BAB II PENDIDIKAN THEOLOGI SEBELUM TAHUN Sumatera dilakukan oleh Zending-zending ke Tanah Batak (Tapanuli) yaitu dimulai

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II PENDIDIKAN THEOLOGI SEBELUM TAHUN Sumatera dilakukan oleh Zending-zending ke Tanah Batak (Tapanuli) yaitu dimulai"

Transkripsi

1 BAB II PENDIDIKAN THEOLOGI SEBELUM TAHUN ZENDING DAN KRISTENISASI Badan penyebaran Agama Kristen yang pertama sekali memasuki wilayah Sumatera dilakukan oleh Zending-zending ke Tanah Batak (Tapanuli) yaitu dimulai dari usaha zending yang dilakukan oleh BMS (Baptist Missionary Society) dari Inggris pada tahun 1824, dengan mengutus misionaris yang bernama Ricahrd Burton dan Nathaniel Ward ke daerah Silindung. Kehadiran kedua missionaris ini disambut baik oleh sebagian penduduk Silindung. Burton dan Ward menyebarkan agama Kristen dimulai dengan cerita tentang Kesepuluh Dasa Titah 15. Penduduk Silindung memahami bahwa isi Dasa Titah itu tidak jauh berbeda dengan tuntutan falsafah hidup Batak dalam patik dan uhum 16. Namun kedua missionaris itu tidak didukung oleh sarana dan tenaga yang cukup sehingga kristenisasi di Silindung tidak berkelanjutan. Setelah mundurnya Burton dan Ward misionaris yang datang dari Inggris, pada tahun 1834 Zending American Board Commision for Foreign Ministry (ABCFM) dari Amerika mengutus misionaris yang bernama Henry Lyman dan Samuel Munson. Lyman dan Munson tiba pada 17 Juni 1834 di Pulo Pamarenta pusat pemerintahan Inggris yang jaraknya tidak jauh dari Sibolga. Selama satu 17, 15 Hukum Taurat, berisi 10 perintah Tuhan Allah. 16 Patik dan uhum (janji dan hukum) 17 PuloPamarenta, sebutan popular dari Pulau Pocan Kete, Pusat Pemerintahan Inggris.

2 minggu Lyman dan Munson mempersiapkan perjalanan memasuki pedalaman Tanah Batak untuk menyebarkan agama Kristen. Perjalanan mereka cukup panjang untuk bisa memasuki Tanah Batak namun belum sampai di tempat tujuan mereka yaitu daerah Silindung kedua missionaris ini tewas terbunuh di Lobupining 18. Berikutnya adalah Zending Ermelo dari Belanda. Zending ini mengutus seorang missionarisnya yaitu Gerrit van Asselt. Dia diutus Ds. Wetteven dari kota Ermello, Belanda, tiba di Sumatera Mei 1856 dan berpos di Sipirok, tahun Dalam menyebarkan agama Kristen, Van Asselt berhasil membaptis dua orang Batak pada 31 Maret 1861 yaitu Pagar Siregar dengan nama baptis Simon Petrus dan Main Tampubolon yang diberi nama baptis Jakobus Simon Petrus. Simon Petrus adalah putra raja Pamusuk (Kampung) Raja Sutan Doli, dari Bungabondar. Jakobus adalah anak rantau asal Barus. Namun perkembangannya sangat lambat karena kekurangan biaya dan tenaga misionaris, maka zending Ermelo ini kemudian mengirimkan kembali misionarisnya. Badan penyebaran agama Kristen yang paling berpengaruh di Sumatera, terkhusus di wilayah Toba adalah badan perkabaran injil Jerman yang bernama Rheinische Mission Gesselschaft (RMG). RMG menjadi perintis munculnya gereja dengan jemaat yang terbanyak di Asia Tenggara yakni Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) 19, yang bemula dari komunitas-komunitas penyebaran agama Kristen yang 18 J.R Hutauruk, op.cit., hlm Pdt. Bonar Napitupulu, ketika menjadi Ephorus (pemimpin tertinggi) HKBP menyebutkan bahwa terdapat 4,1 juta anggota HKBP (2011). Statistik keanggotaan LWF (Lhuteran World Federation) menyatakan jumlah anggota jemaat HKBP adalah 3,7 juta jiwa (2010). Jubil Raplan

3 dibentuk RMG di tanah Batak pada masa penjajahanbelanda. RMG pula yang memperkenalkan agama Kristen kepada penduduk Simalungun, Dairi, Nias dan berbagai wilayah di sekitarnya. RMG mulai didirikan pada tahun RMG berpusat di Barmen, Jerman. Daerah misi RMG terutama berada di wilayah Afrika (mulai 1829), Cina (mulai 1846), Kalimantan ( ) dan Sumatera (mulai 1861). RMG dipimpin oleh seorang presiden (Prases) yang bertugas menjalin hubungan dengan perusahaanperusahaan penyumbang dana bagi operasional RMG, dan seorang direktur (Inspektor) yang berlatar theologi dan bertanggung jawab atas misi kristenisasi. Para misionarisdipimpin secara komando oleh direktur. 20 Pada masa pengutusan misionaris ke Toba, yang menjabat sebagai direktur RMG pada saat itu adalah Friederich Fabri (masa jabatan dari ). Sebelum memasuki Toba, misionaris RMG sudah terlebih dahulu melakukan kristenisasi di Kalimantan. Pada masa itu, terjadi Perang Banjar, perang antara pihak kolonial Belanda dengan kerajaan setempat. Pada 1859, ketika perang di Kalimantan meletus, 9 orang misionaris RMG terbunuh. Beberapa misionaris yang masih selamat diamankan ke pulau Jawa. Akibat peristiwa tersebut, Fabri selaku direktur RMG memutuskan untuk pergi ke Amsterdam, Belanda. Fabri hendak mencari kemungkinan adanya daerah misi yang baru bagi para misionarisnya. Hutauruk, ibid., hlm Uli Kozok, Utusan Damai di Kemelut Perang, Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2010, hlm. 55.

4 RMG kemudian menghubungi pastor Witteven, seorang tokoh dari Zending Ermelo. Zending Ermelo adalah badan penginjilan yang sudah terlebih dahulu memasuki tanah Batak, yaitu di daerah Angkola dan Sipirok mulai Kristenisasi di tanah Batak, tepatnya di Tapanuli Selatan tersebut, dipimpin oleh Van Asselt, beserta misionaris lainnya yaitu Dammerboer yang menetap di Hutarimbau (Angkola), Van Dalen di Pargarutan (Angkola) dan Betz di Bungabondar (Sipirok). 21 Ermello adalah nama sebuah wilayah pertanian di Belanda, tempat badan penginjilanzending Ermello berasal. Kristenisasi di Tapanuli Selatan tidak begitu memuaskan bagi misionaris, hal ini disebabkan oleh sebagian besar orang Batak di Tapanuli ini sudah beragama Islam. Setelah beberapa kali perundingan, diputuskanlah bahwa misionaris Zending Ermello yang sedang berada di Sumatera akan dipekerjakan untuk RMG. Mereka akan dibantu oleh misionaris RMG yang sebelumnya berada di Kalimantan, yaitu Karl Klammer, Carl Wilhelm Heine dan Ernst Ludwig Denninger. 22 Perundingan di Belanda tersebut menjadi pintu masuk bagi RMG ke Sumatera. Pada 7 Oktober 1861, empat dari misionaris-misionaris yang telah disatukan yakni Van Asselt, Betz, Heine dan Klammer (Deningger masih berada di Padang, sedangkan Dammerboer dan Dalen sudah mengundurkan diri 23 ), mengadakan rapat pertama mereka. Pertemuan keempat misionaris ini diberi nama 21 Paul Bodholt Pedersen, Darah Batak dan Jiwa Protestan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, hlm Uli Kozok, op.cit., hlm Kedua misionaris Belanda ini tidak mau bekerja dibawah pimpinan orang Jerman. Mereka memilih bekerja sebagai guru dibawah pemerintahan Belanda. Paul Bodholt Pedersen, op.cit., hal. 53.

