BAB 1: BESARAN DAN SATUAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 1: BESARAN DAN SATUAN"

Transkripsi

1 BAB 1: BESARAN DAN SATUAN Ilmu fisika mempelajari berbagai gejala alam, penyebab terjadinya, akibatnya maupun pemakaiannya. Ilmu ini sudah berkembang sangat jauh dan memasuki hampir semua bidang kehidupan kita. Penemuan-penemuan dalam fisika menjadi dasar bagi industri dan teknologi modern, misalnya dalam bidang komputer, transportasi, komunikasi, elektronika, ilmu bahan, kesehatan dan banyak lagi. Jangkauannya pun sangat luas, mulai dari ukuran terkecil sekitar m sampai ukuran alam semesta m. Pada awal perkembangan beberapa bagian ilmu ini muncul secara terpisah, seolaholah tidak saling berkaitan. Ada bidang mekanika, termofisika, keelektrikan dan kemagnetan, optika, akustik dan lain-lain. Sekarang disadari bahwa semua bidang ini merupakan satu kesatuan, yaitu ilmu fisika. Dalam penyajian atau pengajarannya di tingkat dasar, seringkali dilakukan pemisahan bidang seperti diatas dengan maksud agar lebih mudah dimengerti dan strukturnya lebih mudah dipelajari, akan tetapi tetap harus diingat bahwa kesemua bidang tersebut mengacu pada konsep dasar yang sama, yaitu kosep dasar ilmu fisika. Penyajiannya biasanya dimulai dengan mekanika, yaitu ilmu tentang gerak dan dinamika benda. Mulai dari yang paling sederhana, yaitu mekanika benda titik atau partikel, lalu dikembangkan sampai dengan mekanika sistem banyak partikel. Bila jarak antar partikel selalu tetap, didapatkan sistem benda tegar, bila jarak itu dapat berubah didapatkan sistem yang dapat mengalir atau fluida. Ada tiga konsep dasar yang dipelajari, yaitu konsep gaya sebagai pengubah gerak (kecepatan), konsep usaha sebagai pengubah energi dan konsep impuls sebagai pengubah momentum. Selain dengan usaha, energi dapat pula dipindahkan dalam bentuk kalor; konsep ini dipelajari dalam termofisika. Energi dan momentum dapat pula dipindahkan melalui interaksi medim atau interaksi medan, tanpa harus sumbernya berpindah tempat. Gejala ini dikenal sebagai gejala gelombang. Gelombang yang merambat lewat interaksi medium dikenal sebagai gelombang elastik, misalnya gelombang bunyi yang banyak dipelajari dalam akustika. Ada juga gelombang yang merambat tanpa membutuhkan medium melainkan merambat melalui interaksi medan, misalnya gelombang elektromagnetik, termasuk didalamnya cahaya (optika), gelombang radio, gelombang mikro dsb. Dualisme partikel dan gelombang menjadi dasar bagi fisika modern, yang mencakup teori fisika atom, nuklir, semikonduktor, superkonduktor dan sebagainya. Demikianlah kita lihat bagaimana keterkaitan satu bidang dengan yang lainnya membentuk ilmu terpadu, yaitu ilmu fisika. 1

2 1.1 Sistem Satuan Internasional Karena kemunculan berbagai bidang tidak serempak, seringkali besaran yang sejenis diberi satuan yang berbeda. Sebagai contoh ambillah energi, kita mengenal banyak satuan untuknya, misalnya : kalori, joule, erg, Btu (British thermal unit), kwh, hph dsb. Keanekaragaman ini seringkali menyulitkan, terutama bagi para pemula yang baru belajar fisika. Belum lagi dalam bidang elektromagnetika dengan berbagai pilihan sistem satuan seperti sistem elektrostatik (esu), sistem elektromagnetik (emu), sistem Gaussian, sistem Heaviside Lorentz dsb. Karena itu diadakanlah pertemuan internasional untuk menyeragamkan penggunaan satuan. Pertemuan ini menghasilkan suatu sistem satuan yang disepakati untuk digunakan bersama. Sistem satuan ini disebut Sistem Internasional untuk Satuan dan disingkat SI. Dalam SI tujuh besaran dasar berdimensi dan dua besaran tambahan tidak berdimensi. Satuan besaran dasar ditentukan melalui definisi, sedangkan satuan besaran lain diperoleh dari besaran satuan dasar melalui hubungan yang dikenal dalam teori. Tabel 1-1 memuat semua besaran dasar dan besaran tambahan beserta satuan dan rumus dimensinya. Tabel 1.1 Besaran dasar dan besaran tambahan Besaran Dasar Nama Lambang Dimensi 1. Panjang meter m [L] 2. Massa kilogram kg [M] 3. Waktu sekon (detik) s [T] 4. Arus listrik ampere A [I] 5. Suhu termodinamika kelvin k [O] 6. Jumlah zat mole mol [N] 7. Intensitas cahaya kandela cd [J] Besaran Tambahan 1. Sudut datar radian rad - 2. Sudut ruang Steradian sr - Satuan besaran jabaran (turunan) dapat diperoleh dari satuan dasar dengan menggunakan definisi operasional besaran jabaran tersebut, misalnya kecepatan adalah jarak dibagi waktu, maka satuan kecepatan adalah meter/sekon atau ms -1. contoh lain, momentum adalah massa kali kecepatan, jadi satuan momentum adalah kilogram meter/sekon atau kg m s -1. 2

