BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS PENDEKATAN KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN 4.1 Analisis Konsep Perencanaan Analisis Pelaku Kegiatan Pelaku kegiatan dalam apartemen terdiri dari penghuni apartemen, pengunjung apartemen dan pengelola apartemen. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing masing pelaku kegiatan, antara lain: A. Penghuni Apartemen Penghuni Apartemen ini adalah pemilik unit apartemen atau penyewa unit apartemen yang merupakan pelaku kegiatan yang secara rutin tinggal/datang di dalam apartemen dengan tujuan tinggal dengan menyewa sesuai jangka waktu tertentu atau dengan membeli unit hunian apartemen. Penyewa apartemen dapat digolongkan menjadi penyewa jangka panjang (penyewa fasilitas utama, yaitu hunian, dan fasilitas penunjang bangunan dan penyewa jangka pendek (penyewa fasilitas penunjang yang kegiatannya berlangsung dalam waktu yang singkat seperti ruang serba guna). Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. Berikut ini merupakan analisa calon dan karakter penghuni apartemen (Tabel 4.1) IV-1

2 Tipe Lajang Terdiri dari satu orang penghuni. Target pengguna adalah eksekutif muda yang belum berkeluarga dengan usia tahun Karakter Tipe Lajang - Aktivitas penghuni di luar apartemen padat dan serba cepat - Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian bekerja - Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian - Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi - Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian Tabel 4.1 Analisa Calon Penghuni Apartemen Terdiri dari 2-3 orang penghuni. Target pengguna adalah pasangan muda, maupun kelurga kecil yang terdiri dari: - Ayah, seorang pekerja kantoran atau pebisnis - Ibu, seorang ibu rumah tangga atau - Anak, seorang balita Tipe Keluarga Terdiri dari 3-5 orang penghuni Target pengguna adalah keluarga besar atau sekelompok orang yang masih memiliki hubungan keluarga, yang terdiri dari: - Ayah, seorang kepala rumah tangga dengan pekerjaan pebisnis atau eksekutif - Ibu, seorang ibu rumah tangga atau seorang wanita karir - Anak, berjumlah 1-2 orang dengan umur antara 1-17 tahun - Pembantu atau seseorang yang memiliki hubungan dekat (keluarga) dengan penghuni Karakter Tipe Keluarga - Aktivitas penghuni di luar apartemen padat - Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berkumpul keluarga - Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial - Perlunya komunikasi dengan keluarga - Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi - Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian B. Pengunjung Apartemen Pengunjung apartemen ini dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu tamu penghuni apartemen yang tidak secara rutin tinggal/datang dalam apartemen dan pengguna fasilitas umum merupakan pengunjung ataupun penghuni apartemen yang memiliki kepentingan untuk menggunakan fasilitas-fasilitas umum yang ada di apartemen, seperti ATM Center, jogging track, kolam renang, cafetaria, dan lain sebagainya. Pengunjung apartemen pada umumnya, yaitu: Keluarga /kerabat dekat Rekan bisnis/relasi bisnis IV-2

3 Teman atau pengunjung luar apartemen yang ingin menggunakan fasilitas penunjang yang disediakan oleh apartemen. C. Pengelola Apartemen Pengelola Apartemen dilakukan oleh Manajemen Properti yang meliputi pemasaran, persyaratan sewa kontrak, penagihan harga sewa, perawatan gedung dan pelayanan kepada penghuni serta kegiatan administrasi. Berikut ini merupakan tugas dan tanggungjawab pengelola apartemen: Direktur Merupakan seseorang yang bertugas sebagai koordinator, komunikator, pengambil keputusan, pemimpin, pengelola dan eksekutor dalam menjalankan dan memimpin perusahaan. Divisi Operasional dan Manage Building Seseorang yang bertugas untuk menjaga kondisi Keamanan, Ketertiban dan Keselamatan. Untuk menjamin ketiga fungsi tersebut, maka dibawah Property Manager akan unit-unit kerja Security, safety, parking, cleaning, housekeeping, landscaping, dan engineering. HRD Merupakan seseorang yang bertugas untuk bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia. Dalam hal ini termasuk perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sumber daya manusia dan pengembangan kualitas sumber daya manusia. Sales Merupakan seseorang yang bertugas untuk memasarkan unit apartemen. Mengatur penawaran dan penjualan mapaun penyewaan terhadap konsumen. Divisi PR Merupakan seseorang yang bertugas untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara pihak pengelola dengan penghuninya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan bagi perusahaan. Divisi Keuangan IV-3

4 Gambar 4. 1 Struktur Organisasi Pengelola Apartemen Bagian administrasi keuangan adalah bagian yang menjalankan fungsi akuntansi yang bertanggung jawab mencatat transaksi keuangan dan menyusun laporan keuangan. Dalam apartemen, divisi keuangan dibagi lagi menjadi staff purcashing, tax office, legal official dan leasing (Gambar 4.1) Analisis Fasilitas dalam Apartemen Studi penentuan fasilitas apartemen dapat ditentukan berdasarkan preseden fasilitas yang terdapat pada apartemen. Selain itu juga dapat ditentukan berdasarkan studi mengenai sasaran calon penghuni apartemen yang merupakan kalangan ekonomi menengah ke atas yang memiliki karakter dan kebiasaan-kebiasan sebagai berikut: Karakter: - Ambisius, professional dan optimistic - Produktivitas yang tinggi IV-4

5 - Dinamis dan efisien - Waktu tinggal di tempat hunian relatif lebih sedikit karena hanya digunakan untuk istirahat saja Kebiasaan - Memiliki rasa individualitas yang tinggi - Menyukai hal-hal yang bersifat tenang - Memprioritaskan keamanan dan kenyamanan yang tinggi - Lebih mengutamakan kepraktisan - Sebagian merupakan keluarga kecil, pasangan muda bahkan sebagian menempati apartemen yang ditinggali sendiri Gaya hidup - Olahraga yang banyak digemari adalah fitness dan renang - Lebih senang makan di luar sehingga tidak begitu membutuhkan dapur, meskipun keberadaan pantry mutlak diperlukan - Perbedaan karakter penghuni berpengaruh pula pada perbedaan jenis hunian, misalnya antara lajang dan keluarga - Memerlukan jasa pendukung kehidupan manusia - Perlu disiasati adanya fasilitas bagi pembantu - Senang berkumpul, berbincang-bincang dengan kerabat atau rekan bisnis Berdasarkan preseden dan karakter dan gaya hidup yang biasa dimiliki oleh penguin apartemen, maka fasilitas yang tersedia dalam perencanaan apartemen ini adalah sebagai berikut: Fasilitas utama apartemen berupa unit-unit hunian yang memiliki akses visual terhadap alam Fasilitas pendukung berdasarkan studi preseden, antara lain: - Fasilitas kesehatan berupa medical center atau apotek - Fasilitas food court, café maupun restaurant - Fasilitas olahraga berupa kolam renang, jogging track, fitness center, lapangan futsal dan lapangan tenis - Fasilitas rekreasi berupa taman tematik, children playground, IV-5

6 - Fasilitas pemenuhan kebutuhan sehari-hari berupa swalayan, laundry, ATM, retail - Fasilitas ibadah berupa mushola Analisis Tipe Apartemen Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan tipe apartemen yang akan disediakan pada apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan. Dasar Pertimbangan Menentukan jenis unit hunian yang diminati berdasarkan preseden yang diperoleh dari apartemen lain Sesuai dengan kenyamanan, kemudahan dan kriteria biophilic design Jika dilihat dari beberapa preseden yang telah ada, terdapat beberapa tipe unit hunian yaitu tipe 1 kamar tidur, 2 kamar tidur, 2 kamar tidur deluxe dan 3 kamar tidur. Dalam segi penyediaan fasilitas, apartemen yang direncanakan ini bersifat fully serviced dan fully furnished, yaitu semua pelayanan mulai dari penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan pelayanan (room boy) telah disediakan oleh pihak apartemen Analisis Jumlah Unit yang Direncanakan Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan jumlah unit hunian yang akan disediakan pada apartemen yang direncanakan. Dasar pertimbangan Jumlah pengguna/konsumen berdasarkan preseden hunian apartemen Jumlah kebutuhan apartemen dihitung dari ketersdiaan ruang pada lokasi Kebijakan pemerintah (Persyaratan bangunan pada lokasi tapak) Berikut ini merupakan perhitungan jumlah unit apartemen: Luas Site : m 2 KDB 30% commit : to m 2 user IV-6

7 KLB 2,5 : m 2 Ketinggian Bangunan : 8 lantai KDH 45% : m 2 Kebutuhan Ruang Perhitungan : m 2 : 8 lantai = m 2 Zona Penunjang = m 2 Zona Service = m 2 Zona Umum = m 2 Zona Pengelola = m 2 Setiap lantai memiliki maksimal luas bangunan sebesar m 2 Koefisien dasar hijau 45 % diterapkan pada level hunian sehingga maksimal luas bangunan sebesar m 2 Terdapat 5 level yang diperuntukkan sebagai zona hunian. Tipe hunian Apartemen terdiri dari 1 BR (45 m 2 ), 2 BR (102,7 m 2 ), 2BR Deluxe (89,8 m 2 ), 3 BR (195,5m 2 ) Level 1 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m 2 1 BR = 984 m 2 : 45 m 2 = 22 unit 2 BR = 984 m 2 : 102,7 m 2 = 9 unit Level 2 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m 2 2 BR = 656 m 2 : 102,7 m 2 = 6 unit 2 BRD = 656 m 2 : 89,8 m 2 = 7 unit 3 BR = 656 m 2 : 195,5 m 2 = 4 unit Level 3 terdiri dari tipe 1 BR dan 2 BR Perhitungan = sirkulasi 30% = 1969 : 2 = 984 m 2 1 BR = 984 m 2 : 45 m 2 = 22 unit 2 BR = 984 m 2 : 102,7 m 2 = 9 unit Level 4 terdiri dari tipe 2 BR, 2 BRD dan 3 BR Perhitungan = sirkulasi 30% = 1969 : 3 = 656 m 2 2 BR = 656 m 2 : 102,7 m 2 = 6 unit 2 BRD = 656 m 2 : 89,8 m 2 = 7 unit 3 BR = 656 m 2 : 195,5 m 2 = 4 unit Jumlah 1 BR = 72 unit Jumlah 2 BR = 36 unit Jumlah 2 BR Deluxe = 48 unit Jumlah 3 BR = 14 unit Total Jumlah Unit hunian adalah 170 unit IV-7

8 4.1.5 Analisis Penerapan Desain Biophilik pada Apartemen yang Direncanakan Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan pola desain biophilik yang akan digunakan sebagai penerapan desain pada apartemen yang direncanakan. Dasar Pertimbangan Efek psikologis dan fisik terhadap pengurangan stres berdasarkan tabel hubungan alam dengan kesehatan yang terdapat pada bab 2 Kesesuaian dengan kebutuhan ruang Pengaplikasian IV-8

9 No. Pola Desain Biophilik 1. Koneksi Visual dengan Alam 2. Koneksi Non- Visual dengan Alam 3. Stimuli nonritmik Tabel 4. 2 Analisa Penerapan Desain Biophilik Bentuk Penerapan Fungsi Analisa Indikator Green wall Aliran air Akuarium Vegetated roof Taman Holtikultura Simulasi digital suara alam Wangi bunga Suara burung Ventilasi alami Tata lanskap dan kebun Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung Meningkatkan ikatan mental Berdampak positif pada perilaku dan kebahagiaan Mengurangi tekanan darah sistolik dan hormon stress Berdampak positif pada kinerja kognitif Terasa perbaikan dalam kesehatan mental dan ketenangan Memberikan dampak positif pada denyut jantung, tekanan darah sistolik dan aktivitas sistem syaraf simpatik Mengamati dan mengukur tingkat perhatian dan eksplorasi manusia Koneksi visual dengan alam merupakan hal yang penting dalam penerapan desain biophilik karena pola ini menghubungkan antara manusia dengan alam secara visual. Tidak hanya itu, pola ini pun memiliki fungsi dari segi emosi, kinerja kognitif dan mengurangi stress. Pola ini perlu ditekankan dalam penerapan desain biophilik Pola ini menghubungkan manusia dengan alam secara langsung baik melalui visual, pendengaran maupun penciuman. Dampak terhadap kesehatan manusia yang dihasilkan pola ini pun bermanfaat dan mudah dalam pengaplikasian. Bentuk penerapan pada pola ini dibutuhkan dalam sebuah hunian sehingga pola ini perlu ditekankan dalam penerapan desain biophilik Penerapan pola ini memiliki dampak positif terhadap kesehatan manusia dan dalam penerapannya dapat digabungkan dengan koneksi non-visual terhadap alam Desain mampu mendukung terjadinya koneksi visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per hari Mampu menarik perhatian dan mampu membangkitkan semangat atau menenangkan Menghadirkan peluang ruang untuk berada dekat dengan ruang hijau Diterapkan pada ruang yang paling sering dilalui oleh pengguna Memiliki kemudahan akses dari satu atau beberapa lokasi untuk memperoleh koneksi non-visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per hari Desain koneksi visual dan nonvisual dapat dirasakan secara bersamaan untuk memaksimalkan dampak positif bagi kesehatan. Pemilihan jenis tanaman yang mampu menarik kehadiran serangga Memiliki akses yang mudah dicapai secara visual IV-9

10 No. Pola Desain Biophilik 4. Thermal & Variasi Aliran Udara Bentuk Penerapan Fungsi Analisa Indikator Pencahayaan alami Bayangan Orientasi bangunan HVAC Cross ventilation 5. Air Water wall 6. Dynamic & Diffuse Light Akses visual terhadap air hujan Kolam Sinar matahari dari berbagai sudut Cahaya matahari langsung Aksen pencahayaan Lampu Kontrol peredupan cahaya Meningkatkan kenyamanan, kesejahteraan dan produktivitas Berpengaruh positive pada konsentrasi Meningkatkan persepsi temporal dan alliesthesis Mengurangi stress, meningkatkan perasaan tenang, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah Meningkatkan konsentrasi dan pemilihan ingatan Mengamati hal yang lebih disukai dan respon emosional yang positif Memberikan dampak positif terhadap berlangsungnya sistem sirkadian Keberadaan pola ini pada sebuah bangunan sangat penting dan membawa dampak positif baik dari segi emosi, kinerja maupun pengurangan stress sehingga penekanaan pola ini diperlukan pada penerapan desain biophilik. Fungsi yang membawa dampak positif bagi kesehatan ini menjadikan pola ini hal penting yang akan ditekankan dalam desain. Pola ini mudah dalam penerapan dan sesuai dengan kebutuhan sebuah hunian. Pola ini berkaitan dengan sistem pencahayaan baik alami dan buatan. Oleh karena itu, penerapan pola ini merupakan hal dasar yang harus ada pada bangunan Perancangan fitur yang mampu memudahkan pengguna dalam beradaptasi dan memodifikasi kondisi termal seiring dengan perubahan lingkungan. Memanfaatkan sinar matahari dan angin melalui bukaan Memprioritaskan penggunaan elemen air yang dapat dirasakan oleh berbagai indera Pemberian bayangan pada air, penggunaan permukaan yang dapat memantulkan sinar matahari, dan mengurangi luasan permukaan air yang terpapar sinar matahari secara langsung Kualitas suara dan kelembaban yang ditimbulkan oleh air sesuai dengan standar kenyamanan Sinar matahari dapat tersebar ke berbagai sudut bangunan Penghuni dapat merasakan pergantian waktu dan cuaca melalui pergerakan sinar matahari IV-10

