BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian Perumahan adalah sebagai berikut: Pengertian Dinas adalah sebagai berikut:
|
|
- Farida Dharmawijaya
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Perumahan Dinas TNI-AD Pengertian Perumahan adalah sebagai berikut: Menurut Undang-undang nomor 4 tahun 1992, pengertian rumah adalah bangunan yang dijadikan sebagai tempat tinggal atau hunian dan berfungsi sebagai sarana pembinaan keluarga. Sedangkan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan. Pengertian Dinas adalah sebagai berikut: Pengertian dinas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan pemerintah dan bukan swasta. Pengertian TNI-AD adalah sebagai berikut: TNI-AD adalah singkatan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, yaitu sebuah instasi angkatan bersenjata di Indonesia yang bertanggung jawab atas operasi pertahanan negara di darat. Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa perumahan dinas TNI-AD adalah kelompok rumah hunian yang dilengkapi dengan fasilitas prasarana dan sarana lingkungan dan disediakan pemerintah untuk dihuni oleh anggota TNI-AD guna menjalankan tugasnya. 5
2 Psikologi Lingkungan Menurut Gliford (1987), Psikologi lingkungan memiliki arti sebagai suatu studi dari transaksi antara individu-individu dengan keadaan fisik sekitarnya, dimana dalam hal ini, individu tersebut mengubah lingkungan dan lingkungan pun bisa mengubah perilaku dari individu tersebut. Lebih lanjut, menurut Wrightsman & Deux (1981) bentuk lingkungan fisik yang dimaksud terdiri dari: 1. Ambient condition, yaitu kualitas fisik dari keadaan di sekitar individu. seperti cahaya, suara, dll. 2. Architectural features, yaitu kualitas fisik dilihat dari bentuk yang bersifat permanen, seperti desain rumah, dll. Menurut Holahan (1982), pendekatan psikologi lingkungan adalah sebagai berikut: 1. Adaptational Focus, yaitu yang menjadi fokus dalam psikologi lingkungan adalah proses adaptasi individu terhadap kebutuhan-kebutuhan akan lingkungan fisik. Fokus adaptasi ini dinilai sebagai suatu proses psikologi yang menjadi perantara antara lingkungan fisik dan kegiatan individunya. 2. Pendekatan psikologi lingkungan adalah lebih berupa pemecahan masalah. Dalam hal ini, kondisi lingkungan memengaruhi proses psikologi manusia dan pada akhirnya akan menimbulkan kosenkuensi perilaku seperti persepsi individu, sikap,dll. Hubungan antar komponen-komponen ini dapat dilihat pada diagram dibawah ini:
3 7 Gambar 2.1. Diagram Pendekatan Psikologi Lingkungan Sumber: Holahan (1982) 2.3. Adaptasi Penghuni Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adaptasi adalah proses penyesuaian terhadap lingkungan, pekerjaan, dan pelajaran. Pengertian lain dari adaptasi adalah proses mengubah diri dan menyesuaikan dengan keadaan lingkungan sekitar atau mengubah lingkungan sekitar sesuai dengan keadaan (keinginan) diri (W.A. Gerungan: 1996). Adaptasi bertujuan untuk memperoleh kesesuaian antara kebutuhan-kebutuhan dengan apa yang telah disediakan lingkungan, karena jika kesesuaian tersebut tidak tercapai maka akan menimbulkan stres, yang lebih lanjut akan berdampak buruk pada hal lainnya. Menurut Iskandar (Dalam Prabowo, 1990) proses terjadinya stress melibatkan beberapa komponen yaitu faktor psikologi individual, seperti intelektual, pengalaman, pengetahuan, motivasi, dan juga faktor kognitif seperti pengontrolan persepsi, yang kemudian faktor tersebut jika mendapat pengaruh dari lingkungan sekitar, maka akan menimbulkan tahapan seseorang dalam bereaksi/menyikapinya. Jika gagal maka akan menimbulkan stress dan jika berhasil, itulah yang disebut dengan adaptasi. Proses terjadinya stress dapat dilihat dalam skema berikut:
4 8 Gambar 2.2. Skema Model Stress Sumber: Iskandar: 1990 (dalam Prabowo) Proses adaptasi tersebut merupakan proses yang menghubungkan antara perilaku manusia dan lingkungan di sekitarnya. Kondisi lingkungan memengaruhi persepsi serta harapan/keinginan dan tindakan sesorang. Secara garis besar, posisi perilaku dengan lingkungan dapat digambarkan sebagai berikut: Gambar 2.3. Diagram Hubungan Lingkungan Fisik dan Perilaku Manusia Sumber: Pengaruh Lingkungan Fisik pada Perilaku:Suatu Tinjauan Arsitektural
5 9 Proses adaptasi ini juga berlaku pada kondisi fisik rumah. Kondisi lingkungan seperti karakteristik demografis & sosial budaya ketika dihadapkan dengan kondisi fisik rumah maka akan menimbulkan nilai kepuasan penghuni, lalu menimbulkan kecenderungan penyesuaian diri dan kemudian proses adaptasi. Proses adaptasi penghuni dapat dijelaskan dengan skema sebagai berikut: Gambar 2.4. Skema Model Perilaku Penghuni Sumber: Iskandar: 1990 (dalam Prabowo) Holahan (1982) mengatakan bahwa terjadinya proses psikologi manusia yang berhubungan dalam rangka mengatasi atau beradaptasi dengan lingkungan fisik dipengaruhi tiga hal, yaitu: 1. Enviromental Perception, yaitu proses memahami lingkungan melalui penggunaan indera-indera pada manusia. 2. Enviromental Cognition, yaitu proses menyimpan, mengorganisasikan, dan mengembalikan kembali kondisi lingkungan yang sudah terjadi sebelumnya.
