PANDUAN SKRINING GIZI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013
|
|
- Farida Irawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PANDUAN SKRINING GIZI RS. BAPTIS BATU TAHUN 2013 RS BAPTIS BATU JL RAYA TLEKUNG NO 1 JUNREJO BATU
2 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Daftar Isi... ii Definisi Pengertian Tujuan... 1 Ruang Lingkup Skrining Gizi Pada Anak (0-14 Tahun) Skrining Gizi Pada Pasien Dewasa (14-65 Tahun) Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (> 65 Tahun)... 9 Tata Laksana Dokumentasi ii
3 DEFINISI 1. Pengertian. Skrining gizi adalah suatu sistem dari nutritional assessment untuk mendeteksi dini pada perseorang atau sekelompok orang yang memiliki resiko terkena malnutrisi, beresiko malnutrisi atau tidak terkena malnutrisi sehingga dapat diberikan intervensi dengan cepat dan dalam skala yg banyak. (Principle of Nutrition Assessment,Gibson.2005) 2. Tujuan. - Mengidentifikasi secara cepat individu yang beresiko dan tidak beresiko malnutrisi. - Memprediksi kemungkinan membaik atau memburuknya keadaan pasien untuk intervensi lebih lanjut. - Menentukan siapa yang membutuhkan dukungan nutrisi dan dukungan nutrisi apa yang sesuai 1
4 RUANG LINGKUP 1. Skrining gizi pada anak (0-14) - Asesmen Gizi pada anak dilakukan berdasarkan kriteria Screening Tool for the Assessment of Malnutrition in Paediatric (STAMP). - Langkah pertama : Diagnosis Tahap ini untuk mendeteksi apakah terdapat masalah gizi, seperti: disfagia, atau halhal yang kemungkinan menyebabkan masalah gizi, seperti: kebiasaan makan yang salah, atau tidak terdapat masalah gizi. Masing masing kategori memiliki score tersendiri No Nutritional Definitely Nutritional Possibly Nutritional Implication Implication = Implications = Score 3 = Score 2 Score 0 - Bowel failure - Behavioural eating problems - Day case - Intractable diarrhea - Cardiology surgery - Burns and major trauma - Crohn s disease - Dysphagia - Liver Disease - Major surgery - Cerebral palsy - Cleft lip and palate - Coeliac disease - Diabetes - Gastro-oesophageal reflux - investigations - Multiple food - Minor surgery allergies/intolerance - Neuromuscular conditions - Oncology on active - Psychiatric disorders treatment - Respiratory syncytial virus - Renal disease/failure (RSV) - Inborn errors of - Single food allergy/intolerance metabolism 2. Langkah kedua : Intake makanan Tahap ini untuk mengatahui intake makanan pasien, dikategorikan menjadi: pasien tidak mendapat intake makanan diberi skor 3, pasien mendapat intake makanan tapi kuantitasnya tidak mencukupi kebutuhan diberi skor 2, atau pasien mendapat makanan sesuai kebutuhannya diberi skor 0. Hal ini bisa dilakukan dengan wawancara/bertanya pada orangtua/pengasuh pasien. 3. Langkah ke tiga: berat badan dan tinggi badan 2
5 Pada tahap ini dilakukan assessment terhadap berat badan dan tinggi badan, hasilnya dibandingkan dengan baku acuan-centile dan diberi score. 3
6 Cara pembacaan BB dan TB pada growth chart adalah : a) Ukur berat badan dan tinggi badan anak b) Lihat dan letakkan hasil pengukuran dengan tabel growth chart c) Bandingkan dengan syarat yang ada di step 3 : - Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 3 kolom diberi score 3. - Bila beda centil BB dan TB mencapai lebih dari 2 kolom diberi score 2. - Bila beda centil BB dan TB mencapai 0-1 kolom diberi score Langkah ke empat : Risiko malnutrisi secara keseluruhan Pada tahap ini, score yang diperoleh dari tahap 1, 2, dan 3 diakumulasikan, kemudian hasilnya dibandingkan dengan baku acuan untuk menentukan risiko malnutrisi pasien: berisiko malnutrisi tingkat tinggi, beresiko malnutrisi tingkat sedang, atau beresiko malnutrisi tingkat rendah. 4
7 Cut off Score High risk 4 Medium risk 2 3 Low risk 0 1 5
8 5. Langkah kelima : Asuhan gizi Pada tahap ini, terdapat saran asuhan gizi yang harus dilakukan terkait dengan hasil yang diperoleh pada tahap 4. a) High Risk - Memberikan intervensi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi - Merujuk kepada Ahli Gizi, Tim Support Gizi, atau konsultan. - Memonitor setiap perencanaan intervensi yang dilakukan. b) Medium Risk - Memonitor intake gizi selama 3 hari. - Mengulangi screening setelah 3 hari. - Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan. c) Low Risk - Melanjutkan intervensi klinik dan gizi secara rutin. - Mengulangi screening setiap minggu ketika pasien anak berada pada rawat Rumah Sakit. - Memperbaiki perencanaan intervensi sesuai dengan kebutuhan. 6. Catat pada form skrining gizi pada pasien anak. 4. Skrining gizi pada Pasien Dewasa (14-65 tahun). 1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Malnutrition Universal Screening Tools ( MUST ). 2. Langkah pertama : hitung Indeks Massa Tubuh ( IMT ) pasien dengan menggunakan kurva terlampir dan berikan skor. 6