11 No. Pola Desain Biophilik 7. Bentuk dan Pola Biomorphic 8. Koneksi Material dengan Alam 9. Complexity & Order 10. Koneksi antar Sistem Alami Bentuk Penerapan Fungsi Analisa Indikator Bentuk bangunan dan elemen arsitektur Penggunaan material alami atau material yang menyerupai material alami Desain wallpaper dan karpet Mengekspose struktur&bahan Kontur dan tekstur material Mengintegrasikan penangkap air hujan dengan sistem pengolahan air Memperhatikan pemandangan yang lebih disukai Menurunkan tekanan darah diastolic Meningkatkan kenyamanan Berdampak positif pada respon terhadap stress secara psikologis Memperhatikan pemandangan yang lebih disukai Meningkatkan tekanan darah diastolic Meningkatkan kenyamanan Pada dasarnya efek terhadap kesehatan yang ditimbulkan dari pola ini tidak berdampak besar. Namun penerapan pola ini akan berpegaruh terhadap citra bangunan dan suasana yang hendak diciptakan. Penggunaan bentuk dan pola biomorphic pun akan berpengaruh terhadap struktur. Manusia memiliki kencederungan untuk lebih menyukai bentuk dan pola alam sehingga penekanan pola ini dalam desain dirasa perlu. Selain meningkatkan kenyamanan dan menurunkan tekanan darah diastolic, penerapan pola ini akan menciptakan suasana yang lebih alami dan menciptakan persepsi ruang yang berbeda bagi pengguna, sehingga penekanan pola ini pada bangunan dirasa perlu dan sesuai dengan kebutuhan ruang pada bangunan. Penerapan pola ini akan digabungkan dengan penerapan pola koneksi material dengan alam. Pola ini akan diterapkan dalam sistem pengolahan air buangan yang akan dibahas pada sub bab utilitas. Penerapan pola ini akan ditekankan pada sistem bangunan dan tidak pada unit unit ruang. Mampu menarik perhatian dan meningkatkan konsentrasi Hindari pengulangan penggunaan bentuk dan pola yang dapat menggangu penglihatan Digunakan sebagai komponen dekoratif atau digunakan pada komponen struktur Penggunaan pola pada pengaturan sistem struktur (misalnya kolom berbentuk seperti pohon), bentuk bangunan, dinding atau plafond, bentuk furniture, maupun lorong Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang IV-11

12 No. Pola Desain Biophilik 11. Prospect Material transparan Orientasi bangunan 12. Refuge Shelter Perlindungan modular 13. Misteri Cahaya dan bayangan Aroma Suara dan getaran Artwork atau instalasi Material yang tembus cahaya 14. Risk Architectural Bentuk Penerapan Fungsi Analisa Indikator cantilever Fasad dengan bahan transparan mulai dari lantai hingga plafon Railing dan lantai yang transparan Mengurangi stress Mengurangi kebosanan, iritasi, dan kelelahan Meningkatkan kenyamanan dan rasa keamanan Meningkatkan konsentrasi, perhatian dan persepsi terhadap keselamatan Dapat menimbulkan respon bahagia Dapat menimbulkan respon bahagia Jika dilihat pada contoh penerapannya, beberapa diantara telah terdapat pada penerapan pola sebelumnya sehingga pola ini akan diterapkan pada pola sebelumnya namun tidak menjadi penekanan pada penerapan desain biophilik. Fungsi pola refuge dibutuhkan keberadaannya dalam sebuah bangunan hunian sehingga pola ini akan menjadi salah satu pola yang ditekankan dalam penerapan desain biophilik Jika dilihat pada contoh penerapannya, beberapa diantara telah terdapat pada penerapan pola sebelumnya sehingga pola ini tidak akan menjadi penekanan pada penerapan desain biophilik. Penerapan pola ini bertujuan untuk menciptakan rasa bahaya sehingga manusia memiliki kewaspadaan lebih terhadap sekitarnya. Pola ini tidak menjadi penekanan pada penerapan desain biophilik karena suasana ini tidak dibutuhkan dalam sebuah hunian apartemen. Orientasi bangunan, peletakkan koridor dan balkon mampu membantu pengguna dalam memaksimalkan view terhadap outdoor maupun indoor. Mudah diakses dan memberi perlindungan bagi pengguna Berdasarkan hasil analisa di atas maka terdapat beberapa pola yang tidak menjadi penekanan dan ada pula yang penerapannya bersamaan dengan pola lainnya. Pola yang menjadi penekanan pada desain adalah koneksi visual terhadap alam, koneksi non-visual terhadap alam, stimuli non-ritmik, thermal & variasi aliran udara, air, bentuk dan pola biomorphic, koneksi material dengan alam, dan refuge. IV-12

13 4.2 Analisis Konsep Perancangan Analisis Kegiatan dan Kebutuhan Ruang Tujuan Analisa ini bertujuan untuk menentukkan kebutuhan ruang yang harus disediakan dalam objek rancang bangunan berdasarkan kegiatan pengguna. Analisa kegiatan ini dikategorikan berdasarkan zonasi ruang yaitu, hunian, penunjang, pengelola, service dan ruang terbuka hijau. Dasar pertimbangan Karakter pengguna Karakter kegiatan Efisiensi dan efektifitas pengguna apartemen Analisa dan Hasil A. Zona Hunian Pada zona hunian, pelaku kegiatan terbagi menjadi 2 yaitu tipe lajang dan tipe keluarga. Berikut ini merupakan kegiatan pelaku kegiatan pada zona hunian 1. Kegiatan Penghuni Apartemen Sasaran penghuni apartemen yang direncanakan ini adalah para pebisnis, ekspatriat dan pekerja kantoran dengan tingkat ekonomi menengah ke atas. Pengelompokkan penghuni apartemen dibedakan menjadi lajang dan keluarga. a. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang Tabel 4. 3 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Lajang Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang Individu/eksekutif muda - - Ruang tamu Ruang duduk atau balkon - Menerima tamu - Istirahat (membaca, nonton TV, mendengarkan musik, duduk bersantai) - Makan/minum - Mandi, cuci tangan, berwudhu - Ibadah - Bekerja - Tidur - Ruang makan atau pantry - Kamar Mandi - Ruang Tidur - Ruang Duduk - Ruang Tidur IV-13

14 b. Karakter penghuni tipe lajang Aktivitas penghuni di luar apartemen padat dan serba cepat Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat setelah seharian bekerja Tidak memiliki waktu luang yang banyak untuk mengurus unit hunian Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian c. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang Membutuhkan ruang yang praktis dan desain furniture yang ergonomis Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress Diperlukan adanya bukaan untuk view ke arah luar ruangan d. Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga Tabel 4. 4 Analisa Kegiatan Penghuni Apartemen Tipe Keluarga Pelaku Kegiatan Kegiatan Kebutuhan Ruang Ayah - Masuk - Menerima tamu - Istirahat (membaca, nonton TV, mendengarkan musik, duduk bersantai) - Berkumpul dengan keluarga - Makan/minum - Ruang Tamu - Ruang tamu - Ruang duduk atau balkon - Ruang Keluarga - Ruang makan atau pantry Ibu Anak - Mandi, cuci tangan, berwudhu - Ibadah - Bekerja - Tidur - Masuk - Menerima tamu - Istirahat (membaca, nonton TV, mendengarkan musik, duduk bersantai) - Berkumpul dengan keluarga - Makan/minum - Mandi, cuci tangan, berwudhu - Ibadah - Memasak - Tidur - Istirahat commit (membaca, to user nonton TV, mendengarkan musik, - Kamar Mandi - Ruang Tidur - Ruang Kerja - Ruang Tidur - Ruang tamu - Ruang tamu - Ruang duduk atau balkon - Ruang Keluarga - Ruang makan atau pantry - Kamar Mandi - Ruang Tidur - Dapur - Ruang Tidur - Ruang tamu IV-14

15 Pembantu e. Karakter penghuni tipe keluarga duduk bersantai) - Berkumpul dengan keluarga - Makan/minum - Mandi, cuci tangan, berwudhu - Ibadah - Mengerjakan PR/Belajar - Tidur - Istirahat - Berkumpul dengan keluarga majikan - Makan/minum - Mandi, cuci tangan, berwudhu - Ibadah - Tidur - Keluar Aktivitas penghuni di luar apartemen padat - Ruang duduk atau balkon - Ruang Keluarga - Ruang makan atau pantry - Kamar Mandi - Ruang Tidur - Ruang Tidur - Ruang Tidur - Ruang Duduk atau balkon - Ruang keluarga - Ruang makan - Kamar mandi pembantu - Ruang tidur pembantu - Ruang tidur pembantu - Foyer Unit hunian hanya digunakan sebagai tempat istirahat dan berkumpul keluarga Hunian merupakan cerminan dari tingkat sosial Perlunya komunikasi dengan keluarga Kebutuhan akan efisiensi dan efektifitas yang tinggi Cenderung membawa tamu ke dalam unit hunian f. Analisa Kebutuhan Suasana Ruang Ukuran dan jumlah ruang lebih besar dibandingkan dengan tipe lajang Suasana kamar yang sesuai dengan karakter penghuni menentukkan kualitas kerja dan istirahat yang dilakukan Membutuhkan suasana kamar mampu memberikan kenyamanan dan ketenangan sehingga mampu membantu menurunkan tingkat stress Pemisahan ruang satu dengan yang lainnya dibuat terbuka agar komunikasi tetap bisa berjalan g. Interaksi Sosial antar Penghuni Dalam sebuah lingkungan diperlukan adanya sebuah interaksi sosial. Oleh karena itu, mewadahi kegiatan interaksi sosial penting adanya dalam sebuah pemukiman guna menciptakan suasana yang keakraban dan harmonis antar penghuni. Berikut ini merupakan analisa kegiatan interaksi sosial antar penghuni (Tabel 4.5). IV-15

16 Tabel 4. 5 Analisa Kegiatan Interaksi Sosial antar Penghuni Pelaku Kegiatan Kebutuhan Ruang Lajang-Lajang - Bertegur sapa - Ruang Sirkulasi - Berbincang - Ruang komunal - Bersantai - Taman Lajang-Keluarga - Bertegur sapa - Berbincang - Bersantai Keluarga- Keluarga Hasil: Zona Ruang Hunian: 1 BR Hunian: 2 BR Hunian: 2 BR Deluxe Hunian: 3 BR - Bertegur sapa - Berbincang - Bersantai - Bermain - Ruang Sirkulasi - Ruang komunal - Taman - Ruang Sirkulasi - Ruang komunal - Taman - Taman Tabel 4. 6 Kebutuhan Ruang pada Zona Hunian Jumlah Ruang Nama Ruang Kriteria 1 R. Tamu Efisien 1 R. Tidur Efektif 1 Kamar Mandi Penggunaan 1 Pantry Material Alami 1 R. Makan Akses visual ke alam 1 R. Kerja 1 R. Tamu 2 R. Tidur 2 Kamar Mandi 1 Dapur 1 R. Makan 1 R. Kerja 1 Balkon 1 R. Tamu 2 R. Tidur 2 Kamar Mandi 1 Dapur 1 R. Makan 1 R. Kerja 1 Balkon 1 R. Tidur Pembantu 1 R. Mandi Pembantu 1 R. Tamu 3 R. Tidur 2 Kamar Mandi 1 Dapur 1 R. Makan 1 R. Kerja 1 Balkon 1 R. Tidur Pembantu 1 R. Mandi Pembantu IV-16

17 B. Zona Penunjang Zona penunjang pada apartemen ini dikategorikan ke dalam 5 bagian yaitu, fasilitas kesehatan, olahraga, pemenuh kebutuhan sehari-hari, foodcourt dan ruang terbuka hijau. Berikut ini merupakan analisis kegiatan pada zona penunjang 1. Fasilitas Kesehatan Fasilitas pada apartemen ini berupa medical center dimana fasilitas ini melayani pemeriksaan kesehatan dan pembelian obat bagi penghuni apartemen maupun pengunjung apartemen. a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan Kegiatan Penunjang Kesehatan Registrasi Menunggu Pemeriksaan kesehatan Administrasi Pembelian obat Lavatory Tabel 4. 7 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan Pelaku Receptionist, Pasien Umum Dokter, Pasien Karyawan, umum Karyawan, umum Dokter, karyawan, umum Kebutuhan Ruang R. Receptionist R.Tunggu R. Periksa R. Administrasi R. Apotek Toilet b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan Gambar 4. 2 Alur Kegiatan pada Fasilitas Kesehatan IV-17

18 c. Kebutuhan Suasana Ruang Letak ruang yang mudah diakses bagi penghuni maupun pengujung apartemen Membutuhkan suasana yang dapat menenangkan dan memberi kenyamanan bagi pasien Penggunaan material alami dan furniture sesuai dengan kriteria Desain Biophilik guna memberikan efek healing pada pengguna Memiliki akses visual terhadap unsur alam seperti tumbuhan, air, bebatuan, dll. 2. Fasilitas Olahraga Fasilitas olahraga terbagi menjadi beberapa bagian yaitu kegiatan renang, fitness, futsal, tenis dan jogging track. Berikut ini merupakan analisa kegiatan pada fasilitas olahraga. a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga Tabel 4. 8 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Olahraga Kegiatan Penunjang Olahraga Pelaku Kebutuhan Ruang Kolam Renang Renang Ganti Pakaian Penyimpanan Lavatory Administrasi Penghuni/Pengunjung Penghuni/Pengunjung Karyawan Umum Karyawan, Penghuni/Pengunjung Kolam Renang R. Ganti/Loker Gudang Toilet/kamar mandi R. Administrasi Fitness Center Training/Fitness Ganti Pakaian Penyimpanan Lavatory Administrasi Penghuni/Pengunjung Penghuni/Pengunjung Karyawan Umum Karyawan, Penghuni/Pengunjung R. Fitness R. Ganti/Loker Gudang Toilet/kamar mandi R. Administrasi Futsal/Tenis Jogging track Bermain Futsal Bermain Tenis Ganti Pakaian Penyimpanan Lavatory Administrasi Jogging Istirahat Penghuni/Pengunjung Penghuni/Pengunjung Penghuni/Pengunjung Karyawan Umum Karyawan, Penghuni/Pengunjung Umum Umum Lapangan Futsal Lapangan tenis R.Ganti/Loker Gudang Toilet/kamar mandi R. Administrasi Jogging track R. duduk outdoor IV-18

19 b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga Gambar 4. 3 Alur Kegiatan pada Fasilitas Olahraga c. Kebutuhan Suasana Ruang Letak ruangan berada di area publik yang memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun pengunjung apartemen Ruang fitness bersifat indoor namun memiliki akses visual terhadap alam Kolam renang, lapangan futsal, lapangan tenis dan jogging track bersifat outdoor Ruang-ruang berada di area public dan dikelompokkan dalam zona fasilitas olahraga sehingga keberadaan ruang-ruang tersebut berdekatan dan masih berada dalam satu area Suasana yang dibutuhkan dalam zona ini adalah playful, energic dan dinamis. Suasana ruang harus mampu menimbulkan keinginan pengguna untuk beraktivitas Kenyamanan dan efektifitas ruang menjadi hal yang penting dalam zona ini 3. Fasilitas Anak Fasilitas anak merupakan fasilitas yang disediakan untuk mengakomodasi kegiatan bermain anak dan penitipan anak. Berikut ini adalah analisa kegiatan pada fasilitas anak. IV-19