3 Rumus dimensi diperlukan untuk memeriksa kesesuaian suatu rumus fisika. Rumus fisika yang betul haruslah memuat rumus dimensi yang sama pada kedua ruasnya. Sebagai contoh, dalam gerak melingkar percepatan sentripetal bergantung pada laju putar dan jari-jari lintasannya. Seandainya kita lupa bagaimana hubungan persisnya, kita dapat memperolehnya dengan menggunakan analisis dimensi sebagai berikut : [percepatan] = [kecepatan] a [jari-jari] b [L] [T] 2 a [L] [L] [T] b [L] [T] a b a Karena dimensi kedua ruas harus sama, maka haruslah a+b=1 dan a=2, maka b=-1. Jadi rumus percepatan sentripetal adalah percepatan sentripetal kecepatan jari - jari 2 atau a cp 2 v R contoh lain, rumus kecepatan jatuh bebas v = 2gh dengan g = percepatan gravitasi dan h ketinggian sudah pasti salah, sebab dimensi diruas kiri [v] = [L][T] -1 tidak sama dengan dimensi ruas kanan, [g][h] = [L][T] -2 [L] = [L] 2 [T] -2. Satuan radian dan steradian menempati tempat khusus, yaitu keduanya tidak berdimensi. Untuk besaran yang menyangkut sudut, biasanya satuan ini dicantumkan, sedangkan untuk besaran yang tidak menyangkut sudut, satuan ini dapat dapat dihilangkan begitu saja, misalnya : satuan kecepatan sudut ω adalh radian/sekon. Kecepatan linier memenuhi hubungan v = ωr denan satuan (rad/s) (meter) = meter/s; satuan rad telah dibuang karena v sudah tidak lagi menyangkut sudut. 1.2 SI Dalam Mekanika Dalam mekanika digunakan tiga besaran dasar saja, yaitu panjang (dengan satuan meter), massa (dengan satuan kilogram) dan waktu ( dengan satuan sekon atau detik); karena itu sistem satuan ini sring kali disebut sistem satuan mks. Satuan waktu, satu sekon, dahulu didefinisikan sebagai 1/ ,9744 kali satu tahun tropis. Sekarang digunakan standar atomik, yaitu satu sekon adalah kali periode getar radiasi yang timbul dari peralihan dua tingkat hyperfine atom cesium -133, dari tingkat F = 4, m f = 0 ke tingkat F = 3, m f = 0. Satuan panjang, satu meter, semula didefinisikan sebagai jarak antara dua garis pada batang standar yang terbuat dari platina-iridium yang disimpan di kota Sevres dekat Paris. 3

4 Kemudian digunakan standar atomik, yaitu ,73 kali panjang gelombang radiasi atom Kripton-86 untuk peralihan dari tingkat 2p 10 ke 5d 5. tetapi karena pengukuran waktu dapat dilakukan dengan ketelitian yang jauh lebih baik, maka sekarang satu meter didefinisikan lewat waktu dan kecepatan cahaya, yaitu satu meter adalah jarak yang ditempuh oleh cahaya dalam waktu 1/ sekon. Dengan pilihan ini, laju cahaya manjadi tepat meter/sekon. Satuan massa kilogram didefinisikan sebagai massa satu silinder suasa palatinairidium yang disimpan di kota Sevres. Untuk pembahasan atom digunakan satuan unified atomic mass unit (u). satu u didefinisikan sebagai 1/12 massa isotop atom Carbon-12. jadi 1 kilogram setara dengan 1/12 kali massa satu kilo mole isotop C 12, atau 1 u 1,6 x kg. Dibandingkan dengan standar lama, standar atomik memiliki beberapa keuntungan, yaitu tidak berubah terhadap waktu, mudah diperoleh dimana-mana, tidak takut musnah, dan lebih teliti. Kerugiannya adalah tidak mudah membandingkan dengan standar atomik, dalam arti membutuhkan peralatan yang canggih. Satuan besaran lain dalam mekanika dapat dituliskan sebagai kombinasi ketiga satuan dasar ini. Seringkali juga kombinasinya diberi nama baru, misalnya kg ms -2 disebut juga newton, lalu newton-meter disebut joule dan joule/m 3 disebut pascal dan banyak lagi. Kita akan membahas nama-nama baru ini dalam teks pada bagian yang sesuai. 2. Pengukuran dan Ketidakpastian Pengukuran merupakan aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui kualitas atau kuantitas suatu besaran. Pengukuran dalam fisika tidak luput dari ketakpastian, artinya hasil ukur terhadap besaran fisika pasti memiliki simpangan/deviasi. Hal ini antara lain disebabkan alat yang digunakan oleh manusia dalam pengukuran mempunyai keterbatasan ukur. Selain karena alat ukur yang digunakan, masih banyak faktor yang mempengaruhi ketidaktepatan hasil pengukuran, yang tidak semuanya dapat dihindari. Oleh sebab itu pengukur wajib mengetahui sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya, kemudian berusaha menghindari kesalahan dalam pengukuran semaksimal mungkin, walaupun ada yang tak dapat dihindari. Pengukur harus mengetahui kesalahan yang tidak mungkin dihindari, sehingga dalam menyajikan hasil pengukuran, harus pula membuat taksiran tentang ketakpastian yang ada pada hasil pengukuran tersebut, melaporkannya dengan jujur, sehingga hasil pengukuran dapat dinilai dan dipercaya. Dalam segala macam pengukuran selalu timbul pertanyaan Berapakah ketepatan hasil pengukuran itu? Pertanyaan ini identik dengan Berapa dekatkah hasil pengukuran itu dengan nilai sebenarnya?. 4

