SILABUS BLOK 10 SISTEM KARDIOVASKULER DAN RESPIRASI. Pedoman umum untuk Mahasiswa
|
|
- Sudirman Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 SILABUS BLOK 10 SISTEM KARDIOVASKULER DAN RESPIRASI Pedoman umum untuk Mahasiswa FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
2 Disusun oleh: dr.andra Novitasari dr.yanuarita Tursinawati,MSi,Med dr.arief Tajally,MHKes Penanggung jawab : dr.wijayanti Fuad DISIPLIN ILMU DAN NARASUMBER NO DISIPLIN ILMU NARASUMBER/PENGAMPU KODE No telpon 1. Ilmu Penyakit Dalam dr. Setyoko,SpPD dr. Zulfahmi W,SpPD ST ZF Ilmu Bedah dr. Bondan Prasetyo, SpB BP Ilmu Kesehatan Prof. Dr.dr. Harsoyo, SpA(K) HY Anak DR. dr. Kamilah, SpA(K) dr. Galuh Ramaningrum,SpA KML GLH Anestesi dr. Titin Setyowati,Sp.An TS Radiologi dr. Abu Bakar, SpRad dr. Boyanto, SpRad AB BY Rehabilitasi Medik dr. Novita Sari Dewi, SpRM NS Patologi Anatomi dr. Kasno, SpPA(K) dr. Noor Yazid, SpPA(K) KN NY Patologi Klinik dr. Harun N, Sp.PK HR Kedokteran Islam dr. Noor Yazid, SpPA(K) NY Penanggungjawab Blok dr.wijayanti Fuad WF /
3 A. DESKRIPSI BLOK Blok Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi merupakan Blok ke 10 pada semester IV tahun ke 2 di FK UNIMUS. Blok ini berisi tentang masalah, penyakit dan ketrampilan klinis yang berkaitan dengan Sistem Kardiovaskuler dan Respirasi yang sesuai dengan Standard Kompetensi Dokter Indonesia tahun Setelah menyelesaikan modul ini mahasiswa diharapkan mampu menjelaskan mekanisme, gejala, tanda dan mampu mendiagnosis penyakit pada sistem kardiovaskuler dan respirasi, melakukan pengelolaan, dan pencegahannya, termasuk merujuk ke pelayanan yang lebih tinggi apabila diperlukan. Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan pembekalan, diskusi tutorial, praktikum ketrampilan dan belajar mandiri. A. KOMPETENSI BLOK Mahasiswa diharapkan setelah melalui proses pembelajaran, mahasiswa memiliki kemampuan seperti tercantum tabel berikut di bawah ini. Detail dari setiap kompetensi dijabarkan lebih lanjut Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran. 3
4 Tabel 1. Area dan kompetensi inti Area Kompeten si Profesional itas yang Luhur Kompetensi Inti dan Penjabaran Kompetensi Kompetensi Inti Mahasiswa memahami dan melaksanakan aspekaspek agama Islam dan kemuhammadiyahan serta nilai dan prinsip moral luhur, etika, dan sosial budaya dalam praktik kedokteran yang professional Penjabaran Kompetensi: Lulusan Dokter mampu : 1. Berke-Tuhanan (Yang Maha Esa/ Yang Maha Kuasa) Bersikap dan berperilaku yang berke-tuhan-an dalam praktik kedokteran Bersikap bahwa yang dilakukan dalam praktik kedokteran merupakan upaya maksimal 2. Bermoral, beretika Bersikap dan berperilaku sesuai dengan standar nilai moral yang luhur dalam praktik kedokteran Bersikap sesuai dengan prinsip dasar etika kedokteran dan kode etik kedokteran Indonesia 3. Berwawasan sosial budaya Sasaran belajar / Materi Mahasiswa mengetahui tentang Ilmu Kedokteran Dasar menurut pandangan Kedokteran Islam 1. Penyakit Jantung dalam Islam 2. Penyakit Vaskuler dalam Islam 3. Penyakit pernapasan Islam dalam Strategi Pembelajaran Journ Disku Pembeka al si lan readi tutori ng al V Praktik um Evaluasi pembelajaran CB T V OSC E Ujian praktik um 4
5 Mengenali sosial-budayaekonomi masyarakat yang dilayani 4. Berperilaku professional Menunjukkan karakter sebagai dokter yang profesional Bersikap dan berbudaya menolong Landasan ilmiah ilmu kedokteran Kompetensi inti: Mahasiswa mampu menyelesaikan masalah kesehatan berdasarkan landasan ilmiah ilmu kedokteran dan kesehatan yang mutakhir untuk mendapat hasil yang optimum. Penjabaran kompetensi: Lulusan dokter mampu Menerapkan ilmu Biomedik, yang terkini untuk mengelola masalah kesehatan secara holistik dan komprehensif. Mahasiswa mengethaui tentang materi ilmu sistem Kardiovaskuler: 1. Fisiologi 2. Pemeriksaan fisik 3. Gambaran patologi anatomi kelainan jantung (decomp cordis, iskemic heart disease, endocarditis, myocarditis, pericarditis) 4. Kelainan jantung bawaan : a. VSD b. ASD c. Tetralogi of Fallot d. PDA 5. Gagal jantung pada bayi dan anak 6. Secondary Hypertension 7. Demam rematik akut 8. Penyakit jantung rematik 9. Kelainan katup : a. Mitral stenosis b. Mitral regurgitation c. Aortic stenosis d. Aortic regurgitation 10. Angina pectoris 11. Infark miocard akut 12. Penyakit jantung hipertensi 13. Hipertensi essential 14. Hipertensi sekunder 15. Gagal jantung pada dewasa 16. Demam rematik akut V V V 5
6 17. Penyakit jantung rematik 18. Endokarditis, perikarditis, miokarditis 19. EKG 20. Gambaran radiologi normal untuk sistem kardiovaskuler 21. Gambaran radiologi kelainan pada sistem kardiovaskuler. Mahasiswa mengethaui tentang ilmu sistem respirasi: 1. Fisiologi sistem pernafasan 2. Pemeriksaan fisik 3. Gambaran patologi anatomi kelainan sistem pernafasan 4. Pneumonia 5. TBC 6. Bronkiektasis 7. SARS 8. Penyakit Paru Obstruktif Kronik 9. Cor Pulmonum Chronicum 10. Abses paru 11. Kanker paru 12. Asma bronchial 13. ISPA 14. Bronkiolitis 15. Pneumonia 16. TB 17. Gangguan nafas pada bayi 18. Gambaran radiologi normal untuk sistem pernafasan 19. Gambaran radiologi kelainan pada sistem pernafasan V V V Mahasiswa mengetahui tentang kegawatdaruratan dalam kardiovaskuler dan respirasi : 1. Syok : a. Kardiogenik b. Hipovolemik c. Distributif (Septik,anafilaktik, neurogenik) 2. Penatalaksanaan V V V 6
7 syok ( termasuk terapi oksigen) 3. Gawat nafas pada bayi 4. Gawat nafas pada anak 5. Hemotoraks 6. Pneumotoraks spontan Mahasiswa mengetahui Rehabilitasi medis dalam sistem kardiovaskuler dan respirasi : 1. Pengertian dan tujuan Rehabilitasi Medik 2. Tim dalam Rehabilitasi Medik dan peranannya 3. Rehabilitasi untuk kasus: a. ISPA b. PPOK c. Asma d. Gagal jantung e. AMI Ketrampila n Klinis Kompetensi inti: Mahasiswa memahami prinsip dalam melakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dasar dan prosedur proteksi terhadap hal yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain Mahasiswa mengethaui tentang laboratorium yang berkaitan dengan sistem kardiovaskuler dan respirasi: 1. Pemeriksaan Laboratorium sistem kardiovaskuler (Px Lab rutin dan spesifik) 2. Pemeriksaan laboratorium sistem respirasi Mahasiswa mampu melakukan ketrampilan klinik 1. Anamnesis kasus kardiovaskuler dan respirasi 2. Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler : tekanan darah, nadi, JVP, toraks-jantung 3. Pemeriksaan fisik sistem respirasi : respiratory rate, toraksparu V V V V 7
