EFEKTIVITAS DAUN JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) DALAM MENURUNKAN ANGKA MIKROBA PADA PIRING MAKAN PENJUAL MAKANAN GEROBAK DI KELURAHAN TUMINTING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EFEKTIVITAS DAUN JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) DALAM MENURUNKAN ANGKA MIKROBA PADA PIRING MAKAN PENJUAL MAKANAN GEROBAK DI KELURAHAN TUMINTING"

Transkripsi

1 EFEKTIVITAS DAUN JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) DALAM MENURUNKAN ANGKA MIKROBA PADA PIRING MAKAN PENJUAL MAKANAN GEROBAK DI KELURAHAN TUMINTING Muhammad Fadhel Nurmidin*, Odi R. Pinontoan*, Grace D. Kandou* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang tidak dicuci dengan bersih dapat menyebabkan organisme atau bibit penyakit yang tertinggal akan berkembang biak dan mencemari makanan yang akan diletakkan di atasnya. Upaya untuk mencegah yaitu dengan dicuci mnggunakan detergen. Cara ini dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Penggunaan bahan alami (daun jeruk purut) dapat mengurangi angka mikroba dan pencemaran lingkungan. Daun jeruk purut mempunyai kandungan kimia antara lain, tanin 1,8%, steroid/triterpenoid, minyak atsiri 1-1,5% sebagai desinfektan. Menghitung perbedaan jumlah mikroba pada piring makan yang menggunakan daun jeruk purut dengan piring makan yang tidak menggunakan daun jeruk purut. M berisfat experimen sungguhan laboratorium (true experimental laboratories) dengan rancangan Posttest dengan kelompok kontrol (Posttest Only Control Group Design). Rata-rata jumlah mikroba pada alat makan yang tidak dicuci menggunakan daun jeruk purut adalah 19,96 koloni per, sedangkan hasil rata-rata jumlah mikroba pada alat makan yang dicuci menggunakan daun jeruk purut adalah 1,24 koloni per. Dan didapati nilai bedanya adalah 18,27 koloni per. Daun jeruk purut dapat mengurangi kepadatan mikroba pada alat makan. Perlu adanya pembudidayaan tanaman jeruk purut di Kota Manado dan lebih dimanfaatkan lagi daun jeruk purutnya. Kata kunci: Jumlah Mikroba, Alat Makan, Daun Jeruk Purut. ABSTRACT Cutlery hygiene is important and affects the quality of foods and drinks. Uncleaned cutlery could cause the organism or germs remain on the plate leads to the contamination of food. To prevent this, the cutlery about to be used has been washed with detergent. However, this practice induces environment pollution. Natural cleaning method using lime leaves could reduce the quantity of microbe and environment pollution. Lime leaves contains chemical compositions such as, 1,8% tannin, steroid / triterpenoid, 1-1,5% essential oil functioned as disinfectant. This research is to measure the differentiation of microbe quantity between the plate washed by using lime leaves then compare it to the plate that do not. This research is experimental laboratories with posttest only control group design. The average of the microbe quantity on the cutlery washed by using lime leaves is 1,24 colony per cm2, with differentiation value of 18,27 colony per cm2. Lime leaves could reduce the microbial density on the cutlery. Lime leaves cultivation and utilization in the Manado city region is recommended as the result of this research. Keywords: Microbe Quantity, Cutlery, Lime Leaves 1

2 PENDAHULUAN Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 17 macam kegiatan, salah satunya adalah pengamanan makanan dan minuman. Di dalam pasal 109 di tuliskan setiap orang dan/atau badan hukum yang memproduksi, mengolah, serta mendistribusikan makanan dan minuman yang diperlakukan sebagai makanan dan minuman hasil teknologi rekayasa genetik yang diedarkan harus menjamin agar aman bagi manusia, hewan yang dimakan manusia, dan lingkungan (Anonim, 2009). Makanan dapat terkontaminasi mikroorganisme karena beberapa hal, salah satunya adalah dapur, alat masak, dan alat makan yang kotor (Alamsyah dan Muliawati, 2013). Pentingnya kebersihan alat makan dalam kesehatan tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan, yang menyebutkan bahwa sanitasi pangan adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembang biaknya jasad renik pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan serta membahayakan manusia (Anonim, 1996). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/MENKES/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygine Sanitasi Makanan Jajanan Peralatan mencantumkan bahwa yang digunakan untuk mengolah dan menyajikan makanan jajanan harus sesuai dengan peruntukannya dan memenuhi persyaratan hygiene sanitasi. Untuk menjaga peralatan sebagaimana dimaksud maka salah satunya adalah peralatan yang sudah dipakai dicuci dengan air bersih dan dengan sabun/detergen (Anonim b, 2003). Adanya bahan buangan zat kimia yang berupa sabun, detergen, sampo, dan bahan permbersih lainnya yang berlebihan di dalam air dapat menyebabkan pencemaran air, ditandai dengan timbulnya buih-buih sabun pada permukaan air (Sumantri A, 2015). Daun jeruk purut mengandung tanin 1,8%, steroid triterpenoid, dan minyak atsiri 1-1,5% v/b (Wijoyo P, 2008). Menurut penelitian Sulistiyani, dkk (2009) dengan judul Perbedaan Jumlah Mikroba Pada Alat Makan Sebelum Dan Sesudah Dicuci Dengan Daun Jeruk Purut (Citrus Hystrix) bahwa daun jeruk purut dapat 2

