan teknologi informasi dapat diintegrasikan secara efektif apabila ketrampilan yang diajarkan berhubungan dengan: 1. Konten kurikulum dan tugas kelas, dan 2. Suatu model informasi logis dan sistematis proses. Literasi informasi terkait dengan kompetensi professional dan membekali ketrampilan terhadap lulusan secara luas ke semua aspek kehidupan. Banyak peserta didik yang mengandalkan internet untuk mencari berbagai sumber informasi, tanpa menggunakan strategi penelusuran informasi. Literasi informasi merupakan ketrampilan yang diperoleh untuk mempelajari, menyintesis, mempraktikkan, dan menerapkan. Ketrampilan yang dibutuhkan merupakan kompetensi dasar yang diasumsikan dikuasai setiap peserta didik. Peserta didik harus bertanggung jawab meningkatkan ketrampilan ini jika merasa masih kurang atau belum memiliki. Jika dalam kelas-kelas teknologi informasi ternyata diketahui belum memiliki ketrampilan dasar teknologi informasi, literasi informasi, sangat mungkin peserta didik yang bersangkutan akan ketinggalan proses pembelajarannya. D. Internet Sebagai Sumber Informasi a. Sumber Informasi Sumber informasi yang berupa dokumen dapat berbentuk buku, jurnal, majalah dan hasil-hasil penelitian. Sementara itu sumber informasi mendokumen adalah manusia, yakni teman, pustakawan, pakar, atau spesialis informasi. Sumber informasi terdapat pada manusia, organisasi, dan literatur. b. Kebutuhan Informasi Kebutuhan informasi adalah kesenjangan dalam pengetahuan seseorang yang dialami pada tingkat kesadaran tertentu sebagai pertanyaan yang timbul untuk mendapatkan jawaban. Ritz (2004). Untuk mengetahui kebutuhan informasi, seseorang hanya dapat ditemukan melalui proses deduksi dari perilaku atau melalui laporan dari orang yang melakukannya. c. Internet sebagai sumber informasi Dalam hal ini internet juga tidak lepas dari penggunaan computer sebagai alatnya. Dengan demikian computer suadah mulai memengaruhi semua aspek yang ada khusunya di bidang pendidikan. Sedangkan situasi di Indonesia, dalam hal ini Kemenristek, sudah mulai menyediakan segala fasilititas yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi di bidang informasi. dimana tingkat konektivitas internet sudah cukup baik, dan akses terhadap internet melalui warnet pun mudah dilakukan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa, dan tingkat penggunaan internet yang cukup baik dapat menghasilkan temuan yang berbeda. I. Metode Kegiatan A. Kerangka Pemecahan Masalah Untuk memecahkan masalah mengenai kurangnya pemahaman para guru mengenai manfaat keterampilan information literacy, maka perlu diadakan suatu penyuluhan. Pendekatan yang akan kami lakukan adalah dengan memberikan pembelajaran atau pengetahuan tentang manfaatnya lietrasi informasi, guru memiliki kemampuan melek informasi, atau bersikap kritis terhadap sumber informasi. Dengan demikian, diharapkan para PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI

5 guru akan dapat memilih dan menggunakan berbagai sumber informasi dengan lebih baik untuk keperluan pembelajaran. Dengan demikian, metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini adalah: 1. Menyampaikan materi yang telah disiapkan dengan metode ceramah dan peserta diklat mendengarkan serta menyimak materi yang diberikan. 2. Setelah memberikan ceramah untuk memperdalam materi yang telah disampaikan, dilanjutkan dengan diskusi mengenai materi ceramah, yaitu peserta dipersilakan bertanya mengenai materi yang telah disampaikan dan menanyakan tentang masalah-masalah yang mereka alami, dan akan diberikan penjelasan. B. Khalayak Sasaran Pelatihan ini diberikan kepada para guru di SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan. Penting bagi para guru untuk memiliki keterampilan information literacy ini karena pada saat ini terdapat begitu banyak sumber informasi. Akan tetapi tidak semua sumber informasi tersebut dapat digunakan untuk kepentingan pembelajaran. Oleh karena itu para guru perlu memiliki kemampuan untuk menilai berbagai informasi yang diperoleh dan dapat memilih informasi yang berasal dari sumber yang dapat dipercaya kredibilitasnya. Sedangkan yang menjadi subjek penelitian adalah guru-guru semua mata pelajaran dengan jumlah 20 orang yaitu guru laki-laki berjumlah 6 orang dan perempuan sebanyak 14 orang. METODE Kegiatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode-metode berikut:metode ceramah, yaitu dengan memberikan penjelasan dengan berbicara, agar para guru memperoleh pengetahuan wawasan tentang manfaat Literasi Informasi sebagi metode pembelajaran di kelas. Metode inim digunakan untuk menyamapaikan materi pelatihan yang bersifat kognitif seperti teori-teori, onsep-konsep, prinsip-prinsip serta langkah-langkah dalam pemanfaatan literasi informasi. Dalam pelaksanaan metode ini digunakan waktu sebanyak 40% untuk ceramah atau penyampaian materi, sedangkan sisanya 60% digunakan untuk praktek, diskusi dan Tanya jawab. Dalam metode ini, kegiatan utama yang dilaksanakan adalah pembimbingan dan pelatihan,diskusi dan Tanya jawab kepada para guru-guru peserta untuk menerapkan atau mengaplikasikan materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Kegiatan ini antara lain berupa pemberian pemahaman tentang materi literasi informasi, dan praktek serta pembimbingan pemanfaatan literasi informasi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil test materi yang disampaikan kepada para peserta pelatihan diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Untuk kelompk mater secara keseluruhan hasil tes penguasaan materi terhadap para peserta (guru) masih ada kekurangan dan belum bisa dikatakan berhasil yang dilaksanakan dengan pelatihan pada hari pertama atau. guru masih malu-malu untuk mengajukan pertanyaan kepada peneliti. Kriteria penilaian 70% hasil ini mununjukan bahwa aspek yang diamati oleh peneliti kepada guru belum di katakan baik karena pengamatan masih jauh dari sempurna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa proses pelatihan yang dilakukan pada hari pertama dengan materi pengertahuan teknologi informasi masih banyak kekurangannya. Pada dasarnya guru masih terfokus pada proses pembelajaran belum mengalpikasikan metode pembelajaran yang mengaplikasikan dengan teknologi informasi. Oleh karena itu, untuk menghindari hal yang sama pada pertemuan berikutnya, maka pelatihan harus diawali pembahasan 462 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

6 materi dengan mengembangkan topik yang dapat menarik perhatian guru, menggali, memunculkan dan mengembangkan konsep serta menggunakan teknologi yang mudah dipahami oleh para guru. Adapun kelemahan yang dialami oleh guru dalam penerapan literasi informasi, yaitu guru sulit mengikuti, karena guru belum terbiasa dengan menggunakan teknologi informasi. Karena pada dasarnya guru hanya ingin memanfaatakan apa yang ada di ruang kelas saja, bukan mencari pengetahuan atau ilmu sendiri, guru masih malu untuk mengakui bahwa dia tidak menguasai teknologi informasi. 2. Berdasarkan penguasaan materi, secara keseluruhan peserta diklat mulai menunjukan hasil yang diharapkan dan sudah menunjukan hasil yang baik. Guru sudah mampu untuk memanfaatkan literasi informasi, meskipun masih ada sedikit kekurangan, dari hasil post test hari ke II hasil 95 % dapat disimpulkan diklat pemanfaatan literasi informasi sudah dapat dikatakan mengalami kemajuan dan berhasil, karena hasil penelitian mengalami peningkatan dari tindakan pertama. Setelah dievaluasi yang dilakukan, maka kegiatan yang dilakukan pada diklat hari ke II ini telah menunjukan adanya kemajuan dan peningkatan yang berarti bagi guru, dalam proses belajar mengajar. Kemajuan atau peningkatan tersebut dapat dilihat dari perubahan-perubahan cara mengajar guru yang mulai memanfaatkan teknologi informasi dengan mengembangkan konstruksi relasi, yaitu mulai dari pemilihan topik sampai mengangkat isu/masalah. Guru juga telah mampu menggunakan penelusuran masalah melalui literasi informasi. Selain itu, kemajuan dapat dilihat pula dari peningkatan keaktifan guru selama proses diklat berlangsung, baik aktivitas menyimak, bertanya, dan menggunakan computer untuk menlusur informasi. 3. Untuk bagian materi yang bersifat penguasaan ketrampilan praktis, sampai berkahirnya kegiatan ini belum dapat dikeathui secara pasti, karena untuk mengetahui tingkat ketrampilan para peserta secara nyata dalam praktek dibutuhkan waktu berulang ulang dan memakan waktu yang cukupa lama, karena menyangkut kemampuan masing-masing peserta dalam menggunakan perangkat teknologi. PENUTUP 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian di lapangan, maka diperoleh kesimpulan umum bahwa dengan pemanfaatan literasi informasi bagi guru-guru SMP Negeri 1 Jatiagung Lampung Selatan, dapat meningkatkan pengetahuan teknologim informasi, serta meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas. Disamping kesimpulan tersebut umum tadi, peneliti juga memberikan kesimpulan khusus diantaranya adalah sebagai berikut: Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa: 1. Guru berusaha membangun suasana kelas yang demokratis, kondusif, aktif dan menyenangkan, misalnya dengan memanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikelas. Maka dari itu guru berusaha lebih professional lagi dalam menggunakan teknologi karena perannya sebagai fasilitator maupun sebagai guru di kelas. 2. Guru berusaha mendalami teknologi informasi untuk dipakai dalam metode pembelajaran khususnya pemanfaatan literasi informasi. Hal ini dapat membuat guru termotivasi untuk lebih mengembangkan pengetahuannya. 3. Guru berusaha aktif dalam memotifasi siswa untuk lebih terampil dalam menggunakan teknologi. Selain itu memotivasi guru untuk menciptakan suasana kelas yang demokratis, aktif, dan kondusif sehingga proses belajar mengajar menjadi menarik dan aktif. Dalam hal ini guru berusaha meningkatkan kreatifitas terutama dalam hal pemilihan metode PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI

7 mengajar maupun media yang berbeda dan menarik, sehingga guru lebih fokus dalam penyampaian materi yang diberikan, proses belajar mengajar pun akan lebih menyenangkan. 2. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti mengemukakan beberapa saran yang mudahmudahan dapat bermanfaat, diantaranya yaitu: a. Sekolah hendaknya menyediakan fasilitas teknologi informasi, seperti jaringan internet, computer; memperbaiki fasilitas/sarana dan prasarana karena hal tersebut sangat menunjang terhadap kegiatan belajar mengajar, agar proses pembelajaran berjalan dengan baik. b. Guru hendaknya berusaha membangun suasana kelas yang demokratis, kondusif, aktif dan menyenangkan, misalnya dengan memanfaatan teknologi dalam pembelajaran dikelas. Guru hendaknya berusaha lebih professional lagi dalam menggunakan teknologi karena perannya sebagai fasilitator maupun sebagai guru di kelas. Guru hendaknya berusaha mendalami teknologi informasi untuk dipakai dalam metode pembelajaran khususnya pemanfaatan literasi informasi. DAFTAR REFERENSI Kriyantono, R. (2006), Teknik Praktis Riset Komunikasi, Kencana, Jakarta. Setiyadi, Mas Wigrantoro R. (2003), Promoting Internet Policy and Regulatory Reform in Indonesia, Status of Information and Communication Technology Development in Indonesia, Assesment Report, Februari Singarimbun, M dan Effendi, S. (1989), Metode Penelitian Survei, Eedisi Revisi, LP3ES, Jakarta. Sulistyarini, D & Lestari, B. (2007), Pengaruh Technology Characteristics, Individual and Group, Task Characteristics dan Sikap ketika Menggunakan Collaboration Technology terhadap Penerapan Collaboration Technology Internet Content Filter, Laporan Penelitian, Universitas Lampung. Septiyantono, Tri (2014), Literasi Informasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 464 PROSIDING SEMINAR NASIONAL KOMUNIKASI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media pembelajaran merupakan komponen kegiatan pembelajaran yang tidak bisa diabaikan dan sudah merupakan bagian integral dari sistem intruksional dan sangat bermanfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari

BAB I PENDAHULUAN. miliar giga byte informasi baru di produksi pada tahun 2002 dan 92% dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Informasi merupakan satu hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan karena dengan adanya informasi kita dapat mengambil keputusan secara tepat. Informasi berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dalam kehidupan masyarakat, dimana melalui pendidikan mereka mendapatkan pengetahuan, ilmu, wawasan, ketrampilan dan keahlian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Bahasa Indonesia secara umum mempunyai fungsi sebagai alat komunikasi sosial. Pada dasarnya bahasa erat kaitannya dengan kehidupan manusia. Manusia sebagai anggota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini istilah teknologi tidak dapat dipisahkan dari perkembangan ilmu pengetahuan. Teknologi mempunyai peran yang sangat penting bagi kemajuan dalam dunia pengetahuan.