20 a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak Tabel 4. 9 Analisa Kegiatan pada Fasilitas Anak Kegiatan Penunjang Anak Pelaku Kebutuhan Ruang Playground Bermain Megawasi anak Penghuni/Pengunjung Penghuni/Pengunjung Playground R. tunggu b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Anak Gambar 4. 4 Alur Kegiatan pada Area Playground c. Kebutuhan Suasana Ruang Ruang playground bersifat outdoor, dimana pengguna dapat berhubungan langsung dengan alam Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun pengunjung apartemen Kenyamanan dan keamaan menjadi hal yang penting bagi ruang ini mengingat sebagian besar pengguna merupakan anak-anak usia dini Penggunaan material dan furniture disesuaikan dengan pola Desain Biophilik dan dipilih atas dasar pertimbangan keamanan bagi pengguna. 4. Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari terdiri dari mini-market, laundry, ATM, dan retail. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada fasilitas penunjang kebutuhan sehari-hari. IV-20

21 a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Tabel Analisa Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Kegiatan Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Minimarket /Swalayan Laundry ATM Retail Ibadah Jual Beli Membayar Loading barang Penyimpanan Lavatory Istirahat Mencuci Menyetrika Menjemur Penyimpanan Lavatory Pengambilan uang Jual Beli Penyimpanan Loading barang Lavatory Berwudhu Menaruh sepatu Sholat Lavatory Penyimpanan Pelaku Karyawan, Umum Karyawan, Umum Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Umum Karyawan, umum Karyawan Karyawan Karyawan Umum Umum Umum Umum Karyawan b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Penunjang Kebutuhan Sehari-hari Kebutuhan Ruang R. Display R. Kasir Loading dock Gudang Toilet R. Karyawan/Loker R. Cuci R. Setrika R. Menjemur R. Penyimpanan/Loker Toilet R. Counter R. Display Gudang Loading dock Toilet R. wudhu Rak Sepatu/ penitipan barang Musholla Toilet Gudang Gambar 4. 5 Alur Kegiatan pada Area Swalayan IV-21

22 Gambar 4. 6 Alur Kegiatan pada Area Laundry Gambar 4. 7 Alur Kegiatan pada Area ATM (Sumber: Pramarti, 2016) Gambar 4. 8 Alur Kegiatan pada Area Musholla c. Kebutuhan Suasana Ruang Letak ruang harus memiliki kemudahan akses bagi penghuni maupun pengunjung apartemen Berada di zona publik Kenyamanan dan keamanan sangat dibutuhkan bagi penunjang kegiatan di dalamnya Keberadaan ruang harus mudah terlihat dan mudah dicapai 5. Fasilitas Foodcourt Fasilitas foodcourt terdiri dari restaurant dan café. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada fasilitas foodcourt. a. Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt IV-22

23 Tabel Analisa Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt Kegiatan Penunjang Fodcourt Pelaku Kebutuhan Ruang Makan/Minum Pembayaran Hiburan Memasak Persiapan Penyimpanan Istirahat Mengganti pakaian Lavatory Administrasi Ibadah Karyawan, umum Karyawan, umum Penampil Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan Karyawan, umum Karyawan Umum Bar/Ruang makan Kasir Panggung Dapur Ruang persiapan Gudang R. Istirahat R. Loker Toilet R. Administrasi Musholla b. Alur Kegiatan pada Fasilitas Foodcourt c. Kebutuhan Suasana Ruang Gambar 4. 9 Alur Kegiatan pada Area Restaurant Ruang foodcourt dapat bersifat indoor maupun outdoor Membutuhkan suasana yang nyaman dan tenang Kesan terbuka dan menyatu dengan alam cocok untuk diterapkan dalam konsep ruang foodcourt, selain untuk menciptakan efek relaks dan segar, hal ini dapat menjadi daya tarik bagi pengunjung 6. Fasilitas Ruang terbuka hijau Fasilitas ruang terbuka hijau merupakan penyediaan ruang terbuka hijau yang terdapat dalam apartemen. Pengaplikasian fasilitas ini atas dasar pertimbangan Perda No. 1 Tahun 2014 Pasal 386 yaitu Pengembangan perumahan vertikal dengan intensitas tinggi melalui peremajaan lingkungan dilengkapi prasarana dan penyediaan RTH. Berikut ini merupakan analisa kegiatan dan sifat ruang terbuka hijau pada apartemen. IV-23

24 a. Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau Tabel Analisa Kegiatan pada Ruang Terbuka Hijau Penyediaan Ruang Sifat RTH Kegiatan Pelaku - Taman RT - Bersantai - Roof Garden - Interaksi sosial - Playground - Holtikultur - Privat - Semi Publik - Publik - Publik C. Zona Pengelola a. Analisa Kegiatan pada Zona Pengelola - Rekreasi/Interaksi sosial/bermain - Edukasi (Menanam) Tabel Analisa Kegiatan Pengelola Apartemen - Penghuni/Pengunjung - Penghuni - Penghuni/Pengujung - Penghuni Kegiatan Pengelola Pelaku Kebutuhan Ruang Melaksanakan Pekerjaan Direktur R. Direktur Div. Operasional dan R. Staff operasional dan manage Manage Building HRD Sales Divisi Keuangan \Divisi PR building R. Staff HRD R. Staff Sales R. Staff Keuangan R. Staff PR Menerima Tamu Penyimpanan pribadi Rapat Koordinasi Makan/Minum Istirahat Fotocopy Ibadah Lavatory b. Alur Kegiatan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan Semua Karyawan R. Tamu R. Loker R. Rapat Pantry R. Istirahat R. Fotocopy Musholla Toilet Gambar Alur Kegiatan Pengelola Apartemen IV-24

25 c. Kebutuhan Suasana Ruang Berada pada zona pengelola dan bersifat indoor Pengaplikasian pola Desain Biophilik pada ruang kerja guna meningkatkan produktivitas kerja Akses visual terhadap alam pada ruang-ruang umum Membutuhkan suasana yang nyaman, tenang dan kondusif sebagai ruang kerja Pemisah antar ruangan dibuat semi terbuka sesuai dengan jenis pekerjaan Efektifitas sirkulasi antar ruang sangat diperlukan D. Zona Umum Zona umum merupakan zona yang dipergunakan untuk pelayanan umum. Zona ini bersifat public sehingga dapat diakses oleh siapapun baik penghuni, pengunjung maupun pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada zona service. abel Analisa Kegiatan Zona Umum Kegiatan Pelaku Kebutuhan Ruang Datang Penghuni, pengunjung, Entrance pegelola Front Office Parkir Penghuni Pengunjung Pengelola R. Parkir penghuni R. Parkir pengelola R. Parkir tamu Informasi Pengunjung, Pengelola R. Informasi Sirkulasi Penghuni, pengunjung, Lobby, hall, koridor pengelola Duduk/ Menunggu Penghuni, pengunjung, Lounge pengelola Lavatory Penghuni, pengunjung, Lavatory pengelola Pulang Penghuni, pengunjung, Exit pengelola Tabel Analisa Kegiatan pada Zona Service Kegiatan Service Pelaku Kebutuhan Ruang Teknisi R. tanki bahan bakar Mekanikal dan R. tanki air bersih Elektrikal R. Pompa R. water treatment R. genset R. Transformator R. Kontrol Memeriksa tanki bahan bakar Memerikasa tanki air bersih/kotor Menjalankan pompa Water treatment Menjalankan genset Memeriksa transformator Melakukan control terhadap utilitas IV-25

26 Memeriksa panel Maintainance Istirahat Rapat Pengiriman barang Lavatory Mengontrol dan menjaga keamanan Tidur Lavatory Petugas keamanan R. Panel R. Maintainance, bengkel kerja R. istirahat, cafeteria R. engineer, house keeper Loading dock, parkir mobil dan motor Toilet R. Jaga R. Tidur Toilet Gambar Alur Kegiatan pada Area Service E. Zona Service Zona service merupakan zona yang dipergunakan untuk ruang-ruang penunjang dalam menjalankan fungsi apartemen. Ruang service hanya dapat diakses oleh karyawan, tidak dapat diakses secara umum oleh penghuni maupun pengunjung tanpa izin pengelola. Berikut ini merupakan analisa kegiatan yang terdapat pada zona service. a. Analisa Kegiatan pada Zona Service Kegiata pada zona service yang berisi keterangan mengenai kegiatan service, pelaku dan kebutuhan ruang dapat dilihat pada (Tabel 4.15) b. Alur Kegiatan pada Area Service Alur kegiatan pada area service dapat dilihat pada (Gambar 4.11) c. Kebutuhan Suasana Ruang Berada jauh dari zona hunian dan zona public Kemudahan akses bagi karyawan yang bekerja dalam bidang tersebut Dapat meredam kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh mesin Peletakkan ruang harus mempertimbangkan segi keamanan IV-26

27 4.2.2 Analisis Besaran Ruang Tujuan Analisa ini bertujuan untuk mendapatkan besaran tiap-tiap ruang dalam Apartemen Dasar pertimbangan Kenyamanan penggunga seperti sirkulasi, penataan furniture, dan keprivasian Pendekatan kebutuhan perabot Pendekatan kapasitas jumlah pelaku kegiatan di dalam ruangan terhadap kesesakan dan kepadatan Standar luasan ruangan menggunakan standar referensi arsitektural dari beberapa sumber, seperti: - DA : Data Arsitek (Ernest Neufert), - TS : Time Saver Standart for Building Type (Joseph de Chiara dan John Callender), dan - SNI : Standar Nasional Indonesia Besaran flow gerak sebagai berikut (Sumber: Time Saver Standart of Building Type, 2 nd Edition) 5% - 10% : Standart minimum 20% : Kebutuhan keleluasaan fisik 30% : Tuntutan kenyamanan fisik 40% : Tututan kenyamanan psikologis 50% : Tuntutan spesifikasi kegiatan % : Keterkaitan dengan banyak kegiatan Flow gerak yang sering digunakan yakni flow gerak sebesar 20% yang diterapkan pada setiap unit hunian. Sedangkan ruang-ruang lainnya menggunakan flow sebesar 30% sesuai dengan tuntutan kenyaman fisik. IV-27

28 Analisis a. Unit Hunian Tabel Analisa Besaran Ruang Hunian Nama Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total 1 BR R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,8 x 2 = 2,7 m 2 10 m 2 2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 8,13 m 2 Flow gerak 20% x 8,13 m 2 = 0,2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3.5 m 2 R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m 2 1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m 2 Luas furniture: 2,8 m 2 Flow gerak 20% x 2,8 m 2 = 0.56 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 9,5 m 2 Kamar Mandi orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 Luas furniture: 1,74 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 4,25 m 2 Pantry 4 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 14,3 m 2 dan 2 kursi makan 2 x 0,6 x 0,58 = 0,7 Ruang 1 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m 2 Makan 1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m 2 1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m 2 1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m 2 Luas furniture: 4,32 m 2 Flow gerak 30% x 4,32 m 2 = 1,3 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 Ruang 1 orang 4m 2 Kerja Luas Tipe 1 BR 45 m 2 2 BR Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Tidur DA 2orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m 2 20 m 2 2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 8,13 m 2 Flow gerak 20% x 8,13 m 2 = 0,2 Jarak commit personal to user 1,3 dengan kapasitas 2 IV-28

29 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m 2 R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 3,43 m 2 Flow gerak 20% x 3,43 m 2 = 0,68 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m 2 1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m 2 Luas furniture: 2,8 m 2 Flow gerak 20% x 2,8 m 2 = 0.56 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 Kamar Mandi Kamar Mandi 2 Pantry dan Ruang Makan orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12 Luas furniture: 2,86 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 Luas furniture: 1,74 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m 2 4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m 2 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m 2 1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m 2 1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m 2 1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m 2 Luas furniture: 5 m 2 Flow gerak 30% x 5 m 2 = 1,5 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m 2 Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m 2 2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m 2 Luas furniture: 1,9 m 2 Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m 2 1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m 2 Luas furniture: 0,92 m 2 Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 10 m 2 13 m 2 6 m 2 5 m 2 15 m 2 10 m 2 9m 2 IV-29

30 Luas Tipe 2 BR 102,7m 2 2 BR DELUXE Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m 2 20 m 2 2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 8,13 m 2 Flow gerak 20% x 8,13 m 2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m 2 R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m 2 10 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 3,43 m 2 Flow gerak 20% x 3,43 m 2 = 0,68 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m 2 13 m 2 1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m 2 Luas furniture: 2,8 m 2 Flow gerak 20% x 2,8 m 2 = 0.56 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 6 m 2 Mandi 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12 Luas furniture: 2,86 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 5 m 2 Mandi 2 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 Luas furniture: 1,74 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Kamar DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m 2 9 m 2 Pembantu 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,55 m 2 Flow gerak 20% x 2,55 m 2 = 0,51 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 4 m 2 Mandi 1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m 2 Pembantu Luas furniture: 1,03 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Pantry 5 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m 2 15 m 2 IV-30

31 dan Ruang Makan 4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m 2 Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m 2 1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m 2 1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m 2 1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m 2 Luas furniture: 5 m 2 Flow gerak 30% x 5 m 2 = 1,5 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m 2 Balkon 3 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m 2 2 kursi santai 2 x 0,85 x 0,8 = 1,3 m 2z Luas furniture: 1,9 m 2 Flow gerak 50% x 1,9 = 0,95 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 10 m 2 R. Kerja 1 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m 2 9 m 2 1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m 2 Luas furniture: 0,92 m 2 Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Luas Tipe 2 BR Deluxe 89,8 m 2 3 BR Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Tidur DA 2 orang 1 double bed 1,35 x 2 = 2,7 m 2 2 beside table 0,5 x 0,4 x 2 = 4 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 8,13 m 2 Flow gerak 20% x 8,13 m 2 = 0,2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m 2 20 m 2 R. Tidur 2 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 3,43 m 2 Flow gerak 20% x 3,43 m 2 = 0,68 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 R. Tidur 3 1 orang 1 single bed 1,00 x 2 = 2 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 1 kursi santai 1 x 0,85 x 0,8 = 0,68 m 2 Luas furniture: 3,43 m 2 Flow gerak 20% x 3,43 m 2 = 0,68 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 R. Tamu DA 4 orang 1 sofa 2 x 0,8 = 1,6 m 2 1 coffe table 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 1 meja TV 0,66 x 1,5 = 0,99 m 2 Luas furniture: 2,8 m 2 Flow commit gerak to user 20% x 2,8 m 2 = 0.56 m 2 12 m 2 12 m 2 18 m 2 IV-31

32 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 4 = 7 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 6m 2 Mandi 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 1 bathup 0,7 x 1,6 = 1,12 Luas furniture: 2,86 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 4,3 m 2 Mandi 2 1 wastafel 0,65 x 0,55 = 0,35 m 2 1 shower 1 x 1 = 1 m 2 Luas furniture: 1,74 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Kamar DA 1 orang 1 single bed 0,9 x 2 = 1,8 m 2 9 m 2 Pembantu 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,55 m 2 Flow gerak 20% x 2,55 m 2 = 0,51 m 2 Jarak personal 1,3 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1 = 5,3 m 2 Kamar DA 1 orang 1 closet 0,6 x 0,65 = 0,39 m 2 4 m 2 Mandi 1 bak 0,8 x 0,8 = 0,64 m 2 Pembantu Luas furniture: 1,03 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 Pantry 7 orang 1 meja makan 0,8 x 1,8 = 1,44 m 2 30 m 2 dan 4 kursi makan 4 x 0,6 x 0,58 = 1,3 m 2 Ruang Kompor 0,59 x 0,6 = 0,35 m 2 Makan 1 bak cuci piring 0,6 x 1 = 0,6 m 2 1 kulkas 1 x 0,8 x 0,75 = 0,6 m 2 1 lemari simpan 1 x 0,5 x 1,25 = 0,63 m 2 Luas furniture: 5 m 2 Flow gerak 50% x 5 m 2 = 2,5 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 1 x 1 x 7 = 22 m 2 Teras 2 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 27 m 2 = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Balkon 5 orang 1 meja kopi 0,5 x 1,2 = 0,6 m 2 5,3 m 2 4 kursi santai 4 x 0,85 x 0,8 = 2,7 m 2 Luas furniture: 3,3 m 2 Flow gerak 50% x 3,3 = 1,65 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m 2 R. Kerja 2 orang 1 meja 1,2 x 0,6 = 0,72 m 2 7,5 m 2 1 kursi 0,4 x 0,5 = 0,2 m 2 Luas furniture: 0,92 m 2 Flow gerak 30 % x 0,92 = 0,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas Tipe 3 BR 195,5m 2 IV-32