3 menurunkan angka mikroba pada alat makan dengan konsentrasi 50%. Untuk itu perlu diteliti penggunaan daun jeruk purut untuk mencuci alat makan, dan dianalisa perbedaan jumlah mikrobanya sebelum dan sesudah dicuci. Perasan daun jeruk purut dengan konsentrasi 50% yang diteliti oleh Sulistiyani, dkk (2009) dapat menurunkan angka mikroba tetapi belum sesuai standar baku mutu yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 715 Tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga yaitu sebanyak-banyaknya 100 koloni/. Untuk itu perlu diteliti perasan daun jeruk purut dengan konsetrasi 100%. Kelurahan Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado mempunyai 20 gerobak makan yang tersebar di kelurahan Tuminting menjual berbagai macam makanan antara lain mie bakso, nasi goreng, gado-gado, dan sate ayam. Namun, yang menjadi sentral penjualannya berada di sekitaran pasar Tuminting Kelurahan Tuminting Kecamatan Tuminting Kota Manado. METODE PENELITIAN Penelitian ini berisfat experimen sungguhan (true experimental designs laboratories) dengan rancangan Posttest dengan kelompok kontrol (Posttest Only Control Group Design). Penelitian ini dilaksanakan pada penjual makanan gerobak di kelurahan Tuminting Kota Manado pada bulan Juli-Oktober Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penjual makanan gerobak di kelurahan Tuminting yaitu 20 penjual makanan gerobak. Sampel diambil dengan teknik Purposive Sampling, yang diambil adalah 8 penjual makanan gerobak masing-masing di setiap penjual makanan gerobak terdapat 2 buah sampel. Instrumen penelitian ini yaitu alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan Laboratorium, Alat : Kapas lidi steril (lidi waten), yaitu lidi yang ujungnya dililit kapas, Sarung tangan steril, Gunting kecil, Kertas cellotape, Lampu bunsen atau lampu spritus, Termos es, Tas pembawa contoh, Sabun desinfektan, Spidol, Pipet ukur steril, Inkubator, Kamera. Bahan: Perasan daun jeruk purut dengan konsentrasi 100%, Media transport cairan buffer phospat ph 7,2, Alkohol 70%, Media PCA (Plate Count Agar), dan Aquades steril. Pengumpulan data diperoleh dari data primer hasil pemeriksaan angka mikroba dari piring makan penjual makanan gerobak di kelurahan Tuminting pada laboratorium kesehatan dinas kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Kemudian data disajikan dalam bentuk tabel. Data angka mikroba pada 3

4 piring makan kelompok experimen yang menerima perlakuan dengan angka mikroba kelompok kontrol yang tidak menerima perlakuan di analisis dengan menggunakan analisis univariat dengan melihat nilai mean, median, mode, standard deviation, range, minimum, dan maximum. Hendak menggunakan uji T-Independent Sample untuk melihat perbedaan yang bermakana, namun sampel yang diteliti tidak memenuhi syarat untuk dilakukan uji T- Independent Sample karena sedikitnya sampel. Maka dari itu dilakukan uji perbandingan nilai rata-rata (mean) antara angka mikroba pada piring makan kelompok experimen yang menerima perlakuan dengan angka mikroba pada piring makan kelompok kontrol yang Kelompok Kontrol Angka Mikroba Kelompok Experimen Angka Mikroba(K ol/cm²) Kode Kode Sampel (Kol/cm²) Sampel 01.A 7,3 01.B 0,8 02.A B 5,3 03.A 4,1 03.B 0,76 04.A 3,1 04.B 0,67 05.A 1,48 05.B 0,37 06.A 0,6 06.B 0,4 07.A 4,5 07.B 0,94 08.A 3,6 08.B 0,74 tidak menerima perlakuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1.Hasil pemeriksaan Angka Mikroba Berdasarkan tabel 1 menunjukan hasil pemeriksaan angka mikroba pada piring makan dengan metode menggunakan perasan daun jeruk purut (Kelompok Experimen), dan yang tidak menggunakan perasan daun jeruk purut (Kelompok Kontrol) menunjukkan bahwa ada penurunan antara kelompok experimen dan kelompok kontrol. Rata-rata kelompok experimen X Tabel 2. Hasil perbandingan nilai ratarata angka mikroba antara kelompok experimen dan kelompok kontrol Rata-rata kelompok kontrol X 1,24 koloni per 19,96 koloni per Nilai beda Δ 18,27 koloni per Berdasarkan tabel 2 dilihat dari perbedaan jumlah rata-rata antar kelompok dengan menggunakan rumus, Δ = X (A) - X (B) Keterangan : Δ : Nilai perbedaan X : Nilai rata-rata (Mean) Jumlah rata-rata kelompok (A) yang tidak menggunakan perasan daun jeruk purut adalah X (A) = 19,96 koloni per, sedangkan untuk kelompok (B) yang menggunakan perasan jeruk purut mempunyai rata-rata X (B) = 1,24 koloni per beda Δ = 18,27 koloni per dan mempunyai nilai Berdasarkan hasil pemeriksaan sampel pada piring makan di gerobak makan Kelurahan Tuminting Kota Manado dimana menggunakan perasan daun jeruk purut dengan konsentrasi 100 4