9 7
10 Alternatif (penghitungan Lingkar lengan atas / LLA berdasarkan umur) - Lengan bawah sisi kiri pasien harus ditekuk 90o terhadap siku, dengan lengan atas paralel di sisi tubuh. Ukur jarak antara tonjolan tulangbahu (akromion) dengan siku (olekranon). Tandai titik tengahnya. - Perintahkan pasien untuk merelaksasikan lengan atasnya, ukur lingkar lengan atas di titik tengah, pastikan pita pengukur menempel tidak terlalu ketat Skor diperoleh dengan membandingkan hasil pengukuran dibagi dengan tabel LILA berdasarkan umur: Kemudian diberikan skor berdasarkan: LILA/U Skor > 120 % 0 90% - 120% 0 70 % - 90% 1 < 70 % 2 7. Langkah kedua : nilai persentase kehilangan berat badan yang tidak direncanakan dan berikan skor 1 bila ada penurunan berat badan, dan 0 bila tidak ada penurunan berat badan 8. Langkah ke tiga: nilai efek / pengaruh akut dari penyakit yang diderita pasien dan berikan skor ( rentang antara 0 2 ). Sebagai contoh, jika pasien sedang mengalami penyakit akut dan sangat sedikit / tidak terdapat asupan makanan > 5 hari, berikan skor Langkah ke enpat : tambahkan skor yang diperoleh dari langkah 1, 2, dan 3 untuk menilai adanya resiko malnutrisi i. Skor 0 = resiko rendah ii. Skor 1 = resiko sedang iii. Skor 2 = resiko tinggi 8
11 10. Langkah ke lima : gunakan panduan tatalaksana untuk merencanakan strategi keperawatan berikut ini a. Risiko rendah Perawatan rutin: ulangi skrining pada pasien di rumah sakit setiap minggu b. Risiko sedang Melakukan observasi, mencatan asupan makanan selama 3 hari. Bila adekuat, ulangi skrining setiap minggu selama dirawat di rumah sakit. Jika tidak adekuat, rencanakan strategi untuk perbaikan dan peningkatan asupan gizi, pantau, dan kaji ulang progran pemberian makanan secara teratur c. Risiko tinggi Perbaiki dan tingkatkan asupan gizi, pantau dan kaji ulang program pemberian nutrisi dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi untuk semua kategori: a. Atasi penyakit yang mendasari dan berikan saran dalam pemilihan jenis makanan b. Catat kategori resiko malnutrisi c. Catat kebutuhan akan diet khususnya Catat pada form skrining gizi pada pasien dewasa. 3. Skrining Gizi Pada Pasien Lansia (>65 tahun). 1. Asesmen Gizi dilakukan berdasarkan kriteria Mini Nutritional Assessment (MNA). 2. MNA menggunakan instrument checklist dengan mengisikan kolom yang tersedia sesuai kondisi pasien 3. form screening MNA terdiri dari 6 pertanyaa meliputi intake makanan, Penurunan berat badan, mobilitas, stress psikologi, masalah neuropsichologi, dan BMI. 4. Isikan nama, berat badan, tinggi badan, dan tanggal melakukan skrining. 5. Pertanyaan dari form MNA adalah: a. Food intake Penurunan intake makanan berkisar sejak 3 bulan yang lalu akibat kehilangan nafsu makan, gangguan pencernaan, kesulitan mengunyah atau menelan, dengan skor: 0 = penurunan intake berat 1 = penurunan intake ringan 2 = tidak terjadi penurunan intake 9
12 Dapat ditanyakan dengan: - Apakah konsumsi anda menurun berkisar sejak 3 bulan yang lalu? - Jika iya, apakah dikarenakan kurang nafsu makan, kesulitan mengunyah atau menelan? - Jika iya, apakan hanya sedikit sekali makanan yang anda konsumsi? - Jika merupakan pengukuran ulang : apakah pola makan anda berubah sejak pengukuran terakhir? b. Penurunan berat badan Penurunan berat badan sejak 3 bulan yang lalu dengan skor: 0 = penurunan BB > 3kg 1 = penurunan BB tidak diketahui 2 = penurunan BB antara 1 3 kg 3 = tidak terjadi penurunan BB Dapat ditanyakan dengan: - Apakah anda mengalami penurunan BB tanpa direncanakan sejak 3 bulan terakhir? - Apakah ikat pinggang anda menjadi lebih longgar? - Berapa kg kira kira penurunan BB yang anda alami? c. Mobilitas Dengan skor 0 = hanya berada di kasur atau kursi 1 = dapat beranjak dari kasur / kursi namun tidak keluar rumah 2 = dapat pergi keluar rumah Dapat ditanyakan dengan: - Apakah anda dapat beranjak dari kasur / kursi? - Apakah anda dapat pergi keluar rumah? d. Stres psikologi Stress psikologi atau penyakit akut yang diderita pasien, dengan skor 0 = iya 1 = tidak Dapat ditanyakan dengan - Apakah anda sakit baru baru ini? - Apakah anda merasa kehilangan akhir akhir ini? 10
