MEDIA KORAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR SEKOLAH LUAR BIASA B KARNNAMANOHARA SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEDIA KORAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR SEKOLAH LUAR BIASA B KARNNAMANOHARA SKRIPSI"

Transkripsi

1 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KORAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR V DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARNNAMANOHARA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: Ratna Putri Wijayanti NIM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2015 i

2

3

4

5 MOTTO Jangan pernah berhenti membaca, karena dengan membaca ilmu dan pengalaman baru akan terus didapat untuk referensi menuju sebuah kesuksesan (Penulis) v

6 PERSEMBAHAN 1. Kedua orangtuaku: Bapak Wiji Santoso dan Ibu Binti Saropah. 2. Almamaterku, Universitas Negeri Yogyakarta. 3. Nusa, Bangsa, dan Agama. vi

7 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI MEDIA KORAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR V DI SEKOLAH LUAR BIASA B KARNNAMANOHARA Oleh Ratna Putri Wijayanti NIM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dan apakah penggunaan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri dari empat tahapan yakni perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini dilakukan pada dua siklus. Subjek penelitian yaitu siswa tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara yang berjumlah lima siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan tes kemampuan membaca pemahaman, observasi, dan wawancara sebagai pelengkap data penelitian. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskripsi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Kelima subjek cukup bersemangat dan aktif bertanya kepada guru saat pembelajaran membaca pemahaman. Subjek dan guru melakukan diskusi tanya jawab tentang isi dari bacaan koran, guru memancing anak dengan pertanyaan-pertanyaan tentang isi bacaan, sehingga anak mampu memahami tentang pokok-pokok penting dari isi bacaan. Hal ini terbukti dengan meningkatnya hasil tes membaca pemahaman yang telah memenuhi KKM yaitu 65. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat dari persentase pencapaian hasil tes kemampuan awal, hasil tes pasca-tindakan siklus I dan pascatindakan siklus II. Perolehan hasil tes kemampuan membaca pemahaman meningkat dari sebelum tindakan dan pasca-tindakan. Hasil tes kemampuan awal menunjukkan bahwa kelima subjek mendapatkan nilai di bawah 65. Tindakan yang dilakukan dalam siklus I, kelima subjek mengalami peningkatan hasil belajar, namun dua subjek yaitu AL dan IB masih belum memenuhi KKM yaitu 65. Pada siklus II, hasil belajar kelima subjek menunjukkan adanya peningkatan dan telah memenuhi KKM yang ditentukan. Kata kunci: kemampuan membaca pemahaman, media koran, anak tunarungu. vii

8 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, innayah, dan hidayah-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Media Koran Pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V Di Sekolah Luar Biasa B Karnnamanohara tahun ajaran 2014/2015 dapat terselesaikan dengan baik dan lancar. Penulisan tugas akhir skripsi ini dilaksanakan guna melengkapi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa keberhasilan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada: 1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin, kesempatan dan fasilitas kepada penulis selama menimba ilmu dari masa awal study sampai dengan terselesaikannya tugas akhir skripsi ini. 2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin penelitian. 3. Ketua Jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian dan dukungan demi terselesaikannya tugas akhir skripsi ini. viii

9 4. Bapak Dr. Ibnu Syamsi, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I dan Ibu Nurdayati Praptiningrum, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam memberikan bimbingan, arahan serta motivasi selama penyusunan tugas akhir skripsi ini. 5. Ibu Dr. Mumpuniarti, M.Pd. selaku Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan study. 6. Bapak dan Ibu dosen PLB FIP UNY yang telah mendidik, memberikan bimbingan, ilmu,, pengalaman serta wawasan terkait anak berkebutuhan khusus. 7. Bapak dan Ibu karyawan-karyawati serta seluruh staf Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang telah membantu memberikan fasilitas untuk memperlancar study. 8. Kepala Sekolah SLB B Karnnamanohara yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penelitian. 9. Ibu Lintang Sekar Sandy, S.Pd selaku guru kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara yang telah memberikan bantuan, kerjasama serta memberikan saran selama proses penelitian. 10. Bapak dan Ibu guru SLB B Karnnamanohara yang telah memberikan semangat dan dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan tugas akhir skripsi. ix

10 11. Siswa-siswi SLB B Karnnamanohara, terutama kelas dasar V yang menjadi subjek penelitian. 12. Kedua orangtua tercinta, Bapak Wiji Santoso dan Ibu Binti Saropah, kakekku dan nenekku mbahkung Syarif dan mbah putri Maryamah, adikku tersayang Afif Budi Utomo, setra ponakanku tersayang Ahmad Fariz Ali Wafa Romadhoni yang telah memberikan nasehat, kasih sayang, doa, motivasi dan dukungan untuk penyelesaian tugas akhir. 13. Sahabat-sahabatku tersayang dan seperjuangan Melina, Nina, Inike, Eni, Yunita, Okta, Anis yang telah banyak memberi saran, motivasi, semangat, doa, dan saling berdiskusi tentang pelajaran maupun pengalaman masingmasing selama menempuh pendidikan di jurusan Pendidikan Luar Biasa, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta. 14. Muh. Rizal Wahyu Widodo, yang selalu memberi nasehat, memberikan semangat, menjagaku, selalu mendo akanku, dan membantu saat sedang kesulitan. Terimakasih untuk semua kebaikannya. 15. Teman-teman seperjuangan PLB A 2011, terimakasih atas dukungan, kebersamaan dan kenangannya selama ini. Semangat meraih cita-cita selanjutnya teman-teman. 16. Teman-teman KKN-PPL PLB 2011, terimakasih atas kebersamaan dan kenangannya selama ini. 17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini. x

11 Saran dan kritik konstruktif sangatlah penulis harapkan. Semoga bantuan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik dan mendapatkan imbalan pahala dari Allah SWT serta hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penulis khususnya. Yogyakarta, April 2015 Penulis, Ratna Putri Wijayanti NIM xi

12 DAFTAR ISI Hal HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PERSETUJUAN...ii HALAMAN SURAT PERNYATAAN...iii HALAMAN PENGESAHAN...iv HALAMAN MOTTO...v HALAMAN PERSEMBAHAN...vi ABSTRAK...vii KATA PENGANTAR...viii DAFTAR ISI...xii DAFTAR GAMBAR...xv DAFTAR LAMPIRAN...xvi DAFTAR TABEL...xvii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Identifikasi masalah...5 C. Batasan Masalah... 6 D. Rumusan Masalah E. Tujuan Penelitian...6 F. Manfaat Penelitian...7 G. Definisi Istilah....8 xii

13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Anak Tunarungu Pengertian Tunarungu Klasifikasi Anak Tunarungu Karakteristik Anak Tunarungu...12 B. Kajian tentang Media Koran Pengertian Media Pembelajaran Manfaat dan Fungsi Media Pengertian Media Koran (Surat Kabar) Pentingnya Media Koran (Surat Kabar) Kekurangan Media Koran (Surat Kabar) C. Kajian tentang Kemampuan Membaca Pemahaman Pengertian Membaca Pemahaman Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman Aspek Membaca Pemahaman Tujuan Membaca Pemahaman Manfaat Membaca Pemahaman Kemampuan Membaca Pemahaman..26 E. Kerangka Berpikir...28 F. Hipotesis..29 G. Definisi Operasional...29 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian...31 xiii

14 B. Desain Penelitian...32 C. Subyek Penelitian D. Tempat dan Waktu Penelitian...37 E. Teknik Pengumpulan Data F. Pengembangan Instrumen...41 G. Validitas Instrumen...46 H. Analisis Data...47 I. Kriteria Keberhasilan 48 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian B. Uji Hipotesis C. Pembahasan Penelitian D. Keterbatasan Penelitian...89 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN...96 xiv

15 DAFTAR GAMBAR Hal Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar7. Siklus Model Kemmis dan Mc.Taggart...33 Diagram Tes Kemampun Awal Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V...50 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V...64 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V.66 Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pasca-tindakan Siklus I, dan Tes Pasca-tindakan Siklus II 84 xv

16 DAFTAR LAMPIRAN Hal Lampiran 1. Pedoman Observasi...96 Lampiran 2. Hasil Observasi Anak Lampiran 3. Pedoman Wawancara Guru Lampiran 4. Hasil Wawancara Guru Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I.125 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal Lampiran 8. Soal Tes Siklus I (Per-pertemuan) Lampiran 9. Soal Tes Pasca-tindakan Siklus I 153 Lampiran 10. Soal Tes Siklus II (Per-pertemuan) Lampiran 11. Soal Tes Pasca-tindakan Siklus II Lampiran 12. Hasil Tes Kemampuan Awal Lampiran 13. Hasil Tes Siklus I (Per-pertemuan)..169 Lampiran 14. Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus I 187 Lampiran 15. Hasil Tes Siklus II (Per-pertemuan)..190 Lampiran 16. Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus II Lampiran 17. Surat Izin Penelitian xvi

17 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas...38 Tabel 2. Kisi-Kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman...43 Tabel 3. Kisi-Kisi Panduan Observasi Kinerja Anak dalam Penerapan Media Koran...45 Tabel 4. Kisi-Kisi Panduan Wawancara Guru...46 Tabel 5. Nilai Tes Kemampuan Awal Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas DasarV Tabel 6. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V pada Pasca-tindakan Siklus I...63 Tabel 7. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V pada Tes Kemampuan Awal dan Pasca-tindakan Siklus I...65 Tabel 8. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II Tabel 9. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus I dan Pasca-tindakan Siklus II Tabel 10. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pasca-tindakan Siklus I dan Tes Pasca-tindakan Siklus II.. 82 Hal xvii

18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan saat ini sangat penting dan dibutuhkan oleh semua masyarakat, terutama pada anak berkebutuhan khusus. Anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan pendengaran juga sangat membutuhkan pendidikan khusus untuk menunjang prestasinya serta menjadi bekal untuk bekerja ketika sudah terjun ke masyarakat. Dengan demikian anak-anak berkebutuhan khusus dengan hambatan pendengaran dapat memperoleh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB). Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami gangguan pada indera pendengarannya, sehingga anak mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi lisan serta mempengaruhi kemampuan anak dalam berbahasa lisan. T. Sutjihati Somantri (2005: 93) menyatakan bahwa tunarungu merupakan suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera pendengarannya. Dengan demikian maka di dalam pembelajaran anak tunarungu dalam menangkap informasi atau materi pembelajaran melalui indra visualnya. Jika dilihat secara fisik, anak tunarungu memiliki fisik yang sama dengan anak normal lainnya, hanya saja saat kita berkomunikasi dengan anak tunarungu maka akan terlihat bahwa anak tersebut adalah anak tunarungu. Akibat dari gangguan pendengaran yang dialami, anak tunarungu mengalami keterbatasan dalam mengolah informasi. Anak sering salah dalam memaknai suatu konsep 1

19 yang disampaikan kepadanya, informasi yang disampaikan dan yang diterima oleh anak tidak sama. Hal tersebut dapat menghambat anak dalam memahami materi pembelajaran di dalam kelas. Anak tunarungu dapat menyerap suatu informasi dari indra visualnya, misalnya melihat gambar atau membaca. Namun, tidak semua informasi dapat diterima dengan baik. Permasalahan yang di temui di lapangan, terlihat bahwa pada saat anak tunarungu kelas dasar V melakukan aktivitas membaca hasil percakapan dan guru memberikan pertanyaan kepada anak, terkadang anak belum memahami isi bacaan. Hal ini tentu akan berdampak pada proses pembelajaran di kelas, anak akan mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami materi pembelajaran, materi yang disampaikan oleh guru dengan materi yang diterima anak akan berbeda pemahamannya. Oleh karena itu, pembelajaran tentang membaca pemahaman untuk anak tunarungu perlu ditingkatkan dan dilatihkan secara dini agar ketika pembelajaran anak mampu menyerap semua materi pembelajaran dengan baik. Anak masih memerlukan latihan dalam memahami isi bacaan secara terus-menerus, agar kosa-kata baru yang diperoleh anak juga dapat bertambah dan memudahkan anak dalam memahami bacaan. Farida Rahim (2008: 3) menyatakan bahwa membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan suatu informasi sehingga pembaca dapat mengetahui makna 2

20 dari suatu teks bacaan. Membaca yaitu salah satu aspek yang harus dikuasai anak dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Menurut Mumpuniarti (2007: 83) kemampuan membaca adalah sebagian kebutuhan dasar didalam masyarakat modern dan program pembelajaran membaca diusahakan menjadi program akademik untuk kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat. Kemampuan membaca sangat penting bagi anak dan masyarakat luas, sebab kemampuan membaca dapat menjadikan bekal untuk kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar maupun lingkungan masyarakat. Anak yang mengalami hambatan tunarungu kelas V sekolah dasar harus sejak dini dilatihkan untuk dapat memahami bacaan secara benar dan cermat, karena pada kelas V ini anak sudah harus dipersiapkan untuk nantinya di kelas VI dan menghadapi ujian nasional. Jika dikelas V ini anak sudah mampu memahami bacaan dengan benar, maka pada ujian nasional kelas VI nanti akan membantu anak dalam memahami soal-soal cerita atau soal-soal yang berhubungan dengan bacaan. Diperlukan latihan dan media pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran membaca pemahaman untuk anak tunarungu. Media yang sudah digunakan oleh guru didalam pembelajaran yaitu media buku cerita. Permasalahan tentang kemampuan membaca pemahaman harus mendapatkan suatu tindakan untuk mengatasi kurangnya pemahaman membaca pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Tindakan yang dilakukan, dapat didukung oleh media pembelajaran yang 3

21 menarik serta belum digunakan oleh guru dalam pembelajaran. Pengertian media pembelajaran sendiri menurut Arief S. Sadiman, dkk. (2005: 6) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media berarti suatu alat yang digunakan untuk mentransfer pesan atau informasi dari pengirim ke penerima informasi. Pembelajaran dengan menggunakan media akan lebih menarik anak untuk semangat belajar. Jenis-jenis media yang digunakan dapat bervariasi, misalnya dapat berupa media gambar, media buku cerita, dan media cetakan. Media cetak terdapat bermacam-macam jenisnya yaitu dapat berupa majalah, Koran, tabloid, buku, dan atlas. Azhar Arsyad (2002: 85) menyatakan bahwa materi pengajaran berbasis cetakan yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran kertas. Maka media pembelajaran dapat berupa media cetakan yang dapat menunjang dan menjadi alat pada proses pembelajaran. Peneliti memilih media Koran untuk digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V. Media Koran merupakan media dalam bentuk cetakan yang di dalamnya berisikan infomasi dan berita terbaru yang tidak ketinggalan zaman. Di dalam media Koran terdapat banyak bacaan-bacaan yang menarik dan bervariasi sehingga tidak akan membosankan untuk dibaca serta isi dari bacaannya sendiri mengandung banyak pengetahuan yang baru. Alasan memilih media Koran ini sebab media Koran ini dianggap efisien untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak 4

22 kelas dasar V dan dapat memberikan pengetahuan dan informasi baru untuk anak. Selain itu, media Koran belum belum digunakan oleh guru untuk pembelajaran di dalam kelas. Dengan demikian peneliti tertarik untuk meneliti mengenai peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman melalui media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara perlu diteliti, karena media koran belum pernah digunakan di SLB B Karnnamanohara. Media koran merupakan bacaan yang menarik sehingga anak akan tertarik ingin mengetahui isi bacaan dan anak akan berusaha memahami isi bacaan yang dibaca. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan untuk memudahkan memahami masalah-masalah yang ada diatas, antara lain: 1. Anak masih kesulitan membaca secara cermat dan teliti. 2. Anak belum mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan dengan benar. 3. Kemampuan anak tunarungu dalam memahami bacaan masih rendah. 4. Media yang digunakan dalam pembelajaran membaca pemahaman pada anak tunarungu belum bervariasi 5

23 C. Batasan Masalah Berdasarkan dari identifikasi masalah yang telah diuraikan, terdapat permasalahan yang ada, maka peneliti melakukan pembatasan masalah yang akan diteliti agar lebih terfokus. Batasan masalah pada penelitian ini yaitu dibatasi pada poin nomor 2 dan nomor 3 yaitu anak belum mampu menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan dengan benar dan kemampuan anak tunarungu dalam memahami bacaan masih rendah. D. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman melalui media Koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara? 2. Apakah penggunaan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman melalui media Koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara? 6

24 2. Untuk mengetahui apakah pembelajaran dengan menggunakan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman? F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan wawasan tentang pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang Pendidikan Luar Biasa yang berkaitan dengan pembelajaran membaca pemahaman pada anak tunarungu. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan terutama dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. b. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat membantu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman melalui media koran. c. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang penggunaan media koran sebagai alat pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman membaca pada anak tunarungu. d. Bagi sekolah, dapat menjadi bahan pertimbangan pelaksanaan kurikulum sekolah dengan menggunakan media Koran dalam pembelajaran membaca pemahaman. 7

25 G. Definisi Istilah 1. Media Koran Media Koran atau dapat disebut surat kabar adalah media pembelajaran berupa kertas cetak yang berisi berita atau fenomena alam yang terjadi di Indonesia atau di lingkungan sekitar. Media Koran ini dapat membantu anak tunarungu dalam memahami isi dari bacaan dengan baik dan benar. Kelebihan dan manfaat media Koran yaitu membantu anak yang masih kesulitan untuk memahami isi suatu bacaan, selain itu isi bacaan dari Koran yang bervariasi akan menumbuhkan rasa ingin tahu anak, sehingga anak akan semangat membaca dan berusaha memahami isi dari bacaan yang di baca. 2. Kemampuan Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan salah satu dari aspek belajar bahasa bagi anak tunarungu. Membaca pemahaman adalah membaca dengan teliti dan cermat serta memerlukan konsentrasi yang baik agar dapat memahami isi dari bacaan yang telah dibaca. 3. Anak Tunarungu Anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan pada indera pendengarannya, sehingga anak mengalami kesulitan dalam memperoleh informasi serta mempengaruhi kemampuan anak dalam berbahasa lisan. Anak tunarungu di dalam penelitian ini adalah anak tunarungu kotegori ringan dan kategori sedang. 8

26 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian tentang Anak Tunarungu 1. Pengertian Tunarungu Seseorang yang mengalami ketunarunguan akan mengalami ketidakmampuan dalam penyampaian maupun penerimaan informasi melalui indera pendengarannya, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam memperoleh bahasa. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Daniel P. Hallahan dan James M. Kauffman (2006: 322) bahwa anak tunarungu adalah: a deaf person it one whose hearing disability precludes successful processing of linguistic information through audition, with or without a hearing aid. Berdasarkan kutipan diatas dapat diartikan bahwa seseorang dinyatakan tuli apabila seseorang tersebut tidak mempunyai kemampuan untuk mendengar sehingga mengalami hambatan dalam proses penyampaian informasi secara linguistik melalui indera pendengaran baik menggunakan alat bantu dengar atau tidak. Andreas Dwidjosumarto (1995: 27) menyatakan bahwa anak tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang terutama melalui indera pendengaran. Sedangkan menurut Tin Suharmini (2009: 35) tunarungu dapat diartikan sebagai keadaan dari seorang individu yang mengalami 9