5 Batakmission. 24 Bergerak di bawah komando direktur RMG, untuk kristenisasi tanah Batak. Keempat misionaris ini menentukan tempat pelayanan masing-masing sebagai berikut: Klammer yang disertai istrinya melayani di Sipirok, Betz di Bungabondar, sedangkan Van Asselt beserta Heine bertekad untuk merintis dan membuka misi baru di wilayahutara, yakni di Toba. 25 Dalam kristenisasi di Tapanuli Selatan, tercatat hampir 700 orang sudah dikristenkan sampai tahun Jumlah yang tergolong pesat. Namun setelah itu, tak ada lagi kemajuan jumlah yang signifikan. Sebab, sebagian besar penduduk Tapanuli Selatan sudah memeluk agama Islam. 26 Di bagian utara, di tanah Toba, Van Asselt dan Heine mulai mendirikan setasi atau jemaat sending 27 di Aek Sarulla, Pangaloan dan Sigompulon (1863). Mereka juga menjajaki daerah Silindung. Di sana Van Asselt dan Heine disambut baik oleh Raja Pontas Lumbantobing 28. Tetapi, Van Asselt dan Heine belum berani membuka pos penginjilan di Silindung karena dianggap belum kondusif. Asselt dan Heine mendapat kesan bahwa raja-raja desa di wilayah itu masih suka melakukan perang antar desa. 29 Keadaan di tanah Toba berubah secara signifikan semenjak kedatangan misionaris RMG bernama Ludwig Ingwer Nommensen. Dewasa ini, Nomensen 24 Gereja HKBP memperingati 7 Oktober 1861, hari terbentuknya Batakmission, sebagai hari kelahiran HKBP. 25 Jubil Raplan Hutauruk, op.cit., hlm Uli Kozok, loc.cit. 27 Kelompok orang-orang yang dikristenkan. 28 Kemudian Raja Pontas Lumbantobing dibaptis dengan nama baptis Obaja. 29 Jubil Raplan Hutauruk, op.cit., hlm. 53.

6 dikenal di kalangan HKBP sebagai orang yang sangat berjasa bagi kemajuan orang Batak Toba. 30 Nommensen lahir pada 6 Februari 1834 di Nordstrand, perbatasan Jerman. Ia diterima di seminari RMG di Barmen pada Setelah tamat, pada Oktober 1861, ia pergi ke Belanda dan belajar bahasa Batak pada Van Der Tuuk. 31 Ia kemudian melanjutkan perjalanannya ke Sumatera pada Desember Pada 14 Mei 1862, Nommensen tiba di kota Padang. Nommensen melakukan perjalanan pertamanya ke Toba pada 25 Oktober 1862 lewat Padang, Sumatera Barat. Nommensen memulai misinya menyebarkan agama Kristen lewat pelabuhan Sibolga dan Barus hingga ke daerah Tapanuli bagian Utara (Toba). Disana Nommensen disambut baik oleh keresidenan Sibolga, Nommensen diberikan tempat tinggal sementara sebelum melanjutkan perjalanannya ke Tapanuli bagian Utara. Namun, pemerintah Belanda (keresidenan Sibolga) melarangnya untuk menetap di Toba. Daerah tersebut di luar batas daerah hukum Belanda, sebab belum dianeksasi (ditaklukkan) Raplan Hutauruk (pemimpin tertinggi/ephorus HKBP periode ) mengakui hal ini dengan menuliskan bukan Nommensen yang sesungguhnya yang ditampilkan tetapi Nommensen seperti yang terukir dalam pikiran dan kemauan sang sutradara. J.R Hutauruk, op.cit., hlm. 43. Namun upaya menetralkan kembali (demistifikasi) pandangan terhadap Nommensen sudah dilakukan Uli Kozok dalam bukunya Utusan Damai di Kemelut Perang. Uli Kozok menggunakan surat-surat asli Nommensen dengan RMG sebagai sumbernya. 31 Orang Toba memanggil Van Der Tuuk dengan julukan Pandortuk yang artinya Si Hidung Besar. Van Der Tuuk diketahui sebagai orang Eropa pertama yang memandang keindahan Danau Toba. Lihat Paul Bodholt Pedersen, Darah Batak dan Jiwa Protestan, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1975, hal Van Der Tuuk sendiri adalah seorang ateis, yang dipekerjakan oleh NBG karena kecakapannya sebagai ahli bahasa. Lihat Uli Kozok, op.cit., hal Andri Tarigan, Comite Na Ra Marpodah Simaloengoen Skripsi S-1 belum diterbitkan, Medan: Departemen Sejarah FIB USU, 2014.

7 Pada Mei 1864, Nommensen resmi tinggal di Silindung, 33 dengan bantuan Raja Pontas Lumbantobing. Nommensen mendirikan sebuah Huta bernama Huta Dame (Kampung Perdamaian). Di huta tersebut Nommensen dan masyarakat yang bersimpati padanya mendirikan rumah-rumah, sekolah, gereja dan rumah sakit. Huta Dame dihuni oleh orang-orang yang berhasil dikristenkan, yang karena kekristenannya dikucilkan dari kampungnya sendiri. Nommensen, menurut aturan adat, menjadi raja kampung. Nommensen menjadi dikenal di berbagai huta di seantero Toba karena pelayanan sosialnya, seperti: pengobatan-pengobatan (khususnya cacar yang mewabah), pemerdekaan anak para budak, penebusan budak, peminjaman uang bunga rendah, dsb. 34 Seiring dengan itu, kristenisasi terus berkembang. Kepopuleran Nommensen, Huta Dame dan kristenisasinya menjadi ancaman bagi kekuasaan politik-spiritual dinasti Sisingamangaraja. Sebab, ajaran Kristen bertentangan dengan ketentuan politik dan religi Sisingamangaraja. Pada awal 1878, Nommensen berulang kali meminta agar pemerintah kolonial Belanda melakukan aneksasi terhadap tanah Toba. Pemerintah kolonial Belanda mengabulkannya, sehingga meletuslah perang Toba. 35 Dalam perang ini, penginjil dan kolonial bekerjasama untuk memastikan bahwa orang Batak terbuka pada 33 Ada ketakutan di kalangan RMG bahwa agama Islam akan lebih berkembang apabila menunggu aneksasi Belanda terhadap Toba. Sebab, pribumi yang menjadi pegawai administrasi Belanda biasanya orang Melayu berpendidikan, yang beragama Islam. Karenanya, kristenisasi harus dilakukan sebelum Belanda melakukan aneksasi. 34 Ibid., hlm Penginjil berani meminta Toba dianeksasi oleh pemerintah kolonial Belanda setelah basis umat Kristen di Toba sudah mulai kokoh.

8 pengaruh Eropa dan tunduk pada kekuasaan Eropa. 36 Dalam kerjasamanya, pemerintah kolonial mengandalkan senjata, sedangkan para penginjil mengandalkan pengetahuan adat-istiadat dan bahasa. Para penginjil berperan sebagai penunjuk arah dan negosiator. Selama aneksasi, ada kampung yang dihancurkan, ada pula yang mencapai kesepakatan damai karena bernegosiasi dengan para penginjil. Aneksasi berakhir dengan tewasnya Sisingamangaraja XII dalam pertempuran di wilayah Dairi pada Pada 1881, Nommensen diberi gelar Ephorus (overseer, pengawas) oleh RMG. Sebuah gelar tertinggi dalam manajemen RMG di daerah koloni. Selama aneksasi, Toba mengalami transformasi. Dari kekuasaan politik - spiritual dinasti Sisingamangaraja, menjadi kekuasaan politik-spiritual Belanda-Kristen. Politik dan spiritual menjadi satu paket dalam diri masyarakat Toba pada masa itu, mengingat Toba sudah begitu lama menganut teokrasi Sisingamangaraja, sehingga sulit bagi masyarakat Toba untuk memisahkan keeratan hubungan dunia politik dengan dunia spiritual. Ketika Nommensen meninggal pada 23 Mei 1918, sudah terdapat lebih dari orang yang dibaptis, 510 buah sekolah dengan murid, 788 guru injil dan penatua. Gereja-gereja yang dibangun, dipimpin oleh pendeta Batak yang telah ditahbiskan. 37 Dengan perubahan yang begitu signifikan ini, Nommensen telah 36 Uli Kozok, op.cit., hlm Paul Bodholt Pedersen, op.cit., hlm. 64.