8 Penjabaran kompetensi: Lulusan Dokter mampu : 1. Melakukan prosedur diagnosis 2. Melakukan auto-, allo- dan heteroanamnesis, pemeriksaan fisik umum dan khusus sesuai dengan masalah pasien 4. Pemeriksaan EKG dan terapi Nebulizer 5. Pembacaan x-foto toraks Mahasiswa mampu melakukan praktikum biomedik 1. Praktikum Parasitologi a. Identifikasi Plasmodium b. Pemeriksaan malaria (darah tebal) c. Identifikasi Entomologi 1 V V B. Topik, Materi, dan Strategi Pembelajaran C. 1 Topik dan Materi Topik dan materi blok ini disusun berdasarkan daftar masalah, baik individu ataupun komunitas, daftar penyakit dan ketrampilan klinik beserta tingkat kemampuan yang harus dimiliki; yang banyak dijumpai pada tingkat pelayanan kesehatan sesuai dengan kompetensi sebagai dokter di tingkat pelayanan primer. Selama pendidikan dokter, mahasiswa perlu dipaparkan pada berbagai masalah, keluhan, atau gejala tersebut; serta bagaimana menyelesaikan masalah tersebut untuk selanjutnya mampu dengan terampil menerapkan ketrampilan kliniknya secara komprehensif. Dengan semakin banyak terpapar oleh berbagai jenis masalah, keluhan atau gejala yang bakal dijumpai di pelayanan kesehatan primer lulusan dokter FK UNIMUS diharapkan memiliki kemampuan penyelesaian masalah yang baik. Daftar masalah, penyakit, dan ketrampilan klinik minimal yang harus dikuasai mahasiswa, yang terkait blok ini, dihimpun dan disusun minimal berdasarkan Standar kompetensi dokter di Indonesia (oleh Konsil 8
9 Kedokteran Indonesia) demikian pula level kompetensi yang harus dimiliki oleh mahasiswa. C. 2 Strategi Pembelajaran Sebelumnya perlu dipahami istilah-istilah sebagai berikut: Tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa interaksi antara peserta didik dengan pendidik Tugas terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian tugas ditentukan oleh pendidik. Tugas mandiri/belajar mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian diatur sendiri oleh peserta didik. a. PEMBEKALAN Pembekalan diawali dengan pre-test, untuk melihat kesiapan mahasiswa dan post test untuk evaluasi proses kuliah. Pre-test dan post-test dilakukan tertulis dan/atau lisan, tergantung dosen pengampu. Lama pembekalan disesuaikan dengan level kompetensi materi ajar. Semakin besar level kompetensinya dan/atau makin banyak materi yang harus diberikan maka jam mengajar diberikan lebih banyak. 9
10 Pembekalan dilakukan di ruang pembekalan (classical room). Detail dari pelaksanaan pembekalan terdapat pada rencana strategi proses pembelajaran dan satuan ajar pokok. b. TUTORIAL Tutorial dilakukan dalam rombongan belajar-rombongan belajar. Setiap rombongan belajar (rombel) terdiri dari 8-10 mahasiswa dan setiap rombel dibimbing oleh seorang tutor. Tutor harus menguasai topik diskusi agar dapat mengarahkan arah diskusi dan membimbing mahasiswa sesuai kebutuhan. Bahan diskusi merupakan suatu naskah scenario, dimana di dalamnya mengandung bahasan berbagai bidang ilmu yang saling terkait. Topik bahasan diskusi tutorial diangkat dari daftar masalah (individu dan komunitas) dan daftar penyakit sesuai standar kompetensi berdasarkan besar level kompetensinya, berturut-turut prioritas dari kompetensi terbesar ke yang lebih kecil.topik bahasan dipersiapkan untuk mendukung ke arah blok selanjutnya. Setiap satu skenario dilaksanakan 2x pertemuan, dimana setiap pertemuan masing-masing adalah 2 TM / 2x 50 menit 1. Pertemuan pertama : b. Diskusi diawali dengan memotivasi mahasiswa/memberikan komentar c. Diskusi membahas masalah dalam skenario (step 1-5): d. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi 10
11 2. Pertemuan kedua: a. Ujian mini-kuis: b. Diskusi membahas sasaran belajar (step 7) c. Mengevaluasi jalannya hasil diskusi Tugas mandiri Berupa belajar mandiri dengan cara penelusuran berbagai sumber pembelajaran (kepustakaan, internet, pakar) untuk mencari jawaban dari sasaran belajar pada pertemuan pertama Tugas terstruktur Tugas berupa laporan hasil diskusi pertemuan kedua bagi setiap kelompok yang ditulis dengan cara penulisan baku tulisan ilmiah yang disertai dengan kepustakaan. Pada setiap akhir blok diadakan temu pakar untuk presentasi hasil diskusi tutorial masing-masing kelompok. Topik temu pakar adalah diprioriaskan untuk scenario yang paling kompleks dan sulit dipecahkan. Temu pakar menghadirkan pakarpakar sesuai bidang ilmu terkait.dalam temu pakar ini mahasiswa dapat pula menanyakan hal-hal yang belum dapat dipecahkan. c. PRAKTIKUM KETRAMPILAN Praktikum ketrampilan pada blok ini dilaksanakan dengan model role-play suatu simulasi/ sandiwara dokter-pasien. 11
12 Dalam pelaksanaan praktikum mahsiswa dibagi dalam rombel, dimana setiap rombel terdiri dari 8-10 orang. Praktikum dibimbing oleh dokter sebagai instruktur pembimbing/ trainer. Trainer telah dilatih ketrampilannya melalui training of trainer (ToT). Pada praktikum ketrampilan blok ini terdapat 5 topik ketrampilan. Satu topik ketrampilan dilaksanakan sebanyak 2x pertemuan. (1 pertemuan = 2 TM /2x50 menit) Dalam pelaksanaannya dibagi lagi menjadi : 1. Pertemuan pertama : a. Skill lab diawali dengan melakukan feedback and reflection terhadap mahasiswa dengan cara memberi kesempataan kepada salah seorang mahasiswa untuk mencoba topik ketrampilan yang akan dipelajari. Setelah itu memberi motivasi kepada mahasiswa tentang pentingnya topik yang akan dipelajari. b. Memberi penjelasan dan contoh tentang topik ketrampilan yang di ajarkan c. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mencoba ketrampilan yang diajarkan Setiap selesai pertemuan pertama mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengulangi latihannya dalan kegiatan belajar mandiri dan diberikan kewajiban untuk melakukan refleksi diri dengan cara menuliskan kekurangan dan kelemahan masing-masing individu dalam 12
