BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia.
|
|
- Suryadi Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negeri yang banyak mengalami perubahan budaya dunia. Dalam rentang sejarahnya, Indonesia mendapat pengaruh budaya India, Cina, Arab, dan Eropa. Bahkan hingga kini, di awal abad XXI, proses tersebut masih berlangsung, termasuk pengaruh budaya lokal dari daerah lain. Jika melihat lanskap saling serbuk antar budaya lokal sangat adaptif terhadap budaya non lokal yang memproduksi fertilisasi silang antarbudaya. Penyesuaian atau adaptasi antara budaya lokal dengan budaya non lokal ini memperlihatkan budaya bangsa ini sangat lentur berhadapan dengan tradisi besar manapun. Sikap lentur dan saling serbuk antarbudaya ini bukannya melemahkan budaya lokal, tetapi justru menjadi modal penguatan budaya bangsa yang plural ini. 1 Budaya atau kebudayaan manusia adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari jiwa manusia itu sendiri. Manusia dan kebudayaan manusia merupakan satu kesatuan yang erat, ada manusia ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan jika tidak ada pendukungnya yaitu manusia 2. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku dengan budaya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Namun, perbedaan itulah yang menjadi identitas bangsa Indonesia, bukanlah suatu perbedaan yang menyebabkan perselisihan. Masing-masing etnis dan sub etnis memiliki ciri khas budaya masing-masing. Suatu kelompok etnis yang datang ke suatu daerah yang memiliki penduduk dengan budaya yang 1 Budi, Agustono. Fertilisasi Silang antar Budaya. Nabil Forum Edisi V, Juli-Desember 2012, hlm 9. 2 Untuk lebih jelas lihat buku Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, (Jakarta: Djambatan 2004)
2 berbeda akan menimbulkan pembauran atau saling mempengaruhi. Akan tetapi proses pembauran dapat terjadi jika masing-masing etnis saling terbuka satu dengan yang lainnya. Sikap tertutup memungkinkan untuk tidak terjadinya perubahan bagi setiap kebudayaan masing-masing etnis. Hal inilah yang secara garis besar disebut sebagai perubahan budaya. Kota Sibolga merupakan salah satu kota dari 33 kota/kabupaten provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini terletak di pantai Barat pulau Sumatera, membujur sepanjang pantai dari Utara ke Selatan dan berada pada kawasan teluk yang bernama Teluk Tapian Nauli, sekitar ± 350 km dari kota Medan. Dengan batas-batas wilayah: Timur, Selatan, Utara pada kabupaten Tapanuli Tengah, dan Barat dengan Samudera Hindia. Letak wilayah yang strategis menjadikan Kota Sibolga sangat cepat berkembang terutama sebagai tempat persinggahan para pelaut. Kota ini juga dikenal sebagai kota Pelabuhan. Pulau-pulau yang terhampar didepannya menjadi penyangga ombak dan gelombang dari Lautan lepas Samudera Hindia, sehinga membuat pelabuhan Sibolga lebih aman untuk bebagai aktifitas, khususnya aktifitas ekspor-impor. Struktur masyarakat Sibolga dikenal horizontal. Hal ini ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Struktur Sibolga ini dipengaruhi oleh letaknya yaitu berada didaratan pantai Barat dan berdekatan dengan pegunungan pedalaman. 3 Kondisi Sibolga yang berada pada daerah Pesisir pantai Sibolga telah menyebabkan terjadinya interaksi antara masyarakat di pesisir pantai dengan orang-orang yang tinggal dipedalaman. Orang-orang pedalaman adalah orang-orang Tapanuli pegunungan suku Batak Toba, Mandailing, 3. S. Budhisantoso, Studi Pertumbuhan dan Pemudaran Kota Pelabuhan: Kasus Barus dan Sibolga, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995), hlm.33
3 Angkola, yang sangat membutuhkan garam dan bahan-bahan lainnya yang hanya bisa diperoleh dari pesisir pantai. Disebut sebagai orang pedalaman karena letak daerah mereka yang jauh dari pantai. Mereka melakukan barter dengan hasil hutan yang mereka peroleh dengan garam dan lain-lain. Banyak dari mereka khususnya etnis Batak Toba yang hilir mudik dan menetap ditepi pantai. 4 Islam semakin berkembang di Sibolga sejak terjadinya peperangan antara Aceh dengan kelompok masyarakat Batak ( ). Oleh karena peperangan ini banyak penduduk yang berpindah untuk membuka pemukiman baru di wilayah Barat. Pada saat Perang Paderi daerah Batak bagian Selatan dan Barat menjadi Islam. Perkampungan orang Batak bagian Selatan dan Barat dikuasai oleh kaum Paderi 5. Selama menduduki tanah Batak, kaum Paderi ini menyebarkan agama Islam terutama dibagian Selatan dan Barat (Mandailing dan Angkola). Namun pada saat memasuki wilayah danau Toba mendapat perlawanan dari Belanda, sehingga Islam tidak berkembang secara luas didaerah danau Toba khususnya bagi Batak Toba 6. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya banyak dari orang Minangkabau dan Aceh masuk kedaerah Sibolga melalui Sidempuan. Orang Batak Toba dari Silindung, berangsur angsur menyebar ke arah pantai Barat Sumatera Utara, salah satunya yang melakukan perpindahan kewilayah pesisir pantai Barat adalah keturunan dari marga Hutagalung. Mereka kemudian membuka perkampungan di sekitar aliran sungai Aek Doras, dalam perkembanganya kemudian masyarakat dari Silindung tersebut berkembang dan 4. Tengku Luckman Sinar, Lintasan Sejarah Sibolga dan Pantai Barat Sumatera Utara, Waspada 23 Juni Elisa Tinambunan, Masuknya Zending Protestan di Tapanuli Utara, (Medan: Tanpa Penerbit, 2011), hlm ), hlm Dieter Valon, Napak Tilas Ingwer Ludwig Nommensen, (Pematang Siantar: Kolportase Pusat GKPI,
