BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan
|
|
- Glenna Lesmana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh ditinggalkan. Aktivitas mengukur menjadi sesuatu yang sangat penting untuk selalu dilakukan dalam mempelajari berbagai fenomena yang sedang dipelajari. Sebelumnya ada baiknya jika kita mengingat definisi pengukuran atau mengukur itu sendiri. Mengukur adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang telah disepakati. Misalnya menghitung volume balok, maka harus mengukur untuk dapat mengetahui panjang, lebar dan tinggi balok, setelah itu baru menghitung volume. Mengukur dapat dikatakan sebagai usaha untuk mendefinisikan karakteristik suatu fenomena atau permasalahan secara kualintatik. Dan jika dikaitkan dengan proses penelitian atau sekedar pembuktian suatu hipotesis maka pengukuran menjadi jalan untuk mencari data-data yang mendukung. Dengan pengukuran ini kemudian akan diperoleh data-data numeric yang menunjukan pola-pola tertentu sebagai bentuk karakteristik dari permasalahan tersebut. Pentingnya besaran dalam pengukuran, maka dilakukan praktikum ini yang dapat membantu untuk memahami materi dasar-dasar pengukuran. Dalam mengamati suatu gejala tidak lengkap apabila tidak dilengkapi dengan data yang didapat dari hasi pengukuran yang kemudian besaran-besaran yang didapat dari hasil pengukuran kemudian ditetapkan sebagai satuan. Dengan salah satu argument di atas, setelah dapat kita ketahui betapa penting dan dibutuhkannya aktivitas pengukuran dalam fisika, untuk memperoleh hasil / data dari suatu pengukuran yang akurat dan dapat dipercaya. B. Tujuan 1. Mempelajari prinsip-prinsip dasar pengukuran. 2. Menentukan panjang, diameter luar dan ketebalan benda. 3. Melakukan pengukuran massa benda. 1
2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjuauan pustaka Pembentuk utama fisika adalah besaran-besaran fisis yang dipakai untuk menyatakan hukum-hukum fisika, misalnya: panjang, massa, gaya, kecepatan, rapat(density), resistivitas, temperatur, intensitas cahaya dan banyak lagi yang lain ( Silaban,1985). Kita mengu - misalnya meter (m) untuk besaran panjang. Sebuah nilai baku yang sesua dengan 1,0 satuan besaran. Seperti yang dapat dilihat, standar untuk panjang yang sesuai dengan tepat 1,0m adalah jarak yang ditempcahay dalam ruang hampa selama fraksi waktu tertentu. Kita dapat mendefinisikan satuan dan standarnya dengan cara apapun yang kita inginkan. Namun yang terpenting adalah untuk melakukannya dengan suatu cara dimana para ilmuan si deluruh dunia setuju bahwa definisi yang kita buat tersebut masuk akal dan praktis ((Halliday dkk, 2010). Tedapat banyak sekali besaran fisika, sehingga sulit untuk mengelompokkannya. Untungnya, tidak semua besaran berdiri sendiri: misalnya laju adalah rasio antara jarak dan waktu. Jadi, yang kita lakukan adalah memilih den gan perset dan waktu, kemudian menetapkan standar untuk masing-masing besaran terursebut. Kemudian kita mendefinisikan besaran fisika lainnya dalam besaran pokok tersebut dan menggunakan standar yang digunakannya (disebut standar pokok). Sebagai contoh, laju didefinisikan dalam besaran pokok panjang dan waktu, dan meggunakan standar pokok keduanya. Standar pokok harus dapat diperoleh dan seragam/tetap (Halliday dkk, 2010). Pada tahun 1971, General Conference on Weights and Measures ke-14 memilih tujuh besaran sebagai besaran pokok dan menjadi dasar terbentuknya Satuan Sistem Interrnasional yang disingkat menjadi SI dari nama Prancis-nya dan dikenal dengan sebutan sistem matrik. Berikut ini daftar satuan untuk besaran pokok SI: 2
3 No Besaran Pokok Nama Satuan Lambang Unit Simbol Besaran 1 Panjang Meter M L 2 Waktu Detik Detik T 3 Massa Kilogram Kg M 4 Suhu Kelvin K T 5 Intensitas cahaya Kandela Cd J 6 Kuat arus listrik Ampere A I 7 Jumlah zat Mol Mol N Banyak satuan turunan SI didefinisikan dalam satuan pokok ini. Misalnya, satuan SI untuk daya yaitu watt (w), didefiniskan dalam satuan pokok untuk massa, panjang dan waktu. Untuk mengubah satuan dari besaran fisik yang dinyatakan kita dapat melakukan dengan suatu metode yang disebut konveksi-link-berantai (chain-link-conversation) yaitu menglihkan data asli secara berurutan dengan faktor-faktor konveksi yang ditulis sebagai satu kesatuan dan satuan-satuan dimanupulasi secara besaran aljabar hingga diperoleh satuan yang dikehendaki (Halliday dkk, 2010). Standar panjang yang pertama adalah sebuah batang yang terbuat dari suasa platinum-iridium yang disebut meter-standar dan disimpan di The International Bureau of Weights and Measurer. Panjang satu meter didefinisikan sebagai jarak antara dua garis halus yang diguratkan pada kepingan emas dekat ujung- 0 C mekanik dengan cara tertentu ( Silaban,1985). Pada tahun 1960, dipakai standar baru untuk meter, berdasarkan pada panjang gelombang cahaya. Namun pada tahun 1983, tuntutan akan ketelitian yang lenig tinggi mencapai pada satu titik dimana standar kripton-86 tidak dapat memenuhi tuntutan tersebut dan ditahun tersebut dibuat satu langkah besar. Meter didefinisikan kembali sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada interval waktu tertentu. Dalam General Conference on Weights and measures ke-17, dituliskan bahwa meter adalah waktu panjang lintasan yang ditempuh oleh cahaya didalam rung vakum selama interval waktu 1/ detik. Interval waktu ini 3
