PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia
|
|
- Yandi Halim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENYETARAAN HASIL UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PENDAHULUAN Pendidikan nasional diselenggarakan dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia untuk mendukung pembangunan nasional. Peningkatan kualitas pendidikan nasional merupakan syarat mutlak untuk menghadapi era globalisasi abad 21. Peranan pendidikan dalam menentukan kemajuan bangsa telah diakui seluruh umat manusia. Kemajuan bangsa sangat ditentukan oleh keberhasilan dalam pendidikan. Negara-negara maju umumnya memiliki sumber daya manusia terampil untuk mengolah sumber daya yang ada untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Negara maju dengan kualitas pendidikan tinggi sebagai hasil pendidikan telah menghasilkan generasi inovatif dan kreatif yang dibutuhkan untuk mendukung atau meningkatkan hasil pembangunan. Kualitas pendidikan sangat ditentukan oleh kualitas interaksi tiga komponen yaitu tujuan pendidikan, pembelajaran, dan penilaian (Muslich, 2011). Tujuan pendidikan dirumuskan dalam kurikulum yang dijabarkan dalam rencana program pembelajaran. Dalam rencana tersebut dijabarkan tujuan pendidikan ke dalam tujuan pembelajaran dengan konten mata pelajaran. Hal yang diprogramkan, itulah yang diajarkan atau dialihkan pendidik kepada peserta didik, yang disebut pembelajaran. Pembelajaran merupakan interaksi pendidik dengan peserta didik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Untuk mengetahui capaian peserta didik dalam pembelajaran dilakukan penilaian. Hasil penilaian menunjukkan capaian peserta didik pada tujuan pembelajaran yang dirumuskan. Bila capaian penilaian memuaskan maka proses pembelajaran dapat dilanjutkan sedaangkan bila belum maka dilakukan proses pembelajaran ulang atau remedial. Hasil penilaian dikomunikasikan kepada peserta didik atau pihak lain yang berkepentingan. Dengan cara tersebut para pihak, mengetahui kemajuan belajar peserta didik dan dapat diambil tindakan untuk perbaikan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Ketiga komponen pendidikan tersebut saling berkait dan berkontribusi dalam peningkatan hasil pembelajaran di satuan pendidikan. Komponen tersebut dapat saling memberi informasi sehingga pembelajaran berhasil dengan baik. Untuk mengukur hasil pembelajaran dilakukan penilaian internal dan eksternal (Nitko dan Susan, 2011). Penilaian internal dilakukan oleh pendidik dalam bentuk ujian harian, ujian tengah semester; ujian akhir semester, dan ujian kenaikan kelas. Penilaian eksternal dilakukan oleh pihak luar atau pemerintah dalam bentuk ujian sekolah, ujian nasional, atau survei. Kedua bentuk penilaian saling melengkapi dan menguatkan hasil penilaian internal (Hadiana, 2012). Hasil penilaian yang dilakukan pendidik selama proses pembelajaran 1
2 kurang dipercayai oleh berbagai kalangan sehingga perlu penilaian ekternal. Dengan demikian hasil penilaian internal dikuatkan oleh penilaian pemerintah atau eksternal. Penilaian akhir yang dilakukan pemerintah khusus di sekolah dasar, dewasa ini disebut Ujian sekolah/madrasah (US/M), sebagai kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan lokal sesuai dengan standar kompetensi lulusan. US/M diselenggarakan pada sekolah dasar, madrasah ibtidaiyah, sekolah dasar luar biasa, pusat kegiatan belajar masyarakat, sanggar kegiatan belajar, pondok pesantren salafiyah. Ujian sekolah dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi dan untuk menggambarkan pencapaian tujuan pembelajaran (Purwati, 2009). Tujuan ujian akhir yaitu untuk memeroleh gambaran perkembangan kompetensi peserta didik selama masa pendidikan dan digunakan sebagai dasar untuk penentuan kelulusan atau hasil belajar peserta didik (Putra, 2013). Ujian akhir khususnya di SD sudah ada sejak Indonesia merdeka sampai sekarang. Pada awalnya disebut Ujian Negara, Ujian Sekolah, Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional (Ebtanas), Ujian Sekolah, Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN), Ujian Nasional, dan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M). Setiap bentuk ujian tersebut memiliki perbedaan utama dalam proses penyusunan bahan ujian, penggandaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan hasil ujian (Pakpahan, 2015). US/M yang dilaksanakan sekarang merupakan kelanjutan UASBN menjadi Ujian Nasional dan US/M. UASBN dan Ujian Nasional mengujikan mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA sedang US/M mengujikan seluruh mata pelajaran termasuk Muatan Lokal. Berdasarkan uraian tersebut, yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah yaitu tentang prosedur penyiapan bahan US/M, dan nilai hasil US/M di sekor di setiap provinsi serta nilai tersebut disetarakan hingga diperoleh nilai nasional. Nilai yang dihasilkan provinsi belum dapat diperbandingkan hingga perlu dilakukan penyetaraan dan hasil tersebut dapat dijadikan sebagai patokan dalam pemetaan mutu sekolah dasar/madrasah melalui hasil US/M. Tujuan kajian yaitu untuk mengkaji prosedur penyiapan bahan US/M, mendeskripsikan skor US/M yang dilakukan setiap provinsi, dan mendeskripsikan nilai capaian peserta US/M. Pembahasan dalam makalah ini menyangkut pengukuran pencapaian seluruh kompetensi dari kelas empat hingga kelas enam pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). US/M ditinjau dari segi penyiapan bahan dan pelaksanaan US/M dapat dikategorikan sebagai ujian nasional SD. Pemerintah turut menyiapkan kisi-kisi, soal 25%, dan penyiapan naskah 75% dibantu oleh Kementerian melalui Puspendik serta proses-proses selanjutnya 2
