I. PENDAHULUAN. PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA (PKPM) ADALAH SUATU KEGIATAN YANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA (PKPM) ADALAH SUATU KEGIATAN YANG"

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN. PENGALAMAN KERJA PRAKTEK MAHASISWA (PKPM) ADALAH SUATU KEGIATAN YANG

2

3 1 I. 1.1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa pada semester V1 dan merupakan suatu syarat dalam penyelesaian pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh. PKPM ini dilaksanakan untuk mengaplikasikan ilmu yang didapat dibangku perkuliahan serta dapat membandingkannya dengan kegiatan diluar atau di perusahaan. Salah satu lokasi PKPM adalah perusahaan bidang kue tepatnya usaha kue Bakpia Pathok 25 milik Bapak Arlen Sanjaya yang berlokasi di Jalan AIP II KS Tubun, Yogyakarta. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue). Kue ini mulai diproduksi di kampung Pahtuk Yogyakarta. Kue Bakpia adalah kue manis berbentuk bulat pipih yang diberi isi/kumbu dengan proses pengolahannya melalui pemanggangan/pengovenan. Demikian pesatnya perkembangan zaman maka bermunculanlah jenis rasa bakpia yaitu rasa coklat, nenas, dan keju. Pada awalnya penyediaan bahan baku kacang hijau dilakukan dengan survey pasar sehingga adanya kerja sama dengan suplayer untuk bahan isi/kumbu. Isi/kumbu adalah merupakan hasil dari olahan kacang hijau dengan proses pengukusan dan penghalusan serta pengadonan dengan menambahkan minyak, gula, dan garam sebagai penambah cita rasa. Lingkungan penghasil makanan pada dasarnya rentan terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran baik pencemaran fisik, kimia, dan mikrobiologis. Kasus-kasus keracunan pangan pada umumnya akibat pencemaran 2 pangan oleh mikroba patogen atau pembentuk racun. Terjadinya kasus-kasus keracunan sebagian besar diakibatkan oleh kondisi sanitasi yang tidak memadai. Salah satu cara untuk mencegah pencemaran pangan adalah dengan cara sanitasi. Bakpia Pathok 25 merupakan industri di bidang pengolahan pangan, dimana penerapan sanitasi pada industri harus dilakukan terus-menerus. Sanitasi harus dilakukan mulai dari pengadaan bahan baku sampai ke pemasaran produk akhir. Penerapan sanitasi yang sempurna pada industri pangan dapat menghindari produk akhir terkena

4 cemaran bahaya fisik, kimia, dan mikrobiologi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi konsumen yang mengkonsumsinya. Berdasarkan latar belakang diatas maka diambilah judul Proses Penerapan Sanitasi Bakpia Kacang Hijau (Phaseoles radiatus L) di Perusahaan Bakpia Pahtok 25 Yogyakarta. 1.2 Tujuan Adapun tujuan yang akan dicapai pada pelaksanaan Pengalaman Kerja Pratek Mahasiswa ( PKPM ) ini adalah : 1. Untuk memperoleh pengalaman bekerja pada suatu industri pengolahan pangan 2. Untuk mengetahui proses sanitasi mulai dari sanitasi bahan, peralatan, pekerja, dan ruangan. 3. Untuk mengetahui gambaran nyata dari dunia kerja meliputi pengawasan mutu. 3 II. TINJAUAN PUSTAKA Kue Bakpia adalah kue manis berbentuk bulat yang diberi isi/kumbu dengan proses pengolahannya melalui pemanggangan/pengovenan. Dalam pembuatannya bahan baku utama adalah tepung terigu, gula, garam, air, dan minyak sebagai bahan kulit, sedangkan kacang hijau, garam, gula dan minyak sebagai bahan kumbu/isi. Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tou Luk Pia, yang artinya adalah kue pia (kue) kacang hijau (Perusahaan Bakpia Pahtok 25, 2013). 2.1 Pengolahan Pada proses pengolahan dibutuhkan bahan-bahan, baik bahan baku utama maupun bahan tambahan. Pada pengolahan bakpia pahtok terdiri dari bahan kulit dan bahan isi/kumbu Bahan Baku a. Bahan baku kulit Pada pembuatan kulit bakpia, bahan baku yang digunakan adalah tepung terigu, gula, garam, minyak, dan air. 1. Tepung terigu Tepung terigu merupakan hasil dari biji gandum yang telah melalui berbagai proses pengolahan seperti pembersihan, penggilingan

5 dan pengayakan. Berdasarkan kandungan proteinnya, tepung terigu dapat dibedakan menjadi tiga bagian yaitu hard flour dengan kadar protein 12-13%, medium hard flour dengan kadar protein 9,5-10%, dan soft flour 7,5-8 % (Rahzarni, 2011). 4 Pembentukan gluten akan terjadi saat terigu dicampur dengan air dan dilakukan pengadukan. Adanya kandungan glutenin dan gliadin dalam tepung terigu akan membentuk gluten karena adanya penambahan air sehingga terbentuk adonan (Rahzarni, 2009). Komposisi kimia dari tepung terigu dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi kimia dalam 100 gram tepung terigu Komposisi Jumlah Kalori (kal) 365 Air (g) 12 Protein (g) 8,9 Lemak (g) 1,3 Zat besi (mg) 1,2 Karbohidrat (g) 77,3 Sumber : Departemen Kesehatan RI (1996) 2. Gula Menurut Driyani (2007), gula yang baik untuk pembutan bahan pangan adalah yang berwarna putih dan butiran yang halus (gula kastor) agar mudah larut dalam adonan. Adapun jenis gula yang sering ditambahkan yaitu gula pasir atau gula invert/sakarosa. Menurut Rahzarni (2009), gula selain untuk bahan pangan juga berfungsi sebagai penambah cita rasa dan sebagai bahan pengawet pada bahan pangan. 3. Garam Menurut Rahzarni (2009), garam berfungsi sebagai penambah cita rasa, menjaga tekstur dari produk yang dihasilkan, membantu dalam mengontrol adonan, membangkitkan aroma dan pembentukan gluten. Garam dapur bersifat higroskopis sehingga mampu menarik air keluar dari jaringan. Garam juga mampu membangkitkan rasa dan memegang peranan penting dalam menimbulkan 5 warna kerak. Ditambahkan oleh Astawan (2009), adapun kualitas garam yang baik tidak mempunyai rasa yang tajam atau asin, bersih, halus, dan larut dalam air, serta tidak mengumpal. 4. Minyak Minyak berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih serta penambah nilai kalori pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuknya akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal di tenggorokan. Hidrasi gliserol akan membentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein. Makin tinggi titik asap, maka makin baik mutu minyak goreng tersebut (Ketaren, 1986). Titik asap minyak goreng tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak yang telah digunakan untuk menggoreng, titik asapnya akan turun karena telah terjadi hidrolisis molekul lemak. Hidrolisa dapat dicegah dengan memanaskan, minyak atau lemak pada suhu yang tidak terlalu tinggi dari

6 seharusnya (Winarno, 2002). Menurut Bhandari (2006), adapun kriteria minyak goreng yang baik adalah memiliki kestabilan maksimum, tidak mengalami pembuihan, tahan terhadap perubahan warna, tidak berbau, serta tidak menimbulkan senyawa-senyawa antigizi yang bersifat toksik. 5. Air Menurut Rahzarni (2011), air berfungsi sebagai pelarut gula pasir, garam dan bahan lainnya hingga merata. Air juga berfungsi memperkuat gluten, dan mengatur kekenyalan adonan. 6 b. Bahan baku isi/kumbu Pada pembuatan isi/kumbu, bahan baku yang digunakan berupa kacang hijau, minyak, garam, dan gula. 1. Kacang hijau Kacang hijau (Phaseolus radiatus L) dianggap sebagai sumber bahan makanan padat gizi yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia, seperti: bubur, isi onde-onde, bakpia, es puter, dan sari kacang hijau. Menurut Astawan (2009), kacang hijau mengandung vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, besi, natrium dan kalium. Kandungan kacang hijau dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Kandungan kacang hijau dalam 100 bahan Kandungan Jumlah Energi (kkal) 345 Protein (g) 22,2 Karbohidrat (g) 62,9 Lemak (g) 1,2 Kalsium (mg) 125 Fosfor (g) 320 Zat besi (mg) 7 Vitamin A (IU) 157 Vitamin B1 (mg) 0,64 Vitamin C (mg) 6 Sumber : Astawan (2009) Proses Pengolahan Bakpia Proses pengolahan bakpia dilakukan dua tahap yaitu pengolahan kulit bakpia dan pengolahan isi/kumbu bakpia. 7 a. Kulit bakpia 1. Pencampuran (mixing) Pencampuran (mixing) bertujuan agar semua bahan tercampur sampai terbentuk adonan yang ditandai dengan adonan yang lembut, elastis, dan kering serta tidak lengket (Rahzarni, 2009). 2. Pembentukan (moulding) Pembentukan (moulding) adalah proses pembentukan adonan yang bertujuan untuk memberi bentuk pada adonan sesuai dengan jenis produk yang dihasilkan (Rahzarni, 2009). 3. Pemanggangan Pemanggangan adalah suatu metode pemasakan dengan menggunakan suhu/temperatur yang tinggi sekitar 1350C. Menurut Rahzarni (2009), pada

7 proses pemanggangan terjadi proses denaturasi protein, gelatinisasi pati, dan proses pencoklatan (karamelisasi). 4. Pengemasan (packing) Kemasan berfungsi untuk mencegah masuknya abu atau kotoran ke dalam makanan. Adapun tujuan pengemasan adalah untuk mencegah tercemarnya produk oleh debu dan mikroba serta untuk menghindari pengerasan kulit akibat menguapnya sebagian kandungan air (Rahzarni, 2009). b. Isi/kumbu 1. Pengukusan Pengukusan adalah proses pemanasan menggunakan air, tetapi air tidak bersentuhan langsung dengan produk. Bahan makanan dibiarkan dalam panci 8 tertutup dan mendidih. Pengukusan merupakan proses pemanasan yang bertujuan menonaktifkan enzim yang mengubah warna, cita rasa, maupun nilai gizi (Rahzarni, 2009). Besarnya perubahan gizi akibat proses pengukusan tergantung dari cara mengukus dan jenis makanan yang dikukus. 2. Pengadonan Pengadonan adalah metoda pencampuran dengan menambahkan sedikit minyak. Tujuan dari penumisan bahan makanan, yaitu mempertinggi daya cerna makanan, mempertahankan nilai gizi, menambah rasa, rupa dari bahan makanan, menimbulkan rasa aman karena terlebih dahulu bahan makanan telah dimasak/diolah (Anonim, 2013). 2.2 Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pada perkembangan mutu dikenal suatu sistem dimana produk dihasilkan dari suatu kondisi yang terkendali dan ekonomis diarahkan untuk memenuhi keinginan pelanggan, sistem ini biasanya disebut dengan pengendalian mutu (quality control). Pengendalian kualitas secara terpadu (total quality control) merupakan sistem yang mengintegrasikan pengembangan, pemeliharaan, dan peningkatan kualitas dalam suatu organisasi (Rahzarni, 2010). Menurut Rahzarni (2010), konsep mutu dalam kaitannya dengan pengendalian secara terpadu dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu mutu perancangan, pengolahan dan pemasaran/pelayanan. Keterkaitan pengendalian diantara ketiga bagian tersebut terlihat sejak adanya permintaan pasar akan suatu produk tertentu dan pelanggannya. berakhir pada penggunaan produk tersebut oleh 9 2.3

8 Sanitasi Industri Pengolahan Pangan Menurut Elida (2007), sanitasi adalah pencegahan suatu penyakit dengan cara menghilangkan atau mengatur faktor lingkungan melalui perpindahan rantai penyakit yang bergantung dengan kesehatan manusia itu sendiri. Keberhasilan perlindungan terhadap makanan merupakan pengetahuan yang mendasar atas berbagai fakta yang berkembang dengan beberapa penyakit muncul kerena makanan yang rusak atau tidak sehat. Menurut Saksono (1986), beberapa penyakit karena makanan yang rusak biasanya dihubungkan dengan keracunan makanan yaitu suatu istilah yang disebabkan oleh kelainan pada pencernaan makanan setelah dimakan dan dicerna sebagai akibat oleh makanan yang rusak. Pencegahan penyebaran jenis jasad renik dengan cara melaksanakan sanitasi pada makanan,minuman dan menghapus kotoran pada tempatnya secara tepat dan benar. Orang yang dipekerjakan pada pelayanan dan penanganan makanan bukanlah orang yang pembawa penyakit untuk selama periode waktu tertentu, hingga perlu tindakan mewaspadainya untuk ditugaskan pada bidang pelayanan makanan (Saksono, 1986). Sanitasi meliputi sanitasi bahan, sanitasi pekerja, sanitasi ruangan produksi, dan sanitasi peralatan. 1. Sanitasi bahan Sanitasi yang baik akan menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi. Bahan yang kurang bersih akan mempengaruhi produk akhir, yang menyebabkan kualitas produk menjadi rendah. Bahan-bahan yang digunakan harus bebas dari kotoran-kotoran yang mengkontaminasi produk. Sanitasi bahan merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan pangan dari kontaminasi (Elida, 2007) Sanitasi pekerja Salah satu sumber kontaminasi yang dominan adalah berasal dari pekerja. Sanitasi pekerja diperusahaan dilakukan dengan cara sebelum dan setelah melakukan pekerjaan tangan pekerja harus dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air bersih yang mengalir. Pekerja harus memotong kuku, menutup kepala, memakai celemek dan tidak memakai perhiasan pada saat pengolahan serta memakai masker untuk mengurangi bicara sewaktu pengolahan (Elida, 2007). 3. Sanitasi ruangan produksi Menurut Elida (2007), sanitasi ruangan produksi dilakukan dengan cara mengikis kotoran-kotoran yang menempel, menyapu, dan mengepel ruangan dengan pembersih agar bakteri dan kuman pada lantai ruangan mati/terkurangi. 4. Sanitasi peralatan Peralatan memegang peranan penting untuk menunjang proses produksi. Menurut Elida (2007), sanitasi peralatan yang dilakukan adalah dengan mencuci peralatan produksi sebelum dan setelah digunakan dengan menggunakan deterjen dan dibilas dengan air bersih pada proses produksi. 2.4

