III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "III.1 ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.1.1 ANALISIS KONDISI LAHAN"

Transkripsi

1 BAB III ANALISIS III. ANALISIS KONDISI LAHAN DAN LINGKUNGAN III.. ANALISIS KONDISI LAHAN Kondisi Eksisting Lahan Dalam lahan perancangan saat ini terdapat perkebunan sayur dan tanaman hias. Pada lahan juga terdapat sungai kecil yang alirannya tidak deras namun keadaannya kurang terawat. Pada perancangan ini akan diasumsikan bahwa lahan perancangan meliputi daerah pada sisi kiri dan kanan sungai kecil yang melaluinya. Lahan Perancangan memiliki batas-batas fisik sebagai berikut : - Utara : Perumahan penduduk lokal - Selatan : Pedagang Tanaman Hias - Barat : Perumahan Century Hills - Timur : Bukit dan Kebun Sayur Kondisi Sekitar Lahan Lahan terletak berseberangan dengan perumahan Century Hills, namun keberadaan hotel ini nantinya tidak akan mengganggu perumahan tersebut oleh karena terdapat tembok yang tinggi yang menjadi batas lahan perumahan. Diasumsikan bahwa pemilik mempunyai lahan yang berada depannya, dan yang akan dikembangkan menjadi hotel adalah lahan yang berada di samping kiri dan kanan sungai. Pada sebelah selatan terdapat banyak pedagang tanaman hias. Keberadaan tanaman hias ini secara tidak langsung akan dimanfaatkan dalam perancangan hotel, yaitu dengan asumsi bahwa pemilik hotel akan bekerjasama dengan pemilik tanaman-tanaman tersebut untuk menempatkan sebagian tanaman hiasnya di dalam lahan perancangan dan memberikan perawatan pada tanamantanaman tersebut. Dengan demikian pemilik hotel tidak memerlukan tenaga ahli untuk merawat kebun yang akan dijadikan sebagai sarana berwisata nantinya. Dengan adanya campur tangan dari pedagang-pedagang tersebut dalam merawat kebun maka dapat menjadi suatu daya tarik bagi tempat ini. 7

2 Keterangan: Pedagang tanaman hias Sungai Gambar 3.. Gambar Kondisi Eksisting Lahan Kebun Eksisting Arah datangnya kendaraan III..2 LATAR BELAKANG PEMILIHAN LAHAN Lahan perancangan yang terletak di Desa Cihideung ini merupakan daerah yang menjadi sentra penjualan dan pembibitan tanaman hias dan juga tanaman sayur. Keberadaan tanamantanaman sayuran dan hias ini menjadi salah satu daya tarik para wisatawan. Selain terdapat beraneka ragam tanaman hias, hal lain yang menjadi daya tarik adalah keadaan daerah pegunungan yang masih alami dan hijau sehingga membuat udara sejuk dan segar (lihat Gambar 3.2.). Letaknya yang tidak terlalu jauh dari kota serta masih mempunyai suasana pedesaan dan jauh dari keramaian, membuat daerah ini tepat untuk dijadikan lahan perancangan.

3 Gambar 3.2. Foto-foto Suasana Lahan dan Sekitar Lahan III.2 DATA DAN ANALISIS KONDISI LAHAN III.2. ANALISIS LAHAN III.2.. Analisis Sirkulasi Sirkulasi kendaraan utama terjadi di jalan Sersan Bajuri yang tidak terlalu padat dan dapat dilalui oleh dua buah kendaraan sekaligus. Jalan masuk menuju ke lahan perancangan nantinya akan melalui jalan Sersan Bajuri yang kemudian dibelokkan ke dalam lahan pemilik, demikian pula dengan jalan keluarnya. Arah sirkulasi untuk tamu yang berkunjung ditunjukkan dengan garis berpanah yang berwarna biru, sedangkan garis berpanah yang berwarna kuning menunjukkan arah sirkulasi barang dan pegawai. Gambar 3.3. Gambar Analisis Sirkulasi Lahan III.2..2 Analisis Kontur Lahan perancangan ini memiliki topografi berkontur yang mempunyai kemiringan mencapai 33,5 %. Lahan yang cenderung datar dapat dijadikan area rekreasi seperti lapangan tenis, taman bermain anak, dan area rekreasi berkebun. 9

4 Gambar 3.4. Gambar Kontur Eksisting Lahan III.2..3 Analisis Drainase Air hujan yang turun akan mengalir mengikuti kontur seperti yang ada dalam gambar di bawah ini. Arah mengalirnya air ditunjukkan dengan garis biru berpanah. Air tersebut langsung turun menuju ke sungai yang ada di antara bukit. Gambar 3.5. Gambar Analisis Arah Aliran Air III.2..4 Analisis Arah Angin Arah angin diperkirakan pada siang hari berasal dari lembah menuju bukit, dikenal dengan nama angin bukit, sedangkan pada malam hari angin bertiup dari arah bukit menuju lembah, dikenal dengan nama angin lembah. Oleh karena itu bangunan akan dirancang mempunyai banyak bukaan pada sisi utara. Sehingga pada siang hari bangunan mempunyai pengkondisian udara alami. Gambar 3.. Gambar Analisis Arah Angin III.2..5 Analisis View dari Lahan Lahan mempunyai potensi view menghadap ke arah selatan, yaitu menghadap ke Kota Bandung yang akan terlihat indah pada malah hari. Sedangkan view ke arah utara kurang begitu baik, karena menghadap ke permukiman penduduk lokal walaupun jumlahnya tidak banyak. Selain itu pada arah barat, merupakan area parkir dan servis, maka sedapat mungkin dibuat block view ke arah parkir. 20

5 Gambar 3.7. Gambar Analisis View dari Lahan III.2.. Analisis View ke Arah Lahan Lahan dikelilingi oleh permukiman penduduk, oleh karena itu bangunan harus dirancang sedemikian sehingga menarik dan estetis jika dilihat dari arah manapun. Gambar 3.. Gambar Analisis View ke Arah Lahan III.3 KESIMPULAN UMUM ANALISIS LAHAN Berdasarkan uraian-uraian di atas mengenai kondisi lahan dan sekitarnya, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu :. Lokasi lahan sudah memiliki salah satu potensi yang akan dirancang yaitu dengan adanya kebun sayur dan tanaman hias yang dimiliki warga sekitar sehingga dalam pemeliharaannya kemudian tidak memerlukan tenaga ahli khusus dan dapat dijadikan salah satu daya tarik. 2. Jalan utama yaitu Jl. Sersan Bajuri dapat dijadikan akses keluar dan masuk ke dalam lahan perancangan. Namun diperlukan jalan yang menuju ke parkir yang berada dekat dengan 2