6 10 3. Enviromental Attitudes, yaitu perasaan menyukai ataupun tidak menyukai terhadap sifat atau ciri kondisi lingkungan fisiknya. 2.4.Teori-teori Proses Adaptasi Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan beberapa teori yang mengacu pada tinjauan proses adaptasi penghuni, yaitu: Adaptasi Menurut Altman Adaptasi dalam konteks arsitektur dapat dibedakan menjadi adaptasi perilaku dan adaptasi bangunan. Menurut Altman, adaptasi sendiri dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam merespon atau mengatasi lingkungan. Adaptasi dikatakan merupakan bagian dari respon manusia terhadap lingkungan fenomenalnya. Fenomena yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian atau pun di luar kebiasaan yang mengakibatkan adanya adaptasi oleh manusia untuk mencapai keseimbangan. Skema penyesuaian diri dapat dilihat pada skema dibawah ini: Gambar 2.5. Skema Penyesuaian Diri terhadap Lingkungan Sumber: Iskandar: 1990 (dalam Prabowo)
7 11 Lebih lanjut, Altman (1980) mengemukakan bahwa bentuk dari proses coping yang dilakukan oleh individu tersebut dibedakan menjadi 3 jenis adaptasi yaitu: A. Adaptasi dengan penyesuaian, yaitu beradaptasi dengan cara menyelaraskan diri dengan lingkungan sekitar yang ada. Pada adaptasi ini, manusia mencari cara-cara atau mengganti standarnya agar bisa sesuai dengan lingkungan yang ada. B. Adaptasi dengan aksi, yaitu beradaptasi dengan cara melakukan perubahanperubahan pada lingkungan dan dapat dinilai sebagai tindakan menolak atau melawan terhadap lingkungan. Pada adaptasi ini, manusia berusaha mempertahankan standarnya. C. Adaptasi dengan penarikan, yaitu beradaptasi dengan cara menarik diri atau pindah dari lingkungan tersebut. INDIVIDU Adaptasi dengan aksi: Individu mempengaruhi perubahan lingkungan LINGKUNGAN Adaptasi dengan penyesuaian: Lingkungan mempengaruhi perubahan individu Gambar 2.6 Skema Proses Adaptasi
8 12 Misalkan dalam hal menghadapi cuaca yang panas di luar ruangan. Adaptasi dengan penyesuaian yang dimaksud adalah dengan cara memakai payung atau pakaian tertutup untuk melindungi tubuh dari panas matahari. Namun berbeda dengan adaptasi dengan aksi, yang dilakukan adalah dengan perlahan-lahan mencoba keluar dengan tidak menggunakan pelindung apa pun dan kemudian secara bertahap mulai menggunakan perlindungan (payung, kacamata hitam) jika sudah semakin tidak tahan dengan cuacanya. Dan adaptasi dengan penarikan yang dimaksud adalah membatalkan untuk pergi ke luar ruangan tersebut Adaptasi Menurut Habraken Habraken menjelaskan transformasi lingkungan binaan dapat terjadi pada tiga tatanan, yaitu: A. Transformasi fisik Perubahan yang terjadi pada elemen pembentuk lingkungan binaan yang disebut nominal classes, meliputi perubahan pada perabot rumah, bidang penyekat, elemen serta material bangunan, pencapaian bangunan, dan jalur utama. B. Transformasi teritorial Perubahan yang terjadi pada ruang karena adanya kendali pengguna, meliputi perubahan pada pola spasial, ruangan/kamar, tampak massa bangunan, teritori, dan pola sirkulasi lingkungan. C. Transformasi kultural Perubahan yang terjadi karena adanya pemahaman pengguna atas elemenelemen fisik pembentuk lingkungan binaan meliputi makna tempat/ruang, area
9 13 terbangun, bangunan dan lingkungan sekitarnya, dan keseluruhan elemen fisik dan spasial dalam lingkungan. Namun pada penelitian ini yang ditinjau adalah transformasi fisik pada rumah. Terdapat 3 hal yang menjadi indikasi suatu transformasi fisik lingkungan sebagai proses adaptasi, yaitu: A. Penambahan Yaitu penambahan suatu elemen di suatu site sehingga terjadi perubahan dari bentuk awal. Misalnya adalah penambahan sekat pada suatu ruang sehingga ruang yang tercipta bertambah, penambahan elemen seperti pintu, jendela, atau pagar rumah. B. Pengurangan/membuang Yaitu pengurangan suatu elemen di suatu site sehingga terjadi perubahan dari bentuk awal. Misalnya membongkar dinding untuk menyatukan dua ruangan menjadi satu, menghilangkan jendela di posisi tertentu, atau menghilangkan ruang teras belakang untuk mendapatkan area belakang rumah yang lebih luas. C. Pergerakan/perpindahan Yaitu perubahan dari bentuk awal dengan cara memindahkan suatu elemen. Misalnya adalah memindahkan posisi pintu dari satu sisi ke sisi yang lain atau memindahkan area untuk menjemur pakaian yang semula berada di belakang rumah, menjadi di depan rumah.
10 14 Gambar 2.7 Skema Proses Adaptasi Sumber: Perubahan Bentuk dan Fungsi Hunian pada Rumah Susun Pasca Penghunian Habraken menguraikan proses transformasi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan atau sedikit demi sedikit 2. Tidak dapat diduga kapan dimulainya dan sampai kapan proses itu akan berakhir tergantung dari faktor yang mempengaruhinya 3. Komprehensif dan berkesinambungan 4. Perubahan yang terjadi mempunyai keterkaitan erat dengan emosional (sistem nilai) yang ada dalam masyarakat. Proses transformasi mengandung dimensi waktu dan perubahan sosial budaya masyarakat yang menempati dan hal tersebut muncul melalui proses yang panjang yang selalu terkait dengan aktivitas-aktivitas yang terjadi pada saat itu. Perubahan ini dipengaruh oleh dua faktor. Pertama faktor internal yang ada dalam diri seorang berupa penambahan anggota keluarga, perkembangan kebutuhan, dan
11 15 perubahan gaya hidup. Kedua, faktor eksternal yaitu faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepribadian seseorang yang berasal dari luar dirinya, seperti latar belakang budaya dan pendidikan.