9 Penanganan Limbah Industri Pangan Sistem pembuangan air limbah adalah bagian dari sanitasi, yang khususnya menyangkut pembuangan air kotor dari rumah tangga, kantor, hotel, pertokoan (air buangan dari WC, air cucian, dan lain-lain). Limbah selain berasal dari rumah tangga, juga dapat berasal dari sisasisa proses industri, pertanian, peternakan, dan rumah sakit (Anonim, 2008). 11 Limbah adalah segala sesuatu yang dihasilkan sebagai hasil sampingan akibat proses produksi dalam bentuk padatan, gas, bunyi, cairan dan radiasi yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai produk. Limbah sisa hasil pengolahan ada 3 bentuk yaitu limbah padat, cair, dan gas (Betty dan Winiati, 1990). Menurut Betty dan Winiati (1990), air limbah merupakan air buangan dari suatu daerah pemukiman yang telah dipergunakan untuk berbagai keperluan, sehingga harus dikumpulkan dan dibuang untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan baik. 12 III. METODE PELAKSANAAN 3.1 Waktu dan Tempat Kegiatan magang ini dilaksanakan pada Tanggal 1 April 2013 sampai 18 Juni 2013 di Perusahaan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta. Jadwal kerja 5 hari dalam satu minggu dengan waktu kerja dari jam sampai jam WIB. 3.2 Alat dan Bahan Alat Peralatan yang digunakan adalah panci plastik, mesin rolling (roller), nampan, meja kerja, pisau, timbangan, mixer, oven, loyang, mesin pemecah biji, drum perendaman, kukusan, mesin penghalus, tumbu (donak), dan kompor gas Bahan Bahan yang digunakan dalam pembuatan bakpia adalah tepung terigu protein tinggi dan protein sedang, minyak goreng, air, gula, dan garam sebagai bahan kulit, sedangkan kacang hijau, minyak, gula, dan garam sebagai bahan isi/kumbu. 3.3 Pelaksanaan Pada pengambilan data yang bersifat objektif maka digunakan suatu metode yang bertujuan agar didapat data-data yang sesuai dengan apa yang diharapkan. Metode yang digunakan meliputi : terlibat langsung pada proses produksi, yaitu dengan mempraktekan secara langsung atau ikut serta di dalam proses produksi guna menambahkan keahlian dan mencari tahu apa saja bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi. 13 Proses selanjutnya wawancara yang dilakukan secara langsung untuk memperoleh data dari pembimbing lapang, kepala produksi, pekerja dan pihak terkait untuk mengetahui kapan berdirinya perusahaan sproses penanganan limbah, penyimpanan bahan, sanitasi serta proses produksi bakpia pahtok IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1

10 Hasil Hasil yang didapatkan berupa keadaan umum perusahaan, peralatan dalam pengolahan, proses pengolahan, pengawasan dan pengendalian mutu, sanitasi dan penanganan limbah, produksi dan pemasaran, serta penelitian dan pengembangan produk Keadaan Umum Perusahaan a. Sejarah perusahaan Perusahaan Bakpia Pathok 25 milik Bapak Arlen Sanjaya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan kue. Bakpia berasal negeri Cina, yang aslinya bernama Tau Luk Pia yang berarti kue pia (kue kacang hijau). Kue ini mulai di produksi di kampung Pathuk Yogyakarta sejak sekitar Tahun Produksi Bakpia Pathok 25 dirintis dan diawali oleh orang tua atau ibu dari Bapak Arlen Sanjaya, yaitu Ny. Tan Aris Nio yang dimulai dari proses cobacoba dengan hanya satu orang pegawai saja serta dibantu oleh lima orang anak anaknya salah satunya adalah Bapak Arlen Sanjaya. Awalnya hanya berupa Home Industri dengan bakpia masih di perdagangkan secara eceran, dalam kemasan besek (wadah dari anyaman bambu) tanpa merk dan peminatnya pun masih terbatas. Proses berlanjut sampai adanya perubahan kemasan menjadi karton dan disertai label. Pada Tahun 1980-an tampil kemasan baru dengan merk dagang sesuai dengan nomor rumah dan diikuti dengan munculnya bakpia lain dengan merk dagang berlainan juga. 15 Bakpia mulai terkenal Tahun 1992 sehingga berkembang menjadi kue oleh oleh khas Yogyakarta. Pabrik Bakpia Pathok 25 ada di Toko Pabrik Jaya Jalan Sanggrahan Pathuk NG I/504 dan saat ini Bakpia Pathok 25 telah mempunyai 4 toko cabang resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan Aip. II KS Tubun No. 65, dan tepatnya di depan pabrik Bakpia Pahtok 25 sendiri. Toko Pasar Patuk di Jalan Bhayangkara, Toko Kembang Jaya di Jalan Adi Sucipto Km 9, dan Toko Bandara Jaya di Jalan Adi Sucipto Km 11,5. b. Lokasi perusahaan Pabrik Bakpia Pathok 25 terletak di kampung sanggrahan Pathuk NG I/504 Kelurahan Ngampilan, Kecamatan Ngampilan, Yogyakarta. Lokasi berada di sebelah barat belakang Malioboro sehingga memudahkan dalam pemasaran dan pengadaan bahan baku dalam pembuatan Bakpia Pathok 25. Bakpia pathok sebagai suatu industri juga mempunyai struktur organisasi yang meliputi beberapa bagian dengan tujuan untuk memudahkan jalannya perusahaan. Struktur organisasi dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun tugas masing- masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan perusahaan Pimpinan di dalam perusahaan ini juga merangkap sebagai pemilik

11 perusahaan. Direktur bertugas untuk merumuskan kebijakan dalam pengembangan bisnis serta menyusun strategi untuk mencapai tujuan, visi dan misi perusahaan. Selain itu direktur juga harus mengetahui kondisi pabrik secara keseluruhan baik produksi, administrasi, ketenagakerjaan, inventarisasi, dan pemasaran. Hal ini bertujuan agar seluruh kinerja pabrik dapat terkoordinasi dengan baik Bagian gudang Bagian ini berfungsi untuk mengontrol barang masuk dan keluar dari gudang tersebut sehingga barang-barang terjaga dengan baik. 3. Bagian produksi Kepala bagian produksi bertugas untuk mengatur segala kesiapan produksi agar proses produksi tidak terhambat, memastikan kesiapan dari mesin dan tenaga kerja yang berhubungan dengan proses produksi. Bagian produksi juga mengatur penggunaan bahan bakar dan listrik agar lebih efisien dalam penggunaan, merencanakan dan mengontrol pemeliharaan mesin serta peralatan yang dipakai dalam proses produksi. Tugas lain adalah mengontrol agar produksi dapat mencapai target yang ada dan mempertanggungjawabkan semuanya pada pimpinan perusahaan. 4. Pemasaran Bertanggung jawab untuk memasarkan kue ke toko-toko tempat bakpia di pasarkan yang masih berlokasi di daerah Yogyakarta. 5. Administrasi Bertanggung jawab dan melaporkan kondisi keuangan perusahaan serta bahan masuk kepada pimpinan. Kepala bagian keuangan bertugas untuk mengatur semua sistim manajemen yang ada, mengatur aliran dana perusahaan, membuat budget serta membuat laporan laba-rugi perusahaan. Tugas lain adalah bertanggung jawab terhadap pembayaran pajak perusahaan, dan mempertanggung jawabkannya pada pimpinan perusahaan.

12 17 c. Ketenagakerjaan Perusahaan Bakpia Pathok 25 memiliki lebih kurang 60 karyawan tetap pria dan wanita. Sistem penerimaan karyawan yang diterapkan masih sistem kekeluargaan, dimana karyawan senior membawa teman atau saudaranya menjadi karyawan tetap dan apabila diperlukan saat libur atau kondisi ramai perusahaan bakpia pathok 25 menambah karyawan dengan memakai sistim pocokan (istilah jawa) dengan kontrak jangka pendek kontrak 1 hari sampai 1 minggu. Sistem kerja yang diterapkan, yaitu sistem kerja cepat untuk menciptakan persaingan yang sehat. Dalam pelaksanaan kerja, biasanya penanganan proses berat ditangani oleh pekerja pria, seperti pembuatan adonan, pembuatan kumbu, dan pengovenan, sedangkan tenaga pemasaran mengirim bakpia ke sejumlah tempat. Proses pengemasan bakpia biasanya dilakukan oleh pekerja wanita, sedangkan pencetakan bakpia oleh pekerja wanita dan pria. d. Kesejahteraan karyawan Kesejahteraan karyawan merupakan hal yang harus diperhatikan untuk perusahaan, karena karyawan akan menghasilkan produk. Kesejahteraan karyawan berupa tunjangan makan 3 kali sehari, tunjangan kesehatan/izin sakit, cuti hamil, dan libur serta untuk hal-hal yang penting bagi karyawan berupa tunjangan hari raya. Tunjangan juga diberikan pada karyawan harian dimana gaji tergantung pada kehadiran karyawan. 18 e. Fasilitas Fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan Kue Bakpia Pathok 25 ini adalah : 1. Lantai Lantai terbuat dari semen yang tahan air, dan bahan-bahan pembersih lainnya. 2. Penerangan Penerangan yang ada pada perusahaan cukup baik dan setiap ruangan dilengkapi dengan fentilasi, sehingga terjadi pertukaran udara. 3. Sumber air Perusahaan ini menggunakan air yang berasal dari PDAM, digunakan untuk

13 proses pencucian dan proses produksi. 4. Jamban/ WC Jamban/WC pada perusahaan ini terletak terpisah dari ruang produksi. Lantai jamban terbuat dari semen dan keramik sehingga mudah untuk dibersihkan. 5. Ruang sholat Pada perusahaan ini menyediakan ruang/tempat khusus sholat bagi karyawan tepatnya di atas rak-rak tempat meletakan bakpia yang telah dipanggang. 6. Ruang produksi Ruang produksi dilengkapi dengan alat-alat pengolahan. Ruangan ini ditata rapi sehingga memperlancar/mempermudah proses produksi Ruang pemasaran/toko Pada ruang pemasaran/toko disediakan rak- rak dan etelase sebagai tempat kue dan produk lain yang siap untuk dipasarkan. Pada ruangan ini kue bakpia dan produk lain disusun rapi sesuai dengan jenisnya. Tata letak ruang produksi lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran Rumah karyawan Perusahaan ini menyediakan fasilitas rumah bagi karyawan yang mempunyai ruangan terbuka sekaligus dijadikan sebagai gudang tempat penyimpanan kardus Peralatan pengolahan a. Peralatan 1. Baskom plastik Baskom plastik digunakan untuk mencampur bahan makanan dan untuk tempat adonan isi/kumbu. Gambar baskom plastik dapat dilihat di bawah ini. Gambar 1. Baskom plastik 2. Mesin roller Mesin roller digunakan untuk mempercepat proses pengolahan, dimana alat ini dipakai untuk menggiling adonan kulit dengan menggunakan 2 buah roller, dimana satu roller dapat bergerak sehingga dapat mengatur ketebalan adonan. 20 Alat ini menggunakan tenaga listrik dengan kecepatan teratur dan dilakukan lebih kurang 15 kali putaran sehingga adonan menjadi halus dan tidak putus-putus. Kapasitas mesin roller lebih kurang 8 kg/5 menit adonan kulit dalam 1 alat. Mesin roller dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini. Gambar 2. Mesin roller 3.

14 Nampan Nampan yang digunakan berukuran 36 x 28 x 5 cm sebagai tempat kulit bakpia yang siap digunakan, tempat isi/kumbu, dan bakpia yang siap untuk dioven. Gambar nampan dapat dilihat di bawah ini. Gambar 3. Nampan 4. Meja kerja Meja kerja yang digunakan terbuat dari kayu dan diatasnya dilapisi plat aluminium. Meja ini selain sebagai tempat pencetakan juga sebagai tempat adonan kulit dan tempat pengemasan. Meja kerja dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini. 21 Gambar 4. Meja kerja 5. Pisau Pisau digunakan untuk membagi adonan kulit yang telah dilakukan pencampuran. Pisau yang digunakan terbuat dari stainlees steel sehingga tidak mudah berkarat. Gambar pisau dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini. Gambar 5. Pisau pemotong 6. Timbangan Timbangan berfungsi untuk menimbang bahan-bahan yang akan digunakan, karena perbandingan jumlah bahan yang digunakan sangat berpengaruh. Timbangan yang tidak sesuai akan berpengaruh terhadap kualitas produk bakpia yang akan dihasilkan. Timbangan digital berukuran besar digunakan untuk bahan-bahan yang berat seperti tepung, kacang hijau, dan gula dengan kapasitas 50 kg, sedangkan timbangan kecil untuk kapasitas lebih sedikit. timbangan dapat dilihat di bawah ini. Gambar 6. Timbangan besar dan Timbangan kecil Gambar Mixer Mixer digunakan untuk membuat dan mencampur bahan sehingga menjadi kalis dengan menggunakan tenaga listrik, selain itu juga untuk mempercepat proses produksi dengan kapasitas 16 kg/15 menit. Gambar mixer dapat dilihat di bawah ini. Gambar 7. Mixer 8.

