BAB II PEMBAHASAN. a) Karakteristik Model Pembelajaran Quantum
|
|
- Glenna Tan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bobbi De Porter dan Mike Hernacki mengembangkan konsep Lozanov itu menjadi Quantum Learning. Metode belajar ini diadopsi dari beberapa teori mutakhir. Antara lain sugesti, teori otak kanan-kiri, pilihan modalitas (visual, auditorial dan kinestetik) dan pendidikan holistik. Uniknya, Quantum Teaching ini diibaratkan seperti rumus Quantum Physics-nya Einstein, E = mc2. E ialah Energi (antusiasme, efektivitas belajar-mengajar, semangat). e merupakan massa (semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik). c adalah interaksi atau hubungan yang tercipta di kelas. Artinya, komunikasi serta proses pembelajaran yang tercipta sangat berpengaruh pada efektivitas dan antusiasme belajar peserta didik. Istilah Quantum sendiri sinonim dengan interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Pembelajaran Quantum bermakna interaksi-interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya karena semua energi adalah kehidupan dan dalam proses pembelajarannya mengandung keberagaman dan interdeterminisme. Dengan kata lain interaksi-interaksi yang dimaksud mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain. Dengan metode quantum ini diharapkan dapat menjadikan motivasi untuk para siswa dan menghilangkan image matematika yang menyeramkan dan berubah menjadi menyenangkan. 1.2 Rumusan Masalah 2. Apa itu Model Pembelajaran Kuantum? 3. Apa saja kelebihan dan kelemahan dari Model Pembelajaran Kuantum? 4. Bagaimanaakah langkah langkah Model Pembelajaran Kuantum? 5. Bagaimanakah aplikasinya Model Pembelajaran Kuantum? 1.3 Tujuan Penulis 2. Untuk mengetahui apa itu Model Pembelajaran Kuantum 3. Untuk mengetahui Apa saja kelebihan dan kelemahan dari Model Pembelajaran Kuantum 4. Untuk mengetahui Bagaimanakah langkah langkah Model Pembelajaran Kuantum 5. Untuk mengetahui Bagaimanakah aplikasinya Model Pembelajaran Kuantum 1
2 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Model Pembelajaran Quantum Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Quantum Teaching ( Model Pembelajaran Quantum) adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam linkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Model Pembelajaran Quantum diupayakan menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang dapat memaksimalkan proses belajar. Model Pembelajaran Quantum berfokus pada proses belajar yang menyenangkan. Dasar berpikir dari Pembelajaran Quantum adalah belajar merupakan kegiatan seumur hidup yang dapat dilakukan dengan menyenangkan dan berhasil. Model Pembelajaran Quantum menguraikan cara-cara baru yang mempermudah proses belajar lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Model Pembelajaran Quantum berusaha menggabungkan peningkatan multi sensori dan multi kecerdasan dengan otak yang pada akhirnya akan meningkatkan kemampuan siswa untuk berprestasi. Manfaat Model Pembelajaran Quantum adalah meningkatkan peran sebagai pelajar yang memikul tanggung jawab pada diri sendiri sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dengan belajar sedapat mungkin dari setiap situasi dan memanfatkannya untuk diri sendiri dan orang-orang yang didekatnya. Model Pembelajaran Quantum membawa seseorang menjadi individu yang selalu menggunakan metode belajar aktif. Belajar aktif berarti, seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang ada. Seorang pelajar aktif akan terbuka terhadap pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan. Memiliki pemikiran yang terbuka dan menyerap serta mengolah pengetahuan yang dimiliki untuk kemudian dengan penuh semangat mencari lebih banyak pengetahuan lagi. Hal ini memungkinkan seseorang untuk bersikap introspektif dan berpetualang di dunia luas. Dasar pemikirannya adalah agar seseorang berani untuk melakukan eksplorasi, mencoba hal-hal yang baru dan cara-cara baru untuk memperoleh pengetahuan. Dalam Model Pembelajaran Quantum bersandar pada konsep Bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka. Hal ini menunjukkan, betapa pengajaran dengan Model Pembelajaran Quantum tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari siswa. Tetapi jauh dari itu, siswa juga diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik dan ketika belajar. Dengan Quantum teaching kita dapat mengajar dengan memfungsikan kedua belahan otak kiri dan otak kanan pada fungsinya masing-masing. Penelitian di Universitas California mengungkapkan bahwa masing-masing otak tersebut mengendalikan aktivitas intelektual yang berbeda. a) Karakteristik Model Pembelajaran Quantum Secara umum, Quantum Teaching (pembelajaran kuantum) mempunyai karakteristik sebagai berikut: Berpangkal pada psikologi kognitif. Bersifat humanistic Manusia selaku pembelajar menjadi pusat perhatian. Potensi diri, kemampuan pikiran, daya motivasi dan sebagainya dari pembelajar dapat berkembang secara optimal dengan meniadikan hukuman dan hadiah karena semua usaha yang dilakukan pembelajar dihargai. Kesalahan sebagai manusiawi. Bersifat konstruktivistis Artinya memadukan, menyinergikan, dan mengolaborasikan faktor potensi diri manusia selaku pembelajar dengan lingkungan (fisik dan mental) sebagai konteks pembelajaran. Oleh karena itu, baik lingkungan maupun kemampuan pikiran atau potensi diri manusia harus diperlakukan sama dan memperoleh stimulant yang seimbang agar pembelajaran berhasil baik. Memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam proses pembelajaran dipandang sebagai penciptaan interaksi-interaksi bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energi kemampuan pikiran dan bakat alamiah pembelajar menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan pembelajar. Menekankan pada pemercepatan pembelajaran dengan taraf keberhasilan tinggi. Dalam prosesnya menyingkirkan hambatan dan halangan sehingga menimbulkan hal-hal yang seperti: suasana yang menyengkan, lingkungan yang nyaman, penataan tempat duduk yang rileks, dan lain-lain. Menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran. Dengan kealamiahan dan kewajaran menimbulkan suasana nyaman, segar, sehat, rileks, santai, dan menyenangkan serta tidak membosankan. Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran. 2