4 membentuk kelompok masyarakat yang terstruktur yang dipimpin oleh seorang kepala Kuria/Raja, bersama-sama kelompok masyarakat 7. Oleh karena pada saat itu banyak dari masyarakat Toba yang berpindah belum menganut suatu kepercayaan (masyarakat Toba dikenal sebagai masyarakat yang memiliki kepercayan terhadap roh-roh nenek moyang) maka pembauran dengan masyarakat dari Aceh, Angkola dan Mandailing yang menganut agama Islam membawa dampak. Banyak dari masyarakat batak Toba mulai menganut agama Islam. Sibolga mulai dikenal sebagai kota pelabuhan sejak ditetapkannya kota ini menjadi sebuah ibukota keresidenan Tapanuli pada tanggal 7 Desember oleh pemerintah Hindia Belanda. Rawa-rawa yang terdapat di daerah Sibolga dikeringkan dan diatasnya dibangun pelabuhan. Oleh karena itu maka penduduk Pulau Poncan 9 beserta dengan tokoh masyarakatnya pindah ke wilayah Sibolga. Penduduk yang berada di Sibolga sebelum kedatangan penduduk dari Pulau Poncan disebut sebagai orang daratan 10. Sampai pada abad ke-19 suku Batak pada umumnya dikenal sebagai penganut kepercayaan Palbegu. Kepercayaan Palbegu yaitu suatu kepercayaan yang banyak mengandung unsur-unsur animisme ataupun dinamisme. Penganut kepercayaan ini menyembah semua benda yang 7 U. T Sipahutar Perhitungan Jadinya Kota Sibolga, Hari Jadi Sibolga, Pemko Sibolga, hlm : Sultan Parhimpunan, Kerajaan Sibolga ( ), (Depok: Tanpa Penerbit, 2008), Hlm.63 9 Pulau Poncan merupakan pulau yang terletak 3 mil dari kota Sibolga. Poncan dikenal sebagai daerah kaya penghasil garam. Ditahun 1700an pulau ini pernah menjadi semacam pusat kendali kekuasaan tempur kolonial dipantai Barat Sumatera. Poncan pada masa jayanya sudah menjadi tujuan terpenting dari para pedagang sehingga pulau ini dikenal sebagai pulau pelabuhan dan persinggahan para pedagang. Banyaknya saudagar dari Arab, Aceh dan Minangkabau yang datang untuk berdagang dan menyebarkan agama Islam di pulau Poncan mengakibatkan masyarakat pulau Poncan mengenal dan menganut agama Islam. Pada tahun 1829 pulau Poncan diberikan kepada Belanda oleh Inggris dalam traktat London. Oleh karena luas pulau Poncan yang tidak begitu besar, maka pemerintah Hindia Belanda memindahkan pusat pemerintahan ke Sibolga. Pemindahan ini juga dikarenakan Sibolga letak yang strategis sebagai tempat perlindungan dari serangan musuh. 10 Lukman Ahmadi dkk, Sejarah Perkembangan Pemerintahan Departemen Dalam Negeri di Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara, (Medan: Diklat Propsu,1991), hlm. 256
5 dianggap punya begu atau roh. Mereka percaya terhadap roh nenek moyang dan benda-benda besar 11. Begitu juga pada masyarakat Batak Toba Sibolga pada saat itu masih banyak yang menganut kepercayaan ini. Sebaliknya masyarakat yang datang dari Pulau Poncan telah cukup lama menganut agama Islam. Demikian pula masyarakat pendatang ke wilayah Sibolga dari kawasan Minangkabau dan pesisir Pantai Barat Sumatera lainnya atau daerah Batak bagian Selatan dan Barat yaitu Mandailing dan Angkola. Masyarakat Poncan lebih dulu mengenal Islam karena merupakan pusat pelabuhan pantai Barat Sumatera. Banyak dari saudagar Arab, Aceh, Minangkabau datang dan menyebarkan agama Islam. Pada awal kedatangan masyarakat Pulau Poncan sebagai pendatang dan masyarakat Sibolga sebagai yang lebih dahulu menetap, mengalami berbagai masalah dalam adat istiadat yang menimbulkan perbedaan-perbedaan. Selain dari perbedaan agama yang dianut oleh kedua masyarakat tersebut, terdapat perbedaan dalam pemakaian atribut-atribut kebesaran adat. Dalam hal ini hanya penduduk penetap yang dibenarkan memakai atribut kebesaran adat. 12 Apabila seorang masyarakat dari Pulau Poncan ingin memakai atribut kebesaran adat tersebut harus terlebih dahulu meminta izin kepada para tokoh-tokoh adat setempat. Pada perkembangan selanjutnya antara masyarakat lokal dan masyarakat pendatang ini kemudian telah menyatu dalam adat istiadat yang mempunyai ciri tersendiri yaitu adat pesisir. Penyatuan adat pesisir ini selanjutnya lebih ditopang setelah masyarakat lokal yang berasal dari pedalaman Tapanuli menganut agama yang sama dengan masyarakat pendatang, yaitu agama Islam. Kemudian antara masyarakat pendatang dan penetap terjalin perkawinan, 11 Gusti Asnan, Dunia Maritim Pantai Barat Sumatera, (Jogjakarta: Penerbit Ombak, 2007), hlm Sultan Parhimpunan, Kerajaan Sibolga ( ), (Depok: Tanpa Penerbit, 2008), Hlm.63