15 Oven Oven di perusahaan bakpia terbuat dari bahan sejenis seng, yang dapat dengan mudah menghantarkan panas. Fungsi oven adalah untuk melakukan pemanggangan terhadap bakpia. Oven yang digunakan ada 2 macam yaitu bahan bakar arang dan bahan bakar gas. Pemanggangan bakpia kacang hijau dilakukan dengan oven bahan bakar arang, sedangkan oven dengan bahan bakar gas dilakukan pada bakpia rasa coklat, keju, dan nenas. Gambar oven dapat dilihat di bawah ini. Gambar 8. Oven arang dan Oven gas Loyang Loyang terbuat dari besi yang tahan karat dengan ukuran 50 x 30 x 4 cm. Loyang digunakan untuk tempat memanggang bakpia dimana, 1 loyang bakpia berisi 88 buah. Gambar loyang dapat dilihat di bawah ini. Gambar 9. Loyang bakpia 10. Mesin pemecah biji Mesin ini berfungsi sebagai pemecah, kacang hijau sehingga dapat dipecah. Proses pemecahan biji tersebut membantu memudahkan pelepasan kulit saat proses perendaman sehingga lebih efektif dan efisien. Kapasitas alat pemecah biji adalah ± 25 kg/20 menit. Gambar mesin pemecah biji dapat dilihat pada Gambar 10 di bawah ini. Gambar 10. Mesin pemecah biji 11. Drum perendam Drum digunakan sebagai tempat merendam kacang hijau setelah dipecah dan sekaligus untuk tempat membersihkan kacang hijau tersebut. Perendaman dilakukan selama 3 jam, dan drum yang digunakan ± 20 buah. Kapasitas drum perendaman ± 25 kg bahan/drum. 24 Gambar 11. Drum Perendaman kacang hijau 12. Pengukus Pengukus terbuat dari bahan stainlees steel yang digunakan untuk mengukus kacang hijau setelah dicuci bersih. Kapasitas penggukus ± 25 kg dalam satu buah pengukus sedangkan lama pengukusan 1 jam. Gambar pengukus dapat dilihat pada Gambar 12 di bawah ini. Gambar 12. Alat Pengukus 13. Mesin penggiling Mesin ini digunakan untuk menghaluskan kacang hijau yang sudah dikukus. Prinsip alat adalah dengan cara penekanan pada bahan yang masuk dengan kayu sehingga bahan

16 akan keluar melalui beberapa buah lobang dan menghasilkan kacang hijau yang halus. Gambar mesin penghalus kacang hijau dapat dilihat pada Gambar 13 di bawah ini. Gambar 13. Mesin penghalus kacang hijau Tumbu (donak) Donak adalah wadah yang terbuat dari anyaman bambu yang digunakan sebagai tempat isi/kumbu bakpia yang sudah jadi dengan kapasitas ± 60 kg. Gambar tumbu (donak) dapat dilihat di bawah ini. Gambar 14. Tumbu (donak) 15. Gas cooking mixer Alat ini berfungsi sebagai untuk mencampur adonan sekaligus untuk memasak kembali kacang hijau yang telah dihaluskan. Kapasitas alat adalah ± 60 kg dengan bantuan tangkai pengaduk yang digerakan menggunakan listrik. Dalam pencampuran atau pemasakan dilakukan dengan bantuan gas. Gambar gas cooking mixer dapat dilihat pada Gambar 15 di bawah ini. Gambar 15. Gas Cooking Mixer Pengolahan Proses pengolahan bakpia dilakukan dua tahap yaitu pengolahan kulit dan pengolahan isian. 26 a. Pembuatan kulit 1. Persiapan bahan Bahan bahan yang digunakan dalam pembuatan kulit bakpia harus dipersiapkan seperti tepung terigu, minyak, gula, air, dan garam. Tepung yang digunakan adalah tepung terigu yang berprotein tinggi dan berprotein sedang, dengan perbandingan 1 : 2. Adapun ciri-ciri tepung yang digunakan adalah bersih dari kotoran seperti kerikil, ranting, serta berwarna khas tepung. dilanjutkan dengan penimbangan. Proses Adapun formulasi dalam pembuatan kulit bakpia dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Formulasi kulit bakpia kacang hijau. No. Bahan Jumlah 1. Tepung cakra 2 2 Tepung segitiga biru 4 3 Gula Garam Air 3 6 Minyak 1.5 Sumber : Perusahaan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta (2013). 2. Satuan kg kg g g l l

17 Pencampuran Bahan kulit langsung dimasukan ke dalam mixer berupa tepung, kemudian diikuti gula, garam, minyak dan air yang telah dicampur jadi satu, aduk sehingga membuat adonan menjadi kalis. Pencampuran dilakukan lebih kurang 15 menit yang diakhiri dengan perubahan warna menjadi putih dan jika ditarik tidak putusputus. Pengeluaran adonan kulit dari mixer dilakukan dengan tangan dan diletakan di atas meja yang dilapisi plat aluminium Pembagian adonan kulit Selanjutnya pembagian adonan kulit dilakukan menggunakan pisau, menjadi 4 bagian dengan tujuan untuk mempermudah dalam melakukan pelembaran. 4. Pelembaran (rolling) Pelembaran dilakukan menggunakan tenaga listrik dengan kecepatan teratur dan dilakukan lebih kurang 15 kali putaran ( ± 5 menit). Kecepatan alat adalah 3 rpm sehingga adonan menjadi kalis. 5. Pemotongan Pemotongan dilakukan menggunakan rakel, setelah itu adonan tersebut digulung menggunakan tangan dengan panjang lebih kurang 50 x 2 x 2 cm. Tujuan pemotongan adalah untuk mempermudah dalam melakukan pembentukan kulit. 6. Pembentukan kulit Adonan kulit bakpia dipotong kecil-kecil dengan ukuran 2 x 2 x 2 cm berbentuk dadu dengan menggunakan rakel, selanjutnya diletakan di atas meja dan diberi minyak agar mudah dilakukan pembentukan. 7. Pencetakan bakpia Pencetakan dilakukan secara manual dengan tangan, dimana tangan kiri untuk membentuk adonan menjadi bulat dan pipih sehingga mudah diberi isi/kumbu, sedangkan tangan kanan untuk mengambil kumbu. Selanjutnya diletakan ditengah jari antara telunjuk dengan jempol membentuk lingkaran, 28 kemudian dilakukan pemutaran sehingga adonan isi/kumbu tertutup rapat selanjutnya ujung adonan ditarik dan ditekan agar berbentuk bulat pipih. 8. Peloyangan Bakpia yang telah dicetak kemudian disusun di atas loyang agar lebih rapi

18 dan mudah dalam pemanggangan. Cara penyusunannya loyang bagian pinggir bawah berjumlah 8 buah bakpia, dan untuk bagian pinggir sebanyak 11 bakpia, selanjutnya disusun sampai penuh dan ditekan agar bakpia bentuknya seragam. 9. Pemanggangan dan pendinginan Pemanggangan dilakukan di dalam oven selama lebih kurang 15 menit dengan cara membolak-balik bakpia lebih kurang 3 kali yang bertujuan agar bakpia matangnya merata. Bakpia yang telah matang langsung diletakan di atas nampan yang terbuat dari anyaman bambu dan diletakan di rak-rak pendingin dengan bantuan kipas angin. 10. Pengemasan (packing) Pengemasan pada bakpia bertujuan untuk menghindari cemaran oleh debu atau mikroba serta untuk menghindari pengerasan pada kulit bakpia akibat penguapan sebagian kandungan air. b. Pembuatan isi/kumbu 1. Persiapan bahan Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pembuatan bakpia harus dipersiapkan terlebih dahulu seperti kacang hijau, minyak goreng, gula, garam dan air. Persiapan pendahuluan yang dilakukan pada kacang hijau adalah pemilihan kacang hijau, dimana harus bebas dari cemaran fisik, kimia dan 29 mikrobiologi. Penimbangan merupakan tahap pertama dalam persiapan bahan untuk menentukan jumlah masing-masing bahan yang akan digunakan. Adapun formulasi dalam pembuatan isi/kumbu bakpia dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Formulasi isi/kumbu kacang hijau untuk 1 kali formulasi No. Bahan Jumlah 1. Varietas : - Lugut 12,5 - PB 12,5 2. Gula Garam Minyak kelapa 4,5 Sumber : Perusahaan Bakpia Pathok 25 Yogyakarta (2013). 2. Satuan kg kg kg g l Pemecahan biji Proses pemecahan biji dilakukan dengan alat pemecah biji, sehingga biji kacang hijau dapat pecah atau terbelah dua. Proses pemecahan biji membantu memudahkan pelepasan kulit saat proses perendaman sehingga lebih efektif dan efisien. 3. Perendaman Perendaman dilakukan dengan drum perendaman sebagai tempat merendam kacang hijau. Perendaman dilakukan selam 3 jam menggunakan air 1:3 bagian dengan tujuan mempermudah/mempercepat proses pengukusan. 4. Pencucian Pencucian dilakukan dengan air mengalir, yang bersih dan tidak berbau. Fungsi air adalah untuk menghilangkan kotoran yang ada pada kacang hijau. 5.

19 Pengukusan 30 Proses pengukusan dilakukan dengan alat pengukus yang terbuat dari bahan stainlees steel. Waktu pengukusan yang dilakukan adalah lebih kurang 1 jam sampai bahan mudah terlepas dari alat. 6. Pengilingan Penggilingan dilakukan dengan mesin penggiling, proses penggilingan bertujuan untuk menghaluskan kacang hijau yang sudah dikukus dan memudahkan dalam melakukan pemasakan. 7. Pengadonan Pengadonan dilakukan dengan menambahkan minyak, kemudian dilakukan pencampuran pada isi/kumbu kacang hijau yang sudah dihaluskan serta menambahkan bahan berupa garam dan gula pasir agar mendapatkan aroma dan rasa yang enak. 8. Pendinginan Pendinginan bertujuan agar kumbu/isi bakpia yang dihasilkan tidak mengandung air dan tahan lebih lama. Diagram alir proses lebih jelasnya dilihat pada Lampiran Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pengawasan dan pengendalian mutu produk harus dilakukan agar produk yang dihasilkan tetap baik dan memberikan kepuasan pada konsumen serta meningkatkan keuntungan bagi perusahaan. Pengendalian mutu adalah usahausaha dalam bentuk prosedur untuk mencapai sasaran mutu yang ditetapkan. Pengawasan mutu merupakan suatu hal yang sangat penting yang tidak mungkin dilepaskan keterkaitannya dalam menunjang keberhasilan jalannya suatu 31 proses produksi dalam suatu perusahaan. Pengendalian kualitas dapat dinyatakan sebagai proses pendelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk suatu aktivitas manajemen dalam menompang usaha-usaha atau sarana dalam rangka menjamin hasil-hasil yang memuaskan. Pengawasan dan pengendalian mutu di perusahaan bakpia pathok 25 ada 3 macam, yaitu : a. Pengawasan mutu bahan baku Perusahaan bakpia pathok 25 melakukan pengawasan dan pengendalian mutu mulai dari pengadaan bahan baku sampai penyimpanan. Bahan baku disimpan dalam ruangan yang berventilasi agar terjadi pertukaran udara sehingga bahan tidak lembab/mudah basah dan tidak cepat rusak. Bahan baku disimpan pada ruangan yang berventilasi dan lantainya dialasi dengan papan/palet, seperti minyak dan tepung terigu, sedangkan gula dan kacang hijau disimpan ditempat penyimpanan yang berbeda. Pada umumnya uji yang dilakukan pada setiap bahan hanya secara visual dan fisik seperti memisahkan kotoran atau partikel-partikel asing. Contoh, pada kacang hijau dilakukan pengambilan sampel secara acak kemudian dilihat keseragaman dan kekerasan bahan jika sesuai maka kacang hijau tersebut dilakukan penyimpanan, sedangkan pada gula dilakukan dengan alat dan dimasukan ke dalam kantong plastik untuk mengetahui kualitas gula yang diinginkan dengan cara mengetahui warna gula serta keseragaman gula, jika bahan yang diinginkan tidak sesuai maka bahan dapat dikembalikan pada suplayer. b.