3 dilaksanakan oleh dinas pendidikan provinsi atau kabupaten/kota. Kemeterian menetapkan aturan yang berkaitan dengan penyelenggaraan US/M. Hasil US/M digunakan untuk: 1) penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan; 2) pertimbangan seleksi masuk satuan pendidikan berikutnya; 3) pemetaan mutu satuan pendidikan; dan (4) pembinaan dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan (Kemdikbud, 2015). Hasil US/M digunakan satuan pendidikan penentuan kelulusan, dinas pendidikan kabupaten/kota sebagai alat seleksi masuk ke jenjang SMP, Kementerian sebagai bahan pemetaan mutu pendidikan khusu untuk SD/MI. Agar hal itu dapat dilakukan maka hasil US/M perlu dilakukan penyetaraan sehingga hasil US/M berada dalam satu skala nasional. METODOLOGI Metodologi dalam makalah ini dimaksudkan sebagai cara yang dilakukan untuk mengolah data dan menyetarakan hasil nilai tiga mata pelajaran dari seluruh Indonesia. Pengolahan data digunakan analisis diskriptif, digunakan untuk memeroleh perbandingan hasil nilai tiap provinsi dan analisis inferensial untuk melihat kaitan tingkat kesukaran soal antar wilayah dan penyetaraan antara wilayh. Data atau nilai tiga mata pelajaran yang sudah ditetapkan nilainya oleh dinas pendidikan provinsi diolah kembali dengan memasukkan data measure soal linking (25%). Proses penyetaraan nilai atau skor provinsi digunakan softwere WINSTEP sehingga hasilnya nilai atau skor nasional untuk tiap mata pelajaran. Melalui analisis ini nilai antar provinsi dapat diperbandingkan dan digunakan sebagai bahan pemetaan mutu sekolah dasar. HASIL DAN PEMBAHASAN Penyiapan bahan US/M meliputi penyusunan kisi-kisi, penulisan soal, perakitan soal, pencetakan tes, dan pendistribusian tes. Kisi-kisi dan soal 25% sebagai soal linking disiapkan oleh Kemdikbud dan soal 75% disusundinas pendidikan provinsi dengan melibatkan guru mata pelajaran dari setiap kabupaten/kota. Bentuk soal yang disusun yaitu soal pilihan ganda sejumlah tiga paket naskah (ujian utama, ujian susulan, dan ujian cadangan). Bahan ujian digandakan pemda provinsi dan bahan ujian didistribusikan langsung ke titik simpan akhir yang ditentukan oleh satuan pendidikan. Pola distribusi bahan ujian yaitu percetakan ke dinas pendidikan provinsi, ke kabupaten/kota dan titik simpan akhir (kecamatan). Pelaksanaan ujian dilaksanakan satu mata pelajaran setiap hari dan proses penyelenggaraan Ujian Sekolah mengikuti pelaksanaan ujian standar. Bahan ujian digandakan sejumlah peserta US/M dan menempuh satu paket tes dalam satu ruang ujian. Hal ini memungkinkan peserta ujian saling 3
4 kerja sama atau pihak lain mudah menyebarkan jawaban. Perlu dipikirkan agar dalam satu ruang ujian menggunakan dua atau lebih paket tes sehingga menyulitkan peserta untuk saling kerja sama maupun upaya penyebaran jawaban. Hasil pekerjaan siswa dikumpulkan tingkat kecamatan atau ada yang diantar langsung ke dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dipindai. Proses pengiriman dilakukan sesuai dengan kesepakatan panitia kabupaten/kota dengan sekolah penyelenggara. Hasil pemindaian pekerjaan peserta US/M dikirimkan ke dinas provinsi untuk di skor. Hasil penskoran oleh provinsi dikirimkan ke dinas kabupaten/kota hingga ke satuan pendidikan. Hasil penskoran ini digunakan untuk menentukan nilai capaian peserta US/M dan belum diolah dengan data soal linking. Sesuai dengan fungsi soal linking, seharusnya soal linking harus diolah sehingga diperoleh skala soal US/M dalam skala nasional. Dengan skala tersebut, maka hasil US/M dapat diperbandingkan antar satuan pendidikan secara nasional. Perbandingan kemampuan peserta US/M dengan tampak pada Gambar 1, menunjukkan kemampuan peserta US/M dengan kemampuan atau tingkat kesukaran dari soal yang disusun oleh guru di setiap provinsi. Gambar tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal yang diujikan di bawah kemampuan peserta US/M. Artinya secara keseluruhan materi US/M sudah dipelajari siswa peserta USM. Berikut gambaran kemampuan peserta US/M dibandingkan kemampuan atau tingkat kesukaran soal US/M. Person - MAP - Item 3 +.#. T.##.### 2.#### +.##### S.#######.#######.#######.############ M T I ########## + I0007 I0045.##### I0046 I0047.####### S I0003 I0006 I0014 I0019 I0048 I0049.##### S I0015 I0016 I0017.#### I0028 I0030 I0037.## I0008 I0023 I0033 I # +M I0010 I0011 I0012 I0034 I0038 I0039. T I I0025 I0032 I0036 I0040 I0044 I0050. I0029 I0031 I0035. I0004 I0005 I0018 I0026 I0042. S I0022 I0027. I I0041. T I0024. I0001 I0002 4
5 Gambar 1. Perbandingan kemampuan US/M dengan Tingkat kesukaran soal Bahasa Indonesia Person - MAP - Item 4.# +.### 3.### T+.####.#### 2.##### S+.#####.#.######.######.#######.####### 1.####### M+T I0020.#######.############ I0013 I0023 I0027 I0031.####### I0005 I0015 I0024 I0030.####### S.##### I0021 I0022 I0025 I0026 I0028.######### I0002 I0004 I0008 I #### +M I0009 I0018.###### S I0010 I0011 I0014 I0016 I0017 I0032.## I0012 I0029 I0036 I0039.## S.## I0003 I0037 I0038.### I0006 I0007.# I # T I0001 I0034 Gambar 2. Perbandingan kemampuan US/M dengan Tingkat kesukaran soal Matematika Gambar 2 menunjukkan kemampuan peserta US/M secara rata-rata di atas kemampuan atau tingkat kesukaran dari soal yang disusun oleh guru di setiap provinsi. Artinya secara keseluruhan materi US/M sudah dipelajari siswa peserta US/M. Berikut gambaran kemampuan peserta US/M dibandingkan kemampuan atau tingkat kesukaran soal US/M IPA. Person - MAP - Item 4. +.#.## 3. +.###.#####.##### 2. S+.#######.#######.######## I0017.######## M T.######## 1.####### + I0027 I0037.############ I0003 I0018 I0020.###### I0019.##### S I0029.#### S I0009 I0011 I0021.#####.## I0006 I0008 I0016 I # +M I0004 I0012 I0014 I0032 I0034 I0038.# I0001 I0010 I0030 I0035 I0040.# I0022 I0024 I0036. T I0002 I0015 I0026 I0028. S I0007. I I0025 I0031 5
6 . T I0013. I Gambar 3. Perbandingan kemampuan US/M dengan Tingkat kesukaran soal IPA Gambar 3 menunjukkan kemampuan peserta US/M secara rata-rata di atas kemampuan atau tingkat kesukaran dari soal yang disusun oleh guru di setiap provinsi. Artinya secara keseluruhan materi US/M sudah dipelajari siswa peserta USM. Hasil analisis soal yang ditemukan beberapa hal bermasalah tentang soal yang terlalu sukar dan mudah, dari indikator yang sama namun tingkat kesukaran tidak sama, indikator sama namun menghasilkan soal yang berbeda, dan tidak ditemukan kunci. Berikut contoh soal yang terlalu sukar dan mudah: Tingkat kesukaran soal tidak sama Measure :
7 Measure : Perbedaan soal dengan indicator yang sama Measure :
8 Measure : Perbedaan tingkat kesukaran dengan soal yang sama Measure: Measure : Indikator sama denga soal yang berbeda Measure :
9 Measure : Soal yang kurang baik Alasan: tidak ada kunci jawaban Provinsi 02 Paket 02 No. 10 9