13 e. Masalah neuropsikologi Dengan skor: 0 = depresi atau dementia berat 1 = dementia ringan 2 = tidak ada masalah neuropsikologi Data didapatkan dari petugas medis maupun pihak yang merawat pasien Jika pasien lambat merespon, atau mengalami dementia berat maka perlu dilakukan cross check pada petugas medis maupun pihak yang merawat pasien mengenai pertanyaan A,B,C,D f. IMT Dengan skor: 0 = IMT < 19 1 = IMT <21 2 = IMT <23 3 = IMT 23 atau lebih Bila IMT tidak dapat digunakan, dapat diganti dengan pertanyaan dibawah ini Lingkar Lengan Atas (LILA) 0 = Hasil pengukuran < 23,5 cm 3 = Hasil pengukuran > 23,5 6. Semua pertanyaan ditotal, sehingga mendapat skor skrining: : Status gizi normal 8-11 : Berisiko malnutrisi 0-7 : Malnutrisi 7. Asuhan gizi dilakukan berdasarkan total skor yang didapatkan: a. Status gizi normal: - Dilakukan skrining ulang setelah kejadian akut atau penyakit - Dilakukan skrining ulang sekali dalam setahun di komunitas - Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali pada pasien rawat jalan b. Berisiko malnutrisi: Pada pasien tanpa penurunan berat badan - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan skrining ulang setiap 3 bulan sekali Pada pasien dengan penurunan berat badan 11
14 - Dilakukan intervensi dengan memberikan diet sesuai dengan kebutuhannya dan memberikan suplementasi oral (400 kkal/hari) - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi formulir pengkajian gizi c. Malnutrisi: - Dilakukan intervensi dengan memberikan suplementasi oral ( kkal/hari) dan memberikan diet sesuai kebutuhannya - Dilakukan monitoring terhadap berat badan - Dilakukan asesmen gizi secara mendalam dengan mengisi Formulir Asuhan Gizi 12
15 TATA LAKSANA Pasien yang berisiko masalah gizi dilakukan pengkajian gizi lebih lanjut dengan mengisi formulir asuhan gizi. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Menuliskan data diri pasien 2. Melakukan assessment gizi berupa : a. Antropometri Mengukur berat badan dan tinggi badan, atau LILA dan tinggi lutut kemudian disimpulkan status gizinya. Bisa menggunakan data dari skrining gizi. b. Biokimia Mencatat hasil pemeriksaan laboratorium terkait gizi dari rekam medis dan menyimpulkannya sesuai cut off yang digunakan, dan mencantumkan tanggal pemeriksaan lab c. Fisik dan klinis Mencatat hasil pemeriksaan fisik maupun klinis terkait gizi dari rekam medis dan menyimpulkan hasilnya d. Dietary atau riwayat gizi dahulu dan sekarang Melakukan wawancara singkat mengenai kebiasaan makan pasien sebelum masuk Rumah Sakit berupa: - berapa kali makan dalam sehari - makanan pokok yang biasa dikonsumsi dan porsinya - lauk hewani yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - lauk nabati yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - sayuran yang sering dikonsumsi dan cara pengolahannya - kebiasaan konsumsi buah dan buah yang sering dikonsumsi - kebiasaan minum dan porsinya - kebiasaan jajan atau ngemil serta aktifitas/ kebiasaan olahraga e. Menyimpulkan riwayat gizi dahulu 3. Membuat diagnosa gizi pasien terkait masalah yang ditemukan, menggunakan NCP (problem-etiologi-sign/symptom), misalnya..(problem)... disebabkan oleh..(etiologi)... ditandai dengan...(sign/symptom) Menghitung kebutuhan energi untuk anak menggunakan RDA x BBI + (BEE x FS), sedangkan untuk dewasa nondiabetes menggunakan rumus Harris Benedict. Pasien 13
16 dewasa dengan diabetes menggunakan rumus Perkeni, kemudian diisikan pada kolom rencana intervensi gizi 5. Menentukan intervensi gizi yang dilakukan (modifikasi diet, konsultasi gizi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya) 6. Menentukan rencana monitoring dan evaluasi yang akan dilakukan 7. Melakukan monitoring dan evaluasi 8. Ahli gizi menuliskan nama, mengisikan tanggal melakukan pengkajian gizi, dan menandatangani Formulir Asuhan Gizi pasien 14
17 DOKUMENTASI Skrining gizi dalam rekam medik pasien didokumentasikan didalam RM 25.1 hingga Batu, 30 Desember 2013 Direktur RS. Baptis Batu dr. Arhwinda PA.,Sp.KFR.,MARS. 15
Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH
Esti Nurwanti, S.Gz., Dietisien., MPH Suatu model problem solving yang sistematis, menggunakan cara berpikir kritis dalam membuat keputusan menangani berbagai masalah yang berkaitan dengan nutrisi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tingginya prevalensi malnutrisi pada pasien di rumah sakit masih menjadi perhatian, baik di negara maju maupun negara berkembang. Menurut Barker (2011), malnutrisi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Populasi penelitian = 51 orang. 21 orang keluar. Kriteria inklusi. 30 orang responden. Gambar 2 Cara penarikan contoh
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross sectional study, dilaksanakan di Instalasi Gizi dan Ruang Gayatri Rumah Sakit dr. H. Marzoeki Mahdi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN SKRINING GIZI DI RUMAH SAKIT. Dr. Susetyowati DCN,M.Kes Universitas Gadjah Mada 2014