20 Pengawasan mutu proses Proses pengolahan adalah bagian terpenting kedua yang berpengaruh langsung pada mutu produk yang dihasilkan, proses pengolahan yang bagus akan 32 memberikan keuntungan dari semua sisi, yaitu finansial dan kesehatan konsumen serta kelangsungan usaha. Pengawasan mutu pada saat proses produksi berlangsung merupakan hal yang sangat penting sehingga dapat menghasilkan produk yang bermutu dan terjamin keamanannya. Pengawasan mutu proses mulai dari persiapan bahan, penimbangan, dan proses produksi. Pada saat persiapan bahan, pengawasan dilakukan mulai dari pembersihan/pemilihan bahan baku. Penimbangan bahan baku juga harus sesuai dengan formulasi yang telah ditetapkan, dan penambahan bahan lain seperti gula, dan garam. Tujuan pengawasan mutu proses adalah untuk menghasilkan produk yang mempunyai cita rasa yang enak dan keamanan produknya terjamin. c. Pengawasan mutu produk akhir Pengawasan mutu produk akhir dilakukan mulai dari proses pemanggangan agar tidak terjadi cacat pada produk (gosong), dengan cara melihat sesering mungkin sewaktu melakukan pemanggangan. Pengawasan produk juga sangat diperhatikan sewaktu pengemasan dengan melakukan pemilihan pada produk yang bagus (tidak pecah). Pengawasan produk ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan Sanitasi dan Penanganan Limbah a. Sanitasi produk (makanan) Sanitasi makanan merupakan suatu usaha pencegahan untuk membebaskan makanan dari segala bahaya sehingga dapat menghasilkan produk yang layak untuk dipasarkan. Produk yang layak dan aman dikonsumsi akan dihasilkan jika sanitasi dimulai dari penyiapan bahan baku, proses pengolahan, pengemasan, penyimpanan, dan penyajian.

21 33 b. Sanitasi pekerja Seluruh pekerja yang terlibat langsung pada bagian proses harus dalam keadaan bersih, mencuci tangan sebelum bekerja, menggunakan penutup kepala dan menggunakan pakaian seragam setiap harinya. Para pekerja dilarang merokok di dalam ruangan. Bagi pekerja yang kondisi fisiknya dalam keadaan tidak sehat harus melapor serta dilakukan tindakan dengan cara memberikan obat, jika hal ini tidak cepat dilakukan maka akan mempengaruhi produk sebagai sumber kontaminasi (kontaminan). Manusia juga sebagai carier atau pembawa bakteri yang dapat mengkontaminasi produk secara tidak langsung. c. Sanitasi ruangan produksi Sanitasi ruangan dilakukan sebelum dan setelah proses produksi dilakukan. Ruangan produksi dibersihkan dari kotoran dan sisa bahan yang tertinggal dengan menggunakan alat berupa sapu lidi, sapu rumah dan kain pel, sedangkan bahan yang melekat di lantai dikikis menggunakan alat dompol sehingga lantai menjadi bersih. Sampah dikumpulkan dalam satu tempat dan dibuang ke tempat sampah. Sanitasi ruangan produksi meliputi lantai, dan dinding. d. Sanitasi peralatan Peralatan produksi merupakan faktor pendukung yang amat penting. Peralatan akan mempercepat kerja dan waktu yang efisien. Peralatan produksi agar tetap bersih maka sebelum dan setelah selesai produksi peralatan tetap dibersihkan. Peralatan yang dibersihkan seperti mixer, rolling, timbangan, mesin pemecah kacang hijau, mesin penghalus kacang hijau, piring oven, baskom. Sanitasi peralatan yang digunakan di perusahaan bakpia merupakan suatu cara untuk menghilangkan kotoran fisik dan residu dari permukaan alat dan peralatan 34 serta perlengkapannya. Permukaan alat dan peralatan yang kontak dengan makanan harus dibersihkan dan disanitasi secara teratur dan terus-menerus untuk mencegah kontaminasi yang dapat menimbulkan bahaya pada makanan. e. Penanganan limbah Limbah merupakan sisa hasil buangan yang keberadaanya tidak diinginkan oleh produsen ataupun penghasil limbah tetapi tidak menutup kemungkinan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain (Evawati, 2009). Limbah dalam pengolahan bakpia berupa limbah padat dan limbah cair. Limbah padat berupa kulit kacang hijau, plastik, karton, dan karung kemasan bahan. Karton dan karung dijual ke pedagang, sedangkan plastik pembungkus roti dikumpulkan ke tempat sampah

22 dan dibakar. Limbah kulit kacang hijau dikumpulkan kemudian diberikan kepada peternak setempat. Penanganan limbah cair di perusahaan ini hanya dilakukan dengan cara membuang sisa air cucian ke saluran pembuangan Produksi dan Pemasaran 1. Produksi Perusahaan ini memproduksi bakpia rasa kacang hijau. Perusahaan ini melakukan produksi setiap hari sekitar 300 sampai 400 kotak/hari. Dimana untuk bakpia isi 15 dihasilkan 200 kotak bakpia dengan jumlah 3000 biji bakpia, sedangkan untuk isi 20 dihasilkan 4000 biji bakpia. Rata-rata mengolah Bakpia kacang hijau sebanyak 7000 biji bakpia dengan berat 1 adonan kumbu 120 kg dengan adonan kulit 44 kg/hari dengan perincian sebagai berikut : Perusahaan ini memproduksi bakpia kacang hijau dengan pemakaian tepung sebanyak 44 kg dengan 120 kg kumbu/isi perhari. Satu adonan kumbu dengan kg tepung bakpia kacang hijau dihasilkan sekitar 7000 kotak bakpia dengan isi 15 biji bakpia dengan harga Rp , dan isi 20 biji bakpia dengan harga Rp ,-. 2. Pemasaran Pemasaran adalah merupakan suatu hal yang sangat penting dalam perusahaan sehingga perlu diperhatikan dengan baik. Perusahaan Bakpia Pathok 25 Bapak Arlen Sanjaya memasarkan produknya di daerah Yogyakarta dan sekitar. Perusahaan ini telah mempunyai 4 cabang dengan pusat penjualan resmi yaitu Toko Ongko Joyo di Jalan Aip. II KS Tubun No. 65, dan tepatnya di depan pabrik Bakpia Pahtok 25 sendiri, Toko Pasar Patuk di Jalan Bhayangkara, Toko Kembang Jaya di Jalan Adi Sucipto Km 9, dan Toko Bandara Jaya di Jalan Adi Sucipto Km 11,5. Konsumen bisa juga datang langsung ke pabrik untuk membeli produk. Produk yang tidak habis terjual dikembalikan lagi ke perusahaan. Pemasaran produk meningkat pada saat hari libur seperti hari sabtu dan minggu sehingga proses produksi ditingkatkan, sedangkan pada hari-hari biasa produksi tetap kecuali jika ada pesanan khusus dari konsumen Penelitian dan Pengembangan Produk Perusahaan Bakpia Pathok 25 melakukan pengembangan produk untuk menghasilkan produk yang bervariasi, sehingga konsumen semakin menyukai produk. Pengembangan produk dengan cara memberikan isi/kumbu yang bervariasi, sehingga menghasilkan rasa yang berbeda, dan bentuk/ukuran yang berbeda pula. Adapun jenis bakpia pathok lain yang dikembangkan adalah bakpia rasa coklat, rasa nenas, dan rasa keju. Namun perusahaan ini 36 mengutamakan bakpia rasa kacang hijau karena selain rasanya yang begitu disukai konsumen juga mudah dalam mendapatkan bahan untuk isi/kumbu. Perusahaan juga melakukan studi banding/kunjungan ke perusahahaan lain, dan mengikuti pameran seperti Pekan Raya Jakarta (PRJ)

23 yang dilakukan di Jakarta dan kota lainnya yang ada di sekitar Jawa. Perusahaan menerima kunjungan/magang dari berbagai daerah mulai dari TK, SD, SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi tanpa melakukan pemungutan biaya. Usaha bakpia ini juga menerima titipan dari tempat lain seperti : produk intip, rengginang, kripik buah, wingko babat, dodol, bandeng, lanting, kerupuk singkong bakar, tahu pong, selondok, dan lain-lain sebagainya. 4.2 Pembahasan Pengolahan a. Bahan baku Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan bakpia yaitu bahan utama dan bahan baku tambahan. Bahan baku utama berupa tepung terigu dan kacang hijau, sedangkan bahan baku tambahan adalah gula, garam, minyak dan air. Tepung terigu yang digunakan adalah jenis tepung terigu berprotein tinggi dan berprotein sedang karena akan menghasilkan kulit bakpia yang halus sekaligus memudahkan dalam melakukan pembentukan/pemipihan kulit. Pada pembuatan kulit bakpia, jika menggunakan tepung yang berprotein tinggi saja akan menghasilkan adonan kulit yang lebih halus dan lembut namun kurang bagus karena tepung ini banyak digunakan untuk produk fermentasi (roti) sehingga untuk mencapai konsistensi adonan yang diinginkan tidak tercapai. Jika menggunakan tepung terigu berprotein sedang saja maka adonan yang terbentuk 37 kurang elastis karena sedikit menyerap air sehingga susah dilakukan dalam pembentukan kulit, maka dari itu dilakukan pencampuran untuk mendapatkan adonan kulit yang kenyal dan mudah dalam proses pembentukan. Ciri-ciri tepung yang digunakan adalah tidak berbau,tidak apek, warna putih bersih,bersih dari kotoran seperti kerikil, dan ranting. Menurut Rahzarni (2009), ciri-ciri tepung yang bermutu bagus adalah warna khas (cream), tidak ada kotoran, tidak menggumpal, dan mempunyai keseragaman yang tinggi. Jenis kacang hijau yang digunakan yaitu varietas PB dan Lugut. Dalam pembuatan isi/kumbu jika menggunakan varietas PB saja produk yang dihasilkan kurang diminati oleh konsumen karena selain harganya yang murah juga tidak memenuhi kualitas yang diinginkan, sedangkan jika menggunakan varietas Lugut produk yang dihasilkan bermutu bagus sehingga banyak diminati konsumen namun mempunyai harga yang mahal. Maka dari itu dilakukanlah pencampuran antara varietas PB dan Lugut dengan perbandingan 1:1 untuk menciptakan produk yang bisa dijangkau oleh komsumen. Kacang hijau selalu dilakukan penjemuran untuk menghilangkan kutu dan kemudian dilakukan seleksi untuk menghasilkan kumbu yang bermutu bagus. Menurut Damiri (2005), penyimpanan yang tidak mengikuti cara yang benar seperti penyimpanan bahan makanan dalam jumlah yang banyak akan menyebabkan kerusakan pada

24 bahan makanan yang di simpan. Ciri-ciri kacang hijau yang digunakan dalam pembuatan kumbu bakpia adalah tidak berlobang, tidak berulat dan tidak ada kotoran. Bahan baku tambahan baik pada kulit maupun pada isi/kumbu yaitu minyak goreng, gula pasir, air dan garam halus yang beriodium. Menurut Bhandari (2006), kriteria minyak goreng yang baik adalah memiliki kestabilan maksimum, 38 tidak mengalami pembuihan, tahan terhadap perubahan warna, tidak berbau, serta tidak menimbulkan senyawa-senyawa antigizi yang bersifat toksik. Adapun fungsi minyak pada kulit yaitu untuk mempermudah dalam melakukan pemipihan kulit sehingga kulit bakpia tidak mudah mengalami kerusakan (sobek), sedangkan fungsi minyak pada isi/kumbu adalah untuk menumis serta menambah rasa, rupa dari makanan. Adapun ciri-ciri gula yang digunakan adalah berwarna putih dan agak halus. Menurut Rahzarni (2011), kriteria gula yang bagus adalah putih bersih, kristal tidak terlalu besar, rasa manis seperti gula murni, dan tidak menggumpal. Adapun fungsi gula adalah sebagai penambah cita rasa dan sebagai bahan pengawet pada bahan pangan. Garam dalam kemasan plastik di simpan di rak-rak, ciri-ciri garam yang digunakan adalah tidak kotor, tidak basah, dan bertektur halus. Menurut Rahzarni (2011), kriteria garam yang baik tidak pahit, larut dalam air, tidak menggumpal, bersih, dan bebas dari zat kimia. Adapun fungsi garam yaitu sebagai penambah cita rasa dan membantu dalam mengontrol adonan. Air yang digunakan dalam pembuatan kulit bakpia ialah air yang bersih. Menurut Slamet (2007), syarat air yang digunakan harus bebas dari tawas dan tidak ada kotoran yang menempel. Fungsi air adalah untuk melarutkan bahan serta dapat mengatur kekenyalan pada adonan. b. Pengolahan Proses pengolahan bakpia ini meliputi 2 tahap yaitu pengolahan kulit dan isi/kumbu. Adapun proses pengolahan bakpia meliputi persiapan bahan, 39 pembuatan adonan kulit, pembuatan isi/kumbu, pencetakan, pemanggangan dan pengemasan. Persiapan bahan merupakan tahap awal dalam proses pengolahan. Proses ini dimulai dengan pembagian sesuai formulasi. Tujuan dari penimbangan yaitu untuk menentukan jumlah masingmasing bahan yang digunakan sesuai dengan formulasi yang telah ditentukan (Rahzarni, 2009). Sebelum melakukan penimbangan terlebih dahulu dilakukan sortasi terhadap bahan yang akan digunakan. Sortasi bertujuan untuk memisahkan bahan-bahan yang baik dan yang telah rusak, proses dilanjutkan dengan pengolahan kulit. Adapun proses pengolahan kulit dapat dilihat di bawah ini : 1. Pengolahan kulit Pembuatan adonan kulit dilakukan dengan cara memasukan bahan tepung ke dalam mixer kemudian tuangkan bahan tambahan berupa gula, garam, minyak dan air yang dicampur menjadi satu, dan dilakukan pencampuran/pengadukan yang bertujuan untuk