5 Dalam pengukuran ilmiah, perlu sekali dapat mengestimasi ketepatan pengukuran, sebab dengan demikian dapatlah diketahui manfaat hasil pengukuran. 3. Kesalahan Tertentu dan Kesalahan Tak Tentu Jika Anda ingin melakukan pengukuran secara tepat/teliti maka Anda harus memperhitungkan ketakpastian yang mungkin timbul. Ketakpastian ini dapat terjadi karena dua macam kesalahan, yakni kesalahan tertentu dan kesalahan tak tentu. 3.1 Kesalahan Tertentu Kesalahan tertentu sering pula disebut kesalahan sistematik (systematic error). Misalnya mistar yang digunakan mengukur besaran panjang, mungkin skalanya tidak teratur, atau mungkin suhu peneraan mistar tidak sama dengan suhu pada saat pengukuran dilakukan. Pada saat menimbang dengan neraca sama lengan mungkin lengannya tidak tepat sama panjang atau mungkin juga gaya ke atas yang dilakukan oleh udara mempengaruhi hasil penimbangan. Kemungkinan seperti ini selalu ada, tetapi dengan cara pengukuran/penimbangan tertentu kesalahannya dapat diperkecil. Kesalahan semacam ini disebut kesalahan tertentu. Contoh yang lain adalah kesalahan kalibrasi, alat, pengamat, dan keadaan fisik. Pengukur harus mengetahui kesalahan tertentu yang mungkin ada, dan mengambil tindakan untuk mengatasinya. Kesalahan itu tidak mungkin semuanya dapat diatasi. Selain semua kesalahan tersebut, masih ada kesalahan lain yang harus diperhitungkan, yakni kesalahan tak tentu. 3.2 Kesalahan Tak Tentu Kesalahan ini disebut dengan kesalahan acak atau random (random error). Walau pengukuran dilakukan dengan cermat, pengukuran ulang dari besaran yang sama tidak memberi hasil yang tepat sama. Hal ini disebabkan karena biasanya angka terakhir pengukuran hanya kira-kira (ditaksir) oleh pengamat. Beberapa pengukuran yang tidak saling bergantungan satu sama lain akan memberikan hasil yang berbeda-beda. Tentunya pengamat harus selalu berusaha agar pengukurannya benarbenar tidak saling bergantungan satu sama lain, dan tidak boleh terpengaruh oleh hasil pengukuran sebelumnya. Kesalahan tidak tertentu ini pun tidak bisa dihindari, tetapi jika pengukuran dilakukan banyak kali maka dengan teori ketakpastian, kesalahan ini dapat dihitung. Makin banyak pengukuran dilakukan, makin tepatlah hasilnya. Beberapa di antara kesalahan tidak tertentu ini ialah gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan jaringan listrik, landasan bergetar, bising, dan latar belakang (background) radiasi. 5

6 Jadi kesalahan ini bersumber pada sumber gejala yang tidak mungkin dikendalikan atau diatasi semuanya dan merupakan perubahan-perubahan yang berlangsung amat cepat. Sehingga pengaturan atau pengendaliannya di luar kemampuan kita. Oleh sebab itu tugas kita adalah: 1. Menentukan atau memilih hasil pengukuran suatu nilai (nilai terbaik) yang dapat menggantikan nilai benar. 2. Menentukan atau memilih nilai lain yang menyatakan atau menggambarkan penyimpangan nilai terbaik dari nilai benar. Nilai ini menyatakan sampai berapa jauh nilai terbaik dapat dipercaya. Jadi untuk mencapai kedua tujuan tersebut, pengukuran harus diulang sebanyak mungkin. 4. Ketidakpastian Hasil Pengukuran Pernyataan hasil pengukuran bergantung pada cara melakukan pengukurannya dalam hal ini dibedakan pengukuran tunggal dan pengukuran berulang. 4.1 Pengukuran Tunggal Pengukuran-pengukuran lamanya benda mendingin, kecepatan komet, dan lain-lain, tidak mungkin dilakukan lebih dari sekali. Oleh sebab itu pengukurannya mungkin dilakukan hanya sekali. Di samping itu jika dilakukan pengukuran lebih dari sekali, mungkin tidak menghasilkan nilai- nilai yang berbeda, misalnya alat yang kasar dipakai untuk mengukur sesuatu yang halus. Oleh sebab itu ukuran ketepatan suatu pengukuran tunggal ditentukan oleh alat yang digunakan. Dalam hal ini hasil pengukuran dilaporkan sebagai : (x ± Δx) (1.1) dengan x menyatakan hasil pengukuran tunggal dan Δx adalah setengah nilai skala terkecil alat ukur. Misalnya hasil pengukuran besaran panjang dengan mistar adalah (2,1 ± 0,05) cm sebagai interpretasi, ada kepastian (keyakinan) 100 %, bahwa nilai benar x 0 berada di antara (x Δx) dan (x + Δx). 4.2 Pengukuran Berulang Kiranya kita patut bersikap kurang percaya terhadap hasil pengukuran tunggal. Makin banyak pengukuran dilakukan, makin besarlah tingkat kepercayaan terhadap hasilnya. Dengan melakukan pengukuran berulang diperoleh lebih banyak nilai benar x 0, sehingga nilai tersebut dapat didekati dengan teliti. Nilai benar baru dapat diketahui bila dilakukan pengukuran yang tidak terbilang banyaknya, tetapi hal ini tidak mungkin dilakukan karena alatnya sudah rusak atau aus sebelum pengukuran selesai dilakukan. Dengan demikian nilai benar tidak mungkin dapat diketahui. Oleh sebab itu setiap pengukuran selalu menghadapi empat hal berikut : 6

7 a. Berapa banyak pengukuran harus dilakukan? b. Nilai mana yang dipilih sebagai nilai terbaik, terdekat, dan pengganti nilai benar? c. Berapa simpangan nilai terbaik itu dari nilai benar dan bagaimana cara menentukan simpangan tersebut? d. Hubungan apakah yang ada antara nilai terbaik dan tingkat kepercayaan di satu pihak, dengan jumlah pengukuran yang dilakukan di pihak lain? Pada pengukuran berulang akan dihasilkan nilai-nilai x yang disebut sampel suatu populasi x 0, yaitu x1, x2, x3,... xn. Dari nilai-nilai x atau sampel tersebut, manakah yang dipakai sebagai nilai terbaik (x), dan berapa ketakpastiannya (Δx)? Nilai rata-rata sampel x dianggap sebagai nilai terbaik pengganti nilai populasi x 0 yang tidak mungkin ditemukan dari pengukuran. Pada suatu keyakinan tertentu, nilai benar ada di dalam (x ± Δx). Menurut statistika (lihat gambar), x 0 = x, yaitu nilai rerata sampel dengan: x = x i n (1.2) n adalah jumlah pengukuran. Simpangan baku Δx dinyatakan oleh Gambar 1.1 Nilai rerata sampel (1.3) Satuan Δx sama dengan satuan x. Hasil akhir pengukuran selalu dinyatakan dengan x = x ± x (1.4) Cara lain untuk menyatakan ketakpastian ialah dengan menyebutkan ketakpastian nisbi/relatifnya, yaitu (1.5) yang tidak mempunyai satuan, yang kadang-kadang dinyatakan dalam persen, yaitu (1.6) Ketakpastian relatif berhubungan dengan ketelitian (precision) pengukuran yang bersangkutan; makin kecil ketakpastian makin besar ketelitian pengukuran tersebut. Ketakpastian relatif sebesar 1 % dikatakan lebih teliti dari pada pengukuran yang menghasilkan ketakpastian relatif 5 %. Jadi ketakpastian relatif mengadung informasi yang lebih banyak dari pada ketakpastian mutlak. 7