6 di mana pemuda pendatang mengawini perempuan lokal, atau sebaliknya yang senantiasa memakai adat istiadat pesisir atau yang lebih dikenal dengan nama Adat Sumando 13. Sumando Pesisir sebagai kesatuan adalah suatu pertambahan dan pencampuran satu keluarga dengan keluarga lain yang seiman. Adat Sumando ini berasal dari Poncan. Dengan perpindahan penduduk Poncan ke Sibolga adat Sumando dibawa serta dan kemudian berkembang keseluruh daerah Tapanuli. Adat Sumando ini merupakan pencampuran adat Minangkabau dan budaya Batak yang bernafaskan agama Islam. 14 Menurut tradisi lokal adat Sumando ini lahir ketika seorang pemuda Minangkabau yang tinggal di Sibolga hendak meminang gadis Batak Toba. Kedua belah pihak menganut keyakinan yang sama yaitu Islam. Karena keduanya memiliki hakekat budaya yang berbeda maka diadakanlah musyawarah yang menghasilkan toleransi dengan mengendurkan beberapa teknis adat dari kedua belah pihak. Hingga akhirnya terlahirlah adat Sumando. Maka masyarakat Pesisir Sibolga banyak yang mengikuti adat Sumando ini sebagai adat mereka. Secara keseluruhan adat ini bernafaskan agama Islam. 15 Etnis Batak Toba yang berasal dari pedalaman berusaha untuk tinggal menetap di Sibolga dengan mempertahankan budayanya. Selaku golongan minoritas dan sebagai pendatang maka untuk mengembangkan proses interaksi serta sosialisasi dengan masyarakat Sibolga yang dikenal sebagai masyarakat Pesisir, maka muncul keinginan untuk menyesuaikan diri dengan masyarakat dan budaya setempat 16. Dalam interaksinya, secara tidak langsung etnis Batak 13 Hamid Panggabean, Bunga Rampai Tapian-Nauli, (Jakarta: Tapian-Nauli-Tujuh Sekawan. 1995), hlm Sultan Parhimpunan, op.cit, hlm Hamid Panggabean, op.cit, hlm Jefri Jonathan, Migrasi orang Batak Toba ke Sibolga Sampai Benturan Budaya Di Tempat Pemukiman, (Medan: Tanpa Penerbit,2011), hlm. 23
7 Toba telah melakukan pembauran dengan budaya Sumando. Hal ini dilakukan agar masyarakat dari etnis Batak Toba dapat diterima oleh masyarakat Pesisir Sibolga. Salah satu carayang dilakuakan adalah menjadi seorang Muslim. Sehingga mereka disebut sebagai Batak Toba Muslim Pesisir. Sebagai masyarakat etnis Batak Toba yang telah menganut agama Islam adat Sumando merupakan adat yang tidak melanggar hukum syariat Islam. Sementara itu pada adat Batak Toba sendiri sebagaian adat menyajikan babi yang tidak dapat dimakan oleh Muslim. Hal inilah yang membuat etnis Batak Toba menerima pembauran dengan adat Sumando. Penelitian ini membahas tentang Perubahan Budaya Etnis Batak Toba pada Masyarakat Pesisir di Sibolga ( ). Tahun 1970 adalah sebagai tahun awal penelitian merupakan periode perubahan budaya etnis Batak Toba terlihat. Perubahan budaya dilihat pada unsur kebudayaan yaitu pada sistem kemasyarakatan yakni perubahan bahasa dan tata cara upacara pernikahan. Masyarakat etnis Batak Toba menerapkan pembauran dan perubahan pada bahasa mereka serta tata cara pernikahan dengan budaya masyarakat pesisir di Sibolga. Perubahan yang terjadi pada upacara pernikahan yaitu masyarakat Batak Toba mulai menggabungkan dan menggunakan adat masyarakat pesisir setempat yaitu adat Sumando dengan adat Batak Toba. Pada bab selanjutnya akan dijelaskan lebih dalam lagi tentang latar belakang terjadinya perubahan budaya di Sibolga. Kemudian tahun 2000 sebagai akhir dari penelitian ini adalah bahwa selama tiga puluh tahun terdapat perubahan budaya etnis Batak Toba dengan budaya lokal serta membawa dampak yang mempengaruhi kebudayaan Batak itu sendiri dan masyarakat etnis Batak Toba sudah menyadari adanya perubahan pada kebudayaannya.
8 Berdasarkan uraian diatas penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Batak Toba Muslim : Studi Perubahan Budaya Pada Masyarakat Pesisir di Sibolga ( ) 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, untuk mempermudah penulis dalam penulisan dan menghasilkan penelitian yang objektif, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana keadaan Sibolga sebelum tahun 1970? 2. Bagaimana proses migrasi orang Batak Toba ke Sibolga dan perubahan agama menjadi Muslim? 3. Bagaimana latar belakang budaya masyarakat Pesisir Sibolga? 4. Apa saja yang mempengaruhi terjadinya perubahan budaya pada orang Batak Toba Muslim di Sibolga? 1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian Setelah diketahui apa rumusan masalah dalam penelitian, maka yang menjadi permasalahan selanjutnya adalah apa yang menjadi tujuan dan manfaat dari penelitian tersebut. Setiap penelitian yang dilakukan pasti memiliki tujuan dan manfaat yang dicapai. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan.