10 Alasan : Kunci jawaban ganda Provinsi 25 No. 27 Alasan : Soal tidak lengkap (tidak ada gambar) Hasil pekerjaan peserta ujian untuk tiga matpel dikumpulkan di dinas pendidikan kabupaten/kota untuk dipindai (scan) sedang hasil pekerjaan peserta ujian matpel lain ada di tingkat satuan pendidikan penyelenggara ujian untuk dikoreksi. Hasil pemindaian tiga matpel yang dilakukan dinas kabupaten/kota dikirimkan ke provinsi untuk di skor. Untuk itu, dinas pendidikan provinsi sebelum melakukan penskoran hasil ujian, lebih dulu mendapatkan kunci jawaban soal linking dari Kemdikbud. Hasil penskoran ujian sekolah yang dilakukan dinas pendidikan provinsi dikirimkan ke dinas pendidikan kabupaten/kota selanjutnya ke satuan pendidikan. Berikut hasil penskoran yang dilakukan oleh dinas pendidikan provinsi secara berturut-turut diuraikan dari mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. 10
11 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10, Gambar 1. Hasil Penskoran Bahasa Indonesia Oleh Dinas Provinsi Gambar 1 menunjukkan capaian nilai Bahasa Indonesia yang diolah provinsi. Berikut lima provinsi dengan nilai tertinggi yaitu di provinsi (4) DI Yogyakarta, (3) Jawa Tengah, (1) DKI Jakarta, (8) Sumatera Barat, dan (16) Kalimantan Timur. Sedangkan capaian lima provinsi terendah yaitu (13) Kalimantan Barat, (18) Sulawesi Tengah, (77) Sumatera Utara, (33) Papua Barat, dan (34) Kalimantan Utara. Utara Nilai olahan provinsi cenderung tinggi antar provinsi dan batas bawah sekitar ,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10, Gambar 2.. Hasil Penskoran Matematika Oleh Dinas Provinsi Pada Gambar 2 tampak capaian nilai Matematika yang diolah provinsi. Lima wilayah dengan nilai tertinggi di provinsi (32) ( Sulawesi Barat, (22) Bali, (3) Jawa Tengah, (1) DKI Jakarta, dan (8) Sumatera Barat. Barat Sedangkan capaian lima provinsi terendah yaitu (25) Papua, (13) Kalimantan Barat, (16 16) Kalimantan Timur, (15)) Kalimantan Selatan, dan (31) Kepulauan Riau. 11
12 Hasil olahan nilai provinsi tampak tinggi-tinggi tinggi tinggi di seluruh provinsi dan tampak mata pelajaran ini mudah bagi peserta sehingga capaian maksimal ,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10, Gambar 3.. Hasil Penskoran IPA Oleh Dinas Provinsi Gambar 3 menunjukkan nilai tertinggi IPA secara berturut-turu dicapai oleh provinsi (4) DI Yogyakarta, (5) Jawa Timur, (22) Bali, (16) Kalimantan Timur, (26) Bengkulu Bengkulu, (31) Kepulauan Riau. Sedangkan capaian lima provinsi terendah yaitu (25) Papua, (2 (27) Maluku Utara, (13) Kalimantan Barat,, (23) ( Nusa Tenggara Barat, (17) Sulawesi Utara Utara. Hasil olahan nilai disetarakan dengan data measure soal linking yang 25% dari pusat dan berikut measure soal linking antar provinsi Gambar 4. Sebaran measure soal Bahasa Indonesia Gambar 4 menunjukkan sebaran measure soal Bahasa Indonesia secara nasional. Measure bergerak dari -5,23 5,23 (soal nomor 2) hingga 6,19 (soal (soal nomor 46). Soal dengan measure lima tertinggi nomor 46, 14, 17, 49, dan 30. Sedangkan lima soal dengan measure terendah yaitu nomor 2, 27, 25, 1, dan 50. Ada juga soal dengan measure di bawah 0,0 yaitu nomor 1, 2, 21, 22, 24, 41, dan 42. Pada gambar tersebut ada rentang measure soal yang terlalu besar seperti
13 Gambar 5. Sebaran measure soal Matematika Gambar 4 menunjukkan sebaran measure soal Matematika secara nasional. Measure bergerak dari -4,45 4,45 (soal nomor 34) hingga 11,12 (soal nomor 2). Soal dengan measure lima tertinggi nomor 2, 20, 30, 27, 27 dan 40. Sedangkan lima soal dengan measure terendah yaitu nomor 34, 1, 35, 36, dan 6.. Ada juga soal dengan measure di atas 0,0 yaitu nomor 13, 17, 20, 22, 23, 25, 26, 28, dan 31. Pada gambar tersebut ada rentang measure soal yang terlalu besar seperti Gambar 6. Sebaran measure soal IPA Gambar 6 menunjukkan sebaran measure soal IPA secara nasional. Measure bergerak dari -3,40 (soal nomor 30)) hingga 4,22 (soal nomor 24). Soal dengan measure lima tertinggi nomor 24, 26, 36, 10, dan 9.. Sedangkan lima soal dengan measure terendah yaitu nomor 30, 8, 35, 32, dan 2.. Ada juga soal dengan measure di atas 0,0 yaitu nomor 3,, 17, 27, sedangkan di bawah measure 0,0 yaitu nomor 5, 13, dan 31. Pada gambar tersebut ada rentang measure soal yang terlalu besar seperti 24 dan
14 Berikut ini gambaran perbandingan antara nilai soal linking dengan non linking sebagai berikut: Rata Anchor Rata non Anchor Gambar 7. Sebaran Nilai Soal Linking dan soal Non Linking Bahasa Indonesia. Gambar 7 menunjukkan sebaran nilai soal linking dan soal non linking tiap provinsi mata pelajaran Bahasa Indonesia. Nomor soal linking Bahasa Indonesia yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 41, 42, dan 45 sedangkan nomor lainnya disebut soal non linking. Capaian nilai linking tertinggi Bahasa Indonesia yaitu provinsi (4) DI Yogyakarta, (5) Jawa Timur, (8) Sumatera Barat, (3) Jawa Tengah, (22) Bali dan terendah di provinsi (25) Papua, (27) Maluku Utara, (23) Nusa Tenggara Barat, (33) Papua Barat, dan (32) Sulawesi Barat. Capaian nilai non linking tertinggi Bahasa Indonesia yaitu provinsi (4) DI. Yogyakarta, (5) Jawa Timur, (8) Sumatera Barat, (3) Jawa Tengah, dan (22) Bali dan terendah di provinsi (25) Papua, (27) Maluku Utara, (23) Nusa Tenggara Barat, (33) Papua Barat, dan (32) Sulawesi Barat Rata Anchor Rata Non Anchor Gambar 8. Sebaran Nilai Soal Linking dan soal Non Linking Untuk Matematika. Gambar 8 menunjukkan sebaran measure soal linking dan non linking tiap provinsi mata pelajaran Matematika. Nomor soal linking Matematika yaitu nomor 2, 4, 8, 13, 20, 22, 26, 31, 32, dan 37 sedangkan nomor lainnya disebut soal non linking. Capaian nilai linking tertinggi Matematika yaitu provinsi (22) Bali, (7) Sumatera Utara, (2) Jawa Barat, (19) 14