6 lahan perancangan yang terletak di seberang sungai. Sirkulasi tamu dan servis dapat dipisahkan, namun tidak menutup kemungkinan dijadikan satu. 3. Bangunan yang dirancang hendaknya memiliki keindahan secara visual agar dapat dinikmati dari segala arah, dan tidak menutup kemungkinan juga memberikan daya tarik bagi orang yang akan berkunjung dan yang sedang melewati jalan Sersan Bajuri. III.4 ANALISIS KEGIATAN Berdasarkan buku Hotel Planning and Design oleh Walter A. Rules dan Richard H. Penner, hotel dapat dikelompokkan menjadi dua sektor, yaitu:. Sektor depan (front of the house), yang terdiri dari area privat dan publik, di sektor ini segala macam bentuk pelayanan dan fasilitas ditampilkan untuk dapat dinikmati pengunjung. Pada sektor ini terjadi kontak antara pengunjung dengan staf atau karyawan. Area yang ada pada sektor ini antara lain : a. Area Privat lobby dan lounge Area Administrasi, yang biasanya dekat dengan area servis : Kantor depan (front desk dan front office) Executive office Sales dan Catering office Accounting office b. Area Publik sarana Retail sarana makan dan minum sarana pertemuan sarana rekreasi area penunjang dan sirkulasi 2. Sektor belakang (back of the house), yang merupakan area pelayanan dan mempunyai peran yang penting. Kelancaran kegiatan di sektor depan tergantung sepenuhnya pada sektor ini. Area yang ada pada sektor ini antara lain : Area Sevis : Area gudang dan persediaan makanan Area dapur Area laundry dan house keeping Area penerimaan barang, sampah, serta gudang umum 22

7 Area karyawan Area mesin, mekanikal dan elektrikal Pengelompokan ini menjadi dasar dalam pemintakatan lahan dan pengelompokan fasilitas yang ada dalam hotel. Hal ini akan diuraikan dalam sub-bab program ruang dan tabel 3. Pengelompokan Fasilitas dan Kebutuhan Ruang pada Sektor Depan Hotel. III.5 ANALISIS PROGRAM KEGIATAN DAN RUANG III.5. PROGRAM KEGIATAN Hotel resort ini merupakan tempat yang dapat mengakomodasi kegiatan para pelaku aktivitas pariwisata khususnya mereka yang tertarik pada wisata kebun dan peternakan ikan di kolam air tawar. Penggolongan kegiatan dalam perancangan hotel resort ini adalah sebagai berikut: - Kegiatan Utama, meliputi menginap, dan mendaftar yang dilakukan oleh wisatawan. Dan wisata kebun dengan berkebun dan memancing, - Kegiatan Sekunder, meliputi kegiatan pertemuan atau pesta yang dilakukan di ruangan konvensi, kegiatan makan dan minum di restoran dan cafe, dan kegiatan perawatan tubuh yang dilakukan di area spa dan salon. - Kegiatan Penunjang, meliputi kegiatan administrasi dan kegiatan operasional, dan kegiatan istirahat pegawai. - Kegiatan Servis, meliputi kegiatan bongkar-muat barang, penyimpanan, kegiatan penunjang hotel (binatu, restoran), dan kontrol utilitas mekanikal dan elektrikal. 23

8 Hubungan antara setiap jenis kegiatan dengan pelaku kegiatan dan kebutuhan ruang dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 3.. Jenis Kegiatan serta Kaitannya dengan Pelaku dan Kebutuhan Ruang Jenis Kegiatan Karakteristik Pelaku Kebutuhan Ruang Dasar Menginap Terbatas, hanya untuk wisatawan yang menginap Wisatawan 39 Kamar Standar dan 2 Kamar Suite, buah Cottage Keluarga dan buah Cottage Single Kegiatan Utama Kegiatan Sekunder Kegiatan Penunjang Kegiatan Servis Wisata Kebun Mendaftar Pertemuan Makan Minum dan Dapat digunakan oleh wisatawan baik yang tidak menginap, dan yang menginap di hotel Tempat pendaftaran untuk pengunjung dan menunggu Tempat diadakannya acara-acara pertemuan, belajar, dan pesta Tempat makan dan minum Perawatan Tubuh Tempat merawat tubuh Administrasi Ruang kerja staff dan kegiatan administrasi Istirahat Pegawai Tempat pegawai beristirahat Dapur Area Bongkar - Muat Binatu Tempat menyediakan makanan Tempat bongkarmuat barang Tempat mencuci dan menyimpan perlengkapan kain ME Tempat mengatur segala peralatan ME Wisatawan, Tukang Kebun, Karyawan Wisatawan, Staff, Penjaga Toko Pengunjung, Staff, Pelayan Pengunjung, Pelayan Pengunjung, salon dan spa Staff Pegawai Ahli Ruang masak dan Rumah Kaca, Toko alat-alat pertanian dan bibit tanaman Lobby, Retail Ruang Pertemuan dan persiapan Ruang makan Ruang perawatan dan terapis Ruang-ruang kantor Ruang Istirahat Pegawai Pegawai, Koki Ruang Masak dan Penyimpanan Pegawai Pegawai Pegawai dan teknisi Area bongkar- muat dan Gudang Umum Ruang cuci dan penyimpanan Ruang kontrol dan alat 24

9 Diagram Kegiatan Berikut ini merupakan diagram kegiatan para pengguna hotel. Keterangan : Area Pegawai Area Publik Area Servis Area Privat Pengunjung Diagram di bawah ini menunjukkan alur kegiatan pengunjung hotel yang menginap dan tidak menginap. Tamu yang menginap dapat menikmati semua fasilitas yang disediakan dalam hotel, sedangkan tamu yang tidak menginap hanya dapat menikmati fasilitas rekreasi dan makan. parkir Check in / Check out Tidur, Makan, spa, dan Rekreasi Rekreasi (outbound, kelas memasak, berkebun), makan Diagram 3.. Alur Kegiatan Pengunjung yang menginap dan tidak menginap Seminar / Pesta Restoran dan ballroom harus sedapat mungkin diletakkan berdekatan satu sama lain agar penyampaian makanan lebih efektif. Restoran dan Cafe Dapur Utama Parkir Foyer dan Toilet Ruang Seminar Ballroom Ruang Pertemuan Diagram 3.2. Alur Kegiatan pengunjung yang akan berpesta atau mengikuti seminar 25