3 Dengan kebermaknaan dan kebermutuan akan menghadirkan pengalaman yang dapat dimengerti dan berarti bagi pembelajar, terutama pengalaman perlu diakomodasi secara memadai. Memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran. Konteks pembelajaran meliputi suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan yang dinamis. Sedangkan isi pembelajaran meliputi: penyajian yang prima, pemfasilitasan yang fleksibel, keterampilan belajar untuk belajar dan keterampilan hidup. Menyeimbangkan keterampilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi material. Menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri pembelajar. Ini mengandung arti bahwa suatu kesalahan tidak dianggapnya suatu kegagalan atau akhir dari segalanya. Dalam proses pembelajarannya dikembangkan nilai dan keyakinan bahwa hukuman dan hadiah tidak diperlukan karena setiap usaha harus diakui dan dihargai. Mengutamakan keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi. Dalam prosesnya adanya pengakuan keragaman gaya belajar siswa dan pembelajar. Mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehinga pembelajaran biasa berlangsung nyaman dan hasilnya lebih optimal. b) Prinsip Dasar Model Pembelajaran Quantum Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan dunia kita (guru ke dalam dunia mereka (siswa). Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik lingkungan kelas/sekolah sampai bahasa tubuh guru; dari lembar kerja atau kertas kerja yang dibagikan anak sampai rencana pelaksanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran. 2. Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses pembelajaran mempunyai tujuan semuanya. 3. Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat jika adanya rangsangan yang kompleks selanjunya akan menggerakkan rasa keingintahuan. 4. Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa seharusnya dihargai dan diakui setiap usahanya walaupun salah, karena belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung resiko untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan sebelumnya. 5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu yang telah dipelajari oleh siswa sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Ada depalapan kunci keunggulan dalam pembelajaran kuantum yaitu: 1) Terapkan hidup dalam integritas Dalam pembelajaran sebagai bersikap apa adanya, tulus, dan menyeluruh, sehingga akan meningkatkan motivasi belajar. 2) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan Jika mengalami kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus tetapi memberikan informasi kepada kita untuk belajar lebih lanjut. 3) Berbicaralah dengan niat baik Dalam pembelajaran hendaknya dikembangkan keterampilan berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur dan langsung. Dengan niat bicara yang baik akan mendorong rasa percaya diri dan motivasi. 4) Tegaslah komitmen Dalam pembelajaran baik guru maupun siswa harus mengikuti visi-misi tanpa ragu ragu. 5) Jadilah pemilik mengandung arti bahwa siswa dan guru memiliki rasa tanggung jawab sehingga terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. 6) Tetaplah lentur Seorang guru terutama harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan. 3
4 7) Pertahankan keseimbangan Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil pembelajaran efektif dan optimal. c) Kerangka Perencanaan Model Pembelajaran Quantum Kerangka perencanaan pembelejaran kuantum dikenal dengan singkatan TANDUR, yaitu: Tumbuhkan. Konsep tumbuhkan ini sebagai konsep operasional dari prinsip bawalah dunia mereka ke dunia kita. Secara umum konsep tumbuhkan adalah sertakan diri mereka, pikat mereka, puaskan keingintahuan, buatlah siswa tertarik atau penasaraan tentang materi yang akan diajarkan. Dari hal tersebut tersirat, bahwa dalam pendahuluan (persiapan) pembelajaran dimulai guru seyogyanya menumbuhkan sikap positif dengan menciptakan lingkungan yang positif, lingkungan sosial (komunitas belajar), sarana belajar, serta tujuan yang jelas dan memberikan makna pada siswa, sehingga menimbulkan rasa ingin tahu. Berikut pertanyaan-pertanyaan yang dapat dipakai sebagai acuan guru: hal apa yang Siswa pahami? Apa yang siswa setujui? Apakah manfaat dan makna materi tersebut bagi siswa? Pada bagian apa siswa tertarik/bermakna?. Stategi untuk melaksanakan tumbuhkan tidak harus dengan tanya jawab, menuliskan tujuan pembelajaran dipapan tulis, melainkan dapat pula dengan penyajian gambar/media yang menarik atau lucu, isu muthakir, atau cerita pendek tentang pengalaman seseorang. Alami Tahap ini jika kita tulis pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada kegiatan inti. Konsep Alami mengandung pengertian bahwa dalam pembelajaran guru harus memberi pengalaman dan manfaat terhadap pengetahuan yang dibangun siswa sehingga menimbulkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Pertanyaan yang memandu guru pada konsep alami adalah cara apa yang terbaik agar siswa memahami informasi? Permainan atau keinginan apa yang memanfaatkan pengetahuan yang sudah mereka miliki? Permainan dan kegiatan apa yang memfasilitasi siswa?.strategi konsep alami dapat menggunakan jembatan keledai, permainan atau simulasi dengan memberi tugas secara individu atau kelompok untuk mengaktifkan pengetahuan yang telah dimiliki. Namai Konsep ini berada pada kegiatan inti, yang namai mengandung maksud bahwa penamaan memuaskan hasrat alami otak (membuat siswa penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman) untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan. Penamaan dalam hal ini adalah mengajarkan konsep, melatih keterampilan berpikir dan strategi belajar. Pertanyaan yang dapat memandu guru dalam memahami konsep namai yaitu perbedaan apa yang perlu dibuat dalam belajar? Apa yang harus guru tambahkan pada pengertian siswa? Strategi, kiat jitu, alat berpikir apa yang digunakan untuk siswa ketahui atau siswa gunakan? Strategi implementasi konsep namai dapat menggunakan gambar susunan gambar, warna, alat Bantu, kertas tulis dan poster di dinding atau yang lainnya. Demonstrasikan Inti pada tahap ini adalah memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan bahwa siswa tahu. Hal ini sekaligus memberi kesempatan siswa untuk menunjukkan tingkat pemahaman terhadap materi yang dipelajari. Panduan guru untuk memahami tahap ini yaitu dengan cara apa siswa dapat memperagakan tingkat kecakapan siswa dengan pengetahuan yang baru? Kriteria apa yang dapat membantu guru dan siswa mengembangkan bersama untuk menuntut peragaan kemampuan siswa. Strategi yang dapat digunakan adalah mempraktekkan, menyusun laporan, membuat presentasi dengan powerpoint, menganalisis data, melakukan gerakan tangan, kaki, gerakan tubuh bersama secara harmonis, dan lain-lain. Ulangi Tahap ini jika kita tuangkan pada rencana pelaksanaan pembelajaran terdapat pada penutup. Tahap ini dilaksanakan untuk memperkuat koneksi saraf dan menumbuhkan rasa aku tahu bahwa aku tahu ini. Kegiatan ini dilakukan secara multimodalitas dan multikecerdasan. Panduan guru untuk memasukan tahap ini yaitu cara apa yang terbaik bagi siswa untuk mengulang pelajaran ini? Dengan cara apa setiap siswa akan mendapatkan kesempatan untuk mengulang?. 4