12 Review Penelitian Terdahulu No Judul, Tahun, Wilayah, Nama Peneliti Tujuan Penelitian Metode Penelitian dan Pendekatan Teknik Analisis dan Bahan Penelitian Hasil Penelitian 1. Rusydi, Mohammad (2008), Perilaku Penghuni Rumah Dome di Prambanan, Sleman: Adaptasi dan Adjustment di Seting Baru, Jurnal Lintas Ruang Vol.2 Edisi 3. Untuk mengidentifikasi perilaku penghuni dalam setting baru. Metode Deskriptif Kualitatif dengan cara wawancara dan obervasi dilanjutkan dengan pemetaan perilaku. Sarwono (1992:47-48) menyatakan bahwa perubahan perilaku diawali dari persepsi seseorang dengan objek fisik. Rapoport (1982;1990:13), seting terdiri dari tiga elemen, yaitu: a)fixed-feature element (bangunan, lantai, dinding, dan lain-lain). b) semi-fixed-feature element (furnitur, perabot, dll). c) non-fixed-feature element (peralatan, dan lain-lain). 1. Terdapat 3 macam strategi penyesuaian penghuni pada rumah dome, yaitu: a. Behavioral (merubah perilaku atau mempertahankan perilaku) b. Fisikal (membuat seting di dalam rumah dome maupun membuat seting baru di luar rumah dome) c. Pesepsi penghuni mengalami perubahan setelah strategi fisik dan perilaku. 2. Purwaningsih, Ernawati (2011), Penyesuaian Diri Penghuni Rumah Susun Terhadap Lingkungan Tempat Tinggal, Jurnal MGI Vol.25 No.2 1. Untuk mengetahui cara penghuni untuk mendapatkan hunian rumah susun 2. Untuk mengetahui dan menganalisis penyesuaian diri Metode kualitatif dengan cara studi literatur mencari teori-teori terkait dan kuantitatif dengan cara kuisioner dan wawancara. Menurut Bell yang dikutip Altman (1980) mengemukakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh individu dalam upaya untuk mengurangi ketidaksesuaian dibedakan menjadi 3 jenis adaptasi yaitu: 1. Adaptasi by adjustment, yaitu 1. Sebagian besar penghuni menyatakan mudah dalam mendapatkan hunian di rumah susun karena selain memenuhi persyaratan, peran tim penyeleksi cukup besar. 2. Sebagian besar penghuni
13 17 September 2011 (hal ). penghuni rumah susun terhadap lingkungan tempat tinggal 3. Untuk mengetahui dan menganalisis motivasi penghuni untuk memperoleh tempat tinggal setelah selesai jangka waktu tinggal di rumah susun. tindakan mengurangi konflik dengan menyesuaikan diri sehingga terjadi keselarasan antara lingkungan dengan individu. 2. Adaptasi by reaction, yaitu tindakan menolak atau melawan terhadap lingkungan dengan melakukan perubahanperubahan fisik lingkungan guna menambah keselarasan antara individu dengan lingkungan fisiknya. 3. Adaptasi by withdrawal, yaitu tindakan mengurangi tekanan lingkungan dengan melakukan migrasi atau pindah ke tempat lain. rumah susun beradaptasi by reaction terhadap lingkungan fisik. Hanya beberapa penghuni yang beradaptasi by adjustment terhadap lingkungan fisik. 3. Penyesuaian diri terhadap lingkungan sosial berupa interaksi antarpenghuni setelah tinggal di rumah susun relatif agak berkurang. Selain karena lelah untuk naik turun, sebenarnya mereka tidak ada waktu untuk berinteraksi secara intens. 4. Motivasi penghuni untuk pindah masih sangat kurang. Mereka masih mengharapkan unuk tetap dapat menempati rumah susun. 3. Rahim Abdul, Zaiton, Hariza, Ahmad (2012), Behavioral Adaptation of Malay Families and Housing Modification of Terrace Houses in Untuk melihat pola perilaku dan modifikasi rumah yang dilakukan penghuni terrace house sebagai akibat dari proses adaptasi Metode kuantitatif dengan cara wawancara personal, observasi dan re-view analitis terhadap denah dan potongan rumah pada 11 (Geertz, 1973), Budaya menciptakan norma-norma, dan karena itu, pengetahuan tentang konteks budaya memungkinkan seseorang untuk memprediksi perilaku masyarakat dalam Nilai-nilai budaya yang berlaku menyebabkan beberapa modifikasi ruang pada rumah terrace house, seperti: 1. Penambahan dan
14 18 Malaysia, Jurnal Procedia - Social and Behavioral Sciences 36 ( 2012 ) hal dan penyesuaian dalam menghuni rumah, serta mengidentifikasi alasan-alasan yang melatarbelakanginya. keluarga yang tinggal di terrace house (rumah deret). budaya tersebut. Rapoport dan Hardie (1991) menunjukkan bahwa budaya berubah seiring dengan lingkungan binaan. pengorganisasian ulang ruang lantai dasar 2. Penambahan luas ruang keluarga 3. Pengubahan karakteristik pintu dan jendela. 4. Os hara Omar, Erdayu, dkk (2010), Adapting by Altering: Spatial Modifications of Terraced Houses in The Klang Valley Area, Asian Journal of Enviroment Behaviour Studies Vol.1 no.3 (September 2010). 5. Lutfiah (2010), Perubahan Bentuk dan Fungsi Hunian pada Rumah Susun Paska Penghunian, Jurnal ruang Vol.2 nomor 2 Untuk menemukan bentuk-bentuk perubahan pada rumah susun sederhana sewa di Penjaringan, baik dari segi fisik maupun fungsional Metode kuantitatif dengan cara observasi dan wawancara informal, dimana peneliti berperan sebagai calon pembeli Untuk menemukan bentuk modifikasimodifikasi ruang yang dilakukan pada 50 rumah di area Klang Valley, Malaysia. Pendekatan rasionalistik (melihat kebenaran bukan hanya dari fakta lapangan namun juga melalui proses berfikir yang logis) dengan metode Vischer (2007) mengelompokkan kenyamanan pada tiga level yaitu: fisik, fungsional, dan psikologis. Habraken (1982), indikasi suatu perubahan fisik lingkungan terdiri dari 3 hal, yaitu: D. Penambahan (addition) yaitu penambahan suatu elemen di suatu site sehingga terjadi perubahan dari bentuk awal. Misalnya adalah penambahan 1. Adanya penambahan ruang yang menunjukkan adanya kebutuhan untuk meningkatkan kualitas privasi anggota rumah (misal: penambahan dapur basah untuk memasak dan mencuci). 2. Adanya renovasi pengubahan ruang yang menunjukkan adanya tingkat prioritas ruang yang berbeda (misal: pengubahan teras tamu menjadi ruang tamu). Hasil penelitian mengemukakan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada rusunawa terbagi atas 2, yaitu:. 1. Perubahan fisik meliputi perubahan jumlah ruang,