13 melakukan ketrampilan yang telah diajarkan, ditulis di buku refleksi diri 2. Pertemuan kedua: a. Kegiatan diawali dengan membacakan refleksi diri masing-masing: b. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperbaiki hasil refleksi dirinya masingmasing. Ruangan dan sarana-prasarana yang lain diseting sesuai topik simulasi. Secara detail akan diurai pedoman Rencana Kegiatan Proses Pembelajaran Praktikum Ketrampilan. d. PRAKTIKUM BIOMEDIK Praktikum biomedik pada blok ini dilaksanakan dengan tujuan sebagai pendalaman terhadap materi pembekalan yang telah disampaikan. Dilaksanakan di laboratorium biomedik dengan dibimbing oleh dosen pembimbing dan dibantu oleh laboran. e. PENUGASAN Penugasan dalam bentuk tinjauan pustaka atau laporan kasus (dengan dilampirkan landasan teori secara singkat). Metode belajar ini ditujukan untuk membiasakan mahasiswa untuk menelusuri berbagai sumber belajar dan menulis secara ilmiah. 13
14 Tabel 2. Daftar masalah kesehatan individu 1. Bersin-bersin 2. Pilek (ingusan) 3. Mimisan 4. Hidung tersumbat 5. Hidung berbau 6. Benda asing dalam hidung 7. Suara sengau 8. Nyeri menelan 9. Suara serak 10. Suara hilang 11. Tersedak 12. Benda asing dalam kerongkongan 13. Betuk (kering, berdahak, darah) 14. Sakit/nyeri dada 15. Berdebar-debar 16. Sesak napas atau napas pendek 17. Napas berbunyi 18. Sumbatan jalan napas 19. Kebiruan DAFTAR MASALAH INDIVIDU Tabel 3. Daftar ketrampilan klinik, level kompetensi, dan materi praktikum ketrampilan dan biomedik SISTEM RESPIRASI Materi Praktikum Ketrampilan dan Biomedik PEMERIKSAAN FISIK Praktikum Ketrampilan : No Keterampilan LoC 1 Inspeksi leher 4 2 Palpasi kelenjar ludah (submandibular, paro tid) 4 3 Palpasi nodus limfatikus brakialis 4 4 Penilaian respirasi 4 5 Inspeksi dada 4 6 Palpasi dada 4 7 Perkusi dada 4 8 Auskultasi dada 4 1. Anamnesis kasus kardiovaskuler dan respirasi 2. Pemeriksaan fisik sistem kardiovaskuler : tekanan darah, nadi, JVP, toraksjantung 3. Pemeriksaan fisik sistem respirasi : respiratory rate, toraks-paru 4. Pemeriksaan EKG dan terapi Nebulizer 14
15 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 5. Pembacaan x-foto toraks Interpretasi Rontgen/foto toraks 4 TERAPEUTIK 1 Terapi inhalasi/nebulisasi 4 2 Edukasi berhenti merokok 4 Praktikum Biomedik : Parasitologi : 1. Pembuatan sediaan darah tebal 2. Identifikasi plasmodium 3. Identifikasi entomologi I PEMERIKSAAN FISIK SISTEM KARDIOVASKULER 1 Inspeksi dada 4 2 Palpasi denyut apeks jantung 4 3 Palpasi arteri karotis 4 4 Perkusi ukuran jantung 4 5 Auskultasi jantung 4 6 Pengukuran tekanan darah 4 7 Pengukuran tekanan vena jugularis (JVP) 4 8 Palpasi denyut arteri ekstremitas 4 9 Penilaian denyut kapiler 4 10 Penilaian pengisian ulang kapiler (capillary r efill) 4 11 Deteksi bruits 4 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Elektrokardiografi (EKG) : pemasangan dan interpretasi hasil EKG sederhana (VES, AMI,VT,VF) 4 Tingkat kemampuan 2 (Knows How): Pernah melihat atau didemonstrasikan Lulusan dokter menguasai pengetahuan teoritis dari keterampilan ini dengan penekanan pada clinical reasoning dan problem solving serta berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/ masyarakat. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 2 dengan menggunakan ujian tulis pilihan berganda atau penyelesaian kasus secara tertulis dan/atau lisan (oral test). 15
16 Tingkat kemampuan 3 (Shows): Pernah melakukan atau pernah menerapkan di bawah supervisi Lulusan dokter menguasai pengetahuan teori keterampilan ini termasuk latar belakang biomedik dan dampak psikososial keterampilan tersebut, berkesempatan untuk melihat dan mengamati keterampilan tersebut dalam bentuk demonstrasi atau pelaksanaan langsung pada pasien/masyarakat, serta berlatih keterampilan tersebut pada alat peraga dan/atau standardized patient. Pengujian keterampilan tingkat kemampuan 3 dengan menggunakan ObjectiveStructured Clinical Examination (OSCE) atau Objective Structured Assessment of Technical Skills (OSATS). Tingkat kemampuan 4 (Does): Mampu melakukan secara mandiri Lulusan dokter dapat memperlihatkan keterampilannya tersebut dengan menguasai seluruh teori, prinsip, indikasi, langkah-langkah cara melakukan, komplikasi, dan pengendalian komplikasi. Selain pernah melakukannya di bawah supervisi, pengujian keterampilan tingkat kemampuan 4 dengan menggunakan Workbased Assessment misalnya mini- CEX, portfolio, logbook, dsb. 4A. Keterampilan yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan/atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian di dalam Daftar Keterampilan Klinis ini tingkat kompetensi tertinggi adalah 4A. Tabel 4. Daftar Penyakit dan Level Kompetensi SISTEM RESPIRASI No Daftar Penyakit LoC 1 Influenza 4 2 Pertusis 4 3 Acute Respiratory distress syndrome (ARDS) 3B 4 SARS 3B 5 Flu burung 3B Laring dan Faring 6 Faringitis 4 7 Tonsilitis 4 16
17 8 Laringitis 4 9 Hipertrofi adenoid 2 10 Abses peritonsilar 3A 11 Pseudo-croop acute epiglotitis 3A 12 Difteria (THT) 3B 13 Karsinoma laring 2 14 Karsinoma nasofaring 2 Trakea 15 Trakeitis 2 16 Aspirasi 3B 17 Benda asing 2 Paru 18 Asma bronkial 4 19 Status asmatikus (asma akut berat) 3B 20 Bronkitis akut 4 21 Bronkiolitis akut 3B 22 Bronkiektasis 3A 23 Displasia bronkopulmonar 1 24 Karsinoma paru 2 25 Pneumonia, bronkopneumonia 4 26 Pneumonia aspirasi 3B 27 Tuberkulosis paru tanpa komplikasi 4 28 Tuberkulosis dengan HIV 3A 29 Multi Drug Resistance (MDR) TB 2 30 Pneumothorax ventil 3A 31 Pneumothorax 3A 32 Efusi pleura 2 33 Efusi pleura masif 3B 34 Emfisema paru 3A 35 Atelektasis 2 17