5 Strategi untuk mengimplementasikan yaitu biasa dengan membuat isian aku tahu bahwa aku tahu ini hal ini merupakan kesempatan siswa untuk mengajarkan pengetahuan baru kepada orang lain (kelompok lain), atau dapat melakukan pertanyaan pertanyaan post tes. Rayakan Tahap ini dituangkan pada penutup pembelajaran. Dengan maksud memberikan rasa rampung, untuk menghormati usaha, ketekunan, dan kesusksesan yang akhirnya memberikan rasa kepuasan dan kegembiraan. Dengan kondisi akhir siswa yang senang maka akan menimbulkan kegairahan siswa dalam belajar lebih lanjut. Panduan pertanyaan dalam diri guru untuk melaksanakan adalah untuk pelajaran ini, cara apa yang paling sesuai untuk merayakannya? Bagaimana anda dapat mengakui setiap orang atas prestasi mereka?. Strategi yang dapat digunakan adalah dengan pujian bernyanyi bersama, pesta kelas, memberikan reward berupa tepukan. d) Strategi Pembelajaran Quantum Mengorkestrasikan suasana yang menggairahkan Suasana kelas adalah penentu psikologi utama yang mempengaruhi belajar akademis menurut Walberg dan Greenberg. Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah : Kekuatan Terpendam ( Niat ) Niat guru atau kekuatan akan kemampuan sangat berpengaruh pada kemampuan inti sendiri untuk dapat memotivasi peserta didik pandangan guru akan lebih cepat. Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian Dengan membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan menuju kehidupan dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara dengan bahasa hati mereka. Keriangan dan Ketakjuban Keriangan dan ketakjuban dapat membawa siswa siap belajar dan lebih mudah dan bahkan mengubah sikap negatif. Bentuk keriangan atau kegembiraan yang biasa digunakan adalah : tepuk tangan, tiga kali hore, wuus, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, persekongkolan, pengakuan kekuatan, kejutan, pujian pada teman sebangku, pernyataan afirmasi dan wow. Rasa Saling Memiliki Rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik misalnya : tepuk, wow, sebelum memulai belajar, menepuk segmen, mengakhiri segmen tertentu. Keteladanan Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain serta akan menambahkan kekuatan kedalam pembelajaran. Mengorkestrasikan Landasan Yang Kukuh Tujuan Yang Sama Tujuan yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata prlajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim. Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama Satu set prinsip tersebut adalah 8 kunci keunggulan yaitu : Integritas (kejujuran), kegagalan awal kesuksesan, bicaralah dengan baik, hidup disaat ini, komitmen, tanggung jawab, sikap luwes, kesinambungan. Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar Seorang guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah mengajar dari sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan berpengaruh pada orang-orang disekitar khususnya peserta didik. Kesepakatan, kebijakan, dan prosedur. Kesepakatan : Lebih informal daripada peraturan, dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran. Kebijakan : Mendukung komunitas belajar 5
6 Prosedur : Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil Mengorkestrasikan Lingkungan Yang Mendukung Lingkungan Sekeliling Gunakan poster ikon ( symbol ), poster afirmasi ( motivasi dan gunakan warna ). Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan. Pengaturan bangku Misalkan mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar yang dipimpin oleh seorang fasilitator. Tumbuh, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lain dikondisikan dengan serasi. Musik Musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak, merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar maupun tidak sadar. Mengorkestrasikan Perencanaan Pengajaran Yang Dinamis Dari dunia mereka ke dunia kita Maksudnya seorang guru harus mampu menjembati jurang antara dunia siswa dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun jalinan antara guru dengan siswa. Modalitas VAK ( Visual Auditorial Kinestik ) Visual, ciri-ciri : Teratas, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh untuk meningkatkan daya serap membutuhkan untuk dilihat dan diamati senang. Auditoria ciri-ciri : Perhatian mudah pecah, berbicara dengan pola berirama, belajar dengan cara mendengarkan, dan bersuara saat membaca untuk meningkatkan daya serap menggunakan suara seperti nyanyian, puisi bahkan diskusi. Kinestik ciri-ciri : mudah Mengingat dan ungkapan wajah banyak bergerak / belajar langsung dengan mengerjakan, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media, senang dengan kegiatan fisik untuk meningkatkan daya serap, memudahkan media yang dapat dipegang dan disentujui langsung. Model kesuksesan dari sudut pandang Ada dua faktor utama yang membantu menentukan kesuksesan siswa yakni kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk kesuksesan siswanya yakni, saat memperkenalkan isi pelajaran selalu menyanyikan dengan menggunakan unsur V-A-K, sering melakukan pengulangan, membuat kelompok kecil untuk memantapkan belajar dan menyelesaikan secara perseorangan. Kecerdasan Berganda Kecerdasan yang dimaksud di sini adalah spesial visual, linguistik verbal, interpersonal, musikal ritmik, naturalis badan kinestik dan logis matematika. Tetapi seorang guru harus keluar dari zona nyaman dalam mengajar dan merancang pengajaran siswa harus diberi kesempatan mengatur kecerdasan sesuai dengan potensinya. Penggunaan Metafora, perumpamaan dengan sugesti Metafora dapat membantu menghidupkan konsep-konsep yang dapat terlupakan memunculkannya ke dalam otak secara mudah dan cepat. Perumpamaaan akan memudahkan siswa untuk lebih mengerti sugesti memiliki kekuatan mendalam 6