9 menjadi transformator bagi peradaban manusia di Toba. Orang-orang Toba tumbuh menjadi orang-orang yang beragama dan terdidik. 2.2 Hambatan yang Dihadapi Zending Salah satu bukti yang menunjukkan bahwa kristenisasi berhasil di Tanah Batak yaitu dengan mulai bertambahnya masyarakat yang mulai mengikut ajaran agama Kristen. Namun kristenisasi yang dilakukan oleh misionaris tidak selalu berjalan mulus, tetap saja ada hambatan yang dihadapi para misionaris. Hambatan yang dihadapi para misionaris yaitu: Pertama, awal masuknya misionaris ke Tanah Batak, misionaris ini mengalami hambatan dari Gubernur Belanda untuk wilayah Sumatera yang menentang usaha para misionaris untuk menyebarkan agama Kristen. Sikap Gubernur Belanda P. Arriens yang melakukan berbagai usaha seperti, mengatakan bahwa kegiatan penginjilan dapat menimbulkan masalah bagi kepentingan kolonial Belanda, selain itu P. Arriens berdalih terhadap misionaris bahwa kawasan Tanah Batak penuh bahaya karena belum dianeksasi atau dikuasai secara administratif oleh Belanda. 38 Kedua, Orang Batak pada masa itu masih menganut kepercayaan animisme. Mereka tidak mau meninggalkan kepercayaan yang sudah mereka anut sejak lama. 38 Jubil Raplan Hutauruk, op.cit., hlm. 36.

10 Salah satu misionaris.warneck ketika berdiaolog dengan orang Batak, Warneck kerap mendengar respon: Apa yang kalian ucapkan itu boleh saja baik, karena itulah agama kalian, yang baik untuk kalian. Namun yang baik untuk kami adalah agama kami. Tetapi jika anda mau membawa kami kepada kekayaan dan kejayaan, kami siap menerima anda dan mendengarkan anda 39 Kalimat itu, bagi Warneck, mencerminkan bentuk penolakan halus orang Batak terhadap agama Kristen. Ketiga, rasa curiga orang Batak terhadap misionaris yang menyebarkan agama Kristen. Orang Batak menganggap kalau misionaris yang datang ke Tanah Batak merupakan mata-mata dari pihak Belanda. 2.3 Pendidikan Theologi Sebagai Sarana Penyebaran Agama Kristen Dalam kurun waktu yang tidak lama setelah batakmission oleh keempat missonaris dari zending RMG dan zending Ermello di Tanah Batak (1861), semakin dirasakan meluasnya pekerjaan penyebaran agama Kristen sedangkan jumlah para penginjil masih tergolong sedikit. Keadaan ini disebabkan karena masyarakat di Tanah Batak semakin terbuka menerima agama Kristen dan kurangnya tenaga missonaris dari kalangan zending Eropa, maka mereka memutuskan untuk mendirikan seminari 40 untuk mendidik tenaga-tenaga yang kelak akan menjadi 39 Paul Bodholt Pedersen, op.cit., hlm Sebutan untuk sekolah teologi.

11 missionaris dari kalangan pribumi yang mampu membantu misionaris dari zending Eropa. 41 Tujuan didirikan seminari di Tanah Batak oleh misonaris yaitu; pertama, melayani orang Batak yang belum menganut agama Kristen agar menjadi Kristen, tujuan pertama ini mula-mula dicapai melalui strategi pendekatan dan pertobatan perorangan; kedua, mengajar orang Batak membaca dan menulis, karena membina secara kerohanian saja tidak mungkin membentuk manusia yang seutuhnya jika manusia itu buta aksara; ketiga, mengajar dalam bidang pengetahuan umum. Missionaris umumnya membuka seminari sejak awal kegiatan mereka karena sarana pendidikan dipandang sangat efektif untuk menyebarkan agama Kristen. misionaris. Dibawah ini akan dijelaskan seminari-seminari yang didirikan oleh Seminari Parausorat ( ) Seminari Parausorat ini dikenal sebagai perguruan theologia yang pertama dalam sejarah pendidikan teologi HKBP berdiri pada April Lama belajar dalam seminari ini ditetapkan selama 2 tahun dan diasuh oleh August Schreiber. Angkatan pertama dari seminari Parausorat berjumlah 5 orang siswa. 42 Tentang pendidikan di seminari ini, Schreiber menulis demikian: 41 Jubil Raplan Hutauruk, Menjadi Manusia Mandiri : Johannes Warneck di Pansurnapitu dan Sipoholon, , Medan: LAPiK, 2013, hlm Kelima siswa adalah Ephraim, Thomas, Paulus, Johannes dan Markus.

12 Yang menjadi mata pelajaran pokok dalam pendidikan ini adalah pengetahuan Alkitab dan Katekismus. Sebagai tambahan, kepada mereka diberi pejaran tantang ilmu bumi, sejarah, berhitung, ilmu alam dan bernyanyi. Buku-buku untuk pelajaran itu sama sekali tidak ada, sebab itu saya bersama siswa-siswa menerjemahkan buku sejarah Alkitab yang ditulis Zhan, tokoh pendidikan yang terkenal di Moers. Kerajinan dan kesungguhan para siswa sangat menggembirakan hati saya. Kalau mereka sudah mengikuti pendidikan sealama dua tahun, mereka dapat diangkat sebagai pembantu dalam pekerjaan zending. 43 Selain Schreiber pada tahun 1871, dia memiliki seorang rekan kerja misionaris Leipoldt. Angkatan kedua dari seminari ini berjumlah 12 orang. Angkatan ketiga dari seminari ini berjumlah 10 orang. Dengan jumlah 27 siswa selama tiga angkatan, penilaian Schreiber dan Leipoldt sangat positif terhadap siswa-siswanya dan menaruh harapan besar bahwa kelak siswa lulusan seminari ini menjadi pendeta dari kalangan pribumi yang membantu misionaris dalam mengajarkan Agama Kristen. Namun tidak semua lulusan seminari ini menjadi pendeta, ada 2 orang yang meninggalkan tugas mereka dan mencari pekerjaan lain. Tujuan seminari ini adalah dwi-fungsi, yaitu mendidik para siswa menjadi pendeta dalam gereja, yang membantu misionaris dan untuk menjadi guru di sekolahsekolah yang sudah berdiri. Sesuai dengan tujuan itu maka kurikulum yang dijalankan di seminari itu, selain pengetahuan teologia, juga meliputi pengetahuan umum. Pengetahuan teologia yang diajarkan, meliputi: (1) Pengetahuan, Tafsiran dan Sejarah Alkitab, (2) Katekismus, (3) Sejarah Gereja. Pengetahuan Umum, meliputi pelajaran: 43 Andar Lumbantobing, Makna Wibawa Jabatan Dalam Gereja Batak, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1992, hlm. 127.