33 b. Unit Penunjang Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Penunjang Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Restaurant Bar DA 10 orang 10 kursi 10 x 0,6 x 0,55 = 3,3 m 2 28 m 2 1 meja panjang 0,6 x 10 = 6 m 2 2 rak minum 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m 2 Luas furniture: 10,8 m 2 Flow gerak 30% x 10,8 m 2 = 0,3 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m 2 R. Makan 100 orang 70 kursi makan 70 x 0,6 x 0,55 = 23 m m 2 10 meja makan 10 x 1 x 1 = 10 m 2 14 meja makan 14 x 2,5 x 1= 35 m 2 Luas furniture: 68 m 2 Flow gerak 40% x 68 m 2 = 27 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 5,3 m 2 Kasir 2 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 8 m 2 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 Luas furniture: 1,65 m 2 Flow gerak 20% x 1,65 m 2 = 0,33 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Dapur DA 10 orang Panci pemasak 30 m 2 (kapasitas Kuali 80 L Area kerja porsi Fleming stove makanan) Oven 2 muka dengan lemari penghangat Panggangan 2 baris meja bumbu Bak cuci Gudang makanan Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 9,5 m 2 Luas furniture: 3 Flow gerak 30% x 3 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. DA 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m 2 14 m 2 Administr 4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 =1,3 m 2 asi 2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 m 2 Luas furniture: 5,5 m 2 Flow gerak 30% x 5,5 m 2 = 1,65 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 R. Ganti DA 7 orang 7 loker 7 x 0,6 x 1,5 = 6,3 m 2 19,5 m 2 Pria Luas furniture: 6,3 m 2 Flow gerak 20% x 6,3 m 2 = 1,26 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 7 orang commit = 3,14 to user x 0,75 x 0,75 x 7 = 12 m 2 R. Ganti DA 5 orang 5 loker 5 x 0,6 x 1,5 = 4,5 m 2 14 m 2 IV-33

34 Wanita Luas furniture: 4,5 m 2 Flow gerak 20% x 4,5 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 5 = 8,8 m 2 Panggung Asumsi 5 orang 1 drum 2 x 2 = 4 m 2 9 m 2 Luas furniture: 4 m 2 Flow gerak 30% x 4 m 2 = 1,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 5 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 5 = 4 m 2 R. Persiapan Asumsi 7 orang 1 meja panjang 1 x 1 x 5 = 5 m 2 Luas furniture: 5 m 2 Flow gerak 30% x 5 m 2 = 1,5 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 7 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 7 = 5,5 m 2 12 m 2 Luas Restaurant 386 m 2 R. Serbaguna Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Panggung DA 6 orang 6 kursi 6 x 0,6 x 0,55 = 2 m 2 2 meja panjang 2x 0,6 x 10 = 12 m 2 Luas furniture: 14 m 2 Flow gerak 30% x 14 m 2 = 4,2 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 22 m 2 R. Audience R. Persiapan orang = 3,14 x 0, 5 x 0, 5 x 6 = 4,5 m orang 100 kursi 100x 0,6 x 0,55 = 33 m 2 Luas furniture: 33 m 2 Flow gerak 30% x 33 m 2 = 9,9 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 100 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 100 = 176 m 2 10 orang 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 Luas furniture: 1,65 m 2 Flow gerak 20% x 1,65 m 2 = 0,33 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,6 m 2 Gudang DA 2 orang 4 rak simpan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 Luas furniture: 3 Flow gerak 30% x 3 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m m 2 20 m 2 9,5 m 2 Hall 100 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas ,5 m 2 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 100 = 76,5 m 2 Toilet 2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 Wanita 2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m 2 2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 Luas furniture: 2,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Toilet Pria 2 orang 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 2 closet 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m 2 2 bak 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 urinoir 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 9 m 2 9 m 2 IV-34

35 Luas furniture: 3 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas R. Serbaguna 264 m 2 Kolam Renang Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Kolam DA 40 orang Jarak personal 0,75 dengan kapasitas m 2 Renang orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 40 = 212 m 2 Terdapat 3 buah kolam sehingga 212 x 3 = 636 m 2 Kamar 4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m m 2 mandi 4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m 2 wanita 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 Luas furniture: 6,2 m 2 Flow gerak 20% x 6,2 m 2 = 1,24 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m 2 Luas furniture: 3,6 m 2 Flow gerak 30% x 3,6 m 2 = 1 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 Kamar 4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m 2 84 m 2 mandi Pria 4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m 2 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m 2 Luas furniture: 6,2 m 2 Flow gerak 20% x 6,2 m 2 = 1,24 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m 2 Luas furniture: 3,6 m 2 Flow gerak 30% x 3,6 m 2 = 1 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 R. DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 10 m 2 Administra 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m 2 si 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3 m 2 Flow gerak 30% x 3 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Pompa 2 orang 1 pompa reservoir = 10 m 2 16 m 2 Reservoir Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Water 2 orang 2 tangki air = 18 m 2 24 m 2 treatment Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Gudang 2 orang 4 commit rak penyimpanan to user 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 10 m 2 IV-35

36 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas Kolam Renang 888 m 2 Fitness Area Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total 78 m 2 Ruang R. Fitness DA 20 orang Standar ruang fitness untuk 12 orang sebesar 40 m 2 R. Ganti Wanita R. Ganti Pria Kamar mandi wanita Kamar mandi Pria 4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m 2 Luas furniture: 3,6 m 2 Flow gerak 30% x 3,6 m 2 = 1 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m 2 Luas furniture: 3,6 m 2 Flow gerak 30% x 3,6 m 2 = 1 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m 2 4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m 2 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 Luas furniture: 6,2 m 2 Flow gerak 20% x 6,2 m 2 = 1,24 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 4 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m 2 4 shower 4 x 1 x 1 = 4 m 2 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 2 urinoir 2 x 0,6 x 0,65 = 0,78 m 2 Luas furniture: 6,2 m 2 Flow gerak 20% x 6,2 m 2 = 1,24 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 17,6 m 2 17,6 m 2 15 m 2 15 m 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 R. DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 10 m 2 Administra 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m 2 si 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3 m 2 Flow gerak 30% x 3 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 10 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas Ruang fitness 156 m 2 Lapangan Futsal dan Tenis Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Lapangan 10 orang Standar lapangan futsal 15 x 25 m 375 m 2 futsal Luas Lapangan Tenis dan Futsal 375 m 2 IV-36

37 Playground Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Playground Asumsi 30 orang 2 balance beam 2 x 1,8 x 6 = 21,6 m 2 1 unit swings (set of 3) 1 x 7,5 x 10,5 = 78,7 m 2 1 unit circular travelling ring 7,5 x 7,5 = 56,2 m 2 1 perosotan 1 x 0,6 x 2 = 1,2 m 2 Luas furniture: 158 m 2 Flow gerak 50% x 158 m 2 = 79 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 1 x 1 x 30 = 94 m m 2 Nama Ruang Counter ATM ATM Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Asumsi 4 orang 4 mesin ATM 4 x 0,8 x 0,6 = 2 m 2 22 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 Minimarket Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Nama Ruang R. Display DA 10 orang 10 rak 10 x 0,6 x 1,25 = 7,5 m 2 Flow gerak 50 % x 7,5 m 2 = 3,75 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 10 = 53 m 2 R. Kasir 2 orang 2 meja 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 Flow gerak 20 % x 1,8 m 2 = 0,36 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Loker 4 orang 4 loker 4 x 0,6 x 1,5 = 3,6 m 2 63 m 2 8,5 m 2 17,6 m 2 Luas furniture: 3,6 m 2 Flow gerak 30% x 3,6 m 2 = 1 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 13 m 2 R. DA 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 10 m 2 Administra 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m 2 si 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3 m 2 Flow gerak 30% x 3 m 2 = 0,9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Gudang 2 orang 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 10 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas Minimarket 104 m 2 Musholla Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang Musholla DA 10 orang 200 commit sajadah to user 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m 2 20 m 2 2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 IV-37

38 Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m 2 = 1,95 m 2 Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m 2 R. Wudhu 10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 Pria orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m 2 R. Wudhu 10 orang Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 Wanita orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m 2 Gudang + 2 orang 2 rak sepatu 2 x 0,4 x 1,25 =1 10 m 2 Rak Sepatu 4 rak penyimpanan 4 x 0,6 x 1,25 = 3 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Luas Musholla 45.7 m 2 c. Unit Ruang Umum Nama Ruang R. Pimpinan Front Office R. Informasi Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Umum Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total DA 3 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 coffe table 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 1 sofa 1 x 2 x 0,8 = 1,6 m 2 1 lemari 1 x 0,6 x 1,25 = 0,75 m 2 Luas furniture: 4 m 2 Flow gerak 20% x 4 m 2 = 0,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1 x 1 x 3 = 9,4 m 2 2 orang 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,67 m 2 2 lemari 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m 2 Luas furniture: 3,5 m 2 Flow gerak 20% x 3,5 m 2 = 0,7 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 14 m 2 10,5 m 2 32 m 2 = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Lobby 10 orang Jarak personal 1 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 1 x 1 x 10 = 32 m 2 Lounge 15 orang 3 meja kopi 3 x 0,5 x 0,4 = 0,6 m 2 12 kursi 12 x 0,6 x 0,55 = 4 m 2 Luas furniture: 4,6 m 2 Flow gerak 40% x 4,6 m 2 = 1,86 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 15 orang = 3,14 x 1 x 1 x 15 = 47 m 2 Toilet 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m 2 wanita 6 westafel 6 x 0,65 x 0,55 = 2,15 m 2 Luas furniture: 3,71 m 2 Flow gerak 20% x 3,71 m 2 = 0,74 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 6 = 10,6 m 2 Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m 2 3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,07 m 2 6commit urinoir to 6 x user 0,6 x 0,65 = 2,34 m 2 Luas furniture: 5 m 2 53 m 2 15 m 2 15 m 2 IV-38

39 Parkir Penghuni Parkir Pengunjung Parkir Pengelola Flow gerak 20% x 5 m 2 =1m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m orang 176 mobil 176 x 5 x 3 = m orang 63 mobil 63 x 5 x 3 = 945 m m 2 30 orang 7 mobil 7 x 5 x 3 = 105 m 2 23 motor 23 x 1 x 1,5 = 34,5 m 2 Flow gerak 80 % x 139,5 = 112 m 2 m 2 251,5 m 2 Parkir 80 orang 80 motor 80 x 1 x 1,5 = 120 m m 2 Motor Luas Ruang Umum 4.096m 2 d. Unit Ruang Service Nama Ruang R. Tanki bahan bakar R. Tanki air bersih R. tanki air kotor R. Pompa reservoir R. Water treatment AHU Room Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Service Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total DA 2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 2 orang 1 unit tangki kapasitas 700 liter asumsi 18 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 2 orang 1 unit pompa air asumsi 18 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 2 orang 2 tangki air asumsi 16 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 2 orang 1 unit AHU asumsi 9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Genset 2 orang 3 unit genset asumsi 18 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Tempat 2 orang 1 bak sampah asumsu 9 m 2 Sampah Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Boiler 2 orang 1 unit boiler asumsi 12 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. STP 2 orang 1 commit unit pengolahan to user limbah asumsi 12 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 24 m 2 24 m 2 24 m 2 24 m 2 22 m 2 15 m 2 24 m 2 15 m 2 18 m 2 18 m 2 IV-39

40 = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 Water Chiller 2 orang 1 unit alat water chiller asumsi 9 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. pipa 1 orang 5 buah pipa 3 asumsi 0,5 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1 x 1 x 1 = 3,14 m 2 R. PABX 4 orang 2 meja 2 x 0,9 x 1,5 = 2,7 m 2 4 kursi 4 x 0,6 x 0,55 = 1,32 m 2 Luas furniture: 4 m 2 Flow gerak 30% x 4 m 2 = 1,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang R. Transforato r = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m 2 2 orang Transformator asumsi 0,6 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Kontrol 2 orang 1 unit mesin control 0,6 x 2 = 1,2 m 2 2 kursi 2 x 0,6 x0,55 = 0,66 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 4 m 2 Flow gerak 30% x 4 m 2 = 1,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. Panel 2 orang Panel listrik 2 x 0,6 x 0,4 = 0,48 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. 10 orang 2 rak 2 x 0,6 x 1,25 = 1,5 m 2 Maintance 2 meja 2 x 0,9 x 1,2 = 2,16 m 2 4 bangku panjang 4 x 1,2 x 0,4 = 1,92 m 2 Luas furniture: 5,5 m 2 Flow gerak 30% x 5,5 m 2 = 1,65 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 10 = 17,7 m 2 Cafetaria 30 orang 1 meja panjang 0,9 x 3 = 2,7 m 2 m 2 8 meja makan 8 x 0,8 x 1,3 = 8,32 32 kursi 32 x 0,6 x 0,55 = 10,56 m 2 2 wastafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,67 m 2 Luas furniture: 22 m 2 Flow gerak 40% x 22 m 2 = 8,8 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 30 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 30 = 52 m 2 R. Engineer 20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m 2 2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m 2 2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m 2 5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m 2 1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m 2 1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m 2 Luas furniture: 22 m 2 Flow gerak 30% x 22 m 2 = 6,6 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang commit = 3,14 to user x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m 2 15 m 2 3,6 m 2 18 m 2 6,6 m 2 11,5 m 2 7 m 2 25 m 2 82 m 2 63 m 2 IV-40

41 R. House keeper Loading dock Gudang alat Gudang bahan bakar Gudang umum 20 orang 20 unit loker 20 x 0,5 x 1,5 = 15 m 2 2 meja kopi 2 x 0,5 x 0,4 = 0,4 m 2 2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m 2 5 kursi 5 x 0,55 x 0,6 = 1,65 m 2 1 bak cuci piring 1 x 0,5 x 1 = 0,5 m 2 1 kulkas 1 x 1 x 0,75 = 0,75 m 2 1 kompor 1 x 1,5 x 0,5 = 0,75 m 2 Luas furniture: 22 m 2 Flow gerak 30% x 22 m 2 = 6,6 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 20 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 20 = 35 m 2 63 m 2 6 orang 6 truck 6 x 3 x 10 = 180 m m 2 Flow gerak 50% x 180 m 2 = 90 m 2 4 orang 50 m 2 4 orang 50 m 2 4 orang 50 m 2 Keamanan R. Jaga 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 0,99 m 2 1 meja 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 Luas furniture: 2,34 m 2 Flow gerak 30% x 2, 34 m 2 = 0,7 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m 2 R. Tidur 2 orang 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 2 tempat tidur 2 x 0,9 x 2 = 3,6 m 2 Luas furniture: 4,35 m 2 Flow gerak 20% x 4, 35 m 2 = 0,8 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m 2 Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m 2 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 Luas furniture: 2,2 m 2 Flow gerak 30% x 2,2 m 2 = 0,66 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m 2 House keeping Laundry 4 orang 6 kursi 6 x 0,55 x 0,6 = 1,98 m 2 1 meja 0,9 x 4,3 = 3,9 m 2 3 meja panjang 3 x 0,9 x 1,2 = 3,24 m 2 10 mesin cuci 10 x 1 x 1,1 = 11 m 2 4 mesin pengering 4 x 1 x 1,8 = 7,2 m 2 1 setrika mesin 1,35 x 5,4 = 7,29 m 2 1 tempat setrika 2,4 x 1,54 = 3,7 m 2 Luas furniture: 38,31 m 2 Flow gerak 30% x 41,5 m 2 = 12,4 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 4 orang commit = 3,14 to user x 0,75 x 0,75 x 4 = 7 m 2 6,5 m 2 9 m 2 6 m 2 42 m 2 IV-41

