BAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat
|
|
- Hadian Makmur
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat Batak Toba sudah mempunyai sistem kepercayaan tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan di atas langit dan pancaran kekuasan-nya terwujud dalam Debata Natolu. Masyarakat Batak Toba dulunya sering terjadi perang antara satu kampung dengan kampung yang lain. Masyarakat Batak Toba di Balige saat itu sangat takut dengan kekuatan jimat. Untuk mengubah cara berpikir masyarakat Batak Toba tersebut, para missionaris berusaha mengenalkan pendidikan. Masuknya agama Kristen kemudian mengakibatkan semakin berkurang terjadinya perang antarkampung. Hal ini tidak terlepas dari usaha para missionaris yang datang ke Tanah Batak untuk memajukan masyarakat dan mengubah cara berpikirnya melalui pendidikan ditambah dengan ajaran agama Kristen. 1 Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, ada catatan bahwa pertumbuhan gereja tidak selamanya berjalan lancar. Ada kalanya pertumbuhan gereja mengalami kendala, seperti jumlah warga gereja mulai berkurang dan akhirnya lenyap sama sekali. Hal ini sebenarnya tidak hanya terjadi di Tapanuli. Pada abad 17 di Eropa suatu organisasi gereja tertentu bisa hilang atau mengikuti keputusan raja di wilayah tertentu karena pergeseran sosial dan politik akibat timbulnya Reformasi. Pada masa itu di Eropa sedang terjadi 1 Sihombing, Justin, Sejarah Ni Huria Kristen Batak Protestan, Medan : 1996, ha.l 43.
2 pertumbuhan gereja yang negatif secara relatif. Itu karena adanya pengaruh materialisme dan rasionalisme. Ada juga pertumbuhan gereja yang bersifat positif, baik yang mutlak maupun yang relatif sedang terjadi. Banyak gereja di Indonesia yang sedang bertumbuh saat ini, karena Roh Kudus tetap berkarya dan memberi kuasa untuk bersaksi serta menghasilkan pertumbuhan gereja. 2 Berbicara tentang gereja, khususnya Gereja Protestan harus berbicara juga tentang Martin Luther sebagai tokoh pertama Reformasi gereja 3 pada abad ke-16. Ada delapan organisasi gereja di Indonesia yang mengaku penganut paham atau termasuk aliran Lutheran serta menjadi anggota LWF (The Lutheran World Federation), yaitu HKBP, GKPS, GBKP, GKPI, HKI, GKLI, GKPA, dan GKPM. Semuanya berpusat di Sumatera Utara dan sekitarnya. Salah satu yang akan dibahas dalam penulisan ini adalah Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP). 4 Pada tahun 1881 seorang pendeta yang bernama Pdt. Pilgram mengadakan rapat bersama jemaat untuk merencanakan pembangunan Gereja HKBP Balige. Semua peserta rapat saat itu setuju dengan pembangunan Gereja tersebut. Persetujuan akan pembangunan 2 Gondowijoyo, Pertumbuhan Gereja, Yogyakarta : Tanpa Penerbit, 1994, hal Melalui gerakan reformasi yang terjadi di dalam sejarah dunia, adalah prinsip-prinsip yang lahir dari terjadinya peristiwa reformasi gereja. Reformasi gereja tercetus pertama kali di dalam suatu zaman, yaitu abad ke-16 yang terjadi di Eropa Barat. Reformasi gereja ini terjadi akibat banyaknya ketidakpuasan terhadap Gereja Katolik Roma pada saat itu. Ketidakpuasan ini terjadi di Bohemia, Inggris dan di tempat-tempat yang lain. Para pemimpin gereja pada masa itu hidup secara munafik dan bertentangan dengan Kitab Suci. Rakyat menyaksikan kerusakan moral gereja yang bahkan melebihi kerusakan moral dalam kalangan orang biasa. Tetapi rakyat tidak berhak mengkritik karena adanya anggapan bahwa para pemimpin adalah wakil Tuhan dan rakyat harus mentaati mereka. Keadaan ini membuat orang-orang mulai meninggalkan gereja, namun mereka tetap terikat oleh gereja sebab adanya pandangan yang mengatakan bahwa keselamatan hanya terdapat di dalam gereja dan di luar gereja pasti binasa. 4 Aritonang, Yan S, Berbagai Aliran di Dalam dan di Sekitar Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, Hal. 17.