13 1. Berhitung. 2. Ilmu Bumi (Sumatera, Hindia Belanda dan Dunia). 3. Ilmu Pengetahuan Alam. 4. Sejarah Dunia, yang mencakup Sejarah Kuno bangsa-bangsa dan Sejarah Modern yang menggambarkan perkembangan posisi bangsa-bangsa Eropa yang menguasai dunia. 5. Bernyanyi. 6. Bahasa, yakni Bahasa Melayu dan Bahasa Jerman. 7. Tulisan Batak (Aksara). 44 Proses belajar-mengajar di seminari Parausorat berbahasa Angkola. Siswa yang bukan dari latar belakang bahasa (budaya) Angkola, tetap menggunakan bahasa Batak Angkola. SeminariParausorat ini mengalami kesulitan dalam hal buku pelajaran. Kurangnya buku pendukung untuk seminari ini mengharuskan Schreiber dan Leipoldt bekerja keras menerjemahkan isi buku terbitan Eropa dan melengkapinya dengan pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhan siswa di seminari ini. 45 Sebelum memasuki angkatan ketiga penerimaan siswa di seminari ini, Schreiber harus kembali ke Eropa pada tahun 1873 karena alasan kesehatannya. Setelah kembali ke Eropa, Schreiber tidak pernah lagi kembali ke seminari 44 Panitia Expo, Bangkitlah Hai Bangsaku I Diperlengkapi untuk Melayani, Pematang Siantar : Panitia Expo STT-HKBP, 1995, hlm Jubil Raplan Hutauruk, 2013,op.cit., hlm. 181.

14 Parausorat. Selama masa pendidikan angkatan ketiga, seluruh proses pendidikan ditangani oleh Leipoldt. Namun diakhir masa pengajaran angkatan ketiga, Leipoldt juga harus kembali ke Eropa karena kondisi kesehatannya sangat menurun dan tak mengijinkan lagi untuk tinggal lebih lama di Parausorat. Daerah Tapanuli Selatan yang telah lebih dulu dimasuki Islam, mengakibatkan kurang berminatnya masyarakat menerima pendidikan dari misionaris. Masyarakat lebih memilih memasukkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah milik pemerintah kolonial Belanda. Sekolah ini tidak mengajarkan ajaran agama secara khusus, diluar jam sekolah anak-anak mereka tetap dapat memperoleh pendidikan agama Islam. Tidak seperti di seminari yang isi pelajarannya sebagian besar tentang agama Kristen dan setiap siswa diwajibkan untuk mengikuti ajaran agama Kristen. Alasan lain ditutupnya seminari ini karena tidak ada tenaga pengajar yang menggantikan mereka, serta kristenisasi di daerah Sipirok, Tapanuli Selatan yang lambat perkembangannya maka seminari ini ditutup Seminari Pansurnapitu Setelah Seminari Parausorat ditutup akibat tidak adalagi tenaga pengajar serta dikarenakan di daerah Tanah Batak bagian Selatan telah memeluk agama Islam maka para misionaris di Silindung merasakan perlunya dibuka kembali seminari. Pada Januari 1874, diadakanlah sekolah secara bergerak, yang disebut Sikola 46 Andar Lumbantobing, op. cit., hlm. 129.

15 Mardalan 47 maksud dari sekolah bergerak ini para murid harus berpindah-pindah belajar menemui para guru mereka untuk menerima pelajaran. Selama satu atau dua hari menerima pelajaran dari I.L Nommensen di Pearaja, kemudian ke Sipoholon untuk menemui A.Mohri lalu ke Pansurnapitu untuk menerima pelajaran dari P.H Johannsen. Demikan seterusnya yang dilakukan para murid menjalani proses belajar. Mata pelajaran yang diajarkan ketiga misionaris terdiri dari pengetahuan theologi dan pengetahuan umum. Pembagian mata pelajarannya yang diajarkan masing-masing misionaris yaitu sebagai berikut: 1. Disposisi Alkitab, Mengarang dan Dikte, Homiletik, Ilmu Agama, Ilmu Hayati/ Kesehatan dan Bahasa Jerman, diberikan setiap hari Senin oleh I.L Nommensen di Pearaja. 2. Pengetahuan Alkitab, Ilmu Bumi, Sejarah Dunia, Sejarah Gereja, Berhitung dan Katekismus, diberikan setiap hari Rabu oleh P.H Johansen di Pansurnapitu. 3. Musik/Harmonium, Al-Quran/ Agama Islam, Dogma dan Bahasa Melayu diberikan setiap hari Jumat oleh A.Mohri di Sipoholon. Hari Selasa dan Kamis digunakan siswa untuk mengulangi pelajaran dan kesempatan untuk menemui dari guru satu ke guru lain. Sabtu dan Minggu sebagai hari istirahat dan kembali ke kampung masing-masing. Sikola Mardalan ini hanya berjalan selama empat tahun saja karena sistem sekolah yang kurang efektif dengan kondisi belajar 47 Harfiah: Sekolah berjalan-jalan.

16 seperti itu membuat para siswa terlalu lelah dan pengajar juga kurang merasa puas dalam memberikan pelajaran, termasuk juga transportasi yang menghubungkan antar daerah di Tanah Batak masih sangat minim. Pada Juni 1877 atas persetujuan dari RMG secara resmi didirikanlah Seminari Pansurnapitu sebagai tempat pendidikan teologi. 48 Proses belajar-mengajar di seminari ini dibawah bimbingan P.H Johansen dan J.H Meerwaldt. Ini bukan pertama sekalinya zending mendirikan seminari di Tanah Batak. Sebelumnya telah didirikan Seminari Parausorat di Tapanuli Selatan. Seminari Pansurnapitu dibuka dengan 15 orang angkatan pertama. Kurikulum yang diajarkan di seminari ini juga tidak berbeda dengan yang diajarkan di Sikola Mardalan. Demi peningkatan mutu dari seminari ini maka pendidikan diperbaharui oleh P.H Johansen. Tidak berbeda dengan Schreiber, Johannsen juga menyisihkan waktu dan tenanganya untuk menterjemahkan bukubuku pelajaran terbitan Eropa ke dalam bahasa Batak. Pada awal dibukanya pelajaran di seminari berlangsung di rumah P.H Johansen karenabelum ada gedung sekolah dan asrama untuk siswa. Lama belajar di seminari ini awalnya hanya dua tahun saja, Johansen merasa dua tahun masa belajar terlalu singkat sehingga dinaikkan menjadi empat tahun. Kurikulum baru yang disusun oleh Johansen di seminari Pansurnapitu ini didasarkan atas ketentuan dalam Tata Gereja Kurikulum dan tahun ajaran di seminari yang berlangsung selama 4 tahun, disahkan pada Konferensi Sinodal 1882; tetapi baru dijalankan sepenuhnya sejak penerimaan siswa baru tahun J.R Hutauruk, op. cit., hlm. 206.

17 Isi kurikulum baru 4 tahun di Seminari Pansurnapitu adalah sebagai berikut: 49 Tahun I Katekismus : 3 jam Sejarah Alkitab/Perjanjian Baru Membaca dan Latihan Mengajar Membaca Ilmu Bumi dan Sejarah Berhitung Ilmu Alam dan Ilmu Hewan Menulis Indah (Aksara Latin dan Batak) Bernyanyi : 3 jam : 6 jam Jumlah : 28 jam/minggu Tahun II Sejarah Alkitab/Perjanjian Lama : 3 jam Pengetahuan Alkitab Injil Sinoptik Latihan Mengajar Membaca Menulis Indah Ilmu Bumi Sejarah Umum Berhitung Ilmu Alam Bernyanyi : 3 jam 49 Panitia Expo, op.cit., hlm

18 Jumlah : 26 jam/minggu Tahun III Pengetahuan Alkitab/Perjanjian Baru : 3 jam Pengantar Perjanjian Baru Injil Yohanes Teologi Praktika Ilmu Bumi Umum Sejarah Umum dan Sejarah Tanah Air Berhitung Bahasa Melayu Medisin Ilmu Pendidikan Pengetahuan Alam Bernyanyi dan bermain Biola : 3 jam : 1 jam : 1 jam Jumlah : 30 jam/minggu Tahun IV Teologi Biblika : 3 jam Surat-surat Perjanjian Baru Apologetik/Polemik Teologi Praktika Sejarah Gereja dan Dunia Ilmu Alam Matematika Bahasa Melayu Ilmu Pengobatan (Medisin) : 3 jam : 1 jam : 1 jam