5 mg/ml terdapat penurunan angka miroba terhadap kelompok experimen (B) di banding kelompok kontrol (A). Kelompok kontrol (A) mempunyai angka mikroba paling tinggi yaitu 135 koloni/ sedangkan yang paling terendah yaitu 0,6 koloni/ yang di atas nilai ambang batas yang ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga yaitu 0 koloni/. Kelompok experimen (B) mempunyai angka mikroba yang paling tinggi yaitu 5,3 koloni/ dan yang paling terendah yaitu 0,4 koloni/ masih melebihi nilai ambang batas yang ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1096 Tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga yaitu 0 koloni/. Hal ini di karenakan adanya gerobak makan yang sudah mempunyai tempat makan yang layak, mempunyai tempat pencucian yang sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098 Tahun 2003, dan ada juga gerobak makan yang hanya menggunakan 2 buah ember sebagai tempat pencucian serta kurangnya air bersih. Hasil pemeriksaan angka mikroba pada piring makan menunjukkan nilai rata-rata pada piring makan kelompok kontrol (A) 19,96 koloni/, sedangkan pada kelompok experimen (B) menunjukkan nilai ratarata 1,24 koloni/ dan untuk nilai beda menunjukkan 18,27 koloni/. Berdasarakan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Sulistiyani (dkk) 2004 dengan menggunakan perasan daun jeruk purut 50 mg/ml jumlah mikroba pada alat makan sebelum dicuci dengan daun jeruk purut adalah 13.2 x koloni per dan setelah dicuci actalah 9.7 x koloni per Analisa statitik menuniukkan perbedaan jumlah kuman yang bermakna (p=0,000).dengan rata-rata jumlah mikroba sebelum dicuci perasan daun jeruk purut adalah 13.2 x koloni per dengan jumlah terendah 10.3 x dan tertinggi 15.9 x, dan rata-rata jumlah mikroba setelah dicuci dengan perasan daun jeruk purut adalah 9.7 x koloni per dengan jumlah terendah 7.1 x dan tertinggi 15.0 x. Rata-rata jumlah mikroba yang telah dicuci dengan perasan daun jeruk purut masih tinggi (9.7 x atau 970 koloni/ ),.jauh di atas nilai ambang batas yang ditentukan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yaitu 100 koloni/. 5

6 6

7 KESIMPULAN Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium mengenai angka miroba terhadap piring makan pada gerobak makan kelurahan Tuminting dengan kelompok kontrol (A) yang tidak menggunakan perasan daun jeruk purut dengan nilai rata-rata 19,96 koloni per lebih tinggi dari pada kelompok experimen (B) yang menggunakan perasan daun jeruk purut dengan nilai rata-rata 1,24 koloni per, dengan mempunyai nilai beda 18,27 koloni per dan dapat disimpulkan bahwa perasan daun jeruk purut efektif dalam menurunkan angka mikroba. SARAN Bagi Pemerintah: Untuk dapat membudidayakan pohon jeruk purut di kota Manado, karena daunnya selain penyedap makanan bisa untuk dijadikan bahan pencuci piring Bagi Masyarakat : Untuk dapat memanfaatkan tanaman jeruk purut, khususnya pada bagian daun melihat khasiat dari daun jeruk purut dapat menurunkan angka mikroba pada piring makan. DAFTAR PUSTAKA Anonim Undang-undang Nomor 7 tentang Pangan Anonim A Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:715/Menkes/SK/V/2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Jasaboga. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Anonim B Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942 / Menkes / SK /VII/2003 tentang Pedoman Persyaratan Higiene Sanitasi Makanan Jajanan. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Anonim C Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:1098 /Menkes /SK/VII/2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran. Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Anonim Undang-undang Nomor 36 tentang Kesehatan Anonim Profil Kelurahan Tuminting Alamsyah D, Muliawati R Pilar Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika 7