10 Karyawan Para pegawai yang sudah melapor langsung menuju ke ruang seragam dan kemudian menuju ke bagian masing-masing. Ruang istirahat dan kantin pegawai harus sedapat mungkin dengan mudah diakses oleh pegawai dan staff. Dapur utama hendaknya langsung berhubungan dengan kantin dan area makan dan minum. Toilet Musholla Parkir Melapor Ruang Seragam Bagian masing-masing Ruang Staff Ruang Istirahat Diagram 3.3. Alur Kegiatan Pegawai Dapur Utama Servis Makanan dan Sampah Barang-barang yang dikirim ke hotel langsung disimpan dalam ruang penyimpanan dan dapur utama. Area kerja staff berdekatan dengan area servis (back of the house), namun tidak menutup kemungkinan terletak di area front of the house. Pengolahan Sampah Sampah Loading Dock Penerimaan Penyimpanan Dapur Utama Banquette Restoran Ruang Staff Ruang Seragam Dapur Kantin Kamar Cottage Diagram 3.4. Alur kegiatan Servis Organisasi Ruang Dari hasil analisis kegiatan pengunjung baik yang menginap dan tidak menginap, pegawai, dan servis, maka dapat disusun organisasi ruang sesuai dengan kegiatan yang ada dan pembagian zona (back of the house dan front of the house). 2

11 R. Ganti dan Toilet Kamar R. Sauna R. Pijat R. Steambath Salon Lounge Lobby tangga Front Desk Minimarket Apotek Bank Tangga Kantor Staff R. Persiapan Ballroom Tangga Restoran, Café, Pastry Shop Ballroom Foyer Cottage Kamar Toilet Banquette Banquette 2 Lobby Lounge Toilet Musholla Toko Sayuran Organik Wartel Banquette 3 R. Istirahat Pegawai Musholla R. Ganti Toilet Lobby Tangga R. Persiapan R. Cuci R. Simpan Kering R. Simpan Basah Tangga Kantin Dapur Utama Dapur Kantin Gudang Umum Penerimaan Gudang Furnitur Kabag Binatu Loading Dock Kantor Staff R. Kontrol Genset Kabag ME R. Cuci Gudang Linen R. Seragam Diagram 3.5. Hubungan Fungsional 27

12 III.5.2 PROGRAM RUANG Berikut ini adalah rincian ruang yang dibutuhkan menurut pengelompokan fasilitas yang ada. Pengelompokan fasilitas-fasilitas ini merupakan turunan dari pengelompokan zona fungsional yang terdiri dari sektor depan dan belakang hotel. Pembagian fasilitas-fasilitas tersebut adalah : Fasilitas pada Sektor Depan Hotel (front of the house) Fasilitas Penerima dan Umum, terdiri dari : - Lobby - Pertemuan - Makan dan Minum - Perawatan Tubuh Fasilitas Penginapan - Cottage Fasilitas Rekreasi - Dapur terbuka - Green House - Toko alat-alat pertanian dan bibit tanaman Fasilitas pada Sektor Belakang Hotel (back of the house) Fasilitas Penunjang - Administrasi - Ruang Istirahat Pegawai - Dapur - Binatu - ME - Area bongkar muat 2

13 Berikut ini tabel pengelompokan fasilitas dan ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Tabel 3.2. Tabel Pengelompokan Fasilitas dan Kebutuhan Ruang Fasilitas Ruang Keterangan Lobby dan Lounge, perpustakaan, Lobby retail, galeri, toilet, wartel, dan agen perjalanan Fasilitas Penerima dan Umum Pertemuan R. Pertemuan,/serbaguna, Foyer, R. Ganti, Toilet, Gudang penyimpanan Makan dan Minum R. Makan Indoor dan Outdoor, tempat cuci tangan, dan toilet Lounge, Loker, R. Ganti, Toilet, R. Perawatan Tubuh Pijat, Sauna, Steambath, Shower, Gudang, R. Perawatan rambut, kuku, dan wajah Fasilitas Penginapan Cottage buah cottage keluarga, buah cottage single Green House, ruang peralatan Berkebun berkebun, ruang obat, toko peralatan pertanian dan bibit tanaman Dapur terbuka, gudang penyimpanan Fasilitas Rekreasi Kelas Memasak alat masak, toilet Outbound Berkebun, Memancing Olahraga Jogging Track, Tennis, Kolam Renang Fasilitas pada Sektor Belakang Hotel (Back of the House) Fasilitas Penunjang Tabel 3.3. Pengelompokan Fasilitas dan Kebutuhan Ruang pada Sektor Belakang Hotel Fasilitas Ruang Keterangan R. GM, R. Ass GM, R. Sekretaris, R. Staff Pemasaran, R. Staff Administrasi Akuntansi, R. Staff Humas, R. Staff Penjualan, R. Personal & training, R. Rapat, R. Arsip, R. Tamu, Gudang, Pantry Istirahat Pegawai R. Istirahat, Loker, Toilet, Musholla, R. Training Chilled food storage, dapur utama, Dapur Dry food storage, dapur kantin, R. Chef, Kantin, Toilet, Gudang alat masak, R. Manajer R. Kabag Binatu, R. Cuci, R. Linen Binatu Kotor, R. Linen Bersih, R. Jahit, ME Gudang Linen, Gudang Seragam Pengolahan Air, R. Genset, Bengkel ME Bongkar Muat barang Area Loading Dock, Gudang Umum, Gudang Furnitur 29