25 memudahkan sekaligus mempercepat proses pengembangan karena terjadinya pencampuran tepung dengan air yang terbentuknya gluten. Pencampuran dilakukan lebih kurang 15 menit yang diakhiri dengan tanda berubah warna menjadi putih dan kalis serta jika ditarik tidak putus-putus. Menurut Rahzarni (2009), tujuan pencampuran adalah agar semua bahan tercampur secara merata yang ditandai terbentuknya adonan yang lembut, elastis, dan nampak relatif kering serta tidak lengket ditangan. Selesai pencampuran maka adonan dikeluarkan dari mixer dan diletakan diatas meja yang dilapisi plat alumunium. 40 Proses dilanjutkan dengan pembagian adonan, yang dilakukan menggunakan pisau stainlees steel untuk memudahkan dalam melakukan pelembaran. Pelembaran dilakukan menggunakan tenaga listrik dengan kecepatan teratur dan dilakukan lebih kurang 15 kali putaran (5 menit) hingga adonan menjadi lembut dan elastis. Menurut Rahzarni (2009), tujuan pelembaran adalah untuk membuang gas dalam adonan, menghaluskan tekstur, dan untuk membantu adonan dengan ketebalan yang diinginkan. Selesai melakukan pelembaran maka adonan diletakan di atas nampan plastik dan dibawa ke meja untuk dilakukan pemotongan. Pemotongan dilakukan dengan cara memanjang, kemudian digulung dengan panjang 50 x 2 x 2 cm menggunakan tangan yang bertujuan untuk memudahkan dalam melakukan pembentukan. Selanjutnya pemotongan kecil-kecil menggunakan rakel dengan ukuran 2 x 2 x 2 cm kemudian disusun di atas meja serta diberi minyak agar mudah dilakukan pencetakan. Pembentukan/pencetakan dilakukan secara manual dengan tangan, dimana tangan kiri untuk membentuk adonan kulit bakpia menjadi bulat dan pipih sehingga mudah dalam pemberian isi/kumbu bakpia. Tangan kanan digunakan untuk mengambil kumbu, kemudian diletakan ditengah jari antara telunjuk dengan jempol membentuk lingkaran dan adonan ditarik kemudian ditekan agar berbentuk bulat pipih, selanjutnya diletakan diatas nampan. Menurut Rahzarni (2010), tujuan pembentukan/pencetakan agar produk yang dihasilkan besarnya seragam dengan berat dan volume yang sama. Loyang sebelum penataan terlebih dahulu dipersiapkan di atas meja khusus yang terbuat dari besi yang tahan karat dengan ukuran 50 x 30 x 4 cm. Oven 41 terbuat dari bahan sejenis seng yang mudah menghantar panas, dan digunakan untuk memanggang bakpia. Oven ada sebanyak 8 buah dengan bahan bakar arang dan 12 oven dengan bahan bakar gas. Oven yang digunakan dalam pemanggangan bakpia kacang hijau oven dengan bahan bakar arang, sedangkan oven untuk bahan

26 bakar gas untuk bakpia selain kacang hijau. Tujuan dilakukan pemanggangan dengan oven arang selain menambah aroma juga menambah cita rasa yang khas. Sebelum pemanggangan oven terlebih dahulu diperiksa kemudian dilakukan pemanasan sekitar lebih kurang 10 menit. Bakpia yang telah dicetak kemudian disusun di atas loyang dengan tujuan lebih rapi dan mudah dilakukan pemanggangan. Bakpia disusun di atas loyang sebanyak ± 150 biji bakpia sedangkan oven biasa sebanyak ± 88 biji bakpia dengan melakukan penekanan agar bakpia bentuknya seragam. Bakpia tersebut dipanggang selama lebih kurang 15 menit dengan cara membolak-balik bakpia agar tidak gosong. Bakpia yang telah matang langsung diletakan di atas nampan yang terbuat dari anyaman bambu dan diletakan di tempat rak-rak bakpia. Selanjutnya pendinginan dilakukan di rak-rak dengan bantuan kipas angin. Menurut Rahzarni (2010), proses pemanggangan terjadi di kulit, dimana berbagai jenis gula menjadi karamel dan memberi warna pada kulit. Kemasan yang digunakan adalah kertas karton berbentuk persegi panjang dengan ukuran 15 x 12,5 x 5 cm. Kotak kemasan yang sudah dibentuk dialasi dengan kertas roti dengan tujuan agar produk yang sudah dikemas dapat menyerap minyak yang keluar dari bakpia yang dihasilkan. Pengemasan dilakukan dalam keadaan miring untuk mengurangi minyak dengan cepat dan 42 menambah nilai tarik dari konsumen. Kemasan isi 20 buah, ditata mulai dari 5 biji x 4 baris, sedangkan untuk isi 15 ditata mulai dari 5 biji x 3 baris. Pada kemasan bakpia terdapat lobanglobang yang terletak di atas dan di samping dengan tujuan agar uap air yang ada keluar sehingga proses pengembunan dapat dikurangi. Air merupakan komponen penting dalam bahan pangan karena air dapat mempengaruhi kenampakan, tekstur serta cita rasa makanan. Bakpia kacang hijau termasuk makanan semi basah (Intermediet Mouisture Food). Menurut Elida (2011), makanan semi basah mengandung kadar air sekitar 25% - 50%. Makanan semi basah memiliki aktifitas air (a w) 0,60-0,85. Mikroorganisme yang dapat tumbuh pada aw tersebut yaitu bakeri halofilik, yang tahan terhadap garam tinggi, dimana aw minimumnya untuk tumbuh yaitu 0,75, dan fungi xerofilik yang mempunyai aw minimum untuk tumbuh 0,65. Selain itu juga ditumbuhi khamir osmofilik, yang tahan tekanan osmotik tinggi, dimana aw minimum yang dibutuhkan untuk pertumbuhannya 0,61 dan juga dapat ditumbuhi kapang, dimana aw minimumnya 0,80. Saat melakukan pengemasan dilakukan penyortiran, sehingga produkproduk yang dihasilkan benar-benar produk yang layak untuk dijual dan dikonsumsi. Masa kadaluarsa bakpia kacang hijau berkisar lebih kurang 4 hari disuhu ruang. Ditambahkan oleh Ermiati (2012), pengemasan adalah cara untuk mempertahankan kualitas produk, untuk menghindari kerusakan selama penyimpanan, dan untuk meningkatkan daya tarik produk.

27 43 2. Pengolahan isi/kumbu Pada pembuatan isi/kumbu bakpia proses-proses yang dilakukan yaitu pemecahan biji kacang hijau dengan alat pemecah biji. Sebelum melakukan pemecahan terhadap kacang hijau terlebih dahulu dilakukan pencucian dengan air hangat untuk menghilangkan sisa kotoran yang ada pada alat dan untuk mengurangi bahaya yang tidak diinginkan. Proses dilanjutkan dengan perendaman kacang hijau menggunakan drum khusus. Perendaman dilakukan lebih kurang 3 jam yang bertujuan untuk mempercepat dalam proses pengukusan. Pencucian kacang hijau dilakukan dengan air mengalir untuk menghilangkan kotoran pada kacang hijau sekaligus untuk memudahkan pelepasan kulit dengan biji. Pengukusan dilakukan di dalam dandang aluminium sebanyak 25 kg selama 1 jam yang dilengkapi dengan ketel sehingga menghasilkan uap panas. Menurut Laily (1997), pengukusan adalah proses pemanasan yang bertujuan untuk menonaktifkan enzim yang akan merubah warna, cita rasa, dan nilai gizi. Ditambahkan oleh Winarno (1982), bila pati mentah dimasukan ke dalam air, granula patinya akan menyerap air dan merekah. Peningkatan volume granula pati terjadi di dalam air suhu antara C menyebabkan pembengkakan yang sesungguhnya. Pengukusan dilakukan dengan bahan kayu bakar, dan setiap menit dilakukan pengadukan dengan kayu. Setelah pengukusan selesai maka langsung dikeluarkan dari dandang dan dilakukan proses penghalusan menggunakan alat penghalus yang dilakukan sedikit demi sedikit dengan bantuan kayu penumbuk. Tahap awal minyak dipanaskan terlebih dahulu dan seterusnya kacang hijau yang telah halus dilakukan pengadonan dengan menambahkan minyak yang 44

28 bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan aroma. Minyak berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih serta penambah nilai kalori pangan. Menurut Ketaren (1986), mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuknya akrolein yang tidak diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal di tenggorokan. Hidrasi gliserol akan membentuk aldehid tidak jenuh atau akrolein, sehingga makin tinggi titik asap, maka makin baik mutu minyak goreng tersebut. Setelah adonan agak kering dan tercampur rata kemudian ditambahkan gula dan garam. Pengadonan dilakukan sampai tercampur rata dengan waktu lebih kurang 1 jam. Alat pencampur ini bernama cooking mixer (bowl mixer) yang dilengkapi tangkai pengaduk kumbu yang digerakan dengan menggunakan tenaga listrik dengan kecepatan yang sama dengan bantuan bahan bakar gas. Selanjutnya adonan isi/kumbu didinginkan di rak-rak pendingin Pengawasan dan Pengendalian Mutu Pengawasan dan pengendalian mutu produk merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak mungkin dilepaskan keterkaitannya dalam menunjang keberhasilan suatu proses produksi dalam perusahaan. Pengendalian kualitas dapat dinyatakan sebagai proses pendelegasian tanggung jawab dan wewenang untuk suatu aktivitas manajemen dalam menompang usaha-usaha atau sarana dalam rangka menjamin hasil-hasil yang memuaskan. 1. Pengawasan mutu bahan baku Perusahaan bakpia pathok 25 melakukan pengawasan dan pengendalian mutu pada saat pengadaan bahan baku sampai penyimpanan. Bahan baku disimpan dalam ruangan yang berventilasi agar terjadi pertukaran udara sehingga 45 bahan tidak lembab/mudah basah dan tidak cepat rusak. Menurut Puspitasari (2004), pengawasan mutu bahan baku bertujuan untuk mencapai sasaran di bidang proses sehingga produk yang dihasilkan aman dan sesuai dengan keinginan masyarakat dan konsumen. 2. Pengawasan mutu proses Proses pengolahan adalah bagian terpenting yang berpengaruh langsung pada mutu produk yang dihasilkan, karena akan menghasilkan produk yang bermutu dan terjamin keamanannya. Pengawasan mutu proses mulai dari persiapan bahan, penimbangan, dan proses produksi. Pada saat persiapan bahan pengawasan dilakukan mulai dari pembersihan/pemilihan bahan baku dan penimbangan. Menurut Soekarto (1990), pengawasan mutu selama proses menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan produksi, data pengawasan mutu yang dituliskan setiap hari akan sangat berguna sebagai bahan analisa industrial diberbagai seksi dan kebijakan produksi dimasa yang akan datang pada tingkat pimpinan. 3.

29 Pengawasan mutu produk akhir Pengawasan pada produk akhir berupa memisahkan produk yang berkualitas baik dengan yang tidak baik apakah patah/hancur, terdapat noda hitam/gosong. Sortasi produk akhir dilakukan oleh bagian pengemasan. Pengawasan produk ini bertujuan untuk menjaga kualitas produk yang dihasilkan Sanitasi dan Penanganan Limbah Sanitasi adalah satu cara untuk mencegah masuknya kontaminasi ke dalam bahan makanan dan peralatan yang digunakan dalam proses pengolahan. 46 Kontaminasi dapat berupa bahan kimia, serangga, rambut, dan benda-benda lainya. Sanitasi yang dilakukan oleh perusahaan Bakpia Pahtok 25 meliputi : 1. Sanitasi produk Pada proses penyiapan bahan baku, bahan-bahan yang digunakan seperti tepung terigu dan minyak dilakukan penyimpanan di gudang penyimpanan dengan suhu 270C. Ditambahkan oleh Ariharti (2012), penyimpanan adalah salah satu bentuk tindakan pengamanan yang selalu terkait dengan waktu yang bertujuan untuk mempertahankan dan menjaga komoditi yang disimpan dengan cara menghindari, menghilangkan berbagai faktor yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas komoditi tersebut. Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan serta memudahkan dalam melakukan pengolahan. Penyimpanan yang dilakukan dialasi dengan papan/palet agar tidak kontak dengan lantai untuk menghindari terjadinya kontaminasi, gula pasir disimpan diruangan dekat dengan proses pengadonan kumbu yang dialasi papan/palet, sedangkan kacang hijau disimpan di ruangan yang dekat dengan proses pencucian. Pada proses pengolahan sangat perlu diperhatikan karena pengolahan yang tidak sesuai dapat berpengaruh terhadap produk. Bahan yang kurang bersih akan mempengaruhi produk akhir yang menyebabkan kualitas produk menjadi rendah. Menurut Elida (2007), sanitasi produk merupakan upaya yang dilakukan untuk membersihkan dan menghindarkan pangan dari kontaminasi. 2. Sanitasi pekerja Salah satu sumber kontaminasi yang dominan adalah berasal dari pekerja. Sanitasi pekerja di perusahaan dengan cara mencuci tangan sebelum dan sesudah 47 proses produksi, memotong kuku, menutup kepala, serta memakai celemek dan memakai masker untuk mengurangi bicara sewaktu pengolahan. Karyawan pabrik bakpia terbagi menjadi dua yaitu bagian produksi isi/kumbu dan bagian pemanggangan yang didominasi oleh karyawan laki-laki, karena pekerjaan dibagian ini berat apabila dikerjakan oleh wanita. Para karyawan memakai baju seragam dari perusahaan. Selain itu para karyawan dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan fasilitas penunjang dan pelindung diri bagi keselamatan para karyawan selama bekerja, seperti memakai celemek, masker, dan tutup kepala. Pada bagian pencetakan bakpia karyawan tidak memakai sarung tangan hal ini dapat berpengaruh terhadap produk yang dihasilkan karena pada kulit banyak terdapat bakteri yang dapat menimbulkan penyakit seperti bakteri pembentuk spora dan staphylococci. Menurut Saksono (1986), suatu survey menunjukkan bahwa 43-97% tangan pekerja terdapat bakteri staphylococci, Koliform, dan Enterococci.