4 dipilih agar kecepatan cahaya c manjadi tepat yaitu : c = m/s (Halliday dkk, 2010). Namun dewasa ini, alat ukur besaran untuk panjang yang banyak digunakan berupa mistar, jangka sorong, atau mikrometer sekrup. Mistar, sebaiknya digunakan untuk nilai ukur orde 10 cm. Dan jangka sorong lebih baik digunakan untuk mengukur pada kawasan nilai ukur 1cm (misalnya diameter pensil) dan mikrometer sekrup untuk kawasan ukur 0,5 cm (misalnya diameter kawat) (Jati dan Tri, 2009). Jika standar panjang berupa batang, beda halnya dengan massa. Standar SI untuk massa adalah sebuah silinder platinum-iridium yang tersimpan di Lembaga Berat dan Ukuran Internasional, dan berdasarkan perjanjian internasional yang disebut sebagai massa sebesar satu kilogram. Standar sekunder dikirim ke laboratorium standar di berbagai negara dan massa dari benda-benda lain dapat ditentukan dengan menggunakan teknik neraca berlengan sama (equalarmbalance) dengan ketelitian 2 bagian dalam Berikut ini beberapa massa yang dinyatakan dengan kilogram : No. Objek Massa dalam kilogram 1 Alam semesta 1 x Galaksi kita 2 x Matahari 2 x Bulan 7 x Asteroid eros 5 x Pegunungan kecil 1x Kapal laut 7x Gajah 5x Buah anggur 3x Partikel debu 7x Molekul pinisilin 5x Atom uranium 4x Proton 2x Elektron 9 x
5 (Pantur Silaban & Drs. Erwin Sucipto M.Sc,1985) Standar massa kedua yaitu atom karbon-12, yang dengan persetujuan internasional telah ditetapkan sebagai massa dari ssatuan massa atom (u) (Halliday dkk, 2010). Lalu mengenai standar waktu. Ada dua segi dalam pengukuran waktu. Untuk sipil dan untuk beberapa keperluan ilmu pengetahuan dibutuhkan waktu hari, supaya kejadian-kejadian dapat di susun secara berurutan. Pada kebanyakan pekerjaan ilmiah yang dibutuhkan adalah lamanya selang waktu suatu kejadian berlangsung dilakukan selama beberapa minggu. Waktu universal harus diukur berdasarkan pengamatan astronomis yang dilakukan selama beberapa minggu. Karena itu kita membutuhkan jam bumi yang baik, yang ditera oleh pengamat astronomis. Untuk memenuhi kebutuhan waktu standar yang lebih baik, dikembnagkanlah jam atom. Jam atom yang berada di National Institue Of Standards And Technology (NIST) di Boulderr, Colorado, menjadi standar untuk Coordinate Universal Time (UTC) di Amerika Serikat. Sinyal waktunya tersedia dalam gelombang pendek radio (WWV dan WWVH) dan memlalui telepon (Halliday dkk, 2010). General Conference on Weights and Measures ke-13 pada tahun 1967 mengadopsi standar detik berdasarkan jam cesium : satu detik adalah waktu yang ditempuh oleh osilsi cshay (dengan panjang gelombang tertentu) yang dipancarkan oleh atom cesium-133 (Halliday dkk, 2010). Jam atom sangat konsissten, sehingga dua buah jam cesium, baru akan terbaca berbeda lebih dari 1 detik setelah bergerak selama 6000tahun. Bahkan keakuratan jam atom tersebut tidak ada artinya bila dibandingkan dengan jam yang sedang dikembangkan sekarang; ketelitiannya sekitar 1 per10 18 yaitu 1 detik dalam 1 x detik (sekitar 3 x tahun) (Halliday dkk, 2010). 5
6 BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM A. Waktu dan Tempat Waktu Praktikum Fisika Dasar 1 dilaksanakan pada hari Sabtu, pada tanggal 11 Oktober 2014 pukul WIB. Di Laboratorium Fisika Institut Agama Islam Raden Fatah Palembang. B. Alat : a. Jangka sorong berfungsi untuk mengukur diamter, dimensi luar suatu benda dan diameter dalam suatu benda. b. Mikrometer sekrup berfungsi untuk mengukur ketebalan benda yang tipis, panjang benda yang kecil dan dimensi luar yang kecil. c. Timbangan neraca Ohauss berfungsi untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktikum. d. Pipa berfungsi sebagai objek untuk diukur diameter dalamnya dengan menggunakan jangka sorong e. Koin berfungsi sebagai objek untuk diukur diameter luarnya dengan menggunakan jangka sorong. f. Plat berfungsi sebagai objek untuk diukur ketebalannya dengan menggunakan mikrometer sekrup. g. Kelereng berfungsi sebagai objek untuk diukur oleh jengka sorong. C. Cara kerja 1. Jangka Sorong : a. Kendurkan baut pengunci dan geser rahang geser, pastikan rahang geser bekerja dengan baik, jangan lupa untuk mengkalibrasi ketika rahang tertutup harus menunjukan angka 0 (nol), jika tidak menunjukan angka nol maka sebaiknya diatur terlebih dahulu. 6