15 19 (September 2010). ruang huniannya, serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempeng-aruhinya. penelitian deduktif kualitatif (menggunakan teori umum (premis mayor) untuk menguji fokus penelitian (premis minor). pagar rumah sebagai bentuk adaptasi sosial penghuni E. Pengurangan/membuang (elimination) yaitu pengurangan suatu elemen di suatu site sehingga terjadi perubahan dari bentuk awal. Misalnya menghilangkan ruang teras belakang untuk mendapatkan area belakang rumah yang lebih luas F. Pergerakan/perpindahan (Movement). yaitu perubahan dari bentuk awal dengan cara memindahkan suatu elemen. Misalnya adalah memindahkan area untuk menjemur pakaian yang semula berada di belakang rumah, menjadi di depan rumah. perubahan material bangunan, dan penambahan material pada bagian bangunan. 2. Perubahan fungsional meliputi pengalihan atau pemadatan fungsi pada ruang-ruang tertentu (misal: penambahan jumlah ruang ke area balkon) 6. Terrazas, Carirllo, dkk (2014), Adjusting to New Places: International Student Adjustment and Place Attachment, Journal of College Student Development vol 55 Untuk mengetahui pengalaman hidup mereka dan keterikatan mereka dengan tempat yang baru. Metode kualitatif dengan cara wawancara personal untuk menjelaskan persepsi, pengalaman, dan keterikatan tempat para pelajar. (Easthope, 2004; Manzo, 2003, 2005; Mazumdar & Mazumdar, 2005; Proshansky et al., 1983), keterikatan tempat memiliki arti terikat kepada fisik bangunan melalui interaksi sosial atau kegiatan rutinitas atau pengalaman berharga. Hasil dari wawancara yang di dapat adalah para pelajar membangun makna baru tentang sekolah tersebut. Mereka juga menganggap kampus tersebut tidak memiliki cukup tempat yang cocok dengan diri mereka, budaya, hubungan emosional
16 20 no.7 (October 2014) 7. Lu, Xiao, dkk (2016), Construction Strategies of Public Activity Spaces in Residential Districts Based on Children s Activities, Journal on Landscape Research (March 2016) Untuk mengetahui hubungan antara aktivitas anak-anak dan ruang publik, bagaimana strategi untuk memanfaatkan ruang terbuka publik dan menciptakan ruang terbuka publik yang dapat memenuhi kebutuhan psikologi anak-anak. Metode kualitatif dengan cara studi literatur mencari teori-teori terkait dan kuantitatif dengan cara observasi. Furnham (1997), Culture shock adalah hasil dari kurangnya referensi, norma-norma sosial, dan aturan berinteraksi seseorang untuk membimbing dan memahami perilaku orang lain. Jan Gehl (1992), aktivitas adalah sebuah elemen atraktif. Hanya jika orang tetap berada di bangunan, atau kawasan perumahan, maka aktivitas tersebut akan menarik perhatian orang lain dan kemudian mereka akan berkumpul di lokasi terdekat. dan sosial, sehinga mereka cenderung menjadi homesick. Beberapa strategi dalam membangun ruang terbuka publik sesuai kebutuhan anak-anak diantaranya adalah: 1.Fasilitas harus berada di lokasi yang mudah untuk ditemukan anak-anak, 2. Jalur pedestrian yang didesain unik agar menarik perhatian anak-anak, 3. dll.
17 Kerangka Berpikir Adaptasi Penghuni Dengan Lingkungannya di Perumahan Dinas (Studi Kasus: Perumahan TNI AD Gaperta) FAKTOR-FAKTOR PENENTU V A R I A B E L EKONOMI HOBI SOSIAL I N D I K A T O R Profil penghuni Perilaku Penghuni Hubungan sosial antar-penghuni Perubahan/modifikasi pada rumah PROSES ADAPTASI PENGHUNI
Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal
TEMU ILMIAH IPLBI 2014 Adaptasi Perilaku dan Modifikasi sebagai Proses Menciptakan Hunian Ideal Bagi Penghuni Perumahan Massal Feni Kurniati (1), Hanson E. Kusuma (2) (1) Program Studi Magister Arsitekur,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
22 BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian Jenis metode penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif dengan metode deskriptif. Penelitian kualitatif digunakan untuk mencari studi-studi literatur
Lebih terperinciADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA
647 ADAPTASI SPASIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DABAG SLEMAN YOGYAKARTA SPATIAL ADAPTATION OF RESIDENT IN DABAG SIMPLE FLATS SLEMAN YOGYAKARTA Oleh: Muhamad Arif Afandi, Pendidikan Seni Rupa,
Lebih terperinciPERILAKU PENGHUNI RUMAH DOME DI PRAMBANAN, SLEMAN: ADAPTASI DAN ADJUSTMENT DI SETING BARU
Perilaku Penghuni Rumah Dome di Prambanan, Sleman hal 99-108 VOL.2 EDISI 3 2008 99 PERILAKU PENGHUNI RUMAH DOME DI PRAMBANAN, SLEMAN: ADAPTASI DAN ADJUSTMENT DI SETING BARU Mohammad Rusydi* Program Studi
Lebih terperinciKonsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya
Konsep Desain Partisi Dengan Sistem Modular Untuk Hunian Dengan Lahan Terbatas Di Surabaya Ratna Puspitasari 1, Faza Wahmuda 2 Jurusan Desain Produk, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email: ratna.puspitasari03@gmail.com
Lebih terperinciPerubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang)
Perubahan Konsep Dapur Hunian Akibat Kebutuhan Pengguna pada Perumahan (Studi Kasus: Perumahan Vila Bukit Tidar Malang) Umamah Al Batul 1 dan Rinawati P. Handajani 2 1 Mahasiswi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS III.1. Latar Belakang Pemilihan Tema Gambaran beberapa kata kunci dengan pengelompokan dalam tapak dan sekitarnya, dengan pendekatan pada tema : Diagram 3.1.Latar Belakang Pemilihan
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Karakteristik penghuni yang mempengaruhi penataan interior rumah susun
BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Dari hasil penelitian diketahui telah terjadi suatu pola perubahan pada unit hunian rumah susun sewa Sombo. Perubahan terjadi terutama pada penataan ruang hunian yang
Lebih terperinciASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG.
ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG. 1 ASPEK-ASPEK ARSITEKTUR BENTUK DAN RUANG 2 BENTUK alat untuk menyampaikan ungkapan arsitek kepada masyarakat Dalam Arsitektur Suatu wujud yang mengandung maksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam beraktivitas di ruang kota pasti akan disajikan pemandangan yang dominan berupa tampilan gedung-gedung yang merupakan karya arsitektur dan menjadi bagian
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP PEMANFAATAN RUANG PUBLIK DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PENGHUNI RUMAH SUSUN KOPASSUS DI CIJANTUNG S K RI P S I Untuk Memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1
Lebih terperinciPENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA
PENGARUH LINGKUNGAN BUATAN PADA PERILAKU MANUSIA Pia Sri Widiyati Program Studi Desain Interior Sekolah Tinggi Desain InterStudi Jl. Kapten Tendean No. 2 Kebayoran Baru Jakarta Selatan Abstrak Para ahli
Lebih terperinci1 A p a r t e m e n S i s i n g a m a n g a r a j a S e m a r a n g
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tempat tinggal merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Berbagai upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal ini, salah satu caranya adalah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Semakin berkembangnya negara Indonesia ini, tuntutan untuk memenuhi gaya hidup di kota-kota besar memaksa orang untuk bekerja lebih keras. Beban pekerjaan
Lebih terperinciUniversitas Gadjah Mada 1
MINGGU III 1.1. Pokok Bahasan : Pemahaman tentang fenomena perilaku 1.2. Sub Pokok Bahasan : Atribut Lingkungan, Teori Adaptasi Lingkungan, Adaptasi dan Tekanan Lingkungan: Kompetensi 1.3. Materi Pembahasan
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN KHUSUS
BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1981). Kondisi dualistik pada kawasan perkotaan di gambarkan dengan adanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Hampir seluruh kota di indonesia kini bersifat dualistik. Dualistik berarti telah terjadi pertemuan antara dua kondisi atau sifat yang berbeda (Sujarto, 1981). Kondisi
Lebih terperinciPENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik
BAB IV PENDEKATAN KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 4. 1 Pendekatan Konsep Dasar Perencanaan 4. 1. 1 Pendekatan Konsep Tata Ruang Makro Pendekatan konsep untuk tata ruang dan tata fisik bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Eksistensi Proyek. kota besar di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan jumlah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Eksistensi Proyek Meningkatnya kebutuhan akan rumah, terbatasnya lahan, serta tingginya nilai lahan menjadi fenomena umum yang terjadi hampir
Lebih terperinciIdentifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung Devi Johana Tania, Witanti Nur Utami Program Studi Magister Rancang Kota, Sekolah
Lebih terperinciKARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN
KARAKTER SPASIAL BANGUNAN KOLONIAL RUMAH DINAS BAKORWIL KOTA MADIUN Jurnal Ilmiah Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik Disusun oleh: PIPIET GAYATRI SUKARNO 0910651009 KEMENTERIAN
Lebih terperinciPRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG
PRINSIP PENATAAN RUANG PADA HUNIAN MUSLIM ARAB DI KAMPUNG ARAB MALANG 1 Ita Roihanah Abstrak Hunian merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari dasar kebutuhan hidup pertama manusia. Hunian berada pada
Lebih terperinciPERUBAHAN BENTUK DAN FUNGSI HUNIAN PADA RUMAH SUSUN PASCA PENGHUNIAN
PERUBAHAN BENTUK DAN FUNGSI HUNIAN PADA RUMAH SUSUN PASCA PENGHUNIAN Luthfiah Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako Abstrak Tinggal di rumah susun berbeda dengan tinggal di rumah kampung.
Lebih terperinciEVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA
EVALUASI BENTUK LAY OUT UNIT HUNIAN PADA RUSUN HARUM TEBET JAKARTA Susy Irma Adisurya Program Studi Desain Interior Fakultas Seni Rupa dan Desain Universitas Trisakti E-mail: susyirma@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciFasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2)
Fasilitas Komersial (Area Makan Lantai 1) (2) Gambar simulasi rancangan 5.30 : Area makan lantai satu bangunan komersial di boulevard stasiun kereta api Bandung bagian Selatan 5.6.3 Jalur Pedestrian Jalur
Lebih terperinciRenny Melina. dan bersosialisasi antara keluarga dapat terganggu dengan adanya kehadiran pekerja dan kegiatan bekerja di dalamnya.