19 Sejarah Alam Semesta Bernyanyi dan bermain Biola Jumlah : 28 jam/minggu Selain pelajaran kurikuler, siswa juga diberikan tambahan ekstra kurikuler antara lain: berkebun, beternak, bertukang, paduan suara dan musik. Dengan adanya kegiatan ekstra kurikuler ini diharapkan setiap siswa yang nantinya akan menjadi pendeta dapat menjadi motivator dalam memanfaatkan pekarangan-pekarangan rumah dan terampil dalam membina kelompok-kelompok paduan suara pada jemaat yang dilayani. Masyarakat Tapanuli Utara berlomba-lomba untuk memperoleh pendidikan dan menjadi pendeta yang dianggap sebagai jalan untuk memperoleh hasangapon ( kehormatan atau kemuliaan) yang begitu didambakan oleh orang-orang Batak. Penerapan disiplin yang ketat tidak mengurangi minat masyarakat menyekolahkan anak-anak mereka, orang tua tetap antusias menyekolahkan anaknya ke seminari yang semakin hari semakin bertambah hingga memenuhi seluruh ruangan yang dipersiapkan. Alasan masyarakat begitu antusias menyekolahkan anaknya ke seminari yaitu : Pertama, minat dan penghargaan masyarakat akan pendidikan meningkat pesat. Mereka tidak puas kalau anak-anak mereka hanya tamat sekolah dasar, sedangkan satu-satunya sekolah lanjutan pada masa itu hanya seminari ini.

20 Kedua, masyarakat melihat bahwa pendidikan di seminari ini membuka kesempatan bagi anak-anak mereka untuk menjadi guru ataupun pegawai pemerintah, kedudukan yang menurut mereka jauh lebih terhormat dari sekedar pekerja kasar. Ketiga, masyarakat senang bila anak-anak mereka dididik sepenuhnya oleh zending, karena kepercayaan mereka terutama yang sudah Kristen terhadap misionaris sangat besar. 50 Mengingat minimnya fasilitas, seminari ini tidak sanggup lagi menampung masyarakat yang berminat. Sementara daya tampung seminari ini hanya 46 orang, tetapi jumlah siswa mencapai 70 orang. Mengatasi masalah ini, missionaris mengusahakan membangun seminari yang lebih besar. Mereka mencari lokasi yang lebih luas. Setelah ditelusuri ke daerah-daerah yang telah dikenal oleh misionaris, akhirnya mereka menemukan lokasi yang paling cocok, yaitu di Sipoholon. Dengan persetujuan yang dicapai oleh raja-raja huta dengan misionaris, Seminari Sipoholon dibangun dan diresmikan pada tahun Segala kegiatan di Seminari Pansurnapitu dipindahkan ke Sipoholon dan bangungan ini dijadikan sebagai tempat sekolah minggu bagi anak-anak Kristen. Di Seminari Sipoholon penerimaan murid baru dimulai sejak tahun Siswa Seminari Pansurnapitu yang belum tamat juga ikut dipindahkan ke seminari yang baru ini Jan S Aritonang, op.cit., hlm Seminari Sipoholon diarsiteki oleh misionaris Culemmann dan diresmikan pada tanggal 17 Desember Jan S Aritonang, ibid., hlm. 237.

21 2.3.3 Seminari Sipoholon Dibukanya Seminari Sipoholon telah membantu masyarakat di Sipoholon dan sekitarnya memperoleh pengetahuan baru. Sebagai lembaga pendidikan, seminari memiliki fasilitas-fasilitas yang mendukung sehingga menarik perhatian masyarakat untuk menuntut ilmu di sini. Seminari yang dipersiapkan untuk menyebarkan ajaran agama Kristen ini tetap mengutamakan pelajaran dengan nuansa religius. Tujuannya untuk menguatkan keyakinan siswa terhadap ajaran agama Kristen. Seminari Sipoholon dibuka untuk menampung minat masyarakat Batak yang ingin memperoleh pendidikan dari misionaris. Seluruh kegiatan yang berlangsung di seminari ini merupakan tanggung jawab RMG dan para misionaris utusannya. Setelah Seminari Sipoholon dibuka, para misionaris yang bekerja di Tanah Batak secara keseluruhan dipusatkan ke Sipoholon untuk memberikan pendidikan sesuai dengan keahliannya masing-masing. Sejak semula berdirinya seminari para misionaris harus menyediakan sendiri buku pelajaran bagi bagi siswa-siswanya. Di dalamnya digabungkan pengetahuan yang dari Barat dengan pengetahuan yang sudah dimiliki oleh orang Batak sebelumnya. Pembanguan Seminari Sipoholon ini diarsiteki oleh seorang misionaris, yaitu Culemmann. Fasilitas yang ada di seminari ini lebih lengkap dari yang

22 sebelumnya. Fasilitas yang ada di seminari ini antara lain yaitu, asrama, ruang kelas, ruang musik, lapangan olahraga, perpustakaan, capel dan aula. 52 Seminari ini benar-benar dipersiapkan untuk mendidik masyarakat Batak guna mendalami, memahami, dan menerima injil. Para siswa sekaligus akan dipersiapkan sebagai pendeta dan guru sekolah, maka kurikulum seminari ini juga diperkaya, terutama dalam bidang pengetahuan umum, karena mutu guru tamatan dari seminari ini diharapkan mendapat pengakuan yang baik dari pemerintah Belanda. Kurukulum Seminari Sipoholon 1902 adalah sebagai berikut: 53 Kelas Terendah (Tahun I dan II) Perjanjian Lama Perjanjian Baru Sejarah Gereja Sejarah Umum Latihan Khotbah : 3 jam : 1 jam Berhitung : - Tertulis Ilmu Ukur - Luar Kepala Membaca : - Latin - Batak : 1 jam - Melayu Menulis : - Menulis Indah 52 Panitia Expo, op.cit., hlm Ibid. hlm. 28.

23 : - Imla (Dikte) Mengarang Menggambar Bernyanyi Ilmu Bumi Ilmu Alam Musik (Harmonium, Teromper, Biola) Senam : 1 jam : 1 jam : 1 jam Jumlah : 39 jam/minggu Kelas Tertinggi (Tahun III dan IV) Perjanjian Lama Perjanjian Baru Sejarah Gereja Sejarah Umum Katehetika Latihan dan Persiapan Khotbah Pedagogik : 3 jam : 1 jam : 3 jam Berhitung : - Tertulis : 3 jam Ilmu Ukur Ilmu Bumi Ilmu Alam - Luar Kepala : 1 jam : 1 jam Membaca : - Latin : 1 jam - Batak - Melayu : 1 jam

24 Menulis : - Menulis Indah : 1 jam Bernyanyi Menggambar Musik Senam - Imla (Dikte) : 1 jam : 1 jam : 1 jam Jumlah : 40 jam/minggu Seminari Sipoholon merupakan sarana pendalaman kekristenan. Jadi pendidikan yang diutamakan adalah pengetahuan dan penghayatan religius. Siswa di seminari ini juuga dibina untuk mandiri, agar pada gilirannya menjadi guru, ia dapat menanamkan kemandirian dalam murid-muridnya. Lebih khususnya lagi didirikan dengan tujuan untuk memperoleh tenaga bantu yang melayani jemaat-jemaat gereja. 54 Dampak usaha Batakmission, terutama melalui bidang pendidikan, atas beberapa aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat Batak, terutama yang sudah beragama Kristen Peningkatan status sosial Walaupun pada hakekatnya masyarakat Batak tidak mengenal stratifikasi sosial yang mapan dan melembaga, karena adatnya menandaskan bahwa setiap orang Batak adalah keturunan raja, namun terdapat juga tiga golongan dalam masyarakat, yaitu raja-raja (pemuka masyarakat), rakyat biasa dan hatoban (budak). Di sinilah para misionaris membuka peluang yang sama bagi setiap golongan untuk memasuki 54 Jan S Aritonang, op.cit., hlm Jan S. Aritonang, ibid., hlm