15 Sulawesi Selatan, (30) Banten, Banten dan terendah di provinsi (13) Kalimantan Barat Barat, (34) Kalimantan Utara, (25)) Papua, (15) ( Kalimantan Selatan, dan (27) Maluku Utara Utara. Capaian nilai soal non linking tertinggi Matematika yaitu provinsi (22) Bali, (7) Sumatera Utara, (2) Jawa Barat, (19) Sulawesi Selatan, (30) Banten,, dan terendah di provinsi ((13) Kalimantan Barat, (34) Kalimantan Utara,, (25) ( Papua, (15) Kalimantan Selatan, dan (27 27) Maluku Utara Rata Anchor Rata Non Anchor Gambar 9. Sebaran Measure Soal Linking Dan Non Linking Untuk IPA. Gambar 7 menunjukkan sebaran measure soal linking dan non linking tiap provinsi mata pelajaran IPA. Nomor soal linking IPA yaitu nomor 3, 5, 7, 13, 17,, 21, 25, 27, 31, dan 38 sedangkan nomor lainnya disebut soal non linking. Capaian nilai linking tertinggi IPA yaitu provinsi (4) DI Yogyakarta, (22) Bali, (3) Jawa Tengah, (5) Jawa Timur, (19) Sulawesi Selatan, dan terendah di provinsi (25) Papua, (27) Maluku Utara, (33) Papua Barat, ((13) Kalimantan Barat,, dan (34) Maluku Utara. Utara Capaian nilai non linking tertinggi IPA yaitu provinsi (4) DI Yogyakarta, (22) Jawa Barat, (5) Jawa Timur, (16) Kalimantan Timur Timur, dan (7) Sumatera Utara, dan terendah di provinsi (27) ( Maluku Utara, (25) Papua Papua, (17) Sulawesi Utara, (13) Kalimantan Barat,, dan (32) ( Sulawesi Barat. 100,0 80,0 60,0 40,0 20, Gambar 10. Hasil Penyetaraan yetaraan Bahasa Indonesia 15
16 Gambar 11 menunjukkan nilai penyetaraan tertinggi Bahasa Indonesia secara berturutturut dicapai oleh provinsi (4) DI Yogyakarta, (1) DKI Jakarta, (3) Jawa Timur Timur, (8) Sumatera Barat, (16) Kalimantan Timur. Timur Sedangkan capaian lima ma provinsi terendah yaitu ((18) Sulawesi Tengah, (13) Kalimantan Barat, Barat (33) Papua Barat, (27) Maluku Utara. Dalam penyetaraan paket yang dijadikan titik nol adalah DI Yogyakarta, oleh karenanya tampak paling tinggi. 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10, Gambar 11. Hasil Penyetaraan yetaraan Matematika Gambar 11 menunjukkan nilai penyetaraan tertinggi Matemika dicapai oleh provinsi (11) Sumatera Selatan, (3) Jawa Timur, (1) DKI Jakarta, (21) Maluku Maluku, (5) Jawa Timur. Sedangkan capaian lima provinsi terendah yaitu (4) ( DI Yogyakarta, (11) Sumatera Selatan, (18) Sulawesi Tengah, (25)) Papua, (31) ( Kepulauan Riau. 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0 10, Gambar 12. Hasil Penyetaraan IPA Gambar 12 menunjukkan nilai penyetaraan tertinggi IPA dicapai oleh provinsi ((4) DI Yogyakarta, (28) Bangka Belitung, Belitung (34) Kalimantan Utara, (22) Bali, (16) Kalimantan Timur Timur. Sedangkan capaian lima provinsi terendah yaitu (25) ( Papua, (27) Maluku Utara Utara, (33) Papua Barat, (18) Sulawesi Tengah, dan (5) Jawa Timur. 16
17 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0-10, Gambar 13. Perbandingan rbandingan Nilai Provinsi dan Penyetaraan Bahasa Indonesia Gambar 13 menunjukkan perbandingan nilai provinsi dengan nilai hasil penyetaraan Bahasa Indonesia. Indonesia Secara keseluruhan nilai yang diskor oleh provinsi menurun dengan nilai setelah disetarakan dengan data soal linking. Pada awalnya (raw)) nilai tertinggi terdapat di provinsi (4) DI Yogyakarta, 94, setelah disetarakan (equated equated) menjadi 75,17, nilai ilai terendah terdapat di provinsi (27) Maluku Utara, 36, disetarakan menjadi 37,6. Sedangkan nilai tertinggi setelah diseterakan di provinsi (4) DI Yogyakarta 75,17 dan terendah di provinsi (18) Sulawes i Tengah 34,81. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai tertinggi oleh provinsi dan disetara disetarakan an tetap terdapat di DI Yogyakarta sementara nilai terendah setelah disetarakan terjadi erjadi perubahan dari Maluku Utara ke Sulawesi Tengh. Konsekuensi dari perubahan ini maka nilai capaian harusnya 17
18 berubah setelah nilai provinsi ke nilai nasional. Untuk melihat gambaran perbedaan rata-rata nilai provinsi dengan nilai penyetaraan sebagai berikut. 81, , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Gambar 14. Perbandingan Nilai Rata-rata Provinsi dan Nilai Rata-rata Penyetaraan Bahasa Indonesia Gambar 14 menunjukkan bahwa perbandingan nilai rata-rata provinsi dengan nilai rata-rata nilai equated Bahasa Indonesia. Provinsi yang mengalami perubahan rata-rata tertinggi di provinsi dan nilai rata-rata equated terdapat di provinsi (30) Banten 25,87 (awal 77,7 dan akhir 51,8), (awal 75,3 da akhir 50,6), (29) Gorontalo, 24,80 (awal 71 dan akhir 46,2), (11) Sumatera Selatan, 24,7 (awal 75,3 dan akhir 50,6), (10) Jambi, 24,47 (awal 73 dan akhir 48,6), dan (19) Sulawesi Selatan, 24,45 (awal 72,5 dan akhir 48). Sedangkan provinsi yang mengalami 18
19 penurunan rendah yaitu provinsi (13) Kalimantan Barat, 19,09 (awal 63,2 dan akhir 44,1), (4) DI Yogyakarta, 20,12, (awal 81, 2, da akhir 61,1), (23) Nusa Tenggara Barat, 20,14 (awal 66,1 dan akhir 46,5), dan (27) Maluku Utara, 20,22 (awal 63,9 dan akhir 43,7). 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0-10, Gambar 15. Perbandingan Nilai Provinsi dan Penyetaraan Matematika Gambar 15 menunjukkan perbandingan nilai provinsi dengan nilai hasil penyetaraan Matematika Matematika.. Secara keseluruhan nilai yang diskor oleh provinsi menurun dengan nilai setelah disetarakan dengan data soal linking. Pada awalnya (raw)) nilai tertinggi terdapat di provinsi (22) ( Bali, 75,78, disetarakan (equated) menjadi 49,31 31 dan nilai terendah di provinsi (13) Kalimantan Barat, 52,67 disetarakan menjadi 46,80. Nilai hasil penyetaraan tertinggi di provinsi (4) DI Yogyakarta Yogyakarta, 96,21 dan nilai terendah di provinsi (20) Sulawesi Tenggara, Tenggara 45,44. Hasil penyetaraan 19
20 atau nilai rata-rata setelah disetarakan maka hasil U/SM mengelompok di nilai sekitar 50. Perbandingan nilai secara rata-rata lebih jelas tampak pada gambar , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Gambar 16. Perbandingan Nilai Rata-rata Provinsi dan Nilai Rata-rata Penyetaraan Matematika Gambar 16 menunjukkan bahwa perbandingan nilai rata-rata provinsi dengan nilai rata-rata nilai equated Matematika. Provinsi yang mengalami perubahan rata-rata tertinggi di provinsi dan nilai rata-rata equated terdapat di provinsi (22) Bali, 26,47 (awal 75,78 dan akhir 49,31), (20) Sulawesi Tenggara, 25,09, (awal 69,88 dan akhir 44,79), (07) Sumatera Utara 24,67, (awal 72,31, dan akhir 47,64), (5) Jawa Timur, 20
21 24,04 (awal 70,44 dan akhir 50,40), dan (3) Jawa Barat Barat, 23,08 (awal 72,58 dan akhir 49,50). ). Sedangkan provinsi provi yang mengalami penurunan rendah yaitu provinsi (25) Papua, 5,49 (awal 50 50,41 dan akhir 44,92), (13) Kalimantan Barat, 5,87, (awal 52,67,, da akhir 46,80), (34) Kalimantan Utara, 7,01 (awal 53,60 dan akhir 46,59), (15) Kalimantan Selatan Selatan, 7,48 (awal 53,28 dan akhir 45,80), dan (11 11) Sumatera Selatan, 7,89 (awal 61,96 dan akhir 54,17). 100,0 90,0 80,0 70,0 60,0 50,0 40,0 30,0 20,0-10, Gambar 17. Perbandingan nilai rata provinsi dan Hasil Penyetaraan IPA