8 Sulistiyani. Nurullita. Nuryani Perbedaan Jumlah Mikroba Pada alat Makan Sebelum dan Sesudah Dicuci Dengan Daun Jeruk Purut. Jurnal Unimus, Vol. 1, No. 2 Wijoyo Padmiarso M Sehat Dengan Tanaman Obat. Jakarta. Bee Media Indonesia 8

9 9

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi GAMBARAN HYGIENE SANITAS PENGOLAHAN MAKANAN DAN PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT IV KOTA MANADO Inayah Akmalia Waleuru*, Rahayu H. Akili*,

Lebih terperinci

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI

GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI GAMBARAN ANGKA KUMAN DAN BAKTERI Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN RUMAH MAKAN DI PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO Muhammad Ichsan Hadiansyah*, Franckie. R. R. Maramis*, Dina V. Rombot* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di bulan april - mei tahun 2012, lokasi dalam penelitian ini adalah kompleks pasar sentral Kota Gorontalo. 3.2 Desain

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi GAMBARAN KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN PASAR TUMINTING KOTA MANADO Handriansyah Malah*, Janno Bernadus *, Joy A. M Rattu * *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN SERBUK DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix. DC) TERHADAP PARAMETER ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN Sri Ningrum, Munawar Raharja, Rahmawati Poltekkes Kemenkes Banjarmasin

Lebih terperinci

PERBEDAAN JUMLAH MIKROBA PADA ALAT MAKAN SEBELI]M DAN SESUDAH DICUCI DENGAN DAUN JERUK PURUT (Citrus histrk. DC)

PERBEDAAN JUMLAH MIKROBA PADA ALAT MAKAN SEBELI]M DAN SESUDAH DICUCI DENGAN DAUN JERUK PURUT (Citrus histrk. DC) Yol I No.2 Th.2004 Perbedaan Jumlah Mikroba pada Alat Makan PERBEDAAN JUMLAH MIKROBA PADA ALAT MAKAN SEBELI]M DAN SESUDAH DICUCI DENGAN DAUN JERUK PURUT (Citrus histrk. DC) Sulistiyanil, Ulfa Nurullita2,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam penyehatan makanan dan minuman, kebersihan alat makan merupakan bagian yang sangat penting dan berpengaruh terhadap kualitas makanan dan minuman. Alat makan yang

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI PANGAN

HIGIENE SANITASI PANGAN HIGIENE SANITASI PANGAN Oleh Mahmud Yunus, SKM.,M.Kes KA. SUBDIT HIGIENE SANITASI PANGAN DIREKTORAT PENYEHATAN LINGKUNGAN, DITJEN PP & PL KEMENTERIAN KESEHATAN RI Disampaikan pada Workshop Peringatan Hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia biasanya dibuat melalui bertani, berkebun, ataupun 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Makanan adalah bahan yang biasanya berasal dari hewan atau tumbuhan, dimakan oleh mahluk hidup untuk memberikan tenaga dan nutrisi. Makanan yang dibutuhkan

Lebih terperinci

GAMBARAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN PASAR BERSEHATI KOTA MANADO

GAMBARAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN PASAR BERSEHATI KOTA MANADO GAMBARAN KEBERADAAN Escherichia coli PADA PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN PASAR BERSEHATI KOTA MANADO Ifka W. Kobis, Jootje M. L. Umboh, Victor Pijoh Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan quasi-experimental studies dalam satu kelompok (one group pre-test post-test design) karena rancangan ini merupakan bentuk desain

Lebih terperinci

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012

Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Studi Sanitasi Dan Pemeriksaan Angka Kuman Pada Usapan Peralatan Makan Di Rumah Makan Kompleks Pasar Sentral Kota Gorontalo Tahun 2012 Febriyani Bobihu, 811408025 Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda-benda yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar dalam kehidupan manusia.keamanan pangan menurut UU RI No. 7 Tahun (1996) adalah upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota Gorontalo 44 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Pasar sentral kota Gorontalo berlokasi di jalan Setia Budi. I kelurahan Limba U I Kec. Kota Selatan Kota Gorontalo. Pasar sental Kota

Lebih terperinci

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape

GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape GAMBARAN JUMLAH ANGKA KUMAN DAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA PIRING DI RUMAH MAKAN PASAR SERASI KOTA KOTAMOBAGU TAHUN 2015 Cindy Stevani Sape *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

Lebih terperinci

STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN BU AM GONILAN

STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN BU AM GONILAN STUDI KOMPARATIF PENCUCIAN ALAT MAKAN DENGAN PERENDAMAN DAN AIR MENGALIR TERHADAP JUMLAH KUMAN PADA ALAT MAKAN DI WARUNG MAKAN BU AM GONILAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Lebih terperinci