30 Manusia yang sehat merupakan sumber potensial untuk pertumbuhan mikroba seperti staphylococcus aureus, Salmonella, Clostridium pertringens dan Staphylococci yang bersumber dari kotoran. Selain itu, kebiasaan tangan dari pekerja pengelola makanan mempunyai andil yang besar peluang melakukan perpindahan kontaminasi dari manusia ke makanan. Menurut Betty (1999), kebiasaan tangan ini dikaitkan dengan pergerakan-pergerakan tangan yang tidak disadari seperti menggaruk kulit, menggosok hidung, merapikan rambut, dan halhal yang serupa penyebab kontaminasi. Dalam proses pengemasan karyawan didominasi oleh karyawan wanita, dengan memakai kelengkapan alat pelindung diri seperti masker, celemek, dan 48 sarung tangan yang disediakan oleh perusahaan tetapi para pekerja tidak mau menggunakannya dengan alasan tidak nyaman dan terasa panas. Sebaiknya perusahaan mewajibkan karyawan mengenakan perlengkapan alat pelindung diri, hal ini tercantum pada Pedoman Penerapan Cara Produksi Makanan yang Baik (CPMB) yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI (1996) bahwa pekerja pengolahan makanan seharusnya tidak menjadi sumber pencemaran terhadap makanan yang diolah. Oleh karena itu karyawan seharusnya memenuhi persyaratan kebersihan dengan menjaga kebersihan badan, mengenakan pakaian kerja dan perlengkapan berupa penutup kepala, sarung tangan, dan masker. Karyawan juga selalu mencuci tangan dengan sabun pada saat sebelum memulai kegiatan mengolah makanan dan sesudah keluar dari toilet/jamban. 3. Sanitasi ruangan Ruang produksi merupakan satu ruangan besar dimana seluruh aktivitas produksi berlangsung. Sanitasi ruangan dilakukan sebelum dan setelah proses produksi. Ruangan produksi dibersihkan dari kotoran dan sisa bahan yang tertinggal dengan menggunakan alat berupa sapu lidi, sapu rumah, dan kain pel, sedangkan bahan yang melekat di lantai dikikis dengan menggunakan alat dompol sehingga lantai menjadi bersih. Sampah dikumpulkan dalam satu tempat dan dibuang ke tempat pembuangan sampah. Menurut Elida (2007), sanitasi dapat menciptakan suasana yang menyenangkan dan meningkatkan semangat dalam bekerja serta berpengaruh pada produk akhir. Sanitasi ruang produksi di pabrik ini sangat minim. Lantai ruang produksi memang tidak perlu dikeramik, karena proses produksi yang dijalankan adalah 49 proses kering. Lantai harus tetap terjaga kebersihannya. Karyawan membersihkannya dengan cara bergantian. Menurut Forsythe dan Hayes (1998), banyak tipe material yang dapat digunakan seperti halnya beton (concrete) sebagai dasarnya. Beton sangat mungkin digunakan sebagai permukaan dari lantai namun mempunyai keterbatasan tertentu, akan tetapi beton cenderung berdebu dan memiliki ketahanan yang cukup rendah terhadap asam atau serangan senyawa biokimia. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penyusutan kekuatan yang dilanjutkan penurunan ketahanan terhadap kelembaban sehingga membesarkan resiko berkembangnya mikroba. Ruang produksi maupun ruang pengemas seharusnya bersih, karena

31 produk yang dihasilkan adalah produk makanan. Kebersihan ruang produksi menjadi tanggung jawab semua karyawan. Konstruksi dinding ruangan didesain sedemikian rupa sehingga tahan lama dan memenuhi praktek higien makanan yang baik, yaitu mudah dibersihkan dan didisinfeksi, serta melindungi makanan dari kontaminasi selama proses (Elida, 2007). Ventilasi yang ada pada perusahaan bakpia masih sangat minim, hanya ada sirkulasi udara lewat atap bertingkat yang setengah terbuka. Seharusnya pabrik dilengkapi dengan blower untuk lebih memperlancar sirkulasi udara. Hal ini dapat mengganggu aktivitas karyawan dan juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan. Menurut Soekanto (1990), udara dalam ruangan pengolahan dibersihkan secara terus menerus. Hal ini dapat dilakukan dengan sistem ventilasi atau AC, untuk itu diperlukan lingkungan yang dapat menjamin persediaan udara bersih. Pencahayaan secara buatan mempunyai banyak keunggulan dan keuntungan 50 dalam hal efek bayangan dan efek yang menyilaukan dapat terhindarkan. Intensitas cahaya yang memadai dan tersebar semerata mungkin melingkupi seluruh area kerja. Karakteristik dari cahaya dapat diatur sehingga produk makanan terinspeksi secara efisien dalam hal karakteristik kualitas warna. Itulah sebabnya banyak pabrik sekarang memiliki sedikit jendela dan mengaplikasikan kombinasi pencahayaan alami dan pencahayaan artifisial (Forsythe dan Hayes, 1998). Pencahayaan di ruangan perusahaan ini sudah cukup baik, ini ditunjukkan dengan ruangan yang terang. 4. Sanitasi peralatan Peralatan produksi merupakan faktor pendukung yang amat penting. Peralatan akan mempercepat kerja dan waktu yang efisien. Peralatan produksi akan tetap bersih, jika setiap sebelum dan setelah selesai produksi peralatan tetap dibersihkan. Peralatan yang dibersihkan seperti mixer, rolling, timbangan, mesin pemecah kacang hijau, mesin penghalus kacang hijau, piring oven, baskom. Pada alat-alat pengolahan seperti mesin pemecah biji, mesin penghalus, dan roller dilakukan pencucian dengan menggunakan air panas pada suhu C yang bertujuan untuk melarutkan sisa-sisa bahan yang menempel pada peralatan, sedangkan alat-alat seperti baskom, piring oven, dan nampan dilakukan pencucian dengan sabun/deterjen. Menurut Elida (2007), sanitasi peralatan bertujuan untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko kontaminasi terhadap makanan selama pengolahan, penyiapan, penyimpanan dan penyajian serta meminimumkan terjadinya penularan mikroba penyebab penyakit kepada konsumen sehingga permukaan peralatan yang terlihat bersih tidak cukup menjamin keamanan pangan. 51 Pada proses pengolahan, peralatan merupakan sarana yang penting untuk merubah bahan hasil pertanian menjadi produk yang dikehendaki. Produk yang baik akan didapatkan jika peralatan yang digunakan berfungsi dengan baik, ekonomis dan memenuhi persyaratan sanitasi. Menurut Siswati (2004), mesin/peralatan yang memenuhi persyaratan sanitasi adalah dengan konstruksi sedemikian

32 rupa sehingga mudah dibersihkan dan tidak berpengaruh negatif terhadap produk serta tahan terhadap bahan dan bahan pembersih. 5. Penanganan Limbah Limbah sisa perusahaan bakpia bukan merupakan limbah yang berbahaya, hanya berupa kulit kacang hijau yang terkelupas pada saat proses pemecahan biji. Jumlah lepasan kulit tanduk ini biasanya dimanfaatkan untuk pakan ternak masyarakat setempat. Limbah cair ini dialirkan ke tiga tempat pembuangan. Limbah ini berasal dari pencucian biji kacang hijau, karyawan yang mencuci tangan, mencuci peralatan makan dan minum, mandi, dan limbah WC. Limbah ini tidak berbahaya dan dapat langsung dibuang dalam aliran sungai dan untuk limbah WC dibuang pada penampungan septic tank. Limbah adalah segala sesuatu yang dihasilkan sebagai sampingan akibat proses produkasi dalam bentuk padatan, gas, bunyi, cairan, dan radiasi yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai produk. Limbah sisa hasil pengolahan ada 3 bentuk yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas (Betty dan Winiati,1990). 52 V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 1. Dengan adanya Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) di perusahaan bakpia pathok 25 maka dapat menanbah wawasan dan pengalaman untuk memasuki dunia kerja nantinya. 2. Sanitasi yang dilakukan di perusahaan Bakpia 25 Yogyakarta berupa sanitasi produk dimulai dari proses penyiapan bahan baku, proses pengolahan, dan proses pengemasan. Sanitasi pekerja dilakukan dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah proses produksi, memotong kuku, menutup kepala, serta memakai celemek dan memakai masker untuk mengurangi kontaminasi. Sanitasi ruangan dilakukan pembersihan sebelum dan setelah proses produksi dengan menggunakan alat berupa sapu, dan kain pel. Sanitasi peralatan yang dilakukan yaitu berupa pembersihan alat dengan menggunakan air panas agar sisa-sisa bahan dapat dibersihkan. 3. Pengawasan dan pengendalian mutu yang dilakukan dengan baik akan menghasilkan produk akhir yang baik pula. 5.2 Saran Perusahaan bakpia pathok 25 sebaiknya mengharuskan karyawan yang bekerja dibagian pencetakan untuk menggunakan sarung tangan agar tidak tejadi kontaminasi,

33 sedangkan pada pembuangan limbah cair diberi jarak dengan pabrik pengolahan agar tidak terjadi kontaminasi silang yang dapat mempengaruhi produk. 53 DAFTAR PUSTAKA Anonim Limbah Industri Pangan. Analisa.com. Didownload Tanggal 7 Juli Anonim Prosedur Persiapan dan Pemasakan Bahan Makanan. Didownload Tanggal 13 Juni Ariharti Teknik Penyimpanan Bahan Pangan. Didownload Tanggal 2 Agustus Astawan, M Garam sebagai Cita Rasa. Didownload Tanggal 29 Maret Kandungan Kacang Hijau. Didownload Tanggal 27 Juli Betty dan Winiarti Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius. Yogyakarta. Penerbit Betty, S. L Sanitasi dan Higiene Pada Pengolahan Pangan. Pusat Studi Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor. Bogor. Bhandari, B Kriteria Minyak yang baik. Food Preservatioan Lecture. UQ. Didownload Tanggal 6 Juli Damiri, J Manajemen Pembelian, Penerimaan, dan Penyimpanan. Jakarta:Graha Ilmu. Driyani Fungsi Gula Pada Bahan Pangan. Didownload Tanggal 12 Juni Evawati Penanganan Limbah. BKPM. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri. Payakumbuh. Ermiati Teknologi Pengemasan dan Penyimpanan Bahan Pangan. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri Payakumbuh.. Payakumbuh. Elida, M Sanitasi dan Keamanan Pangan. BKPM. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri. Payakumbuh Sanitasi Dan Keamanan Pangan. Bahan Pengajaran Berbasis Multimedia. Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh Mikrobiologi Pengolahan Pangan. Bahan Ajar. Pertanian Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. Politeknik Mikrobiologi pangan. BKPM. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. Fellows, P. J Food Processing Technology. Principles and Practice. Ellis Horwood Ltd. West Sussex. Forsythe dan Hayes Sanitasi Indusri. Fakultas Teknologi

34 Pertanian. UGM. Yogyakarta. Laily Pengukusan Bahan Pangan. Didownload Tanggal 12 Juni Ketaren, S Jakarta Pengantar Teknologi Lemak Minyak Pangan. UI Perss. Puspitasari, D Perbaikan dan Evaluasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Pada Industri Pengolahan Tahu. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Rahzarni Teknologi Roti dan Kue. Buku Ajar. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri Payakumbuh. Payakumbuh Qualiti Management Sistem. BPKM. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri Payakumbuh. Payakumbuh Teknologi Roti dan Kue. BKPM. Politeknik Pertanian Universitas Andalas Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. Saksono, L Pengatar Sanitasi Makanan. Alumni. Bandung Soekanto Sanitasi Industri. Penerbit Kanisius. Bogor Soekarto, S. T Dasar-dasar Pengawasan dan Standarisasi Mutu Pangan. PAU Pangan dan Gizi. IPB Pres. Bogor. Slamet Air Bersih. Didownload Tanggal 29 Mei Siswati Penerapan Prinsip Sanitasi dan Hygiene dalam Industri Perikanan. Departemen Pendidikan Nasional. Winarno, F.G Kandungan Amilosa dan Amilopektin Pada Beras. Data Nutrisi USDA. Penebar swadaya. Jakarta Petunjuk Laboratorium. Pangan. IPB. Bogor Bogor. Sistem Menggoreng Bahan Cara Pengolahan Pangan yang Baik. M Biro Press. 56 Lampiran 1. Struktur organisasi perusahaan bakpia pathok 25 yogyakarta Pimpinan Perusahaan KA. Gudang KA. Produksi KA. Pemasaran Karyawan KA. Administrasi 57 Lampiran 3. Tata letak pabrik bakpia pathok 25 58

35 Lampiran 3. Bagan alir pembuatan kulit dan isi/kumbu bakpia kacang hijau Tepung, gula, minyak, garam, air Kacang hijau Pemecahan biji Pencampuran 15 Perendaman 3 jam Pengeluaran adonan Pencucian 2-3 kali Pengukusan 1 jam Pembagian adonan kulit Penggilingan 2 Pelembaran Minyak Pengadonan 45 Pembentukan Isi/Kumbu Pencetakan Pendinginan Pengisian Peloyangan Pemanggangan 15 menit Bakpia kacang hijau Pendinginan Pengemasan Gula dan Garam 59 Lampiran 4. Denah perusahaan bakpia 25 yogyakarta U M A JL. AIP II KS TUBUN L I O JL. KH. AHMAD DAHLAN B O R O

36

I. PENDAHULUAN. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang

I. PENDAHULUAN. Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa (PKPM) adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh seluruh mahasiswa pada semester V1 dan merupakan suatu syarat dalam penyelesaian

Lebih terperinci

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013.