22 Gambar 17 menunjukkan perbandingan nilai provinsi dengan nilai hasil penyetaraan IPA. Secara keseluruhan nilai yang diskor oleh provinsi menurun dengan nilai setelah disetarakan dengan data soal linking. Pada awalnya (raw) nilai tertinggi terdapat di provinsi (4) DI Yogyakarta, 86,48, dan setelah disetarakan (equated) menjadi 71,62 dan nilai tertinggi setelah disetarakan terdapat di provinsi DI Yogyakarta. Sedangkan nilai terendah terdapat di provinsi (25) Papua, 22,5, menjadi 38,49 terdapat di provinsi DI Yogyakarta. Nilai provinsi terendah Hasil penyetaraan atau nilai setelah disetarakan maka hasil U/SM mengelompok di nilai sekitar 50. Perbandingan nilai secara rata-rata lebih jelas tampak pada gambar , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Gambar 18. Perbandingan Nilai Rata-rata Provinsi dan Nilai Rata-rata Penyetaraan IPA Gambar 18 menunjukkan bahwa perbandingan nilai rata-rata provinsi dengan nilai rata-rata nilai equated IPA. Provinsi yang mengalami perubahan rata-rata tertinggi di provinsi dan nilai rata-rata equated terdapat di provinsi (5) Jawa Timur, 25,54 (awal 77,38 dan akhir 49,89), (11) Sumatera Selatan, 25,15 (awal 72,42 dan akhir 47,27), (20) Sulawesi Tenggara, 24,83 (awal 72,96 dan akhir 48,13), (18) Sulawesi Tengah, 22
23 23,54 (awal 68,48 dan akhir 48,99), dan (29) Sulawesi Selatan, 23,66 (awal 71,64 dan akhir 47,93). Sedangkan provinsi yang mengalami penurunan rendah yaitu provinsi (28) Bangka Belitung, 7,69 (awal 69,47 dan akhir 61,78), (34) Kalimantan Utara, 8,34, (awal 66,41 dan akhir 58,06), (21) Maluku, 11,49 (awal 69,58 dan akhir 58,09), (25) Papua, 12,71 (awal 54,88 dan akhir 42,17), dan (11) Sumatera Selatan, 13,34 (awal 68,46 dan akhir 55,12). 23
24 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Pelaksanaan US/M dilakukan selama tiga hari dengan jadwal satu mata pelajaran setiap hari ujian. Untuk mendukung pelaksanaan Pemerintah menyiapkan kisi-kisi dan soal linking 25% dan 75% soal disiapkan oleh provinsi. Penyiapan melibatkan guru dari kabupaten kota, guru senior, dan dosen perguruan tinggi setempat, serta Puspendik. Sebagian besar provinsi menyiapkan satu paket untuk pelaksanan US/M utama, US/M susulan, dan US/M susulan. Dalam pelaksanaan US/M, jumlah paket yang digunakan dalam satu ruang ujian satu paket sehingga memungkinkan peserta ujian saling mecontek atau perbuatan lain yang mengurangi kepercayaan pada hasil US/M. Soal tersebut belum memiliki karakteristik butir soal. Hasil US/M menunjukkan bahwa secara keseluruhan tingkat kesukaran soal di bawah kemampuan peserta US/M. Hasil tersebut belum dapat digunakan sebagai bahan pemetaan kualitas sekolah dasar karena nilai antar provinsi berbeda. Untuk itu dilakukan penyetaraan hasil US/M dengan soal linking dari Pemerintah. Proses penyetaraan menggunakan data hasil US/M dengan Yogyakarta sebagai patokan atau standar dalam penyetaraan. Setelah dilkukan penyetaraan, hasil atau nilai dari setiap provinsi mengalami penurunan dan hasil tersebut sudah menunjukkan hasil nasional sehingga dapat digunakan dalam pemetaan mutu pendidikan berdasarkan hasil US/M. Rekomendasi Penyiapan bahan US/M dilakukan sebelum pelaksanaan US/M dan setiap butir soal sudah memiliki karakteristik butir yang dapat dikembangkan sebelum US/M. Jumlah paket soal dalam US/M digunakan ebih dari satu paket untuk mengurangi tingkat kepercayaan terhadap hasil US/M. Untuk pengembangan butir soal atau bahan US/M hendak melalui pengembangan bank soal daerah dan ini sudah dikembangkan oleh Pusat Penilaian Pendididikan dan dapat dilakukan secara online dalam pengembangan butir soalnya. 24
25 Pustaka Acuan Hadiana, D Penilaian Hasil Belajar Untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan. 21(1), hlm Kemdikbud Permendikbud nomor 5 Tahun 2015 tentang Ujian Sekolah dan Perkabadan Nomor 9 Tahun 2015 tentang POS Ujian Sekolah/Madrasah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar Muslich, M Autentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi. Bandung: Refika Atif. Nitko, A.J., dan Susan M. B, Educational Assessment of Students (Sixth Edition). Boston, M.A: Pearson Education Inc., publishing as Allyn & Bacon. Pakpahan, R Ujian SekolahSebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan 21(2). Hal Purwati UASBN Sebagai Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan. Fasilitator Edisi 2 Tahun 2009 ISSN Putra, S. R Desain Evaluasi Belajar Berbasis Kinerja. Jogjakarta: DIVA Pers 25
UJIAN SEKOLAH/MADRASAH 12/14/2016
//0 UJIAN SEKOLAH/MADRASAH merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran dan muatan lokal sesuai dengan standar kompetensi lulusan US/M diselenggarakan pada
Lebih terperinciDAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009
ACEH ACEH ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT SUMATERA BARAT RIAU JAMBI JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KEPULAUAN RIAU DKI JAKARTA JAWA BARAT
Lebih terperinciPopulasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),
Babi Aceh 0.20 0.20 0.10 0.10 - - - - 0.30 0.30 0.30 3.30 4.19 4.07 4.14 Sumatera Utara 787.20 807.40 828.00 849.20 871.00 809.70 822.80 758.50 733.90 734.00 660.70 749.40 866.21 978.72 989.12 Sumatera
Lebih terperinciRAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017
RAKOR UN & UJIAN SEKOLAH 2017 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN UJIAN SEKOLAH 2017 1. UN merupakan penilaian hasil belajar oleh Pemerintah. Pelaksanaan UN dilakukan melalui UNBK. Jika UNBK tidak dapat dilaksanakan
Lebih terperinciNomor : 0094/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018
Nomor : 0094/SDAR/BSNP/III/2018 5 Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi Kedua POS UN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Lebih terperinciNo : 0067/SDAR/BSNP/I/ Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK)
No : 0067/SDAR/BSNP/I/2016 7 Januari 2016 Lampiran : satu berkas Perihal : Ujian Nasional bagi Peserta Didik pada Satuan Pendidikan Kerjasama (SPK) Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2.