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO

KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO KONDISI BAKTERIOLOGIK PERALATAN MAKAN DI RUMAH MAKAN JOMBANG TIKALA MANADO Henny J. Tumelap Jurusan Kesehatan Lingkungan Kemenkes Manado Abstract. Tableware hygiene is poor have an important role in the

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat yang memiliki peranan sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia.tanpa air, berbagai proses kehidupan tidak dapat berlangsung. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal diselenggarakan. makanan dan minuman (UU RI No. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi alternatif makanan dan minuman sehari-hari dan banyak dikonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Faktor-faktor yang menentukan kualitas makanan baik, dapat ditinjau dari BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali adalah konsumen makanan itu sendiri. Faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 942/Menkes/SK/VII/2003 Tentang Pedoman Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan Jajanan, pada pasal 1 menyebutkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004).

BAB I PENDAHULUAN. bisa melaksanakan rutinitasnya setiap hari(depkesri,2004). BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah produk pangan yang siap hidang atau yang langsung dapat dimakan, biasanya dihasilkan dari bahan pangan setelah terlebih dahulu diolah atau di masak.

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN UDARA PADA RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT BHAYANGKARA TINGKAT III MANADO Cristallica Mogolaingo Safrudin*, Woodford Baren Solaiman Joseph*, Finny Warouw* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

Tinjauan Praktikum. vii

Tinjauan Praktikum. vii vii P Tinjauan Praktikum raktikum mikrobiologi bertujuan membantu Anda dalam memahami materi mata kuliah Mikrobiologi (BIOL4223) yang telah Anda dapatkan. Mata kuliah praktikum ini terdiri atas 3 modul,

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN METODE THREE COMPARTEMENT SINK DENGAN AIR PANAS DAN LARUTAN KLORIN TERHADAP ANGKA KUMAN ALAT MAKAN DI RSU QUEEN LATIFA

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN METODE THREE COMPARTEMENT SINK DENGAN AIR PANAS DAN LARUTAN KLORIN TERHADAP ANGKA KUMAN ALAT MAKAN DI RSU QUEEN LATIFA NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN METODE THREE COMPARTEMENT SINK DENGAN AIR PANAS DAN LARUTAN KLORIN TERHADAP ANGKA KUMAN ALAT MAKAN DI RSU QUEEN LATIFA Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada waktu dimekarkan Kabupaten Bone Bolango hanya terdiri atas empat BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kabupaten Bone Bolango adalah sebuah kabupaten di Provinsi Gorontalo Indonesia, Kabupaten ini merupakan hasil pemekaran Kabupaten

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data 20 METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian Cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan Kunak, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sampel diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap

BAB V PEMBAHASAN. higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap digilib.uns.ac.id BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai penyelenggaraan kantin, faktor higiene sanitasi di perusahaan dan konsep HACCP yang telah diteliti pada tahap penyajian makanan,

Lebih terperinci

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA

LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA LAPORAN TETAP HYGIENE SANITASI DAN KEAMANAN INDUSTRI PANGAN UJI PENGARUH SANITASI TERHADAP TINGKAT KEBERSIHAN TANGAN PEKERJA Sandy Saputra 05031381419069 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak bersih. 4 Penyakit yang menonjol terkait dengan penyediaan makanan yang tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan hal yang penting bagi kesehatan manusia. Saat ini banyak terjadi penyakit

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikonsumsi akan semakin besar. Tujuan mengkonsumsi makanan bukan lagi 15 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang penting. Semakin maju suatu bangsa, tuntutan dan perhatian terhadap kualitas pangan yang akan dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut SNI 01-3719-1995, minuman sari buah ( fruit juice) adalah minuman ringan yang dibuat dari sari buah dan air minum dengan atau tanpa penambahan gula dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara

I. PENDAHULUAN. Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi keadaan gizi masyarakat yang baik menjadi salah satu cara untuk mendukung suksesnya pembangunan kecerdasan dan kesehatan sumber daya manusia. Nutrisi

Lebih terperinci

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia

ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA. Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia ARTIKEL PENELITIAN ANALISIS CEMARAN MIKROBA PADA KUE BASAH DI PASAR BESAR KOTA PALANGKA RAYA 1 Susi Novaryatiin, 1 Dewi Sari Mulia 1 Dosen Pengajar Program Studi D-III Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan,

Lebih terperinci

DESINFEKTAN TERHADAP PENURUNAN ANGKA TOTAL KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

DESINFEKTAN TERHADAP PENURUNAN ANGKA TOTAL KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT PERBEDAAN KONSENTRASI LARUTAN JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) SEBAGAI DESINFEKTAN TERHADAP PENURUNAN ANGKA TOTAL KUMAN PADA LANTAI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ABSTRACT Rida Widiawati Politeknik Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu dari tiga unsur kebutuhan pokok manusia, selain kebutuhan sandang dan papan. Sandang dan papan menjadi kebutuhan pokok manusia karena