14 Berikut ini adalah tabel kebutuhan dan luas ruang yang dibutuhkan pada perancangan hotel. Perhitungan luas ruang didasarkan pada kebutuhan tiap orang per m 2 dan perkiraan besar furnitur atau benda-benda lain yang akan diletakkan di dalam ruangan. Luas ruangan juga didasarkan pada Literatur Data Arsitek dan Buku Hotel Design and Planning. Sektor Depan Hotel (Front of the House) Fasilitas Penerima dan Umum Tabel 3.4. Kebutuhan dan Luas Ruang pada Fasilitas Penerima dan Umum Ruang a. Lobby b. Lounge c. Perpustakaan d. Minimarket e. Bank & Money Changer f. Galeri dan Gift Shop g. Wartel dan Agen Perjalanan h. Luggage Storage i. Baby Sitting j. Klinik dan Apotek k. Toilet Fasilitas Pertemuan a. Ballroom Foyer b. Ballroom ( 90 orang) c. R. Ganti dan Rias d. Gudang Penyimpanan Jumlah (unit) 2 Keseluruhan 4 Luas/unit (m 2 ) Luas (m 2 ) ,75 32, ,5 7,5 5,5 5, ,9 5, 5,55, 3, 0,2 40,5 35 2,5 0 Keseluruhan 20 40,2 24,2

15 Fasilitas Makan dan Minum a. R. makan indoor (45 orang) b. R. makan outdoor (5 orang) c. Pastry Shop d. Juice bar e. Tempat cuci tangan 2 f. Toilet 4 Keseluruhan Perawatan Tubuh a. lounge b. R. Ganti, Shower, dan Toilet 2 c. R. Pijat 2 d. Gudang e. R. Perawatan rambut, kuku, dan wajah Keseluruhan,9,9 0,,5,5 5 50,2 29,4,2 40, 2,, ,4 22,4 Fasilitas Penginapan Tabel 3.5. Kebutuhan dan Luas Ruang pada Fasilitas Penginapan Ruang Jumlah (unit) Luas/unit (m 2 ) Luas (m 2 ) Kamar Hotel a. Kamar Tidur Standar b. Kamar Tidur Suite Keseluruhan ,4 23,4 Cottage Keluarga a. Kamar Tidur Utama b. Kamar Tidur Anak c. Kamar Mandi Utama d. Kamar Mandi e. Pantry, R. Makan, R. Keluarga 2, Keseluruhan 27 25,4 752,4 3

16 Cottage Single a. Kamar Tidur Utama b. Kamar Mandi Utama Keseluruhan 3, Sektor Belakang Hotel (Back of the House) Fasilitas Penunjang Tabel 3.. Kebutuhan dan Luas Ruang pada Fasilitas Penunjang Ruang Jumlah (unit) Luas/unit (m 2 ) Luas (m 2 ) Administrasi a. R. GM 4 4 b. R. Ass GM 0 0 c. R.Staff Pemasaran d. R.Staff Akuntansi e. R. Staff Humas f. R.Staff Penjualan g. R. Personal & Training h. R. Rapat i. R. Arsip j. R. Tamu,25,25 k. Gudang l. Pantry m. Toilet 2 4,35,7 27,95 25,59 Keseluruhan 53,54 Istirahat Pegawai a. R. Istirahat dan Loker untuk 0 orang b. Toilet c. Musholla 4,5 d. R. Training untuk 50 orang 4,4 4, ,4 27,2 Keseluruhan 3, Dapur a. Chilled Food Storage 32

17 b. Dry Food Storage c. Dapur utama 0 0 d. Dapur Kantin e. R. Chef 2 2 f. Kantin 45, 45, g. Toilet 2 7,5 5 h. Gudang alat 2 2 i. R. Manajer , 45,72 Keseluruhan 274,32 Binatu a. R. Kabag 2 2 b. R. Cuci c. R.Linen kotor 9 9 d. R.Linen Bersih 9 9 e. R.Jahit f. Gudang Linen g. Gudang Seragam 74 4, Keseluruhan, ME a. R. Kabag 2 2 b. R. Kontrol c. R. Pengolahan Air d. R. Genset e. Bengkel ME 72 4,4 Keseluruhan,4 Bongkar Muat Barang a. Area Loading 2 2 b. Gudang Umum c. Gudang Furnitur ,4 Keseluruhan 2,4 33

18 Parkir Tabel 3.7. Kebutuhan dan Luas Ruang pada Parkir No Parkir Jumlah Luas/parkir (m 2 ) Luas (m 2 ). Mobil Pengunjung 2, Mobil Karyawan 9 2,5 2,25 3. Motor Karyawan 20 0,9 9,2 Sirkulasi 20 % Keseluruhan 50,45 0,29 07,74 Keseluruhan Bangunan + Pakir 4733,7m 2 34

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN

BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN BAB V: ANALISA DAN PEMROGRAMAN 5.1. Pemrograman 5.1.1. Kebutuhan Ruang NO RUANG JMLH LUAS SAT LUAS TOTAL STANDART LUAS KAMAR 1 standard/ deluxe 231 28 m2 6.468 2 junior suite 36 45 m2 1.620 3 president

Lebih terperinci

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²)

Jumlah Luasan (m²) Ruang Nama Ruang Kapasitas Standart Kapasitas Sirkulasi. (260m²) 3 Bus. 30 m²/bus. (650 m²) 2.4 Kebutuhan Ruang 2.4.1 Kuantitatif Besarnya ruang dan jumlah ruang diperngaruhi oleh kapasitas dalam ruangan dan jumlah penggunan dalam suatu ruangan. Perhitungan standar besaran ruang diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BISNIS BINTANG 4 5.1. PROGRAM DASAR PERENCANAAN 5.1.1. Program Ruang Tabel 5.1.Rekapitulasi Program Ruang Hotel Bisnis No Ruang Kapasitas Luas KELOMPOK KEGIATAN

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI CIHIDEUNG LEMBANG - JAWA BARAT

HOTEL RESORT DI CIHIDEUNG LEMBANG - JAWA BARAT HOTEL RESORT DI CIHIDEUNG LEMBANG - JAWA BARAT LAPORAN PERANCANGAN AR 40Z0 STUDIO TUGAS AKHIR SEMESTER II TAHUN 2007/2008 SebagaiSebagianPersyaratanUntukMemperolehGelar SarjanaTeknikArsitektur OLEH : ECLESIA

Lebih terperinci

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang

Tabel Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Ruang Sifat Ruang Tabel Analisa Berdasarkan Kegiatan dari Pengguna: Pengguna Kegiatan Sifat Tamu, Check in/check out Recepsionist Publik Administrasi Pusat Informasi Front Office Publik Operator Penitipan Barang Menunggu

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA

BAB III: DATA DAN ANALISA BAB III: DATA DAN ANALISA 3.1. Data Fisik 3.1.1 Lokasi Site Gambar 6 Lokasi Site Makro Gambar 7 Lokasi Site Berdampingan Dengan Candi Prambanan Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 26 Lokasi