Lebih terperinci2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh
No.1368, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Hasil Pemetaan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG HASIL PEMETAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG
Lebih terperinciNo : 0062/SDAR/BSNP/IX/ September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015
No : 0062/SDAR/BSNP/IX/2015 25 September 2015 Lampiran : satu berkas Perihal : Surat Edaran UN Perbaikan Tahun Pelajaran 2014/2015 Yang terhormat 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah
Lebih terperinciRUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN
Pembangunan Perumahan Dan Kawasan Permukiman Tahun 2016 PERUMAHAN PERBATASAN LAIN2 00 NASIONAL 685.00 1,859,311.06 46,053.20 4,077,857.49 4,523.00 359,620.52 5,293.00 714,712.50 62,538.00 1,344,725.22
Lebih terperinciANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015
. 1 ANALISIS HASIL UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN TAHUN 2015 Dra. Th. Nuraeni Ekaningrum, MPd. MARET 2016 Kategori hasil UN dapat dikelompokkan sebagai berikut: 2 NILAI KETERANGAN N > 85 A = SANGAT
Lebih terperinciTabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi
Tabel., dan Padi Per No. Padi.552.078.387.80 370.966 33.549 4,84 4,86 2 Sumatera Utara 3.48.782 3.374.838 826.09 807.302 4,39 4,80 3 Sumatera Barat.875.88.893.598 422.582 423.402 44,37 44,72 4 Riau 454.86
Lebih terperinciANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011
ANALISIS BUTIR SOAL DAN KEMAMPUAN BAHASA INDONESIA SISWA SMK DALAM UJIAN NASIONAL TAHUN 2011 Fahmi Peneliti Muda di Pusat Penilaian Pendidikan, Balitbang Kemdikbud E-mail: ffahmi6@gmail.com ABSTRACT The
Lebih terperinciNo : 0045/SDAR/BSNP/I/ Januari 2014 Lampiran :... Perihal : Perbaikan POS UN Tahun Pelajaran 2013/2014
No : 0045/SDAR/BSNP/I/2014 28 Januari 2014 Lampiran :... Perihal : Perbaikan POS UN Tahun Pelajaran 2013/2014 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama 3. Rektor Perguruan
Lebih terperinciNusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.
LAMPIRAN I ZONA DAN KOEFISIEN MASING-MASING ZONA Zona 1 Zona 2 Zona 3 Zona 4 Zona 5 Zona 6 Koefisien = 5 Koefisien = 4 Koefisien = 3 Koefisien = 2 Koefisien = 1 Koefisien = 0,5 DKI Jakarta Jawa Barat Kalimantan
Lebih terperinciFungsi, Sub Fungsi, Program, Satuan Kerja, dan Kegiatan Anggaran Tahun 2012 Kode. 1 010022 Provinsi : DKI Jakarta 484,909,154
ALOKASI ANGGARAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN YANG DILIMPAHKAN KEPADA GUBERNUR (Alokasi Anggaran Dekonsentrasi Per Menurut Program dan Kegiatan) (ribuan rupiah) 1 010022 : DKI Jakarta 484,909,154
Lebih terperinci2
2 3 c. Pejabat Eselon III kebawah (dalam rupiah) NO. PROVINSI SATUAN HALFDAY FULLDAY FULLBOARD (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. ACEH
Lebih terperinciUJIAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PEMETAAN MUTU SEKOLAH DASAR SCHOOL EXAM AS AN EFFORT FOR PRIMARY SCHOOL QUALITY MAPPING
Rogers Pakpahan, Ujian Sekolah Sebagai Upaya Pemetaan Mutu Sekolah Dasar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 21, Nomor 2, Agustus 2015 UJIAN SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PEMETAAN MUTU SEKOLAH DASAR SCHOOL
Lebih terperinciNomor : 0093/SDAR/BSNP/III/ Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018
Nomor : 0093/SDAR/BSNP/III/2018 12 Maret 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : Revisi POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Lebih terperinciTABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011
TABEL 1 GAMBARAN UMUM No. Provinsi Lembaga Pengelola Pengunjung Judul Buku 1 DKI Jakarta 75 83 7.119 17.178 2 Jawa Barat 1.157 1.281 72.477 160.544 3 Banten 96 88 7.039 14.925 4 Jawa Tengah 927 438 28.529
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1652, 2014 KEMENDIKBUD. Mutu Pendidikan. Aceh. Sumatera Utara. Riau. Jambi. Sumatera Selatan. Kepulauan Bangka Belitung. Bengkulu. Lampung. Banten. DKI Jakarta. Jawa
Lebih terperinciPANDUAN. Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2
PANDUAN Aplikasi Database Tanah, Bangunan/Gedung, dan Rumah Negara Gol. 2 Bagian Pengelolaan Barang Milik Negara Sekretariat Direktorat Jenderal Cipta Karya DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA KEMENTERIAN
Lebih terperinciHASIL SELEKSI SNMPTN 2017
HASIL SELEKSI SNMPTN 2017 Ketua Panitia Pusat SNMPTN-SBMPTN 2017 Jakarta, 26 April 2017 TAHAP PENGISIAN DATA PDSS Data yang digunakan untuk pemeringkatan dan kelayakan adalah data yang diisikan oleh sekolah
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG KOMPONEN DALAM PENGHITUNGAN HARGA ECERAN TERTINGGI BUKU TEKS PELAJARAN MILIK KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016
BADAN PUSAT STATISTIK BADAN PUSAT STATISTIK No.39/07/Th.XX, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SULAWESI TENGGARA MARET 2017 MENURUN TERHADAP MARET 2016 GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR
Lebih terperinciBPS PROVINSI SUMATERA SELATAN
BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN No.53/09/16 Th. XVIII, 01 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA SELATAN MARET 2016 GINI RATIO SUMSEL PADA MARET 2016 SEBESAR
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN DANA DEKONSENTRASI
Lebih terperinci2015, No Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 ten
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.890, 2015 KEMENDIKBUD. Lembaga Jaminan Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN
Lebih terperinciPROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT
No. 42 / IX / 14 Agustus 2006 PROFIL PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI OLEH MASYARAKAT Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2005 Dari hasil Susenas 2005, sebanyak 7,7 juta dari 58,8 juta rumahtangga
Lebih terperinci2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Arsip Nasional Re
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 454, 2016 ANRI. Dana. Dekonsentrasi. TA 2016. Pelaksanaan. PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN KEPALA
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI BALI
PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN LAHRAGA Alamat: Jalan Raya Puputan Renon Denpasar, 80235 Telp. (0361) 226119, 235105 PETUNJUK PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH SD/MI/SDLB DAN PAKET A TERKOORDINASI
Lebih terperinciU r a i a n. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Pendidikan Nonformal dan Informal
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 26 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN
Lebih terperinciC UN MURNI Tahun
C UN MURNI Tahun 2014 1 Nilai UN Murni SMP/MTs Tahun 2014 Nasional 0,23 Prov. Sulbar 1,07 0,84 PETA SEBARAN SEKOLAH HASIL UN MURNI, MENURUT KWADRAN Kwadran 2 Kwadran 3 Kwadran 1 Kwadran 4 PETA SEBARAN
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2013 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 102 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH, SEKOLAH DASAR LUAR BIASA,
Lebih terperinciPerbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011
Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciBAHAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH (US/M) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
BAHAN RAPAT KOORDINASI PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH (US/M) KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 1 29 November 2013 1 POKOK BAHASAN US/M A Dasar Hukum B Pokok-Pokok Kebijakan C Butir-Butir Kesepakatan