7 2.2 Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran Quantum A. Kelebihan. Pembelajaran Quantum menekankan perkembangan akademis dan keterampilan. Dari sebuah pengalaman yang diselenggarakan oleh Learning Forum di Supercamp yang mempraktekkan pembelajaran Quantum ternyata murid-muridnya mendapat nilai yang lebih baik, lebih banyak berpartisipasi dan merasa lebih bangga pada diri mereka sendiri. Dalam pendekatan pembelajaran kuantum, pendidik mampu menyatu dan membaur pada dunia peserta didik sehingga pendidik bisa lebih memahami peserta didik dan ini menjadi modal utama yang luar biasa untuk mewujudkan metode yang lebih efektif yaitu metode belajar-mengajar yang lebih menyenangkan. Model pembelajarannyapun lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil diiringi musik. Hal ini untuk mendukung proses belajar karena musik akan bisa meningkatkan kinerja otak sehingga diasumsikan bahwa belajar dengan diiringi musik akan mewujudkan suasana yang lebih menyenangkan dan materi yang disampaikan lebih mudah diterima. Penyajian materi pelajarannya yang secara alami. merupakan proses belajar yang paling baik yaitu terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari sehingga siswa berada pada zona nyaman untuk kemudian sedikit demi sedikit keluar dari zona nyaman untuk melakukan penjelajahan yang sesungguhnya yaitu kegiatan belajar itu sendiri. Pada pembelajaran Quantum, objek yang menjadi tujuan utama adalah siswa. Maka dari itu guru mengupayakan berbagai interaksi dan menyingkirkan hambatan belajar dengan cara yang tepat agar siswa dapat belajar secara mudah dan alami. Semua itu adalah bertujuan untuk melejitkan prestasi siswa. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan. Maksudnya, yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat menimbulkan motivasi pada diri seseorang sehingga secara langsung dapat mempengaruhi proses belajar metode Quantum Learning dengan teknik peta pikiran (mind mapping) memiliki manfaat yang sangat baik untuk meningkatkan potensi akademis (prestasi belajar) maupun potensi kreatif yang terdapat dalam diri siswa. B. Kelemahan Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak. 2.3 Langkah- Langkah Model Pembelajaran Quantum 1. Kegiatan awal Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu, guru memeriksa kehadiran siswa. 2. Kegiatan Inti Guru mengingatkan siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Guru memberikan penjelasan mengenai dengan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok besar Setelah selesai guru memberikan sebuah permainan seperti estafet soal dengan diiringi musik. Guru memberikan dua buah soal yang sama dengan soal sebelumnya dan meminta salah satu siswa mengerjakan di depan (siswa yang belum menjawab soal sebelumnya). Guru menyimpulkan hasil yang siswa peroleh. Guru memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa mengenai Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV). 7
8 Guru bersama siswa mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung, kemudian merayakannya (misalnya dengan tos lima jari, baik sesama siswa maupun siswa dengan guru). 3. Kegiatan Penutup Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan berdoa. 2.4 Aplikasi Pembelaran Quantum Dalam kegiatan ini, kalian akan mempelajari sifat sifat ketidaksamaan, himpunan penyelesaian pertidaksamaan serta model model linear. Semua materi tersebut akan dikombinasikan dengan pemahaman tentang fungsi, sebagai persiapan untuk mempelajari tipe tipe masalah yang berkaitan dengan program linear. Sifat sifat Ketidaksamaan Perlu kalian ingat bahwa " < " adalah suatu relasi pada himpunan bilangan real dan didefinisikan dalam pengertian yang berkaitan dengan kesamaan. Definisi 1 Jika a < b, maka ada bilangan positif c sedemikian hingga a + c = b Dari definisi 1 diatas, maka bisa mengemukakan alasan alasan 2 < 5 sebab ada bilangan positif 3 sedemikian hingga = < 4 sebab ada bilangan positif 7 sedemikian hingga = 4. Degfinisi 2 Jika a b, maka ada bilangan tidak negatif c sedemikian hingga a + c = b Dari definisi 2 diatas, maka dapat mengemukakan alasan alasan 3 < 7 sebab ada bilangan tidak negatif 4 sedemikian hingga = sebab ada bilangan tidak negatif 0 sedemikian hingga = 2 Sifat sifat yang akan digunakan untuk menyelesaikan pertidaksamaan dengan semesta pembicara himpunan real adalah sebagai berikut : a. Untuk sebarang dua bilangan real a dan b, terdapat satu diantara hubungan a = b, a < b atau b < a b. Jika a < b, dan b < c, maka a < c untuk semua bilangan real a, b, dan c c. Jika a < b, maka a + c < b + c untuk sebarang bilangan real a, b, dan c d. Jika a < b dan c > 0, maka ac < bc untuk sebarang a, b ϵ R e. Jika a < b dan c < 0, maka ac > bc untuk sebarang a, b ϵ R f. Jika a < b dan ab < 0, maka 1/a < 1/b g. Jika a < b dan ab > 0, maka 1/b < 1/a h. Jika a < b, maka a² < b² untuk sebarang a > 0 dan b > 0 i. Jika m n, maka -n m n j. a + b a + b k. Jika ab > 0, maka a > 0 dan b > 0 atau a < 0 dan b < 0 l. Jika ab < 0, maka q > 0 dan b < 0 atau a < 0 dan b > 0. Contoh 1 : Selesaikan 3x 2 < 4 + 6x Jawab : Dengan menggunakan sifat 3 diatas dan sifat sifat terdahulu tentang bilangan, penyelesaian persamaan adalah sebagai berikut : 3x 2 < 4 + 6x => (3x 2) +2 < (4 + 6x) + 2 => 3x + (-2 + 2) < (4 + 2) + 6x => 3x < 6 + 6x => 3x 6x < (6 + 6x) 6x => 3x 6x < 6 + (6x 6x) => -3x < 6 Berikutnya, dengan menggunakan sifat 5 diperoleh : => -3x < 6 => ( -1/3 ) (-3x) > ( -1/3) (6) => x > -2 8
9 Jadi, semua bilangan real lebil dari -2, merupakan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan asal, sehingga himpunan penyelesainnya adalah : { x x ϵ R, x > -2 }. Untuk memeriksa bahwa cara penyelesaiannya adalah benar, kita dapat berangkat dari bentuk x > -2 dan bekerja mundur (kembali) sampai diperoleh pertidaksamaan asal. Dalam hal ini kita kalikan kedua ruas pertidaksamaan x > -2 dengan -3 sebagai langkah awal. Ingat bahwa mengalikan dengan bilangan negatif menyebabkan perubahan arah pertidaksamaan. x > -2 => (-3)x < (-3) (-2) => -3x < 6 Kita tambah masing-masing ruas dengan 6x, diperoleh : => -3x + 6x < 6 + 6x => 3x < 6 + 6x Kita kurangi masing-masing ruas dengan 2, diperoleh: => 3x - 2 < 6 + 6x 2 => 3x - 2 < 4 + 6x Contoh 2 : Selesaikan x - 5 < 3x + 6 Jawab : x - 5 < 3x + 6 => x - 5-3x < 6 => x -3x < 11 => -2x < 11 => x > -11/2 Himpunan penyelesaian : {x x ϵ R, x > -11/2} Perlu dilandaskan bahwa menyelesaikan pertidaksamaan berarti mencari himpunan penyelesaian pertidaksamaan, yaitu mencari himpunan pengganti x, sehingga pertidaksamaan bernilai benar. Atas dasar itu, untuk memeriksa kebenaran penyelesaian yang diperoleh, kita dapat memilih sebarang nilai x > - 11/2 dan penyebabnya pertidaksamaan asal bernilai benar. Misalnya dipilih x = -2 > -11/2, maka : => (-2) -5 < 3 (-2) + 6 => -7 < 0 (merupakan pernyataan benar) 9