Lebih terperinci

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & &

& ><&$& JNWMa Dl KAWASAN W,SATA &m & & & BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Konsep Dasar Untuk menentukan konsep dasar dari perencanaan dan perancangan resort hotel yang memenuhi aspek yang telah digariskan maka perlu adanya

Lebih terperinci

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4

Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Lampiran 4.1 Persyaratan dan Kriteria Hotel Resort Bintang 4 Untuk membangun sebuah Hotel Resort khususnya Bintang 4 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut : 1. Lokasi dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun

LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI Peta Kota Batavia pada tahun LAMPIRAN 1 MORFOLOGI KOTA BATAVIA DARI TAHUN 1627 SAMPAI 1650 Peta Kota Batavia pada tahun 1627-1632 Peta Kota Batavia pada tahun 1635-1650 Sumber: Sejarah Kota Tua, UPT Kota Tua, 2005 LAMPIRAN 2 KEPUTUSAN

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1. Program Ruang Berdasarkan tapak terpilih, dilakukan perhitungan kembali untuk mengoptimalkan jumlah kamar. Perhitungan ini sama seperti perhitungan

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. Tabel luas ruangan bangunan fungsi campuran (mix use building)

DAFTAR LAMPIRAN. Tabel luas ruangan bangunan fungsi campuran (mix use building) 73 DAFTAR LAMPIRAN Tabel luas ruangan bangunan fungsi campuran (mix use building) No. Ruang Zona Jumlah Ruang Luas m 2 1. Ruang GWT Privat 1 59 2. Ruang pompa Pivat 1 59 3. Ruang MADF Privat 1 59 4. Ruang

Lebih terperinci

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat,

BAB II PEMROGRAMAN. Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, BAB II PEMROGRAMAN Perkotaan di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat, khususnya kota Medan. Hal ini terkait dengan berbagai bidang yang juga mengalami perkembangan cukup pesat seperti bidang

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

BAB IV ANALISA PERANCANGAN BAB IV 4.1 Analisa Non Fisik Adalah kegiatan yang mewadahi pelaku pengguna dengan tujuan dan kegiatannya sehingga menghasilkan besaran ruang yang dibutuhkan untuk mewadahi kegiatannya. 4.1.1 Analisa Pelaku

Lebih terperinci

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

sebagai Pengembangan Kawasan Perumahan Graha Candi Golf BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep dan program dasar perencanaan dan perancangan merupakan hasil dari pemikiran menyeluruh, dan berfungsi sebagai penentu desain Garden Apartment

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Program Ruang Tabel 5. 1 Program Ruang No. Kelompok Kegiatan/Ruang Luas KELOMPOK RUANG KEGIATAN PRIVAT 1. Deluxe Room 811,2

Lebih terperinci

KRITERIA PENENTU TIPOLOGI PROPERTI HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO HATTA

KRITERIA PENENTU TIPOLOGI PROPERTI HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO HATTA KRITERIA PENENTU TIPOLOGI PROPERTI HOTEL TRANSIT BANDARA SOEKARNO HATTA Dyah N. 1), Purwanita S. 2) dan Ispurwono S. 3) 1) Department of Architecture, Sepuluh Nopember Institut of Technology Jl. Keputih

Lebih terperinci

Kebutuhan Ruang Ruang Aktifitas

Kebutuhan Ruang Ruang Aktifitas Lampiran I I.I. Kebutuhan Ruang Hotel Beserta Aktifitas Entrance hall Tempat bertemu dan berkumpul Receptionist Checkin dan checkout, memberikan informasi Concierge Pusat informasi Lobby Lounge Tempat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Dasar Pendekatan Metode pendekatan ditujukan sebagai acuan dalam penyusunan landasan perencanaan dan perancangan arsitektur. Dengan metode pendekatan diharapkan

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1. Program Dasar Perencanaan 5.1.1. Tapak Terpilih Berdasarkan komposisi nilai masing masing alternatif tapak, maka tapak terpilih adalah tapak 3. Gambar 5.1

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang Tabel 6.1. Rekapitulasi Program Ruang JENIS RUANG JUMLAH (UNIT) LUAS TOTAL (m 2 ) INDOOR Ruang Kegiatan Hunian

Lebih terperinci

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT HOTEL Program dasar perencanaan dan perancangan resort hotel merupakan sebuah hasil dari kesimpulan menyeluruh dan berfungsi sebagai pemandu desain

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional

BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Program Perencanaan Arsitektur Aspek Fungsional BAB VI LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 1.1. Program Perencanaan Arsitektur 1.1.1. Aspek Fungsional A. Kelompok Pelaku Pelaku yang ada di dalamhotel resort terdiri dari : 1. Tamu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu :

BAB IV ANALISA. Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis. kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : BAB IV ANALISA IV.1. Aspek Non Fisik IV.1.1 Analisa Kegiatan Kegiatan yang terjadi di dalam asrama dibagi berdasarkan pengelompokan jenis kegiatan yang dilakukan oleh pengguna asrama, yaitu : a) Kelompok

Lebih terperinci

BAB 6 LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 6 LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB 6 LANDASAN PROGAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Program Perencanaan Arsitektur 6.1.1 Aspek Fungsional A. Kelompok Pelaku Pelaku yang ada di dalamhotel resort terdiri dari : 1. Tamu menginap

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG

HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG HOTEL RESORT DI KOTA BATU MALANG Nama : Karuna Darani NPM : 24312037 Jurusan : Teknik Arsitektur Skripsi Deskripsi Project Jenis akomodasi yang menyediakan jasa penginapan yang berlokasi di daerah pegunungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISI DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL i iv v BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Tujuan dan Sasaran 3 1.2.1 Tujuan 3 1.2.2 Sasaran 3 1.3 Manfaat 3 1.3.1 Subjektif 3 1.3.2 Objektif 3

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1. Konsep Perencanaan dan Perancangan Topik dan Tema Proyek Hotel Kapsul ini memiliki pendekatan Sustainable Design yang secara lebih fokus menitik beratkan kepada

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS

HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS HOTEL RESORT DI PANTAI MANGGAR BALIKPAPAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR TROPIS Oleh : Dishy Valdhisa Rindani, Titien Woro Murtini, Gagoek Hardiman Pantai Manggar merupakan pantai kebanggaan masyarakat