Lebih terperinci

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN

HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN 1 HIGIENE SANITASI MAKANAN, MINUMAN DAN SARANA SANITASI TERHADAP ANGKA KUMAN PERALATAN MAKAN DAN MINUM PADA KANTIN Yulia Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak, jl. 28 Oktober Siantan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan media untuk dapat berkembang biaknya mikroba atau kuman. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia yang diperlukan setiap saat dan memerlukan pengolahan yang baik dan benar agar bermanfaat bagi tubuh. Makanan juga

Lebih terperinci

HUBUNGAN SANITASI ALAT MAKAN PIRING DENGAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN PECEL LELE DI TAMBAKBAYAN BABARSARI SLEMAN

HUBUNGAN SANITASI ALAT MAKAN PIRING DENGAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN PECEL LELE DI TAMBAKBAYAN BABARSARI SLEMAN JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 6/No. 2/2013: 120-127 HUBUNGAN SANITASI ALAT MAKAN PIRING DENGAN ANGKA KUMAN PADA PERALATAN MAKAN PECEL LELE DI TAMBAKBAYAN BABARSARI SLEMAN Novita Sekarwati, Eva Runi

Lebih terperinci

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT

Cindy K Dastian 1, Idi Setyobroto 2, Tri Kusuma Agung 3 ABSTRACT EFFECT OF SANITATION STANDARD OPERATING PROCEDURE (SSOP) SOCIALIZATION TO KNOWLEDGE ON SANITATION HYGIENE OF FOOD PROCESSING STAFF AT NUTRITION INSTALLATION OF PROF. DR. W. Z JOHANES HOSPITAL KUPANG Cindy

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp,

BAB III METODE PENELITIAN. dan dilanjutkan dengan identifikasi jenis bakteri Escherichia coli, Salmonella sp, 48 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana penelitian ini tertuju pada

Lebih terperinci

METODE Desain, Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE Desain, Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE Desain, Tempat dan Waktu Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Penelitian dilaksanakan di tiga buah rumah makan di sekitar kampus IPB Darmaga, jalan Babakan Raya, Kelurahan Babakan, Kecamatan

Lebih terperinci

TEKNIK PENCUCIAN ALAT MAKAN, PERSONAL HYGIENE TERHADAP KONTAMINASI BAKTERI PADA ALAT MAKAN

TEKNIK PENCUCIAN ALAT MAKAN, PERSONAL HYGIENE TERHADAP KONTAMINASI BAKTERI PADA ALAT MAKAN Jurnal Endurance 2(3) October 27 (376-382) TEKNIK PENCUCIAN ALAT MAKAN, PERSONAL HYGIENE TERHADAP KONTAMINASI BAKTERI PADA ALAT MAKAN Rara Marisdayana*, Putri Sahara H, Hesty Yosefin Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia untuk dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012

HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 HYGIENE SANITASI DAN KANDUNGAN MIKROBA PADA KECAP MANIS YANG DIGUNAKAN DI KANTIN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 2012 Ismiaty Abdullah Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG Volume 1, Nomor 2, Tahun 212, Halaman 147-153 FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Escherichia coli PADA JAJANAN ES BUAH YANG DIJUAL DI SEKITAR PUSAT KOTA TEMANGGUNG * ) Alumnus FKM

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator harapan hidup manusia yang harus dicapai, untuk itu diperlukan upaya-upaya dalam mengatasi masalah kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO

PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO PENGARUH JARAK ANTARA SUMUR DENGAN SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR GALI DI DESA TALUMOPATU KECAMATAN MOOTILANGO KABUPATEN GORONTALO Indra Anggriani Buka, Rany Hiola, Lia Amalia 1 Program Studi Kesehatan

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata kunci : Pembuangan Tinja (jamban), Pengelolaan Sampah, SPAL, Kepadatan Lalat. HUBUNGAN ANTARA SANITASI DASAR DENGAN TINGKAT KEPADATAN LALAT DI RUMAH MAKAN PASAR TUMINTING KOTA MANADO Annisa Muthmainna Kasiono*, Jootje M. L. Umboh*, Harvani Boky* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Coliform 1. Pengertian Coliform Coliform merupakan bakteri yang memiliki habitat normal di usus manusia dan juga hewan berdarah panas. Kelompok bakteri Coliform diantaranya Escherechia,

Lebih terperinci

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk

sebagai vector/ agen penyakit yang ditularkan melalui makanan (food and milk BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencangkup Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut serta Ilmu Mikrobiologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 1. Ruang lingkup tempat

Lebih terperinci

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon.