10 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu: a. Kata Quantum sendiri berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Jadi Quantum Teaching menciptakan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Quantum Teaching ( Model Pembelajaran Quantum) adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Quantum Teaching berfokus pada hubungan dinamis dalam linkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. b. Kelebihan model pembelajaran Quantum yaitu: Pembelajaran Quantum menekankan perkembangan akademis dan keterampilan. Model pembelajarannyapun lebih santai dan menyenangkan karena ketika belajar sambil diiringi musik. Penyajian materi pelajarannya yang secara alami. Quantum learning sebagai salah satu metode belajar dapat memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan. c. Kelemahan model pembelajaran Quantum yaitu: Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan guru lebih khusus. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik. Adanya keterbatasan sumber belajar, alat belajar, dan menuntut situasi dan kondisi serta waktu yang lebih banyak. d. Langkah- Langkah Model Pembelajaran Quantum Kegiatan awal Guru memulai pembelajaran dengan mengucapkan salam. Setelah itu, guru memeriksa kehadiran siswa. Kegiatan Inti Guru mengingatkan siswa tentang Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) Guru memberikan penjelasan mengenai dengan Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV). Guru membagi siswa ke dalam 2 kelompok besar Setelah selesai guru memberikan sebuah permainan seperti estafet soal dengan diiringi musik. Guru memberikan dua buah soal yang sama dengan soal sebelumnya dan meminta salah satu siswa mengerjakan di depan (siswa yang belum menjawab soal sebelumnya). Guru menyimpulkan hasil yang siswa peroleh. Guru memberikan latihan soal untuk menguatkan pemahaman siswa mengenai Persamaan Linier Satu Variabel (PLSV). Guru bersama siswa mengevaluasi pembelajaran yang telah berlangsung, kemudian merayakannya (misalnya dengan tos lima jari, baik sesama siswa maupun siswa dengan guru). Kegiatan Penutup Guru memberikan tugas kepada siswa sebagai pekerjaan rumah (PR) untuk dikumpulkan pada pertemuan berikutnya dan berdoa. e. Aplikasi Pembelaran Quantum Selesaikan 3x 2 < 4 + 6x Jawab : Dengan menggunakan sifat (Jika a < b, maka a + c < b + c untuk sebarang bilangan real a, b, dan c) dan sifat sifat terdahulu tentang bilangan, penyelesaian persamaan adalah sebagai berikut : 3x 2 < 4 + 6x => (3x 2) +2 < (4 + 6x) + 2 => 3x + (-2 + 2) < (4 + 2) + 6x => 3x < 6 + 6x => 3x 6x < (6 + 6x) 6x => 3x 6x < 6 + (6x 6x) => -3x < 6 10
11 Berikutnya, dengan menggunakan sifat 5 diperoleh : => -3x < 6 => ( -1/3 ) (-3x) > ( -1/3) (6) => x > -2 Jadi, semua bilangan real lebil dari -2, merupakan himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan asal, sehingga himpunan penyelesainnya adalah : { x x ϵ R, x > -2 }. 3.2 Saran Adapun saran yang dapat penulis sampaikan melalui makalah ini dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Untuk para guru yang akan menerapkan metode pembelajaran Quantum hendaknya memahami terlebih dulu arti dari metode pembelajaran Quantum, kelebihan dan kelemahan pembelajaran Quantum, langkah-langkah pembelajaran Quantum, dan aplikasinya dalam pembelajaran matematika. Sehingga pembelajaran Quantum dapat berjalan epektif & efisien sesuai yang diharapkan. b. Hendaknya dalam penerapan pembelajaran Quantum guru dapat menonjolkan kelebihan dari pada kelemahannya. Kelemahannya harus diminimalisir sehingga apa yang menjadi tujuan pembelajaran dapat tercapai. c. Hendaknya bagi siswa agar aktif dalam mengikuti model pembelajaran Quantum yang diberikan oleh guru dengan giat melatih soal-soal yang ada, baik itu diberikan oleh guru atau soal-soal yang ada di mana saja yang berkaitan dengan materi yang di berikan. Karena Model Pembelajaran Quantum membawa seseorang menjadi individu yang selalu menggunakan metode belajar aktif. Belajar aktif berarti, seseorang berperan dan tidak membiarkan dirinya mengikuti apa yang ada. Seorang pelajar aktif akan terbuka terhadap pengalaman dan pelajaran yang ditawarkan oleh kehidupan. 11
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciPENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade*
PENERAPAN PEMBELAJARAN SAINS DENGAN QUANTUM TEACHING M.Gade* Abstrak Kegiatan pembelajaran quantum teaching dapat mewujudkan pembelajaran yang bervariasi terpusat pada peserta didik dan dapat dimaksimalkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1 Model Quantum Teaching Quantum memiliki arti interaksi yang mengubah energi cahaya. Quantum Teaching adalah penggubahan bermacam-macam interaksi yang ada di
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. program percepatan yang dilakukan Learning Forum. Learning Forum. Porter, 2005: 4). Dalam Perkembanganya model Quantum Teaching
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Quantum Teaching 1. Sejarah Quantum Teaching Model pembelajaran Quantum Teaching muncul dalam sebuah program percepatan yang dilakukan Learning Forum. Learning Forum adalah sebuah
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Lembar Kerja Siswa (LKS) 1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (Student Work Sheet) adalah panduan siswa yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah
Lebih terperinciPENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB
1 PENGARUH METODE QUANTUM LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA DASAR II PADA MAHASISWA SEMESTER II T.A GENAP 2008/2009 PRODI FISIKA UNIB Oleh: Desy Hanisa Putri Dosen P.Fisika PMIPA Universitas Bengkulu
Lebih terperinciMENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK. Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan
MENGENAL GAYA BELAJAR PESERTA DIDIK Oleh Mansur HR Widyaiswara LPMP Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 19 disebutkan bahwa
Lebih terperinciKERANGKA RANCANGAN BELAJAR BI-TANDUR-LS-MK SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAGI SISWA DI KELAS INKLUSIF
1 KERANGKA RANCANGAN BELAJAR BI-TANDUR-LS-MK SEBAGAI ALTERNATIF PEMBELAJARAN BAGI SISWA DI KELAS INKLUSIF 1. Abstrak Oleh Imam Yuwono,M.Pd Dosen Prodi PLB FKIP Unlam Banjarmasin Pengembangan kerangka pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas pendidikan erat kaitannya dengan proses pembelajaran karena proses pembelajaran merupakan salah satu segi terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciEfektivitas Penerapan Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME NOMOR, JULI 0 Efektivitas Penerapan Quantum Teaching Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar H. Muchtar Ibrahim dan Andi Mifthahul Janna Murti (Lektor Kepala
Lebih terperinciEfektifitas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Quantum di Sekolah Dasar. Harsono. Universitas Madura, Pamekasan