3 Gereja bukan hanya dalam perkataan saja, tetapi nyata saat itu dana sudah trekumpul. Pembangunan Gereja baru dan lumayan besar dapat selesai dengan semangat yang luar biasa tepatnya tanggal 26 April 1883 dan dipakai menjadi Gereja yang disebut namanya Gereja HKBP Balige, oleh ompu Ephorus Pdt. Ingwer Ludwig Nommensen yang datang ke Tanah Batak. 5 Pada tanggal 23 Agustus 1906 HKBP Balige dan jajarannya mengadakan Jubileum 25 tahun. Pada saat jubileum itu telah berdiri di Toba Hasundutan sebanyak 11 gereja dengan jumlah anggota jemaat sebanyak 3644 jiwa, Sekolah Minggu 1108 jiwa. Pesta jubileum pertama dihadiri hampir semua orang Kristen di Balige, dan banyak undangan dari Humbang, Silindung. Bahkan pesta Jubileum itu dihadiri tamu dari Luar Negeri sebanyak 25 orang. Jubileum pertama (25 tahun) menjadi momen yang sangat penting dan sungguh mahal, sebab pada saat itu Ephorus HKBP Pdt. I.L. Nomensen dengan penuh semangat serta percaya diri menyuarakan serta memberitahu arti Jubileum. 6 Setelah 50 tahun HKBP Balige berdiri, maka diadakanlah pesta besar Jubileum 50 tahun (pesta emas). Sukacita masyarakat Balige sangat luar biasa. Pdt. Eigenbord mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam memeriahkan pesta Jubileum tersebut. Hingga pada tanggal 10 November 1981 Balige mengadakan pesta Jubileum 100 tahun. Para jemaat sangat bersukacita dalam memeriahkan pesta Jubileum tersebut. Karena panitia Jubileum 100 tahun mengadakan pendekatan kepada anak perantau asal HKBP Balige. 5 Simanjuntak, Hot Marulak MP, Sejarah Jubileum HKBP Balige, Balige : 2006, hal Jubileum merupakan peresmian atau suatu pembebasan. Jubileum sama seperti merayakan ulang tahun. Simanjuntak, Hot Marulak MP, Sejarah Jubileum HKBP Balige
4 Gereja HKBP cukup berperan aktif terhadap masyarakat. Para pendeta, penatua dan bahkan pengajar Sekolah Minggu pun ikut berpartisipasi dengan masyarakat Balige. Bahkan kerja keras panitia Gereja menunjukkan kerjasama yang baik, sehingga anggota jemaat turut mendukung kebersamaan tersebut. Di samping itu juga, melihat dari kondisi Gereja HKBP Balige yang sangat indah, bersih dan memiliki panitia yang selalu aktif melayani masyarakat, maka banyak jemaat yang datang dari luar Balige beribadah disana, sebab pada saat itu HKBP Balige merupakan gereja terbesar dan terindah pada zamannya. Pendeta dan penatua Gereja sangat dihormati dan disenangi oleh masyarakat tersebut karena pelayanannya yang sangat baik. Adapun struktur Organisasi HKBP dari pusat hingga ke resort adalah: HKBP ditata mengikuti sistem keuskupan, mirip dengan Gereja-gereja yang menganut sistem episkopal seperti Gereja Katolik Roma, Gereja Anglikan, Gereja Methodis, dan lain sebagainya. Pimpinan tertingginya disebut Ephorus. Ephorus HKBP yang pertama adalah Dr. I.L. Nommensen. Ephorus dibantu oleh seorang Sekretaris Jenderal dan sejumlah Kepala Departemen. Di bawahnya adalah praeses yang memimpin distrik-distrik gereja, sementara di bawah distrik terdapat Resort yang dipimpin oleh pendeta Resort, dan di tingkat yang paling bawah adalah jemaat individual yang dipimpin oleh pendeta. Saat ini HKPB mempunyai 26 praeses di seluruh Indonesia. Dalam
5 pelayanannya, seorang pendeta HKBP biasanya dibantu oleh Guru Huria, sementara ada pula jabatan lain yaitu Bibelvrouw dan diakones Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang di atas maka dibuatlah suatu perumusan masalah yang hendak diteliti sebagai landasan utama dalam penelitian. Penelitian ini dibuat untuk membahas perkembangan Gereja HKBP di Balige ( ). Untuk mempermudah tulisan dalam upaya menghasilkan penelitian yang objektif, maka pembahasannya dirumuskan dalam masalah-masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah berdirinya Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan? 2. Bagaimana perkembangan gereja HKBP Ressort Balige tahun ? 3. Apa peranan Gereja HKBP terhadap kehidupan sosial masyarakat Balige? 1.3 Tujuan dan Manfaat Dalam kehidupan manusia, masa lampau memang tidak dapat ditampilkan lagi seutuhnya. Meskipun demikian, manusia perlu mempelajari sejarah masa lampau, masa 7 Nadeak, Moksa, Krisis HKBP: Ujian bagi Iman dan Pengamalan Pancasila. Tarutung: Biro Informasi HKBP, 1995, hal. 24.