18 36 Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) eksaserbasi akut 3B 37 Edema paru 3B 38 Infark paru 1 39 Abses paru 3A 40 Emboli paru 1 41 Kistik fibrosis 1 42 Haematothorax 3B 43 Tumor mediastinum 2 44 Pnemokoniasis 2 45 Penyakit paru intersisial 1 46 Obstructive Sleep Apnea (OSA) 1 No SISTEM KARDIOVASKULER Daftar Penyakit Tingkat Kemamp uan Gangguan dan Kelainan pada Jantung 1 Kelainan jantung congenital (Ventricular Septal Defect, Atrial Septal Defect, Patent Ductus Arteriosus, Tetralogy of Fallot) 2 2 Radang pada dinding jantung (Endokarditis,miokarditis, perikarditis) 2 3 Syok (septik, hipovolemik, kardiogenik, neurogenik) 3B 4 Angina pektoris 3B 5 Infark miokard 3B 6 Gagal jantung akut 3B 7 Gagal jantung kronik 3A 8 Cardiorespiratory arrest 3B 9 Kelainan katup jantung: Mitral stenosis, Mitralregurgitation, Aortic s tenosis, Aortic regurgitation,danpenyakit katup jantung lainnya 2 10 Takikardi: supraventrikular, ventrikular 3B 11 Fibrilasi atrial 3A 12 Fibrilasi ventrikular 3B 13 Atrial flutter 3B 14 Ekstrasistol supraventrikular, ventrikular 3A 18
19 Bundle Branch Block 2 Aritmia lainnya 2 Kardiomiopati 2 Kor pulmonale akut Kor pulmonale kronik Gangguan Aorta dan Arteri 20 Hipertensi esensial 4 21 Hipertensi sekunder 3A 22 Hipertensi pulmoner 1 23 Penyakit Raynaud 2 24 Trombosis arteri 2 25 Koarktasio aorta 1 26 Penyakit Buerger's (Thromboangiitis Obliterans) 2 27 Emboli arteri 1 28 Aterosklerosis 1 29 Subclavian steal syndrome 1 30 Aneurisma Aorta 1 31 Aneurisma diseksi 1 32 Klaudikasio 2 33 Penyakit jantung reumatik 2 Vena dan Pembuluh Limfe 34 Tromboflebitis 3A 35 Limfangitis 3A 36 Varises (primer, sekunder) 2 37 Obstructed venous return 2 38 Trombosis vena dalam 2 39 Emboli vena 2 40 Limfedema (primer, sekunder) 3A 41 Insufisiensi vena kronik 3A 3B 3A 19
20 Tingkat kemampuan yang harus dicapai/level of Competency (LoC) : Tingkat Kemampuan 1: mengenali dan menjelaskan Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 2: mendiagnosis dan merujuk Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 3: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal, dan merujuk 3A. Bukan gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan yang bukan gawat darurat. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. 3B. Gawat darurat Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan memberikan terapi pendahuluan pada keadaan gawat darurat demi menyelamatkan nyawa atau mencegah keparahan dan/atau kecacatan pada pasien. Lulusan dokter mampu menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Lulusan dokter juga mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan. Tingkat Kemampuan 4: mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik dan melakukan penatalaksanaan penyakit tersebut secara mandiri dan tuntas. 4A. Kompetensi yang dicapai pada saat lulus dokter 4B. Profisiensi (kemahiran) yang dicapai setelah selesai internsip dan / atau Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan (PKB) Dengan demikian didalam Daftar Penyakit ini level kompetensi tertinggi adalah 4A 20
21 Tabel 5. Materi Pembekalan No. TOPIK DAN MATERI NARA SUMBER DISIPLIN ILMU TATAP MUKA 1. PEMBEKALAN : Sistem Kardiovaskuler Fisiologi ST IPD 1x100 Pemeriksaan fisik ST IPD Gambaran patologi anatomi kelainan kardiovaskuler KN PA 2x100 I. Decomp cordis, iskemic heart disease, endocarditis, myocarditis, pericarditis II. Kelainan jantung bawaan Kelainan jantung bawaan : HY IKA 2x100 - VSD - ASD - Tetralogi of Fallot - PDA Gagal jantung pada bayi dan anak GLH IKA 1x100 Secondary Hypertension GLH IKA Demam rematik akut Penyakit jantung rematik HY IKA 1x100 Kelainan katup : ST IPD 1x100 - Mitral stenosis - Mitral regurgitation - Aortic stenosis - Aortic regurgitation Angina pectoris ZF IPD 1x100 Infark miocard akut ZF IPD Penyakit jantung hipertensi ZF IPD 2x100 Hipertensi essential ZF IPD Hipertensi sekunder ZF IPD Gagal jantung pada dewasa ZF IPD Demam rematik akut ST IPD 1x100 Penyakit jantung rematik ST IPD Endokarditis, perikarditis, miokarditis ST IPD EKG + analisa hasil EKG ST IPD 1x100 Gambaran radiologi normal dan BY Radiologi 2x100 kelainan pada sistem kardiovaskuler 21
22 Sistem Respirasi Fisiologi sistem pernafasan ST IPD 1x100 Pemeriksaan fisik ST IPD Gambaran patologi anatomi kelainan NY PA 2x100 sistem pernafasan Pneumonia ST IPD 2x100 TBC ST IPD Bronkiektasis ST IPD SARS ST IPD Penyakit Paru Obstruktif Kronik ZF IPD 1x100 Cor Pulmonum Chronicum ZF IPD Abses paru ZF IPD 1x100 Kanker paru ZF IPD Asma bronchial GLH IKA 1x100 ISPA GLH IKA Bronkiolitis GLH IKA 2x100 Pneumonia GLH IKA TB GLH IKA Gangguan nafas pada bayi KML IKA 2x100 Gambaran radiologi normal dan AB Radiologi 2 x100 kelainan untuk sistem respirasi Dinding toraks dan pleura Infeksi toraks BP Bedah 1x100 Efusi pleura BP Bedah 1x100 Neoplasma BP Bedah 1x100 Kegawatdaruratan A. Syok : 1. Kardiogenik 2. Hipovolemik 3. Distributif (Septik,anafilaktik,neurogenik) B.Penatalaksanaan syok ( termasuk terapi cairan dan oksigen) TS Anestesi 3 x100 Gawat nafas pada bayi KML IKA 1x100 Gawat nafas pada anak GLH IKA 1x100 Hemotoraks Pneumotoraks spontan BP Bedah 1x100 22
23 Rehabilitasi medik Pengertian dan tujuan Rehabilitasi Medik Tim dalam Rehabilitasi Medik dan peranannya Rehabilitasi untuk kasus: - ISPA - PPOK - Asma - Gagal jantung - AMI Pemeriksaan Penunjang 1. Pemeriksaan Laboratorium sistem kardiovaskuler (Px Lab rutin dan spesifik) 2. Pemeriksaan laboratorium sistem respirasi Kedokteran Islam NS RM 1x100 NS RM 2x100 HR PK 1x100 HR PK 1x100 Penyakit Jantung dan vaskuler dalam 1x100 NY Kedokteran Islam Islam Penyakit pernapasan dalam Islam NY Kedokteran Islam 1x Diskusi Tutorial 8x Praktikum Ketrampilan 10x Praktikum Biomedik Praktikum Parasitologi ; 1. Identifikasi Plasmodium 2. Pemeriksaan 3x100 malaria (darah tebal) 3. Identifikasi Entomologi 1 5. Temu pakar 1x Ujian 3x100 23
24 C. DISIPLIN ILMU terkait Disiplin ilmu meliputi disiplin ilmu utama dan disiplin ilmu pendukung: 1. Ilmu Penyakit Dalam 2. Ilmu Bedah 3. Ilmu Kesehatan Anak 4. Kedokteran Islam 5. Anatomi 6. Fisiologi 7. Radiologi 8. Patologi Anatomi 9. Kedokteran Keluarga D. SKENARIO Skenario 1. Batuk dan sesak nafas tak kunjung hilang Pak Ardi, Pensiunan PNS, umur 64 tahun datang memeriksakan diri ke klinik dengan keluhan sesak dan batuk yang berlangsung sejak 1 bulan yang lalu. Sesak dirasakan bertambah berat apabila menghirup asap dan beraktivitas berat. Sesak berkurang apabila pasien berdiri dengan kedua tangan memegang tembok. Keluhan batuk sudah hilang timbul selama 2 tahun terakhir, dan pernah mendapatkan pengobatan dengan cara diuapi. Batuk berdahak berwarna putih, tidak disertai darah dan sering terjadi pada pagi hari saat bangun tidur. Nafsu makan sedikit menurun. Pak Ardi seorang bekas perokok (12 batang perhari), selama ± 30 tahun dan sudah berhenti ± 2 tahun yang lalu. Setelah pensiun, Pak Ardi bekerja di pabrik kapas. Dari pemeriksaan fisik, didapatkan purse lips breathing (+). Pada 24