Prosiding Seminar Nasional Efektifitas Pembelajaran Menulis Puisi dengan Metode Quantum di Sekolah Dasar Harsono Universitas Madura, Pamekasan Email: hf.ayya@gmail.com ABSTRAKS Pembelajaran sastra sampai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Pengertian IPA Menurut Iskandar (2001:2) IPA adalah ilmu yang mempelajari peristiwaperistiwa yang terjadi di alam. Pendapat yang lain menyatakan IPA adalah
Lebih terperinciHasil Belajar Persamaan Linear Satu Variabel dengan Quantum Teaching
Hasil Belajar Persamaan Linear Satu Variabel dengan Quantum Teaching Yuhasriati 1) Yulianti 2) 1,2) Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah yuhasriati@unsyiah.ac.id ABSTTRAK Persamaan Linear Satu
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING
Pedagogy Volume 2 Nomor 1 ISSN 252-382 PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN QUANTUM LEARNING Irfawandi Samad 1 Progam Studi Pendidikan Matematika 1, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Belajar Piaget Menurut Jean Piaget, seorang anak maju melalui empat tahap perkembangan kognitif, antara lahir dan dewasa yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, opersional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam belajar tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Belajar merupakan kegiatan yang hampir dilakukan oleh setiap orang. Dalam belajar tersebut, tentunya masing-masing individu mengalami permasalahan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Ajar Diknas 2004 (Prastowo, 2012 : 203), lembar kegiatan siswa (student
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Lembar Kerja Siswa (LKS) a. Pengertian LKS Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan salah satu bentuk bahan ajar cetak (printed). Menurut Pedoman Umum Pengembangan
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG. Linda Agustina 1
MODEL PEMBELAJARAN AKUNTANSI DENGAN METODE QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS 1 SMUN 12 SEMARANG Linda Agustina 1 Abstrak: Sumber daya manusia akan berkualitas apabila didukung oleh sistem pendidikan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu faktor penting dalam perkembangan suatu negara. Dengan pendidikan yang lebih baik akan mengarah pada perkembangan suatu negara yang
Lebih terperinciPEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA
Bahasa dan Sastra Indonesia dalam Konteks Global PEMBELAJARAN BERBASIS QUANTUM DENGAN MEDIA BONEKA PADA MATERI MENGENAL BAGIAN TUBUH DI KELAS BIPA Prima Vidya Asteria Universitas Negeri Surabaya asteria_senja@yahoo.co.id
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Metode pembelajaran Qantum Learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, Quantum Learning itu sendiri adalah proses belajar yang nyaman dan menyenangkan, Quantum Learning
Lebih terperinciUniversitas Negeri Malang
LANDASAN TEORETIK-KONSEPTUAL Pemanfaatan Multimedia dalam pembelajaran Nyoman S. Degeng Teknolog Pembelajaran Universitas Negeri Malang Kita ada di mana sekarang????????????? Era pertanian Era industri
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini menyajikan tentang hasil penelitian dan pembahasannya. Adapun hasil penelitian ini dijabarkan dalam pelaksanaan tindakan. 4.1 Pelaksanaan Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Mind Map Mind map atau pemetaan pikiran merupakan salah satu teknik mencatat tinggi. Informasi berupa materi pelajaran yang diterima siswa dapat diingat dengan bantuan catatan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
777 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Peran Aktif Peran aktif merupakan partisipasi siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar. Siswa dipandang sebagai obyek dan subyek, maksudnya yaitu selain siswa mendengarkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian teori 2.1.1 Hakikat IPA IPA merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar yang diperoleh dari pengalaman
Lebih terperinciPENTINGNYA PEMBELAJARAN KUANTUM DALAM AKTIVITAS BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR
PENTINGNYA PEMBELAJARAN KUANTUM DALAM AKTIVITAS BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR Sudri Wiyono 1, Sugeng Utaya 2, Sa dun Akbar 3 Program Studi Pendidikan Dasar-Pascasarjana Universitas Negeri Malang Jl. Semarang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Kartu Bergambar 2.1.1 Pengertian Media Kartu Bergambar Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti perantara. Dengan demikian media dapat
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Belajar Secara psikologis belajar adalah suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Berbagai Model, pendekatan, strategi, pembelajaran dan media pembelajaran Bahasa Indonesia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Hasil belajar matematika yang baik merupakan salah satu tujuan yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil belajar matematika yang baik merupakan salah satu tujuan yang ingin dicapai dalam B kegiatan pembelajaran. Untuk mengoptimalkan hasil belajar matematika siswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. Terkadang orang yang pendidikannya rendah memiliki tingkat kehidupan yang rendah juga jika tidak
Lebih terperinciNAMA : INDANA MARDIANI NIM : KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP
NAMA : INDANA MARDIANI NIM : 08-002-0114 KELAS : C PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP I. Pendahuluan Guru merupakan factor penting dalam pendidikan formal, karena itu harus memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia di dunia ini sangat membutuhkan pendidikan. Pendidikan dapat menentukan perkembangan suatu Negara. Utami (2004:6) mengemukakan bahwa: Pendidikan
Lebih terperinciMENGENAL MODEL QUANTUM LEARNING
MENGENAL MODEL QUANTUM LEARNING Disampaikan dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat Bagi guru SD di wilayah Kecamatan Ngaglik Sleman Tanggal 2 Agustus 2005 O L E H Drs. Mulyo Prabowo, M.Pd NIP. 131656350
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Gaya Belajar Gaya Belajar adalah cara atau pendekatan yang berbeda yang dilakukan oleh seseorang dalam proses pembelajaran (Suparlan, 2004: 31). Di dunia pendidikan, istilah gaya
Lebih terperinciMODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB
MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA ARAB Heti Susanti susanti@gmail.com Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Pendidikan IPS bertujuan membentuk manusia yang memiliki pengetahuan dalam bidang sosial, terampil dalam memecahkan masalah sosial, serta berpegang teguh terhadap nilai-nilai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. langsung oleh siswa ataupun guru. Belajar adalah suatu aktivitas yang