8 5. Angka Penting Dalam Hasil Akhir Misalkan pengukuran x menghasilkan x = 22/7 = 3,1428 jumlah angka yang harus dilaporkan bergantung pada ketelitian pengukurannya, dalam hal ini ialah Δx. Jika Δx diketemukan 0,01 maka x harus dilaporkan sebagai x = (3,14 ± 0,01). Dengan Δx = 0,01 diartikan bahwa angka 3 dan 1 pada x diketahui dengan pasti, sedangkan angka 4 mulai diragukan sehingga angka selebihnya yaitu 2,8, dst, diragukan sama sekali. Kebiasaan dalam hal ini ialah menghilangkan semua angka (termasuk angka 0) yang terletak di belakang angka-angka yang diragukan, yaitu 2, 8,... dst. Besaran x pada contoh di atas dikatakan memiliki tiga angka penting yaitu 3,1, dan 4. Jika ditinjau dari ketelitiannya, pengertian x = 3,1 berbeda dengan 3,10. Pada x = 3,1 angka tiga diketahui dengan pasti, sedang angka 1 diragukan. Pada x = 3,10 angka 3 dan 1 diketahui dengan pasti, sedangkan angka 0 diragukan. Hasil pengukuran x = 3,10 lebih teliti daripada hasil pengukuran x = 3,1. Ketelitian suatu pengukuran sering dinyatakan dalam %. Misal suatu pengukuran menghasilkan (22/7 ± 1 %). Jadi x = 3, dan Δx = 0,0314. Ketelitian dalam persen ini dinyatakan hanya dengan satu angka penting saja, yaitu 1%, dan bukan dengan dua angka penting, yaitu 1,0 % sehingga x harus juga memiliki hanya satu angka penting saja dan tidak boleh lebih, yaitu Δx = 0,03. Jad,i x harus dilaporkan sebagai x = (3,14 ± 0,03). Sebenarnya tidak ada cara yang dapat dikatakan tepat dalam menulis hasil pengukuran, karena banyak bergantung pada selera tiap orang. Namun demikian berdasarkan jumlah angka penting pada ketelitian, dapatlah disarankan cara penulisan seperti tersebut di atas. Dalam hal pengukuran yang tidak diulang, nilai dua garis skala terdekat merupakan angka yang diragukan. 8

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 1.1 PENDAHULUAN Fisika : Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda dialam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda dialam. Fisika

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1

BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1 BESARAN, SATUAN, DIMENSI DAN ANGKA PENTING 1.1 PENDAHULUAN Fisika : Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda di alam, gejala-gejala, kejadian-kejadian alam serta interaksi dari benda-benda di alam.

Lebih terperinci

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1

BAB 1 BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1 MATERI 1. PENGUKURAN, BESARAN DAN SATUAN 2. PENGENALAN VEKTOR 3. KINEMATIKA BENDA : KECEPATAN DAN PERCEPATAN BENDA 4. GERAK 1 DIMENSI, GERAK LINEAR DAN GERAK ROTASI 5. GERAK 2 DIMENSI, GERAK PELURU DAN

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN

BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN 1.1. Pendahuluan BAB I BESARAN DAN SISTEM SATUAN Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti Alam. Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari gejala-gejala alam dan interaksinya

Lebih terperinci

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran

FISIKA. Kelas X PENGUKURAN K-13. A. BESARAN, SATUAN, DAN DIMENSI a. Besaran K-13 Kelas X FISIKA PENGUKURAN TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan. 1. Memahami definisi besaran dan jenisnya. 2. Memahami sistem satuan dan dimensi besaran.

Lebih terperinci

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN.

Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN. Besaran dan Satuan 1 BESARAN DAN SATUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan menyelidiki komponen-komponen materi dan interaksi antar komponen tersebut. Contoh : - Bagaimana energi mempengaruhi

Lebih terperinci

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA

TKS-4101: Fisika. Kontrak Kuliah dan Pendahuluan J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA J U R U S A N T E K N I K S I P I L UNIVERSITAS BRAWIJAYA TKS-4101: Fisika Kontrak Kuliah dan Pendahuluan Dosen: Tim Dosen Fisika Jurusan Teknik Sipil FT-UB 1 Mata Kuliah : Fisika (3 sks) Semester : I

Lebih terperinci

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting

Angka Penting. Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com. Angka Penting Angka Penting Sumber Gambar : site: gurumuda.files.wordpress.com Angka Penting Angka Penting Angka penting adalah Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran angka-angka pasti Angka penting terdiri

Lebih terperinci

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar :

BAB I. PENGUKURAN. Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : BAB I. PENGUKURAN Kompetensi : Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pengalaman Belajar : Memahami peta konsep tentang besaran fisika, Mengenal besaran pokok dan satuan standar besaran pokok

Lebih terperinci

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan.

Sistem Pengukuran. 1. Benda-benda. di alam. fisika. besaran-besaran. didefinisikan. Sistem Pengukuran Fisika: ilmu yang mempelajari tentang: 1. Benda-benda di alam 2. Gejala / fenomena fisis 3. Kejadian yang berlaku di alam Kajian dalam fisika banyak melibatkan pengukuran besaran-besaran

Lebih terperinci

TUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu

TUJUAN UMUM. Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu FISIKA DASAR Silabi TUJUAN UMUM Memberikan konsep-konsep dan prinsipprinsip dasar fisika yang diperlukan untuk belajar fisika lebih lanjut atau ilmu pengetahuan lainnya. Memberikan ketrampilan dalam penyelesaian

Lebih terperinci

Pengukuran Besaran Fisika

Pengukuran Besaran Fisika Pengukuran Besaran Fisika Seseorang melakukan pengukuran artinya orang itu membandingkan sesuatu dengan suatu acuan. Sehingga mengukur didefinisikan sebagai kegiatan membandingkan sesuatu yang diukur dengan