42 Toilet 2 orang 2 closet 2 x 0,65 x 0,6 = 0,78 m 2 6 m 2 2 bak mandi 2 x 0,6 x 0,6 = 0,72 m 2 2 westafel 2 x 0,65 x 0,55 = 0,7 m 2 Luas furniture: 2,2 m 2 Flow gerak 30% x 2,2 m 2 = 0,66 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 2 = 3,5 m 2 Luas Ruang Service 1.010m 2 e. Unit Ruang Pengelola Tabel Analisa Besaran Ruang Zona Pengelola Nama Ruang Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total R. Direktur dan General Manager Direktur 3 orang 1 kursi 0,7 x 0,8 = 0,56 m 2 2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3,32 m 2 Flow gerak 40% x 3,32 m 2 = 1,3 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang 20 m 2 General Manager = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m 2 3 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3 m 2 Flow gerak 40% x 3 m 2 = 1,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 3 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 3 = 15,9 m 2 Sekretaris 2 orang 3 kursi 3 x 0,6 x 0,55 = 1 m 2 20 m 2 10,5 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 3 m 2 Flow gerak 40% x 3 m 2 = 1,2 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 6,28 m 2 R. Tamu 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 R. Operasional dan Manage Building Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 9 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,43 m 2 Flow commit gerak to user 40% x 2,43 m 2 = 0,97 m 2 IV-42

43 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m 2 R. Staff 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 R. Sales Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 9 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,43 m 2 Flow gerak 40% x 2,43 m 2 = 0,97 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m 2 R. Staff 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 R. Keuangan Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 9 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,43 m 2 Flow gerak 40% x 2,43 m 2 = 0,97 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m 2 R. Staff 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 R. HRD Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 9 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,43 m 2 Flow gerak 40% x 2,43 m = 0,97 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang IV-43

44 = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m 2 R. Staff 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 R. PR Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Manager 1 orang 1 kursi 1 x 0,6 x 0,55 = 0,33 m 2 9 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 lemari 1 x 1,25 x 0,6 = 0,75 m 2 Luas furniture: 2,43 m 2 Flow gerak 40% x 2,43 m 2 = 0,97 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 1 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 1= 5,3 m 2 R. Staff 8orang 8 kursi 8 x 0,6 x 0,55 = 2,64 m 2 63,5 m 2 8 meja 8 x 0,9 x 1,5 = 10,8 m 2 8 lemari 8 x 1,25 x 0,6 = 6 m 2 Luas furniture: 19,5 m 2 Flow gerak 40% x 19,5 m 2 = 7,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 8 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 8 = 42 m 2 Umum Nama Sumber Kapasitas Perhitungan Luas Total Ruang R. Tamu 6 orang 1 meja kopi 1 x 0,5 x 0,4 = 0,2 m 2 37 m 2 2 sofa 2 x 2 x 0,8 = 3,2 m 2 Luas furniture: 3,4 m 2 Flow gerak 80% x 3,4 m 2 = 2,72 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 6 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 6 = 31 m 2 R. Loker 30 orang 30 loker 30 x 0,6 x 1,5 = 27 m 2 27 m 2 R. Rapat 16 orang 16 kursi 16 x 0,6 x 0,55 = 5,28 m 2 1 meja panjang 1,5 x 9 = 13,5 m 2 Luas furniture: 18,8 m 2 Flow gerak 30% x 18,8 m 2 = 5,6 m 2 Jarak personal 0,75 dengan kapasitas 16 orang = 3,14 x 0,75 x 0,75 x 16 = 28,26 52,5 m 2 m 2 Pantry 2 orang 1 kabinet 1 x 2 x 0,7 = 1,4 m 2 1 bak cuci 1 x 1,2 x 0,5 = 0,6 m 2 1 dispenser 1 x 0,4 x 0,4 = 0,16 m 2 1 kompor 1 x 0,7 x 0,4 = 0,28 m 2 2 kursi 2 x 0,6 x 0,55 = 0,66 m 2 1 meja 1 x 0,9 x 1,5 = 1,35 m 2 1 kulkas 1 x 0,5 x 0,6 = 0,3 m 2 Luas furniture: 4,75 m 2 Flow gerak 30% x 4,75 m = 1,4 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang 12,5 m 2 IV-44

45 = 3,14 x 1 x 1 x 2 = 6,28 m 2 R. 2 orang 1 mesin fotocopy 1 x 1,2 x 0,6 = 0,12 m 2 12,5 m 2 Fotocopy 2 rak 2 x 0,6 x 1,5 = 1,8 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 2 orang = 3,14 x 1,3 x 1,3 x 2 = 10,6 m 2 Musholla DA 10 orang 200 sajadah 200 x 0,75 x 1,1 = 8,25 m 2 20 m 2 2 lemari 2 x 1,25 x 0,6 = 1,5 Luas furniture: 9,75 Flow gerak 20 % x 9,75 m 2 = 1,95 m 2 Jarak personal 0,5 dengan kapasitas 10 orang = 3,14 x 0,5 x 0,5 x 10 = 7,85 m 2 Toilet 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m 2 27 m 2 wanita 4 westafel 4 x 0,65 x 0,55 = 1,43 m 2 Luas furniture: 2,2 m 2 Flow gerak 20% x 2,2 m 2 = 0,44 m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m 2 Toilet Pria 4 orang 4 closet 4 x 0,65 x 0,6 = 1,56 m 2 3 westafel 3 x 0,65 x 0,55 = 1,7 m 2 4 urinoir 4 x 0,6 x 0,65 = 1,56 m 2 Luas furniture: 5m 2 Flow gerak 20% x 5m 2 =1m 2 Jarak personal 1 dengan kapasitas 4 orang = 3,14 x 1 x 1 x 4 = 12,56 m 2 27 m 2 Luas Ruang Pengelola m 2 Berikut ini merupakan rekapitulasi kebutuhan luas dari zona-zona yang terdapat pada apartemen (Tabel 4.21) Tabel Rekapitulasi Analisa Besaran Ruang Kebutuhan Ruang Luas Ruang Zona Hunian m 2 Zona Penunjang m 2 Zona Umum m 2 Zona Pengelola m 2 Zona Service m 2 Total m 2 Sirkulasi 30% 6978 m 2 Total m Analisis Hubungan Ruang Tujuan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui keterkaitan antar ruang yang ada pada Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan. Analisis Berikut ini merupakan diagram hubungan ruang yang terbagi dalam zona hunian, zona penunjang, zona umum, zona pengelola, dan zona service. IV-45

46 a. Zona Hunian Gambar Hubungan Ruang Hunian tipe 1 BR Gambar Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR Gambar Hubungan Ruang Hunian tipe 2 BR Deluxe b. Zona Penunjang Gambar Hubungan Ruang Hunian tipe 3 BR Gambar Hubungan Ruang Zona Penunjang Gambar Hubungan Ruang Zona Umum IV-46

47 4.2.4 Analisis Pemilihan Site Tujuan Analisis pemilihan lokasi site ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi site yang terpilih berdasarkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan kebutuhan lokasi untuk sebuah apartemen. Dasar pertimbangan Berikut ini adalah dasar pertimbangan dalam memnentukkan lokasi site yang terpilih, antara lain: - Kesesuaian dengan tata guna lahan yang diperuntukkan bagi kawasan hunian vertikal - Luasan site mampu mewadahi semua kegiatan dalam apartemen - Strategis dalam segi pencapaian, sirkulasi jalan, fasilitas umum di sekitarnya - Memiliki orientasi view dan lingkungan yang baik, aman dan nyaman Analisis dan Hasil Dalam pemilihan site ini terdapat 3 alternatif site (Tabel 4.22), Alternatif site terpilih, antara lain: Alternatif Site Eksisting Tabel Alternatif Site Peruntukkan Lahan 1 Lahan kosong dan beberapa Zona Hunian Vertikal KDB Rendah rumah warga 2 Lahan kosong Zona Hunian Vertikal KDB Rendah 3 Lahan kosong yang sedang Zona Hunian Vertikal KDB Rendah, Zona dalam pembangunan Perkantoran dan Jasa, Zona Hijau Gambar Alternatif Pemilihan Site (Sumber: Google earth, 2016) IV-47

48 Tabel Kriteria Pemilihan Site No. Kriteria (Skala 1-3) Alternatif Site 1 Alternatif Site 2 Alternatif Site 3 1. Peruntukkan lahan sesuai dengan RDTR Kecamatan Pasar Cilandak 2. Kemudahan akses menuju site dari dan menuju ke luar kota 3. Sarana Transportasi umum Utilitas dan jaringan struktur yang lengkap Mempunyai orientasi dan view yang baik Berada dekat dengan kawasan perkantoran Kualitas Topografi (pohon, pemandangan, lingkungan sekitar) Jumlah Keterangan: 1 : Kurang 2 : Tinggi 3 : Sangat Tinggi Dari hasil analisis di atas (Tabel 4.23), site yang terpilih menjadi lokasi site Apartemen dengan pendekataran Desain Biophilik adalah site alternatif 1 yang berada di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan Eksisting Site Terpilih a. Site terletak di Jl. Lebak Bulus 1, Cilandak, Jakarta Selatan. b. Bentuk site berupa persegi panjang dan memiliki luas site sebesar 2 hektar dengan bentuk dan ukuran sebagai berikut (Gambar 4.20) c. Lingkungan sekitar site berupa perkantoran, apartemen dan pemukiman warga d. Lokasi sangat strategis, memiliki pencapaian yang mudah e. Terletak di perempatan jalan sehingga memiliki 2 akses jalan f. Batas-batas site terpilih: Batas Utara : Apartemen Batas Timur : Pemukiman Warga Batas Selatan : Jl. Lebak Bulus 1 Batas Barat : South Quarter g. Peraturan Bangunan Peruntukkan lahan yaitu sebagai Zona Perumahan Vertikal KDB Rendah, Perumahan KDB Rendah dan Zona Taman Kota Menurut Perda Nomor 1 tahun 2014 IV-48

49 Site berada di Cilandak pada zona R.10.b dimana memiliki ketentuan RDTR sebagai berikut: - Koefisien Dasar Bangunan : 30% - Koefisien Lantai Bangunan : 2,5 - Ketinggian Bangunan : 8 lantai - Koefisien Dasar Hijau : 45% - Koefisien Tapak Basement : Analisis Pengolahan Site a. Analisis Pola Sirkulasi dan Pencapaian Tujuan Tujuan dari analisis pola pencapaian adalah untuk menentukkan Main Entrance (ME) dan Side Entrance (SE) menuju tapak berdasarkan dasar pertimbangan yang ada. Dasar Pertimbangan Berikut ini adalah dasar pertimbangan untuk menentukka pola pencapaian pada tapak yang terpilih: Gambar Bentuk dan Ukuran Site Terpilih (Sumber: Google earth, 2016) Letak ME diusahakan mudah dicapai dan terlihat jelas bagi penghuni maupun pengunjung Letak ME berada dekat dengan jalur kendaraan umum Letak akses yang tidak mengganggu sirkulasi lalu lintas umum Letak akses yang menunjang kegiatan akomodasi Faktor keamanan dan kenyamanan pengguna Gambar Kondisi Eksisting Site Terpilih (Sumber: Google street view dan Dokumentasi Pribadi, 2016) Ditempatkan sedemikian rupa agar tidak bersilangan dengan jalur pedestrian Letak SE tidak mengganggu ME IV-49

50 Analisa dan Hasil Tabel Alternatif Main Entrance pada Tapak Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3 Alternatif 4 Pencapaian melalui Jl. Kaimun Jaya (6m, dapat dilalui 2 mobil) Pencapaian melalui Jalan yang berada di utara tapak Pencapaian melalui Jl. H Naseri (3,5m, 1 jalur) Pencapaian melalui Jl. Lebak Bulus 1 (15m, dapat dilalui 2 mobil) Gang kecil namun Gang kecil dimana sisi Gang kecil dimana sisi Jalan Besar memiliki akses langsung ke Jl. TB Simatupang sisinya merupakan pemukiman warga sisinya merupakan pemukiman warga Kondisi jalan cukup ramai Kondisi jalan sepi Kondisi jalan sepi Kondisi jalan ramai Lokasi site dikelilingi oleh 4 jalan yaitu, Jl. Lebak Bulus 1, Jl. Kaimun Jaya, Jl. H Naseri dan jalan pemukiman warga. Jl. Lebak Bulus 1 merupakan jalan utama yang memiliki lebar jalan 15 m dan merupakan jalan yang akan mengalami pengembangan menurut RDTR Jakarta Selatan. Jalan ini cukup ramai dilalui dan menjadi alternatif ketika terjadi kemacetan pada Jl. TB Simatupang. Jl. Kaimun Jaya merupakan jalan yang berada di sisi barat tapak dengan lebar 6 m. Jalan ini cukup ramai dilalui karena memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang. Jl.H Naseri merupakan jalan yang berada di tengah tengah pemukiman warga sehingga jalan ini cukup sempit dan cenderung sepi. Pada perancangan Apartemen, pencapaian menuju bangunan dibedakan menjadi: a. Pencapaian pengguna yang berjalan kaki b. Pencapaian pengguna yang menggunakan kendaraan pribadi, pengelola dan servis IV-50

51 c. Pencapaian penggunaan yang menggunakan transportasi umum Hasil Dari analisis di atas maka pencapaian terhadap site terpilih pada alternative 4 (Jl. Lebak Bulus 1) sebagai pencapaian utama dan alternative 1 (Jl. Kaimun Jaya) sebagai pencapaian sekunder dengan pertimbangan sebagai berikut: a. Kemudahan akses dan ketersediaan jalan yang lebar. Jalan Lebak Bulus 1 pun berada tidak jauh dari Jl. TB Simatupang dan sering dilalui oleh pengguna jalan b. Jl. Lebak Bulus 1 memiliki lebar jalan yang cukup untuk dilewati segala jenis kendaraan dan didukung oleh Jl. Kaimun Jaya c. Berdasarkan pertimbangan di atas, Jl. Lebak Bulus 1 terpilih sebagai main entrance. Jl. Kaimun Jaya memiliki akses langsung menuju Jl. TB Simatupang, namun lebar jalan cenderung sempit sehingga Jl. Kaimun Jaya dipilih sebagai side entrance b. Analisis View Tujuan Tujuan dari analisis view dan orientasi adalah untuk menentukan orientasi bangunan dan spot view yang sesuai dengan kebutuhan ruang pada zona kegiatan. Dasar pertimbangan Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis faktor view pada tapak yang terpilih. Analisis a. View dari tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.21) 1. Pada sisi utara, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga. Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat Jl. TB Simatupang dan hiruk pikuk kota Jakarta IV-51