9 Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui keadaan Sibolga sebelum tahun Menganalisi proses perubahan budaya etnis Batak Toba di masyarakat Pesisir kota Sibolga 3. Menganalisis pengaruh budaya masyarakat Pesisir terhadap budaya etnis Batak Toba. 4. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya perubahan budaya pada etnis Batak Toba. Manfaat penelitian ini diharapkan dapat : 1. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang proses perubahan budaya etnis Batak Toba pada masyarakat Pesisir Sibolga 2. Menambah informasi tentang histori kota Sibolga sebelum tahun Memberikan informasi pada masyarakat tentang adanya perubahan budaya, faktor yang mempengaruhi perubahan budaya serta bentuk dari perubahan budaya etnis Batak Toba pada masyarakat Pesisir di Sibolga. 4. Menambah literatur bacaan dalam ilmu sejarah dan menjadi acuan bagi penulis lain manakala penelitian ini dirasa perlu penyempurnaan 1.4. Tinjauan Pustaka Buku yang mengulas tentang kehidupan masyarakat Pesisir sibolga telah banyak ditulis oleh para sarjana diantaranya adalah buku Budhisantoso yang berjudul Studi Pertumbuhan
10 dan Pemudaran Kota Pelabuhan : Kasus Barus dan Sibolga yang menjelaskan tentang perkembangan penduduk Sibolga, gambaran umum kota, adaptasi penduduk, dan sosial budaya masyarakat Sibolga. Perubahan kota Sibolga sebagai kota Pelabuhan menjadi pusat pemerintahan serta menjelaskan pemudaran kota Barus sebagai kota Pelabuhan. Perkembangan sosial budaya yang dikota ini. Pengaruh-pengaruh yang didapat dari luar sebagai kota pelabuhan dan persinggahan para pedagang. 17 Selanjutnya karya Suwardi Lubis yang berjudul Komunikasi antar Budaya, Studi Kasus Etnis Batak Toba dan Etnis Cina yang menjelaskan bahwa kekayaan, kehormatan dan kebahagiaan (hamoraon, hasangapon, hagabeon) yang lebih dikenal dengan konsep 3H adalah tujuan hidup masyarakat etnis Batak Toba. Konsep itu merupakan wujud dari kebudayaan sebagai ide dan gagasan yang terus terwarisi dan mendarah daging bagi masyarakat etnis Batak Toba. Dan juga bagaimana Etnis Cina berinteraksi dengna budaya diluar budaya nya sendiri. komunikasi yang terjalin antara budaya yang berbeda. 18 Kajian lain adalah buku Sjawal Pasaribu dalam bukunya yang berjudul Masyarakat Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga menjelaskan tentang masuknya suku bangsa lain untuk melakukan perdagangan di daerah Pinggiran Pantai Barat, bertambahnya keanekaragaman suku yang ada di pinggiran Pantai Barat Sumatera, perkawinan campur yang dilakukan pendatang kepada masyarakat setempat yang merupakan 17 S. Budhisantoso, Studi Pertumbuhan dan Pemudaran Kota Pelabuhan: Kasus Barus dan Sibolga, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995) 18 Suwardi Lubis, Komunikasi studi Kasus Etnis Batak Toba dan etnis Cina, (Medan: USU Press,1990)
11 cikal bakal lahirnya etnis pesisir. Buku ini juga menjelaskan budaya masyarakat Pesisir yang berkembang yang disebut sebagai adat Sumando. 19 Kemudian kajian Antonius Simanjuntak yang berjudul Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya) tentang budaya masyarakat Pesisir Pantai dan budaya batak dari pegunungan. Buku ini membahas tentang orientasi nilai budaya pada melayu pesisir dan batak pegunungan serta perubahan-perubahan budaya yang terjadi serta 14 unsurunsur nilai budaya yang harus dimiliki setiap yang mengaku dirinya sebagai orang modern. Buku ini mengulas bagaimana masyarakat pesisir dan batak pegunungan yang menjadi objek penelitian berupaya menjadi orang yang dianggap modern dengan mengikuti 14 unsur nilai budaya. 20 Selajutnya Kajian Hamid Panggabean yang berjudul Bunga Rampai Tapian-Nauli. Buku ini membahas tentang sejarah masyarakat Sibolga, kemudian Sibolga dalam masa pejajahan dan perjuangan melawan penjajah dan menyambut kemerdekaan. Buku ini mengulas tentang budaya masyarakat Pesisir yaitu adat Sumando yang sudah banyak diterapkan dalam upacaraupacara adat di Sibolga. Adat Sumando ini hanya terfokus pada masyarakat Sibolga yang beragama muslim. Hal ini dikarenkan adat ini merupakan adat yang bernafaskan agama Islam Sjawal Pasaribu, Masyarakat Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga, (Medan: Depdikbud Sibolga, 2008). 20 Bungaran Antonius Simanjuntak, Melayu Pesisir dan Batak Pegunungan (Orientasi Nilai Budaya), (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2010). 21 Hamid Panggabean, Bunga Rampai Tapian Nauli, (Jakarta: PT. Nadhilah Ceria Indonesia, 1995).