6 kini dan masa yang akan datang karena akan memberikan pelajaran bagi manusia untuk tidak melakukan kesalahan yang sama pada masa kini dan akan datang. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui latar belakang berdirinya Gereja HKBP Ressort Balige. 2. Menjelaskan perkembangan Gereja Ressort Balige Menjelaskan peranan Gereja HKBP dalam kehidupan sosial masyarakat Balige. Di samping tujuan di atas, juga diharapkan akan menghasilkan manfaat antara lain sebagai berikut: 1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan. 2. Memberikan motivasi dan dorongan bagi pembaca sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya bagi yang ingin meneliti permasalahan yang sama atau yang berhubungan dengan masalah dalam penelitian ini. 1.4 Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka sangatlah diperlukan dalam suatu penelitian, dimana hal ini dapat berfungsi sebagai sumber pendukung penelitian sehingga hasil penelitian tersebut sesuai dengan yang diharapkan dan tidak keluar dari rumusan masalah yang telah dibuat.
7 Dalam hal ini, adapun buku yang digunakan sebagai rujukan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut: Dalam buku Berkhof, H (2005) yang berjudul Sejarah Gereja, yang menjelaskan bahwa Gereja senantiasa berusaha mengajarkan ajarannya yang sah dan murni, sesuai dengan Firman Tuhan, berhadapan dengan segala ajaran yang sesat yang timbul di sekelilingnya. Penyelidikan sejarah Pekabaran Injil akan menyatakan pula kepada kita bagaimana Gereja telah melakukan tugasnya terhadap sekalian orang yang belum mengenal cinta kasih Allah. Bilamana hidup Gereja ditinjau dari sudut persekutuan anggotaanggotanya dengan Kristus dan satu sama lain, maka nampaklah kesalehan seseorang, ibadah jemaat, usaha-usaha sosial, dan lain sebagainya. Dalam buku Locher, G.P.H (1997) yang berjudul Tata Gereja-Gereja Protestan di Indonesia, yang menjelaskan bahwa fungsi Tata Gereja dalam gereja ialah menciptakan suasana sopan dan teratur, dan menetapkan peraturan-peraturan yang harus diikuti untuk mewujudkannya. Tata gereja merupakan sarana yang dipakai Kristus dalam memerintah Gereja-Nya. Tata gereja itu merupakan aturan dan pedoman untuk menjaga supaya di dalam gereja dan di dalam masyarakat segala sesuatu berlangsung dengan sopan dan teratur. Adapun buku lain yang mendukung penelitian ini antara lain Buku Sejarah Jubileum 125 Tahun HKBP Balige (2006) yang diterbitkan oleh ketua seksi sejarah yang bernama Hot Marulak MP Simanjuntak yang menjelaskan bahwa pemerintah Belanda telah mulai mengangkat pimpinan daerah dari orang Batak yang menjadi raja, kebanyakan diangkat dari kalangan orang-orang yang telah menerima Firman Tuhan. Setelah Balige
8 menerima Firman Tuhan, banyak ajaran yang muncul. Bermacam cara mereka lakukan untuk menarik minat anggota jemaat HKBP Balige dan jemaat cabang agar meninggalkan HKBP. Namun berkat kegigihan para pendeta, dimana segala usaha mereka lakukan agar jemaat HKBP tidak tertarik dengan ajaran itu. Dan pada akhirnya pun ajaran tersebut gagal tanpa hasil, malah mereka menuai kerugian moral dan material. 1.5 Metode Penelitian Untuk mendapatkan penulisan sejarah yang deskriptif analitis haruslah melalui tahapan demi tahapan. Tahapan-tahapan ini ada empat bagian yaitu sebagai berikut: Tahap pertama, Heuristik (pengumpulan data) yang sesuai dengan objek yang diteliti. Hal ini menggunakan metode penelitian kepustakaan/studi literatur dan metode penelitian lapangan/studi lapangan. Dalam penelitian kepustakaan tersebut dilakukan dengan cara mengumpulkan beberapa buku, artikel, dan karya tulis yang pernah ditulis sebelumnya yang berkaitan dengan judul yang telah dikaji. Kemudian penelitian lapangan akan dilakukan dengan cara menggunakan metode wawancara terhadap informan-informan yang dianggap mampu memberikan informasi yang dibutuhkan dalam penulisan ini, khususnya informan yang merupakan sebagai pelaku perkembangan Gereja HKBP di Balige. Tahap kedua, Kritik Sumber yaitu usaha yang dilakukan peneliti untuk menyeleksi sumber atau bahan yang dikumpulkan, sehingga akan dihasilkan suatu nilai kebenaran. Sumber tersebut ialah kritik intern yang menelaah dan menyeleksi kebenaran
9 isi atau fakta baik yang bersifat tulisan misalnya, buku-buku atau dokumen yang berkaitan dengan perpustakaan daerah. Kritik ekstern yang dilakukan untuk menentukan keabsahan data dan dilakukan dengan cara pengujian untuk menentukan keaslian sumber, baik dari buku maupun wawancara dengan narasumber. Tahap ketiga, Interpretasi yaitu tahap menafsir atau menganalisis suatu sumber atau data yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk berupaya menghilangkan kesubjektifitasan data, walaupun sebenarnya hal ini tidak dapat dihilangkan secara total. Interpretasi ini diharapkan dapat menjadi data sementara sebelum peneliti menuangkannya dalam penulisan. Kemudian menghasilkan suatu kesimpulan dari objek yang diteliti baik secara analisi maupun sintetis. Tahap terakhir, Historiografi yaitu penyusunan kesaksian yang dapat dipercaya, menjadi satu kisah atau kajian yang menarik dan selalu berusaha memperhatikan aspek kronologisnya untuk menghasilkan suatu tulisan sejarah yang ilmiah dan objektif mengenai perkembangan Gereja HKBP Ressort Balige Distrik XI Toba Hasundutan. Metode yang dipakai dalam penulisan ini adalah deskriptif analitis, yaitu dengan menganalisis setiap data dan fakta. Historiografi ini merupakan hasil dari pengumpulan sumber kritik (baik itu kritik internal maupun kritik eksternal) serta hasil interpretasi.