52 Gambar Analisa View dari Site Gambar Analisa View Menuju Site 2. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan area residential dari South Quarter. Namun, pada ketinggian diatas 10m dapat terlihat sungai, perumahan warga dan perkantoran 3. Pada sisi selatan, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga 4. Pada sisi barat, view pada ketinggian 5m merupakan pemukiman warga b. View Menuju Tapak yang diilustrasikan pada (Gambar 5.22) 1. View utama dari Jl. Lebak Bulus 1. Pada titik ini, site dapat terlihat dengan jelas karena Jl. Lebak Bulus 1 cukup lebar. Pada bagian selatan tapak dapat dioptimalkan untuk point of interest bangunan dikarenakan posisi ini merupakan akses main entrance ke bangunan. 2. View kedua dari Jl. Kaimun Jaya yang merupakan view dari akses side entrance 3. View ketiga dan keempat dari Jalan di sebelah utara tapak dan Jl. H Naseri yang merupakan view dari pemukiman penduduk c. Analisis Kebisingan dan Klimatologi Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukkan respon bangunan terhadap matahari, angin dan kebisingan pada tapak. Dasar pertimbangan Berikut ini merupakan dasar pertimbangan yang dibutuhkan guna menganalisis faktor klimatologi dan kebisingan pada tapak yang terpilih. Mengoptimalkan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada bangunan dan meminimalisir panas matahari pada commit bangunan to user IV-52

53 Gambar Analisa Kebisingan Gambar Analisa Klimatologi Mengoptimalkan angin sebagai penghawaan alami pada bangunan Meminimalisir kebisingan di sekitar tapak yang masuk ke dalam bangunan Respon zoning bertujuan untuk menghasilkan respon desain yang tepat terhadap kondisi matahari, angin dan kebisingan. Analisa a. Kebisingan Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.23), Jl. Lebak Bulus 1 dan Jl. Kaimun Jaya merupakan jalan yang cukup ramai dan sering dilalui oleh kendaraan sehingga kedua jalan tersebut merupakan posisi yang memiliki sumber kebisingan yang cukup tinggi. Pada jalan di sebelah utara dan timur site cenderung lebih tenang karena sisi sisi tersebut merupakan pemukiman warga. b. Klimatologi Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), intensitas angin yang bertiup dari utara ke selatan atau sebaliknya lebih besar dibandingkan dengan angin yang bertiup dari barat ke timur atau sebaliknya, namun kemungkinan adanya angin yang bertiup pada arah barat-timur bisa saja terjadi. Pada bagian utara tapak, angin tidak terhalang oleh bangunan tinggi karena di bagian utara tapak merupakn perumahan warga dengan ketinggian 5-7m. Hal ini juga terjadi pada bagian selatan, angin dapat mengalir dengan bebas. Berdasarkan ilustrasi (Gambar 4.24), analisis mengenai pergerakkan matahari pada tapak, yaitu: IV-53

54 Cahaya matahari dari arah timur merupakan sinar matahari yang dapat berpotensi sebagai sumber pencahayaan alami bagi bangunan, sinar matahari yang dipancarkan pun tidak memberikan efek panas yang berlebihan. Cahaya matahari pada siang hari ketika matahari tepat berada di atas bangunan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pencahayaan alami melalui skylight. Cahaya matahari di arah barat tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai pencahayaan alami dikarenakan cahayanya yang cenderung redup dan memberikan panas yang cukup tinggi ke dalam bangunan Diperlukan secondary skin sebagai penghalang panas matahari yang datang dari arah barat. Hasil Gambar Dari Kiri ke Kanan: Hasil Analisa View, Kebisingan, dan Klimatologi IV-54

55 a. View Untuk merespon analisa view dari luar maupun view ke dalam bangunan, maka hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25): Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site agar mudah pencapaiannya, mudah dilihat dari jalan dan memiliki posisi yang dekat dengan main entrance Zona pengelola diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan zona ini membutuhkan view ke luar namun bersifat semi private Zona Penunjang diletakkan pada lantai 1, 2 dan 8. Pada lantai 8, view menuju keluar bangunan dapat dijadikan sebagai daya tarik bagi pengunjung, sementara diletakkan di lantai 1 dan 2 atas dasar pertimbangan pencapaian. Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 7 dengan posisi dominan berada di bagian utara site karena bagian utara memiliki view terbaik. b. Kebisingan Untuk merespon analisa bangunan terhadap kebisingan, maka hasil dari analisa peletakkan zoning pada tapak sebagai berikut (Gambar 4.25): Zona umum diletakkan di area dasar sisi selatan site karena zona ini dekat dengan main antrance dan tidak membutuhkan suasana yang tenang. Zona Penunjang diletakkan dibagian tengah site dan di lantai 2 dikarenakan zona ini tidak membutuhkan suasana yang tenang sehingga tidak masalah apabila diletakkan dekat dengan sumber kebisingan. Namun tetap ada barrier tanaman pada sisi selatan site. Zona Pengelola diletakkan pada lantai 2 sisi selatan menuju tengah karena Zona Hunian berada mulai dari lantai 3 sampai lantai 8 dengan penambahan zona hijau di bagian selatan dan barat guna meredam kebisingan. IV-55

56 Penzoningan Akhir U Gambar Zoning Akhir Hasil Penzoningan Akhir adalah sebagai berikut (Gambar 4.26): Zona umum terdapat di bagian selatan site dimana letak tersebut paling dekat dengan main entrance. Zona Pengelola terletak di bagian level 2 berdekatan dengan zona penunjang Zona Service terletak di bagian paling utara site berdekatan dengan side entrance dan zona penunjang Zona penunjang dibagi menjadi 2 yaitu pertama berapda di bagian selatan pada level satu dan kedua berada di bagian level 2 berdampingan dengan zona pengelola Zona hunian berada pada level 3-8 berdampingan dengan zona hijau Zona Hijau pada level satu merupakan 45% dari luas bangunan Analisis Bentuk dan Gubahan Massa Tujuan Tujuan dari analisa ini adalah menentukan bentuk dan gubahan masa yang mampu mewadahi aktivitas kegiatan di dalamnya serta dapat memaksimalkan konektivitas dengan alam. IV-56

57 Dasar Pertimbangan - Desain bentuk dan peletakkan massa dirancang sesuai dengan pertimbangan orientasi, analisis site, kebutuhan ruang, bentuk dan pola sesuai dengan desain biophilik. - Desain bentuk dan peletakkan massa disesuaikan dengan kebutuhan ruang, hubungan ruang dan zonasi ruang yang memungkinkan kemudahan akses bagi penghuni untuk dapat menikmati ruang terbuka hijau. - Bentuk massa bangunan mengambil unsur dasar dari bentuk-bentuk bimorphic yang ada di alam. Analisa a. Lanskap Eksisting Pada eksisting site, terdapat beberapa pohon besar yang telah tertanam pada site. Dalam penerapan konsep desain biophilik dimana bangunan bekerjasama dengan alam, maka keberadaan pepohonan ini penting adanya dan sebisa mungkin dimanfaatkan secara utuh. Dalam pemilihan dan penentuan bentuk massa bangunan perlu adanya pertimbangan yang dilihat dari bentuk penerapan pola desain biophilik yaitu penerapan bentuk-bentuk alami pada massa bangunan atau pengaplikasian pada bagian struktur, dinding maupun plafond. Dilihat dari karakteristiknya, bentuk dasar ruang yang berasal dari bentuk alam dan memiliki bentuk paling efisien dari segi ruang dan Gambar Pepohonan Eksisting pada Site IV-57

58 bahan bangunan adalah segi enam. Bentuk segi enam memiliki kelebihan yaitu ketika masing-masing dari bentuk tersebut disusun, mereka saling mengisi satu sama lain sehingga tidak ada ruang yang tersisa. Selain itu, segi enam memiliki kekuatan yang kokoh apabila dijadikan struktur. Dalam penentuan bentuk massa bangunan apartemen yang direncanakan, perlu adanya beberapa pertimbangan, yaitu: - Koneksi unit hunian dengan ruang hijau - Posisi core sebagai lokasi sistem transportasi vertikal pada bangunan Dalam analisis ini, pengembangan bentuk dasar segi enam menghasilkan 3 buah bentuk. Bentuk segi enam analisis ini telah mengalami transformasi bentuk dengan cara menduplikasi, menggabungkan, mengurangi dan menambahkan bentuk hingga tercapai bentuk yang sesuai dengan kriteria. Pada (Gambar 4.28), bentuk dasar segi enam diperbanyak hingga 3 buah lalu tercipta sebuah bentuk baru. Bentuk inilah digunakan sebagai dasar dari pengembangan bentuk selanjutnya. Bentuk yang diciptakan dibuat berbeda dan saling mengisi antara satu dengan lainnya. Hal ini dimaksudkan agar ketika bentuk tersebut disusun secara vertikal dapat menciptakan ruang-ruang baru yang dapat dimanfaatkan sebagai ruang terbuka hijau. Perbedaan bentuk juga dapat memberikan lebih banyak sudut pandang dari dalam bangunan dan memberikan kesan dinamis. Hasil Penerapan bentuk segi enam sebagai bentuk dasar yang kemudian akan ditransformasikan menjadi modul melalui proses duplikasi, perakutan dan penggabungan, serta mirroring. Modul yang telah tercipta kemudian disusun secara berselang-seling dan terjadi beberapa pengurangan bentuk guna menciptakan bentuk massa yang dinamis dan menciptakan ruang-ruang kosong untuk dimanfaatkan sebagai roof garden. IV-58

59 Gambar Pengembangan Bentuk Dasar Segi Enam pada Massa yang Direncanakan Gambar Gambaran Bentuk Gubahan Massa pada Apartemen IV-59

60 4.2.8 Analisis Struktur Bangunan Tujuan Tujuan dari analisis struktur adalah untuk memperoleh jenis struktur bangunan yang sesuai dengan kebutuhan ruang dalam bangunan. Dasar pertimbangan Sesuai dengan kebutuhan bentuk yang direncanakan Bersifat kuat dan tahan lama Bersifat ramah terhadap lingkungan Kemudahan dalam hal pemasangan saat konstruksi Ekonomis dalam segi material dan pemasangannya Memiliki daya tahan (awet) yang cukup tinggi Faktor kemampuan struktur dalam mengakomodasi sistem layanan gedung Analisa Sistem struktur yang membentuk bangunan terdiri atas 3 bagian berikut: a. Upper Structure (atap) Merupakan struktur bangunan bagian atas (atap) yang melindungi bangunan dari radiasi matahari dan air hujan. Ketentuan dalam pemilihan upper structure: kekuatan dan keamanan, dapat mengatasi pengolahan ruang, kesesuaian dengan iklim setempat, dan efisiensi energy dalam proses produksi, pemasangan, pemeliharaan dan pemusnahan. Berikut ini beberapa alternative struktur, yaitu: 1) Struktur Baja Kelebihan yang dimiliki oleh struktur baja adalah mudah dibongkar pasang, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan ketelitian dan kecermatan. 2) Struktur Komposit Struktur komposit merupakan struktur gabungan yang terdiri dari dua jenis material atau lebih. Pada umumnya struktur komposit yang sering IV-60

61 digunakan adalah kombinasi antar baja structural dengan beton bertulang. 3) Struktur Beton Bertulang Kelebihan penggunaan struktur beton bertulang ini adalah mempunyai usia yang cukup panjang dan tidak diperlukan perawatan bahan karena beton memiliki sifat tahan terhadap berbagai cuaca dan api. Namun kerugiannya adalah berat mati beton yang mempengaruhi penggunaan sistem sistem pondasi yang harus kuat menopang beban yang besar. b. Super Structure Struktur dinding dan kolom berfungsi sebagai penyalur beban dari atap menuju pondasi bangunan dan melindungi ruang serta kegiatan di dalamnya dari angin, matahari, dan hujan. Beberapa jenis super structure yang dapat digunakan: 1) Struktur Rangka Kelebihan dari struktur rangka adalah mudah diterapkan ke dalam semua jenis bangunan, dapat dikombinasi dengan sistem lain, mudah dalam menampilkan berbagai bentuk dan mudah dalam pelaksanaan. 2) Core Wall Core wall berfungsi sebagai inti bangunan, dapat digunakan sebagai unit servis, mempunyai kekakuan dalam menahan angina dan gaya akibat gempa, pelaksanaan agak lama dan relative rumit, dan kurang ekonomis. c. Sub Structure (Pondasi) 1) Pondasi Dalam Dasar pondasi memiliki kedalaman lebih dari 6 meter dari permukaan tanah asli. Jenis pondasi yang termasuk pondasi dalam adalah pondasi tiang pancang dan pondasi sumur bor. IV-61

62 2) Pondasi Setempat Merupakan jenis pondasi yang dipasang di bawah setiap kolom utama karena seluruh beban yang ada pada bangunan akan dilimpahkan ke kolom utama. Pondasi jenis ini memiliki kedalaman 1,5-4 meter. Biasanya digunakan sebagai sub structure bangunan bertingkat antara 2 hingga 5 lantai. Yang termasuk dalam pondasi jenis ini, antara lain pondasi setempat beton, pondasi foot plat, pondasi setempat kayu, dan pondasi sumuran. Berdasarkan analisa di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem super struktur yang digunakan pada bangunan yang direncanakan adalah sistem core dengan material beton precast dan panel beton. Sistem upper struktur yang digunakan pada bangunan ini adalah atap dak beton bertulang dan sistem sub structure menggunakan pondasi tiang pancang Analisis Tampilan Bangunan Tujuan Tujuan dari analisis tampilan ini adalah mendapatkan panduan atau arahan dalam merancang tampilan dasar massa bangunan yang sesuai dengan perencanaan dan perancangan Apartemen dengan pendekatan desain biophilik di Jakarta Selatan. Dasar Pertimbangan Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi ruang. Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis Analisa a. Bahan/Material Dalam salah satu pola koneksi material dengan alam pada desain biophilik menyebutkan bahwa dalam pengaplikasian material atau bahan, penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material sintetis sehingga penggunaan material alami menjadi prioritas utama dalam pengaplikasian pada bangunan. Material alami yang dapat digunakan antara lain kayu, bamboo, batu, dan penggunaan palet warna natural. Tidak hanya itu, material seperti kaca, batu bata dan beton pun dapat digunakan commit karena to memiliki user kesan natural. Masing-masing IV-62

63 dari material memiliki tekstur dan warna yang berbeda, dalam pengaplikasiannya perlu adanya penentuan kuantitas bahan serta warna berdasarkan fungsi ruang. Jika bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka perbandingannya harus ada yang lebih tinggi salah satu. b. Dinding Dinding pada ruang dalam diupayakan tetap mengutamakan segi kesehatan yaitu menggunakan bahan finishing dinding dan system konstruksi yang mudah dibersihkan, tidak menyimpan debu dan warna yang dipilih merupakan warna hangat yang dapat memberikan efek relaks pada pengguna. Dinding tidak hanya sebagai pembatas ruangan, dinding pun dapat menjadi suatu elemen estetik dengan penambahan ornament-ornamen di permukaannya. Dalam menunjang penerapan Desain Biophilik, penambahan unsur alam pada dinding seperti green wall, ornament material alam, dan lukisan patra biomorphic dalam meningkatkan kesan alami dan dapat menurunkan tekanan darah diastolic, meningkatkan kreativitas dan meningkatkan kenyamanan. Kesan alami pada dinding pun dapat dihadirkan melalui finishing dinding yang mengekspose material secara jujur, seperti dinding batu bata ekspose, beton ekspose, batu kali dan guratan-guratan kayu. c. Bahan Lantai Dalam menentukkan bahan lantai perlu adanya penyesuaian dengan fungsi ruang dan suasana ruang yang hendak diciptakan. Bahan yang dapat digunakan sebagai lantai antara lain seperti keramik, marmer, parket kayu, karet, batu, semen dan vynil. Dalam zona hunian, lantai yang digunakan dapat berupa keramik ataupun parket kayu guna menciptakan kesan hangat. Untuk bagian sirkulasi dapat menggunakan keramik maupun lantai semen. Penggunaan lantai semen memberikan kesan lebih natural. Pada zona umum dapat menggunakan keramik ataupun marmer untuk memberikan kesan mewah. d. Ruang Terbuka Hijau Penyediaan RTH pada Bangunan Terdapat 2 prinsip dalam penyediaan ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen ini, yaitu: - RTH Dasar IV-63