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL 6.1 Program Dasar Perencanaan 6.1.1 Pelaku Kegiatan Pelaku pelaku yang melakukan aktivitas pada hotel diantaranya adalah : a. Pengunjung Pengunjung hotel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Munculnya hotel-hotel baru bertarif ekonomis (budget) menjadi fenomena baru. Posisinya yang berada antara guest house dan hotel bintang 3 menarik para pebisnis dan

Lebih terperinci

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.. DASAR PENDEKATAN Dasar pendekatan program perencanaan digunakan sebagai acuan dalam menyusun landasan perencanaan dan program perancangan Mountain

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu

TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu TUGAS AKHIR 138 LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Hotel Resort Bintang 3 Di Indramayu Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik Oleh: Wirda

Lebih terperinci

PUSAT SINEMA SIDOARJO

PUSAT SINEMA SIDOARJO PUSAT SINEMA SIDOARJO MAHASISWA : M.ABRAM WAHYU N. NRP : 3207100027 PEMBIMBING : Ir. HARI PURNOMO Mbdg, Sc TEMA : 0ase PUSAT... Yaitu merupakan tempat pemusatan aktifitas atau kegiatan dan fasilitas tertentu

Lebih terperinci

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu

STUDI AKTIVITAS. STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan. Parkir Tamu STUDI AKTIVITAS STUDI AKTIVITAS UMUM PENGUNJUNG / TAMU AKTIFITAS TEMPAT WAKTU KETERANGAN Datang memarkir kendaraan Parkir Tamu Mencari informasi Resepsionis Bebas Insidentil Menunggu Lounge Beristirahat

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1 Desain Kawasan 6.1.1 Rancangan Obyek Dalam Tapak Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena kesesuian dengan fungsi dan kriteria obyek perancangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL.

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN. iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR. xiii DAFTAR TABEL. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL ABSTRAK i ii iii iv v ix xiii xiv BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB V LANDASAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR Landasan dasar program perencanaan dan perancangan ini merupakan suatu kesimpulan dari pembahasan bab-bab sebelumnya yang akan digunakan

Lebih terperinci

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI PULAU SAMOSIR. Kegiatan Privat

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI PULAU SAMOSIR. Kegiatan Privat BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RESORT DI PULAU SAMOSIR 6.1 Program Perencanaan Arsitektur 6.1.1 Aspek Fungsional A. Kelompok Pelaku Pelaku yang ada di dalam hotel resort terdiri dari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. permasalahan yang ada di site sehingga ditemukan alternatif tanggapan yang BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan kajian terhadap kondisi eksisting site dan kemungkinan-kemungkinan desain yang berupa tanggapan perancangan terhadap permasalahan yang ada di

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN Kerangka kajian yang digunakan dalam proses perancangan Hotel Resort Batu ini secara umum, diuraikan dalam beberapa tahap antara lain: 3.1 Pencarian Ide/Gagasan Tahapan kajian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1 Analisis Tapak Analisis tapak merupakan kegiatan analisa terhadap kondisi lingkungan sekitar objek rancangan. 4.1.1 Pemilihan Tapak Perancangan Arboretum Tanaman Hias berada

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.

BAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai. BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik

BAB V KONSEP. V. 1. Konsep Dasar. Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik BAB V KONSEP V. 1. Konsep Dasar Dalam merancang Gelanggang Olahraga di Kemanggisan ini bertitik tolak pada konsep perancangan yang berkaitan dengan tujuan dan fungsi proyek, persyaratan bangunan dan ruang

Lebih terperinci

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut:

BAB 4. Analisa. Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seperti berikut: BAB 4 Analisa 4.1 Analisa Fungsional Berdasarkan studi banding dan studi literatur, dapat disimpulkan beberapa bagian fungsional seti berikut: 1. Fungsi pameran Yaitu fungsi kegiatan yang memtunjukan/memlihatkan

Lebih terperinci

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL

Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL 1. Peraturan Teknis a. Jarak bebas Bangunan Gedung / Industri KDB KLB 3 3 Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan BANGUNAN NON RUMAH TINGGAL GSB GSJ GSJ Intensitas bangunan (KDB/KLB), dimaksudkan agar menjaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung merupakan kota metropolitan dan kota wisata, yang perekonominnya berkembang pesat. Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Kantor Perwakilan Bank

Lebih terperinci

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi

Sampit. Desain Shopping Arcade ini juga merespon akan natural setting, Dalam aktivitas urban, desain Shopping Arcade dapat menjadi ZDhoppinq Arcade Mahendrata - 015 12131 X BAB IV LAPORAN PERANCANGAN 4.1 Perkembangan desain 4.1.1 Kriteria Desain Shopping Arcade Desain Shopping Arcade yang dirancang di kota Sampit ini merupakan suatu

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. mempunyai bagian yang utama untuk dikaji dalam analisi perancangan, yaitu : ruang terbuka yang ada di kawasan tersebut.

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. mempunyai bagian yang utama untuk dikaji dalam analisi perancangan, yaitu : ruang terbuka yang ada di kawasan tersebut. BAB IV ANALISIS PERANCANGAN Analisis perancangan merupakan langkah awal dalam melakukan kajiankajian terhadap kondisi eksisting obyek perancangan dan sekaligus dengan tanggapan dari beberapa alternatif

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA. Kegiatan Bisnis Lobby Kamar Hotel

BAB IV ANALISA. Kegiatan Bisnis Lobby Kamar Hotel BAB IV ANALISA IV.1 Analisa Aspek Manusia IV.1.1 Pelaku, Jenis dan Urutan Kegiatan Di dalam sebuah bangunan Hotel, terdapat 2 jenis pelaku kegiatan yaitu tamu hotel dan pengelola hotel. Kegiatan utama

Lebih terperinci

PERABOT ANAK. Sumber : _ html

PERABOT ANAK. Sumber : _ html LAMPIRAN 200 ANAK Sumber : http://renopia.en.ec21.com/toy_piano_digital_piano_musical-- 3691712_4713603.html Pink : Origin : Korea, Brand : Spendid Junior Coklat : Origin : China, Brand : December Dimensi

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE

HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE HOTEL BAWAH LAUT DI PERAIRAN PULAU MENJANGAN KEPULAUAN KARIMUNJAWA DENGAN PENEKANAN DESAIN HI-TECH ARCHITECTURE Oleh : Abid Saputra Perdana Karimunjawa merupakan salah satu kepulauan di Jawa yang memiliki

Lebih terperinci

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan

Fasilitas Utama. Ruang Perawatan Wajah Ruang Perawatan Tubuh Ruang Perawatan Tangan LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG SEMAKIN BERKEMBANGNYA ZAMAN, PERAN SEORANG WANITA PUN SEMAKIN MENINGKAT, SEHINGGA KEINGINAN UNTUK MERILEKSKAN TUBUHNYA ATAU MEMPERHATIKAN KECANTIKAN DIRINYA SANGAT BESAR.