Kata kunci: berkumur, bakteri aerob, saliva, baking soda, lemon. ABSTRAK Flora normal rongga mulut yang tidak seimbang dapat mengganggu kesehatan gigi dan mulut, salah satu upaya pengendaliannya adalah berkumur dengan larutan baking soda (Sodium bicarbonate). Larutan

Lebih terperinci

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar

Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Studi Kualitas Bakteriologis Peralatan Makan Pada Rumah Makan di Kota Makassar Haderiah 1 *, Sulasmi 2, Novi 3 Abstract Rumah makan adalah suatu tempat umum dimana

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah yang ada di Provinsi Gorontalo, yang luas wilayahnya 64,79 KM atau sekitar

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

KEMENTERIAN KESEHATAN RI KEMENTERIAN KESEHATAN RI DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT BALAI BESAR TEKNIK KESEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT JAKARTA Jl. Balai Rakyat No.2 Cakung Timur Jakarta Timur

Lebih terperinci

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK

CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi Keamanan Pangan dalam Sistem Keamanan Pangan Terpadu Nasional SIAP SAJI YANG BAIK CARA PRODUKSI PANGAN Jejaring Promosi SIAP SAJI YANG BAIK BAHAYA BIOLOGIS BAHAYA KIMIA AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari BAHAN BERBAHAYA BAHAYA FISIK BEBAS BAHAYA Direktorat Surveilan dan Penyuluhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu

BAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan khususnya bidang gizi terus berkembang dari waktu ke waktu sehingga memberikan dampak bagi pelayanan gizi.

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN

ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN ANALISIS KUALITAS KIMIA AIR LIMBAH RUMAH SAKIT DI RSUD DR. SAM RATULANGI TONDANO TAHUN 2016 Selomita Lamato*, Odi Pinontoan*, Woodford Baren Solaiman Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang diperlukan manusia untuk pertumbuhan dan perkembangan badan. Makanan yang dikonsumsi harus aman dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne

BAB 1 PENDAHULUAN. bila dikonsumsi akan menyebabkan penyakit bawaan makanan atau foodborne BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebersihan makanan dan minuman sangatlah penting karena berkaitan dengan kondisi tubuh manusia. Apabila makanan dan minuman yang dikonsumsi tidak terjaga kebersihannya

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai pengaruh waktu kontak antiseptik dengan udara luar terhadap efektivitas hand hygiene berdasarkan angka kuman di RSUD Kota Yogyakarta ini menggunakan 15 sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah eksplanatori research adalah menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat dengan melalui

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003)

LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) LAPORAN TUGAS AKHIR (EV-003) IDENTIFIKASI PENGARUH KUALITAS AIR SUNGAI TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DI RW 08 KELURAHAN BABAKAN CIAMIS KECAMATAN SUMUR BANDUNG KOTA BANDUNG BERDASARKAN PARAMETER BIOLOGIS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara mega biodiversity dengan jumlah tanaman obat sekitar 40.000 jenis, namun baru sekitar 2,5% yang telah dieksplorasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. C), 6 gerobak pangsit (gerobak pangsit D, E, F, G,H dan I). Penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN 1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dilingkungan Universitas Negeri Gorontalo yang berjumlah 9 penjual jajanan bakso, yang terdiri dari 3 kantin ( kantin

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR GALI DI DESA GALALA KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN 2015 Meyrwan N. Alting*, Rahayu H. Akili*, Joice R. T. S. L. Rimper* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG Volume 4, Nomor 3, Juli 6 (ISSN: 356-3346) http://ejournal-s.undip.ac.id/index.php/jkm STUDI IDENTIFIKASI KEBERADAAN Escherichia coli PADA AIR CUCIAN DAN MAKANAN KETOPRAK DI KAWASAN KAMPUS UNDIP TEMBALANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. Tanpa adanya makanan maka manusia tidak dapat melangsungkan hidupnya. Makanan berfungsi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. karbohidrat, protein, vitamin, mineral, dan sebagainya (Depkes RI, 2000). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan penting untuk pertumbuhan maupun mempertahankan kehidupan. Makanan memberikan energi dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun dan mengganti sel-sel tubuh

Lebih terperinci

HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN

HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN Nurlaili Ramli & Putri Santy P-ISSN : 2527-3310 E-ISSN : 2548-5741 Jurnal AcTion: Aceh Nutrition Journal, November 2017; 2(2): 132-136 HYGIENE SANITASI PENJAMAH MAKANAN TERHADAP KANDUNGAN Escherichia Coli

Lebih terperinci

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN

BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN - 18 - BAB IV KURSUS HIGIENE SANITASI MAKANAN A. PENYELENGGARAAN 1. Peserta, Penyelenggara, Penanggung Jawab dan Pembina Teknis a. Peserta pelatihan adalah setiap orang dan/atau pengusaha/pemilik/penanggung