25 pemeriksaan thoraks: inspeksi bentuk thoraks barrel chest, palpasi pelebaran sela iga, perkusi hipersonor, auskultasi SD vesikuler melemah, ST wheezing +/+. Gambaran x foto thorax : Skenario 2. Sasa 2 hari demam dan sesak Sasa, bayi perempuan, usia 6 bulan dibawa orang tuanya ke IGD dengan keluhan sesak sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan sesak diawali dengan batuk berdahak, pilek 3 hari sebelumnya, lalu diikuti dengan demam. Batuk berdahak putih kental namun tidak ada darah. Dari anamnesis diketahui bahwa ibu pasien juga menderita batuk. Dari pemeriksaan fisik didapatkan RR=68 x/menit, dangkal, dan tampak adanya retraksi interkostal dan subkostal. Auskultasi terdengar suara napas 25
26 bronkovesikuler pada kedua lapangan paru, wheezing (+) pada 1/3 basal kedua lapangan paru. Tidak ada riwayat atopi dalam keluarga. Hasil rontgen paru terdapat gambaran perselubungan hiller dan perihiller kanan, peningkatan corakan bronkovaskuler, bercak konsolidasi tersebar, atelektasis lobus medius. Berikut gambaran x foto thorax pasien : Skenario 3. Perokok Berat Kepayahan Bernafas Seorang laki-laki 50 tahun, datang ke IGD karena sesak nafas. Keluhan ini timbul sejak 10 tahun yang lalu. Awalnya sesak nafas hilang timbul dan timbul jika melakukan aktivitas saja. Sejak 1 tahun ini sesak nafas berlangsung terus menerus. Pasien bernafas pendek dan terengah-engah, sering batuk dan mengi. Dada berdebar-debar, kadang terasa tidak nyaman. Pasien adalah perokok berat sejak 25 tahun yang lalu, baru berhenti 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik terlihat sianosis, hiperinflasi paru, pembesaran ventrikel kanan, terdengar bising sistolik pada katup trikuspidal, peningkatan JVP, pembesaran hepar dan udem ekstremitas. 26
27 Pada pemeriksaan rontgen ditemukan gambaran seperti dibawah ini : Dan gambaran EKG Skenario 4. Pasien hipertensi tak sadarkan diri Tn. X dibawa keluarga ke UGD dengan keluhan penurunan kesadaran. Pasien memiliki riwayat penyakit hipertensi tidak terkontrol. Keadaan umum pasien tampak pucat dan tidak sadar. TD: 80/30 mmhg, nadi 120x/menit, RR: 32x/menit, akral dingin dan capillary refill time 3 detik. Auskultasi jantung didapatkan bunyi S3 gallop (+). Hasil pemeriksaan EKG 27
28 saat masuk RS didapatkan gambaran ST elevasi di lead II, III, dan avf. Hasil lab menunjukkan kadar CKMB 25 U/L dan troponin T 2,1 mcg/l. Dokter kemudian memberikan Infus NaCL, dopamin 5 mcg/kg/menit. Dokter juga melakukan intubasi. 28
29 EVALUASI HASIL BELAJAR Evaluasi merupakan penilaian yang menunjukkan keadaan dan kondisi akhir saat ini. Materi evaluasi disusun berdasarkan tujuan belajar dan kompetensi yang harus dicapai oleh peserta didik. Nilai akhir yang dicapai dalam setiap akhir blok adalah berupa Nilai Blok, dengan komponen sebagai berikut : I. Evaluasi Formatif 1. Progress test (CBT) 2. OSCE per Tahun 3. Nilai sikap professional (professional behavior), terdiri dari kerjasama dan tingkah laku 4. Penugasan II. Evaluasi Summatif, berupa Nilai Blok yang terdiri dari : 1. Nilai Kognitif (50%), terdiri dari A. Nilai MCQ : (80%) a. Ujian tengah blok (25%) b. Ujian akhir blok (25%) c. Ujian komprehensif (50%) B. Nilai Miniquis tutorial (10%) C. Pretest praktikum (10%) 2. Nilai Motorik (50%), terdiri dari A. Nilai diskusi Tutorial (10%) B. Nilai kegiatan harian praktikum (10%) C. Ujian praktikum/ skill lab (80%) 29
30 DAFTAR PUSTAKA 1. Cotran, R.S., Kumar, V. Robbins, S.L Pathology Basic of Disease. 7 th edition. Philadelphia: W.B. Saunders Company. 2. Darmanto, Djojodibroto Respirologi. Jakarta : penerbit buku kedokteran 3. De Jong, W, R. Sjamsuhidajat Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi Revisi. Jakarta : EGC. 4. Abu Nazmah Cara belajar Dan Sistematis Belajar Membaca EKG. Cetakan Pertama. Jakarta: P.T Gramedia 5. Aru W. Sudoyo dkk Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Ed 5. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit dalam. 6. Ikawati, Z., Farmakoterapi Penyakit Sistem Pernapasan. Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. 7. Maulana, M Penyakit Jantung : Pengertian, Penanganan,dan Pengobatan. Yogyakarta : Penerbit KataHati. 30
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH. Oleh
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI BATUK DARAH Oleh BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG NOVEMBER 2014 I. Waktu Mengembangkan kompetensi
Lebih terperinciPenyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai. tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan.
Sistematika daftar penyakit (SKDI,2012) Penyakit di dalam daftar ini dikelompokkan menurut sistem tubuh manusia disertai tingkat kemampuan yang harus dicapai pada akhir masa pendidikan. Tingkat kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pada saat ini, tuntutan masyarakat akan kompetensi dokter semakin berkembang. Masyarakat menuntut institusi pendidikan kedokteran untuk mempersiapkan lulusannya
Lebih terperinciSATUAN ACARA PERKULIAHAN
SATUAN ACARA PERKULIAHAN NAMA MATA KULIAH ` : PATOLOGI UMUM KODE MATA KULIAH : IB 16 BOBOT KREDIT SEMESTER PENEMPATAN PENANGGUNG JAWAB MATA KULIAH : 2 SKS : II (DUA) GENAP : dr. Zahara & dr. Cut Zevi Pert
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi : KEDOKTERAN Kode : : RESPIRASI Bobot : Semester : 3 Standar Kompetensi : dasar-dasar sistem respirasi manusia meliputi anatomi, histologi,
Lebih terperinciTERAPI INHALASI MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI. : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru. I. Waktu. Mengembangkan kompetensi.