25 sekolah-sekolah yang ada sehingga pendidikan telah memberi status sosial yang baru, dan mereka disebut sebagai kelas menengah. Orang-orang berpendidikan ini pun telah disejajarkan dengan kelompok raja-raja atau aristokrat tradisional yang terdapat dalam lembaga-lembaga sosial maupun dalam gereja. Kalau selama ini kelompok aristokrat dipandang memiliki sahala (pengetahuan) yang utama, kini sahala itu juga dimiliki oleh kelompok berpendidikan itu. Jadi misi pendidikan telah menyiapkan jalan bagi banyak orang Batak Kristen untuk meraih status sosial yang tinggi melalui jalur pendidikan, sebab mereka yang melanjutkan sekolah di luar Tanah Batak pada umumnya adalah produk pendidikan yang dijalankan para misionaris. 2. Peningkatan kesejahteraan ekonomi Sekolah-sekolah yang dikelola oleh badan misionaris di Tanah Batak telah membuat masyarakat Batak menjadi salah satu suku bangsa yang paling melek huruf (literate) di seluruh Hindia Belanda (Indonesia) dan pada gilirannya membuka peluang bagi mereka untuk memperoleh pekerjaan di luar bidang-bidang pekerjaan tradisional. Jenis pekerjaan baru ternyata memberi penghasilan yang lebih memadai dan kemudian dapat menduduki posisi penting karena telah bermodalkan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh. Berkat pendidikan inilah yang membuat masyarakat secara berangsur-angsur bergeser dari masyarakat agraris ke masyarakat birokratis, pedagang dan pengrajin. Dengan demikian misi pendidikan di Tanah Batak telah berhasil membangkitkan kesadaran masyarakat Batak akan pentingnya pendidikan sebagai sarana peningkatan kesejahteraan ekonomi dan juga telah

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan

BAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Ada empat hal penulis simpulkan sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda karena gama Kristen mengajarkan perdamaian. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah lembah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di Tanah Batak (Sumatera Utara).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot

BAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut adalah Agama Kristen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah

BAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang Batak adalah salah satu suku dari bangsa Indonesia yang tinggal pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah kalimantan dan terletak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di tanah batak (Sumatera

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini

BAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ingwer Ludwig Nomensen sebagai perintis pengkristenan di Tanah Batak sebelah Utara berserta teman- teman sekerjanya memberikan perhatian yang sangat besar untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang

BAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner

BAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Misi pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja maupun badan misi pada masa lampau, yang berkaitan dengan kolonialisasi, tidak hanya menjadi halangan ataupun

Lebih terperinci

BAB II TERBENTUKNYA COMITE NA RA MARPODAH SIMALOENGOEN

BAB II TERBENTUKNYA COMITE NA RA MARPODAH SIMALOENGOEN BAB II TERBENTUKNYA COMITE NA RA MARPODAH SIMALOENGOEN 2.1. Kedatangan Rheinische Mission Gesselschaft ke Sumatera Badan penyebaran agama Kristen yang paling berpengaruh di Sumatera Utara, terkhusus di

Lebih terperinci

2014), hal , Th. Van den End, Harta Dalam Bejana. Sejarah Gereja Ringkas, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003), hal 267.

2014), hal , Th. Van den End, Harta Dalam Bejana. Sejarah Gereja Ringkas, (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2003), hal 267. III.Sejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) A. Sejarah Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) adalah salah satu gereja yang didirikan lembaga Zending RMG (Rheinishe Missions Gesellschaft ) di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang

BAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda. Agama Kristen mengajarkan perdamaian.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.

BAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan agama Kristen Protestan setelah Injil masuk ke daerah Tarutung sangat cepat, tepat dan bermanfaat. Proses pertumbuhan agama ini sudah berlangsung lebih dari seratus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang

BAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Oleh karena itu, nama kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama ibukota Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk yang mampu melakukan olah cipta sebab manusia memiliki pengetahuan. Pengetahuan adalah sumber pokok kekuatan manusia dan pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang

BAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya gereja HKBP di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen di pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang pemberita

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Awal dari sebuah kehidupan adalah sebuah penciptaan. Tanpa adanya sebuah penciptaan maka kehidupan di muka bumi tidak akan pernah ada. Adanya Sang Pencipta yang akhirnya berkarya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran

BAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai ciri keanekaragaman budaya yang berbeda tetapi tetap satu. Indonesia juga memiliki keanekaragaman agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat Batak Toba sudah mempunyai sistem kepercayaan tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN ( )

BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN ( ) BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN (1954-1975) 2.1 Sejarah berdirinya Universitas HKBP Nomensen di Sumatera Utara Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang

Lebih terperinci

BAB III PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DAN HKBP. Dengan masuknya para penjajah ke tanah Batak seakan membuka kehidupan baru bagi

BAB III PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DAN HKBP. Dengan masuknya para penjajah ke tanah Batak seakan membuka kehidupan baru bagi BAB III PEMAHAMAN DAN PRAKTEK MISI NOMMENSEN DAN HKBP Dengan masuknya para penjajah ke tanah Batak seakan membuka kehidupan baru bagi bangsa Batak. Bangsa Batak yang dahulu masih didalam kegelapan, kini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah

Lebih terperinci

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama Ibukota Kabupaten Tapanuli

Lebih terperinci

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama

Lebih terperinci

DINAMIKA SEJARAH SUMATERA ABAD XIX

DINAMIKA SEJARAH SUMATERA ABAD XIX DINAMIKA SEJARAH SUMATERA ABAD XIX Oleh: Hj. Harianti, M. Pd. 19501210 197903 2 001 Sudrajat, M. Pd. 19730524 200604 1 002 J U R U S A N P E N D I D I K A N S E J A R A H F A K U L T A S I L M U S O S

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan

BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kalimantan dan terletak pada ujung Barat Indonesia. Orang Batak mendiami

PENDAHULUAN. kalimantan dan terletak pada ujung Barat Indonesia. Orang Batak mendiami PENDAHULUAN Orang Batak adalah salah satu suku dari bangsa Indonesia yang tinggal pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah kalimantan dan terletak pada ujung Barat Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan perjuangan bangsa dibina melalui dunia pendidikan. Dunia pendidikan sangat erat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hal yang dapat membangun bangsa dan menjadikan bangsa besar. Hal itu menekankan pendidikan sebagai prioritas untuk diperhatikan, anak bangsa yang akan meneruskan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus

BAB VI KESIMPULAN. Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus BAB VI KESIMPULAN Berbagai penelitian yang pernah dilakukan berkaitan dengan wacana agama Kristen sejauh ini hanya berdasarkan wacana teologi atau lebih dari itu terfokus tema etika, dan moralitas agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak

BAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kata Methodist berasal dari kata Method yang artinya cara, jadi arti dari kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak monoton).