Lebih terperinciALOKASI ANGGARAN. No Kode Satuan Kerja/Program/Kegiatan Anggaran (Ribuan Rp) (1) (2) (3) (4) 01 Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 103 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENDIDIKAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI TAHUN
Lebih terperinciDIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN
Nomor : 188 /B3.1/KM/2017 27 Januari 2017 Lampiran : 1 (satu) jadwal Perihal : Penyelenggaraan Olimpiade Nasional Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Perguruan Tinggi (ON MIPA-PT) Tahun 2017 Kepada Yth:
Lebih terperinciA. Latar Belakang. B. Tujuan
PANDUAN SISTEM PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH J A
Lebih terperinciHasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA
Hasil Ujian Nasional 2016 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA 01 Ujian Nasional tahun 2016 Mengukur capaian kompetensi siswa berdasar Standar Kompetensi Lulusan Peta capaian kompetensi
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN
BADAN PUSAT STATISTIK No.06/02/81/Th.2017, 6 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU SEPTEMBER 2016 MENURUN GINI RATIO MALUKU PADA SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,344 Pada September 2016,
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.366, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan. Organisasi. Tata Kerja. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015
PANDUAN PELAKSANAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH PADA SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH DAN SEKOLAH LUAR BIASA KABUPATEN DEMAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN DEMAK TAHUN
Lebih terperinciNomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Alamat Kantor: Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 2, Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 572-5031, 573-3129, 573-7102, 579-00313;
Lebih terperinciNomor : 0091/SDAR/BSNP/II/ Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018
Nomor : 0091/SDAR/BSNP/II/2018 7 Februari 2018 Lampiran : satu berkas Perihal : POS USBN Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Lebih terperinciAnalisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008
Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Tsanawiyah Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Sebagai jenjang terakhir dalam program Wajib Belajar 9 Tahun Pendidikan Dasar
Lebih terperinciUJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2007/2008
UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2007/2008 SUMBER BAHAN 1. UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 58 Ayat (2) 2. PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 94 Ayat (d) 3. Permen No
Lebih terperinciJumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,
yang Tersedia pada Menurut, 2000-2015 2015 yang Tersedia pada ACEH 17 1278 2137 SUMATERA UTARA 111 9988 15448 SUMATERA BARAT 60 3611 5924 RIAU 55 4912 7481 JAMBI 29 1973 2727 SUMATERA SELATAN 61 4506 6443
Lebih terperinciRAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN Jakarta, 21 Maret 2018
RAPAT KOORDINASI TEKNIS PEMINDAIAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018 Diselenggarakan Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik), Balitbang, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta, 21 Maret 2018 KEPANITIAAN
Lebih terperinciLampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015
1 Lampiran: 2380/H/TU/2015 4 Mei 2015 NO Kepala Dinas Pendidikan 1 Provinsi DKI Jakarta 2 Provinsi Jawa Barat 3 Provinsi Jawa Tengah 4 Provinsi DI Yogyakarta 5 Provinsi Jawa Timur 6 Provinsi Aceh 7 Provinsi
Lebih terperinciNomor : 0090/SDAR/BSNP/I/ Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan Mata Pelajaran dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018
Nomor : 0090/SDAR/BSNP/I/2018 29 Januari 2018 Lampiran : 7 lembar Perihal : Penambahan dan Kisi-kisi USBN SMA Tahun Pelajaran 2017/2018 Yang terhormat: 1. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi 2. Kepala Kantor
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/09/17/I, 1 September 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK PROVINSI BENGKULU MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,357 Daerah Perkotaan 0,385 dan Perdesaan 0,302 Pada
Lebih terperinciD I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N A N A K U S I A D I N I D A N P E N D I D I K A N M A S YA R A K AT, K E M D I K B U D R I
PENGELOLAAN DAPODIK PAUD DAN DIKMAS 2017 D I R E K TO R AT J E N D E R A L P E N D I D I K A N A N A K U S I A D I N I D A N P E N D I D I K A N M A S YA R A K AT, K E M D I K B U D R I PENGERTIAN DAPODIK
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI ACEH, PROVINSI SUMATERA UTARA, PROVINSI RIAU,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa sebagai tindak lanjut
Lebih terperinciJUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN PERIODE 1 JANUARI S.D 31 OKTOBER 2015
JUMLAH PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA ASAL PROVINSI BERDASARKAN JENIS KELAMIN NO PROVINSI LAKI-LAKI PEREMPUAN Total 1 ACEH 197 435 632 2 SUMATERA UTARA 1,257 8,378 9,635 3 SUMATERA BARAT 116 476 592
Lebih terperinci2017, No telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahu
No.740, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. Penyelenggaraan Dekonsentrasi. TA 2017. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN
Lebih terperinciAnalisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008
Analisis Hasil Ujian Nasional Madrasah Aliyah Negeri Tahun 2008 Oleh : Asep Sjafrudin, M.Si 1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Lebih terperinciPANDUAN SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (PROGRAM BEASISWA )
PANDUAN SISTEM PENERIMAAN SISWA BARU MADRASAH ALIYAH NEGERI INSAN CENDEKIA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 (PROGRAM BEASISWA ) DEPARTEMEN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH
Lebih terperinciRILIS HASIL AWAL PSPK2011
RILIS HASIL AWAL PSPK2011 Kementerian Pertanian Badan Pusat Statistik Berdasarkan hasil Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah, dan Kerbau (PSPK) 2011 yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia mulai 1-30
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH/ SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SD/MI/SDLB) TAHUN
Lebih terperinciSURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016
SURVEI NASIONAL LITERASI DAN INKLUSI KEUANGAN 2016 1 PILAR 1 PILAR 2 PILAR 3 SURVEI NASIONAL 2013 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan mengamanatkan Otoritas Jasa Keuangan untuk
Lebih terperinciTabel Lampiran 39. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Propinsi
Tabel 39., dan Bawang Merah Menurut 6.325 7.884 854.064 7,4 7,4 2 Sumatera 25.43 9.70 3.39 2.628 7,50 7,50 3 Sumatera Barat 8.57 3.873.238.757 6,59 7,90 4 Riau - - - - - - 5 Jambi.466.80 79 89 8,9 6,24
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciinfografis GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH
infografis GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH GERAKAN SENIMAN MASUK SEKOLAH Apa yang dimaksud gsms?? Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah program yang dijalankan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan.