MODUL PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI NOMOR MODUL TOPIK SUB TOPIK I. Waktu : B02 : Prosedur Tidakan pada Kelainan Paru : Terapi Inhalasi TERAPI INHALASI Mengembangkan kompetensi Sesi Tutorial Diskusi
Lebih terperinciJADWAL BLOK KARDIOVASKULER
JADWAL BLOK KARDIOVASKULER Kode : 71105335 Semester / SKS : III / 8 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 3 MINGGU I Minggu I Senin, 11 Okt Selasa, 12 Okt Rabu, 13 Okt Kamis,
Lebih terperinciADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u
ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k
Lebih terperinciDr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A
Dr. Prastowo Sidi Pramono, Sp.A PENYAKIT JANTUNG BAWAAN Penyakit jantung yang dibawa dari lahir kelainan pada struktur jantung atau fungsi sirkulasi jantung yang dibawa dari lahir akibat gangguan atau
Lebih terperinciLAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR
LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas
Lebih terperinciBAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL. OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar
Lebih terperinciBUKU LOG mahasiswa PRAKTIK KEPANITERAN PULMONOLOGI
BUKU LOG mahasiswa PRAKTIK KEPANITERAN PULMONOLOGI 2014-2019 BAGIAN PULMONOLOGI DAN KEDOKTERAN RESPIRASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG REVISI I 2016 1 IDENTITAS MAHASISWA Nama :... No.Mahasiswa
Lebih terperinciKEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI
Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi
Lebih terperinciPERTOLONGAN GAWAT DARURAT
PERTOLONGAN GAWAT DARURAT I. DESKRIPSI SINGKAT Keadaan gawatdarurat sering terjadi pada jemaah haji di Arab Saudi. Keterlambatan untuk mengidentifikasi dan memberikan pertolongan yang tepat dan benar dapat
Lebih terperinciBED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.
BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciJADWAL BLOK RESPIRASI
JADWAL BLOK RESPIRASI Kode : 71105435 Semester / SKS : III / 7 Tahun Akademik : 2010/2011 Ruang : Gedung Prof. Sardjito Lantai 3 UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA Minggu I Senin, 13 Des Selasa, 14 Des Rabu,
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
Jadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas A Ruang Kuliah LT. 5 Semester Awal Tahun Ajaran /2018 Koordinator : dr. Sri Asriyani,Sp.Rad(K).,M.MedEd (Hp. 081242181094) Sekretaris : dr. Rafikah Rauf,Sp.Rad.,M.Kes
Lebih terperinciPenemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU
Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi
Lebih terperinciMODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT
TEAM BASED LEARNING MODUL GLOMERULONEFRITIS AKUT Diberikan pada Mahasiswa Semester IV Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH : Prof. Dr. dr. Syarifuddin Rauf, SpA(K) Prof. dr. Husein Albar, SpA(K) dr.jusli
Lebih terperinciDEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN
DEPT PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI- RS PERSAHABATAN 1 Penyakit pernapasan salah satu masalah kesehatan dunia menyumbang angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi menyerang semua golongan
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel
PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala dan gejala baru tampak pada masa kanak- kan
BAYI DENGAN RESIKO TINGGI: KELAINAN JANTUNG KONGENITAL OLEH. FARIDA LINDA SARI SIREGAR, M.Kep PENDAHULUAN Sekitar 1% dari bayi lahir menderita kelainan jantung bawaan. Sebagian bayi lahir tanpa gejala
Lebih terperinciPenatalaksanaan Astigmatism No. Dokumen : No. Revisi : Tgl. Terbit : Halaman :
1. Pengertian Angina pektoris ialah suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu seperti rasa ditekan atau terasa berat di dada yang sering menjalar ke lengan kiri. Nyeri dada tersebut
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS BLOK JANTUNG
Fakultas : Kedokteran Program Studi : Pendidikan Dokter Blok : Jantung Bobot : 4 SKS Semester : 4 Blok 4 Standar Kompetensi : UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS BLOK JANTUNG Mahasiswa
Lebih terperinciDEFINISI BRONKITIS. suatu proses inflamasi pada pipa. bronkus
PENDAHULUAN Survei Kesehatan Rumah Tangga Dep.Kes RI (SKRT 1986,1992 dan 1995) secara konsisten memperlihatkan kelompok penyakit pernapasan yaitu pneumonia, tuberkulosis dan bronkitis, asma dan emfisema
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyerang lebih dari 25% populasi dewasa. (Smeltzer & Bare, 2001)
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) adalah klasifikasi luas dari gangguan, yang mencakup bronkitis kronis, bronkiektasis, emfisema, dan asma. Penyakit Paru Obstruksi
Lebih terperinciPelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:
Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah
Lebih terperinciMODUL 1 BATUK & SESAK PADA DEWASA
Pegangan Mahasiswa MODUL 1 BATUK & SESAK PADA DEWASA Penyusun Tim Dosen Pengampu Sistem Respirasi Diberikan pada mahasiswa semester IV SISTEM RESPIRASI Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2016 1
Lebih terperinciPENYAKIT KATUP JANTUNG
PENYAKIT KATUP JANTUNG DEFINISI Kelainan katup jantung adalah kelainan pada jantung yang menyebabkan kelainan kelainan pada aliran darah yang melintasi katup jantung. Katup yang terserang penyakit dapat
Lebih terperinciLaporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder
Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan
Lebih terperinciJadwal Kuliah Blok/ Sistem Respirasi Kelas C Ruang KuliahGA. 301(Lantai 3) Semester Awal Tahun Ajaran 2017/2018
WAKTU KELAS C MG/HARI JAM Topik Narasumber Departemen Kuliah Pendahuluan Penjelasan Modul & Manual Koordinator/ Sekretaris Blok Radiologi Histologi Sistem Respirasi Dr.dr. Mirna Muis, Sp.Rad Histologi
Lebih terperinciRiwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma
Identitas Pasien Nama: An. J Usia: 5 tahun Alamat: Cikulak, Kab Cirebon Jenis Kelamin: Perempuan Nama Ayah: Tn. T Nama Ibu: Ny. F No RM: 768718 Tanggal Masuk: 12-Mei-2015 Tanggal Periksa: 15-Mei-2015 Anamnesis
Lebih terperinciRITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI
RITA ROGAYAH DEPT.PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI TIDUR Tidur suatu periode istirahat bagi tubuh dan jiwa Tidur dibagi menjadi 2 fase : 1. Active sleep / rapid eye movement (REM) 2. Quid
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun. Data rekam medis RSUD Tugurejo semarang didapatkan penderita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infeksi pada tonsil atau yang biasanya dikenal masyarakat amandel merupakan masalah yang sering dijumpai pada anak- anak usia 5 sampai 11 tahun. Data rekam medis RSUD
Lebih terperinciriwayat personal-sosial
KASUS OSCE PEDIATRIK 1. (Gizi Buruk) Seorang ibu membawa anaknya laki-laki berusia 9 bulan ke puskesmas karena kha2atir berat badannya tidak bisa naik. Ibu pasien juga khawatir karena anaknya belum bisa
Lebih terperinciBunyi Jantung I (BJ I)
Murmur dan gallop Murmur Murmur adalah kelainan bunyi jantung akibat tubulensi aliran darah. Tubulensi dapat terjadi karena penyempitan kritis katub, katub yang tidak berfugsi dengan baik yang menyebabkan
Lebih terperinciInformed Consent Penelitian
62 Lampiran 1. Lembar Kerja Penelitian Informed Consent Penelitian Yth. Bapak/Ibu.. Perkenalkan saya dr. Ahmad Handayani, akan melakukan penelitian yang berjudul Peran Indeks Syok Sebagai Prediktor Kejadian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).
BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Bronchiolitis Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan adanya edema atau pembengkakan
Lebih terperinciKoordinator. Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) MATA KULIAH: KEPERAATAN SISTEM KARDIOVASKULAR Koordinator Esi Afriyanti, S.Kp, M.Kes PROGRAM STUDI S1 KEPERAATAN FAKULTAS KEPERAATAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciPENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK)
PENILAIAN KETERAMPILAN KELAINAN THORAX (ANAMNESIS + PEMERIKSAAAN FISIK) Nama Mahasiswa : Tanggal Pemeriksaan : No. 1. 2. 3. 4. Aspek yang dinilai Membina sambung rasa, bersikap baik dan sopan, serta menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru
Lebih terperinciPERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH)
PERTEMUAN MINGGU 19 DISEASES OF CARDIOVADCULAR (PENYAKIT JANTUNG-PEMBULUH) Pendahuluan Sistem sirkulasi ini meliputi,organ jantung, arteri, vena, dan kelenjar limfa. Klasifikasi pada bab ini berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Rekam Medis a. Definisi Rekam Medis Definisi Rekam Medis dalam berbagai kepustakaan dituliskan dalam berbagai pengertian: 1) M.Jusuf Hanafiah dan Amri Amir
Lebih terperinciTUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial : dr. Nia Ayu Saraswati
TUTORIAL SKENARIO B BLOK X 1.1 Data Tutorial Tutor : dr. Nia Ayu Saraswati Moderator : M. Apriliandy Sharif Sekretaris meja : Utin Karmila Sekretaris papan : Anisa Penidaria Hari, Tanggal : Senin, 07 Januari
Lebih terperinciBAB III RESUME KEPERAWATAN
BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji
Lebih terperinciPENDAHULUAN ETIOLOGI EPIDEMIOLOGI
PENDAHULUAN Hemotoraks adalah kondisi adanya darah di dalam rongga pleura. Asal darah tersebut dapat dari dinding dada, parenkim paru, jantung, atau pembuluh darah besar. Normalnya, rongga pleura hanya
Lebih terperinciPEMERIKSAAN JANTUNG. PERSIAPAN: 1. Stetoskop
PERSIAPAN: 1. Stetoskop PEMERIKSAAN JANTUNG No. Persiapan 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur kepada pasien/ keluarga 3. Atur posisi pasien dengan berbaring senyaman mungkin dan jaga privacy pasien Pemeriksaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : THT Bobot : 4 SKS Semester : V Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan organ
Lebih terperinciABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014
ABSTRAK PROFIL PENDERITA HEMOPTISIS PADA PASIEN RAWAT INAP RSUP SANGLAH PERIODE JUNI 2013 JULI 2014 Hemoptisis atau batuk darah merupakan darah atau dahak yang bercampur darah dan di batukkan dari saluran
Lebih terperinciSuradi, Dian Utami W, Jatu Aviani
KEDARURATAN ASMA DAN PPOK Suradi, Dian Utami W, Jatu Aviani Bagian Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FK UNS / RSUD Dr. Moewardi Surakarta WORKSHOP PIR 2017 PENDAHULUAN PPOK --> penyebab utama mortalitas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. napas, batuk kronik, dahak, wheezing, atau kombinasi dari tanda tersebut.
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah inflamasi saluran napas kecil. Pada bronkitis kronik terdapat infiltrat dan sekresi mukus di saluran pernapasan. Sedangkan
Lebih terperinciKULIAH PENGANTAR BLOK 4.2 KEGAWATDARURATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016
KULIAH PENGANTAR BLOK 4.2 KEGAWATDARURATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TAHUN AJARAN 2015/2016 TIM BLOK KEGAWATDARURATAN 1. dr. Ana Fauziyati, M.Sc., Sp.PD 2. dr. Abdul Basith 3. dr.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH
SILABUS MATA KULIAH A. IDENTITAS MATA KULIAH Kode Mata Kuliah : WAT.3.09 Nama Mata Kuliah : Keperawatan Medikal Bedah I Jumlah SKS : 5 (teori 1, 1, praktik laboratorium 1, praktik klinik 2) Semester :
Lebih terperinciBAB I. 1.1 Latar Belakang. Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang
BAB I 1.1 Latar Belakang Atrial fibrilasi (AF) didefinisikan sebagai irama jantung yang abnormal dengan aktivitas listrik jantung yang cepat dan tidak beraturan. Hal ini mengakibatkan atrium bekerja terus
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan
Lebih terperinciKeterampilan Klinis PEMERIKSAAN FISIS SISTIM RESPIRASI
ppegangan MAHASISWA Keterampilan Klinis PEMERIKSAAN FISIS SISTIM RESPIRASI Diberikan pada mahasiswa Semester III Penyusun: Dr. dr. Irawaty Djaharuddin, SpP(K) Dr. dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pneumonia dijuluki oleh William Osler pada abad ke-19 sebagai The
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai macam masalah penyakit pernafasan yang sering ditemui adalah ISPA, tuberculosis, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), asma, dan pnemonia.
Lebih terperinciPENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK DEFINISI PPOK Penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel, bersifat progresif dan berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian di sub bagian Pulmologi, bagian Ilmu Penyakit Dalam RSUP Dr Kariadi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa
Lebih terperinciKontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K)
Kontributor: 1. Thoraks 3: Pemeriksaan Fisik Paru Lengkap: dr. Irvan Medison SpP(K) dr. Yessy Susanty Sabri SpP(K) dr. Finny Fitri Yanny, SpA(K) 2.Pemeriksaan Hidung dan Pemasangan Tampon: dr. Yan Edward,
Lebih terperinciSeorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32
KELOMPOK 9 Seorang laki-laki umur 30 tahun dibawa ke UGD RSAL. Kesadaran menurun, tekanan darah 70/50, denyut nadi 132 kali/menit kurang kuat, repirasi rate 32 kali/menit suara ngorok dan seperti ada cairan
Lebih terperinciSistem Pakar Diagnosis Penyakit Paru-Paru Menggunakan Metode Forward Chaining
Juli Desember 2016 ISSN 1411 0059 Sistem Pakar Diagnosis ParuParu Menggunakan Metode Forward Chaining Esti Rahmawati 1 dan Hari Wibawanto 2 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang
Lebih terperinciSupraventicular Tachycardia. 3. Laki-laki 81 tahun Pneumonia Pneumonia - - Klebsiella
LAMPIRAN 1 Data Hasil Pemeriksaan Pneumonia di Ruang ICU di Bagian Rekam Medis Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 1 Januari 2007-31 Desember 2007 No. Jenis Kelamin Umur Diagnosa Masuk ICU Diagnosa Utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam Garis Besar Haluan Negara, dinyatakan bahwa pola dasar Pembangunan Nasional pada hakekatnya adalah Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat
Lebih terperinciGambar 3.1. Kerangka Konsep Karakteristik Pasien PPOK Eksaserbasi Akut
BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Pada penelitian ini kerangka konsep mengenai karakteristik pasien PPOK eksaserbasi akut akan diuraikan berdasarkan variabel katagorik
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI. Oentarini Tjandra
PEMBELAJARAN ILMU FARMASI KEDOKTERAN DI FK UNIVERSITAS TARUMANAGARA DENGAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI Oentarini Tjandra Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara ABSTRAK Seiring dengan diterapkannya
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS Program Studi : Pendidikan Dokter Kode Blok : Blok : REPRODUKSI Bobot : 4 SKS Semester : IV Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu: - Menjelaskan
Lebih terperinciBuku Panduan Kerja Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Paru
Buku Panduan Kerja Modul Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Paru Editor: Prof. dr. Tamsil Syafiuddin, Sp.P (K) Dr.dr.Umar Zein, DTM&H., Sp.PD., KPTI dr. Dewi Pangestuti, M.Biomed dr. Siska Anggreni Lubis,
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu Penyakit Dalam, sub ilmu Pulmonologi dan Geriatri. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat peneltian ini adalah
Lebih terperinciSistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan.