PENGEMBANGAN INSTRUMEN SKRINING GIZI DI RUMAH SAKIT Dr. Susetyowati DCN,M.Kes Universitas Gadjah Mada 2014 MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT STUDI DELPHI (Meijers dkk, 2010) Defisiensi energi, Defisiensi protein
Lebih terperinciPROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA
PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR (PAGT) INSTALASI GIZI RSU HAJI SURABAYA A. Rencana Asuhan Gizi NAMA PASIEN : An. Jacinda Widya USIA : 3 th 6 bl MRS : 8/5/2013 AHLI GIZI : Bu.Widyaningsih PENGKAJIAN DATA
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dijadikan sebagai contoh bagi masyarakat dalam kehidupan sehari hari. Makanan
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumah sakit merupakan salah satu institusi pelayanan kesehatan yang berupaya mencapai pemulihan penderita. Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan kegiatan terpadu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia adalah negara berkembang yang masih terus melakukan pembangunan dalam segala aspek kehidupan masyarakatnya. Banyak indikator yang menentukan keberhasilan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI STATUS NUTRISI DAN RESIKO MALNUTRISI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KOTA KENDARI
IDENTIFIKASI STATUS NUTRISI DAN RESIKO MALNUTRISI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA MINAULA KOTA KENDARI Nurfantri, Dian Yuniar Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari Jl. Jend. A.H
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diprediksikan terdapat peningkatan usia harapan hidup penduduk Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dengan adanya usia harapan hidup yang semakin meningkat, jumlah penduduk berusia lanjut juga semakin meningkat. Menurut Proyeksi Penduduk Indonesia Tahun 2010-2035
Lebih terperinciDIAGNOSA GIZI PELATIHAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
DIAGNOSA GIZI PELATIHAN PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR Sistem skrining & rujukan Area praktek/ pelayanan Pengetahuan Monitoring & evaluasi gizi Asesmen gizi Mengumpulkan data yg sesuai & terjadwal Analisa
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit. Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan)
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi malnutrisi dan malnutrisi rumah sakit Malnutrisi adalah suatu ketidakseimbangan (kekurangan atau kelebihan) antara asupan energi, protein dan nutrisi lainnya dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Inflamatory bowel disease (IBD) adalah suatu kondisi penyakit kronik pada usus yang diperantarai proses aktivasi imun yang patofisiologinya kompleks dan multifaktorial.
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian ini merupakan cross sectional survey karena pengambilan data dilakukan pada satu waktu dan tidak berkelanjutan (Hidayat 2007). Penelitian dilakukan
Lebih terperinciPEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK
PEDOMAN PELAYANAN GIZI KLINIK RS HERMINA SOLO TAHUN 2015 1 PANDUAN PELAYANAN GIZI KLINIK I. Definisi Pelayanan gizi di rumah sakit adalah merupakan bagian dari pelayanan medik di rumah sakit untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diperkirakan bahwa 2-3% dari jumlah penduduk Indonesia menderita gangguan jiwa berat dan memerlukan perawatan di rumah sakit. Gangguan psikiatri pada masa muda dapat
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi ini menuntut adanya persaingan pelayanan kesehatan yang semakin tinggi diantara rumah sakit. Rumah sakit dituntut untuk tetap mampu meningkatkan
Lebih terperinciPengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia
Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia Menilai status gizi pada lansia memerlukan metode pengukuran yang sesuai dengan perubahan yang terjadi pada struktur tubuh, komposisi tubuh serta penurunan fungsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengukuran Antropometri Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Pengertian
Lebih terperinciTHE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA
THE RELATIONSHIP OF FOOD CONSUMPTION TOWARDS STAY LENGTH AND PATIENT NUTRITIONAL STATUS BY RICE DIET IN PKU MIHAMMADIYAH HOSPITAL OF YOGYAKARTA Listia Anita 1, Yeni Prawiningdyah 2, Farissa Fatimah 3 ABSTRACT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes melitus merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Prevalensi di dunia tahun 2014 sebanyak 9%, di Indonesia meningkat dari 1,1% pada tahun 2007 menjadi
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN PREVALENSI STATUS GIZI YG. BERBEDA.