No.526, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BAPPENAS. Pelimpahan Urusan Pemerintahan. Gubernur. Dekonsetrasi. Perubahan. PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.381, 2015 KEMENDIKBUD. Peserta Didik. Kelulusan. Ujian Nasional. Ujian Sekolah. Madrasah. SMP/MTs. SMA/MA/SMK. Sederajat. Kriteria. Pencabutan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN
No.54/9/13/Th. XIX, 1 ember 2016 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK SUMATERA BARAT MARET 2016 MULAI MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2016 SEBESAR 0,331 Pada 2016, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 77 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN NASIONAL SEKOLAH MENENGAH ATAS/ MADRASAH ALIYAH (SMA/MA) TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 041/P/2017 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA DEKONSENTRASI KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN ANGGARAN 2017 MENTERI PENDIDIKAN
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016
No. 11/02/82/Th. XVI, 1 Februari 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016 GINI RATIO DI MALUKU UTARA KEADAAN SEPTEMBER 2016 SEBESAR 0,309 Pada September 2016, tingkat ketimpangan
Lebih terperinciPerencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018
Perencanaan Pelaksanaan Akreditasi PAUD dan PNF Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kebijakan Umum Kemendikbud Kebijakan Pembangunan
Lebih terperinciUJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN
UJIAN NASIONAL PENDIDIKAN KESETARAAN 2007/2008 SUMBER BAHAN 1. UU No. 20/2003 tentang Sisdiknas Pasal 58 Ayat (2) 2. PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. Permen No. tentang tentang Ujian
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Surabaya, Februari 2017 KEPALA DINAS. Dr. IKHSAN,S.Psi, MM Pembina Utama Muda NIP
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Petunjuk Teknis Pelaksanaan Ujian Sekolah/Madrasah (US/M) jenjang Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah Tahun Pelajaran
Lebih terperinciNomor : 33 /B3.1/KM/ Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016
Nomor : 33 /B3.1/KM/2016 26 Januari 2016 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggaraan ON MIPA-PT Tahun 2016 Kepada Yth: 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Bidang Kemahasiswaan 2. Sekretaris Pelaksana
Lebih terperinciPerbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011
Perbandingan Nilai Ujian Nasional dan Ujian Sekolah Mata Pelajaran Matematika SMA Program IPA Tahun Pelajaran 2010/2011 Fahmi Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Lebih terperinciKEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.03.01/VI/432/2010 TENTANG DATA SASARAN PROGRAM KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UASBN) UNTUK SEKOLAH DASAR/MADRASAH IBTIDAIYAH/ SEKOLAH DASAR LUAR
Lebih terperinciPelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018
Pelatihan Sistem Informasi Manajemen Akreditasi dalam rangka sosialisasi aplikasi SISPENA PAUD dan PNF Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Lebih terperinciPetunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013
Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Pendidikan Menengah Tahun 2013 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2013 DAFTAR ISI 1 Pengertian, Kebijakan,
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017
No. 41/07/36/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN KONSUMSI MARET 2017 GINI RATIO PROVINSI BANTEN MARET 2017 MENURUN Pada 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Banten yang diukur
Lebih terperinciPERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016
BADAN PUSAT STATISTIK. 29/03/Th. XIX, 15 Maret 2016 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR ECERAN RUPIAH FEBRUARI 2016 FEBRUARI 2016 RUPIAH TERAPRESIASI 3,06 PERSEN TERHADAP DOLAR AMERIKA Rupiah terapresiasi 3,06 persen
Lebih terperinciDALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi DALAM JABATAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2017 SERTIFIKASI
Lebih terperinciBERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017
KEPUTUSAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DAN PENDIDIKAN NONFORMAL ( BAN PAUD DAN PNF ) NOMOR: 024/BAN PAUD DAN PNF/AK/2017 TENTANG ALOKASI KUOTA AKREDITASI BAP PAUD DAN PNF TAHUN 2018
Lebih terperinciRapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Rapat Koordinasi Sosialisasi UN & USBN Tahun 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia 1 Kebijakan UN & USBN 2018 KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL DAN USBN
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Provinsi Nusa Tenggara Timur No. 10/11/53/Th. XX, 6 November 2017 BERITA RESMI STATISTIK Indeks Tendensi Konsumen III-2017 Secara umum kondisi ekonomi dan tingkat optimisme
Lebih terperinciKata Pengantar. Jakarta, Januari Tim Penyusun
Kata Pengantar Dalam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik sebagai hasil belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Oleh karena itu, guru wajib
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN UJIAN SEKOLAH/MADRASAH ATAU BENTUK LAIN YANG SEDERAJAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,
SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN KEPADA GUBERNUR DALAM PENYELENGGARAAN DEKONSENTRASI
Lebih terperinciNomor : 0304/E3.4/ Februari 2013 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013
Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdikbud.go.id/ Nomor 0304/E3.4/2013 4 Februari 2013 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal Penyelenggara ON MIPA-PT Tahun 2013 Kepada Yth 1. Pimpinan
Lebih terperinciNomor : 0457/E3.4/ Maret 2012 Lampiran : 2 (dua) lampiran Perihal : ON MIPA-PT
Telepon (021) 57946073 Faksimil (021) 57946072 http//dikti.kemdiknas.go.id/ Nomor 0457/E3.4/2012 21 Maret 2012 Lampiran 2 (dua) lampiran Perihal ON MIPA-PT Kepada Yth 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri
Lebih terperinciNomor : 7396/H/TU/ Juni 2014 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Penulisan Ijazah Tahun Pelajaran 2013/2014
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Alamat Kantor: Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 2, Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 572-5031, 573-3129, 573-7102, 579-00313;
Lebih terperinciTINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN
No.39/07/15/Th.XI, 17 Juli 2017 TINGKAT KETIMPANGAN PENGELUARAN PENDUDUK INDONESIA MARET 2017 MENURUN GINI RATIO PADA MARET 2017 SEBESAR 0,335 Pada Maret 2017, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk
Lebih terperinciJumlah Ternak yang dipotong di rumah potong hewan (RPH) menurut Provinsi dan Jenis Ternak (ekor),
Sapi ACEH 25055 25902 18002 23456 22172 19693 9931 27698 26239 35601 36014 36287 30145 11316 10986 13231 SUMATERA UTARA 22557 22578 17050 21686 20380 19275 20816 24077 19676 28901 31926 32163 21761 24434
Lebih terperinciNomor : /H/TU/2016 Maret 2016 Lampiran : 1 berkas Hal : Petunjuk Teknis Pengisian Ijazah Tahun Pelajaran 2015/2016
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Alamat Kantor: Jalan Jenderal Sudirman, Gedung E lantai 2, Senayan, Jakarta 10270 Telepon: (021) 572-5031, 573-3129, 573-7102, 579-00313;
Lebih terperinciJumlah Akomodasi, Kamar, dan Tempat Tidur yang Tersedia pada Hotel Bintang Menurut Provinsi,
Menurut, 2000-2016 2015 ACEH 17 1.278 2.137 20 1.503 2.579 SUMATERA UTARA 111 9.988 15.448 116 10.732 16.418 SUMATERA BARAT 60 3.611 5.924 61 3.653 6.015 RIAU 55 4.912 7.481 58 5.206 7.832 JAMBI 29 1.973
Lebih terperinci- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,
- 1 - SALINAN PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG TIM BINAAN WILAYAH BIDANG KESEHATAN
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 220/MENKES/SK/VI/2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang Mengingat : a. bahwa untuk meningkatkan
Lebih terperinciMEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016
MEKANISME PENGELOLAAN KEUANGAN PASCA OPTIMALISASI DAN PENGHENTIAN KEGIATAN DEKONSENTRASI URUSAN PEMERINTAHAN UMUM DAN FORKOPIMDA TAHUN ANGGARAN 2016 Oleh Kepala Bagian Keuangan Setditjen Politik dan Pemerintahan
Lebih terperinci2017, No Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomo
No.298, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDIKBUD. LPMP. Orta. Perubahan. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI
Lebih terperinci