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa.

Sedangkan dalam tugas akhir ini rest area mempunyai batasan sebagai tempat yang. Semarang dengan melewati rute / daerah pantai utara pulau Jawa. BAB II TINJAUAN UMUM REST AREA DI JALUR PANTURA INDRAMAYU 2.1. Tinjauan Umum 2.1.1. Pengertian Tentang Rest Area Dilihat dari kosakatanya " rest area " mempunyai dua suku kata yaitu " rest " dan " area

Lebih terperinci

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2

RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS. Sirkulasi 60% : 60% X 3622 RUANG SUMBER PERHITUNGAN UNIT LUAS 40 X 2 = 80 M M X 20 = 40 M M 2 RUANG UMUM Ruang informasi DA 2 X 4 = 8 M 2 1 Hall 1,5 X 1000 = 1500 M 2 2 Atm center 1,5 X 10 = 15 M 2 1 Toilet pria DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Toilet wanita DA 1,5 X 10 = 15 M 2 2 Ruang satpam 2 X 3 = 6

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dalam ataupun luar negeri datang untuk menikmati objek-objek wisata tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam objek wisata, seperti pulau-pulau dengan pemandangan pantai yang indah, pegunungan, dan keindahan baharinya.

Lebih terperinci

BATURADEN RESORT, PURWOKERTO TAOFIK HIDAYAH TEKNIK ARSITEKTUR

BATURADEN RESORT, PURWOKERTO TAOFIK HIDAYAH TEKNIK ARSITEKTUR BATURADEN RESORT, PURWOKERTO TAOFIK HIDAYAH 27212294 TEKNIK ARSITEKTUR Dosen Pembimbing : Remigius Hari S.T., M Ars LATAR BELAKANG PROJEK LATAR BELAKANG Purwokerto merupakan salah satu daerah tujuan wisata

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GELANGGANG RENANG 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Dari analisa yang dilakukan dalam Bab V, berikut adalah perhitungan perkiraan kebutuhan besaran

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Desain secara arsitektur organik akan ditonjolkan dalam perencanaan dan perancangan hotel resort ini. Dengan desain tersebut diharapkan dapat menjadikan hotel resort

Lebih terperinci

CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN

CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN CITY HOTEL BINTANG TIGA DI PEKALONGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR MODERN Oleh : Riscky Oktavianto,Edy Darmawan,Hermin Werdiningsih Letak Kota Pekalongan yang strategis berada pada Jalur Pantura

Lebih terperinci

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman

BAB VI HASIL PERANCANGAN. 3. Pembangunan sebagai proses 2. Memanfaatkan pengalaman BAB VI HASIL PERANCANGAN 1.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Eduwisata Kakao di Glenmore Banyuwangi mempunyai dasar tema Arsitektur Ekologis dengan mengacu pada ayat Al-quran. Tema Arsitektur Ekologis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah Indonesia sedang mengembangkan sektor wisata yang terdapat di alam Indonesia untuk menaikan devisa negara. Karena itu pemerintah banyak mengembangkan

Lebih terperinci

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x

Daftar Isi. Kata Pengantar... i Daftar Isi... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel... ix Daftar Diagram... x Daftar Isi Kata Pengantar... i Daftar Isi..... iii Daftar Gambar... vi Daftar Tabel..... ix Daftar Diagram... x BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Rumusan Masalah... 3 1.3. Tujuan...... 3

Lebih terperinci

TUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota

TUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4 SEMESTER B 2014-2015 TUGAS 2 Fungsi Komersial Bercampur (Mixed Commercial Functions) Di Kawasan Konservasi Pada Pusat Kota PENGERTIAN FUNGSI KOMERSIAL BERCAMPUR : Fungsi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka

Lebih terperinci

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan

Bab III. Analisis. Aktivitas yang Dilakukan Ruang 1. Pengunjung. duduk & membaca. mengambil kembali tas & jaket. membeli. makan Bab III. Analisis 3. 1 Analisis Fungsional 3. 1. 1 Program Kegiatan Pada perpustakaan, selain memperhatikan kegiatan manusia diperhatikan pula kegiatan barang. Perpindahan barang, dalam hal ini koleksi

Lebih terperinci

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu

dengan view sungai Serayu sebagai daya tariknya. Resort yang menjadi sarana akomodasi wisata arung jeram memiliki fasilitas penunjang lainnya, yaitu DESAIN PREMIS Resort arung jeram di wisata arung jeram sungai Serayu Banjarnegara dirancang sebagai sarana akomodasi di kawasan tersebut. Potensi alam yang ada berupa sungai Serayu yang memiliki jeram

Lebih terperinci

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N

BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N BAB V K O N S E P P E R A N C A N G A N V.1 Perancangan Siteplan Siteplan massa bangunan berorientasi kepada pantai Selat Sunda dan Gunung Krakatau. Pada siteplan ini jalan utama untuk memasuki kawasan

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1. Program Dasar Perencanaan 6.1.1. Program Ruang KELOMPOK RUANG KEGIATAN PRIVAT 1. Standart Villa 53 m² TOTAL (30 unit villa) 1590m² Deluxe Villa 68 m² TOTAL

Lebih terperinci

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas BAB V KONSEP 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Hotel Resort sebagai Fasilitas Akomodasi Penginapan Kelas Menengah ke Atas Hotel Resort di Pantai Siung menjadi sesuatu yang diperlukan untuk menunjang pariwisata di

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Umum Perancangan Gambar 4. 1 Diagram Ilustrasi Konsep Umum Perancangan Berawal dari komunitas bernama generasi 90-an, muncul sebuah buku ilustrasi populer yang menjadi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN BAB IV: KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep Dasar Perancangan 4.1.1. Konsep Desain Hotel Convention ini memiliki konsep yang berintegritas dengan candi prambanan yang iconik, serta dapat mengedukasikan bagi