Sistem pernapasan adalah sistem tubuh manusia yang menghasilkan energi yang diperlukan untuk proses kehidupan. Energi ini dihasilkan oleh dipatahkannya molekul glukosa dalam semua sel hidup tubuh manusia.
Lebih terperinciBUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR
BUKU PANDUAN PESERTA CSL 2 ANAMNESIS KARDIOVASKULAR Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2017 PENGANTAR Buku Panduan Skills Lab. Sistem Kardiovaskuler ini berisi 2 (dua) ketrampilan utama yaitu Anamnesis
Lebih terperinciREFLEKSI DIRI MINGGU I
REFLEKSI DIRI MINGGU I Periode : : Bukti kegiatan : Logbook Refleksi diri : 1. Pembelajaran apa yang anda dapatkan pada kegiatan kepaniteraan klinik radiologi ini? Nilai- nilai apa yang saudara dapatkan
Lebih terperinciMODUL TUTORIAL. Pegangan Mahasiswa SISTEM RESPIRASI. Penyusun Tim Sistem Respirasi PSPD FKK UMJ
MODUL TUTORIAL Pegangan Mahasiswa SISTEM RESPIRASI Penyusun Tim Sistem Respirasi PSPD FKK UMJ Modul PBL ini untuk dipergunakan oleh Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2015
Lebih terperinciDiagnosis, klasifikasi Hipertensi. Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya
Diagnosis, klasifikasi Hipertensi Yuda Turana Indonesian Society of Hypertension FK UNIKA AtmaJaya Klasifikasi Hipertensi Kategori TD Sistolik TD Diastolik Optimal < 120 dan/atau < 80 Normal 120 129 dan/atau
Lebih terperinciLAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM
LAMPIRAN 1. Personil penelitian Nama Jabatan : dr. Andhika Kesuma Putra : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK-USU/RSHAM Pembimbing
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
Lampiran 2 : Penjelasan Mengenai Penelitian PENJELASAN MENGENAI PENELITIAN: SENSITIVITAS DAN SPESIFISITAS PEMERIKSAAN CEA CAIRAN PLEURA DALAM DIAGNOSIS EFUSI PLEURA GANAS KARENA KANKER PARU Bapak/Ibu/Saudara/I
Lebih terperinciData Administrasi diisi oleh Nama: NPM/NIP:
1 Berkas Pasien Nama Fasilitas Pelayanan Kesehatan : No Berkas : No Rekam Medis : Pasien Ke : dalam keluarga Data Administrasi tanggal diisi oleh Nama: NPM/NIP: Nama Umur / tgl. Lahir Alamat Jenis kelamin
Lebih terperinciGambar 1. Atresia Pulmonal Sumber : (http://www.mayoclinic.org/images/pulmonary-valve-atresia-lg-enlg.jpg)
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FKUP RSHS BANDUNG TUGAS PENGAYAAN Oleh : Asri Rachmawati Pembimbing : dr. H. Armijn Firman, Sp.A Hari/Tanggal : September 2013 ATRESIA PULMONAL PENDAHULUAN Atresia pulmonal
Lebih terperinciCURRICULUM VITAE. Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam
CURRICULUM VITAE Nama : DR. Dr. Nur Ahmad Tabri, SpPD, K-P, SpP(K) Tempat, tanggal lahir : Ujung Pandang, 12 April 1959 Agama: Islam Email: nurahmad_59@yahoo.co.id Jabatan: Ketua Divisi Pulmonologi Dept.
Lebih terperinciKOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION
KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION No 1. 2. 3. 4. Jenis kegiatan Situation Mengidentifikasi diri, unit/ ruangan, Menyebutkan
Lebih terperinciPNEUMOTHORAX. Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad 4/16/12
PNEUMOTHORAX Click Oleh to edit Master subtitle style IDRIES TIRTAHUSADA 1102006116 Pembimbing: Dr Haryadi Sp.Rad PENDAHULUAN Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
Lebih terperinciCARDIOMYOPATHY. dr. Riska Yulinta Viandini, MMR
CARDIOMYOPATHY dr. Riska Yulinta Viandini, MMR CARDIOMYOPATHY DEFINISI Kardiomiopati (cardiomyopathy) adalah istilah umum untuk gangguan otot jantung yang menyebabkan jantung tidak bisa lagi berkontraksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyakit saluran napas dan paru seperti infeksi saluran napas akut,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penyakit dan gangguan saluran napas masih merupakan masalah terbesar di Indonesia pada saat ini. Angka kesakitan dan kematian akibat penyakit saluran napas dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama kematian di negara maju dan diperkirakan akan terjadi di negara berkembang pada tahun 2020 (Tunstall. 1994). Diantaranya,
Lebih terperinciSTATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.
LAMPIRAN 1 STATUS PEMERIKSAAN PENELITIAN : ANALISIS KUALITAS HIDUP PENDERITA PPOK SETELAH DILAKUKAN PROGRAM REHABILITASI PARU No : RS/No.RM : Tanggal I. DATA PRIBADI 1. Nama 2. Umur 3. Alamat 4. Telepon
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS Program Studi Kode Blok Blok Bobot Semester Standar Kompetensi : Pendidikan Dokter : KBK403 : UROGENITAL : 4 SKS : IV : Mengidentifikasi dan menyusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan adanya penyempitan pada katup mitral (Rilantono, 2012). Kelainan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stenosis mitral adalah penyakit kelainan katup jantung yang menyebabkan terlambatnya aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri pada fase diastolik disebabkan
Lebih terperinciBAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN
BAHAN AJAR PENYAKIT JANTUNG HIPERTENSIF DAN 18 JANTUNG KORONER Penyakit Jantung Sampai sekarang penyakit jantung tetap sebagai pemegang rekor pembunuh nomor satu. Kalau dilihat dari berbagai kasus kematian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. lebih dini pada usia bayi, atau bahkan saat masa neonatus, sedangkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Bawaan (PJB) adalah kelainan struktur dan fungsi pada jantung yang muncul pada saat kelahiran. (1) Di berbagai negara maju sebagian besar pasien PJB
Lebih terperinciNs. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department
Ns. Furaida Khasanah, M.Kep Medical surgical department Survey WHO, 2009 : angka kematian akibat penyakit kardiovaskular terus meningkat, thn 2015 diperkirakan 20 juta kematian DKI Jakarta berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sering juga penyaki-penyakit ini disebut dengan Cronic Obstruktive Lung
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD)merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru
Lebih terperinciPERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO
PERBEDAAN CARDIOTHORACIC RATIO PADA FOTO THORAX STANDAR USIA DI BAWAH 60 TAHUN DAN DI ATAS 60 TAHUN PADA PENYAKIT HIPERTENSI DI RS. PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciDerajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK) merupakan penyakit yang perlu diwaspadai karena penyakit ini merupakan penyebab kematian dengan nomor urut lima di Indonesia.
Lebih terperinci