Lebih terperinci

BESARAN DAN PENGUKURAN

BESARAN DAN PENGUKURAN A. BESARAN DAN SATUAN adalah sesuatu yang dapat diukur dan dapat dinyatakan dengan bilangan dan satuan. Satuan adalah sesuatu yang menyatakan ukuran suatu besaran yang diikuti bilangan. dalam fisika terbagi

Lebih terperinci

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING

BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN FISIKA BAB I BESARAN SATUAN DAN ANGKA PENTING Prof. Dr. Susilo, M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik

SMP. Satuan SI / MKS. 1 Panjang meter m centimeter cm 2 Massa kilogram kg gram g 3 Waktu detik s detik s 4 Suhu kelvin K Kelvin K 5 Kuat arus listrik JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP VII (TUJUH) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) BESARAN DAN PENGUKURAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan ilmu

Lebih terperinci

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok

Tabel 1.1. Jenis-jenis Besaran Pokok 1. BESARAN DAN SATUAN 1.1.Pendahuluan Ilmu Fisika adalah ilmu yang mempelajari gejala alam secara keseluruhan. Fisika dikaji lebih dalam dengan cara mempelajari bagaimana mengukur besaran-besaran yang

Lebih terperinci

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor

Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan Vektor Standar Kompetensi Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar A. Mengukur Besaran Fisika B. Melakukan Penjumlahan ektor BESARAN dan SATUAN Pengukuran besaran-besaran Fisis Fisika

Lebih terperinci

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30%

FISIKA 9/13/2012. Physics for Scientists and Engineers - Serway/Jewett 6 th Ed/7 th Ed. *TUGAS (PR 2 setelah UTS) = 10% *UTS = 30% Tim Fisika FISIKA 1. Besaran, Dimensi dan Satuan. Besaran Skalar dan Vektor 3. Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika 4. Fluida 5. Fisika Termal 6. Gelombang, Akustik (Mekanik), Optik (Elektromagnetik)

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari Komposisi nilai Kelas A UAS UTS ABSEN = 5 % TUGAS = 30% = 35% Open note/close = 30% Open note/close ============================ 100% Diperbolehkan bawa kalkultor,

Lebih terperinci

Bab 1 Besaran dan Pengukuran

Bab 1 Besaran dan Pengukuran Bab 1 Besaran dan Pengukuran Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti "alam". Maka "Ilmu Fisika" adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bendabenda di alam, gejala-gejala alam, kejadian-kejadian

Lebih terperinci

HIDROLIKA I. Yulyana Aurdin, ST., M.Eng

HIDROLIKA I. Yulyana Aurdin, ST., M.Eng HIDROLIKA I Yulyana Aurdin, ST., M.Eng ATURAN PERKULIAHAN 1. TEPAT WAKTU 2. TIDAK MEMAKAI BAJU KAOS DAN SANDAL 3. TAAT SEGALA PERATURAN PERKULIAHAN 4. KEHADIRAN MIN 80% HIDROLIKA 1.1.PENDAHULUAN Hidrolika

Lebih terperinci

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll.

Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran merupakan segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka, misalnya panjang, massa, waktu, luas, berat, volume, kecepatan, dll. Besaran dibagi menjadi dua yaitu besaran pokok dan besaran

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI. Silabus

BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI. Silabus BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI TIM FISIKA Silabus Pendahuluan, Dimensi dan Satuan Besaran Skalar dan Vektor Mekanika Hukum Newton, Statika, Kinematika, Dinamika Fluida Fisika Termal Gelombang, Akustik (Mekanik),

Lebih terperinci

DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN. MUH. ARAFAH, S.Pd. website://arafahtgb.wordpress.com

DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN. MUH. ARAFAH, S.Pd.   website://arafahtgb.wordpress.com DIMENSI, BESARAN DAN SATUAN MUH. ARAFAH, S.Pd. e-mail: muh.arafahsidrap@gmail.com website://arafahtgb.wordpress.com PENGERTIAN Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan nilai/angka,

Lebih terperinci

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

Pengukuran, Besaran, dan Satuan B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa,

Lebih terperinci

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si

Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Besaran dan Pengukuran Rudi Susanto,M.Si Materi Besaran Fisika Pengukuran dan Satuan Satuan Sistem Internasional Penetapan Nilai Satuan SI untuk Besaran Pokok Awalan Satuan Konversi Satuan Pengukuran Pengukuran

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN BAB I BESARAN DAN SATUAN A. Pendahuluan Besaran adalah segala sesuatu yang mempunyai nilai, yang dapat dinyatakan dengan angka. Pada umumnya besaran memiliki satuan. Satuan Suatu yang digunakam untuk membandingkan

Lebih terperinci

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R

1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R BESARAN DAN SATUAN 1. BESARAN 2. DIMENSI 3. ANGKA PENTING 4. NOTASI ILMIAH GURU MATA PELAJARAN FISIKA SMK N 4 PELAYARAN DAN PERIKANAN PAMUJI WASKITO R 1. BESARAN Besaran adalah segala sesuatu yang dapat

Lebih terperinci

BESARAN, SATUAN & DIMENSI

BESARAN, SATUAN & DIMENSI BESARAN, SATUAN & DIMENSI Defenisi Apakah yang dimaksud dengan besaran? Besaran : segala sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka (kuantitatif). Apakah yang dimaksud dengan satuan? Satuan

Lebih terperinci

Pentalogy BIOLOGI SMA

Pentalogy BIOLOGI SMA GENTA GROUP in PLAY STORE CBT UN SMA IPA Buku ini dilengkapi aplikasi CBT UN SMA IPA android yang dapat di-download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi

Lebih terperinci

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI

GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI GENTA GROUP ATAU GUNAKAN QR-CODE DI BAWAH. BUKU INI DILENGKAPI APLIKASI CBT PSIKOTES ANDROID YANG DAPAT DI DOWNLOAD DI PLAY STORE DENGAN KATA KUNCI CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian

Lebih terperinci

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran

Kelas 10 Fisika BAB 1 Pengkuran dan Besaran BAB 1 Pengkuran dan Besaran Ringkasan Materi A. Besaran Besaran adalah suatu pernyataan yang mempunyai ukuran dan satuan. Secara garis besar, besaran dalam fisika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: besaran