Lebih terperinci

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P

mendapat kesepakatan hasil desain. Adapun proyek yang di kerjakan adalah : Perencanaan Layout Furniture, Partition Plan, Door Plan, Floor Plan, Wall P BAB III DATA PROYEK III.1 Data Umum Proyek Dalam melaksanakan kerja praktek, praktikan mendapat kesempatan untuk membantu beberapa proyek yang sedang dikerjakan oleh PT Trijaya Anugrah Kreasi sebagai berikut

Lebih terperinci

SPA Hotel di Semarang

SPA Hotel di Semarang BAB V Program Perencanaan dan Perancangan Proyek 5.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan Spa Hotel di Semarang merupakan suatu perencanaan sarana akomodasi penginapan dengan keunggulan berupa fasilitas

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PROYEK

BAB III PERENCANAAN PROYEK BAB III PERENCANAAN PROYEK 3.2.1 Deskripsi Proyek Judul : Taman Budaya Sunda Lokasi : Wilayah Pasirlayung Cimenyan, Bandung Sifat Proyek : Non Institusional semi komersial Status : Fiktif, dikelola oleh

Lebih terperinci

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang

BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang BAB II Manusia, Aktifitas dan Ruang Setelah mendapatkan data dan menganalisisnya, hal yang kami lakukan selanjutnya adalah merancang program ruang. hal yang pertama yang kami lakukan adalah mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI PROYEK

BAB II DESKRIPSI PROYEK BAB II DESKRIPSI PROYEK 2.1 Umum Proyek ini merupakan proyek fiktif yang diirencanakan pada lahan kosong yang berada di Jalan Soekarno-hatta dan diperuntukan untuk pertandingan renang internasional dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bandung merupakan kota yang sering dijuluki dengan kota paris van java karena banyaknya bangunan-bangunan heritage seperti kota paris dan pertunjukan kesenian atau

Lebih terperinci

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A)

LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) LANDASAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR (LP3A) CITY HOTEL BINTANG 5 DI PALEMBANG (Dengan Penekanan Desain Arsitektur Post-modern Contextualism) TUGAS AKHIR PERIODE 138 Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB 4 PENDEKATAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4.1. PENDEKATAN ASPEK FUNGSIONAL 4.1.1. Studi Pelaku Kegiatan Galeri Batik berskala Kawasan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat kota Pekalongan

Lebih terperinci

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep program dasar perencanaan dan perancangan yang merupakan hasil dari pendekatan perencanaan dan perancangan, yang berupa segala sesuatu mengenai kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI PROYEK

BAB III DESKRIPSI PROYEK 39 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum 1. Lokasi Dalam pemilihan lokasi proyek terdapat beberapa pertimbangan utama yaitu regulasi, analisis visibilitas, dan fasilitas lingkungan. Berikut pertimbangan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1 Konsep Aspek Manusia V.1.1 Pelaku, Karakter dan Kegiatan Terdapat empat jenis pelaku dalam hotel transit dijelaskan dalam tabel perbandingan, diantaranya; Tabel V.1 Pelaku,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Aplikasi Konsep Aplikasi konsep recreative design diaplikasikan pada bentukan masa yang terpisah untuk setiap fungsi yang berbeda. Setiap masa bangunan dipisahkan oleh ruang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014)

BAB IV ANALISIS. Gambar 4.1: Skema analisa fungsi pada Pengembangan Wisata dan Olahraga Paralayang (Sumber: hasil analisis 2014) BAB IV ANALISIS 4.1 Analisis Fungsi Dengan adanya aktivitas yang ada dan membutuhkan berupa sarana prasarana bagi pengguna, sehingga dapat mewadahi seluruh aktivitas pada perancangan ini, pada pembahasan

Lebih terperinci

SMK PARIWISATA DI KOTA PEMALANG

SMK PARIWISATA DI KOTA PEMALANG SMK PARIWISATA DI KOTA PEMALANG Oleh : Purdyah Ayu K. Putri, Eddy Hermanto, Totok Roesmanto Dalam standar sarana dan prasarana pendidikan, gedung sekolah merupakan hal yang sangat menentukan dan berpengaruh

Lebih terperinci

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK)

LEISURE AND CULTURE PARK DI TASIKMALAYA BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN REKREASI DAN BUDAYA (LEISURE AND CULTURE PARK) 5.1 Program Dasar Perencanaan 5.1.1 Program Ruang Berikut adalah table pendekatan kapasitas ruang,

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Indonesia adalah salah satu tujuan wisata yang cukup diminati oleh wisatawan mancanegara, bukan saja karena Indonesia memiliki kekayaan alam yang banyak,

Lebih terperinci

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG TINJAUAN UMUM PROYEK II.1 GAMBARAN UMUM PROYEK II.1.1 TINJAUAN PROYEK Judul Proyek : Hotel Resort di Dago Giri, Bandung, Indonesia Tema : Arsitektur Hijau Lokasi : Jl.Dago Giri, Bandung, Indonesia KDB

Lebih terperinci

Minggu 2 STUDI BANDING

Minggu 2 STUDI BANDING 1 Minggu 2 STUDI BANDING TUJUAN Tujuan dari Studi Banding adalah belajar dari karya-karya arsitektur terdahulu menganalisis dan mengevaluasi kelebihan dan kekurangannya. Dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur,

Lebih terperinci

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR 6.1 Perencanaan 6.1.1 Program Ruang A. Berdasarkan Kelompok Ruang Pada gedung paviliun II garuda RSUP Dr. Kariadi, ruang-ruang dibuat sesuai No. dengan

Lebih terperinci

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO

BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO BOUTIQUE HOSTEL DI SOLO Oleh: Nurindah Khusnul Irfani, Resza Riskiyanto, Djoko Indrosaptono Dalam beberapa waktu terakhir, tren generasi muda untuk berwisata secara backpacking semakin meningkat. Kota

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan BAB IV ANALISIS PERANCANGAN 4.1Analisis Analisis fungsi digunakan untuk mengetahui fungsi-fungsi apa saja yang akan diwadahi pada obyek Pusat Pengembangan Seni Karawitan agar diketahui segala kebutuhannya.

Lebih terperinci

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR I DESTI RAHMIATI, ST, MT HUBUNGAN ANTARA PENDEKATAN & PROGRAM BAB III PENDEKATAN PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 1. PENDEKATAN PERENCANAAN

Lebih terperinci