Lebih terperinci

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota

MATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2015 di Kota Pekanbaru. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pasca Panen Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KOTA BEKASI BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : 44 2014 SERI : E BEKAPERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KOTA BEKASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH

IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH IDENTIFIKASI KUALITAS PERAIRAN DI SUNGAI KAHAYAN DARI KEBERADAAN SISTEM KERAMBA STUDI KASUS SUNGAI KAHAYAN KECAMATAN PAHANDUT KALIMANTAN TENGAH Rezha Setyawan 1, Dr. Ir. Achmad Rusdiansyah, MT 2, dan Hafiizh

Lebih terperinci

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS

UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS UJI MPN BAKTERI ESCHERICHIA COLI PADA AIR SUMUR BERDASARKAN PERBEDAAN KONSTRUKSI SUMUR DI WILAYAH NAGRAK KABUPATEN CIAMIS Anna Yuliana Program Studi S1Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas

Lebih terperinci

Bakteriologis Makanan Jajanan Pada Warung Sari Laut Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa

Bakteriologis Makanan Jajanan Pada Warung Sari Laut Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa ISSN : 2443 1141 P E N E L I T I A N Bakteriologis Makanan Jajanan Pada Warung Sari Laut Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa M. Fais Satrianegara 1 *, Husnul Hatimah 2 Abstract One source oftransmission

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semester : Dosen Pengampuh :

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) : Ilmu Kesehatan Masyarakat. Semester : Dosen Pengampuh : RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) Fakultas : Kesehatan Masyarakat Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Mata Kuliah/ Kode : Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman/ KML 1709 Jumlah SKS : 3 SKS Semester

Lebih terperinci

Diterima 29 Juli 2017, diterima untuk dipublikasikan 9 Agustus 2017

Diterima 29 Juli 2017, diterima untuk dipublikasikan 9 Agustus 2017 Analisis Bakteri secara Kuantitatif pada Jajanan Kue Ku di Pasar Tradisional Bersehati Kota Manado (Quantitative Bacterial Analysis of Kue Ku in Bersehati Traditional Market Manado City) Nurpratiwi Laiya

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design.

BAB IV METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan. penelitian The Post Test Only Control Group Design. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian adalah eksperimental laboratories dengan rancangan penelitian The Post Test Only Control Group Design. 4.2 Sampel Penelitian dan Besar Sampel

Lebih terperinci

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM : 811 409 019 ABSTRAK Zulyaningsih Tuloly. 2013. Analisis Kandungan Timbal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Makanan penting baik untuk pertumbuhan maupun untuk mempertahankan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Pengembangan keberhasilan program sanitasi makanan dan minuman diperlukan peraturan dalam memproses makanan dan pencegahan terjadinya food borne disease. Selain itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif.

BAB I PENDAHULUAN. persyaratan kesehatan baik persyaratan fisik, kimia, bakteriologis, dan radioaktif. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, dan jasad-jasad lain. Air yang kita perlukan adalah air yang memenuhi persyaratan kesehatan baik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah True Experimen yaitu penelitian yang dilakukan di Laboratorium. Rancangan penelitian ini adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah explanatori research, dan pelaksanaanya menggunakan metode eksperimen murni, hal ini berfungsi

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent) TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT (Vacuum Distillation Methode in Producing Lime Oil Using Water as the Solvent) Diajukan sebagai

Lebih terperinci

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung

Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung ARTIKEL PENELITIAN Hubungan Personal Higiene dan Fasilitas Sanitasi dengan Kontaminasi Escherichia Coli Pada Makanan di Rumah Makan Padang Kota Manado Dan Kota Bitung Relationship Personal Hygiene and

Lebih terperinci

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013)

HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Lampiran 1. Summary HUBUNGAN HIGIENE SANITASI DENGAN KEBERADAAN BAKTERI Eschericia coli PADA JAJANAN ES KELAPA MUDA (SUATU PENELITIAN DI KOTA GORONTALO TAHUN 2013) Djamaludin Musa NIM. 811409137 Jurusan

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk bertahan hidup. Makanan yang dibutuhkan harus sehat dalam arti memiliki nilai gizi optimal seperti vitamin, mineral,

Lebih terperinci

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri

Kata Kunci: Perilaku, Penjamah Makanan, Mie Basah, Bakteri HUBUNGAN PERILAKU PERILAKU PENJAMAH PENJAMAH MAKANAN MAKANAN DENGAN KEBERADAAN DENGAN KEBERADAAN BAKTERI BAKTERI PADA MIE PADA BASAH MIE DI BASAH LINGKUNGAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS NEGERI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak

BAB I PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Makanan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan hak asasi setiap orang untuk keberlangsungan hidupnya. Makanan adalah unsur terpenting dalam menentukan

Lebih terperinci