III. METODE PELAKSANAAN. bulan April 2013 sampai dengan pertengahan Juni 2013. III. METODE PELAKSANAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pengalaman kerja praktek mahasiswa (PKPM) ini dilakukan di perusahaan bakpia pathok 25 Yogyakarta, dan dilakukan selama 2,5 bulan yaitu dimulai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dikampung pathok Yogyakarta sekitar tahun Awalnya bakpia

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dikampung pathok Yogyakarta sekitar tahun Awalnya bakpia IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil 4.1.1. Keadaan umum perusahaan a. Sejarah umum perusahaan Bakpia sebenarnya berasal dari negeri Cina, aslinya bernama Tau Luk Pia, yang artinya kue pia (kue kacang hijau).

Lebih terperinci

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25

BAB III PROFIL PERUSAHAAN Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25 29 BAB III PROFIL PERUSAHAAN 3.1. Profil Perusahaan Pabrik Jaya Bakpia Pathuk 25 Bakpia berasal dari negeri China dan disebut Tau Luk Pia, yang memiliki pengertian kue pia (kue kacang hijau). Pabrik Jaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya 2.1 Komposisi Kimia Udang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Udang merupakan salah satu produk perikanan yang istimewa, memiliki aroma spesifik dan mempunyai nilai gizi cukup tinggi. Bagian kepala beratnya lebih

Lebih terperinci

BAB X PENGAWASAN MUTU

BAB X PENGAWASAN MUTU BAB X PENGAWASAN MUTU Pengawasan mutu merupakan aktivitas (manajemen perusahaan) untuk menjaga dan mengarahkan agar kualitas produk dan jasa perusahaan dapat mempertahanan sebagaimana yang telah direncanakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun Mulanya Pabrik Bakpia Pathok 25 bernama/bermerek dagang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun Mulanya Pabrik Bakpia Pathok 25 bernama/bermerek dagang BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian 1. Gambaran Objek Penelitian Pabrik Bakpia Pathok 25 didirikan oleh Ibu Tan Aris Nio pada tahun 1948. Mulanya Pabrik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Cookies Tepung Beras 4.1.1 Penyangraian Penyangraian bahan bakunya (tepung beras) terlebih dahulu, dituangkan pada wajan dan disangrai menggunakan kompor,

Lebih terperinci

: Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk. Unggulan UKM Sektor Pangan. : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY)

: Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk. Unggulan UKM Sektor Pangan. : Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta/ DIY) ACTIVITIES REPORT Nama Kegiatan : Survey lapangan Kajian Standar Nasional Indonesia Produk Unggulan UKM Sektor Pangan Kegiatan : Pengumpulan data primer kajian Waktu Pelaksanaan : 28 29 Mei 2012 Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. mutu dan keamanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya merupakan hak azasi setiap warga masyarakat sehingga harus tersedia dalam jumlah yang cukup, aman, bermutu,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bakpia. dibungkus dengan adonan tepung dengan sedikit minyak nabati (Ihsan, 2010).

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bakpia. dibungkus dengan adonan tepung dengan sedikit minyak nabati (Ihsan, 2010). II. TINJAUAN PUSTAKA A. Bakpia Bakpia adalah makanan yang terbuat dari campuran kacang hijau dengan gula yang dibungkus dengan tepung lalu dipanggang. Isi bakpia saat ini sangat variatif, tidak hanya menyajikan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. disertai dengan proses penggilingan dan penjemuran terasi. Pada umumnya 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Terasi Terasi atau belacan adalah salah satu produk awetan yang berasal dari ikan dan udang rebon segar yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, disertai

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tepung Terigu 2.1.1 Pengertian Tepung Terigu Menurut Syarbini ( 2013 : 15 ), tepung terigu adalah hasil dari penggilingan biji gandum. Gandum merupakan salah satu tanaman biji-bijian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM

LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM LAPORAN PRAKTEK TEKNOLOGI MAKANAN PEMBUATAN NUGGET AYAM Penyusun: Haikal Atharika Zumar 5404416017 Dosen Pembimbing : Ir. Bambang Triatma, M.Si Meddiati Fajri Putri S.Pd, M.Sc JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN

Lebih terperinci

BAB IX SANITASI PABRIK

BAB IX SANITASI PABRIK BAB IX SANITASI PABRIK Sanitasi merupakan suatu kegiatan yang terencana terhadap lingkungan produksi, bahan baku, peralatan dan kebersihan, kesehatan, kesejahteraan pekerja, mencegah terjadinya pencemaran

Lebih terperinci

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi

Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Meningkatkan Nilai Tambah Bawang Merah Oleh: Farid R. Abadi Bawang merah merupakan komoditas hortikultura yang memiliki permintaan yang cukup tinggi dalam bentuk segar. Meskipun demikian, bawang merah

Lebih terperinci

LOGO BAKING TITIS SARI

LOGO BAKING TITIS SARI LOGO BAKING TITIS SARI PENGERTIAN UMUM Proses pemanasan kering terhadap bahan pangan yang dilakukan untuk mengubah karakteristik sensorik sehingga lebih diterima konsumen KHUSUS Pemanasan adonan dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk

HASIL DAN PEMBAHASAN Pembuatan Adonan Kerupuk HASIL DAN PEMBAHASAN Peubah yang diamati dalam penelitian ini, seperti kadar air, uji proksimat serka kadar kalsium dan fosfor diukur pada kerupuk mentah kering, kecuali rendemen. Rendemen diukur pada

Lebih terperinci

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses

denaturasi pada saat pemanasan dan mempertahankan bentuk pada produk akhir. Pati yang merupakan komponen utama dalam tepung (sekitar 67%) pada proses BAB III PEMBAHASAN Pembuatan mie kering umumnya hanya menggunakan bahan dasar tepung terigu namun saat ini mie kering dapat difortifikasi dengan tepung lain agar dapat menyeimbangkan kandung gizi yang

Lebih terperinci

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani

TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT. Dr. Sri Handayani TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani Tim PPM Jurusan Pendidikan Kimia FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013 1 TEHNIK PEMBUATAN MIE SEHAT Dr. Sri Handayani

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG

PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG PROSES PRODUKSI ROTI MANIS DI VIRGIN CAKE & BAKERY SEMARANG Disusun oleh: Ribka Merlyn Santoso 14.I1.0098 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bekatul Bekatul merupakan hasil samping penggilingan gabah yang berasal dari berbagai varietas padi. Bekatul adalah bagian terluar dari bagian bulir, termasuk sebagian kecil endosperm

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

tips: Menyimpan Tahu Segar

tips: Menyimpan Tahu Segar Tip's Memasak Tip's Memasak tips: Kaldu Udang Mendapatkan kaldu udang yang gurih, sangrai atau panggang kulit, dan kepala udang hingga kering dan harum. Angkat lalu rebus dengan air secukupnya di atas

Lebih terperinci

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN

PENGOLAHAN BUAH-BUAHAN 1 DAFTAR ISI I. Kata Pengantar II. Daftar Isi III. Pendahuluan...1 IV. Bahan Tambahan 1. Pemanis...1 2. Asam Sitrat...1 3. Pewarna...1 4. Pengawet...2 5. Penstabil...2 V. Bentuk Olahan 1. Dodol...2 2.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi

PENDAHULUAN. segar mudah busuk atau rusak karena perubahan komiawi dan kontaminasi PENDAHULUAN Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditi pertanian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan protein, karena daging mengandung protein yang bermutu tinggi, yang mampu menyumbangkan

Lebih terperinci

bakpia perharinya?rata-rata dan maksimal dalam sehari? 2. Berapakah lama waktu yang dibutuhkan dalam penggilingan kacang

bakpia perharinya?rata-rata dan maksimal dalam sehari? 2. Berapakah lama waktu yang dibutuhkan dalam penggilingan kacang 105 Lampiran 7: Transkip Hasil Wawancara Narasumber : Karyawan Pabrik Hari, tanggal : Senin, 12 Maret 2012 Waktu : Pukul 07.00 WIB 08.30 WIB Tempat : Pabrik Bakpia Pathok Jaya 25 Jln. AIP. KS. Tubun, Desa

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain talas bentul, gula pasir, gula merah, santan, garam, mentega, tepung ketan putih. Sementara itu, alat yang

Lebih terperinci

TELUR ASIN PENDAHULUAN

TELUR ASIN PENDAHULUAN TELUR ASIN PENDAHULUAN Telur asin,merupakan telur itik olahan yang berkalsium tinggi. Selain itu juga mengandung hampir semua unsur gizi dan mineral. Oleh karena itu, telur asin baik dikonsumsi oleh bayi

Lebih terperinci

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS

CARA PEMBUATAN ROTI MANIS CARA PEMBUATAN ROTI MANIS Tahap persiapan - Semua peralatan dan bahan yang dibutuhkan di sediakan dalam jumlah dan takaran masing- masing (sehingga tidak memperlama proses pembuatan nanti), timbang terigu

Lebih terperinci

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013

PENGOLAHAN TALAS. Ir. Sutrisno Koswara, MSi. Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 PENGOLAHAN TALAS Ir. Sutrisno Koswara, MSi Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan dan Seafast Center IPB 2013 DISCLAIMER This presentation is made possible by the generous support of the American people

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi Masalah, (1.3.) Maksud dan Tujuan Penelitian, (1.4.) Manfaat Penelitian, (1.5.) Kerangka Pemikiran, (1.6.) Hipotesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN

BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN BAB III TATA LAKSANA PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Praktek Produksi Kopi Biji Salak dengan Penambahan Jahe Merah dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 di Laboratorium Rekayasa Proses dan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai sifat mudah rusak. Oleh karena itu memerlukan penanganan pascapanen yang serius

Lebih terperinci

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan

Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas. KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan 1 Menerapkan Teknik Pengolahan Menggunakan Media Penghantar Panas KD 1. Melakukan Proses Pengolahan Abon Ikan Pengertian Abon Abon merupakan salah satu jenis makanan awetan berasal dari daging (sapi, kerbau,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang optimal. Oleh karena itu, pemenuhan zat gizi harus benar benar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap makhluk hidup, khususnya manusia pasti membutuhkan zat gizi sebagai penunjang kelancaran pertumbuhan dan perkembangan. Apabila zat gizi yang dibutuhkan tidak

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS BIKA SINGKONG Mata Kuliah : Lingkungan Bisnis Kelompok G Oleh Nama : Akhmad Noor NIM : 11.12.5525 Kelas : SI S1 03 Jurusan : Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Singkong atau ubi kayu merupakan tanaman umbi umbian yang dikenal luas di masyarakat Indonesia. Pada tahun 2013 produksi singkong di Indonesia mencapai 23 juta ton

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Lokasi dan Lingkungan Produksi 1. Evaluasi a. Lokasi UKM Berdasarkan hasil pengamatan, lokasi UKM Al-Fadh terletak ditengah perkampungan yang berdekatan dengan area persawahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk -

BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - digilib.uns.ac.id BAB III METODOLOGI A. Alat dan Bahan A.1Alat yang digunakan : - Timbangan - Blender - Panci perebus - Baskom - Gelas takar plastik - Pengaduk - Kompor gas - Sendok - Cetakan plastik A.2Bahan

Lebih terperinci

BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS

BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN BAB XI MEDIA PENGHANTAR PANAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL GURU DAN TENAGA

Lebih terperinci

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan.