12 Karya lain yang masih relevan dengan penelitian ini adalah Togar Nainggolan yang berjudul Batak Toba di Jakarta Kontinuitas dan Perubahan Identitas. Dalam buku ini dijelaskan bagaimana masyarakat yang memiliki suku Batak Toba menyerap budaya baru dari daerah baru dan menjadikan mereka mennghilangkan identitas asli dan mengalami perubahan identitas etnik. suku batak Toba selaku golongan Batak Toba mencoba mengubah identitas diri mereka mengikuti daerah tempat tinggal mereka. Hal ini diperlukan dari buku ini untuk penelitian adalah bagaimana proses penyerapan budaya baru pada budaya asli mereka dan mengalami perubahan idnetitas budaya Metode Penelitian Dalam penulisan sejarah ilmiah, pemakaian metode sejarah ilmiah sangatlah penting. Metode penelitian sejarah lazimnya disebut sebagai metode sejarah. Metode penelitian ini dimaksudkan untuk merekontruksi masa lampau manusia sehingga menghasilkan suatu karya ilmiah yang bernilai. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yaitu proses menguji danmenganalisis secara kritis rekaman dari peninggalan masa lampau 23. Ada beberapa tahap yang digunakan dalam penelitian ini yaitu tahap heuristik, kritik sumber, interpretasi dan histiografi 24. Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah heuristik atau pengumpulan data atau bahan-bahan sebanyak mungkin yang memberi penjelasan tentang 22 Togar Nainggolan, Batak Toba di Jakarta Koninuitas dan Perubahan Identitas, (Medan: Bina Media, 2006). 23 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah (Jakarta: UI Press,1971), hlm Dudung Abdurahman, Metode Sejarah, (Yogyakarta: Logos, 1999), hlm. 35.
13 masalah dalam penelitian ini. Pengumpulan data ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Studi kepustakaan yaitu mencari sumber tertulis yang berasal dari buku seperti dari perpustakaan, perpustakaan daerah maupun dari toko-toko buku lainnya, majalah, surat kabar, hasil laporan penelitian, dan data yang diperoleh dari internet. Studi lapangan bisa dilakukan dengan cara wawancara.adapun wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas, dan melakukan pengamatan langsung ke lapangan. Langkah berikutnya, melakukan kritik terhadap sumber. Untuk memeriksa keabsahan sumber melalui kritik intern yang bertujuan untuk memperoleh fakta yang kredibel dengan cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis dan kritik ekstern dalam memperoleh fakta yang otentik dengan cara meneliti asli atau tidaknya sumber tersebut. Sesudah melakukan langkah pertama dan langkah kedua berupa heuristik dan kritik sumber, langkah selanjutnya dilakukan interpretasi. Langkah ini merupakan metode yang dilakukan untuk menafsirkan fakta-fakta yang sudah diseleksi dan menghasilkan data yang valid. Langkah terakhir yang dilakukan dalam metode penelitian ini adalah metode penulisan sejarah atau histiografi. Langkah ini penulis akan menjabarkan data hasil penelitian sekaligus rangkaian secara kronologis dan sistematis dalam bahasa tulisan dapat berbentuk deskriptif naratif sehingga menghasilkan sebuah karya ilmiah sejarah.
DAFTAR PUSTAKA. Abdullh Adnan, Transmigrasi dan Penduduk Setempat di Aceh Suatu Studi Mengenai
DAFTAR PUSTAKA Abdullh Adnan, Transmigrasi dan Penduduk Setempat di Aceh Suatu Studi Mengenai Hubungan Sosial Diantara Mereka, Darussalam: Proyek Reseach Depdikbud, 1976 Abdurahman, Dudung, Metode Penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. PT. Perkebunan VII (Persero) Desa Bah Jambi di Kabupaten Simalungun. Keberadaan Sub Etnis
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sub Etnis Batak Toba 1 di Bah Jambi merupakan karyawan yang bermukim di wilayah PT. Perkebunan VII (Persero) Desa Bah Jambi di Kabupaten Simalungun. Keberadaan Sub
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menunjang dan mempengaruhi setiap individu di dalam masyarakat tersebut 1. Perubahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara cepat maupun secara lambat. Perubahan tersebut terjadi dikarenakan adanya faktor yang menunjang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA. Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada
BAB II GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 2. 1. Letak Geografis Kota Sibolga Kota Sibolga terletak di pantai Barat Sumatera Utara. Kota ini berada pada sisi pantai Teluk Tapian Nauli menghadap ke arah lautan Hindia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki beranekaragam kebudayaan. Sebagaimana telah diketahui bahwa penduduk Indonesia adalah multietnik (plural society). Indonesia merupakan negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang pada dasarnya adalah pribumi. Suku bangsa yang berbeda ini menyebar dari Sabang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara memiliki beberapa kota baik yang terdapat di pedalaman maupun di daerah pesisir. Kota-kota didaerah pesisir berada dipantai barat adalah Sibolga..