Rumah + Laundry : Strategi Privasi pada Ruang Tinggal dan Bekerja Renny Melina sebagai tempat beristirahat dan bersosialisasi di antara anggota keluarga. Ketika rumah tinggal juga dijadikan sekaligus sebagai
Lebih terperinciPerubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo
Perubahan Pola Tata Ruang Unit Hunian pada Rusunawa Bayuangga di Kota Probolinggo Damianus Andrian 1 dan Chairil Budiarto 2 1 Mahasiswa Program Studi Sarjana Arsitektur, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK TERITORIALITAS RUANG PADA PERMUKIMAN PADAT DI PERKOTAAN
KARAKTERISTIK TERITORIALITAS RUANG PADA PERMUKIMAN PADAT DI PERKOTAAN Burhanuddin Fakultas Teknik Jurusan Arsitektur Universitas Tadulako bur_arch07@yahoo.co.id Abstrak Perkembangan kota yang begitu cepat
Lebih terperinciBAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar
BAGIAN 5 EVALUASI RANCANGAN 5.1. Kesimpulan Review Evaluatif Klien atau Pengguna atau Peserta Seminar Berdasarkan review yang diajukan oleh peserta seminar, terdapat pertanyaan yang paling mendasar mengenai
Lebih terperinciGENDER DALAM TERITORI
GENDER DALAM TERITORI Oleh Dina Fatimah Abstrak. Teritori merupakan suatu wujud pembagian wilayah kekuasaan. Teritori sangat berkaitan dengan pemahaman akan keruangan. Pada manusia, teritorialitas ini
Lebih terperinciTATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo)
TATA RUANG RUMAH DINAS TNI AL BERDASARKAN PRIVASI PENGHUNINYA (Studi kasus Perumahan Dinas Kompleks TNI AL Gedangan Sidoarjo) Dyan Agustin Jurusan Arsitektur/Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, UPN
Lebih terperinciAR 40Z0 Laporan Tugas Akhir Rusunami Kelurahan Lebak Siliwangi Bandung BAB 5 HASIL PERANCANGAN
BAB 5 HASIL PERANCANGAN 5.1 Konsep Dasar Bangunan yang baru menjadi satu dengan pemukiman sekitarnya yang masih berupa kampung. Rumah susun baru dirancang agar menyatu dengan pola pemukiman sekitarnya
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa dan data instrumen yang dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian yang dapat menjawab tujuan penelitian yaitu: 1. Seperti apa sense of place
Lebih terperinciSirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang
Sirkulasi Bangunan Rumah Tinggal Kampung Kauman Kota Malang Rosawati Saputri 1, Antariksa 2, Lisa Dwi Wulandari 2 1 Mahasiswa Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, 2 Dosen Jurusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gambar1.1 Kemacetan di Kota Surabaya Sumber: 25/4/
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada masa kini pola kehidupan manusia terlebih masyarakat kota besar atau masyarakat urban semakin modern, serba cepat, serba instan, sistematis, dan mekanis. Hal-
Lebih terperinciBUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA
BUPATI JENEPONTO PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI JENEPONTO NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG PEMANFAATAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO, Menimbang :
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI
BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA BERTINGKAT TINGGI 5.1. Konsep Pengolahan Lahan Rusuna Bertingkat Tinggi 5.1.1. Skenario Pengolahan Lahan Gambar 5.1. Skenario pengolahan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. maupun kewajiban mereka didalam Pasar Beringharjo. Sikap ini meliputi sikap
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Teritorial merupakan sikap bagaimana para pedagang berusaha melindungi hak maupun kewajiban mereka didalam Pasar Beringharjo. Sikap ini meliputi sikap kepada sistem teritori
Lebih terperincib e r n u a n s a h i jau
01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman
Lebih terperinciDAFTAR ISI. PROYEK AKHIR SARJANA... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR GAMBAR... ix. DAFTAR TABEL... xiii PENDAHULUAN Data Ukuran Lahan...
DAFTAR ISI PROYEK AKHIR SARJANA... i KATA PENGANTAR... ii LEMBAR PENGESAHAN....iv ABSTRAK... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xiii BAB 1 PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah...
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kawasan-kawasan strategis, perkembangan ini ditunjang dengan adanya tuntutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan sebuah kota terjadi dengan sangat pesat terutama sekali di kawasan-kawasan strategis, perkembangan ini ditunjang dengan adanya tuntutan dari kebutuhan
Lebih terperinciAPARTEMEN HEMAT ENERGI DAN MENCIPTAKAN INTERAKSI SOSIAL DI YOGYAKARTA DAFTAR ISI.
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL.. LEMBAR PENGESAHAN... CATATAN DOSEN PEMBIMBING... HALAMAN PERNYATAAN PRAKATA. DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR TABEL.. ABSTRAK. i ii iii iv v vii x xiii xv BAB I PENDAHULUAN..