BAB I PENDAHULUAN. Tanah Batak. Dialah yang kemudian dijuluki sebagai Apostel Batak yang menjadikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Tarutung merupakan salah satu kota wisata rohani bagi pemeluk agama Kristen. Daerah yang dulunya dikenal dengan nama Silindung ini merupakan sebuah lembah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Teori Uses and Gratifications ini mengenai bagaimana individu memenuhi kebutuhan dalam menggunakan media. Uses and Gratification menurut Nurudin (2007:192),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda karena gama Kristen mengajarkan perdamaian. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa Hutajulu merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Onan Ganjang Kabupaten Humbang Hasundutan. Memiliki kekayaan alam yang berpotensi, dan yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN GEREJA HKBP Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia
BAB II TINJAUAN GEREJA HKBP 2.1. Tinjauan Umum Gereja Protestan di Indonesia 2.1.1. Pengertian Gereja Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia gereja adalah rumah tempat berdoa dan melakukan upacara agama
Lebih terperinciTATA GEREJA PEMBUKAAN
TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke
Lebih terperinciBAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP. 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan
BAB II SEJARAH DAN PROFIL GEREJA HKBP 2.1 Sejarah Gereja Huria Kristen Batak Protestan Gereja Huria Kristen Batak Protestan lahir pada tanggal 7 Oktober 1861 yang ditetapkan melalui Sinode Pertama. Gereja
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan
BAB V KESIMPULAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Ada empat hal penulis simpulkan sehubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa 31 Maret na parjolo tardidi sian halak Batak, ima Simon Siregar dohot
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya bebas memeluk Agama dan Kepercayaannya masing-masing. Dimana salah satu agama tersebut adalah Agama Kristen
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB BAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN PEMUDA KRISTIYASA GKPB PEMBUKAAN Sesungguhnya Allah didalam Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat dunia. Ia adalah sumber kasih, kebenaran, dan hidup, yang dengan kuat kuasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Permasalahan. A.1. Latar Belakang Masalah
9 BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan A.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal penting dalam kehidupan manusia untuk memperoleh bekal pengetahuan dalam menjalani hidup ini. Salah satu pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan visi dan misinya. Karena itu organisasi mempunyai sistem dan mekanisme yang diterapkan sebagai upaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah Kata Methodist berasal dari kata Method yang artinya cara, jadi arti dari kata Methodist adalah banyak atau macam cara dalam tata cara beribadah (tidak monoton).
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dan masih akan terus berkembang dengan pesat. yakni Huta Dame, yang artinya desa-atau-kampung damai.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perkembangan agama Kristen Protestan setelah Injil masuk ke daerah Tarutung sangat cepat, tepat dan bermanfaat. Proses pertumbuhan agama ini sudah berlangsung lebih dari seratus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya gereja HKBP di Medan dimulai dari masuknya agama Kristen di pulau Sumatera. Pada tahun 1820, Gereja Baptis Inggris mengirimkan tiga orang pemberita
Lebih terperinciBAB I PENDAHALUAN. Dengan mencatat besarnya jumlah organisasi gereja di Indonesia, serangkaian
BAB I PENDAHALUAN 1. Latar Belakang Dengan mencatat besarnya jumlah organisasi gereja di Indonesia, serangkaian pertanyaan akan segera muncul. Apakah semua itu merupakan produk dari kreativitas gereja-gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan internet saat ini memberikan banyak kemudahan bagi para penggunanya. Internet memungkinkan penggunanya mendapatkan informasi yang diinginkan dengan cepat,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di Tanah Batak (Sumatera Utara).