Lebih terperinci

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI. Oleh. Sartin 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SDN INTI OLAYA KECAMATAN PARIGI Oleh Sartin Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya meningkatkan mutu lulusan guna memenuhi tuntutan pasar kerja internasional, (UI) mengembangkan kurikulum yang bernama Program Dasar Pendidikan Tinggi (PDPT).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI GERAK DI SMP NEGERI 27 BANJARMASIN Mauizatil Rusjiah, M. Arifuddin J, dan Andi Ichsan M Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sifat dan tata laku seseorang yang diusahakan untuk mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan sistem Pendidikan di Indonesia pada umumnya lebih mengarah pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan berorientasi

Lebih terperinci

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Model pembelajaran merupakan salah satu komponen penting yang menunjang keberhasilan proses pembelajaran. Ketepatan pemilihan model pembelajaran akan berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan implementasi pemerintah dalam mencapai tujuan untuk mencerdaskan bangsa. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan adalah seperangkat sasaran kemana pendidikan itu di arahkan. Tujuan pendidikan dapat dimaknai sebagai suatu sistem nilai yang disepakati kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan bersifat sangat penting demi terwujudnya kehidupan pribadi yang mandiri dengan taraf hidup yang lebih baik. Sebagaimana pengertiannya menurut Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. itu, dalam UU RI No. 20, Tahun 2003 menjelaskan bahwa pendidikan berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang menumbuh kembangkan potensi kemanusiaan untuk bermasyarakat dan menjadi manusia yang sempurna. Selain itu, dalam UU RI No. 20,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di. Perkembangan IPTEK yang sangat pesat dapat berimbas pada tantangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini kita telah memasuki abad ke-21. Abad 21 merupakan abad dimana berbagai informasi mudah didapatkan oleh semua orang di penjuru dunia tanpa terkecuali. Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala,

BAB I PENDAHULUAN. belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No.20 Tahun 2003 dalam Sagala, 2005).

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan kelas yang dikenai tindakan adalah kelas VIII E yang berjumlah 27 peserta 34 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SMP Negeri I Kabila dan kelas yang dikenai tindakan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 7 BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat Kemampuan Kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan seseorang dalam melakukan kegiatan. Setiap melakukan kegiatan pasti diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang

Lebih terperinci

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Dwi Ambarwati 1.   PENDAHULUAN TERSEDIA SECARA ONLINE http://journal2.um.ac.id/index.php /jpg/ JURNAL PENDIDIKAN GEOGRAFI: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi Tahun 22, No. 2, Juni 2017 Halaman: 76-84

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di sekolah dasar, Ilmu Pengetahuan Alam atau sains merupakan salah satu pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional selain matematika dan bahasa Indonesia.

Lebih terperinci

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION

2014 EFEKTIVITAS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN READING COMPREHENSION BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini disampaikan pendahuluan penelitian yang meliputi latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penerapan teori-teori pendidikan pada masa ini adalah hal yang marak dibicarakan, tentu dalam rangka penataan yang terus dilakukan untuk mencapai pendidikan

Lebih terperinci

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah

Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Sosialisasi Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Oleh: Laila Rahmawati, S.Ag, SS., M.Hum Disampaikan pada: Sosialisasi Sekolah Aman dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) Program Sekolah Rujukan SMAN 2 Kuala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. di tengah-tengah pergaulan masyarakat, warga bangsa, serta warga dunia. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk memperluas cakrawala ilmu pengetahuan, meningkatkan harkat dan martabatnya di tengah-tengah pergaulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah ta'arafu artinya saling mengenal dan berinteraksi dengan. sesamanya. Melalui Al-Quran Allah memfirmankan-nya, "Hai manusia,

BAB I PENDAHULUAN. adalah ta'arafu artinya saling mengenal dan berinteraksi dengan. sesamanya. Melalui Al-Quran Allah memfirmankan-nya, Hai manusia, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas yang diemban manusia sebagai makhluk sosial adalah ta'arafu artinya saling mengenal dan berinteraksi dengan sesamanya. Melalui Al-Quran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan sains dan teknologi telah mendatangkan perubahan global dalam berbagai aspek kehidupan. Kesejahteraan suatu bangsa bukan hanya bersumber pada

Lebih terperinci

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH

BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH BUDAYA LITERASI INFORMASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MENULIS KARYA ILMIAH Riskha Arfiyanti Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Abstrak Pendidikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3). 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan),

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber

I. PENDAHULUAN. pembukaan Undang-undang Dasar Melalui pendidikan, kualitas sumber 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam pembangunan nasional, yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tertuang dalam pembukaan Undang-undang