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks
BAB III METODE PERANCANGAN Metode perancangan Rumah Susun pekerja ini menggunakan metode secara kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks permasalahan yang ada secara
Lebih terperinciBAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir
BAB IV : KONSEP 4.1 Konsep Dasar Table 5. Konsep Dasar Perancangan Permasalahan & Kebutuhan Konsep Selama ini banyak bangunan atau gedung kantor pemerintah dibangun dengan hanya mempertimbangkan fungsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang. merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bermukim merupakan salah satu cerminan budaya yang merepresentasikan keseluruhan dari teknik dan objek, termasuk didalamnya cara berfikir, lingkungan, kebiasaan, cara
Lebih terperinciBAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK
BAB III: TINJAUAN KHUSUS PROYEK 3.1. Latar Belakang Proyek Proyek adalah suatu pekerjaan yang unik untuk membangun (konstruksi atau di luar konstruksi) dengan satu tujuan penting yang dibatasi oleh bidang,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kampus sebagai lingkungan pendidikan (Learning Society) menjadi tempat untuk mahasiswa tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang aktif dan kreatif. Dalam proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Perkembangan zaman yang semakin maju menuntut manusia untuk dapat mengimbangi dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan. Saat ini, ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI
BAB VII KESIMPULAN, SARAN DAN KONTRIBUSI TEORI VII. 1. Kesimpulan Penelitian proses terjadinya transformasi arsitektural dari kampung kota menjadi kampung wisata ini bertujuan untuk membangun teori atau
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan. Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso
BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Proses Perancangan 3.1.1 Ruang Lingkup Penelitian Untuk Rancangan Penelitian tentang upaya Perancangan Kembali Pasar Karangploso Kabupaten Malang ini mempunyai ruang lingkup
Lebih terperinciPERILAKU ADAPTASI DAN ADJUSTMENT SANTRIWATI PADA KAMAR TIDUR KOMPLEK R1 PESANTREN AL-MUNAWWIR, KRAPYAK, YOGYAKARTA
PERILAKU ADAPTASI DAN ADJUSTMENT SANTRIWATI PADA KAMAR TIDUR KOMPLEK R1 PESANTREN AL-MUNAWWIR, KRAPYAK, YOGYAKARTA Faizah Khoirunnisa Azzahro fanizaisme13@gmail.com Martino Dwi Nugroho, S.Sn., M.A. joglo.tino@gmail.co.id
Lebih terperinciBAB III DESKRIPSI PROYEK
31 BAB III DESKRIPSI PROYEK A. Gambaran Umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut yang akan direncanakan dan dirancang adalah Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Kelas A yang akan menampung pasien rujukan dari
Lebih terperinciPENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI
PENATAAN INTERIOR UNIT HUNIAN RUMAH SUSUN SEWA SURABAYA SEBAGAI HASIL DARI PROSES ADAPTASI BERDASARKAN PERILAKU PENGHUNI Ratna Puspitasari 1 *, Muhammad Faqih 2, Happy Ratna Santosa 3 Pascasarjana Arsitektur,
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN
1 BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Site Plan Akses masuk ke site ini melalui jalan utama. Jalan utama tersebut berasal dari arah Cicaheum Bandung. Jalur mobil/ kendaraan di dalam bangunan dibuat satu arah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu upaya untuk peningkatan mutu pendidikan sebagai mana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 tersurat bahwa setiap satuan pendidikan jalur sekolah baik yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang anak sejak lahir tentu sejatinya membutuhkan kasih sayang yang diberikan oleh orang tua. Keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu dan saudara kandung
Lebih terperinciBAB I: PENDAHULUAN Latarbelakang.
BAB I: PENDAHULUAN 1.1. Latarbelakang Seiring dengan perkembangan Kota DKI Jakarta di mana keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah menjadi masalah dalam penyediaan hunian layak bagi masyarakat terutama
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Transformasi atau perubahan ruang komunal pada rumah susun berdasarkan kelebihan dan kekurangan pada rumah susun lain, sehingga didapat pola ruang komunal pada rumah
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita
BAB III METODE PERANCANGAN Perancangan merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahapan, dan tahapan tersebut memburtuhkan proses dalam jangka waktu yang tidak singkat. Menurut Booker perancangan
Lebih terperinciBAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA)
BAB V KONSEP DAN RANCANGAN RUANG PUBLIK (RUANG TERBUKA) 5.1 Sirkulasi Kendaraan Pribadi Pembuatan akses baru menuju jalan yang selama ini belum berfungsi secara optimal, bertujuan untuk mengurangi kepadatan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN
PASAR RUMPUT BAB V KONSEP PERANCANGAN V.1. Filosofi 1. Filosofi Dasar Pasar Rumput adalah kawasan yang menjadi kebutuhan yang seharusnya dapat memenuhi rutinitas kebutuhan masyarakat lingkungan, namun
Lebih terperinciBAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian tentang perilaku warga di rumah tinggal di kawasan pantai Purus kota Padang, maka telah di dapatkan jawaban tentang bagaimana orang
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT KENYAMANAN PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Oleh: Yohanes Wahyu Dwi Yudono Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan fisik,
Lebih terperinciJURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa : Jemmy Judul : Asrama Mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jumlah Halaman : 140 ABSTRAK Kota Jakarta merupakan pusat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN MODEL PENELITIAN Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka yang merupakan beberapa penelitian sejenis yang berupa skripsi/tesis ataupun jurnal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arsitektur Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup perancangan dan pembangunan keseluruhan lingkungan binaan,
Lebih terperinciMetodologi Penelitian (RA ) : Ir. Purwanita Setijanti. M.Sc. Ph.D : Ir. Muhammad Faqih. M.SA.Ph.D. Bagoes Soeprijono Soegiono
TRANSFORMASI FUNGSI RUANG HUNIAN AKIBAT USAHA BERBASIS RUMAH TANGGA Studi Kasus: Desa Jati Sumber, Kecamatan Trowulan. Kabupaten Mojokerto. Jawa-Timur. Metodologi Penelitian (RA 092304) Dosen Pembimbing
Lebih terperinciBAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour
BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Hasil perancangan Sekolah Dasar Islam Khusus Anak Cacat Fisik di Malang memiliki dasar konsep dari beberapa penggambaran atau abstraksi yang terdapat pada
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang
BAB III METODE PERANCANGAN Dalam perancangan Rumah Susun Sederhana Sewa, telah dilakukan berbagai metode perancangan yang bersifat analisa yang bertujuan untuk menunjang proses perancangan selanjutnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang a) Kelayakan Proyek Pengertian rumah sakit yaitu rumah tempat merawat orang sakit; tempat menyediakan dan memberikan pelayanan kesehatan yang meliputi berbagai masalah
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur yang didasarkan dengan perilaku manusia merupakan salah satu bentuk arsitektur yang menggabungkan ilmu pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kaum Petani dengan kultur agraris khas pedesaan Indonesia bermukim di perumahan dengan bentuk bangunan yang mempunyai tata ruang dan tata letak sederhana. Hampir seluruh
Lebih terperinciPERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO
PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP ATRIBUT SOSIALIBILITAS PADA SETING TANGGA DALAM HALL FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA - PURWOKERTO Oleh: Yohanes Wahyu Dwi Yudono Abstraksi Pemahaman suatu lingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa orang lain dan lingkungan sosial merupakan bagian yang memberikan pengaruh pada tugas perkembangannya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA. seperti pencapaian lokasi hingga lingkungan yang memadai.