Lebih terperinciabad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama Ibukota Kabupaten Tapanuli
Lebih terperinciKEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor: 99/SK-1-PP/2013 tentang TATA GEREJA dan PERATURAN RUMAH TANGGA GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS)
TATA GEREJA GKPS 1 GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN (GKPS) Simalungun Protestant Christian Church Pimpinan Pusat : Pdt. Jaharianson Saragih, STh, MSc, PhD Sekretaris Jenderal : Pdt. El Imanson Sumbayak,
Lebih terperinciPROPOSAL JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA ( ) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016
JUBILEUM 70 TAHUN HKBP YOGYAKARTA (1946-2016) DAN TAHUN KELUARGA HKBP 2016 PROPOSAL Jl. I Dewa Nyoman Oka 22 Kotabaru Yogyakarta 55224 Tlp. 548740; 513080; Fax. (0274) 548740 Website: hkbpjogja.org Email:
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan membahas secara rinci mengenai metode dan teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mengumpulkan sumber berupa data dan fakta yang berkaitan dengan
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima Yesus Kristus menjadi Juruselamat pribadi,
Lebih terperinciBab I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah
Bab I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Gereja Kristen Protestan Indonesia atau yang sering disingkat dengan nama GKPI adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di dunia ini. Sebagai bagian
Lebih terperinciPERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON)
PERATURAN SIASAT GEREJA DI GKPS (RUHUT PAMINSANGON) 76 Ketetapan Synode Bolon GKPS ke-32 Tahun 1994 No. 5/1 Tahun 1994 Tentang RUHUT PAMINSANGON DI GEREJA KRISTEN PROTESTAN SIMALUNGUN SYNODE BOLON GEREJA
Lebih terperinciPERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI)
PERATURAN HURIA KRISTEN INDONESIA (HKI) Nomor. Tahun 2016 Tentang : Pengelolaan Keuangan Sentralisasi HKI Dengan Kasih dan Karunia Tuhan Jesus Kristus, Pucuk Pimpinan Huria Kristen Indonesia, M e n i m
Lebih terperinciPERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN. Pasal 1
PERATURAN RUMAH TANGGA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota GKPS adalah orang-orang yang terdaftar di jemaat GKPS terdiri dari: a. Anggota Baptis b. Anggota Sidi c. Anggota Siasat d. Anggota Persiapan. Pasal
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN Awal dari sebuah kehidupan adalah sebuah penciptaan. Tanpa adanya sebuah penciptaan maka kehidupan di muka bumi tidak akan pernah ada. Adanya Sang Pencipta yang akhirnya berkarya untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbedaan pandangan mengenai masalah iman dan perbuatan dalam hubungannya dengan keselamatan memang sudah ada sejak dulu kala 1. Pada satu pihak, ada orang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih baik di masa yang akan datang. Pendidikan juga dipandang sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Pendidikan sangat penting peranannya dalam kehidupan manusia, karena pendidikan merupakan sarana ataupun alat untuk mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik di
Lebih terperinciSurat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup?
Lesson 13 for June 24, 2017 Surat-surat Petrus adalah surat-surat praktis. Ada lima tema utama di dalamnya: Bagaimanakah kita harus hidup? Yesus Juruselamat kita yang menderita. Harapan pada Kedatangan
Lebih terperinciRevelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language. Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris
Revelation 11, Study No. 13 in Indonesian Language Seri Kitab Wahyu Pasal 11, Pembahasan No. 13, oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di Pemahaman Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu.
Lebih terperinciPERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008
PERATURAN BANUA NIHA KERISO PROTESTAN (BNKP) NOMOR 04/BPMS-BNKP/2008 tentang J E M A A T Dengan Kasih Karunia Yesus Kristus, Tuhan dan Raja Gereja BADAN PEKERJA MAJELIS SINODE BNKP Menelaah : Kejadian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perjamuan kudus merupakan perintah Tuhan sendiri, seperti terdapat dalam Matius 26:26-29, Mar
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam pengajaran gereja sakramen disebut sebagai salah satu alat pemelihara keselamatan bagi umat Kristiani. Menurut gereja-gereja reformasi hanya ada dua sakramen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penginjil Rheinische Mission Gesellschaft (RMG) masih sedikit. Keadaan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ingwer Ludwig Nomensen sebagai perintis pengkristenan di Tanah Batak sebelah Utara berserta teman- teman sekerjanya memberikan perhatian yang sangat besar untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal dengan keanekaragaman Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan (SARA). Luasnya wilayah Indonesia yang terdiri atas beribu pulau tersebar dari
Lebih terperinciStatus Rohani Seorang Anak
Status Rohani Seorang Anak PENDAHULUAN Kita yang melayani anak-anak di gereja atau di yayasan gerejawi perlu memiliki keyakinan tentang status rohani seorang anak di hadapan Tuhan, berdasarkan Firman Tuhan.