27 kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap sebagai rangsang suara. Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu merupakan anak yang mengalami hambatan atau kerusakan pada indera pendengarannya, sehingga anak mengalami kesulitan dalam memperoleh maupun penyampaian informasi melalui indera pendengaran. Hal ini dapat mempengaruhi perkembangan anak dalam kemampuan berbahasa lisan. 2. Klasifikasi Anak Tunarungu Klasifikasi anak tunarungu dapat dilihat dari berbagai aspek. Menurut Mohammad Efendi (2006: 63-64), mengemukakan bahwa klasifikasi anak tunarungu berdasarkan lokasi terjadinya ketunarunguan ada tiga hal yaitu: a. Tunarungu konduktif adalah ketunarunguan disebabkan karena beberapa organ telinga yang berfungsi sebagai penghantar suara di telinga luar, yang terdapat di telinga bagian dalam dan dindingdinding labirin mengalami gangguan. b. Tunarungu perseptif adalah ketunarunguan disebabkan karena terganggunya organ-organ pendengaran di belahan telinga bagian dalam. c. Tunarungu campuran adalah ketunarunguan disebabkan karena rangkaian organ-organ telinga yang berfungsi sebagai penghantar dan penerima rangsang suara mengalami gangguan. 10

28 Ketunarunguan campuran terjadi oleh gabungan antara ketunarunguan konduktif dan ketunarunguan perspektif. Wardani, dkk. (2008: 56-57) menyatakan mengenai klasifikasi anak tunarungu berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran, yaitu sebagai berikut: 1) Tunarungu kategori ringan yaitu anak tunarungu mengalami kehilangan pendengaran antara db. Anak sulit mendengar suara yang jauh sehingga membutuhkan tempat duduk yang berada di depan atau yang strategis. 2) Tunarungu kategori sedang yaitu anak tunarungu mengalami kehilangan pendengaran antara db. Anak dapat mengerti percakapan dari jarak 3-5 feet secara berhadapan. 3) Tunarungu kategori agak berat yaitu anak tunarungu mengalami kehilangan pendengaran antara db. Anak hanya dapat mendengar suara dari jarak dekat. 4) Tunarungu kategori berat yaitu anak tunarungu mengalami kehilangan pendengaran antara db. Anak masih mungkin bisa mendengarkan suara keras dari jarak dekat. 5) Tunarungu kategori berat sekali yaitu anak tunarungu mengalami kehilangan pendengaran lebih dari 90 db. Berdasarkan beberapa pendapat ahli di atas mengenai klasifikasi anak tunarungu, dapat disimpulkan bahwa klasifikasi anak tunarungu ada bermacam-macam jenis, dari yang kategori ringan hingga kategori 11

29 berat. Pemberian layanan pendidikan untuk setiap anak tunarungu berbeda-beda, tergantung bagaimana kondisi kelainan pendengaran pada anak tunarungu. Layanan pendidikan yang akan diberikan untuk anak tunarungu harus memperhatikan kebutuhan anak. Anak tunarungu sering mengalami kesalahan persepsi atau salah pemahaman ketika membaca maupun berkomunikasi dengan orang lain, sehingga pesan yang disampaikan oleh orang lain tidak dapat terserap dengan baik. Dengan hal ini maka anak tunarungu perlu dilatih untuk memahami apa yang di sampaikan orang lain maupun memahami bacaan yang dia baca agar tidak terjadi kesalahan penerimaan pesan oleh anak tunarungu. 3. Karakteristik Anak Tunarungu Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 35-39) ada tiga macam karakteristik anak tunarungu, antara lain: a. Karakteristik dalam segi inteligensi Kemampuan intelektual anak tunarungu pada dasarnya sama seperti anak normal pada umumnya. Anak tunarungu yang memiliki inteligensi normal, namun karena perkembangan inteligensi sangat dipengaruhi perkembangan bahasa, sehingga anak tunarungu menampakkan inteligensi rendah karena kesulitan memahami bahasa. 12

30 b. Karakteristik dalam segi bahasa dan bicara Kemampuan berbicara dan bahasa anak tunarungu berbeda dengan anak normal. Perkembangan bahasa sangat berkaitan dengan kemampuan mendengar. Perkembangan bahasa dan bicara pada anak tunarungu sampai masa meraban tidak mengalami hambatan, namun setelah meraban perkembangan bahasa dan bicara anak tunarungu terhenti. c. Karakteristik dalam segi emosi dan sosial Akibat ketunarunguan yang dialami oleh anak, dapat menimbulkan sikap dan sifat negatif, yaitu egoisentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut terhadap lingkungan yang lebih luas, ketergantungan dengan orang lain, perhatian anak sulit dialihkan, memiliki sifat polos, sederhana dan tanpa banyak masalah, serta lebih mudah marah dan cepat tersinggung. Selain dari perkembangan intelektual, bahasa dan bicara, dan emosi sosial, jika dilihat dari segi motorik anak tunarungu memiliki motorik yang baik. Fisik anak tunarungu sama seperti anak normal pada umumnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Edja Sadjaah (2005: ) bahwa perkembangan motorik pada anak gangguan pendengaran umumnya berkembang baik, apalagi perkembangan motorik kasar secara fisik berkembang lancar. Pertumbuhan fisik yang kuat dengan otot-otot kekar 13

31 dan kematangan biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya. Edja Sadjaah (2005: ) menyatakan bahwa karakteristik anak tunarungu meliputi empat macam yaitu: a. Karakteristik dalam aspek bahasa Anak tunarungu mengalami hambatan pendengaran serta aspek bahasa, sehingga anak miskin dalam perbendaharan kosa kata, kesulitan memahami kata-kata yang bersifat abstrak, kesulitan memahami kata-kata yang mengandung arti kiasan, serta irama dan gaya bahasanya cenderung monoton. b. Karakteristik dalam aspek Emosi-Sosial Anak tunarungu mengalami kesulitan dalam bersosialisasi dengan orang lain karena keterbatasan dalam berbahasa/berbicara sebagai alat untuk bersosialisasi. Keterbatasan dalam mendengar/menggunakan bahasa-bicara dalam bersosialisasi berdampak pada dirinya untuk menarik diri dari lingkungannya. c. Karakteristik dalam aspek Motorik Perekembangan motorik anak tunarungu umumnya berkembang baik, perkembangan motorik kasar secara fisik berkembang lancar. Pertumbuhan yang kuat dengan otot-otot kekar dan kematangan biologisnya berkembang sejalan dengan perkembangan motoriknya. 14

32 d. Karakteristik dalam aspek Kepribadian Anak tunarungu mengalami keterbatasan dalam mempersepsi rangsang emosi seperti rasa sedih, keadaan marah atau gembira. Anak tunarungu sering memperlihatkan sikap-sikap curiga terhadap orang didekatnya. Anak memiliki sifat ingin tahu yang tinggi, agresif, mementingkan diri sendiri dan kurang mampu dalam mengontrol diri sendiri, kurang kreatif, kurang mempunyai empati, emosinya kurang stabil bahkan memiliki kecemasan yang tinggi. Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa ada beberapa karakteristik anak tunarungu yaitu karakteristik dari segi inteligensi, segi bahasa dan bicara, segi emosi dan sosial, segi motorik, dan aspek kepribadian. Beberapa karakteristik tersebut dapat dijadikan acuan pada anak tunarungu untuk mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak atau sesuai dengan kebutuhan anak dengan melihat karakteristik dari segi yang berbeda-beda. B. Kajian tentang Media Koran 1. Pengertian Media Pembelajaran Menurut Ahmad Rohani (1997: 3) media merupakan segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai perantara atau alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Menurut Azhar Arsyad (2002: 2-3) media adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya. 15

33 Sedangkan menurut Arief S. Sadiman, dkk. (2005: 6) media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Ashar Arsyad (2011: 6-7) mengemukakan bahwa ciri-ciri umum yang terkandung dalam media pendidikan yaitu ciri umum media meliputi (a) media memiliki arti fisik dewasa yang diketahui sebagai perangkat keras yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan pancaindera, (b) media memiliki pengertian non fisik diketahui sebagai perangkat lunak, yaitu pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada anak, (c) media menekankan pada indera visual dan audio, (d) media juga memiliki arti alat bantu pada proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas, (e) media dapat digunakan untuk berinteraksi antara guru dengan anak pada proses pembelajaran di kelas, (f) media dapat digunakan secara kelompok besar maupun kelompok kecil, (g) dengan adanya media dapat memiliki sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu. Menurut Sudarwan Danim (2010: 7) media pendidikan merupakan seperangkat alat bantu atau pelengkap yang digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sebuah alat pembelajaran yang berfungsi sebagai perantara dalam proses belajar mengajar disekolah. 16

34 Pemilihan media pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik anak. Media pembelajaran yang digunakan haruslah mengandung unsur yang terkait dengan materi pembelajaran yang diajarkan kepada anak, begitu juga untuk anak tunarungu. 2. Manfaat dan Fungsi Media Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010: 2) manfaat media pembelajaran antara lain: a. Dengan adanya media dapat membantu pengajaran lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. b. Alat atau bahan pembelajaran akan lebih jelas artinya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, guru tidak hanya selalu berbicara atau berceramah di depan kelas, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga dalam menjelaskan materi kepada anak. d. Dengan adanya media siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, melainkan siswa dapat mengamati, melakukan, dan mendemonstrasikan kegiatan pembelajaran. Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008: 9) menyatakan bahwa secara umum kegunaan media pembelajaran antara lain: 17

35 a. Media dapat memperjelas pesan atau materi sehingga tidak terlalu verbalistis. b. Media dapat mengatasi keterbatasan atau kekurangan pada ruang kelas, waktu, tenaga, dan daya indera. c. Media dapat menimbulkan semangat belajar, interaksi dan komunikasi secara langsung antara murid dan guru dengan sumber belajar. d. Anak akan dapat belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya. e. Dapat memberi rangsangan yang positif yaitu mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama. Menurut Daryanto (2010: 8-9) fungsi media pembelajaran adalah sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Fungsi media dapat diketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin timbul dalam proses pembelajaran. Sedangkan menurut Ahmad Rohani (1997: 9) media pendidikan mempunyai fungsi untuk memberikan pengalamanpengalaman yang tidak diberikan guru, serta membuka cakrawala yang lebih luas, sehingga pendidikan bersifat produktif, dan mendorong terjadinya interaksi langsung antara peserta didik, pendidik, maupun dengan lingkungan. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat dan fungsi media sangat banyak, yakni dengan adanya media 18

36 proses pembelajaran dapat lebih menarik, siswa juga akan termotivasi untuk belajar dan dengan adanya media proses pembelajaran dapat bersifat variasi serta tidak membosankan anak. Adanya media pembelajaran dapat memberi pengaruh positif terhadap proses pembelajaran, sebab media merupakan alat yang membantu proses pembelajaran. Selain itu dengan adanya media pembelajaran, informasi atau materi yang disampaikan oleh guru akan lebih mudah diterima oleh anak sebab anak lebih sering melakukan kegiatan dan aktif dengan media pembelajaran yang digunakan, dan tidak hanya mendengarkan ceramah dari guru saja. 3. Pengertian Media Koran (Surat Kabar) Menurut Sudarwan Danim (2010: 28) bahan bacaan (buku, jurnal, majalah, koran, manual instruction, brosur, dan lain-lain) lebih menguntungkan, karena dapat dibaca ulang dan dijadikan bahan acuan ilmiah. Pernyataan di atas merupakan kelebihan dari bahan bacaan yang bersifat cetakan, seperti bahan bacaan koran dapat dibaca berulang-ulang, sehingga tidak hanya dibaca dalam satu kali saja. Menurut Pramila Ahuja dan G.C. Ahuja (2010: 181): surat kabar atau Koran sering disebut buku teks yang hidup, karena surat kabar bisa memberikan informasi up to date (tidak ketinggalan zaman, selalu baru) bagi para siswa yang berkaitan dengan setiap mata ajar yang mereka pelajari disekolah. Apabila kita membaca surat kabar dengan cermat, kita bisa mengetahui peristiwa-peristiwa yang terjadi hari ini di kota, provinsi, Negara kita atau di dunia internasional. Surat kabar atau koran selalu menyajikan informasi terbaru, untuk siswa yang membaca koran tentu akan disesuaikan isi bacaannya 19

37 dengan mata pelajaran yang diajarkan disekolah. Pembelajaran membaca koran akan mengembangkan daya tangkap siswa agar mengetahui informasi atau peristiwa yang terjadi pada hari ini. Farida Rahim (2008: 96) menyatakan bahwa surat kabar merupakan bahan bacaan yang efektif dalam pembelajaran membaca. Media koran merupakan media yang sesuai untuk pembelajaran membaca pemahaman, selain informasi yang disajikan terbaru media koran juga memiliki bacaan yang menarik dan bervariasi sehingga pembaca akan berusaha membaca dan memahami isi dari bacaan. Hal ini juga diungkapkan oleh Daryanto (2010: 24-25) surat kabar atau koran adalah media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang mengandung cerita menarik perhatian, sebagai sarana belajar dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. Kossach dan Sulivan (Farida Rahim, 2008: 96) menyatakan bahwa surat kabar merupakan sumber bahan bacaan tambahan yang memungkinkan guru membawa komunitas bahasa ke dalam kelas. Surat kabar dapat menjadi bahan bacaan yang hidup untuk pengetahuan sosial sebab melalui surat kabar anak dapat belajar tentang peristiwa yang terjadi hari ini. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa media koran adalah media komunikasi masa yang berupa kertas cetak yang berisi berita atau fenomena alam dan mengandung cerita menarik yang terjadi di Indonesia atau di lingkungan sekitar. Media koran 20

38 merupakan media yang efektif untuk pembelajaran membaca, sebab media koran berisi cerita yang bervariasi sehingga para pembaca tidak mudah bosan dan mereka akan berusaha membaca dengan pemahaman yang baik agar dapat mengetahui isi dari bacaan. 4. Pentingnya Media Koran (Surat Kabar) Departemen Pendidikan USA (Pramila Ahuja dan G.C Ahuja, 2010: 184) menyatakan bahwa para siswa yang memanfaatkan surat kabar di dalam kelas menjadi pembaca yang lebih analitis dan paham dibanding yang tidak. Pramila Ajuha dan G.C Ahuja (2010: 190) menyatakan bahwa koran membawa informasi dari berbagai bidang ilmu yang luas. Seperti sejarah, geografi, ekonomi, sastra, sains, dan lain-lain. Surat kabar menjadi bacaan menarik, bagian fitur dan suplemen berisi bahan-bahan penting baik informasi maupun pengetahuan. Penggunaan surat kabar dalam pembelajaran membaca tentunya sangat menarik bagi anak, hal ini ditunjukkan dari pendapat ahli di atas bahwa surat kabar memiliki manfaat dalam pengajaran membaca di dalam kelas, surat kabar juga berisi informasi dari berbagai bidang ilmu pengetahuan, yaitu: sejarah, geografi, ekonomi, sastra, sains, dan lain-lain. 5. Kekurangan Media Koran (Surat Kabar) Media koran mempunyai beberapa kekurangan untuk digunakan dalam pembelajaran, kekurangan tersebut antara lain, dikarenakan 21

39 koran menggunakan tulisan yang cenderung kecil, maka akan menyulitkan anak yang indera penglihatannya mengalami minus, media koran bersifat media cetakan sehingga akan sulit untuk menampilkan gerakan pada media cetak. Hal ini juga diungkapkan oleh Sukiman (2012: 38-39) adapun keterbatasan media Koran antara lain: a. Sulit menampilkan gerak dalam halaman media cetakan dan tulisan pada surat kabar cenderung kecil, sehingga akan mempersulit siswa yang mempunyai gangguan pada mata. b. Biaya percetakan akan mahal apabila ingin menampilkan ilustrasi, gambar, atau foto yang berwarna-warni. c. Proses percetakan media seringkali memakan waktu lama. C. Kajian tentang Kemampuan Membaca Pemahaman 1. Pengertian Membaca Pemahaman Pembelajaran membaca pemahaman merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh anak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Anak harus dapat menguasai pembelajaran membaca pemahaman untuk memenuhi kompetensi yang sudah ditetapkan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran membaca pemahaman menuntut anak untuk mengetahui isi dari bacaan, mengetahui permasalahan yang terkandung dalam bacaan, serta mengetahui alur cerita pada bacaan. 22

40 Soedarso (2005: 58) menyatakan bahwa membaca pemahaman adalah kemampuan membaca untuk mengerti: ide pokok, detail yang penting, dan seluruh pengertian. Sedangkan Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 212) Membaca pemahaman merupakan membaca yang dikenal dengan membaca dalam hati. Membaca dalam hati pada hakikatnya sama dengan membaca pemahaman. Menurut Murni Winarsih (2007: 172) membaca reseptif mempunyai tujuan yang sama dengan pemahaman, yaitu merayap atau memahami isi bacaan. Isi bacaan menceritakan tentang pengalaman orang lain yang mungkin belum pernah dialami anak, sehingga dapat menambah pengalaman baru bagi anak tunarungu. Pemahaman adalah salah satu unsur penting membaca. Pemahaman membaca bukanlah satu-satunya unsur, tetapi merupakan serangkaian proses yang berkaitan (Pramila Ahuja dan G.C Ahuja, 2010: 156). Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah membaca dalam hati yang mempunyai tujuan anak dapat memahami isi bacaan yang ditunjukkan kemampuan anak dalam menjawab pertanyaan yang sesuai dengan isi dalam bacaan. 2. Prinsip-prinsip Membaca Pemahaman McLaughlin dan Allen (Farida Rahim, 2008:3-4) menyatakan bahwa prinsip-prinsip membaca pemahaman antara lain: a. Pemahaman merupakan proses menumbuhkan rasa sosial. 23

41 b. Keseimbangan kemahiraksaraan adalah kerangka kerja kurikulum yang membantu perkembangan pemahaman. c. Guru membaca suatu materi pelajaran secara professional dan tepat akan mempengaruhi belajar siswa menjadi lebih baik. d. Bagi pembaca yang berperan aktif dalam proses membaca akan memiliki pemahaman yang baik. e. Dalam membaca sebaiknya terjadi dalam suatu konteks yang bermakna. f. Siswa banyak menemukan manfaat kegiatan membaca dari berbagai teks bacaan pada berbagai tingkat kelas. g. Perkembangan penguasaan kosakata siswa dalam suatu pembelajaran mempengaruhi pemahaman membaca. h. Pengikutsertaan adalah suatu faktor penting pada proses pemahaman. i. Strategi dan keterampilan membaca harus diajarkan secara baik dan benar. j. Asesmen yang dinamis dapat memberi informasi pembelajaran membaca pemahaman. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip membaca pemahaman meliputi: pemahaman harus dibangun sejak dini agar membantu proses sosial, ketika guru menyampaikan materi dengan cara membaca yang baik akan dapat mempengaruhi belajar anak, banyak manfaat yang didapat oleh anak pada saat membaca dan anak akan menemukan kosakata baru yang sebelumnya belum diketahui oleh anak, serta strategi dan keterampilan membaca harus diajarkan agar membantu anak lebih cepat paham pada saat membaca. 3. Aspek Membaca Pemahaman Henry Guntur Tarigan (2008: 12) mengemukakan bahwa aspek membaca pemahaman meliputi: a. Memahami pengertian sederhana. b. Memahami makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan budaya, dan reaksi pembaca). c. Evaluasi atau penilaian (isi dan bentuk). 24