7 b. Membersihkan permukaan benda dan permukaan rahang agar tidak ada benda yang menempel yagn bisa menyebabkan kesalahan pengukuran. c. Tutup rahang hingga mengapit benda sesuia dengan pengukuran yang ingin diambil lalu tinggal membaca skalanya yang tertera 2. Mikrometer Sekrup : a. Cek terlebih dahulu mikrometer sekrup yang akan di gunakan, jika poros tetap dan poros geser di rapatkan dengan memutar pemutar ke arah kanan. Skala utama harus menunjukkan nol. Hal ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengukuran yang disebabkan oleh kerusakan alat. b. Buka rahang (poros geser) dengan memutar pemutar ke arah benda yang akan di ukur bisa masuk. c. Letakkan benda yang akan di ukur lalu tutup kembali ke rahang dengan memutar pemutar ke arah kanan hingga benda yang akan di ukur terjepit. d. Kunci rahang dengan pemutar mengunci hingga terdengar bunyi e. Lihat nilai terbesar yang di tunjukkan oleh skala utama. Skala ini dalam mm. f. Lihat nilai skala nonius cara menentukan skala nonius adalah dengan menentukkan garis skala nonius yang sejajar dengan garis tengah skala utama. Kalikan nilai skala nonius dengan 0,01. g. Jumlahkan nilai yang di tunjukkan skala utama dengan nilai yang di tunjukkan skala nonius. 3. Neraca Ohaus : a. Melakukan kalibrasi terhadap neraca yang akan di gunakan untuk menimbang dengan cara memutar sekrup yang berada di samping atas piringan neraca ke kiri atau ke kanan posisi dua garis pada neraca sejajar. b. Meletakkan benda yang akan di ukur massanya. 7
8 c. Menggeser skalanya di mulai dari skala besar baru gunakan skala yang kecil jika panahnya sudah berada di titik seimbang. d. Jika dua garis sejajar sudah seimbang maka baru di mulai membaca hasil pengukurannya. 8
9 A. Hasil 1. Jangka Sorong a. Luar Pipa (D) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN No D D 2 1 2,63 cm 6,9169 cm ,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm 2,63 cm 6,9169 cm n = 10 ΣD 1 = 26,3 cm ΣD 2 = 69,169 cm = = = 2,63 cm ΔD 9
10 = 0 b. Dalam pipa (D 1 ) No D 1 D ,38 cm 5,6644 cm ,39 cm 5,7121 cm 2,40 cm 5,76 cm 2,32 cm 5,3424 cm 2,31 cm 5,3361 cm 2,31 cm 5,3361 cm 2,31 cm 5,3361 cm 2,31 cm 5,3361 cm 2,40 cm 5,76 cm 2,31 cm 5,3361 cm n = 10 D 1 = 23,44 cm D 1 2 = 54,95944 cm = = 0 = 2,344 cm 10
11 c. Koin (D 2 ) = 0, No 1 2,70 cm 2 7,29 cm ,71 cm 7,3441 cm 2,70 cm 7,29 cm 2,70 cm 7,29 cm 2,70 cm 7,29 cm 2,79 cm 7,7841 cm 2,70 cm 7,29 cm 2,79 cm 7,7841 cm 2,70 cm 7,29 cm 2,70 cm 7.29 cm n = 10 D 2 = 27,19 cm D 2 2 = 73,9423 cm Koin ( ) 2 = = = 2,719 cm ΔD 2 = 11
12 = 0, Neraca Ohaus (m) No M 1 48,97 g 2398,0609 g ,96 g 2397,0816 g 49,43 g 2443,3249 g 49,29 g 2429,5041 g 49,26 g 2426,5476 g M=5 m = 245,91 g m 2 = 12094,5191 g = = = 4,591 g Δ = 8, Mikrometer Sekrup a. Plat (x) 12
13 No X x ,62 mm 2,6244 mm 1,6 mm 2,56 mm 1,59 mm 2,5281 mm 1,61 mm 2,5921 mm 1,64 mm 2,6898 mm 6 1,58 mm 2,4964 mm ,595 mm mm 1,59 mm 2,5281 mm 1,65 mm 2,7225 mm 1,62 mm 2,6244 mm n=10 x = 16,095 mm x 2 = 25, mm Plat (x) = = = 1,6095 mm x = 0,
14 b. Kelereng ( ) No 1 15,9 mm 2 252,81 mm ,93 mm 253,7649 mm 15,86 mm 251,5396 mm 15,88 mm 252,1744 mm 15,82 mm 250,2724 mm 6 15,83 mm 250,5889 mm ,92 mm 253,4464 mm 15,86 mm 251,5396 mm 15,93 mm 253,7649 mm 15,845 mm 251, mm n=10 x = 16,095 mm x 2 = 25, mm Kelereng ( ) = = = 15,8775 mm Σ = = 0,
15 B. Pembahasan Ketika melakukan pengukuran, kita bisa menggunakan penggaris, meteran, miktometer sekrup, jangka sorong, dan neraca ohauss. Pada praktikum ini kita melakukan pengukuran menggunakan alat jangka sorong, mikrometer sekrup, dan neraca ohauss. Alat pengukuran tersebut memiliki kegunaan dan fungsi yang berbeda serta meliki ketelitian yang berbeda juga. Pada alat jangka sorong berfungsi untuk mengukur ketebalan suatu benda, diameter suatu benda, baik diameter dalam maupun diameter luar. Jangka sorong memiliki ketelitian 0,1 mm. Jangka sorong memiliki skala utama dan skala nonius. Mikrometer sekrup memiliki fungsi untuk mengukur panjang benda dengan sangat teliti. Micrometer sekrup memiliki ketelitian 0,01 mm. Mikrometer sekrup memiliki skala utama dan skala putar. Sedangkan neraca ohauss berfungsi untuk mengukur massa suatu benda. Neraca ohauss memiliki berbagai macam bentuk, yaitu neraca tiga lengan dan neraca empat lengan. Prinsip kerja neraca atau timbangan menggunakan prinsip tuas. Dari data praktikum yang telah kami hasilkan kali ini terdapat beberapa kesalahan atau kekeliruan. Pertama, pada jangka sorong ketika mengukur diameter dalam pipa. Kedua, pada neraca ohauss dan yang terakhir pada mikrometer sekrup ketika mengukur ketebalan sebuah plat. Kesalahalan ini dapat terjadi disebabkan beberapa faktor. Faktor tersebut yaitu : 1. Kesalahan kalibrasi. Cara memberi nilai skala pada waktu pembuatan alat tidak tepat sehingga berakibat setiap kali alat digunakan, suatu ketidakpastian melekat pada hasil pengukuran. Kesalahan ini dapat diketahui dengan cara membandingkan alat tersebut dengan alat baku. Alat baku, meskipun buatan manusia juga, dianggap sempurna padanya hampir tidak terdapat kesalahan apapun. 2. Kesalahan titik nol. Titik nol skala alat tidak berimpit dengan titik nol jarum petunjuk atau jarum tidak kembali tepat pada angka nol. 3. Kelelahan komponen alat. Misalnya dalam pegas; pegas yang telah dipakai beberapa lama dapat agak melembek hingga dapat mempengaruhi gerak jarum penunjuk. 15