BAB IV ANALISA IV.1. ANALISA ASPEK LINGKUNGAN IV.1.1. Analisis Pemilihan Tapak Penentuan tapak dilakukan melalui perbandingan 2 tapak yang dipilih sebagai alternatif dalam memperoleh tapak dengan kriteria-kriteria
Lebih terperinciPola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan
JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 6, No.2, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) G 319 Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan Sadida Aghnia dan I Gusti Ngurah Antaryama
Lebih terperinciKata kunci (keywords): arsitektur tropis, apartemen sewa
JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BINA NUSANTARA JAKARTA Nama Mahasiswa Judul Jumlah Halaman : Lindawati : Apartemen di Kemanggisan, Jakarta Barat : 105 halaman ABSTRAK Perkembangan kota Jakarta
Lebih terperinciBAB V EVALUASI PASCAHUNI
Eco Spatial Behavior Approach Of Settlement Occupancy 123 BAB V EVALUASI PASCAHUNI Snyder (1995) dan Laurens (2005), membagi evaluasi pascahuni menjadi tiga bagian, yaitu: 1) evaluasi teknis melalui penilaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN TAMAN BACAAN DI PATI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Eksistensi Proyek Kabupaten Pati terletak di daerah pantai Utara Pulau Jawa dan di bagian Timur dari Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan segi letaknya
Lebih terperinciKONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian masih tetap. penggunaan tanah sebagai pertimbangan utama, juga harus
BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5. 1 Konsep Dasar Perencanaan 5.1.1 Tata Ruang Makro A. Konsep Pola Ruang Rumah susun diharapkan akan menekan pembangunan perumahan di Kota Sleman dan lahan pertanian
Lebih terperinciDAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 TUJUAN DAN SASARAN...
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, diketahui bahwa keberadaan elemen-elemen fisik atau yang disebut juga setting fisik seiring dengan pergantian
Lebih terperinciTAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I. Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII
TAHAP-TAHAP PROSES PERENCANAAN DESAIN INTERIOR I Eko Sri Haryanto, S.Sn, HDII Alur Pemikiran Desain (1) TRIANGGULASI DATA DATA LAP OBYEK LATAR BELAKANG RUMUSAN MASALAH & BATASAN MASALAH TUJUAN & SASARAN
Lebih terperinciBAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Rumusan konsep ini merupakan dasar yang digunakan sebagai acuan pada desain studio akhir. Konsep ini disusun dari hasil analisis penulis dari tinjauan pustaka
Lebih terperinciBAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk
BAB III METODE PERANCANGAN Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk dijadikan metode serta acuan dasar perancangan arsitektur, baik secara umum maupun khusus terkait dengan rancangan
Lebih terperinciBentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Bentuk dan Konstruksi Bangunan Rumah Nelayan Rumput Laut, Kabupaten Bantaeng Pratiwi Mushar (1), Victor Sampebulu (1) tiwiarch19@gmail.com (1) Labo bahan, struktur dan kontruksi
Lebih terperinciTabel 1. 1 Target Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia Tahun ,7 Juta (61,8%) 5,85 Juta (19,37%) 12,85 Juta (42,43%)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1.1.1. Kondisi Taman Kanak-Kanak di Indonesia Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang. Kondisi ini menuntut Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat menjadikan kebutuhan ruang semakin tidak terbatas. Aktivitas masyarakat baik dari segi ekonomi, sosial, maupun yang lainnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1. 1 Haryoto Kunto, hal 82 2 Tim Telaga Bakti, hal 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Manusia sebagai makhluk hidup, memiliki sifat yang khas yaitu selalu bergerak dari satu tempat ke tempat yang lainnya sesuai dengan tujuannya, yaitu untuk memenuhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I. 1 Latar Belakang Saat ini industri perhotelan di Indonesia terus berkembang seiring dengan perkembangan dunia usaha yang ditandai dengan terus bertambahnya jumlah hotel yang ada. Dengan
Lebih terperinciBAB V KONSEP PERANCANGAN. Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini
165 BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1 Konsep Ide Perancangan Apartemen Sewa untuk Keluarga Baru (ASKB) ini menggunakan tema Arsitektur Perilaku, dimana subjek (manusia) dan lingkungan masing-masing berperan
Lebih terperinciPEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN
LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PEREMAJAAN PEMUKIMAN RW 05 KELURAHAN KARET TENGSIN JAKARTA PUSAT MENJADI RUMAH SUSUN Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang What attracts people most it would appear, is other people, kalimat ini dikutip dari William H. Whyte (1985). Salah satu indikasi suksesnya ruang publik adalah banyak
Lebih terperinciPersepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik
TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik Emmelia Tricia Herliana (1) Himasari Hanan (2) (1) Mahasiswa Program Doktor Arsitektur,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan perekonomian dan pembangunan di Indonesia yang didukung kegiatan di sektor industri sebagian besar terkonsentrasi di daerah perkotaan yang struktur dan infrastrukturnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seseorang akan mampu menilai banyak hal mengenai budaya seperti gaya hidup,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur merupakan produk budaya yang tidak lepas dari kehidupan manusia. Permukiman, perkotaan dan lansekap suatu daerah terbentuk sebagai hasil dari sistem kebudayaan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS EVALUASI KINERJA BANGUNAN
39 BAB II LANDASAN TEORITIS EVALUASI KINERJA BANGUNAN Permasalahan utama yang terjadi pada sekolah alam Star International Medan adalah munculnya respon ketidakpuasan dari pengguna terhadap kondisi sekolah,
Lebih terperinciBAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku
BAB V KONSEP DASAR 5.1 Konsep Perancangan Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion Park ini mencangkup tiga aspek yaitu: Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku Kriteria dalam behaviour
Lebih terperinciTINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA
TINGKAT KEPUASAN PENGHUNI RUSUNAWA TERHADAP FISIK DAN LINGKUNGAN RUSUNAWA DI SURAKARTA Masturina Kusuma Hidayati Magister Perencanaan Kota dan Daerah Universitas Gadjah Mada (UGM) E-mail : rimamastur6@gmail.com
Lebih terperinciASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA
LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA DI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SARJANA STRATA-1 UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN PERSYARATAN YUDISIUM UNTUK MENCAPAI
Lebih terperinci