42 d. Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan. Adapun aspek membaca pemahaman yang telah dikemukakan oleh ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aspek membaca pemahaman yaitu anak memahami pengertian bacaan sederhana, anak memahami makna yang tersirat pada bacaan, evaluasi membaca pemahaman, dan kecepatan membaca pemahaman secara fleksibel. 4. Tujuan Membaca Pemahaman Burhan Nurgiyantoro (2010: 278) mengemukakan bahwa tujuan membaca pemahaman adalah siswa dapat mengemukakan tema, gagasan pokok, gagasan penjelas, makna tersurat dan tersirat, serta makna istilah dan ungkapan. Menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 212) tujuan membaca pemahaman yaitu: mengenal ide pokok suatu bacaan, mengenal secara rinci dan detail isi bacaan yang penting, mengembangkan imajinasi visual, meramalkan hasil, mengikuti petunjuk, mengenal organisasi karangan, dan membaca kritis. Berdasarkan pendapat ahli tersebut, maka tujuan yang dapat dicapai dalam membaca pemahaman yaitu seseorang akan mendapatkan informasi, mengenal ide pokok bacaan, mengetahui latar belakang permasalahan dalam suatu bacaan, serta mengetahui makna yang terkandung pada suatu bacaan. 25

43 5. Manfaat Membaca Pemahaman Adapun manfaat membaca pemahaman menurut Farida Rahim (2008: 39) yaitu: a. Siswa dapat meningkatkan dan termotivasi dalam membaca teks bacaan. b. Mendorong siswa membaca bacaan tambahan. c. Akan memperkuat keterampilan dalam membaca, menulis, dan berpikir kritis. d. Akan mendorong minat siswa dalam membaca sehingga siswa akan merasa senang pada saat membaca dan tidak merasa terpaksa Manfaat dari membaca pemahaman yaitu dapat menumbuhkan minat, motivasi, memperkuat keterampilan membaca serta anak juga dapat berpikir kritis. Pembaca tidak hanya melakukan kegiatan hanya sekedar membaca saja melainkan membaca dengan mengetahui dan memahami isi dari bacaan, sehingga bacaan tersebut dapat memberi kesan dan tanggapan kepada pembaca. 6. Kemampuan Membaca Pemahaman Samsu Somadayo (2011: 2) menyatakan bahwa kemampuan membaca yang memadai dapat dicapai dengan cara mengimbangi dengan pemahaman sehingga menunjukkan bahwa mereka pembaca telah memperoleh kemampuan membaca. Sedangkan menurut Burhan Nurgiyanto (2010: 263) mengemukakan bahwa kemampuan 26

44 membaca dapat diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan membaca yang dapat mengimbangi pemahaman informasi yang telah didapat dari tulisan, sehingga pembaca akan menunjukkan bahwa anak telah memperoleh kemampuan membaca. D. Langkah-Langkah Membaca Pemahaman Menggunakan Media Koran Terdapat beberapa langkah dalam pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Berikut ini langkah-langkah penerapan media koran untuk pembelajaran kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu: 1. Guru memberi bacaan koran kepada anak tunarungu. 2. Guru bersama anak bersama-sama membaca isi bacaan yang terdapat dalam koran. 3. Guru bersama anak melakukan diskusi tanya jawab mengenai isi bacaan. 4. Guru memancing pertanyaan-pertanyaan agar anak aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, sehingga anak juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 27

45 5. Diakhir kegiatan pembelajaran guru memberi soal tes kepada anak untuk mengetahui hasil belajar anak setelah diberikannya tindakan. E. Kerangka Berpikir Anak tunarungu memiliki hambatan dalam kemampuan dengar, sehingga mengalami kesulitan memperoleh informasi melalui indera pendengaran. Anak tunarungu dapat memperoleh informasi melalui indera visualnya melalui membaca, dengan membaca pemahaman anak akan memperoleh ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman membaca. Namun, tidak semua anak tunarungu memiliki pemahaman yang sama pada saat membaca buku, anak tunarungu sering mengalami kesulitan atau salah pemahaman pada saat membaca. Kegiatan membaca pemahaman dilakukan agar ketika membaca, anak juga dapat mengerti serta memahami isi cerita yang dia baca, namun pada kenyataannya anak masih belum memahami isi bacaan. Hal ini mengakibatkan kegiatan membaca akan sia-sia karena anak tidak mengetahui isi bacaan yang dia baca. Maka diperlukan usaha untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman untuk anak tunarungu sebagai rasa kepedulian, agar permasalahan yang terjadi tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, peneliti memilih media koran (surat kabar) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu. Melalui pembelajaran media koran yang akan diberikan pada anak tunarungu untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, media koran tentu memiliki isi bacaan yang bervariasi dan menarik untuk 28

46 dibaca, serta informasi dari koran selalu terbaru dan tidak membosankan, sehingga anak tunarungu akan senang membacanya, hal ini akan menumbuhkan rasa keingintahuan anak untuk membaca serta memahami isi dari bacaan koran tersebut. Penelitian tentang kemampuan membaca pemahaman melalui media koran untuk anak tunarungu perlu dilakukan sebab anak tunarungu cenderung masih rendah untuk pemahaman membaca, sehingga dengan dilakukannya penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu agar menjadi lebih baik dan anak tunarungu lebih mampu memahami bacaan yang telah dibaca. F. Hipotesis Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis tindakan sebagai berikut: Media Koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. G. Definisi Operasional 1. Kemampuan Membaca Pemahaman Membaca pemahaman merupakan salah satu dari aspek belajar bahasa bagi anak tunarungu. Membaca pemahaman adalah membaca dengan teliti dan cermat serta memerlukan konsentrasi yang baik agar dapat memahami isi dari bacaan yang telah dibaca. 2. Media Koran Media Koran atau dapat disebut surat kabar adalah media pembelajaran berupa kertas cetak yang berisi berita atau fenomena 29

47 alam yang terjadi di Indonesia atau di lingkungan sekitar. Media Koran ini dapat membantu anak tunarungu dalam memahami isi dari bacaan dengan baik dan benar. Kelebihan dan manfaat media Koran yaitu membantu anak yang masih kesulitan untuk memahami isi suatu bacaan, selain itu isi bacaan dari Koran yang bervariasi akan menumbuhkan rasa ingin tahu anak, sehingga anak akan semangat membaca dan berusaha memahami isi dari bacaan yang di baca. 30

48 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research), dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan untuk memperoleh data dengan melihat peningkatan kemampuan membaca pemahaman dari suatu tindakan melalui media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Menurut E. Mulyasa (2011: 10) Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas proses hasil belajar sekelompok peserta didik. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Suharsimi Arikunto, dkk, 2008: 3). Wina Sanjaya (2011: 26) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas adalah proses pengkajian masalah pembelajaran di dalam kelas melalui refleksi diri dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah suatu tindakan yang dilakukan secara terencana untuk memperbaiki proses maupun peningkatan hasil kegiatan 31

49 belajar. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memecahkan permasalahan mengenai rendahnya kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan bersifat kolaboratif dan partisipatif dengan melibatkan mahasiswa sebagai peneliti dan guru kelas dasar V SLB sebagai kolaborator sekaligus pengajar. Dalam menyusun perencanaan dan persiapan tindakan yang akan diberikan, pelaksanaan tindakan serta melakukan refleksi, guru kelas berpartisipasi dan bekerja sama dengan peneliti. B. Desain Penelitian Desain penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini menggunakan model spiral (action research spiral) yaitu model tindakan yang dikembangkan Kemmis dan Mc Taggart (H.M.Ansori,dkk, 2009:81). Model penelitian ini dilakukan dalam beberapa siklus, dengan setiap siklusnya yaitu tahapan planning (perencanaan), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Pertama-tama peneliti melakukan observasi sebelum dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi dan karakteristik anak. Berdasarkan hasil observasi, kemudian diterapkan tindakan pembelajaran menggunakan media koran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bentuk model penelitian tindakan kelas oleh Kemmis dan Mc Taggart yang menggambarkan empat tahapan (dan pengulangannya), yang disajikan dalam gambar berikut: 32

50 Gambar 1. Siklus model Kemmis dan Mc Taggart dalam Pardjono, dkk (2007: 22) Keterangan: Siklus I Siklus II 1. Perencanaan 1. Perencanaan 2. Perlakuan dan pengamatan 2. Perlakuan dan pengamatan 3. Refleksi 3. Refleksi 33

51 Berikut ini adalah tahapan pelaksanaan siklus dalam penelitian tindakan kelas antara lain: 1. Siklus I a) Perencanaan (Planning) Tahap perencanaan, peneliti mulai menentukan fokus permasalahan untuk diamati, kemudian menentukan instrumen observasi untuk mempermudah peneliti mengamati fakta yang terjadi pada saat proses tindakan berlangsung. Peneliti dan kolaborator bekerjasama dalam merencanakan apa saja yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada dikelas sesuai dengan hasil pengamatan awal. Tahap perencanaan kegiatan yang dilakukan antara lain: 1) Menyusun soal tes kemampuan awal. 2) Mengkomunikasikan soal tes kemampuan awal dengan guru kelas. Soal tes kemampuan awal dijadikan sebagai alat untuk mengetahui prestasi hasil belajar kemampuan membaca pemahaman sebelum dilakukan tindakan. 3) Melakukan diskusi dengan guru kelas tentang penggunaan media koran sebagai media pembelajaran membaca pemahaman. 4) Melakukan tes kemampuan awal tentang kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V. Tes ini dilakukan agar peneliti mengetahui kemampuan awal anak sebelum diberikan tindakan. 34

52 5) Menyusun RPP Bahasa Indonesia tentang pembelajaran kemampuan membaca pemahaman dengan guru kelas. 6) Membuat lembar observasi untuk mengamati aktivitas anak dalam mengikuti pembelajaran. 7) Menentukan tema bacaan dan mengkonsultasikan dengan guru kelas. b) Pelaksanaan Tindakan (Acting) Tahap pelaksanaan tindakan ini merupakan penerapan rancangan pembelajaran yang telah disusun untuk memperbaiki atau menyelesaikan permasalahan. Pelaksanaan tindakan kepada anak tunarungu dengan menggunakan media koran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan materi bacaan yang terdapat pada koran. Berikut ini adalah langkah-langkah kegiatan yang dilakukan, antara lain: 1) Kegiatan awal Guru mengkondisikan anak untuk siap dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas. 2) Kegiatan inti (a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran kepada anak. (b) Guru memberikan tugas kepada anak untuk membaca bacaan koran dengan tema yang telah dipilih. 35

53 (c) Guru bertanya kepada anak tentang isi dari bacaan yang telah dibaca. (d) Guru bersama anak membahas isi dari bacaan yang telah di baca. (e) Guru dan anak merefleksikan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. 3) Kegiatan penutup Guru mengulang materi yang telah dipelajari bersama anak. Kegiatan pertemuan selanjutnya dilakukan sama seperti pertemuan pertama, namun perbedaannya terletak pada materi, hasil evaluasi, dan refleksi. Hasil evaluasi yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu adanya peningkatan prestasi dalam kemampuan membaca pemahaman setelah diberikannya tindakan dengan menggunakan media koran. c) Pengamatan (Observing) Pengamatan dilakukan oleh peneliti di dalam kelas V dengan menggunakan pedoman observasi yang sudah dipersiapkan. Pengamatan yang dilakukan mencakup semua proses pembelajaran dengan menggunakan media koran, konsentrasi dan ketertarikan anak pada saat pembelajaran, serta bagaimana keaktifan anak pada saat mengikuti pembelajaran. Peneliti dengan guru kelas mengamati kegiatan proses pembelajaran menggunakan media koran dengan memfokuskan pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 36

54 d) Refleksi (Reflecting) Kegiatan refleksi dilakukan setelah seluruh tindakan diberikan kepada anak dengan menggunakan media koran. Kegiatan refleksi dilakukan dengan evaluasi refleksi untuk mempertimbangkan pedoman mengajar yang dilakukan adalah: 1) Pengaruh pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media koran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. 2) Hambatan yang ditemui guru dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan media koran. 3) Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan pada siklus II apabila tindakan pada siklus I belum terlaksana dengan baik. C. Subyek Penelitian Subyek penelitian di kelas V SLB B Karnnamanohara terdapat satu perempuan dan lima laki-laki. Subyek dalam penelitian ini ditentukan dengan melihat beberapa kriteria sebagai berikut: (1) anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara Sleman Yogyakarta, (2) kemampuan membaca pemahaman kelas dasar V pada mata pelajaran Bahasa Indonesia belum optimal, (3) anak tunarungu kelas dasar V sudah dapat membaca. D. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa Karnnamanohara yang terletak di Jalan Pandean 2, Gang Wulung, Condongcatur, 37

55 Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih sekolah ini sebagai tempat penelitian sebab di kelas dasar V terdapat permasalahan yaitu kemampuan anak tunarungu dalam memahami bacaan masih rendah. Permasalahan tersebut diketahui pada saat melakukan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) sehingga dapat memberikan gambaran tentang karakteristik sekolah, subyek penelitian, media pembelajaran yang telah digunakan, serta guru yang mengajar di sekolah tersebut. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian dilakukan selama lima minggu, pertama yang dilakukan yaitu mengurus perizinan, pelaksanaan tindakan, kegiatan setelah tindakan, serta pengolahan data. Adapun rencana kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Tabel 1. Rincian Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas Waktu Kegiatan penelitian Minggu 1 Mengurus perizinan penelitian, melakukan observasi, melakukan konsultasi dengan guru kelas mengenai pelaksanaan tes kemampuan awal dan tindakan yang akan dilakukan, dan pelaksanaan tes kemampuan awal Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Pelaksanaan tindakan pada siklus I, pelaksanaan tes setelah tindakan siklus I dan refleksi. Melaksanakan siklus II, kemudian tes dilakukan setelah tindakan pada siklus II. Melakukan refleksi setelah dilaksanakan siklus II dan pengolahan data setelah tindakan. 38

56 E. Teknik Pengumpulan Data Suharsimi Arikunto (2006: 222) mengungkapkan bahwa metode pengumpulan data adalah suatu cara yang digunakan seseorang untuk mengumpulkan data yang digunakan sebagai sumber, dari apa yang akan ditulisnya. Pengumpulan data adalah bagian penting dari suatu penelitian, dalam pelaksanaan pengumpulan data menggunakan alat atau metode untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan penelitian. Hamzah B. Uno, dkk (2011: 89) menyatakan bahwa ada beberapa alat yang dapat dipakai untuk membantu indera manusia dalam penelitian yaitu observasi, interview, dan tes. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu tes, observasi, dan wawancara. Tujuannya agar data yang diperoleh oleh peneliti lebih akurat dan terpercaya. Berikut ini adalah penjabaran dari metode penelitian yang digunakan oleh peneliti, antara lain: 1. Tes Menurut Sugihartono, dkk (2007: 163) menyatakan bahwa tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab atau perintahperintah yang harus dijalankan, yang didasarkan atas jawaban dan penyelidik mengambil kesimpulan dengan standar yang lain. Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes kemampuan awal dan tes setelah diberikannya tindakan. Tes kemampuan awal dan tes setelah diberikan tindakan dibuat oleh peneliti. Tes ini berupa tes kemampuan anak dalam memahami isi bacaan pada mata pelajaran Bahasa 39

57 Indonesia untuk mengetahui pencapaian anak sebelum diterapkannya media koran dan sesudah diterapkannya media koran. Hasil tes kemampuan awal dan tes setelah diberikannya tindakan kemudian dianalisis dengan nilai presentasi sebagai hasil kemampuan setiap anak. 2. Observasi Menurut Sugiyono (2010: 310), bahwa peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang diamati atau sumber penelitian, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Panduan observasi digunakan ketika penelitian sedang berlangsung untuk memperoleh data dengan checklist. Observasi merupakan cara untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengamati proses pembelajaran di kelas. Teknik observasi penelitian ini menggunakan observasi partisipan, yaitu peneliti terlibat langsung dengan aktivitas yang sedang diamati (saat proses pembelajaran berlangsung). Observasi partisipan digunakan untuk mengambil data tentang kegiatan belajar mengajar di kelas. Peneliti melakukan observasi dengan pedoman observasi yang telah dirancang sebelumnya, peneliti mengamati dan mencatat kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media koran. Lembar observasi menggunakan jenis checklist, peneliti mengisi lembar observasi dengan tanda checklist. Selain itu, peneliti menggunakan lembar catatan untuk mencatat secara deskripsi 40

58 mengenai hal-hal yang penting dan terjadi saat proses pengamatan berlangsung. 3. Wawancara Menurut Hamid Darmadi (2011: 264) wawancara merupakan teknik pengambilan data dengan berhadapan muka langsung kepada responden atau subjek yang ditelitui dan hasilnya dicatat sebagai informasi penting dalam penelitian. Wawancara dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas mengenai hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak sebelum dan sesudah dilakukan tindakan dengan menggunakan media koran yang menggunakan instrumen wawancara, manfaat dari media koran dan hambatan yang ditemui pada saat pembelajaran, serta peningkatan yang telah dicapai oleh anak. Hasil wawancara dapat memperkuat informasi juga sebagai pelengkap data yang didapat dari penelitian. F. Pengembangan Instrumen Suharsimi Arikunto (2006:160) menyatakan bahwa instrument penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan mudah dalam mengolahnya. Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam pengumpulan data. Instrumen pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui peningkatan membaca pemahaman pada anak tunarungu kelas dasar V dengan menggunakan media koran, serta untuk melihat aktifitas yang 41

59 dilakukan oleh guru dan anak pada saat proses pembelajaran menggunakan media koran. Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu berupa tes, observasi, dan wawancara. 2. Tes kemampuan membaca pemahaman Tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tes tertulis dan tes lisan. Soal dalam tes ini berupa tugas membaca, essay, dan uraian. Tes yang diberikan kepada anak adalah tes kemampuan awal yaitu anak membaca bacaan dari koran, mengungkapkan isi bacaan, dan menuliskan kembali isi dalam bacaan koran. Tes setelah diberikannya tindakan sama seperti tes kemampuan awal, hanya materinya berbeda dan dilaksanakan pada siklus I, kemudian diberikan tes lagi pada tindakan siklus II. Adapun kisi-kisi tes kemampuan membaca pemahaman sebagai berikut: 42

60 Tabel 2. Kisi-kisi Tes Kemampuan Membaca Pemahaman. No. Variabel Aspek Indikator pemahaman Alat pengambil data 1. Kemampuan membaca pemahaman 1.1 Kemampuan membaca dan pengetahuan Anak membaca bacaan dari koran a. Anak membaca koran pada setiap paragraf b. Anak mengemukakan ide pokok paragraf c. Anak mengemukakan masalah yang terjadi pada bacaan d. Anak menceritakan kembali isi bacaan dengan bahasa sendiri e. Anak menemukan katakata baru 1.2 Pemahaman Mengungkapkan isi bacaan a. Anak dapat menjawab pertanyaan apa b. Anak dapat menjawab pertanyaan berapa c. Anak dapat menjawab pertanyaan dimana d. Anak dapat menjawab pertanyaan kapan e. Anak dapat menjawab pertanyaan bagaimana, siapa 1.3 Pemahaman Menuliskan kembali isi dalam bacaan koran Anak dapat menuliskan kembali isi bacaan menurut kalimatnya sendiri Tes lisan Tes lisan Tes lisan Tes lisan Tes lisan Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Tes tertulis Adapun skor maksimal yang ditetapkan dalam tes kemampuan membaca pemahaman dapat dirincikan sebagai berikut: skor kemampuan membaca yaitu 50 skor yang mencakup 5 soal, satu soal jika benar mendapatkan 10 skor dan jika salah mendapat skor 0, untuk soal nomor 4 43