Lebih terperinciFINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH
FINDING YOUR LIFE PURPOSE #3 - MENEMUKAN TUJUAN HIDUPMU #3 GROWING IN THE FAMILY OF GOD BERTUMBUH DALAM KELUARGA ALLAH PEMBUKAAN: Hari ini saya ingin melanjutkan bagian berikutnya dalam seri khotbah Menemukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun ,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk Dan Strategi Penelitian Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Kepemimpinan Perempuan Pembawa Perubahan di Desa Boto Tahun 1974-2007,
Lebih terperinciPertanyaan Alkitab (24-26)
Pertanyaan Alkitab (24-26) Bagaimanakah orang Kristen Bisa Menentukan Dia Tidak Jatuh Dari Iman/Berpaling Dari Tuhan? Menurut Alkitab seorang Kristen bisa jatuh dari kasih karunia, imannya bisa hilang.
Lebih terperinciLANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI
LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI LANGKAH-LANGKAH MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI KUNCI MENUJU PERTUMBUHAN ROHANI BAGI MEREKA YANG MEMBUAT KEPUTUSAN Saudara yang terkasih, pada waktu Saudara menerima
Lebih terperinciSeri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann
Seri Kitab Wahyu Pasal 14, Pembahasan #33 oleh Chris McCann Selamat malam dan selamat datang di pembahasan Alkitab EBible Fellowship dalam Kitab Wahyu. Malam ini adalah pembahasan #33 tentang Wahyu, pasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Oleh karena itu, nama kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama ibukota Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Pelayanan kepada anak dan remaja di gereja adalah suatu bidang pelayanan yang penting dan strategis karena menentukan masa depan warga gereja. Semakin
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Bagian Pertama PEMBUKAAN
DAFTAR ISI Bagian Pertama PEMBUKAAN Bagian Kedua ATURAN Bab I Ketentuan Umum Bab II Nama, Tempat, dan Pendirian Bab III D a s a r Bab IV Kesaksian Bab V Peribadahan Bagi Tuhan Bab VI Oikumene Bab VII Maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di tanah batak (Sumatera
Lebih terperinciPERATURAN PERKAWINAN DI GKPS
PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS 54 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT GKPS Nomor : 119/1-PP/2006 Tentang PERATURAN PERKAWINAN DI GKPS Pimpinan Pusat Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Menimbang : a.
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah a) Gambaran GKP Dan Konteksnya Secara Umum Gereja Kristen Pasundan atau disingkat GKP melaksanakan panggilan dan pelayanannya di wilayah Jawa
Lebih terperinciBAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN ( )
BAB II SEJARAH BERDIRINYA UNIVERSITAS HKBP NOMENSEN (1954-1975) 2.1 Sejarah berdirinya Universitas HKBP Nomensen di Sumatera Utara Dalam suatu masyarakat atau bangsa, pendidikan merupakan masalah yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik itu organisasi profit. maupun non profit memiliki kebijakan mutasi.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap organisasi baik itu organisasi profit maupun non profit memiliki kebijakan mutasi. Kebijakan mutasi ini dalam organisasi profit berkaitan erat dengan pengembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun temurun menggunakan bahasa Jawa, bertempat tinggal di Jawa Tengah dan Jawa Timur
Lebih terperinciPembaptisan Air. Pengenalan
Pembaptisan Air Pengenalan Penting sekali bagi kita membaca Alkitab dan mempelajari apa yang Tuhan katakan kepada umatnya. Saya percaya kita perlu meneliti Kitab Suci secara menyeluruh untuk mengetahui
Lebih terperinci12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 05Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GERAKAN PEMBARUAN GEREJA Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. BAHAN KAJIAN Pengertian Gerakan Pembaruan Gereja (Reformasi Gereja).
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR PERSEKUTUAN MAHASISWA KRISTEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BAB I PEMBUKAAN Mahasiswa Kristen Institut Teknologi Bandung sebagai bagian dari umat Allah di Indonesia memiliki tugas dan tanggung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan yang menjadi sumber mata pencaharian sehari-hari yaitu dengan bercocok
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Palipi merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, daerah ini dekat dengan Danau Toba, memiliki kekayaan alam yang berpotensi dan yang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejak di dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan Allah menyatakan diri sebagai Bapa, Anak dan Roh Kudus. Roh Kudus adalah pribadi Tuhan dalam konsep Tritunggal.