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cukup kaya akan nilai sejarah kebudayaannya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia memiliki keanekaragaman suku yang tersebar diseluruh bagian tanah air. Masing-masing dari suku tersebut memiliki sejarahnya tersendiri. Selain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Agama Islam di Desa Sukkean Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sejarah merupakan peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian masa lampau, baik bidang politik, militer, sosial, agama, dan ilmu pengetahuan yang dapat dibuktikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah perkembangan kota dan maritim sangat mewarnai corak kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejarah perkembangan kota dan maritim sangat mewarnai corak kehidupan masyarakat dan kebudayaan di pesisir Tapanuli.Masyarakat Pesisir ini pada awalnya banyak berasal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terbentuknya sebuah desa tidak dapat dipisahkan dari manusia. Faktor utama terbentuknya sebuah desa karena adanya individu-individu yang menggabungkan diri menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Labuhan Deli merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebudayaan merupakan suatu sistem yang membentuk tatanan kehidupan dalam sekelompok masyarakat. Masyarakat terbentuk oleh individu dengan individu lainnya atau antara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1. di Selat Malaka, tepatnya di Kuala Tanjung Kabupaten Batu Bara.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan adalah ibukota Kecamatan Bandar 1 Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kota ini terletak sekitar 40 km arah Timur dari ibukota Kabupaten Simalungun,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Sibolga adalah daerah yang multikultural karena dihuni oleh berbagai etnis, bahasa dan agama. Selain etnis Batak Toba penduduk lain yang mendiami dataran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. dituliskan dalam berbagai sumber atau laporan perjalanan bangsa-bangsa asing
BAB V KESIMPULAN Barus merupakan bandar pelabuhan kuno di Indonesia yang penting bagi sejarah maritim Nusantara sekaligus sejarah perkembangan Islam di Pulau Sumatera. Pentingnya Barus sebagai bandar pelabuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa
Lebih terperinciBAB I Pendahuluan. tertentu dapat tercapai. Dengan pendidikan itu pula mereka dapat mempergunakan
BAB I Pendahuluan I. 1. Latar belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang penting di dalam perkembangan sebuah masyarakat. Melalui pendidikan kemajuan individu bahkan komunitas masyarakat tertentu dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda. Hal ini oleh dilambangkan oleh bangsa Indonesia dengan semboyan
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA
IV. GAMBARAN UMUM KOTA SIBOLGA 4.1 Sejarah Kota Sibolga Kota Sibolga dahulunya merupakan bandar kecil di teluk Tapian Nauli dan terletak di pulau Poncan Ketek. Pulau kecil ini letaknya tidak jauh dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup, sehingga manusia harus menanam padi, sayur-sayuran, buahbuahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk dapat hidup manusia memiliki banyak kebutuhan untuk dapat menopang kelangsungan kehidupannya. Kebutuhan manusia dapat dibagi menjadi kebutuhan primer (pangan),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Kisaran adalah Ibu Kota dari Kabupaten Asahan, Provinsi Sumatera Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota Kisaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lebih dimana mereka tinggal dan tersebar diberbagai pulau-pulau di Indonesia.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 200 juta orang lebih dimana mereka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang multikultural terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di seluruh nusantara. Setiap daerah memiliki suku asli dengan adatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah merupakan semua peristiwa-peristiwa atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi pada masa lampau, baik dalam bidang politik, militer, sosial, agama, dan
Lebih terperincimenyatakan bertugas melucuti tentara Jepang yang telah kalah pada perang Asia
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran uang 1 di suatu daerah merupakan hal yang menarik untuk dikaji, terutama di suatu negara yang baru memerdekakan diri dari belenggu penjajahan. Uang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan tradisional. Hal ini menimbulkan perubahan-perubahan dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Indonesia sebagai negara sedang berkembang masyarakatnya berada dalam katagori transisi. Masyarakat mulai bergeser dari pola kehidupan tradisional menuju ke
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. pertama (gewesten) dan keresidenan Tapanuli merupakan salah satunya.
BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Suku Batak merupakan salah satu suku yang mendiami Provinsi Sumatera Utara tepatnya berada di wilayah Tapanuli. Menurut Lance Castles(2001:1) Tapanuli adalah suatu
Lebih terperinciBAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN
BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN a. Latar Belakang (Times New Roman 14) Menguraikan tentang alasan dan motivasi dari penulis terhadap topik permasalahan yang diteliti / dikaji. Indonesia memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada suatu peristiwa, tetapi hanya peristiwa yang banyak mengubah kehidupan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa lampau manusia untuk sebagian besar tidak dapat ditampilkan kembali, bahkan mereka yang dikaruniai ingatan sekalipun tidak akan dapat menyusun kembali
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wilayah tanah air Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan dihuni oleh berbagai suku bangsa, golongan, dan lapisan sosial. Sudah tentu dalam kondisi yang demikian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Kehidupan masyarakat masa kini tentu saja tidak terlepas dari apa yang terjadi di masa lampau, apa yang ada saat ini tentu saja diakibatkan oleh peristiwa masa lalu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Bungaran A. Simanjuntak, Konflik, status dan kekuasaan orang Batak Toba, Yogyakarta, Jendela, 2002, hal 10
BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN A.1 LATAR BELAKANG MASALAH Orang Batak Toba sebagai salah satu sub suku Batak memiliki perangkat struktur dan sistem sosial yang merupakan warisan dari nenek moyang. Struktur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Letak wilayah yang strategis dari suatu daerah dan relatif mudah dikunjungi dari transportasi apapun sering menjadi primadona bagi pendatang yang ingin keluar dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kekompleksitasan Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang memiliki lingkungan geografis. Dari lingkungan geografis itulah membuat Indonesia menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Utara pada umumnya dan Kota Medan khususnya adalah salah satu penyumbang kemajemukan di Indonesia karena masyarakatnya yang tidak hanya terdiri dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menurut sumber lisan turun-menurun berasal dari bahasa simalungun: sima-sima dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Simalungun adalah salah satu Kabupaten di Sumatra Utara. Kabupaten Simalungun secara geografis terletak diantara 03 16-02 22 Lintang Utara dan 98 25-99 32 Bujur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Samosir dikenal masyarakat Indonesia karena kekayaan budaya yang merupakan pusat budaya batak toba. Selain itu samosir juga di kenal dengan ke indahan panorama alam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa pemerintahan Belanda di Indonesia, kristenisasi 1 merupakan hal penting bagi pemerintah Belanda karena gama Kristen mengajarkan perdamaian. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat Penyebaran agama Kristen Protestan sudah dilakukan secara sistematis di sejumlah daerah di Indonesia tidak demikian halnya di tanah batak (Sumatera
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kabupaten Nias merupakian salah satu dari 17 kabupaten di Propinsi Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang mengelilinginya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Simalungun, Dairi, Nias, Sibolga, Angkola, dan Tapanuli Selatan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Provinsi Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis, dimana setiap etnis memiliki kebudayaan atau ciri khas yang berbeda-beda kebudayaan. Ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tanah Dairi terletak di bagian pegunungan bukit barisan melintang di sepanjang pulau sumatera dengan posisi yang jauh lebih dekat ke pantai Barat. disebelah utara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Papua New Guinea (PNG) berdiri sebagai sebuah negara merdeka pada tanggal 16 September 1975. Sebelumnya negara ini berada di bawah mandat teritori Australia
Lebih terperinciBAB II MASUKNYA PENDATANG ISLAM DI TARUTUNG
BAB II MASUKNYA PENDATANG ISLAM DI TARUTUNG Masyarakat Batak yang ada di kota Tarutung merupakan masyarakat yang heterogen. Ada dua bentuk heterogenitas yang dimaksudkan. Pertama, Tarutung sebagai kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Suku bangsa Melayu di Sumatera Timur mendiami daerah pesisir timur Propinsi Sumatera Utara, yang membentang mulai dari Kabupaten Langkat di sebelah Utara, membujur
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Bentuk dan Strategi Penelitian Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk penelitian ini adalah deskriptif naratif. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan suara yang disusun sedemikian rupa sehingga mengandung unsur-unsur irama, melodi, dan tempo. Disamping itu, musik juga merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi umumnya bermatapencarian sebagai petani. Adapun jenis tanaman yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia senantiasa menyesuaikan diri dengan kondisi geografis tempat tinggal mereka. Kondisi inilah yang menyebabkan mengapa sebagian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari hasil pemekaran Kabupaten Pasaman berdasarkan UU No.38 Tahun dasar Bhineka Tunggal Ika, memiliki makna yang tinggi.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecamatan Lembah Melintang adalah salah satu kecamatan yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat Sumatera Barat. Kabupaten Pasaman Barat dibentuk dari hasil pemekaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tapanuli menjadi 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keresidenan Tapanuli adalah wilayah administrasi Hindia Belanda yang berdiri pada tahun 1834. Keresidenan Tapanuli dipimpin oleh seorang Residen yang berkedudukan
Lebih terperinciabad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Jadi nama Kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama Ibukota Kabupaten Tapanuli
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. didalamnya. Menurut Koenrtjaraningrat (1996:186), wujud kebudayaan dibedakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kebudayaan dan tradisi, baik kebudayaan yang bersifat tradisional ataupun modern. Setiap daerah memiliki tradisi yang bermacam-macam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari satu pulau ke pulau lain dalam satu negara. Transmigrasi merupakan perpindahan penduduk secara permanen dari pulau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai suku bangsa, bahasa serta budaya. Keanekaragaman kebudayaan ini berasal dari kebudayaan-kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di sekitar lingkungan kita. Perpindahan yang kita temukan seperti perpindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1. Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten dan kota di Sumatera Utara. Tebing Tinggi memiliki luas daerah kurang dari 31 km² dan berjarak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sejarah Indonesia pada periode merupakan sejarah yang menentukan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Sejarah Indonesia pada periode 1945-1950 merupakan sejarah yang menentukan masa depan bangsa ini, karena pada periode inilah bangsa Indonesia mencapai titik puncak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terdapat pada tujuh unsur kebudayaan universal. Salah satu hal yang dialami
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberagaman suku bangsa di Indonesia telah melahirkan ragamnya adat - istiadat dan kepercayaan pada setiap suku bangsa. Tentunya dengan adanya adatistiadat tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran
BAB I PENDAHULUAN 1.2 Latar Belakang Masalah Gereja Methodist adalah suatu gereja Kristus (yang mengikuti ajaran kristus) dimulai dari kesadaran teologis oleh seorang pendeta Inggris bernama John Wesley,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. khas dan beragam yang sering disebut dengan local culture (kebudayaan lokal)
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu negara kesatuan yang menganut paham demokrasi dan memiliki 33 provinsi. Terdapat lebih dari tiga ratus etnik atau suku bangsa di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat tersebut yang berusaha menjaga dan melestarikannya sehingga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia terhadap perbedaan suku bangsa dan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Setiap daerah masing-masing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadikan Indonesia kaya akan kebudayaan. sangat erat dengan masyarakat. Salah satu masyarakat yang ada di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Indonesia adalah Negara yang kaya akan kebudayaan yang beraneka ragam. Kekayaan akan budaya ini tumbuh karena banyaknya suku atau etnis yang ada di bumi Nusantara.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan. Hidup berdampingan secara damai antara warga negara yang beragam tersebut penting bagi
Lebih terperinciBAB I PEDAHULUAN. tersebut telah menjadi tradisi tersendiri yang diturunkan secara turun-temurun