16 4. Gesekan-gesekan selalu timbul antara bagian yang satu yang bergerak terhadap bagian alat yang lain 16
17 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari percobaan, pengamatan, dan perhitungan yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Jangka sorong digunakan untuk mengukur diameter luar dan dalam benda. 2. Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur ketebalan dan diameter luar suatu benda dengan ketelitian lebih tinggi di bandingkan jangka sorong. 3. Mengukur ketebalan benda seperti plat besi dan diameter koin (lingkaran) lebih mudah dan hasil pengukuran lebih tepat dibandingkan mengukur benda yang berbentuk seperti kelereng. B. Saran Sebelum melakukan percobaan dan pengukuran disarankan untuk : 1. Memahami dahulu konsep pengukuran, alat ukur yang akan digunakan, besaran, dan satuan agar praktikum berjalan dengan lancar dan mudah dipahami. 2. Lakukan pengukuran ketebalan dan diameter sebanyak 10 kali dan 5 kali untuk massa dari sudut yang berbeda namun tepat agar mendapatkan hasil yang maksimal. 17
18 LAMPIRAN 1. SOAL EVALUASI 1. Apa yang dimaksud dengan pengukuran? Bagaimana cara untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pengukuran? 2. Apakah perbedaan antara massa dengan berat benda? 3. Jelaskan perbedaan mandasar antara : Jawaban a. Jangka sorong b. Mikrometer sekrup 1. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. Cara unutk menghindai kesalahan dalam pegukuran : Pengukuran lebih dari satu kali Pengukuran dengan model dan teknik tertentu Pengukuran dilakukan dengan 2 orang atau lebih sesuai tugasnya.. Alat perlu dikalibrasi sblm digunakan. Dengan cara-cara pengukuran tertentu ( pengamatan biasa dan luar biasa dan hasilnya dirata-rata). Koreksi pada pengolahan data. Menggunakan alat presisi tinggi 1Waktu pengambilan data à pagi , sore menggunakan metode pengolahan data tertentu (grafis, bouwditch, perataan, kuadrat terkecil, dan lain-lain) 2. Perbedaan massa dan berat Massa : 1. Menyatakan banyaknya materi yang terkandung pada suatu benda. 2. Besarnya di mana-mana tetap. 3. Termasuk besaran skalar (besaran yang hanya memiliki besar saja, tidak memperhitungkan arah). 4. Satuan dalam internasional (SI) adalah kilogram. 5. Diukur dengan menggunakan neraca Ohauss. Berat 1. Menyatakan besarnya gaya tarik gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda. 2. Besarnya berubah-ubah sesuai kedudukannya (tergantung pada percepatan 18
19 gravitasi di tempat tersebut). Semakin jauh dari pusat bumi berat suatu benda semakin berkurang. Demikian juga berat benda di kutub akan lebih besar dibandingkan berat benda di khatulistiwa. 3. Termasuk besaran vektor (besaran yang memiliki besar dan arah). 4. Satuan dalam internasional (SI) adalah newton. 5. Diukur dengan menggunakan neraca pegas (dinamometer). 3. Perbedaan nya adalah jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang yang lebih teliti, jangka sorong memiliki skala terkeci 0,1mm sedangkan mimrometer sekrup digunakan untuk mengukur panjang yg lebih teliti dari pada jangka sorong, mikrometer sekrup mempunyai skala terkecil 0,01mm. 19
20 Gambar Alat Praktikum tentang Pengukuran : Gambar 1. Neraca Ohaus dan beban. Gambar 2. Mikrometer sekrup dan plat. 20
21 Gambar 3. Jangka sorong, silinder pipa dan kaoin Rp. 500,00 21
22 Daftar Pustaka Silaban, Pantur.1985.Fisika.Erlangga:Jakarta Halliday & Resnick.1986.Fisika Dasar.Jilid 1.Erlangga:Jakarta Jati,Bambang Murdaka Eka.Fisika Dasar Untuk Mahasiswa Ilmu Komputer Dan Informatika.2009.Edisi1.ANDI:Yogyakarta 22
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Dosen Pengasuh : Jumingin, S.Si Disusun oleh : Kelompok 1 1. Istari Muslimah (14221051) 2. Megawati (14221056) 3. M. Saipudin Hidayatulla (14221061) 4. Nadya
Lebih terperinciTabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok
1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang
Lebih terperinciBESARAN DAN PENGUKURAN
A. BESARAN DAN SATUAN adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. dalam fisika terbagi
Lebih terperinciFISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran
K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.