Lebih terperinciGereja Memberitakan Firman
Gereja Memberitakan Firman Gereja-gereja yang mengakui kewibawaan Firman Allah memberikan tempat terhormat dan utama kepadanya. Pendeta dalam gereja-gereja seperti ini dengan setia memberitakan Firman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera utamanya di Sumatera Utara, awalnya Gereja Pentakosta Indonesia dibawa orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masuknya Ajaran Kharismatik Gereja Pentakosta Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan gereja pada umumnya dari zaman ke zaman. Demikian juga diwilayah
Lebih terperinciSAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG
SAUDARA MEMPUNYAI PENOLONG Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Roh Kudus adalah Penolong Saudara Buah Roh Kudus Berjalan di dalam Roh Kuasa Roh Kudus di dalam Saudara Karunia-karunia Roh Roh Kudus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jawa Barat merupakan salah satu propinsi yang memiliki agama-agama suku dan kebudayaan-kebudayaan lokal serta masih dipelihara. Salah satu agama suku yang ada di Jawa
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:
BAB V PENUTUP Pada bagian ini penulisan akan dibagi menjadi dua bagian yaitu kesimpulan dan saran. 5.1.KESIMPULAN Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: 1. Gereja adalah persekutuan orang percaya
Lebih terperinciGereja. Tubuh Kristus HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS
HIDUP BARU BERSAMA KRISTUS Gereja Tubuh Kristus GEREJA YESUS SEJATI Pusat Indonesia Jl. Danau Asri Timur Blok C3 number 3C Sunter Danau Indah Jakarta 14350 Indonesia Telp. (021) 65304150, 65304151 Faks.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang Batak adalah salah satu suku dari bangsa Indonesia yang tinggal pedalaman Sumatera Utara. Sumatera adalah Pulau terbesar kedua sesudah kalimantan dan terletak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gereja adalah sebuah persekutuan orang-orang percaya, sebagai umat yang terpanggil dan dihimpun oleh Allah Bapa, keluar dari kegelapan menuju kepada Yesus Kristus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara sedang berkembang masyarakatnya berada dalam katagori transisi. Masyarakat mulai bergeser dari pola kehidupan tradisional menuju ke
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Dalam suatu masyarakat terdapat sebuah sistem dan komponen yang mendukung eksistensi komunitas. Komponen itu antara lain agama, kewarganegaraan, identitas suku,
Lebih terperinciPERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus.
PERINTAH YESUS DITURUTI (KISAH 2) Berbeda dengan mereka yang sekarang mengubah pengaturan Yesus, Kisah 2 memberi contoh orang yang secara tepat menuruti pengaturan Yesus. Cerita Awalnya Dalam Kisah 2 Petrus
Lebih terperinciSaya Dapat Menjadi Pekerja
Saya Dapat Menjadi Pekerja Sekarang Kim lebih banyak mengerti mengenai gereja dan berbagai pelayanan yang Tuhan berikan kepada anggotaanggotanya. Ketika ia memandang jemaat, ia melihat bahwa tidak setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di Desa
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka skripsi yang berjudul Peran Kyai Ibrahim Tunggul Wulung Dalam Penyebaran Agama Kristen Di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu wilayah tidak dapat dilepaskan dari perkembangan transportasi. 1 Hal ini tidak dapat dipungkiri mengingat transportasi memiliki peran yang penting dalam
Lebih terperinciBAB 4. Refleksi Teologis. dan kehidupan rohani setiap anggota jemaatnya tidak terkecuali anak-anak yang adalah
BAB 4 Refleksi Teologis Ketika Tuhan Yesus naik ke surga, Ia memberikan mandat kepada seluruh murid untuk pergi ke seluruh dunia dan menjadikan semua bangsa menjadi muridnya (Matius 28:19-20). Mandat ini
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Untuk memperoleh data lapangan guna. penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Untuk memperoleh data lapangan guna penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif sangat mengandalkan manusia
Lebih terperinciBy Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat
By Daniel Ronda (untuk mata kuliah Sistem-Sistem Teologi) Sejarah Singkat Istilah ini muncul sebagai akibat dari pertikaian pada awal abad ke 17 di Belanda tentang ajaran predestinasi. Jacobus Arminius
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sisi positif yang dihasilkan oleh misi pekabaran Injil yaitu sejalan dengan kata Brunner
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Misi pekabaran Injil yang dilakukan oleh gereja maupun badan misi pada masa lampau, yang berkaitan dengan kolonialisasi, tidak hanya menjadi halangan ataupun
Lebih terperinciTUBUH KRISTUS. 1. Gambarkan dengan singkat datangnya Roh Kudus pada orang-orang percaya.
TUBUH KRISTUS Pengantar Apakah Tubuh Kristus itu? Apakah sama dengan Gereja? Mungkin definisi yang sangat sederhana ini akan dapat menjelaskannya. Tubuh Kristus terdiri dari orang-orang percaya dalam semua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, sosial, agama, dan
Lebih terperinciUKDW BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pada jaman sekarang, tidak dapat dipungkiri bahwa Gereja berada di tengah-tengah konteks yang kian berubah dan sungguh dinamis. Hal tersebut tampak jelas
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berbicara akan persoalan Perjamuan Kudus maka ada banyak sekali pemahaman antar jemaat, bahkan antar pendeta pun kadang memiliki dasar pemahaman berbeda walau serupa.