61 jika anak mampu menceritakan sesuai isi bacaan mendapat skor 10, namun jika tidak dapat menceritakan sesuai dengan isi bacaan mendapat skor 0 dan untuk soal nomor 5 jika anak mampu menyebutkan kata baru lebih dari 9 kata anak mendapat skor 10, jika anak mampu menyebutkan kata baru lebih dari 5 mendapat skor 5, namun jika anak hanya mampu menyebutkan kata baru kurang dari 5 mendapat skor 0, skor kemampuan menjawab soal-soal essay yang mencakup ide pokok bacaan, peristiwa yang terjadi, penyebab terjadinya peristiwa, tema pada bacaan yaitu 100 skor dan soal yang dikerjakan sebanyak 10 soal, satu soal jika benar akan mendapatkan 10 skor dan jika salah mendapat skor 0, menuliskan kembali isi cerita atau soal uraian yaitu 45 yang mencakup (15 skor langkahlangkah cerita pada bacaan, 15 skor peristiwa didalam bacaan, 15 skor isi cerita pada bacaan) salah mendapat skor 0, sehingga total skor maksimal yang dapat diperoleh yaitu Panduan Observasi Panduan observasi dibuat untuk memperoleh data yang digunakan untuk melihat respon anak tunarungu pada saat proses pembelajaran dengan media koran yang berisi berisi pernyataan tentang perilaku anak dan guru selama pelaksanaan tindakan. Data observasi ini dibuat untuk melengkapi data yang kemudian dijadikan sebagai penguat dalam membuat kesimpulan. Adapun kisi-kisi yang digunakan dalam panduan observasi dapat dijabarkan sebagai berikut: 44

62 Tabel 3. Kisi-kisi Panduan Observasi Kinerja Anak dalam Penerapan Media Koran No. Komponen Indikator Jumlah Item 1. Ketertarikan subyek a. Anak membaca bacaan koran 2 terhadap media koran b. Memahami isi bacaan yang 1 dibaca c. Tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran 2 2. Respon subyek saat a. Keaktifan anak selama 3 melaksanakan proses pembelajaran pembelajaran dengan b. Melaksanakan pembelajaran 1 menggunakan media koran. dengan baik c. Tanggapan terhadap 1 pertanyaan dari guru 4. Wawancara Wawancara dilakukan dengan guru kelas. Wawancara yang dilakukan menggunakan pedoman wawancara. Isi dari pedoman wawancara tentang kondisi kelas, anak, dan guru selama pelaksanaan pembelajaran menggunakan media koran. Berikut ini adalah kisi-kisi pedoman wawancara: 45

63 Tabel 4. Kisi-kisi Panduan Wawancara Guru No. Poin-poin Wawancara Jumlah Item 1. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak 1 sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan media koran. 2. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak 1 setelah tindakan dengan penggunaan media koran. 3. Ketercapaian tujuan pembelajaran Kebermanfaatan media koran dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak Keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran 1 kemampuan membaca pemahaman. 6. Peningkatan hasil belajar anak Hambatan yang dialami dalam penerapan media koran. 1 G. Validitas Instrumen Instrumen pada penelitian ini yaitu tes kemampuan membaca pemahaman, panduan observasi, dan panduan wawancara. Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas isi dan validitas logis. Validitas isi digunakan untuk validasi tes kemampuan membaca pemahaman yang dilakukan oleh ahli yaitu guru, sedangkan validitas logis digunakan untuk validasi pedoman observasi dan pedoman wawancara. Validitas isi untuk validasi tes kemampuan membaca pemahaman dilakukan oleh guru kelas V SLB B Karnnamanohara. Validasi tes kemampuan membaca pemahaman dengan materi bacaan pada koran dengan mata pelajaran Bahasa Indonesia. Validasi logis untuk validasi pedoman observasi dan pedoman wawancara dilakukan oleh ahli yaitu dosen pembimbing. 46

64 H. Analisis Data Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini berupa analisis data deskripsi kuantitatif. Teknik analisis data deskripsi kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil tes yang diperoleh anak. Suharsimi Arikunto (2006: 267) mengatakan bahwa keuntungan menggunakan persentase sebagai alat untuk menyajikan informasi adalah dengan persentase tersebut pembaca laporan penelitian akan mengetahui seberapa jauh sumbangan tiap-tiap aspek di dalam keseluruhan konteks permasalahan yang sedang dibicarakan. Rumus yang digunakan menurut Ngalim Purwanto (2006: 102), sebagai berikut: NP = R/SM x 100 % Keterangan: NP R SM :nilai persen yang dicari/diharapkan :skor mentah yang diperoleh siswa :skor maksimum dari tes yang bersangkutan 100% : bilangan tetap Nilai yang diperoleh dari rumus tersebut dikategorikan berdasarkan kriteria yang telah ditentukan. Menurut Ngalim Purwanto (2006: 103), patokan kriteria yang digunakan adalah: 1. Nilai % termasuk kategori sangat baik 2. Nilai 76 85% termasuk kategori baik 3. Nilai 60 75% termasuk kategori cukup 47

65 4. Nilai 55 59% termasuk kategori kurang 5. Nilai 54% termasuk kategori kurang sekali Hasil penelitian akan disajikan dengan deskriptif naratif, tabel dan grafik sebagai pelengkap, sedangkan data hasil observasi kegiatan pembelajaran menggunakan analisis data deskriptif kualitatif sebagai pendukung terhadap analisis data kuantitatif. I. Kriteria Keberhasilan Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah meningkatnya kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu. Kriteria keberhasilan juga melalui diskusi dengan guru kelas. Peningkatan dilihat dari nilai anak sebelum diberikan tindakan menggunakan media koran. Anak tunarungu dikatakan tuntas/berhasil mencapai KKM apabila anak memperoleh persentase minimal 65% dari penguasaan materi yang telah disampaikan melalui media koran. 48

66 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Sebelum Pelaksanaan Tindakan Jumlah subjek dalam penelitian ini berjumlah 5 orang siswa yang merupakan siswa kelas dasar V yang beranggotakan 4 siswa laki-laki dan 1 siswa perempuan. Sebelum peneliti melakukan tindakan terhadap subjek penelitian, peneliti melakukan kegiatan pra tindakan yaitu berupa tes kemampuan awal atau pre test. Tahap pra tindakan dilakukan untuk memperoleh data awal tentang kemampuan awal siswa tunarungu kelas dasar V dalam kemampuan membaca pemahaman sebelum dilakukan tindakan. Tes kemampuan awal dilakukan dengan memberikan tes membaca pemahaman pada pelajaran Bahasa Indonesia yang terdiri dari 16 soal berupa tugas membaca, essay, dan uraian. Gambaran awal kemampuan membaca pemahaman kelas dasar V dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 5. Nilai Tes Kemampuan Awal atau Pre test Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V No. Nama Skor Nilai Persentase 1 AL 70 3,58 36% 2 YH 75 3,84 38% 3 HS 90 4,61 46% 4 IB 85 4,35 43% 5 ST 110 5,64 56% Tabel 5 menunjukkan bahwa skor terendah diperoleh AL mendapat skor 70 dengan nilai 3,58 atau persentase sebesar 36%, skor terendah 49

67 kedua diperoleh YH dengan skor 75 dengan nilai 3,84 atau persentase sebesar 38%, kemudian HS mendapat skor 90 dengan nilai 4,61 atau persentase sebesar 46%, IB mendapat skor 85 dengan nilai 4.35 atau persentase 43% dan skor tertinggi diperoleh ST mendapat skor 110 dengan nilai 5,64 atau persentase 56%. Berdasarkan pengamatan guru dan peneliti kemampuan membaca pemahaman anak masih kurang. Mengingat hasil skor kelima anak masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan yaitu nilai 6,50 dengan persentase 65% maka kelima anak perlu ditingkatkan kemampuan membaca pemahaman dengan menggunakan media koran. Untuk lebih jelasnya pencapaian nilai kemampuan awal dapat dilihat dalam gambar diagram berikut ini: 60% Persentase Pencapaian 50% Persentase 40% 30% 20% 10% Persentase Pencapaian 0% AL YH HS IB ST Subjek Gambar 2. Diagram Tes Kemampuan Awal Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V 50

68 2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Kegiatan pada siklus I meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun rincian kegiatan yang dilakukan yaitu: a. Perencanaan 1) Rencana pelaksanaan pembelajaran Membuat rancangan pembelajaran yang telah dituliskan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tentang materi yang diajarkan. Materi yang diajarkan pada pertemuan 1,2 dan 3 pada siklus I yaitu tema bacaan mengenai peristiwa rumah rusak tertimpa pohon, tabrakan, dan kebakaran. Pada pertemuan 1 anak akan diajarkan tentang bacaan rumah rusak tertimpa pohon, pada pertemuan 2 akan diajarkan bacaan tentang peristiwa tabrakan, dan pertemuan 3 akan diajarkan bacaan tentang peristiwa kebakaran. 2) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi mengenai proses pembelajaran Lembar observasi terdiri dari pengamatan terhadap anak. Lembar observasi disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat dan digunakan untuk mencatat hasil pengamatan selama pembelajaran berlangsung. Hasil pengamatan akan digunakan sebagai penguat data serta untuk menggambarkan jika ada hambatan dalam proses pembelajaran dan solusi untuk hambatan tersebut. 51

69 3) Mempersiapkan soal tes Soal tes untuk anak akan diberikan pada akhir siklus. Soal tes pada akhir siklus I berjumlah 16 soal yang terdiri dari 5 tugas membaca, 10 soal essay, dan 1 soal uraian. Tes siklus I diberikan pada akhir siklus I untuk mengetahui sejauh mana anak memahami isi bacaan. Hasil yang harus dicapai oleh anak yaitu anak mampu memahami 65% isi bacaan dari 16 soal. Anak harus mencapai nilai KKM yaitu 65%. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Tahap kedua dari penelitian ini yaitu pelaksanaan tindakan yang merupakan penerapan dari isi rancangan yang telah dibuat. Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan dalam siklus I. 1) Pertemuan pertama siklus I Pelaksanaan tindakan pada siklus pertama terdiri dari 3 kali pertemuan. Setiap pertemuan dilaksanakan selama 1 jam pelajaran. Pelaksanaan tindakan menggunakan media koran diikuti oleh siswa kelas dasar V. Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 04 maret Pertama dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Kegiatan awal (1) Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 52

70 (2) Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. (3) Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. (4) Memberi salam kepada guru. (5) Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. (2) Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon. Bacaan koran ini di ambil dari koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 15 Januari 2015 tentang peristiwa hujan yang deras disertai angin kencang yang menyebabkan rumah seorang warga rusak akibat tertimpa pohon. (3) Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan. (4) Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. (5) Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran. (6) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. 53

71 (7) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (8) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. (9) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. c) Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran. 2) Pertemuan kedua siklus I Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari kamis 05 maret 2015, pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua: a) Kegiatan awal (1) Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. (2) Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. (3) Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. (4) Memberi salam kepada guru. (5) Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. 54

72 b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. (2) Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak. Bacaan koran ini di ambil dari koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa sebuah bus yang dirusak massa dikarenakan menabrak sebuah sepeda motor yang dikendarai oleh dua orang. (3) Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan. (4) Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. (5) Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran. (6) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (7) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (8) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. (9) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. c) Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran. 55

73 3) Pertemuan ketiga siklus I Pelaksanaan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari senin 09 maret 2015, pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua: a) Kegiatan awal (1) Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. (2) Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. (3) Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. (4) Memberi salam kepada guru. (5) Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. (2) Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar. Bacaan koran ini di ambil dari koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa kebakaran di rumah penjual jamu yang disebabkan karena 56

74 penghuni rumah lupa mematikan kompor pada saat merebus jamu sarang semut. (3) Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan. (4) Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. (5) Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran. (6) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (7) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (8) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. (9) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. c) Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran. c. Analisis hasil tindakan siklus I Analisis hasil tindakan siklus I dengan observasi dan hasil tes terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan media koran pada anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Peneliti berkolaborasi dengan guru kelas, dimana guru kelas bertindak sebagai pelaku tindakan dan peneliti sebagai pengamat. 57

75 Tes hasil belajar diberikan kepada anak setelah pelaksanaan pembelajaran selesai. Berikut ini adapun penjelasannya yaitu: 1) Observasi Pelaksanaan observasi dilaksanakan bersamaan dengan berlangsungnya proses pembelajaran. Pengamatan pada penelitian ini yaitu aktivitas anak di kelas pada saat mengikuti proses pembelajaran yang akan dijelaskan sebagai berikut: a) Subjek AL AL merupakan anak yang memiliki konsentrasi cukup baik pada saat pembelajaran di kelas. Ketika guru memberikan instruksi tentang materi pembelajaran, anak selalu mendengarkan. Anak sudah lancar membaca, namun untuk pemahaman saat membaca bacaan masih kurang. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan media koran yaitu pertama anak membaca koran, setelah selesai membaca guru dan anak mempercakapkan isi dari bacaan, kemudian guru dan anak melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami isi dari bacaan yang sudah dijelaskan. Ketika guru memberikan pertanyaan kepada anak terkadang anak masih belum tanggap dengan pertanyaan yang diajukan sehingga harus dijelaskan secara pelan. Keaktifan AL pada saat belajar di kelas cenderung tidak pasti, terkadang AL aktif di kelas 58

76 namun terkadang hanya diam saja, namun AL menyukai pembelajaran dengan media koran, ini terbukti pada saat diberikan bacaan anak langsung membaca dan menumbuhkan rasa ingin tahu tentang isi bacaan. AL merupakan anak yang penurut dengan gurunya. Interaksi AL dengan teman cukup baik. b) Subjek YH YH termasuk anak yang mau mendengarkan instruksi dari guru yang berkaitan dengan materi pembelajaran. YH juga aktif di dalam proses pembelajaran, untuk konsentrasi YH terkadang tidak bisa berkonsentrasi dengan baik sebab YH sering berbicara dengan temannya pada saat belajar sehingga menyebabkan saat diberi pertanyaan oleh guru anak terkadang tidak tanggap dan tidak paham. Proses pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan media koran yaitu yang pertama anak membaca koran bersama dengan guru, setelah selesai membaca guru dan anak mempercakapkan isi dari bacaan, kemudian guru dan anak melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami isi dari bacaan yang sudah dijelaskan. Pemahaman anak saat membaca bacaan sebenarnya sudah baik jika anak mau berkonsentrasi dan memperhatikan guru saat menjelaskan materi yang belum 59

77 dimengerti. Interaksi dengan teman sangat baik. Pada saat pembelajaran terkadang anak berhantam dengan teman, sebab YH merupakan anak yang jahil dengan teman. Namun, YH termasuk anak yang aktif bertanya tentang materi yang belum dipahaminya. c) Subjek HS Subjek HS adalah anak yang dapat berkonsentrasi dengan baik pada saat pembelajaran di kelas, HS juga seorang anak yang penurut dan mau mendengarkan instruksi dari guru. Interaksi dengan teman cukup baik dan ramah dengan sesama teman lainnya, namun HS mudah tersinggung serta tidak mau disalahkan apabila sedang bertengkar dengan teman, HS selalu merasa benar. Pada saat mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia membaca pemahaman dengan media koran, proses pembelajaran yang dilakukan yaitu anak melaksanakan membaca koran bersama-sama dengan guru, setelah selesai membaca guru dan anak mempercakapkan isi dari bacaan, kemudian guru dan anak melakukan tanya jawab untuk mengetahui seberapa besar anak dapat memahami isi dari bacaan yang sudah dijelaskan. HS merupakan anak yang pandai membaca, namun terkadang masih salah dalam memahami isi bacaan. Meskipun begitu, tingkat pemahaman HS masih 60

78 lebih baik di bandingkan dengan teman lainnya. Ketika guru memberi pertanyaan kepada HS terkadang HS dapat memahami dan tanggap dengan pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun tidak jarang HS juga masih merasa bingung dan tidak paham. Guru selalu memancing anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi dan HS selalu aktif bertanya dan antusias mengikuti pembelajaran. d) Subjek IB Subjek IB merupakan anak yang cenderung sulit berkonsentrasi pada saat pembelajaran, IB juga seorang anak yang terkadang tidak mematuhi perintah guru. Pada saat pembelajaran, IB sebenarnya sudah lancar membaca, namun karena konsentrasinya sering buyar sehingga menyebabkan IB ketika membaca serinng berhenti dan kemudian dilanjutkan membaca kembali. Guru mengajak anak untuk melakukan percakapan dengan memancing pertanyaan-pertanyaan mengenai isi bacaan koran, tetapi pada saat guru menyampaikan pertanyaan kepada anak, anak sering tidak tanggap menjawab dan terlihat bingung dengan pertanyaan yang disampaikan, sehingga guru harus mengulang secara pelan-pelan agar anak memahami pertanyaan yang diajukan oleh guru, namun meskipun 61

79 sudah diulang anak terlihat masih sering salah menjawab kemudian guru menjelaskan secara detail tentang materi yang belum dipahami oleh anak. Ketika mengikuti pembelajaran di kelas, IB selalu ingin cepat-cepat istirahat dan keluar kelas. Tampaknya IB tidak menyukai belajar, IB hanya senang bermain di luar kelas dan bermain sepak bola di halaman sekolah. e) Subjek ST Subjek ST adalah anak yang pendiam di dalam kelas, konsentrasi saat belajar sangat bagus. ST juga sangat penurut dan selalu mendengarkan instruksi dari guru. Ketika pembelajaran berlangsung ST tampak lancar membaca dan berkonsentrasi dengan baik. Guru memberikan pembelajaran dengan percakapan tanya jawab dengan anak tentang isi bacaan koran, pada saat guru memberikan pertanyaan, ST tampak antusias menjawab pertanyaan guru meskipun terkadang masih mengalami kesalahan dan ketika ST merasa tidak memahami pertanyaan yang diberikan oleh guru ST akan bertanya kepada guru kemudian guru menjelaskan tentang materi maupun pertanyaan yang belum dipahami oleh anak. ST memiliki pemahaman yang cukup bagus dibanding dengan 62

80 teman lainnya, tingkat pemahaman ST dalam memahami isi bacaan hampir sama dengan HS. 2) Tes hasil belajar pasca tindakan Tes hasil belajar pasca tindakan yang sudah dilaksanakan mencakup semua materi yang digunakan dalam penelitian yaitu meliputi pembahasan peristiwa yang terjadi dalam bacaan, ide pokok pada bacaan, pelaku peristiwa dalam bacaan, bagaimana terjadinya peristiwa, serta kosakata baru yang berkaitan dengan seluruh isi bacaan. Pemberian tes hasil belajar dilaksanakan pada hari Selasa 10 Maret Jumlah soal yang diberikan adalah 16 soal yang terdiri dari 5 soal tugas membaca, 10 soal essay, dan 1 uraian. Hasil tes pasca tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 6. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V pada Pasca-tindakan Siklus I No. Subjek Skor Nilai Pasca-tindakan Siklus I 1 AL 110 5,64 56% 2 YH 145 7,43 74% 3 HS 155 7,94 79% 4 IB 115 5,89 58% 5 ST 155 7,94 79% Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa skor tertinggi diperoleh subjek HS dan ST yaitu mendapat skor 155 dengan persentase 79%, peringkat kedua yaitu subjek YH mendapat skor 145 dengan persentase 74%, peringkat ketiga yaitu IB mendapat skor 115 dengan 63