Lebih terperinciitu menunjukan keadaan obyek sebagaimana adanya, tidak dipengaruhi oleh perasaan pengukur atau suasana sekitar tempat mengukur pada saat itu.
PENGUKURAN Sifat-sifat fisis suatu benda dapat dipelajari secara kualitatif dan kuantitatif. Untuk mempelajari sifat dan keadaan benda secara kuantitatif diperlukan pengukuran. Perhatikan gambar berikut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
Laporan Fisika Dasar Pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciNeraca pegas Fungsi cara menggunakan neraca pegas
Neraca pegas Neraca pegas dilengkapi dengan dua jenis skla, yaitu skala satuan besaran massa [kilogram] dan skla satuan besaran gaya [newton]. hal ini berart, neraca pegas dapat dipakai untuk mengukur
Lebih terperinciPentingnya Pengukuran. d. Materi Pokok : Besaran dan Satuan e. Alokasi Waktu : 1 pertemuan ( 90 menit) f. Pertemuan ke : 1 g. Tujuan Pembelajaran :
Pentingnya Pengukuran 1. Identitas a. Nama Mata Pelajaran : Fisika b. Semester : 1 ( satu ) c. Kompetensi Dasar : 3.2 Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka
Lebih terperinciPengukuran Besaran Fisika
Pengukuran Besaran Fisika Seseorang melakukan pengukuran artinya orang itu membandingkan sesuatu dengan suatu acuan. Sehingga mengukur didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan
Lebih terperinciBAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN
BAB I BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN 1. Apa perbedaan antara besaran pokok dan besaran turunan? 2. Mengapa setiap besaran harus memiliki satuan? 3. Apa yang dimaksud dengan sistem satuan internasional?
Lebih terperinciNeraca Ohaus Tiga Lengan
Neraca Ohaus Tiga Lengan neraca ohaus 3 lengan Neraca Ohaus, salah satu timbangan yang umum dipakai di laboratorium sekolah Sepeti namanya, neraca ini mempunyai tiga lengan dan satu cawan tempat benda.
Lebih terperinciBAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA
Lebih terperinciBAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
BAHAN AJAR LEMBAR KERJA SISWA (LKS) A. Pengertian LKS Lembar kerja siswa merupakan salah satu komponen dari perangkat pembelajaran yang bertujuan untuk mengukur kemampuan serta pemahaman siswa terhadap
Lebih terperinciPensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil
1. Pengukuran dan Besaran a. Mengukur adalah mebandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang yang ditetapkan sebagai satuan Contoh : Mengukur panjang pensil dengan menggunakan penggaris Pensil adalah
Lebih terperinciSMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik
JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VII (TUJUH) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BESARAN DAN PENGUKURAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu
Lebih terperinciBerikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :
Pengertian Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu, dengan bantuan alat ukur. Contohnya : Suatu saat, kita
Lebih terperinciAngka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting
Angka Penting Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com Angka Penting Angka Penting Angka penting adalah Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran angka-angka pasti Angka penting terdiri
Lebih terperinciMODUL MATA PELAJARAN IPA
KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengukuran untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA
Lebih terperinciPengukuran Besaran Fisis
Bab 1 Pengukuran Besaran Fisis Kompetensi Umum: Mahasiswa mampu melakukan pengukuran dan perhitungan serta menggambarkan besaran fisis dengan metode dan notasi ilmiah Kompetensi Khusus: 1. Mahasiswa mampu
Lebih terperinciSistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.
Sistem Pengukuran Fisika: ilmu yang mempelajari tentang: 1. Benda-benda di alam 2. Gejala / fenomena fisis 3. Kejadian yang berlaku di alam Kajian dalam fisika banyak melibatkan pengukuran besaran-besaran
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN
1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya
Lebih terperinciBAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN
BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu
Lebih terperinciDINAS PENDIDIKAN KOTA PADANG SMA NEGERI 10 PADANG Besaran dan Satuan
Panjang benda yang diukur dengan jangka sorong (ketelitian 0,1 mm) diperlihatkan seperti gambar di bawah ini : 3 cm 4 cm 0 5 10 Dari gambar tersebut dapat disimpulkan bahwa panjang benda adalah... A 33,00
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KD 1 Mata Pelajaran Kelas/Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : Fisika : X / Ganjil : MIA : Besaran dan Satuan : 2 x 3 JP A. Kompetensi Inti (KI) 1 : Menghayati
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN FISIKA
DASAR PENGUKURAN FISIKA M1 TUJUAN 1. Mampu melakukan pengukuran dan membedakan penggunaan berbagai alat ukur 2. Mampu menghitung densitas zat padat dan zat cair TUGAS PENDAHULUAN 1. Jelaskan pengertian
Lebih terperinciPengukuran, Besaran, dan Satuan
B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa,
Lebih terperinciBAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :
BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok
Lebih terperinciKelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran
BAB 1 Pengkuran dan Besaran Ringkasan Materi A. Besaran Besaran adalah suatu pernyataan yang mempunyai ukuran dan satuan. Secara garis besar, besaran dalam fisika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: besaran
Lebih terperinciGambar mengukur menggunakan jengkal
PENGUKURAN Aktivitas manusia setiap hari selalu berkaitan dengan pengukuran terutama pengukuran waktu. Misalnya, waktu yang kamu perlukan untuk menempuh jarak dari rumah ke sekolah adalah 25 menit. Dapatkah
Lebih terperinciPENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN
PENGUKURAN DIMENSI DAN KONVERSI SATUAN A. PENGANTAR Para ilmuwan melakukan percobaan untuk memperoleh nilai kuantitas fisika yang ditelitinya. Kuantitas fisika atau yang lebih dikenal dengan besaran fisika
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat
Laporan Praktikum Fisika Dasar 1 Pengukuran Pada Benda Padat LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR I PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT Tanggal Percobaan : 02 November 2012 1. Angela Maryam, S.Si 2. Nasrudin,
Lebih terperinciFISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%
Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)
Lebih terperinciBESARAN DAN SATUAN. 1. Pengertian Mengukur
BESARAN DAN SATUAN 1. Pengertian Mengukur Pada zaman dahulu, orang-orang menggunakan anggota tubuhnya untuk mengukur besaran panjang. Misalnya, bangsa Mesir Kuno mendefinisikan standar besaran panjang
Lebih terperinciMengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya
STANDAR KOMPETENSI Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep besaran dan satuannya. Menguasai konsep dimensi dan angka penting. Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor.