INDEKS ANTROPOMETRI INDEKS YG SERING DIGUNAKAN : 1. BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) 2. TINGGI BADAN MENURUT UMUR (TB/U) 3. BERAT BADAN MENURUT TINGGI BADAN ( BB/TB) PERBEDAAN PENGGUNAAN INDEKS MEMBERIKAN
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT
PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT 2015 RSU KECAMATAN JOHAR BARU JL. TANAH TINGGI XII JAKARTA PUSAT BAB I DEFINISI A. PENGERTIAN 1. Pelayanan Gizi adalah suatu upaya memperbaiki, meningkatkan gizi, makanan,
Lebih terperinciSTANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)
STANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS) Marina Damajanti Kasubdit Bina Gizi Klinik Direktorat Bina Gizi Disampaikan pada Temu Ilmiah Internasional-PERSAGI Jogyakarta, 27 November 2014 DEFINISI
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015
PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015 I. PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN II. PANDUAN PELAYANAN GIZIRAWAT INAP III. PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN IV. PANDUAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
Lebih terperinciSCREENING AND ASSESSMENT OF NUTRITIONAL STATUS ON ELDERLY IN PAMPANG, MAKASSAR
SCREENING AND ASSESSMENT OF NUTRITIONAL STATUS ON ELDERLY IN PAMPANG, MAKASSAR Darmiaty 1, Nuurhidayat Jafar 2, Silvia Malasari 3 1 Puskesmas Luwuk Sulawesi Tengah 2,3.Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH. Kode Mata Kuliah : GIZ : PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAYANAN GIZI KLINIK (PKL PGK)
SILABUS MATA KULIAH Program Studi : Gizi (S1) Kode Mata Kuliah : GIZ 80154 Nama Mata Kuliah : PRAKTEK KERJA LAPANGAN PELAYANAN GIZI KLINIK (PKL PGK) Jumlah SKS : 4 (Empat) Semester : 8 (Delapan) Mata Kuliah
Lebih terperinciSKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI
SKRINING DAN PENILAIAN NUTRISI Skrining nutrisi adalah alat yang penting untuk mengevaluasi status nutrisi seseorang secara cepat dan singkat. - Penilaian nutrisi merupakan langkah yang peting untuk memastikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kekurangan Energi Kronis (KEK) 1. Pengertian Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah keadaan ibu hamil dan WUS (Wanita Usia Subur) yang kurang gizi diakibatkan oleh kekurangan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN a. Jenis Penelitian Penelitian merupakan penelitian gizi klinik yang menggunakan disain penelitian diskriptif dibidang gizi klinik dengan pendekatan crossectional (belah lintang)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ginjal adalah organ vital yang berperan penting dalam mempertahankan kestabilan lingkungan dalam tubuh. Ginjal mengatur keseimbangan cairan tubuh, elektrolit,
Lebih terperinciStatus Gizi. Keadaan Gizi TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN. Malnutrisi. Kurang Energi Protein (KEP) 1/18/2010 OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI
OBSERVASI/PEMANTAUAN STATUS GIZI TINDAK LANJUT HASIL PENDIDIKAN KESEHATAN MUSLIM, MPH Akademi Kebidanan Anugerah Bintan Tanjungpinang Kepulauan Riau Pemantauan Status Gizi Dalam membahas observasi/pemantauan
Lebih terperinciASUHAN GIZI; NUTRITIONAL CARE PROCESS
ASUHAN GIZI; NUTRITIONAL CARE PROCESS Oleh : Adisty Cynthia Anggraeni, S. Gz. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2012 Hak Cipta 2012 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nutrisi dari makanan diet khusus selama dirawat di rumah sakit (Altmatsier,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Berbagai macam jenis penyakit yang diderita oleh pasien yang dirawat di rumah sakit membutuhkan makanan dengan diet khusus. Diet khusus adalah pengaturan makanan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik bidang gizi klinik yang menggunakan pendekatan crossectional. B. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN a. Tempat penelitian
Lebih terperinciasuhan gizi, penyelenggaraan makanan, kegiatan penelitian dan pengembangan gizi (Depkes, 2006). Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan hak setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu permasalahan yang dihadapi rumah sakit dalam upaya penyembuhan pasien adalah kejadian kurang gizi. Prevalensi kurang gizi di rumah sakit masih cukup tinggi
Lebih terperinciCLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C
POLRI DAERAH JAWA BARAT BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN RUMKIT BHAYANGKARA TK II SARTIKA ASIH BANDUNG CLINICAL PATHWAY EKLAMPSIA GRAVIDARUM Rumah Sakit Kelas B & C No. RM : Nama Pasien : BB : Kg Jenis
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN Penulis: Retno Wahyuningsih, S.Gz. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Berat Badan Lahir Cukup (BBLC) a. Definisi Berat badan lahir adalah berat badan yang didapat dalam rentang waktu 1 jam setelah lahir (Kosim et al., 2014). BBLC
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lum masa dewasa dari usia tahun. Masa remaja dimulai dari saat pertama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja didefinisikan oleh WHO sebagai suatu periode pertumbuhan dan perkembangan manusia yang terjadi setelah masa anak-anak dan sebe lum masa dewasa dari usia 10-19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makronutrien maupun mikronutrien yang dibutuhkan tubuh dan bila tidak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi sangat penting bagi kesehatan manusia dan diperlukan untuk menentukan kualitas fisik, biologis, kognitif dan psikososial sepanjang hayat manusia. Komposisi zat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian diskkiptif analitik di bidang gizi klinis dengan pendekatan cross-sectional yaitu mencari hubungan dua variable dengan pengamatan yang dilakukan
Lebih terperinciB. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Kedungkandang. Waktu pelaksanaan April 2017.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 73) penelitian deskriptif kualitatif ditujukan
Lebih terperinciBAB IV RANCANG BANGUN SISTEM
BAB IV RANCANG BANGUN SISTEM 4.1. Gambaran Umum Sistem Aplikasi yang dibuat dalam penelitian ini digunakan untuk memasukkan data pasien dan melakukan prediksi terhadap penyakit diabetes serta anjuran terapinya.