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Minimnya partisipasi warga jemaat secara khusus para pemuda di HKBP Yogyakarta, tentu menjadi suatu keprihatinan bagi gereja. Partisipasi para pemuda dalam gereja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bukti bahwa sejarah itu perlu. Sejarah merupakan hasil peradaban manusia. Karena
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah adalah rekonstruksi masa lalu. 1 Yang direkonstruksi ialah apa saja yang sudah dipikirkan, dikatakan, dikerjakan, dirasakan, dan dialami oleh manusia. Kenyataan
Lebih terperinci11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD)
11. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Dasar (SD) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat tidak dapat dihindari. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), Rabu (10/2), mencatat ekonomi Indonesia tumbuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada masa kolonialisme Belanda di Nusantara, penyebaran agama Kristen merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda. Agama Kristen mengajarkan perdamaian.
Lebih terperinci1 Petrus 1:1. Para penerima. 1 Petrus 1:2. Orang-orang percaya yang dipilih. 1 Petrus 1:3-12. Topik.
Lesson 2 for April 8, 2017 Sebagian besar Kitab Perjanjian Baru ditulis dalam bentuk surat. Surat-surat itu ditulis kepada personal, gereja atau sekelompok jemaat. Kitab 1 dan 2 Petrus adalah surat universal
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Pendampingan dan konseling pastoral adalah alat-alat berharga yang melaluinya gereja tetap relevan kepada kebutuhan manusia. 1 Keduanya, merupakan cara
Lebih terperinciTATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017
TATA IBADAH Dies Natalis STT INTIM Makasar ke 69 Tahun 2017 (Gereja Kristen Protestan di Bali) Minggu, 08 Oktober 2017 PERSIAPAN *. Sebelum ibadah dimulai mohon HP di non aktifkan *. Doa Pribadi Warga
Lebih terperinciUKDW BAB I Latar Belakang Permasalahan
BAB I 1. 1. Latar Belakang Permasalahan Pendeta dipandang sebagai tugas panggilan dari Allah, karenanya pendeta biasanya akan dihormati di dalam gereja dan menjadi panutan bagi jemaat yang lainnya. Pandangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Gereja adalah suatu kehidupan bersama religius yang berpusat pada penyelamatan Allah dalam Tuhan Yesus Kristus 1. Sebagai kehidupan bersama religius,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Masalah Khotbah merupakan salah satu bagian dari rangkaian liturgi dalam kebaktian yang dilakukan oleh gereja. Setidaknya khotbah selalu ada dalam setiap kebaktian minggu.
Lebih terperinciKONFLIK PENGURUS HKBP DAN PENGARUHNYA TERHADAP JEMAAT DI HKBP DISTRIK VII SAMOSIR ( )
KONFLIK PENGURUS HKBP DAN PENGARUHNYA TERHADAP JEMAAT DI HKBP DISTRIK VII SAMOSIR (1962-1998) SKRIPSI SARJANA Dikerjakan O L E H JHONDATO SAGALA NIM : 060706008 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA
Lebih terperinciHARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH
TATA IBADAh HARI MINGGU Iv SESuDAH PASKAH Minggu 14 Mei 201 TATA IBADAH PERSIAPAN - Memastikan kesiapan; semua yang akan melayani - Prasarana ibadah ( P1 ) - Doa pribadi warga jemaat - Prokantor mengajarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta sebagai Runggun dan termasuk di dalam lingkup Klasis Jakarta-Bandung.
BAB I PENDAHULUAN A. Permasalahan 1. Latar Belakang Masalah Gereja 1 dipahami terdiri dari orang-orang yang memiliki kepercayaan yang sama, yakni kepada Yesus Kristus dan melakukan pertemuan ibadah secara
Lebih terperinciHidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean
Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen
Lebih terperinciPendidikan Agama Kristen Protestan
Modul ke: 04Fakultas Psikologi Pendidikan Agama Kristen Protestan GEREJA SESUDAH ZAMAN PARA RASUL (2) Program Studi Psikologi Drs. Sugeng Baskoro,M.M. A. Latar Belakang Dalam kepercayaan Iman Kristen,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam mempertahankan eksistensi sebuah organisasi keagamaan (gereja) bukanlah tanpa perjuangan. Perjuangan tersebut sangat memerlukan daya agar tetap bertahan (survive) ditengah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Ada banyak agama di dunia ini, dari semua agama yang dianut oleh manusia, agama Kristen dapat dikatakan sebagai agama yang paling luas tersebar di muka
Lebih terperinci