81 persentase 58%, dan peringkat terakhir AL mendapat skor 110 dengan persentase 56%. Penjelasan dari pemerolehan hasil belajar membaca pemahaman siswa tunarungu kelas dasar V dengan menggunakan media koran dapat dilihat pada diagram berikut ini: Persentase 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Persentase Pencapaian AL YH HS IB ST Subjek Siklus I Gambar 3. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V d. Refleksi Siklus I Tahap terakhir penelitian tindakan kelas siklus I adalah refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkap kembali apa yang telah dilakukan dan mengkaji mengenai kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Selama melakukan refleksi, peneliti dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan media koran. Hal ini dilakukan untuk 64

82 mengetahui seberapa besar peningkatan prestasi belajar anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Berdasarkan hasil tes belajar pra-tindakan dan pasca-tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 7. Kemampuan Mmembaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V pada Tes Kemampuan Awal dan Pasca-tindakan Siklus I No. Subjek Hasil Tes Kemampuan Awal Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus I Skor Persentase Pencapaian Skor Persentase Pencapaian 1 AL 70 36% % 2 YH 75 38% % 3 HS 90 46% % 4 IB 85 43% % 5 ST % % Tabel 7 di atas merupakan gambaran secara nyata bahwa setelah anak diberi tindakan pada siklus I terlihat adanya peningkatan membaca pemahaman, namun dapat terlihat bahwa tindakan pertama tidak 100% anak mendapatkan nilai di atas KKM. Subjek berjumlah 5 anak dan ke-5 anak mengalami peningkatan prestasi belajar membaca pemahaman namun subjek AL dan IB masih belum mendapatkan nilai di atas KKM. Subjek AL mendapatkan peningkatan sebesar 40, Subjek YH mendapat peningkatan 70, HS mendapat peningkatan 65, IB mendapat peningkatan sebesar 30, dan ST mendapat peningkatan sebesar 45. Hasil pencapaian kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V pada saat pre test dan post test siklus I disajikan dalam diagram dibawah ini: 65

83 Persentase Pencapaian 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Siklus I YH HS IB ST Subjek Hasil Tes Kemampuan Awal Hasil Tes Pascatindakan Siklus I Gambar 4. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman pada Anak Tunarungu Kelas Dasar V Data di atas dapat dilihat bahwa setelah diberikan tindakan terdapat peningkatan hasil belajar anak tunarungu dari hasil tes kemampuan awal ke hasil pasca tindakan siklus I. Peningkatan tersebut belum optimal dikarenakan ada dua anak yang pencapaian hasil belajarnya belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada pelajaran Bahasa Indonesia sebesar 65%. Kedua anak tersebut yakni AL dan IB. Pencapaian hasil belajar yang diperoleh AL sebesar 56% dan IB sebesar 58%. Subjek AL masih kurang memahami tentang isi bacaan seperti ide pokok, peristiwa yang terjadi, dan lain-lain. Subjek IB juga masih kesulitan untuk memahami isi dari bacaan, faktor lain yaitu IB juga kurang konsentrasi saat mengikuti pembelajaran dan cenderung sering berbicara dengan temannya saat pembelajaran. IB juga tidak terlalu menyukai belajar karena 66

84 IB lebih menyukai bermain di luar kelas, IB sering tidak bersemangat saat belajar di kelas. Oleh karena itu, maka peningkatan kemampuan membaca pemahaman belum optimal sehingga penelitian tindakan kelas pada siklus I dapat dikatakan belum berhasil. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus I tentunya masih terdapat permasalahan-permasalahan yang dialami oleh anak, antara lain sebagai berikut: 1) Anak masih belum sepenuhnya memahami penjelasan materi yang disampaikan oleh guru. 2) Anak juga masih sering lupa dengan isi bacaan yang sudah dijelaskan oleh guru sehingga pada saat mengerjakan soal masih sering salah dalam menjawabnya. 3) Anak masih kurang berkonsentrasi saat mengikuti pembelajaran di kelas dikarenakan anak masih sering berbicara dengan temannya. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di atas harus diatasi sehingga peningkatan kemampuan membaca pemahaman dengan media koran dapat berhasil dengan rencana yang telah dibuat. Peneliti dan guru harus bekerjasama untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak mengambat pelaksanaan tindakan pada siklus II. Akan tetapi selama pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan secara keseluruhan dengan menggunakan media koran dapat berjalan dengan lancar. 67

85 Adanya permasalahan yang terjadi di atas, namun tetap ada hal-hal positif yang terjadi dengan diterapkannya media koran sebagai alat dalam pembelajaran membaca pemahaman, antara lain: 1) Anak menjadi tertarik ingin mengetahui isi dari bacaan. 2) Anak menjadi aktif dalam pembelajaran dan melakukan diskusi tanya jawab dengan guru. 3) Anak berani bertanya kepada guru tentang isi bacaan yang belum dipahami. 4) Anak sangat antusias dalam belajar untuk bersaing mendapat nilai terbaik di kelas. Berdasarkan hasil analisis data dan refleksi pada siklus I yang sudah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh anak masih belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan belum dapat dikatakan berhasil. Demikian maka peneliti dan guru memutuskan untuk melakukan tindakan siklus II. Tindakan pada siklus II untuk memperbaiki kekurangan siklus I dan memperkuat kelebihan siklus I. 3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II a. Perencanaan Tindakan Siklus II Perencanaan tindakan siklus II ini merupakan bentuk tindak lanjut dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. Tindakan pembelajaran ini dilaksanakan untuk mengoptimalkan peningkatan 68

86 prestasi belajar anak tunarungu agar mencapai target pencapaian yang telah ditentukan yaitu 65%. Pembelajaran pada siklus II ini hampir sama seperti siklus I. Hanya yang membedakan pada siklus II ini materi bacaan yang diajarkan berbeda dengan materi pada siklus I sehingga anak tidak akan bosan belajar dengan media koran, selain itu guru juga menjelaskan materi secara pelan agar lebih mudah dipahami oleh anak. Materi pembelajaran yang belum dipahami anak akan dijelaskan kembali hingga anak paham dengan materi yang disampaikan oleh guru. Materi bacaan yang diberikan tidak sama seperti siklus I, namun yang dijelaskan dari materi siklus II yaitu yang berkaitan dengan isi bacaan ide pokok, peristiwa yang terjadi, bagaimana terjadinya peristiwa, dan lain-lain. Siklus II ini diharapkan anak lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan aktif bertanya jika anak belum memahami materi yang dijelaskan, sehingga saat diberikan tes anak mampu menjawab dengan benar dan mendapat nilai yang baik. Tahap siklus II ini peneliti dan guru akan memperbaiki kekurangan pada siklus I, perbaikan yang dilakukan yaitu perbaikan hasil belajar anak tunarungu dengan cara sebagai berikut: 69

87 1) Guru akan bersikap lebih tegas jika ada anak yang tidak memperhatikan materi seperti berbicara dengan teman, bermain sendiri, tidak memperhatikan guru, bertengkar, dan melamun. 2) Guru akan memberi motivasi yang lebih kepada anak agar anak lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan saat melakukan pembelajaran. 3) Guru akan menjelaskan secara berulang-ulang jika anak belum paham tentang materi. 4) Guru akan lebih menjelaskan secara detail dan guru akan memberi contoh-contoh lain agar materi mudah dipahami oleh anak. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Tahap kedua dari penelitian ini yaitu pelaksanaan tindakan yang merupakan penerapan dari isi rancangan yang telah dibuat.berikut ini merupakan uraian dari pelaksanaan tindakan dalam siklus II: 1) Pertemuan pertama siklus II a) Kegiatan awal (1) Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. (2) Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. 70

88 (3) Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. (4) Memberi salam kepada guru. (5) Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. (2) Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer. Bacaan koran ini di ambil dari koran Tribun Jogja pada tanggal 2 Desember 2015 tentang peristiwa pencurian yang terjadi disekolah dasar negeri kalisari kulonprogo, pencuri mengangkut 21 unit komputer yang berada di ruang komputer. Pencuri diperkirakan lebih dari dua orang, mereka masuk melalui jendela ruangan yang dicongkel. (3) Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan. (4) Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. (5) Guru memberi penjelasan secara detail dan diulangulang kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran. 71

89 (6) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (7) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (8) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. (9) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. c) Kegiatan penutup (1) Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan dari pembelajaran yang telah dilakukan. (2) Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat untuk belajar (3) Guru mengevaluasi hasil pembelajaran. 2) Pertemuan kedua siklus II a) Kegiatan awal (1) Guru mengkondisikan anak agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. (2) Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. (3) Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. (4) Memberi salam kepada guru. 72

90 (5) Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. b) Kegiatan inti (1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. (2) Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor. Bacaan koran ini di ambil dari koran Kedaulatan Rakyat pada tanggal 21 Februari 2015 tentang peristiwa tiga relawan yang tertimbun longsor. Para relawan ini hendak berpatroli menyusuri tebing usai hujan deras, pada saat tiga relawan ini melihat longsoran yang menutup jalan mereka menyingkirkan tanah, batu, dan dahan pohon. Namun tanpa disadari, tanah dari atas turun kebawah dan tubuh ketiganya tertimbun longsor, meskipun begitu tiga relawan tersebut dapat diselamatkan. (3) Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan. (4) Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan. (5) Guru memberi penjelasan secara detail dan diulangulang kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan koran. (6) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. 73

91 (7) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan. (8) Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. (9) Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis. c) Kegiatan penutup (1) Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan dari pembelajaran yang telah dilakukan. (2) Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat untuk belajar (3) Guru mengevaluasi hasil pembelajaran. c. Analisis hasil tindakan siklus II Analisis hasil tindakan pada siklus II dilakukan dengan pengamatan terhadap proses pembelajaran dan hasil dari tes siklus II untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan media koran. Observasi dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru, guru bertindak sebagai pelaku dan peneliti bertindak sebagai pengamat. Berikut ini merupakan penjelasan dari hasil analisis tindakan siklus II yaitu: 1) Observasi Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah 74

92 aktivitas anak saat mengikuti pembelajaran. Aktivitas anak meliputi perilaku anak selama mengikuti pembelajaran di kelas terutama pada pembelajaran Bahasa Indonesia tentang membaca pemahaman. Perilaku anak pada siklus II ini cenderung lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Anak menjadi lebih aktif dan antusias mengikuti pembelajaran, berkonsentrasi dengan baik, tidak berbicara dengan teman, anak lebih berani bertanya kepada guru apabila belum memahami materi, anak juga saling berebut menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru sehingga anak bersaing satu sama lain untuk dapat menjawab pertanyaan dari guru. Pemberian materi pelajaran pada siklus II ini lebih ditekankan untuk pemahaman dari isi bacaan tersebut, guru menjelaskan secara detail dan pelan-pelan, terkadang materi yang belum paham diulang-ulang agar anak benar-benar memahami isi materi tersebut. Guru selalu memberi motivasi kepada anak untuk selalu rajin belajar agar mendapatkan nilai bagus, dan guru juga memberi motivasi dengan pujian kepada anak yang pandai menjawab pertanyaan agar anak yang belum aktif dalam pembelajaran menjadi dapat aktif saat pembelajaran yakni dapat mengemukakan pendapat dengan baik, berani bertanya, dan menjawab pertanyaan. 75

93 2) Tes hasil belajar pasca-tindakan siklus II Tes hasil belajar pasca-tindakan siklus II meliputi semua isi dari bacaan yaitu: peristiwa yang terjadi, ide pokok, bagaimana terjadi peristiwa, dan lain-lain. Pemberian tes hasil belajar siklus II dilakukan pada hari Kamis tanggal 19 Maret Jumlah soal tes hasil belajar yaitu 16 soal yang terdiri dari 5 soal tugas membaca, 10 soal essay, dan 1 soal uraian. Hasil tes belajar anak pasca-tindakan dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II No. Subjek Skor Nilai Persentase Pencapaian 1 AL 140 7,17 71%% 2 YH 170 8,71 87% 3 HS 185 9,48 94% 4 IB 140 7,17 71% 5 ST 170 8,71 87% Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa skor tertinggi dicapai oleh subjek HS yang mendapat skor 185 dengan persentase pencapaian 94%. Peringkat kedua diperoleh subjek ST dan YH mendapat skor 170 dengan persentase pencapaian 87%. Peringkat terakhir diperoleh oleh subjek AL dan IB yaitu mendapat skor 140 dengan persentase pencapaian 71%. Gambaran hasil belajar anak tunarungu kelas dasar V setelah diberikan tindakan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media koran dapat dilihat sebagai berikut: 76

94 Persentase Pencapaian 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Persentase Pencapaian YH HS IB ST Subjek Gambar 5. Diagram Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Pasca-tindakan Siklus II d. Refleksi Siklus II Tahap terakhir penelitian tindakan kelas pada siklus II yaitu refleksi. Refleksi merupakan kegiatan untuk mengungkap kembali apa yang telah dilakukan dan mengkaji mengenai kekurangan dan kelebihan tindakan tersebut. Selama melakukan refleksi, peneliti dan guru melakukan evaluasi proses pembelajaran membaca pemahaman yang telah dilaksanakan dengan menggunakan media koran. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan membaca pemahaman anak terhadap penggunaan media koran dalam pembelajaran anak tunarungu kelas dasar V SLB B Karnnamanohara. 77

95 Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, perilaku anak sudah cukup baik. Guru dan anak menjalankan proses pembelajaran dengan baik, sehingga tidak menghambat proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil tes belajar anak pada siklus I dan pasca-tindakan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 9. Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Pascatindakan Siklus I dan Pasca-tindakan Siklus II No. Subjek Hasil Tes Kemampuan Awal Sebelum Tindakan 78 Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus II Skor Pencapaian (%) Skor Persentase (%) 1 AL 70 36% % 2 YH 75 38% % 3 HS 90 46% % 4 IB 85 43% % 5 ST % % Berdasarkan tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V mengalami peningkatan dilihat dari hasil tes kemampuan awal yang diperoleh AL sebesar 70 dengan persentase pencapaian 36%, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 140 dengan persentase pencapaian 71%. Hasil tes kemampuan awal yang diperoleh YH yaitu 75 dengan persentase pencapaian 38%, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 170 dengan persentase pencapaian 87%. Hasil tes kemampuan awal HS sebesar 90 dengan persentase pencapaian 46, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 185 dengan persentase pencapaian 94%. Hasil tes kemampuan awal IB sebesar 85 dengan persentase pencapaian 43%, sedangkan

96 hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 140 dengan persentase pencapaian 71%. Hasil tes kemampuan awal ST sebesar 110 dengan persentase pencapaian sebesar 56%, sedangkan hasil tes pasca-tindakan siklus II sebesar 170 dengan persentase pencapaian 87%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram di bawah ini: persentase Pencapaian 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu AL YH HS IB ST Subjek Tes Kemampuan Awal Hasil Tes Pasca-tindakan Siklus II Gambar 6. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal dan Tes Pascatindakan Siklus II Data di atas dapat dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan terdapat peningkatan hasil belajar anak tunarungu. Persentase pencapaian yang diperoleh masing-masing anak sudah di atas kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 65%. Demikian dapat disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh sudah cukup optimal dan dapat dikatakan berhasil. 79

97 e. Hasil Wawancara dengan Guru Peneliti melakukan wawancara dengan guru kelas pada hari Jum at tanggal 20 Maret 2015, wawancara ini dilakukan untuk memperkuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti. Hasil wawancara yang telah dilakukan guru mengungkapkan bahwa hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V sebelum dilakukan tindakan dengan media koran masih belum optimal, namun setelah dilakukan tindakan anak mengalami peningkatan dalam membaca pemahaman serta menambahnya perbendaharaan kata. Guru mengungkapkan ketercapaian tujuan sebelum dilakukan tindakan masih belum bisa dicapai secara maksimal, namun ketercapaian tujuan setelah dilakukan tindakan mulai mendekati hasil atau tujuan pembelajaran yang diharapkan. Guru juga mengungkapkan bahwa kebermanfaatan media koran dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman sangat bermanfaat. Sebab dapat dijadikan sarana untuk menambah kosakata anak, sehingga anak lebih dapat memahami isi bacaan (berita dalam koran). Peneliti mengajukan wawancara mengenai keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran, guru menjawab anak cukup aktif dalam mengikuti pembelajaran. Guru mengungkapkan bahwa ada peningkatan hasil belajar anak dalam membaca pemahaman terutama dalam menentukan ide pokok. Guru mengungkapkan 80

98 bahwa media koran dapat dijadikan salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa bagi anak tunarungu terutama membaca pemahaman. Peneliti mewawancarai guru tentang bagaimana penggunaan media koran yang baik untuk pembelajaran Bahasa Indonesia, guru menjawab bahwa berita yang ada dikoran dapat dipercakapkan oleh guru dan anak, kemudian guru dapat memancing anak dengan pertanyaan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman anak dengan berita yang telah dibaca. B. Uji Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah media pembelajaran koran dapat meningkatkan prestasi belajar membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara Sleman Yogyakarta. Hipotesis ini terbukti bahwa prestasi belajar membaca pemahaman Bahasa Indonesia anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat ditingkatkan melalui media pembelajaran koran. Hal ini dapat dibuktikan dari peningkatan hasil tes kemampuan awal dan pasca-tindakan siklus I dan hasil tes pasca-tindakan siklus II. Hasil peningkatan prestasi belajar membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat dilihat pada tabel berikut ini: 81

99 Tabel 10. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pasca-tindakan Siklus I, dan Tes Pasca-tindakan Siklus II Hasil Tes Kemampuan Hasil Tes Pascatindakan Hasil Tes Pasca- Awal Siklus I tindakan Siklus II No. Subjek Skor Persentase Pencapaian Skor Persentase Pencapaian Skor Persentase Pencapaian 1 AL 70 36% % % 2 YH 75 38% % % 3 HS 90 46% % % 4 IB 85 43% % % 5 ST % % % Berdasarkan data tabel di atas dapat disimpulkam bahwa subjek 1 (AL) memperoleh skor tes kemampuan awal 70 dengan persentase 36%, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 110 dengan persentase 56% dan hasil tes pasca-tindakan siklus II mendapat skor 140 dengan persentase pencapaian 71%. Subjek 2 (YH) memperoleh skor tes kemampuan awal 75 dengan persentase 38%, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 145 dengan persentase 74%, dan hasil tes pascatindakan siklus II memperoleh skor 170 dengan persentase skor 87%. Subjek 3 (HS) memperoleh skor tes kemampuan awal 90 dengan persentase 46%, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 155 dengan persentase 79%, dan hasil tes pasca-tindakan siklus II memperoleh skor 185 dengan persentase 94%. Subjek 4 (IB) memperoleh skor tes kemampuan awal 85 dengan persentase 56%, hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 115 dengan persentase 58%, dan hasil tes pascatindakan siklus II memperoleh skor 140 dengan persentase 71%. Subjek 5(ST) memperoleh skor tes kemampuan awal 110 dengan persentase 56%, 82