Lebih terperinci

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International

BAB II DEFINISI DAN SATUAN. Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International BAB II DEFINISI DAN SATUAN Tujuan Pembelajaran : Menyebutkan satuan dan symbol kelistrikan menurut system satuan International Beberapa satuan dasar kelistrikan dalam system satuan International. DAFTAR

Lebih terperinci

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil

Pensil adalah sesuatu yang diukur panjangnya. Contoh : Panjang pensil 5 cm. 5 adalah nilai besaran panjang dari pensil 1. Pengukuran dan Besaran a. Mengukur adalah mebandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang yang ditetapkan sebagai satuan Contoh : Mengukur panjang pensil dengan menggunakan penggaris Pensil adalah

Lebih terperinci

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003

Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 Fisika Ujian Akhir Nasional Tahun 2003 UAN-03-01 Perhatikan tabel berikut ini! No. Besaran Satuan Dimensi 1 Momentum kg. ms 1 [M] [L] [T] 1 2 Gaya kg. ms 2 [M] [L] [T] 2 3 Daya kg. ms 3 [M] [L] [T] 3 Dari

Lebih terperinci

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya

Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya STANDAR KOMPETENSI Mengukur Besaran dan Menerapkan Satuannya KOMPETENSI DASAR Menguasai konsep besaran dan satuannya. Menguasai konsep dimensi dan angka penting. Melakukan penjumlahan dan perkalian vektor.

Lebih terperinci

Pengukuran, Besaran, dan Satuan

Pengukuran, Besaran, dan Satuan B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan cara mengukur besaran Fisika, seperti massa,

Lebih terperinci

Analisis Dimensi 1. Oleh : Abdurrouf Tujuan. 0.2 Ringkasan

Analisis Dimensi 1. Oleh : Abdurrouf Tujuan. 0.2 Ringkasan Analisis Dimensi 1 Oleh : Abdurrouf 2 0.1 Tujuan Setelah mempelajari topik ini, diharapkan peserta dapat memahami pengertian dimensi, mengenal dimensi besaran pokok, dapat menurunkan dimensi besaran satuan,

Lebih terperinci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci

genta group atau gunakan qr-code di bawah. Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Psikotes android yang dapat di download di play store dengan kata kunci CBT Ujian Nasional Buku ini dilengkapi aplikasi CBT Ujian Nasional android yang dapat di download di play store dengan kata kunci genta group atau gunakan qr-code di bawah. Kode Aktivasi Aplikasi: P CBT

Lebih terperinci

BAB I BESARAN DAN SATUAN

BAB I BESARAN DAN SATUAN BAB I BESARAN DAN SATUAN A. STANDAR KOMPETENSI :. Menerapkan konsep besaran fisika, menuliskan dan menyatakannya dalam satuan dengan baik dan benar (meliputi lambang, nilai dan satuan). B. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN

BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN BAB I PENGUKURAN DAN BESARAN STANDAR KOPETENSI Agar dapat menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. KOPETENSI DASAR Mengukur besaran-besaran fisika (massa, panjang dan waktu). I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Komponen Perkuliahan dan Evaluasi: UTS dan UAS Kuis sebelum UTS dan sebelum UAS Tugas & Tes

Komponen Perkuliahan dan Evaluasi: UTS dan UAS Kuis sebelum UTS dan sebelum UAS Tugas & Tes FISIKA (111102) 2 sks Dosen: Fenny Irawati Heru Arwoko Lea Prasetio TUJUAN PERKULIAHAN Mahasiswa mampu menafsirkan dan menjelaskan fenomena fisika serta menyelesaikan persoalan yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1

SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 1. Perhatikan tabel berikut ini! SMP kelas 9 - FISIKA BAB 5. BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN Latihan Soal 5.1 Besaran pokok, satuan dalam Sistem Internasional (SI) dan alat ukur yang sesuai ditunjukkan

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN IPA BAB I SATUAN DAN PENGUKURAN Dr. RAMLAWATI, M.Si. Drs. H. HAMKA L., M.S. SITTI SAENAB, S.Pd., M.Pd. SITTI RAHMA YUNUS, S.Pd., M.Pd. KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN BAGIAN 1 BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN A. RINGKASAN MATERI Besaran didefinisikan dengan dua cara, yaitu definisi besaran secara umum dan secara fisika. Definisi besaran secara umum adalah segala sesuatu

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Pengukuran untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran.

Satuan merupakan salah satu komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur. Besaran memiliki dua komponen, yaitu nilai dan satuan. Contoh: Andi mengendarai sepeda sejauh 3 km. 3 km besaran panjang Komponen nilai 3 Komponen satuan km Besaran

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN Paket C 2011 Program IP Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Pembacaan jangka sorong berikut ini (bukan dalam skala sesungguhnya) serta banyaknya angka penting adalah. 10 cm 11 () 10,22

Lebih terperinci

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015

PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 PETA MATERI FISIKA SMA UN 2015 Drs. Setyo Warjanto setyowarjanto@yahoo.co.id 081218074405 SK 1 Ind 1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran dan melakukan pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Umum Kode/SKS : FIS 102 / 2 (2-0) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98

Lebih terperinci

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah.

FISIKA IPA SMA/MA 1 D Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. 1 D49 1. Suatu pipa diukur diameter dalamnya menggunakan jangka sorong diperlihatkan pada gambar di bawah. Hasil pengukuran adalah. A. 4,18 cm B. 4,13 cm C. 3,88 cm D. 3,81 cm E. 3,78 cm 2. Ayu melakukan

Lebih terperinci

Pengukuran. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran

Pengukuran. K ata Kunci. Tujuan Pembelajaran Bab I Tujuan Pembelajaran Anda dapat mengukur besaran panjang, massa, dan waktu, serta dapat melakukan penjumlahan vektor. Sumber: AO Calender Untuk dapat membuat pesawat tempur canggih, dibutuhkan pengukuran

Lebih terperinci

Selamat Datang Di Perkuliahan. Fisika Umum (MA 301) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Selamat Datang Di Perkuliahan. Fisika Umum (MA 301) UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Selamat Datang Di Perkuliahan Fisika Umum (MA 301) Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Fisika Umum (MA 301) Topik hari ini (minggu 1) Silabus Pendahuluan

Lebih terperinci

SOAL LATIHAN PG IPA: ENERGI, USAHA, & DAYA 1. Energi yang dipunyai benda karena letaknya disebut... 2. Usaha yang dilakukan gaya 10 newton terhadap benda 20 kg supaya benda berpindah sejauh 5 meter adalah...