Lebih terperinciPENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM
Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 13 Edisi 1 Mei 01 PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM L. Antika, E. Julianty, Miroah, A. Nurul, F. Hapsari Prodi Pendidikan Fisika Pasca
Lebih terperinci1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab:
TUGAS INDIVIDU 1. Hasil pengukuran yang ditunjukkan oleh jangka sorong berikut adalah... Jawab: 2. Panjang sebuah pensil ditunjukkan oleh nonius sebuah jangka sorong seperti gambar samping. Panjang pensil
Lebih terperinciBesaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.
Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT)
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR MODUL 1 MEKANIKA (PENGUKURAN DASAR PADA BENDA PADAT) Nama : Nova Nurfauziawati NPM : 240210100003 Tanggal / jam : 7 Oktober 2010 / 13.00-15.00 Asisten : Dicky Maulana JURUSAN
Lebih terperinciBESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI
BESARAN DAN SATUAN DISUSUN OLEH : STEVANUS ARIANTO PENDAHULUAN PENGUKURAN JANGKA SORONG MIKROMETER SEKRUP CONTOH SOAL CONTOH SOAL CARA ANALITIS BESARAN DASAR FAKTOR SI SATUAN DIMENSI ANGKA PENTING KEGIATAN
Lebih terperinciTKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA
J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Kontrak Kuliah dan Pendahuluan Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mata Kuliah : Fisika (3 sks) Semester : I
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5
1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN LATIHAN SOAL BAB 5 No. Besaran Satuan Alat Ukur (1) Suhu celcius Termometer (2) Massa kilogram Neraca (3) Panjang
Lebih terperinciKOMPETENSI DASAR. Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan
KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan pengukuran tentang besaran fisis PETA KONSEP HUKUM-HUKUM FISIKA Dinyatakan oleh BESARAN- BESARAN FISIKA Terdiri dari Disertai
Lebih terperinciBab 1 Besaran dan Pengukuran
Bab 1 Besaran dan Pengukuran Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti "alam". Maka "Ilmu Fisika" adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bendabenda di alam, gejala-gejala alam, kejadian-kejadian
Lebih terperinciPENGUKURAN BESARAN. x = ½ skala terkecil. Jadi ketelitian atau ketidakpastian pada mistar adalah: x = ½ x 1 mm = 0,5 mm =0,05 cm
PENGUKURAN BESARAN A. Pengertian Mengukur Mengukur adalahmembandingkan suatu besaran dengan besaran lain yang dijadikan standar satuan. Misalnya kita mengukur panjang benda, dan ternyata panjang benda
Lebih terperinci- - BESARAN DAN SATUAN
- - BESARAN DAN SATUAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh1besaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.
Lebih terperinciHANDOUT FISIKA KELAS X BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN
YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax. 022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id HANDOUT
Lebih terperinciJANGKA SORONG I. DASAR TEORI
JANGKA SORONG I. DASAR TEORI Jangka sorong merupaakan salah satu alat ukur yang dilengkapi dengan skala nonius, sehingga tingkat ketelitiannya mencapai 0,02 mm dan ada juga yang ketelitiannya 0,05 mm.
Lebih terperinciStandar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya
Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar 1.1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang dan waktu) 1.2. Menganalisis besaran - besaran fisika serta satuannya
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SATUAN
BAB I BESARAN DAN SATUAN Kompetensi Inti Memahami pengetahuan faktual, konseptual dan procedural dengan cara mengamati, mengaitkan, mempertanyakan, menalar induktif, dan mencoba berdasarkan rasa ingin
Lebih terperinciMGMP Fisika Kabupaten Klaten Media Belajar Mandiri Siswa 1. Berbagai Macam Alat Ukur dalam Kehidupan Sehari - hari
Kompetensi Dasar 1.1. Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagat raya terhadap keberan Tuhan yang menciptakannya 1.2. Menyadari Kebesaran Tuhan yang mengatur
Lebih terperinciTUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu
FISIKA DASAR Silabi TUJUAN UMUM Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu pengetahuan lainnya. Memberikan ketrampilan dalam penyelesaian
Lebih terperinciSMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1
1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 Besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur yang sesuai ditunjukkan
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SATUAN
BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar
Lebih terperinciStandar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor
Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan ektor BESARAN dan SATUAN Pengukuran besaran-besaran Fisis Fisika
Lebih terperinciAda beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :
Dasar Teori Alat ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu besaran dalam fisika. Pada umumnya ada tiga besaran yang paling banyak diukur dalam dunia fisika untuk tingkat SMA yaitu panjang, massa
Lebih terperinciBesaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.
Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki komponen-komponen materi dan interaksi antar komponen tersebut. Contoh : - Bagaimana energi mempengaruhi
Lebih terperinciBesaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si
Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Materi Besaran Fisika Pengukuran dan Satuan Satuan Sistem Internasional Penetapan Nilai Satuan SI untuk Besaran Pokok Awalan Satuan Konversi Satuan Pengukuran Pengukuran
Lebih terperinciStandar Satuan Besaran
Standar Satuan Besaran Pelajaran FISIKA Klas X Standar untuk Satuan Panjang Satuan standar untuk panjang adalah meter. Panjang merupakan besaran pokok yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik
Lebih terperinciMODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1
1 MODUL IPA FISIKA SMP KELAS VII SEMESTER 1 OLEH: TRI NOFIATUN SMP NEGERI 1 KERTANEGARA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL 2 BAB 1 Besaran dan satuan Untuk mendapatkan letupan kembang api yang indah seperti
Lebih terperinciBESARAN, SATUAN DAN DIMENSI. Silabus
BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI TIM FISIKA Silabus Pendahuluan, Dimensi dan Satuan Besaran Skalar dan Vektor Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika Fluida Fisika Termal Gelombang, Akustik (Mekanik),
Lebih terperinciGambar 1.2 Meter Standar yang terbuat dari batang platina iridium Sumber Gambar: a mistar
BESARAN POKOK Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan tersendiri. Besaranbesaran tersebut ditetapkan oleh Lembaga Berat dan Ukuran Internasional berdasarkan perjanjian internasional.
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciBAIQ HELMA HIDYANTI
BAIQ HELMA HIDYANTI 0802824 1. Jangka sorong Jangka sorong berguna untuk mengukur panjang, jangka sorong mempunyai batas ukur 15 cm dan nilai skala terkecil adalah 0,1 mm. Bagian-bagian jangka sorong adalah
Lebih terperinciSelamat Datang Di Perkuliahan. Fisika Umum (MA 301) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Selamat Datang Di Perkuliahan Fisika Umum (MA 301) Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 1) Silabus Pendahuluan
Lebih terperinciALAT UKUR PRESISI 1. JANGKA SORONG Jangka sorong Kegunaan jangka sorong Mengukur Diameter Luar Benda Mengukur Diameter Dalam Benda
ALAT UKUR PRESISI Mengukur adalah proses membandingkan ukuran (dimensi) yang tidak diketahui terhadap standar ukuran tertentu. Alat ukur yang baik merupakan kunci dari proses produksi massal. Tanpa alat
Lebih terperinci1/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS
/Eksperimen Fisika Dasar I/LFD PENGUKURAN DASAR MEKANIS A. TUJUAN. Mampu menggunakan alat-alat ukur dasar mekanis. Mampu menentukan ketidakpastian pada pengukuran tunggal dan berulang B. PENGANTAR Pengukuran
Lebih terperinciPengukuran, Besaran, dan Satuan
B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa,
Lebih terperinciNERACA. Neraca Ohauss
NERACA Adalah suatu alat untuk mengukur massa benda. Massa adalah banyaknya zat yang terkandung di dalam suatu benda. Satuan SInya adalah kilogram (kg). Sedangkan berat adalah besarnya gaya yang dialmi
Lebih terperinciSUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN. Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd.
SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN Dr. RAMLAWATI, M.Si. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M. Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN
Lebih terperinciLembar Kegiatan Siswa
Lembar Kegiatan Siswa Tingkat Satuan Pendidikan : SMA Negeri Jakarta Kelas : X -. Kelompok : Anggota :.......... 6.. Waktu praktikum :.,.. A. Judul Praktikum : Pengukuran panjang B. Tujuan Praktikum :.
Lebih terperinciPentalogy BIOLOGI SMA
GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Buku ini dilengkapi aplikasi CBT UN SMA IPA android yang dapat di-download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi
Lebih terperinciNERACA A. TUJUAN B. DASAR TEORI a. Neraca Ohauss
NERACA A. TUJUAN Tujuan praktikum ini adalah: 1. Mengetahui macam, tipe, kapasitas maksimal, dan kapasitas minimal 2. Dapat atau mampu membaca neraca 3. Membandingkan hasil penimbangan antara dua neraca
Lebih terperinciBAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA
BAB I OBJEK ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN PENGAMATANNYA A. Penelitian IPA Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang memperlajari segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Para ilmuwan atau scientist mempelajari
Lebih terperinciPengukuran. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran
Bab I Tujuan Pembelajaran Anda dapat mengukur besaran panjang, massa, dan waktu, serta dapat melakukan penjumlahan vektor. Sumber: AO Calender Untuk dapat membuat pesawat tempur canggih, dibutuhkan pengukuran
Lebih terperinciFisika Umum (MA 301)
Selamat Datang Di Perkuliahan Fisika Umum (MA 301) Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Topik hari ini: Fisika Umum (MA 301) Silabus Pendahuluan Pengukuran
Lebih terperinci1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R
BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat
Lebih terperinciStandar Kompetensi Lulusan. Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif
Standar Kompetensi Lulusan 1 Standar Kompetensi Lulusan Memahami prinsip-prinsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung secara cermat, teliti dan objektif Indikator Membaca hasil
Lebih terperinciMODUL FISIKA. Kelas X. Fisika. SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1
MODUL FISIKA Kelas X Fisika SMA Negeri 2 Padalarang MODUL AJAR MANDIRI MATA PELAJARAN FISIKA SMA TERBUKA 1 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1. : Objek IPA dan Pengamatannya
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SMP Negeri 1 Kota Mungkid Kelas/Semester : VII/ 1 Mata Pelajaran : Ilmu pengetahuan Alam Materi Pokok : Objek IPA dan Pengamatannya Alokasi Waktu : 18 JP
Lebih terperinciDi unduh dari : Bukupaket.com
v vi Kata Sambutan iii Sekilas Isi Buku v ii ii B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan
Lebih terperinciSANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R
DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.