MODUL 2 NUGGET IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang kenyal dan rasa khas ikan. MODUL 2 NUGGET IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah nugget ikan yang bertekstur kenyal, lembut dan bercita rasa enak. Indikator Keberhasilan: Mutu nugget

Lebih terperinci

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru

V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU. pemilik usaha industri tahu yang ada di Desa Karanganyar Kecamatan Weru V. PROFIL INDUSTRI RUMAH TANGGA TAHU A. Identitas Pengrajin Identitas pengrajin merupakan gambaran umum tentang keadaan dan latar belakang pengrajin yang berkaitan dan berpengaruh terhadap kegiatan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerupuk Kerupuk merupakan jenis makanan kering dengan bahan baku tepung tapioka. Kerupuk sudah banyak dimodifikasikan dengan berbagai cita rasa misalnya, kerupuk udang, kerupuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN terdiri dari : Tahapan-tahapan proses pengolahan stick singkong di UKM Flamboyan 4.1 Persiapan Bahan Baku Pada proses penggolahan stick singkong, singkong yang digunakan yaitu

Lebih terperinci

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN

TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN TELUR ASIN 1. PENDAHULUAN Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan harganya murah. Telur dapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roti tawar merupakan salah satu produk turunan dari terigu yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia khususnya masyarakat perkotaan, namun tepung terigu yang

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Balai Riset dan Standardisasi Industri Lampung, Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Laboratoriun

Lebih terperinci

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim

Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim JURNAL EDUKASI KIMIA e-issn: 2548-7825 p-issn: 2548-4303 Pengolahan Sagu (Metroxylon) sebagai Bahan Baku Pembuatan Es Krim Ainun Mardhiah 1* dan Marlina Fitrika 2 1 Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas

Lebih terperinci

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti

Gambar 36. Selai sebagai bahan olesan roti MODUL 6 SELAI RUMPUT LAUT Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah selai rumput laut dengan baik dan benar. Indikator Keberhasilan: Mutu selai rumput laut yang

Lebih terperinci

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan.

MODUL 5 PIZZA IKAN. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan yang dihasilkan memiliki tekstur yang lembut, rasa dan aroma khas ikan. MODUL 5 PIZZA IKAN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu membuat pizza ikan yang enak, bertekstur lembut dan rasa yang lezat. Indikator Keberhasilan: Mutu pizza ikan

Lebih terperinci

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan

Buletin Peternakan Edisi IV 2017 Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Prov. Sulawesi Selatan PROSES PEMBUATAN TELUR ASIN SEBAGAI PELUANG USAHA Oleh : Andi Mulia, Staff Pengajar di UIN Alauddin Makassar Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang lezat, mudah dicerna, dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sanitasi Dan Higiene Pada Tahap Penerimaan Bahan Baku. Penerapan sanitasi dan higiene diruang penerimaan lebih dititik beratkan pada penggunaan alat dan bahan sanitasi.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Roti Roti adalah produk makanan yang terbentuk dari fermentasi terigu dengan menggunakan ragi (Saccharomyces cerevisiae) dan bahan pengembang lainnya yang kemudian dipanggang

Lebih terperinci

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang.

1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. 1. Menimbang Bahan Menimbang harus dilakukan dengan teliti dan tepat memilih alat Ssesuai dengan berat bahan yang akan ditimbang. Perhatikan ketelitian (graduation ) timbangan yang hendak dipakai. Jangan

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN LAMPIRAN 58 LAMPIRAN 1 KUESIONER PENJAMAH MAKANAN DI RUMAH MAKAN KARAKTERISTIK SAMPEL Responden adalah penjamah makanan di rumah makan Jumlah responden adalah seluruh penjamah makanan di rumah makan Lembar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PROSES

BAB III PERANCANGAN PROSES (pra Rancangan Pabrik,kgrtas kgrajinan dari enceng gondok. BAB III PERANCANGAN PROSES Perancangan pabrik home industri ini menghasilkan produk kertas kerajinan yang siap dibuat untuk kerajinan yang unik.

Lebih terperinci

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan.

Proses pengolahan dodol susu terbagi atas pengadaan bahan, persiapan bahan, pernasakan, pendinginan, pengirisan, pembungkusan, dan pengepakan. Sosis Kedelai, Keju Kedelai (Sufi), Dodol Susu, EdiMe Flm (Pengemas Edible) Pema Memh (Angkak) 58 DODOL SUSU Dodol menurut SNI 01-2986-1992 me~pakan makanan semi basah yang pembuatannya dari tepung beras

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS

PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS PENGARUH PENAMBAHAN GULA PASIR DAN GULA MERAH TERHADAP TINGKAT KESUKAAN DODOL NANAS Aniswatul Khamidah 1 dan Eliartati 2 1 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur 2 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU

INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU INOVASI PEMBUATAN SUSU KEDELE TANPA RASA LANGU Oleh: Gusti Setiavani, S.TP, M.P Staff Pengajar di STPP Medan Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa

Lebih terperinci

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto

PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN. Agus Sutanto PENGOLAHAN JAGUNG SEBAGAI BAHAN PANGAN Agus Sutanto PENDAHULUAN Kebutuhan pangan selalu mengikuti trend jumlah penduduk dan dipengaruhi oleh peningkatan pendapatan per kapita serta perubahan pola konsumsi

Lebih terperinci

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan

1. mutu berkecambah biji sangat baik 2. dihasilkan flavour yang lebih baik 3. lebih awet selama penyimpanan KOPI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN PADA BAHAN PENYEGAR Mutu kopi dipengaruhi pengolahan dari awal - pemasaran. Kadar air kopi kering adalah 12-13% 13% Pada kadar air ini : 1. mutu berkecambah

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Berdirinya UD. Ponimin pada tahun 1998, UD. Ponimin merupakan industri rumah tangga yang memproduksi tahu. UD. Ponimin ini milik Bapak Ponimin. Awalnya

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar )

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN. ( Food Bar ) LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN SEREALIA DAN KACANG-KACANGAN ( Food Bar ) Oleh : Nama NRP Kelompok Meja Tanggal Praktikum Asisten : Lutfi Hanif : 143020097 :D : 02 (

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Tiga Bawang merupakan sebuah industri kecil menengah yang bergerak dibidang pembuatan keripik dengan bahan baku ubi kayu. UD. Tiga Bawang adalah

Lebih terperinci

: Laila Wahyu R NIM :

: Laila Wahyu R NIM : Nama : Laila Wahyu R NIM : 11.11.568 Kelas : 11-S1TI-15 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 211/212 I. ABSTRAKSI Produk olahan krupuk ikan tenggiri merupakan produk pangan yang dapat digunakan sebagai makanan ringan

Lebih terperinci

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama TEPUNG MOCAF SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI TEPUNG TERIGU Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN Untuk mengurangi ketergantungan terhadap terigu dan pengembangan pangan yang berbasis

Lebih terperinci

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN

MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN MODUL 3 PENGOLAHAN IKAN TERI ASIN Standar Unit Kompetensi: Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa mampu mengolah ikan teri asin kering yang berkualitas dan higienis. Indikator Keberhasilan: Mutu ikan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE

BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE 3 BAB II GAMBARAN UMUM JAPANESE ROLL CAKE 2.1. Sejarah Japanese Roll Cake Japanese Roll Cake adalah kreasi bolu gulung yang berasal dari negara sakura dengan memodifikasi bagian kulit luar dan dalam roll

Lebih terperinci

KERUPUK UDANG ATAU IKAN

KERUPUK UDANG ATAU IKAN KERUPUK UDANG ATAU IKAN 1. PENDAHULUAN Ikan merupakan bahan makanan yang banyak dikonsumsi masyarakat selain sebagai komoditi ekspor. Ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan UD. Kreasi Lutvi merupakan sebuah perusahaan yang memproduksi makanan ringan keripik singkong. UD. Kreasi Lutvi berdiri pada tahun 1999. Sejarah

Lebih terperinci

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan

Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Bisnis Kerupuk Udang, Renyah Menguntungkan Kerupuk merupakan salah satu makanan ringan yang banyak diburu para konsumen. Rasanya yang gurih dan teksturnya yang sangat renyah, menjadikan kerupuk sebagai

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN Page1 TEKNOLOGI PEMBUATAN SAUS TOMAT Oleh: Masnun Balai Pelatihan Pertanian Jambi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tomat (Lycopersicum esculentum Mill) merupakan salah satu komoditi sayuran buah yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutu gizi makanan seseorang dapat diperbaiki dengan mengkonsumsi makanan beranekaragam yang dapat memberikan sumbangan zat gizi yang cukup bagi tubuh, dengan adanya

Lebih terperinci

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN

LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN LEMBAR OBSERVASI HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN BUBUR AYAM DI KECAMATAN MEDAN SUNGGAL TAHUN 2012 (Sumber: Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 942/MENKES/SK/VII/2003) No Objek Pengamatan Prinsip I : Pemilihan

Lebih terperinci

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue.

SELAI PEPAYA. Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. SELAI PEPAYA 1. PENDAHULUAN Selai adalah bahan dengan konsistensi gel atau semi gel yang dibuat dari bubur buah. Selai digunakan sebagai bahan pembuat roti dan kue. Konsistensi gel atau semi gel pada selai

Lebih terperinci

Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng makanan tergantung pada:

Waktu yang dibutuhkan untuk menggoreng makanan tergantung pada: Baking and roasting Pembakaran dan memanggang pada dasarnya operasi dua unit yang sama: keduanya menggunakan udara yang dipanaskan untuk mengubah kualitas makanan. pembakaran biasanya diaplikasikan pada

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Umum Perusahaan CV. Makmur Palas merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pendaur ulangan sampah plastik menjadi kantong plastik. Perusahaan ini

Lebih terperinci

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS

TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI. Oleh : Ir. Nur Asni, MS TEKNIK PASCAPANEN UNTUK MENEKAN KEHILANGAN HASIL DAN MEMPERTAHANKAN MUTU KEDELAI DITINGKAT PETANI Oleh : Ir. Nur Asni, MS Peneliti Madya Kelompok Peneliti dan Pengkaji Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan

TINJAUAN PUSTAKA. Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal. Kerupuk atau krupuk adalah makanan ringan yang dibuat dari adonan 17 TINJAUAN PUSTAKA Kerupuk Kerupuk merupakan makanan khas Indonesia dan sudah sangat dikenal oleh masyarakat. Kerupuk sangat beragam dalam bentuk, ukuran, warna, bau, rasa, kerenyahan, ketebalan ataupun

Lebih terperinci

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan

Pengolahan hasil pertanian dalam pelatihan ini dimaksudkan untuk mengubah bentuk bahan baku menjadi bahan Pelatihan Kewirausahaan untuk Pemula olahan dengan memperhatikan nilai gizi dan memperpanjang umur simpan atau keawetan produk. Untuk meningkatkan keawetan produk dapat dilakukan dengan cara : (1) Alami

Lebih terperinci

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG

PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG 64 Jurnal Akses Pengabdian Indonesia Vol 1 No 2: 64-70, 2017 PEMANFAATAN AMPAS TAHU UNTUK OLAHAN PANGAN DARI LIMBAH PENGOLAHAN INDUSTRI TAHU DI KELURAHAN TUNGGULWULUNG KOTA MALANG Wirawan, Gatut Suliana,

Lebih terperinci

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan

Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan Kue atau yang disebut juga cake merupakan produk bakery yang banyak diminati masyarakat. Dalam membuat kue, ada tiga faktor yang sangat menentukan baik tidaknya kualitas kue yang dihasilkan. Ketiga faktor

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP

INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG. OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP INOVASI PEMBUATAN ANEKA PRODUK OLAHAN DARI BENGKUANG OLEH : Gusti Setiavani, STP. MP Bengkuang merupakan buah yang kaya akan zat gizi yang mempunyai peranan yang penting untuk kesehatan terutama vitamin

Lebih terperinci

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao

Gambar. Diagram tahapan pengolahan kakao PENDAHULUAN Pengolahan hasil kakao rakyat, sebagai salah satu sub-sistem agribisnis, perlu diarahkan secara kolektif. Keuntungan penerapan pengolahan secara kolektif adalah kuantum biji kakao mutu tinggi

Lebih terperinci

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH KUALITAS TEPUNG BERAS SEBAGAI BAHAN BAKU CAMPURAN RAGI TEMPE (Rhizopus oligosporus) DILIHAT DARI HASIL PRODUKSI TEMPE KEDELAI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pengolahan Kerupuk Jagung 4.1.1 Pencampuran Adonan Proses pencampuran adonan ada dua kali yaitu dengan cara manual (tangan) dan kedua dengan menggunakan mixer. Langkah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL TANAMAN PANGAN Mochamad Nurcholis, STP, MP Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya Jl. Veteran-Malang, Telp./Fax. 0341-569214 Email

Lebih terperinci

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI

BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI BAHAN MAKANAN SETENGAH JADI Definisi : * Bahan makanan olahan yang harus diolah kembali sebelum dikonsumsi manusia * Mengalami satu atau lebih proses pengolahan Keuntungan: * Masa simpan lebih panjang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nugget Ayam Bahan pangan sumber protein hewani berupa daging ayam mudah diolah, dicerna dan mempunyai citarasa yang enak sehingga disukai banyak orang. Daging ayam juga merupakan

Lebih terperinci

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh

PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING. (Laporan Penelitian) Oleh PENGARUH JENIS KEMASAN DAN LAMA PENYIMPANAN TEHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI, DAN ORGANOLEPTIK PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING (Laporan Penelitian) Oleh PUTRI CYNTIA DEWI JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PETANIAN

Lebih terperinci

BAB III METODE PELAKSANAAN

BAB III METODE PELAKSANAAN BAB III METODE PELAKSANAAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Proses pembuatan dari Tape Ketan Beta karoten ini akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 1 Mei 2015 pukul 09.00-17.00 di Jln. Gombang alas

Lebih terperinci

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F

BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA. Disusun oleh: Sandwi Devi Andri S1 teknik informatika 2F BISNIS TELOR ASIN DAN KEUNTUNGANYA Disusun oleh: Sandwi Devi Andri 10.11.3934 S1 teknik informatika 2F JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA JENJANG STRATA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK

Lebih terperinci