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1. Hasil Belajar Matematika Suatu kegiatan yang sengaja melalui proses sehingga menghasilkan perubahan disebut belajar. Perubahan tersebut bisa langsung dirasakan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
94 BAB V PENUTUP KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan hasil penelitian, implikasi serta saran-saran yang berhubungan dengan penelitian lanjutan, maupun upaya memanfaatkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Pengalaman dan latihan terjadi melalui interaksi antar individu dan
11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Model Pembelajaran Quantum Learning Belajar merupakan proses perkembangan yang dialami oleh siswa menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. berbagai model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran tersebut
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Model Quantum Teaching 1. Pengertian Model Quantum Teaching Munculnya berbagai masalah dalam setiap proses pembelajaran, telah mendorong beberapa praktisi pendidikan untuk menciptakan
Lebih terperinciPEMANFAATAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH SEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS OTONOMI DAERAH BIDANG PENDIDIKAN
JURNAL MATEMATIKA DAN KOMPUTER Vol. 5. No. 3, 146-155, Desember 2002, ISSN : 1410-8518 PEMANFAATAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH SEBAGAI KONSEKUENSI LOGIS OTONOMI DAERAH BIDANG PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya perkembangan pada ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan yang terjadi tersebut menuntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan secara makro menurut Sumaatmadja (1997:56) merupakan proses yang dialami oleh tiap orang mulai dari masa anak-anak sampai menjadi dewasa. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. mengadakan hubungan atau memerlukan bantuan orang lain. Tanpa bantuan,
BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Motivasi Belajar Manusia dalam kehidupannya dewasa ini tidak dapat memenuhi kebutuhan tanpa bantuan orang lain, baik kebutuhan
Lebih terperinciV. SIMPULAN DAN SARAN. menggunakan model Quantum Teaching sebagai alternatif model pembelajaran
V. SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berdasarkan hasil tindakan yang dilakukan pada siklus I, II, dan III dengan menggunakan model Quantum Teaching sebagai alternatif model pembelajaran yang diterapkan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk mengikuti perkembangan zaman. Pembelajaran memiliki peran serta mendidik siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciMENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN METODE QUANTUM TEACHING KELAS III SDN 61/III KEBUN BARU
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN DENGAN METODE QUANTUM TEACHING KELAS III SDN 61/III KEBUN BARU Kata Kunci : Hasil Belajar. Model Quantum Teaching Berdasarkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang bersumber dari kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep ilmu sosial yang
Lebih terperinciMODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL
MODUL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH ( PROBLEM-BASED INSTRUCTION) DILIHAT DARI GAYA BELAJAR DAN KECERDASAN EMOSIONAL RATRI CANDRA HASTARI 1 1 STKIP PGRI TULUNGAGUNG 1 ratricandrahastari@gmail.com Abstrak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman globalisasi seperti saat sekarang ini berdampak pada semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu manusia modern saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menentukan perkembangan dan perwujudan diri individu, terutama bagi pembangunan bangsa dan negara. Pengembangan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa
101 BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: A. Pengaruh Model Quantum Teaching Terhadap Motivasi Belajar Siswa
Lebih terperinciPengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN 2 Kota Bima
Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN Kota ISSN:-35 Pengaruh Penggunaan Metode Quantum Learning Terhadap Ketuntasan Belajar Siswa Kelas X Pada Mata Pelajaran Biologi Di SMAN Kota Nehru
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN
PENERAPAN PENDEKATAN QUANTUM TEACHING DALAM PEMBELAJARAN IPA DI KELAS V SDN 2 JOGOMERTAN Oleh: Afif Rifai 1, Suhartono 2, Ngatman 3 FKIP, PGSD Universitas Sebelas Maret e-mail: rifai_kbm@yahoo.com Abstract:
Lebih terperinciSTRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF
STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF A. Konsep Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK) merupakan rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok
Lebih terperinciPENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SDN KESEK 2 PADA MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA
PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SDN KESEK 2 PADA MATERI KEDUDUKAN DAN PERAN ANGGOTA KELUARGA Siti Faridah Mahasiswa S2 Pendidikan Dasar Pascasarjana
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Hakikat Kemampuan Life Science Anak Usia Dini a. Pengertian Kemampuan Setiap manusia yang terlahir di dunia memiliki akal dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini
Lebih terperinciBAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PEBDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bosan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkannya, bosan terjadi jika seseorang selalu melihat, merasakan, mengalami
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana terhadap suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah salah satu ilmu dasar yang dipelajari di Sekolah Dasar. Sesuai dengan tingkatan pendidikan yang ada, pembelajaran
Lebih terperinciBAB II MODEL PEMBELAJARAN TANDUR DAN HASIL BELAJAR. berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang baru
BAB II MODEL PEMBELAJARAN TANDUR DAN HASIL BELAJAR A. Quantum Teaching Dalam beberapa tahun terakhir ini di Indonesia telah bermunculan berbagai falsafah dan metodologi pembelajaran yang dipandang baru
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Unggun Oktafitri Pratama, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan manusia sekarang ini. Penerapan pendidikan dalam kehidupan masyarakat yaitu agar terciptanya manusia yang memiliki
Lebih terperinciBasic Quantum Teaching & Accelerated Learning