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN

BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN BAB IV PROSES PENGEMBANGAN MODEL PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA PEMAHAMAN Dalam bab ini diuraikan proses pengembangan model penilaian otentik dalam pembelajaran membaca pemahaman yang telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS merupakan suatu bidang kajian tentang masalah-masalah sosial dimana siswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia tidak pernah lepas dan selalu diwarnai nilai-nilai yang lahir dari produk - produk seperti media cetak dan media elektronik. Produkproduk ini menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang berkualitas. Pendidikan yang berkualitas salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam pembangunan suatu bangsa. Pendidikan yang baik dan bermutu dapat menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat saat ini menyebabkan arus informasi menjadi cepat dan tanpa batas. Hal ini berdampak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan yang ada didalamnya. Belajar matematika pada hakekatnya adalah

Lebih terperinci

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21

INOVASI PENDIDIKAN Bunga Rampai Kajian Pendidikan Karakter, Literasi, dan Kompetensi Pendidik dalam Menghadapi Abad 21 LITERASI INFORMASI UNTUK MAHASISWA KEPENDIDIKAN Siti Zaenab, Noviatun Khasanah, Moh.Salimi Universitas Sebelas Maret zaenabsizae3@gmail.com Abstrak. Kemudahan mencari informasi oleh mahasiswa saat ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas agar kualitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Arus globalisasi yang semakin meluas mengakibatkan munculnya persaingan dalam berbagai bidang kehidupan terutama lapangan kerja, dibutuhkan sumber daya manusia yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA)

BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) BERITA LITERASI MEDIA DAN WEBSITE KPI (ANALISIS ISI KUANTITATIF BERITA MENGENAI LITERASI MEDIA PADA WEBSITE KOMISI PENYIARAN INDONESIA) Karina Pinem 100904046 Abstrak Penelitian ini berjudul Literasi Media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang berhubungan dengan empat keterampilan. Keterampilan merupakan salah satu unsur kompetensi yang harus dimiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan melalui usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadi proses belajar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan IPS sebagai bagian dari pendidikan umumnya memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik

Lebih terperinci

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2

Pendahuluan. Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1. Mohamad Aries 2 Implementasi Program Information Skills di Universitas Indonesia 1 Mohamad Aries 2 Pendahuluan Universitas Indonesia (UI) memiliki rencana strategi dalam dua hal. Meningkatkan kualitas pendidikan/pengajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan komunikasi antara manusia yang satu dengan manusia yang lain. Dalam kegiatan berbahasa seseorang dituntut untuk menguasai keterampilan berbahasa. Keterampilan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) saat ini semakin pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis, logis, kreatif,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar

I. PENDAHULUAN. peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa asing yang mempunyai peranan penting dalam dunia pendidikan, diajarkan mulai dari sekolah dasar hingga perguruan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang

I. PENDAHULUAN. mengkaji berbagai aspek kehidupan masyarakat secara terpadu, karena memang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah IPS atau Social Studies adalah salah satu mata pelajaran di sekolah yang mempunyai tugas mulia dan menjadi fondasi penting bagi pengembangan kecerdasan personal,

Lebih terperinci

Seminar Pendidikan Matematika

Seminar Pendidikan Matematika Seminar Pendidikan Matematika TEKNIK MENULIS KARYA ILMIAH Oleh: Khairul Umam dkk Menulis Karya Ilmiah adalah suatu keterampilan seseorang yang didapat melalui berbagai Latihan menulis. Hasil pemikiran,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi secara efektif yang disebut dengan literasi informasi. Literasi informasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan tinggi, informasi dibutuhkan sebagai pendukung atau penunjang kegiatan perkuliahan dan semacam fasilitas untuk belajar secara lebih

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA A. Deskripsi Data 1. Persiapan Penelitian Persiapan penelitian yang dilakukan meliputi: a. Melakukan observasi awal untuk mengidentifikasi masalah yang meliputi wawancara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hakekat interaksi pembelajaran adalah suatu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara timbal balik antara siswa, mahasiswa dengan guru, dosen dalam memahami, mendiskusi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menciptakan manusia- manusia yang lebih baik lagi dan berkualitas. Akibat pengaruh itupendidikan mengalami kemajuan.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GURU SEKOLAH MENENGAH DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DALAM PEMBUATAN SUMBER BELAJAR MATEMATIKA BERBASIS WEB Oleh: Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN digilib.uns.ac.id 71 BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian ini berdasarkan pada kajian teori, hasil penelitian, dan pembahasan yang telah dilakukan penulis. Hasil penilaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. efektif namun tetap menyenangkan. Selain itu, menciptakan lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan dari proses pembelajaran di sekolah salah satunya adalah agar siswa dapat secara aktif mengembangkan potensi diri, kecerdasan dan keterampilan yang diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula

BAB I PENDAHULUAN. yang dimilikinya. Makin kaya kosakata yang dimiliki, makin besar pula BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya tujuan pengajaran bahasa adalah agar para siswa terampil berbahasa, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kualitas berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106 PENINGKATAN MINAT BELAJAR PKn MELALUI PEMANFAATAN MEDIA KARTU KUIS WHO AM I BAGI SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 BOLONG KARANGANYAR. TAHUN PELAJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis yang dilakukan orang-orang yang diserahi tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat dan tabiat sesuai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Di Indonesia mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu bidang studi yang wajib dipelajari dan diajarkan di sekolah-sekolah. Mata pelajaran Bahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa. Indonesia sebagai negara yang selalu berupaya memperbaiki kualitas pendidikan masyarakatnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa karena melalui pendidikan warga negara akan siap dalam menghadapi setiap perubahan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran, sehingga siswa memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah

Lebih terperinci

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu sumber daya yang handal dan mampu berkompetisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap informasi dari guru tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang dilakukan

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS 3 SMA NEGERI 3 WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Arum Rahma Shofiya

Lebih terperinci

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP

NAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP I. Pendahuluan Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki

Lebih terperinci

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi

Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia SD Kelas Tinggi Vol 1 No 1 (2017) 27-33 Indonesian Journal of Primary Education Games Book sebagai Media Peningkatan Minat Baca Acep Saepul Rahmat Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta acepsaepulrahmat@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tantangan berat bangsa Indonesia adalah menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu manusia yang cerdas, unggul dan berdaya saing. Kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan dalam pengertian pengajaran di sekolah adalah suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis, dan terarah agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TENTANG DAMPAK GLOBALISASI MELALUI METODE DISKUSI (Agus Pristiwanto, S.

PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TENTANG DAMPAK GLOBALISASI MELALUI METODE DISKUSI (Agus Pristiwanto, S. ISSN : 2337-3253 PENINGKATAN PROSES PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) TENTANG DAMPAK GLOBALISASI MELALUI METODE DISKUSI (Agus Pristiwanto, S.Pd) ABSTRAK Melalui Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Jolanda Dessye Parinussa, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa Indonesia, yaitu terampil menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Pada

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan peserta didik, setelah lulus,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen

I. PENDAHULUAN. sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Bahasa Indonesia merupakan suatu mata pelajaran yang diberikan pada siswa di sekolah. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia ada empat komponen keterampilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran pada dasarnya dibutuhkan oleh setiap manusia untuk keberlangsungan hidupnya. Seiring berkembangnya zaman pembelajaran di dunia pendidikanpun semakin

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu

I. PENDAHULUAN. rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum. Dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat Ilmu 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang melibatkan

Lebih terperinci

MEIDITA CAHYANINGTYAS K

MEIDITA CAHYANINGTYAS K PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK BERKIRIM SALAM DAN SOAL UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS X-1 SMA NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 MEIDITA CAHYANINGTYAS

Lebih terperinci

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki.

Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki. Peningkatan Penguasaan Vocabulary Teks Deskriptif melalui Pendekatan Scientific dengan Model Guide Inquiry pada Siswa SMPN 1 Besuki Ida Nurhayati 1 1 SMPN 1 Besuki, Tulungagung Email: 1 idanurhayati@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan. Mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Dalam berbahasa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu proses pembelajaran berupa penguasaan pengetahuan dan keterampilan hidup yang dibutuhkan siswa dalam menghadapi kehidupan nyata sehari-hari

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi PENINGKATAN HASIL BELAJAR DAN MOTIVASI SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI POKOK EKOSISTEM KELAS VII SMP NEGERI 2 BAKI TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA

2015 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA AUDIO LAGU DALAM PROSES PEMBELAJARAN TERHADAP PENGUASAAN TABEL PERIODIK PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah sebuah sistem untuk menghasilkan sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, serta dapat menjadi aset bangsa demi mewujudkan kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetensi membaca adalah kemampuan memahami gagasan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetensi membaca adalah kemampuan memahami gagasan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompetensi membaca adalah kemampuan memahami gagasan yang disampaikan orang lain melalui tulisan, biasanya bahan tes kemampuan membaca diambil dari bahan otentik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan perubahan yang terjadi kian cepat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum pendidikan harus disusun dengan

Lebih terperinci