BAB I PEDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Sumatera Utara memiliki kekayaan budaya yang beraneka ragam dalam bentuk adat istiadat, seni tradisional, dan bahasa daerah. Semua etnis memiliki budaya yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada awal abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orangorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tarutung adalah sebutan untuk buah durian yang dalam bahasa Batak disebut tarutung. Oleh karena itu, nama kota Tarutung sebagai sebutan untuk nama ibukota Kabupaten
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia, sesuatu yang sangat unik, yang tidak dimiliki oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangsa Indonesia yang di bangun di atas keberagaman/kemajemukan etnis, budaya, agama, bahasa, adat istiadat.kemajemukan merupakan kekayaan bangsa Indonesia, sesuatu
Lebih terperinciBAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT
BAB IV BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN ISLAM DAN BARAT A. Pengaruh Kebudayaan Islam Koentjaraningrat (1997) menguraikan, bahwa pengaruh kebudayaan Islam pada awalnya masuk melalui negara-negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penulisan sejarah merupakan bentuk dan proses pengisahan atas peristiwaperistiwa masa lalu umat manusia. Pengisahan sejarah itu jelas sebagai suatu kenyataan subjektif,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Angkola, Tapanuli Selatan dan Nias. Dimana setiap etnis memiliki seni tari yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki beberapa sub etnis yang terdiri dari suku Melayu, Batak Toba, Karo, Simalungun, Dairi, Sibolga, Angkola, Tapanuli Selatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat yang tinggal disepanjang pinggiran pantai, lazimnya disebut masyarakat pesisir. Masyarakat yang bermukim di sepanjang pantai barat disebut masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat majemuk seperti di Indonesia dimana perbedaan sukubangsa saling berdekatan dengan perbedaan ras, maka ciri-ciri ras yang sebenarnya adalah ciri-ciri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang melahirkan pemikiran-pemikiran yang dianggap benar dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang terbentuk dari satu kesatuan masyarakat. Adanya kebudayaan dikarenakan adanya dukungan masyarakat yang dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Utara.Sumatera Utara juga memiliki kebudayaan yang beragam.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumatera Utara adalah sebuah provinsi yang terletak di pulau Sumatera, berbatasan dengan Aceh disebelah utara dan dengan Sumatera Barat serta Riau disebelah selatan.
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten
B II GAMRAN UMUM DAERAH PENELITIAN 2.1 Pengantar Angkola sebenarnya adalah sebutan untuk sebuah daerah yang sebelumnya berada dalam kawasan Kabupaten Tapanuli Selatan. Namun saat ini, kabupaten tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Propinsi Sumatera Utara dengan Ibu Kota Medan merupakan salah satu provinsi yang memiliki aneka ragam suku, adat istiadat dan warisan budaya yang berbeda beda.warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh kebudayaan bangsa-bangsa asing yang datang ke Indonesia.
A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Inkulturasi budaya Indonesia berawal dari masuknya bangsa-bangsa asing ke Indonesia yang awalnya memiliki tujuan untuk berdagang. Dengan masuknya budaya-budaya
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan,
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki berbagai macam suku bangsa yang masing-masing sukunya memiliki adat-istiadat, bahasa, kepercayaan, keyakinan dan kebiasan
Lebih terperinciBAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas
BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT 2.1 Selayang Pandang Sumatera Timur Ruang lingkup geografi sebagai unit analisis penelitian ini adalah Daerah Sumatera Timur. Sumatera Timur terletak diantara garis Khatulistiwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama tidak dapat dipisahkan dari politik. Dalam artian bahwa Islam tidak hanya tentang sistem nilai, tetapi juga memuat sistem politik. Islam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Manusia pada hakekatnya adalah makhluk yang mampu menciptakan makna bagi dunianya melalui adaptasi ataupun interaksi. Pola interaksi merupakan suatu cara, model, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Langkat adalah salah satu Kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Letaknya di barat provinsi Sumatera Utara, berbatasan dengan provinsi Aceh. Sebelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. budaya. Indonesia merupakan negara di dunia ini yang memiliki ragam budaya
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidup adalah sebuah karunia sang Ilahi dimana didalam hidup ini banyak hal-hal yang dapat menambah gairah untuk hidup, salah satunya adalah seni dan budaya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara dengan ibu kotanya Medan. Sumatera Utara terdiri dari 33. dan Dokumentasi Ornamen Tradisional di Sumatera Utara:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang terbentang dari Sabang sampai Marauke yang terdiri dari lima pulau besar yaitu pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang di dalamnya terdapat beranekaragam suku bangsa, yang memiliki adat-istiadat, tradisi dan kebiasaan yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah usaha untuk memperluas, menjamin lalu lintas perdagangan rempah-rempah hasil hutan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi satu kesatuan yang utuh dan sekaligus unik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota selalu menjadi bahan kajian yang menarik untuk diperbincangkan dalam setiap level dengan segala permasalahan yang dihadapinya. Membicarakan sebuah kota
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sangat majemuk. Ratusan suku yang berstatus penduduk asli dan pendatang mendiami pulau-pulau di Indonesia yang jumlahnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ulama di Indonesia dan negara-negara muslim lainnya telah memainkan peranan penting dan strategis. Bukan hanya dalam peningkatan spiritual umat, melainkan juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumatera Utara merupakan salah satu Provinsi di Negara Indonesia yang terdiri dari beberapa Suku, Bahasa, dan Agama. Agama bagi mayarakat di Sumatera Utara memegang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebudayaan merupakan sebuah cara hidup yang dimiliki oleh sekelompok masyarakat dan diwariskan secara turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebelum agama Kristen masuk ke Tapanuli khususnya daerah Balige, masyarakat Batak Toba sudah mempunyai sistem kepercayaan tentang Mulajadi Nabolon yang memiliki kekuasaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kota Pematangsiantar merupakan salah satu bagian dari wilayah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kota Pematangsiantar merupakan salah satu bagian dari wilayah Kabupaten Simalungun. Melihat perkembangannya yang terjadi pada daerah tersebut, pada akhirnya
Lebih terperinci