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP)

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR. tentang keberadaan Yayasan Perguruan Sekolah Menengah Pertama (SMP) BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN STM HILIR Gambaran umum Kecamtan STM Hilir yang merupakan lokasi penilitian ini adalah, letak geografis, komposisi penduduk, dan perkembangan pemerintahan. Hal ini untuk

Lebih terperinci

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I. Pendahuluan. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I Pendahuluan 1. Latar Belakang Permasalahan Suku Batak memiliki lima sub suku, yaitu suku Toba, Simalungun, Karo, Pak-Pak atau Dairi, dan Angkola-Mandailing. Setiap sub suku tersebut memiliki ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman budaya yang luar biasa. Selain budaya, Indonesia juga merupakan negara yang mempunyai berbagai macam

Lebih terperinci

Gereja Menyediakan Persekutuan

Gereja Menyediakan Persekutuan Gereja Menyediakan Persekutuan Pada suatu Minggu pagi sebelum kebaktian Perjamuan Tuhan, lima orang yang akan diterima sebagaianggota gereja berdiri di depan pendeta dan sekelompok diaken. Salah seorang

Lebih terperinci

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia

BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA. perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis ke Asia BAB II KEHADIRAN SERIKAT YESUIT DI NUSANTARA A. Awal Misi di Maluku Misi Katolik di Nusantara dimulai ketika bangsa Portugis melaksanakan perdagangan ke pusat rempah-rempah di Asia. Perdagangan Portugis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini akan dibahas secara terperinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta berkaitan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok

BAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi

Lebih terperinci

VISI DAN MISI RMG VISI: SUKU BANGSA KAFIR TERSELAMATKAN DAN KERAJAAN ALLAH DIWUJUDKAN

VISI DAN MISI RMG VISI: SUKU BANGSA KAFIR TERSELAMATKAN DAN KERAJAAN ALLAH DIWUJUDKAN MISI DI NIAS APA DAN SIAPA? Badan Zending: Rhenishe Mission-Gesellschaft (RMG) Barmen di Nias Nederland Lutherse-Gesellschaft (NLG)-Holland di P.P. Batu. Badan Zending ini (terutama RMG) lahir atas semangat

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENULISAN Masyarakat Karo terkenal dengan sikap persaudaraan dan sikap solidaritas yang sangat tinggi. Namun ironisnya sikap persaudaraan dan kekerabatan yang mewarnai

Lebih terperinci

Pelajaran 7 AKHIR WAKTU: AKHIRNYA DI RUMAH Kasus Absen Guru Wali Kelas 16 Februari 2013

Pelajaran 7 AKHIR WAKTU: AKHIRNYA DI RUMAH Kasus Absen Guru Wali Kelas 16 Februari 2013 Pelajaran 7 AKHIR WAKTU: AKHIRNYA DI RUMAH Kasus Absen Guru Wali Kelas 16 Februari 2013 Akhirnya Di Rumah (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) "Anak-anak,"

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON AKHIR WAKTU: DI RUMAH AKHIRNYA (Kasus Absen Guru Wali Kelas) 14 Februari 2015

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON AKHIR WAKTU: DI RUMAH AKHIRNYA (Kasus Absen Guru Wali Kelas) 14 Februari 2015 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON AKHIR WAKTU: DI RUMAH AKHIRNYA (Kasus Absen Guru Wali Kelas) 14 Februari 2015 Di Rumah Akhirnya (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Salah satu perbedaan terbesar antara masyarakat di Indonesia (khususnya orang Batak) dengan masyarakat di Barat adalah dalam hal adat istiadat. Kehidupan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Karo itu suku bangsa Haru kemudian di sebut Haru dan akhirnya dinamai suku Karo sekarang ini (P. Sinuraya,2000: 1). Setelah hancurnya Kerajaan Haru Wampu, Kerajaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari

Lebih terperinci

1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal

1 Hasan Sutanto, Homiletik: Prinsip dan Metode Berkhotbah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), hal Berkhotbah merupakan bentuk pelayanan yang penting dalam kehidupan bergereja. Dapat dikatakan bahwa semua teologi yang telah dipelajari ketika masuk dalam kehidupan bergereja akan bermuara di khotbah.

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perjalanan agama Kristen masuk ke Indonesia memang panjang. Ada beberapa tahap ketika kekristenan mulai berkembang tanah air Indonesia. Agama Kristen memang bukan agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara

Lebih terperinci

Gereja Memberitakan Firman

Gereja Memberitakan Firman Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman

Lebih terperinci

Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013

Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013 Pelajaran 3 PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 19 Januari 2013 Terinci, Terinci, Terinci (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.

Lebih terperinci

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?

21 February, Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu? Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON Hidup Melebihi Diri Sendiri (Ini ukan Tentang Anda!) 21 February, 2015 Ini Bukan Tentang Anda! (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di

Lebih terperinci

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013

Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Pelajaran 1 HIDUP SEBAGAI WARGA NEGARA SORGA Sulit Untuk bersembunyi 5 Januari 2013 Sulit Untuk Bersembunyi (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Pada1996

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PELAYANAN KRISTEN (Upah yang Ditawarkan) 20 Oktober 2012

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PELAYANAN KRISTEN (Upah yang Ditawarkan) 20 Oktober 2012 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PELAYANAN KRISTEN (Upah yang Ditawarkan) 20 Oktober 2012 LATIHAN ROHANI (Latihan Salib), 6 Oktober 2012 Upah Yang Ditawarkan (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut

Lebih terperinci

(1) Dalam penanggalan liturgi gerejawi, hari ini Minggu Quasimodo Geniti, maknanya:

(1) Dalam penanggalan liturgi gerejawi, hari ini Minggu Quasimodo Geniti, maknanya: Introitus : Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-nya. (Yoh.20:31). Pembacaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa wilayah di Indonesia. Di pulau Sumatera sendiri khususnya di Sumatera Utara, suku Batak bisa ditemukan

Lebih terperinci

TRADISI MASYARAKAT DESA JANJI MAULI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN ( )

TRADISI MASYARAKAT DESA JANJI MAULI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN ( ) TRADISI MASYARAKAT DESA JANJI MAULI KECAMATAN SIPIROK KABUPATEN TAPANULI SELATAN (1900-1980) SKRIPSI SARJANA DIKERJAKAN OLEH : NAMA : LASRON P. SINURAT NIM : 100706055 DEPARTEMEN SEJARAH FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketidak kesepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan,

BAB I PENDAHULUAN. ketidak kesepakatan yang tajam atau oposisi atas berbagai kepentingan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konflik adalah perkelahian, peperangan atau perjuangan yaitu berupa konfrontasi fisik antara berbagai pihak yang kemudian berkembang dengan masuknya ketidak kesepakatan

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia

BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP 2.1. Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia 2.1.1. Pengertian Gereja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gereja adalah rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW

BAB I PENDAHULUAN UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pembahasan mengenai misi 1 gereja tidak terlepas dari adanya perbedaan dalam pemahaman maupun praktek misi. Setidaknya ada dua pemahaman yang berbeda berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1.1. Gereja Oikumenikal dan Evangelikal. Data statistik keagamaan Kristen Protestan tahun 1992, memperlihatkan bahwa ada sekitar 700 organisasi 1 Kristen

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON SEORANG TEMAN UNTUK BERBICARA (Seorang Teman Seperti Itu) 22 Desember 2012 SEORANG TEMAN SEPERTI ITU (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab

Lebih terperinci

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016

PROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016 JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA (1946-2016) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016 PROPOSAL Jl. I Dewa Nyoman Oka 22 Kotabaru Yogyakarta 55224 Tlp. 548740; 513080; Fax. (0274) 548740 Website: hkbpjogja.org Email:

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012 Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON BELAJAR ALKITAB DAN BERDOA (Ada Surat untuk Anda) 13 Oktober 2012 AYAT KUNCI: Pilih salah satu teks dari Rabu bagian dari pelajaran. Menulis di sini dan menghafalnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau, baik bidang politik, militer, sosial, agama, dan ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang

BAB I PENDAHULUAN. dan dirawat dengan sepenuh hati. Tumbuh dan berkembangnya kehidupan seorang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Kehadiran seorang anak ditengah sebuah keluarga adalah merupakan anugerah yang terindah bagi orang tua dari Tuhan Yang Maha Esa. Anak merupakan penerus garis

Lebih terperinci

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8.