Basic Quantum Teaching & Accelerated Learning Insight Institute Memulai Pengajaran/ pelatihan Kunci Mulailah tepat waktu Perlakuan dengan semua audience Membangun Hubungan baik Bangun kredibilitas anda.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengajaran merupakan perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan
Lebih terperinci2015 KREATIVITAS ARANSEMEN MUSIK PADA LAGU DAERAH ACEH MELALUI PROJECT BASED LEARNING
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA), adalah usia di mana seorang individu yang berada pada masa peralihan. Masa peralihan yang dimaksudkan, adalah di mana siswa
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 BALONGAN
PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI BALONGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Kode. Dok PBM.0 Edisi/Revisi A/0 Tanggal 7 Juli 207 Halaman dari RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengajaran yang banyak menggunakan verbalisme atau ceramah saja tentu akan membosankan, sebaliknya pengajaran akan lebih menarik bila siswa gembira dalam belajar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang mencerminkan berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir asli (originality),
Lebih terperinciPencarian Bilangan Pecahan
Pencarian Bilangan Pecahan Ringkasan Unit Siswa ditugaskan sebuah profesi yang menggunakan pecahan bilangan dalam pekerjaannya. Mereka meneliti, meringkas, menarik kesimpulan, dan mempresentasikan penemuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistim Pendidikan Nasional disebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi siswa agar menjadi manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu dibutuhkan landasan dan konsep pendidikan yang kuat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era informasi instan dewasa ini, setiap masyarakat membutuhkan informasi, baik informasi yang berupa ilmu pengetahuan umum, teknologi, maupun yang lainnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terabaikan demikian pula sebaliknya. Merosotnya kualitas pendidikan. para pendidik dan pemerintah. Oleh karena itu pemerintah berupaya
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas dan kuantitas pendidikan sampai saat ini masih merupakan suatu masalah yang paling menonjol dalam setiap usaha pembaharuan sistem pendidikan nasional. Kedua
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan
5 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Secara umum, semua aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran sebagai proses pendidikan di suatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru, siswa,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Awal Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap hasil belajar siswa kelas 5 SDN Karangduren 04 sebelum dilaksanakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mata pelajaran Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Selain digunakan dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 KAJIAN TEORI 2.1.1 Karakteristik IPA IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORETIS. meletakkkan hubungan dari bagian-bagian pengetahuan kita. 1 Sedangkan
BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kerangka Teoretis 1. Kemampuan Berpikir Kritis Pada hakikatnya manusia dianugerahi berbagai potensi terutama kemampuan berpikir. Menurut Kartono, berpikir adalah kemampuan meletakkkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen
Lebih terperinciIDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA
JPPM Vol. 10 No. 2 (2017) IDENTIFIKASI GAYA BELAJAR (VISUAL, AUDITORIAL, KINESTETIK) MAHASISWA PENDIDIKAN MATEMATIKA UNIVERSITAS BUNG HATTA Yusri Wahyuni Pendidikan Matematika FKIP Universitas Bung Hatta
Lebih terperinciLangkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengaplikasikan metode ceramah adalah sebagai berikut:
Nama : Hana Meidawati NIM : 702011109 1. Metode Ceramah Penerapan metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan tidak asing lagi dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Padaan 02 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Semester II Tahun 2013/2014. Subjek penelitian adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pemilihan model
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari proses pendidikan yang bertujuan untuk membawa suatu keadaan kepada keadaan baru yang lebih baik. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sebuah alat komunikasi. Tarigan (2008 : 11) menjelaskan, bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan
Lebih terperinciPENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
291 PENGARUH GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Ibnu R. Khoeron 1, Nana Sumarna 2, Tatang Permana 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin Universitas Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangatlah penting bagi kehidupan setiap manusia, karena melalui pendidikan akan dihasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih berkualitas. Sebagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru siswa, kurikulum,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan proses pembelajaran disuatu sekolah dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor yang dimaksud misalnya guru siswa, kurikulum, lingkungan sosial
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemerolehan proses belajar di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar adalah salah satu masalah yang terjadi dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang produktif. Pendidikan adalah usaha
Lebih terperinciErsila Devy Rinjani. Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang
INOVASI PEMBELAJARAN QUANTUM DAN PENERAPANNYA DI SEKOLAH DASAR Ersila Devy Rinjani Fakultas Agama Islam Universitas Wahid Hasyim Semarang ersiladevy28@gmail.com Abstrak Pembelajaran pada kurikulum 2013
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pembelajaran merupakan proses interaksi antara siswa dengan guru dalam lingkungan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran serta membantu siswa dalam
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di zaman yang modern ini kiranya tidaklah terlalu berlebihan bila dikatakan bahwa keterampilan berbahasa merupakan suatu ciri dari orang terpelajar atau bangsa
Lebih terperinciSanti Apriliani Alifa Tanggamasari SMPN 5 Batu Keywords: Quantum teaching, student s achievement, Convention methode, motivation
ANALISIS PERBEDAAN PRESTASI DAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATA DIKLAT SIKLUS AKUNTANSI Santi Apriliani Alifa Tanggamasari SMPN 5 Batu santiapril@gmail.com
Lebih terperinci