64 RTH dasar ini merupakan ruang terbuka hijau yang berada pada lantai dasar bangunan. Fungsi dari ruang terbuka hijau ini antara lain sebagai tempat bersantai, bermain, jogging, bersosialisasi, mengadakan event, dan berkebun. Berikut ini merupakan perhitungan luas RTH dasar pada bangunan apartemen. Luas site = m 2 KDH = 45% Luas RTH = m 2 x 45% = m 2 Jadi, luas ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen memiliki luas minimal m 2 - RTH berdasarkan Jumlah Penduduk Berdasarkan UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, setiap unit lingkungan dengan jumlah penduduk 250 jiwa harus memiliki 1 Taman RT dengan luas minimal 250 m 2 yang berada pada radius kurang dari 300 m dari unit-unit apartemen yang dilayani. Luas area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari luas taman. Berikut ini perhitungan penyediaan ruang terbuka hijau vertikal pada bangunan apartemen. Jumlah unit: 1 BR = 2 orang x 72 unit = 144 orang 2 BR = 3 orang x 36 unit = 108 orang 2 BRD = 4 orang x 48 unit = 192 orang 3 BR = 5 orang x 14 unit = 70 orang Jumlah perkiraan penghuni yaitu 514 orang. Jika setiap 250 orang = 1 Taman RT, maka dengan jumlah penghuni 514 orang dibutuhkan 2 Taman RT. Lokasi Ruang terbuka Hijau Lokasi ruang terbuka hijau pada bangunan apartemen terdapat pada bagian dasar dan tersebar pada bagian vertikal. Setiap unit hunian memerlukan adanya koneksi visual terhadap alam oleh karena itu, keberadaan ruang terbuka hijau secara vertikal di setiap lantainya wajib ada. Besaran ruang terbuka hijau juga didasari oleh unit hunian apartemen yang akan difasilitasinya. Di setiap lantainya keberadan ruang terbuka hijau memiliki luasan lebih dari 30% dari masing-masing luas lantai. Jenis Tanaman IV-64

65 Tabel Analisa Jenis Tanaman Jenis Tanaman Analisa Nama Tanaman Tanaman Peneduh Memiliki daun lebat, dapat tumbuh tinggi, menaungi dari panas matahari dan hujan, sebagai tempat burung bersarang. Pohon Ketapang, Pohon flamboyant, Pohon Trembesi dan Pohon Liang liu Tanaman Indoor Penyerap polutan, ukuran tanaman cenderung kecil, menetralisir racun dan mengasilkan udara segar dalam ruangan Lidah mertua, Spider plan, Lidah buaya, Sirih gading, Krisan, vergreen Cina, Palen bamboo, Heart life philodendron, Peace lily dan Pakis Boston Jenis Tanaman Analisa Nama Tanaman Tanaman Rambat Menciptakan udara segar, menjadi ornamentasi bangunan, perlindungan terhadap sinar matahari Dolar rambar, Li Kuan Yu, Thunbergia dan Flame of Irian. Tanaman Ground Cover Tanaman Holtikultura Bunga Menjaga permukaan tanah, menguragi erosi Dibudidayakan sebagai sumber makanan dan obat Mempercantik taman, sumber makanan serangga dan kupukupu, memiliki bunga sepanjang tahun,cocok pada iklim tropis Rumput jepang, Rumput gajah, Anggrek tanah, Bawangbawangan, Lily paris, Sutra Bombay, Lantana Camara Sayuran hidroponik: Selada, Sawi, Kangkung Sayuran media tanah: Cabai, Tomat, Terong, Kacang Panjang Obat-Obatan: Sambiloto, Mahkota dewa, Kumis kucing, Jeruk nipis, Brotowali, Jahe, Kencur, Kunyit, Temulawak, Temu kunci, Temu ireng dan lengkuas Asoka, Kembang Sepatu, Alamanda, dan Amarilis Jenis tanaman yang akan digunakan yaitu tanaman peneduh, tanaman indoor, tanaman hias, tanaman holtikultur, dan tanaman rambat. Berdasarkan pertimbangan desain biophilik, dalam penerapannya pada taman, jumlah keanekaragaman tanaman lebih diutamakan dibandingkan luas. Contohnya manusia akan lebih tertarik pada sebuah taman dengan jenis tanaman yang beraneka ragam dibandingkan dengan lapangan luas hijau namun hanya ditanami dengan rumput. Tidak hanya itu, jenis tanaman yang dipilih ini juga mempertimbangkan untuk kelangsungan serangga maupun burung. IV-65

66 Air Air merupakan elemen penting dalam penerapan desain biophilik pada bangunan. Sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat unsur air mampu menciptakan suatu respon restorative yang lebih tinggi dan umumnya memiliki preferensi yang lebih besar dibandingkan dengan pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya. Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat mengurangi stress (Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010). Berikut ini merupakan penerapan elemen air pada bangunan, yaitu: Kolam Jenis kolam yang dipilih adalah reflecting pond dan kolam koi. Reflecting pond dapat berada di dalam ataupun luar bangunan. Manfaat adanya kolam dalam sebuah bangunan antara lain suara gemericik air dapat memberikan efek menenangkan bagi manusia, menurunkan suhu pada iklim mikro. Kolam ikan koi juga mampu memberikan efek menanangkan dengan melihat pergerakan ikan yang ada di dalam kolam. Kolam identik dengan adanya nyamuk, oleh karena itu sebagai langkah antisipasi adalah penanaman tanaman pengusir nyamuk pada kolam, seperti serai wangi, lavender, dan zodia. Water Features Water features dapat diaplikasikan pada interior maupun eksterior bangunan. Pada interior, water feature yang digunakan adalah yang dapat dinikmati oleh indera penglihatan dan pendengaran. Sementara pada eksterior, water features akan didesain agar manusia dapat mendengarkan suara air, melihat, merasakan dan bersentuhan langsung dengan air. Bentuk yang dipilih pada bagian eksterior adalah bentuk-bentuk yang menyerupai elemen air pada alam. Elemen Penutup Tanah Elemen penutup tanah pada area taman antara lain tanaman, bebatuan, paving block, dan beton. Dalam penggunaannya, kuantitas tanaman, paving block dan bebatuan akan lebih banyak dikarenakan material ini tidak sepenuhnya menutup tanah, sehingga masih memungkinkan adanya rongga-rongga untuk air masuk ke dalam tanah. Berikut ini ilustrasi penggunaan elemen penutup tanah pada taman. IV-66

67 Elemen lainnya Elemen lainnya antara lain pergola, tempat duduk, lampu taman, petunjuk arah dan sculpture. Tempat duduk dapat digunakan untuk tempat bersantai ataupun berbincang-bincang di taman sehingga hubungan sosial antar manusia dapat terjalin Analisis Sistem Utilitas Bangunan A. Sistem Pencahayaan Bangunan Tujuan Tujuan dari analisa pencahayaan bangunan adalah untuk menentukkan sistem pencahayaan yang akan digunakan pada bangunan Apartemen ini. Dasar Pertimbangan Berikut ini merupakan dasar pertimbangan dalam menganalisa sistem pencahayaan bangunan, yaitu: Hemat energi Pengaruh cahaya terhadap kenyamanan penghuni Kebutuhan cahaya tiap ruang Durability Suasana yang ingin diciptakan Analisa a. Pencahayaan Alami Pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami dapat dilakukan melalui cara yaitu memasukkan cahaya dari sisi samping maupun atas bangunan melalui bukaan jendela atau bidang transparan. b. Pencahayaan Buatan Dalam penggunaan pencahayaan buatan, lampu yang dipilih untuk digunakan adalah lampu hemat energi. Berikut ini merupakan jenis lampu yang merupakan kategori lampu hemat energi, yaitu: a. Lampu CFL (Compact Flourecent Lamp): Lampu ini menggunakan teknologi yang memiliki tingkat efisiensi sekitar 75% b. Lampu LED (Light Emmitting Diode): Lampu ini dapat memiliki efisiensi diatas 80% dan lebih hemat. Selain lebih hemat, usia lampu ini secara teori dapat bertahan hingga 15 tahun. IV-67

68 Hasil Berikut ini merupakan hasil analisa mengenai sistem pencahayaan yang diterapkan pada bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan, sebagai berikut: Pencahayaan Alami Sistem pencahayaan alami yang digunakan pada bangunan ini adalah penggunaan bidang transparan pada sisi samping, penggunaan jendela, dan penggunaan skylight pada bagia atas. Pencahayaan alami dioptimalkan pada pemasukan cahaya matahari melalui jendela maupun bidang transparan pada sisi samping bangunan. Penggunaan pencahayaan alami dilakukan pada seluruh permukaan terluar dari bangunan. Pengaturan besaran bukaan disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ruang. Kontrol cahaya dapat menggunakan secondary skin. Penggunaan skylight sebagai sumber pencahayaan alami yang berasal dari atas sehingga cahaya yang masuk lebih tersebar. Penggunaan skylight diaplikasikan pada jalur-jalur sirulasi. B. Sistem Penghawaan Bangunan Tujuan Analisa sistem penghawaan ini bertujuan untuk menentukan sistem pengendalian udara agar tercapai suhu yang sesuai dengan kenyamanan thermal pada bangunan. Dasar Pertimbangan Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penghawaan, yaitu: Kenyamanan suhu dan udara dalam ruang Hemat energi Sesuai dengan kebutuhan ruang Analisa dan Hasil Berikut ini merupakan sistem penghawaan alami dan buatan yang digunakan pada bangunan apartemen, yaitu: IV-68

69 Pemanfaatan penghawaan alami melalui jendela yang openable untuk memfasilitasi penghuni jika ingin merasakan penghawaan alami dalam ruangan. Pada bukaan jendela, diberikan penambahan barrier maupun secondary skin sebagai filter udara dan pengontrol panas matahari yang masuk ke dalam bangunan. Penggunaan plafon yang tinggi guna menyediakan ruang pertukaran udara lebih besar pada ruangan sehingga suhu di dalam ruangan lebih terasa sejuk. Menghadirkan kolam di sekitar bangunan untuk menciptakan iklim mikro pada bangunan. AC central dapat digunakan pada zona pengelola dan penunjang agar suhu dari ruang-ruang tersebut memiliki besaran suhu yang sama serta lebih mudah dalam pengaturannya. AC split dapat digunakan di unit-unit apartemen agar dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing penghuni. Exhaust Fan dapat digunakan pada zona service dan pada dapur restaurant yang membutuhkan pertukaran udara. C. Sistem Penyediaan Air Bersih Tujuan Tujuan dari analisa sistem penyediaan air bersih ini adalah untuk menentukkan sistem air bersih yang sesuai dengan kebutuhan bangunan. Dasar Pertimbangan Terdapat beberapa dasar pertimbangan dalam menganalisis sistem penyediaan air bersih ini, yakni sebagai berikut: Kemampuan untuk menyediakan air bersih Luas bangunan yang akan dilayani Kesesuaian dengan kondisi sumber air Analisa Berdasarkan preseden pada (Gambar 4.30), dalam penyediaan air bersih terdapat beberapa sistem pendistribusian air, yaitu sistem tangki atap, sistem tangki tekan dan sistem tanpa tanki. Dilihat dari sumber air yang direncanakan yaitu PDAM dan sumur serta jumlah lantai yang commit harus dilayani to user sebanyak 8 lantai, maka sistem IV-69

70 Gambar Sistem Utilitas Air Bersih pada RS Hermina (Sumber: Tugas RSBG 3) yang akan dianalisa untuk penerapan pada bangunan ini adalah sistem tangki atap. Pada sistem ini air dari sumber air (PAM/sumur) ditampung lebih dahulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompa ke tangki atas (elevated water tank). Tangki atas biasanya diletakan di atas atap, di lantai tertinggi bangunan, atau menara air tersendiri. Kemudian dari tangki atas ini air dialirkan ke lantai-lantai dibawahnya dengan sistem gravitasi. Hasil Dari analisis sistem penyediaan air bersih di atas dapat disimpulkan bahwa bangunan Apartemen dengan Pendekatan Desain Biophilik di Jakarta Selatan ini akan menggunakan sistem tangki atap sebagai sistem pendistribusian air bersih. Sumber air pada bangunan ini berasal dari PDAM dan sumur. D. Sistem Pengolahan Air Buangan Tujuan Tujuan dari analisis ini adalah menentukkan system pengelolaan air buangan pada bangunan sehingga dapat didaur ulang untuk digunakan kembali sebagai sumber air. Dasar Pertimbangan Pembuangan air kotor tidak mengganggu kesehatan, lingkungan, penciuman dan visual Meminimalisir air yang dibuang ke saluran kota IV-70

71 Analisa Berdasarkan sumbernya air kotor dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu: a. Air limbah Air limbah dibedakan menjadi 2 yaitu grey water dan black water. Grey water merupakan air yang berasal dari buangan kamar mandi dan westafel. Sementara black water merupakan air yang bercampur dengan kotoran. b. Air limbah khusus Air limbah khusus pada bangunan ini adalah air bekas cucian kotoran seperti air sisa dari restaurant yang banyak mengandung lemak. c. Air hujan Air hujan yang jatuh ke permukaan tanah dapat ditangkap dengan penggunaan permukaan tanah yang mampu menyerap air dengan baik atau dengan pembuatan biopori sebagai resapan. Hasil Dari hasil analisis sistem pengelolaan air buangan dapat disimpulkan bahwa sistem utilitas air buangan dibedakan menjadi 3 yaitu air yang berasal dari toilet, air limbah pantry atau restaurant dan air hujan. Berikut ini merupakan sistem yang digunakan dalam pengelolaan air kotor berdasarkan analisa diatas (Gambar 4.31). Gambar Skema Sistem Pengolahan Air Buangan IV-71

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN PENDEKATAN DESAIN BIOPHILIK DI JAKARTA SELATAN 5.1 Konsep Perencanaan 5.1.1 Konsep Pelaku Kegiatan A. Pelaku kegiatan 1) Zona Hunian Penghuni Apartemen

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen

Dimensi Ruang Minimum* 1. R. Duduk dan makan. Pengguna Ruang. Penghuni apartemen Program Apartemen Unit hunian tipe studio (1-2 orang) Standar * 1. R. Duduk dan makan Interaksi sosial, menerima tamu, makan Sofa/kursi, coffee table, TV, meja dan kursi makan 7 m 2 Julius Panero, Manusia

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri)

PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN. Double bed Side table Lemari pakaian Meja rias. Penghuni apartemen (suami-istri) PROGRAM RUANG BANGUNAN APARTEMEN Funfsi Hunian No. Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang Standard Ruang Luas 1. R. Tidur (dengan double bed) Tidur Merias diri Berganti pakaian Double bed Side

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar

BAB IV: KONSEP Konsep Dasar BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Dasar Mengacu pada TOR sayembara, performance arsitektur diharapkan dapat tampil sebagai sebuah karya arsitektur yang mengandung kriteria: Mengangkat kearifan lokal / local genius

Lebih terperinci

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan berfungsi sebagai penentu desain Garden Apartment

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 ANALISA NON FISIK

LAMPIRAN 1 ANALISA NON FISIK LAMPIRAN 1 ANALISA NON FISIK ANALISA PROGRAM RUANG Program Ruang pada perancangan proyek kondominium dapat dilihat pada tabel di bawah ini Fungsi Hunian No Identitas Ruang Aktivitas Perabot Pemakai Ruang

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung

Pengembangan Terminal Bandar Udara Tunggul Wulung BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BANDAR UDARA TUNGGUL WULUNG CILACAP 5.1. Dasar Studi Besaran Studi besaran ruang lebih terinci dan dianalisa berdasarkan standar dan asumsi.