Lebih terperinciRENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS ABSTRAK
Jurnal STIKES Vol. 6 No. 2, Desember 2013 RENDAHNYA PERAN PERAWAT DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA PASIEN LOW NURSE S ROLE IN MEETING THE NEEDS OF NUTRITION TO PATIENTS M. Saiful Anwar Selvia David
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dampak terhadap terjadinya gangguan gizi antara lain anemia, pertambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator untuk mengetahui derajat kesehatan di suatu negara. Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih sangat tinggi,
Lebih terperinciPEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER)
PEDOMAN MANAJER PELAYANAN PASIEN RUMAH SAKIT (CASE MANAGER) RUMAH SAKIT MH THAMRIN CILEUNGSI JL. Raya Narogong KM 16 Limus Nunggal Cileungsi Bogor Telp. (021) 8235052 Fax. (021) 82491331 SURAT KEPUTUSAN
Lebih terperinciSiti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
HUBUNGAN STATUS GIZI (MINI NUTRITIONAL ASSESMENT) DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN (INDEKS KATZ) PENDERITA DI DIVISI GERIATRI RUMAH SAKIT DOKTER KARIADI SEMARANG Siti Zulaekah dan Dyah Widowati Fakultas Ilmu
Lebih terperinciNI-2.1: Inadequate oral food/beverage intake dll. NI-3: Asupan cairan NI-4: Zat bioaktif
KATEGORI DIAGNOSIS GIZI MASALAH : ASUPAN (NI) : Too much or too litle of a food or nutrient compare to actual or estimated needs KLINIS (NC) ; Nutrition problems that relate to medical or physical condition
Lebih terperinciNo. Dokumen : C. KEBIJAKAN Puskesmas Gedongan mengatur tata cara melakukan konsultasi gizi kepada pasien
KONSULTASI GIZI.. A. PENGERTIAN Serangkaian proses komunikasi dua arah untuk mengembangkan pengertian dan sikap positif terhadap makanan agar dapat membentuk dan memiliki kebiasaan makanan yang baik dalam
Lebih terperinci1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Dwi Novianti Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM
LAMPIRAN 1. Personil Penelitian 1. Ketua Penelitian Nama : dr. Dwi Novianti Jabatan : Peserta PPDS Ilmu Kesehatan Anak FK-USU/RSHAM 2. Anggota Penelitian 1. dr. Hj. Tiangsa Sembiring, M.Ked(Pe d), SpA(K)
Lebih terperinciPROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016
PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016 I. Pendahuluan Salah satu pelayanan kesehatan dalam rantai sistem rujukan adalah rumah sakit yang didirikan dan diselenggarakan dengan
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciLAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095
LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Populasi usia lanjut (usila) meningkat cepat, baik di negara maju maupun di negara berkembang termasuk Indonesia. Peningkatan jumlah populasi usia lanjut
Lebih terperinciUPTD PUSKESMAS KAMPAR KIRI
KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI Nomor : Revisi Ke : Berlaku Tgl: Ditetapkan Kepala UPTD Puskesmas Kampar Kiri dr. Pasniwati Nip. 19750805 200904 2 001 PEMERINTAH KABUPATEN KAMPAR DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat. lampau, bahkan jauh sebelum masa itu (Budiyanto, 2002).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Gizi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan tingkat kesehatan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkembangan mental. Tingkat keadaan gizi normal
Lebih terperinciNutrition Care Process (NCP),
Nutrition Care Process (NCP), oleh Dian Handayani, SKM., M.Kes., PhD; Olivia Anggraeny, S.Gz.,M.Biomed; Cleonara Yanuar Dini, S.Gz., Dietisien; Fuadiyah Nila Kurniasari, S.Gz., MPH; Inggita Kusumastuty,
Lebih terperinciFungsi Makanan Dalam Perawatan Orang Sakit
P e n g e r t i a n D i e t DASAR DIETETIK M u s l i m, M P H l m u D i e t I Cabang ilmu gizi yang mengatur pemberian makan pada kelompok/perorangan dalam keadaan sehat/sakit dengan memperhatikan syarat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan. mempunyai peranan penting dalam mempercepat tercapainya tingkat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit sebagai salah satu dari pelayanan penunjang medik yang merupakan sub sistem dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna Rumah Sakit
Lebih terperinciIBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO
IBNU FAJAR IDN SUPARIASA B. DODDY RIYADI JUIN HADI SUYITNO pasien masuk Skrening PENGKAJIAN GIZI Riwayat diet Antropometri Laboratorium Klinis-fisik Riwayat pasien Diagnosis medis PROSES ASUHAN GIZI TERSTANDAR
Lebih terperinciPANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN
PANDUAN PELAYANAN GIZI RAWAT JALAN RS PKU MUHAMMADIYAH TEMANGGUNG Jalan Raya Kedu Km 2 Temanggung 56253 Telp: (0293) 596704 Fax : (0293) 598700 e-mail: tmg.rspku@gmail.com 2016 1 SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
Lebih terperinciPENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM
Form. 05 FISPH /FISCM PENILAIAN MANDIRI TENTANG KOMPETENSI FISCM Pengantar Tujuan dari penilaian mandiri ini adalah untuk membantu Anda menemukan tingkat kompetensi Anda terhadap dimensi kunci pengajaran
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Keterangan: N = besar populasi n = besar subyek d 2 = tingkat kepercayaan / ketepatan yang diinginkan (0.1) n = 1 + N (d 2 )
METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Desain penelitian ini adalah cross sectional study, yaitu pengamatan yang dilakukan sekaligus pada satu waktu yang tidak berkelanjutan. Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Status Gizi Status gizi merupakan suatu keadaan tubuh akibat interaksi antara asupan energi dan protein serta zat-zat gizi esensial lainnya dengan keadaan kesehatan tubuh (Sri,
Lebih terperinciaureus, Stertococcus viridiansatau pneumococcus
Analisis Data No Data Etiologi Masalah 1. Data Subjektif : Gangguan sekresi saliva Nyeri Penghentian/Penurunan aliran Nyeri menelan pada rahang saliva bawah (kelenjar submandibula) Nyeri muncul saat mengunyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Ibu hamil Pekerjaan Ibu hamil Pendidikan Ibu hamil Umur kehamilan ibu hamil Jumlah asupan protein Variable Terikat Kejadian Kekurangan Energi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyediaan makanan merupakan salah satu hal penting dalam peningkatan dan perbaikan status gizi pasien di rumah sakit sebagai bagian dari penyembuhan penyakit. Pemberian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi
BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) tipe 2 merupakan kondisi yang progresif meskipun pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi diabetes menimbulkan beban
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
14 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini tergolong penelitian deskriptif bidang gizi institusi yang menggambarkan sisa makanan dan faktor-faktor yang mempengaruhi sisa makanan yang
Lebih terperinciBAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS A. Kerangka Teori 1. Berat Badan Pasien Schizofrenia dengan Gizi Kurang 1.1.Berat Badan Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kecemasan merupakan salah satu masalah psikologi yang banyak dialami oleh seorang pasien di rumah sakit. Kecemasan adalah pengalaman umum manusia dan merupakan emosi
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan
BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kejadian hospital malnutrition di luar negeri maupun dalam negeri masih tinggi. Studi epidemiologis di Amerika Latin melaporkan bahwa 50.2% pasien rawat inap menderita
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
20 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Boyolali III, Puskesmas Ampel I, Puskesmas Ampel II, Puskesmas Sambi I, Puskesmas Andong, Puskesmas Selo
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya
Lebih terperinciPENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN
PENATALAKSANAAN DIET PADA PASIEN Penulis: Retno Wahyuningsih, S.Gz. Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan
Lebih terperinciBuku 2 : RKPM PENILAIAN STATUS GIZI
UNIVERSITAS GADJAH MADA FAKULTAS KEDOKTERAN / PRODI GIZI KESEHATAN Jl. Farmako Sekip Utara Yogyakarta Buku 2 : RKPM (Rencana Kegiatan Pembelajaran Mingguan) Modul Pembelajaran Pertemuan Ke 13 PENILAIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit infeksi (communicable disease) yang sempat mendominasi di negara-negara sedang berkembang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan sebuah institusi penyelenggara pelayanan kesehatan berfungsi kuratif dan rehabilitatif yang menyelaraskan tindakan dengan perkembangan penyakit.
Lebih terperinciAP (ASESMEN PASIEN) AP.1
AP (ASESMEN PASIEN) AP.1 Acuan: PMK 269/Menkes/Per/III/2008 EP.1 Kebijakan asesmen pasien rawat inap (memuat informasi minimal yang harus tersedia untuk pasien rawat inap) Panduan/Pedoman asesmen pasien
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. atrofi otot karena kurang bergerak. Atrofi (penyusutan) otot menyebabkan otot
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap pasien yang berobat ke rumah sakit memiliki status gizi berbeda-beda, ada yang sangat kurus, kurus, normal hingga pasien yang berbadan gemuk. Pada umumnya,
Lebih terperinciAsuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan. RSUD Kota Yogyakarta
Purnomo, S.KM Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta Asuhan Keperawatan Pasien Rujuk Balik dengan Diabetes Mellitus di Instalasi Rawat Jalan RSUD Kota Yogyakarta OLEH: TUJUAN PENGELOLAAN DM SECARA
Lebih terperinci1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK. Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016
1 DETEKSI DINI PERTUMBUHAN ANAK Debora S.Liana, dr., Sp.A FK UNDANA 2016 2 UU n0.23/2002 ANAK Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan
Lebih terperinciHubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi
Hubungan Antara Index Masa Tubuh (Imt) Dan Kadar Hemoglobin Dengan Proses Penyembuhan Luka Post Operasi Laparatomi (Body Mass Index And Hemoglobin Level Related To Wound Healing Of Patients Undergoing
Lebih terperinciFORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN
FORM CHECKLIST KELENGKAPAN REKAM MEDIS RS. SIAGA RAYA- JAKARTA SELATAN Lampiran 6 No. No. RM IDENTITAS PASIEN Nama TTL JK Pekerjaan SP Agama Ayah Ibu Alamat anamnesis diagnosis Tindakan/ Pengobatan Dokter/
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Penyelenggaraan makanan merupakan suatu kegiatan pengadaan makanan yang meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan bahan makanan, persiapan, pengolahan, pemorsian, serta pendistribusian.