100 hasil tes pasca-tindakan siklus I memperoleh skor 155 dengan persentase 79%, dan hasil tes pasca-tindakan siklus II memperoleh skor 170 dengan persentase 87%. Skor dan persentase dari tes kemampuan awal, hingga tes pascatindakan terus mengalami peningkatan dan bahkan melampaui KKM yang telah ditentukan yaitu 65%. Penelitian ini dilaksanakan hanya sampai siklus II dikarenakan sudah mencapai target yang telah diinginkan. Peneliti mengamati pada siklus I belum mendapatkan hasil yang optimal sehingga peneliti perlu mengadakan siklus II. Sebagai hasil pengamatan siklus II yang telah dilaksanakan peneliti dapat menunjukkan bahwa pembelajaran membaca pemahaman menggunakan media koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman, ditandai dengan anak dapat menjawab soal yang diajukan oleh guru dan menjawab soal dari tes yang telah diberikan. Untuk lebih jelasnya, peningkatan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V tes kemampuan awal, tes pascatindakan siklus I, dan tes pasca-tindakan siklus II dapat dilihat pada diagram di bawah ini: 83

101 Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Persentase Pencapaian 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% YH HS IB ST Subjek Hasil Tes Kemampuan Awal Hasil Tes Pascatindakan Siklus I Hasil Tes Pascatindakan Siklus II Gambar 7. Diagram Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Anak Tunarungu Kelas Dasar V Tes Kemampuan Awal, Tes Pascatindakan Siklus I, dan Tes Pasca-tindakan Siklus II Berdasarkan deskripsi dan diagram di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V mengalami peningkatan dengan menggunakan media koran. Kelima anak mampu melaksanakan proses pembelajaran dan dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. Hal ini dapat diketahui dari: 1. Anak menjadi tertarik mengikuti proses pembelajaran dengan media koran. 2. Anak menjadi lebih aktif mengikuti pembelajaran dengan media koran. 3. Anak lebih antusias mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan media koran 84

102 4. Prestasi belajar membaca pemahaman Bahasa Indonesia anak tunarungu meningkat. 5. Anak lebih merespon pertanyaan yang diberikan oleh guru. 6. Anak lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya kepada guru tentang materi pelajaran. C. Pembahasan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini berupa penggunaan media koran untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Kemampuan membaca pemahaman sangat penting bagi semua anak, terutama pada anak tunarungu, mengingat hambatan yang dimiliki anak tunarungu menyebabkan pada saat membaca terkadang penerimaan informasi melalui tulisan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan yang tertulis pada bacaan, sehingga kemampuan pemahaman anak tunarungu cenderung masih kurang maksimal. Anak tunarungu dapat dilatih membaca pemahaman agar pada saat membaca anak dapat menyerap informasi pada bacaan dengan benar. Pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan media yang bervariasi agar proses pembelajaran tidak membosankan, salah satunya dengan menggunakan media koran anak akan tertarik untuk mengikuti pembelajaran membaca, anak juga dapat belajar berdiskusi tentang isi bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli yaitu Daryanto (2010: 24-25) surat kabar atau koran merupakan media komunikasi masa dalam bentuk cetak yang mengandung cerita menarik perhatian, sebagai sarana belajar 85

103 dalam meningkatkan kemampuan membaca kritis dan keterampilan berdiskusi. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus pertama, anak diberikan tes kemampuan awal untuk mengetahui hasil belajar sebelum diberikan tindakan sebagai tolok ukur keberhasilan pada siklus pertama. Setelah mengetahui hasil tes kemampuan awal, anak diberikan tindakan berupa proses pembelajaran dengan menggunakan media koran sebanyak 3 kali pertemuan. Diakhir tindakan kemudian anak diberikan tes pasca-tindakan siklus I untuk mengetahui hasil belajar anak setelah diberikan tindakan dengan media koran. Perbandingan hasil tes kemampuan awal dengan hasil tes pasca-tindakan semua anak mengalami peningkatan prestasi belajar, namun tidak semua anak memiliki nilai di atas KKM, sehingga hasilnya belum optimal. Tindakan dalam penelitian ini berupa penggunaan media koran sebagai media pembelajaran membaca pemahaman dengan tujuan anak dapat memahami tentang isi bacaan, ide pokok bacaan, peristiwa, dan lain-lain. Hal ini sesuai dengan tujuan membaca pemahaman menurut Mulyono Abdurrahman (2003: 212) tujuan membaca pemahaman yaitu: mengenal ide pokok suatu bacaan, mengenal secara rinci dan detail isi bacaan yang penting, mengembangkan imajinasi visual, meramalkan hasil, dan membaca kritis. Proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media koran sebagai bahan bacaan, media koran ini digunakan agar anak membaca secara cermat dan teliti mengenai peristiwa nyata yang telah 86

104 tertuang dalam tulisan. Anak juga dapat memanfaatkan koran sebagai sumber belajar di kelas. Hal ini sesuai dengan pendapat Departemen Pendidikan USA (Pramila Ahuja dan G.C. Ahuja) bahwa para siswa yang memanfaatkan surat kabar di dalam kelas menjadi pembaca yang lebih analitis dan paham dibanding yang tidak. Pembelajaran membaca pemahaman dilakukan dengan cara guru dan anak mempercakapkan tentang isi bacaan koran secara diskusi atau tanya jawab antara guru dan anak, hal ini dilakukan agar anak tanggap dan dapat memahami tentang isi bacaan yang telah dibaca. Guru memancing berbagai pertanyaan yang berhubungan dengan isi bacaan. Memancing berbagai pertanyaan adalah cara yang tepat untuk membangkitakan suasana belajar yang aktif sehingga akan terjadi tanya jawab antara guru dengan anak untuk mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan, namun ketika anak merasa belum memahami isi bacaan guru akan menjelaskan secara detail dan diulang hingga anak memahami isi bacaan. Setelah selesai pembelajaran, setiap pertemuan anak diberi soal agar guru mengetahui hasil setelah diberikan tindakan, namun soal ini hanya bersifat mencoba sehingga tidak masuk dalam hitungan penilaian, karena yang dihitung adalah nilai tes kemampuan awal, nilai pasca-tindakan siklus I, dan nilai pasca-tindakan siklus II. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dilakukan dalam dua siklus. Perbandingan hasil 87

105 belajar kemampuan awal dengan pasca-tindakan siklus I masih belum maksimal, sebab dari 5 subjek hanya 3 subyek yang mengalami peningkatan prestasi belajar sesuai KKM. Adapun hasil persentase yang diperoleh oleh masing-masing subjek yaitu AL mengalami peningkatan namun belum memenuhi KKM dari persentase awal 36% menjadi 56%, subjek YH mengalami peningkatan dari persentase awal 38% menjadi 74% dan sudah memenuhi KKM, subjek HS mengalami peningkatan dari persentase awal 46% menjadi 79% dan sudah memenuhi KKM, subjek IB mengalami peningkatan prestasi belajar namun belum memenuhi KKM dari persentase awal 43% menjadi 58%, subjek ST mengalami peningkatan dari persentase awal 56% menjadi 79% dan sudah memenuhi KKM. Hasil data di atas dapat diketahui peningkatan prestasi belajar belum maksimal dan belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65%. Oleh karena itu perlu diberikan tindakan siklus II. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada siklus II diberikan untuk memperbaiki kelemahan dan hambatan pada siklus I dan memperjelas kelebihan yang ada pada siklus I. Perbaikan yang dapat dilakukan yaitu; guru pada saat memberi penjelasan materi secara lebih detail, berulang, dan pelan sehingga dapat lebih mudah dipahami oleh anak serta memberi motivasi kepada anak untuk mendorong anak untuk lebih aktif dan lebih percaya diri dalam menjawab pertanyaan dan berani bertanya apabila belum memahami materi. Tindakan pada siklus II ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan dan setelah dilakukan tindakan pada siklus II ini semua 88

106 subjek mengalami peningkatan prestasi belajar dan memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditetapkan. Hal ini dapat terlihat dari persentase perolehan hasil belajar siklus II yaitu AL memperoleh hasil 71%, YH memperoleh hasil 87%, HS memperoleh hasil 94%, IB memperoleh hasil 71%, dan ST memperoleh hasil 87%. Peningkatan hasil belajar anak tidak terlepas dari perilaku anak pada saat mengikuti pembelajaran. Perilaku anak pada siklus II ini cenderung lebih baik dibanding siklus I. Anak menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, dapat berkonsentrasi dengan baik, aktif dan lebih percaya diri dalam bertanya dan menjawab pertanyaan. Hal ini tidak terlepas juga dari faktor guru, guru lebih memberi motivasi belajar kepada anak dan guru juga saat menjelaskan lebih pelan dan detail sehingga anak mudah memahami materi. Berdasarkan pencapaian hasil belajar subjek dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media koran dalam pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia memuaskan bagi guru dan peneliti, karena indikator keberhasilan sudah tercapai. Prestasi belajar membaca pemahaman pada mata pelajaran Bahasa Indonesia anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara dapat meningkat melalui penggunaan media koran dalam pembelajaran. D. Keterbatasan Penelitian Hasil penelitian peningkatan kemampuan membaca pemahaman pada anak tunarungu dengan menggunakan media koran menunjukkan bahwa 89

107 kelima subjek memperoleh hasil yang maksimal karena hasil pascatindakan siklus II tinggi, akan tetapi penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan penelitian diantaranya yaitu: 1. Penelitian ini hanya dilakukan untuk anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara , sehingga tidak dapat diterapkan pada kelas dasar V lainnya yang berbeda subjek maupun setting penelitiannya. 2. Hasil penelitian ini terbatas pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman Bahasa Indonesia sehingga tidak dapat digeneralisasikan pada mata pelajaran lainnya. 90

108 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media koran dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu kelas dasar V di SLB B Karnnamanohara. Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I dilakukan tiga kali pertemuan dan siklus II dilakukan dua kali pertemuan. Peningkatan kemampuan membaca pemahaman dapat dilihat dari persentase pencapaian hasil tes kemampuan awal, hasil tes pasca-tindakan siklus I dan pasca-tindakan siklus II. Perolehan hasil tes kemampuan membaca pemahaman meningkat dari sebelum tindakan dan pascatindakan. Perolehan hasil tes kemampuan membaca pemahaman meningkat dari sebelum tindakan dan pasca-tindakan. Hasil tes kemampuan awal menunjukkan bahwa kelima subjek mendapatkan nilai di bawah 65. Hasil tindakan yang dilakukan dalam siklus I, kelima subjek mengalami peningkatan hasil belajar, namun dua subjek yaitu AL dan IB masih belum memenuhi KKM yaitu 65. Pada siklus II, hasil belajar kelima subjek menunjukkan adanya peningkatan dan telah memenuhi KKM yang ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, kemampuan membaca pemahaman anak tunarungu mengalami peningkatan. Hal ini terbukti bahwa dengan adanya 91

109 peningkatan yang dialami anak pada setiap siklus dan sudah memenuhi KKM yang telah ditentukan yaitu 65. B. SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, peneliti memberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi guru Media pembelajaran yang digunakan di kelas sebaiknya menggunakan media koran yang dapat menarik anak untuk dapat membaca dengan pemahaman yang tepat dan benar dengan materi bacaan dikoran yaitu peristiwa yang terjadi secara nyata sehingga menambah pengetahuan dan pengalaman anak. 2. Bagi anak Anak sebaiknya lebih aktif bertanya jika mengalami kesulitan baik dalam pembelajaran membaca pemahaman menggunakan koran maupun menyelesaikan pertanyaan tentang isi bacaan. Anak juga sebaiknya pada saat mengikuti kegiatan belajar mengajar hendaknya lebih memperhatikan penjelasan guru. 3. Bagi sekolah Sekolah hendaknya menyediakan berbagai macam media pembelajaran yang berupa bacaan sebagai alternatif dalam upaya peningkatan pembelajaran kemampuan membaca pemahaman pada pelajaran Bahasa Indonesia bagi anak tunarungu agar lebih bervariasi. 92

110 DAFTAR PUSTAKA Ahmad Rohani. (1997). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. Andreas Dwidjosumarto. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: DEPDIKBUD. Ansori H.M., dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Multi Pressindo. Arief S. Sadiman, dkk. (2005). Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo. Azhar Arsyad. (2002). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.. Burhan Nurgiyantoro. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media. Edja Sadjaah. (2005). Pendidikan Bahasa Bagi Anak Gangguan Pendengaran Dalam Keluarga. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Farida Rahim. (2008). Pengajaran Membaca Di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Hallahan Daniel P, Kauffman James M. (2006). Exceptional Learners: an Introduction to Special Education. United States: Pearson. Hamid Darmadi. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Hamzah B. Uno, dkk. (2011). Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Henry Guntur Tarigan. (2008). Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Bandung. Hernowo. (2004). Quantum Reading Cara Cepat nan Bermanfaat Untuk Merangsang Munculnya Potensi Membaca. Bandung: MLC. 93

111 Mohammad Efendi. (1993). Problem, Bicara, Bahasa, dan Pembinaannya. Malang: FIP IKIP. Mulyasa E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Mulyono Abdurrahman. (2003). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Mumpuniarti. (2007). Pendekatan Pembelajaran Bagi Anak Hambatan Mental. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Murni Winarsih. (2007). Intervensi Dini Bagi Anak Tunarungu Dalam Pemerolehan Bahasa. Jakarta: DEPDIKNAS DIRJEN PT DIREKTORAT KETENAGAAN. Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Ngalim Purwanto. (2006). Prinsip-prinsip Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya. Permanarian Somad dan Tati Hernawati. (1995). Ortopedagogik Anak Tunarungu. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Pramilla Ahuja dan G.C. Ahuja. (2010). Membaca Secara Efektif dan Efisien. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Rudi Susilana dan Cepi Riyana. (2008). Media Pembelajaran Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung: Jurusan Kurtekpend FIP UPI. Samsu Somadayo. (2011). Strategi dan Teknik Pembelajaran Membaca. Yogyakarta: Graha Ilmu. Soedarso. (2010). Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sudarwan Danim. (2010). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. 94

112 Suharsimi Arikunto. (2006). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Madani. Sutjihati Somantri T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama. Tin Suharmini. (2009). Psikologi Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta: Kanwa Publisher. Wardani, dkk. (2008). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Wina Sanjaya. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Media Group. 95

113 LAMPIRAN

114 Lampiran 1. Pedoman Observasi Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Hari/Tanggal : Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Keterangan Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran 9 Anak antusias dalam pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran 96

115 Lampiran 2. Hasil Observasi Anak Siklus I Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: AL Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak dapat mendengarkan instruksi dari guru dengan baik pembelajaran. 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melaksanakan pembelajaran membaca Koran dengan baik 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca dengan lancer 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak masih belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon Anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan x Anak masih belum tanggap dalam menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak aktif bertanya kepada guru tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak bersemangat mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 97

116 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: YH Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mau mendengarkan instruksi dari guru dengan baik pembelajaran. 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melaksanakan pembelajaran membaca Koran dengan baik 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca dengan lancer 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca x Anak sering berbicara dengan teman 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Terkadang masih belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan media Koran x Terkadang masih belum tanggap dalam menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak aktif bertanya kepada guru tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak bersemangat mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 98

117 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: HS Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mau mendengarkan instruksi dari guru dengan baik pembelajaran. 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melaksanakan pembelajaran membaca Koran dengan baik 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca dengan lancer 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Terkadang masih belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon Anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan x Anak terkadang masih belum tanggap dalam menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak aktif bertanya kepada guru tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak sangat antusias mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 99

118 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: IB Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran. 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran x Anak terkadang tidak mau mendengarkan instruksi dari guru Dapat melaksanakan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca x Anak sering berbicara dengan teman 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak masih belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon Anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran x x Anak masih belum tanggap dalam menjawab pertanyaan dari guru Anak cenderung kurang aktif bertanya kepada guru tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak cukup bersemangat mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak kurang aktif selama mengikuti pembelajaran 100

119 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: ST Hari/Tanggal : Rabu, 04 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mau mendengarkan instruksi dari guru pembelajaran. 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melaksanakan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak masih belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon Anak tertarik mengikuti pembelajaran dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran x x Anak terkadang masih belum tanggap dalam menjawab pertanyaan dari guru Anak cenderung kurang aktif bertanya kepada guru tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak cukup bersemangat mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak terkadang diam selama mengikuti pembelajaran, namun anak tetap berkonsentrasi 101

120 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: AL Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak terkadang masih bingung 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak belum tanggap menjawab pertanyaan Anak cukup aktif bertanya mengenai isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 102

121 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: YH Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca x Anak terkadang masih berbicara dengan teman 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak kurang memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak mulai tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak selalu aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 103

122 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: HS Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak terkadang belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak Anak tertarik belajar dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tanggap menjawab pertanyaan dari guru Anak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 104

123 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa : IB Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar x Anak masih kurang lancar membaca Koran sebab tidak konsentrasi 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca x Anak tidak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak tidak tanggap menjawab pertanyaan dari guru x Anak tidak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran x Anak kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak tidak aktif selama mengikuti pembelajaran 105

124 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: ST Hari/Tanggal : Kamis, 05 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Anak mau mendengarkan instruksi dari guru Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak terkadang belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak Anak tertarik belajar dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan x Anak terkadang belum tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran x Anak tidak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak diam selama mengikuti pembelajaran 106

125 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: AL Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak terkadang masih bingung 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak masih belum tanggap menjawab pertanyaan dari guru x Anak tidak aktif bertanya mengenai isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran x Anak kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak diam selama mengikuti pembelajaran 107

126 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: YH Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak mulai tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak selalu aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 108

127 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: HS Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak terkadang belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar Anak tertarik belajar dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tanggap menjawab pertanyaan dari guru Anak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 109

128 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa : IB Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Anak lancar membaca Koran 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak tidak tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anaksudah cukup aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 110

129 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: ST Hari/Tanggal : Senin, 09 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Anak mau mendengarkan instruksi dari guru Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak cukup tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak cenderung aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 111

130 Hasil Observasi Anak Siklus II Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: AL Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak masih bingung 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak masih belum tanggap menjawab pertanyaan dari guru Anak mulai aktif bertanya mengenai isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak sudah mulai semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 112

131 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: YH Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak mulai tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak selalu aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 113

132 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: HS Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak dapat memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer Anak tertarik belajar dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tanggap menjawab pertanyaan dari guru Anak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 114

133 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa : IB Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Anak lancar membaca Koran 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca x Anak belum memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak tidak tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anaksudah cukup aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 115

134 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: ST Hari/Tanggal : Kamis, 12 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Anak mau mendengarkan instruksi dari guru Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Pencuri Angkut 21 Unit Komputer 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak cukup tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak cenderung aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 116

135 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: AL Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca x Anak berbicara dengan teman 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak terkadang masih bingung 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran x Anak tidak tanggap sebab tidak berkonsentrasi 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran x Anak selalu berbicara dengan teman 9 Anak antusias dalam pembelajaran x Anak kurang semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran x Anak tidak aktif selama mengikuti pembelajaran 117

136 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: YH Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak mulai tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak selalu aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 118

137 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: HS Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak dapat memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor Anak tertarik belajar dengan media Koran 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak tanggap menjawab pertanyaan dari guru Anak aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak antusias dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 119

138 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa : IB Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi Anak mengikuti instruksi dari guru pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Anak lancar membaca Koran 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak dapat memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak mulai tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak sudah cukup aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak bersemangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 120