Tujuan 1. Mengenali keempat masyarakat dalam Kisah 1:8. Masyarakat Kristen Seorang lurah adalah kepala desanya. Seorang walikota adalah pemimpin sebuah kota. Seorang polisi memelihara hukum dan tata tertib di suatu lingkungan tertentu. Lurah dan walikota itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di Negara Indonesia yang terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di Sumatera Utara memegang

Lebih terperinci

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. Bagian ini merupakan hasil penelitian yang langsung dianalisa. Pada bab ini penulis akan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA. Bagian ini merupakan hasil penelitian yang langsung dianalisa. Pada bab ini penulis akan BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISA Bagian ini merupakan hasil penelitian yang langsung dianalisa. Pada bab ini penulis akan menjabarkan: profil Gereja HKBP, relasi pendeta perempuan dengan lingkungannya,

Lebih terperinci

Ringkasan Khotbah 23 Februari Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama. Lukas 10:1-7. Oleh : Pdt. Elyakin Phang

Ringkasan Khotbah 23 Februari Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama. Lukas 10:1-7. Oleh : Pdt. Elyakin Phang Ringkasan Khotbah 23 Februari 2013 Mari Kita Bangun dan Bekerja Bersama Lukas 10:1-7 Oleh : Pdt. Elyakin Phang Nehemia adalah tokoh Perjanjian Lama yang bekerja melayani Tuhan. Ketika ia menerima laporan

Lebih terperinci

Pelajaran 02: BERTUMBUH KUAT DALAM YESUS Waktu yang Terbaik 13 Juli 2013

Pelajaran 02: BERTUMBUH KUAT DALAM YESUS Waktu yang Terbaik 13 Juli 2013 Pelajaran 02: BERTUMBUH KUAT DALAM YESUS Waktu yang Terbaik 13 Juli 2013 Waktu yang terbaik (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab di pelajaran hari Rabu?) Oh tidak! Saya tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri.

BAB I PENDAHULUAN. ini sudah memiliki kebudayaan dan karya sastra tersendiri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar yang terdiri atas berbagai suku yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Salah satunya adalah etnis Batak. Etnis

Lebih terperinci

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga

Hari Pertama Kerajaan Kristus Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Kedua Doakan Yang Menyatukan Bagi Gereja-Nya Bagi Dunia Kita Hari Ketiga Hari Pertama Kamis, 25 Mei 2006 Kerajaan Kristus...dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem,

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

Bab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian

Lebih terperinci

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN

KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN KISI KISI PENULISAN SOAL ULANGAN KENAIKAN KELAS SEMESTER GENAP (II) TAHUN PELAJARAN 2012-2013 Jenjang : SMP Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen Kelas / Semester : VII / II Bentuk Soal : Pilihan ganda

Lebih terperinci

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar

Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Setiap Orang Bisa Menjadi Pengajar Beberapa berkat yang terbesar dalam hidup ini datang kepada orang Kristen yang mengajar. Ketika saudara melihat sukacita yang dialami seseorang karena menerima Yesus

Lebih terperinci

VISI KEBUTUHAN PENERJEMAHAN ALKITAB DI INDONESIA DAN DI SELURUH DUNIA. Roger E. Doriot 1

VISI KEBUTUHAN PENERJEMAHAN ALKITAB DI INDONESIA DAN DI SELURUH DUNIA. Roger E. Doriot 1 VISI 2025 - KEBUTUHAN PENERJEMAHAN ALKITAB DI INDONESIA DAN DI SELURUH DUNIA Roger E. Doriot 1 rogerdoriot@gmail.com sttjaffraymakassar@yahoo.co.id Artikel 1 Visi 2025 Kenapa Penerjemahan Alkitab Penting

Lebih terperinci

GEREJA HKBP DI SEMARANG

GEREJA HKBP DI SEMARANG LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR GEREJA HKBP DI SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik DIAJUKAN OLEH : JOSUA B. SIHOTANG L2B 005

Lebih terperinci

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI

Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Pelajaran untuk Murid STUDENT LESSON PARA REMAJA PADA SEBUAH MISI Terinci, terinci, terinci 17 Januari 2015 Terinci, Terinci, Terinci (Apa kira-kira hubungan ilustrasi berikut dengan ayat-ayat Alkitab

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan sejarah merupakan bentuk dan proses pengisahan atas peristiwaperistiwa masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu kenyataan subjektif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. Dalam rentang sejarahnya, Indonesia mendapat pengaruh budaya India, Cina,

Lebih terperinci

Hubungann Kita Dengan Orang Lain

Hubungann Kita Dengan Orang Lain Hubungann Dengan Orang Lain Kita Pada hari Senin pagi dalam ibadah pagi di Sekolah Alkitab ada bagian kesaksian. Seorang gadis bernama Olga berdiri untuk bersaksi. Sehari sebelumnya ia bersama seorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian dalam bidang daya dan kemandirian dalam bidang dana. 1 Kemandirian dalam 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Penatalayanan merupakan tanggung jawab gereja, ketika berada di tengah tengah dunia ini. Penatalayanan bukan merupakan tujuan yang hendak dicapai oleh gereja.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dr. Harun Hadiwijono, Inilah Sahadatku, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), hlm. 12 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Sahadat atau Pengakuan Iman Rasuli adalah ringkasan isi dari iman kepercayaan Kristen. Sahadat ini disebut juga dengan Dua Belas Pengakuan Iman, karena di dalamnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang

I. PENDAHULUAN. agama-agama asli (agama suku) dengan pemisahan negeri, pulau, adat yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberagamaan orang Maluku, dapat dipahami melalui penelusuran sejarah yang memberi arti penting bagi kehidupan bersama di Maluku. Interaksiinteraksi keagamaan

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA

BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA BAPA SURGAWI BERFIRMAN KEPADA SAUDARA Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Allah Ingin Berbicara kepada Saudara Allah Berfirman dalam Berbagai-bagai Cara Bagaimana Kitab Allah Ditulis Petunjuk-petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tanggal 21 Maret 2006, bertempat di Jakarta ditetapkanlah sebuah peraturan pemerintah yang baru, yang dikenal sebagai Peraturan Bersama dua Menteri (selanjutnya

Lebih terperinci

Terjemahan KOTA PALEM. WARTA BERKALA KE 6 Januari Satu tahun penuh kegiatan

Terjemahan KOTA PALEM. WARTA BERKALA KE 6 Januari Satu tahun penuh kegiatan Terjemahan KOTA PALEM WARTA BERKALA KE 6 Januari 2015 2014 Satu tahun penuh kegiatan 2014 adalah tahun yang penuh kegiatan untuk Yayasan Kota Palem. Tahun yang begitu sibuk dengan banyak perkembangan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. hal yang tercakup seperti adat serta upacara tradisional. Negara Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Budaya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat, budaya ada di dalam masyarakat dan lahir dari pengalaman hidup sehari-hari yang dialami oleh setiap kelompok

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. makna koleksi tersebut dalam konteks budaya tempat koleksi berasal. Perbedaan. koleksi epigrafi Jawa Kuno, dan koleksi etnik Aceh.

BAB V PENUTUP. makna koleksi tersebut dalam konteks budaya tempat koleksi berasal. Perbedaan. koleksi epigrafi Jawa Kuno, dan koleksi etnik Aceh. BAB V PENUTUP Setelah dilakukan penelitian secara cermat dan mendalam dapat diketahui bahwa pemaknaan koleksi di Pameran Asia Tenggara memiliki perbedaan dengan makna koleksi tersebut dalam konteks budaya

Lebih terperinci

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB)

Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Mengaryakan Pelayanan dan Kesaksian dengan Mewujudkan Kebebasan, Keadilan, Kebenaran dan Kesejahteraan bagi Sesama dan Alam Semesta (LUKAS 4:19) Minggu,

Lebih terperinci