Lebih terperinciBAB I PENGUKURAN DAN BESARAN
BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN STANDAR KOPETENSI Agar dapat menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. KOPETENSI DASAR Mengukur besaran-besaran fisika (massa, panjang dan waktu). I. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN. untuk menyatakan suatu sifat fisis dalam bilangan sebagai hasil
BAB II KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN JANGKA SORONG PADA MATERI PENGUKURAN A. Kesalahan Pengukuran Menurut Soetojo dan Sustini (1993: 1), pengukuran adalah suatu teknik untuk menyatakan suatu sifat fisis
Lebih terperinciBAB II PENGUKURAN DASAR
Laporan Praktikum Fisika Dasar 3 BAB II PENGUKURAN DASAR 2.1 MAKSUD DAN TUJUAN 1. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran dasar : panjang, massa, waktu. 2. Dapat melakukan pengukuran terhadap besaran
Lebih terperinciBAB 1: BESARAN DAN SATUAN
BAB 1: BESARAN DAN SATUAN Ilmu fisika mempelajari berbagai gejala alam, penyebab terjadinya, akibatnya maupun pemakaiannya. Ilmu ini sudah berkembang sangat jauh dan memasuki hampir semua bidang kehidupan
Lebih terperinciFMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1
A. Latar Belakang dan Tujuan Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berbasis pada pengamatan terhadap gejala alam. Inti dari pengamatan adalah pengukuran. Dengan demikian, fisika adalah ilmu pengetahuan yang
Lebih terperinciModel Modul Program keahlian : Semua Kelompok Teknologi KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR Kurikulum SMK 2004 adalah perangkat kurikulum yang muatannya memotivasi siswa terampil menggunakan potensi yang ada dalam dirinya. Untuk menunjang itu semua, maka Subdis Pendidikan SMK Dinas
Lebih terperinci1. Besaran-besaran di bawah ini yang bukan termasuk besaran vektor adalah...
Jawaban 1 A 11 C 21 D 31 D 2 D 12 D 22 B 32 C 3 E 13 E 23 C 33 D 4 E 14 B 24 E 34 B 5 C 15 E 25 C 35 B 6 D 16 A 26 D 36 C 7 D 17 B 27 A 37 E 8 B 18 B 28 D 38 B 9 D 19 E 29 E 39 C 10 A 20 B 30 D 40 E 1.
Lebih terperinciLATIHAN UJIAN NASIONAL
LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka
Lebih terperinciPengukuran. Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan.
Pengukuran Pengukuran A Pengertian Pengukuran Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang diukur dengan alat ukur yang digunakan sebagai satuan. B Besaran Pokok dan Besaran Turunan Besaran
Lebih terperinciBAB I BESARAN DAN SATUAN
BAB I BESARAN DAN SATUAN A. Pendahuluan Besaran adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, yang dapat dinyatakan dengan angka. Pada umumnya besaran memiliki satuan. Satuan Suatu yang digunakam untuk membandingkan
Lebih terperinciKata. Kunci. E ureka. A. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Kata Kunci Besaran Satuan Besaran pokok Besaran turunan Sistem satuan Dimensi Angka penting Pengukuran Di bab ini, kalian akan mempelajari beberapa hal yang berkaitan dengan pengukuran, antara lain besaran,
Lebih terperinciPENGUKURAN DAN BESARAN
Pengukuran dan Besaran 1 B A B B A B 1 PENGUKURAN DAN BESARAN Sumber : penerbit cv adi perkasa Perhatikan gambar di atas. Beberapa orang sedang mengukur panjang meja dengan mistar atau sering disebut meteran.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas / Semester Peminatan Materi Pokok Alokasi Waktu : SMA Negeri 1 Pagak : Fisika : X / Satu : MIA : Besaran dan Satuan : 2 3 JP A. Kompetensi
Lebih terperinciDASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
UNIVERSITAS SRIWIJAYA DASAR PERCOBAAN-PERCOBAAN PENYUSUN TIM DOSEN PENDIDIKAN FISIKA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
Lebih terperinciMata Diklat : Fisika Kelas : 1 MM Hari/Tanggal : Waktu :
PEMERINTAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS PENDIDIKAN MENENGAH DAN TINGGI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) NEGERI 6 JAKARTA Kelompok Bisnis dan Manajemen Jln. Prof. Jokosutono, SH. No.2A Kebayoran
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN. Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar
Kompetensi Inti : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : SMA Kristen Eben Haezar Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : X / 1 Materi Pokok : Pengukuran Alokasi Waktu : 12 jam pelajaran
Lebih terperinciMATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL
MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Standar Kompetensi Lulusan : 1. Memahami prinsip-pri nsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung dengan cermat, teliti dan objektif.
Lebih terperinciBESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok
BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu
Lebih terperinci