139 Pedoman Observasi Kemampuan Membaca Pemahaman Nama Siswa: ST Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2015 Petunjuk Pengisian: Berikan tanda ( ) pada kolom Ya jika guru atau siswa melaksanakan Berikan tanda (x) pada kolom Tidak jika guru atau siswa tidak melaksanakan No Aspek yang Diamati Pelaksanaan Ket Ya Tidak 1 Anak mendengarkan instruksi dari guru berkaitan dengan materi pembelajaran 2 Anak melaksanakan pembelajaran membaca koran Anak mau mendengarkan instruksi dari guru Dapat melakukan pembelajaran membaca Koran 3 Anak membaca bacaan dengan lancar Dapat membaca Koran dengan lancar 4 Anak berkonsentrasi pada saat membaca Anak dapat berkonsentrasi dengan baik 5 Anak memahami isi bacaan yang dibaca Anak cukup memahami isi bacaan 6 Anak tertarik dalam melakukan pembelajaran dengan menggunakan media koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor 7 Anak tanggap dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru berkaitan dengan isi bacaan Anak tertarik belajar dengan media Koran Anak cukup tanggap menjawab pertanyaan dari guru 8 Anak aktif bertanya tentang isi bacaan pada koran Anak cenderung aktif bertanya tentang isi bacaan 9 Anak antusias dalam pembelajaran Anak semangat dalam mengikuti pembelajaran 10 Anak aktif selama pembelajaran Anak aktif selama mengikuti pembelajaran 121

140 Lampiran 3. Pedoman wawancara guru Wawancara Dengan Guru Kelas Hari/tanggal : Waktu : Narasumber : Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Media Koran 1. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan media koran? 2. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak setelah tindakan dengan penggunaan media koran? 3. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan? 4. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran setelah dilakukan tindakan? 5. Bagaimana kebermanfaatan media koran dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak? 6. Keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran kemampuan membaca pemahaman? 7. Bagaimana peningkatan hasil belajar anak? 8. Hambatan yang dialami dalam penerapan media koran? 9. Apakah media koran merupakan media yang sebaiknya digunakan untuk pembelajaran? 10. Bagaimana penggunaan media koran yang baik untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia? 122

141 Lampiran 4. Hasil Wawancara Guru Kemampuan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Media Koran Hari/tanggal : Jum at, 20 Maret 2015 Waktu Narasumber : WIB : Guru Kelas 1. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak sebelum dilakukan tindakan dengan menggunakan media koran? Jawab: Masih belum maksimal. 2. Hasil belajar kemampuan membaca pemahaman anak setelah tindakan dengan penggunaan media koran? Jawab: Mulai ada peningkatan, terutama bertambahnya perbendaharaan kata anak. 3. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran sebelum dilakukan tindakan? Jawab: Tujuan pembelajaran belum bisa dicapai secara maksimal. 4. Bagaimana ketercapaian tujuan pembelajaran setelah dilakukan tindakan? Jawab: Mulai mendekati hasil/tujuan pembelajaran yang diharapkan. 5. Bagaimana kebermanfaatan media koran dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman anak? Jawab: Sangat bermanfaat, sebab bisa dijadikan sarana untuk menambah kosakata anak, sehingga anak lebih dapat memahami isi bacaan (berita dikoran). 6. Keaktifan anak dalam mengikuti pembelajaran kemampuan membaca pemahaman? Jawab: Anak cukup aktif. 7. Bagaimana peningkatan hasil belajar anak? Jawab: Ada peningkatan, terutama dalam menentukan ide pokok. 8. Hambatan yang dialami dalam penerapan media koran? Jawab: Banyak kata/istilah dikoran yang sebelumnya belum dipahami oleh anak. 9. Apakah media koran merupakan media yang sebaiknya digunakan untuk pembelajaran? Jawab: Media koran bisa dijadikan salah satu media yang dapat digunakan untuk pembelajaran bahasa bagi anak tunarungu, terutama membaca pemahaman. 123

142 10. Bagaimana penggunaan media koran yang baik untuk proses pembelajaran Bahasa Indonesia? Jawab: Berita yang ada dikoran dapat dipercakapkan oleh guru dan siswa, kemudian guru dapat memancing anak dengan pertanyaan, sehingga dapat diketahui sejauh mana pemahaman anak dengan berita yang telah dibaca. 124

143 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I SIKLUS I (PERTEMUAN 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Sub tema : Rumah Rusak Tertimpa Pohon Kelas/semester : V/II Sekolah : SLB Karnnamanohara Tahun ajaran : 2014/2015 Alokasi Waktu : 2 x 30 menit A. Standar Kompetensi Memahami dua teks, dan cerita anak B. Kompetensi Dasar Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan C. Materi Rumah rusak tertimpa pohon D. Indikator 1. Membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Siswa dapat menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. F. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal 125

144 a. Guru mengkondisikan siswa agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. c. Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. d. Memberi salam kepada guru. e. Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. b. Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Rumah Rusak Tertimpa Pohon. c. Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan d. Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan e. Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan pada koran f. Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan g. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan h. Guru memberi pertanyaan sesuai dengan isi bacaan secara tertulis i. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis 3. Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran G. Sumber Belajar Koran H. Metode Percakapan I. Penilaian Teknik penilaian: tes lisan dan tertulis. 126

145 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan Rumah Rusak Tertimpa Pohon pada setiap paragraf! 2. Kemukakan ide pokok paragraf kedua! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Rumah siapa yang hancur tertimpa pohon? 5. Apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut? 6. Bagaimana peristiwa tersebut terjadi? 7. Menurut informasi yang ada di dalam bacaan pada bulan apa puncak musim penghujan? 8. Bencana apa saja yang dapat ditimbulkan oleh hujan? 9. Apa yang harus kita lakukan agar mencegah banjir? 10. Apa ide pokok pada paragraf pertama? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 127

146 128

147 SIKLUS I (PERTEMUAN 2) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Sub tema : Menabrak Kelas/semester : V/II Sekolah : SLB Karnnamanohara Tahun ajaran : 2014/2015 Alokasi Waktu : 2 x 30 menit A. Standar Kompetensi Memahami dua teks, dan cerita anak B. Kompetensi Dasar Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan C. Materi Menabrak, bus agung dirusak D. Indikator 1. Membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Siswa dapat menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. F. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. 129

148 c. Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. d. Memberi salam kepada guru. e. Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak. 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. b. Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak. c. Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan d. Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan e. Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan pada koran f. Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan g. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan h. Guru memberi pertanyaan sesuai dengan isi bacaan secara tertulis i. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis 3. Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran G. Sumber Belajar Koran H. Metode Percakapan I. Penilaian Teknik penilaian: tes lisan dan tertulis. 130

149 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak! 2. Kemukakan ide pokok pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Bus apa yang di rusak oleh warga? 5. Apakah yang ditabrak oleh bus? 6. Berapa orang yang di tabrak oleh bus? 7. Siapakah nama sopir bus? 8. Siapakah nama yang mengendarai sepeda motor? 9. Apa ide pokok dalam bacaan tersebut? 10. Pesan positif apakah yang dapat di ambil dari kejadian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 131

150 132

151 SIKLUS I (PERTEMUAN 3) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Sub tema : Kebakaran Kelas/semester : V/II Sekolah : SLB Karnnamanohara Tahun ajaran : 2014/2015 Alokasi Waktu : 2 x 30 menit A. Standar Kompetensi Memahami dua teks, dan cerita anak B. Kompetensi Dasar Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan C. Materi Rumah penjual jamu terbakar D. Indikator 1. Membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Siswa dapat menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. F. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. 133

152 c. Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. d. Memberi salam kepada guru. e. Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. b. Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar. c. Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan d. Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan e. Guru memberi penjelasan kepada anak apabila anak belum memahami isi bacaan pada koran f. Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan g. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan h. Guru memberi pertanyaan sesuai dengan isi bacaan secara tertulis i. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis 3. Kegiatan penutup Guru mengevaluasi hasil pembelajaran G. Sumber Belajar Koran H. Metode Percakapan I. Penilaian Teknik penilaian: tes lisan dan tertulis. 134

153 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar! 2. Kemukakan ide pokok pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa pekerjaan Rosalia Endang? 5. Berapakah perkiraan kerugian dari peristiwa tersebut? 6. Sekitar pukul berapa kebakaran tersebut terjadi? 7. Siapakah nama pemilik rumah yang terbakar? 8. Apa penyebab terjadinya kebakaran tersebut? 9. Apa ide pokok dalam bacaan tersebut? 10. Pesan positif apakah yang dapat di ambil dari kejadian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 135

154 136

155 Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II SIKLUS II (PERTEMUAN 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Sub tema : Pencurian Kelas/semester : V/II Sekolah : SLB Karnnamanohara Tahun ajaran : 2014/2015 Alokasi Waktu : 2 x 30 menit A. Standar Kompetensi Memahami dua teks, dan cerita anak B. Kompetensi Dasar Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan C. Materi Pencuri Angkut 21 Unit Komputer D. Indikator 1. Membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Siswa dapat menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. F. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. 137

156 b. Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. c. Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. d. Memberi salam kepada guru. e. Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. b. Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Pencuri angkut 21 unit komputer. c. Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan d. Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan e. Guru memberi penjelasan kepada anak secara detail dan diulang-ulang apabila anak belum memahami isi bacaan pada koran f. Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan g. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan h. Guru memberi pertanyaan sesuai dengan isi bacaan secara tertulis i. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis 3. Kegiatan penutup a. Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan dari pembelajaran yang telah dilakukan. b. Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat untuk belajar c. Guru mengevaluasi hasil pembelajaran G. Sumber Belajar Koran H. Metode Percakapan I. Penilaian Teknik penilaian: tes lisan dan tertulis. 138

157 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan Pencuri angkut 21 unit komputer pada setiap paragraf! 2. Kemukakan ide pokok paragraf kedua dan ketiga! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Pencurian tersebut terjadi di sekolah mana? 2. Kapan terjadinya pencurian? 3. Benda apa yang dicuri dari sekolah? 4. Berapakah jumlah benda yang dicuri? 5. Di kota mana terjadinya pencurian komputer? 6. Bagaimana pencuri tersebut dapat masuk ke dalam ruang komputer? 7. Pukul berapakah kejadian tersebut diketahui? 8. Kejadian pencurian ini dilaporkan kemana? 9. Apakah ide pokok pada paragraf keenam? 10. Apa yang harus dilakukan agar kejadian pencurian tidak terulang kembali? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan diatas menurut kalimatmu sendiri! 139

158 140

159 SIKLUS II (PERTEMUAN II) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Tema : Peristiwa Sub tema : Longsor Kelas/semester : V/II Sekolah : SLB Karnnamanohara Tahun ajaran : 2014/2015 Alokasi Waktu : 2 x 30 menit A. Standar Kompetensi Memahami dua teks, dan cerita anak B. Kompetensi Dasar Menjawab pertanyaan tentang isi bacaan C. Materi Tiga Relawan Tertimbun Longsor D. Indikator 1. Membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. E. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat membaca teks bacaan koran dengan atau tanpa bantuan guru. 2. Siswa dapat menjawab pertanyaan sesuai bacaan. 3. Siswa dapat menceritakan kembali isi teks bacaan dengan bahasa sendiri. F. Kegiatan Pembelajaran 1. Kegiatan Awal a. Guru mengkondisikan siswa agar siap dan konsentrasi untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Anak dikondisikan duduk dengan rapi membentuk setengah lingkaran. 141

160 c. Cek ABM untuk memastikan anak sudah memakainya dan terpasang dengan benar. d. Memberi salam kepada guru. e. Guru memotivasi anak dengan menanyakan sesuatu kepada anak 2. Kegiatan inti a. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran pada anak. b. Guru meminta anak membaca teks bacaan koran yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor. c. Guru dan anak melakukan percakapan tentang isi bacaan d. Guru memancing anak dengan pertanyaan pada bacaan e. Guru memberi penjelasan kepada anak secara detail dan diulang-ulang apabila anak belum memahami isi bacaan pada koran. f. Guru memberi pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan g. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara lisan h. Guru memberi pertanyaan sesuai dengan isi bacaan secara tertulis i. Anak menjawab pertanyaan sesuai isi bacaan koran secara tertulis 3. Kegiatan penutup a. Anak dibimbing guru untuk menyimpulkan isi bacaan dari pembelajaran yang telah dilakukan. b. Guru memberi motivasi anak agar selalu bersemangat untuk belajar c. Guru mengevaluasi hasil pembelajaran G. Sumber Belajar Koran H. Metode Percakapan I. Penilaian Teknik penilaian: tes lisan dan tertulis. 142

161 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor! 2. Kemukakan ide pokok paragraf pertama pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa yang dilakukan oleh tiga relawan di tebing? 5. Berapa korban yang tertimbun longsor? 6. Berapa tinggi tebing yang menjadi tempat peristiwa longsor? 7. Di kawasan lereng mana tiga relawan berpatroli? 8. Bagaimana terjadinya tiga relawan tersebut tertimbun longsor? 9. Apa ide pokok pada paragraf pertama dalam bacaan tersebut? 10. Apa yang harus dilakukan agar tidak tertimbun longsor? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 143

162 144

163 Lampiran 7. Soal Tes Kemampuan Awal Pedoman Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama : Kelas : No. Absen : Hari/Tanggal : 145

164 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan Pencuri angkut 21 unit komputer pada setiap paragraf! 2. Kemukakan ide pokok paragraf kedua dan ketiga! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Pencurian tersebut terjadi di sekolah mana? 2. Kapan terjadinya pencurian? 3. Benda apa yang dicuri dari sekolah? 4. Berapakah jumlah benda yang dicuri? 5. Di kota mana terjadinya pencurian komputer? 6. Bagaimana pencuri tersebut dapat masuk ke dalam ruang komputer? 7. Pukul berapakah kejadian tersebut diketahui? 8. Kejadian pencurian ini dilaporkan kemana? 9. Apakah ide pokok pada paragraf keenam? 10. Pesan positif apakah yang dapat diambil dari kejadian pencurian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan diatas menurut kalimatmu sendiri! 146

165 Lampiran 8. Soal Tes Siklus I (Per-pertemuan) Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama: Kelas: No. Absen: Hari/Tanggal: 147

166 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan Rumah Rusak Tertimpa Pohon pada setiap paragraf! 2. Kemukakan ide pokok paragraf kedua! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Rumah siapa yang hancur tertimpa pohon? 5. Apakah ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut? 6. Bagaimana peristiwa tersebut terjadi? 7. Menurut informasi yang ada di dalam bacaan pada bulan apa puncak musim penghujan? 8. Bencana apa saja yang dapat ditimbulkan oleh hujan? 9. Apa yang harus kita lakukan agar mencegah banjir? 10. Apa ide pokok pada paragraf pertama? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 148

167 Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama: Kelas: No. Absen: Hari/Tanggal: 149

168 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Menabrak, Bus Agung Dirusak! 2. Kemukakan ide pokok pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Bus apa yang di rusak oleh warga? 5. Apakah yang ditabrak oleh bus? 6. Berapa orang yang di tabrak oleh bus? 7. Siapakah nama sopir bus? 8. Siapakah nama yang mengendarai sepeda motor? 9. Apa ide pokok dalam bacaan tersebut? 10. Pesan positif apakah yang dapat di ambil dari kejadian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 150

169 Soal Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama: Kelas: No. Absen: Hari/Tanggal: 151

170 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar! 2. Kemukakan ide pokok pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa pekerjaan Rosalia Endang? 5. Berapakah perkiraan kerugian dari peristiwa tersebut? 6. Sekitar pukul berapa kebakaran tersebut terjadi? 7. Siapakah nama pemilik rumah yang terbakar? 8. Apa penyebab terjadinya kebakaran tersebut? 9. Apa ide pokok dalam bacaan tersebut? 10. Pesan positif apakah yang dapat di ambil dari kejadian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 152

171 Lampiran 9. Soal Tes Pasca-tindakan Siklus I Soal Tes Hasil Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Nama: Kelas: No. Absen: Hari/Tanggal: 153

172 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Rumah Penjual Jamu Terbakar! 2. Kemukakan ide pokok pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa pekerjaan Rosalia Endang? 5. Berapa perkiraan kerugian dari peristiwa tersebut? 6. Sekitar pukul berapa kebakaran tersebut terjadi? 7. Dimana Rosalia Endang merebus jamu? 8. Bagaimana terjadinya kebakaran tersebut? 9. Apa ide pokok dalam bacaan tersebut? 10. Pesan positif apakah yang dapat di ambil dari kejadian tersebut? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 154

173 Lampiran 10. Soal Tes Siklus II (Per-pertemuan) Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama : Kelas : No. Absen : Hari/Tanggal : 155

174 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan Pencuri angkut 21 unit komputer pada setiap paragraf! 2. Kemukakan ide pokok paragraf kedua dan ketiga! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Pencurian tersebut terjadi di sekolah mana? 2. Kapan terjadinya pencurian? 3. Benda apa yang dicuri dari sekolah? 4. Berapakah jumlah benda yang dicuri? 5. Di kota mana terjadinya pencurian komputer? 6. Bagaimana pencuri tersebut dapat masuk ke dalam ruang komputer? 7. Pukul berapakah kejadian tersebut diketahui? 8. Kejadian pencurian ini dilaporkan kemana? 9. Apakah ide pokok pada paragraf keenam? 10. Apa yang harus dilakukan agar kejadian pencurian tidak terulang kembali? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan diatas menurut kalimatmu sendiri! 156

175 Tes Kemampuan Membaca Pemahaman Nama : Kelas : No. Absen : Hari/Tanggal : 157

176 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor! 2. Kemukakan ide pokok paragraf pertama pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa yang dilakukan oleh tiga relawan di tebing? 5. Berapa korban yang tertimbun longsor? 6. Berapa tinggi tebing yang menjadi tempat peristiwa longsor? 7. Di kawasan lereng mana tiga relawan berpatroli? 8. Bagaimana terjadinya tiga relawan tersebut tertimbun longsor? 9. Apa ide pokok pada paragraf pertama dalam bacaan tersebut? 10. Apa yang harus dilakukan agar tidak tertimbun longsor? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 158

177 Lampiran 11. Soal Tes Pasca-tindakan Siklus II Tes Hasil Belajar Kemampuan Membaca Pemahaman Nama : Kelas : No. Absen : Hari/Tanggal : 159

178 A. Tugas Membaca! 1. Bacalah bacaan dengan baik bacaan yang berjudul Tiga Relawan Tertimbun Longsor! 2. Kemukakan ide pokok paragraf pertama pada bacaan! 3. Kemukakan masalah yang terjadi di dalam bacaan! 4. Ceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca dengan bahasamu sendiri! 5. Sebutkan kata-kata baru yang terdapat dalam bacaan! B. Essay! 1. Peristiwa apa yang terjadi di dalam isi bacaan? 2. Kapan terjadinya peristiwa tersebut? 3. Dimana peristiwa tersebut terjadi? 4. Apa yang dilakukan oleh tiga relawan di tebing? 5. Berapa korban yang tertimbun longsor? 6. Berapa tinggi tebing yang menjadi tempat peristiwa longsor? 7. Di kawasan lereng mana tiga relawan berpatroli? 8. Bagaimana terjadinya tiga relawan tersebut tertimbun longsor? 9. Apa ide pokok pada paragraf pertama dalam bacaan tersebut? 10. Apa yang harus dilakukan agar tidak tertimbun longsor? C. Uraian! 1. Tuliskan kembali bacaan di atas menurut kalimatmu sendiri! 160