Lebih terperinci

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen

Kegiatan ini dilakukan penghuni apartemen BAB 4 ANALISIS DATA 4.1 Analisis Aspek Manusia Analisa yang dilakukan pada aspek ini membahas kegiatan penghuni apartemen, staf pengelola dan karyawan apartemen, serta tamu yang datang di apartemen. Analisa

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 28 Pusat Rehabilitasi Bagi Pengguna Narkoba Di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. Konsep Pelaku dan Kegiatan. Konsep Pelaku Pelaku kegiatan yang beraktivitas

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Konsep Perancangan Makro V.1.1. Konsep Manusia Pelaku kegiatan di dalam apartemen adalah: 1. Penyewa meliputi : o Kelompok orang yang menyewa unit hunian pada apartemen yang

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Dasar Perancangan V.1.1 Kebutuhan Luas Ruangan Gedung Asrama Putri Ruang Standart Sumber Kapasitas Jumlah Luas (m 2 ) Unit 2 orang 12,25 m 2 / kmr Asumsi

Lebih terperinci

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi

BAB IV PROGRAMING. 4.1 Analisa Existing Asumsi Lokasi BAB IV PROGRAMING 4.1 Analisa Existing 4.1.1 Asumsi Lokasi Dalam sebuah perancangan interior, pemilihan lokasi sangatlah penting. Karena dengan pemilihan lokasi yang tepat maka orang akan lebih mudah dalam

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi.

BAB V KONSEP. dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. mempertahankan identitas Binus University sebagai kampus Teknologi. BAB V KONSEP V.1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada awalnya, maka konsep dasar perencanaan Asrama Mahasiswa Binus University ini adalah. membuat suatu bangunan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Perencanaan dan perancangan Wisma Atlet Jatidiri Semarang bertujuan untuk mendapatkan suatu rancangan sarana beristirahat atlet yang mewadahi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan. Kostel. yang ada didalam. Pelaku kegiatan dalam Kostel ini adalah : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Dasar Perencanaan dan Perancangan Dasar dari perencanaan dan perancangan Kostel (kos-kosan hotel) dengan penerapan arsitektur berkelanjutan hemat energi: Rancangan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017)

BAB III ANALISIS. RINI SUGIARTI, S.Ars Gambar 10. Denah Dan Ukuran Bangunan Eksisting (Sumber : Data Penulis, 2017) BAB III ANALISIS BAB III ANALISIS 3.1 ANALISIS BATAS DAN BENTUK TAPAK 3.1.1 Desain Eksisting Lahan dengan luas netto 445,5 m² seluruhnya di gunakan sebagai perancangan bangunan Rumah Kost tanpa Lahan Parkir.

Lebih terperinci

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang Tabel Analisa Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Sifat Tamu, Check in/check out Recepsionist Publik Administrasi Pusat Informasi Front Office Publik Operator Penitipan Barang Menunggu

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Jenis ruang dan kebutuhan luasan ruang kelompok utama Pusat Informasi Budaya Baduy dapat dilihat pada tabel

Lebih terperinci

46 Andhy Setiawan

46 Andhy Setiawan BAB V KONSEP DAN DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 5.1. Konsep Dasar Perencanaan Konsep dasar perencanaan Condotel dan Town House ini adalah untuk memberikan hunian baru dengan system

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN 5.1 Program Dasar Perencanaan Program dasar perencanaan Tempat Istirahat KM 166 di Jalan Tol Cipoko-Palimanan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang. BAB V KONSEP V. 1. KONSEP DASAR PERENCANAAN Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di awal, maka konsep dasar perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Menciptakan sebuah ruang

Lebih terperinci

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK BAB IV: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 4.1. Profil Proyek Perencanaan Hotel Wisma NH berada di jalan Mapala Raya no. 27 kota Makasar dengan pemilik proyek PT Buanareksa Binaperkasa. Di atas tanah seluas 1200 m2

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Konsep dasar perancangan kostel ini yaitu untuk memenuhi kebutuhan hunian bagi mahasiswa Binus University, khususnya

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO

BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO BAB IV ANALISIS PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PERMUKIMAN TUMBUH DIATAS LAHAN BENCANA LUMPUR LAPINDO Analisis konsep perencanaan merupakan proses dalam menentukan apa saja yang akan dirumuskan sebagai konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN A. KONSEP PERUANGAN 1. Konsep Kebutuhan Ruang Berdasarkan analisa pola kegiatan dari pelaku pusat tari modern, mak konsep kebutuhanruang pada area tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu:

BAB IV ANALISA. yaitu: aspek manusia, aspek lingkungan dan aspek manusia. 3 kategori sesuai dengan fungsinya, yaitu: BAB IV ANALISA Analisis perencanaan dan perancangan Gedung Multi Fungsi dengan topik/tema hemat energi dimaksudkan untuk menciptakan suatu wadah sebagai salah satu solusi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERENCANAAN

BAB IV ANALISA PERENCANAAN BAB IV ANALISA PERENCANAAN 4.1. Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya.

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Sumber : KAK Sayembara Arsitektur Museum Batik Indonesia Gambar 40 Lokasi Museum Batik Indonesia 1. Data Tapak - Lokasi : Kawasan Taman Mini Indonesia

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut: BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Building form Bentuk dasar yang akan digunakan dalam Kostel ini adalah bentuk persegi yang akan dikembangkan lebih lanjut.

Lebih terperinci

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & & BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Dasar Untuk menentukan konsep dasar dari perencanaan dan perancangan resort hotel yang memenuhi aspek yang telah digariskan maka perlu adanya

Lebih terperinci

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya. 6.1 KONSEP ZONASI 5.1.1 Zonasi Bangunan zona. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Zonasi pada bangunan mengikuti prinsip sanga mandala dan dibagi menjadi 9 Gambar 5. 2 Pembagian 9 Zona Sanga Mandala

Lebih terperinci

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI)

- BAB 4 - ANALISA SELATAN UTARA. Gambar 4.1 Foto kondisi eksisting Candranaya (Sumber : Dinas tata kota DKI) - BAB 4 - ANALISA 4.1 Data Proyek Lokasi Candranaya di Jl. Gajah Mada No. 188 Jakarta Barat. Luas Lahan : 14.356,14 m2 Peruntukan Lahan : Bangunan Komersil, Pusat Perkantoran KDB : 45% KLB : 4 GSB : 0

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REDESAIN TERMINAL TERBOYO 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Tabel 6.1 Program Redesain Terminal Terboyo KELOMPOK RUANG LUASAN Zona Parkir Bus AKDP-AKAP

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. yang mampu mengakomodasi kebutuhan dari penghuninya secara baik. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan dari bangunan kostel ini adalah adanya kebutuhan akan hunian khususnya kos-kosan bertaraf

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek wisma atlet ini menggunakan pendekatan behavior/perilaku sebagai dasar perencanaan dan perancangan.

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista

BAB IV ANALISA. Heri Priana / Rusunawa di Otista BAB IV ANALISA 4.1 Analisa Fisik Analisa Fisik merupakan analisa terhadap penempatan bangunan untuk mendapatkan data yang dapat dijadikan pedoman dalam perancangan sehingga bangunan menjadi tepat sasaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN BAB V KONSEP PERENCANAAN 5.1 Konsep Dasar Perencanaan Dalam perencanaan rumah susun sederhana sewa yang sesuai dengan iklim tropis, ada beberapa kriteria yang diterapkan yaitu : 1. Sesuai dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

Kebutuhan Ruang Ruang Aktifitas

Kebutuhan Ruang Ruang Aktifitas Lampiran I I.I. Kebutuhan Ruang Hotel Beserta Aktifitas Entrance hall Tempat bertemu dan berkumpul Receptionist Checkin dan checkout, memberikan informasi Concierge Pusat informasi Lobby Lounge Tempat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB V. KONSEP PERANCANGAN BAB V. KONSEP PERANCANGAN A. KONSEP MAKRO 1. Youth Community Center as a Place for Socialization and Self-Improvement Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota pendidikan tentunya tercermin dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar Gambar 5.1 Skema Site Plan BAB V KONSEP 5.1 Konsep Tata Ruang Luar 5.1.1 Konsep Site Plan Dalam standarnya, area parkir pengunjung harus berada di bagian depan site agar terlihat langsung dari jalan. Untuk itu, area parkir diletakkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEASIDE HOTEL DI KAWASAN PANTAI TIRTA SAMUDRA JEPARA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEASIDE HOTEL DI KAWASAN PANTAI TIRTA SAMUDRA JEPARA BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEASIDE HOTEL 5.1 Progam Dasar Perencanaan 5.1.1 Progam Ruang DI KAWASAN PANTAI TIRTA SAMUDRA JEPARA Tabel 5.1 Progam Ruang Kelompok Publik KELOMPOK PUBLIK Front

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari

PROGRAM RUANG. 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari PROGRAM RUANG A. Jenis 1. Bagian Depan Kelompok Elemen Unsur Kegiatan Bagian Komersial Kios Perdagangan barang-barang kebutuhan sehari-hari Toilet Pengrajin tempe dan tahu Buang air kecil dan besar Produksi

Lebih terperinci

BAB III : DATA DAN ANALISA

BAB III : DATA DAN ANALISA BAB III : DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik dan Non Fisik Gambar 29. Lokasi Tapak 1. Data Teknis Lokasi : Area Masjid UMB, JL. Meruya Selatan Luas lahan : 5.803 m 2 Koefisien Dasar Bangunan : 60 % x 5.803

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Konsep Dasar Perancangan Konsep dasar perancangan Pusat Studi dan Budidaya Tanaman Hidroponik ini adalah Arsitektur Ekologis. Adapun beberapa nilai-nilai Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL RESORT 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Kelompok Ruang Kegiatan Umum 1. Plasa Penerima 163,2 2. Lobby 63,2 3. Lounge 42,66 4.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP TAPAK DAN RUANG LUAR IV.1.1 Pengolahan Tapak dan Ruang Luar Mempertahankan daerah tapak sebagai daerah resapan air. Mempertahankan pohon-pohon besar yang ada disekitar

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis

BAB VI HASIL PERANCANGAN. apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis 185 BAB VI HASIL PERANCANGAN Bab enam ini akan menjelaskan tentang desain akhir perancangan apartemen sewa untuk keluarga baru yang merupakan output dari proses analisis tapak dan objek. 6.1 Tata Massa

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.. DASAR PENDEKATAN Dasar pendekatan program perencanaan digunakan sebagai acuan dalam menyusun landasan perencanaan dan program perancangan Mountain

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Aplikasi Model Pembelajaran BCCT 5.1.1 Konsep Tapak A. Zonasi Bangunan ini memiliki empat zonasi yaitu zona publik, zona staff, zona akademis, dan zona privasi.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG

BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG BAB III ANALISA PENDEKATAN ARSITEKTUR PANTI ASUHAN TERPADU DI KOTA SEMARANG 3.1 Analisa Pendekatan Arsitektur 3.1.1 Studi Aktivitas a. Pengelompokan Aktivitas Terdapat beberapa aktivitas yang terdapat

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR BAB V PROGRAM DASAR PERANCANGAN DAN PERENCANAAN ARSITEKTUR Program dasar perencanaan dan perancangan Pool Hall merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain International

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam

Gambar 4. Blok Plan Asrama UI. Sumber : Survei. Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam Gambar 4. Blok Plan Asrama UI Sumber : Survei Untuk kamar AC diletakkan pada lantai 1 agar mudah dalam perawatan atau maintenance AC tersebut. Kamar untuk yang memakai AC merupakan kamar yang paling besar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana

BAB V KONSEP PERANCANGAN. 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Utama: Optimalisasi Lahan dengan Pengembangan Elemen Pembatas Sarana Kebutuhan sarana dan ruang dari lahan sempit memberikan ide konsep optimalisasi ruang melalui penggunaan

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek

BAB IV DATA PROYEK Deskripsi Umum Proyek BAB IV DATA PROYEK 4.1. Deskripsi Umum Proyek Nama Peroyek : Perancangan Interior Pada Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Ibu dan Anak Medical Care di Jakarta. Sifat Proyek : Fiktif

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Umum Perancangan 5.1.1 Dasar Perancangan Pasar tradisional merupakan suatu tempat bertemunya para pelaku ekonomi dalam hal ini pedagang dan penjual, dimana mereka melakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Panti asuhan merupakan lembaga yang bergerak di bidang sosial untuk membantu anakanak yang sudah tidak memiliki orang tua. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia (2011),

Lebih terperinci

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut : BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Pemikiran yang melandasi perancangan mixed use building adalah kebutuhan akan hunian yaitu rumah susun bagi masyarakat menengah

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1 Konsep Utama Perancanaan Youth Center Kota Yogyakarta ini ditujukan untuk merancang sebuah fasilitas pendidikan non formal untuk menghasilkan konsep tata ruang dalam dan luar

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP 5.1 Dasar Pendekatan Kolam Renang Universitas Diponegoro merupakan kolam renang tipe C. Program perencanaannya berdasarkan pada tinjauan

Lebih terperinci

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan. Hasil ini berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan dan

Lebih terperinci

Unit Rental Kantor Bank

Unit Rental Kantor Bank BAB DESKRIPSI HASIL RANCANGAN Property Size, KDB dan KLB Unit Rental Kantor Bank 1 2 Banking Hall ATM Centre Counter Teller Customer Service Desk R. Tunggu Nasabah R. Pimpinan Cabang Penuh R. Kluiss /

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Hasil Rancangan Kawasan Kompleks kawasan smart masjid terbagi atas beberapa massa yang terdiri dari bangunan masjid, penitipan anak, kantin dan bussiness center. Dalam penataan

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga,

Suatu wadah yang mewadahi kegiatan relaxing atau santai dan. menyenangkan baik outdoor maupun indoor ( bermain, belanja, olahraga, 1. JUDUL PROYEK TUGAS AKHIR STOP FUN CENTER IN PALEMBANG Menciptakan Tata Ruang dan Fasade Bangunan yang Memberi Kesan Rekreatif, Dengan Tampilan Bangunan Eksplorasi Bentuk Transformasi dari Jembatan '

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Pendekatan analisis ini menggunakan metode G. Broadbent yaitu meliputi aspek manusia, aspek lingkungan, dan aspek bangunan. 4.1 Aspek Manusia 4.1.1 Analisis Pelaku Kegiatan Analisis

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. KONSEP MAKRO Secara makro, konsep perencanaan dan perancangan Museum Tekstil Indonesia ini merupakan sebuah alat untuk mendekatkan masyarakat Indonesia agar

Lebih terperinci