Lebih terperinciPerbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula Elemental Di RSU dr.
Sari Pediatri, Sari Vol. Pediatri, 8, No. Vol. 3, Desember 8, No. 3, 2006: Desember 226-2006 230 Perbedaan Kecepatan Kesembuhan Anak Gizi Buruk yang Diberi Modisco Susu Formula dan Modisco Susu Formula
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Glukosa Darah Karbohidrat merupakan sumber utama glukosa yang dapat diterima dalam bentuk makanan oleh tubuh yang kemudian akan dibentuk menjadi glukosa. Karbohidrat yang dicerna
Lebih terperinciBAB I DEFENISI. Tujuan Discharge Planning :
BAB I DEFENISI Pelayanan yang diberikan kepada pasien di unit pelayanan kesehatan rumah sakit misalnya haruslah mencakup pelayanan yang komprehensif (bio-psiko-sosial dan spiritual). Disamping itu pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengkonsumsi suplemen secara teratur 2. Sementara itu, lebih dari setengah
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penggunaan suplemen semakin meningkat, dan sepertinya akan terus menerus bertambah 1. Di Inggris, tidak kurang dari 40 persen penduduk mengkonsumsi suplemen secara teratur
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kasus gizi buruk masih menjadi masalah dibeberapa negara. Tercatat satu dari tiga anak di dunia meninggal setiap tahun akibat buruknya kualitas gizi. Dari data Departemen
Lebih terperinciCLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT
CLINICAL PATHWAY APENDISITIS AKUT No. RM : Nama Pasien : BB : Kg Jenis Kelamin :. TB : cm Tanggal Lahir :. Tgl.Masuk :. Jam :.. Diagnosa Masuk RS :. Tgl.Keluar :. Jam :.. Penyakit Utama :. Kode ICD Lama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang. non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik yang tak dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas & mortalitas. Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi menunjukkan bahwa
Lebih terperinciDETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS. Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut
DETEKSI DAN MANAJEMEN PENYAKIT SISTEMIK PADA PASIEN GIGI-MULUT DENGAN KOMPROMIS MEDIS Harum Sasanti FKG-UI, Departemen Ilmu Penyakit Mulut Alur Presentasi Pendahuluan Tujuan presentasi Rasional deteksi
Lebih terperinciBAB I KONSEP DASAR. menderita deferensiasi murni. Anak yang dengan defisiensi protein. dan Nelson membuat sinonim Malnutrisi Energi Protein dengan
BAB I KONSEP DASAR A. Konsep Medis Kurang Energi Protein (KEP) 1. Pengertian Malnutrisi sebenarnya adalah gizi salah, yang mencakup gizi kurang atua lebih. Di Indonesia dengan masih tinggi angka kejadian
Lebih terperincikekurangan energi kronik (pada remaja puteri)
kekurangan energi kronik (pada remaja puteri) BAB I PENDAHALUAN A. LATAR BELAKANG Masalah gizi masih merupakan beban berat bagi bangsa, hakekatnya berpangkal dari keadaan ekonomi dan pengetahuan masyarakat,
Lebih terperinciOLEH : KELOMPOK 5 WASLIFOUR GLORYA DAELI
OLEH : KELOMPOK 5 HAPPY SAHARA BETTY MANURUNG WASLIFOUR GLORYA DAELI DEWI RAHMADANI LUBIS SRI DEWI SIREGAR 061101090 071101025 071101026 071101027 071101028 Nutrisi adalah apa yang manusia makan dan bagaimana
Lebih terperinciRENCANA MUTU PERKULIAHAN
RENCANA MUTU PERKULIAHAN Nama Dosen : Tim Program Studi : S1 Gizi Kode mata Kuliah : GIZ 80154 Nama Mata Kuliah : Praktek Kerja Lapangan Pelayanan Gizi Klinik (PKL PGK) Jumlah SKS : 4 Kelas/Semester :
Lebih terperinciDIABETES MELITUS GESTASIONAL
DIABETES MELITUS GESTASIONAL Farid Kurniawan Division of Endocrinology and Metabolism Department of Internal Medicine Faculty of Medicine Universitas Indonesia/Cipto Mangunkusumo General Hospital 1 dari
Lebih terperinci