179 161

180 162

181 163

182 164

183 165

184 166

185 167

186 168

187 169

188 170

189 171

190 172

191 173

192 174

193 175

194 176

195 177

196 178

197 179

198 180

199 181

200 182

201 183

202 184

203 185

204 186

205 187

206 188

207 189

208 190

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tunarungu dapat diartikan sebagai suatu keadaan kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indera

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL SKRIPSI

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL SKRIPSI PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MENGGUNAKAN MEDIA DOMINO CARD WOPIC PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR I DI SLB NEGERI 2 BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI PENANGANAN PENYIMPANGAN PERILAKU SEKSUAL PADA REMAJA TUNALARAS YANG BERPERILAKU AGRESIF DI LINGKUNGAN ASRAMA SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh: Fitria Damayanti Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia phiethriedamaya@yahoo.co.id

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN GAMBAR KARYA ANAK DI TK KARTIKA IV-38 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN GAMBAR KARYA ANAK DI TK KARTIKA IV-38 DEPOK SLEMAN SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN GAMBAR KARYA ANAK DI TK KARTIKA IV-38 DEPOK SLEMAN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek 144 JUPEDASMEN, Volume 2, Nomor 2, Agustus 2016 PEMANFAATAN SURAT KABAR SEBAGAI SUMBER BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS V TAHUN AJARAN 2015/2016 DI SDN 1 TASIKMADU KECAMATAN

Lebih terperinci

INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI

INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI INTERAKSI SOSIAL ANAK TUNALARAS TIPE AGRESIF DALAM KEGIATAN OUTBOND DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA CATATAN DINDING TERHADAP KEDISIPILINAN DIRI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION PADA SISWA KELAS IVB SD NEGERI GAMOL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM

SKRIPSI. Oleh Apriyani NIM PENGGUNAAN MEDIA BLOK DIENES DALAM PEMBELAJARAN REMEDIAL MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C DHARMA RENA RING PUTRA II YOGYAKARTA SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS V SD NEGERI II SEREN, PURWOREJO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BINA DIRI MEMASAK LAPIS SINGKONG DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI

KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BINA DIRI MEMASAK LAPIS SINGKONG DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI KEMAMPUAN ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DALAM BINA DIRI MEMASAK LAPIS SINGKONG DI SLB NEGERI PEMBINA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI i PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS X ADMINISTRASI SMK KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Disusun Oleh : RATIH RIANDINI PUTRI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Suhardi NIM :

SKRIPSI. Oleh Suhardi NIM : PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN PADA BILANGAN BULAT DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MISTAR BILANGAN KELAS V A SDN GUWOSARI KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM

Skripsi. Oleh: Oleh Noviana Sari NIM UPAYA MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 PINGIT KECAMATAN PRINGSURAT KABUPATEN TEMANGGUNG Skripsi Diajukan kepada Fakultas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Wantini NIM

SKRIPSI. Oleh Wantini NIM PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MEDIA GELAS BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS IV DI SLB BAKTI PUTRA NGAWIS KARANGMOJO GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL

PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL PENINGKATAN KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PAPAN MANIK-MANIK PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III DI SLB MARSUDI PUTRA I BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA TUNARUNGU KELAS 3 DI SLB AS-SYIFA LOMBOK TIMUR SKRIPSI

PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA TUNARUNGU KELAS 3 DI SLB AS-SYIFA LOMBOK TIMUR SKRIPSI PENERAPAN METODE MIND MAP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA TUNARUNGU KELAS 3 DI SLB AS-SYIFA LOMBOK TIMUR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

Disusun oleh : Ika Candra Nugraheni

Disusun oleh : Ika Candra Nugraheni UPAYA PENINGKATAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN SIKAP MENGHARGAI PENDAPAT ORANG LAIN MELALUI TEKNIK GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 1 SAPTOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Esti Normalita NIM

SKRIPSI. Oleh Esti Normalita NIM PENERAPAN METODE DISKUSI DAN PERMAINAN PAPAN MEMORI UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS X DI SMA MUHAMMADIYAH 2 MAGELANG TAHUN AJARAN 2013/2014 SKRIPSI

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA Dra. Isnaeni Praptanti, M.Pd., dan Drs. Karma Iswasta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Putri Permatasari, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya pendidikan di Indonesia telah dijamin seperti yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 bahwa : Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI PENGEMBANGAN MEDIA BIMBINGAN BELAJAR BERBASIS KOMPUTER TENTANG STRATEGI MENGATASI STRES DALAM BELAJAR UNTUK SISWA KELAS XI DI MAN 3 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: Azmy Juhayla NIM

SKRIPSI. Oleh: Azmy Juhayla NIM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS (ASSURANCE, RELEVANCE, INTEREST, ASSESMENT, SATISFACTION) UNTUK MENGURANGI KESALAHAN MENYELESAIKANSOAL KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 JEMBER

Lebih terperinci

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI

TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN 2011/2012 DEPOK SLEMAN SKRIPSI MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN PECAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) SISWA KELAS IV B SD NEGERI DERESAN TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENGARUH PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBINAAN MORAL SISWA KELAS V SD NEGERI SEKECAMATAN DANUREJAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

PENGARUH PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBINAAN MORAL SISWA KELAS V SD NEGERI SEKECAMATAN DANUREJAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 PENGARUH PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBINAAN MORAL SISWA KELAS V SD NEGERI SEKECAMATAN DANUREJAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak tunarungu merupakan anak yang mempunyai gangguan pada pendengarannya sehingga tidak dapat mendengar bunyi dengan sempurna atau bahkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM

SKRIPSI. Oleh Nita Yolanda NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KARTU BERBUNYI PADA SISWA KELAS IV SDN KADEMANGAN II KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Oleh Nita Yolanda

Lebih terperinci

PENERAPAN MODEL CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 GEDANGSARI, GUNUNGKIDUL

PENERAPAN MODEL CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 GEDANGSARI, GUNUNGKIDUL PENERAPAN MODEL CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DAN KREATIVITAS SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 GEDANGSARI, GUNUNGKIDUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM

SKRIPSI. Oleh Susi Purwandari NIM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI PADA SISWA KELAS IV SD MANGIR LOR KECAMATAN PAJANGAN KABUPATEN BANTUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIER PADA SISWA KELAS X.9 SMA N 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIER PADA SISWA KELAS X.9 SMA N 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN MINAT BERWIRAUSAHA MELALUI LAYANAN INFORMASI KARIER PADA SISWA KELAS X.9 SMA N 2 BAE KUDUS TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Oleh ERNI APRIYANI NIM 200831105 PEOGRAM STUDI BIMBINGAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA

STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA STUDI KASUS TENTANG EKSPRESI EMOSI PADA ANAK AGRESIF KELAS II DI SLB E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA MELALUI MEDIA POWERPOINT PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 2 DI SLB BHAKTI KENCANA BERBAH

PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA MELALUI MEDIA POWERPOINT PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 2 DI SLB BHAKTI KENCANA BERBAH PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA BENDA MELALUI MEDIA POWERPOINT PADA ANAK TUNARUNGU KELAS DASAR 2 DI SLB BHAKTI KENCANA BERBAH SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK (SAS) SISWA KELAS I DI SD NEGERI 1 GEBANGSARI KEBUMEN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A SMP N 4 KALASAN

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A SMP N 4 KALASAN UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MELALUI METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII A SMP N 4 KALASAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN

SKRIPSI. Oleh: YUGO SETIAWAN MENINGKATAN MINAT BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI IPA 2 SMA N 1 DEPOK TAHUN AJARAN 2011/2012 MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas

Lebih terperinci

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM:

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 2 PANGGANG KECAMATAN JEPARA KABUPATEN JEPARA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI PEMBELAJARAN TERPADU DI KELAS VII C SMP N 5 WATES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS)

E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) Volume 2 Nomor 3 September 2013 E-JUPEKhu (JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN KHUSUS) http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu Halaman :854-862 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA TUNARUNGU DENGAN

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM

SKRIPSI. Disusun oleh : Widi Nugroho NIM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS III PADA MATERI PECAHAN DALAM TEMA PEKERJAAN DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA KERTAS KARTON BERWARNA DI SDN DEPOK 1 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENGEMBANGKAN MOTORIK KASAR MELALUI BERMAIN PAPAN TITIAN PADA ANAK KELOMPOK B TK PIRI NITIKAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun oleh: Esti Wulandari

SKRIPSI. Disusun oleh: Esti Wulandari PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI KEGIATAN POKOK EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VII F DI SMP NEGERI 2 NGEMPLAK SLEMAN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM

SKRIPSI. oleh Yuni Nur Isneni NIM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN KATA PADA SISWA KELAS VIII C SMP NEGERI 2 KESESI KABUPATEN PEKALONGAN JAWA TENGAH SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI

SKRIPSI. Oleh : SUGENG RIYADI IMPLEMENTASI TEKNIK TSTS (TWO STAY TWO STRAY) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERAWATAN DAN PERBAIKAN MOTOR OTOMOTIF SISWA KELAS XII JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF SMK N 2 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Kepada

Lebih terperinci

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu E-Journal Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyimak adalah satu di antara empat keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menyimak adalah suatu proses yang dilakukan

Lebih terperinci

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh :

Skripsi. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Disusun Oleh : PENINGKATAN PEMAHAMAN NILAI-NILAI KARAKTER BANGSA MELALUI STRATEGI ROLE PLAYING PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS V B SD MUHAMMADIYAH 1 KETELAN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Skripsi

Lebih terperinci

PENANGANAN EMOSI MELALUI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ANAK TUNALARAS TIPE HIPERAKTIF KELAS I SDLB DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI

PENANGANAN EMOSI MELALUI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ANAK TUNALARAS TIPE HIPERAKTIF KELAS I SDLB DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI PENANGANAN EMOSI MELALUI PERMAINAN SEPAK BOLA PADA ANAK TUNALARAS TIPE HIPERAKTIF KELAS I SDLB DI SLB-E PRAYUWANA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Oleh: Eka Susilowati Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI. Oleh Sartinem NPM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS IV SD TERUMAN BANTUL SKRIPSI Oleh Sartinem NPM 11266100002 PROGRAM PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA TITI LARAS TEMBANG MACAPAT DHANDHANGGULA MENGGUNAKAN APLIKASI ADOBE FLASH CS5 UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA TITI LARAS TEMBANG MACAPAT DHANDHANGGULA MENGGUNAKAN APLIKASI ADOBE FLASH CS5 UNTUK SISWA SMP KELAS VIII PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MEMBACA TITI LARAS TEMBANG MACAPAT DHANDHANGGULA MENGGUNAKAN APLIKASI ADOBE FLASH CS5 UNTUK SISWA SMP KELAS VIII SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI PENINGKATAN KEMATANGAN KARIR MELALUI KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH I YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi

Lebih terperinci

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP

PERSETUJUAN. Disetujui pada tanggal 22 Oktober Menyetujui, NIP NIP PERSETUJUAN Skripsi yang berjudul " Pembelajaran Matematika dengan Model Kooperatif Tipe Numbered-Head-Together untuk Meningkatkan Kemandirian Belajar Siswa Kelas X SMA N 1 Imogiri " telah disetujui oleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PENGUKURAN SATUAN WAKTU PANJANG DAN BERAT MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI KELAS IV SD N 03 SIKASUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN PADA ANAK TK ABA KUNCEN 1 YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI

MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI MENINGKATKAN KETERAMPILAN OPERASI HITUNG MELALUI RECIPROCAL TEACHING SISWA KELAS VC SD 2 PADOKAN BANTUL TAHUN 2012 HALAMAN JUDUL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGARANG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS V SLB B KARNNAMANOHARA YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PERTANYAAN REKAYASA (PLANTET QUESTIONS)

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PERTANYAAN REKAYASA (PLANTET QUESTIONS) PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PERTANYAAN REKAYASA (PLANTET QUESTIONS) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP MUHAMMADIYAH 1 WONOSOBO SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada

BAB I PENDAHULUAN. bernalar serta kemampuan memperluas wawasan. Menurut Tarigan (2008:1) ada 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OUTING CLASS UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 01 JANTIHARJO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2013

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Angeta Silvia Pabayo

SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Angeta Silvia Pabayo UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING SISWA KELAS IV SEMESTER II SDN KUTOWINANGUN 05 KECAMATAN TINGKIR KOTA SALATIGA TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang disebabkan penyakit, kecelakaan, atau sebab lain yang tidak BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Tentang Tunarungu 1. Pengertian Anak Tunarungu Anak berkelainan pendengaran atau tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan atau kerusakan pada satu atau lebih organ

Lebih terperinci

PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE

PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE PENINGKATANN KEMAMPUAN KOMUNIKASI DAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE MAKE A MATCH (PTK Pada Siswa Kelas XI C Semester Genap SMK Wijaya Kusuma, Surakarta Tahun 2014/2015) SKRIPSI Untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan oleh penulis di kelas XII-A SMK 45 Lembang, baik wawancara dengan guru maupun siswa, diketahui bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN METODE COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA GAMBAR DI KELAS IV MI MUHAMMADIYAH PEJOGOL SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menulis merupakan salah satu keterampilan dari empat aspek kebahasaan. Keterampilan yang tidak hanya dipahami hanya sekedar proses pengungkapan gagasan atau cara

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Heny Fariyanti NIM

SKRIPSI. Oleh Heny Fariyanti NIM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA OPERASI HITUNG PERKALIAN MELALUI METODE JARIMATIKA PADA SISWA KELAS III SD N 1 SRIBITAN KASIHAN, BANTUL 2011 / 2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS V MELALUI PENERAPAN MODEL GALLERY WALK MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DI SD NEGERI LEDUG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI i UPAYA MENINGKATKAN SIKAP HIDUP SEDERHANA DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI PAKEM MATEMATIKA DI SD NEGERI 3 LESMANA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar i PENINGKATAN CINTA TANAH AIR DAN PRESTASI BELAJAR PKN MATERI KEKAYAAN ALAM DAN KEKHASAN BANGSA INDONESIA MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN CARD SORT DI KELAS III SD NEGERI 1 PENAMBONGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

FHALAMAN JUDUL. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Rutinah

FHALAMAN JUDUL. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. Oleh Rutinah FHALAMAN JUDUL UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS 5 SDN 2 WONOROTO KABUPATEN WONOSOBO SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN PEMANFAATAN LAGU RELIGI CIPTAAN LETTO PADA SISWA KELAS X MA SALAFIYAH PENJALINAN MAGELANG Oleh: Wahyu Uji Lestari Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DI KELAS V SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang dilaksanakan secara sadar untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Pendidikan menjadi sesuatu hal yang sangat

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN METODE EKSPERIMEN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI HUBUNGAN SUMBER DAYA ALAM DENGAN LINGKUNGAN, TEKNOLOGI DAN MASYARAKAT DI SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B 2 TK PETIWI 57 BANGUNHARJO SEWON BANTUL

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B 2 TK PETIWI 57 BANGUNHARJO SEWON BANTUL UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA ANAK MELALUI PENGGUNAAN MEDIA CERITA BERGAMBAR PADA KELOMPOK B 2 TK PETIWI 57 BANGUNHARJO SEWON BANTUL SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI

SKRIPSI. Oleh : RIYANDA OKTA DEWI HARIYADI PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA POKOK BAHASAN PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SDN LEMBENGAN 01 JEMBER TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh : RIYANDA OKTA

Lebih terperinci

BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN. Sosialisasi KTSP

BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN. Sosialisasi KTSP BIMBINGAN PADA SISWA DENGAN HAMBATAN 1 DEFINISI HEARING IMPAIRMENT (TUNARUNGU) TERKANDUNG DUA KATEGORI YAITU: DEAF (KONDISI KEHILANGAN PENDENGARAN YANG BERAT) DAN HARD OF HEARING (KEADAAN MASIH MEMILIKI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENINGKATAN SIKAP KERJA KERAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN PERMAINAN BALOK PECAHAN DI KELAS V B SD NEGERI PANAMBANGAN SKRIPSI Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya.

BAB I PENDAHULUAN. pikiran, pendapat, imajinasi, dan berhubungan dengan manusia laninnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat terpenting yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Dengan bahasa, manusia akan dapat mengungkapkan segala pemikirannya. Selain itu, dengan

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN PENINGKATAN MOTIVASI DAN PEMAHAMAN KONSEP IPA DENGAN PENGGUNAAN VCD PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS IV SDN KARANGMOJO III GUNUNGKIDUL TAHUN AJARAN 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF PADA SISWA KELAS IV SD KARANGTENGAH BARU DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Kemampuan siswa berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi negara Republik Indonesia dan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Sebagai bahasa negara, BI dapat dimaknai sebagai bahasa

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X.2 SMA NEGERI I KRETEK, BANTUL, YOGYAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MIND MAPPING SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum merupakan rancangan pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan lembaga untuk peserta didik. Kurikulum pendidikan sudah beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. di masyarakat seperti organisasi sosial. Di dalam kelompok itu, manusia selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang disadari atau tidak, selalu hidup berkelompok dan saling membutuhkan satu sama lain. Kelompok tersebut dimulai dari suatu

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO PENINGKATAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING TIPE POST SOLUTION POSING PADA MATERI POKOK PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINIER KELAS X/TPM SMK MUHAMMADIYAH 1

Lebih terperinci

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X. PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X Oleh Linda Permasih Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd. Dr. Edi Suyanto, M.Pd. email: linda.permasih99@gmail.com Abstrac

Lebih terperinci

Oleh : SKRIPSI. Fatimatuz Zahrok NIM

Oleh : SKRIPSI. Fatimatuz Zahrok NIM UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP TRIGONOMETRI SISWA MELALUI METODE INKUIRI DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DI SMA MUHAMMADIYAH 3 JEMBER KELAS X-4 TAHUN AJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII DENGAN MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL THROWING DI SMP N 4 SATUATAP BAWANG BANJARNEGARA SKRIPSI

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII DENGAN MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL THROWING DI SMP N 4 SATUATAP BAWANG BANJARNEGARA SKRIPSI PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII DENGAN MENGGUNAKAN METODE SNOWBALL THROWING DI SMP N 4 SATUATAP BAWANG BANJARNEGARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta

Lebih terperinci

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN PUISI PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MEDIA GAMBAR DEVI ANJARSARI 158620600023/6/B1-PGSD/Universitas Muhammadiyah Sidoarjo Devianjarsari1996@gmail.com

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR SPONGEBOB

PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR SPONGEBOB PENINGKATAN KEMAMPUAN OPERASI PENJUMLAHAN PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN BANTUAN MEDIA GAMBAR SPONGEBOB BAGI SISWA TUNARUNGU KELAS III DASAR DI SLB BINA TARUNA MANISRENGGO KLATEN SKRIPSI Diajukan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PERKALIAN CARA SUSUN PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL THINK PAIR AND SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SDN PLUMBUNGAN GABUS KABUPATEN PATI SEMESTER I TAHUN 2011/2012 SKRIPSI

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY UNTUK MENINGKATKAN SIKAP KERJASAMA DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA MATERI GERAK BENDA KELAS III SEKOLAH DASAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR ILUSTRASI PADA SISWA KELAS X TKR 2 SMK MUHAMMADIYAH 1 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2010/2011 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA KELAS VIII D DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013

IMPLEMENTASI METODE FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA KELAS VIII D DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013 IMPLEMENTASI METODE FIRING LINE UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA KELAS VIII D DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 DEPOK TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Universitas

Lebih terperinci