Lebih terperinci

Di unduh dari : Bukupaket.com

Di unduh dari : Bukupaket.com v vi Kata Sambutan iii Sekilas Isi Buku v ii ii B a b 1 Pengukuran, Besaran, dan Satuan Sumber: CD Image Pada bab ini, Anda akan diajak untuk dapat menerapkan konsep besaran Fisika dan pengukurannya dengan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 007/008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA F I S I K A PROGRAM STUDI IPA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan persiapan

Lebih terperinci

BAB 1 : Besaran Dan Vektor

BAB 1 : Besaran Dan Vektor BAB 1 : Besaran Dan Vektor Enggar Alfianto ITATS kuliah@alfianto.com September 8, 2015 Enggar Alfianto (ITATS) BAB 1 September 8, 2015 1 / 23 Overview 1 Kontrak Kuliah Presentase nilai Remidi Kontrak Pribadi

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR

SILABUS MATA KULIAH FISIKA DASAR LAMPIRAN TUGAS Mata Kuliah Progran Studi Dosen Pengasuh : Fisika Dasar : Teknik Komputer (TK) : Fandi Susanto, S. Si Tugas ke Pertemuan Kompetensi Dasar / Indikator Soal Tugas 1 1-6 1. Menggunakan konsep

Lebih terperinci

Besaran dan Satuan BAB 1. Pertanyaan I. Standar Kompetensi. Modul Fisika SMAN 4 Semarang Besaran dan Satuan

Besaran dan Satuan BAB 1. Pertanyaan I. Standar Kompetensi. Modul Fisika SMAN 4 Semarang Besaran dan Satuan BAB Standar Kompetensi. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar.. Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Pendahuluan Berapa banyak aspek-aspek fisika yang dapat

Lebih terperinci

LATIHAN UJIAN NASIONAL

LATIHAN UJIAN NASIONAL LATIHAN UJIAN NASIONAL 1. Seorang siswa menghitung luas suatu lempengan logam kecil berbentuk persegi panjang. Siswa tersebut menggunakan mistar untuk mengukur panjang lempengan dan menggunakan jangka

Lebih terperinci

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J

D. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J 1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,

Lebih terperinci

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok

BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Jumlah. Besaran Pokok BESARAN DAN SATUAN Pengertian Besaran Besaran adalah segala sesuatu yang dapat diukur atau dihitung, dinyatakan dengan angka dan mempunyai satuan. Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu

Lebih terperinci

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS :

Berikut adalah macam besaran pokok, beserta satuannya dibedakan dengan satuan MKS atau CGS : Pengertian Besaran fisika adalah ukuran fisis suatu benda yang dinyatakan secara kuantitas. Sedangkan pengukuran adalah kegiatan mengukur sesuatu, dengan bantuan alat ukur. Contohnya : Suatu saat, kita

Lebih terperinci

Sekilas Isi Buku Buku Praktis Belajar Fisika untuk Kelas X ini terdiri atas sembilan bab, yaitu Pengukuran, Besaran, dan Satuan, Vektor, Gerak dalam Satu Dimensi, Gerak Melingkar, Dinamika Gerak, Alat-Alat

Lebih terperinci

Penulis : Ricky Aditiya Fandi. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Februari Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

Penulis : Ricky Aditiya Fandi. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Februari Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Penulis : Ricky Aditiya Fandi Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Februari 2014 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat 16511

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2013 Fisika

UN SMA IPA 2013 Fisika UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN FISIKA A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IPA bukan

Lebih terperinci

Uji Kompetensi Semester 1

Uji Kompetensi Semester 1 A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t

Lebih terperinci

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT

SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT SOAL DAN PEMBAHASAN FINAL SESI II LIGA FISIKA PIF XIX TINGKAT SMA/MA SEDERAJAT 1. VEKTOR Jika diketahui vektor A = 4i 8j 10k dan B = 4i 3j + 2bk. Jika kedua vektor tersebut saling tegak lurus, maka tentukan

Lebih terperinci

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005 2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat

Lebih terperinci

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R

SANGAT RAHASIA. 30 o. DOKUMEN ASaFN 2. h = R DOKUMEN ASaFN. Sebuah uang logam diukur ketebalannya dengan menggunakan jangka sorong dan hasilnya terlihat seperti pada gambar dibawah. Ketebalan uang tersebut adalah... A. 0,0 cm B. 0, cm C. 0, cm D.

Lebih terperinci

PERTEMUAN I BESARAN DAN SATUAN LISTRIK

PERTEMUAN I BESARAN DAN SATUAN LISTRIK PERTEMUAN I BESARAN DAN SATUAN LISTRIK 1. Sistem Satuan Sistem satuan yang standar dianjurkan oleh National Bereau of Standard pada tahun 1964, yaitu Sistem Satuan Internasional (International System of

Lebih terperinci

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas

3. (4 poin) Seutas tali homogen (massa M, panjang 4L) diikat pada ujung sebuah pegas Soal Multiple Choise 1.(4 poin) Sebuah benda yang bergerak pada bidang dua dimensi mendapat gaya konstan. Setelah detik pertama, kelajuan benda menjadi 1/3 dari kelajuan awal benda. Dan setelah detik selanjutnya

Lebih terperinci

Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi

Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi Latihan Soal Uas Fisika SMK Teknologi Oleh Tenes Widoyo M.Pd. Paket 01 1. Besaran yang dimensinya ML 2 L -2 adalah. A. Tekanan B. Usaha C. Impuls D. Momentum E. Kecepatan 2. Dua buah vektor A dan B besarnya

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P44 Doc. Name: UNSMAIPA008FISP44 Doc. Version : 011-06 halaman 1 01. Berikut ini disajikan diagram vektor F 1 dan F! Persamaan yang tepat untuk resultan R = adalah... (A)

Lebih terperinci

- - BESARAN DAN SATUAN

- - BESARAN DAN SATUAN - - BESARAN DAN SATUAN - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian tujuh1besaran Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor bagaimana cara downloadnya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan Fisika Dasar Pengukuran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu fisika, pengukuran dan besaran merupakan hal yang bersifat dasar, dan pengukuran merupakan salah satu syarat yang tidak boleh

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA Hari :... Tanggal :.../.../2008. Mulai :... Selesai :...

UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA Hari :... Tanggal :.../.../2008. Mulai :... Selesai :... UJIAN AKHIR NASIONAL (UAN) SMA 2008 Mata Pelajaran : F I S I K A Hari :... Tanggal :.../.../2008 Mulai :... Selesai :... Lamanya Jumlah soal : 120 menit : 45 butir PETUNJUK UMUM: 1. Berdoalah sebelum mengerjakan

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN Mata Kuliah : Fisika Kode/SKS : FIS 100 / 3 (2-3) Deskrisi : Mata Kuliah Fisika A ini diberikan untuk mayor yang berbasis IPA tetapi tidak memerlukan dasar fisika yang

Lebih terperinci

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume

PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/ Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume PREDIKSI UAS 1 FISIKA KELAS X TAHUN 2013/2014 A. PILIHAN GANDA 1. Besaran-besaran berikut yang merupakan besaran pokok adalah a. Panjang, lebar,luas,volume d. Panjang, lebar, tinggi, tebal b. Kecepatan,waktu,jarak,energi

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

BAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial

BAHAN AJAR. Hubungan Usaha dengan Energi Potensial BAHAN AJAR Hubungan Usaha dengan Energi Potensial Untuk bertahan hidup kita membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan. Setiap kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari

Lebih terperinci

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran

1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran 1. Hasil pengukuran ketebalan plat logam dengan menggunakan mikrometer sekrup sebesar 2,92 mm. Gambar dibawah ini yang menunjukkan hasil pengukuran tersebut adalah.... A B. C D E 2. Sebuah perahu menyeberangi

Lebih terperinci

UM UGM 2017 Fisika. Soal

UM UGM 2017 Fisika. Soal UM UGM 07 Fisika Soal Doc. Name: UMUGM07FIS999 Version: 07- Halaman 0. Pada planet A yang berbentuk bola dibuat terowongan lurus dari permukaan planet A yang menembus pusat planet dan berujung di permukaan

Lebih terperinci

Standar Satuan Besaran

Standar Satuan Besaran Standar Satuan Besaran Pelajaran FISIKA Klas X Standar untuk Satuan Panjang Satuan standar untuk panjang adalah meter. Panjang merupakan besaran pokok yang digunakan untuk mengukur jarak antara dua titik

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

SILABUS : : : : Menggunakan alat ukur besaran panjang, massa, dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur. SILABUS Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas Semester SMA Dwija Praja Pekalongan FISIKA X (Sepuluh) 1 (Satu) Standar Kompetensi 1. Menerapkan konsep besaran fisika dan pengukurannya. Kompetensi 1.1 Mengukur

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR. Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan

KOMPETENSI DASAR. Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan KOMPETENSI DASAR Mahasiswa mampu memahami konsep besaran dan satuan dan melakukan pengukuran tentang besaran fisis PETA KONSEP HUKUM-HUKUM FISIKA Dinyatakan oleh BESARAN- BESARAN FISIKA Terdiri dari Disertai

Lebih terperinci

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya

Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya Standar Kompetensi 1. Menerapkan Konsep besaran fisika dan pengukurannya Kompetensi Dasar 1.1. Mengukur besaran fisika (massa, panjang dan waktu) 1.2. Menganalisis besaran - besaran fisika serta satuannya

Lebih terperinci

Copyright all right reserved

Copyright  all right reserved Latihan Soal UN SMA / MA 2011 Program IPA Mata Ujian : Fisika Jumlah Soal : 20 1. Gas helium (A r = gram/mol) sebanyak 20 gram dan bersuhu 27 C berada dalam wadah yang volumenya 1,25 liter. Jika tetapan

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel)

STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel) STANDAR KOMPETENSI 3. Mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan mekanika klasik sistem diskret (partikel) KOMPETENSI DASAR 3.2. Mempredikasi besaran-besaran fisika pada gerak melingkar beraturan dan gerak

Lebih terperinci

Gambar 1.2 Meter Standar yang terbuat dari batang platina iridium Sumber Gambar: a mistar

Gambar 1.2 Meter Standar yang terbuat dari batang platina iridium Sumber Gambar:  a mistar BESARAN POKOK Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah didefinisikan tersendiri. Besaranbesaran tersebut ditetapkan oleh Lembaga Berat dan Ukuran Internasional berdasarkan perjanjian internasional.

Lebih terperinci

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak

Karena hanya mempelajari gerak saja dan pergerakannya hanya dalam satu koordinat (sumbu x saja atau sumbu y saja), maka disebut sebagai gerak BAB I. GERAK Benda dikatakan melakukan gerak lurus jika lintasan yang ditempuhnya membentuk garis lurus. Ilmu Fisika yang mempelajari tentang gerak tanpa mempelajari penyebab gerak tersebut adalah KINEMATIKA.

Lebih terperinci

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009

SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 SOAL SIAP UN SMP TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009 Mata Pelajaran : IPA - Fisika 1. Perhatikan tabel berikut! No. Nama Besaran Satuan Alat Ukur 1. Panjang kilometer Mistar 2. Massa kilogram Neraca 3. Waktu jam

Lebih terperinci

UN SMA IPA 2008 Fisika

UN SMA IPA 2008 Fisika UN SMA IPA 2008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Name: UNSMAIPA2008FISP67 Doc. Version : 2011-06 halaman 1 01. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,85

Lebih terperinci

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL

MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL MATERI PENGAYAAN FISIKA PERSIAPAN UJIAN NASIONAL Standar Kompetensi Lulusan : 1. Memahami prinsip-pri nsip pengukuran besaran fisika secara langsung dan tidak langsung dengan cermat, teliti dan objektif.

Lebih terperinci

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka : 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan

Lebih terperinci

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18

Lebih terperinci